tugas kelompok pemicu 1

43
Tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia Dampak Industri Rumah Tangga Terhadap Lingkungan Beserta Cara Pencegahannya Disusun Oleh : Rizky Salaam Ritonga (080405046) Nurul Aini (110405014) Rahayu Wulandari (110405052) Samuel Sitoru (110405064) Edy Saputra (110405100) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: agan-nasution

Post on 09-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PROSES INDUSTRI KIMIA

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kelompok Pemicu 1

Tugas Mata Kuliah

Proses Industri Kimia

Dampak Industri Rumah Tangga Terhadap Lingkungan Beserta Cara

Pencegahannya

Disusun Oleh :

Rizky Salaam Ritonga (080405046)

Nurul Aini (110405014)

Rahayu Wulandari (110405052)

Samuel Sitoru (110405064)

Edy Saputra (110405100)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK KIMIA

MEDAN T.A 2013/2014

Page 2: Tugas Kelompok Pemicu 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di ruang kelas sekelompok mahasiswa TK USU sedang membicarakan masalah

limbah industri rumah tangga dan sampah rumah tangga. Limbah dari industri rumah

tangga ini menimbulkan bau kurang sedap jika berada ditengah-tengah pemukiman

penduduk. Salah seorang dari mereka berkata bahwa semestinya pabrik skala kecil atau

industri rumah tangga itu berlokasi di daerah kawasan industri karena menganggap bahwa

pabrik skala kecil juga adalah sebuah industri. Salah seorang dari kelompok mahasiswa

tersebut dengan yakin memberi komentar bahwa berdasarkan SK Menteri Perindustrian

Indonesia No. 19/M/I/1986 jelas pembagian industri tersebut.

Culpikan berita

Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi ( pengelolaan air limbah

domestik ) terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar ( ANTARA News,

2006 ). Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2002, tidak kurang dari

400.000 m3 / hari limbah rumah tangga dibuang langsung ke sungai dan tanah, tanpa

melalui pengolahan terlebih dahulu. 61,5 % dari jumlah tersebut terdapat di Pulau Jawa.

Pembuangan akhir limbah tinja umumnya dibuang menggunakan beberapa cara antara lain

dengan menggunakan septic tank, dibuang langsung ke sungai atau danau, dibuang ke

tanah , dan ada juga yang dibuang ke kolam atau pantai. Hal ini terjadi selain disebabkan

karena faktor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas pendidikan yang

relative rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar terhadap pola hidup

masyarakat.

Berdasarkan perkiraan WHO/ UNICEF, sekitar 60 persen penduduk di kawasan

pedesaan di Indonesia kekurangan akses terhadap sarana sanitasi yang pantas. Kegiatan

mandi dan mencuci pakaian di sungai serta buang air besar di tempat terbuka membuat

Page 3: Tugas Kelompok Pemicu 1

orang mudah terpapar penyakit, juga dapat mengkontaminasi air tanah dan permukaan,

serta menurunkan kualitas tanah dan tempat tinggal. Selain itu sampah juga sangat

berpengaruh terhadap satu lingkungan. Menurut ilmu kesehatan lingkungan: sampah hanya

sebagian dari benda atau hal-hal lain yang dipandang tidak dapat digunakan lagi, tidak

dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu

kelangsungan hidup (Riyaldi, 1986),  menurut widyatmoko (2002) sampah rumah tangga

adalah sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga yang terdiri dari berbagai macam

jenis sampah, sedangkan menurut Undang-undang No 18 tahun 2008 sampah rumah

tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tetapi

tidak termasuk tinja dan sampah spesifik (sampah yang mengandung bahan beracun). Oleh

karena dalam rumah tangga limbah tersebut biasa disebut dengan sampah maka biasanya

setelah tidak dipakai akan dibuang. Ada berbagai macam cara mebuang sampah di tempat

pembuangan akhir namun kendalanya dibutuhkan lahan yang luas, armada yang banyak,

menimbulkan bau yang tidak sedap. Dari berbagai cara yang telah biasa dilakukan rasanya

selalu menimbulkan masalah. Sebab pada akhirnya membutuhkan dana yang tidak kecil.

1.2 Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui apakah suatu industry rumah tangga dalam skala kecil dapat dioperasikan

di pemukiman warga

2. Mengetahui jenis-jenis limbah yang dikeluarkan oleh suatu industry

3. Mengetahui cara-cara pengolahan limbah serta cara alternative yang dapat diterapkan

dalam penannganan hasil dari limbah industry

4. Mengetahui dampak yang terjadi terhadap lingkungan pemukiman warga akibat limbah

industri

Page 4: Tugas Kelompok Pemicu 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Industri

Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang

mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur

(manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua

kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial.

Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-

beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan

perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan

makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut.

Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada

dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku,

tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-

faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut

menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks

kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis

industrinya.

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai

berikut.

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku

Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang

akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan,

industri dapat dibedakan menjadi:

Page 5: Tugas Kelompok Pemicu 1

a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam.

Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.

b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri

lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.

c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah

dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan,

perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari

empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal

dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga

itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan,

industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.

b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19

orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya

berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri

genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.

c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99

orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki

keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu.

Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri

industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk

pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan

perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya:

industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.

3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu

pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau

Page 6: Tugas Kelompok Pemicu 1

digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri

makanan dan minuman.

b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya:

industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.

c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang

dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan

berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat.

Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri

pariwisata.

4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah

Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari

hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi,

industri teh, dan industri makanan.

b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari

hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar

minyak bumi), dan industri serat sintetis.

c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah

dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan,

industri perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.

5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri.

Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang

didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu

industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang

memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang

didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon

Page 7: Tugas Kelompok Pemicu 1

(dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat

dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat

tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil,

industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan

lahan tebu.

e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu

industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di

mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat

ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri

transportasi.

6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang

setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri

yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan

industri baja.

b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi

sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen.

Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri

meubeler.

7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan

Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi

lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.

b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk

dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.

8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan

Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

Page 8: Tugas Kelompok Pemicu 1

a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang

memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri).

Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.

b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal

dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan

industri pertambangan.

c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal

dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri

transportasi, dan industri kertas.

9. Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola

Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya:

industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.

b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang

dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja,

industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.

10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian

Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti: modal,

tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara

pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi

sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya

masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya:

industri kerajinan dan industri makanan ringan.

b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar,

teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak

tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri

bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.

c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi

canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil,

Page 9: Tugas Kelompok Pemicu 1

pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang

elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.

11. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan

oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah

sebagai berikut:

a. Industri Kimia Dasar (IKD)

Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian

yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok

IKD adalah sebagai berikut:

1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia

tekstil.

2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri

kaca.

3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.

4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.

b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)

Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-

mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah

sebagai berikut:

1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin

hueler, dan mesin pompa.

2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer,

excavator, dan motor grader.

3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin

pres.

4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.

5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.

Page 10: Tugas Kelompok Pemicu 1

6) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.

7) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang

kendaraan bermotor.

8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.

9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan

industri tembaga.

10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.

11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the

blower, dan kontruksi.

c. Aneka Industri (AI)

Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacam-macam barang

kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:

1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.

2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit,

televisi, dan radio.

3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan

pipa.

4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan

makanan kemasan.

5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan

marmer.

d. Industri Kecil (IK)

Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan

teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri

kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).

e. Industri pariwisata

Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan

wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan

budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam,

dan museum geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan,

Page 11: Tugas Kelompok Pemicu 1

perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat

perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).

2.2 Jenis – jenis Limbah

Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak

bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka

ragam, ada yang limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada juga

limbah dari suatu kegiatan tertentu. Dalam dunia masyarakat yang semakin maju dan

modern, peningkatan akan jumlah limbah semakin meningkat. Logika yang mudah seperti

ini; dahulunya manusia hanya menggunakan jeruk nipis untuk mencuci piring, namun

sekarang manusia sudah menggunakan sabun untuk mencuci piring sehingga peningkatan

akan limbah tak bisa di elakkan lagi. Limbah dapat dikelompokkan berdasarkan materi

penyusunnya, jenis, wujud, sumbernya, dan kemampuannya untuk didaur ulang.

Pembagian limbah berdasarkan jenisnya

1. Limbah organik yaitu limbah yang berasal dari makhluk hidup dan mudah

membusuk/diuraikan mikroorganisme. imbah organik adalah limbah yang dapat

diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob. Limbah organik

mudah membusuk, seperti sisa makanan, sayuran, daun-daunan kering, potongan-

potongan kayu, dan sebagainya. Limbah organik terdiri atas bahan-bahan yang besifat

organik seperti dari kegiatan rumah tangga maupun kegiatan industri.

Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah ini

mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam

tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme

yang hidup didalamnya. Limbah organik dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan

terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan

kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-

daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses

pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.

Page 12: Tugas Kelompok Pemicu 1

Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya

relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah

ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi

secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. Contoh :

sisa makanan, sisa sayuran, bangkai binatang, dll.

2. Limbah anorganik.yaitu limbah yang tidak berasal dari makhluk hidup dan sulit

membusuk/sulit diuraikan mikroorganisme. Limbah anorganik adalah limbah yang tidak

bisa diuraikan oleh proses biologi. Limbah ini tidak dapat diuraikan oleh organisme

detrivor atau dapat diuraikan tetapi dalam jangka waktu yang lama. Limbah ini tidak

dapat membusuk, oleh karena itu dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang

laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Limbah anorganik yang dapat di daur ulang,

antara lain adalah plastik, logam, dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur ulang

tersebut harus diolah terlebih dahulu dengan cara sanitary landfill, pembakaran

(incineration), atau penghancuran (pulverisation).Akibat dari limbah seperti ini

(plastik,styrofoam, dll) adalah menumpuk semakin banyak dan menjadi polutan pada

tanah misalnya, selain menggangu pemandangan. Air limbah industri dapat

mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah :

Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari

kegiatan pertambangan dan industri.

Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji

logam dan bahan bakar fosil.

Adapula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti botol

plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium.

3. Limbah khusus (B3) yaitu sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan

beracun, yang karena sifat dan atau konsentrasinya, baik secara langsung maupun tak

langsung merusak lingkungan hidup, kesehatan, maupun manusia. (PP RI No. 18/1999).

Limbah B3 memiliki karakteristik antara lain :

a. Mudah terbakar (flammable), yaitu limbah yang jika berdekatan dengan api,

percikan api, gesekan  atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar

dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.

Page 13: Tugas Kelompok Pemicu 1

b. Mudah meledak (explosive), yaitu limbah yang pada suhu dan tekanan standar

(25oC, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia/fisika dapat

menimbulkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat

merusak lingkungan sekitar.

c. Beracun (toxic), yaitu limbah  yang  mengandung pencemar  yang  bersifat racun

bagi  manusia  atau lingkungan  yang  dapat  menyebabkan  kematian  atau sakit

yang  serius  apabila  masuk  ke  dalam  tubuh melalui pernafasan, kulit, atau

mulut.

d. Mengiritasi (irritant), yaitu limbah yang memiliki sifat : Menyebabkan iritasi

(terbakar) pada kulit; Menyebabkan  proses  pengkaratan  pada  lempeng baja

(SAE  1020)  dengan  laju  korosi  lebih  besar dari  6,35  mm/tahun  dengan

temperatur  pengujian 55 °C; Mempunyai  pH  sama  atau  kurang  dari  2  untuk

limbah  bersifat  asam  atau  lebih  besar  dari  12,5 untuk yang bersifat basa.

e. Menginfeksi (infective), yaitu limbah yang mudah menimbulkan infeksi

(masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh sehingga menimbulkan gejala-gejala

sakit) seperti : bagian tubuh manusia yang diamputasi; cairan dari tubuh manusia

yang terkena infeksi; limbah dari laboratorium; limbah lainnya yang terinfeksi

kuman penyakit yang dapat menular.

f. Menimbulkan kanker (carcinogenic).

g. Menimbulkan mutasi (mutagenic). Mutasi yaitu perubahan susunan genetik yang

terjadi pada makhluk hidup yang disebabkan oleh faktor dari luar/dalam

sehingga makhluk hidup tersebut memiliki sifat baru.

h. Menimbulkan kecacatan janin (teratogenic).

Pembagian limbah berdasarkan bentuk/wujudnya :

1. Limbah Padat. Sering juga disebut sampah. Limbah padat berasal dari kegiatan industri

dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga,

limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari

tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan,

plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll. Limbah padat adalah hasil

buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa proses

Page 14: Tugas Kelompok Pemicu 1

pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat

yaitu dapat didaur ulang, seperti plastik, tekstil, potongan logam dan kedua limbah

padat yang tidak punya nilai ekonomis. Bagi limbah padat yang tidak punya nilai

ekonomis dapat ditangani dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat,

diolah kembali kemudian dibuang dan dibakar.

2. Limbah Cair yaitu segala jenis limbah yang berwujud cairan berupa air beserta bahan-

bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah

cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem

prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses

pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian

dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses

lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang.

Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air. Industri primer pengolahan hasil

hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan.

Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan

limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi

industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak

yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan

untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair. Teknologi pengolahan

air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam

teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat

dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang

dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.

Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah

dicoba dan dikembangkan selama ini.  Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah

dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:

1.    pengolahan secara fisika

2.    pengolahan secara kimia

3.    pengolahan secara biologi

Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat

diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi. Limbah cair adalah sisa dari

Page 15: Tugas Kelompok Pemicu 1

suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah

cair dapat digolongkan berdasarkan pada :

a.Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat

diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik

b.Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA

c. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol

d. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)

e.Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN

f.Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik

g. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA

Pembagian limbah berdasarkan sumbernya :

1. Limbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga, termasuk juga

restoran, rumah makan, dan gedung perkantoran. Contoh : sisa makanan, sisa sayuran,

kertas, kaleng, plastik, air sabun, deterjen, faeces dan urin.

2. Limbah industri, yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan/proses industri. Contoh :

sisa logam, kertas, logam berat, gas hasil pembakaran, dll.

3. Limbah pertanian, yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian dan

perkebunan. Contoh : limbah pupuk, pestisida, sisa tumbuhan.

4. Limbah pertambangan, yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan.

Contoh : logam, batuan, logam berat, ceceran minyak/bahan bakar.

Baku mutu lingkungan yaitu ukuran batas/kadar makhluk hidup, zat, energi, atau

komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang

keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. (UU RI

No. 23 Tahun 1997). Baku mutu lingkungan juga dapat diartikan sebagai ambang

batas/batas kadar maksimum suatu zat/komponen yang diperbolehkan berada di

lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negatif.

2.3 Pengolahan Limbah

Page 16: Tugas Kelompok Pemicu 1

Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian,

limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia.Limbah merupakan buangan atau

sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat.Dalam air limbah terdapat bahan

kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya.Bahan kimia tersebut dapat memberi

kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit

lainnya.Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan

kesehatan lingkungan.

Metode pengolahan limbah itu sendiri harus disesuaikan dengan jenis limbah yang akan

diolah. Adapun beberapa syarat yang harus diperhaikan dalam mengolah limbah, yaitu:

1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.

2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.

3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air didalam

penggunaannya sehari-hari.

4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang menyebabkan penyakit.

5. Tidak terbuka dan harus tertutup.

6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.

2.3.1 Metode Pengolahan Limbah

Secara umum metode pengolahan terdiri atas 3, yakni pengolahan secara fisika,

secara kimia, dan secara biologi.

1. Pengolahan Secara Fisika

Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air limbah,

diharapkan agar bahan-bahan tersuspensi dalam air limbah yang berukuran besar dan

yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu.

Tahap penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk

menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar biasanya dengan

menggunakan sand filter dengan ukuran silica yang disesuaikan dengan bahan-

bahan tersuspensi yang akan disaring. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap

dapat disisihkan secara mudahdengan proses pengendapan, pada proses ini bisa

dilakukan tanpa tambahan bahan kimia bila ukurannya sudah besar dan mudah

mengendap tapi dalam kondisi tertentu dimana bahan-bahan terususpensi sulit

Page 17: Tugas Kelompok Pemicu 1

diendapkan maka akan digunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu dalam

proses sedimentasi, pada proses ini akan terjadi pembentukan flok-flok dalam ukuran

tertentu yang lebih besar sehingga mudah diendapkan pada proses yang

menggunakan bahan kimia ini masih diperlukan pengkondisian pH untuk

mendapatkan hasil yang optimal. Parameter desain yang utama untuk proses

pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di

dalam bak pengendap. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-

bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses

pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-

bahan tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening)

dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation).

Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk

mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis, dengan tujuan untuk

menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak

mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam

proses osmosa. Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk

menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut

lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut.

Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit

pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali

air yang diolah.Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal. 

2. Pengolahan Secara Kimia

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan

partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa

fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang

diperlukan.Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui

perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi

mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-

reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.

3. Pengolahan Secara Biologi

Page 18: Tugas Kelompok Pemicu 1

Pengolahan air buangan secara biologis adalah salah satu cara pengolahan yang

diarahkan untuk menurunkan atau menyisihkan substrat tertentu yang terkandung

dalam air buangan dengan memafaatkan aktivitas mikroorganisme untuk melakukan

perombakan substrat tersebut. Proses pengolahan air buangan secara biologis dapat

berlangsung dalam tiga lingkungan utama, yaitu : 

Lingkungan aerob, yaitu lingkungan dimana oksigen terlarut (DO) didalam air

cukup banyak, sehingga oksigen bukan merupakan faktor pembatas;

Lingkungan anaerob, merupakan kebalikan dari lingkungan aerob, yaitu tidak

terdapat oksigen terlarut, sehingga oksigen menjadi faktor pembatas

berlangsungnya proses metabolisme aerob.

Beberapa metode pengolahan limbah secara biologi, yakni:

a. Trickling filter

b. Lumpur aktif (Activated Sludge)

c. Kolam stabilisasi

2.3.2 Metode Pengolahan Limbah Rumah Tangga

Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang

sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumberdaya yang perlu dimanfaatkan.

Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai

ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya untuk energi, kompos, pupuk ataupun

untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut

dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Masyarakat

awam biasanya berpikir bahwa sampah rumah tangga yang di hasilkan tidak

akan bermanfaat bagi mereka. Sampah yang dihasilkan tadi dibiarkan menuju

TPA (Tempat Pembuangan Akhir) tanpa menyadari bahwa sampah tersebut

bisa sangat berguna bagi pendapatan mereka. Dengan 3R atau pengolahan

pupuk kompos organik mereka bisa mengolah sampah rumah tangga tadi

menjadi usaha rumahan atau usaha kelompok masyarakat (UKM).Caranya

yaitu dengan menerapkan sistem pemilahan sampah organik dan anorganik

dengan membuat tempat sampah yang khusus untuk sampah organik dan

anorganik pada setiap rumah warga. Dengan terlebih dahulu menyampaikan

Page 19: Tugas Kelompok Pemicu 1

apa saja jenis sampah organik dan anorganik rumah tangga. Penerapan sistem

3R dalam rumah tangga tersebut bisa menjadi pola hidup peduli lingkungan

dan di terapkan pada setiap orang yaitu:

a. Reduce: Mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda

yang tidak terlalu kita butuhkan, Misalnya : Kurangi pemakaian kantong plastik.

Biasanya sampah rumah tangga yang paling sering di jumpai adalah sampah dari

kantong plastik yang dipakai sekali lalu dibuang. Padahal, plastik adalah sampah

yang perlu ratusan tahun (200-300 tahun) untuk terurai kembali. Karena itu,

pakailah tas kain yang awet dan bisa dipakai berulang-ulang

b. Reuse: Memakai dan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak

terpakai menjadi sesuatu yang baru. Sampah rumah tangga yang bisa digunakan

untuk dimanfaatkan seperti: koran bekas, kardus bekas susu, kaleng susu, wadah

sabun lulur, dsb. Barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin

misalnya diolah menjadi tempat untuk menyimpan tusuk gigi atau cottonbut.

Selain itu barang-barang bekas tersebut dapat dimanfaatkan oleh anak-anak,

misalnya memanfaatkan buku tulis lama jika masih ada lembaran yang kosong

bisa dipergunakan untuk corat coret, buku-buku cerita lama dikumpulkan untuk

perpustakaan mini di rumah untuk mereka dan anak-anak sekitar rumah. Itu juga

salah satu cara pemanfaatan sampah rumah tangga.

c. Recycle: Mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru. Sampah

organik bisa di manfaatkan sebagai pupuk dan sampah anorganik bisa di daur

ulang menjadi sesuatu yang bisa digunakan kembali, contohnya: mendaur ulang

kertas yg tidak di gunakan menjadi kertas kembali, botol plastik bisa di sulap

menjadi tempat alat tulis, plastik detergen,susu, bisa di jadikan tas cantik,dompet,

dan lain-lain.

Dengan menerapkan sistem 3R dalam pengelolaan sampah rumah

tangga dapat membawa dampak positif bagi lingkungan.Bukan saja lingkungan

rumah tangga tetapi bagi lingkungan sekitar.Apalagi maraknya isu global

warming yang sudah menjadi masalah dunia yang harus kita selsaikan

bersama.Oleh karena itu banyak sekali manfaat yang di hasilkan dari sistem 3R

terhadap sampah rumah tangga. Karena sampah tidak selalu akan menjadi

Page 20: Tugas Kelompok Pemicu 1

barang sisa yang tidak bermanfaat bagi manusia apabila kita mau menjaga

lingkungan sekitar.

Di bawah ini merupakan beberapa alternatif pengolahan limbah rumah

tangga, antara lain:

1. Insinerasi

Proses pengurangan/perubahan bentuk limbah padat yang sudah terbakar,

menjadi abu pada suhu tinggi (600°C – 1000°C). Fungsi utama dari proses

pengolahan limbah dengan insinerasi yakni mengurangi volume sampah dan

membunuh bakteri sampah (suci hama), sedangkan sasaran utama (bagi B3)

yakni mengurangi sifat-sifat yang berbahaya (racun, radiasi). Dalam proses

insinerasi ini digunakan alat insinerator dengan umpan masuk sampah,

suplai energi, dan udara bakar dan output berupa gas sisa, kalor, dan padatan

sisa.

Skema Umum Proses Insinerasi

Keuntungan proses insinerasi:

Terjaminnya keteterkaitan sumber daya alam dan lingkungannya.

Meningkatkan keterkaitan antar kota dan antara kota desa.

Meningkatkan perkembangan dan pemetaan ekonomi.

Volume sampah yang dibakar berkurang hingga sekitar 90%, sehingga

banyak mengurangi penggunaan lahan untuk pembuangan sampah akhir.

Page 21: Tugas Kelompok Pemicu 1

Menghasilkan kalor yang dapat digunakan untuk menghasilkan steam

yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik.

Kerugian proses insinerasi:

Dioksin dan senyawa organik terklorinasi yang terkait adalah zat zat racun

yang sangat kuat.

Mercuri yang bersifat bioakumulatif dan merupakan racun bagi ginjal dan

sistem saraf.

Racun tersebut bisa berubah ke bentuk organik didalam lingkungan.

Abu ringan menjadi kekhawatiran penduduk lokal karena mengandung

logam berat.

Skema Proses Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Aplikasi proses pengolahan sampah dengan proses insinerasi:

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah. Teknologi pengolahan sampah untuk

menjadi energi listrik, pada prinsipnya:

Page 22: Tugas Kelompok Pemicu 1

Sampah di bakar sehingga menghasilkan panas (proses konversi termal).

Panas dari hasil pembakaran dimanfaatkan untuk merubah air menjadi uap

dengan bantuan boiler.

Uap bertekanan tinggi digunakan untuk memutar bilah turbin.

Turbin dihubungkan ke generator dengan bantuan poros.

Generator menghasilkan listrik dan listrik dialirkan kerumah – rumah atau

ke pabrik.

2. Pengomposan

Kompos adalah hasil dekomposisi parsial/tidak lengkap, dipercepat secara

artifisial dari campuran bahan-bahan organik oleh pupulasi berbagai macam

mikroba dalam konsisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik.

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

Aspek Ekonomi :

1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

2. Mengurangi volume/ukuran limbah

3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan :

1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah

2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Aspek bagi tanah/tanaman:

1. Meningkatkan kesuburan tanah

2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah

4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)

6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman

8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan,

misalnya: limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik

Page 23: Tugas Kelompok Pemicu 1

pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertaniah,

limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula,

limbah pabrik kelapa sawit, dll.

Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan

mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi

menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-

tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi

akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos

akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan

peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50- 70o C.

Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada

kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu

tinggi.Pada saat ini terjadi dekmposisi/penguraian bahan organik yang

sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan

oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas.

Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-

angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos

tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses

pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan.

Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.

Page 24: Tugas Kelompok Pemicu 1

Proses Pengomposan

Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan

oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan

sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen

dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga

terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun,

proses ini tidak diinginkan selama proses pengomposan karena akan

dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses aerobik akan menghasilkan

senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik

(asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.

2.4 Pencemaran Lingkungan

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk

hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan

lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan

turun sampai ke tingkat  tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak

dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-Undang Pokok Pengelolaan

Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan

pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya

Page 25: Tugas Kelompok Pemicu 1

dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan

kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat

rnemberikan efek merusak. Suatu zat dapat disebut polutan apabila :

1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.

2. Berada pada waktu yang tidak tepat.

3. Berada pada tempat yang tidak tepat.

Sifat polutan adalah :

1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak

merusak lagi.

2. Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya

rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam

tubuh sampai tingkat yang merusak.

2.4.1 Macam-Macam Pencemaran

Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya,

macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran.

a. Menurut Tempat Terjadinya

Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga,

yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.

1. Pencemaran Udara

Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut :

a. Gas H2S

b. Gas CO dan CO2

2. Pencemaran Air

Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut :

a. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah

domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti

Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun.

b. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan O2 di air

berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.

Page 26: Tugas Kelompok Pemicu 1

c. Fosfat hasil pembusukan bersama HO3 dan pupuk pertanian terakumulasi

dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang

menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga).

Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar

matahari terhalang.

Salah satu bahan pencemar di laut adalah tumpahan minyak bumi, akibat

kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik

yang mati atau keracunan karenanya. Untuk membersihkan kawasan tercemar

diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal.

Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara

ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut. Bila terjadi pencemaran di air,

maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi

pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.

3. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini

a. Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan

kaca, dan kaleng

b. Detergen yang bersifat nonbiodegradable (secara alami sulit

diuraikan)

c. Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

4. Polusi suara

Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal

terbang, deru mesin pabrik, radio / tape recorder yang berbunyi keras sehingga

mengganggu pendengaran.

b. Menurut Macam Bahan Pencemar

Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut.

Page 27: Tugas Kelompok Pemicu 1

1. Kimiawi ; berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk

anorganik, pestisida, detergen dan minyak.

2. Biologi ; berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli,

dan Salmonella thyposa.

3. Fisik ; berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang

dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan industri rumah

tangga tergolong ke dalam industri kecil dan sudah seharusnya suatu industri

berada di daerah kawasan industri, namun apabila hendak didirikan maka perlu

memperhatikan lingkungan sekitar. Suatu industri harus mampu mengolah limbah

yang dikeluarkannya sebelum selanjutnya dikeluarkan kelingkungan, artinya

limbah yang akan dikeuarkan harus dalam keadaan aman saat akan dikeluarkan ke

lingkungan

Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan dalam upaya pengolahan limbah baik

secara fisika, kimia maupun biologi. Upaya pengolahan limbah juga harus

disesuaikan dengan jenis dan karakteristik limbah itu sendiri termasuk dalam

limbah rumah tangga seperti sampah. Ada 2 cara alternatif yang dapat kita lakukan

dalam pengolahan limbah yang tentunya juga bermanfaat bagi kita, yaitu melalui

insinerasi dan pengomposan. Kompos adalah hasil dekomposisi parsial/tidak

lengkap, dipercepat secara artifisial dari campuran bahan-bahan organik oleh

Page 28: Tugas Kelompok Pemicu 1

pupulasi berbagai macam mikroba dalam konsisi lingkungan yang hangat, lembab,

dan aerobik. Insinerasi adalah proses pengurangan/perubahan bentuk limbah padat

yang sudah terbakar, menjadi abu pada suhu tinggi (600°C – 1000°C). Fungsi

utama dari proses pengolahan limbah dengan insinerasi yakni mengurangi volume

sampah dan membunuh bakteri sampah (suci hama), sedangkan sasaran utama

(bagi B3) yakni mengurangi sifat-sifat yang berbahaya (racun, radiasi). Proses

iniserisasi menghasilkan kalor yang dapat digunakan untuk menghasilkan steam

yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik, namun

proses ini membutuhkan biaya yang besar.