tugas semester ii

43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari sekian banyak jurang perbedaan yang ada di antara Negara berkembang dan Negara maju, salah satu perbedaan terbesar adalah risiko yang dihadapi ibu saat hamil dan melahirkan. Setiap tahun terdapat lebih dari 150 juta ibu hamil di Negara berkembang, sekitar 500.000 di antaranya akan meninggal akibat penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, dan 50 juta lainnya akan menderita karena kehamilannya mengalami komplikasi. (Widyastuti, 2003) Menurut WHO (World Health Organization) kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Sebab – sebab kematian ini yang langsung di sebabkan oleh komplikasi – komplikasi kehamilan. Angka kematian yang tinggi setengah abad yang lalu umumnya mempunyai sebab pokok yaitu masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab – musabab dan penanggulangan komplikasi – komplikasi penting dalam kehamilan. (Saifuddin,2010). Menurut WHO (World Health Organization) bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia adalah 500.000 jiwa pertahun, kematian ibu 1

Upload: setia-novandi

Post on 21-Dec-2015

240 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kelompok 3 Vina

TRANSCRIPT

Page 1: tugas Semester II

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Dari sekian banyak jurang perbedaan yang ada di antara Negara

berkembang dan Negara maju, salah satu perbedaan terbesar adalah risiko yang

dihadapi ibu saat hamil dan melahirkan. Setiap tahun terdapat lebih dari 150 juta

ibu hamil di Negara berkembang, sekitar 500.000 di antaranya akan meninggal

akibat penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, dan 50 juta lainnya akan

menderita karena kehamilannya mengalami komplikasi. (Widyastuti, 2003)

Menurut WHO (World Health Organization) kematian maternal ialah kematian

seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan

oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan

untuk mengakhiri kehamilan. Sebab – sebab kematian ini yang langsung di

sebabkan oleh komplikasi – komplikasi kehamilan. Angka kematian yang tinggi

setengah abad yang lalu umumnya mempunyai sebab pokok yaitu masih

kurangnya pengetahuan mengenai sebab – musabab dan penanggulangan

komplikasi – komplikasi penting dalam kehamilan. (Saifuddin,2010). Menurut

WHO (World Health Organization) bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia

adalah 500.000 jiwa pertahun, kematian ibu tersebut terjadi di Negara

berkembang sebesar 99%. (Manuaba, 2010)

Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan yang signifikan dari

tahun ke tahun. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada

periode 2004 sampai dengan 2007 terjadi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)

dari 307 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup.

Namun keberhasilan tersebut masih perlu terus ditingkatkan, karena Angka

Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara

ASEAN lainnya. Target Millenium Development Goals (MDGs) Angka Kematian

Ibu (AKI) pada Tahun 2015 yaitu sebesar 102/100.000 kelahiran hidup, dalam

1

Page 2: tugas Semester II

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang

diramalkan sulit dicapai. (www.kesehatanibu.depkes.go.id)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Gorontalo Tahun 2009 masih

tingginya Angka Kematian Ibu di Gorontalao, ditunjukkan dengan Angka

Kematian Ibu mencapai 708 dari 553.000 kelahiran hidup. Penyebab utama

kematian ibu di Indonesia yaitu perdarahan, sepsis, hipertensi dalam kehamilan,

partus macet, komplikasi aborsi tidak aman, eklampsia. Risiko kematian ibu

dapat ditambah dengan adanya anemia, defisiensi energi kronis, status

sosioekonomi keluarga, pendidikan, budaya, akses terhadap fasilitas kesehatan

serta transportasi. (Saifuddin, 2010)

Pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan sangat membantu

menurunkan AKI, deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan

merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius

terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Di Puskesmas Cipelang Kota

Sukabumi angka kematian ibu hamil sebanyak 19 orang, banyak faktor yang

melatar belakangi terjadinya hal tersebut. Diantaranya faktor ketidaktahuan ibu

hamil dalam mengenal tanda bahaya kehamilan. (Blog Keperawatan, 2010)

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Limba, dari 30 ibu hamil (20%)

yang mengetahui tentang tanda bahaya pada kehamilan, (20%) cukup mengetahui

tentang tanda bahaya kehamilan dan (60%) kurang mengetahui tentang tanda

bahaya kehamilan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu hamil

mengenai tanda bahaya pada kehamilan masih kurang, walaupun ibu hamil sudah

mendapatkan buku KIA yang salah satu halamannya berisi pengetahuan tentang

tanda bahaya pada kehamilan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan Pengetahuan

Tentang Tanda Bahaya Pada Kehamilan Di Puskesmas Limba Kota Gorontalo

Tahun 2013“.

2

Page 3: tugas Semester II

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka penulis

menemukan masalah sebagai berikut : Adakah Hubungan Karakteristik Ibu Hamil

Dengan Pengetahuan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Limba

Kota Gorontalo ?

C.  Maksud dan Tujuan Penelitian

1.    Tujuan Umum

Mengetahui hubungan karakteristrik ibu hamil dengan pengetahuan tentang tanda

bahaya kehamilan di Puskesmas Limba Kota Gorontalo.

2.    Tujuan Khusus

a.       Mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan pengetahuan

tentang tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Limba Kota Gorontalo.

b.      Mengetahui hubungan paritas ibu dengan pengetahuan tentang tanda bahaya

kehamilan di Puskesmas Limba Kota Gorontalo.

c.       Mengetahui hubungan umur ibu hamil dengan pengetahuan tentang tanda

bahaya kehamilan di Puskesmas Limba Kota Gorontalo.

D.  Manfaat Penelitian

1.    Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan masukan dan evaluasi bagi pihak

yang terkait untuk meningkatkan kesehatan ibu menjadi lebih baik lagi dan untuk

membantu program KIA dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI).

2.    Manfaat Teoritis

a.    Sebagai upaya memberikan pengalaman dalam menerapkan ilmu

pengetahuan.

b.    Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang tanda bahaya

kehamilan.

c.    Sebagai bahan perbandingan penelitian selanjutnya, dokumentasi dan sebagai

tambahan pustaka.

3

Page 4: tugas Semester II

E.  Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah kesehatan ibu hamil

dan Ilmu Kebidanan tentang Askeb I Kehamilan yang di fokuskan pada

pengetahuan ibu hamil tentang tanda – tanda bahaya kehamilan karena tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang tanda – tanda bahaya kehamilan masih kurang dan

untuk mengetahui apakah ada hubungan antara karakteristrik ibu hamil dengan

pengetahuan tentang tanda – tanda bahaya kehamilan. Ruang lingkup lokasi

penelitian di Puskesmas Limba Kota Gorontalo, penelitian ini menggunakan

penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, teknik pengambilan sampel

yaitu menggunakan simple random sampling, sampel yang di teliti yaitu ibu

hamil. Adapun teknik pengambilan data di lakukan melalui pengisian kuesioner

secara mandiri, waktu penelitian yaitu pada bulan November – Desember 2013.

4

Page 5: tugas Semester II

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KEHAMILAN

1.      Definisi

Kehamilan yaitu masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung

dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi kedalam tiga triwulan yaitu

triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan

keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.

(Prawirohardjo, 2006)

2.      Proses Kehamilan

Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri

dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,

nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil

konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

3.      Diagnosa Kehamilan

Menurut (Manuaba, 2010), lama kehamilan berlangsung sampai persalinan

aterm adalah sekitar 280 hari sampai 300 hari. Kehamilan dibagi menjadi tiga

triwulan, yaitu triwulan pertama (0-12 minggu), triwulan kedua (13-28 minggu),

dan triwulan ketiga (29-42 minggu). Untuk dapat menegakkan kehamilan

ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala

kehamilan :

a.    Tanda Dugaan Kehamilan

1)      Amenorea (terlambat datang bulan)

2)      Mual dan muntah (emesis)

3)      Ngidam (wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu)

4)      Sinkope atau pingsan

5)      Payudara tegang

5

Page 6: tugas Semester II

6)      Sering miksi

7)      Konstipasi atau obstipasi

8)      Pigmentasi kulit

9)      Varises atau penampakan pembuluh darah vena

b.    Tanda Tidak Pasti Kehamilan

1)      Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan

2)      Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda Chadwicks, tanda

Piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, dan teraba ballottement.

3)      Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian kemungkinan

positif palsu.

c.    Tanda Pasti Kehamilan

1)      Gerakan janin dalam rahim

2)      Terlihat / teraba gerakan janin dan teraba bagian – bagian janin

3)      Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat

kardiotokografi, alat Doppler.

4.      Pemeriksaan Kehamilan

Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan paling sedikit 4 kali selama

kehamilan

1)        Satu kali pada trimester pertama (sebelum 14 minggu)

2)        Satu kali pada trimester ke dua (antara minggu 14-28)

3)        Dua kali pada trimester ke tiga (antara minggu 28-36 minggu dan sesudah

minggu ke 36).

(Prawirohardjo, 2006)

B. TANDA – TANDA BAHAYA

1.      Pengertian

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang

mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode

antenatal,yang apabila tidak di laporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan

kematian ibu (Pusdiknakes, 2003).

6

Page 7: tugas Semester II

2.      Macam – macam tanda bahaya kehamilan

Ada 6 tanda bahaya kehamilan menurut (Prawirohardjo, 2006) :

a.       Perdarahan pervaginam

b.      Sakit kepala lebih dari biasa

c.       Gangguan penglihatan

d.      Pembengkakan pada wajah/tangan

e.       Nyeri abdomen

f.       Janin tidak bergerak seperti biasanya

Menurut (Kusmiyati, 2008) tanda bahaya kehamilan dibagi menjadi 2 yaitu tanda

bahaya kehamilan muda dan tanda bahaya kehamilan lanjut.

A.      Tanda bahaya kehamilan muda

1.    Perdarahan pervaginam masa hamil muda

Perdarahan pervaginam pada hamil muda dapat disebabkan oleh :

a.       Abortus

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada

atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum

mampu hidup diluar kandungan.

Abortus spontan adalah abortus terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar

(buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut.

Abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang

bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan.

Jenis abortus terdiri dari :

1)   Abortus imminens

Abortus yang mengancam, perdarahannya bisa berlanjut beberapa hari atau dapat

berulang. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau

dipertahankan.

2)   Abortus insipiens

Abortus insipiens di diagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan

banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah disertai nyeri karena kontraksi

rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks.

3)   Abortus incomplitus

7

Page 8: tugas Semester II

Di diagnosis apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir atau teraba pada

vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan plasenta), perdarahan

biasanya terus berlangsung, banyak dan membahayakan ibu.

4)   Abortus komplitus

Hasil konsepsi lahir dengan lengkap, perdarahan segera berkurang setelah isi

rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan akan

berhenti sama sekali, karena dalam masa ini luka rahim telah sembuh.

5)   Abortus tertunda

Pada anamnesis terdapat buah dada mengecil, tanpa nyeri, perdarahan bisa

ada/tidak. Pada pemeriksaan fisik dapat terjadi hilangnya tanda kehamilan, tidak

ada bunyi jantung, berat badan menurun, fundus uteri lebih kecil dari umur

kehamilan.

6)   Abortus habitualis

Merupakan abortus spontan yang terjadi tiga kali berturut-turut, etiologi abortus

ini adalah kelainan genetik, kelainan hormonal dan kelainan anatomis.

7)   Abortus febrilis

Abortus yang disertai rasa nyeri/febris, pada anamnesa terdapat panas, perdarahan

dari jalan lahir berbau. Pada pemeriksaan dalam ostium uteri umumnya terbuka

dan teraba sisa jaringan, rahim maupun adneksa nyeri pada perabaan, fluksus

berbau.

b.      Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi diluar rahim, misalnya dalam

tuba, ovarium, rongga perut, serviks. Kehamilan ektopik dikatakan terganggu

apabila berakhir dengan abortus atau ruptur tuba, kebanyakan kehamilan ektopik

terjadi didalam tuba.

c.       Mola hidatidosa

Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi

tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari villi korialis

disertai dengan degenerasi hidrofik. Uterus melunak dan berkembang lebih cepat

dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya

terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur korialis yang seluruhnya atau

8

Page 9: tugas Semester II

sebagian berkembang tidak wajar berbentuk gelembung-gelembung seperti

anggur.

2.    Hipertensi gravidarum

a.       Hipertensi kronik

Hipertensi yang menetap oleh sebab apapun, yang sudah ditemukan pada umur

kehamilan kurang dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6 minggu

pasca salin.

b.      Superimposed preeklampsi

Hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan dan diperberat oleh kehamilan.

3.    Nyeri perut pada kehamilan muda

Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang, hal ini mungkin gejala utama

pada kehamilan ektopik atau abortus.

B.       Tanda bahaya kehamilan lanjut

Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan

lanjut adalah :

1.      Perdarahan pervaginam

a.       Batasan

Perdarahan antepartum / perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan

pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan. Pada kehamilan

lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadang – kadang

tapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri.

b.      Jenis-jenis perdarahan antepartum

1)    Plasenta previa

Adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian / seluruh

ostium uteri internum. (Implantasi plasenta yang normal adalah pada dinding

depan, dinding belakang rahim atau di daerah fundus uteri).

2)    Solutio plasenta (Abruptio Plasenta)

9

Page 10: tugas Semester II

Adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya, secara normal plasenta terlepas

setelah anak lahir.

3)    Gangguan pembekuan darah

Koagulopati dapat menjadi penyebab dan akibat perdarahan yang hebat.

Gambaran klinisnya bervariasi mulai dari perdarahan hebat, atau tanpa komplikasi

trombosis, sampai keadaan klinis yang stabil yang hanya terdeteksi oleh

pemeriksaan laboratorium.

2.      Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam

kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit

kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat, kadang – kadang

dengan sakit kepala yang hebat ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya

menjadi kabur atau berbayang.

3.      Penglihatan kabur

Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam adalah

perubahan visual yang mendadak misalnya pandangan kabur dan berbayang.

Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin

menandakan preeklamsia.

4.      Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan

tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang

lain, Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklamsia.

5.      Keluaran cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester 3, ketuban dinyatakan

pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput

ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu)

maupun pada kehamilan aterm, normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala

I atau awal kala.

6.      Gerakan janin tidak terasa

Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6,

beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Gerakan bayi akan

10

Page 11: tugas Semester II

lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan

minum dengan baik.

7.      Berat badan turun atau tidak bertambah

C. PENYULIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Menurut Manuaba (2010), penyulit yang menyertai kehamilan yaitu :

1.    Hiperemesis Gravidarum

Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler

pada lambung dan esofagus, sehingga muntah bercampur darah, hal tersebut dapat

menimbulkan kekhawatiran wanita hamil.

Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti, tetapi

beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :

a.       Faktor adaptasi dan hormonal

b.      Faktor psikologis

c.       Faktor alergi

Gejala hiperemesis gravidarum berdasarkan tingkatannya :

1)   Hiperemesis gravidarum tingkat pertama yaitu muntah berlangsung terus,

nafsu makan berkurang, berat badan menurun, kulit dehidrasi, nyeri di daerah

epigastrium dan lain-lain.

2)   Hiperemesis gravidarum tingkat kedua yaitu penderita tampak lebih lemah,

gejala dehidrasi makin tampak mata cekung, lidah kering dan kotor.

3)   Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga yaitu muntah berkurang, keadaan

wanita hamil makin menurun : tekanan darah turun, nadi meningkat, dan suhu

naik, keadaan dehidrasi makin jelas.

2.    Anemia Pada Kehamilan

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, anemia pada

kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahtraan

sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas

sumber daya manusia. Kadar Hb 9-10 g% disebut anemia ringan, kadar Hb 7-8 g

% disebut anemia sedang, kadar Hb < 7 g% disebut anemia berat. Bahaya anemia

11

Page 12: tugas Semester II

selama kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan pre-maturitas, hambatan

tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman

dekompensasi kordis (Hb < 6 g%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum,

perdarahan antepartum, ketuban pecah dini.

3.    Pre-eklamsia

Pre-eklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan

proteinuria yang timbul karena kehamilan. Tipe pre-eklamsia yaitu :

a.       Pre-eklamsia ringan

b.      Tanda dan gejala pre-eklamsia ringan yaitu tekanan darah sistolik 140 atau

kenaikan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam. Tekanan darah diastolik

90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam, kenaikan berat

badan 1 kg atau lebih dalam seminggu, proteinuria 0,3 g atau lebih dengan tingkat

kualitatif plus 1 sampai 2 pada urine kateter atau urine aliran pertengahan.

c.       Pre-eklamsia berat

Tanda dan gejala tekanan darah pre-eklamsia berat yaitu tekanan darah 160/110

mmHg, oligouria, urine <400 cc/24 jam, proteinuria lebih dari 3 g/liter, nyeri

epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, edema paru dan sianosis.

4. Eklamsia

Kelanjutan pre-eklamsia berat menjadi eklamsia dengan tambahan gejala kejang

dan atau koma. Menjelang kejang-kejang dapat di dahului gejala subjektif yaitu

nyeri kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium, penglihatan semakin kabur dan

terdapat mual dan muntah dan pemeriksaan menunjukan hiper-refleksia atau

mudah terangsang, selama kejang-kejang dapat terjadi suhu naik mencapai 400 C,

frekuensi nadi bertambah cepat dan tekanan darah meningkat, kejang dapat

menimbulkan komplikasi pada ibu dan janin.

D.PENGETAHUAN

1.      Pengertian Pengetahuan

Menurut Bloom pengetahuan adalah pemberian bukti oleh seseorang

melalui proses pengingatan atau pengenalan informasi dan ide yang sudah

diperoleh sebelumnya. Menurut Gulo, (2005) Pengetahuan merupakan aspek

12

Page 13: tugas Semester II

kognitif yang paling rendah tetapi paling mendasar. Dengan pengetahuan individu

dapat mengenal dan mengingat kembali suatu objek, ide, prosedur, konsep,

definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau kesimpulan.

2. Penggolongan Pengetahuan

Bloom mengelompokan pengetahuan kedalam Cognitive Domain

(Ranah Kognitif), pada ranah kognitif pengetahuan ditempatkan sebagai urutan

pertama karena pengetahuan merupakan unsur dasar untuk pembentukan

tingkatan – tingkatan ranah kognitif berikutnya seperti pada:

a.    Pemahaman (comprehension)

Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti merupakan

kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui.

b.    Penerapan (application)

Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan

pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

c.    Penguraian (analysis)

Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan

hubungan antar-bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa

atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan.

d.   Memadukan (synthesis)

Yaitu menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai informasi

menjadi satu kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru.

e.    Penilaian (evaluation)

Yaitu mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah,

baik-buruk, atau bermanfaat – tak bermanfaat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu

baik kualitatif maupun kuantitatif.

13

Page 14: tugas Semester II

3. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a.    Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan yaitu proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu

yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,

pertimbangan dan kebijakan. Sehingga pendidikan dan pengetahuan saling

berkaitan, wanita yang berpendidikan akan membuat keputusan yang benar dalam

memperhatikan kesehatan anak-anaknya serta kesehatan dirinya sendiri.

(http//.Papua.web)

b.    Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang dilahirkan atau jumlah anak

yang dimiliki baik dari hasil perkawinan sekarang atau sebelumnya.

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup

diluar rahim dengan usia kehamilan 28 minggu (Pusdiknakes, 2001). Menurut

Kamus Bahasa Indonesia, paritas yaitu keadaan wanita yang berkaitan dengan

jumlah anak yang dilahirkan.

Semakin banyak paritas semakin banyak pula pengalaman dan pengetahuannya

sehingga mampu memberikan hasil yang lebih baik dan suatu pengalaman masa

lalu mempengaruhi belajar. Ibu dengan paritas tinggi lebih sering kontak dengan

petugas kesehatan dan lebih banyak informasi kesehatan yang di dapat sehingga

pengetahuan ibupun makin bertambah. (http//www.Marxist.)

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal.

Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal

lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal, risiko pada

14

Page 15: tugas Semester II

paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko

pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana.

(Wiknjosastro, 2005)

c.    Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Umur sangat berpengaruh terhadap

kehamilan karena diharapkan organ reproduksi sudah siap dan matang dalam

menghadapi kehamilan. (Notoatmodjo,2002)

Dalam kurun reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan dan persalinan

adalah 20 – 30 tahun, kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada

usia di bawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang

terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia

30-35 tahun. (Wiknjosastro, 2005)

Usia <20 tahun dianggap masih berbahaya untuk hamil dan melahirkan karena

organ – organ reproduksinya masih muda dan belum kuat sekali secara fisik,

mental dan psikologis dianggap masih belum cukup dan dewasa untuk

mengahadapi kehamilan dan persalinan. Dalam pengambilan keputusan masih

tergantung karena pada umur terebut merupakan usia remaja, suatu usia yang

kurang tepat dalam pengambilan keputusan karena kurang dalam pengalaman

termasuk pengalaman hamil. Kesiapan fisik wanita untuk hamil di tentukan oleh 3

hal yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental dan kesiapan sosial ekonomi. Secara

fisik di katakan siap hamil apabila telah menyelesaikan pertumbuhan terutama

organ reproduksi. Kematangan ini baru dapat dicapai pada usia sekitar 20 tahun.

Umur > 30 tahun dianggap sudah bahaya, sebab secara fisik sudah mulai menurun

apalagi kalau jumlah kelahiran sebelumnya sudah cukup banyak. Umur > 35

tahun dianggap berbahaya untuk hamil dan melahirkan karena alat reproduksi

maupun fisik ibu sudah jauh menurun. Umur ibu hamil dapat mempengaruhi

pengetahuan ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan karena semakin tua umur

ibu maka pengalaman yang ibu dapat makin banyak sehingga pengetahuannya

pun bertambah. (Wiknjosastro, 2002)

15

Page 16: tugas Semester II

d.   Pekerjaan

Dalam pekerjaan selalu terdapat tuntutan perubahan kebutuhan yang cepat

akan keterampilan dan pengetahuanlah yang diperlukan, maka orang yang bekerja

akan memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi.

e.    Pengalaman

Menurut teori Detrminan perilaku yang disampaikan WHO, menganalisa

bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya

disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang

terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan – kepercayaan, dan

penilaian - penilaian seseorang terhadap objek tersebut, dimana seseorang

mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman

orang lain. (Notoatmodjo,2003)

f.     Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan

tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang

akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. (Notoatmodjo, 2007)

g.    Sosial budaya

Sosial termasuk di dalamnya pandangan agama, kelompok etnis

dapat mempengaruhi proses pengetahuan, khususnya dalam penerapan nilai-nilai

keagamaan untuk memperkuat super egonya. (Notoatmodjo, 2003)

h. Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Individu yang

berasal dari kelurga yang berstatus sosial ekonominya baik dimungkinkan lebih

memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya dibandingkan mereka

yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah. (Notoatmodjo, 2003)

16

Page 17: tugas Semester II

BAB III

METODE PENELITIAN

A.       Jenis dan Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode analitik. Rancangan survey

pendekatan dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu variabel

independen dan variabel dependen di ukur pada saat yang sama.

B.       Populasi dan Sampel

1.    Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan ANC di Puskesmas Limba Kota Gorontalo pada bulan Desember

Tahun 2013 sebanyak 212 orang.

2.    Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti (Arikunto,

2010). Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka

sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi maupun

kriteria eksklusi.

Kriteria inklusi :

1.         Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ANC di Puskesmas Limba Kota

Gorontalo pada bulan Desember.

2.         Ibu hamil yang memahami bahasa Indonesia.

3.         Ibu hamil yang sehat.

4.         Ibu hamil yang tidak buta huruf.

Kriteria eksklusi :

1.         Ibu hamil yang mengisi kuesioner tidak lengkap

2.         Ibu hamil yang menolak untuk mengisi kuesioner

Untuk menentukan besar sampel, digunakan rumus menurut (Rahmat, 2005)

sebagai berikut :

17

Page 18: tugas Semester II

Keterangan :

N = Besar Populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan

Dengan rumus di atas maka sampel yang akan digunakan pada penelitian ini

adalah dengan mengasumsi tingkat kepercayaan 10%.

Jadi pada penelitian ini, peneliti menggunakan ukuran sampel sebanyak 68

orang. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple

random sampling. Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan ANC ( Antenatal Care ) di Puskesmas Limba Gorontalo pada bulan

Desember 2013 yang memenuhi kriteria inklusi.

C.       Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu variabel bebas

(variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen), variabel bebas

pada penelitian ini adalah Karakteristik ibu hamil sedangkan yang menjadi

variabel terikatnya adalah pengetahuan.

D.       Instrumen Penelitian

Instrumen didefinisikan sebagai alat pengumpulan data yang telah baik

atau memiliki standar validitas dan reliabilitas. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner terdiri dari 30 soal

untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya pada

kehamilan.

18

Page 19: tugas Semester II

1.         Uji Validitas Pengetahuan

Apabila bentuk item adalah dichotomous (correct/incorrect, true/false). Rumus

untuk korelasi point-biserial pada item ke-i adalah:

dimana : Rata-rata pada test untuk semua orang

Rata-rata pada test hanya untuk orang-orang yang

menjawab benar pada item ke-i

p = Proporsi dari orang yang menjawab benar pada item ke-i.

1- p = Proporsi dari orang yang menjawab salah pada item ke-i.

Standar deviasi pada test untuk semua orang

(Arikunto,2010)

Dari hasil uji validitas kuesioner penelitian yang dilakukan di Puskesmas

Ibrahim Adji Kota Bandung kepada 20 orang Ibu Hamil dengan jumlah

pertanyaan 30 item, memiliki nilai korelasi diatas 0.444, artinya 30 item

pertanyaan dinyatakan valid ( layak digunakan untuk penelitian ).

2.         Uji Reliabilitas

Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan

menggunakan Koefisien Reliabilitas Kuder-Richardson (KR-20), metode ini

merupakan koefisien reliabilitas yang dapat menggambarkan variasi dari item-

item untuk jawaban benar/salah yang diberi skor 1 atau 0. Koefisien Reliabilitas

Kuder-Richardson (KR-20) dapat dihitung dengan menggunakan rumus.

dimana : n = jumlah item

St2 = Varians total

p = Proporsi dari orang yang menjawab benar pada item ke-i.

1- p = Proporsi dari orang yang menjawab salah pada item ke-i = q

(Sugiono,2007)

19

Page 20: tugas Semester II

Berdasarkan hasil uji reliabilitas didapatkan nilai korelasi sebesar 0.931.

Hal ini menunjukan korelasi yang erat ( reliabel ), artinya jawaban responden

terhadap item pertanyaan konsisten.

E.       Prosedur Pengambilan Data

Sampel dikumpulkan pada satu waktu yang kemudian diberi informed

consent untuk persetujuan untuk bersedia menjadi responden, setelah itu peneliti

menyebarkan kuesioner pada ibu hamil. Responden diberi penjelasan tentang

tujuan penelitian yang dilakukan, dan kemudian responden diminta untuk mengisi

lembaran kuesioner yang telah disediakan. Kuesioner yang digunakan berbentuk

pernyataan, responden tinggal memilih jawaban benar atau salah. Kuesioner yang

digunakan adalah kuesioner langsung. kuesioner yang diberikan langsung kepada

orang yang diminta informasinya tentang dirinya sendiri. Lembaran kuesioner

yang telah di isi responden kemudian dikumpulkan dan selanjutnya diolah.

F.       Pengolahan Data

Data yang terkumpul belum merupakan hasil yang tepat, karena belum

dapat di baca dan hasil merupakan data yang mentah. Oleh karena itu untuk

memperoleh hasil yang diinginkan diperlukan pengolahan dan analisis. Langkah

yang dilakukan dalam pengolahan dan penganalisaan data sebagai berikut:

1.  Editing data

Dilakukan untuk memeriksa kelengkapan kuesioner apakah masih ada yang

kurang lengkap atau jawaban yang kurang konsisten.

2.  Coding data

Yaitu mengubah jawaban yang berbentuk huruf kedalam bentuk angka sehingga

memudahkan mengentry data.

3.  Tabulating data

Yaitu pengorganisasian data agar dapat dengan mudah dijumlahkan, disusun dan

ditata untuk disajikan serta dianalisis.

4.  Entry data

20

Page 21: tugas Semester II

Yaitu memasukkan data kedalam komputer untuk diolah dengan menggunakan

software khusus.

G.      Analisis Data

1.    Analisa Univariat

Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi dari

masing-masing variabel yang diamati. Rumus yang digunakan menurut

(Notoatmodjo, 2005) yaitu :

`

Keterangan : P : Persentase

f : Frekuensi dari masing-masing variabel yang diamati

n : Jumlah seluruh observasi

2.      Analisa Bivariat

Dalam penelitian ini dilakukan analisis statistic dengan uji Chi-square

yaitu :

Keterangan : 0 = Nilai Observasi

E = Nilai Ekspektasi

X = Statistik chi-square

(Sutanto,2008)

H.  Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba Kota Gorontalo dengan

waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2013.

21

Page 22: tugas Semester II

I. Etika Penelitian

1.      Peneliti terlebih dahulu meminta ijin dan menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan dan

Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung, Dinas Kesehatan Kota Bandung,

Puskesmas Garuda yang digunakan sebagai tempat penelitian.

2.      Peneliti akan sangat menghargai dan menghormati subjek yang diteliti

3.      Peneliti memegang kerahasiaan segala sesuatu yang berkenaan dengan

informasi yang diberikan. Nama-nama subjek tidak akan disebutkan dalam

laporan penelitian

4.      Membuat Informed consent untuk persetujuan menjadi responden.

22

Page 23: tugas Semester II

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Definisi

Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari

bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan

“berada di luar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi

abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut

maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu.

B. Insiden

Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara

20 – 40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Namun, frekuensi kehamilan

ektopik yang sebenarnya sukar ditentukan. Gejala kehamilan ektopik terganggu

yang dini tidak selalu jelas.

C. Etiologi

Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari

indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang

diperkirakan sebagai penyebabnya adalah (3,4,6):

a. Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas

saluran telur.

b. Riwayat operasi tuba.

c. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.

d. Kehamilan ektopik sebelumnya.

e. Aborsi tuba dan pemakaian IUD.

f. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom.

g. Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-perubahan

23

Page 24: tugas Semester II

pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke

uterus terlambat.

h. Operasi plastik pada tuba.

i. Abortus buatan.

D. Patofisiologi

Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum

yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat

kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari

vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini yaitu :

1. Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke

ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada

kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum

biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.

2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat

dari distensi berlebihan tuba.

3. Faktor abortus ke dalam lumen tuba.

Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan

biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena

trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan

dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan

syok dan kematian.

E. Manifestasi Klinik

Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda; dari

perdarahan yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya

gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosanya. Gejala dan tanda

tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba,

tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita

sebelum hamil. Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada

24

Page 25: tugas Semester II

kehamilan ektopik terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin. Kehamilan

ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan

mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala-

gejala yang samar-samar sehingga sulit untuk membuat diagnosanya.

F. Diagnosis

Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara

ditegakkan, antara lain dengan melihat (5,6,8):

1. Anamnesis dan gejala klinis

Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak

ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau

ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam

peritoneum.

2. Pemeriksaan fisis

a) Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.

b) Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas

dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri

tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.

c) Pemeriksaan ginekologis

Pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan

kiri.

3. Pemeriksaan Penunjang

a) Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).

Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat

meningkat.

b) USG : - Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri

- Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri

- Adanya massa komplek di rongga panggul

4. Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum

Douglas ada darah.

5. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.

25

Page 26: tugas Semester II

6. Ultrasonografi berguna pada 5 – 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di

luar uterus.

G.Penanganan

Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada

laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari

adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus

diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam

tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi

penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi

kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi

(pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan

pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang

berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum

terangkat.

Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus,

oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan

antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin

supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.

H. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :

Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu

telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan

indikasi operasi.

Infeksi

Sterilitas

Pecahnya tuba falopii

Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio

26

Page 27: tugas Semester II

I. Prognosis

Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan

diagnosis dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971)

melaporkan 1 kematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantara 591

kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi. Sjahid dan

Martohoesodo (1970) mendapatkan angka kematian 2 dari 120 kasus. Penderita

mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik

kembali. Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya 60% wanita

yang pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi, walaupun

angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka kehamilan ektopik yang

berulang dilaporkan berkisar antara 0 – 14,6%. Kemungkinan melahirkan bayi

cukup bulan adalah sekitar 50% (1,2,7).

J. Diagnosa Banding

Diagnosa bandingnya adalah :

Infeksi pelvic

Kista folikel

Abortus biasa

Radang panggul,

Torsi kita ovarium,

Endometriosis

27

Page 28: tugas Semester II

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan

dirumuskan untuk menjawab tujuan penulis dan merupakan inti dari pembahasan

penanganan ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu. Saran merupakan

alternatif pemecahan masalah dan anggapan kesimpulan yang berupa

kesenjangan, pemecahan masalah hendaknya bersifat realistis, operasional yang

artinya saran itu dapat dilaksanakan.

28

Page 29: tugas Semester II

DAFTAR PUSTAKA

Sarifuddin basuki, 2010 , Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Buku kedokteran

EGC;

Jakarta.

EM Synoms , 2008, Ultrasonography in obstetric and gynecology , Buku

kedokteran EGC

; Jakarta.

Aspillagra MO ,2007 , Endocrinologic events in early pregnancy failure, Buku

kedokteran

Jakarta; EGC ,Jakarta.

29