tutorial gnaps fix
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
1/21
SMF/Lab Ilmu Kesehatan Anak Tutorial Klinik
Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Mulawarman
GNAPS
Glomerulone!ritis Akut Pas"a Stre#tokokus$
Disusun Oleh:
Andreas Tedi S% Karo Karo &'&(()*('+
A,u -erwan Mardatillah &'&(()*('*
Pembimbing:
.r% Sherl, uniar"han0 S#%A
.ibawakan .alam 1an2ka Tu2as Ke#aniteraan Klinik
SMF/Lab Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran UmumUniversitas Mulawarman
1SU. Abdul 3ahab S4ahranie Samarinda
)(&5
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
2/21
6A6 I
P7N.A-ULUAN
Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal
tahap akhir dan tingginya angka morbiditas pada anak. Terminologi
glomerulonefritis yang dipakai disini adalah untuk menunjukkan bahwa kelainan
yang pertama dan utama terjadi pada glomerulus, bukan pada struktur ginjal yang
lain.1 Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung seara mendadak !akut" atau
seara menahun !kronis" seringkali tidak diketahui karena tidak menimbulkan
gejala.Gejalanya dapat berupa mual#mual, kurang darah !anemia", atau
hipertensi.Gejala umum berupa sembab kelopak mata, kening sedikit, dan
berwarna merah, biasanya disertai hipertensi. Penyakit ini umumnya !sekitar
$%&" sembuh spontan, 1%& menjadi kronis, dan 1%& berakibat fatal.'
(alah satu bentuk glomerulonefritis akut !G)*" yang banyak dijumpai pada anak
adalah glomerulonefritis akut pasa streptokokus !G)*P(". G)*P( dapat terjadi pada
semua usia, tetapi peak age indence pada usia + - tahun. G)*P( merupakan penyebab
terbanyak nefritis akut pada anak di negara berkembang, sedangkan di negara maju
terjadi dalam prealensi yang rendah./
G)*P( masih menjadi masalah bagi para dokter dan dokter spesialis anak
terutama dalam penegakan diagnosis dan tata laksana. 0eberapa kasus didiagnosis
sebagai ensefalopati karena kesadaran menurun dan kejang#kejang, tetapi ternyata
G)*P(. al ini terjadi karena G)*P( dapat menyebabkan ensefalopati hipertensi
disertai manifestasi kejang dan atau kesadaran menurun. Oleh karena itu, pada setiap
kasus dengan gejala kejang dan atau kesadaran menurun, jangan lupa memeriksa tekanan
darah untuk melaak adanya G)*P(./
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
3/21
6A6 II
TIN8AUAN PUSTAKA
.e!inisi
Glomerulonefritis akut juga disebut dengan glomerulonefritis akut post
streptokokus !G)*P(" adalah suatu sindrom nefrotik akut yang ditandai dengan
timbulnya hematuria, edema, hipertensi dan penurunan fungsi ginja. 2erupakan
proses radang non#supuratif yang mengenai glomeruli, sebagai akibat infeksi
kuman streptokokus beta hemolitikus grup *, tipe nefritogenik di tempat lain.
Penyakit ini sering mengenai anak#anak.1,'
Glomerulonefritis akut !G)*" adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal
terhadap bakteri atau irus tertentu.3ang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman
streptoous. Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk
menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan
inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis.
(edangkan istilah akut !glomerulonefritis akut" menerminkan adanya korelasi
klinik selain menunjukkan adanya gambaran etiologi, patogenesis, perjalanan
penyakit dan prognosis./
7#idemiolo2i
G)*P( dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada usia + -
tahun. Penelitian multisenter di 4ndonesia memperlihatkan sebaran usia 5,6 16 tahun
dengan rerata usia tertinggi $,'+ tahun dan rasio 7 : 8 9 1, /' : 1. 1 *ngka kejadian
G)*P( sukar ditentukan mengingat bentuk asimtomatik lebih banyak dijumpai daripada
bentuk simtomatik. Di negara maju, insiden G)*P( berkurang akibat sanitasi yang lebih
baik, pengobatan dini penyakit infeksi, sedangkan di negara sedang berkembang insiden
G)*P( masih banyak dijumpai.5 Di 4ndonesia ;ashmir, G)*P( lebih banyak
ditemukan pada golongan sosial ekonomi rendah, masing masing +$,
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
4/21
streptokokus, timbul gejala#gejala klinis. 4nfeksi kuman streptokokus beta
hemolitikus ini mempunyai resiko terjadinya glomerulonefritis akut paska
streptokokus berkisar 1%#16&./ (treptoous ini dikemukakan pertama kali oleh
=ohlein pada tahun 1
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
5/21
sterptolisin O. fenomena ini merupakan dasar tes kuantitatif untuk
antibody. Titer serum antisterptolisin O !*(O" yang melebihi 1+%#5%% unit
dianggap abnormal dan menunjukkan adanya infeksi sterptokokus yang
baru saja terjadi atau adanya kadar antibodi yang tetap tinggi setelah
serangan infeksi pada orang yang hipersensitifitas./
• (terptolisin (, adalah >at penyebab timbulnya >one hemolitik disekitar
koloni sterptokokus yang tumbuh pada permukaan lempeng agar darah.
(terptolisin ( bukan antigen, tetapi >at ini dapat dihambat oleh
penghambat non spesifik yang sering ada dalam serum manusia dan hewan
dan tidak bergantung pada pengalaman masa lalu dengan sterptokokus.6
Gambar 1. 0akteri (terptokokus /
0akteri ini hidup pada manusia di tenggorokan dan juga kulit. Penyakit yang
sering disebabkan diantaranya adalah faringitis, demam rematik dan
glomerulonefritis.1
Pato!isiolo2i
(ebenarnya bukan streptokokus yang menyebabkan kerusakan pada ginjal.
Diduga terdapat suatu antibodi yang ditujukan terhadap suatu antigen khusus yang
merupakan unsur membran plasma sterptokokal spesifik. Terbentuk kompleks
antigen#antibodi didalam darah dan bersirkulasi kedalam glomerulus tempat
kompleks tersebut seara mekanis terperangkap dalam membran basalis,
selanjutnya komplomen akan terfiksasi mengakibatkan lesi dan peradangan yang
menarik leukosit polimorfonuklear !P2)" dan trombosit menuju tempat lesi.
Bagositosis dan pelepasan en>im lisosom juga merusak endothel dan membran
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
6/21
basalis glomerulus !4G02". (ebagai respon terhadap lesi yang terjadi, timbul
proliferasi sel#sel endotel yang diikuti sel#sel mesangium dan selanjutnya sel#sel
epitel. (emakin meningkatnya kebooran kapiler gromelurus menyebabkan
protein dan sel darah merah dapat keluar ke dalam urine yang sedang dibentuk
oleh ginjal, mengakibatkan proteinuria dan hematuria. *gaknya kompleks
komplomen antigen#antibodi inilah yang terlihat sebagai nodul#nodul subepitel
pada mikroskop elektron dan sebagai bentuk granular dan berbungkah#bungkah
pada mikroskop imunofluoresensi, pada pemeriksaan ahaya glomerulus tampak
membengkak dan hiperseluler disertai inasi P2).1,6
2enurut penelitian yang dilakukan penyebab infeksi pada glomerulus
akibat dari reaksi hipersensiitas tipe 444. ;ompleks imun !antigen#antibodi yang
timbul dari infeksi" mengendap di membran basalis glomerulus. *ktiasi
komplemen yang menyebabkan destruksi pada membran basalis glomerulus.1
;ompleks#kompleks ini mengakibatkan kompelen yang dianggap
merupakan mediator utama pada edera. (aat sirkulasi melalui glomerulus,
kompleks#kompleks ini dapat tersebar dalam mesangium, dilokalisir pada
subendotel membran basalis glomerulus sendiri, atau menembus membran basalis
dan terperangkap pada sisi epitel. 0aik antigen atau antibodi dalam kompleks initidak mempunyai hubungan imunologis dengan komponen glomerulus. Pada
pemeriksaan mikroskop elektron edera kompleks imun, ditemukan endapan#
endapan terpisah atau gumpalan karateristik pada mesangium, subendotel, dan
epimembranosa. Dengan miskroskop imunofluoresensi terlihat pula pola nodular
atau granular serupa, dan molekul antibodi seperti 4gG, 4g2 atau 4g* serta
komponen#komponen komplomen seperti ?/,?' dan ?5 sering dapat
diidentifikasi dalam endapan#endapan ini. *ntigen spesifik yang dilawan olehimunoglobulin ini terkadang dapat diidentifikasi.1,
ipotesis lain yang sering disebut adalah neuraminidase yang dihasilkan
oleh (treptokokus, merubah 4gG menjadi autoantigenic. *kibatnya, terbentuk
autoantibodi terhadap 4gG yang telah berubah tersebut. (elanjutnya terbentuk
komplek imun dalam sirkulasi darah yang kemudian mengendap di ginjal.1
Streptokinase yang merupakan sekret protein, diduga juga berperan pada
terjadinya G)*P(. (reptokinase mempunyai kemampuan merubah plaminogen
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
7/21
menjadi plasmin. Plasmin ini diduga dapat mengaktifkan sistem komplemen
sehingga terjadi asade dari sistem komplemen.1
Pola respon jaringan tergantung pada tempat deposit dan jumlah kompleks
yang dideposit. 0ila terutama pada mesangium, respon mungkin minimal, atau
dapat terjadi perubahan mesangiopatik berupa ploriferasi sel#sel mesangial dan
matrik yang dapt meluas diantara sel#sel endotel dan membran basalis,serta
menghambat fungsi filtrasi simpai kapiler. Cika kompleks terutama terletak
subendotel atau subepitel, maka respon enderung berupa glomerulonefritis
difusa, seringkali dengan pembentukan sabit epitel. Pada kasus penimbunan
kronik komplek imun subepitel, maka respon peradangan dan proliferasi menjadi
kurang nyata, dan membran basalis glomerulus berangsur# angsur menebal
dengan masuknya kompleks#kompleks ke dalam membran basalis baru yang
dibentuk pada sisi epitel.1,6
2ekanisme yang bertanggung jawab terhadap perbedaan distribusi deposit
kompleks imun dalam glomerulus sebagian besar tidak diketahui, walaupun
demikian ukuran dari kompleks tampaknya merupakan salah satu determinan
utama. ;ompleks#kompleks keil enderung menembus simpai kapiler,
mengalami agregasi, dan berakumulasi sepanjang dinding kapiler do bawah epitel,sementara kompleks#kompleks berukuran sedang tidak sedemikian mudah
menembus membran basalis, tapi masuk ke mesangium. ;omplkes juga dapat
berlokalisasi pada tempat#tempat lain.1,6
Cumlah antigen pada beberapa penyakit deposit kompleks imun terbatas,
misal antigen bakteri dapat dimusnahkan dengan mekanisme pertahanan penjamu
atau dengan terapi spesifik. Pada keadaan demikian, deposit kompleks#kompleks
imun dalam glomerulus terbatas dan kerusakan dapat ringan dan berlangsungsingkat, seperti pada glomerulonefritis akut post steroptokokus.1,5
asil penyelidikan klinis imunologis dan perobaan pada binatang
menunjukkan adanya kemungkinan proses imunologis sebagai penyebab.
0eberapa penyelidik mengajukan hipotesis sebagai berikut :1
1. Terbentuknya kompleks antigen#antibodi yang melekat pada membrana
basalis glomerulus dan kemudian merusaknya.
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
8/21
5. Proses auto#imun kuman (treptoous yang nefritogen dalam tubuh
menimbulkan badan autoimun yang merusak glomerulus.
/. (treptoous nefritogen dan membran basalis glomerulus mempunyai
komponen antigen yang sama sehingga dibentuk >at anti yang langsung
merusak membrana basalis ginjal.'
Ge4ala Klinis
G)*P( lebih sering terjadi pada anak usia + sampai 16 tahun dan jarang pada usia
di bawah 5 tahun.1,5 G)*P( didahului oleh infeksi G*0( melalui infeksi saluran
pernapasan akut !4(P*" atau infeksi kulit !piodermi" dengan periode laten 1#5 minggu
pada 4(P* atau / minggu pada pioderma. Penelitian multisenter di 4ndonesia
menunjukkan bahwa infeksi melalui 4(P* terdapat pada '6,$& kasus sedangkan melaluikulit sebesar /1,+&.1
Gejala klinik G)*P( sangat berariasi dari bentuk asimtomatik sampai gejala yang
khas. 0entuk asimtomatik lebih banyak daripada bentuk simtomatik baik sporadik
maupun epidemik. 0entuk asimtomatik diketahui bila terdapat kelainan sedimen urin
terutama hematuria mikroskopik yang disertai riwayat kontak dengan penderita G)*P(
simtomatik.
• GNAPS simtomatik
&% Periode laten
Pada G)*P( yang khas harus ada periode laten yaitu periode antara infeksi streptokokus
dan timbulnya gejala klinik. Periode ini berkisar 1#/ minggu periode 1#5 minggu
umumnya terjadi pada G)*P( yang didahului oleh 4(P*, sedangkan periode / minggu
didahului oleh infeksi kulitEpiodermi. Periode ini jarang terjadi di bawah 1 minggu. 0ila
periode laten ini berlangsung kurang dari 1 minggu, maka harus dipikirkan kemungkinan
penyakit lain, seperti eksaserbasi dari glomerulonefritis kronik, lupus eritematosus
sistemik, purpura enoh#(hFenlein atau Benign recurrent haematuria.'
)% 7dema
2erupakan gejala yang paling sering, umumnya pertama kali timbul, dan menghilang
pada akhir minggu pertama. dema paling sering terjadi di daerah periorbital !edema
palpebra", disusul daerah tungkai. Cika terjadi retensi airan hebat, maka edema timbul di
daerah perut !asites", dan genitalia eksterna !edema skrotumEula" menyerupai sindrom
nefrotik. Distribusi edema bergantung pada 5 faktor, yaitu gaya graitasi dan tahanan
jaringan lokal. Oleh sebab itu, edema pada palpebra sangat menonjol waktu bangun pagi,
karena adanya jaringan longgar pada daerah tersebut dan menghilang atau berkurang pada
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
9/21
siang dan sore hari atau setelah melakukan kegitan fisik. al ini terjadi karena gaya
graitasi. ;adang#kadang terjadi edema laten, yaitu edema yang tidak tampak dari luar
dan baru diketahui setelah terjadi diuresis dan penurunan berat badan. dema bersifat
pitting sebagai akibat airan jaringan yang tertekan masuk ke jaringan interstisial yangdalam waktu singkat akan kembali ke kedudukan semula.
'% -ematuria
ematuria makroskopik terdapat pada /%#-%& kasus G)*P(,',6 sedangkan hematuria
mikroskopik dijumpai hampir pada semua kasus. (uatu penelitian multisenter di
4ndonesia mendapatkan hematuria makroskopik berkisar '+#1%%&, sedangkan hematuria
mikroskopik berkisar $'#1%%&.1
Hrin tampak oklat kemerah#merahan atau seperti teh pekat, air uian daging atau
berwarna seperti ola. ematuria makroskopik biasanya timbul dalam minggu pertama
dan berlangsung beberapa hari, tetapi dapat pula berlangsung sampai beberapa minggu.
ematuria mikroskopik dapat berlangsung lebih lama, umumnya menghilang dalam
waktu + bulan. ;adang#kadang masih dijumpai hematuria mikroskopik dan proteinuria
walaupun seara klinik G)*P( sudah sembuh. 0ahkan hematuria mikroskopik bisa
menetap lebih dari satu tahun, sedangkan proteinuria sudah menghilang. ;eadaan terakhir
ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsi ginjal, mengingat kemungkinan adanya
glomerulonefritis kronik.
9% -i#ertensi :
ipertensi merupakan gejala yang terdapat pada +%#-%& kasus G)*P(. *lbar
mendapati hipertensi berkisar /5#-%&. Hmumnya terjadi dalam minggu pertama
dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya gejala klinik yang lain. Pada
kebanyakan kasus dijumpai hipertensi ringan !tekanan diastolik $%#
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
10/21
;eadaan ini jarang dijumpai, terdapat pada 6#1%& kasus G)*P( dengan produksi urin
kurang dari /6% mlEm5 =P0Ehari. Oliguria terjadi bila fungsi ginjal menurun atau timbul
kegagalan ginjal akut. (eperti ketiga gejala sebelumnya, oliguria umumnya timbul dalam
minggu pertama dan menghilang bersamaan dengan timbulnya diuresis pada akhir minggu pertama. Oliguria bisa pula menjadi anuria yang menunjukkan adanya kerusakan
glomerulus yang berat dengan prognosis yang jelek.
5% Ge4ala Kardiovaskular :
Gejala kardioaskular yang paling penting adalah bendungan sirkulasi yang terjadi pada
5%#-%& kasus G)*P(. 0endungan sirkulasi dahulu diduga terjadi akibat hipertensi atau
miokarditis, tetapi ternyata dalam klinik bendungan tetap terjadi walaupun tidak ada
hipertensi atau gejala miokarditis. 4ni berarti bahwa bendungan terjadi bukan karena
hipertensi atau miokarditis, tetapi diduga akibat retensi )a dan air sehingga terjadi
hiperolemia.
+% 7dema #aru
dema paru merupakan gejala yang paling sering terjadi akibat bendungan sirkulasi.
;elainan ini bisa bersifat asimtomatik, artinya hanya terlihat seara radiologik. Gejala#
gejala klinik adalah batuk, sesak napas, sianosis. Pada pemeriksaan fisik terdengar ronki
basah kasar atau basah halus. ;eadaan ini disebut acute pulmonary edema yang
umumnya terjadi dalam minggu pertama dan kadang#kadang bersifat fatal. Gambaran
klinik ini menyerupai bronkopnemonia sehingga penyakit utama ginjal tidak
diperhatikan. Oleh karena itu pada kasus#kasus demikian perlu anamnesis yang teliti dan
jangan lupa pemeriksaan urin. Brekuensi kelainan radiologik toraks berkisar antara +5,6#
$6,6& dari kasus#kasus G)*P(. ;elainan ini biasanya timbul dalam minggu pertama
dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya gejala#gejala klinik lain. ;elainan
radiologik toraks dapat berupa kardiomegali, edema paru dan efusi pleura. Tingginya
kelainan radiologik ini oleh karena pemeriksaan radiologik dilakukan dengan posisi
Postero *nterior !P*" dan =ateral Dekubitus. ;anan !=D;".
(uatu penelitian multisenter di 4ndonesia menunjukkan efusi pleura $1,+&, sedangkan
(rinagar da Pondy ?herry mendapatkan masing#masing %,/& dan 65&.1 0entuk yang
tersering adalah bendungan paru. ;ardiomegali disertai dengan efusi pleura sering
disebut nephritic lung . ;elainan ini bisa berdiri sendiri atau bersama#sama. Pada
pengamatan '$ penderita G)*P( yang dirawat di departemen *nak I(H. Jahidin
(udirohusodo dan I(. Pelamonia di 2akassar sejak *pril 1
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
11/21
didapatkan 6+,'& kongesti paru, '$,-& edema paru dan '/,+& efusi pleura. ;elainan
radiologik paru yang ditemukan pada G)*P( ini sering sukar dibedakan dari
bronkopnemonia, pnemonia, atau peradangan pleura, oleh karena adanya ronki basah dan
edema paru. 2enurut beberapa penulis, perbaikan radiologik paru pada G)*P( biasanyalebih epat terjadi, yaitu dalam waktu 6#1% hari, sedangkan pada bronkopnemonia atau
pneumonia diperlukan waktu lebih lama, yaitu 5#/ minggu. *tas dasar inilah kelainan
radiologik paru dapat membantu menegakkan diagnosis G)*P( walaupun tidak
patognomonik. ;elainan radiologik paru disebabkan oleh kongesti paru yang disebabkan
oleh hiperolemia akibat absorpsi )a dan air.
=% Ge4ala>2e4ala lain
(elain gejala utama, dijumpai gejala umum seperti puat, malaise, letargi dan anoreksia.
Gejala puat mungkin karena peregangan jaringan subkutan akibat edema atau akibat
hematuria makroskopik yang berlangsung lama.
Laboratorium5
Urin :
> Proteinuria :
(eara kualitatif proteinuria berkisar antara negatif sampai dengan KK, jarang
terjadi sampai dengan KKK. 0ila terdapat proteinuria KKK harus dipertimbangkan
adanya gejala sindrom nefrotik atau hematuria makroskopik. (eara kuantitatif
proteinuria biasanya kurang dari 5 gramEm5 =P0E5' jam, tetapi pada keadaan
tertentu dapat melebihi 5 gramEm5 =P0E5' jam. ilangnya proteinuria tidak
selalu bersamaan dengan hilangnya gejala#gejala klinik, sebab lamanya
proteinuria berariasi antara beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah
gejala klinik menghilang. (ebagai batas + bulan, bila lebih dari + bulan masih
terdapat proteinuria disebut proteinuria menetap yang menunjukkan kemungkinan
suatu glomerulonefritis kronik yang memerlukan biopsi ginjal untuk
membuktikannya.
> -ematuria mikrosko#ik :
ematuria mikroskopik merupakan kelainan yang hampir selalu ada, karena itu
adanya eritrosit dalam urin ini merupakan tanda yang paling penting untuk
melaak lebih lanjut kemungkinan suatu glomerulonefritis. 0egitu pula dengan
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
12/21
torak eritrosit yang dengan pemeriksaan teliti terdapat pada +%#$6& kasus
G)*P(. *danya torak eritrosit ini merupakan bantuan yang sangat penting pada
kasus G)*P( yang tidak jelas, sebab torak ini menunjukkan adanya suatu
peradangan glomerulus !glomerulitis". 2eskipun demikian bentuk torak eritrosit
ini dapat pula dijumpai pada penyakit ginjal lain, seperti nekrosis tubular akut.
.arah
> 1eaksi serolo2is
4nfeksi streptokokus pada G)* menyebabkan reaksi serologis terhadap produk#
produk ekstraselular streptokokus, sehingga timbul antibodi yang titernya dapat
diukur, seperti antistreptolisin O !*(O", antihialuronidase !* ase" dan
antideoksiribonuklease !*D )ase#0". Titer *(O merupakan reaksi serologis yang
paling sering diperiksa, karena mudah dititrasi. Titer ini meningkat -%#$%& pada
G)*P(. (edangkan kombinasi titer *(O, *D )ase#0 dan * ase yang
meninggi, hampir 1%%& menunjukkan adanya infeksi streptokokus sebelumnya.
;enaikan titer ini dimulai pada hari ke#1% hingga 1' sesudah infeksi streptokokus
dan menapai punaknya pada minggu ke# / hingga 6 dan mulai menurun pada
bulan ke#5 hingga +. Titer *(O jelas meningkat pada G)*P( setelah infeksisaluran pernapasan oleh streptokokus. Titer *(O bisa normal atau tidak
meningkat akibat pengaruh pemberian antibiotik, kortikosteroid atau pemeriksaan
dini titer *(O. (ebaliknya titer *(O jarang meningkat setelah piodermi. al ini
diduga karena adanya jaringan lemak subkutan yang menghalangi pembentukan
antibodi terhadap streptokokus sehingga infeksi streptokokus melalui kulit hanya
sekitar 6%& kasus menyebabkan titer *(O meningkat. Di pihak lain, titer *D
)ase jelas meningkat setelah infeksi melalui kulit.
Aktivitas kom#lemen :
;omplemen serum hampir selalu menurun pada G)*P(, karena turut serta
berperan dalam proses antigen#antibodi sesudah terjadi infeksi streptokokus yang
nefritogenik. Di antara sistem komplemen dalam tubuh, maka komplemen ?/
!01? globulin" yang paling sering diperiksa kadarnya karena ara pengukurannya
mudah. 0eberapa penulis melaporkan $%#
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
13/21
menurun. Hmumnya kadar ?/ mulai menurun selama fase akut atau dalam
minggu pertama perjalanan penyakit, kemudian menjadi normal sesudah '#$
minggu timbulnya gejala#gejala penyakit. 0ila sesudah $ minggu kadar
komplemen ?/ ini masih rendah, maka hal ini menunjukkan suatu proses kronik
yang dapat dijumpai pada glomerulonefritis membrano proliferatif atau nefritis
lupus.
> La4u enda# darah :
=D umumnya meninggi pada fase akut dan menurun setelah gejala klinik
menghilang. Jalaupun demikian =D tidak dapat digunakan sebagai parameter
kesembuhan G)*P(, karena terdapat kasus G)*P( dengan =D tetap tinggi
walaupun gejala klinik sudah menghilang.
.ia2nosis5
0erbagai maam kriteria dikemukakan untuk diagnosis G)*P(, tetapi pada
umumnya kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gejala#gejala klinik :
1 (eara klinik diagnosis G)*P( dapat ditegakkan bila dijumpai full blowncase dengan gejala#gejala hematuria, hipertensi, edema, oliguria yang
merupakan gejala#gejala khas G)*P(.5 Hntuk menunjang diagnosis klinik, dilakukan pemeriksaan laboratorium
berupa *(TO !meningkat" ?/ !menurun" dan pemeriksaan lain berupa
adanya torak eritrosit, hematuria proteinuria./ Diagnosis pasti ditegakkan bila biakan positif untuk streptokokus L
hemolitikus grup *.
Pada G)*P( asimtomatik, diagnosis berdasarkan atas kelainan sedimen urin
!hematuria mikroskopik", proteinuria dan adanya epidemiEkontak dengan
penderita G)*P(.
.ia2nosis bandin25
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
14/21
0anyak penyakit ginjal atau di luar ginjal yang memberikan gejala seperti
G)*P(.
1. Penyakit ginjal :
a. Glomerulonefritis kronik eksaserbasi akut
;elainan ini penting dibedakan dari G)*P( karena prognosisnya sangat berbeda.
Perlu dipikirkan adanya penyakit ini bila pada anamnesis terdapat penyakit ginjal
sebelumnya dan periode laten yang terlalu singkat, biasanya 1#/ hari. (elain itu
adanya gangguan pertumbuhan, anemia dan ureum yang jelas meninggi waktu
timbulnya gejala#gejala nefritis dapat membantu diagnosis.
b. Penyakit ginjal dengan manifestasi hematuria
Penyakit#penyakit ini dapat berupa glomerulonefritis fokal, nefritis herediter
!sindrom lport ", 4g*#4gG nefropati ! Maladie de Berger " dan benign recurrent
haematuria. Hmumnya penyakit ini tidak disertai edema atau hipertensi.
ematuria mikroskopik yang terjadi biasanya berulang dan timbul bersamaan
dengan infeksi saluran napas tanpa periode laten ataupun kalau ada berlangsung
sangat singkat.
c. !apidly progressi"e glomerulonefritis !IPG)"
IPG) lebih sering terdapat pada orang dewasa dibandingkan pada anak. ;elainanini sering sulit dibedakan dengan G)*P( terutama pada fase akut dengan adanya
oliguria atau anuria. Titer *(O, * ase, *D )ase 0 meninggi pada G)*P(,
sedangkan pada IPG) biasanya normal. ;omplemen ?/ yang menurun pada
G)*P(, jarang terjadi pada IPG). Prognosis G)*P( umumnya baik, sedangkan
prognosis IPG) jelek dan penderita biasanya meninggal karena gagal ginjal.
5. Penyakit#penyakit sistemik.0eberapa penyakit yang perlu didiagnosis banding adalah purpura #enoch$
Sch%enlein, eritematosus dan endokarditis bakterial subakut. ;etiga penyakit ini
dapat menunjukkan gejala#gejala sindrom nefritik akut, seperti hematuria,
proteinuria dan kelainan sedimen yang lain, tetapi pada apusan tenggorok negatif
dan titer *(O normal. Pada (P dapat dijumpai purpura, nyeri abdomen dan
artralgia, sedangkan pada G)*P( tidak ada gejala demikian. Pada (= terdapat
kelainan kulit dan sel = positif pada pemeriksaan darah, yang tidak ada pada
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
15/21
G)*P(, sedangkan pada (0 tidak terdapat edema, hipertensi atau oliguria.
0iopsi ginjal dapat mempertegas perbedaan dengan G)*P( yang kelainan
histologiknya bersifat difus, sedangkan ketiga penyakit tersebut umumnya bersifat
fokal.
/. Penyakit#penyakit infeksi :
G)* bisa pula terjadi sesudah infeksi bakteri atau irus tertentu selain oleh
Group &$hemolytic streptococci. 0eberapa kepustakaan melaporkan gejala G)*
yang timbul sesudah infeksi irus morbili, parotitis, ariella, dan irus ?O.
Diagnosis banding dengan G)*P( adalah dengan melihat penyakit dasarnya.
Kom#likasi5
;omplikasi yang sering dijumpai adalah :
1. nsefalopati hipertensi !".
adalah hipertensi berat !hipertensi emergensi" yang pada anak M + tahun dapat
melewati tekanan darah 1$%E15% mmg. dapat diatasi dengan memberikan
nifedipin !%,56 %,6 mgEkgbbEdosis" seara oral atau sublingual pada anak dengan
kesadaran menurun. 0ila tekanan darah belum turun dapat diulangi tiap 16 menithingga / kali.
Penurunan tekanan darah harus dilakukan seara bertahap. 0ila tekanan darah
telah turun sampai 56&, seterusnya ditambahkan kaptopril !%,/ 5 mgEkgbbEhari"
dan dipantau hingga normal.
5. Gangguan ginjal akut ! cute kidney in'ury()* "
Pengobatan konseratif :a. Dilakukan pengaturan diet untuk menegah katabolisme dengan
memberikan kalori seukupnya, yaitu 15% kkalEkgbbEhari
b. 2engatur elektrolit :
# 0ila terjadi hiponatremia diberi )a?l hipertonik /&.
# 0ila terjadi hipokalemia diberikan :
N ?alium Gluonas 1%& %,6 mlEkgbbEhari
N )a?O/ -,6& / mlEkgbbEhari
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
16/21
N ;K e+change resin 1 gEkgbbEhari
N 4nsulin %,1 unitEkg %,6 1 g glukosa %,6 gEkgbb
/. dema paru
*nak biasanya terlihat sesak dan terdengar ronki nyaring, sehingga sering
disangka sebagai bronkopneumoni.
'. Posterior leukoencephalopathy syndrome
2erupakan komplikasi yang jarang dan sering dikaaukan dengan ensefalopati
hipertensi, karena menunjukkan gejala#gejala yang sama seperti sakit kepala,
kejang, halusinasi isual, tetapi tekanan darah masih normal.
P7NGinkan kegiatan seperti
sebelum sakit. =amanya perawatan tergantung pada keadaan penyakit. Dahulu
dianjurkan prolonged bed rest sampai berbulan#bulan dengan alasan proteinuria
dan hematuria mikroskopik belum hilang. ;ini lebih progresif, penderitadipulangkan sesudah 1%#1' hari perawatan dengan syarat tidak ada komplikasi.
0ila masih dijumpai kelainan laboratorium urin, maka dilakukan pengamatan
lanjut pada waktu berobat jalan. 4stirahat yang terlalu lama di tempat tidur
menyebabkan anak tidak dapat bermain dan jauh dari teman#temannya, sehingga
dapat memberikan beban psikologik.
)% .ietCumlah garam yang diberikan perlu diperhatikan. 0ila edema berat, diberikan
makanan tanpa garam, sedangkan bila edema ringan, pemberian garam dibatasi
sebanyak %,6#1 gEhari. Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi, yaitu sebanyak
%,6#1 gEkgbbEhari. *supan airan harus diperhitungkan dengan baik, terutama
pada penderita oliguria atau anuria, yaitu jumlah airan yang masuk harus
seimbang dengan pengeluaran, berarti asupan airan 9 jumlah urin K insensible
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
17/21
water loss !5%#56 mlEkgbbEhari" K jumlah keperluan airan pada setiap kenaikan
suhu dari normal !1% mlEkgbbEhari".
'% Antibiotik
Pemberian antibiotik pada G)*P( sampai sekarang masih sering
dipertentangkan. Pihak satu hanya memberi antibiotik bila biakan hapusan
tenggorok atau kulit positif untuk streptokokus, sedangkan pihak lain
memberikannya seara rutin dengan alasan biakan negatif belum dapat
menyingkirkan infeksi streptokokus. 0iakan negatif dapat terjadi oleh karena telah
mendapat antibiotik sebelum masuk rumah sakit atau akibat periode laten yang
terlalu lama !M / minggu". Terapi medikamentosa golongan penisilin diberikan
untuk eradikasi kuman, yaitu *moksisilin 6% mgEkgbb dibagi dalam / dosis
selama 1% hari. Cika terdapat alergi terhadap golongan penisilin, dapat diberi
eritromisin dosis /% mgEkgbbEhari.
9% Sim#tomatik
a. 0endungan sirkulasi
al paling penting dalam menangani sirkulasi adalah pembatasan airan, dengankata lain asupan harus sesuai dengan keluaran. 0ila terjadi edema berat atau
tanda#tanda edema paru akut, harus diberi diuretik, misalnya furosemid. 0ila tidak
berhasil, maka dilakukan dialisis peritoneal.
b. ipertensi
Tidak semua hipertensi harus mendapat pengobatan. Pada hipertensi ringan
dengan istirahat ukup dan pembatasan airan yang baik, tekanan darah bisa
kembali normal dalam waktu 1 minggu. Pada hipertensi sedang atau berat tanpatanda#tanda serebral dapat diberi kaptopril !%,/#5 mgEkgbbEhari" atau furosemid
atau kombinasi keduanya. (elain obat#obat tersebut diatas, pada keadaan asupan
oral ukup baik dapat juga diberi nifedipin seara sublingual dengan dosis %,56#
%,6 mgEkgbbEhari yang dapat diulangi setiap /%#+% menit bila diperlukan. Pada
hipertensi berat atau hipertensi dengan gejala serebral !ensefalopati hipertensi"
dapat diberi klonidin !%,%%5#%,%%+ mgEkgbb" yang dapat diulangi hingga / kali
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
18/21
atau dia>oide 6 mgEkgbbEhari seara intraena !4.@". ;edua obat tersebut dapat
digabung dengan furosemid !1 / mgEkgbb".
. Gangguan ginjal akut
al penting yang harus diperhatikan adalah pembatasan airan, pemberian kalori
yang ukup dalam bentuk karbohidrat. 0ila terjadi asidosis harus diberi natrium
bikarbonat dan bila terdapat hiperkalemia diberi ?a glukonas atau ;ayealate
untuk mengikat kalium.
Pemantauan5
Pada umumnya perjalanan penyakit G)*P( ditandai dengan fase akut yang
berlangsung 1#5 minggu. Pada akhir minggu pertama atau kedua gejala#gejala
seperti edema, hematuria, hipertensi dan oliguria mulai menghilang, sebaliknya
gejala#gejala laboratorium menghilang dalam waktu 1#15 bulan. Penelitian
multisenter di 4ndonesia memperlihatkan bahwa hematuria mikroskopik terdapat
pada rata#rata
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
19/21
sehingga memerlukan rujukan kepada ;onsultan Ginjal *nak untuk tindakan
khusus !antara lain biopsi ginjal".
4ndikasi rujukan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Gejala#gejala tidak khas untuk G)*P( :
# Periode laten pendek
# *danya penyakit ginjal dalam keluarga
# Pernah mendapat penyakit ginjal sebelumnya
# Hsia di bawah 5 tahun atau di atas 15 tahun
5. *danya kelainan#kelainan laboratorik yang tidak khas untuk G)*P( :
# ematuria makroskopik M / bulan
# ematuria mikroskopik M 15 bulan
# Proteinuria M + bulan
# ;adar komplemen ?/ tetap rendah M / bulan
# =aju Biltrasi Glomerulus 6%& menetap M ' bulan
# ;adar komplemen ?' rendah, *)?* !K", *)* !K", anti ds D)* !K" atau anti
G02 !K"
Per4alanan Pen,akit .an Pro2nosis5
Penyakit ini dapat sembuh sempurna dalam waktu 1#5 minggu bila tidak ada
komplikasi, sehingga sering digolongkan ke dalam self limiting disease. Jalaupun
sangat jarang, G)*P( dapat kambuh kembali.
Pada umumnya perjalanan penyakit G)*P( ditandai dengan fase akut yang
berlangsung 1#5 minggu, kemudian disusul dengan menghilangnya gejala
laboratorik terutama hematuria mikroskopik dan proteinuria dalam waktu 1#15
bulan. Pada anak $6#
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
20/21
6A6 III
KESIMPULAN
Glomerunefritis merupakan penyakit perdangan ginjal
bilateral. Glomerulonefritis akut paling lazim terjadi pada anak-
anak 5 sampai 10 tahun meskipun orang dewasa muda dan
remaja dapat juga terserang , perbandingan penyakit ini pada
pria dan wanita 21.
Glomerulonefritis akut juga disebut dengan glomerulonefritis akut post
streptokokus !G)*P(" adalah suatu sindrom nefrotik akut yang ditandai dengan
timbulnya hematuria, edema, hipertensi dan penurunan fungsi ginja. 2erupakan
proses radang non#supuratif yang mengenai glomeruli, sebagai akibat infeksi
kuman streptokokus beta hemolitikus grup *, tipe nefritogenik di tempat lain.
Penyakit ini sering mengenai anak#anak.1,'
!ujuan utama dalam penatalaksanaan glomerulonefritis
adalah untuk "eminimalkan kerusakan pada glomerulus,
"eminimalkan metabolisme pada ginjal, "eningkatkan fungsi
ginjal. !idak ada pengobatan khusus yang mempengaruhi
penyembuhan kelainan glomerulus. #emberian pinisilin untuk
membrantas semua sisa infeksi,tirah baring selama stadium
akut, diet bebas bila terjadi edema atau gejala gagal jantung dan
antihipertensi kalau perlu, sementara kortikosteroid tidak
mempunyai efek pada glomerulofritis akut pas$a infeksi
streptokokus.
#rognosis penyakit pada anak-anak baik sedangkan
prognosisnya pada orang dewasa tidak begitu baik.
-
8/19/2019 Tutorial Gnaps Fix'
21/21
.AFTA1 PUSTAKA
1. %iguno .#, et al, 200&, Glomerulonefritis, 'lmu #enyakit
(alam '', , )alai #enerbit *+' akarta. al &/&
2. usein latas, 1&&5, Glomerulonefritis akut,
'nfomedika'(' akarta.
. ntonius, #, et al, 2012, Glomerulonefritis kut #as$a
treptokokus, dalam #edoman #elayanan "edis, ## '('
akarta. al 3&-&1
4. lorraine, % dan ylia, #, 200/, #ato6siologi +onsep +linis
#roses-#roses #enyakit, ed /, 7G8, akarta. al 3/9
5. 'lmu +esehatan nak :elson, 2000, ol , ed %ahab, .
amik, 7d 15, Glomerulonefritis kut #as$a treptokokus,
7G8 akarta.al 131-1314
/. ;auf , lbar , ras ., 2012, +onsensus Glomerulonefritis
kut #as$a treptokokus, '(' akarta.