tugas rantai nilai

47
ANALISIS RANTAI NILAI KOMODITAS KACANG EDAMAME (Studi Kasus di Kabupaten Jember) Rantai Nilai Dalam Sektor Pertanian Dosen : Dr. Ir. Sukardi, MM Disusun Oleh : Ali Murtado P056111713.EK10 Dian Widi Prasetyo P056111773.EK10 Dyah Kusuma Wardani P056111793.EK10 Edi Sucipto P056111803.EK10 Ujang Tri Cahyono P056111963.EK10 0

Upload: dian-widi-prasetyo

Post on 28-Oct-2015

427 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

tugas rantai nilai mengenai komoditas edamame

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Rantai Nilai

ANALISIS RANTAI NILAI KOMODITAS KACANG EDAMAME (Studi Kasus di Kabupaten

Jember)

Rantai Nilai Dalam Sektor Pertanian

Dosen :Dr. Ir. Sukardi, MM

Disusun Oleh :

Ali Murtado P056111713.EK10Dian Widi Prasetyo P056111773.EK10Dyah Kusuma Wardani P056111793.EK10Edi Sucipto P056111803.EK10Ujang Tri Cahyono P056111963.EK10

PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER MANAJEMEN TERAPAN AGRIBISNIS

MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGORDUAL MODE SYSTEM

DENGAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2013

0

Page 2: Tugas Rantai Nilai

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Sejak terjadi krisis ekonomi, sosial dan politik pada tahun 1997 yang

dialami bangsa Indonesia membuat masyarakat terpuruk dan makin miskin.

Kondisi demikian menyadarkan bahwa berbagai kebijakan dan program

pembangunan selama ini belum mampu secara tuntas menyelesaikan masalah

kemiskinan terbukti dan sangat rentannya terhadap krisis ekonomi, sosial dan

politik. Permasalahan masyarakat berasal dari faktor internal yaitu dipengaruhi

oleh faktor yang ada pada individu, keluarga atau komunitas masyarakat miskin

itu sendiri, seperti rendahnya tingkat pendidikan dan rendahnya tingkat

pendapatan. Faktor eksternal yaitu dipengaruhi oleh kebijakan global seperti

sosial, politik, hukum dan ekonomi. Dampak kemiskinan akan menimbulkan

permasalahan besar jika tidak ditanggulangi, seperti menurunnya kualitas sumber

daya manusia, munculnya ketimpangan dan kecemburuan sosial, terganggunya

stabilitas sosial, meningkatnya angka kriminalitas dan dampak sosial lainnya.

Hanya saja dari peristiwa tersebut memunculkan fakta bahwasanya pertanian

sebagai sektor yang mampu menopang perekenonomian nasional dan daerah.

Sehingga perlunya pengembangan dibidang ini secara maksimal dan strategis

untuk kedepannya karena sektor pertanian membuktikan dirinya sebagai sektor

yang tahan terhadap krisis perekonomian dan merupakan aset kekayaan dasar bagi

kesejahteraan masyarakat dan kegiatan pembangunan perekonomian secara

keseluruhan.

Pembangunan perekonomian di Indonesia masih sangat bergantung pada

sektor pertanian, karena sektor pertanian mampu memberikan sumbangan yang

sangat besar terhadap pendapatan nasional terutama dalam menyediakan lapangan

pekerjaan dan penyediaan bahan pangan. Selain itu, resources based negara

Indonesia memang terletak terletak pada sektor-sektor primer (termasuk pertanian

dalam arti luas), baik dari sisi kelimpahan potensi sumber daya alam maupun

besarnya potensi yang dimilkinya. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus

1

Page 3: Tugas Rantai Nilai

tetap mengembangkan sektor pertanian karena memiliki pernan penting dalam

menghasilkan bahan makanan, penghasil devisa, memberikan dampak yang

lainnya.

Visi pengembangan pertanian masa depan haruslah bertumpu kebijakan

pembangunan nasional yang ditempatkan dalam tatanan strategi pemberdayaan

masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, maka pembangunan pertanian saat ini

adalah dengan meletakkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam pembangunan.

Sehingga diharapkan ke depan dapat tercipta suatu inovasi yang dapat

dikembangkan dan diusahakan oleh masyarakat dalam menciptakan nilai tambah

pada produk pertanian guna memperoleh daya saing.

Tabel 1. 1 Struktur PDB (Produk Domestik Bruto) Menurut Lapangan

Usaha Tahun 2010-2012 (persen)

Sumber : BPS (2012)

Sejalan dengan itu, sektor pertanian pun masih menjadi salah satu sektor

strategis delam perekenomian Indonesia, ini ditunjukkan oleh kontribusinya

terhadap PDB nasional seperti yang ditunjukkan pada tabel 1. 1 Kontribusi sektor

pertanian dalam jangja waktu 2010-2012 adalah sebesar 14-15 % dari total PDB

nasional. Angka tersebut tergolong besar karena masuk dalam 2 besar

penyumbang PDB nasional dibawah sektor industri pengolahan sebesar 23,94 %.

Akan tetapi, secara pertumbuhan antara 2010 sampai dengan 2012, sektor

pertanian mengalami trend penurunan sebesar 5,56 %.

2

Page 4: Tugas Rantai Nilai

Peluang untuk memajukan ekonomi yang berbasis kerakyatan tersebut

(dalam hal ini pertanian) didukung oleh pemerintah Indonesia sebagai negara

agraris dan yang memiliki keragaman hayati yang melimpah. Hal ini disebabkan

karena kompetisi dalam dunia bisnis menjadi semakin tajam. Konsumen yang

merupakan orientasi dalam suatu bisnis merupakan kunci utama dalam

memenangkan persaingan ini. Selain itu, sisi kritis yang dimiliki oleh konsumen

juga menjadi bahan pertimbangan yang harus dipenuhi oleh masing-masing

produsen. Oleh karena itu, perlu adanya terobosan-terobosan yang terbaru guna

memperbaharui sesuatu yang dianggap masih kurang dalam pelaksanannya.

Dari sekian banyak kota-kota yang merupakan lumbung komoditas

pertanian di Indonesia, Kabupaten Jember adalah salah satu yang patut

diperhitungkan dalam komoditas pertanian. Kabupaten Jember adalah kabupaten

yang dijuluki dengan kota pertanian karena potensinya akan bidang ini

dibandingkan dengan daerah-daerah yang lain. Tembakau, kopi, kakao, buah

naga, dan padi adalah komoditas unggulan yang dihasilkan oleh kabupaten

Jember, tak terkecuali komoditas kacang kedelai edamame. Komoditas yang satu

ini sudah menembus pasar ekspor utama pada negara asal kacang ini, Jepang.

Adanya kesempatan tujuan ekspor keluar negeri ini akan membuka lebar-lebar

kesempatan bagi pengusaha-pengusaha untuk tetap menggenjot produksi

komoditas ini.

Saat ini, pengembangan edamame secara besar-besaran di Jember hanya

dilakukan oleh beberapa pengusaha dan perusahaan saja. Salah satu perusahaan

yang mengembangkan budi daya kacang kedelai edamame melalui skala besar

adalah PT Mitra Tani Dua Tujuh. Pengembangan yang dilakukan perusahaan ini

melibatkan petani disekitarnya.

Edamame merupakan kedelai asal Jepang yang sangat dikenal di Indonesia.

Bentuk tanaman, biji, dan polongnya lebih besar daripada kedelai biasa. Di

Indonesia, edamame merupakan produk andalan, terutama di daerah Jember.

Syarat tumbuh edamame ini adalah hawa yang cukup panas dengan curah hujan

relatif tinggi. Sehingga edamame sangat cocok ditanam di Indonesia yang

beriklim tropis. Edamame pada umumnya diolah menjadi camilan, namun bisa

3

Page 5: Tugas Rantai Nilai

juga dijadikan sebagai bahan sayuran. PT. Mitra Tani 27 mencoba untuk mencari

terobosan baru yaitu dengan mengolah edamame menjadi edamame beku siap

makan. Pasar utama edamame beku ini selain pasar domestik adalah Jepang dan

Amerika. Permintaan mereka akan edamame beku maupun segar sangat besar,

tetapi Indonesia belum mampu memenuhi semua permintaan pasar luar negeri

tersebut.

Dengan tuntutan yang berasal dari konsumen yang semakin kompleks pada

produk yang diproduksi oleh PT. Mitra Tani 27 maka perlu adanya bagaimana

refleksi dan potensi yang dimiliki oleh perusahaan ini guna memberikan nilai

tambah pada barang yang diproduksi sesuai dengan tuntutan dari konsumen.

Berdasarkan masalah di atas, berencana mengangkat bagaimana potensi dan

rantai nilai komoditas kacang kedelai edamame di kabupaten Jember serta apa-apa

saja faktor dominan yang berpengaruh pada masalah ini. “Analisis Rantai Nilai

Komoditas Kacang Edamame (Studi Kasus di Kabupaten Jember)” adalah judul

yang akan coba penulis angkat sebagai judul tesis.

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, berikut adalah rumusan

permasalahan yang akan dikaji antara lain:

1. Bagaimana rantai nilai komoditas kacang edamame di kabupaten Jember?

2. Apa saja kekuatan dan kelemahan dari komoditas kacang edamame di

kabupaten Jember?

3. Apa yang menjadi tantangan dan bagaimana solusinya dalam rantai nilai

komoditas kacang edamame?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari makalah ini antara lain:

1. Menganalis rantai nilai komoditas kacang edamame di kabupaten Jember,

2. Memetakan rantai nilai komoditas kacang edamame di kabupaten Jember,

3. Menganalisis permasalahan dan merumuskan solusi dalam mengatasi

permasalah komoditas kacang edamame, dan

4

Page 6: Tugas Rantai Nilai

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Strategi Bersaing

Strategi bersaing adalah kombinasi antara tujuan yang diperjuangkan oleh

perusahaan dengan kebijaksanaan atau alat dimana perusahaan berusaha sampai

kesana. Produk yang dihasilkan oleh masing – masing perusahaan tidaklah sama,

maka konsumen dan para pengelola secara sendiri – sendiri mempunyai kekuatan

yang cukup untuk mempengaruhi permintaan dan penawaran. Oleh sebab itu,

pengelola dituntut kepiawaiannya dalam mempengaruhi dan membuktikan kepada

konsumen tentang keistimewaan produknya sehingga tetap unggul dalam

persaingan. Semakin tinggi tingkat persaingan, meningkatnya kompleksitas pasar

dan konsumen yang mulai kritis akan pasar, mengakibatkan kegiatan pemasaran

perlu dilakukan dengan profesional dan agresif. Dengan pemasaran yang baik,

maka akan diperoleh strategi bersaing yang baik.

Perumusan strategi bersaing harus mempertimbangkan empat faktor utama

yang menentukan batas-batas yang dapat dicapai oleh perusahaan agar berhasil,

antara lain :

1. Kekuatan dan kelemahan perusahaan merupakan profil dari kekayaan

dan keterampilannya relatif terhadap pesaing yang meliputi sumber daya

keuangan, posisi teknologi, identifikasi merek, dan lain-lain.

2. Nilai-nilai pribadi dari organisasi, merupakan motivasi dan kebutuhan

para eksekutif kunci dan personal lain yang harus menerapkan strategi

yang sudah dipilih

3. Peluang dan ancaman industri dan lingkungan persaingan, dengan resiko

serta imbalan potensial yang menyertainya

4. Harapan masyarakat, mencerminkan dampak dari hal-hal seperti

kebijakan pemerintah, kepentingan sosial, adat istiadat yang berkembang

dan banyak lagi yang lain terhadap perusahaan.

5

Page 7: Tugas Rantai Nilai

Pilihan strategi bersaing didasarkan pada keunggulan kompetitif yang dapat

dikembangkan oleh organisasi. Keunggulan kompetitif akan timbul dengan cara

memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh pesaing lainnya.

2. 2 Value Chain

2. 2. 1 Pengertian Value Chain

Menurut Kaplinsky dan Morris (2001) rantai nilaiatau value chain

menggambarkan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk membawa produk atau

layanan dari konsepsi, melalui berbagai tahapan produksi (melibatkan kombinasi

transformasi fisik dan masukan dari berbagai layanan produser), pengiriman ke

konsumen akhir, dan pembuangan akhir setelah digunakan. Dalam rantai ini ada

rentang kegiatan dalam setiap elemen. Meskipun sering digambarkan sebagai

rantai vertikal, hubungan intra-rantai yang paling sering bersifat dua arah -

misalnya, lembaga desain khusus yang tidak hanya mempengaruhi sifat dari

proses produksi dan pemasaran, tetapi pada gilirannya dipengaruhi oleh kendala

dalam elemen hilir dalam rantai.

Menurut Barnes (2004), value chain adalah sebuah aliansi perusahaan

berkolaborasi secara vertikal untuk mencapai posisi yang lebih menguntungkan di

pasar. Karakteristik dasar dari sebuah rantai nilai adalah kolaborasi fokus ke

pasar: perusahaan bisnis yang berbeda bekerja sama untuk memproduksi dan

memasarkan produk dan jasa secara efektif dan efisien. Rantai nilai

memungkinkan perusahaan untuk merespon pasar dengan menghubungkan

kegiatan produksi, pengolahan dan pemasaran untuk permintaan pasar.Vertikal

sejajar berarti bahwa perusahaan yang terhubung dari satu ujung proses produksi

primer (misalnya, bidang petani), melalui pengolahan, dan mungkin ke tahap

pemasaran akhir di mana konsumen membeli produk jadi. Pada setiap tahap

produk meningkatnya nilai.

Selanjutnya Porter (1985) menjelaskan, analisis value chain merupakan alat

analis yang digunakan untuk memahamikeunggulan kompetitif, untuk

mengidentifikasi aspek peningkatanvalue pelanggan atau penurunan biaya, dan

untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan

6

Page 8: Tugas Rantai Nilai

pemasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri.Tujuan dari

analisis value chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value chain di

mana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk

menurunkan biaya. Penurunan biaya atau peningkatan nilai tambah (Value added)

dapat membuat perusahaan lebih kompetitif.

2. 2. 2 Konsep Value Chain

Value Chain adalah model yang digunakan untuk membantu menganalisa

aktifitas-aktifitas spesifik bisnis yang terjadi, yang dapat menciptakan nilai dan

keuntungan kompetitif bagi organisasi. Analisa yang dilakukan berdasarkan

efisiensi dan efektifitas. Tiap langkah yang diambil pada suatu segmen, akan

berdampak pada keseluruhan proses. Jadi dapat dikatakan bahwa semua segmen

saling bergantungan.

Analisis value chain sejatinya merupakan sebuah analisa untuk

mengidentifikasi rantai proses apa yang paling memberikan value dalam seluruh

proses organisasi. Dalam contoh yang simpel, bisa mengatakan bahwa dalam

bisnis rumah makan, maka rantai proses yang paling memberikan nilai adalah

proses pembelian bahan baku dan proses pemasakan oleh para koki. Sementara

dalam industri kreatif clothing, maka key value chain ada dalam proses desain dan

proses penjahitan/pembuatan busana.

Value chain mengidentifikasikan dan menghubungkan berbagai aktivitas

stratejik di perusahaan. Sifat value chain tergantung pada sifat industri dan

berbeda-beda untuk perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan organisasi yang

tidak berorientasi pada laba. Tujuan dari analisis value-chain adalah untuk

mengidentifikasi tahap-tahap value chain di mana perusahaan dapat meningkatkan

value untuk pelanggan atau untuk menurunkan biaya. Penurunan biaya atau

peningkatan nilai tambah (value added) dapat membuat perusahaan lebih

kompetitif.

Dalam bisnis perbankan, value chain yang amat penting adalah pada sisi

penggalangan dana dan penyaluran kredit. Dalam industri manufakturing, tentu

saja yang paling penting adalah pada mata rantai proses procurement bahan baku,

7

Page 9: Tugas Rantai Nilai

proses produksi dan quality assurance. Dalam organisasi yang sekarang, proses

value chain analisis itu perlu dijalankan agar diketahui pada area apa saja terdapat

proses yang paling memberikan valued added bagi kinerja organisasi. Tahapan

selanjutnya tentu jelas dalam area yang teridentifikasi sebagai high value added

areas, maka segala sumber daya untuk menopang proses itu mesti diolah tinggi-

tinggi mulai dari sumber daya peralatannya, teknologi, sistem operasi, hingga

SDM yang menjalaninya.

Analisis value-chain merupakan alat analisis stratejik yang digunakan untuk

memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, untuk

mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan

biaya, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan

pemasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri.

Analisis value-chain mempunyai tiga tahapan :

1. Mengidentifikasi aktivitas Value Chain

Perusahaan mengidentifikasi aktivitas value chain yang harus

dilakukan oleh perusahaan dalam proses desain, pemanufakturan, dan

pelayanan kepada pelanggan. Beberapa perusahaan mungkin terlibat dalam

aktiviatas tunggal atau sebagian dari aktivitas total. Contohnya, beberapa

perusahaan mungkin hanya memproduksi, sementara perusahaan lain

mendistribusikan dan menjual produk. Pengembangan value chain

berbeda-beda tergantung pada jenis industri. Contohnya dalam perusahaan

industri, fokusnya terletak pada operasi dan advertensi serta promosi

dibandingkan pada bahan mentah dan proses pembuatan. Aktivitas

seharusnya ditentukan pada level operasi yang relatif rinci, yaitu level untuk

bisnis atau proses yang cukup besar untuk dikelola sebagai aktivitas bisnis

yang terpisah (dampaknya out-put dari proses tersebut mempunyai “market

value” ). Contohnya jika pembuatan sebuah chip atau komputer dipandang

sebagai aktivitas (output yang mempunyai pasar), maka operasi pengepakan

chip atau ‘computer board’ bukan merupakan aktivitas dalam analisis value

chain.

8

Page 10: Tugas Rantai Nilai

2. Mengidentifikasi Cost driver pada setiap aktivitas nilai

Cost driver merupakan factor yang mengubah Jumlah biaya total, oleh

karena itu tujuan pada tahap ini adalah mengidentifikasikan aktivitas dimana

perusahaan mempunyai keunggulan biaya baik saat ini maupun keunggulan

biaya potensial. Misalnya agen asuransi mungkin menemukan bahwa Cost

driver yang penting adalah biaya pecatatan berdasarkan pelanggan.

Informasi Cost driver strategik dapat mengarahkan agen asuransi

tersebutpada pencarian cara untuk mengurangi biaya atau menghilangkan

biaya ini mungkin dengan cara menggunakan jasa perusahaan lain yang

bergerak dibidang pelayanan komputer (computer service) untuk menangani

tugastugas pemrosesan data, sehingga dapat menurunkan biaya dan

mempertahankan atau meningkatkan keunggulan kompetitif.

3. Mengembangkan keunggulan kompetitif

Pada tahap ini perusahaan menentukan sifat keunggulan kompetitif

potensial dan saat ini dengan mempelajari aktivitas nilai dan cost driver yang

diidentifikasikan diatas. Dalam melakukan hal tersebut, perusahaan harus

melakukan hal-hal berikut

2. 3. 3 Aktivitas Rantai Nilai

Gambar 2. 1 Value Chain by Porter (1985)

Model rantai nilai merupakan alat analisis yang berguna untuk

mendefinisikan kompetensi inti perusahaan di mana perusahaan dapat mengejar

9

Page 11: Tugas Rantai Nilai

keunggulan kompetitif sebagai berikut: Keunggulan Biaya: dengan lebih baik

memahami biaya dan menekannya keluar dariaktivitas penambahan nilai.

Differensiasi: dengan berfokus pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan

kompetensi inti dan kemampuan untuk melakukannya lebih baik daripada

pesaing.

Aktivitas nilai dapat dicabangkan menjadi dua tipe yang luas, aktivitas

primer dan aktivitas pendukung. Aktivitas primer meliputi penciptaan fisik produk

dan penjualannya dan perpindahan kepada pembeli serta bantuan pasca penjualan.

Aktivitas pendukung mendukung aktivitas primer dan satu sama lain dengan

memberikan input pembelian, teknologi, sumber daya manusia, dan fungsi

berbagai perusahaan secara luas. Analisis rantai nilai memperlihatkan organisasi

sebagai sebuah proses yang berkelanjutan dalam kegiatan penciptaan nilai.

Analisis dilakukan dengan cara mempelajari potensi penciptaan nilai. Porter

membagi aktivitas-aktivitas kedalam dua kategori. Pertama adalah primary

activities (aktivitas primer), yaitu aktivitas yang berkaitan dengan penciptaan fisik

produk, penjualan dan distribusinya ke para pembeli, dan layanan setelah

penjualan. Aktivitas ini terdiri dari inbound logistics (logistik ke dalam),

operations (kegiatan operasi), outbound logistics (logistik ke luar), marketing and

sales (pemasaran dan penjualan), servis (pelayanan). Kedua adalah support

activities (aktivitas pendukung), yaitu aktivitas yang menyediakan dukungan yang

diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas primer. Aktivitas ini terdiri dari

procurement (pembelian/pengadaan), technology development (pengembangan

teknologi), human resource management (manajemen sumber daya manusia) dan

firm infrastructure (infrastruktur perusahaan)

1. Aktivitas Primer

Inbound Logistics (logistik ke dalam), dihubungkan dengan menerima,

menyimpan, dan menyebarkan input-input ke produk. Termasuk di

dalamnya penanganan bahan baku, gudang dan kontrol persediaan.

Operations (operasi), segala aktivitas yang diperlukan untuk mengkonversi

input-input yang disediakan oleh logistik masuk ke bentuk produk akhir.

10

Page 12: Tugas Rantai Nilai

Termasuk di dalamnya permesinan, pengemasan, perakitan, dan

pemeliharaan peralatan.

Outbound Logistik (logistik ke luar), aktivitas-aktivitas yang melibatkan

pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian secara fisik produk final

kepada para pelanggan. Meliputi penyimpanan barang jadi di gudang,

penanganan bahan baku, dan pemrosesan pesanan.

Marketing and Sales (pemasaran dan penjualan), aktivitas-aktivitas yang

diselesaikan untuk menyediakan sarana yang melaluinya para pelanggan

dapat membeli produk dan mempengaruhi mereka untuk melakukannya.

Untuk secara efektif memasarkan danmenjual produk, perusahaan

mengembangkan iklan-iklan dan kampanye professional, memilih jaringan

distribusi yang tepat, dan memilih, mengembangkan, dan mendukung

tenaga penjualan mereka.

Service (pelayanan), aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk

meningkatkan atau memelihara nilai produk. Perusahaan terlibat dalam

sejumlah aktivitas yang berkaitan dengan jasa, termasuk instalasi,

perbaikan, pelatihan, dan penyesuaian.

2. Aktivitas Pendukung

Procurement (pembelian/pengadaan), aktivitas-aktivitas yang dilakukan

untuk membeli input-input yang diperlukan untuk memperoduksi produk

perusahaan. Input-input pembelian meliputi item-item yang semuanya

dikonsumsi selama proses manufaktur produk.

Technology development (pengembangan teknologi), aktivitas-aktivitas

yang dilakukan untuk memperbaiki produk dan proses yang digunakan

perusahaan untuk memproduksinya. Pengembangan teknologi dapat

dilakukan dalam bermacam-macam bentuk, misalnya peralatan proses,

desain riset, dan pengembangan dasar, dan prosedur pemberian servis.

Human resources management (manajemen sumber daya manusia),

aktivitas-aktivitas yang melibatkan perekrutan, pelatihan, pengembangan,

dan pemberian kompensasi kepada semua personel.

11

Page 13: Tugas Rantai Nilai

Firm infrastructure (infrastruktur perusahaan) atau general administration

(administrasi umum), infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas

seperti general management, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum,

dan relasi pemerintah, yang diperlukan untuk mendukung kerja seluruh

rantai nilai melalui infrastruktur ini, perusahaan berusaha dengan efektif

dan konsisten mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman,

mengidentifikasi sumber daya dan kapabilitas, dan mendukung

kompetensi inti.

Rantai nilai memberikan cara sistematik untuk membagi suatu perusahaan

kedalam berbagai aktivitas yang berbeda sehingga dapat digunakan untuk

menelaah bagaimana cara pengelempokan berbagai aktivitas dalam perusahaan.

Dengan menggunakan analisas rantai ini perusahaan bisa mendeteksi aktivitas

yang tidak memberikan nilai tambah (non value added) sehingga bisa dihilangkan.

2. 4 Kacang Edamame

Edamame merupakan kedelai asal Jepang yang sangat dikenal. Bentuk

tanamannya lebih besar dari kedelai biasa, begitu pula biji dan polongnya. Warna

kulit polong bervariasi dari hitam, hijau, atau kuning. Biasanya orang Jepang

merebus polongnya yang muda sebagai cemilan saat minum sake. Edamame

mengandung antioksidan dan isoflavon. Konsumsi makanan yang kaya akan

antioksidan dikaitkan dengan penguatan sistem imun tubuh dan mengurangi risiko

kanker. Klasifikasi ilmiah edamame adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Filum : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Upafamili : Faboideae

Genus : Glycine (L.) Merr.

Spesies : Glycine max

12

Page 14: Tugas Rantai Nilai

Isoflavon yang terkandung dalam edamame terbukti mengurangi risiko

kanker prostat dan kanker payudara, mencegah penyakit jantung, menurunkan

tekanan darah, dan mengurangi gangguan saat menopause. Sementara itu,

kandungan protein di dalam edamame mencapai 36 persen, jauh lebih tinggi

dibanding kedelai matang. Panganan ini juga mengandung minyak yang rendah.

Dikombinasikan dengan kandungan proteinnya yang tinggi, camilan ini sangat

ideal untuk mereka yang ingin mencari panganan rendah lemak, tetapi tinggi

protein.

Penganut vegetarian dan vegan yang ingin mengasup sumber protein juga

disarankan mengonsumsi edamame karena kandungan proteinnya lengkap. Ini

berarti ia mengandung sembilan asam amino esensial yang diperlukan tubuh.

Edamame juga tidak mengandung kolesterol dan sedikit lemak jenuh. Panganan

ini juga kaya vitamin C dan B. Kandungan lainnya adalah mineral penting seperti

kalsium, zat besi, atau magnesium.

Sama halnya dengan kedelai biasa, kedelai jepang ini pun memerlukan hawa

yang cukup panas dengan curah hujan yang relatif tinggi. Sehingga jenis ini cocok

bila ditanam di Indonesia yang beriklim tropis. Pada umumnya, pertumbuhan

tanaman akan balk pada tanah yang berketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.

Dengan drainase dan aerasi yang baik, edamame dapat tumbuh baik pada tanah-

tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol, dan andosol. Selain itu, ia menghendaki

tanah yang subur, gembur, dan kaya bahan organik. Keasamaan tanah (pH) yang

cocok untuknya berkisar antara 5,8-7,0. Tanah yang terlalu asam akan

menghambat pertumbuhan bintil akar dan proses nitrifikasi. Sebagai indikator

yang paling mudah adalah jagung. Bila tanah itu baik untuk jagung, maka baik

pula untuk jenis kedelai ini.

Penanaman benih edamame bisa langsung ditanam tanpa penyemaian.

Kebutuhan benih untuk 1 ha pertanaman adalah sekitar 720 g. Sebelum

disemaikan, sebaiknya benih itu ditulari (inokulan) dulu dengan bakteri bintil

akar, terutama kalau tanah yang akan diolah belum pernah ditanami kedelai.

Inokulan dilakukan dengan cara benih edamame dicampur dengan tanah bekas

tanaman kedelai yang subur dengan perbandingan 1:40. Bila tanah bekas tanaman

13

Page 15: Tugas Rantai Nilai

kedelai susah didapat, bisa digunakan inokulan yang telah jadi yang banyak dijual

di tempat pembelian saprotan (sarana produksi pertanian). Tanah diolah sampai

menjadi gembur. Kemudian tanah itu dibuat bedengan berukuran 10 x 2 m dan

parit di antara bedengan sebagai saluran pembuangan air. Dua hari kemudian,

lahan diberi pupuk DS sebanyak 20 g/m². Selanjutnya benih ditanam dengan cara

ditugal di atas bedengan yang sudah disiapkan dengan jarak tanam 20 x 20 cm.

Tiap lubang tugalan diisi tiga benih. Kemudian dilakukan penyiraman secukupnya

pada lubang tugalan dan tanah di sekitarnya hingga terlihat lembab.

Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali seminggu karena tanaman

edamame memerlukan banyak air, terutama saat pertumbuhan. Bila cuaca terlalu

kering, maka frekuensi penyiraman perlu ditambah. Pemupukan dilakukan tiga

minggu setelah tanam bersamaan dengan penyiangan. Pupuk yang digunakan

antara lain Urea sebanyak 50 -100 kg/ha, PZOS sebanyak 45 – 90 kg/ha, dan K20

sebanyak 25-50 kg/ha atau ZK sebanyak 50-100 kg/ha. Urea berguna untuk

merangsang aktifnya bintil akar.

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman ini sama dengan yang

menyerang kedelai biasa, antara lain sebagai berikut. Penyakit karat: Gejala

penyakit ini adalah timbulnya bintik-bintik cokelat terutama di bagian bawah

daun. Tepung sari akan bertaburan bila disentuh sehingga mengurangi

penyerbukan. Pada serangan yang berat, polong banyak yang tidak terisi penuh.

Penyebab penyakit ini adalah cendawan Phakopspora pachhyrhizi.

Pencegahannya dapat dilakukan dengan cara penggunaan varietas yang tahan

terhadap serangan penyakit ini. Sedangkan pengendaliannya dilakukan dengan

penggunaan fungisida Dithane atau Benlate dengan dosis 2 g/liter, terutama

diberikan saat serangan belum terlalu berat. Penyakit bercak daun: Gejalanya

hampir sama dengan penyakit karat, hanya saja bercaknya agak kuning dan

terdapat warna merah kecokelatan di tengah bercak. Pada serangan berat, bercak-

bercak menggabung/ membesar sehingga menyerupai daun yang mati. Penyebab

penyakit ini adalah bakteri Xanthomonas phaseoli. Pengendalian dan

pencegahannya sama seperti pada penyakit karat. Penyakit busuk batang:

Gejalanya ditandai dengan busuknya batang, terutama pada tanaman muda, yang

14

Page 16: Tugas Rantai Nilai

diikuti dengan kematian. Apabila kelembapan terlalu tinggi, serangan penyakit

menjadi semakin hebat sehingga meyebabkan biji gagal berkecambah.

Penyebabnya adalah sejenis cendawan Phytium sp. Pengendaliannya dilakukan

dengan penggunaan fungisida Dithane atau Benlate berdosis 2 g/liter. Penyakit

mosaik : Penyakit ini disebabkan oleh virus mozaik kedelai (SMV) yang

ditularkan oleh vektor Aphis glicines atau melalui cairan tanaman dan biji.

Pengendaliannya dilakukan dengan cara menghindari penggunaan benih

dari tanaman yang telah terinfeksi dan memberantas vektornya dengan insektisida.

Hama kumbang daun kedelai (Phaedonia inclusa): Larva dan kumbang dewasa

menyerang hampir semua bagian tanaman edamame (kedelai), terutama yang

masih muda. Serangannya sering dijumpai pada pagi dan sore hari. Siklus hidup

kumbang ini adalah 20-21 hari. Sehingga dalam satu kali musim tanam, edamame

dapat diserang oleh 2-3 generasi kumbang: Pemberantasannya adalah dengan

menyemprotkan Azodrin Karphos dan Tamaron berkonsentrasi sekitar 1-2

cc/liter, tergantung umur tanaman. Lalat bibit (Agromiza phaseolr): Serangannya

ditandai dengan adanya bercak-bercak pada keping biji atau daun pertama

tanaman muda. Selanjutnya larva lalat ini menyerang pangkal batang dan pangkal

akar sehingga daun menjadi layu, menguning, kemudian mati. Jika tanaman yang

terserang dicabut, akan terlihat larva pupa, atau kulit pupa di antara batang atau

akar dan kulit. Pengendalian serangan dilakukan dengan menyemprotkan Azodrin,

Surecide, Tamaron, Karphos, dan Furadan berkonsentrasi 1-2 cc/liter. Insektisida

ini disemprotkan seminggu setelah tanam sampai tanaman berumur sebulan

dengan selang seminggu setiap penyemprotan. Apabila menggunakan Furadan,

harus diberikan pada saat tanam dengan dosis 2 – 3 butir per lubang tanaman.

Kepik polong (Riptortus linearis): Serangannya ditandai dengan mengempisnya

polong karena imago dan nymphanya mengisap dan merusak polong.

Pengendalian serangan dilakukan dengan menyemprotkan Bayrusil ber-dosis 1- 2

cc/liter. Kepik hijau (Nezara viridula): Serangannya ditandai dengan

mengempisnya polong karena imago dan nymphanya juga mengisap polong

dengan jalan menusuk. Perbedaannya dengan kepik polong adalah warna kepik ini

hijau. Pengendalian serangan dilakukan dengan menyemprotkan Azodrin berdosis

15

Page 17: Tugas Rantai Nilai

1- 2 cc/liter. Ulat prodenia (Prodenia litura): Serangannya ditandai dengan

keroposnya jaringan epidermis tanaman. Daun geripis karena dimakan oleh larva

ulat dewasa. Pengendalian serangan dengan insektisida akan lebih efektif

dilakukan pada pagi atau sore saat ulat ini aktif. Atau, disemprotkan dari bawah ke

atas karena ulat ini bersembunyi di permukaan daun bagian bawah.

Edamame dapat dipanen pertama kali saat berumur 45 hari, tergantung

varietasnya. Kalau lebih tua lagi, hasilnya tidak disukai konsumen. Pemanenan

tidak dapat dilakukan serentak karena harus diseleksi. Polong yang akan dipetik

adalah yang sudah siap dikonsumsi. Bijinya harus kelihatan bernas, tetapi

warnanya belum kekuningan dan rambutnya belum banyak. Biasanya yang dipilih

hanyalah polong yang berisi tiga biji dan tonjolan biji pada polong terlihat besar.

Panen terus berlanjut hingga umurnya sekitar 65 hari.

16

Page 18: Tugas Rantai Nilai

BAB III

PEMBAHASAN

3. 1 Peningkatan Daya Saing Edamame di Pasar Internasional

PT Mitra Tani 27 mendapatkan pasokan bahan baku berupa edamame segar

dari para petani dan mengolahnya menjadi edamame beku “Quick Freeze”. Hal ini

dilakukan untuk meningkatkan daya saing edamame di pasar internasional.

Permintaan akan edamame beku ini paling banyak dari pasar Jepang dan Amerika.

Namun, sampai saat ini perusahaan masih belum mampu memenuhi seluruh

permintaan pasar internasional tersebut, sehingga pasar Jepang dan Amerika

dalam hal pemenuhan permintaan akan edamame beku ini didapatkan dari pasar

Thailand.

Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan daya saing produk edamame

sehingga mampu memenuhi seluruh permintaan pasar Jepang dan Amerika.

Dalam hal ini perlu adanya peningkatan pasokan bahan baku secara berkelanjutan,

dan meningkatkan kemitraan dengan para petani edamame di Jember. Selain itu,

untuk meningkatkan daya saingnya, PT Mitra Tani 27 perlu melakukan

diversifikasi usaha, yaitu dengan mengolah edamame segar menjadi edamame

olahan selain edamame beku “Quick Freeze”, misalnya dengan mengolah

edamame menjadi edamame oven, keripik edamame, dll. Bagi perusahaan sendiri,

dengan melakukan diversifikasi usaha ini bukan menjadi suatu hal yang rumit,

karena edamame sendiri pada dasarnya sudah mempunyai cita rasa yang khas,

sehingga hanya dengan sedikit sentuhan atau sedikit “value added” mampu

meningkatkan daya saing produk edamame di pasar internasional terutama pasar

Jepang dan Amerika yang paling banyak melakukan permintaan terhadap

edamame olahan ini.

17

Page 19: Tugas Rantai Nilai

3. 2 Peningkatan Pasokan Bahan Baku untuk Memenuhi Permintaan Pasar

Domestik dan Internasional

PT Mitra Tani 27 dalam usahanya, merangkul para petani di Jember untuk

membudidayakan edamame. Tujuan PT Mitra Tani bekerja sama dengan para

petani ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

mengurangi jumlah pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan

selain itu meningkatkan pendapatan daerah terutama di sector pertanian, sehingga

mampu meningkatkan pendapatan nasional.

PT Mitra Tani 27 ini dalam usahanya bermitra dengan para petani rakyat.

Perusahaan mendapatkan pasokan bahan baku berupa edamame segar dari para

petani. Selain menyewa lahan dari petani, perusahaan tersebut juga bekerja sama

dengan para petani dalam membudidayakan edamame. Para petani edamame

dalam membudidayakan edamame berdasarkan pada standar yang telah ditetapkan

oleh perusahaan. Mulai dari penyediaan benih, bibit, penanaman, pemeliharaan

sampai panen harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan agar hasil yang

dicapai sesuai dengan permintaan pasar domestic maupun internasional.

3. 3 Analisis Value Chain Edamame pada PT. Mitra Tani 27 Jember

3. 3. 1 Chain Mapping Edamame

Gambar 3. 1 Primary Activities

Analisis pertama adalah analisis pada rantai utama (primary activities) yang

ada pada perusahaan Mitra Tani sebagai objek penelitian. Pemetaan yang

dilakukan adalah untuk membangun “pohon” hubungan antara elemen input dan

output yang ada dalam rantai yang dievaluasi. Hal ini ditujukan untuk mengetahui

peta maupun segala elemen yang berpengaruh langsung pada bisnis ini. Pada

18

Input Supply Production Trading Processing Consumption

Page 20: Tugas Rantai Nilai

analisis yang ada pada rantai nilai utama ada 3 pemetaan yang dilakukan, antara

lain :

a. Mapping Actor

Tabel 3. 1 Mapping Actor pada PT. Mitra Tani 27 Jember

No

.

Mapping Aktor

1. Input Supply Petani mitra

Self production

2. Production Mitra Tani 27

3. Trading Broker

Small trader

Big trader

4. Processing Minimarket

Supermarket

Hypermarket

Koperasi

5. Consumption Edamame exporter

HOREKA (Hotel, restoran, cafe)

Individual consumers

Peternak

Pada pemetaan aktor yang terlibat pada edamame, dibagi menjadi 5 bagian.

Pada input supply, MT27 bekerja sama dengan para petani mitra untuk

menghasilkan bahan baku yang nantinya akan diolah. Konsep mitra ini dilakukan

karena MT27 sendiri tidak memiliki lahan yang digunakan untuk

membudidayakan edamame. Selain itu, untuk menjaga kualitas sejak awal

tumbuh, maka benih dan setiap pertumbuhan dari kacang edamame akan diawasi

oleh pengawas dari MT27 dengan menggunakan SOP yang telah ditentukan.

Setelah itu, pada production adalah MT27 sebagai aktor utamanya karena

disinilah produk mentah kacanag edamame dijadikan produk olahan dengan

menggunakan pelbagai alat dan standar kerja yang berlaku. Aktivitas selanjutnya

19

Page 21: Tugas Rantai Nilai

yakni trading melibatkan broker, small trader dan big trader. Dari sinilah nantinya

akan disalurkan pada minimarket, koperasi, supermarket dan hypermarket terknal

di pulau Jawa dan sekitarnya bahkan untuk pasar luar negeri.

b. Mapping Activities

Tabel 3. 2 Mapping Activities pada PT. Mitra Tani 27 Jember

No

.

Mapping Aktivitas

1. Input Supply Bredding stock

Field inspector

Water

Stowage

Fertilizing

EWS (Early Warning System)

Field operation system

2. Poduction Washing

Grading

Processing

Freezing

3. Trading Transportation

Distribution to consumen

4. Processing Packing

Storage

Oven

5. Consumption Domestic consumption

Export to the other countries

Pada pemetaan aktivitas yang ada, dibagi menjadi 5 bagian besar yakni

pertama input supply. Pada bagain ini terdapat aktivitas pemuliaan atau breding

stock, air dan bahan pendukung, pemeliharaan, pengawasan dan SOP yang

terstandar dengan baik. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas kacang

edamame. Selanjutnya pada production, MT27 memiliki SOP standar yakni

20

Page 22: Tugas Rantai Nilai

washing, grading sesuai dengan kualitas, pengolahan serta pembekuan untuk

nantinya dikirim. Transportasi dan pendistribusian kepada konsumen menjadi

bagian dari pelaksanaan trading dari production (MT27). Penyimpnanan,

pengovenan, dan terakhir pengemasan adalah bagian terakhir dari pemasaran yang

akan dilakukan oleh distributor untuk menarik pihak konsmen agar membeli

kacang edamame olahan, seperti mukimame, edamame oven dan lainnya.

Persaingan menjadi semakin sengit. Ada kesempatan untuk menghasilkan

makanan paling aman di dunia ketika produsen, pengolah dan pengecer melacak

produk melalui rantai makanan. Premi juga ada untuk kualitas tinggi secara

konsisten diproduksi dan produk makanan olahan (Barness, 2004).

21

Page 23: Tugas Rantai Nilai

c. Mapping Product Flow

o

22

INPUT SUPPLY

PRODUCTION

EDAMAME TRADING

PROCESSING

CONSUMPTION

SELF PRODUCTIONPETANI MITRA

MITRA TANI 27

BROKERSMALL TRADERBIG TRADER

HYPERMARKETSUPERMARKET

MINIMARKETKOPERASIEXPORTER

HOREKAPETANIEXPORT MARKET INDIVIDUAL CONS.

Page 24: Tugas Rantai Nilai

d. Mapping Volume Of Product Flows Edamame

23

30%

40% 40%20%30%70%

20%

50%50%

30%

50%70%

20%

80%

50%50%

100%

30%

70%

20%30%

50%

60%40%

HOREKAEXPORT MARKET INDIVIDUAL CONS.

HYPERMARKETSUPERMARKET

MINIMARKETKOPERASIEXPORTER

BROKERSMALL TRADERBIG TRADER

MITRA TANI 27

SELF PRODUCTIONPETANI MITRA

70%

30%

Page 25: Tugas Rantai Nilai

e. Mapping The Flow of Values and Benefit

Tabel 3. 3 Mapping The Flow of Values and Benefit Edamame

ProducersMitra

TaniBroker Small traders

Super

Market

Selling price 3000 5000 7000 12000 15000

Marketing cost - 0 500 1500 1000

Marketing margin - 2000 2000 5000 3000

Net margin - 2000 1500 3500 2000

Producer's share of

final price (%) - - - - 20

24

Page 26: Tugas Rantai Nilai

3. 3. 2 A Value Chain Map Matrix

Tabel 3. 4 Value Chain Map Matrix

Input Supply Production Trading Processing Consumption

Activities Bredding stockField inspectorWaterStowageFertilizingEWS (Early Warning System)Field operation system

WashingGradingProcessingFreezing

TransportationDistribution to consumen

PackingStorageOven

Domestic consumptionExport to the other countries

Actors Petani mitraSelf production

Mitra Tani 27 BrokerSmall traderBig trader

MinimarketSupermarketHypermarketKoperasi

Edamame exporterHOREKA (Hotel, restoran, cafe)Individual consumersPeternak

Inputs BenihPupukAir

Kacang edamame Edamame bekuMukimame

Edamame bekuMukimame

Edamame olahan

Outputs Kacang edamame Edamame bekuMukimame

Edamame bekuMukimame

Edamame olahan

Locations Bondowoso Jember Jember DomesticExport market

DomesticExport market

25

Page 27: Tugas Rantai Nilai

Tabel 3. 5 Tantangan dan Solusi

Tantangan Solusi

Input Supply 1. Mencari lokasi budidaya2. Kurang ketatnya SOP teknik budidaya3. Cuaca yang tidak menentu4. Aspek keamanan

1. Dibuat buku saku untuk SOP pengawas lapang2. Mapping area3. Dioptimalkannya CSR perusahaan dan

pemberdayaan masyarakat sekitar4. Penggunaan sistem reward and punishment

Production 1. Kurang transparasinya mengenai grading2. Masih tingginya residu yang terikut

1. Dibentuknya asosiasi pengawas grading dari petani mitra

2. Pengetatan SOP dari lahan sampai pengolahan dengan menerapkan ISO

Trading 1. Mempertahankan kualitas produk2. Kurang promosi

1. Penggunaan media TV lokal2. Pengetatan SOP

Processing 1. Kurang kuatnya branding merek2. Kurang menariknya kemasan

1. Perbaikan kemasan agar lebih menarik konsumen

2. Pengoptimalkan penggunaan iklan/media lokalConsumption 1. Service yang masih kurang memadai 1. Dibukanya layanan keluhan pelanggan

26

Page 28: Tugas Rantai Nilai

Mewujudkan nilai ekonomi yang maksimal dari suatu produk dalam alur

pemasaran perlu membuka wawasan bahwa sebenarnya besar kecilnya nilai suatu

produk sangat tergantung dari luar sistem, terutama kita harus mengetahui tingkat

kebutuhan dan keinginan konsumen. Selama ini dalam kajian pengembangan

suatu produk masih terkesan terfokus pada kebutuhan konsumen, yang sebetulnya

besarnya nilai produk akhir lebih dominan ditentukan oleh sejauh mana keinginan

konsumen terhadap suatu produk. Biasanya berapapun nilai suatu produk, namun

bila konsumen telah berkeinginan kuat untuk membeli produk tersebut maka

konsumen akan membelinya.

Disatu pihak adanya tantangan ini disikapi dengan biasa saja. Hal ini yang

mengakibatkan rantai menjadi tidak efektif serta menyebabkan penurunan mutu.

Perlunya sukungan dari perlabagi pihak dan pastuinya implementasi secara

menyeluruh solusi-solusi dan aturan pendukung agar tercipta efesiensi berkaitan

dengan komoditas ini.

Pengembangan usaha tani berorientasi untuk peningkatan nilai tambah

hendaknya para pelaku utama, khususnya masyarakat tani berada dalam suatu

kelembagaan ekonomi dan sosial di desa yang kuat dan harus tumbuh dari bawah

dan mengacu pada potensi sumberdaya lokal secara spesifik (Bahtiar dan Jantje,

2010). Peran pemerintah juga diperlukan ke depannya untuk mempertegas aturan

serta memfasilitasi sektor pendukung. Hal ini dikemukakan oleh Nusinovic dan

Ivan (2003) peran pemerinta adalah untuk melaksanakan kebijakan pertanian yang

harus berorientasi jangka panjang dan transparan bagi semua aktor yang terlibat.

Ini harus mendukung kegiatan R & D dan membangun sistem dukungan mudah

diimplementasikan.

27

Page 29: Tugas Rantai Nilai

KESIMPULAN dan SARAN

KESIMPULAN

1. Rantai nilai yang terbentuk dari komoditas kacang edamame ini adalah

petani mitra + self production >> Mitra Tani 27 >> Broker + small trader +

big trader >> koperasi + minimarket + supermarket + hypermarket >>

konsumen.

2. Net margin ada pada small trader yakni sebesar Rp 3500,- diikuti oleh super

market dan MT 27 dan terkahir adalah broker.

3. Banyak stajkeholder yang berpengaruh pada komoditas kacang edamame

inin baik dari hulu hingga hilir.

SARAN

1. Perlunya pengimplementasian solusi dari pelbagai tantangan yang

menghadapi perkembangan komoditas ini kedepannya.

2. Perlunya dukungan serta tindakan yang benar-benar nyata dari para

stakeholder yang berperan khususnya pihak pemerintah untuk memfasilitasi

sektor pendukung agar lebih mampu membawa sektor komoditas ini kearah

yang lebih baik.

28

Page 30: Tugas Rantai Nilai

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2012. Pertumbuhan Ekonomi. Indonesia. No. 14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013. Jakarta: Berita Resmi Statistika

Bahtiar and Janjte G. K. 2010. Penerapan Rantai Nilai (Value Chain Analysis) Dalam Rangka Akselerasi Pembangunan Sektor Pertanian Di Sulawesi Utara. Sulut: BPTP

Barnes, M. 2004. Value Chain Guidebook: A Process for Value Chain Development.Kanada: Alberta

Kaplinsky, R. and Morris, M. 2001. A Handbook for Value Chain Research

Nusinovic, M and Ivan D. M. 2003. The Apple Industry in Croatia: A Value Chain Analysis Approach. Zagreb: Economic Institute Zagreb

Porter, M. 1985. Competitive Advantage: Creating and Sutaining Superior Performance. New York: Simon and Schuster Inc.

29