tugas geologi indonesia.pptx

14
TUGAS GEOLOGI INDONESIA Oleh : ILHAM RAMADHAN 710011022 DENY KRISTIANTO 710011099 MARGARITHA A FRANCIS 710011051 FRANSISKUS BUNAI 712212327

Upload: itha-francis

Post on 15-Sep-2015

292 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

TUGAS GEOLOGI INDONESIA Oleh :

TUGAS GEOLOGI INDONESIAOleh :

ILHAM RAMADHAN 710011022DENY KRISTIANTO 710011099MARGARITHA A FRANCIS 710011051FRANSISKUS BUNAI 712212327Beribukota di Kota Semarang

Koordinat : 8 30' - 5 40' LS 108 30' - 111 30' BT

Luas Area:34.548.20km2 (13,339.13mil)

1. Latar Belakang Provinsi Jawa TengahTerletak di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara

Tata letak lokasi Jawa Tengah :

Menurut Van Bemmelen (1949), Pegunungan di Jawa Tengah dibagi oleh dua puncak geantiklin, yaitu Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan. Pegunungan Serayu Utara membentuk garis penghubung antara Zona Pegunungan Bogor (Jawa Barat) dengan Zona Pegunungan Kendeng (Jawa Tengah). Pegunungan Serayu Selatan merupakan elemen yang muncul dari Zona Depresi Bandung yang membujur longitudinal di Jawa Barat

2. FISIOGRAFI JAWA TENGAH

Berdasarkan kondisi litologi penyusun, pola struktur dan morfologi yang ditunjukkan oleh Van Bemmelen (1949), secara fisiografis daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dibagi menjadi tujuh zona fisiografi, dari utara ke selatan, antara lain sebagai berikut : 1. Depresi Semarang Rembang 2. Zona Rembang 3. Zona Randublatung 4. Zona Kendeng 5. Depresi Tengah 6. Zona Pegunungan Selatan Jawa 7. Zona Solo

Ada 2 stratigrafi di provinsi Jawa Tengah, yaitu:

1. Stratigrafi Zona KendengZona yang terletak diantara Busur Volkanik masa kini dan Zona Rembang ini merupakan deposenter utama endapan Eosen-Miosen dan mengandung sekuen yang tebal sedimen volkanogenik dan pelagik. Zona ini sekarang merupakan lajur lipatan dan sesar anjakan berarah barat-timur.

2. Stratigrafi Zona RembangZona ini umumnya terdiri dari sekuen Eosen-Pliosen yang meliputi endapan tepian paparan seperti sedimen klastik laut dangkal dan endapan karbonat yang luas. Batuan dasar yang mengalasi Zona Rembang didominasi oleh berbagai jenis batuan metamorf berumur Kapur seperti batusabak, filit dan batuan beku diorit.3. STRATIGRAFI JAWA TENGAHKolom/Tabel stratigrafi Jawa Tengah :

Tektonik di Pulau Jawa seperti yang tampak sekarang mencerminkan kondisi geologi masa kini dan geologi Neogen,meskipun demikian jejak kondisi geologi yang lebih tua masih dapat ditelusuri berdasarkan singkapan-singkapan batuan Pra-Tersier dan Paleogen ditempat-tempat tertentu di Pulau Jawa seperti di Ciletuh (Jawa Barat), Karangsambung, Bayat, dan Nanggulan (Jawa Tengah). Singkapan batuan Pra-Tersier, seperti yang ditunjukkan oleh singkapan batuan kompleksmelange(batuan bancuh atau campur aduk) Luk Ulo-Karangsambung dan kompleks batuan metamorf Bayat dan berlanjut ke arah Pegunungan Meratus di ujung tenggara Kalimantan, merupakan bagian dari lajur konvergensi lempeng berumur Kapur Akhir-Paleosen Struktur di Jawa Tengah yaitu sesar sungkup dan lipatan di Zona Serayu Utara dan Serayu Selatan mempunyai arah hampir barat-timur4. TEKTONIK/STRUKTUR JAWA TENGAHKerangka tektonik Pulau Jawa (modifikasi dari Baumann, 1982;dan Simandjuntak dan Barber 1996) dan elemen-elemen tektonik di wilayah tepi tenggara Daratan Sunda(Sundaland)(Hamilton, 1979).

Pola struktur Pulau Jawa (Martodjojo & Pulunggono, 1994) (RMKS = Rembang-Madura-Kangean-Sakala).

Terdapat 2 (dua) Vulkanisme/Orogen di Jawa Tengah, yaitu :

1. Kelompok gunungapi Dieng di Jawa Tengah menunjukkan peningkatan keasaman yang jelas dalam tahapan perkembangan erupsinya (Neumann Van Padang 1936; Van Bemmelen 1937). Aktifitas magmatisma dimulai dengan basalt yang mengandung 51 52 % SiO2; diikuti dengan andesit hipersten yang mengandung 53 56 % SiO2, andesit hornblenda yang mengandung 57 % SiO2dan akhirnya andesit biotit yang mengandung 60,5 63 % SiO2.

2. Gunung Ungaran di dekat Semarang menunjukkan tiga tahap pertumbuhan yang dipisahkan oleh dua amblesan (Bemmelen 1941 dan 1943). Tahap pertama aktivitas gunungapi ini terjadi pada Pleistosen bawah sampai Pleistosen Tengah sebagai penyusun Formasi Damar. Pertumbuhan gunungapi tahap pertama ini memproduksi andesit basaltis sampai andesit biotit. Tahap kedua terjadi pada Pleistosen atas dan Holosen yang memroduksi andesites biotit yang mengandung 54 57% S02. Selanjutnya tahap terakhir gunungapi ini menghasilkan andesit horblenda yang lebih asam.

5. Vulkanisme/Orogen

Terdapat beberapa contoh pola kelurusan gunungapi strato andesitik yang dipengaruhi struktur geologi lokal sehingg berposisi melintang terhadap arah geantiklin, misalnya kelurusan gunungapi (dari utara ke selatan) Ungaran Soropati Telomojo Merbabu Merapi di Jawa Tengah. Perkembangan gunungapi dari tua ke muda yang lebih jelas terdapat pada kelurusan gunungapi (dari utara ke selatan) Semangkrong Grati Kompleks Tengger Kompleks Djembangan Kompleks Semeru di Jawa Timur. Namun demikian terdapat kelurusan gunungapi yang nampaknya tidak berhubungan dengan struktur geologi lokal, misalnya kelurusan gunung api di Halmahera.

Potensi tambang emas terdapat di Wonogiri dan Kedu, tembaga di Surakarta dan Wonogiri, biji besi di Wonogiri, batubara di Surakarta dan Rembang, marmer di Semarang, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Klaten dan Pemalang, fosfat di Semarang, Banyumas, Kebumen dan Purworejo, pasir besi di pantai selatan Cilacap dan Kebumen, batu kapur dan batu gunung tersebar di beberapa daerah. Produksi pertambangan bahan galian golongan A, B, C mencapai 4,26 juta meter kubik, dengan diutamakan eksplorasi bahan galian golongan C yang terdiri dari pasir, kerikil, pasir urug, batu kapur, andesit, dan lainnya). Sumber daya mineral terutama bahan baku semen teridentifikasi di Kabupaten Wonogiri, Blora, Grobogan, kebumen, Pati dan Rembang yang mencapai 165,46 miliar ton. Kapasitas produksi batu kapur secara nasional yang diproduksi di Kabupaten Rembang mencapai 1,3 juta ton dengan peluang pasar 1,7 juta ton.

6. SDA (SUMBER DAYA ALAM) DI JAWA TENGAHSEKIAN DAN TERIMA KASIH