tumor mammae

25
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Payudara 2.1.1 Pengertian Payudara dan Anatomi Payudara Payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada pria organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti pada wanita (rudimeter). Payudara terletak antara iga ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari linea parasternalis sampai axillaris anterior dan mediana. Berat dan ukuran payudara bervariasi sesuai pertambahan umur, pada masa pubertas membesar, dan bertambah besar selama kehamilan dan sesudah melahirkan, dan menjadi atropi pada usia lanjut. 13 Setiap payudara terdiri atas 15 sampai 25 lobus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mamma yang disebut duktus laktiferus dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya. 16 Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak. Di antara lobus tersebut terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara, yang bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara. 14 Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan anterior. 16 Pembuluh darah mammae berasal dari arteri mamaria interna dan arteri torakalis lateralis. Vena supervisialis mamae mempunyai banyak anastomosa yang bermuara ke vena mamaria interna dan vena torakalis interna/epigastrika, sebagian besar bermuara ke vena torakalis lateralis. 15 Aliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian Universitas Sumatera Utara

Upload: rafika-aninda

Post on 02-Feb-2016

57 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tumor mammae 2

TRANSCRIPT

Page 1: tumor mammae

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Payudara

2.1.1 Pengertian Payudara dan Anatomi Payudara

Payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada pria

organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti pada

wanita (rudimeter). Payudara terletak antara iga ketiga dan ketujuh serta terbentang

lebarnya dari linea parasternalis sampai axillaris anterior dan mediana. Berat dan

ukuran payudara bervariasi sesuai pertambahan umur, pada masa pubertas membesar, dan

bertambah besar selama kehamilan dan sesudah melahirkan, dan menjadi atropi pada usia

lanjut.13

Setiap payudara terdiri atas 15 sampai 25 lobus kelenjar yang masing-masing

mempunyai saluran ke papilla mamma yang disebut duktus laktiferus dan dipisahkan oleh

jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya.16 Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis,

juga di antara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak. Di antara lobus tersebut

terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan

payudara, yang bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai

struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara.14 Jaringan ikat memisahkan

payudara dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan anterior.16

Pembuluh darah mammae berasal dari arteri mamaria interna dan arteri torakalis

lateralis. Vena supervisialis mamae mempunyai banyak anastomosa yang bermuara ke

vena mamaria interna dan vena torakalis interna/epigastrika, sebagian besar bermuara ke

vena torakalis lateralis.15 Aliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian

Universitas Sumatera Utara

Page 2: tumor mammae

lagi ke kelenjar terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula aliran ke

kelenjar interpektoralis.14

Untuk lebih jelas dari anatomi payudara dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1. Anatomi Payudara

2.1.2. Fisiologi Payudara

Perkembangan dan fungsi payudara dimulai oleh berbagai hormon. Esterogen

diketahui merangsang perkembangan duktus mamilaris. Progesteron memulai

perkembangan lobulus-lobulus payudara juga diferensiasi sel epitelial.19

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi oleh hormon,

antara lain:14

Universitas Sumatera Utara

Page 3: tumor mammae

a. Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui masa hidup

pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas

pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon

hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

b. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke-8

haid, payudara menjadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid

berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang

nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi

tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin

dilakukan. Begitu haid dimulai, semuanya berkurang.

c. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada masa kehamilan,

payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus

berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis

anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus mengisi asinus,

kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.

2.2. Definisi Fibroadenoma Mammae

Fibroadenoma mammae merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada

wanita muda, dan jarang ditemukan setelah menopause.14 Fibroadenoma adalah kelainan

pada perkembangan payudara normal dimana ada pertumbuhan berlebih dan tidak normal

pada jaringan payudara dan pertumbuhan yang berlebih dari sel-sel yang melapisi saluran

air susu di payudara.3

Universitas Sumatera Utara

Page 4: tumor mammae

Fibroadenoma merupakan jenis tumor jinak mamma yang paling banyak

ditemukan, dan merupakan tumor primer yang paling banyak ditemukan pada kelompok

umur muda.21

2.3. Patofisiologi

Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada

masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas

jaringan setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini sering

digolongkan dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran

luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di

sekitarnya.2 Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan

secara kebetulan.20 Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan tunggal, tetapi

sekitar 10%-15% wanita yang menderita fibroadenoma memiliki beberapa benjolan pada

kedua payudara.38

Penyebab munculnya beberapa fibroadenoma pada payudara belum diketahui

secara jelas dan pasti. Hubungan antara munculnya beberapa fibroadenoma dengan

penggunaan kontrasepsi oral belum dapat dilaporkan dengan pasti. Selain itu adanya

kemungkinan patogenesis yang berhubungan dengan hipersensitivitas jaringan payudara

lokal terhadap estrogen, faktor makanan dan faktor riwayat keluarga atau keturunan.

Kemungkinan lain adalah bahwa tingkat fisiologi estrogen penderita tidak meningkat

tetapi sebaliknya jumlah reseptor estrogen meningkat. Peningkatan kepekaan terhadap

estrogen dapat menyebabkan hyperplasia kelenjar susu dan akan berkembang menjadi

karsinoma.43

Universitas Sumatera Utara

Page 5: tumor mammae

Fibroadenoma sensitif terhadap perubahan hormon. Fibroadenoma bervariasi

selama siklus menstruasi, kadang dapat terlihat menonjol, dan dapat membesar selama

masa kehamilan dan menyusui. Akan tetapi tidak menggangu kemampuan seorang

wanita untuk menyusui. Diperkirakan bahwa sepertiga dari kasus fibroadenoma jika

dibiarkan ukurannya akan berkurang bahkan hilang sepenuhnya.3 Namun yang paling

sering terjadi, jika dibiarkan ukuran fibroadenoma akan tetap. Tumor ini biasanya bersifat

kenyal dan berbatas tegas dan tidak sulit untuk diraba. Apabila benjolan didorong atau

diraba akan terasa seperti bergerak-gerak sehingga beberapa orang menyebut

fibroadenoma sebagai “breast mouse”. Biasanya fibroadenoma tidak terasa sakit, namun

kadang kala akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan sangat sensitif apabila disentuh.4

2.4. Klasifikasi Fibroadenoma Mammae

Secara sederhana fibroadenoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam:

2.4.1. Common Fibroadenoma

Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simpel

fibroadenoma.33 Sering ditemukan pada wanita kelompok umur muda antara 21-25 tahun.

Ketika fibroadenoma dapat dirasakan sebagai benjolan, benjolan itu biasanya berbentuk

oval atau bulat, halus, tegas, dan bergerak sangat bebas. Sekitar 80% dari seluruh kasus

fibroadenoma yang terjadi adalah fibroadenoma tunggal.3

2.4.2. Giant Fibroadenoma

Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran dengan

diameter lebih dari 5 cm.33 Secara keseluruhan insiden giant fibroadenoma sekitar 4%

dari seluruh kasus fibroadenoma. Giant fibroadenoma biasanya ditemui pada wanita

hamil dan menyusui.18 Giant fibroadenoma ditandai dengan ukuran yang besar dan

Universitas Sumatera Utara

Page 6: tumor mammae

pembesaran massa enkapsulasi payudara yang cepat. Giant fibroadenoma dapat merusak

bentuk payudara dan menyebabkan tidak simetris karena ukurannya yang besar, sehingga

perlu dilakukan pemotongan dan pengangkatan terhadap tumor ini.17

2.4.3. Juvenile Fibroadenoma

Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja perempuan,33 dengan insiden

0,5-2% dari seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile

fibroadenoma memiliki lesi yang multiple atau bilateral.18 Tumor jenis ini lebih banyak

ditemukan pada orang Afrika dan India Barat dibandingkan pada orang Kaukasia.21

Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi antara lain:2

a. Fibroadenoma Pericanaliculare

Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa

lapis.

b. Fibroadenoma intracanaliculare

Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar

berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.

Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat

menopause terjadi regresi.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: tumor mammae

Gambar 2.2. Fibroadenoma Gambar 2.3. Common Fibroadenoma (Massa yang ditunjukkan berbatas tegas )

Gambar 2.4. Giant Fibroadenoma (Massa Gambar 2.5. Juvenile Fibroadenoma (Massa yang ditunjukkan berbatas tegas dan yang ditunjukkan memiliki permukaan yang memiliki kapsul yang tebal) berlendir dan multiple celah, berbatas tegas dan berbentuk bulat)

Universitas Sumatera Utara

RAFIKA ANINDA FAUZIA
Page 8: tumor mammae

2.5. Gejala Klinis

Gejala klinis yang sering terjadi pada fibroadenoma mammae adalah adanya

bagian yang menonjol pada permukaan payudara, benjolan memiliki batas yang tegas

dengan konsistensi padat dan kenyal.16 Ukuran diameter benjolan yang sering terjadi

sekitar 1-4 cm, namun kadang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat dengan

ukuran benjolan berdiameter lebih dari 5 cm.21 Benjolan yang tumbuh dapat diraba dan

digerakkan dengan bebas.2 Umumnya fibroadenoma tidak menimbulkan rasa nyeri atau

tidak sakit.14

Perubahan fibroadenoma menjadi ganas dalam komponen epitel fibroadenoma

umumnya dianggap langka.18 Fibroadenoma secara signifikan tidak meningkatkan risiko

berkembang menjadi kanker payudara4 Insiden karsinoma berkembang dalam suatu

fibroadenoma dilaporkan hanya 20/10.000 sampai 125/10.000 orang yang berisiko.

Sekitar 50% dari tumor ini adalah lobular carcinoma in situ (LCIS), 20% infiltrasi

karsinoma lobular, 20% adalah karsinoma duktal in situ (DCIS), dan 10% sisanya

infiltrasi karsinoma duktal. Berdasarkan pemeriksaan klinis ultrasonografi dan

mammografi biasanya ditemukan fibroadenoma jinak dan perubahan menjadi ganas

ditemukan hanya jika fibroadenoma tersebut dipotong.18 Fibroadenoma yang dibiarkan

selama bertahun-tahun akan berubah menjadi ganas, dikenal dengan istilah progresi dan

persentase kemungkinannya hanya 0,5% - 1%.35

Universitas Sumatera Utara

Page 9: tumor mammae

2.6. Epidemiologi

2.6.1. Distribusi Frekuensi Penyakit Fibroadenoma Mammae

Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang lebih sering

didiagnosa pada wanita muda.22 Fibroadenoma dilaporkan terjadi pada lebih dari 9%

penduduk wanita. Fibroadenoma sangat dipengaruhi oleh hormon dan bervariasi selama

siklus menstruasi dan masa kehamilan.3

Berdasarkan laporan dari NSW Breast Cancer Institute, fibroadenoma umumnya

terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50

tahun.3 Belum ada data yang pasti mengenai insiden fibroadenoma pada

populasi umum. Dalam suatu studi disebutkan bahwa angka kejadian fibroadenoma

pada wanita yang menjalani pemeriksaan di klinik payudara sekitar 7%-13% sementara

itu pada studi yang lain didapatkan 9% dari otopsi. Fibroadenoma didapatkan dari 50%

semua biopsi payudara dan hal ini meningkat mencapai 75% pada biopsi payudara wanita

yang berumur < 20 tahun (Greenberg, et all, 1998).18 Data dari penelitian di Depatemen

Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana (Bewtra, 2009) dilaporkan

bahwa dari 65 spesimen payudara ditemukan 31 kasus (48%) penderita fibroadenoma,

dan sebanyak 11 kasus (35%) terjadi pada kelompok remaja (<19 tahun).12 Penelitian di

Nigeria Timur, melaporkan 318 kasus fibroadenoma yang terjadi pada usia rata-rata 16-

32 tahun.6 Berdasarkan hasil Laboratorium Histopatologi di Yaman melaporkan bahwa

dari seluruh kasus tumor jinak (79,9%), FAM merupakan tumor jinak yang paling banyak

terjadi (30,0%) yang terjadi pada usia rata-rata 22,2 tahun (Al Thobhani, 2006).24

Fibroadenoma mammae terutama sering terjadi pada wanita muda di Afrika.12

Sebuah analisis klinikopatologi melaporkan bahwa dari 202 lesi jinak payudara terjadi

Universitas Sumatera Utara

Page 10: tumor mammae

pada wanita kulit hitam. Hasil studi menunjukkan bahwa kejadian puncak fibroadenoma

terjadi pada usia lebih dini yang terjadi pada pasien kulit hitam dibandingkan pada pasien

kulit putih.23

2.6.2. Faktor Risiko Fibroadenoma Mammae

Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti, namun

berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya

tumor ini antara lain:

a. Umur

Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi

terjadinya FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30 tahun.26

terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun.4 Berdasarkan data dari

penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana

(Bewtra, 2009) dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang menderita fibroadenoma

adalah 23 tahun dengan rentang usia 14-49 tahun.12

b. Riwayat Perkawinan

Riwayat perkawinan dihubungkan dengan status perkawinan dan usia

perkawinan, paritas dan riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all

(2011) di Iran menyatakan bahwa tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM

(OR=6.64, CI 95% 2.56-16.31) artinya penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah

wanita yang tidak menikah. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah <

21 tahun meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.84, CI 95% 1.23-6.53) artinya

penderita FAM kemungkinan 2,84 kali adalah wanita yang menikah pada usia < 21

tahun.27

Universitas Sumatera Utara

Page 11: tumor mammae

c. Paritas dan Riwayat Menyusui Anak

Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya FAM, terutama meningkat

pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui memiliki peran yang penting

dalam perlindungan terhadap risiko kejadian FAM.27

d. Penggunaan Hormon

Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena kepekaan terhadap

peningkatan hormon estrogen.33 Penggunaan kontrasepsi yang komponen utamanya

adalah estrogen merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian FAM. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan di Department of Surgery, University of Oklahoma Health

Sciences Center (Organ, 1983), dilaporkan proporsi penderita FAM yang menggunakan

kontrasepsi dengan komponen utama estrogen adalah sekitar 60%.28

e. Obesitas

Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal

merupakan faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui

bahwa IMT > 30 kg/m2 meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.45,CI 95% 1.04-3.03)

artinya wanita dengan IMT > 30 kg/m2 memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM

dibandingkan wanita dengan IMT < 30 kg/m2.27

f. Riwayat Keluarga

Tidak ada faktor genetik diketahui mempengaruhi risiko fibroadenoma. Namun,

riwayat keluarga kanker payudara pada keluarga tingkat pertama dilaporkan oleh

beberapa peneliti berhubungan dengan peningkatan risiko tumor ini.18 Dari beberapa

penelitian menunjukkan adanya risiko menderita FAM pada wanita yang ibu dan saudara

perempuan mengalami penyakit payudara. Dilaporkan 27 % dari penderita FAM

Universitas Sumatera Utara

Page 12: tumor mammae

memiliki riwayat keluarga menderita penyakit pada payudara (Organ, 1983).28 Tidak

seperti penderita dengan fibroadenoma tunggal, penderita multiple fibroadenoma

memiliki riwayat penyakit keluarga yang kuat menderita penyakit pada payudara.18

g. Stress

Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga

akan meningkatkan insiden FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui orang

yang mengalami stress memiliki risiko lebih tinggi menderita FAM (OR=1.43 CI

95%1.16-1.76) artinya orang yang mengalami stress memiliki risiko 1,43 kali menderita

FAM dibandingkan dengan orang yang tidak stress.27

h. Faktor Lingkungan

Tinggal di dekat pabrik yang memproduksi Polycyclic aromatic hydrocarbons

(PAHs) juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli,

et all pada tahun 2011 di Iran dilaporkan 38% dari penderita FAM memiliki riwayat

tinggal di dekat pabrik yang memproduksi PAHs. Penelitian tersebut menggunakan

desain case control dimana diketahui OR=3.7,CI95%1.61-7.94 yang artinya orang yang

tinggal didekat pabrik yang memproduksi zat PAHs memiliki risiko 3,7 kali menderita

FAM.27 PAHs adalah salah satu pencemar organik yang paling luas. PAHs dibentuk oleh

pembakaran tidak sempurna dari karbon yang mengandung bahan bakar seperti kayu,

batu bara, diesel, lemak, tembakau, dan dupa.36 Banyak senyawa-senyawa aromatik,

termasuk PAHs, yang bersifat karsinogenik. Hal ini berdasarkan sifatnya yang hidrofobik

(tidak suka akan air), dan tidak memiliki gugus metil atau gugus reaktif lainnya untuk

dapat diubah menjadi senyawa yang lebih polar. Akibatnya senyawa PAHs sangat sulit

diekskresi dari dalam tubuh dan biasanya terakumulasi pada jaringan hati, ginjal, maupun

Universitas Sumatera Utara

Page 13: tumor mammae

adiposa atau lemak tubuh. Dengan struktur molekul yang menyerupai basa nukleat

(adenosin, timin, guanin, dan sitosin), molekul PAHs dapat dengan mudah menyisipkan

diri pada untaian DNA. Akibatnya fungsi DNA akan terganggu dan apabila kerusakan ini

tidak dapat diperbaiki dalam sel, maka akan menimbulkan penyakit kanker.37

2.7. Pencegahan

2.7.1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat

agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Konsep dasar dari

pencegahan primer adalah untuk menurunkan insiden penyakit.25 Cara yang dilakukan

adalah dengan menghindari faktor-faktor tertentu yang dapat merangsang pertumbuhan

sel-sel tumor antara lain:

a. Mencegah terpaparnya dengan zat atau bahan yang dapat memicu berkembangnya

sel-sel tumor fibroadenoma, seperti mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi

dengan bahan atau zat-zat hormonal, menghindari pemakaian pil kontrasepsi

dengan komponen utama estrogen. Penggunaan zat tersebut jika dipakai terus

menerus akan menyebabkan terjadinya perubahan jaringan pada payudara yang

meningkatkan angka kejadian FAM.29 Selain itu menghindari terpapar dengan zat

Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) yang bersifat karsinogenik.27

b. Menggunakan atau mengkonsumsi zat dan bahan yang dapat menurunkan

kejadian FAM antara lain dengan mengkonsumsi buah dan sayuran. Penggunaan

alat kontrasepsi oral juga dapat menurunkan risiko terjadinya FAM.29

c. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)32

Universitas Sumatera Utara

Page 14: tumor mammae

Pemeriksaan terhadap payudara sendiri dilakukan setiap bulan secara teratur.

Dengan melakukan pemeriksaan sendiri secara teratur maka kesempatan untuk

menemukan tumor dalam ukuran kecil lebih besar, sehingga dapat dengan cepat

dilakukan tindakan pengobatan. SADARI dapat dilakukan dengan cara:

c.1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran

payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran

antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke

dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting

susu berkerut.

c.2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang

kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan

lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat tumor. Perhatikan perubahan

bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.

c.3. Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin,

tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur

payudara.

c.4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri

payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil)

di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam

sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di

bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara

mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga

daerah antara kedua payudara dan ketiak.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: tumor mammae

c.5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari

puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.

c.6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan

lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari

tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan

pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan

bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara

dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.

c.7. Pemeriksaan no. c.5. dan c.6. akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena

dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

SADARI secara visual dapat dilihat pada gambar berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 16: tumor mammae

Gambar 2.6. SADARI

Universitas Sumatera Utara

Page 17: tumor mammae

2.7.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi

ketidakmampuan. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara medeteksi penyakit secara

dini dan melakukan pengobatan secara cepat dan tepat.25

a. Anamnesa

Anamnesa terpadu harus didapatkan sebelum dilakukan pemeriksaan fisik.

Penyelidikan terperinci tentang faktor risiko harus meliputi riwayat kehamilan dan

ginekologi seperti usia, paritas, serta riwayat menstruasi dan menyusui. Riwayat terapi

hormonal sebelumnya yang mencakup kontrasepsi oral dan estrogen.14

b. Diagnosa

Fibroadenoma dapat didiagnosa dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik

(phisycal examination), pemeriksaan radiologi (dengan foto thorax dan mammografi atau

ultrasonografi), dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).

b.1. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik penderita diperiksa dengan sikap tubuh duduk tegak atau

berbaring atau kedua-duanya. Kemudian diperhatikan bentuk kedua payudara, warna

kulit, tonjolan, lekukan, adanya kulit berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan.

Kemudian dilakukan palpasi dengan telapak jari tangan yang digerakkan perlahan-lahan

tanpa tekanan pada setiap kuadran payudara.14 Palpasi dilakukan untuk mengetahui

ukuran, jumlah, dapat bergerak-gerak, kenyal atau keras dari benjolan yang ditemukan.30

Dilakukan pemijatan halus pada puting susu untuk mengetahui pengeluaran cairan, darah

atau nanah dari kedua puting susu. Cairan yang keluar dari puting susu harus

Universitas Sumatera Utara

Page 18: tumor mammae

dibandingkan. Pengeluaran cairan diluar masa laktasi dapat disebabkan oleh berbagai

kelainan seperti fibroadenoma atau bahkan karsinoma.14

b.2. Mammografi

Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai

jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada

mammografi, keganasan dapat memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda

primer berupa fibrosis reaktif, comet sign (Stelata), adanya perbedaan yang nyata antara

ukuran klinis dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan ditensi pada

struktur payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya

vaskularisasi, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi

dalam jaringan lunak di belakang mamma dan adanya metastatis ke kelenjar (gambaran

ini tidak khas). Mammografi digunakan untuk mendiagnosa wanita dengan usia tua

sekitar 60-70 tahun.31

b.3. Ultrasonografi (USG)

Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat payudara usia muda karena

fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika

menggunakan mammografi. Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau tumor

yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi memberikan

ketepatan diagnosa yang tinggi.31

Beberapa gambar hasil USG pada payudara :

Universitas Sumatera Utara

Page 19: tumor mammae

Gambar 2.7. Fibroadenoma Kecil (1cm) Gambar 2.8. Fibroadenoma Besar (3cm)

Gambar 2.9. Fibroadenoma > 5 cm (ukuran 8,5 x 7 x 6 cm)

b.4. Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC)

Dengan FNAC diperoleh diagnosis tumor apakah jinak atau ganas, tanpa harus

melakukan sayatan atau mengiris jaringan. Pada FNAC diambil sel dari fibroadenoma

dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan.

Dari alat tersebut dapat diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil

Universitas Sumatera Utara

Page 20: tumor mammae

pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah

mikroskop. Di bawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut :30

b.4.1. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan

berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus.

b.4.2. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular

(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler).

b.4.3. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek

uniform.

c. Penatalaksanaan Medis

Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:3

c.1. Ukuran

c.2. Terdapat rasa nyeri atau tidak

c.3. Usia pasien

c.4. Hasil biopsi

Karena fibroadenoma mammae adalah tumor jinak maka pengobatan yang

dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah

bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa

faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut

menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.

Terapi pengangkatan tumor ini disebut dengan biopsi eksisi yaitu pembedahan

dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat disekitarnya

Terapi dengan operasi pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk payudara

Universitas Sumatera Utara

Page 21: tumor mammae

tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang akan digantikan jaringan normal

secara perlahan.31

2.7.3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan dan melakukan

rehabilitasi.25 Rehabilitasi dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan penderita agar

dapat melakukan aktivitasnya kembali. Upaya rehabilitasi dilakukan baik secara fisik,

mental, maupun sosial, seperti menghilangkan rasa nyeri, mendapatkan asupan gizi yang

baik, dan dukungan moral dari orang-orang terdekat terhadap penderita pasca operasi.34

2.8. Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Fibroadenoma Mammae

1. Sosiodemografi: Umur Suku Agama Pendidikan Pekerjaan Status Perkawinan Tempat Tinggal Riwayat Penyakit Keluarga Indeks Massa Tubuh

2. Paritas 3. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal 4. Riwayat menyusui 5. Letak fibroadenoma mammae 6. Ukuran diameter fibroadenoma mammae 7. Jumlah fibroadenoma mammae 8. Cara diagnostik 9. Penatalaksanaan medis 10. Lama rawatan 11. Keadaan sewaktu pulang

Universitas Sumatera Utara

Page 22: tumor mammae

2.9. Definisi Operasional

2.9.1. Penderita fibroadenoma mammae adalah pasien yang dinyatakan menderita

fibroadenoma mammae berdasarkan hasil diagnosa dokter RS Santa Elisabeth Medan

sesuai dengan yang tercatat di kartu status.

2.9.2. Sosiodemografi yaitu:

a. Umur adalah usia penderita FAM yang di rawat inap sesuai dengan yang tercatat

di kartu status yang dibedakan atas:

1. < 15 tahun 2. 15-25 tahun 3. 26-35 tahun 4. 36-45 tahun 5. > 45 tahun

Untuk analisa statistik, dibedakan atas:

1. 35 tahun 2. > 35 tahun

b. Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita FAM sesuai dengan yang

tercatat di kartu status dibedakan atas:

1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Minang 5. Aceh 6. Nias 7. Lain-lain

c. Agama adalah kepercayaan yang dianut penderita FAM sesuai yang tercatat

dalam kartu status dibedakan atas:

1. Katolik 2. Protestan 3. Islam

Universitas Sumatera Utara

Page 23: tumor mammae

d. Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang ditempuh oleh penderita

FAM sesuai yang tercatat dalam kartu status dibedakan atas:

1. Tidak sekolah 2. SD/ sederajat 3. SLTP/ sederajat 4. SLTA/sederajat 5. Akademi/ perguruan tinggi

e. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita FAM sesuai dengan

yang tercatat di kartu status dibedakan atas:

1. Pegawai Negeri (PNS) 2. Pegawai Swasta 3. Wiraswasta 4. Ibu rumah tangga 5. Pelajar/ mahasiswa 6. Lain-lain 7. Tidak bekerja

f. Status perkawinan adalah riwayat perkawinan penderita FAM yang tercatat di

kartu status dibedakan atas:

1. Kawin 2. Tidak Kawin

g. Tempat tinggal adalah tempat dimana penderita FAM tinggal sesuai dengan yang

tercatat di kartu status dibedakan atas:

1. Kota Medan 2. Luar Kota Medan

h. Indeks Massa Tubuh adalah status gizi penderita FAM yang tercatat di kartu

status dibedakan atas:

1. 30 kg/m2 2. > 30 kg/m2

Universitas Sumatera Utara

Page 24: tumor mammae

2.9.3. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami penderita FAM sesuai yang

tercatat di kartu status dibedakan atas:

1. Nullipara (belum pernah melahirkan) 2. Primipara (melahirkan 1 kali) 3. Multipara (melahirkan 2-4 kali) 4. Grande multipara (melahirkan ≥5 kali)

2.9.4. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal adalah metode KB hormonal yang

digunakan oleh penderita FAM sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan

atas:

1. Pernah 2. Tidak pernah

2.9.5. Riwayat Menyusui adalah riwayat penderita FAM yang menyusui anaknya sejak

lahir yang tercatat di kartu status dibedakan atas:

1. Pernah 2. Tidak pernah

2.9.6. Letak fibroadenoma adalah lokasi pada payudara penderita dimana FAM

ditemukan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam kartu status

dibedakan atas:

1. Payudara kanan 2. Payudara kiri 3. Payudara kanan dan kiri

2.9.7. Ukuran diameter fibroadenoma adalah besar diameter FAM yang dialami penderita

menurut ukuran fibroadeoma terbesar berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang

tercatat dalam kartu status dibedakan atas:

1. 5 cm 2. > 5 cm

Universitas Sumatera Utara

Page 25: tumor mammae

2.9.8. Jumlah fibroadenoma adalah banyak fibroadenoma yang diderita penderita

berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam kartu status dibedakan

atas:

1. 1 fibroadenoma 2. > 1 fibroadenoma

2.9.9. Cara diagnostik adalah tindakan diagnosa yang dilakukan pihak rumah sakit

terhadap penderita FAM yang tercatat di kartu status dibedakan atas:

1. Pemeriksaan fisik dan radiologi (Thorax PA, Mammografi atau USG) 2. Pemeriksaan fisik dan FNAC 3. Pemeriksaan fisik, radiologi dan FNAC

2.9.10. Penatalaksanaan medis adalah segala usaha medis yang dilakukan kepada

penderita sehubungan dengan tindakan penyembuhan sesuai dengan yang tercatat di kartu

status dibedakan atas:

1. Operasi 2. Tidak Operasi

2.9.11. Lama rawatan rata-rata adalah lamanya penderita dirawat dihitung dari tanggal

mulai dirawat sampai keluar sesuai dengan yang tercatat di kartu status, kemudian

dihitung lama rawatan rata-ratanya.

2.9.12. Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi sewaktu penderita keluar dari rumah

sakit sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan atas:

1. Pulang dengan berobat jalan (PBJ) 2. Pulang atas permintaan sendiri (PAPS)

Universitas Sumatera Utara