uji aktivitas kacang gude (cajanus cajan (linn.) huth

68
UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth) SEBAGAI NEFROPROTEKTOR PADA TIKUS JANTAN PUTIH GALUR WISTAR (Rattus novergicus) SKRIPSI JAENUDIN 31115140 STIKes BAKTI TUNAS HUSADA PROGRAM STUDI S1 FARMASI TASIKMALAYA 2019

Upload: others

Post on 17-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth)

SEBAGAI NEFROPROTEKTOR PADA TIKUS JANTAN

PUTIH GALUR WISTAR (Rattus novergicus)

SKRIPSI

JAENUDIN

31115140

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

TASIKMALAYA

2019

Page 2: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth)

SEBAGAI NEFROPROTEKTOR PADA TIKUS JANTAN

PUTIH GALUR WISTAR (Rattus novergicus)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menempuh Ujian Sarjana

pada Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada

JAENUDIN

31115140

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

TASIKMALAYA

2019

Page 3: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Berjudul

UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth)

SEBAGAI NEFROPROTEKTOR PADA TIKUS JANTAN

PUTIH GALUR WISTAR (Rattus novergicus)

Oleh :

Jaenudin

31115140

Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi

Program Studi Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada

Pada Tanggal : 20 Juni 2019

Disetujui Oleh,

Pembimbing I

Nur Rahayuningsih M.Si.,Apt

NIY. 880057

Pembimbing II

Firman Gustaman M.Farm.,Apt

NIY. 880141

Page 4: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth)

SEBAGAI NEFROPROTEKTOR PADA TIKUS JANTAN PUTIH GALUR

WISTAR (Rattus novergicus)

Yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Farmasi

pada Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada

Tasikmalaya, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi

dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan dilingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Bakti Tunas Husada Tasikmalaya maupun Perguruan Tinggi atau jurusan apapun,

kecuali bagian yang bersumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

Tasikmalaya, 20 Juni 2019

Jaenudin

31115140

Page 5: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

i

ABSTRAK

Kacang gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) merupakan salah satu spesies

tanaman famili Leguminoceae yang diduga dapat memberikan aktivitas

nefroprotektor berdasarkan kandungan antioksidannya. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui aktivitas kacang gude sebagai nefroprotektor pada tikus

jantan putih galur wistar (Rattus novergicus) dengan induksi gentamisin yang

dilihat dari kadar kreatinin, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan gambaran

histopatologi ginjal tikus. Penelitian ini merupakan true experimental

menggunakan hewan percobaan tikus jantan putih galur wistar yang

dikelompokkan menjadi 5 kelompok secara acak. Kelompok I kontrol normal,

kelompok II kontrol negatif (gentamisin 60mg/kg BB i.p dan CMC 1% p.o),

kelompok III, IV dan V (kacang gude dosis 100 mg/kg, 200 mg/kg dan 400

mg/kg BB tikus dalam CMC 1% p.o serta 2 jam setelah pemberian dosis uji

dilanjutkan dengan induksi gentamisin 60 mg/kg BB secara i.p) selama 7 hari.

Dari hasil analisis statistik bahwa kacang gude dapat menurunkan kadar kreatinin

dengan (p<0,05) dan dapat memproteksi terjadinya nekrosis pada sel ginjal.

Namun tidak terdapat pengaruh terhadap kadar BUN dengan (p= 0,795).

Efektivitas nefroprotektor yang paling baik dihasilkan pada kelompok uji dosis II

(200 mg/ Kg BB Tikus) karena dapat menurunkan kadar kreatinin (p =0,485) dan

perbaikan sel nekrosis sebesar 19,608%.

Kata kunci : Kacang gude, kreatinin, Blood Urea Nitrogen (BUN), nefroprotektor.

Page 6: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

ii

ABSTRACT

Pigeonpea (Cajanus cajan (Linn.) Huth) is a family of plant species suspected

Leguminoceae can provide nephroprotector based antioxidant effect. The purpose

of this study was to determine the activity of pigeonpea as nephroprotector on

white male rats wistar strain (Rattus novergicus) with induction of gentamicin

were seen from the levels Creatinine, Blood Urea Nitrogen (BUN) and a picture

of rat kidney histopathology. This research is true experimental use of white male

rats wistar strain were divided into 5 groups randomly. The first group was

normal control, group II negative control (gentamicin 60 mg/kg rats i.p and CMC

1% p.o), Group III, IV and V (pigeon pea dose of 100 mg/kg, 200 mg/kg and 400

mg/kg rats in CMC 1% p.o and then 2 hours after administration of the test dose

followed by induction of gentamicin 60 mg/kg rats i.p) for 7 days. The results of

Statistical analysis showed that pigeonpea can lower creatinine levels (p <0.05)

and may protect the kidney cell necrosis. But there is no effect on the level BUN

(p=0,795). The effectiveness of nephroprotector was best produced in the dose II

(200 mg/kg) because it can reduce creatinie levels and repair necrosis cell

19,608%.

Keywords : Pigeonpea, creatinine, Blood Urea Nitrogen (BUN), nephroprotector.

Page 7: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,

rahmat serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “ Uji

Aktivitas Kacang Gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) Sebagai Nefroprotektor

Pada Tikus Jantan Putih Galur Wistar (Rattus novergicus)”. Skripsi ini

ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan menjadi Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada

Tasikmalaya.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan maupun dalam pembahasan

materi. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan Penulis. Penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, mudah-mudahan

dikemudian hari dapat memperbaiki segala kekurangannya.

Dalam penulisan skripsi ini, Penulis selalu mendapatkan bimbingan,

dorongan, serta motivasi dari banyak pihak. Oleh karena itu Penulis ingin

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Nur Rahayuningsih, M.Si.,Apt selaku Ketua Prodi S1 Farmasi STIKes

Bakti Tunas Husada Tasikmalaya sekaligus pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, membimbing dan mengarahkan serta memberikan

masukan-masukan yang membangun kepada Penulis dalam penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

Page 8: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

iv

2. Bapak Firman Gustaman, M.Farm.,Apt selaku pembimbing II yang telah

mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada Penulis dalam penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Vera Nurfiana, M.Farm selaku wali dosen selama berada di kelas Farmasi

C yang telah membimbing dan mengarahkan selama berada di STIKes Bakti

Tunas Husada Tasikmalaya.

4. Seluruh dosen dan staf Prodi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada

Tasikmalaya yang turut serta membantu demi kelancaran penelitian ini.

5. Kedua orang tua atas do’a, motivasi, dukungan baik secara moral ataupun

materi serta ridhonya untuk Penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Rekan-rekan seperjuangan bidang Farmakologi, Farmasi 4C dan Farmasi

angkatan 2015 yang telah memberikan semangat, motivasi serta telah

membantu Penulis dalam pengerjaan penelitian ini.

Akhirnya, Penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang tidak

dapat Penulis sebutkan satu-persatu yang turut memberikan bantuan dan dorongan

kepada Penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. Besar harapan

semoga skripsi yang ditulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi Penulis sendiri

dan umumnya bagi pembaca. Bagi para pihak yang membantu dalam penulisan

skripsi ini, semoga amal dan kebaikannya mendapatkan balasan yang berlimpah

dari Tuhan Yang Maha Esa., Aamiin.

Tasikmalaya, Juni 2019

Penulis

Page 9: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 4

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 4

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

1.6 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 5

1.6.1 Bagi Penulis ...................................................................................... 5

1.6.2 Bagi Institusi Pendidikan ................................................................ 5

1.6.3 Bagi Masyarakat .............................................................................. 5

1.7 Metodologi Penelitian ........................................................................ 6

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 6

1.8.1 Lokasi ................................................................................................ 6

1.8.2 Waktu Pelaksanaan ........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tanaman ................................................................................. 7

2.1.1 Klasifikasi Tanaman ........................................................................ 7

2.1.2 Nama Daerah Tanaman Gude ........................................................ 8

2.1.3 Morfologi Tanaman ......................................................................... 8

Page 10: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

vi

2.1.4 Kandungan Kimia ............................................................................ 9

2.1.5 Manfaat ............................................................................................. 9

2.2 Antioksidan ........................................................................................ 9

2.3 Ginjal ............................................................................................... 10

2.3.1 Anatomi dan Fungsi Ginjal .......................................................... 10

2.3.2 Gangguan Fungsi Ginjal ............................................................... 12

2.4 Drug Selected Types Of Nephrotoxicity ........................................... 13

2.5 Pemeriksaan Fungsi Ginjal .............................................................. 14

2.5.1 Kreatinin ......................................................................................... 14

2.5.2 Ureum .............................................................................................. 15

2.6 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 15

2.7 Hipotesa ........................................................................................... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan ................................................................................. 17

3.1.1 Alat .................................................................................................. 17

3.1.2 Bahan ............................................................................................... 17

3.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 18

3.2.1 Pengumpulan Sampel .................................................................... 18

3.2.2 Determinasi Tanaman ................................................................... 18

3.2.3 Pembuatan Simplisia ..................................................................... 18

3.3 Skrining Fitokimia ........................................................................... 18

3.3.1 Uji Alkaloid ............................................................................ 18

3.3.2 Uji Flavonoid .......................................................................... 19

3.3.3 Uji Saponin ............................................................................. 19

3.3.4 Uji Tanin atau Polifenol .......................................................... 20

3.3.5 Uji Kuinon .............................................................................. 20

3.3.6 Uji Steroid dan Triterpenoid ................................................... 20

3.3.7 Uji Monoterpen dan Seskuiterpen .......................................... 20

3.4 Pengujian Aktivitas Nefroprotektor ................................................. 21

3.4.1 Penyiapan Hewan Percobaan ....................................................... 21

3.4.2 Dosis Uji Kacang Gude ................................................................ 21

Page 11: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

vii

3.4.3 Perlakuan Terhadap Hewan Percobaan ...................................... 21

3.4.4 Pengambilan Serum Darah Tikus ................................................ 23

3.4.5 Pemeriksaan Kadar Kreatinin ...................................................... 23

3.4.6 Pemeriksaan Kadar Ureum ........................................................... 24

3.4.7 Histopatologi Ginjal Tikus ........................................................... 24

3.5 Analisis Data .................................................................................... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Determinasi ...................................................................................... 26

4. 2 Hewan Percobaan ............................................................................ 26

4. 3 Skrining Fitokimia ........................................................................... 26

4. 4 Pemeriksaan Kadar Kreatinin dan BUN .......................................... 28

4.4.1 Analisis Statistik Hasil Pemeriksaan Kadar Kreatinin ............. 30

4.4.2 Analisis Statistik Hasil Pemeriksaan BUN ................................ 31

4. 5 Hasil Histopatologi Ginjal Tikus ..................................................... 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 34

5.2 Saran ................................................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jadwal Kegiatan ....................................................................................... 6

3.1. Pengelompokan dan Perlakuan Terhadap Hewan Percobaan ................... 22

3.2 Prosedur Pemeriksaan Kreatinin Serum ................................................... 23

3.3 Prosedur Pemeriksaan Kadar Ureum ........................................................ 24

4.1 Hasil Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia Kacang Gude ......................... 27

4.2 Hasil Pengujian Kreatinin dan BUN .......................................................... 29

4.3 Hasil Uji LSD Kadar Kreatinin .................................................................. 30

4.4 Hasil Analisis Histopatologi ...................................................................... 32

Page 13: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tanaman Gude .......................................................................................... 7

2.2 Bagian-Bagian Ginjal ................................................................................. 11

Page 14: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I HASIL DETERMINASI TUMBUHAN ........................................... 40

II SERTIFIKAT VETERINER .............................................................. 42

III DOKUMENTASI .............................................................................. 43

IV DATA PEMERIKSAAN KADAR KREATININ, BLOOD UREA

NITROGEN (BUN) ............................................................................... 46

V HASIL ANALISIS STATISTIK KADAR KREATININ DAN

BLOOD UREA NITROGEN (BUN) ..................................................... 47

VI HASIL HISTOPATOLOGI .................................................................. 51

Page 15: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga komposisi darah

dengan mencegah menumpuknya limbah dan mengendalikan keseimbangan

cairan dalam tubuh, serta memproduksi hormon dan enzim yang membantu dalam

mengendalikan tekanan darah, membuat sel darah merah dan menjaga tulang tetap

kuat. Setiap hari kedua ginjal menyaring sekitar 120-150 liter darah dan

menghasilkan sekitar 1-2 liter urin. Tiap ginjal tersusun dari sekitar sejuta unit

penyaring yang disebut nefron. Gangguan pada ginjal dapat berupa penyakit

ginjal kronis (PGK) dan gangguan ginjal akut (acute kidney injury) (Kemenkes

RI, 2017).

Prevalensi penyakit gagal ginjal kronis meningkat seiring dengan

bertambahnya umur, meningkat tajam pada kelompok umur 35-44 tahun (0,3%),

diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), dan umur 55-74 tahun (0,5%), tertinggi pada

kelompok umur ≥75 tahun (0,6%). Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi

dari perempuan (0,2%), prevalensi lebih tinggi pada masyarakat pedesaan (0,3%),

tidak bersekolah (0,4%), pekerjaan wiraswasta, petani/nelayan/buruh (0,3%), dan

kuintil indeks kepemilikan terbawah dan menengah bawah masing-masing 0,3

persen (Riskesdas, 2013).

Page 16: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

2

Gentamisin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang telah

diketahui toksik terhadap ginjal. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh agen

nefrotoksik ini salah satunya adalah kerusakan tubulus ginjal (Rajak dkk, 2016).

Pemberian gentamisin pada tikus wistar dengan dosis 60 mg/kg BB/hari selama

7-10 hari menunjukkan edema, nekrosis, dan apoptosis sel epitel tubulus, serta

robekan membrana basalis tubulus dan setelah hari ke-10 juga terlihat

perlemakan makrovesikuler. Terjadinya nekrosis sel epitel tubulus dan robekan

membrana basalis menunjukkan tingkat toksisitas berat (M. Lintong dkk, 2012).

Kacang gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) merupakan salah satu spesies

tanaman famili Leguminoceae. Pemanfaatan kacang gude oleh masyarakat saat

ini masih kurang optimal, masyarakat hanya memanfaatkan kacang gude sebagai

sayur bongko atau hanya dibuat sebagai lalapan. Kacang gude (Cajanus cajan

(Linn.) Huth) memiliki segudang manfaat bagi kesehatan, diantaranya sebagai

antidiabetes (S Ariviani dkk, 2018), hepatoprotektor (Roosmarinto & Rahayu,

2016), dan antibakteri (R. Raveena, R. Premalatha and A. saranya. 2016).

Antioksidan adalah zat yang memperlambat atau menghambat stress

oksidatif pada molekul target. Antioksidan melindungi molekul target dengan

berbagai cara, salah satunya yaitu dengan cara melindungi komponen sel utama

yang menjadi sasaran radikal bebas (Priyanto, 2010). Radikal bebas akan

membahayakan tubuh karena dapat merusak sel-sel jaringan disekitarnya,

merusak membran sel, dan merusak inti sel DNA yang berakibat kematian sel

(Muchtadi D, 2013). Hasil penelitian aktivitas antioksidan dari serbuk kacang

gude dengan metode DPPH didapatkan nilai IC50 sebesar 70,08 mg/ml

Page 17: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

3

(Roosmarinto & Rahayu, 2016). Berdasarkan dari kandungan kacang gude yang

kaya akan antioksidan maka peneliti ingin membuktikan aktivitas kacang gude

sebagai nefroprotektor.

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang muncul pada penelitian ini adalah :

1. Belum diketahuinya aktivitas kacang gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth)

sebagai nefroprotektor pada tikus jantan putih galur wistar (Rattus

novergicus) yang ditinjau dari kadar kreatinin dan Blood Urea Nitrogen

(BUN).

2. Belum diketahuinya dosis efektif kacang gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth)

sebagai nefroprotektor pada tikus jantan putih galur wistar (Rattus

novergicus).

3. Belum diketahuinya gambaran histopatologi ginjal pengaruh pemberian

kacang gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) sebagai nefroprotektor dengan

induksi gentamisin.

4. Belum diketahuinya senyawa spesifik dari kacang gude (Cajanus cajan

(Linn.) Huth) yang berpotensi sebagai nefroprotektor.

Page 18: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

4

1.3 Batasan Masalah

Berhubung terbatasnya waktu penelitian maka dilakukan pembatasan masalah

dalam penelitian diantaranya :

1. Aktivitas kacang gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) sebagai nefroprotektor

pada tikus jantan putih galur wistar (Rattus novergicus) yang ditinjau dari

kadar kreatinin dan Blood Urea Nitrogen (BUN).

2. Gambaran histopatologi ginjal tikus jantan putih galur wistar setelah

pemberian kacang gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) sebagai nefroprotektor

dengan induksi gentamisin.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah pemberian kacang gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) memberikan

aktivitas nefroprotektif pada tikus jantan putih galur wistar (Rattus

novergicus) yang diindu\ksi gentamisin?

2. Bagaimanakah pengaruh pemberian kacang gude (Cajanus cajan (Linn.)

Huth) terhadap penurunan kadar kreatinin, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan

gambaran histopatologi ginjal tikus jantan putih galur wistar (Rattus

novergicus) yang diinduksi gentamisin?

Page 19: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

5

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas kacang

gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) sebagai nefroprotektor pada tikus jantan putih

galur wistar (Rattus novergicus) dengan induksi gentamisin yang dilihat dari

kadar kreatinin, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan gambaran histopatologi ginjal

tikus.

1.6 Kegunaan Penelitian

1.6.1 Bagi Penulis

Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai aktivitas kacang gude

(Cajanus cajan (Linn.) Huth) sebagai nefroprotektor.

1.6.2 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau sebagai bahan

bacaan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lanjutan.

1.6.3 Bagi Masyarakat

Untuk menambah pengetahuan mengenai pemanfaatan kacang gude

(Cajanus cajan (Linn.) Huth) bagi kesehatan terutama sebagai nefroprotektor.

Page 20: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

6

1.7 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode true experimental

dengan rancangan post test only control group design.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.8.1 Lokasi

Laboratorium Farmakologi, Laboratorium Farmakognosi dan ruang

instrumen Prodi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.

1.8.2 Waktu Pelaksanaan

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan

Kegiatan

Tahun 2019

Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyiapan Bahan

Determinasi Tanaman

Pembuatan Simplisia

Skrining Fitokimia

Aklimatisasi Hewan

Percobaan

Pengujian Neftroprotektor

Pengolahan Data

Penyusunan Laporan

Page 21: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tanaman

Gambar 2.1 Tanaman Gude (wikipedia.org)

Tanaman gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) adalah sejenis tanaman kacang-

kacangan yang bersifat tahunan. Bijinya dapat dimakan dan menjadi sumber

pangan alternatif. Gude merupakan tanaman tropis yang tumbuh di daratan rendah

sampai 2000 meter diatas permukaan laut. Pertumbuhannya memerlukan banyak

cahaya matahari dan tidak tahan terhadap kondisi lembap (Harryana. E dkk,

2013).

2.1.1 Klasifikasi Tanaman

Adapun klasifikasi tanaman gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) adalah

sebagai berikut (UNPAD, 2019) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Page 22: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

8

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Cajanus

Spesies : Cajanjus cajan (L.) Millsp.

Sinonim : Cajanus cajan (L.) Huth

2.1.2 Nama Daerah Tanaman Gude

Sumatera: kacang bali (Melayu), ritik lias (Batak Karo). Jawa: kacang hiris

(Sunda), kacang gude, gude, kacang kayu (Jawa), kacang kayu (Madura). Bali:

kekace, undis. Nusa tenggara: lebui, legui (Sasak), kacang iris, kacang turis

(Timor). Sulawesi: binatung (Makasar), kance (Bugis). Maluku: Puwe jai

(Halmahera), fou hate (Ternate, tidore) (Harryana. E dkk, 2013).

2.1.3 Morfologi Tanaman

Tanaman gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) memiliki tinggi antara 1-2

meter, batang bulat, beralur, hijau kecoklatan. Daunnya berkumpul tiga,

bertangkai pendek, helai daun bulat telur sampai elips. Tersebar, ujung dan

pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Buah polong

dengan panjang 4-10 cm, berbulu, pipih, hijau, biji kecil dan bulat (Harryana. E

dkk, 2013).

Page 23: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

9

2.1.4 Kandungan Kimia

Kacang gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) adalah salah satu jenis kacang-

kacangan yang mempunyai kulit berwarna ungu kehitaman, mengandung berbagai

senyawa seperti polifenol, antosianin dan flavonoid (Loganayaki. N dkk, 2011).

Selain itu, kacang gude juga memiliki kandungan antosianin (Roosmarinto &

Rahayu, 2016), kaya akan protein dan vitamin.

2.1.5 Manfaat

Kacang gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) memiliki segudang manfaat bagi

kesehatan, diantaranya sebagai antidiabetes (S Ariviani et al, 2018),

hepatoprotektor (Roosmarinto & Rahayu, 2016), dan antibakteri (R. Raveena, R.

Premalatha and A.saranya, 2016).

2.2 Antioksidan

Antioksidan adalah molekul yang dapat menetralkan radikal bebas dengan

cara menerima atau mendonorkan satu elektron untuk menghilangkan kondisi

“elektron tidak berpasangan”. Antioksidan yang dikonsumsi dapat menghambat

atau memperlambat pembentukan radikal bebas dan ROS pada tahap awal

pembentukannya (intiation step) serta dapat memutus rantai reaksi radikal pada

tahap propagasi (propagation step) sewaktu terjadi oksidasi lipid. Antioksidan

yang dikonsumsi dapat aktif secara biologis dengan mekanisme yang berbeda,

termasuk bertindak sebagai senyawa pendonor hidrogen, pengikat (chelator) ion-

ion metal, atau sebagai quencher singlet oxygen (Muchtadi D, 2013).

Page 24: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

10

2.3 Ginjal

Ginjal merupakan organ yang berbentuk buncis yang batas luarnya berbentuk

cembung batas dalamnya disebut dengan hilum. Ginjal berperan penting dalam

memelihara homeostasis. Ginjal mengeluarkan produk sisa melalui produksi dan

ekskresi urine, serta mengatur keseimbangan cairan didalam tubuh. Sebagai

bagian dari fungsi mereka, ginjal menyaring zat yang esensial, seperti natrium dan

kalium dari darah dan secara selektif menyerap kembali zat yang esensial untuk

memelihara homeostasis. Setiap zat yang tidak esensial diekskresikan ke dalam

urine. Pembentukan urine dicapai melalui proses filtrasi, reabsorpsi selektif, dan

eksresi (Peteate, Ian & Nair, 2015).

2.3.1 Anatomi dan Fungsi Ginjal

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah

lumbal, disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang

tebal dibelakang peritoneum. Setiap ginjal panjangnya 6 sampai 7,5 sentimeter,

dan tebal 1,5 sampai 2,5 sentimeter. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140

gram (Pearce E, 2011).

Bentuk ginjal seperti biji kacang dan sisi dalamnya atau hilum menghadap

ke tulang punggung. Diatas setiap ginjal menjulang sebuah kelenjar suprarenal.

Ginjal kanan lebih pendek dan lebih tebal daripada yang kiri. Setiap ginjal

dilindungi kapsul tipis dari jaringan fibrus yang rapat membungkusnya, dan

membentuk pembungkus yang halus. Didalamnya terdapat struktur-struktur

ginjal. Warnanya ungu tua dan terdiri atas bagian korteks disebelah luar, dan

Page 25: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

11

bagian medula disebelah dalam. Bagian medula ini tersusun atas lima belas

sampai enam belas massa berbentuk piramida, yang disebut piramis ginjal.

Puncak-puncaknya langsung mengarah ke hilum dan berakhir dikalises. Kalises

ini menghubungkan dengan pelvis ginjal (Pearce E, 2011). Struktur internal

ginjal terdapat tiga bagian yaitu : korteks renalis, medula renalis dan pelvis renalis

(Peteate, Ian & Nair, 2015).

Gambar 2.2 Bagian-bagian ginjal (wikipedia.org)

Ginjal berfungsi untuk memelihara keseimbangan asam-basa, cairan dan

elektrolit darah (Peteate, Ian & Nair, 2015) serta eksresi bahan buangan dan

kelebihan garam (Pearce E, 2011). Mekanisme ekskresi ginjal meliputi 3 tahapan

yaitu filtrasi, reabsorpsi tubula dan sekresi tubula. Dimana darah yang

mengandung garam, glukosa dan benda halus lainnya melewati glomelurus untuk

difiltrasi. Sel dan protein plasma terlalu besar untuk menembus pori saringan dan

tetap tinggal dalam aliran darah. Cairan yang disaring kemudian mengalir melalui

tubula renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan yang diperlukan tubuh dan

meninggalkan yang tidak diperlukan. Dengan mengubah-ubah jumlah yang

Page 26: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

12

diserap atau ditinggalkan dalam tubula, sel dapat mengatur susunan urine di satu

sisi dan susunan dara di sisi sebaliknya. Dalam keadaan normal semua glukosa

diabsorpsi kembali, air sebagian besar diabsorpsi kembali, kebanyakan produk

buangan dikeluarkan. (Pearce E, 2011).

2.3.2 Gangguan Fungsi Ginjal

Gangguan fungsi ginjal diakibatkan karena kerusakan ginjal dan fungsi

ginjal diantaranya akibat penyakit ginjal akut dan penyakit ginjal kronik. Penyakit

ginjal akut atau cedera ginjal akut merupakan kondisi ketika ginjal tidak mampu

mengeluarkan metabolit yang terakumulasi dari darah, sehingga menyebabkan

perubahan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa. Penyebabnya dapat

merupakan penyakit ginjal utama atau gagal ginjal yang dapat menjadi penyakit

sekunder. Sedangkan penyakit ginjal kronis atau CKD merupakan penyakit yang

tidak diketahui datangnya, berkembang secara lambat, dan tersembunyi dengan

beberapa gejala sehingga ginjal rusak berat dan tidak dapat memenuhi kebutuhan

ekstresi tubuh (Peteate, Ian & Nair, 2015).

Gangguan fungsi ginjal atau kerusakan ginjal dapat dideteksi dengan cara

tes-tes fungsi ginjal. Tes fungsi ginjal mempunyai dua tujuan utama yaitu

mendeteksi kemungkinan kerusakan ginjal pada seseorang pasien yang

mempunyai gangguan pada ginjal atau menentukan derajat kerusakan fungsi

ginjal yang diketahui sakit. Pengujian fungsi ginjal dapat dilakukan melalui

pemeriksaan urinaria, pemeriksaan clearance kreatinin dan juga ureum

(Andrianto. P & Gunawan. J, 2013).

Page 27: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

13

2.4 Drug Selected Types Of Nephrotoxicity

Obat-obat yang bersifat nefrotoksik adalah obat yang bersifat meracuni atau

mengganggu fungsi ginjal. Berikut ini adalah beberapa obat yang bisa

menyebabkan kerusakan ginjal : obat golongan aminoglikosida, amphotericin b,

calcineurin inhibitor, cisplatin, acyclovir, methotrexate, ethylene glycol, dan

protease inhibitors (Hughes P.J, 2013).

Gentamisin adalah antibiotik golongan aminoglikosida digunakan terutama

untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif. Gentamisin

berasal dari spesies dari Micromonospora. Antibiotik ini bekerja dengan cara

berikatan dengan ribosom subunit 30S bakteri, sehingga mengganggu sintesis

protein (Mac Dougall C & Chambers HF, 2011).

Semua aminoglikosida akan diserap dengan cepat dari tempat-tempat injeksi

secara intramuskuler. Konsentrasi obat dalam plasma mencapai puncaknya

sesudah 30-90 menit dan hal ini sama dengan 30 menit sesudah infus intravena

selesai. Umumnya konsentrasi aminoglikosida rendah dalam sekresi dan jaringan.

Aminoglikosida tidak berpenetrasi masuk ke dalam sel mast, susunan saraf pusat,

atau mata. Konsentrasi tinggi hanya ditemukan pada korteks ginjal serta endolimf

dan perilimf telinga bagian dalam; hal ini yang menyokong terjadinya

nefrotoksisitas dan ototoksisitas (Mac Dougall C & Chambers HF, 2011).

Penelitian mengenai nefrotoksisitas oleh M Lintong dkk, Pemberian

gentamisin pada tikus wistar dengan dosis 60 mg/kg BB/hari selama 7-10 hari

menunjukkan edema, nekrosis, dan apoptosis sel epitel tubulus, serta robekan

membrana basalis tubulus; dan setelah hari ke-10 juga terlihat perlemakan

Page 28: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

14

makrovesikuler. Terjadinya nekrosis sel epitel tubulus dan robekan membrana

basalis menunjukkan tingkat toksisitas berat (M. Lintong dkk, 2012).

2.5 Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Pemeriksaan fungsi ginjal dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan

laboratorium. Pemeriksaan laboratorium tersebut antara lain pemeriksaan kadar

kreatinin, ureum, asam urat, Cystatin C, β2 microglobulin, inulin dan juga zat

berlabel radioisotop. Pemeriksaan zat-zat di atas bertujuan untuk menilai GFR

ginjal. Penentuan GFR dapat memberikan informasi mengenai fungsi ginjal

pasien. Pemeriksaan laboratorium bukan hanya membantu dalam mengidentifikasi

juga digunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjal (Verdiansah, 2016). Pada

penelitian ini, parameter yang akan digunakan untuk menilai kerusakan ginjal

yaitu pemeriksaan kreatinin serum dan kadar nitrogen urea darah (BUN). Kadar

kreatinin dan BUN sering diperbandingkan. Jika kadar BUN meningkat dan kadar

kreatinin serum tetap normal, kemungkinan terjadi dehidrasi (hipovolemia) dan

jika keduanya meningkat, dicurigai terjadinya gangguan ginjal (Kurnianingsih

dkk, 2014).

2.5.1 Kreatinin

Kreatinin merupakan produk sampingan katabolisme otot, dari hasil

penguraian kreatinin fosfat otot. Jumlah kreatinin yang diproduksi sebanding

dengan masa otot. Kreatinin difiltrasi oleh glomerulus dan dieksresikan dalam

urin. Kreatinin serum dianggap lebih sensitif dan merupakan indikator khusus

Page 29: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

15

pada penyakit ginjal. Kadar kreatinin serum sebesar 2,5 mg/dl dapat menjadi

indikasi kerusakan ginjal. Kreatinin serum ini sangat berguna untuk mengevaluasi

fungsi glomerulus (Kurnianingsih dkk, 2014).

2.5.2 Ureum

Ureum adalah produk akhir katabolisme protein dan asam amino yang

diproduksi oleh hati dan didistribusikan melalui cairan intraseluler dan

ekstraseluler ke dalam darah untuk kemudian difiltrasi oleh glomerulus

(Verdiansah, 2016).

Penurunan fungsi ginjal dapat diketahui ketika dilakukan pemeriksaan

laboratorium biokimia yang menunjukan tingginya kadar ureum dalam darah,

dengan mengetahui kadar ureum (15-40 mg/dl). Uremia prerenal berarti produksi

ureum meningkat disebabkan karena perombakan protein, bila seseorang

menderita penyakit ginjal kronik maka LPG (laju filtrasi glomerulus) yang

menurun, maka kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) akan meningkat, maka

keadaan ini menandakan terjadinya kerusakan faal ginjal (Ibrahim dkk, 2017).

2.6 Kerangka Pemikiran

Gentamisin tergolong antibiotika aminoglikosida yang sudah diketahui toksik

terhadap ginjal. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh agen nefrotoksik ini salah

satunya adalah kerusakan tubulus ginjal dengan mengaktifkan protease yang

menyebabkan cedera oksidatif epitel tubulus dan endotel kapiler karena

pembentukan reactive oxygen species (ROS) dan radikal nitrogen reaktif (RNS)

Page 30: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

16

seperti radikal nitrit oksida (NO*), radikal superoksida (O2*), dan hidrogen

peroksida (H2O2). Akibat pembetukan ROS dan RNS menyebabkan peningkatan

stress oksidatif sehingga akan mempengaruhi fungsi ginjal yang berakibat pada

penurunan laju filtrasi glomerulus. Jika laju filtrasi glomerulus menurun maka

pembuangan kreatinin dan ureum akan terhambat yang menyebabkan kadar

kratinin dan ureum akan tinggi didalam darah. Untuk melindungi kerusakan ginjal

dari ROS dapat dihambat dengan aktivitas antioksidan dari kacang gude. Dimana

kacang gude telah dilakukan pengujian antioksidan dengan metode DPPH

diperoleh hasil bahwa serbuk kacang gude memiliki nilai IC50 sebesar 70,32

mg/ml. Flavonoid dan senyawa fenolik yanng terkandung dalam kacang gude ini

melindungi komponen sel ginjal dari radikal bebas yang dihasilkan gentamisin

dengan jalan mendonorkan atom H pada radikal bebas sehingga dapat

menghambat dan menetralisir terjadinya reaksi oksidasi. Penurunan kadar radikal

bebas yang terbentuk akan menjaga sel ginjal tetap dalam keadaan normal

sehingga laju filtrasi glomerulus tidak terganggu, sehingga tidak adanya kenaikan

serum kreatinin dan BUN didalam darah.

2.7 Hipotesa

Kacang gude memiliki aktivitas sebagai nefroprotektor terhadap tikus jantan

putih galur wistar (Rattus novergicus) yang diinduksi gentamisin.

Page 31: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang digunakan untuk pembuatan serbuk simplisia kacang gude

(Cajanus cajan (Linn.) Huth) adalah blender (Maspion), ayakan (ukuran 80

Mesh) dan timbangan elektrik (Ohaus). Alat-alat lain yang digunakan untuk

penelitian adalah sonde oral (Europlex), spuit 1 mL dan 5 mL, gelas kimia

(Pyrex), tabung reaksi (Pyrex), pipet tetes, batang pengaduk, corong, aluminium

foil, cawan uap (Pyrex), blender (Philips), botol air minum, kertas saring, pipa

kapiler, tabung effendrop, sentrifugator, fotometer (intermha-168), tabung

heparin, mikro pipet 1000 mikron dan 10 – 100 mikron.

3.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kacang gude (Cajanus

cajan (Linn.) Huth). Bahan kimia yang digunakan adalah gentamisin, amonia

10%, hidrogen klorida (HCl), natrium hidroksida (NaOH), logam Mg, FeCl3,

pereaksi Mayer, pereaksi Dragendroff, pereaksi Liberman- Buchard, anisaldehid,

eter, amil alkohol, vanilin, reagen kit kreatinin (DiaSys), reagen kit ureum

(DiaSys), asam pikrat 5%, asam asetat glasial dan formalin 40%.

Page 32: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

18

3.2 Sampel Penelitian

3.2.1 Pengumpulan Sampel

Pengumpulan sampel kacang gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) yang

diperoleh dari kelompok tani dusun Sendang, Desa Dadapayu, Kecamatan

Semanu, Kabupaten Gunung kidul, Provinsi DI Yogyakarta.

3.2.2 Determinasi Tumbuhan

Determinasi dilakukan untuk mengetahui identitas tanaman yang

digunakan pada penelitian, yaitu kacang gude. Proses determinasi dilakukan di

Fakultas Biologi FMIPA Universitas Padjadjaran (UNPAD).

3.2.3 Pengolahan Simplisia

Kacang gude (Cajanus cajan (Linn.) Huth) yang telah diperoleh

dibersihkan dari kotoran yang menempel pada kulit kacang, lalu dicuci dengan air

mengalir. Kacang direndam selama 24 jam kemudian di panaskan hingga kering

dibawah matahari dengan ditutupi oleh kain hitam. Setelah kering lalu

diserbukkan dengan cara diblender.

3.3 Skrining Fitokimia

3.3.1 Uji Alkaloid

Serbuk simplisia dalam mortar dibasahkan dengan amonia encer sambil

digerus. Kemudian ditambahkan beberapa mililiter klorofom (CHCl3) sambil

Page 33: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

19

digerus, lalu disaring. Filtrat yang didapatkan ditambahkan beberapa ml asam

klorida 2 N dan kocok. Lapisan asam dipisahkan dan dibagi menjadi 3 bagian,

bagian pertama digunakan sebagai blanko, bagian kedua ditetesi dengan pereaksi

Mayer, dan bagian ketiga ditetesi dengan pereaksi Dragendroff. Kemudian amati

hasil ada atau tidaknya endapan putih untuk pereaksi Mayer dan endapan kuning

kecoklatan untuk pereaksi Dragendroff (Fransworth, 1996).

3.3.2 Uji Flavonoid

Serbuk simplisia ditambahkan dengan air panas, dididihkan selama 5

menit dan disaring dalam keadaan panas, diambil 5 ml filtrat dan dimasukkan

dalam tabung reaksi, ke dalam 5 ml filtrat ditambahkan 0,1 gram serbuk

magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok dan

dibiarkan memisah. Flavonoid positif jika terjadi warna merah, kuning atau

jingga pada lapisan amil alkohol (Farnsworth, 1966).

3.3.3 Uji Saponin

Serbuk simplisia dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10

ml air panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Jika

terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak

hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2 N menunjukkan adanya saponin

(Depkes, 1995).

Page 34: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

20

3.3.4 Uji Tanin atau Polifenol

Uji tanin atau polifenol dilakukan dengan menambahkan larutan FeCl3 ke

dalam ekstrak. Hasil positif tanin/polifenol ditunjukkan dengan terbentuknya

warna hitam kebiruan pada sampel uji (Afriani N dkk, 2016). Sebagian kecil

filtrat diuji ulang dengan penambahan larutan gelatin 1%. Adanya endapan putih

menunjukan bahwa dalam simplisia terdapat tanin (Fransworth, 1996).

3.3.5 Uji Kuinon

Serbuk simplisia dilarutkan dalam air dan dipanaskan dalam penangas air

kemudian disaring. Filtrat ditetesi larutan NaOH. Terbentuknya warna kuning

hingga merah menunjukan positif kuinon (Noer S & Pratiwi, 2016).

3.3.6 Uji Steroid dan Triterpenoid

Serbuk simplisia dimaserasi dengan eter selama 2 jam, disaring, lalu filtrat

diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa ditambahkan 20 tetes asam asetat

anhidrida dan 1 tetes asam sulfat pekat (pereaksi Lieberman Bourchard),

diteteskan pada saat akan mereaksikan sampel uji. Apabila terbentuk warna biru

atau biru hijau menunjukkan adanya steroid sedangkan warna merah, merah

muda atau ungu menunjukkan adanya triterpenoid (Harborne, 1987).

3.3.7 Uji Monoterpen dan Seskuiterpen

Simplisia disari dengan eter, kemudian diuapkan hingga kering. Pada

residu diteteskan pereaksi anisaldehid-asam sulfat atau vanilin-asam sulfat.

Page 35: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

21

Terbentuknya warna-warna menunjukan adanya senyawa monoterpenoid

(Febriyanti dkk, 2014).

3.4 Pengujian Aktivitas Nefroprotektor

3.4.1 Penyiapan Hewan Percobaan

Sebanyak 25 tikus diaklimatisasi dengan lingkungannya selama 7 hari dan

diberikan perlakuan normal, dan masing-masing kandang diberikan sekam.

3.4.2 Dosis Uji Kacang Gude

Dosis empiris kacang gude untuk mengobati penyakit ginjal belum

diketahui. Maka dari itu dosis yang digunakan pada percobaan ini mengacu pada

dosis penelitian sebagai hepatoprotektor.

Dosis I : Suspensi kacang gude dosis 100 mg/kg BB secara oral

Dosis II : Suspensi kacang gude dosis 200 mg/kg BB secara oral

Dosis III : Suspensi kacang gude dosis 400 mg/kg BB secara oral

3.4.3 Perlakuan Terhadap Hewan Percobaan

Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan putih galur wistar (Rattus

novergicus) yang sehat dan mempunyai aktivitas normal, berumur 3-4 bulan

dengan berat 200-250 g. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

The Posttest Only Control Group Design. Hewan uji diukur kadar kreatinin,

ureum dan dilihat gambaran histopatologi ginjal setelah diberikan perlakuan.

Hewan percobaan yang digunakan yaitu tikus jantan putih galur wistar (Rattus

Page 36: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

22

novergicus) sebanyak 25 ekor kemudian dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok

perlakuan dan tiap kelompok terdiri dari 5 tikus sebagai berikut Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Pengelompokan dan perlakuan terhadap hewan percobaan

No

Kelompok

Perlakuan

1 Kontrol Normal

Tikus diberi makan dan minum selama 7 hari, pada

hari ke 8 diukur kadar kreatinin dan kadar Blood

Urea Nitrogen (BUN) serta dilakukan pembedahan

untuk pengujian histopatologi.

2 Kontrol Negatif

Tikus diinduksi gentamisin 60 mg/kg BB tikus secara

intraperitonial dan CMC 1% secara p.o selama 7 hari.

Pada hari ke 8 diukur kadar kreatinin dan kadar Blood

Urea Nitrogen (BUN) serta dilakukan pembedahan

untuk pengujian histopatologi.

3 Dosis Uji I

Tikus diberikan kacang gude 100 mg/kg BB tikus

dalam CMC 1% p.o selama 7 hari dan 2 jam setelah

pemberian dosis I diinduksi gentamisin 60 mg/kg BB

tikus secara IP. Pada hari ke 8 diukur kadar kreatinin

dan kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) serta dilakukan

pembedahan untuk pengujian histopatologi.

4 Dosis Uji II

Tikus diberikan kacang gude 200 mg/kg BB tikus

dalam CMC 1% p.o selama 7 hari dan 2 jam setelah

pemberian dosis II diinduksi gentamisin 60 mg/kg BB

secara IP. Pada hari ke 8 diukur kadar kreatinin dan

kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) serta dilakukan

pembedahan untuk pengujian histopatologi.

5 Dosis Uji III

Tikus diberikan kacang gude 400 mg/kg BB tikus

dalam CMC 1% p.o selama 7 hari dan 2 jam setelah

pemberian dosis III diinduksi gentamisin 60 mg/kg BB

secara IP. Pada hari ke 8 diukur kadar kreatinin dan

kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) serta dilakukan

pembedahan untuk pengujian histopatologi.

Page 37: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

23

3.4.4 Pengambilan Serum Darah Tikus

Pengambilan serum darah tikus diawali dengan pengambilan sejumlah

volume darah dengan cara memotong ekor tikus kemudian ditampung ke dalam

tabung heparin. Selanjutnya darah di sentrifugasi dengan kecepatan 2000 rpm

selama 20 menit dan diambil supernatan pada bagian atas berupa cairan bening

agak kekuningan.

3.4.5 Pemeriksaan Kadar Kreatinin

Pemeriksaan kadar kreatinin serum darah tikus dilakukan dengan cara

menggunakan reagent kit kreatinin (DiaSys) dan diukur dengan menggunakan

fotometer.

Tabel 3.2 Prosedur pemeriksaan kreatinin serum

Standar Sampel Blanko

Standar 50μl - -

Sampel - 50μl -

Reagen

(R1 + R2) 1000μl 1000μl 1000μl

Aquadest - - 50μl

Inkubasi 60 detik pada suhu 37o C. Baca absorbansi pada panjang gelombang 492

nm dan hasil konsentrasi langsung didapatkan (DiaSys).

Keterangan : R1 : NaOH

R2 : Asam Pikrat

Page 38: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

24

3.4.6 Pemeriksaan Kadar Ureum

Pemeriksaan dilakukan dengan metode Urease. Serum yang sudah

disiapkan tadi lalu dimasukkan ke dalam vial dan ditambahkan reagen uji sesuai

Tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.3 Prosedur pemeriksaan kadar Ureum

Standar Sampel Blanko

Standar 10μl - -

Sampel - 10μl -

Reagen (R1+R2) 1000μl 1000μl 1000μl

Aquadest - - 10μl

Inkubasi 60 detik pada suhu 37o C. Baca absorbansi pada panjang gelombang 340

nm dan hasil konsentrasi Urea langsung didapatkan (DiaSys).

Keterangan : R1: Reagen TRIS, 2-oxoglutarat, ADP, Urease, GLDH

R2 : NADH

BUN (Blood Urea Nitrogen) = UREA x 0,467

3.4.7 Histopatologi Ginjal Tikus

Tikus yang telah diberi perlakuan selama 7 hari, kemudian dipuasakan

selama 12 jam. Hari ke 8 hewan percobaan dikorbankan dengan cara dislokasi

pada leher, dan diambil ginjal tikus untuk dilakukan histopatologi. Ginjal tikus

yang diambil kemudian difiksasi dengan cara merendam organ ginjal yang telah

diambil kedalam larutan Bouin’s dan dimasukkan ke dalam tempat speciment yang

terbuat dari plastik. Selanjutnya dilakukan proses dehidrasi pada alkohol

konsentrasi bertingkat yaitu alkohol 70%, 80%, 90% alkohol absolute I, absolute

II masing-masing 2 jam. Lalu dilakukan penjernihan dengan xylol kemudian

Page 39: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

25

dicetak menggunakan paraffin sehingga sediaan tercetak di dalam blok-blok

paraffin dan disimpan dalam lemari es. Blok-blok paraffin tersebut kemudian

dipotong tipis setebal 5-6 µm menggunakan mikrotom. Hasil potongan

diapungkan dalam air hangat bersuhu 60°C untuk meregangkan agar jaringan

tidak berlipat. Sediaan kemudian diangkat dan diletakkan dalam gelas objek untuk

dilakukan pewarnaan Hematoxylin dan Eosin (HE). Selanjutnya diperiksa

dibawah mikroskop (Suhita. N dkk, 2013).

3.5 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan SPSS. Metode analisis secara statistik meliputi uji normalitas,

homogenitas, ANOVA (Analysis of Varian) dan uji LSD.

Page 40: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Determinasi Tumbuhan Kacang Gude

Determinasi dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas tumbuhan yang

akan dijadikan sebagai sampel pengujian. Determinasi dilakukan di Herbarium

Jatinangor Departemen Biologi FMIPA UNPAD dan hasilnya bahwa sampel yang

digunakan merupakan kacang gude dengan nama ilmiah Cajanus cajan (L.)

Millsp, sinonim Cajanus cajan (L.) Huth yang merupakan family Fabaceae

dengan karakter warna utama kulit biji kacang gude yang berwarna ungu gelap

(Lampiran 1).

4. 2 Hewan Percobaan

Hewan percobaan yang digunakan merupakan tikus jantan putih galur wistar

berumur 3-4 bulan yang sehat dan telah melalui pemeriksaan di Dinas Pangan dan

Pertanian Pemerintah Kota Bandung (Lampiran 2).

4. 3 Skrining Fitokimia Kacang Gude

Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa yang

terdapat dalam simplisia kacang gude. Skrining fitokimia yang dilakukan meliputi

golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol, tanin, steroid,

triterpenoid, kuinon, monoterpen dan seskuiterpen. Hasil positif dapat dilihat

dengan adanya perubahan-perubahan warna yang terjadi pada sampel yang

Page 41: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

27

direaksikan dengan pereaksi spesifik. Hasil skrining fitokimia dapat dilihat pada

Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia Kacang Gude

Golongan Senyawa Hasil

Alkaloid -

Flavonoid +

Saponin +

Polifenol +

Tanin -

Steroid -

Triterpenoid +

Monoterpen dan Seskuiterpen +

Kuinon +

Keterangan : (+) dideteksi terdapat senyawa

(-) dideteksi tidak terdapat senyawa

Dari hasil skrining fitokimia simplisia kacang gude mengandung flavonoid,

polifenol, saponin, kuinon, triterpen, monoterpen dan seskuiterpen. Hasil tersebut

sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa serbuk simplisia

kulit kacang gude mengandung flavonoid, saponin, kuinon, polifenol, dan

triterpenoid (Budiana W, Suhardiman A dan Kirana O, 2018). Adanya flavonoid

dan polifenol dalam simplisia kacang gude dapat dijadikan sebagai antioksidan

dan dijadikan sebagai nefroprotektor. Dalam penelitian sebelumnya, aktivitas

serbuk kacang gude dengan metode DPPH diperoleh nilai IC50 sebesar 70,08

mg/ml (Roosmarinto & Rahayu, 2016). Flavonoid dan senyawa polifenol yanng

terkandung dalam kacang gude ini akan melindungi komponen sel ginjal dari

radikal bebas yang dihasilkan gentamisin dengan jalan mendonorkan atom H pada

radikal bebas sehingga dapat menghambat dan menetralisir terjadinya reaksi

oksidasi. Selain itu, triterpenoid yang terkandung dapat berpotensi sebagai

Page 42: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

28

antioksidan sebagaimana hasil penelitian isolasi golongan terpenoid dari Cajanus

cajan (L) Millsp dari pulau Poteran-Madura berdasarkan uji pendahuluan aktivitas

antioksidan diketahui bahwa triterpenoid bersifat aktif sebagai antioksidan

(Ariyani D & Ersam T, 2015).

Penelitian lainnya yang memperkuat bahwa golongan metabolit sekunder

triterpenoid dapat dijadikan sebagai antioksidan adalah penelitian dari ekstrak n-

heksan buah lakum yang hanya memiliki kandungan triterpenoid diperoleh hasil

bahwa triterpenoid dapat menangkap radikal bebas dengan nilai IC50 3.158,92

µg/mL. (Satria M D, Sari R & Wahdaningsih S, 2013).

4. 4 Pemeriksaan Kadar Kreatinin dan kadar BUN

Pengujian aktivitas nefroprotektor kacang gude terhadap tikus jantan putih

galur wistar dilakukan dengan membagi 25 ekor tikus menjadi lima kelompok

yaitu kelompok normal, kelompok negatif, uji dosis I, uji dosis II dan uji dosis III.

Proses pengujian dilakukan selama 7 hari meliputi pemberian dosis uji secara

peroral dan induksi gentamisin 60 mg/kg BB tikus 2 jam setelah pemberian dosis

uji secara intraperitonial. Setelah 7 hari, kemudian pada hari ke 8 diambil darah

tikus melalui ekor untuk dilakukan analisis kadar kreatinin dan ureum dengan

menggunakan Fotometer (intermha-168).

Ureum merupakan salah satu pertanda yang umum digunakan untuk

memperkirakan Glomerulus Filtration Rate (GFR), tetapi pemeriksaan ureum

hanya sebagai pemeriksaan pendukung karena beberapa alasan diantaranya adalah

karena kadar ureum tidak hanya dipengaruhi oleh fungsi ginjal tetapi juga oleh

produksinya yang berasal dari asupan protein dan ureum juga direabsorbsi oleh

Page 43: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

29

tubulus (Purnamasari, 2011). Selain ureum, kreatinin juga digunakan untuk

mengetahui fungsi ginjal. Kreatinin lebih akurat untuk mengetahui fungsi ginjal

dibandingkan ureum, karena kreatinin diproduksi dari otot pada tingkat konstan

dan hampir disaring sepenuhnya pada glomerulus (Khan. R dkk, 2012).

Pemeriksaan kadar ureum dilakukan dengan metode urease, sedangkan

pemeriksaan kadar kreatinin dilakukan dengan menggunakan Jaffe reaction.

Setyaningsih 2013 mengatakan metode untuk penetapan ureum adalah dengan

mengukur nitrogen. Maka, hasil pemeriksaan ureum dikonversi menjadi Blood

Urea Nitrogen (BUN). Adapun hasil dari pemeriksaan kreatinin dan ureum yang

dikonversi menjadi BUN dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Lampiran 4.

Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan kreatinin dan BUN

Kelompok Hasil

Kadar Kreatinin (mg/dl) Kadar BUN (mg/dl)

Normal 1,448 ± 0,383 30,701 ± 17,868

Negatif 2,24 ± 0,764 34,007 ± 17,237

Uji Dosis I 2,032 ± 0,264 31,952 ± 10,322

Uji Dosis II 1,64 ± 0,243 29,711 ± 13,182

Uji Dosis III 1,62 ± 0,223 23,509 ± 6,570

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pemberian induksi gentamisin dapat

meningkatkan kadar kreatinin dan BUN, dimana pada kelompok negatif diperoleh

kadar kreatinin dan BUN lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok normal.

Demikian pula pada kelompok uji dosis 1, 2, dan 3 dihasilkan kadar kreatinin dan

BUN lebih kecil daripada kelompok negatif. Hal tersebut terjadi karena kadar

kreatinin dan BUN akan meningkat seiring dengan penurunan kemampuan

Page 44: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

30

penyaringan glomerulus karena pembuangan kreatinin dan BUN didalam tubuh

menjadi terhambat (Suryawan, 2016).

4.4.1 Analisis Statistik Hasil Pemeriksaan Kadar Kreatinin

Hasil pengujian dilakukan analisis menggunakan SPSS versi 16.0 meliputi

uji normalitas, homogenitas dan uji anova. Kadar kreatinin yang diperoleh

kemudian diuji normalitasnya menggunakan uji shapiro-wilk diperoleh hasil

bahwa kelima kelompok perlakuan terdistribusi normal (p>0,05). Pada uji

homogenitas dengan menggunakan levene test diperoleh hasil bahwa data bersifat

homogen (p=0,229). Untuk melihat perbedaan kadar kreatinin antar kelompok

perlakuan maka dilakukan uji One-way Anova dengan hasil terdapat perbedaan

yang bermakna dengan p=0,045 (p<0,05) (Lampiran 5). Selanjutnya dilakukan

uji LSD untuk melihat perbedaan antar kelompok uji terhadap kadar kreatinin

yang dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Lampiran 5.

Tabel 4.3 Hasil Uji LSD Kadar Kreatinin

Kelompok Normal Negatif Uji Dosis I Uji Dosis II Uji Dosis III

Normal - BS BS TBS TBS

Negatif BS - TBS BS BS

Uji Dosis I BS TBS - TBS TBS

Uji Dosis II TBS BS TBS - TBS

Uji Dosis III TBS BS TBS TBS -

Keterangan :

BS : berbeda signifikan (p≤0,05).

TBS : Tidak berbeda signifikan (p>0,05)

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara kelompok normal dan kelompok negatif (p=0,008). Serta adanya

Page 45: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

31

perbedaan yang signifikan antara kelompok negatif dengan uji dosis II (p=0,038)

dan antara kelompok negatif dengan dosis III (p=0,032). Hal tersebut berarti

bahwa dosis II dan III memberikan aktivitas nefroprotektif yang efektif dan

signifikan dibandingkan dengan kelompok negatif. Hubungan antara kelompok

normal dengan kelompok uji, diperoleh hasil tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok normal dengan uji dosis II dan uji dosis III dengan

nilai signifikan secara berurutan yaitu (p=0,485) dan (p=0,531) . Hal tersebut

berarti bahwa dosis II (200 mg/kg BB tikus) dan dosis III (400 mg/Kg BB tikus)

mampu mengembalikan kadar kreatinin mendekati normal.

4.4.2 Analisis Statistik Hasil Pemeriksaan BUN

Kadar BUN yang diperoleh kemudian diuji normalitasnya dengan uji

shapiro-wilk, diperoleh hasil bahwa kelima kelompok perlakuan terdistribusi

normal (p>0,05). Pada uji homogenitas dengan menggunakan levene test

diperoleh hasil bahwa data bersifat homogen (p>0,063). Untuk melihat perbedaan

kadar BUN antar kelompok perlakuan maka dilakukan uji One-way Anova dengan

hasil tidak terdapat perbedaan yang bermakna, yaitu 0,795 (p>0,05) (Lampiran

5). Tidak terdapatnya perbedaan pada hasil dikarenakan jumlah ureum didalam

darah ditentukan oleh diet protein dan kemampuan ginjal mengeksresikan urea

(indriani V dkk, 2017).

4. 5 Hasil Histopatologi Ginjal Tikus

Histopatologi dilakukan untuk mengamati pengaruh dari toksisitas serta

proteksi dari dosis uji terhadap organ ginjal secara mikroskopis. Hasil dari

histopatologi yang dilakukan di laboratorium biosistem hewan Departemen

Page 46: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

32

Biologi Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan

Lampiran 6.

Tabel 4.4 Hasil Analisis Histopatologi

NO Kelompok Per 1000 sel Persen

proteksi Sel Normal Sel Nekrosis

1 Normal 891±5,657 109±5,657 -

2 Negatif 821,5± 6,364 178,5±6,364 -38,935*

3 Dosis I 838,5±2,121 161,5±2,121 9,524

4 Dosis II 856,5±3,536 143,5±3,536 19,608

5 Dosis III 848,5±4,950 151,5±4,950 15,126

Keterangan :

* = Tidak adanya proteksi terhadap kerusakan sel

Gentamisin tergolong antibiotika aminoglikosida yang sudah diketahui

toksik terhadap ginjal. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh agen nefrotoksik ini

salah satunya adalah kerusakan tubulus ginjal (Rajak dkk, 2016). Dari Tabel 4.5

dapat dilihat bahwa pemberian induksi gentamisin 60 mg/kg BB/hari dapat

menyebabkan kerusakan pada sel ginjal sebesar 38,935% dibandingkan dengan

kontrol normal. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian M lintong dkk (2012)

bahwa pemberian gentamisin pada tikus Wistar dengan dosis 60 mg/kg BB/hari

selama 7 hari menunjukkan edema, nekrosis, dan apoptosis sel epitel tubulus,

serta robekan membrana basalis tubulus. Proses kerusakan yang terjadi akibat

induksi gentamisin melibatkan tiga hal yaitu stress oksidatif, peradangan atau

inflamasi dan nekrosis (Mahmoud dkk, 2017).

Pemberian kacang gude dapat memberikan proteksi terhadap induksi

gentamisin, dilihat dari persen proteksi semua dosis uji baik dosis uji 1 (100

mg/Kg BB Tikus), dosis 2 (200 mg/Kg BB Tikus), dan dosis 3 (400 mg/Kg BB

Tikus) dapat memberikan proteksi. Namun, persen proteksi tertinggi terlihat pada

Page 47: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

33

dosis 2 dengan proteksi sebesar 19,608%. Hal tersebut berarti menunjukan bahwa

pemberian kacang gude dapat memberikan proteksi terhadap induksi gentamisin

dikarenakan kacang gude memiliki kandungan senyawa yang bersifat antioksidan.

Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang mampu melindungi sel

dari bahaya radikal bebas oksigen reaktif (Dr. Ir. Winarsi H, 2014). Dimana

antioksidan bersifat sangat mudah dioksidasi, sehingga radikal bebas akan

mengoksidasi antioksidan tersebut dan melindungi molekul lain didalam sel dari

kerusakan akibat oksidasi oleh radikal bebas atau oksigen reaktif (Werdhasari,

2014).

Page 48: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian aktivitas kacang gude (Cajanus cajan (Linn.)

Huth) terhadap tikus jantan putih galur wistar yang diinduksi gentamisin, kacang

gude mempunyai aktivitas sebagai nefroprotektor. Hal tersebut terlihat dari

penurunan kadar kreatinin dan penurunan jumlah nekrosis sel pada tubulus ginjal.

Namun tidak ada pengaruh terhadap kadar Blood Urea Nitrogen (BUN). Pengaruh

proteksi yang paling baik dihasilkan oleh kelompok uji dosis II (200 mg/ Kg BB

Tikus) dengan perbaikan sel nekrosis sebesar 19,608%.

5.2 Saran

1. Pada pengujian selanjutnya disarankan untuk dilakukan pengujian aktivitas

nefroprotektor dengan menggunakan ekstrak kacang gude.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai toksisitas

3. Perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan senyawa spesifik yang

bekerja sebagai nefroprotektor.

Page 49: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

35

DAFTAR PUSTAKA

Afriani. N., Idiawati.N., Alimuddin.A.H. 2016. Skrining Fitokimia Dan Uji

Toksisitas Ekstrak Akar Mentawa (Artocarpus anisophyllus) Terhadap

Larva Artemia salina. Volume 5(1). Progam Studi Kimia, Fakultas

MIPA, Universitas Tanjungpura. halaman 58-64.

Andrianto. P & Gunawan. J, 2013. Kapita Selekta Patologi Klinik: Baron. D. N.

edisi 4. Jakarta: ECG.

Anonim. 2017. Renal calyx. Diakses dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Renal_calyx. [Diakses 29 November

2018).

Anonim. 2018. Gude.diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gude. [diakses

12 November 2018).

Ariyani D & Ersam T, 2015. Isolasi Senyawa Terpenoid Dan Uji Bioaktivitas

Antioksidan Dari Tumbuhan Kacang Kayu (Cajanus cajan (L) Millsp) Dari

Pulau Poteran-Madura. Jurusan Kimia, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember. Senatek. ISSN: 2407 – 7534

Budiana W, Suhardiman A dan Kirana O, 2018. Aktivitas Antioksidan Ekstrak

Kulit Buah Kacang Kratok (Phaseolus lunatus) Dan Kulit Buah Kacang

Gude (Cajanus cajan) Dengan Metode DPPH Serta Penetapan Kadar Total

Flavonoid Dan Fenol. Jounal of Pharmacopolium. Volume 1, No. 3. 162-

169

Dr. Ir. Winarsi H, 2014. Antioksidan Daun Kapulaga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Febrianti, dkk. 2014. Kandungan Kimia danaktivitas sitotoksik ekstrak dan fraksi

herba anting-anting terhadap sel kanker Payudara MCF-7. Jurnal Farmasi

Indonesia Vol.7 No 1. Hal 21-22.

Page 50: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

36

Fransworth, N.R. 1966. Biological and Phytochemical Schreening of Plant.

Journal of Pharmaceutical Sciences. 55(3): hal. 262-263.

Harbone, J. B. Metode Fitokimia. Bandung. Penerbit ITB. 1987.

Harryana. E dkk. 2013. Daun Ampuh Basmi Berbagai Penyakit. Jogjakarta: Nusa

Creativa.

Hughes P.J. 2013. Pathophysiologic Mechanisms of Selected Types of

Nephrotoxicity. Medscape reference drug, diseases & procedures.

Diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/1925868 [13

November 2018]

Ibrahim. L., Suryani. L., & Ismail. E. 2017. Hubungan Asupan Protein dengan

Kadar Kadar Ureum dan Kreatinin pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

yang Sedang Menjalani Hemodialisa di Unit Hemodialisa RS PKU

Muhammadoyah Yogyakarta: Jurnal Nutrisia. 19 (1), 1-6.

Indriani V dkk.2017. Hubungan Antara Kadar Ureum, Kreatinin dan Klirens

Kreatinin dengan Proteinuria Pada Penderita Diabetes Melitus.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2017. Situasi

penyakit ginjal kronis. Jakarta Selatan: pusat data dan informasi

kementerian kesehatan RI.

Khan. R., Ali. R., Khan. Z., Shah, S., NawabZada. 2012. Cinnamon on the

Functions of Liver and Kidney in Type 2 Diabetic Individuals.

PakistanJournalofLifeandSocialSciences. 8(2):145-149.

Kurnianingsih. S dkk. 2014. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik.

Joyce LeFever Kee. Edisi 6. Jakarta: EGC

Loganayaki. N., Siddhuraju. P., & Manian. S. 2011. A comparative study on in

vitro antioxidant activity of the legumes Acacia auriculiformis and

Acacia ferruginea with a conventional legume Cajanus cajan Estudio

comparativo de la actividad antioxidante in vitro de las legumbres Acacia

Page 51: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

37

auriculiformis y Acacia ferruginea con la legumbre convencional

Cajanus cajan. CyTA – Journal of Food, Vol. 9, No. 1. India :

Department of Botany and Department of Environmental Sciences,

School of Life Sciences, Bharathiar University.

M Lintong, P., F. Kairupan, C., dan N. Sondakh, P.L. 2012. Gambaran

Mikroskopik Ginjal Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Setelah Diinduksi

Dengan Gentamisin. Jurnal e-Biomedik, Volume 4, Nomor 3. hal. 185-

192.

Mac Dougall C & Chambers HF. 2011. The aminoglicoside, In: Laurence L.

Brunton, PhD. Eds 12. Goodman & Gilman’s the Pharmacological Basis

of Therapeutics. 12th ed. New York: McGraw-hill. Hal 1505.

Mahmoud dkk, 2017. kiwi fruit (Actinidia deliciosa) ameliorates gentamicin-

induced nephrotoxicity in albino mice via the activation of Nrf2 and the

inhibition of NF-kB (kiwi & gentamicin-induced nephrotoxicity). Elsevier :

Biomedicine & Pharmacoteraphy. Page 206-218.

Muchtadi D. 2013. ANTIOKSIDAN : Kiat Sehat Di Usia Produktif. Bandung:

Alfabeta. Hal 65, 83

Noer. S & Pratiwi.R. D. 2016. Uji Kualitatif Fitokimia Daun Ruta Angustifolia.

Faktor Exacta 9(3): 200-206, p-ISSN: 1979-276X, e- ISSN: 2502-339X.

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Teknik, Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam : Universitas Indraprasta PGRI.

Pearce. E. 2011. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

Peteate, Ian & Nair. M. 2015. Dasar-dasar Patofisiologi Terapan : Panduan

penting untuk mahasiswa keperawatan dan kesehatan. Jakarta: Bumi

Medika.

Page 52: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

38

Priyanto, M. Biomed. 2010. Toksikologi, Mekanisme, Terapi Antidotum, dan

Penilaian Risiko. Depok: Leskonfi (Lembaga Studi dan Konsultasi

Farmakologi). Hal 98-99.

Purnamasari, Endah. 2011. Diabetes Melitus dengan Penyakit Kronis.[Jurnal].

Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Jakarta Pusat

R. Raveena, R. Premalatha and A. saranya. 2016. Comparative analysis of

phytochemical constituents and antibacterial activity of leaf, seed and

root extract of Cajanus cajan (L.) Mill sp. International Journal of

Current Microbiology and Applied Sciences ISSN: 2319-7706 Volume 5,

Number 3. India : Department of Microbiology and Biochemistry.

Nadar Saraswathi College of Arts and Science. pp. 485-494.

Rajak, Z.F.W., Lily, L., dan Poppy., L. 2016. Gambaran Histopatologik Ginjal

Wistar Yang Diberi Ekstrak Binahong Pasca Pemberian Gentamisin.

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2. Manado: Fakultas

Kedokteran. Universitas Sam Ratulangi: hal. 4-5.

Riskesdas. 2013. Riset kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen kesehatan RI

Roosmarinto & Rahayu. 2016. Kajian Aktivitas Antioksidan Kacang Gude

(Cajanus Cajan) Dan Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Enzim Hati Tikus

Yang Diinduksi Karbon Tetraklorida. Jurnal Teknologi Kesehatan,

Volume 12, Nomor 2. Yogyakarta: Jurusan Analis Kesehatan. Poltekkes

Kemenkes Yogyakarta. hlm. 71-76.

S Ariviani , Affandi. D. R ., Listyaningsih. E., Handajani S. 2018. The potential of

pigeon pea (Cajanus cajan) beverage as an anti-diabetic functional drink.

International Symposium on Food and Agro-biodiversity (ISFA).

Surakarta: Department of Agricultural Technology. Faculty of

Agriculture and Department of Histology. Faculty of Medicine.

Universitas Sebelas Maret.

Page 53: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

39

Satria M D, Sari R & Wahdaningsih S, 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak

N-Heksan Buah Lakum (Cayratia trifolia) Dengan Metode DPPH (2,2-

DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL) . Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak.

Setyaningsih A dkk. 2013. Perbedaan Kadar Ureum & Creatinin Pada Klien yang

Menjalani Hemodialisa dengan Hollow Fiber Baru dan Hollow Fiber Re Use

di RSUD Ungaran.

Suhita N.L.P.R., I.W Sudira., I.B.O Winaya. 2013. Histopatologi Ginjal Tikus

Putih Akibat Pemberian Ekstrak Pegagan (Centella asiatica) Peroral.

Suryawan, Arjani & sudarmanto. 2016. Gambaran Kadar Ureum Dan Kreatinin

Serum Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Terapi

Hemodialisis Di Rsud Sanjiwani Gianyar. Meditory. Vol. 4, No.2.

UNPAD. 2019. Lembar Identifikasi Tumbuan No. 049/HB/02/2019. Herbarium

Jatinangor; Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA

UNPAD.

Verdiansah. 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal. CDK-237/ vol. 43 no. 2. Bandung:

Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit

Hasan Sadikin.

Werdhasari. 2014. Peran Antioksidan Bagi Kesehatan. Jurnal Biotek Medisiana

Indonesia . Vol.3.2.2014: 59-68.

Page 54: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

40

LAMPIRAN I

HASIL DETERMINASI TUMBUHAN

Page 55: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

41

Page 56: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

42

LAMPIRAN II

SERTIFIKAT VETERINER

Page 57: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

43

LAMPIRAN III

DOKUMENTASI

A. Sampel

B. Skrining Fitokimia

1. Uji Alkaloid

2. Uji Flavonoid

Blanko Mayer (-) Dragendrop (-)

Flavonoid (+)

Kacang Gude Serbuk Kacang Gude Simplisia Kacang Gude

Page 58: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

44

3. Uji Saponin

4. Uji Tanin

5. Uji Polifenol

6. Uji Kuinon

sappnin (+)

Blanko Tanin (-)

Polifenol (+)

Kuinon (+)

Page 59: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

45

7. Uji Monoterpen dan Seskuiterpen

8. Uji Steroid dan Terpenoid

Monoterpen dan Seskuiterpen (+)

terpenoid (+)

Page 60: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

46

LAMPIRAN IV

DATA PEMERIKSAAN KADAR KREATININ DAN

BLOOD UREA NITROGEN (BUN)

A. Hasil Pemeriksaan Kadar Kreatinin (mg/dL)

Tikus Normal Negatif Dosis I Dosis II Dosis III

1 1,19 2,05 1,85 1,91 1,49

2 2,09 3,55 2,21 1,46 1,98

3 1,47 2,06 2,07 1,32 1,51

4 1,36 1,54 2,34 1,79 1,69

5 1,13 2 1,69 1,72 1,43

Rata-rata± SD 1,448±0,383 2,24±0,764 2,032±0,264 1,64±0,243 1,62±0,223

B. Hasil Pemeriksaan Kadar BUN (mg/dL)

Tikus Normal Negatif Dosis I Dosis II Dosis III

1 51,837 17,3724 26,1053 41,2361 15,878

2 22,2759 45,7193 49,7822 14,7572 20,9216

3 47,7741 33,3438 30,7286 17,9328 24,8444

4 19,2871 56,2735 29,2809 43,8046 33,7174

5 12,3288 17,3257 23,8637 30,822 22,1825

Rata-rata±SD 30,701±17,868 34,007±17,237 31,952±10,322 29,711±13,182 23,509±6,570

Page 61: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

47

LAMPIRAN V

HASIL ANALISIS STATISTIK KADAR KREATININ DAN BLOOD UREA

NITROGEN (BUN)

A. Kreatinin

1. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kelompok

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Kreatinin kelompok normal .847 5 .184

kelompok negatif .782 5 .057

uji dosis 1 .968 5 .864

uji dosis 2 .941 5 .671

uji dosis 3 .858 5 .221

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Nilai sig > 0,05 maka data terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Descriptives

Kreatinin

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

kelompok normal 5 1.4480 .38343 .17148 .9719 1.9241 1.13 2.09

kelompok negatif 5 2.2400 .76358 .34148 1.2919 3.1881 1.54 3.55

uji dosis 1 5 2.0320 .26367 .11792 1.7046 2.3594 1.69 2.34

uji dosis 2 5 1.6400 .24321 .10877 1.3380 1.9420 1.32 1.91

uji dosis 3 5 1.6200 .22338 .09990 1.3426 1.8974 1.43 1.98

Total 25 1.7960 .49078 .09816 1.5934 1.9986 1.13 3.55

Test of Homogeneity of Variances

Kreatinin

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.539 4 20 .229

Nilai sig. > 0,05 maka data homogen

Page 62: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

48

3. Uji ANOVA

ANOVA

Kreatinin

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.146 4 .537 2.953 .045

Within Groups 3.635 20 .182

Total 5.781 24

Nilai sig. < 0,05 maka HO ditolak, terdapat perbedaan yang signifikan

4. Uji LSD

Multiple Comparisons

Kreatinin

LSD

(I) kelompok (J) kelompok

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kelompok normal kelompok negatif -.79200* .26961 .008 -1.3544 -.2296

uji dosis 1 -.58400* .26961 .043 -1.1464 -.0216

uji dosis 2 -.19200 .26961 .485 -.7544 .3704

uji dosis 3 -.17200 .26961 .531 -.7344 .3904

kelompok negatif kelompok normal .79200* .26961 .008 .2296 1.3544

uji dosis 1 .20800 .26961 .449 -.3544 .7704

uji dosis 2 .60000* .26961 .038 .0376 1.1624

uji dosis 3 .62000* .26961 .032 .0576 1.1824

uji dosis 1 kelompok normal .58400* .26961 .043 .0216 1.1464

kelompok negatif -.20800 .26961 .449 -.7704 .3544

uji dosis 2 .39200 .26961 .161 -.1704 .9544

uji dosis 3 .41200 .26961 .142 -.1504 .9744

uji dosis 2 kelompok normal .19200 .26961 .485 -.3704 .7544

kelompok negatif -.60000* .26961 .038 -1.1624 -.0376

uji dosis 1 -.39200 .26961 .161 -.9544 .1704

uji dosis 3 .02000 .26961 .942 -.5424 .5824

uji dosis 3 kelompok normal .17200 .26961 .531 -.3904 .7344

kelompok negatif -.62000* .26961 .032 -1.1824 -.0576

uji dosis 1 -.41200 .26961 .142 -.9744 .1504

uji dosis 2 -.02000 .26961 .942 -.5824 .5424

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok normal dan negatif, tidak

adanya perbedaan signifikan antara dosis 2 dan dosis 3 terhadap normal, serta

adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol negatif dengan uji

dosis 2 dan dosis 3.

Page 63: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

49

5. Means plot

B. BUN

1. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kelompok

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig.

BUN kelompok normal .860 5 .227

kelompok negatif .901 5 .417

uji dosis 1 .789 5 .066

uji dosis 2 .894 5 .379

uji dosis 3 .949 5 .732

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Nilai sig > 0,05 maka data terdistribusi normal.

Page 64: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

50

2. Uji Homogenitas

Descriptives

BUN

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound Upper Bound

kelompok normal 5 3.070058E1 17.8676971 7.9906771E0 8.514904 52.886256 12.3288 51.8370

kelompok negatif 5 3.400694E1 17.2365202 7.7084062E0 12.604973 55.408907 17.3257 56.2735

uji dosis 1 5 3.195214E1 10.3217248 4.6160157E0 19.136026 44.768254 23.8637 49.7822

uji dosis 2 5 2.971054E1 13.1817482 5.8950570E0 13.343238 46.077842 14.7572 43.8046

uji dosis 3 5 2.350878E1 6.5704095 2.9383765E0 15.350539 31.667021 15.8780 33.7174

Total 25 2.997580E1 13.0258495 2.6051699E0 24.598990 35.352602 12.3288 56.2735

Test of Homogeneity of Variances

BUN

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.658 4 20 .063

Nilai sig. > 0,05 maka data homogen

3. Uji ANOVA

ANOVA

BUN

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 312.782 4 78.195 .416 .795

Within Groups 3760.486 20 188.024

Total 4073.268 24

Nilai sig. > 0,05 maka HO diterima, tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Page 65: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

51

LAMPIRAN VI

HASIL HISTOPATOLOGI

Page 66: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

52

Page 67: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

53

No Hasil Histopatologi Perbesaran 40x

1 Kontrol Normal

Ginjal Kanan Ginjal Kiri

2 Kontrol Negatif

Ginjal Kanan Ginjal Kiri

3 Uji Dosis I

Ginjal Kanan Ginjal Kiri

Page 68: UJI AKTIVITAS KACANG GUDE (Cajanus cajan (Linn.) Huth

54

NO Hasil Histopatologi Perbesaran 40x

4 Uji Dosis II

Ginjal Kanan Ginjal Kiri

5 Uji Dosis III

Ginjal Kanan Ginjal Kiri

Keterangan:

= Glomerulus

= Sel Nekrosis (Tampak tubuli membesar, sel-sel epitel membengkak, sitoplasma

granuler, dan inti sel menghilang).

= Sel Normal