tugas kemiskinan karda-5
DESCRIPTION
transportasi dan kemiskinanTRANSCRIPT
Tugas Mata Kuliah Transportasi dan Pembangunan
Dosen :
Dr. H. WALDIJONO, MS.
TRANSPORTASI DAN
PENGENTASAN KEMISKINAN
Dikerjakan oleh :
K a r d a D . Y a y a t Nim. 12537/PS/MSTT/2003
PROGRAM PASCA SARJANAMAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI
UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA - 2004
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Kata Pengantar
“Ayam hidup diatas padi mati kelaparan” mungkin itu adalah pribahasa yang tepat untuk menggambarkan kemiskinan di Indonesia. Betapa tidak ? Indonesia adalah negara besar dengan lokasi yang strategis terbentang diantara dua samudera besar Asia dan Australia dan pernah digambarkan sebagai “Macan Asia”. Segala potensi dimiliki Indonesia dari kekayaan alam, sumber daya manusia dan suburnya tanah air, sampai digambarkan dalam lagu Koes Plus “....orang bilang tanah kita tanah surga, kayu dan batu menjadi tanaman....”. Namun apa yang terjadi sekarang ? kemiskinan menjadi hal yang biasa ditemui di negara kita, di kota maupun di desa.
Pada makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah Transportasi dan Pembangunan, penulis akan berusaha membahas permasalahan mendasar yang menyebabkan kemiskinan terjadi di Indonesia. Penulis akan membandingkan pendapat-pendapat para pakar dan pemerhati masalah kemiskinan, selanjutnya mencari penanganan masalah terbaik (menurut penulis) yang mungkin dapat direkomendasikan. Solusi yang direkomendasikan akan dihubungkan dengan transportasi yang seringkali disebut sebagai pendukung dan penggerak roda perekonomian. Hal ini juga menarik karena “penyediaan infrastruktur dan pengentasan kemiskinan” juga merupakan topik desertasi Bapak Susilo Bambang Yodhoyono, presiden kita sekarang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Waldijono yang telah membuka wawasan kami mahasiswa MSTT untuk selalu dapat berfikir kritis menyikapi permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar dan tidak semata-mata melihat dari sudut pandang transportasi semata. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa MSTT angkatan XIII serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas ini.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat diambil hikmahnya atau paling tidak akan menjadi kajian kita bersama untuk mencari solusi yang lebih baik. Semoga manfaat bagi kita semua, amiin.....
Yogyakarta, Nopember 2004Penulis,
(Karda D. Yayat)
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 1Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
TRANSPORTASI DAN PENGENTASAN KEMISKINAN
I. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara besar dengan segala potensi dan
kekayaan alam yang melimpah baik di daratan maupun di lautan.
Potensi yang dimiliki adalah lokasi yang strategis, wilayah yang luas
dengan beraneka ragam budaya dan jumlah penduduk yang besar
(tahun 2004 mencapai 215.631.379 jiwa). Segala kelebihan yang
dimiliki oleh Indonesia sangatlah memungkinkan untuk menjadikan
Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara. Dalam kurun
waktu yang cukup lama semenjak kemerdekaannya 17 Agustus 1945
sampai akhir Pemerintahan Orde Baru (zaman Presiden Soeharto)
Indonesia masih disegani dan diperhitungkan keberadaannya.
Namun ibarat pedang bermata dua, segala kelebihan yang dimiliki
akan menjadi bumerang bagi pemiliknya apabila kelebihan yang
dimiliki tersebut tidak dikendalikan dengan baik. Hal ini terjadi di
Indonesia, hampir semua hal yang seharusnya menjadi kelebihan
negara sebaliknya menjadi biang keladi keterpurukan ekonomi yang
terjadi sekarang ini. Sebagai contoh jumlah penduduk yang besar
karena tidak diberi kemampuan yang memadai menjadi sumber daya
yang tidak mempunyai nilai jual lebih jauh lagi bahkan menjadi beban
negara; besarnya kekayaan alam yang ada telah membuat rakyat
malas untuk bekerja selanjutnya menjadi pengangguran yang anehnya
sangat konsumtif terbukti dengan ramainya pasar dalam negeri yang
didominasi oleh “sampah-sampah” industri negara asing seperti China,
Jepang dan Amerika; yang terkini adalah keanekaragaman suku dan
budaya telah menjerumuskan beberapa daerah pada kancah
pertikaian; keyakinan bangsa yang berlebihan juga telah melalaikan
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 2Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
kewajiban untuk aspek pertahanan dan keamanan negara, setiap
harinya begitu banyak kekayaan alam baik di laut berupa ikan dan
kekayaan daratan berupa hasil hutan yang dijarah untuk
diselundupkan ke luar negeri.
Penyeludupan kekayaan alam negara telah diupayakan untuk
dikurangi dengan dibuatanya peraturan seperti yang terjadi di kelautan
yaitu sejak 1 Januari 2000, pemerintah telah melarang beroperasinya
kapal-kapal asing secara sewa di seluruh perairan Indonesia dengan SK
Mentan 1087/1999 tentang Pengadaan Kapal Perikanan dan
Penghapusan Sistem Sewa Kapal Perikanan Asing. Namun
kenyatannya kalau pun kapal yang diawaki oleh orang asing itu
tertangkap, jarang sekali dituduh melanggar peraturan perikanan
misalnya penggunaan jaring pukat harimau atau merasuki jalur
penangkapan yang seharusnya dilakukan oleh nelayan kecil. Sebab
mereka terlindungi oleh izin-izin yang dipalsukan. Pelanggaran yang
dituduhkan hanya sebatas administratif misalnya tak mengantungi
paspor. Mereka lalu diusir dengan kapalnya dan beberapa minggu
kemudian sudah kembali berlayar di perairan Indonesia. Peristiwa ini
terus berulang-ulang hingga kerugian perikanan yang diderita oleh
Republik ini mencapai 4 milyar dollar AS (sekitar Rp 30 trilyun) setiap
tahunnya. Padahal ekspor yang bisa dipacu oleh pengusaha, termasuk
nelayan-nelayan lokal, menurut data di Direktorat Jenderal Perikanan,
hanya 2 milyar dollar AS per tahun. Kapal-kapal asing berteknologi
canggih itu bisa merasuki perairan pantai hingga ZEEI, sedangkan
kapal-kapal nelayan lokal bertumpuk di daerah pantai yang sudah
padat tangkap.
Kondisi yang terjadi di sektor kelautan juga terjadi di sektor-sektor
lain seperti hasil hutan, pertambangan, pertanian dan lain- lain. Meski
telah terbit berbagai jenis peraturan seperti Keppres, pelanggaran-
pelanggaran atas ketentuan-ketentuan itu tetap berlangsung. Keppres
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 3Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
itu tak pernah mencapai sasaran, karena pelanggaran di lapangan
tidak bisa dibendung dikarenakan kuatnya jaringan sindikat. Sebagai
contoh menurut bekas Sekretariat Pengendalian Operasional
Pembangunan (Sesdalopbang) Solichin GP, keluarga Cendana sendiri
ikut andil dalam hal ini. Lewat seorang kroninya yakni seorang
pengusaha asal Semarang (Jawa Tengah) Tek Kiong alias Om Tikno
yang bergerak di bidang perikanan, keluarga Cendana bisa mengeruk
keuntungan tanpa harus terjun sendiri di lautan.
Pengerukan kekayaan yang melimpah di perairan Nusantara itu
sudah berlangsung lama dan operasinya sudah terjalin seperti jaringan
laba-laba karena melibatkan banyak pihak, mulai oknum petugas di
laut hingga pengusaha raksasa di Jakarta dan ironisnya hal ini
mendapat perlindungan (backing) dari oknum pemerintah. Aksi
pengerukan kekayaan alam semakin menjadi-jadi, setelah pihak luar
negeri ikut andil dalam gerakan ini mengakibatkan kekayaan alam
semakin menipis yang pada akhirnya sangat merugikan negara
terutama rakyat kecil.
Praktik seperti ini telah membalikan kenyataan bagi Indonesia
yang pada awalnya diprediksikan menjadi negara maju (apalagi
Repelita sudah mencai tahap tinggal landas) kini menjadi negara yang
terbelakang di Asia. Apa lagi yang bias dibanggakan sekarang ?
Indonesia telah dicap sebagai negara koruptor, miskin, penduduknya
bodoh dan sulit diatur dan tidak menghargai hak asasi manusia.
Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan lemahnya pertahanan dan
keamanan nasional telah menghempaskan Indonesia ke jurang krisis
ekonomi yang berkepanjangan.
Apa sebenarnya yang sedang terjadi di Indonesia ? berbagai
masalah terus terjadi, kemiskinan terjadi dimana-mana, jurang
pemisah antara si kaya dan si miskin semakin lebar, pertikaian dan
huru-hara terus terjadi. Permasalahan- permasalahan tersebut Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 4Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
terutama masalah kemiskinan yang disoroti banyak pihak termasuk
para politisi telah merambah dari desa ke kota. Dari data yang ada
dalam buku Agenda 21, kemiskinan terbesar yaitu 80 % justru terjadi
di Pulau Jawa sebagai pusat kegiatan hidup rakyat, kemiskinan juga
didominsai oleh penduduk kota dengan peningkatan tingkat urbanisasi
setiap tahunnya sejalan dengan kecenderungan peningkatan mobilitas
penduduk dari desa ke kota. Sampai tahun 2020 diperkirakan lebih
dari 50% penduduk tinggal di kota.
Berbagai aturan telah ditetapkan oleh pemerintah untuk
mengurangi permasalahan yang terjadi, bahkan telah terjadi empat
kali pergantian presiden pasca Orde Baru, namun sejauh ini belum
menampakan hasil yang berarti. Pertanyaan masih belum terjawab,
apa yang sedang terjadi ? apa yang salah sehingga Indonesia kini
memikul penderitaan yang panjang ? penduduk miskin, kualitas SDM
rendah, lapangan kerja tidak memadai, infrastruktur kurang dan lain-
lain.
Untuk menganalisis permasalahan yang sedang dialami negara,
penulis akan membahas beberapa pendapat dari para pakar dan
pemerhati masalah kemiskinan selanjutnya melakukan kajian lebih
lanjut berdasarkan pendapat para pakar tersebut untuk memberikan
rekomendasi penanganan masalah kemiskinan yang terjadi sekarang
ini. Tentu saja sesuai dengan judulnya “transportasi dan pengentasan
kemiskinan”, penulis akan menghubungkan masalah kemiskinan ini
dengan penyediaan fasilitas transportasi yang dapat mendukung
percepatan pencapaian tujuan tersebut.
II. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui akar masalah kemiskinan yang terjadi di Indonesia;
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 5Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
b. Membandingkan pendapat para pakar dan pemerhati mengenai
masalah kemiskinan; dan
c. Merekomendasikan penanganan masalah yang terbaik.
III. Metodologi.
Metodologi penulisan yaitu dengan cara menjelaskan pendapat
para pakar dan pemerhati (deskripsi), kemudian membandingkan
(komparasi) selanjutnya mencari solusi penanganan masalah terbaik
(analisis sintesis).
III.1.Deskripsi
Pendapat para pakar dan pemerhati yaitu Prof. Dr. Gunawan
Sumodiningrat, Dr. Edy Suandi Hamid Mec, Paulus Mujiran, Prof. Dr. Sri
Edi Swasono, Indra Tranggono dan Dr. Waldijono dijelaskan secara
singkat sebagai berikut :
a. Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat Gurubesar UGM, Sekretaris
Komite Penanggulangan Kemiskinan dan Deputy Regional,
Nationality and Human Affairs, Secretariat The Vice President of
The Republic Indonesia (2004).
1) Penyebab utama dari kemiskinan ini adalah kelahiran. Artinya,
setiap bayi dilahirkan, pasti membawa konsekuensi menambah
angka kemiskinan, tidak ada bayi begitu lahir langsung kaya.
2) Solusi penanganan kemiskinan secara ekstrem adalah
melarang orang atau keluarga melahirkan selama masih
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 6Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
miskin. Ini pun masih harus menunggu sekitar 15 tahun, karena
anak-anak miskin berusia 15 tahun ke bawah harus dientaskan
dulu.
3) Kiprah perbankan dalam ikut mengentaskan kemiskinan
sekarang mempunyai komitmennya bagus, hanya pelaksanaan
di lapangan belum mendukung.
4) Dana untuk menanggulangi kemiskinan tetap harus masuk
melalui bank-bank umum, jangan sampai ada skema kredit
dana bergulir untuk penanggulangan kemiskinan masuk lewat
departemen-departemen. Departemen dan instansi-instansi
sebagai pendamping atau pembina saja. Bank umum harus
bekerja sama dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR),
kemudian ke bawah melalui Lembaga Keuangan Mikro dan
yang menjangkau rakyat bawah adalah lembaga yang ada di
bawah lembaga keuangan mikro ini. Kita harus mulai
memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat di bawah,
dan jaringan ini bisa kita dapatkan dari jaringan yang mungkin
sudah terbentuk melalui BKKBN selama ini.
b. Dr. Edy Suandi Hamid Mec, Peneliti di Pusat Studi Ekonomi
Pancasila (Pustep) UGM (2004).
1) Usaha kecil selama ini menjadi pihak yang terpinggirkan.
Padahal mereka merupakan kekuatan besar dalam
membangun perekonomian nasional. Meski demikian, sampai
saat ini, kelompok usaha kecil yang jumlah dominan, belum
menjadi perhatian yang utama dari pemerintah.
2) They are poor because poor policy. Mereka miskin karena
kebijakan mereka yang miskin. Artinya banyak orang miskin
yang terjadi, karena memang kebijakan pemerintah yang salah
dalam mensejahterakan rakyatnya.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 7Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
3) Usaha pengurangan pengangguran membutuhkan perubahan
paradigma pembangunan yang tidak bisa hanya condong pada
pengusaha besar, melainkan sebaliknya untuk memberi
kesempatan yang lebih banyak pada unit usaha kecil, termasuk
usaha mikro dan menengah.
4) Problematik perekonomian Indonesia jelas tidak bisa
dilepaskan dari masalah pembangunan manusianya yang
relatif tertinggal kualitasnya. Anggaran negara sejak dulu
yang dikembalikan kepada rakyat khususnya rakyat kecil
tergolong kecil. Jika dimenej dan dibimbing dengan baik, maka
orang miskin bisa mengelola dana untuk usaha.
c. Paulus Mujiran, pemerhati kebijakan publik (2004)
1) Perilaku korup menghasilkan manajemen tambal sulam dan
melemahkan profesionalitas dalam pelayanan kepada
masyarakat.
a) Pertama, lahirnya produk politik tinggi. Jika dibandingkan
dengan bangsa-bangsa lain, wakil rakyat kita paling
berprestasi menghasilkan undang-undang dan peraturan
paling banyak di dunia. Lahirnya produk hukum tambal
sulam itu menyebabkan kita kurang patuh, karena
hukumnya sendiri tidak ditegakkan. Peraturan dilahirkan
guna memproteksi kebijakan yang cacat dan cela.
b) Kedua, korupsi menyebabkan ekonomi berbiaya tinggi.
Anggaran membengkak diperuntukkan sebagai pelicin di
berbagai lini. Penghematan yang bisa ditekan sebagai
prinsip good governance diabaikan, dan manajemen
pembangunan cenderung dijadikan proyek dan
kesempatan menjarah uang negara.
c) Ketiga, implikasi dari kebiasaan melakukan korupsi
menyebabkan moral dan etik rendah. Tumpulnya suara hati
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 8Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
ini menyebabkan kontrol tidak mau berjalan, serta
lemahnya supremasi hukum. Pada saat yang sama gairah
melakukan pelayanan kepada masyarakat secara
berkualitas terabaikan.
d) Keempat, kualitas pelayanan publik rendah bahkan
cenderung mengabaikan rakyat yang membutuhkan
pelayanan. Pelayanan prima sebagai bagian dari privatisasi
institusi publik tidak menjadi kenyataan karena pelayanan
diberikan karena ada uang.
2) Membenahi kualitas pelayanan publik harus dimulai dengan
membenahi mentalitas aparat birokrasi dan virus-virus korupsi.
Pemberantasan korupsi harus menjadi prioritas yang paling
utama, karena jika tidak ada langkah konkret apapun yang
dilakukan hasilnya tidak akan optimal.
3) Genderang melawan korupsi hanya akan efektif jika ada
political will dari elit politik dari pusat hingga ke daerah-daerah.
Pemilu 2004 harus menghasilkan pemerintahan yang kuat dan
berani menegakkan hukum dan menyentuh persoalan korupsi
mendasar. Mendambakan pelayanan profesional di masa
mendatang harus dimulai sekarang dengan memilih wakil
rakyat yang bebas korupsi.
d. Prof. Dr. Sri Edi Swasono, pengamat ekonomi (2004).
1) Pembangunan selama ini hanya mampu menggusur orang
miskin bukan menggusur kemiskinan. Penggusuran kaki lima
secara kasar dan tidak manusiawi berjalan secara rutin di
mana-mana. Para petinggi negara sibuk mengurus jabatan dan
nasibnya sendiri.
2) Sekarang yang berlaku bukan vox populi vox dei (suara rakyat
adalah suara Tuhan) tetapi vox populi vox argentum (suara
rakyat adalah suara uang). Rakyat dijadikan mainan. Tidak
pernah ada kesulitan menyediakan tanah dan lokasi untuk mal
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 9Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
dan plaza ataupun supermarket mewah, yang bukan untuk
rakyat banyak, melalui penggusuran terbuka, terselubung
maupun ruislag. Ini semua untuk kepentingan kaum
neoliberalis. Tetapi selalu sulit untuk menyediakan sejengkal
tanah untul rakyat kecil yang bertahan hidup dengan K-5-nya
tanpa BLBI dan tanpa merampok aset negara.
3) Sektor informal dan ekonomi rakyat yang UKM saja (belum
seluruh ekonomi rakyat) memberikan sumbangan sangat besar
kepada lapangan kerja (88 % dari keseluruhan lapangan kerja).
Ekonomi rakyat ini memberikan kehidupan murah kepada
rakyat kecil yang pemerintah sendiri tidak mampu
memenuhinya. Adalah kewajiban negara, pemerintah pusat
dan pemerintah daerah untuk menertibkan K-5, bukan
menggusur mereka.
e. Indra Tranggono, pengamat budaya (2004).
1) Volvo dan Keteladanan. Dengan menolak fasilitas mewah,
ketua MPR Hidayat Nurwahid dan para wakilnya ingin
mengedepankan keteladanan. Sebuah sikap moral
kepemimpinan yang lekat dengan kesederhanaan yang kini
makin dilupakan. Sebaliknya, sikap hedonis dan sikap kemaruk
kekuasaan dan kemaruk material makin dipuja.
2) Menguapnya keteladanan pada sebagian (besar) pemimpin dan
pejabat publik tidak lepas dari kekeliruan cara pendang orang
atau masyarakat terhadap jabatan. Selama ini, ‘makhluk’
bernama jabatan diidentifikasi sebagai kamukten (kejayaan
hidup yang ditopang kekayaan dan kemewahan). Sehingga
kepemilikan menjadi ukuran yang signifikan dibanding
kepribadian, pengabdian, dan prestasi pelayanan.
3) Bagi pemimpin atau pejabat publik, keteladanan merupakan
kunci untuk tetap dipercaya rakyat (stake holders). Di dalam
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 10Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
keteladanan terkandung dedikasi dan komitmen sosial yang
berbuah kualitas pelayanan bagi publik.
f. Waldiyono (2004)
1) Penyebab kemiskinan adalah kultur dan struktur. Masalah
kultur (budaya) misalnya karena masyarakat yang malas dan
tidak berkualitas menyebabkan kemiskinan terus berlanjut.
Sedangkan masalah struktur atau kebijakan yang salah
contohnya adalah pembangunan jembatan suramadu yang
belum waktunya, karena seara ekonomi jembatan tersebut
layak dibangun + 35 tahun lagi namun kenyataannya
dipaksakan dengan cara menghutang.
2) Faktor utama yang perlu diperhatikan adalah kualitas sumber
daya manusia dan keteladanan yaitu dengan cara
memberantas korupsi dan menegakkan hukum mulai dari atas
(pemimpinnya). Ini diperlukan sebagai keteladanan, sebagai
contoh konkret adalah kasus si China yang sedang giat
memberantas korupsi. Pemimpin China mengatakan “sediakan
100 peti mati, 99 sediakan bagi para koruptor, dan 1 lagi untuk
saya sendiri apabila melanggar”, ini adalah bukti ketauladanan
yang mungkin akan baik untuk diterapkan di semua tempat
termasuk Indonesia.
Kualitas individu manusia ditentukan oleh interaksi antara
nurani, akal dan panca indera sebagai berikut :
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 11Karda D. Yayat Angkatan XIII
II
IIII IIIIII
Nurani
nilai
Akalteori
Panca inderaFakta & Fenomena
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Sesuai gambar diatas Waldijono (2004) menggambarkan
bahwa manusia yang baik mempunyai karakteristik nurani,
akal dan panca indera yang baik, masing-masing mempunyai
keseimbangan dan menghasilkan output yang baik pula.
3) Waldijono (2002) juga menerangkan keterkaitan antara unsur dan perencanaan
transportasi dengan tabel sebagai berikut :
Unsur Tujuan Teknis Tujuan StrategisTujuan
Konsepsional
1. Sistem Tata Guna
Tanah
2. Sistem Jaringan Jalan
3. Sistem Moda
Angkutan
4. Sistem Terminal
5. Sistem Parkir
6. Sistem Arus
Lalulintas
7. Sistem Geometri
Ruas dan Simpang
8. Sistem Perkerasan
Jalan
9. Sistem Konstruksi
Jembatan
10. Sistem Tanda dan
Marka
11. Sistem Lampu
Lalulintas
12. Sistem Sosial budaya
13. Sistem lainnya
Kegiatan
Transportasi
yang :
Cepat ;
Tepat ;
Aman ;
Nyaman ;
Ekonomis.
1. Penciptaan
lapangan
kerja
2. Keadilan
distribusi
pendapatan
3. peningkatan
ekonomi
4. stabilitas
harga
5. efesiensi dan
efektivitas
6. DSR < 25 %
7. Kelestarian
SDA
8. Kualitas SDM
9. Sustainabilita
s
10.dll
Meningkatkan
kesejahteraan
hidup
masyarakat
lahir batin,
sekarang
besok, dunia
akhirat.
III.2. Komparasi
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 12Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Perbandingan pendapat para pakar dan pemerhati tentang
kemiskinan dapat diringkas dalam tabel berikut :
Pakar/pemerhati Penyebab kemiskinanSolusi yang
ditawarkan
a. Prof. Dr.
Gunawan
Sumodiningrat
(2004)
Kemiskinan dianggap
sebagai penyebab yang
membuat makin miskin
Program pengentasan
kemiskinan dengan
UKM
b. Dr. Edy Suandi
Hamid (2004)
Kemiskinan diakibatkan
oleh kebijakan yang
salah.
Perbaiki sistemnya
c. Paulus Mujiran
(2004)
manajemen tambal
sulam dan melemahkan
profesionalitas dalam
pelayanan kepada
masyarakat
memilih wakil rakyat
yang berkualitas
dalam menciptakan
citra good governance.
d. Prof. Dr. Sri Edi
Swasono (2004)
menggusur orang
miskin bukan
menggusur kemiskinan
Memberi fasilitas
kepada Pedagang Kaki
Lima
e. Indra Tranggono
(2004)
Keteladanan Keteladanan pejabat
dan merubah pola pikir
masyarakat tentang
“jabatan”
f. Waldiyono
(2004)
Kultur dan struktur Meningkatkan kualitas
SDM dan keteladanan
III.3. Analisis, Sintesis
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 13Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
a. Analisis kemiskinan di Indonesia
Pada awalnya Indonesia adalah negara yang mempunyai segala
potensi untuk menjadi negara besar, seperti sudah disebutkan
sebelumnya kekayaan alam Indonesia demikian melimpah dari Sabang
sampai Merouke, jumlah penduduk yang besar dan lokasi strategis.
Apabila sekarang Indonesia dikatakan sebagai negara miskin, maka
ada sesuatu yang salah dengan pengelolaannya.
Untuk mengkaji kemungkinan kekeliruan yang dilakukan Indonesia,
kita dapat melihat sejarah perkembangan Indonesia sejak
kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Deklarasi Republik Indonesia
adalah kulminasi dari perjuangan panjang rakyat Indonesia melawan
penjajahan Inggris, Belanda dan Jepang. Wilayah administrasi
pemerintahan Republik Indonesia adalah keseluruhan dari bekas
wilayah jajahan dengan komitmen dari perwakilan tiap daerah untuk
membentuk sebuah negara kesatuan. Perlu dicatat bahwa pada zaman
penjajahan, perjuangan rakyat dilakukan secara kedaerahan karena
belum mempunyai rasa persaudaraan.
Setelah Indonesia diproklamirkan kemerdekaannya, mulai
dibentuk pemerintahan yang mengakomodasi berbagai kepentingan.
Pemerintahan yang dibentuk juga kemudian mengalami masa krisis
yang panjang karena masih harus menghadapi para penjajah yang
ingin kembali menancapkan kuku-kuku kekuasaannya di Indonesia
yang terkenal sangat kaya akan sumber daya alam ini. Dalam masa
krisis yang berkepanjangan tersebut, pemerintahan yang sah juga
menghadapi berbagai tantangan yang lain berupa pemberontakan dari
dalam negeri sendiri yang ingin memisahkan diri dari negara kesatuan,
sebut saja pemberontakan Kahar Mudzakar, Ratu Adil dan yang paling
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 14Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
bersejarah yaitu pemberontakan G 30 S /PKI. Sejarah ini
menggambarkan betapa banyak problema yang tersimpan dalam
tubuh negara kesatuan Republik Indonesia ini dan mungkin akan
sangat berbahaya apabila tidak dikelola dengan sebuah pemerintahan
yang adil.
Pada masa Orde Lama, berbagai konsep pembangunan telah
ditawarkan oleh para petinggi negara, sebut saja Moh Hatta (wakil
presiden RI) dengan ekonomi kerakyaktannya yang menekankan
pembangunan ekonomi dari tingkatan terendah dalam masyarakat dan
diberi wadah dalam koperasi. Namun Presiden terpilih Ir. Soekarno
menghendaki lain dan lebih menyukai proyek-proyek mercu suar yang
mungkin diprediksikan akan lebih dapat mempercepat pembangunan.
Pada masa Orde Baru, pembangunan Indonesia dicanangkan
dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I sampai VI yang
pada tahapan akhirnya sudah mencapai tahap tinggal landas. Program
pembangunan Repelita secara kontekstual sudah benar yaitu
membangun sumber daya manusia (Repelita I/II) baru kemudian
membangun infrastuktur (Repelita II-VI), tapi ada kesalahan mendasar
yaitu biaya yang diambil dari luar negeri (mis : Bank Dunia) berupa
pinjaman melebihi kemampuan ekonomi negara. Indonesia baru
disadarkan dari kesalahan itu pada saat terjadi badai krisis moneter
tahun 1997.
Krisis moneter yang berkepanjangan sampai sekarang diakibatkan
karena jatuh temponya pinjaman luar negeri yang harus dibayar
dengan dollar Amerika. Pinjaman luar negeri yang telah dinikmati
selama beberapa dasawarsa juga telah menenggelamkan Indonesia
karena ternyata hutang tersebut tidak dipergunakan untuk
pembangunan melainkan menjadi lahan korupsi bagi pihak-pihak
tertentu.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 15Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Menurut hasil penelitian pada tahun 1998, 80% perekonomian
Indonesia terpusat di Pulau Jawa dan dari jumlah tersebut 80%-nya
dikuasai oleh para konglomerat. Data ini menunjukkan bahwa telah
terjadi kesenjangan besar-besaran di Indonesia dan laporan
pertumbuhan ekonomi selama pemerintahan Orde Baru adalah bias.
Menurut Hamzah Haz (1993), kesenjangan ini antara lain diakibatkan
oleh kebijakan pemerataan yang berkaitan dengan redistribusi dan
retribusi harta produksi belum mendapat perhatian. Yang pertama
mengacu pada pendistribusian asset produksi (modal), sedangkan
yang kedua lebih kepada pengalokasian sebagian harta produksi yang
dimiliki oleh golongan kuat untuk membantu tumbuhnya pengusaha
golongan ekonomi lemah. Program-program seperti penyediaan kredit
telah dikembangkan, tetapi hal tersebut masih bersifat parsial.
Kasus khusus pada masa krisis moneter adalah Bali, yang hampir
tidak mendapatkan pengaruh dengan kenaikan nilai tukar dollar
Amerika. Hal ini dikarenakan Bali produktif untuk mengekspor barang-
barang kerajinan tangan (handycraft) ke luar negeri sehingga tingginya
nilai tukar dollar malah “membawa berkah” bagi masyarakat Bali.
Dari gambaran sejarah diatas dapat dikatakan bahwa penyebab
kemiskinan Indonesia adalah disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1) Penyalahgunaan hutang luar negeri dan korupsi;
2) Kebijakan pemerintah yang memihak pihak tertentu
(konglomerat) ;
3) Rakyat tidak produktif ;
4) Pemerintahan tidak produktif.
b. Sintesis
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 16Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Merujuk pada pendapat para ahli dan pemerhati tentang
kemiskinan di Indonesia, dapat dikatakan bahwa pendapat Waldijono
(2004) lebih mendekati permasalahan yang ada. Waldijono (2004)
mengatakan bahwa kemiskinan diakibatkan oleh kultur dan struktur,
kultur dapat diartikan karena sifat masyarakat yang kurang baik yaitu tidak
produktif (malas), boros (terlalu konsumtif) dan tidak mau belajar ; sedangkan
struktur dapat diartikan karena pemerintah yang tidak efisien dan
menghasilkan kebijakan-kebijakan yang keliru. Sedankan pendapat-
pendapat lain yaitu Paulus Mujiran (2004), Prof. Dr. Sri Edi Swasono (2004),
Indra Tranggono (2004) dapat dipakai untuk program penanganan masalah
kemiskinan yaitu dengan memilih wakil rakyat yang berkualitas dan dapat
memberi keteladanan, menciptakan citra good governance. memprioritaskan
pembangunan kepada rakyat kecil (seperti fasilitas khusus yang menarik
untuk PKL), dan yang lebih penting adalah membangun masyarakat yang
produktif.
Pendapat Waldijono (2004) yang menekankan pada artipentingnya
kualitas sumber daya manusia dan keselarasan antara nurani, akal dan
panca indera dapat dicontohkan dalam bidang transportasi sebagai
berikut :
Matrik Pembangunan dan Motifnya di Bidang Transportasi
Motif
Kegiatan
Ekono
mi
(1)
Sosi
al
(2)
Politi
k
(3)
Buday
a
(4)
Pertahan
an
(5)
Religiu
s
(6)
Ekonomi(1) 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6
Sosial (2) 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
Politik (3) 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6
Budaya (4) 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6
Pertahanan( 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 17Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
5)
Religius (6) 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6
Keterangan :
Baris 3 = Politik Kafah
Kolom 3 = Politik Sekunder
Penjelasan :
Kegiatan Ekonomi
1.1. Kegiatan Ekonomi bermotif Ekonomi
a. Masuknya / beroperasinya perusahaan penerbangan ke
wilayah Indonesia adalah bentuk kegiatan ekonomi yang
bermotif ekonomi dan sangat menguntungkan negara lain,
karena pangsa pasar transport dari dan ke Indonesia sukup
tinggi serta memiliki prospek yang sangat bagus.
b. Disewakannya pesawat udara dari negara maju (Amerika
Serikat) ke Asia termasuk Indonesia sebagai akibat trauma
bom di World Trade Center. Kegiatan ini tetap bermotif
ekonomi bagi negara pemilik pesawat karena seara
ekonomi maupun finansial akan sangat merugikan apabila
pesawat tidak beroperasi.
c. Pembentukan organisasi negara-negara di Asia Tenggara
dalam ASEAN adalah bentuk kerjasama multilateral yang
bermotif menjaga kestabilan perekonomian.
d. Pembentukan organisasi negara-negara pengekspor minyak
(OPEC) bertujuan untuk melindungi kelangsungan hidup
(perekonomian) negara anggota.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 18Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
e. Pembangunan jalan tol adalah kegiatan yang berotientasi
ekonomi karena mengutamakan pergerakan yang efisien
atau dapat menurunkan biaya transportasi.
1.2. Kegiatan Ekonomi bermotif Sosial
a. Pinjaman (kredit lunak) dari pemerintah untuk membantu
pengusaha angkutan umum membeli suku cadang
kendaraan. Ini dilaksanakan Pemerintah pada saat krisis
moneter (tahun 1998) yang menyebabkan melambungnya
harga suku cadang, sehingga banyak kendaraan angkutan
umum yang dikanibal.
b. Pengoperasian angkutan umum massal (seperti busway di
Jakarta) dapat dikategorikan kegiatan ekonomi yang
berorientasi sosial karena mengutamakan pelayanan
kepada masyarakat.
c. Pembangunan trotoar dan jembatan penyeberangan yang
dapat diakses oleh semua pengguna transportasi
(termasuk yang diffable).
d. Penyediaan transportasi perintis seperti DAMRI di daerah
terbelakang dimasudkan untuk membantu masyarakat
kurang mampu/ ekonomi lemah.
e. Pengadaan mobil nasional pada zaman Orde Baru (Proyek
Tommy Suharto), walaupun pada akhirnya proyek ini
kurang sukses, namun pada awalnya dimaksudkan agar
semua kalangan dapat membeli kendaraan dengan harga
murah.
1.3. Kegiatan Ekonomi bermotif Politik
a. Perdagangan antara Indonesia dan Israel (zaman Gus Dur)
dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan Indonesia-
Amerika karena pada saat itu seringkali terjadi demonstrasi
di Indonesia yang memojokkan Amerika (George Bush).
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 19Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
b. Kerjasama bilateral dalam perdagangan dunia antara
Indonesia dan Cina pada zaman pemerintahan Gus Dur
dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan politik kedua
negara.
c. Bantuan penyediaan angkutan umum (oleh partai tertentu)
pada saat kampanye PEMILU untuk mendapatkan
dukungan rakyat.
d. Pembangunan infrastruktur apabila partai tertentu menang
di satu daerah.
1.4. Kegiatan Ekonomi bermotif Budaya
a. Pengoperasian becak dan andong di Yogyakarta
dimaksudkan untuk menjaga kelestarian budaya.
b. Pengoperasian pasar tradisional yang dapat menarik wisata
tetap mempertahankan nilai budaya.
c. Pembukaan trayek baru sebagai akses ke kawasan
pariwisata.
1.5. Kegiatan Ekonomi bermotif Pertahanan
a. Pembelian kapal laut (alat transportasi yang digunakan oleh
Angkatan Laut) dari negara lain untuk menjaga keamanan
nasional.
b. Kerjasama negara-negara ASEAN juga pada awalnya
bermotif menjaga pertahanan Asia Tenggara.
1.6. Kegiatan Ekonomi bermotif Religius
a. Pengusaha angkutan umum yang mengambil keuntungan
sewajarnya (maksimal 25 %), dimaksudkan untuk
mendapatkan rejeki yang halal dan diridhoi Allah SWT.
b. Pembangunan jalan dan jembatan di Bali yang tidak
memperbolehkan adanya jalan laying mempunyai motif
religi.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 20Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
c. Kerjasama Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi dalam
pemberangkatan jemaah haji dimaksudkan untuk memberi
kesempatan kepada ummat Islam dalam menjalankan
ibadahnya.
Kegiatan Sosial
2.1. Kegiatan Sosial bermotif Ekonomi
a. Bantuan beasiswa (biasa pendidikan) dari negara-negara
maju seringkali dibarengi keinginan negara tersebut untuk
mencari pasar baru untuk menjual teknologinya. Sebagai
contoh Jepang dan Austaralia seringkali memberikan
beasiswa untuk jurusan transportasi, kemudian pada
setelah menyelesaikan pendidikan, mahasiwa ditawarkan
untuk dapat menjual alat pengendalian persimpangan
(mis : ATCS). Hal ini pada akhirnya akan menguntungkan
negara maju karena kita akan mengalami ketergantungan
dalam hal suku cadang (spare parts).
b. Pinjaman Pemerintah Jepang berupa penyediaan
infrastuktur transportasi dan tenaga ahlinya bermotif
mencari keuntungan jangka panjang (ekonomi). Kegiatan
ini akan saling menguntungkan apabila sikelola secara
proesional, namun pada prakteknya Indonesia banyak
dirugikan sebagai contoh pemberian gaji kepada konsultan
Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan dengan gaji
konsultan Jepang sendiri, padahal biaya tersebut akan
dibebankan sebagai hutang Pemerintah Indonesia yang
diambil dari pajak yang dikenakan kepada masyarakat
pengguna (user) dalam hal ini rakyat Indonesia.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 21Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
c. Penyediaan transportasi perintis seperti DAMRI di daerah
terbelakang, pada akhirnya dimaksudkan untuk memacu
perkonomian daerah terbelakang tersebut.
d. Penyaluran tenaga kerja ke luar negeri dimaksudkan untuk
meningkatkan perekonomian negara.
2.2. Kegiatan Sosial bermotif Sosial
a. Pengiriman tanaga medis/dokter untuk korban bencana
alam.
b. Penyaluran beras murah (raskin) untuk masyarakat miskin.
c. Penyaluran bantuan kepada korban-korban bencana alam.
2.3. Kegiatan Sosial bermotif Politik
a. Pengiriman bantuan fasilitas kesehatan dari Pemerintah
Cina kepada rakyat Irak adalah bagian dari strategi politik
Cina yang seolah-olah “tidak ambil pusing” dengan sepak
terjang Amerika.
b. Pembangunan infrastuktur (transportasi) di Timor Timur
(pada saat sebelum merdeka) dimaksudkan agar tidak ada
keinginan rakyatnya untuk memisahkan diri dari Indonesia.
c. Perayaan Bom Bali selain untuk mengenang tragedy Bali
juga dimaksudkan untuk “menjaga perasaan” Australia.
d. Pembayaran ganti rugi dari Pemerintah Jepang kepada
wanita-wanita Indonesia yang telah menjadi korban
keganasan tentara Jepang (menjadi geisha) pada saat
menjajah Indonesia dimaksudkan untuk mengambil hati
Indonesia agar dapat melupakan masa lalu.
e. Bantuan biaya pembangunan infrastuktur (jalan dan
jembatan, penerangan jalan) dari tokoh-tokoh partai
tertentu untuk menarik simpati rakyat.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 22Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
f. Bantuan penyediaan angkutan umum (oleh partai tertentu)
dimaksudkan untuk dapat menarik simpati pada saat
PEMILU.
2.4. Kegiatan Sosial bermotif Budaya
a. Kerja bakti untuk membersihkan jalan di lingkungan sekitar
kawasan pariwisata dengan bergotong royong.
b. Pembentukan LKMD dimaksudkan untuk melestarikan
budaya perdesaan Indonesia yaitu gotong-royong.
2.5. Kegiatan Sosial bermotif Pertahanan
a. Pengiriman bantuan personil untuk menjaga keamanan
dunia dimaksudkan untuk menunjukkan eksistensi dan
menjaga kedaulatan negara sendiri.
b. Pengiriman bantuan fasilitas kesehatan dari Malaysia
kepada Indonesia (zaman Presiden Suharto) dimaksudkan
untuk menghentikan pertikaian (perang dingin) yang telah
terjadi sebelumnya (zaman Presiden Sukarno).
2.6. Kegiatan Sosial bermotif Religius
a. Hibah sebagian lahan pekarangan yang dimiliki warga untuk
pelebaran jalan. Pemilik lahan bermaksud untuk beribadah
di jalan Allah SWT.
b. Kerjasama / gotong royong masyarakat desa untuk
membersihkan jalan dan saluran air (got) yang
dimaksudkan dalam rangka ibadah sesuai agama dan
kepercayaan masing-masing.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 23Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Kegiatan Politik
3.1. Kegiatan Politik bermotif Ekonomi
a. Kebijakan untuk bekerjasama dengan pihak asing dalam
pembangunan nasional seringkali berupa konsep yang
ditawarkan oleh partai-partai peserta PEMILU. Hal ini akan
berdampak baik apabila mempertimbangkan kebutuhan
perekonomian nasional.
b. Contoh dari Malaysia adalah ketidakmauan kerjasama
dengan IMF, dapat dijadikan pelajaran politik dari Mahathir
Muhammad tentang bagaimana mengelola perekonomian
nasional yang bertanggung jawab. Keberhasilan program ini
tidak lepas dari dukungan rakyat (publik) untuk mendukung
program pemerintah.
3.2. Kegiatan Politik bermotif Sosial
a. Kegiatan pemberian santunan kepada masyarakat miskin
yang dilakukan tokoh-tokoh partai politik dimaksudkan
untuk pemenuhan kebutuhan hidup (makanan, pakaian).
b. Pawai / kampanye politik yang dilakukan dengan tertib di
jalan, mematuhi peraturan berlalulintas akan memberi efek
sosial yang baik karena diberikan percontohan.
3.3. Kegiatan Politik bermotif Politik
a. Pengambilan kebijakan pemerintah dalam rangka menjaga
kestabilan politik dalam negeri seperti pemilihan presiden
secara langsung.
b. Kegiatan pawai politik untuk menarik simpati yang
dilakukan di jalan. Kegiatan memberikan pengaruh yang
baik apabila dilakukan dengan simpatik, tertib, teratur dan
mematuhi peraturan lalulintas. Dengan sendirinya
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 24Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
dukungan rakyat akan timbul karena rasa suka dan
simpatiknya.
3.4. Kegiatan Politik bermotif Budaya
Kebijakan pemerintah untuk melestarikan budaya daerah.
3.5. Kegiatan Politik bermotif Pertahanan
Kunjungan Presiden RI ke negara-negara sahabat, selain
dimaksudkan untuk menjalin kerjasama ekonomi, juga
dimaksudkan untuk kerjasama dalam pertahanan dan
keamanan.
3.6. Kegiatan Politik bermotif Religius
Keikutsertaan tokoh-tokoh agama dalam dunia politik dengan
maksud untuk “amar ma’ruf nahi munkar”, atau dengan kata
lain hal ini dimaksudkan semata-mata untuk menjalankan
perintah Allah SWT.
Kegiatan Budaya
4.1. Kegiatan Budaya bermotif Ekonomi
a. Pameran seni dan budaya daerah ke luar negeri
dimaksudkan untuk memperkenalkan jatidiri (budaya)
Indonesia yang beraneka-ragam serta menarik wisatawan
mancanega untuk datang ke Indonesia.
b. Pelestarian becak dan andong di Yogyakarta penuh dengan
nuansa budaya, namun motifnya juga adalah memberikan
lahan pekerjaan kepada masyarakat.
c. Pameran makanan khas daerah untuk menambah lapangan
kerja/ usaha masyarakat.
4.2. Kegiatan Budaya bermotif Sosial
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 25Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
a. Pagelaran/ pameran yang ditujukan untuk hiburan rakyat
kecil.
b. Tour/ show kelompok seniman tertentu yang dimaksudkan
untuk menggalang dana bagi korban bencana alam.
4.3. Kegiatan Budaya bermotif Politik
Demontrasi mahasiswa di jalan-jalan yang ditampilkan dalam
bentuk seni (misalnya tampomim) bertujuan untuk melakukan
protes atau memberikan peringatan pada tokoh politik yang
dianggap kurang sesuai.
4.4. Kegiatan Budaya bermotif Budaya
a. Pentas / pameran pakaian adat dimaksudkan untuk
membudayakan budaya.
b. Pagelaran/ pameran yang ditujukan untuk menghidupkan
kembali kebudayaan masyarakat warisan leluhur.
c. Pemakaian bahasa daerah dalam forum daerah atau dalam
siaran berita televisi daerah, dimaksudkan bukan untuk
menonjolkan perbedaan tetapi menampilkan dan m
melestarikan keanekaragaman budaya sebagai asset
bangsa.
4.5. Kegiatan Budaya bermotif Pertahanan
a. Pemakaian bahasa nasional di kongres internasional adalah
upaya menunjukkan eksistensi bangsa dan pertahanan diri.
b. Pentas / pameran senjata dan pakaian untuk menunjukkan
eksistensi. Contoh upacara perang suku pedalaman Irian.
4.6. Kegiatan Budaya bermotif Religius
Pagelaran wayang kulit yang dibarengi wejangan-wejangan
religius. Hal ini sangat efektif diterapkan pada zaman Wali
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 26Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Songo karena masyarakat dengan cara tidak sadar
mendapatkan pelajaran kehidupan beragama.
Kegiatan Pertahanan
5.1. Kegiatan Pertahanan bermotif Ekonomi
a. Zone Ekonomi Ekslusif dimaksudkan untuk melindungi
kekayaan negara yang sebesar-besarnya akan
dipergunakan untuk kepentingan rakyat.
b. Kerjasama pertahanan negara yang bertetangga (misal :
patroli bersama antara angkatan bersenjata Indonesia dan
Malaysia) dimaksudkan untuk melindungi perekonomian
negara masing-masing.
5.2. Kegiatan Pertahanan bermotif Sosial
Penjagaan wilayah laut dan pantai untuk melindungi
keselamatan nelayan/ masyarakat pesisir pantai.
5.3. Kegiatan Pertahanan bermotif Politik
Zone Ekonomi Ekslusif menjadi batas terluar wilayah kekuasaan
negara dan menjadi basis pertahanan politik.
5.4. Kegiatan Pertahanan bermotif Budaya
Pembangunan tugu/ gapura yang terletak di perbatasan dan
didesain dengan motif budaya setempat dimaksudkan untuk
melestarikan nilai-nilai budaya.
5.5. Kegiatan Pertahanan bermotif Pertahanan
a. Zone Ekonomi Ekslusif tidak memungkinkan kapal-kapal
berbendera asing melewati wilayah territorial Indoneisa
tanpa lijin.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 27Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
b. Patroli laut yang dilaksanakan Angkatan Bersenjata
dimaksudkan untuk menjaga kedaulatan negara kesatuan.
5.6. Kegiatan Pertahanan bermotif Religius
Larangan masuknya faham-faham atheis (lewat televisi, radio,
dll) ke Indonesia yang dapat merusak tatanan kehidupan
beragama.
Kegiatan Religius
6.1. Kegiatan Religius bermotif Ekonomi
Perbaikan mental rokhani ummat beragama seperti dengan
siraman yang pada akhirnya dapat menjadi semangat untuk
meningkatkan perkonomian.
6.2. Kegiatan Religius bermotif Sosial
a. Penyaluran sumbangan dari ummat beragama untuk
membantu masyarakat yang terkena musibah.
b. Pengorganisasian zakat oleh BAZ (Badan Amil Zakat) untuk
anak yatim piatu.
c. Penggalangan dana dan amal zariah dari masyarakat untuk
membantu fakir miskin dan anak-anak terlantar.
6.3. Kegiatan Religius bermotif Politik
a. Perjalanan haji yang dilakukan oleh Anggota DPR dengan
anggaran negara dimaksudkan untuk memperkuat
dukungan kepada tokoh/pimpinan partai tertentu.
b. Kegaitan pengajian yang dibumbui dengan kewajiban untuk
memilih partai tertentu pada saat PEMILU.
6.4. Kegiatan Religius bermotif Budaya
a. Pagelaran cuci keris di Keraton Yogyakarta.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 28Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
b. Perjalanan untuk mengunjungi makam-makam tokoh agama
(nyekar).
6.5. Kegiatan Religius bermotif Pertahanan
Kegiatan dakwah yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama
dimaksudkan untuk menangkal pengaruh negatif dari faham-
faham atheis.
6.6. Kegiatan Religius bermotif Religius
a. Ibadah semua ummat beragama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
b. Perjalanan haji yang dilakukan oleh ummat Islam apabila
sudah mampu, dimaksudkan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
Dari semua kegiatan yang ada, dapat dilihat bahwa kegiatan
terbaik adalah kegiatan yang ada pada baris 3 yaitu kegiatan politik
yang sepenuhnya berorientasi pada pembangunan menyeluruh
(ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan dan religius). Kegiatan ini
memungkinkan untuk dapat dilakukan oleh pejabat yang amanah.
Sebaliknya kegiatan yang terburuk adalah kegiatan yang
mengorientasikan semua unsur kegiatan (ekonomi, sosial, politik,
budaya, pertahanan dan religius) semata-mata hanya untuk
kepentingan politik. Kegiatan ini dapat terbentuk hanya dengan
kualitas SDM yang baik.
c. Pengentasan kemiskinan dan hubungannya transportasi
Dalam desertasi Presiden RI sekarang (Susilo Bambang Yudhoyono)
dikemukakan betapa arti pentingnya infrastukur transportasi dalam
mempercepat pembangunan. Ini dapat dimengerti karena transportasi
adalah urat nadi (distributor) perekonomian nasional.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 29Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Karakteristik dan Lingkungan ekonomi transportasi menurut
Reksohadiprodjo (2004)
Semua kegiatan diatas memerlukan transportasi untuk memindahkan
barang dan jasa dari satu tempat ke tempat lainnya.
Penyediaan infrastuktur transportasi juga dapat meningkatkan
perekonomian karena berkurangnya biaya produksi yang diakibatkan
penghematan biaya transportasi sebagaimana digambarkan sebagai
berikut :
Pada gambar diatas garis biaya rata-rata (average cost) bergeser ke
bawah yang selanjutnya meningkatkan surplus produsen yang juga
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 30Karda D. Yayat Angkatan XIII
Pasar Factor (input)
PEMERINTAH
Pasar Barang jadi (Produce)
Individu/ Rumah tangga
Badan Usaha Produsen
Dapat faktor
Beli Rp
Beli Rp
jual
beli
Dapat barang / jasa
barang / jasa
Beli Rp
pajakservice
service
service
service
pajak
pajak
pajak
Diminishing utility
Average cost
Unit ekonomi (Q)
kesejahteraan
Surplus konsumen
Surplus produsen
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
berefek pada surplus konsumen dan berarti pula meningkatkan
kesejahteraan (welfare).
Tidak diperdebatkan lagi bahwa trasportasi mendukung
pembangunan, namun kenyataannya berbagai masalah ditemui dalam
pengelolaan transportasi. Permasalahan dalam penyelenggaraan jalan
yang mengemuka dibahas dalam seminar reguler MSTT UGM dengan
Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah Departemen Pemukim an dan
Prasarana Wilayah sebagai berikut :
1. penyelenggaraan dan pemanfaatan jaringan jalan belum efektif
dan efisien ;
2. keterlibatan masyarakat belum terberdayakan secara optimal dan
belum ada pengaturan peran masyarakat dalam penyelenggaraan
jalan ;
3. kebijakan sistem pendanaan jalan belum berkelanjutan terutama
untuk pemeliharaan jalan, dimana saat ini pendanaan untuk
pemeliharaan jaan masih sangat dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian yang ada ;
4. layanan publik belum optimal ;
5. princip akuntabilitas dan transparansi belum terlihat.
Penyediaan faslitas transportasi memang penting, namun
masalahnya sekarang adalah bagaimana strategi pengelolaannya yang
baik.
d. Penyediaan faslitas transportasi
Pergeseran paradigma telah terjadi sehubungan dengan
pemilihan manajemen lalu lintas sebagai solusi permasalahan
transportasi perkotaan.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 31Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendekatan konvensional yang menitikberatkan pada pembangunan
fisik (phisycal development approach) seperti pelebaran jalan atau
prasarana lainnya. Isu pokok dari pendekatan ini adalah masalah
kemacetan yang makin serius dan ketidakmampuan jaringan jalan
yang ada untuk mengakomodasi intensitas permintaan lalu lintas yang
semakin tinggi (pertumbuhan pengembangan jaringan jalan lebih
rendah dari pertumbuhan kendaraan. Kemudian lahir suatu metode
yang digunakan dalam kebijakan transportasi yang didasarkan bahwa
pengembangan jaringan jalan merupakan prioritas untuk
mengantisipasi pertumbuhan kendaraan bermotor.
Pendekatan konvensional ini sering pula seringpula disebut
pendekatan predict and provide , illustrasi dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Gambar Konsep Predict and Provide
Pendekatan baru didasari bahwa permasalahan bukan hanya
berkaitan dengan kemacetan lalu lintas tetapi terkait dengan
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 32Karda D. Yayat Angkatan XIII
A0
T0
A1 T1
DDemand (aktivitas)
S supply (sistem transportasi)
a. kondisi dasar b. kondisi sekarang
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
pertumbuhan lalu lintas yang lebih cepat dari pertumbuhan pemilikan
kendaraan bermotor. Metode baru ini dikenal dengan pendekatan
predict and manage yang diarahkan pada pemberdayaan semua
sumber yang ada seperti infrastruktur, guna mengurangi atau
membatasi perjalanan kendaraan pribadi melalui peningkatan kualitas
angkutan umum, sehingga mampu membentuk sistem transportasi
yang efisien dan efektif. Gambar konsep predict and manage dapat
dilihat sebagai berikut :
Gambar Konsep Predict and Manage
Penyediaan faslitas transportasi sebaiknya direncanakan dengan
baik untuk mencapai kinerja yang optimal dan menyentuh sasaran
yang tepat. Dalam hal ini bukan hanya menyediakan fasilitas dengan
membangun besar-besaran tapi mengatur dan mengalokasikan
sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien sesuai batasan
lingkungan dan daya dukung pendanaan.
Transport Metaphorfs :
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 33Karda D. Yayat Angkatan XIII
A1 T1A2
T2
a. konvensional b. pendekatan baru
Batasan lingkungan
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Old New
1. Abstract needs Customer and
services
2. Product driven Process driven
3. Doing it right Doing the right thing
4. Cost benefit
Analysis
Economis
development for
people prosperity
5. Connecting places People and ideas
6. National defence National aspiration
7. Planning Doing
8. Self interest Vision
Sumber : Larson (1986) dengan modifikasi oleh Waldijono (2003)
Kebijakan pemerintah yang dianggap dapat mendorong
pemerataan adalah penyeimbangan antara kebijakan pengambangan
pertanian dan industri. Namun, pengalokasian sebagian besar dana
untuk pembangunan sektor industri dianggap sebgai factor yang dapat
menghambat proses pemerataan di kalangan masyarakat kecil yang
kebanyakan bekerja di sektor pertanian. Dana Inpres juga dilihat
sebagai salah satu usaha pemerataan, yaitu untuk menggerakkan
ekonomi masyarakat, namun dana Inpres tersebut pada tahun
1992/1993 dianggap masih terlalu kecil, yaitu sekitar 8 % (Haz,1993).
Sebagai faktor pendukung, transportasi juga diarahkan untuk
menyelaraskan pembangunan kota dan desa :
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 34Karda D. Yayat Angkatan XIII
Kota (Urban) 20- 30 %:
ModalTeknologiinformasi
Kota (Urban) 20- 30 %:
ModalTeknologiinformasi
Desa (Rural ) 70–80 % :
Bahan mentahTenaga kerjaSupplies
Desa (Rural ) 70–80 % :
Bahan mentahTenaga kerjaSupplies
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pada hakikatnya, peluang kerja di perkotaan akan tumbuh makin
cepat dan beragam yang merupakan peluang besar bagi masyarakat
miskin di perkotaan untuk memasuki lapangan kerja. Namun,
masyarakat miskin ini menghadapi dua kendala : (1) tingkat
pendidikan yang rendah; dan (2) persaingan yang makin ketat. Untuk
itu, perlu upaya pemampuan sumber daya manusia baik secara
vertical maupun kelompok yang berorientasi pada peluang kerja di
masa depan. Kebijaksanaan ini memerlukan pendekatan kemitraan
yang melibatkan unsur-unsur pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat. upaya ini harus dibarengi dengan penyediaan pelayanan
sosial yang memadai, terutama pelayanan kesehatan dan air bersih.
IV. Program Aksi
Menurut Repelita VI kebijakan pembangunan harus dilandasi oleh
prinsip delapan jalur pemerataan, yaitu mencakup : (1) pemerataan
kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang, dan
perumahan; (2) pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan
pelayanan kesehatan; (3) pemerataan pembagian pendapatan (4)
pemerataan kesempatan kerja; (5) pemerataan kesempatan berusaha;
(6)pemerataan kesempatan berperanserta dalam pembangunan
khususnya bagi generasi muda dan kaum perempuan; (7) pemerataan
penyebaran pembangunan diseluruh tanah air; dan (8) pemerataan
kesempatan memperoleh keadilan. Kedelapan jalur pemerataan ini
masih akan terus relevan untuk dipertahankan sebagai landasan
pembangunan di masa mendatang.
Repelita VI menegaskan, bahwa sasaran utama penanggulangan
kemiskinan adalah peningkatan kemampuan, kemandirian,
ketangguhan peranan usaha rakyat atau apa saja yang dikenal sebagai
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 35Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
ekonomi rakyat dalam bentuk koperasi, usaha kecil, usaha tradisional
dan informal. Selain itu, direncanakan pula pengembangan
keseimbangan antara pembangunan sektor pertanian, industri dan
jasa dan sektor lainnya dan penanggulangan kesenjangan antara
masyarakt miskin dan golongan tidak miskin dan kesenjangan antara
desa dan kota. Kesemuanya itu dimaksudkan untuk mendukung prinsip
kebijakan delapan jalur pemeretaan. Program tersebut diarahkan pada
upaya mengurangi penduduk miskin absolut menjadi sekitar 12 juta
orang atau 6 % dari seluruh jumlah penduduk di Indonesia.
Untuk mendorong perekonomian rakyat, banyak para ahli yang
menyarankan agar paket-paket deregulasi dapat secara langsung
membantu atau mendorong tumbuhnya perekonomian rakyat,
sekaligus untuk mengatasi kesenjangan antara golongan ekonomi kuat
dengan golongan ekonomi lemah. Untuk itu, selain peranan
pemerintah sangat besar, maka pengambangan keswadayaan
masyarakat juga penting artinya. Pengembangan keswadayaan
masyarakat selain memerlukan kebijakan publik yang menyentuh
kepentingan masyarakat, inisiatif dari bawah, masyarakat juga
diperlukan. Namun menurut Guritno Mangkoesoebroto (1993), seorang
pengamat ekonomi, mengatakan bahwa secara umum Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak mempunyai pengaruh
yang berarti terhadap pengantasan kemiskinan. Penilaian ini menarik
untuk dikaji lebih lanjut, terutama tentang alokasi pengeluaran negara
dikaitkan dengan relokasi program dan kegiatan yang dituangkan
dalam Repelita.
Kebijakan ekonomi makro yang juga mempengaruhi proses
pemerataan adalah kebijakan di sektor perpajakan. Pertanyaan yang
sering muncul adalah sejauh mana kebijakan di sektor perpajakan
dapat mengurangi beban golongan ekonomi lemah dan sejauh mana
pengalokasian penerimaan pajak dalam program-program yang
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 36Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
berkaitan dengan pengentasan kemiskinan. Sistem perpajakan
progresif yang telah diberlakukan dinilai positif untuk dikembangkan
terus, karena selama ini kebijakan sektor tersebut dianggap masih
belum adil. Sebagai contoh, golongan masyarakat termiskin membayar
pajak hampir sama dengan golongan masyarakat yang tingkat
penghasilannya sekitar 10 kali lipat. Golongan masyarakat yang
berpenghasilan Rp. 549,30.- membayar pajak 18,05% dari seluruh
pajak yang dibayar di Indonesia, sedangkan golongan masyarakat
yang berpenghasilan Rp 5.514,77.- membayar 19,83 % dari seluruh
pemasukan pajak.
Penyebab menurunnya trend distribusi pendapatan menurut
Waldijono (2004) adalah :
Sistem penggajian ;
Pekreditan, UKM hanya 18 %
Program aksi pengentasan kemiskinan direkomendasikan dalam
tiga tahap yaitu jangka pendek, menengah dan panjang sebagai
berikut :
IV.1. Jangka Pendek (3-5 tahun)
Program pengentasan kemiskinan jangka pendek yang
direkomendasikan adalah :
a. Penciptaan lapangan kerja
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak dibarengi dengan
penambahan lapangan kerja mengakibatkan jumlah pengangguran
bertambah setiap tahun. Lapangan kerja yang ditawarkan dalam
jangka pendek adalah lapangan kerja sektor real dan bersifat
produktif bukan konsumtif.
b. Pemberantasan korupsi dimulai dari tingkat atas (upper manager)
c. Perbaikan struktur gaji untuk keadilan distribusi pendapatan.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 37Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
dengan penentuan skala gaji sesuai tugas dan tanggung jawab
masing-masing serta pemberian insentif bagi yang berprestasi.
d. Efisiensi dan efektivitas birokrasi.
Birokrasi sekarang banyak melakukan kegiatan dan proyek-proyek
yang tidak efektif, sebaiknya hal ini secara bertahap dihilangkan.
Upaya pemberantasan kemiskinan dalam Islam (Al Qashas 77) perlu
diperhatikan antara lain dengan :
1) mendorong untuk giat melakukan bisnis. Salah satu diantara hadits
Nabi juga menginformasikan akan pentingnya berdagang
(sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan).
Dalam Al Jum’ah 10 Allah memerintahkan agar setelah melakukan
salat jumat supaya segera bertebaran menari rezeki Allah.
2) larangan menyimpan harta kekayaan. Dalam surat Al Humazah
orang yang hanya mengumpulkan harta dan selalu menghitung-
hitungnya dikecam keras dan diancam masuk neraka weil. Oleh
karena itu harta yang hanya disimpan dan dihitung-hitung saja
tidak banyak bermanfaat bagi pemiliknya dan merugikan
masyarakat. Harta itu harus difungsikan, misalnya diinvestasikan
karena dengan demikian harta akan mendatangkan kesejahteraan
bagi masyarakat, antara lain dapat membuka lapangan kerja,
memberi nilai tambah/produktif dan mendatangkan keuntungan
bagi pemilik modal dan para pekerja. Pada gilirannya tambahan
nilai produksi dan keuntungan itu akan meningkatkan kewajiban
pajak dan zakat yang bermanfaat bagi negara dan masyarakat.
3) Berinfak untuk orang-orang yang lemah (dhuafa). Islam
memerintahkan kepada umatnya untuk menyayangi orang-orang
yang lemah (dhuafa) dan orang-orang yang miskin. Mereka orang-
orang miskin ini harus dibantu. Bahkan orang Islam yang tidak mau
membantu memberi makan pada orang miskin oleh Al Quran dicap
sebagai pendusta agama.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 38Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Banyak sekali ajaran dalam Al Quran yang memerintahkan
membantu orang-orang miskin dan kaum dhuafa lainnya. Seperti
yang tersebut dalam perintah zakat yang harus diserahkan kepada
fakir miskin, gharim (orang yang lemah karena berhutang),
pembebasan budak, ibnu sabil, dan lain-lain. Dalam surat At
Taubah 60 yang artinya “sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah
untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil, orang mualaf
yang hatinya masih perlu dilunakkan, untuk memerdekakan budak,
untuk membantu orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah,
untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai
ketetapan yang diwajibkan Allah”. Masih banyak lagi perintah dan
anjuran untuk membantu orang-orang dhuafa dan miskin lainnya.
IV.2. Jangka Menengah (6-15 tahun)
Program pengentasan kemiskinan jangka menengah yang
direkomendasikan adalah :
a. Perbaikan infrastruktur termasuk transportasi
Kecenderungan di masa mendatang menunjukkan bahwa,
kemiskinan akan lebih banyak ditemui di wilayah perkotaan,
seiring dengan pergeseran penduduk dari desa ke kota. Walaupun
demikian kemiskinan perdesaan terutama petani dan nelayan
miskin masih juga harus diatasi.
b. Pemberian kredit / bantuan keuangan berbasis UKM
Usaha kecil dan menengah hasu dijadikan perhatian utama karena
menyerap lebih banyak tenaga kerja dan sumber Gross Domestic
Product (GDP) :
No
.
Sektor Sumber
terhadap
daya serap
Sumber
terhadap GDP
Alokasi Kredit
Bank
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 39Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
tenaga kerja
1. Usaha Kecil
dan
Menengah
(UKM)
99,44 % 59,36 % 18,79 %
2. Usaha Besar 0,54 % 40,64 % 81,21 %
Sumber : Waldijono, 2004
IV.3. Jangka Panjang ( 16-25 tahun)
Program pengentasan kemiskinan jangka menengah yang
direkomendasikan adalah : peningkatan sumber daya manusia.
Perlu dicatat pula bahwa di Indonesia, penduduk mayoritas (+
80%) adalah muslim, yang dalam kitab sucinya Al Quran
diperintahkan untuk memperhatikan (tubsirun, ta’qilun, tafakarun,
ta’lamun, tadzakkarun, tandhurun, tadabbarun) pada diri sendiri, alam,
belajar dengan pengalaman sejarah. Agar setiap muslim menjadi uli al
abshar, uli al albaab, uli an nuha yaitu orang yang senantiasa
menggunakan akal pikirannya untuk merenungkan, memikirkan dan
melakukan penelitian terhadap semua ciptaan Allah SWT. Karena
hanya dengan merenung, berfikir, dan melakukan penelitian terhadap
semua ciptaan Allah itulah maka manusia akan dapat menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dan dengan menguasai iptek itulah
manusia akan maju dan membangun peradaban yang tinggi. Karena
iman dan ilmunya manusia diangkat derajatnya diatas sesamanya dan
makhluk-makhluk lainnya (QS Al Mujadalah 11).
DAFTAR PUSTAKA
,1997, “Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
Tertib”, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.
,1980, “STP 2- Studi Trasnport Planning”, RTTC, Jakarta.Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 40Karda D. Yayat Angkatan XIII
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
,1993, Traffic Impact Assesment Guidelines, The
Institution of Highway and Trasnportation, IHT.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 1993, Panduan Program
Inpres Desa Tertinggal, Jakarta
Subagjo, dkk, 2001, Kemiskinan di Indonesia Dalam Perspektif
Ekonomi: Sebuah Kajian Pemodelan, Institut Pertanian Bogor,
Bogor
Tambunan, Tulus, 1999, Perekonomian Indonesia, Ghalia Indonesia,
Jakarta
Karya.
Katsutoshi Ohta,Profesor, 1998, TDM Measures Towards Sustainable
Mobility, School of Engineering, University of Tokyo.
Tugas Mata Kuliah Transportasi & Pembangunan 41Karda D. Yayat Angkatan XIII