tutorial gnaps fix

Upload: andreas-tedi-karo-karo

Post on 08-Jul-2018

252 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    1/21

    SMF/Lab Ilmu Kesehatan Anak Tutorial Klinik 

    Fakultas Kedokteran Umum

    Universitas Mulawarman

    GNAPS

    Glomerulone!ritis Akut Pas"a Stre#tokokus$

    Disusun Oleh:

      Andreas Tedi S% Karo Karo &'&(()*('+

      A,u -erwan Mardatillah &'&(()*('*

    Pembimbing:

    .r% Sherl, uniar"han0 S#%A

    .ibawakan .alam 1an2ka Tu2as Ke#aniteraan Klinik 

    SMF/Lab Ilmu Kesehatan Anak 

    Fakultas Kedokteran UmumUniversitas Mulawarman

    1SU. Abdul 3ahab S4ahranie Samarinda

    )(&5

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    2/21

    6A6 I

    P7N.A-ULUAN

    Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal

    tahap akhir dan tingginya angka morbiditas pada anak. Terminologi

    glomerulonefritis yang dipakai disini adalah untuk menunjukkan bahwa kelainan

    yang pertama dan utama terjadi pada glomerulus, bukan pada struktur ginjal yang

    lain.1  Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung seara mendadak !akut" atau

    seara menahun !kronis" seringkali tidak diketahui karena tidak menimbulkan

    gejala.Gejalanya dapat berupa mual#mual, kurang darah !anemia", atau

    hipertensi.Gejala umum berupa sembab kelopak mata, kening sedikit, dan

     berwarna merah, biasanya disertai hipertensi. Penyakit ini umumnya !sekitar 

    $%&" sembuh spontan, 1%& menjadi kronis, dan 1%& berakibat fatal.'

    (alah satu bentuk glomerulonefritis akut !G)*" yang banyak dijumpai pada anak 

    adalah glomerulonefritis akut pasa streptokokus !G)*P(". G)*P( dapat terjadi pada

    semua usia, tetapi peak age indence pada usia + - tahun. G)*P( merupakan penyebab

    terbanyak nefritis akut pada anak di negara berkembang, sedangkan di negara maju

    terjadi dalam prealensi yang rendah./

    G)*P( masih menjadi masalah bagi para dokter dan dokter spesialis anak 

    terutama dalam penegakan diagnosis dan tata laksana. 0eberapa kasus didiagnosis

    sebagai ensefalopati karena kesadaran menurun dan kejang#kejang, tetapi ternyata

    G)*P(. al ini terjadi karena G)*P( dapat menyebabkan ensefalopati hipertensi

    disertai manifestasi kejang dan atau kesadaran menurun. Oleh karena itu, pada setiap

    kasus dengan gejala kejang dan atau kesadaran menurun, jangan lupa memeriksa tekanan

    darah untuk melaak adanya G)*P(./

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    3/21

    6A6 II

    TIN8AUAN PUSTAKA

    .e!inisi

    Glomerulonefritis akut juga disebut dengan glomerulonefritis akut post

    streptokokus !G)*P(" adalah suatu sindrom nefrotik akut yang ditandai dengan

    timbulnya hematuria, edema, hipertensi dan penurunan fungsi ginja. 2erupakan

     proses radang non#supuratif yang mengenai glomeruli, sebagai akibat infeksi

    kuman streptokokus beta hemolitikus grup *, tipe nefritogenik di tempat lain.

    Penyakit ini sering mengenai anak#anak.1,'

    Glomerulonefritis akut !G)*" adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal

    terhadap bakteri atau irus tertentu.3ang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman

    streptoous. Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk 

    menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan

    inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis.

    (edangkan istilah akut !glomerulonefritis akut" menerminkan adanya korelasi

    klinik selain menunjukkan adanya gambaran etiologi, patogenesis, perjalanan

     penyakit dan prognosis./

    7#idemiolo2i

    G)*P( dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada usia + -

    tahun. Penelitian multisenter di 4ndonesia memperlihatkan sebaran usia 5,6 16 tahun

    dengan rerata usia tertinggi $,'+ tahun dan rasio 7 : 8 9 1, /' : 1. 1  *ngka kejadian

    G)*P( sukar ditentukan mengingat bentuk asimtomatik lebih banyak dijumpai daripada

     bentuk simtomatik. Di negara maju, insiden G)*P( berkurang akibat sanitasi yang lebih

     baik, pengobatan dini penyakit infeksi, sedangkan di negara sedang berkembang insiden

    G)*P( masih banyak dijumpai.5 Di 4ndonesia ;ashmir, G)*P( lebih banyak 

    ditemukan pada golongan sosial ekonomi rendah, masing masing +$,

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    4/21

    streptokokus, timbul gejala#gejala klinis. 4nfeksi kuman streptokokus beta

    hemolitikus ini mempunyai resiko terjadinya glomerulonefritis akut paska

    streptokokus berkisar 1%#16&./ (treptoous ini dikemukakan pertama kali oleh

    =ohlein pada tahun 1

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    5/21

    sterptolisin O. fenomena ini merupakan dasar tes kuantitatif untuk 

    antibody. Titer serum antisterptolisin O !*(O" yang melebihi 1+%#5%% unit

    dianggap abnormal dan menunjukkan adanya infeksi sterptokokus yang

     baru saja terjadi atau adanya kadar antibodi yang tetap tinggi setelah

    serangan infeksi pada orang yang hipersensitifitas./

    • (terptolisin (, adalah >at penyebab timbulnya >one hemolitik disekitar 

    koloni sterptokokus yang tumbuh pada permukaan lempeng agar darah.

    (terptolisin ( bukan antigen, tetapi >at ini dapat dihambat oleh

     penghambat non spesifik yang sering ada dalam serum manusia dan hewan

    dan tidak bergantung pada pengalaman masa lalu dengan sterptokokus.6

    Gambar 1. 0akteri (terptokokus /

    0akteri ini hidup pada manusia di tenggorokan dan juga kulit. Penyakit yang

    sering disebabkan diantaranya adalah faringitis, demam rematik dan

    glomerulonefritis.1

    Pato!isiolo2i

    (ebenarnya bukan streptokokus yang menyebabkan kerusakan pada ginjal.

    Diduga terdapat suatu antibodi yang ditujukan terhadap suatu antigen khusus yang

    merupakan unsur membran plasma sterptokokal spesifik. Terbentuk kompleks

    antigen#antibodi didalam darah dan bersirkulasi kedalam glomerulus tempat

    kompleks tersebut seara mekanis terperangkap dalam membran basalis,

    selanjutnya komplomen akan terfiksasi mengakibatkan lesi dan peradangan yang

    menarik leukosit polimorfonuklear !P2)" dan trombosit menuju tempat lesi.

    Bagositosis dan pelepasan en>im lisosom juga merusak endothel dan membran

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    6/21

     basalis glomerulus !4G02". (ebagai respon terhadap lesi yang terjadi, timbul

     proliferasi sel#sel endotel yang diikuti sel#sel mesangium dan selanjutnya sel#sel

    epitel. (emakin meningkatnya kebooran kapiler gromelurus menyebabkan

     protein dan sel darah merah dapat keluar ke dalam urine yang sedang dibentuk 

    oleh ginjal, mengakibatkan proteinuria dan hematuria. *gaknya kompleks

    komplomen antigen#antibodi inilah yang terlihat sebagai nodul#nodul subepitel

     pada mikroskop elektron dan sebagai bentuk granular dan berbungkah#bungkah

     pada mikroskop imunofluoresensi, pada pemeriksaan ahaya glomerulus tampak 

    membengkak dan hiperseluler disertai inasi P2).1,6

    2enurut penelitian yang dilakukan penyebab infeksi pada glomerulus

    akibat dari reaksi hipersensiitas tipe 444. ;ompleks imun !antigen#antibodi yang

    timbul dari infeksi" mengendap di membran basalis glomerulus. *ktiasi

    komplemen yang menyebabkan destruksi pada membran basalis glomerulus.1

    ;ompleks#kompleks ini mengakibatkan kompelen yang dianggap

    merupakan mediator utama pada edera. (aat sirkulasi melalui glomerulus,

    kompleks#kompleks ini dapat tersebar dalam mesangium, dilokalisir pada

    subendotel membran basalis glomerulus sendiri, atau menembus membran basalis

    dan terperangkap pada sisi epitel. 0aik antigen atau antibodi dalam kompleks initidak mempunyai hubungan imunologis dengan komponen glomerulus. Pada

     pemeriksaan mikroskop elektron edera kompleks imun, ditemukan endapan#

    endapan terpisah atau gumpalan karateristik pada mesangium, subendotel, dan

    epimembranosa. Dengan miskroskop imunofluoresensi terlihat pula pola nodular 

    atau granular serupa, dan molekul antibodi seperti 4gG, 4g2 atau 4g* serta

    komponen#komponen komplomen seperti ?/,?' dan ?5 sering dapat

    diidentifikasi dalam endapan#endapan ini. *ntigen spesifik yang dilawan olehimunoglobulin ini terkadang dapat diidentifikasi.1,

    ipotesis lain yang sering disebut adalah neuraminidase yang dihasilkan

    oleh (treptokokus, merubah 4gG menjadi autoantigenic.  *kibatnya, terbentuk 

    autoantibodi terhadap 4gG yang telah berubah tersebut. (elanjutnya terbentuk 

    komplek imun dalam sirkulasi darah yang kemudian mengendap di ginjal.1

    Streptokinase yang merupakan sekret protein, diduga juga berperan pada

    terjadinya G)*P(. (reptokinase mempunyai kemampuan merubah plaminogen

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    7/21

    menjadi plasmin. Plasmin ini diduga dapat mengaktifkan sistem komplemen

    sehingga terjadi asade dari sistem komplemen.1

    Pola respon jaringan tergantung pada tempat deposit dan jumlah kompleks

    yang dideposit. 0ila terutama pada mesangium, respon mungkin minimal, atau

    dapat terjadi perubahan mesangiopatik berupa ploriferasi sel#sel mesangial dan

    matrik yang dapt meluas diantara sel#sel endotel dan membran basalis,serta

    menghambat fungsi filtrasi simpai kapiler. Cika kompleks terutama terletak 

    subendotel atau subepitel, maka respon enderung berupa glomerulonefritis

    difusa, seringkali dengan pembentukan sabit epitel. Pada kasus penimbunan

    kronik komplek imun subepitel, maka respon peradangan dan proliferasi menjadi

    kurang nyata, dan membran basalis glomerulus berangsur# angsur menebal

    dengan masuknya kompleks#kompleks ke dalam membran basalis baru yang

    dibentuk pada sisi epitel.1,6

    2ekanisme yang bertanggung jawab terhadap perbedaan distribusi deposit

    kompleks imun dalam glomerulus sebagian besar tidak diketahui, walaupun

    demikian ukuran dari kompleks tampaknya merupakan salah satu determinan

    utama. ;ompleks#kompleks keil enderung menembus simpai kapiler,

    mengalami agregasi, dan berakumulasi sepanjang dinding kapiler do bawah epitel,sementara kompleks#kompleks berukuran sedang tidak sedemikian mudah

    menembus membran basalis, tapi masuk ke mesangium. ;omplkes juga dapat

     berlokalisasi pada tempat#tempat lain.1,6

    Cumlah antigen pada beberapa penyakit deposit kompleks imun terbatas,

    misal antigen bakteri dapat dimusnahkan dengan mekanisme pertahanan penjamu

    atau dengan terapi spesifik. Pada keadaan demikian, deposit kompleks#kompleks

    imun dalam glomerulus terbatas dan kerusakan dapat ringan dan berlangsungsingkat, seperti pada glomerulonefritis akut post steroptokokus.1,5

    asil penyelidikan klinis imunologis dan perobaan pada binatang

    menunjukkan adanya kemungkinan proses imunologis sebagai penyebab.

    0eberapa penyelidik mengajukan hipotesis sebagai berikut :1

    1. Terbentuknya kompleks antigen#antibodi yang melekat pada membrana

     basalis glomerulus dan kemudian merusaknya.

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    8/21

    5. Proses auto#imun kuman (treptoous yang nefritogen dalam tubuh

    menimbulkan badan autoimun yang merusak glomerulus.

    /. (treptoous nefritogen dan membran basalis glomerulus mempunyai

    komponen antigen yang sama sehingga dibentuk >at anti yang langsung

    merusak membrana basalis ginjal.'

    Ge4ala Klinis

    G)*P( lebih sering terjadi pada anak usia + sampai 16 tahun dan jarang pada usia

    di bawah 5 tahun.1,5 G)*P( didahului oleh infeksi G*0( melalui infeksi saluran

     pernapasan akut !4(P*" atau infeksi kulit !piodermi" dengan periode laten 1#5 minggu

     pada 4(P* atau / minggu pada pioderma. Penelitian multisenter di 4ndonesia

    menunjukkan bahwa infeksi melalui 4(P* terdapat pada '6,$& kasus sedangkan melaluikulit sebesar /1,+&.1

    Gejala klinik G)*P( sangat berariasi dari bentuk asimtomatik sampai gejala yang

    khas. 0entuk asimtomatik lebih banyak daripada bentuk simtomatik baik sporadik 

    maupun epidemik. 0entuk asimtomatik diketahui bila terdapat kelainan sedimen urin

    terutama hematuria mikroskopik yang disertai riwayat kontak dengan penderita G)*P(

    simtomatik.

    • GNAPS simtomatik 

    &% Periode laten

    Pada G)*P( yang khas harus ada periode laten yaitu periode antara infeksi streptokokus

    dan timbulnya gejala klinik. Periode ini berkisar 1#/ minggu periode 1#5 minggu

    umumnya terjadi pada G)*P( yang didahului oleh 4(P*, sedangkan periode / minggu

    didahului oleh infeksi kulitEpiodermi. Periode ini jarang terjadi di bawah 1 minggu. 0ila

     periode laten ini berlangsung kurang dari 1 minggu, maka harus dipikirkan kemungkinan

     penyakit lain, seperti eksaserbasi dari glomerulonefritis kronik, lupus eritematosus

    sistemik, purpura enoh#(hFenlein atau Benign recurrent haematuria.'

    )% 7dema

    2erupakan gejala yang paling sering, umumnya pertama kali timbul, dan menghilang

     pada akhir minggu pertama. dema paling sering terjadi di daerah periorbital !edema

     palpebra", disusul daerah tungkai. Cika terjadi retensi airan hebat, maka edema timbul di

    daerah perut !asites", dan genitalia eksterna !edema skrotumEula" menyerupai sindrom

    nefrotik. Distribusi edema bergantung pada 5 faktor, yaitu gaya graitasi dan tahanan

     jaringan lokal. Oleh sebab itu, edema pada palpebra sangat menonjol waktu bangun pagi,

    karena adanya jaringan longgar pada daerah tersebut dan menghilang atau berkurang pada

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    9/21

    siang dan sore hari atau setelah melakukan kegitan fisik. al ini terjadi karena gaya

    graitasi. ;adang#kadang terjadi edema laten, yaitu edema yang tidak tampak dari luar 

    dan baru diketahui setelah terjadi diuresis dan penurunan berat badan. dema bersifat

     pitting sebagai akibat airan jaringan yang tertekan masuk ke jaringan interstisial yangdalam waktu singkat akan kembali ke kedudukan semula.

    '% -ematuria

    ematuria makroskopik terdapat pada /%#-%& kasus G)*P(,',6 sedangkan hematuria

    mikroskopik dijumpai hampir pada semua kasus. (uatu penelitian multisenter di

    4ndonesia mendapatkan hematuria makroskopik berkisar '+#1%%&, sedangkan hematuria

    mikroskopik berkisar $'#1%%&.1

    Hrin tampak oklat kemerah#merahan atau seperti teh pekat, air uian daging atau

     berwarna seperti ola. ematuria makroskopik biasanya timbul dalam minggu pertama

    dan berlangsung beberapa hari, tetapi dapat pula berlangsung sampai beberapa minggu.

    ematuria mikroskopik dapat berlangsung lebih lama, umumnya menghilang dalam

    waktu + bulan. ;adang#kadang masih dijumpai hematuria mikroskopik dan proteinuria

    walaupun seara klinik G)*P( sudah sembuh. 0ahkan hematuria mikroskopik bisa

    menetap lebih dari satu tahun, sedangkan proteinuria sudah menghilang. ;eadaan terakhir 

    ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsi ginjal, mengingat kemungkinan adanya

    glomerulonefritis kronik.

    9% -i#ertensi :

    ipertensi merupakan gejala yang terdapat pada +%#-%& kasus G)*P(. *lbar 

    mendapati hipertensi berkisar /5#-%&. Hmumnya terjadi dalam minggu pertama

    dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya gejala klinik yang lain. Pada

    kebanyakan kasus dijumpai hipertensi ringan !tekanan diastolik $%#

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    10/21

    ;eadaan ini jarang dijumpai, terdapat pada 6#1%& kasus G)*P( dengan produksi urin

    kurang dari /6% mlEm5 =P0Ehari. Oliguria terjadi bila fungsi ginjal menurun atau timbul

    kegagalan ginjal akut. (eperti ketiga gejala sebelumnya, oliguria umumnya timbul dalam

    minggu pertama dan menghilang bersamaan dengan timbulnya diuresis pada akhir minggu pertama. Oliguria bisa pula menjadi anuria yang menunjukkan adanya kerusakan

    glomerulus yang berat dengan prognosis yang jelek.

    5% Ge4ala Kardiovaskular :

    Gejala kardioaskular yang paling penting adalah bendungan sirkulasi yang terjadi pada

    5%#-%& kasus G)*P(. 0endungan sirkulasi dahulu diduga terjadi akibat hipertensi atau

    miokarditis, tetapi ternyata dalam klinik bendungan tetap terjadi walaupun tidak ada

    hipertensi atau gejala miokarditis. 4ni berarti bahwa bendungan terjadi bukan karena

    hipertensi atau miokarditis, tetapi diduga akibat retensi )a dan air sehingga terjadi

    hiperolemia.

    +% 7dema #aru

    dema paru merupakan gejala yang paling sering terjadi akibat bendungan sirkulasi.

    ;elainan ini bisa bersifat asimtomatik, artinya hanya terlihat seara radiologik. Gejala#

    gejala klinik adalah batuk, sesak napas, sianosis. Pada pemeriksaan fisik terdengar ronki

     basah kasar atau basah halus. ;eadaan ini disebut acute pulmonary edema yang

    umumnya terjadi dalam minggu pertama dan kadang#kadang bersifat fatal. Gambaran

    klinik ini menyerupai bronkopnemonia sehingga penyakit utama ginjal tidak 

    diperhatikan. Oleh karena itu pada kasus#kasus demikian perlu anamnesis yang teliti dan

     jangan lupa pemeriksaan urin. Brekuensi kelainan radiologik toraks berkisar antara +5,6#

    $6,6& dari kasus#kasus G)*P(. ;elainan ini biasanya timbul dalam minggu pertama

    dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya gejala#gejala klinik lain. ;elainan

    radiologik toraks dapat berupa kardiomegali, edema paru dan efusi pleura. Tingginya

    kelainan radiologik ini oleh karena pemeriksaan radiologik dilakukan dengan posisi

    Postero *nterior !P*" dan =ateral Dekubitus. ;anan !=D;".

    (uatu penelitian multisenter di 4ndonesia menunjukkan efusi pleura $1,+&, sedangkan

    (rinagar da Pondy ?herry mendapatkan masing#masing %,/& dan 65&.1 0entuk yang

    tersering adalah bendungan paru. ;ardiomegali disertai dengan efusi pleura sering

    disebut nephritic lung . ;elainan ini bisa berdiri sendiri atau bersama#sama. Pada

     pengamatan '$ penderita G)*P( yang dirawat di departemen *nak I(H. Jahidin

    (udirohusodo dan I(. Pelamonia di 2akassar sejak *pril 1

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    11/21

    didapatkan 6+,'& kongesti paru, '$,-& edema paru dan '/,+& efusi pleura. ;elainan

    radiologik paru yang ditemukan pada G)*P( ini sering sukar dibedakan dari

     bronkopnemonia, pnemonia, atau peradangan pleura, oleh karena adanya ronki basah dan

    edema paru. 2enurut beberapa penulis, perbaikan radiologik paru pada G)*P( biasanyalebih epat terjadi, yaitu dalam waktu 6#1% hari, sedangkan pada bronkopnemonia atau

     pneumonia diperlukan waktu lebih lama, yaitu 5#/ minggu. *tas dasar inilah kelainan

    radiologik paru dapat membantu menegakkan diagnosis G)*P( walaupun tidak 

     patognomonik. ;elainan radiologik paru disebabkan oleh kongesti paru yang disebabkan

    oleh hiperolemia akibat absorpsi )a dan air.

    =% Ge4ala>2e4ala lain

    (elain gejala utama, dijumpai gejala umum seperti puat, malaise, letargi dan anoreksia.

    Gejala puat mungkin karena peregangan jaringan subkutan akibat edema atau akibat

    hematuria makroskopik yang berlangsung lama.

    Laboratorium5

    Urin :

    > Proteinuria :

    (eara kualitatif proteinuria berkisar antara negatif sampai dengan KK, jarang

    terjadi sampai dengan KKK. 0ila terdapat proteinuria KKK harus dipertimbangkan

    adanya gejala sindrom nefrotik atau hematuria makroskopik. (eara kuantitatif 

     proteinuria biasanya kurang dari 5 gramEm5 =P0E5' jam, tetapi pada keadaan

    tertentu dapat melebihi 5 gramEm5 =P0E5' jam. ilangnya proteinuria tidak 

    selalu bersamaan dengan hilangnya gejala#gejala klinik, sebab lamanya

     proteinuria berariasi antara beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah

    gejala klinik menghilang. (ebagai batas + bulan, bila lebih dari + bulan masih

    terdapat proteinuria disebut proteinuria menetap yang menunjukkan kemungkinan

    suatu glomerulonefritis kronik yang memerlukan biopsi ginjal untuk 

    membuktikannya.

    > -ematuria mikrosko#ik :

    ematuria mikroskopik merupakan kelainan yang hampir selalu ada, karena itu

    adanya eritrosit dalam urin ini merupakan tanda yang paling penting untuk 

    melaak lebih lanjut kemungkinan suatu glomerulonefritis. 0egitu pula dengan

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    12/21

    torak eritrosit yang dengan pemeriksaan teliti terdapat pada +%#$6& kasus

    G)*P(. *danya torak eritrosit ini merupakan bantuan yang sangat penting pada

    kasus G)*P( yang tidak jelas, sebab torak ini menunjukkan adanya suatu

     peradangan glomerulus !glomerulitis". 2eskipun demikian bentuk torak eritrosit

    ini dapat pula dijumpai pada penyakit ginjal lain, seperti nekrosis tubular akut.

    .arah

    > 1eaksi serolo2is

    4nfeksi streptokokus pada G)* menyebabkan reaksi serologis terhadap produk#

     produk ekstraselular streptokokus, sehingga timbul antibodi yang titernya dapat

    diukur, seperti antistreptolisin O !*(O", antihialuronidase !* ase" dan

    antideoksiribonuklease !*D )ase#0". Titer *(O merupakan reaksi serologis yang

     paling sering diperiksa, karena mudah dititrasi. Titer ini meningkat -%#$%& pada

    G)*P(. (edangkan kombinasi titer *(O, *D )ase#0 dan * ase yang

    meninggi, hampir 1%%& menunjukkan adanya infeksi streptokokus sebelumnya.

    ;enaikan titer ini dimulai pada hari ke#1% hingga 1' sesudah infeksi streptokokus

    dan menapai punaknya pada minggu ke# / hingga 6 dan mulai menurun pada

     bulan ke#5 hingga +. Titer *(O jelas meningkat pada G)*P( setelah infeksisaluran pernapasan oleh streptokokus. Titer *(O bisa normal atau tidak 

    meningkat akibat pengaruh pemberian antibiotik, kortikosteroid atau pemeriksaan

    dini titer *(O. (ebaliknya titer *(O jarang meningkat setelah piodermi. al ini

    diduga karena adanya jaringan lemak subkutan yang menghalangi pembentukan

    antibodi terhadap streptokokus sehingga infeksi streptokokus melalui kulit hanya

    sekitar 6%& kasus menyebabkan titer *(O meningkat. Di pihak lain, titer *D

     )ase jelas meningkat setelah infeksi melalui kulit.

    Aktivitas kom#lemen :

    ;omplemen serum hampir selalu menurun pada G)*P(, karena turut serta

     berperan dalam proses antigen#antibodi sesudah terjadi infeksi streptokokus yang

    nefritogenik. Di antara sistem komplemen dalam tubuh, maka komplemen ?/

    !01? globulin" yang paling sering diperiksa kadarnya karena ara pengukurannya

    mudah. 0eberapa penulis melaporkan $%#

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    13/21

    menurun. Hmumnya kadar ?/ mulai menurun selama fase akut atau dalam

    minggu pertama perjalanan penyakit, kemudian menjadi normal sesudah '#$

    minggu timbulnya gejala#gejala penyakit. 0ila sesudah $ minggu kadar 

    komplemen ?/ ini masih rendah, maka hal ini menunjukkan suatu proses kronik 

    yang dapat dijumpai pada glomerulonefritis membrano proliferatif atau nefritis

    lupus.

    > La4u enda# darah :

    =D umumnya meninggi pada fase akut dan menurun setelah gejala klinik 

    menghilang. Jalaupun demikian =D tidak dapat digunakan sebagai parameter 

    kesembuhan G)*P(, karena terdapat kasus G)*P( dengan =D tetap tinggi

    walaupun gejala klinik sudah menghilang.

    .ia2nosis5 

    0erbagai maam kriteria dikemukakan untuk diagnosis G)*P(, tetapi pada

    umumnya kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

    Gejala#gejala klinik :

    1 (eara klinik diagnosis G)*P( dapat ditegakkan bila dijumpai full blowncase dengan gejala#gejala hematuria, hipertensi, edema, oliguria yang

    merupakan gejala#gejala khas G)*P(.5 Hntuk menunjang diagnosis klinik, dilakukan pemeriksaan laboratorium

     berupa *(TO !meningkat" ?/ !menurun" dan pemeriksaan lain berupa

    adanya torak eritrosit, hematuria proteinuria./ Diagnosis pasti ditegakkan bila biakan positif untuk streptokokus L

    hemolitikus grup *.

    Pada G)*P( asimtomatik, diagnosis berdasarkan atas kelainan sedimen urin

    !hematuria mikroskopik", proteinuria dan adanya epidemiEkontak dengan

     penderita G)*P(.

    .ia2nosis bandin25

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    14/21

    0anyak penyakit ginjal atau di luar ginjal yang memberikan gejala seperti

    G)*P(.

    1. Penyakit ginjal :

    a. Glomerulonefritis kronik eksaserbasi akut

    ;elainan ini penting dibedakan dari G)*P( karena prognosisnya sangat berbeda.

    Perlu dipikirkan adanya penyakit ini bila pada anamnesis terdapat penyakit ginjal

    sebelumnya dan periode laten yang terlalu singkat, biasanya 1#/ hari. (elain itu

    adanya gangguan pertumbuhan, anemia dan ureum yang jelas meninggi waktu

    timbulnya gejala#gejala nefritis dapat membantu diagnosis.

     b. Penyakit ginjal dengan manifestasi hematuria

    Penyakit#penyakit ini dapat berupa glomerulonefritis fokal, nefritis herediter 

    !sindrom lport ", 4g*#4gG nefropati ! Maladie de Berger " dan benign recurrent 

    haematuria. Hmumnya penyakit ini tidak disertai edema atau hipertensi.

    ematuria mikroskopik yang terjadi biasanya berulang dan timbul bersamaan

    dengan infeksi saluran napas tanpa periode laten ataupun kalau ada berlangsung

    sangat singkat.

    c. !apidly progressi"e glomerulonefritis !IPG)"

    IPG) lebih sering terdapat pada orang dewasa dibandingkan pada anak. ;elainanini sering sulit dibedakan dengan G)*P( terutama pada fase akut dengan adanya

    oliguria atau anuria. Titer *(O, * ase,  *D )ase 0 meninggi pada G)*P(,

    sedangkan pada IPG) biasanya normal. ;omplemen ?/ yang menurun pada

    G)*P(, jarang terjadi pada IPG). Prognosis G)*P( umumnya baik, sedangkan

     prognosis IPG) jelek dan penderita biasanya meninggal karena gagal ginjal.

    5. Penyakit#penyakit sistemik.0eberapa penyakit yang perlu didiagnosis banding adalah purpura  #enoch$

    Sch%enlein, eritematosus dan endokarditis bakterial subakut. ;etiga penyakit ini

    dapat menunjukkan gejala#gejala sindrom nefritik akut, seperti hematuria,

     proteinuria dan kelainan sedimen yang lain, tetapi pada apusan tenggorok negatif 

    dan titer *(O normal. Pada (P dapat dijumpai purpura, nyeri abdomen dan

    artralgia, sedangkan pada G)*P( tidak ada gejala demikian. Pada (= terdapat

    kelainan kulit dan sel = positif pada pemeriksaan darah, yang tidak ada pada

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    15/21

    G)*P(, sedangkan pada (0 tidak terdapat edema, hipertensi atau oliguria.

    0iopsi ginjal dapat mempertegas perbedaan dengan G)*P( yang kelainan

    histologiknya bersifat difus, sedangkan ketiga penyakit tersebut umumnya bersifat

    fokal.

    /. Penyakit#penyakit infeksi :

    G)* bisa pula terjadi sesudah infeksi bakteri atau irus tertentu selain oleh

    Group &$hemolytic streptococci. 0eberapa kepustakaan melaporkan gejala G)*

    yang timbul sesudah infeksi irus morbili, parotitis, ariella, dan irus ?O.

    Diagnosis banding dengan G)*P( adalah dengan melihat penyakit dasarnya.

    Kom#likasi5 

    ;omplikasi yang sering dijumpai adalah :

    1. nsefalopati hipertensi !".

    adalah hipertensi berat !hipertensi emergensi" yang pada anak M + tahun dapat

    melewati tekanan darah 1$%E15% mmg. dapat diatasi dengan memberikan

    nifedipin !%,56 %,6 mgEkgbbEdosis" seara oral atau sublingual pada anak dengan

    kesadaran menurun. 0ila tekanan darah belum turun dapat diulangi tiap 16 menithingga / kali.

    Penurunan tekanan darah harus dilakukan seara bertahap. 0ila tekanan darah

    telah turun sampai 56&, seterusnya ditambahkan kaptopril !%,/ 5 mgEkgbbEhari"

    dan dipantau hingga normal.

    5. Gangguan ginjal akut ! cute kidney in'ury()* "

    Pengobatan konseratif :a. Dilakukan pengaturan diet untuk menegah katabolisme dengan

    memberikan kalori seukupnya, yaitu 15% kkalEkgbbEhari

     b. 2engatur elektrolit :

    # 0ila terjadi hiponatremia diberi )a?l hipertonik /&.

    # 0ila terjadi hipokalemia diberikan :

    N ?alium Gluonas 1%& %,6 mlEkgbbEhari

    N )a?O/ -,6& / mlEkgbbEhari

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    16/21

    N ;K e+change resin 1 gEkgbbEhari

    N 4nsulin %,1 unitEkg %,6 1 g glukosa %,6 gEkgbb

    /. dema paru

    *nak biasanya terlihat sesak dan terdengar ronki nyaring, sehingga sering

    disangka sebagai bronkopneumoni.

    '. Posterior leukoencephalopathy syndrome

    2erupakan komplikasi yang jarang dan sering dikaaukan dengan ensefalopati

    hipertensi, karena menunjukkan gejala#gejala yang sama seperti sakit kepala,

    kejang, halusinasi isual, tetapi tekanan darah masih normal.

    P7NGinkan kegiatan seperti

    sebelum sakit. =amanya perawatan tergantung pada keadaan penyakit. Dahulu

    dianjurkan  prolonged bed rest sampai berbulan#bulan dengan alasan proteinuria

    dan hematuria mikroskopik belum hilang. ;ini lebih progresif, penderitadipulangkan sesudah 1%#1' hari perawatan dengan syarat tidak ada komplikasi.

    0ila masih dijumpai kelainan laboratorium urin, maka dilakukan pengamatan

    lanjut pada waktu berobat jalan. 4stirahat yang terlalu lama di tempat tidur 

    menyebabkan anak tidak dapat bermain dan jauh dari teman#temannya, sehingga

    dapat memberikan beban psikologik.

    )% .ietCumlah garam yang diberikan perlu diperhatikan. 0ila edema berat, diberikan

    makanan tanpa garam, sedangkan bila edema ringan, pemberian garam dibatasi

    sebanyak %,6#1 gEhari. Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi, yaitu sebanyak 

    %,6#1 gEkgbbEhari. *supan airan harus diperhitungkan dengan baik, terutama

     pada penderita oliguria atau anuria, yaitu jumlah airan yang masuk harus

    seimbang dengan pengeluaran, berarti asupan airan 9 jumlah urin K insensible

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    17/21

    water loss !5%#56 mlEkgbbEhari" K jumlah keperluan airan pada setiap kenaikan

    suhu dari normal !1% mlEkgbbEhari".

    '% Antibiotik

    Pemberian antibiotik pada G)*P( sampai sekarang masih sering

    dipertentangkan. Pihak satu hanya memberi antibiotik bila biakan hapusan

    tenggorok atau kulit positif untuk streptokokus, sedangkan pihak lain

    memberikannya seara rutin dengan alasan biakan negatif belum dapat

    menyingkirkan infeksi streptokokus. 0iakan negatif dapat terjadi oleh karena telah

    mendapat antibiotik sebelum masuk rumah sakit atau akibat periode laten yang

    terlalu lama !M / minggu". Terapi medikamentosa golongan penisilin diberikan

    untuk eradikasi kuman, yaitu *moksisilin 6% mgEkgbb dibagi dalam / dosis

    selama 1% hari. Cika terdapat alergi terhadap golongan penisilin, dapat diberi

    eritromisin dosis /% mgEkgbbEhari.

    9% Sim#tomatik 

    a. 0endungan sirkulasi

    al paling penting dalam menangani sirkulasi adalah pembatasan airan, dengankata lain asupan harus sesuai dengan keluaran. 0ila terjadi edema berat atau

    tanda#tanda edema paru akut, harus diberi diuretik, misalnya furosemid. 0ila tidak 

     berhasil, maka dilakukan dialisis peritoneal.

     b. ipertensi

    Tidak semua hipertensi harus mendapat pengobatan. Pada hipertensi ringan

    dengan istirahat ukup dan pembatasan airan yang baik, tekanan darah bisa

    kembali normal dalam waktu 1 minggu. Pada hipertensi sedang atau berat tanpatanda#tanda serebral dapat diberi kaptopril !%,/#5 mgEkgbbEhari" atau furosemid

    atau kombinasi keduanya. (elain obat#obat tersebut diatas, pada keadaan asupan

    oral ukup baik dapat juga diberi nifedipin seara sublingual dengan dosis %,56#

    %,6 mgEkgbbEhari yang dapat diulangi setiap /%#+% menit bila diperlukan. Pada

    hipertensi berat atau hipertensi dengan gejala serebral !ensefalopati hipertensi"

    dapat diberi klonidin !%,%%5#%,%%+ mgEkgbb" yang dapat diulangi hingga / kali

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    18/21

    atau dia>oide 6 mgEkgbbEhari seara intraena !4.@". ;edua obat tersebut dapat

    digabung dengan furosemid !1 / mgEkgbb".

    . Gangguan ginjal akut

    al penting yang harus diperhatikan adalah pembatasan airan, pemberian kalori

    yang ukup dalam bentuk karbohidrat. 0ila terjadi asidosis harus diberi natrium

     bikarbonat dan bila terdapat hiperkalemia diberi ?a glukonas atau ;ayealate

    untuk mengikat kalium.

    Pemantauan5

    Pada umumnya perjalanan penyakit G)*P( ditandai dengan fase akut yang

     berlangsung 1#5 minggu. Pada akhir minggu pertama atau kedua gejala#gejala

    seperti edema, hematuria, hipertensi dan oliguria mulai menghilang, sebaliknya

    gejala#gejala laboratorium menghilang dalam waktu 1#15 bulan. Penelitian

    multisenter di 4ndonesia memperlihatkan bahwa hematuria mikroskopik terdapat

     pada rata#rata

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    19/21

    sehingga memerlukan rujukan kepada ;onsultan Ginjal *nak untuk tindakan

    khusus !antara lain biopsi ginjal".

    4ndikasi rujukan tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Gejala#gejala tidak khas untuk G)*P( :

    # Periode laten pendek 

    # *danya penyakit ginjal dalam keluarga

    # Pernah mendapat penyakit ginjal sebelumnya

    # Hsia di bawah 5 tahun atau di atas 15 tahun

    5. *danya kelainan#kelainan laboratorik yang tidak khas untuk G)*P( :

    # ematuria makroskopik M / bulan

    # ematuria mikroskopik M 15 bulan

    # Proteinuria M + bulan

    # ;adar komplemen ?/ tetap rendah M / bulan

    # =aju Biltrasi Glomerulus 6%& menetap M ' bulan

    # ;adar komplemen ?' rendah, *)?* !K", *)* !K", anti ds D)* !K" atau anti

    G02 !K"

    Per4alanan Pen,akit .an Pro2nosis5

    Penyakit ini dapat sembuh sempurna dalam waktu 1#5 minggu bila tidak ada

    komplikasi, sehingga sering digolongkan ke dalam self limiting disease. Jalaupun

    sangat jarang, G)*P( dapat kambuh kembali.

    Pada umumnya perjalanan penyakit G)*P( ditandai dengan fase akut yang

     berlangsung 1#5 minggu, kemudian disusul dengan menghilangnya gejala

    laboratorik terutama hematuria mikroskopik dan proteinuria dalam waktu 1#15

     bulan. Pada anak $6#

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    20/21

    6A6 III

    KESIMPULAN

    Glomerunefritis merupakan penyakit perdangan ginjal

    bilateral. Glomerulonefritis akut paling lazim terjadi pada anak-

    anak 5 sampai 10 tahun meskipun orang dewasa muda dan

    remaja dapat juga terserang , perbandingan penyakit ini pada

    pria dan wanita 21.

    Glomerulonefritis akut juga disebut dengan glomerulonefritis akut post

    streptokokus !G)*P(" adalah suatu sindrom nefrotik akut yang ditandai dengan

    timbulnya hematuria, edema, hipertensi dan penurunan fungsi ginja. 2erupakan

     proses radang non#supuratif yang mengenai glomeruli, sebagai akibat infeksi

    kuman streptokokus beta hemolitikus grup *, tipe nefritogenik di tempat lain.

    Penyakit ini sering mengenai anak#anak.1,'

     !ujuan utama dalam penatalaksanaan glomerulonefritis

    adalah untuk "eminimalkan kerusakan pada glomerulus,

    "eminimalkan metabolisme pada ginjal, "eningkatkan fungsi

    ginjal. !idak ada pengobatan khusus yang mempengaruhi

    penyembuhan kelainan glomerulus. #emberian pinisilin untuk

    membrantas semua sisa infeksi,tirah baring selama stadium

    akut, diet bebas bila terjadi edema atau gejala gagal jantung dan

    antihipertensi kalau perlu, sementara kortikosteroid tidak

    mempunyai efek pada glomerulofritis akut pas$a infeksi

    streptokokus.

    #rognosis penyakit pada anak-anak baik sedangkan

    prognosisnya pada orang dewasa tidak begitu baik.

  • 8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'

    21/21

    .AFTA1 PUSTAKA

    1. %iguno .#, et al, 200&, Glomerulonefritis, 'lmu #enyakit

    (alam '', , )alai #enerbit *+' akarta. al &/&

    2. usein latas, 1&&5, Glomerulonefritis akut,

    'nfomedika'(' akarta.

    . ntonius, #, et al, 2012, Glomerulonefritis kut #as$a

    treptokokus, dalam #edoman #elayanan "edis, ## '('

     akarta. al 3&-&1

    4. lorraine, % dan ylia, #, 200/, #ato6siologi +onsep +linis

    #roses-#roses #enyakit, ed /, 7G8, akarta. al 3/9

    5. 'lmu +esehatan nak :elson, 2000, ol , ed %ahab, .

    amik, 7d 15, Glomerulonefritis kut #as$a treptokokus,

    7G8 akarta.al 131-1314

    /. ;auf , lbar , ras ., 2012, +onsensus Glomerulonefritis

    kut #as$a treptokokus, '(' akarta.