tugas petrografi

Download TUGAS PETROGRAFI

If you can't read please download the document

Upload: ria-fitriany

Post on 03-Jul-2015

800 views

Category:

Documents


130 download

TRANSCRIPT

TUGAS PETROGRAFIKLASIFIKASI BATUAN BEKU

Oleh Ria Fitriany 270110090011

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2011

BAB I PENDAHULUANMagma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif. Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal -kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan -rekahan pada batuan di sekelilingnya. Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut diskordan, termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik. Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat jenis batuan ber beda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan beku fanerik. Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, men dingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang

viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya. Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal ( pillowlava),

dinamakan

demikian

karena

pembentukannya di bawah tekanan air. Dalam klasifikasi bat uan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik. Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh sejarah pendingin an magma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada kandungan unsur kimia magma induk dan lingkungan krsitalisasinya. Batuan beku dapat dibedakan berdasarkan tipe data yang diukur atau dianalisis, seperti data kualitatif dan data kuantitatif. Klasifikasi batuan menurut Huang (1962?) yang berdasarkan tekstur dan komposisi mineral, merupakan salah satu contoh klasifikasi berdasarkan data kualitatif. Contoh lainnya seperti Travis dan WTG (Walter Turner & Gilbert). Klasifikasi batuan beku secara kuantitatif d idasarkan pada persen komposisi baik oksida maupun normatifnya. Contoh klasifikasi ini adalah Cox, et al (1979), Kuno (1959, 1966), Irvine & Baragar (1971), Streckeisen (19??), Middlemost (1975) dan Le Bas (1986). Klasifikasi batuan beku secara kuantitatif biasanya menggunakan data oksida batuan ataupun normatif. Data normatif diperoleh dari hasil perhitungan kembali persentase mineral berdasarkan data oksida batuan. Terdapat banyak metode berikut programnya untuk menghitung data normatif, seperti metode CI PW (program Newpet), metode linear programming (Lpnorm), metode mass balance (ModusCalc), metode Ritmann, Sednorm (untuk menghitung normatif batuan sedimen), Mesonorm (untuk menghitung normatif batuan metamorf). Metode ini akan kami ditulis dalam bentuk artikel lain dalam seri komputer untuk geologi. Untuk mengelompokkan batuan berdasarkan data normatif atau oksida biasanya menggunakan 2 sampai 3 variabel, misalnya SiO 2 dan K2O + Na2O atau AFM (A = K 2O + Na2O, F = FeO + Fe 2O3, dan M = MgO), atau persen Kuarsa, Alkali feldspar dan Plagioklas. Yang akan dibahas disini adalah klasifikasi b atuan beku berdasarkan data kualitatif.

BAB II ISI

Klasifikasi batuan beku menurut Streckeisen (1976)

Klasifikasi batuan beku menurut Streckeisen merupakan

klasifikasi yang

menggunakan klasifikasi QAPF. Klasifikasi ini berdasarkan prosentasi modal kehadiran mineral kuarsa (Q), alkali feldspar (A), plagioklas (P) dan Feldspatoid (F) yang diplot ke dalam double ternary diagram. Sudut Q (kuarsa): kuarsa, tridimit, kristobalit; Sudut A (k-feldspar): ortoklas, mikroklin, sanidin, pertit, anorthoklas dan albit(An 0-An5); Sudut P (plagioklas): mulai An 5 An100, dan skapolit; Sudut F (foid): leucit, nefelin, sodalit, nosean, melilit, hauyne, cancrinite, analcine. Berdasarkan jumlah Q dan F nya maka dibedakan menjadi tujuh kelompok, yaitu: Q = 60% - 100% dari mineral terang Q = 20% - 60% dari mineral terang Q = 5% Q = 0% F = 0% - 20% dari mineral terang - 5% dari mineral terang - 10% dari mineral terang

F = 10% - 60% dari mineral terang F = 60% - 100% dari mineral terang

Diagram Qapf untuk batuan beku berbutir kasar

Diagram ini tidak dipakai bila batuan beku mengandung mineral mafik >90%

Diagram Qapf untuk batuan beku berbutir halus

Keterangan: Q = kuarsa, tridimit, atau kristobalit A = feldspar alkali (ortoklas, sanidin, mikroklin, pertit, anortoklas, dan albit -asam) P = plagioklas dan skapolit F = feldspatoid (foid); meliputi nefelin, leusit, pseudoleusit, kalsilit, sodalit, nosean, hauyn, kankrinit, analsim, dll M = mineral mafik yaitu semua mineral lain yang bukan QAPF; meliputi semua mika (termasuk muskovit), amfibol, piroksen, olivin, mineral opak, mineral asesori (zirkon, apatit, titanit, dll), epidot, alanit, garnet, melilit, montiselit, wolastonit, karbonat primer, dll Q + A + P + F + M harus = 100%

Klasifikasi batuan beku menurut Miyashiro dan Kushiro (1979)

Mafic Color Index 70 Ca-rich plagioclase Fine-grained Mediumgrained Coarsegrained Basalt Quartz dolerite 40

Intermediate 20 Intermediate plagioclase Andesit Quartz diorite porphyry

Felsic 0 Na-rich plagioclase, potash-feldspar Plagioclase > potash-feldspar Dacite Granodiorite porphyry Granodiorite, Quartz monzonite Plagioclase < potash-feldspar Rhyolite Granite porphyry

Feldspar

Containing feldspar & silica minerals (tholeiitic and calcalkalic series)

Quartz gabbro

Quartz diorite

Granite

Intermediate Na-rich Feldspar Ca-rich plagioclase plagioclase, potashfeldsapr (plagioclase potash feldspar) Rich in feldspar, no silica mineral, no feldsparthoid (partly tholitic series, partly alkalic series) Fine-grained Mediumgrained Coarsegrained Fine-grained Containing feldsparthoid (alkali rock series) Mediumgrained Coarsegrained Basalt, olivine basalt Dolerite, olivine dolerite Gabbro, olivine gabbro Basanite, olivine nephelinite Teschenite Trachyandesite, muguarite Monzonite porphyry Trachyte Na-rich plagioclase, potash-feldsapr (plagioclase 2/3 total feldspar 1/3 2/3 total feldspar

3. plagioklas > 2/3 total feldspar 4. sedikit atau tanpa feldspar Kelompok 1 dan 2, dibagi lagi menjadi tiga kelompok kecil atas dasar jumlah kuarsa dan feldsparthoid, yaitu : a. kuarsa b. kuarsa c. foid > 10% Kelompok 3 dibagi lagi berdasarkan jumlah alkali feldspar terhadap jumlah total feldspar, menjadi dua kelompok besar, yaitu: 1. k-feldspar > 10% dari total feldspar 2. k-feldspar < 10% dari total feldspar Kemudian untuk kelompok k-feldspar < 10%, dibedakan lagi menjadi dua kelompok kecil, berdasarkan kepada jenis plagioklasnya, yaitu : a. Na-plagioklas b. Ca-plagioklas An < 50 An > 50 > 10% < 10% dan foid < 10%

Kelompok Na-plagioklas dibedakan lagi menjadi dua kelompok kecil, yaitu: 1. kuarsa > 10% 2. kuarsa < 10% dan foid < 10% Sedangkan untuk kelompok Ca-plagioklas, dibedakan menjadi: 1. kuarsa < 10% dan foid < 10% 2. foid > 10% dan piroksen > 10% Untuk kelompok 4 yang tidak ada atau sedikit mengandung feldspar, dibedakan menjadi dua sub kelompok, berdasarkan kandungan mineral

penyusunnya, yaitu; a. kaya piroksen dan atau olivin b. kaya ferro-magnesian dan foid

! ) ! % ! (it t lit t Al it t it lit

it it it

0 )t i i . f l I . f l t i i ili f l i i l l

" &A A A A A B lt A

! (it t it

% ! (it

t i i f l f l i t i

$ # ! B li it lt B

! " $ # $ # " ! it li li it

$ # ! it li

l A. B. t i i S i t i i l

! $ # ! ! li lit

! $ # ! ! li t it

% $ # % ! li it it

" & '% ' & & '% ' & & ! " $ # $ # " ! it li A li it

Kl

ii

i

m

Kuno

< 15 > 15

B

lt lt lt

A

Klasifikasi batuan beku menurut H. Rosenbusch

H. Rosenbusch mengklasifikasikan batuan beku berdasarkan car a terjadinya. Batuan beku berdasarkan cara terjadinya dibagi menjadi: a. Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan. Batuan Efusif atau batuan kstrusi (vulkanik) sering juga disebut dengan batuan beku leleran, adalah batuan yang berasal dari magma yang meleler dipermukaan bumi (lava). Batuan Ini memiliki cirri-ciri : c. Berbutir halus dan sering terdapat kaca Batuan memperlihatkan struktur vesicular, terutama dibagian permukaan. Terdapat struktur aliran. Jika berbentuk amorf biasanya ringan (BJ