tugas khusus neraca
DESCRIPTION
tugas khusus neracaTRANSCRIPT
1
TUGAS KHUSUS
KERJA PRAKTEK PT PETROKIMIA GRESIK
NERACA MASSA DI PABRIK ASAM FOSFAT
I. Latar Belakang
Pabrik asam fosfat adalah salah satu pabrik yang terdapat pada
Departemen Produksi III di PT Petrokimia Gresik. Pabrik ini menghasilkan
asam fosfat mencapai 172.450 ton/ tahun. Bahan baku yang digunakan pada
pabrik ini adalah phosphate rock dan asam sulfat 98.5%.
Pertama-tama Phospate rock akan masuk ke dalam unit Rock Grinding
yang dilanjutkan dengan unit reaction and hemihydrates filtration,
dehydration and dehydrate filtration, fluorine recovery and concentration.
Pada unit Rock Grinding ukuran Phospate Rock akan diperkecil dan
dikurangi kadar airnya. Selanjutnya pada unit reaction and hemihydrates
filtration, akan terjadi pereaksian antara batuan fosfat dengan asam sulfat
untuk menghasilkan Kristal hemidhidrat yang kemudian akan dipisahkan
antara Kristal hemihidrat dan asam fosfat yang terbentuk. Unit dehydration
and dehydrate filtration berfungsi untuk mereaksikan slurry hemihydrates
dengan asam sulfat encer (reaksi hidrasi) dan untuk mengambil P2O5 yang
tersisa didalam cake dehydrate. Berlanjut pada unit fluorine recovery, akan
terjadi pembebasan gas buang dari kandungan flourin sebelum akhirnya
diemisikan ke udara bebas, sedangkan untuk unit terakhir, concentration,
1
2
akan terjadi pemekatan asam fosfat dari unit filtrasi pertama sehingga
dihasilkan asam fosfat dengan kadar 52-26% (desain).
Dalam proses pembuatan asam fosfat ini, terdapat dua unit filtrasi,
dimana unit ini memegang peranan penting sehubungan dengan kualitas asam
fosfat yang akan dihasilkan pada akhir produksi. Adapun pabrik asam fosfat ii
menggunakan dua buah filter dengan tipe horizontal tilting dengan jumlah
pan sebanyak 30 pan dan 24 pan.
Pabrik asam fosfat di PT Petrokimia Gresik telah berjalan selama kurang
lebih 29 tahun. Tentunya terjadi penurunan performa dari beberapa alat yang
digunakan. Dengan mengetahui neraca massa dari desain pabrik, maka
diharapkan dapat menjadi perbandingan pada waktu operasional pabrik,
sehingga akan diketahui penyebab penurunan performa pabrik. Pada tugas
khusus ini, akan dilakukan perhitungan neraca massa pabrik menurut desain
sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan.
II. Tujuan
Mengetahui neraca massa di pabrik asam fosfat PT Petrokimia Gresik
pada tiap unit sehingga dapat sebagai acuan dalam pengontrolan dan
pengecekan operasi pabrik guna mengetahui gangguan pada operasional.
III. Tinjauan Pustaka
Neraca Massa adalah cabang keilmuan yang mempelajari
kesetimbangan massa dalam sebuah sistem. Dalam neraca massa, sistem
adalah sesuatu yang diamati atau dikaji. Neraca massa adalah konsekuensi
logis dari Hukum Kekekalan Massa yang menyebutkan bahwa di alam ini
3
jumlah total massa adalah kekal; tidak dapat dimusnahkan ataupun
diciptakan. Massa yang masuk ke dalam suatu sistem harus keluar
meninggalkan sistem tersebut atau terakumulasi di dalam sistem.
Konsekuensi logis hukum kekekalan massa ini memberikan persamaan dasar
neraca massa :
[massa masuk] = [massa keluar] + [akumulasi massa]
dengan [massa masuk] merupakan massa yang masuk ke dalam sistem,
[massa keluar] merupakan massa yang keluar dari sistem, dan [akumulasi
massa] merupakan akumulasi massa dalam sistem. Akumulasi massa dapat
bernilai negatif atau positif. Pada umumnya, neraca massa dibangun dengan
memperhitungkan total massa yang melalui suatu sistem. Pada
perhitungan teknik kimia, neraca massa juga dibangun dengan
memperhitungkan total massa komponen-komponen senyawa kimia yang
melalui sistem (contoh: air) atau total massa suatu elemen (contoh: karbon).
Bila dalam sistem yang dilalui terjadi reaksi kimia, maka ke dalam persamaan
neraca massa ditambahkan variabel [produksi] sehingga persamaan neraca
massa menjadi:
[massa masuk] + [produksi] = [massa keluar] + [akumulasi massa]
Variabel [produksi] pada persamaan neraca massa termodifikasi
merupakan laju reaksi kimia. Laju reaksi kimia dapat berupa laju reaksi
pembentukan ataupun laju reaksi pengurangan. Oleh karena itu, variabel
4
[produksi] dapat bernilai positif atau negatif. neraca adalah alat pengukur
massa pad asuatu benda.
Batuan fosfat merupakan sumber inorganik dari fosfor (P), salah satu
nutrisi agronomi yang bersama dengan nitrogen (N) dan potassium
(kalium/K) sangat penting bagi pertumbuhan secara umum, termasuk
pembentukan protein, akar, mempercepat kematangan bijih, meningkatkan
produk bijih-bijihan dan umbi-umbian, serta memperkuat tubuh tanaman.
Oleh karena itu kekurangan fosfor mengakibatkan tanaman menjadi kerdil,
akar sangat sedikit, daun menguning sebelum waktunya dan secara
keseluruhan pertumbuhan akan terhambat. Selain itu pada tanah tropis,
kekurangan P merupakan hal biasa, juga kekurangan kalsium (Ca), keasaman
tanah tinggi, keracunan Al, dan tipis, sehingga jika tidak cepat diatasi, tanah
akan menjadi tandus.
Efektifitas batuan fosfat secara agronomik tergantung pada beberapa
faktor, yaitu faktor batuannya sendiri, faktor kondisi tanah, jenis tanaman, dan
pengaturan pemupukan. Faktor batuan disebabkan oleh genesa dari berbagai
batuan dan mineral pembawa fosfat, antara lain endapan fosfat sedimen
marin, magmatik, metamorfik, fosfat biogenik dan endapan fosfat karena
pelapukan. Masing-masing jenis endapan fosfat dicirikan oleh sifat
mineralogi, kimia dan struktur yang berbeda, sehingga kecepatan reaksi
batuan terhadap tanahpun berbeda. Reaktivitas terbaik adalah batuan fosfat
sedimen marin. Disamping itu, endapan fosfat marin ini pada umumnya
terbentuk sebagai endapan yang ekonomis, sehingga hampir seluruh pupuk
5
fosfat di dunia berasal dari sumber daya batuan fosfat marin. Pengembangan
batuan fosfat untuk pupuk, rata-rata 75% berasal dari endapan sedimenter
atau batuan fosfat marin, 12-20% dari batuan beku dan endapan residu, dan
hanya 1-2% dari sumber daya biogenik (fosfat guano), hampir semua jenis
sumber daya batuan fosfat terdiri dari berbagai bentuk mineral apatit. Selain
apatit, telah dikenal lebih dari 200 jenis mineral fosfat yang telah diketahui,
akan tetapi kurang popular dan kurang bernilai ekonomis. Beberapa
kelompok mineral fosfat primer diantaranya adalah:
· Fluor-apatit (Ca10(PO4)6F2) terdapat di lingkungan batuan magmatik dan
metamorf, termasuk karbonatit dan mika-piroksenit.
· Hidroksi-apatit (Ca10(PO4)6(OH)2), terdapat pada lingkungan batuan
metamorf dan batuan beku, tetapi juga dalam endapan biogenik, misalnya
endapan tulang.
· Karbonat-hidroksi-apatit (Ca10(PO4,CO3)6(OH)2) terutama dijumpai di
pulau dan gua-gua sebagai bagian dari kotoran burung dan kelelawar, guano.
· Frankolit (Ca10-x-yNaxMgy(PO4)6-z(CO3)zF0-4zF2) merupakan apatit
yang tersubstitusi oleh karbonat, terutama terjadi pada lingkungan marin, dan
sedikit sekali sebagai hasil pelapukan, misalnya dari karbonatit.
· Kelompok krandalit, variskit, dan strengit yang merupakan Fe- dan Al-fosfat
yang ditemukan pada lingkungan sekunder pelapukan.
Endapan fosfat yang ditemukan di Indonesia adalah fosfat guano,
yang terbentuk dari tumpukan sekresi (kotoran) burung atau kelelawar yang
larut oleh air (hujan) atau air tanah dan meresap ke dalam tubuh batugamping,
6
bereaksi dengan kalsit untuk membentuk hidroksil fluorapatit atau
Ca5(PO4)3(OH,F) dalam rekahan atau menyusup diantara perlapisan
batugamping, maupun terendapkan di dasar batugamping. Umumnya terdapat
secara terbatas dalam gua-gua gamping, terutama di Pegunungan Selatan
Jawa, Gresik, Cepu dan Pati, serta di Pulau Madura. Pada umumnya endapan
ini kurang bernilai komersial karena hanya merupakan urat-urat memanjang
yang tidak menerus, dengan ketebalan beberapa cm sampai 20 cm, walaupun
pada beberapa lokasi dapat mencapai 50 cm. Akan tetapi endapan jenis ini
termasuk batuan fosfat yang cukup reaktif, sehingga dapat sangat berguna
untuk memenuhi kebutuhan lokal, atau dikembangkan dalam skala kecil.
Endapan fosfat tipe guano yang telah teridentifikasi di Indonesia tersebar di
60 lokasi, sekitar 48 lokasi diantaranya ditemukan di Pulau Jawa dan Madura.
Kadar P2O5 tercatat antara 4-40%, akan tetapi pada umumnya diatas 15%.
Total sumber daya fosfat Indonesia hanya sekitar 20 juta ton, padahal
konsumsi fosfat lebih dari 1 juta ton setahun (DIM, 2004).
Menurut literatur, jenis endapan fosfat guano jarang ditemukan dalam
jumlah besar, bahkan di dunia total sumber dayanya hanya 2% dari seluruh
sumber daya fosfat yang ada. Fosfat guano yang bernilai komersial di dunia
baru diketahui di Pulau Christmast dan Pulau Nauru. Produksi fosfat
Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan domestik, sehingga produsen
pupuk harus mengimpor fosfat dari beberapa negara produsen fosfat, seperti
USA, Maroko, dan Cina.
7
Proses pembuatan asam fosfat berdasarkan reaksi asidulasi antara batuan
fosfat dengan asam sulfat. Pembuatan asam fosfat menggunakan proses
Nissan. Kapasitas produksi pada unit ini sebesar 170.000 ton/tahun. Proses
Nissan merupakan proses pembuatan asam fosfat yang dihasilkan kalsium
hemihidrat yang keluar dari reactor. Kemudian hemihidrat direkristalisasi
sehingga terbentuk dihidrat. Setelah itu dihidrat dipisah dari asam fosfat
dengan filtrasi. Proses hemihidrat adalah proses penambahan H2SO4 pada
batuan halus fosfat guna mendapatkan asam fosfat.
Ca3(PO4)2 + 3H2SO4 + H2O → 2H3PO4 + 3CaSO4 . 1/2 H2O
Namun pada proses hemihidrat ini dekomposisi phosphate rock masih kecil
(94%), sehingga dilakukan proses kedua, yaitu proses dihidrat. Asam fosfat
yang terbentuk disaring dan dipisahkan untuk kemudian dilakukan
pemurnian,sedangkan cake hemihidrat dilakukan proses kembali.
Proses dihidrat adalah proses penambahan H2SO4 kembali dalam cake
hemihidrat. Tujuan proses ini untuk mereaksikan sisa fosfat rock yang belum
bereaksi (5%) dengan asam sulfat dan mereaksikan gypsum hemihydrates.
Proses ini menghasilkan produk utama, berupa asam fosfat. Proses
selanjutnya adalah proses pemurnian guna mendapatkan kemurnian asam
fosfat dengan P2O5 sebesar 54%. Dalam digester tempat pembentukan asam
fosfat, terjadi reaksi samping yang menghasilkan gas fluorine.
CaF2 + H2SO4 + ½ H2O → CaSO4 . ½ H2O + 2 HF
8
6 HF + SiO2 → H2SiF6 + 2 H2O
H2SiF6 → SiF4 + 2 HF
Gas fluorine yang dihasilkan diolah dala fluorine recovery unit sebelum
dibuang ke udara. Kemudian di dalam scrubber terjadi reaksi sebagai berikut :
3 SiF4 + 2 H2O → 2 H2SiF6 + SiO2
Dengan proses ini dapat dihasilkan asam fosfat dengan P2O5 recovery 98,3
% . Bahan baku batuan fosfat direaksikan dengan H2SO4 60% yang
merupakan konsentrasi ideal untuk menghindari coating phosphate rock oleh
gypsum hemihydrat.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Data Hasil Pengamatan
Production Rate
Design (per day) : 610 T-P2O5/d
Design (per hour) : 25,4167 T-P2O5/h (610/24)
Production Design
1. Product Acid :
P2O5 : 41%
Free H2SO4 : 2.55%
2. Recovery of P2O5 on Gypsum Basis : 98.3%
3. Gypsum
Decomposition of PR : 99%
9
Hydration Ratio of Gypsum : 1.95
4. Sulfuric Acid as Raw Mat'l
H2SO4 : 98.5%
5. Distribution of Minor Components of Rock
Comp Acid
Gypsu
m Volatile
SO3 100% 0% 0%
CO2 0% 0% 100%
F 16% 36% 48%
T-SiO2 5% 73% 22%
Fe2O3 98% 2% 0%
Al2O3 77% 23% 0%
MgO 98% 2% 0%
Na2O 6% 94% 0%
K2O 19% 81% 0%
Cl- 25% 50% 25%
Organik C 30% 70% 0%
Others 50% 50% 0%
6. Evaporation Ratio of CO2 & F in Reactors
CO2 F Cl
Digester 1 100% 8.6% 100%
10
D.2311 90.0%
D.2411 0.6%
Others*) 0.8%
*) Hydration Tank, Vacuum Pump Line, 1st Filter Hood
Decomposition Ratio and Hydration Ratio
7. Decomposition Percentage in Hemihydrate Stage
R.2301 Digester 1 Digester 2
Decomposition to CaSO4.1/2H2O 23% 70% 94%
Decomposition to Ca(H2PO4)2 22% 20%
8. Decomposition Percentage and Hydration Ratio in Dihydrate Stage
1st HT 2nd HT
Decomposition to CaSO4.2H2O 99% 99%
Hydration Ratio 1.9 1.95
9. Recycle Ratio of Slurry
Hemihydrate Slurry = 1:2
Dihydrate Slurry = 1:1
10. Solid Content of Slurry at Filtration
Hemihydrate Slurry : 35%
Dihydrate Slurry : 35%
11. Concentration of SA Fed to Reactors
11
Digester 1/2 : 60%
1st HT : 98.5%
12. Feed Rate of SA to 1st HT
H2SO4 Content in 1st HT : 6%
Filtration of Hemihydrate Slurry in no.1 Filter
13. Liquid Content of Wet Cake
First Section : 45%
Second Section : 35 %
14. Washing Efficiency in Second Section : 83 %
[soluble matter washed off the filter cake]/[total soluble matter berfore
washing] x 100%
15. Decrease of P2O5 Concentration in First Section
P2O5 : 0.5%
16. Steam Supply to Cake Wash Section of Filter Distributor
Steam : 0.5 T/h
17. Hot Water Supply to Pan Cleaning Section
New Hot Water : 7.4 T/h
Filtration of Dihydrate Slurry in no.2 Filter
18. Liquid Content of Wet Cake
Third Section : 35%
Fourth Section : 28%
12
Fifth Section : 25%
19. Washing Efficiency in Fourth Section : 80%
20. Decrease of P2O5 Concentration in Third Section
P2O5 : 0.15%
21. Steam Supply to Third Section of Filter
Steam : 0.5 T/h
22. P2O5 Content in Dihydrate Slurry : 14.6%
Simplified Calculation Method
23. Phosphate Rock
Source Jordan
H2O 3.94%
P2O5 33.01%
CaO 51.04%
SO3 2.00%
CO2 5.05%
F 3.60%
Fe2O3 0.24%
Al2O3 0.26%
R2O3 0.00%
T-SiO2 4.35%
E-SiO2 0.00%
Na2O 0.60%
13
K2O 0.18%
MgO 0.26%
Cl- 0.06%
Organik C 0.30%
Others 1.52%
24. Production Design
1) P2O5 Recovery : 98.3%
2) Components of Rock (on Dry Basis excl. moisture)
Moisture 1.00%
P2O5 32.10%
CaO 51.70%
SO3 1.30%
Soluble Minor Components 2.20%
Insoluble Minor Components 5.70%
Volatile Minor Components 7.00%
3) Decrease of P2O5 Content in Filter 1 : 0.5%
4) Solid Content of Hemihydrate Slurry : 35%
5) H2SO4 Content in Mixed Acid : 60%
6) Decomposition Ratio to CaSO4.1/2H2O in Digester 1
Decomposition Ratio : 70%
7) Recycle Ratio of Hemihydrate Slurry : 2
14
8) Decomposition Ratio in Digester Stage : 94%
9) Conversion (Hydration) Section
Decomposition Ratio : 99%
Hydration Ratio : 1.95
10) Solid Content in Dihydrate Slurry : 35%
11) H2SO4 Content in Dihydrate Slurry : 6%
12) Decrease of P2O5 Content in Filter 2 incld. Spray Steam for Third
Section of Filter 2
Decrease of P2O5 Content : 0.15%
13) Silicate Slurry Charged to 1st HT : 146 kg/1000 kg Dry
Rock
14) Evaporated Water in Digestion Stage : 226 kg H2O/1000 kg
Dry Rock (volatile from digestion stage)
15) Evaporated Water in Hydration Stage : 93 kg H2O/1000 kg
Dry Rock
16) Spray Acid for Filter 3 : 252 kg/1000 kg Dry
Rock
15
PERHITUNGAN :
Raw Mat'l Consumption :
basis: Design (per hour) x 1000 = 25.4167x 1000 = 25416,7 kg-P2O5 as
45% acid
1) Kebutuhan Phosphate Rock
Dry Basis
= 1
(33,01 %−98,3 % ) = 3,0818
Wet Basis
= 3.0818
(100 %−3,94 %) = 3,2082
Dry PR
Basis x Dry Basis = 25416,7 x 3,0818 = 78328,5 kg
WR 2301
= 78328,5
(100 %−3,94 %) = 81541,2 kg
= 1 ton% P2O5 x P2 O5 re cov ery
= Dry PR
(1−(H2 O PR )% )
=Wet PR×PR24
ton/ jam
16
2) Sulfuric Acid as 100% H2SO4
Reaction w/ CaO in Rock
= 78328,5 x (51,04%x 99%) x9856 = 69263,3 kg
H2SO4 in Product Acid as FA (1st Filtrate)
= 78328,5 x 33,01%x 98,3 %x2 ,55 %
41 % = 1580,8 kg
Loss in Gypsum
= 78328,5 x 33,01%x (99 %−98,3 %) x6 %
14,6 % = 74,4 kg
SO3 in Rock
= 78328,5 x (2%)x 9880
= 1919,0 kg
Kebutuhan Asam Sulfat Total
= Reaksi dengan CaO di Rock + Excess in product + Loss in
Gypsum - SO3 di Rock
= 69263,3 kg +1580,8 kg +74,4 kg -1919,0 kg = 68999,5 kg
=DryPRx (CaO PR)% xDRtotal %x9856
=Dry PR×(P2O5 PR )%×(P2O5 Re c )% ( FA Hemi ) %
(P2O5 Hemi ) %
=Dry PR×(P2O5 PR )%×{ ( DRtotal ) %−(P2O5 Re c)% }×( FA Dihy ) %
(P2O5 Dihy ) %
=DryPRx (SO3 PR)%x9880
17
3) Raw Material Sulfuric Acid
as 98,5% H2SO4 = 68999,5 kg
98,5 % = 70050,2 kg
FR 2301
= 70050,2
(1000 x1,822) = 38,4 m3/jam
Calculation in Digestion Stage
4) Additional Assumption - Return Acid
P2O5 : 33,32%
H2SO4 : 3,6%
5) Phosphate Rock Consumption
Dry basis: 78328,5 kg
Wet basis : 81541,2 kg
6) Hemihydrate
=
=78328,5 kg x 51,04 %x94% x 14556
= 97305,7 kg
7) Undecomposed Rock
= Dry PR x {(P2O5 PR)% + (CaO PR)% }x (1 – DR 2)%
= 78328,5 kg x (33,01% + 51,04%) x (100%-94%) = 3950,1 kg
Insoluble Minor Components
= Dry PR x (Insoluble PR)% = 78328,5 kg x 5,7% = 4464,7 kg
Hemihydrate = 97305,7 kg
= Kebutuhan AsamSulfat totalSG AS
m3/ jam
Dry PRx (CaO PR)% xDR 2%x14556
18
Total = Hemihydrate + Undecomposed rock + Insoluble minor
component
= 97305,7 kg + 3950,1 kg +4464,7 kg
=105720,5 kg
8) Hemihydrate Slurry
= 105720,5 kg
35 % = 302058,5 kg
FR 2307
= 302058,5 kg(1000 x1,72) = 175,6 m3/jam
9) Liquid In Slurry
= Hemihydrate slurry - Hemihydrate cake
= 302058,5 kg - 105720,5 kg = 196338 kg
10) P2O5 from PR
= Dry PR x (P2O5 PR)% x (DR 2)%
= 78328,5 kg x 33,01% x 94% = 24304,8 kg
11) P2O5 in Slurry
= Liquid in Hemihydrate slurry x (P2O5 Hemi)% + (Decrease P2O5 in
1st)%
= 196338 kg x (41%+ 0,5%) = 81480,3 kg
= Hemihydrate cake( SS Hemi)%
= Hemihydrate slurry( SG Hemi )%
m3 / jam
19
12) P2O5 to be charged from Return Acid
= P2O5 di Hemihydrate slurry - P2O5 dari PR = 81480,3 kg - 24304,8 kg
= 57175,5 kg
13) Balance of H2SO4
SA for Decomposition of Rock
= 78328,5 kg x94%x51,04% x9856
= 65765,2 kg
SA in Slurry
= Liquid in Hemislurry x (FA Hemi)
= 196338 kg x 2,55% = 5006,6 kg
SA from PR
=78328,5 kg x 2% x 9880
= 1919 kg
SA from RA
= 57175,5 kg x3,6 %
33,32% = 6177,4 kg
SA supplied to Digesters
= H2SO4 untuk Digester + H2SO4 sisa sebagai FA – SO3 di Rock -
H2SO4 dari RA
= 65765,2 kg +5006,6 kg -1919 kg - 6177,4 kg = 62675,4 kg
=DryPRx ( DR2 )%x(CaOPR )%x9856
=DryPRx (SO3 PR)%x9880
=P2O5dari RA×( H2 SO4 RA )%
( P2O5 RA )%
20
as 98,5% H2SO4 = 62675,4 kg
98,5 % = 63629,8 kg
14) Volatile from Digestion Stage : 78328,5 kg x (226/1000)+ 7% = 23185,2
15) Return Acid
= 302058,5 kg +23185,2 kg - 81541,2 kg -63629,8 kg =180072,7 kg
P 2O 5¿becharged ¿Return Acid ¿p 2O 5RA =
57175,5 kg33,32 %
= 171595,1
kg
16) Confirmation of RA Components
P2O5 : P 2O 5¿becharged ¿Return Acid ¿Return Acid =
57175,5 kg180072,7 kg
=
31,75%
H2SO4 :SA ¿ RA ¿Return Acid =
6177,4 kg180072,7 kg
= 3,43 %
17) Distribution of Sulfuric Acid
1. H2SO4 Supplied to Digester 1
= 78328,5 kg x 51,04% x 70% x 9856
= 48974,1 kg
2. Return Acid for Digester
=P2 O5 dari RA
( P2 O5 RA )%−RA ke Dig
=Dry PRxCaO PRxDR Ix9856
21
= 62675,4 kg−(63629,8 kg x60 % )
(60 %−3,43% ) = 43305,1 kg
3. Return Acid for Premixer
= 180072,7 kg - 43305,1 kg = 136767,6 kg
FR 2303
= 136767,6 kg1000 x1,38
= 99,1 m3/jam
4. H2SO4 in RA Supplied to Premixer
= Return Acid ke Premixer x H2SO4 RA
= 136767,6 kg x 3,43% = 4691,1 kg
5. H2SO4 from Phosphate Rock
= 78328,5 kg x 2% x 9880
= 1919 kg
6. H2SO4 from Recycled Slurry
= Liquid in Hemislurry x (FA Hemi) x RF
= 5006,6 kg x 2 = 10013,2
7. Mixed Acid for Digester 1
=H2 SO4 ke Dig−( H2 SO4 ke Dig sbgaktual )×( H2SO4 MA )
( H2SO4 MA )−( H2 SO4 RA )
=RA−RA ke Dig
= RA ke premixerSG RA
=DryPRx (SO3 PR)%x9880
22
¿ H 2 SO 4 untuk dekomposisi−H 2 SO 4 dari RA ke Premixer−H 2 SO 4dari Recycle – SO 3 RockH 2SO 4Content∈Mixed Acid
= 48974,1−4691,8−1919−10013,2
60 % = 53916,8 kg
FR 2302
= 53916,8 kg
1000 x 1,822 = 29,6 kg
8. Return Acid ke Digester I
¿(48974,1−4691,8−1919−10013,2)
60 %−
(48974,1−4691,8−1919−10013,2)98,5 %
= 21074 kg
FR 2304
= 21074 kg
1,38 x 1000 = 15,3 kg
9. Mixed Acid for Digester 2
= 63629,8 kg + 43305,1 – 53916,6 kg =53018,3 kg
=H2 SO4 ke Dig I
( H2 SO4 AS )%×( SG AS )
=H2 SO4 ke Digester I
( H2 SO4 MA )%−
H 2 SO4 ke Digester I
(H 2 SO4 AS )%
= Kebutuhan RA ke Digester I(SG RA)
×61024
=H 2SO4ke Digester sebagai aktual+RA for digester−H2 SO4 ke Digester I
23
10. Return Acid ke Digester II
= 43305,1 kg - 21074 kg = 22231,1 kg
FR 2305
= 22231,1 kg1000 x 1,38
= 16,1 m3/jam
11. Recycled slurry
FR 2306 = Recycle ratio of Hemislurry x Feeding 2307
= 2 x 175,6 m3/jam = 351,2 m3/jam
Calculation in Hemihydrate Slurry Filtration Stage
1. First Section
Liquid in Cake 1st section
= 105720.5 x 45 %(100 %−45 %) = 86498.6 Kg
1st Filtrate
= Liquid di hemihydrate slurry – Liquid dalam cake
=RA for digester−RA fordigesterII
= Kebutuhan RA ke Digester II( SG RA )
=Hemihydrate cake×P2O5 Hemi
1−liquid on 1st
24
= 196338.0 Kg - 86498.6 Kg = 109839.5 Kg
Water on Filter Cloth
= 109839.5 Kg x 41 %+0.5 %
41 % = 111179.0 Kg
= 109839.5 Kg - 111179.0 Kg = 1339.5 kg
Product Acid
= 25416.7
41 % = 61991.9 kg
1st Filtrate to Return Acid
= Kebutuhan RA ke reaksi - 1st Filtrat ke RA
= 111179.0 - 61991.9 = 49187.1 kg
2nd Filtrate to RA
= Kebutuhan RA ke reaksi - 1st Filtrat ke RA
= 180072.7 - 49187.1 = 130885.7 kg
2nd Filtrate prior to Steam Spray
P2O5 = P2O5 dari RA – {1st Filtrate ke RA x P2O5 hemi}
=1st Filtrate×[ ( P2O5 Hemi )+( Decrease P2O5 in1st )P2O5 Hemi ]
= dry PRP2 O5 Hemi
25
= 57175.4 – (49187.1 x 41 %)
= 37008.7
H2SO4 = H2SO4 dari RA - {1st Filtrate ke RA x FA hemi}
= 6177.4 – ( 49187.1 x 2.55% )
= 4923.1 kg
Konsentrasi pada Filter 2
P2O5
= 37008.7
130415.7x 100 %= 28.38%
H2SO4
= 4923.1
130415.7 x 100 % = 3.77 %
2. Second
Liquid in Cake
= 105720.5 Kg x35 %
100−35 % = 56926.4 kg
=P2O52nd filtrate sebelum steamspray
2nd filtrate ke RA×100 %
=H2 SO4 2nd filtrate sebelum steam spray
2nd filtrate ke RA×100 %
= Hemihydrate cake×SS hemi(1−SS hemi )
26
Wash Acid
= Liquid in cake 2nd section + 2nd Filtrate sebelum steam spray -
Liquid in cake 1st section
= 56926.4 kg + 130415.7 kg – 86498.6
= 100843.5 kg
FIC 2308 =100843.5
1.19 x 1000 = 84.7 m3
/ jam
Comp of Cake at Outlet of 1st Section
P2O5 = 35896.9 kg
=Liquid in cake at 1st section x (P2O5 Product% + Decrease of P2O5 Content in
Filter 1)
H2SO4 = 2205.7 kg
=Liquid in cake at 1st section x H2SO4 Product%
Quantity of Liquid Transferred to 2nd Filtate
P2O5 = 29794.4 kg
=P2O5 at 1st section x washing efficiency
H2SO4 = 1830.7 kg
=H2SO4 at 1st section x washing efficiency
Total Liquid = 71793.8 kg
=liquid in cake at 1st section x washing efficiency
=Washing Acid(SG P 2431)
27
Transfer of Wash Acid to 2nd Filtrate
=2nd Filtrate prior to Steam Spray-Liquid to 2nd Filtate
P2O5 = 7214.3 kg
H2SO4 = 3092.4 kg
Quantity of Liquid = 58621.9 kg
Component of Wash Acid
P2O5 = 12.31%
H2SO4 = 5.28%
Quantity of Each Component of Wash Acid
=wash acid x wash acid%
P2O5 = 12410.3 kg
H2SO4 = 5319.7 kg
Quantity of Each Component in Second Cake
=Cake at Outlet of 1st Section+Wash Acid-2nd Filtrate prior to Steam Spray
P2O5 11298.5 kg
H2SO4 2602.2 kg
Concentration of Each Component in Second Cake
P2O5 = 19.85%
28
H2SO4 = 4.57%
Quantity of Cake 162646.9
k
g
X=Mol Ratio of Hemihydrate = 0.033
0.5X + (1-X)*2.0=1.95
MW Gypsum = 145X + 172*(1-X)
Molecular Weight of Gypsum = 171.1
Quantity of Gypsum = 39579.1 kg
Undecomposed Rock = 658.4 kg
Insoluble Minor Components 4464.7 kg
Gypsum 120928.1 kg
Total 126051.2 kg
)1(%)%( 52 ratioiondecompositxCaOOPPRxDry
=Dry PRxCaO % xDecomposition ratiox
29
360146.3 kg
=Total Solid / Solid content in dihydrate slurry
234095.1 kg
=dihydrate slurry - Solid
1292.8 kg
=Dry PR x P2O5% (Decomposition Ratio in Digester Stage-hydrate stage)
P2O5 Content in Liquid 34529.0 kg
=Liquid in slurry x (Decrease of P2O5 Concentration in Third Section+P2O5 in dihydrate slurry)
P2O5 from Hemihydrate Cake 11298.5 kg
=P2O5 in second cake
P2O5 from Spray Acid 21937.7 kg
=P2O5 in liquid-decomposed-hemihydrate cake
H2SO4 for Decomposition of Rock 3498.1 kg
=Dry PR x H2SO4% (Decomposition Ratio in Digester Stage-hydrate stage) x (98/56)
30
H2SO4 in Slurry 14045.7 kg
=Liquid in slurry x H2SO4 in dihydrate%
H2SO4 from Hemihydrate Cake 2602.2 kg
=H2SO4 in second cake
H2SO4 from Spray Acid 9290.4 kg
=P2O5 from Spray Acid/(Decrease of P2O5 Content in Filter 2 + P2O5 in wash acid)*H2SO4 in
wash acid
98,5% H2SO4 fed to 1st HT 5737.3 kg
=(H2SO4 for decomposition of rock + in slurry - from hemi - from spray acid)/H2SO4 in
dihydrate
Quantity 187862.7
= {Dehydrate slurry + (Dry PR x Evaporated hydration/1000) – (Hemi cake + Liquid in cake 2nd
section) – Kebutuhan H2SO4 ke HT – (Dry PR x Silica/1000)}
P2O5 = 11.68%
H2SO4 = 4.95%
31
Liquid in Cake 67873.7 kg
= solid in hydrate cake/(1-liquid content in 3rd section)*liquid content in 3rd section
3rd
Filtrate 166221.4 kg
=liquid in cake - liquid in dihydrate slurry
Water on Filter Cloth 168247.4 kg
= 2026.0 kg
=3rd filtrate/(Decrease of P2O5 Content in Filter 2 + P2O5 in spray acid)*P2O5 in spray acid
3rd Filtrate for Spray Acid 67403.9 kg
=wash acid - water on filter cloth
P2O5 in 3rd Filtrate = 12.31%
H2SO4 in 3rd Filtrate = 5.28%
2. Fourth Section
Liquid in Cake 49019.9 kg
= solid in hydrate cake/(1-liquid content in 4th section)*liquid content in 4th section
32
Fourth Filtrate for Spray Acid 120458.9 kg
=spray acid - 3rd Filtrate for Spray Acid
Wash Acid for Fourth Section 101605.0 kg
=Fourth Filtrate for Spray Acid + Liquid in Cake 4th - liquid in cake 3rd
Comp of Cake at Outlet of 3rd Section
=liquid in cake 4th x (wash acid% + Decrease of P2O5 Content in Filter 2)
P2O5 8454.7 kg
H2SO4 3580.5 kg
Quantity of Liquid Transferred to 4th Filtrate
=cake at 3rd x washing eff 4th
P2O5 6763.7 kg
H2SO4 2864.4 kg
P2O5 and H2SO4 from 4th Filtrate
=comp from spray acid - 3rd filtrate for spray acid
P2O5 13642.7 kg
H2SO4 5734.7 kg
Transfer of Wash Acid to 4th Filtrate
=comp from 4th filtrate - Liquid to 4th Filtrate
P2O5 6879.0 kg
H2SO4 2870.3 kg
33
Wash Acid for Fourth Section
P2O5 6.77%
H2SO4 2.82%
3. Fifth Section
Liquid in Cake 42017.1 kg
= solid in hydrate cake/(1-liquid content in 5th section)*liquid content in 5th section
5th
Filtrate 101365.0 kg
=wash acid for 4th section - 240
Wash Section of Filter 1
Wash Water 94362.2 kg
=liquid in cake 5th - 4th + 5th filtrate
* 240 kg H2O/1000 kg P2O5 product Hot water charged to Cleaning Water Tank
(TK.2335) from pan wash section of No.1 Filter
V. PEMBAHASAN
Pabrik Asam Fosfat merupakan suatu pabrik yang terdapat di Unit
Produksi III PT. Petrokimia Gresik dengan bahan baku berupa Phosphate
Rock Jordan 70/72 BPL dan Asam Sulfat 98% yang dijalankan dengan
proses Hemihydrate-Dihydrate dan memiliki kapasitas produksi sebesar
171.450 ton / tahun (dasar 100% P2O5) atau 610 ton / day (dasar 100%
34
P2C>5). Proses produksi yang terjadi di dalam Pabrik Asam Fosfat
PT.Petrokimia Gresik terdiri dari:
a. Unit Handling dan Grinding
b. Unit Reaction dan Filtration
c. Unit Fluorine Recoveiy
d. Unit Concentration
Proses reaksi yang terjadi adalah proses hemidrat. Proses
hemihidrat adalah proses penambahan H2SO4 pada batuan halus fosfat
guna mendapatkan asam fosfat.
Ca3(PO4)2 + 3H2SO4 + H2O → 2H3PO4 + 3CaSO4 . 1/2 H2O
Dalam digester tempat pembentukan asam fosfat, terjadi reaksi samping
yang menghasilkan gas fluorine.
CaF2 + H2SO4 + ½ H2O → CaSO4 . ½ H2O + 2 HF
6 HF + SiO2 → H2SiF6 + 2 H2O
H2SiF6 → SiF4 + 2 HF
Gas fluorine yang dihasilkan diolah dala fluorine recovery unit sebelum
dibuang ke udara. Kemudian di dalam scrubber terjadi reaksi sebagai
berikut :
3 SiF4 + 2 H2O → 2 H2SiF6 + SiO2
35
Dengan proses ini dapat dihasilkan asam fosfat dengan P2O5
recovery 98,3 %.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa pembuatan Asam Fosfat
terdiri dari Unit Rock Grinding, Unit Reaksi I, Unit Filtrasi I, unit Reaksi
II, Unit Hidrasi, Unit Filtrasi II, Unit Konsentrasi dan Unit Flourine
Recovery. Sedangkan dari hasil perhitungan untuk produksi desain pabrik
kapasitas 25.42 ton /jam konsentrasi 45% memerlukan input bahan baku
batuan fosfat sebanyak 81541.2 kg dengan kandungan P2O5 32.1 % dan
asam sulfat sebanyak 68999.5 kg atau setara dengan 38.4 m3 / jam dengan
konsentrasi 98.5%. Dari hasil proses Reaksi batuan fosfat yang
mengandung CaO 51.7%, F 3.6% maka hasil sampingnya berupa silica 1.1
ton/jam dan gypsum sebanyak 39579.1 kg serta H2SiF6 sebanyak 6 m3/jam
dengan konsentrasi 15.8%.