tugas pertanian berlanjut

14
TUGAS PERTANIAN BERLANJUT Aplikasi Penggunaan Geographis Information System (GIS) dalam Pemantauan Produksi Padi di Banyuwangi Disusun oleh: Nama : Etik Nurhayati NIM : 135040200111006 Kelas : U Asisten : Joko Ariswanto PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Upload: ettiik-san

Post on 05-Dec-2015

390 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

Tugas Mata Kuliah Semester 5

TRANSCRIPT

TUGAS PERTANIAN BERLANJUT

Aplikasi Penggunaan Geographis Information System (GIS) dalam Pemantauan

Produksi Padi di Banyuwangi

Disusun oleh:

Nama : Etik Nurhayati

NIM : 135040200111006

Kelas : U

Asisten : Joko Ariswanto

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

BAB I

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan teknologi, khususnya komputer grafik, basisdata,

teknologi informasi, dan teknologi satelit inderaja (penginderaan jarak

jauh/remote sensing), maka kebutuhan untuk penyimpanan, analisis dan penyajian

data penyajian data yang berstruktur kompleks dengan jumlah besar makin

mendesak. Dikarenakan hal itu, sangat diperlukan adanya suatu sistem yang

informasi yang terintegrasi sehingga dapat mengelola data yang berstruktur sangat

kompleks dan mendesak tersebut. Dari sistem tersebut, nanrinya dapat

memberikan manfaat dalam setiap pengambilan keputusan yang tepat. GIS

merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi di atas.

Geographic Information System (GIS) adalah sistem informasi yang

didasarkan ada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan

menganalisis data serta memberi uraian (Aronaff, 1989). GIS merupakan tools

dan teknologi yang dapat menangani database spasial dengan jumlah yang sangat

banyak berikut juga data atributnya. Data spasial berupa peta analog maupun

digital (KML) sedangkan data atribut, merupakan informasi numerik dan

ditampilkan dalam bentuk table yang terdiri dari baris dan kolom. Dengan Sistem

Informasi Geografis (SIG), kita dapat mengarsipkan (penyimpanan) semua data-

data yang penting dalam suatu sistem informasi dan kita juga dapat mengelola,

memproses atau memanipulasi, menganalisis, serta menampilkan kembali data-

data tersebut.

SIG sendiri merupakan suatu komponen yang terdiri atas perangkat keras,

perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia (user) yang bekerjasama

secara efektif untuk memasukkan, menyimpan, memperbaiki, memperbharui,

mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan

data dalam suatu informasi berbasis geografis. Kesemua data spasial tersebut

dikelola sehingga pada akhirnya dihasilkan suatu peta.

Data-data yang dapat dipetakan atau dipresentasikan dapat berupa data

batas administrasi, data-data tanah, data-data geografi, data landuse (penggunaan

lahan), data-data kemiringan lereng, data daerah aliran sungai, data penggunaan

lahan disuatu wilayah, data aliran saluran irigasi, dan masih banyak lagi.

Sementara itu dalam Harsono dan Tampubolon (2007) disebutkan bahwa

perangkat lunak yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) sudah

tersedia, seperti MapInfo, ArcInfo, ArcView dan ArcGIS, AutocadMap,

AutoDesk, dan lain-lain.

Aplikasi penggunaan GIS dapat dilakukan pada semua bidang, pada

bidang pertanian, SIG dapat digunakan untuk kegiatan pemantauan produksi,

penilaian resilo usahatani, pengendalian hama dan penyakit, pemantauan budidaya

pertanian, presisi pertanian, pengelolaan sumberdaya air, dan dapat digunakan

untuk kegiatan kajian biodiverssitas bentanglahan untuk kegiatan pertanian

berlanjut. Dalam makalah ini, akan dijelaskan salah satu dari manfaat yang telah

dijalaskan di atas, yaitu mengenai pengelolaan sumberdaya air dengan mengambil

sumber sebuah skripsi yang berjudul “Pemetaan Daerah Irigasi Krueng-Jreu

Di Kecamatan Indrapuri Menggunakan ArcGis 9.3 Pada PU Pengairan

Ranting Dinas Indrapuri Studi Kasus Pada Daerah Aliran BJKR 1-5”. Dari

sumber yang didapat, dijalaskan bahwa dengan adanya hal tersebut diperoleh

output berupa peta daerah irigasi sehingga dapat memberikan informasi bagi PU

pengairan daerah setempat serta bagi masyarakat umum yang membutuhkan data

tersebut.

BAB II

KAJIAN MATERI

2.1 Waktu dan Tempat

Adapun kegiatan ini dilakukan di Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar,

tepatnya di Dinas PU Pengairan yang beralamat di Jl. Banda Aceh – Medan Km

24, Sp. Krueng Jreu, Pasar Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar (Pos 23363) selama

waktu 3 bulan. Penelitian dilakukan pada sistem pertanian persawahan, yaitu pada

saluran irigasi dengan mengumpulkan data melalui observasi lapangan, meliputi:

panjang saluran utama (primer), saluran pembagi dan juga saluran pembuang.

Setelah itu menentukan titik koordinat dan menghitung jumlah pintu air.

Disamping itu juga mengumpulkan data luas persawahan yang dialiri oleh irigasi

dari saluran irigasi Kruenng Jreu.

2.2 Data yang Diperlukan

Ada dua jenis data yang digunakan dalam kegiatan ini, yaitu sebagai

berikut:

a. Data primer

Data primer diperoleh dengan cara pengaamatan dan observasi

langsung di lapangan. Dari kegiatan tersebut diperoleh hasi berupa

posisi titik koorinat dan juga jumlah pintu air. Selanjutnya data

diperoleh dari digitasi Onscreen berdasarkan citra satelit dengan cara

mendigitasi areal sawah menggunakan Google Earth.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: peta manual

serta data manual pengairan irigasi dari arsip PU Pengairan, Studi

kepustakaan, dan juga Foto digital.

2.3 Komponen yang Digunakan

Komponen yang digunakan meliputi hardware dan juga software. Adapun

hardware yang digunakan adalah 1 buah laptop, 1 unit printer dan scanner, satu

perangkat GPS tipe 60 CSX, dan juga kamera digital. Sementara itu, software

yang digunakan adalah Google Earth versi 7.0.3 dan juga ArcGIS versi 9.3.

2.4 Tahapan Pembuatan

Tahap awal adalah pendigitasian area, dilakukan berdasarkan citra satelit

pada Google Earth citra foto yaitu menandai daerah areal persawahan, batas

pemukiman serta batas hutan. Selanjutnya data yang berformat *.KML/KMZ hasil

digitasi pada Google Earth tersebut dikonversi menggunakan software Global

Mapper menjadi format *.Shp agar dapat diedit pada ArcGIS. Selanjutnya data

yang sudah diedit diberi atribut dan dilayout. Layout merupakan area tampilan

peta yang akan diediting. Sebelum hasil disimpan, file hasil digitasi ditambahkan

pula lokasi pintu-pintu air dari data yang telah disimpan sebelumnya (hasil

survei). Setelah pintu air selesai di-adding, tahapan selanjutnya adalah proses

editing menggunakan software ArcGIS.

Buka kembali ArcMap, kemudian tambahkan data yang akan digitasi

dengan tombol Add Data. Selanjutnya setelah data telah berhasil ditampilkan pada

windows data frame kita telah dapat memulai digitasi, pilih menu Editor > Start

Editing untuk memulai editing.

Selanjutnya, untuk

penambahan layer, pada menu

utama pilih View > Toolbars >

Editor, kemudian pilihlah layer

yang akan didigitasi di dropdown

list Target. Misalnya layer aliran

irigasi, pada dropdown list Task pastikan memilih Create New Feature. Kemudian

pilih tombol Sketch Tool. Untuk membuat area polygon pada peta tersebut klik

pada Arc Tool box Window > pindah ke jendela Index > pada daftar pilih Feature

to polygon lalu klik dua kali pada tulisan tersebut. Setelah itu akan muncul jendela

dialog Feature to polygon. Klik pada Add data untuk memasukkan data yang akan

dijadikan area polygon dilanjutkan

dengan klik Oke. Untuk meng-

editing layer lain, ganti nama layer

Target di toolbar menu Editor. Untuk menghentikan digitasi, cukup double click

pada titik akhir editing.

Hasil editing kemudian disimpan dengan cara klik menu Editor > Save

Edits. Untuk menghentikan editing pilih Stop Editing.

Untuk menambahkan

atribut peta, Klik kanan pada layer

yang akan diberi atribut, kemudian

pilih open atribut table, maka akan

muncul kotak data atribut default

dari layer tersebut. Apabila kita

ingin menambahkan beberapa

atribut maka yang perlu kita lakukan adalah klik menu Option pada sudut kanan

bawah kotak tersebut lalu akan muncul beberapa pilihan. Pilihlah menu Add field

untuk memasukkan keterangan mengenai atribut yang akan kita tambahkan.

Selanjutnya menampilkan atribut peta, klik kanan pada layer yang ingin

ditampilkan atributnya, kemudian pilih menu Propertis, maka akan muncul kotak

dialog Layer Propertis > pilih Labels > tentukan nama/field atribut yang ingin

ditampilkan pada pilihan Label Field atur juga jenis huruf sera ukurannya pada

kolom Text Simbol. Jika telah selesai klik Oke.

Langkah selanjutnya

adalah menatur proyeksi peta.

Langkah-langkah untuk

mengatur proyeksi pada peta

yaitu, klik kanan pada layer

yang aktif, lalu klik menu

Properties > pilih Data Frame Properties > pilih Coordinate System. Setelah

selesai diatur, kemudian mengatur halaman layout. Klik kanan pada halaman

layout lalu pilih Page and Print Setup maka Akan muncul kotak Page and Print

Setup. Klik menu view > Page and Print Setup. Kemudian akan muncul kotak

dialog Page and Print Setup. Kotak dialog Page and Print Setup digunakan untuk

mengubah orientasi portrait menjadi landscape atau sebaliknya. Ukuran halaman

dapat diubah dengan mengeditnya di kotak properties.

Tahapa akhir adalah proses editing dengan penambahan judul peta,

koordinat peta, skala, penunjuk arah, dan legenda. Kemudian setelah semuanya

selesai, peta dicetak dengan cara Klik File > Print Kotak Print akan muncul. Setup

cetak dapat disesuaikan dengan meng-klik Setup > lalu OK. Maka akan tampil

kotak dialog Print untuk memilih printer, ukuran kertas dan kualitas cetakan. Peta

yang sudah jadi menjadi seperti ini:

2.5 Peluang untuk Dikembangkan

Aplikasi penggunaan GIS mempunyai peluang yang sangat besar, hal ini

karena seiring dengan perkembangan teknologi dan juga kecepatan waktu yang

dibutuhkan orang untuk mendapatkan informasi. Penerapan ini dapat dilakukan di

semua sistem pertanian dalam membantu manuju pertanian berkelanjutan.

Misalnya, membuat peta potensi pencemaran sumber air di pegunungan dengan

menggabungkan peta kondisi letak sumber air dengan peta kelarengan. Contoh

yang paling kecil, adalah dengan memanfaatkan peta penggunaan lahan dan juga

kelerengan pada tanaman semusim di daerah pegunungan. Dengan adanya

aplikasi penggunaan GIS maka, penerapan pertanian di daerah tersebut dapat

dikontrol. Daerah mana-mana saja yang bisa ditanami tanaman semusim, daerah-

daerah mana saja yang seharusnya menjadi kawasan konservasi sehingga tidak

boleh ditanami tanaman semusim. Dengan hal itu, maka kondisi lingkungan akan

menjadi tetap terjaga dan mengurangi kerusakan akibat kesalahan dalam

pengelolaan tanah yang salah.

BAB III

PENUTUP

Aplikasi penggunaan GIS sangat bermanfaat bagi bidang pertanian,

diantaranya dapat digunakan untuk kegiatan pemantauan produksi, penilaian

resilo usahatani, pengendalian hama dan penyakit, pemantauan budidaya

pertanian, presisi pertanian, pengelolaan sumberdaya air, dan dapat digunakan

untuk kegiatan kajian biodiverssitas bentanglahan untuk kegiatan pertanian

berlanjut. Dari contoh yang telah dipaparkan di atas, manfaat yang bisa diperoleh

dari pembuatan peta aliran irigasi di daerah Kreung-Jreu adalah dapat

dijadikannya hasil sebagai sumber informasi bagi dinas PU Pengairan setempat

untuk memudahkan dalam hal pemantauan saluran. Hal ini dapat dilakukan karena

dari hasil peta yang telah dibuat, terdapat pula informasi pintu-pintu air, dengan

rincian jumlah pintu air utama maupun pembagi maupun pembuang yang

terdapat pada daerah irigasi Krueng-Jreu yaitu sebanyak 35 titik.