undergraduate architecture portfolio 2012 - 2014

74

Upload: maria-nersiartista-putri

Post on 07-Apr-2016

239 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Studio Class Projects - Competitions - Live Sketches, Paintings, Posters.

TRANSCRIPT

Page 1: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 2: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 3: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

HOBBIES AND INTEREST

Music Yoga & MeditationGraphic Design ReadingSketching WritingPainting

COMPUTING LITERANCY

Drafting – AutoCAD3D Modeling - Google SketchupRendering – Vray for Sketchup + PhotoshopLayouting – Corel Draw

EDUCATION

2011 – present� Atma Jaya Yogyakarta University� � Bachelor of Architecture Engineering2008 – 2011� Stella Duce 2 Senior High School� � Yogyakarta – Indonesia

AWARD

Best Studio Project UAJY - STARS AWARD 2013 (Stars 3 Project)1st Winner - AGF Competition 2014 (Art Space as Urban Space) in Collaboration with Titus PanduBig 5 - Sinar Mas Land Young Architect Competition 2014 (Commercial Category) in Collaboration with Titus Pandu2nd Winner - Provident Residential Mid End 2014 (B-Chategory) in Collaboration with Titus Pandu

OTHER ACTIVITY

2011 – 2013� Violin Player at (pe) musik B01 Community2012 – 2013� Traditional Dancer at Dance Community of Engineering Faculty UAJY2013 – 2014� Coordinator of Biro HUMAS at Himpunan Mahasiswa Arsitektur Tricaka UAJY2013 – 2014� Coordinator of Divisi Keilmuan at Paguyuban Mahasiswa Arsitektur Yogyakarta (PAMIY)2013 - 2014 Lecturer Assistant (Architectural Presentation 1) at Atma Jaya University

MARIA NERSIARTISTA PUTRITahunan UH III / 131Yogyakarta 55167 – Indonesia+62 838 67 9494 [email protected]

date of birth� 21 November 1992ethnic group� Javanesenationaly� Indonesian

Page 4: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

PORTOFOLIOCONTENTS

03MUSEUM BATIK

“Intangible Heritage Batik Museum”Studio Arsitektur 5 - 2014

13TUGU TRAIN STATION

“Time Tunnel”Studio Arsitektur 6 - 2014

23PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

“Pusdiklat Multimedia”Studio Arsitektur 5 - 2013

31SANGGAR LUKIS ANAK

“Yoga Anyangga Yogi”Studio Arsitektur 4 - 2013

37SANGGAR TARI“Manunggaling Jagad”

Studio Arsitektur 3 - 2012

43ART SPACE AS A PUBLIC SPACE

“Adaptive Reuse Bioskop Indra”AGF Competition (1st Winner) - 2014

in Collaboration with Titus Pandu

51MALL AND APARTMENT

“The Lungs”Sinar Mas Land YAC (Finalist) - 2014

in Collaboration with Titus Pandu

57RESIDENTIAL MID-END

“C - House”Provident Development (2nd Winner) - 2014

in Collaboration with Titus Pandu

63OTHERS

“Live Sketch - Paintings - Posters”

“bekerja berjalan seiring irama bumi dan perjalanan roh jagad ini. mewujudkan cinta dan memenuhi sebagian cita-cita bumi.”

Maria Nersi - 22 tahun

Page 5: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

BATIK MUSEUMJl. Timoho Yogyakarta

2014

Page 6: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

Museum selain menjadi media untuk menampilkan suatu karya dari hasil proses peradaban tertentu memiliki peran untuk memunculkan kembali memori-memori tak benda dari peradaban tersebut (Anonim dalam Corsane 41). Museum merupakan dreamspace yang membawa pengunjungnya pada kenangan, emosi, perasaan, dan khayal yang direalisasikan melalui karya yang dipamerkan. Otensitas yang ditawarkan bukan lagi historical, melainkan visual. Segala sesuatu yang ditampilkan adalah nyata, sehingga tidak hanya keeksotisan karya yang dipamerkan sajalah yang menjadi daya tarik museum, melainkan makna yang terkandung didalamnya. Oleh karenanya, penyajian yang tematik dan informatif serta memberi kenyamanan dan kemudahan menjadi hal yang penting dalam museum.

INTANGIBLE HERITAGEMUSEUM BATIK

Menyajikan ruang secara tematik dan informatifdengan penyajian tema-tema ruang yang mampumembawa kembali memori kolektif peradaban.

MUSEUMBATIK PENGELOLA

MUSEUMBATIK PENGELOLA

LIBRARY LIBRARY

LOBBY

TRANSISI

MUSEUMBATIK PENGELOLA

LIBRARYCAFE

PENGELOLA

LOBBY

MUSEUMBATIKCAFE

MUSEUMBATIK

PENGELOLA

LOBBY

TRANSFORMASI ZONING.

Dibagi menjadi dua fungsi utama. Perpustakaan sebagai area mixed-use yangdigunakan oleh kedua pengguna fungsi utama

Ditambahkan lobby dan area transisiuntuk pengunjung museum.

Ditambahkan cafe sebagai fungsi pendukung. Perancangan museum batik yangsaling terintegrasi antar fungsinya

4

Page 7: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

1 ENTRANCE.

2 CAFE PARKING AREA.

3 DROP OFF.

4 MUSEUM PARKING AREA.

5 STAFF ENTRANCE (BACK DOOR).

6 TICKETING.

7 MAIN LOBBY.

8 TERRACE.

9 SERVICE LOBBY.

10 MANAGERIAL LOBBY.

LEGENDA

VEHICLE CIRCULATION

VISITOR CIRCULATION

STAFF CIRCULATION

VIP STAFF & VISITOR CIRCULATION

SITEPLAN1 2 4 8

SITEPLAN

CAFE

MUSEUMBATIK

LOBBY

KOLONIAL, kenangan masapenyebaran batik ke luar keraton.

TRANSISI, area persiapan.

SUASANA KAMPUNG PLERET, kampung pembatikan pertamapada masa Sultan Amangkurat II.

‘NEW’, suasana masa kini.

SUASANA RUMAH JAWA.

Disisipkan ruang-ruang tematik padafungsi museum dan pendukungnya

LEGENDA

ZONING

511

Page 8: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

1 DROP ENTRANCE.

2 FROM PARKING ENTRANCE.

3 MUSEUM AREA ENTRANCE.

4 INDOOR MUSEUM ENTRANCE.

5 BASEMENT MUSEUM ENTRANCE.

6 MAIN LOBBY.

7 CORRIDOR.

8 WORKSHOP/EXHIBITIONHALL ENTRANCE.

LEGENDA

SIRKULASI PENGUNJUNG

5

BASEMENT FLOOR PLAN1 2 4 8

ALUR SIRKULASI PENGUNJUNG

1

2

3

4

6

7

8

1ST FLOOR PLAN1 2 4 8

6

Page 9: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

PENCAHAYAAN & PENGHAWAAN

B - B’ SECTION1 2 4 8

A - A’ SECTION1 2 4 8

LUBANG ANGIN

7

Page 10: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

Sebelum masa kolonial, Batik Mataram merupakan busana yang hanya digunakan oleh keturunan kerajaan saja. Hingga pada masa kolonial, ketika Landa dianggap sebagai bangsawan, mulai menggunakan batik di luar lingkungan kerajaan sehingga banyak masyarakat biasa mulai tertarik dan memproduksi batiknya sendiri (batik rakyat).

Penggunaan langgam bangunan kolonial pada fasade merupaka representasi dari keluarnya batik dari keraton oleh bangsa kolonial.

FASADE KOLONIAL

PERSPEKTIF

8

Page 11: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

Sebagai area pemisah antara area publik ramai dengan area museum sepi, area transisi yang merepre-sentasikan hidup Manusia Jawa yang bertahap dari profan luar me-nuju sakral suci.(Y.B. Mangunwijaya, 1988.)

TRANSITION ZONE

PERSPEKTIF

9

Page 12: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

CAFE & SHOP

Cafe&Shop yang merupakan fungsi modern disajikansecara baru sesuai dengan fungsinya sehingga memberikan

pengalaman ruang yang berbeda sesuai denganperadaban yang diangkat.

EXHIBITION HALL & WORKSHOP AREAENTRANCE EXHIBITION HALL

PERSPEKTIF

10

Page 13: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 14: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 15: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

TUGU TRAIN STATIONJl. Mangkubumi Yogyakarta

2014

Page 16: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

Sebagai pengembangan sarana akomodasi pariwisata

dan bisnis di Yogyakarta, maka stasiun Tugu, selain

sebagai terminal pada moda transportasi darat,

dikembangkan menjadi stasiun yang modern secara

fungsi. Selain kelengkapan fasilitas standar, stasiun

dilengkapi dengan sarana penginapan berupa hotel

bintang 3. Fasilitas tersebut digunakan bagi

penumpang yang tiba pada malam hari atau ingin

transit cepat.

TIME TUNNEL.“Stasiun Tugu sebagai fasilitas transportasi di pusat

pengembangan kota. Transportasi sebagai salah satu

bentuk teknologi yang telah dan akan terus

berkembang. Kegiatan dan perkembangan ekonomi

masyarakat dan fasilitas transportasi akan saling

mempengaruhi satu sama lain, sehingga keduannya

harus mampu saling mendukung.

Penambahan massa bangunan pada stasiun tugu

tidak mengesampingkan kezamanan. Tidak di’lama-

lama’kan, tetapi jujur pada kezamanan. Sehingga

tercipta harmoni yang saling mendukung antara

lampau dan kini, menciptakan timeline zaman yang

terbaca jelas oleh pengunjung”

KAWASAN MALIOBOROKOMERSIAL

EKS. HOTEL TOEGOEBCB

RUKO MANGKUBUMIKOMERSIAL

PEMUKIMAN

OPEN SPACERECREATION

OPEN SPACERECREATION

FASILITAS PENGINAPAN

PEMUKIMAN

14

Page 17: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

MOTIVASI DIADAKANNYA KONSERVASI

Mempertahankan Warisan Budaya (untuk

mempertahankan identitas).

Menjamin terwujudnya variasi dalam

bangunan perkotaan (memiliki memori).

Nilai Ekonomis.

Sebagai Simbol.

NILAI KONSERVASI STASIUN TUGU.

ASTHETICNilai Estetika (skala 1 - 10) eksisting adalah 6 (cukup). Fasade

hall yang menjadi entrance yang secara frontal langsung ditemui

oleh pengunjung ketika memasuki site. Hanya saja, pada bagian

dalam (setelah hall), terjadi banyak perubahan yang

mengaburkan langgam dan karakter bangunan.

SCENICNilai Scenic (skala 1 - 10) eksisting adalah 5 (kurang). Stasiun

Tugu terletak di depan Hotel Toegoe yang juga merupakan

bangunan cagar budaya peninggalan Kolonial Belanda, secara

visual bangunan Stasiun Tugu dan Hotel Toegoe saling terkait.

Letak Stasiun Tugu yang dekat dengan Kawasan Malioboro (dan

hotel Inna Garuda) juga mampu saling memperkuat suasana.

Namun karena penataan kawasan yang tidak memperhatikan

hal tersebut, potensi scenic tersebut tertutupi oleh massa-massa

bangunan, pepohonan, serta street furniture lain yang berada

dalam kawasan buffer zone Stasiun Tugu.

HISTORICALNilai Historical (skala 1 - 10) eksisting adalah 7 (baik). Stasiun

tugu memiliki sejarah yang sangat penting bagi perkembangan

kota Yogyakarta. Dari pentuan letak stasiun yang merubah pola

kota Yogyakarta (axis mundi dikaburkan) hingga perubahan

langgam dan guna stasiun. Hanya saja, karena perubahan yang

terjadi, masyarakat kesulitan membedakan antara jejak

peninggalan dengan tambahan, sehingga kisah bangunan

Stasiun Tugu tidak dapat menceritakan kisah-kisah tersebut.

HISTORICALNilai Historical (skala 1 - 10) eksisting adalah 7 (baik). Stasiun

tugu memiliki sejarah yang sangat penting bagi perkembangan

kota Yogyakarta. Dari pentuan letak stasiun yang merubah pola

kota Yogyakarta (axis mundi dikaburkan) hingga perubahan

langgam dan guna stasiun. Hanya saja, karena perubahan yang

terjadi, masyarakat kesulitan membedakan antara jejak

peninggalan dengan tambahan, sehingga kisah bangunan Stasiun

Tugu tidak dapat menceritakan kisah-kisah tersebut.

ARCHEOLOGICALNilai Archeological (skala 1 - 10) eksisting adalah 3 (buruk).

Dalam pengembangan fisik Stasiun Tugu, variasi bangunan

pengembangan terlalu terfragmentasi antara fisik secara

fungsional, kepentingan pariwisata, dan sebagai bangunan

bersejarah, sehingga pengembangan yang terjadi terkesan

terpisah-pisah kepentingannya.

Pengembangan ruang fungsional hanya menambahkan seadanya

saja tanpa memikirkan langgam dan tujuan konservasi sehingga

masyarakat tidak lagi bisa membedakan langgam bangunan asli

dengan bangunan tambahan. Penambahan lapisan material

(seperti keramik, dll) pada tembok asli bangunan mengaburkan

ingatan dan pengetahuan masyarakat mengenai kesejarahan dan

langgam bangunan.

Penambahan ruang tunggu berupa pendapa Joglo yang bertujuan

memunculkan ciri khas kota Yogyakarta justru mengaburkan

langgam asli Stasiun Tugu yang sebenarnya sudah cukup iconic

bagi kota Yogyakarta.

ECONOMICNilai Economic (skala 1 - 10) eksisting adalah 8 (sangat baik).

Stasiun Tugu merupakan salah satu pusat pergerakan dan

pengembangan perekonomian masyarakat. Keberadaan stasiun

sangat mempengaruhi calon penumpang, pengguna stasiun

non-traveler, dan juga masyarakat sekitar. Nilai ekonomi dari

Stasiun tugu sudah sangat baik karena sudah mampu menarik

masyarakat dan sektor-sektor ekonomi kecil. Kegiatan di stasiun

membutuhkan sektor-sektor kecil tersebut dan begitu juga

sebaliknya. Hanya saja, kurangnya penataan membuat kawasan

terlihat kumuh dan dan kurang enak dipandang.

EDUCATIONAL&RECREATIONALNilai Educational&Recreational (skala 1 - 10) eksisting adalah 3

(buruk). Stasiun Tugu terletak di pusat pengembangan kota dan

berdekatan dengan kawasan inti lindung setempat: arkeologis

serta posisi bangunan sebagai bangunan cagar budaya kurang

memperhatikan aspek edukasi dan rekreasi. Dalam

pembangunannya tidak dirancang bahwa stasiun Tugu dapat

digunakan sebagai pusat edukasi budaya dan salah satu pusat

rekreasi. Berangkat dari hal tersebut, maka Stasiun Tugu akan

dirancang untuk fungsi dan nilai konservasi edukasi dan rekreasi

agar keberadaan Stasiun Tugu dapat dimanfaatkan masyarakat

lebih dari sekedar pusat pergerakan ekonomi dan transit moda

angkutan kereta api.

CIRCULATION & PARKING (additional element)

Sirkulasi dan Parkir merupakan elemen tambahan yang perlu

diperhatikan mengingat lokasi Stasiun di pusat kota dan dekat

dengan pusat-pusat penting kota yang cenderung ramai. Jalan

Mangkubumi merupakan jalan searah dan Jalan Malioboro

sebagai pusat ekonomi dan rekreasi wisatawan membuat lokasi

ini rawan kemacetan. Pintu Selatan menuju Stasiun Tugu (di

Jalan Pasar Kembang) tidak memiliki akses langsung menuju

dan dari pintu masuk utama, sehingga satu-satunya akses keluar

masuk adalah melalui Jalan Pasar Kembang (pintu utama hanya

melalui Jalan Mangkubumi).

15

Page 18: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

PLATFORM FACILITIES ZONE PLATFORM MAIN FACILITY - HOTEL

MIXED USE BUILDING.

RAILSTATION

HOTEL

16

Page 19: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

transition zonewaiting room-reading room

platformstation paid area

STASIUN HOTEL

MIXED USE(there is a relationship!!)

SPACES LINKED BYA COMMON SPACE

STASIUN HOTEL

MIXED USE - TRANSITION ZONE - ZONE 1&2 (STASIUN&HOTEL)

ACCESS&INTERCHANGE/ENTRANCE & FACILITIES AREA

17

Page 20: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 21: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

NONTON SEPUR.

train station park rail zone main entrance rail zone train station park

NONTON SEPUR.

Taman, sebagai sarana ‘nonton sepur’ bagi masyarakat. Selain

karena kurangnya ruang terbuka publik di Yogyakarta, taman

tersebut dapat digunakan oleh pedagang kaki lima (activity

support) untuk berjualan, dengan sepengawasan petugas

stasiun.

train station park.

Keberadaan taman akan mengundang masyakrakat (khususnya

masyarakat setempat) untuk berkunjung, sehingga diharapkan

dengan adanya taman ‘nonton sepur’ dapat pula meningkatkan

interaksi positif antar warga, terutama anak-anak.

train station park.

19

Page 22: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

MEMPERTEGAS FASADE STASIUN TUGU LAMA YANG BERATMATERIAL KACA - RINGAN

RECREATION AREASCENIC ROOM - MEMPERLIHATKAN PANORAMA SEKITAR

KAWASAN STASIUN TUGU YANG KHAS

PENAMBAHAN BANGUNAN BARUPENAMBAHAN BARU JUJUR TERHADAP WAKTU, SESUAI DENGAN NILAI ARKEOLOGIKAL KONSERVASI

GRADASI DARI LAMA KE BARUMENCIPTAKAN TIMELINE WAKTU AGAR MASYARAKAT DAPAT MEREFLEKSIKAN

MENGAPRESIASI MASA LALU BANGSANYA MELALUI BANGUNAN PENINGGALANDAN PENAMBAHANNYA

20

Page 23: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

old character new character

time tunnel

21

Page 24: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 25: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

PUSDIKLAT MULTIMEDIAJl. Ring Road Utara Yogyakarta

2013

Page 26: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Multimedia merupakan

tempat berlatih berbagai macam olah media untuk

meningkatkan kemampuan dan profesionalisme di bidang

jurnalistik dan komunikasi dalam meningkatkan animo

dan apresiasi masyarakat terhadap olah media Kemampuan

olah media analog dan digital merupakan hal yang dilatihkan

di PUSDIKLAT Multimedia.

PUSDIKLAT MULTIMEDIA.Dalam proses belajar, terdapat 4 aspek yang saling

terkait dan saling mempengaruhi satu sama lainnya,

yaitu: Iklim Sekolah, Manajemen Kelas, Karakter, dan

Pencapaian Akademis.

Iklim Sekolah adalah suasana dan atmosfer yang

tercipta untuk suatu proses pembelajaran, iklim sangat

mempengaruhi kualitas proses belajar karena Iklim

mempengaruhi sikap dan tanggapan siswa dalam

berproses. Suatu Iklim dikatakan baik bila sesuai dengan

arah pencapaian sehingga mendorong siswa-siswi

berproses da lam mencapai v is i mis i s is tem

pendidikannya.

JALAN RAYA RING ROAD

PUSDIKLAT

KALI OPAK

HUTAN

PERUMAHANGRIYA PERWITA SARI

24

Page 27: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

PENGARUH SEKOLAH.TERHADAP PERKEMBANGAN SISWA

Iklim pembelajaran dibagi menjadi dua elemen, yaitu:

iklim fisik dan iklim non-fisik. Iklim secara fisik

merupakan elemen yang mampu diselesaikan secara

arsitektural. Meski begitu, kedua elemen iklim

tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling

mempengaruhi satu sama lain.

IKLIM KARAKTER

MANAJEMENKELAS

PENCAPAIANAKADEMIS

IKLIMPEMBELAJARAN

FISIK NON-FISIKruangbentuk

nilai lokalsuasana

diharapkan dengan pengolahan fisik yang

mempertimbangkan aspek non-fisik, iklim

pembelajaran yang menjadi visi-misi pusdiklat

multimedia dapat tercapai.

LATAR BELAKANG

25

Page 28: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

ASRAMA.fasilitas pendukung utama pusdiklat

OFFICE.teacher&staff

ADMINISTRATION & FACILITIES.library & administration office

PUBLIC AREA.galery

ERNTRANCE.

26

Page 29: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

Terkait dengan peraturan daerah, bentuk massa bangunan yang terletak dekat dengan jalan utama mengalami kendala mengenai ketinggian bangunan maksimal dihitung 45 derajat dari garis terluar batas manfaat jalan sehingga tercipta bentuk sedemikian rupa.

Bentuk didapat dari perhitungan jumlah kebutuhan ruang Lobby dan ruang Pamer yang membutuhkan lebih dari satu lantai dan disesuaikan dengan peraturan daerah serta kondisi eksisting site yang berkontur.

Dinding yang tidak tegak lurus berguna untuk menciptakan suasana bebas - informal yang merupakan suasana yang dibutuhkan dalam proses pencarian ide kreatif. Selain untuk menciptakan suasana, dinding diarahkan pada daerah-daerah dengan view yang relatif baik.

HUTAN

KALI OPAKLOBBY DAN RUANG PAMER

27

Page 30: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

Lobby yang juga berfungsi sebagai ruang pamer. Dengan Galeri Mezanin untuk lantai dua, menciptakan ruang apresiasi karya yang tidak monoton.

LOBBY SEBAGAI GALERI

RUANG SANTAI ASRAMA

Terdapat ruang santai pada masing-masing lantai asrama. Sebagai ruang kumpul yang diharapkan dapat meningkatkan komunikasi antar penghuni asrama.

RUANG KELAS

28

Page 31: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 32: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 33: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

SANGGAR LUKIS ANAKJl. Bugisan Yogyakarta

2012

Page 34: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

Sebagai pusat pendidikan non-formal yang

mengembangkan kemampuan anak pada bidang

tertentu, Sanggar yang baik dapat memfasilitasi

peserta sesuai dengan kebutuhan tahap belajarnya

masing-masing agar materi yang disampaikan dapat

ditangkap sesuai dengan kemampuan peserta. Yoga

Anyangga Yogi pada bangunan sanggar diharapkan

dapat memberikan dorongan dan contoh bagi anak-

anak dalam mengkreasikan karyanya.

YOGA ANYANGGA YOGI.“Menurut Karl dan Charlote Buhler, proses belajar

anak dibedakan menjadi 3 tahap menurut kategori

umur, yaitu Dorongan belajar melalui pengenalan (2 -

4 tahun), Meniru / Imitasi melalui pengamatan dan

sosialisasi (5 - 8 tahun), dan Mengungkapkan hasil

belajar melalui eksplorasi dan eksperimen (9 - 11

tahun). Ketiga tahap tersebut harus dilalui tiap anak,

sehingga proses belajar yang ditawarkan di Sanggar

Lukis Anak Bugisan disesuaikan dengan tahapan

tersebut. Yoga Anyangga Yogi adalah konsep yang

berarti murid menirukan apa yang dilakukan gurunya.

Merupakan salah satu tahap awal proses belajar

anak.”

SITE

SEKOLAH MENENGAHMUSIK

SEKOLAH MENENGAHSENI RUPA

JALAN BUGISAN

32

Page 35: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

33

Page 36: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

ground oor plan upper ground oor plan

34

Page 37: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

Dengan material sederhana yang sering kali di temui digabungkan dengan bentuk-bentuk yang jarang

ditemui, maka anak-anak akan dicontohkan untuk berkreasi di luar kebiasaan menggunakan alat dan

bahan yang mudah dan sering kali mereka temukan dikehidupan sehari-hari.

Sanggar difasilitasi dengan galeri seni yang dapat dimultifungsikan sebagai ruang kegiatan, seperti:

lomba melukis/mewarnai, berkumpul untuk melakukan berbagai permainan, dan lain sebagainya.

Mengapa galeri seni?Dalam berkreasi, anak-anak butuh dikenalkan dengan tahap apresiasi sehingga dalam berkarya di

kemudian hari mereka mampu menghargai dan mengapresiasi karya orang lain demi perkembangan

dirinya sendiri. Dengan dipamerkannya karya, anak-anak akan menjadi lebih terpacu agar karyanya dapat

bersaing dengan karya lain, sehingga kompetisi sehat dapat terbangun di sanggar lukis bugisan ini.

YOGA ANYANGGA YOGI.

35

Page 38: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 39: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

SANGGAR TARI: MANUNGGALING JAGADJl. Solo Yogyakarta

ALIT

GEDE

2012

Page 40: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

Sebagai pusat pendidikan non-formal yang

mengembangkan kemampuan tari tradisional

Indonesia, sangar tari tradisional yang terletak di Tirto

Martani - Yogyakarta ini harus mampu membawa nilai-

nilai esensial nusantara, sehingga peserta sanggar

mampu sungguh-sungguh menjiwai peran tarinya.

Manunggaling Jagad sebagai konsep ketimuran yang

menjadi dasar pemikiran kebudayaan hampir di setiap

suku bangsa di Indonesia menjadi kontekstual jika

diterapkan di sanggar tari ini.

MANUNGGALING JAGAD.“Seseorang yang menarikan sesuatu harus mampu

menguasai teknik lahir maupun batin. Dalam filosofi

ketimuran (Indonesia), lahir terletak pada jagad alit

(mikrokosmos) dan batin terletak di jagad gedhe

(makrokosmos). Ketika menari, seseorang harus

mampu berada di mikrokosmos dan makrokosmos.

Dengan begitu, seorang penari berada dalam

kesadaran penuh, ia berada diantara sadar dan bawah

sadar. Untuk mencapai tahap tersebut, seseorang

harus melalui proses transformasi lahir dan batin,

yang disebut juga sebagai proses penggeseran

tingkat kesadaran.”

Jurnal Seni ISI Mei 1991

Arsitektur Nusantara, Laporan Seminar Tata Lingkungan Mahasiswa UI 1996.

JALAN JOGJA-SOLO

RS. PANTI RINI

SITE

38

Page 41: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

pelaku tari

transformasi

batinlahir

wiraga

wirama

wirasa

makrokosmosmikrokosmos

manunggaling jagad

tari

ruang tariadministrasi

r. gantir. pentas

r. tunggu

gazebo

ruang tari(out door)

Bentuk ruang merepresentasikan gerak tari yang dinamis. Kedinamisan tersebut

diperlihatkan pula dengan ruang-ruang yang terbuka yang cenderung sebagai

pernaungan), sehingga peserta dapat merasakan kedinamisan alam sekitarnya

(manunggaling jagad - ruang luar ruang dalam) untuk mencapai tingkat kesadaran

dalam konsep filosofi ketimuran yang tidak memisahkan diri dari alam.

“Di dalam keaadaan menari, seseorang tidak

lagi menjadi dirinya.” - Jurnal ISI Mei 1991

“Proses penggeseran tingkat kesadaran.” -

Allegra Synider 1974

“Orang yang menari harus bisa mengendalikan

diri dalam tingkat kesadaran penuh, ia berada

di antara sadar dan bawah sadar.” -

Suryobrongoto

transformasi.

ruang tariruang gantiruang pentas

39

Page 42: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

40

Page 43: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 44: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 45: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

ADAPTIVE REUSE BIOSKOP INDRAJl. Ahmad Yani Yogyakarta

in collaboration with Titus Pandu

2014

Page 46: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

HISTORIS --------------------------------------------------------------------Seni film di Yogyakarta bermula dari kolonialisasi Belanda. Bioskop dibangun sebagai pemenuhan kebutuhan menikmat film bagi warga Belanda maupun bangsawan pribumi. Tapi kini terpaksa tutup karena kalah menarik peminat film dibanding dengan bioskop masa kini. Oleh karena itu, pengembangan yang kami tawarkan bukan lagi sebagai bioskop konvensional, namun melihat kebutuhan masyarakat yang kini lebih membutuhkan wadah pemutaran film komunitas.

PAST. PRESENT.

FUTURE.

Masa Kolonial Belanda. Kelas menengah ke atas. Bioskop ternama dengan

film-film terlaris. Mengalami kejayaan hingga

tahun 1990-an

Pasca Kemerdekaan (Indra - Indonesia Raya)

Kelas menengah ke bawah. Mulai menurun polularitas-

nya setelah maraknya VCD dan munculnya bioskop kelas

nasional 21.

Semua kalangan, terutama komunitas film.

Bukan sebagai bioskop konvensional namun sebagai

Art Space:Pemutaran Film Komunitas

dan Gallery Dilengkapi dengan fasilitas

meeting area berupa cafe.

PAST PRESENT FUTURE

44

Page 47: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

Fokus Rancangan Bioskop Indra

Ekstensi Bioskop Indra

Rumah Pemilik

Lahan Parkir dikelola warga

Rumah disewakan

Halaman

Kompleks Bioskop Indra

jl. je

ndra

l a. y

ani

Pasar Beringharjo

Komplek bioskop indra total 7000m2 yang terdiri dari bioskop, rumah pemilik, dan rumah sewa. Site yang diambil fokus pada bangunan dan halaman bioskop indra. Bangunan memiliki luasan 1600 m2, pada rancang-an kali ini mengambil bagian halaman hingga studio 1 Bioskop dengan luasan 1000m2, sisa bangunan merupakan area ekstensi untuk pengembangan rancangan di kemudian hari.

TAPAK -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- DENAH EKSISTING ---------------------------------------------------------------------------------------

Lahan Parkir

Rumah Pemilik

Hal

aman

Studio 2

Lobby

Studio 1

Office

Lavatory

Bangunan Tetangga

TERRACECINEMA

TERRACE CINEMA TERRACECAFÉ

GALLERY

TERRACE CINEMA

CAFÉ

GALLERY

TERRACECAFÉ

GALLERY

RAMP

OLD NEW

PRESERVATION

NEW

NEW

PROGRAMING ------------------------------------------------------------------------------------------------

EKSISTING. INPUT NEW PROGRAM. ADAPTIVE REUSE.

CREATE MEZZANINE. OLD & NEW CONFIGURATION FINISH.

45

Page 48: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

PERSPEKTIF TAMPAK DEPANKomposisi bangunan baru yang ringan dan transparan menon-jolkan bangunan eksisting (pre-servasi) yang berat dan masif.

46

Page 49: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

TAMPAK BANGUNAN -----------------------------------------------------------------------------------------

O 2 5 TAMPAK TIMUR

SUASANA CAFÉ & GALERICafé dirancang melebur de-

ngan galeri. Konsep open plan akan menciptakan ru-angan yang lebih luas dan

sekaligus diharapkan mampu memancing minat pengun-

jung terhadap seni perfilman secara visual.

O 2 5 TAMPAK UTARA

O 2 5 POTONGAN A - A’

RG. PEMUTARAN FILM CAFÉ & GALERI

GALERI

TERAS

DENAH ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Teras

Galeri

Café

Rg. Pemutaran Film

Lavatory

Galeri Mezzanine

Denah Lt. 1

Denah Lt. Mezzanine

47

Page 50: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

3D SECTIONGOALPenyediaan ruang komunal untuk menikmati film dan meeting point da-lam arsitektur konservasi ini diharap-kan dapat mewadahi kebutuhan publikasi dan minat masyarakat ter-hadap film. Sekaligus melestarikan dan meningkatkan penghargaan masyara-kat terhadap pioneer pembentuk seja-rah film di Yogyakarta, Bioskop Indra.

AREA EKSTENSITahap ini revitalisasi dilakukan pada area entrance bioskop hingga studio 1 dengan luas-an + 1000m2.Area ekstensi (eksisting studio 2) memiliki luasan +600m2. Memiliki kemungkinan untuk pengembangan rancangan di masa yang akan datang.

RG. PEMUTARAN FILMRuang ini disetting menyeru-pai layout bioskop dahulu. Sehingga selain sebagai ajang publikasi karya, ruang ini mampu menjadi area nostal-gia, mengingat Bioskop Indra merupakan bioskop ternama pada jamannya.

CAFÉ & GALERICafé dirancang melebur de-ngan galeri. Konsep open plan akan menciptakan ruangan yang lebih luas dan sekaligus diharapkan mampu meman-cing minat pengunjung terhadap seni perfilman se-cara visual.

GALERI MEZANINRuang ini dirancang kekinian dan transparan, sebagai ben-tuk yang kontras merespon bangunan eksisting yang kla-sik dan masif. Komposisi berat - ringan serta cahaya ar-tificial pada ruang ini akan memberikan background yang mampu menonjolkan ba-ngunan eksisting.

ENTRANCEArea teras ini merupakan muka utama bioskop indra. Tampak bernuansa kolonial yang khas dipreservasi guna mempertahankan identitas Bioskop Indra.

48

Page 51: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 52: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 53: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

THE LUNGS - MALL APARTMENTBumi Serpong Damai

in collaboration with Titus Pandu

2014

Page 54: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

GSB, KDB, PEDS CUT& INTEGRATION.

MALL BUILDING PLAZA AS CENTER STREET LEVEL PLAZA ADD STUDY CENTER+ TOWER

AS INTERACTION CATALYST AS SHOPPING SENSE CATALYST

AS G - LIFESTYLE CATALYST AS EDUCATION CATALYST

Plaza sebagai ruang terbuka publik diinte-grasikan dalam mall, selain sebagai wa-dah interaksi bagi pengguna mall, plaza juga diorientasikan untuk publik. Menjadi ruang yang “People friendly, attracts different people at different times and for different purposes” (Tibbalds, 1992)., sehingga menjadi ruang yang lebih hidup dan bermakna.

Gubahan bentuk mall dirancang bersama-an dengan plaza. Deretan retail disusun secara centralize melingkupi plaza. Suasana kebersatuan ini diharapkan mampu membangkitkan gairah berbe-lanja pengunjung yang telah datang de-ngan berbagai latar belakang dan tujuan.

Plaza dirancang tidak hanya sebagai ruang publik namun juga menjadi green void, berperan sebagai paru-paru bangunan sekaligus berkontribusi untuk menghijaukan kawasan. Demikian juga diterapkan green void pada facade dan interior apartemen. Menciptakan iklim mikro yang sehat dan nyaman serta meningkatkan penghargaan masyarakat terhadap potensi alam.

Menimbang kawasan dikelilingi oleh fasi-litas pendidikan, kami merancang ruang pusat belajar dan perpustakaan untuk menjadi area meeting point pelajar yang juga dapat digunakan oleh non-penghuni apartemen. Hal ini diharapkan mampu membentuk komunitas belajar yang kuat dan juga berkontribusi untuk mencerdas-kan masyarakat.

52

Page 55: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

LUNGS PLAZAPlaza yang dilengkapi dengan maksimalnya ruang hijau diintegrasikan dengan tata ruang dalam sebagai pusat interaksi. Dengan memaksimalkan cahaya dan hawa alami serta membiarkan hujan jatuh pada area-area ter-tentu diharapkan mampu mendekatkan pe-ngunjung dengan alam, sekaligus meng-optimalkan hirup oksigen demi aktivitas yang lebih produktif. *

LUNGS PLAZAperspektif suasana

PLAZA AS NEW URBAN MEETING POINTPlaza sebagai ruang publik ditempatkan pada level jalan, visual yang optimal pada pusat kegiatan ini diharapkan mampu menarik berbagai kalangan untuk berkegiatan di dalamnya. Variasi kegiatan yang tinggi akan menciptakan ruang atau plaza yang lebih “hidup” (Shirvani, 1980). Retail mall digubah secara radial konsentris terhadap pusat kegiatan ini, diharap dapat merangsang shopping sense dari tiap individu.

LIVABLE COMMUNITY

NEIGHBORHOOD CONTEXTSite terletak dekat dengan berbagai tipologi yang me-mungkinkan jalur pedestrian berkelanjutan. Building edge terbentuk oleh pedestrian dan hubungan integra-si antar komplek. Pedestrian cut membentuk setback dan mengoptimalkan view terhadap mall & market dari jalan utama yang akan masuk ke dalam kawasan.

ATMAJAYA

PEDS CUT

SETBACK &

INTEGRATE

VEHICLE

APARTMENT

THE ICON

MARKET

SETBACK

INTEGRATION

MAINFACADE

STRATEGI PERANCANGAN

PLAZA AS CENTEROF ORIENTATIONPlaza ditempatkan sebagai pusat orientasi mall. Selain sebagai exhibition area, peletakan sirkulasi vertikal pa-da plaza akan meningkatkan aksesbilitas sehingga mampu menunjang kualitas plaza sebagai meeting point secara internal yang menciptakan lebih banyak kemungkinan untuk saling berpapasan dan interaksi.

INTERACTION CATALYSTGREEN AS NEW PLACE-MAKING SENSESirkulasi kontinyu dengan retail yang berhadapan. merupakan kekhasan mall. Lungs Plaza sebagai void hijau besar yang menyatukan seluruh retail mencipta-kan sensasi berbelanja yang baru. Looping circulation mengarahkan pengunjung untuk mengalami setiap suasana yang tercipta dari orientasi retail yang variatif.

PLAZA

RETAIL - PLAZA

LOO

PIN

G C

IRCU

LATI

ON

RETAIL - RETAIL

RETAIL - PLAZA

CONTROL DAYLIGHT& FRESH AIRRuang hunian yang terkontrol cahaya dan hawa alami yang nyaman akan menciptakan penghuni yang sehat dan berpola hidup ramah lingkungan. Sistem satu koridor satu lapis dengan void ini memungkinkan tiap kamar mendapatkan pencahayaan alami dan venti-lasi silang yang optimal.

GREEN AS IDENTITY

SUMBER ANGIN UTAMA

: TENGGARA

GR

EE

N V

OID

AS

FA

CA

DE

.

FACILITY ZONESTUDY CENTER

APARTMENT

ROOF PARK

MALL

STUDY CENTER AS MIXED USEPusat belajar dan perpustakaan menjadi area mixed use yang mengantarai mall dengan privasi apartemen. Area belajar yang luas dan terbuka terhadap roof park ini dapat dimanfaatkan oleh publik, khususnya pelajar. Kedekatan dengan alam ini mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif & produktif.

EDUCATIONAL CONTRIBUTION

53

Page 56: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

MALL & PARKING.ZONING DIAGRAM

APARTMENT.ZONING DIAGRAM

TRANSPORTASIVERTIKAL

INTEGRASI MIXED-USERUANG BELAJAR SEBAGAI AREA TRANSISI & MEETING POINTMall dan apartemen diintegrasikan secara vertikal dengan mall yang diletakkan di lantai dasar sebagai pemisah antara ruang dinamis -publik (jalan) dengan ruang statis-privat (apartemen). Mall yang diletakkan di lantai dasar menye-diakan akses sebesar-besarnya bagi publik, khususnya bagi peja-lan kaki.Ruang belajar dan perpustakaan selain sebagai area transisi mall-apartemen, kami tawarkan juga sebagai area meeting point pelajar yang dapat digunakan tidak hanya oleh penghuni apartemen tetapi juga bagi pelajar non-penghuni sehingga diharapkan mampu membentuk komunitas pelajar yang kuat.

Parkir ApartmenParkir MallServisAnchorMini AnchorRetailAtriumExhibition HallSirkulasiLaundry

Food & BeverageBook StoreGadgetFoodcourtLobby & Office ApartmentKamar ApartmentStudent CentreLibraryFitness Centre

LEGENDA

54

Page 57: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

SKEMA WARNA NATURALCiptakan suasana lingkungan yang segar dan produktif.

Sesuai dengan identitasnya yang mengadopsi ruang terbuka hijau publik sebagai ide desain, warna utama yang terbentuk adalah hijau yang tercipta dari kekayaan vegetasi dan biru sebagai warna langit yang direfleksikan kolam.

Hijau dan biru sebagai warna yang terbentuk oleh alam ini akan menciptakan suasana lingkungan yang segar dan produktif.

Warna material pelingkup bangunan tidak memalsukan biru atau hijau yang alami. Pemilihan warna kuning merupakan pertim-bangan warna analogous, sehingga tidak mengalahkan warna hijau dan biru namun saling menyatukan.

colorwheel

ANALOGOUSCOMPOSITION.

GREENVEGETATION

WHITEWALL

YELLOWPERFORATEDMETAL SKIN

BLUEWATER & SKY

AREA PROMOSI TERINTEGRASI DENGAN FACADE BANGUNAN.

Area Promosi Retail ditempatkan di balik secondary skin. Menghindari penataan promosi yang tidak terrencanakan dan berantakan.

ilustrasi ruang iklan retail.

POHONBerperan sebagai pemecah angin ke dalam bangunan. Memberikan kemungkinan tiap ruang kamar mendapatkan ventilasi silang de-ngan udara segar secara optimal.

O2

O2

O2

AREA PROMOSIANCHOR.

AREA PROMOSIRETAIL.

ROOF GARDENBerperan sebagai eks-tensi pusat ruang be la jar. Kedekatan dengan alam akan menciptakan lingku-ngan yang produktif.*Based on ATRIA SYSTEM by Todd Gritch, AIA, ACHA and Brian Eason,

GRASS BLOCK

KOLAMAngin yang melewati airakan membawa kesegaranevaporatif ke dalam bangunan.Ciptakan iklim mikro yg sejuk.

TAMANDeretan pohon sebagai barrieralami terhadap kebisingan jalandan udara panas kendaraan.Serta menghasilkan oksigen yangakan terbawa masuk ke dalam.

PLAZA SEMI TERBUKA

Memaksimalkan cahaya mata-hari, hawa alami, dan hujan ke dalam bangunan.Area juga berfungsi sebagai penangkap air hujan untuk ditampung dan atau diresapkan.

55

Page 58: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 59: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

C - HOUSEProvident Development

in collaboration with Titus Pandu

2014

Page 60: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

PERSPEKTIF EKSTERIORVIEW DARI JALAN UTAMA

PERMASALAHAN.

“Memberikan kesempatan penghuni untuk menjadi individu yangramah terhadap alam dan sesama.”

Rumah dengan denah layout C ini merupakan hasil sintesis dari konsep perancangan compact, menyediakan luasan yang lebih besar untuk courtyard. Menghadirkan ruang yang terbuka namun terzonasi dengan kompak sehing-ga mampu menciptakan kualitas ruang yang crowd-free atau bebas dari gangguan akustik dan visual.

C - HOUSEHidup di kota berkembang, pola individualitas semakin besar karena hilangnya kepercayaan terhadap individu di sekitarnya yang tidak lagi jelas asal – usulnya. Sehingga tidak jarang muncul kerinduan suasana hidup di kampung, hidup secara utuh sebagai manusia, berinteraksi dengan alam dan sesama.

Kedekatan dengan alam susah didapatkan ketika hidup di kota, harga tanah yang mahal seakan tidak memberikan kesempatan untuk menciptakan ruang hijau yang dapat dinikmati. Sosialisasi dengan sesama pun menjadi mati karena rancangan rumah yang pada umumnya semakin tertutup.

COURTYARDSebagai ruang hijau diletakkan di tengah, didekatkan dengan segala aktivitas ma-nusia dalam rumah. Memberikan kesem-patan yang besar untuk berinteraksi de-ngan alam pada setiap waktu.

CROWD-FREEMenciptakan ruang yang terbuka mampu merangsang penghuni untuk bersosialisasi dengan sesama, konsekuensinya, ran-cangan terbuka di lahan yang sempit perlu dilakukan zonasi yang mampu memisahkan zona publik hingga privat secara jelas. Se-hingga meskipun terbuka, dapat tercipta suasana yang bebas dari gangguan dan nyaman untuk tinggal.

COMPACTRancangan kompak merupakan jawaban atas dua kebutuhan di atas. Pengurangan luasan aktivitas demi mengutamakan court-yard disiasati dengan perancangan program yang efektif, ruang multifungsi, dan kon-sep open plan. Dipadu dengan zonasi yang tepat, menciptakan hunian yang nyaman untuk berinteraksi dengan alam, publik, dan keluarga, serta untuk beristirahat.

COURTYARD.

SEMI -

PUBLIK

PRIVAT

SERVISPUBLIK

CROWD-FREE.

COMPACT.

KONSEP PERANCANGAN

58

Page 61: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

PERMASALAHAN.

SERVIS

PUBLIC

CROWD

COMPACT ZONINGCROWD-FREE.

OPEN PLAN +MULTIFUNCTION

OPTIMIZING DAYLIGHT. THERMAL CONTROL.POOL EVAPORATION

TREES OXYGENTREES

POOL

SEMI -

PUBLIK

PRIVAT

CONVENTIONAL.LUAS LANTAI DASAR: 63 m

STRETCH + SUBSTRACTCENTRAL COURTYARD.

LUAS LANTAI DASAR: 63 m2

2

DENAH.

DENAH LANTAI 2DENAH LANTAI 1

TERAS+ 0.00

GARASI- 0.15

COURTYARD- 0.25

COURTYARD- 0.25

BEDROOM+ 0.03

BATHROOM- 0.03

SELASAR+ 0.00

MAIDBATHROOM- 0.03

MAIDBEDROOM

+ 0.03STORAGE+ 0.03

SHOESSTORAGE

LIVING ROOM+ 3.27

+ 3.24

KITCHEN +DINING ROOM

+ 3.27

MASTERBEDROOM

+ 3.30

MASTERBATHROOM

+ 3.27

KO

LAM

IKAN

KO

LAM

IKAN

A A’

B B’

C

C’

C

C’

11.5

8.00 8.00

2.40

1.10

2.50

2.50

1.00

1.00 3.50 1.50 1.00 2.00 4.00

2.00

2.00 1.00

59

Page 62: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

POTONGAN A - A’0 1 2 4

MAIDBEDROOM

+ 0.03COURTYARD- 0.25

BEDROOM+ 0.03

MASTERBEDROOM

+ 3.30DINING ROOM

+ 3.27LIVING ROOM

+ 3.27

COURTYARD- 0.25

POTONGAN B - B’0 1 2 4

COURTYARD- 0.25

KITCHEN +DINING ROOM

+ 3.27

GARASI- 0.15

POTONGAN C - C’0 1 2 4

MAIDBEDROOM

+ 0.03

MAIDBATHROOM- 0.03

KITCHEN + 3.27

LIVING ROOM+ 3.27

GARASI- 0.15

TAMPAK DEPAN KOPEL0 1 2 4

FACADE.

Tirai kayu pada facade selain berfungsi sebagai sun shading, perpaduannya dengan tangga yang mengarah pada pintu ma-suk menciptakan artikulasi fa-cade sebagai point of interest.TAMPAK BELAKANG

0 1 2 4

POTONGAN. TAMPAK.

60

Page 63: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

3D SECTION.

TANGGA KANTILEVER BETON

KAYU RENG

STRUKTUR BETONBERTULANG

Sebagai artikulasi fasade sekaligus sebagai shading.

Sebagai siasat struktur menghindari sempadan bangunan.

DINDING KACAElemen transparan untuk merangsang motivasi interaksi penghuni terhadap sekitarnya.

RANGKA ATAP BAJA

PONDASI BATU KALIDAN FOOTPLATE

RANGKA BAJA

ATAP ONDULINE

RAK KAYU BUILD-INCompact Program, sebagai upaya

menghindari ruang mati.

CENTRAL COURTYARDSelain sebagai sarana untuk

mendekat dengan alam, juga sebagai pemisah spasial antara

living room (semi-publik) de-ngan bedroom (privat).

PERSPEKTIF EKSTERIOR - MALAMVIEW DARI JALAN UTAMA

PERSPEKTIF EKSTERIORCOURTYARD BELAKANG.

PERSPEKTIF EKSTERIORCOURTYARD BELAKANG.

PERSPEKTIF EKSTERIORCOURTYARD TENGAH.

DETAIL MATERIAL. PERSPEKTIF.

61

Page 64: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 65: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

OTHERS2012 - 2014

Page 66: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 67: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

Masjid Agung Jawa Tengah - Juli 2012 Sam Poo Kong - Juli 2012 Watugong - Juli 2012

Borobudur - Juli 2013 Magelang - Juli 2012 Masjid Agung Surakarta - Oktober 2013

LIVE SKETCH

Page 68: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 69: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

PAINTINGS

67

Page 70: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 71: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

POSTERS

69

Page 72: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014

70

Page 73: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014
Page 74: Undergraduate Architecture Portfolio 2012 - 2014