tugas untuk pa kari

Upload: setya-aji

Post on 19-Jul-2015

90 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS Mata Kuliah METODE PENELITIAN SOSIAL Dosen Pembina : Dr. JAMAL, M.Si

LIMA JUDUL TESIS, VARIABEL, PENDEKATAN KUANTITATIF/KUALITATIF DAN LANDASAN TEORI

Oleh NAMA STAMBUK : KARI : G2C1 010 004

PASCASARJANA ADMINISTRASI PEMBANGUNAN KELAS A UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 20101

I.

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pejabat Eselon II di Kabupaten Konsel

Variabel Independen : Budaya Organisasi Variabel Dependen : Kinerja pejabat Metode Pendekatan : Kuantitatif Rumusan Masalah : 1. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pejabat eselon II di Kabupaten Konsel 2. Seberapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pejabat eselon II Kabupaten Konsel Landasan Teori : 1. Teori budaya organisasi Kultur merupakan perekat social yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan, dan terakhir budaya bertindak sebagai mekanisme sense-making serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dn perilaku karyawan. (Robbins, 2007). 2. Teori manajemen klasik Robert Owen (1771 - 1858) - Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan. - Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.

Charles Babbage (1792 - 1871) - Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat2

dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya. 3. Teori Kinerja Organisasi Menurut Callahan (2003) dalam Muhammad (2008), kinerja organisasi menggambarkan sampai seberapa jauh suatu organisasi mencapai hasil setelah dibandingkan dengan kinerja terdahulu (previous performance), dengan organisasi lain (benchmarking), dan sampai seberapa jauh meraih tujuan dan target yang telah ditetapkan. Oleh karena Pemerintah tergolong dalam organisasi publik, maka kinerjanya dapat dinilai dari sampai seberapa jauh ia memenuhi tuntutan publik melalui pemberian public goods. Kinerja Pemerintah juga menunjukkan sampai seberapa jauh Pemerintah melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dijanjikan kepada publik 4. Teori organisasi Mintzberg mengemukakan. Ada 3 jenis struktur yang utama oprganisasi, yakni sentralisasi, formalitas dan kompleksitas. 3 variabel tersebut yang menjadi pembeda. Dikatakan pula bahwa penyebab terjadinya struktur dalam perspektif industrialisasi bermula dari proses industri, kemudian menjadi strategi dan berakhir pada pembuatan struktur organisasi. Jika dikaitkan dengan perkembangan ilmu yang lebih relevan saat ini, maka istilah yang cukup mendekati untuk mewakili strategi adalah proses bisnis. 5. Teori Pembelajaran sosial Albert Bandura mengemukakan bahwa : - Individu dirujuk sebagai keadaan motivasi intrinsik. - Persekitaran dirujuk sebagai ransangan luar. - ingkahlaku dirujuk sebagai tindak balas. 6. Teori evektivitas kerja George & Jones memberikan perbandingan antara kedua nilai kerja sebagai berikut : - Nilai kerja intrinsic & Nilai kerja ekstrinsik - Kerja yang menarik & Gaji tinggi3

-

Kerja yang menantang & Keamanan kerja Belajar sesuatu yang baru & Keuntungan kerja Membuat konstribusi penting & Status pada komunitas yang lebih luas Berpotensi tinggi & Kontak social Tanggung jawab dan otonomi & Waktu dengan keluarga Menjadi kreatif & Waktu untuk hobi

7. Teori Motivasi Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu: - Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas - Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu). - Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan

8. Teori kinerja Terdapat kurang lebih dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian kinerja yang efektif, yaitu (1) adanya kriteria kinerja yang dapat diukur secara objektif; dan (2) adanya objektivitas dalam proses evaluasi (Gomes, 2003:136). 9. Teori Harapan ( Expectancy Theory )

4

Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan ini didasarkan atas : - Harapan (Expectancy), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku. - Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai / martabat tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yang bersangkutan. - Pertautan (Instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua. 10. Konsep Budaya Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar.

II.

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Konsel

Variabel Indepen : Kepemimpinan Variabel Dependen : Kinerja Pegawai Metode Pendekatan : Kuantitatif Rumusan Masalah : 1. Apakah fungsi kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Konsel 2. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Konsel Landasan Teori :5

1. Teori Sifat Ordway Tead Ada sepuluh macam sifat atau perangai yang harus dimiliki seorang pemimpin, yaitu : a. Energi jasmani dan rohani (physical and nervous energy) b. Kepastian akan maksud dan arah tujuan (a sense of purpose and direction) c. Antusiasme atau perhatian yang besar (anthusiasm) d. Ramah tamah, penuh rasa persahabatan dan ketulusan hati (friendlieness and effecticeness) e. Integritas atau pribadi yang bulat (integrity) f. Kecakapan teknis (technical mastery) g. Mudah mengambil keputusan (decisioness) h. Cerdas (intelligence) i. Kecakapan mengajar (teaching skill) j. Kesetiaan (faith) 2. Teori Prilaku Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku: a. konsiderasi dan struktur inisiasi Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi. b. berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi6

teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443) 3. Teori Situasional Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah : Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan Norma yang dianut kelompok Rentang kendali Ancaman dari luar organisasi Tingkat stress

Iklim yang terdapat dalam organisasi 4. Teori Genetik Davis dan Newstrom (1995) Inti dari teori menyatakan bahwa Leader are born and nor made (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan.

5. Teori Transformational Leadirship7

Robert House menyampaikan teori kepemimpinan dengan menyarankan bahwa kepemimpinan yang efektif mempergunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas yang tinggi untuk meningkatkan kadar kharismatiknya. Dengan mengandalkan kharisma, seorang pemimpin yang transformational selalu menantang bawahannya untuk melahirkan karya-karya yang istimewa. 6. Konsep Kepemimpinan Pelayan Konsep kepemimpinan pelayan yang diungkapkan Greenleaf Dalam konsep kepemimpinan pelayan (servant leadership), seorang pemimpin sejati adalah seorang yang memimpin (mempengaruhi orang lain) lewat perbuatannya yang memberi inspirasi bagi orang lain dan mendorong orang lain untuk bertindak demi mencapai tujuan yang hendak dicapai.

7. Teori Kejiwaan W.J. Reddin dalam artikelnya yang berjudul What Kind of Manager. Ada tiga pola dasar yang dapat dipakai untuk menentukan watak atau tipe seorang pemimpin. Ketiga pola dasar tersebut : - Berorientasi tugas (task orientation). - Berorientasi pada hubungan kerja (Relationship orientation). - Berorientasi pada hasil (effectiveness orientation).

8. Teori Ekologis Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan 9. Teori Kinerja

8

Bernardin dan Russel (1993:397), mengatakan : kinerja pegawai tergantung pada kemampuan, usaha kerja dan kesempatan kerja yang dapat dinilai dari out put. 10.Teori Manajemen Sumber Daya Manusia Nawawi ada 5 konsep dasar penilain kinerja untuk mengembangkan pegawai dengan lebih baik : a. Memenuhi manfaat penilaian dan pengembangan b. Mengukur/menilai berdasarkan perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan c. Merupakan dokumen legal d. Merupakan proses formal dan nonformal

11.Teori Harapan Vroom (1964) dalam kutipan Wayne dan Faules (2000:124-125), Teori harapan (expectancy theory) memiliki tiga asumsi pokok : 1) setiap individu percaya bahwa biar ia berperilaku dengan cara tertentu ia akan memperoleh hal tententu. Ini disebut harapan hasil (outcome expectancy). 2)setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut valensi (valence), 3) setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut.

III.

Kinerja Pemerintah Dalam Pelayanan Publik di Dinas Perhubungan Provinsi Sultra

Varibel Independen : Kinerja Pemerintah Varibel Dependen : Pelayanan Publik Metode Pendekatan : Kualitatif Rumusan Masalah : 1. Bagaimana kinerja pemerintah dalam pelayanan publik di Dinas Perhubungan Provinsi Sultra9

2. Bagaimana kualitas pelayanan publik di Dinas Perhubungan Provinsi Sultra Landasan Teori : 1. Teori kinerja Terdapat kurang lebih dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian kinerja yang efektif, yaitu (1) adanya kriteria kinerja yang dapat diukur secara objektif; dan (2) adanya objektivitas dalam proses evaluasi (Gomes, 2003:136). 2. Teori manajemen sumber daya manusia Nawawi dan Martini (1990:176) memilih kegiatan pengembangan Personil atas tiga upaya, yaitu : - Upaya pengadaan Personil dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan volume dan beban kerja. - Menempatkan Personil dan membagi pekerjaan dengan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, agar mengetahui secara tepat (baik dan lancar) peran serta yang perlu diberikan dalam mewujudkan tujuan organisasi. - Menyediakan kondisi yang mendorong setiap personil agar memiliki moral kerja yang tinggi dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keahliannya untuk dapat bekerja secara berdaya guna dan berhasil guna.

3. Teori Harapan Hasibuan 2001:165). Apabila harapan dapat menjadi kenyataan, karyawan akan cenderung meningkatkan gairah kerjanya. Sebaliknya jika harapan tidak tercapai, karyawan akan menjadi malas

4. Teori administrasi Publik Menurut Bailey peran teori dalam administrasi publik bisa dilihat dari aspek studi maupun praktik administrasi publik, untuk itu kita perlu mengetahui10

penggolongan teori dalam studi administrasi publik menurut terminologinya. Ada empat golongan teori menurut Bailey, yaitu teori-teori berikut ini. 1. Deskriptif 2. Normatif. 3. Asumtif. 4. Instrumental. 5. Teori evektivitas kerja Dessler (2000: 514-516) yang menyatakan bahwa dalam melakukan penilaian terhadap kinerja para pegawai, maka harus diperhatikan 5 (lima) faktor penilaian kinerja yaitu : - Kualitas pekerjaan meliputi : akurasi, ketelitian, penampilan dan penerimaan keluaran. - Kuantitas pekerjaan meliputi : volume keluaran dan kontribusi. - Supervisi yang diperlukan, meliputi ; membutuhkan saran, arahan, atau perbaikan. - Kehadiran meliputi : regularitas, dapat dipercayai/diandalkan dan ketepatan waktu. - Konservasi meliputi : pencegahan, pemborosan, kerusakan, pemeliharaan peralatan. 6. Teori Motivasi Klasik Teori ini dikemukakan oleh Frederik Winslow Taylor. Menurutnya, motivasi para pekerja itu hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja. Sedangkan kebutuhan biologis itu sendiri adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. 7. Teori Pembelajaran social Albert Bandura mengemukakan bahwa : - Individu dirujuk sebagai keadaan motivasi intrinsik. - Persekitaran dirujuk sebagai ransangan luar. - ingkahlaku dirujuk sebagai tindak balas.

11

8. Keputusan Menpan No 81/1995 tentang sendi-sendi pelayanan prima Berdasarkan KEPMENPAN , prinsip pelayanan umum meliputi yang berikut ini. 1. Keserderhanaan tata cara atau prosedur pelayanan dilaksanakan semudah mungkin, lancar, dan tidak berbelit-belit. 2. Kejelasan dan kepastian prosedur, persyaratan teknis dan administrasi, unit kerja atau pejabat yang berwenang, serta hak dan kewajiban bagi pemberi dan penerima layanan. 3. Keamanan dalam arti bahwa selama proses dan memperoleh hasil layanan memberikan rasa aman dan nyaman serta menjamin adanya kepastian hukum. 4. Keterbukaan dalam arti prosedur dan tatacara, persyaratan, satuan kerja pejabat penanggung jawab pemberi layanan, waktu penyelesaian, dan rincian biaya perlu diinformasikan secara terbuka dan mudah diketahui masyarakat, baik diminta maupun tidak. 5. Efisien dalam arti: Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dan produk layanan yang diberikan. Perlu dicegah adanya pengulangan pemenuhan keleng-kapan persyaratan dalam kontek yang sama, dalam hal proses pelayanannya, kelengkapan persyaratan dari kerja/instansi pemerintah lain yang terkait. 6. Ekonomis dalam arti penetapan biaya pelayanan ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan nilai barang atau jasa dan tidak menuntut biaya tinggi di luar kewajaran; kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar; serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 7. Keadilan yang merata dalam arti jangkauan pelayanan harus diusahakan seluas mungkin, distribusi yang merata, dan perlakuan yang adil. 8. Ketepatan waktu dalam arti pelaksanaan pelayanan diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

9. Teori Pemerintah12

Hadari Nawawi ( 2000:5 ) mengatakan bahwa negara atau pemerintahan sebagai organisasi non profit yang berfungsi memberikan pelayanan pada setiap dan semua individu sebagai masyarakat (public service) dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing.

IV.

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Karyawan Koperasi Samaturu Kendari

Varibel Independen : Gaya Kepemimpinan Varibel Dependen : Kepuasan Karyawan Metode Pendekatan : Kuantitatif Rumusan Masalah : 1. Apakah Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan karyawan Koperasi Smaturu Kendari 2. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan karyawan Koperasi Samaturu Landasan Teori : 1. Teori Dua Faktor Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan Model Dua Faktor dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik. Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh,13

kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku. 2. Teori genetic Davis dan Newstrom (1995) Inti dari teori menyatakan bahwa Leader are born and nor made (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. 3. Teori kejiwaan W.J. Reddin dalam artikelnya yang berjudul What Kind of Manager. Ada tiga pola dasar yang dapat dipakai untuk menentukan watak atau tipe seorang pemimpin. Ketiga pola dasar tersebut : - Berorientasi tugas (task orientation). - Berorientasi pada hubungan kerja (Relationship orientation). - Berorientasi pada hasil (effectiveness orientation).

4. Teori Transformational Robert House menyampaikan teori kepemimpinan dengan menyarankan bahwa kepemimpinan yang efektif mempergunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas yang tinggi untuk meningkatkan kadar kharismatiknya. Dengan mengandalkan

14

kharisma, seorang pemimpin yang transformational selalu menantang bawahannya untuk melahirkan karya-karya yang istimewa. 5. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan modelmodel tersebut menjadi satu model. Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu . 6. Teori Motivasi Claude S. George Teori ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan bekerjanya, yaitu : 1. upah yang layak 2. kesempatan untuk maju 3. pengakuan sebagai individu 4. keamanan bekerja 5. tempat kerja yang baik 6. penerimaan oleh kelompok 7. perlakuan yang wajar 8. pengakuan atas prestasi

7. Teori Ekologis Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan

8. Teori Motivasi15

Teori Motivasi Prestasi (Achievement Motivation) dari McClelland Teori ini menyatakan bahwa seorang pekerja memiliki energi potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung pada dorongan motivasi, situasi, dan peluang yang ada. Kebutuhan pekerja yang dapat memotivasi gairah kerja adalah : - Kebutuhan akan prestasi dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses. - Kebutuhan akan kekuasaan : kebutuhan untuk membuat orang berprilaku dalam suatu cara yang orang-orang itu (tanpa dipaksa) tidak akan berprilaku demikian. 9. Teori situasional Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah : Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan Norma yang dianut kelompok Rentang kendali Ancaman dari luar organisasi Tingkat stress Iklim yang terdapat dalam organisasi.

10.Teori Keadilan Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :

Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

16

V.

Kinerja Panwas Dalam Pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Konsel

Variabel Independen : Kinerja Panwas Varibel Dependen : Pengawasan Pilkada Metode Pendekatan : Kualitatif Rumusan Masalah : 1. Bagaimana kinerja Panwas dalam pelaksanaan pilkada di Kabupaten Konsel 2. Bagaimana kualitas pengawasan pilkada di Kabupaten Konsel Landasan Teori : 1. Teori kinerja Terdapat kurang lebih dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian kinerja yang efektif, yaitu (1) adanya kriteria kinerja yang dapat diukur secara objektif; dan (2) adanya objektivitas dalam proses evaluasi (Gomes, 2003:136). 2. Teori manajemen sumber daya manusia Charles Babbage (1792 - 1871) - Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya. 3. Teori evektivitas kerja Dessler (2000: 514-516) yang menyatakan bahwa dalam melakukan penilaian terhadap kinerja para pegawai, maka harus diperhatikan 5 (lima) faktor penilaian kinerja yaitu : - Kualitas pekerjaan meliputi : akurasi, ketelitian, penampilan dan penerimaan keluaran.17

- Kuantitas pekerjaan meliputi : volume keluaran dan kontribusi. - Supervisi yang diperlukan, meliputi ; membutuhkan saran, arahan, atau perbaikan. - Kehadiran meliputi : regularitas, dapat dipercayai/diandalkan dan ketepatan waktu. - Konservasi meliputi : pencegahan, pemborosan, kerusakan, pemeliharaan peralatan. 4. Teori organisasi publik Elemen-elemen organisasi (Reece,et.al., 1987 : 152) Manusia Tujuan tertentu Pembagian tugas-tugas Sebuah sistem untuk mengkoordinasi tugas-tugas Sebuah batas yang dipatok, yang menunjukkan pihak yang berada di luarnya

5. Teori komunikasi Infrastruktur Komunikasi: Komunikator Politik, Pemuka Pendapat (Opinion Leader) dan Feedback Kelompok-kelompok infrastruktur merupakan komunikator-komunikator politik yang berupaya mengembangkan pengaruhnya. Komunikator infrastruktur yaitu para politisi, kelompok profesi, para aktivis dan termasuk para pemuka pendapat (opinion leader). Dalam proses komunikasi feedback merupakan indikator berlanjut tidaknya proses tersebut. Selain feedback dapat dijadikan tolok ukur tentang sistem politik apa yang melandasi berlangsungnya proses komunikasi. Ada tiga macam feedback yaitu:18

1. Feedback berkadar tinggi. 2. Feedback berkadar rendah. 3. Feedback berkadar biasa. 6. Teori strukturasi Giddens menyelesaikan debat antara dua teori yang menyatakan atau berpegang bahwa tindakan manusia disebabkan oleh dorongan eksternal dengan mereka yang menganjurkan tentang tujuan dari tindakan manusia Menurut Giddens, struktur bukan bersifat eksternal bagi individu-individu melainkan dalam pengertian tertentu lebih bersifat internal. Struktur tidak disamakan dengan kekangan (constraint) namun selalu mengekang (constraining) dan membebaskan (enabling). Hal ini tidak mencegah sifatsifat struktur sistem sosial untuk melebar masuk kedalam ruang dan waktu diluar kendali aktor-aktor individu, dan tidak ada kompromi terhadap kemungkinan bahwa teori-teori sistem sosial para aktor yang dibantu ditetapkan kembali dalam aktivitas-ativitasnya bisa merealisasikan sistemsistem itu. Manusia melakukan tindakan secara sengaja untuk menyelesaikan tujuan-tujuan kita, pada saat yang sama, tindakan manusia memiliki unintended consequences (konsekuensi ang tidak disengaja) dari penetapan struktur yang berdampak pada tindakan manusia selanjutnya 7. Teori politik Mengenai state of nature, Ibn Khaldun menekankan bahwa otoritas politik adalah sebuah ide bawaan yang mesti selalu ada pada manusia. Politik sebagai ide bawaan terkait dengan manusia sebagai makhluk sosial. Ibn Khaldun menulis: Anna al-basyara la yumkinu haytuhum wa wujudhum ill bi ijtimihim (manusia tidak mungkin hidup tanpa bermasyarakat). Dengan demikian, menurut Luthfi, Ibn Khaldun mengemukakan pendapat bahwa negara berangkat dari dorongan alamiah 8. Teori konspirasi Iphoel Margin Pilkada Aceh Dan Teori Konspirasi Intelijen; Liberalisasi Sektor Keamanan Iphoel Margin. Beranjak dari sebuah keterbatasan, orang yang bermula dari kata, kata yang bermula dari ketetapan hati dan nafas harapan kehidupan.

19

Kekuatan-kekuatan dari Hakikat manusia yang paling tinggi paling . Di Aceh misalnya, gerakan sosial lokal terbukti efektif dalam merebut ruangruang politik yang tersedia. Keberadaan partai lokal tentu membuat panggung demokrasi lokal semakin meriah. Inisiatif lokal ini diharapkan akan menjadi cikal bakal untuk memikirkan Iphoel Margin. Beranjak dari sebuah keterbatasan, orang yang bermula dari kata, kata yang bermula dari ketetapan hati dan nafas harapan kehidupan. Kekuatankekuatan dari Hakikat manusia yang paling tinggipaling rendahtermanis paling menakutkan Mengalir dari satu mata air kepastian. . Sebagai contoh, tidak satupun iklan politik yang berani mengangkat masalah spesifik seperti kasus pelanggaran HAM, refomasi intelijen, penyelesaian kasus Munir, atau korupsi. Iphoel Margin. Beranjak dari sebuah keterbatasan, orang yang bermula dari kata, kata yang bermula dari ketetapan hati dan nafas harapan kehidupan. 9. Teori konflik Teori Konflik yang digagas oleh Marx didasarkan pada kekecewaannya pada sistem ekonomi kapitalis yang dianggapnya mengeksploitasi buruh. Bagi Marx, dalam masyarakat terdapat dua kekuatan yang saling berhadapan, yakni kaum borjuis yang menguasai sarana produksi ekonomi dan kaum proletar atau buruh yang dikendalikan oleh kaum borjuis. Antara kedua kelompok ini selalu terjadi konflik. Dalam The Communist Manifesto, Marx (Johnson, 186: 146) mengatakan, "Sejarah dari semua masyarakat yang ada hingga saat ini adalah sejarah perjuangan kelas," yaitu kelas buruh melawan kelas borjuis, yang pada akhirnya akan dimenangkan kaum proletar, sehingga tercipta tatanan masyarakat tanpa hierarkis, yakni komunisme. Karl Marx melihat masyarakat manusia sebagai sebuah proses perkembangan yang akan menyudahi konflik melalui konflik (Camplell, 1994: 134). 10.Teori Organisasi Mintzberg mengemukakan. Ada 3 jenis struktur yang utama oprganisasi, yakni sentralisasi, formalitas dan kompleksitas. 3 variabel tersebut yang menjadi pembeda. Dikatakan pula bahwa penyebab terjadinya struktur dalam perspektif industrialisasi bermula dari proses industri, kemudian menjadi strategi dan berakhir pada pembuatan struktur organisasi. Jika dikaitkan dengan perkembangan ilmu yang lebih relevan saat ini, maka istilah yang cukup mendekati untuk mewakili strategi adalah proses bisnis20

Daftar Pustaka : Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Refika Aditama Nawawi, Hadari dkk. 1994. Ilmu Administrasi. Jakarta : Ghalia Indonesia Tjokrowinoto, Moeljarto dkk. 2001. Birokrasi dalam polemic. Yogyakarta : Pustaka Pelajar wordpress.com/2007/03/19/anthony-giddens unisosdem.org/article_fullversion.php

.

21