ujian k3 fix

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan salah satu persyaratan untuk meningkatkan produktifitas karyawan, disamping itu K3 adalah hak asasi setiap tenaga kerja. Di era globalisasi dan pasar bebas Asean Free Trade Agement (AFTA) dan World Trade Organization (WTO) serta Asia Pasific Economic Community (APEC) yang akan berlaku tahun 2020, dan untuk memenangkan persaingan bebas ternyata kesehatan dan keselamatan kerja juga menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri di Indonesia. 1,2 Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hak dari setiap pekerja yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan karena pada dasarnya manusia selalu menginginkan dalam keadaan sehat dan selamat dimanapun berada bahkan juga tempat kerja, tempat dimana seorang menjalankan tugas dan kewajibanya. Dan setiap tempat atau unit-unit kerja mempunyai sistem dan cara yang berbeda-beda dalam penanganan tentang keselamatan kerja yang disesuaikan dengan tingkat keamanan dan keselamatan yang menjadi resiko kerja. 1,2 Pada dasernya sistem penanganan keselamatan kerja adalah sama yaitu untuk melindungi pekerja dari kecelakaan kerja, namun banyak alasan kenapa orang kurang

Upload: robbyzayendra

Post on 28-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hf

TRANSCRIPT

Page 1: Ujian k3 Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan salah satu persyaratan untuk

meningkatkan produktifitas karyawan, disamping itu K3 adalah hak asasi setiap tenaga

kerja. Di era globalisasi dan pasar bebas Asean Free Trade Agement (AFTA) dan World

Trade Organization (WTO) serta Asia Pasific Economic Community (APEC) yang akan

berlaku tahun 2020, dan untuk memenangkan persaingan bebas ternyata kesehatan dan

keselamatan kerja juga menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri

di Indonesia.1,2

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hak dari setiap pekerja yang harus

dipenuhi oleh setiap perusahaan karena pada dasarnya manusia selalu menginginkan

dalam keadaan sehat dan selamat dimanapun berada bahkan juga tempat kerja, tempat

dimana seorang menjalankan tugas dan kewajibanya. Dan setiap tempat atau unit-unit

kerja mempunyai sistem dan cara yang berbeda-beda dalam penanganan tentang

keselamatan kerja yang disesuaikan dengan tingkat keamanan dan keselamatan yang

menjadi resiko kerja.1,2

Pada dasernya sistem penanganan keselamatan kerja adalah sama yaitu untuk

melindungi pekerja dari kecelakaan kerja, namun banyak alasan kenapa orang kurang

memperhatikan akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja padahal kalau dilihat

secara seksama hal tersebut sangat berpengaruh pada sistem dan proses kerja, diantara

banyak alasan itu salah satunya karena faktor biaya yang menjadi tanggung jawab

perusahaan, faktor dari diri pekerja yang mempunyai mental tidak teratur, dan kurang

kenyamanan dalam pemakaian alat keselamatan kerja. Dari ketiga faktor tersebut harus

bisa ditangani secara singkron karena ketiga faktor tersebut merupakan elemen-elemen

dari sistem keselamatan kerja yang sangat menentukan baik buruknya sistem

keselamatan kerja dalam perusahaan.2,3

Kecelakaan kerja merupakan sesuatu yang paling tidak diinginkan oleh para

pekerja juga oleh perusahaan karena dengan adanya kecelakaan kerja akan terganggu

sustu proses kerja yang bisa mengakibatkan suatu kerugian pada perusahaan.

Kecelakaan kerja terjadi karena berbagai sebab dan kejadian itu tidak terlepas dari

Page 2: Ujian k3 Fix

ketiga faktor diatas yaitu faktor manusia sebagai pekerja, alat untuk pelindung dalam

keselamatan kerja dan perusahaan sebagai penyedia bahan untuk keselamatan kerja.

Proses terjadinya kecelakaan kerja telah kita ketahui seperti pada pokok pembahasan

diatas yaitu dari proses incident kemudian karena penanganan yang tidak baik bisa

mengakibatkan terjadinya accident.3

Sebab-sebab utama terjadinya kecelakaan kerja sangat bermacam-macam baik itu

dari diri pekerja, mesin sebagai alat kerja bahkan faktor-faktor lain dari luar lingkungan

kerja2,4

Secara umum kecelakaan kerja mengakibatkan kerusakaan pada barang yang

diproduksi, yang biasa kita sebut dengan barang “rijek” atau mengakibatkan kecelakaan

pada operator yang bekerja yaitu manusia. Kecelakaan yang terjadi pada barang

menyebabkan kerusakan hasil produksi yang mudah diperbaiki dan sulit diperbaiki,

sedangkan kecelakaan pada manusia dapat menyebabkan cacat baik fisik maupun

mental yang bersifat sementara dan permanen bahkan bisa juga menyebabkan kematian

pada diri pekerja.2,3

Page 3: Ujian k3 Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu sistem kerja yang baik dan

bijaksana seta bagaimana seorang pekerja dapat memelihara suatu tempat keja yang

baik. Sistem kerja yang dimaksud meliputi pekerja, mesin dan peraturan yang berlaku.

Tiga unsur pokok dalam K3 adalah Kesehatan, Keselamatan dan Kerja :1,2,3

1. Kesehatan

Setiap pekerja harus bekerja dalam kondisi dan situasi yang sehat baik sehat

jasmani, rohani maupun lingkungan yang sehat.

2. Keselamatan

Dalam setiap melakukan aktivitas kerja, seorang pekerja harus melakukan tindakan

yang sesuai dengan keselamatan dirinya agar terhindar dari kecelakaan kerja.

3. Kerja

Dengan bekerja pada situasi dan kondisi yang baik serta memperhatikan

keselamatan kerja maka akan tercipta situasi kerja yang kondusif dan harmonis yang

nantinya akan meningkatkan produktifitas kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan

mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses pengolahanya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran

disegala tempat kerja, baik di darat di dalam tanah di permukaan air maupun di udara.

Keselamatan kerja merupakan tugas dari semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja

adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lain dan juga masyarakat

pada umumnya dengan maksud dan tujuan untuk : 1,2

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatanya dalam melakukan pekerjaanya

untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional.

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

3. Sumber produksi dipelihara dan digunakan secara aman dan efesien.

Dari berbagai penjelasan yang telah terurai diatas dapat ditarik kesimpulan

bawasanya keselamatan kerja sangat penting dan sudah seharusnya dipenuhi oleh setiap

Page 4: Ujian k3 Fix

perusahaan karena dengan keselamatan kerja yang baik maka dapat meningkatkan

produksi dan produktifitas perusahaan. 1,2,3

Keselamatan kerja dapat membantu meningkatkan produksi dan produktifitas

perusahaan hal ini hal ini didasarkan atas : 1,2,4

1. Dengan tingkat keselamatan yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab

sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi sahingga pembiayaan yang tidak perlu

dapat dihindari.

2. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan ppemeliharaan dan penggunaan

peralatan kerja serta mesin yang produktif dan efesien dengan tingkat produksi dan

produktifitas tinggi.

3. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi yang

mendukung kenyamanaan serta kegairahan kerja. Sehingga faktor manusia dapat

diserasikan dengan tingkat efesiensi yang tinggi pula.

4. Praktek keselamatan tidak dapat dipisahkan dari keterampilan keduanya berjalan

sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial bagi kelangsungan proses produksi.

Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi dari

pengusaha dan buruh atau karyawan, hal ini akan membawa iklim keamanan dan

ketenaga kerjaan, sehingga sangat membantu bagi hubungan buruh dan pengusaha yang

merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi. 1,2,5

2.2 Kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja merupakan sesuatu yang paling tidak diinginkan oleh para

pekerja juga oleh perusahaan karena dengan adanya kecelakaan kerja akan terganggu

sustu proses kerja yang bisa mengakibatkan suatu kerugian pada perusahaan.

Kecelakaan kerja terjadi karena berbagai sebab dan kejadian itu tidak terlepas dari

ketiga faktor diatas yaitu faktor manusia sebagai pekerja, alat untuk pelindung dalam

keselamatan kerja dan perusahaan sebagai penyedia bahan untuk keselamatan kerja.

Proses terjadinya kecelakaan kerja telah kita ketahui seperti pada pokok pembahasan

diatas yaitu dari proses incident kemudian karena penanganan yang tidak baik bisa

mengakibatkan terjadinya accident. 1,3

Page 5: Ujian k3 Fix

2.2.1 Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja

Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut organisasi perburuhan internasional

tahun 1962 adalah sebagai berikut : 1,2,3

1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :

a. Terjatuh.

b. Tertimpa benda jatuh.

c. Tertekan benda.

d. Pengaruh suhu tinggi.

e. Kontak dengan bahan-bahan.

f. Jenis-jenis kelalaian.

2. Klasifikasi menurut penyebab :

a. Pembangkit tenaga terkecuali motor-motor tenaga listrik.

b. Mesin angkut dan alat angkut.

c. Peralatan lain (bencana bertekanan, alat listrik, alat kerja, instalasi. pendingin,

instalasi listrik).

d. Bahan-bahan atau material.

e. Zat-zat dan radiasi bahan peledak.

f. Lingkungn kerja.

3. Klasifikasi menurut sifat luka dan kelainan :

a. Dislokasi patah tulang.

b. Regang otot.

c. Memar.

d. Amputasi.

e. Keracunan mendadak.

f. Luka bakar.

g. Mati lemas.

h. Pengaruh listrik.

i. Pengaruh radiasi.

j. Luka-luka lain.

4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh :

a. Kepala.

b. Leher.

Page 6: Ujian k3 Fix

c. Badan.

d. Anggota atas.

e. Anggota bawah.

f. Banyak tempat.

g. Kelainan umum.

h. Letak lain yang tidak dapat dimasukan klasifikasi tersebut.

2.2.2 Proses Kecelakaan Kerja Menurut Hainrich

Menurut Hainrich ada 8 faktor yang menyebabkan yang terjadinya kecelakaan

kerja yang mana sebagian besar faktor tersebut datang dari diri seorang pekerja, diantara

faktor-faktor tersebut antara lain : 1,2,3,4

1. Un-Dicipline

Faktor ketidak disiplinan dari pekerja.

2. Training Not Good

Pelatihan sebelum pekerja melakukan aktifitas kerjayang kurang bagus sehingga

pada waktu kerja masih banyak hal yang belum dipahami oleh seorang pekerja yang

menyebabkan kecelakaan kerja.

3. Lack Tool / Equipment

Faktor peralatan yang digunakan dalam melakukan aktifitas kerja kurang baik dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

4. Machine protektor not good

Perlindungan mesin yang tidak sempurna dapat menyebabkan terjadinya accident.

5. Body protektor

Alat pelindung diri (APD) sangat diperlukakan untuk mengurangi resiko kecelakaan

dan sebagai alat pelindung apabila terjadi sesuatu yang membahayakan diri pekerja,

faktor ketidaklengkapan alat pelindung diri sebagai pemicu terjadinya kecelakaan

yang parah.

6. Lay out not good

Tata letak ruangan yang kurang bagus dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan

kerja, maka perusahaan perlu membuat lay out atau tata ruang yang bagus untuk

memudahkan aliran produksi juga untuk meminimalkan kecelakaan.

7. SOP not good

Page 7: Ujian k3 Fix

SOP yang tidak bagus dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

8. Emotion condition

Kondisi emosional dari seorang pekerja yang terlalau tinggi dan tidak bisa dikontrol

dengan baik dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Faktor emosi pekerja bisa datang

dari lingkungan.

2.2.3 Faktor-faktor Keselamatan Kerja :

Dalam menghindari suatu kecelakaan kerja maka kita terlebih dahulu harus

mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kecelakaan kerja dan upaya apa

yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja. Ada beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan keselamatan kerja diantaranya

yaitu : 1,2,5

1. Faktor manusia

Manusia sebagai kunci keberhasilan keselamatan kerja dalam suatu perusahaan.

Yang termasuk faktor manusia adalah pemilik perusahaan dan tenaga kerja atau

karyawan. Semua orang yang ada dalam perusahaan harus tahu bahwa pekerja

berkepentingan bukan hanya pada bagian produksi, mutu dan kualitas produksi tetapi

juga dalam keselamatan kerja.

Umumnya di perusahaan keselamatan kerja mulai dari manajemen puncak, baru

turun kebawah. Manajer juga harus memandang keselamatan kerja sebagai dari proses

bukan sebagai tambahan, serta wajib menjamin tidak terjadinya kondisi yang tidak

aman dan tidak nyaman.

Banyak manusia yang tidak menyadari bahwa keselamatan kerja adalah tanggung

jawab bersama untuk kepentingan bersama pula. Kesadaran tersebut tidak kalah

pentingnya bila dibandingkan dengan peraturan yang ditetapkan perusahaan atau

disiplin ketat yang dipaksakan. Memakai alat-alat keselamatan kerja atau perlindungan

dari yang telah ditetapkan dalam peraturan tanpa adanya kesadaran dari tenaga kerja

maka peraturan tersebut malah akan diabaikan. Mereka beralasan bahwa memakai alat

perlindungan perorangan tersebut akan membuat gerakan kurang leluasa pada saat

melakukan aktivitas, walaupun disetiap tempat telah tersedia poster-poster yang

berhubungan dengan keselamatan kerja untuk membangkitkan kesadaran mengenai

Page 8: Ujian k3 Fix

keselamatan kerja ini. Cara yang sering dilakukan untuk memasyarakatkan keselamatan

kerja antara lain :

a. Poster / gambar / plangkat.

b. Petunjuk / slide.

c. Ceramah / seminar.

d. Pameran / kampanye.

e. Mengadakan diklat keselamatan dan kesehatan kerja yang sistematis.

Biasanya kecelakaan kerja lebih banyak terjadi pada tenaga kerja yang baru

karena belum memahami pentingnya cara kerja yang aman. Oleh karena itu perlu

diadakan atau diberikan kepada mereka pendidikan dan lebih ditekankan kepada mereka

akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Faktor peralatan dan pekerjaan

Pada dasarnya semua bagian mesin yang bergerak, panel kendali dan alat-alat

perlindungan diri harus dirawat menurut kondisi bagian-bagianya bukan menurut waktu

pemakaianyan. Perawatan berdasarkan kondisi harus dijadikan asas pemeliharaan

semua peralatan guna mendeteksi sedini mungkin bagian-bagian mesin yang dapat

menimbulkan bahaya karena kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dalam waktu

sekejab mata, sehingga untuk menghindarinya perlengkapan dan peralatan yang ada

harus terlindungi dari kemungkinan berinteraksi dengan manusia dan peralatan lain.

Oleh karena itu bagian-bagian mesin yang berbahaya harus ditiadakan dengan

mengubah konstruksi atau memberi alat pelindung.

2.2.4 Pencegahan dan penatalaksanaan kecalakaan kerja secara umum

Kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja tentunya terjadi secara tidak sengaja.

Baik itu terjadi dari faktor manusia ataupun tenaga kerja sendiri, tempat kerja maupun

terjadi karena mesin-mesin produksi. Tetapi hal tersebut tidak mustahil adanya

pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat dicegah

dengan : 1,3,5

1. Peraturan perundang-undangan

Yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya,

perencanaan, konstruksi dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja

Page 9: Ujian k3 Fix

peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh latihan supervisi medis, PPPK

dan pemeriksaan kesehatan.

2. Standarisasi

Standarisasi yaitu penetapan standar resmi, setengah resmi atau tidak resmi

mengenai keselamatan kerja misalnya kondisi yang memenuhi syarat keselamatan,

jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek keselamatan dan kesehatan umum atas

alat-alat pelindung diri yang dipergunakan.

3. Pengawasan

Yaitu tentang dipatuhinya ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.

4. Penelitian bersifat teknik

Penelitian ini meliputi sifat dan ciri-ciri bahan bahaya, penyelidikan tentang pagar

pengamanan, pengujian alat-alat pelindung diri, penelitian tentang pencegahan

peledakan gas dan debu.

5. Riset medis

Meliputi penelitian tentang efek-efek fisikologi dan patologis faktor-faktor

lingkungan dan teknologis dan keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan

kecelakaan.

6. Penelitian pisikologis

Yaitu penelitian tentang pola-pola kejiwaan yang mengakibatkan terjadinya

kecelakaan.

7. Penelitian secara statistik

Yaitu untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya, mengenai

siapa saja, dalam pekerjaan apa dan apa sebab-sebabnya.

8. Pendidikan

Menyangkut pendidikan dalam kurikulum teknik, sekolah perniagaan atau kursus-

kursus pertukaran.

9. Latihan-latihan

Yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khususnya bagi tenaga kerja yang baru

dalam keselamatan kerja.

10. Penggairahan

Yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain untuk menimbulkan

sikap untuk selamat dalam bekerja.

Page 10: Ujian k3 Fix

11. Asuransi

Asuransi yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan

misalnya dalam bentuk pengurangan premi, yang dibayar oleh perusahaan, jika

tindakan keselamatan sangat baik.

Penatalaksanaan kecelakaan kerja dapat dilakukan melalui Perawatan Kesehatan

dan Pengobatan. perusahaan menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai untuk

mencukupi kebutuhan akan perawatan dan pengobatan terkait kecelakaan kerja

Page 11: Ujian k3 Fix

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Program K3 pada PT. Zayend Inti Corpora

Tenaga kerja dalam melakukan pekerjaanya akan behadapan dengan adnya

bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh mesin, alat kerja, material dari proses

pengolahanya, keadaan tempat kerja, lingkungan serta cara melakukan pekerjaan.

Menyadari bahaya yang timbul dapat mengakibatkan kecelakaan kerja yang nantinya

juga akan merugikan perusahaan. Maka sedini mungkin kecelakaan kerja harus dicegah.

Sesuai dengan hasil pengamatan lokasi kerja sangat potensial menimbulkan

kecelakaan kerja. Contoh kecil yang ada adalah kebisingan, pencahayaan, kadar debu

yang semuanya berada dalan nilai ambang batas serta percikan api. Pentingnya

keselamatan dan kesehatan kerja bagi semua karyawan, perusahaan harus menciptakan

suasana lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman.

Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan menyediakan

program kesejahteraan untuk para tenaga kerja. Macam-macam jaminan keselamatan

kerja di PT. Zayend Inti Corpora terdiri dari :

3.1.1 Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Pekerja

Program jamsostek yang diselenggarakan PT. Zayend Inti Corpora terdiri dari :

1. Jaminan kecelakaan kerja

Apabila ada karyawan yang mengalami kecelakaan kerja maka jamsostek akan

memberi santunan berupa keringanan biaya rumah sakit dan biaya obat-obatan.

2. Jaminan kematian

Jaminan kematian diperuntukan bagi ahli waris tenaga kerja yang menjadi peserta

Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian

diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya

pemakaman maupun santunan berupa uang. Pengusaha wajib menanggung iuran

Program Jaminan Kematian biaya pemakaman dan santunan berkala.

3. Jaminan hari tua

Jaminan hari tua berupa pemberian dana pensiun bagi semua karyawan.

4. Jaminan pemeliharaan kesehatan

Page 12: Ujian k3 Fix

Pada setiap karyawan diberikan keringanan biaya untuk pengobatan dan periksa.

5. Fasilitas makan

Karyawan mendapatkan fasilitas makan gratis satu kali pada jam istirahat.

6. Santunan kematian

Santunan berupa dana yang diberikan kepada karyawan yang anggota keluarganya

mengalami musibah (meninggal).

7. Santunan melahirkan

Santunan melahirkan ini diberikan setelah peserta menjalani masa tunggu 7 (tujuh)

bulan terhitung sejak tanggal menjadi peserta dengan penggantian biaya perawatan

sebesar 100% dari biaya sesuai dengan ketentuan dan batas maksimum atas

santunan yang telah ditetapkan.

8. Asuransi kecelakaan diluar jam kerja

Bagi karyawan yang mengalami kecelakaan diluar jam kerja tetap akan

mendapatkan asuransi.

3.1.2 Perawatan Kesehatan dan Pengobatan

Perusahaan mengerti betul akan pentingnya kesehatan untuk itu perusahaan

menyediakan fasilitas kesehatan yang berupa ::

1. Fasilitas poliklinik

PT. Zayend Inti Corpora menyediakan sarana poliklinik dengan beberapa dokter dan

suster untuk pengobatan para karyawan yang mengalami kecelakaan kerja dan

penyakit yang timbul akibat kerja.

2. Fasilitas biaya pengobatan

Jika dapat diatasi dengan poliklinik perusahaan maka biaya pengobatan akan

ditanggung perusahaan akan tetapi jika dirujuk ke rumah sakit maka perusahaan

akan menanggung beberapa persen biaya yang sudah disepakati.

3. Fasilitas periksa kesehatan

Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan secara berkala setiap tahun dan untuk itu

pimpinan perusahaan mewajibkan karyawan untuk memeriksa kesehatanya.

Page 13: Ujian k3 Fix

3.1.3 Stadarisasi Alat Pelindung Diri (APD)

Untuk menghindari timbulnya bahaya kecelakaan kerja maka perusahaan telah

berupaya semaksimal mungkin agar keselamatan kerja tetap terjamin. Untuk itu

berbagai cara telah ditempuh termasuk menyediakan alat – alat pelindung diri yang

harus dipergunakan oleh semua karyawan khususnya yang sudah masuk dalam

lingkungan produksi pada waktu menjalankan tugasnya. Sehingga dengan demikian

bahaya kecelakaan kerja akan dapat dihindari sekecil mungkin.

Alat pelindung diri yang disediakan PT. Zayend Inti Corpora meliputi :

1. Pelindung Kaki

Sepatu Safety pada umumnya dipergunakan untuk melindungi jari kaki dari timpaan

barang berat yang jatuh, yang dapat terjadi pada kecelakaan kerja, sehingga jari kaki

para pekerja dapat telindungi dari akibat yang fatal. Pada awal kemunculannya

safety shoes dibuat dengan dengan desain yang mirip dengan sepatu boots, tetapi

pada perkembangannya sepatu safety mengadaptasi model-model formal dan casual

yang biasa dipakai bekerja di kantor atau office maupun berjalan-jalan atau santai.

a. Mechanical safety shoes diberikan pada pekerja yang beresiko kejatuhan dan

terlindas benda berat dalam pekerjaan sehari-hari.

b. Electrical safety shoes diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap arus listrik

tegangan sedang dan rendah.

c. Safety boot diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap bahaya zat cair.

2. Pelindung Tangan

Diperkirakan hampir 20% dari seluruh kecelakaan yang menyebaabkan cacat

adalalah tangan. Tanpa jari atau tangan, kemampuan bekerja akan sangat berkurang.

Tangan manusia sangat unik. Tidak ada bentuk lain di dunia yang dapat

mencengkram, memegang, bergerak, memanipulasi benda seperti tangan manusia.

Karena tangan harus dilindungi dan disayangi.

Kontak dengan bahan kimia koustik atau beracun, bahan-bahan biologis, sumber

listrik atau benda benda dengan suhu yang sangat dingin atau sangat panas dapat

menyebabkan iritasi dan membakar tangan . bahan beracun dapat terabsorsi melalui

kulit dan masuk ke dalam tubuh.

Page 14: Ujian k3 Fix

APD tangan dikenal dengan safety glove dengan berbagai jenis penggunaanya.

Berikut ini adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak terbatas

hanya untuk melindungi dari bahan kimia.

a. Sarung tangan kulit diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap bahaya

panas.

b. Sarung tangan rubber diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap zat cair

yang berbahaya.

c. Sarung tangan kain diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap gesekan-

gesekan yang dapat menimbulkan luka pada tangan.

d. Sarung tangan elektrik diberikan pada pekerja yang beresiko melakukan

pekerjaan yang berhubungan dengan bahaya tegangan listrik.

3. Pelindung Pernafasan

a. Masker respirator kimia diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap bahaya

gas beracun.

b. Masker pasir diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap debu pasir atau

serbuk logam berat lainya.

c. Masker kain diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap debu-debu ringan.

Dipakai semua pekerja yang memasuki lingkungan dengan kondisi udara,

mengandung debu ringan yang melebihi nilai ambang batas yang telah

ditetapkan.

d. Masker asap diberikan pada pekerja yang berhubungan dengan kebakaran.

4. Pelindung telinga

a. Ear plug diberikan pada pekerja yang melakukan pekerjaan dengan tingkat

kebisingan antara 85-100 dB.

b. Ear muffs diberikan pada pekerja yang melakukan pekerjaan dengan tingkat

kebisingan diatas 100 dB.

5. Pelindung Tubuh

Pelindung tubuh atau baju kerja diberikan pada pekerja yang beresiko terkena

percikan api, bahaya zat cair, panas matahari, di tempat berdebu konsentrasi tinggi.

a. Wearpack diberikan kepada pekerja yang beresiko terkena panas matahari dan

debu kotor.

b. Appron diberikan pada pekerja yang melakukan pengelasan.

Page 15: Ujian k3 Fix

c. Jas laborat diberikan pada pekerja yang bekerja di WWT dan QC laborat.

d. Baju tahan panas diberikan pada pekerja yang beresiko terkena api dalam

melakukan pemadaman kebakaran.

e. Safety belt diberikan pada pekerja yang beresiko melakukan pekerjaan diatas

ketinggian.

6. Pelindung Kepala

Pelindung kepala dikenal sebagai safety helmet. Safety helmet memberikan

perlindungan pada kepala dari benturan benda keras, arus listrik, debu percikan api

dan lain-lain.

a. Penutup kepala dari kain diberikan pada pekerja dilokasi kerja yang beresiko

terhadap keselamatan kepala dan rambut.

b. Safety helmet diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap benturan benda

keras.

7. Pelindung Wajah

Pelindung wajah yang dikenal adalah googles. Goggles memberikan perlindungan

lebih baik dari pada safety glasses kerena goggles terpasang dekat dengan wajah dan

goggles mengitari area mata, goggles melindungi lebih baik pada situasi yang

mungkin terjadi percikan cairan, uap logam, serbuk, debu dan kabut.

a. Pelindung muka tipe WH 01 / WS 03 diberikan pada pekerja yang melakukan

pekerjaan pengelasan.

b. Pelindung muka tipe 10 F408CL diberikan pada pekerja yang melakukan

bongkar muat chemical.

c. Computer screen diberikan kepada semua komputer yang ada.

8. Pelindung Mata

Pelindung mata dikenal sebagai safety glasses. Safety glasses berbeda dengan kaca

mata biasa, baik normal maupun kir (prescription glasses), karena pada bagian atas

dan sisi kanan-kiri frame terdapat pelindung dan jenis kacanya yang dapat menahan

sinar ultra violet sampai persentase tertentu.

a. Kacamata tipe GCV 75 diberikan pada pekerja yang melakukan pekerjaan

dilokasi chemical.

Page 16: Ujian k3 Fix

b. Kacamata tipe GVM diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap keselamatan

mata dari serbuk besi (penggerindaan).

c. Kacamata tidak memantulkan cahaya dan titik fokus disesuaikan dengan

pemakainya, kacamata ini diberikan pada pekerja yang beresiko terhadap

percikan gram yang pekerjaanya dilakukan pengawasan yang teratur dan terus

menerus terhadap benda yang berputar.

9. Pemasangan Safety Poster

a. Safety poster mesin.

b. Safety poster larangan.

c. Safety poster kejadian darurat.

d. Sefety poster untuk himbauan.

3.1.4 Standarisasi Kejadian Darurat

Umumnya tempat kerja tidak pernah luput dari bahaya dan kejadian yang tidak

disagka-sangka (kejadian darurat). Menurut data kejadian darurat pada PT. Zayend Inti

Corpora yang sering terjadi adalah kebakaran, kecelakaan, ledakan yang diakibatkan

oleh mesin dll. Oleh karena itu maka pencegahan terhadap terjadinya kejadian darurat

adalah hal yang penting dan harus dilakukan. Untuk menekan resiko kejadian darurat

maka disediakan peralatan dan sarana, diantaranya terdiri dari :

1. Drum berisi pasir dan skop dilokasi rawan kebakaran dan tumpahan zat kimia.

2. Drum berisi air dan ember khususnya pada unit Blowing dan tempat-tempat rawan

kebakaran pada umumnya.

3. APAR (alat pemadam api ringan) yang ditempatkan pada seluruh perusahaan meliputi

office, gripag, kantin, gudang dan bagian produksi sesuai dengan kebutuhan dan

kegunaan masing – masing. Jenis APAR yang digunakan meliputi :

3.1 APAR kelas A ditempatkan pada tempat yang beresiko kebakaran tingkat A

seperti kebakaran pada dokumen -dokumen, kayu, kain, dsb.

3.2 APAR kelas B ditempatkan pada tempat yang beresiko kebakaran tingkat B

seperti kebakaran yang disebabkan oleh minyak, gas dan bahan cair lainya.

3.3 APAR kelas C ditempatkan pada tempat yang beresiko kebakaran tingkat C

seperti kebakaran yang disebabkan oleh listrik dan kebakaran yang berada didekat

listrik.

Page 17: Ujian k3 Fix

4. Box hydrant

4.1 Hydrant halaman ditempatkan diluar gedung atau di halaman.

4.2 Hydrant gedung ditempatkan didalam gedung.

5. Mobil pemadam kebakaran

6. Mobil ini harus selalu siap mengatasi kebakaran dari kebakaran ringan maupun

kebakaran besar. Mobil pemadam ditempatkan di office OHS yang terletak ditengah-

tengah lingkungan pabrik. Adapun pengoprasianya dilakukan oleh Satpam OHS yang

merangkap juga sebagai petugas Tim Tanggap Darurat yang telah dilatih.

7. Kotak P3K

8. Kotak P3K adalah kotak penyimpanan yang berisi obat-obatan untuk pertolongan

pertama pada kecelakaan. kotak P3K ditempatkan dan tersebar diseluruh lingkungan

perusahaan.

9. Pintu darurat

10. Pintu darurat adalah pintu keluar saat terjadi kejadian darurat. Pintu darurat dibuat di

semua bangunan perusahaan, termasuk pada bagian office.

11. Alarm bahaya

12. Alarm bahaya adalah penanda kalau ada kejadian darurat, Alarm akan berbunyi.

Alarm darurat ditempatkan diseluruh bangunan yang ada di perusahaan.

3.1.5 Pembentukan Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Yang dimaksud dengan panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja adalah

suatu badan yang dibentuk disuatu perusahaan untuk membantu melaksanakan dan

menangani usaha-usaha keselamatan dan kesehatan kerja yang keanggotaanya terdiri

dari unsur pengusaha dan tenaga kerja.

Syarat-sayarat pembentukan panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja

adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan mempunyai tenaga kerja lebih dari 300 orang wajib membentuk panitia

pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja dengan jumlah anggota 12 orang.

Jumlah tersebut terdiri dari 6 orang wqakil unsur pengusaha atau pimpinan

perusahaan dan 6 orang wakil tenaga kerja dan 2 orang diantaranya sebagai

sekertaris.

Page 18: Ujian k3 Fix

2. Perusahaan mempunyai tenaga kerja lebih dari 100 orang sampai 300 orang

karyawan wajib membentuk panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja

dengan jumlah anggota 6 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 3 orang wakil unsur

pengusaha atau pimpinan perusahaan dan 3 orang wakil tenaga kerja dan satu

diantaranya sebagai sekertaris.

3. Perusahaan mempunyai tenaga kerja lebih dari 50 orang sampai dengan 100 orang

dengan :

a. Tingkat bahaya yang tinggi wajib membentuk panitia pembinaan keselamatan

dan kesehatan kerja dengan jumlah anggota sesuai dengan butir 2 sebelumnya.

b. Tingkat bahaya yang rendah wajib mempunyai satu orang ahli keselamatan dan

kesehatan kerja.

Tugas pokok panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai suatu

bahan pertimbangan di tempat kerja ialah memberikan saran dan pertimbangan baik

diminta maupun tidak kepada pengusaha atau pimpinan perusahaan yang bersangkutan

mengenai masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

Fungsi panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja adalah menghimpun

dan mengelola segala data dan atau permasalahan keselamatan kerja dan kesehatan

kerja yang bersangkutan, serta mendorong ditingkatkanya penyuluhan, pengawasan,

pelatihan, dan penelitian keselamatan dan kesehatan kerja. Pimpinan perusahaan

melalui panitia-panitia pembinaan keselamatan kerja dan kesehatan kerja dapat

memberikan pengertian dan kesadaran kepada semua petugasnya tentang arti

pentingnya pelaksanaan pencegahan kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit

akibat kerja. Sebaliknya pihak tenaga kerja dapat pula mengemukakan pendapatnya

kepada pihak perusahaan atau pimpinan.

Page 19: Ujian k3 Fix

3.2 Faktor Penghambat Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja memiliki latar belakang sosial-ekonomi dan kultural yang

sangat luas. Tingkat pendidikan, latar belakang kehidupan yang luas, seperti kebiasaan-

kebiasaan, kepercayaan-kepercayaan, dll. Demikian juga keadaan ekonomi ada sangkut

pautnya dengan permasalahan keselamatan kerja tersebut. Dari hasil penyelidikan

ternyata menunjukan bahwa faktor manusia memegang peranan penting dalam

pelaksanaan keselamatan kerja dilingkungan PT. Zayend Inti Corpora, berupa :

1. Faktor manusia dapat berupa kelalaian atau kesalahan, kecerobohan, kurang disiplin,

tidak mentaati syarat-syarat keselamatan kerja yang telah ditetapkan baik oleh

perusahaan sehingga pekerja dapat melakukan tindakan yang bisa mencelakakan

dirinya sendiri dan tentunya lingkungan sekitar.

2. Pekerja yang bersangkutan tidak mampu atau kurang terampil dalam menggunakan

atau mengoprasikan alat-alat produksi.

3. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang keselamatan kerja para pekerja

disebabkan oleh beberapa aspek yang mempengaruhinya, antara lain :

a. Tingkat pendidikan yang rendah

Tingkat pendidikan rendah yang dimiliki pekerja membawa pengaruh sebab

kecenderungan tidak mengetahui kegunaan pemakaian alat-alat pelindung diri

untuk keselamatan para pekerja itu sendiri.

b. Sikap pekerja

Pekerja yang mempunyai kecenderungan bahwa pekerja dengan menantang

maut atau resiko dan ceroboh, lebih mudah dan lebih cepat, dan usaha

pencegahan kecelakaan tidak begitu penting sebab dia yakin atau percaya diri

untuk dapat menjaga dirinya sendiri dalam semua keadaan.

Page 20: Ujian k3 Fix

BAB IV

KESIMPULAN

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan upaya perlindungan bagi

keselamatan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan di tempat kerja, serta agar

sumber produksi dapat dipergunakan secara aman dan efisien. Kesehatan kerja ini

merupakan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor

yang merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu

lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.

Upaya K3 di PT. Zayend Inti Corpora meliputi tenaga kerja, cara/metode kerja,

alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini terkait dengan peningkatan,

pencegahan, pengobatan, dan pemulihan. Bahaya potensial di PT. Zayend Inti Corpora

dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang disebabkan oleh

berbagai faktor.

Pengendalian bahaya kecelakaan dan pernyakit akibat kerja dilakukan dengan

berbagai macam metode, yaitu membuat jaminan sosial dan kesejahteraan pekerja,

perawatan kesehatan dan pengobatan, stadarisasi alat pelindung diri (apd), standarisasi

kejadian darurat, pembentukan panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja serta

identifikasi faktor penghambat pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja

Page 21: Ujian k3 Fix

DAFTAR PUSTAKA

1. Chandra, B. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan & Komunitas. Jakarta, EGC.

2. Angkat, S. 2008. Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Pekerja

Bangunan Perusahaan X. Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.

3. Supriyadi, G. S. P. 2005. Penilaian Risiko Kecelakaan Pada Kegiatan di Bagian

Pengantongan PT. Semen Cibinong Tbk Bogor. Skripsi. Depok; Fakultas Kesehatan

Masyarakat UI

4. Supriyadi, G. S. P. 2005. Penilaian Risiko Kecelakaan Pada Kegiatan di Bagian

Pengantongan PT. Semen Cibinong Tbk Bogor. Skripsi. Depok; Fakultas Kesehatan

Masyarakat UI

5. Sartika. 2005. Gambaran Penggunaan Pelaksanaan Program Penggunaan Alat

Pelindung Diri di Bagian Produksi Non Penicillin di PT. Alphafarma. Laporan

Magang. Depok; Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI.