uji aktivitas sitotoksik kombinasi ekstrak etanol …eprints.ums.ac.id/64725/3/naskah...

15
UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) DAN LENGKUAS (Alpinia galanga) TERHADAP SEL MCF-7 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi Oleh : HELVIRA PUSPASARI K 100 130 015 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: doankien

Post on 05-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN

KEMANGI (Ocimum sanctum L.) DAN LENGKUAS (Alpinia galanga)

TERHADAP SEL MCF-7

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi

Oleh :

HELVIRA PUSPASARI

K 100 130 015

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

1

HALAMAN PERSETUJUAN

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK

ETANOLDAUNKEMANGI (Ocimum sanctum L.) DANLENGKUAS

(Alpinia galanga)TERHADAP SEL MCF-7

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

HELVIRA PUSPASARI

K 100 130 015

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pembimbing

Maryati, Ph.D., Apt

NIK. 871

i

2

HALAMAN PENGESAHAN

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK

ETANOLDAUNKEMANGI (Ocimum sanctum L.) DANLENGKUAS

(Alpinia galanga)TERHADAP SEL MCF-7

OLEH :

HELVIRA PUSPASARI

K 100 130 015

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji

Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Sabtu, 21 April 2018

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan penguji

1. Azis Saifudin, Ph.D., Apt (....................)

Ketua Dewan Penguji

2. Peni Indrayudha, Ph.D., Apt (....................)

(Anggota I Dewan Penguji)

3 Maryati, Ph.D., Apt (....................)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Azis Saifudin, Ph.D., Apt

NIK. 956

ii

3

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

dicu dalam naskah dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 30 Mei 2018

Penulis

(Helvira Puspasari)

iii

1

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN

KEMANGI (Ocimum sanctum L.) DAN LENGKUAS (Alpinia galanga)

TERHADAP SEL MCF-7

Abstrak

Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian didunia pada wanita,

termasuk Indonesia. Kemangi dan lengkuas merupakan tanaman yang berpotensi

dijadikan alternatif sebagai pengobatan pada penyakit kanker. Kemangi (Ocimum

sanctum L.)mengandung asam ursolat dan lengkuas (Alpinia galanga)

mengandung senyawa 1’-Asetoksikavikol asetat yang mempunyai aktivitas

sitotoksik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik

kombinasi ekstrak etanol kemangi (Ocimum sanctum L.) dan lengkuas (Alpinia

galanga) terhadap sel kanker MCF-7.Kemangi dan lengkuas diekstraksi dengan

metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Uji sitotoksik dengan ekstrak

tunggal dan kombinasi perbandingan (1 : 1) dibuat seri konsentrasi 500 ; 250 :

125 ; 62,5 ; 31,25 µg/mL dan aktivitas sitotoksik diuji menggunakan metode MTT

assay. Hasil uji sitotoksik menunjukan bahawa ekstrak etanol kemangi tidak

mempunyai aktivitas sedangkan lengkuas dan kombinasi ekstrak memiliki

aktivitas sitotoksik terhadap sel MCF-7 dengan IC50 secara berturut-turut

sebesar55,6; 123,9 µg/mL.

Kata kunci : Ocimumsanctum L., Alpinia galanga,sitotoksik, MCF-7

Abstracts

Breast cancer is one cause of death in the world in women, including Indonesia.

Ocimum sanctum L. and Alpinia galanga are plants that have the potential to be

used as an alternative to cancer treatment. The Ocimum sanctum L. contains

ursolic acid and Alpinia galanga containing the compound 1'-Acetoxycavikol

acetate having cytotoxic activity. This study was conducted to determine the

cytotoxic activity of botanical ethanol extract combination Ocimum sanctum L.

and Alpinia galanga against MCF-7 cancer cells.The Ocimum sanctum and

Alpinia galanga a were extracted by maceration method using 96% ethanol

solvent. A cytotoxic test with a single extract and a combination of comparisons

(1: 1) prepared a series of concentrations of 500; 250: 125; 62.5; 31,25 μg / mL

and cytotoxic activity was tested using MTT assay methodThe result of cytotoxic

test showed that basil ethanol extract, galangal and combination of extract had

cytotoxic activity against MCF-7 cells with IC50 respectively> 1000; 55.6; 123.9

μg / mL

Keywords: Ocimum sanctum L., Alpinia galanga, cytotoxic, MCF-7

1. PENDAHULUAN

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang menyebabkan kematian pada

perempuan (Jemal et al., 2007). Meskipun kemoterapi digunakan untuk

pengobatan pada kanker, tetapi salah satu masalah kemoterapi adalah sifat non

2

selektif dari obat kemoterapi yang menyebabkan efek samping (Parveen and

Sahoo, 2008). Maka perlu dicari obat antikanker yang lebih selektif yaitu dapat

melawan sel kanker tanpa merusak jaringan-jaringan normal. Tanaman obat dapat

menjadi alternatif dalam pengobatan kanker(Srisadono, 2008). Beberapa tanaman

yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai anti kanker antara lainkemangi dan

lengkuas.

Daun kemangitelah diteliti mengandung eugenol, euginal, asam ursolat,

carcacrol, linalool, limatrol, caryophillen dan antosianin. Eugenol merupakan

salah satu senyawa mayor dari ekstrak daun kemangi yang memiliki aktivitas

antikanker yang bekerja dengan mengganggu signalling pathway dari sel kanker

(Khuda-bukhsh et al., 2014). Uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak daun

kemangi memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel MCF-7 dengan IC50 6,95

µg/mL (Amalia, 2016).

Lengkuas (Alpinia galanga) mengandung senyawa fenilpropanoid1’-

Asetoksieugenol asetat,1’-Asetoksikavikol asetat, trans-pkumaril diasetat, 1’-

Hidroksikavikol asetat, trans-p-kumaril alkohol (Matsuda et al., 2005). Senyawa

1’- Asetoksikavikol asetat telah dilaporkan memiliki aktivitas sitotoksik terhadap

sel kanker payudara MCF-7 (Singh et al., 2014) dengannilai IC50sebesar 15,8

µg/mL (Puspitasari, 2016).Senyawa 1’-Asetoksikavikol asetat ini juga memiliki

aksi dalam penghambatan aktivasi NF-kB yang akan memicu aktifnya Cyclin D

(Ito et al., 2005). Pada penelitian ini dilakukan uji sitotoksik kombinasi ekstrak

etanol kemangi dan lengkuas untuk mengetahui sinergitas kombinasi ekstrak

terhadap sel MCF-7 secara in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

potensi aktivitas sitotoksik dari kombinasi ekstrak kemangi dan ekstrak lengkuas

terhadap sel MCF-7.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Alat dan bahan

2.1.1 Alat yang digunakan

Blender, bejana maserasi, rotary evaporator, waterbath (Heidolp), inkubator

CO2, mikroskop (Binder), oven, autoklaf, alat-alat gelas (Pyrex), oven, labu

3

takar, tissue culture flask, 96-well plate (Iwaki), counter, Laminar air flow (LAF)

(IsocideTM), mikropipet,Conical tube, ependorf, Elisa reader (Elx800 Bio

Tech).

2.1.2 Bahan yang digunakan

Kemangi dan lengkuas diperoleh dari Pasar Legi Surakarta, sel MCF-7 yang

didapat dari koleksi Laboratorium Kultur Sel Mamalia Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Etanol 96%, MediaDMEM, FBS 10%,

penisillin-streptomisin, PBS (phosphate buffer salin), MTT 5mg/mL dalam PBS,

SDS 10%, DMSO 1% dalam HCl 0,01 N, tripsin-EDTA (tripsin 0.25%),

2.2 Cara Kerja

2.2.1 Ekstraksi

Serbuk kemangi 92,8 gram dan lengkuas 137,8 gram dimaserasi menggunakan

etanol 96 % selama 3 hari,setiap hari dilakukan pengadukan, ekstrak cair

dikentalkan dengan rotary evaporator pada suhu 60°C dan dilanjutkan dengan

waterbath untuk memperoleh ekstrak kental.

2.2.2 Pembuatan Larutan Uji

Pembuatan larutan uji ekstrak tunggal

Sepuluh miligram ekstrak etanol kemangi dan lengkuas masing-masing

ditimbang dilarutkan dalam 100 L DMSO, disonifikasi selama 15 menit hingga

homogen kemudian ditambah media hingga 10 mL. Seri kadar larutan uji dibuat

dari larutan stok yaitu 500, 250, 125, 62,5, dan 31,25 g/mL dengan media kultur

DMEM (Junedi et al., 2009).

Pembuatan larutan uji kombinasi ekstrak etanol daun kemangi dan lengkuas

Ditimbang sejumlah ekstrak masing-masing 10 mg dicampur dengan

perbandingan (1:1) kemudian dilarutkan dengan DMSO 100 L, disonifikasi

hingga homogen dan ditambahkan media hingga 10 mL. Dari larutan induk

tersebut dibuat seri konsentrasi 500 µg/mL; 250 µg/mL; 125 µg/mL; 62,25

µg/mL dan 31,25 µg/mL untuk sel MCF-7 dengan menggunakan pelarut media

kultur.

4

2.2.3 Uji Sitotoksisitas dengan Metode MTT

Seratus mikroliter suspensi sel MCF-7 dimasukkan dalam 96-well plate dengan

kepadatan 5 x 104 dan disisakan 3 sumuran sebagai kontrol media. Sel diamati di

bawah mikroskop. Sumuran diinkubasi selama 24 jam menggunakan inkubator

CO2 5%. Sel diberi perlakuan ekstrak uji dengan konsentrasi (31,25; 62,5; 125;

250 dan 500 µg/mL) selanjutnya diinkubasi selama 24 jam. Media dibuang, lalu

ditambah dengan 100 µL larutan MTT dan diinkubasi selama 2-4 jam. Amati

kondisi sel menggunakan mikroskop. Jika kristal formazan telah terbentuk,

tambahkan SDS 10% dalam 0,1 N HCl sebagai reagen stopper. Plate lalu

diinkubasi ditempat gelap disuhu kamar semalaman. Absorbansi diukur

menggunakan ELISA reader pada panjang gelombang 550 nm. Selanjutnya

dihitung persentase sel hidup dan dilakukan perhitungan IC50(CCRC,

2009)Semakin besar absorbansi yang dihasilkan maka semakin banyak sel yang

hidup.

2.2.4 Analisis data

Analisis data dicari hubungan regresi linier antara log konsentrasi dengan % sel

hidup menghasilkan persamaan y=bx+a, IC50 dihitung dengan cara mensubtitusi

nilai 50 pada Y sehingga diperoleh nilai x dan nilai IC50 merupakan antilog x.

Berikut rumus perhitungan % sel hidup yang digunakan :

% sel hidup =

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Ekstraksi

Ekstraksi dari kemangi dan lengkuas dengan etanol 96% menghasilkan rendemen

secara berturut-turut 12,02% dan 21,6%. Ekstrak yang diperoleh selanjutnya diuji

aktivitas sitotoksik terhadap sel MCF-7.

5

Tabel 1. Rendemen ekstrak etanol daun kemangi dan lengkuas

No Keterangan Kemangi Lengkuas

1 Berat sampel (gram) 92,8 137,6

2 Berat ekstrak kental (gram) 11,16 29,74

3 Rendemen 12,02 % 21,61 %

3.2 Uji sitotoksik

Uji sitotoksik pada penelitian ini dilakukan dengan metode MTT assay. MTT

assay ini merupakan metode gold-standart pada pengujian sitotoksik (Tonder et

al., 2015).

Gambar 1. Morfologi Sel MCF-7 sebelum diberikan perlakuan (A) Sel MCF-7

sesudah diberikan perlakuan ekstrak kombinasi dengan konsentrasi 500µg/mL (B)

Sel MCF-7 setelah diberikan larutan MTT (C)

Pereaksi MTT adalah garam tetrazolium yang bisa dipecah menjadi kristal

formazan oleh sistem suksinat tetrazolium reduktase yang terdapat dalam jalur

respirasi sel pada mitokondria pada sel yang hidup. Kristal formazan memberikan

warna ungu yang dapat dibaca absorbansinya dengan menggunakan ELISA

A B

C

6

reader. Semakin besar intensitas warna ungu maka jumlah sel hidup semakin

tinggi (Fitriasari et al., 2009). Kristal formazon bersifat basa dan tidak larut

sehingga ditambahkan SDS 10% dalam HCl 0,01 N agar garam dapat larut, HCl

berfungsi untuk menghentikan reaksi enzimatik dan merubah warna merah fenol

dalam media sel menjadi kuning, sehingga proses pembacaan formazan tidak

terganggu (Syafhan, 2005).

Tabel 2. Hasil uji sitotoksik ekstrak tunggal dan kombinasi pada sel MCF-7

No Sampel IC50 (µg/mL)

1 Ekstrak daun kemangi - 2 Ekstrak lengkuas 57,37 3 Kombinasi ekstrak 123,9

Tabel 3. Pengaruh perlakuan ekstrak daun kemangi terhadap MCF 7

Konsentrasi

(µg/mL)

Log

konsentr

asi

% sel hidup SD

Data 1 Data 2 Rata-rata

31,25 1,495 101,1 105,4 103,2 1,7 62,5 1,796 97,5 98,6 98,0 0,8 125 2,097 93,5 94,4 93,9 0,6 250 2,398 96,6 82,0 89,3 10,3 500 2,699 94,1 81,7 87,9 8,7

Gambar 2.Pengaruh Ekstrak Etanol daun kemangi (Ocimum sanctum L.) Terhadap

Sel MCF-7

Pada uji sitotoksik daun kemangi konsentrasi tertinggi(500µg/mL)

menghasilkanpersen sel hidup sebesar 87,9% dan konsentrasi terendah (31,25

7

µg/mL) menyebabkan persen sel hidup 103,2% terlihat bahwa semakin tinggi

konsentrasi ekstrak maka persentase sel hidup semakin rendah(Tabel 3).Hasil

tersebut menunjukkan adanya dose dependentresponse yaitu terjadi penurunan

jumlah sel hidup dengan peningkatan konsentrasi ekstrak.

Kandungan senyawa yang mempunyai aktivitas sitotoksik pada daun

kemangi yaitu asam ursolat. Asam ursolat termasuk dalam golongan senyawa

terpenoid (triterpen)(Las, 2001).Uji sitotoksik pada ekstrak etanol daun kemangi

terhadap sel MCF-7 pada penelitian ini tidak mempunyai aktivitas sitotoksik

dengan IC50 sebesar >1000 µg/mL. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelian

sebelumnya yang melaporkan bahwa ekstrak etanol daun kemangi memiliki

aktivitas sitotoksik pada sel MCF-7 dengan nilai IC50 6,95 µg/mL dan176,37

µg/mL(Amalia, 2016; Husna, 2018)

Penyebab perbedaan hasil data yang diperoleh disebabkan asal

pengambilan sampel sehingga adanya variasi kandungan senyawa. Kelarutan

ekstrak etanol daun kemangi juga mempengaruhi, pada sampel uji ekstrak agak

sukar larut didalam media dengan bantuan vortexkemudian diperlukan waktu

sekitar 20 menit untuk di sonikator untuk melarutkan sampel ekstrak. Faktor

kelarutan sampel ini penting karena sebagai syarat sampel dapat di uji ke kultur

sel harus larut dalam media, dan kelarutannya dibantu oleh cosolvent DMSO.

Menurut (Balantyne et al., 1999)senyawa dikatakan poten apabila nilai

IC50<100 µg/mL, aktivitas sitotoksik moderat jika memiliki nilai IC50>100 -

<1000 µg/mL, dan tidak mempunyai aktivitas sitotoksik jika nilai IC50> 1000

µg/mL. Senyawa dengan aktivitas sitotoksik potensial dapat berfungsi sebagai

agen antikanker, sedangkan kelompok sitotoksisitas moderat dapat

digunakansebagai kemoprevensi untuk mencegah dan menghambat pertumbuhan

sel kanker.

8

Tabel 4.Pengaruh perlakuan ekstrak etanol lengkuas terhadap MCF-7

Konsentras

i (µg/mL)

Log

konsentra

si

Absorbansi Sel SD

Data 1 Data 2 Rata-

rata

31,25 1,495 79,2 81,1 80,1 1,4 62,5 1,796 44,8 47,6 46,2 2,0 125 2,097 2,0 3,7 2,8 1,2 250 2,398 -0,8 1,4 0,3 1,6

Gambar 3.Pengaruh Ekstrak Etanol lengkuas (Alpinia galanga) Terhadap Sel

MCF-7

Pengujian aktivitas sitotoksik pada lengkuas diperoleh IC50 sebesar 57,37

µg/mL. Dari pengujian dapat disimpulkan bahwa ekstrak lengkuas memiliki

aktivitas sitotoksik pada sel MCF-7. Aktivitas sitotoksik ekstrak etanol lengkuas

yang didapat dari pasar Legi, Beringharjo dan Wonogiritelah diteliti pada sel

MCF-7 dengan nilai IC50secara berturut-turut sebesar 15,8 µg/mL; 8,23 mg/mL

dan 1,99 mg/mL, dari penelitian tersebut dapat dilihat ekstrak etanol lengkuas

yang memiliki aktivitas sitotoksik dari pasar Legi sedangkan pasar Beringharjo

dan Wonogiri tidak memiliki aktivitas sitotoksik (Puspitasari, 2016), sedangkan

pada penelitian ini didapat hasil pengujian sitotoksik terhadap sel MCF-7

diperoleh IC5057,37 µg/mL, maka dapat disimpulkan adanya perbedaan nilai

IC50dari kedua penelitian tetapi masih termasuk kelompok senyawa yang

mempunyai aktivitas sitotoksik poten terhadap sel MCF-7. Lengkuas memiliki

kandungan senyawa metabolit sekunder fenilpropanoid. 1’-Asetoksi kavikol asetat

(ACA) yang dilaporkan mempunyai aktivitas sitotoksik dan

9

antiproliferatif.senyawa 1’-Asetoksi kavikol asetat berpengaruh terhadap hasil

nilai IC50. Perbedaan daerah penanaman lengkuas mempengaruhi keragaman

karakter morfologi rimpang, hasil panen dipengaruhi waktu panen, dan kualitas

kandungan senyawa kimia (Bermawie, 2012).

Tabel 5. Pengaruh perlakuan ekstrak etanol kombinasi kemangi dan lengkuas

terhadap sel MCF-7

Konsentras

i (µg/mL)

Log

konsentra

si

% sel hidup SD

Data 1 Data 2 Rata-

rata

31,25 1,495 98,0 99,2 98,6 0,8 62,5 1,796 81,1 76,6 78,9 3,2 125 2,097 44,8 45,1 44,9 0,2 250 2,398 13,8 17,5 15,6 2,6 500 2,699 10,7 9,9 10,3 0,6

Gambar 4. Pengaruh kombinasi Ekstrak Etanol daun kemangi (Ocimum sanctum

L.) dan Lengkuas Terhadap Sel MCF-7

Hasil pengujian sitotoksik kombinasi ekstrak etanol kemangi dan lengkuas

terhadap sel MCF-7 diperoleh IC50 sebesar 123,7 µg/mL. Dibandingkan dengan

ekstrak tunggal kemangi yang tidak memiliki aktivitas sitotoksik dan lengkuas

memiliki aktivitas sitotoksik dengan IC50 sebesar 57,37 µg/mL. Dari hasil

penelitian ini IC50 kombinasi ekstrak jauh lebih rendah dibandingkan dengan

ekstrak tunggal kemangi yang nilai IC50>1000 µg/mL, dari penelitian ini tidak

10

dapat disimpulkan bahwa kombinasi ekstrak kemangi-lengkuas memiliki aktivitas

sitotoksik yang sinergis karena ekstrak kemangi yang tidak mempunyai efek

sitotoksik sedangkan lengkuas mempunyai efek sitotoksik yang poten. Hasil

penurunan nilai IC50 kemungkinan disebabkan oleh efek sitotoksik senyawa

tunggal dari lengkuas.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian nilai IC50 ekstrak etanol daun kemangi, lengkuas dan

kombinasi memiliki IC50 sebesar>1000; 57,37; 123,7 µg/mL

4.2 Saran

Perlu dilakukan identifikasi senyawa ekstrak dan pengujian ekstrak tunggal

terlebih dahulu sebelum dilakukan uji sitotoksik kombinasi ekstrak kemangi dan

lengkuas.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji aktivitas sitotoksik dari

kombinasi ekstrak kemangi dan lengkuas terhadap sel kanker lain seperti sel

kanker payudara (T47D), sel leukima (P388)atau pada sel normal (sel vero) untuk

mengetahui keamanan dari aktivitas sitotoksiknya, selanjutnya perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut tentang kandungan senyawa penanda (chemicalmarker)

pada tanaman yang mempunyai aktivitas antikanker.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia P.K., 2016, Uji Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Daun Keladi Tikus

(Typonium flagelliforme L .), Kemangi (Ocimum sanctum L.), dan Pepaya

(Carica papaya L.)Terhadap Sel MCF-7,. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Balantyne, T. M. and T S., 1999, General and applied toxicology, USA.

Bermawie N., 2012, Morphological characters , yield , and quality of six

galangas promosing numbers in three agroecologies, 125–135.

CCRC, 2009, Prosedur tetap Uji Sitotoksik Metode MTT, Yogyakarta.

Fitriasari, Dewi D., Ikawati M. and Meiyanto E., 2009, Prosedur tetap Uji

Sitotoksik Metode MTT., Yogyakarta.

Husna T., 2018, Pengaruh Sitotoksik Ekstrak Etanol Daun Kemangi ( Ocimum

sanctum ) Terhadap Sel MCF-7 dan Sel T47D,Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

11

Ito K., Nakazato T., Xian M.J., Yamada T. and Hozumi N., 2005, 1 V -

Acetoxychavicol Acetate Is a Novel Nuclear Factor K B Inhibitor with

Significant Activity against Multiple Myeloma In vitro and In vivo, (10),

4417–4425.

Jemal A., Siegel R., Ward E., Murray T., Xu J. and Thun M.J., 2007, Cancer

statistics, 2007., CA: A Cancer Journal for Clinicians, 57 (1), 43–66.

Junedi S., Dewi D., Ikawati M. and Meiyanto E., 2009, Prosedur Tetap Preparasi

Sampel, Cancer Chemoprevention Research Center Farmasi Ugm,

Yogyakarta.

Khuda-bukhsh A.R., Das S., Saha S.K., Khuda-bukhsh A.R., Das S. and Saha

S.K., 2014, Molecular Approaches Toward Targeted Cancer Prevention with

Some Food Plants and Their Products : Inflammatory and Other Signal

Pathways with Some Food Plants and Their Products : Inflammatory,

(October), 37–41.

Las D.E., 2001, Pharmacological modification of endogenous antioxidant

enzymes by ursolic acid on tetrachloride-induced liver damage in rats and

primary cultures of rat hepatocytes, 199–206.

Matsuda H., Ando S., Morikawa T. and Kataoka S., 2005, Structure – activity

relationships of 1 0 S -1 0 -acetoxychavicol acetate for inhibitory effect on

NO production in lipopolysaccharide-activated mouse peritoneal

macrophages, 15, 1949–1953.

Parveen S. and Sahoo S.K., 2008, Polymeric nanoparticles for cancer therapy.,

Journal of drug targeting, 16 (2), 108–23. Terdapat di:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18274932.

Puspitasari H.D., 2016, Aktivitas Antiproliferatif Ekstrak Terstandar Lengkuas

(Alpinia galanga) Berdasarkan Senyawa 1’-Asetoksi Kavikol Asetat pada Sel

Kanker Payudara MCF7,. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Singh C.V., M S. and A.S., 2014, Phytochemical Investigation And Cytotoxic

Activity Of Methanolic Extract Of Alpinia Galanga Department of

Pharmacology , Vidhya Bharathi College of Pharmacy , BITU , Rourkela ,

Odisha , India , Materials And Methods Plant material Isolation method, ,

(June), 186–189.

Srisadono, 2008, Skrining Awal Ekstrak Etanol Daun Sirih ( Piper Betle Linn)

Sebagai Antikanker Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test,. Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Syafhan, 2005, Uji Sitotoksitas Sediaan Jadi Daging Buah Mahkota Dewa

(Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boert) terhadap Sel MCF-7 (sel kanker

payudara) secara in vitro, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.

Tonder A. Van, Joubert A.M. and Cromarty A.D., 2015, Limitations of the 3-(4,5-

dimethylthiazol-2-yl)- 2,5-diphenyl-2H-tetrazolium bromide (MTT) assay

when compared to three commonly used cell enumeration assays, 1–10.