tugas dokter muda tht (1)

31
TUGAS DOKTER MUDA THT-KL UNSYIAH/RSUZA Nama DM : 1. Ahmad Setyadi (0907101010014) Pembimbing : dr. Novina Rakhmawati, Sp.THT 2. Amelia Pratiwi (0907101010153) A. Minggu I Hari Tugas Penjelasan Senin DM 1&2 Inspeksi aurikula, posisi telinga dan mastoid (4A) - Pasien duduk dengan posisi badan condong ke depan dan kepala lebih tinggi sedikit dari kepala pemeriksa - Atur lampu kepala supaya fokus dan tidak mengganggu pergerakan (kira-kira 20-30 cm di depan dada pemeriksa dengan sudut ±60), fokus dengan diameter 2-3 cm - Pada inspeksi aurikula diperhatikan bentuk serta tanda-tanda peradangan atau pembengkaka, daun telinga ditarik untuk menentukan nyeri tarik dan menekan tragus untuk menentukan nyeri tekan - Pada inspeksi daerah mastoid diperhatikan adakah abses atau fistel di belakang telinga, mastoid diperkusi untuk menentukan nyeri ketok Selasa DM 1&2 Inspeksi bentuk hidung dan lubang - Pada inspeksi hidung, bentuk hidung luar diperhatikan apakah ada deformitas atau depresi tulang hidung, apakah ada pembengkakan di daerah

Upload: amelia-cassandra-chatab

Post on 27-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

g

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Dokter Muda Tht (1)

TUGAS DOKTER MUDA THT-KL UNSYIAH/RSUZA

Nama DM : 1. Ahmad Setyadi (0907101010014) Pembimbing : dr. Novina Rakhmawati, Sp.THT

2. Amelia Pratiwi (0907101010153)

A. Minggu I

Hari Tugas PenjelasanSenin DM 1&2

Inspeksi aurikula, posisi telinga dan mastoid (4A)

- Pasien duduk dengan posisi badan condong ke depan dan kepala lebih tinggi sedikit dari kepala pemeriksa

- Atur lampu kepala supaya fokus dan tidak mengganggu pergerakan (kira-kira 20-30 cm di depan dada pemeriksa dengan sudut ±60ْ), fokus dengan diameter 2-3 cm

- Pada inspeksi aurikula diperhatikan bentuk serta tanda-tanda peradangan atau pembengkaka, daun telinga ditarik untuk menentukan nyeri tarik dan menekan tragus untuk menentukan nyeri tekan

- Pada inspeksi daerah mastoid diperhatikan adakah abses atau fistel di belakang telinga, mastoid diperkusi untuk menentukan nyeri ketok

Selasa DM 1&2Inspeksi bentuk hidung dan lubang hidung (4A)

- Pada inspeksi hidung, bentuk hidung luar diperhatikan apakah ada deformitas atau depresi tulang hidung, apakah ada pembengkakan di daerah hidung dan sinus paranasal. Dengan jari dapat dipalpasi adanya krepitasi tulang hidung atau rasa nyeri tekan pada peradangan hidung dan sinus paranasal.

- Pada inspeksi lubang hidung dilihat septum nasi, turbinatus inferior dan nilailah aliran udara melalui hidung.

Rabu DM 1&2Tes pendengaran garputala (Weber, Rinne, Schwabach) (4A)

A. Cara menggetarkan garputala- Arah getaran kedua kaki garpu tala searah dengan kedua kaki garpu tala- Getarkan kedua kaki garpu tala dengan jari tlunjuk danibu jari(kuku)- Posisi/letak garpu tala- Air conduction (AC) arah kedua kaki garpu tala sejajar dengan anak

liang telinga kira-kira 2,5 cm- Bone conduction (BC) pada procesus mastoid, tidak boleh menyinggung

Page 2: Tugas Dokter Muda Tht (1)

daun telinga.B. Tes rinne

- Prinsip : membandingkan hantaran hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga.

- Garpu tala digetarkan, telinga diletakkan diprocessus mastoid. Setelah tidak terdengar, garpu tala dipindahkan dan dipegang kira-kira 2,5 db depan liang telinga yang diperiksa.

- Masih terdengar Rinne (+), tidak terdengar Rinne(-)C. Tes Weber

- Prinsip: membandingkan hantaran tulang telinga kanan dan kiri penderita- Garputala digetarkan, kemudian taruh di dahi, gigi insisivus atas, di

vertex, kemudian tentukan bunyi terdengar di mana- Penilaiannya ada atau tidaknya lateralisasi- Interpretasi: lateralisasi ke telinga sakit (tuli konduktif), lateralisasi ke

telinga sehat (tuli saraf)D. Tes Schwabach

- Prinsip: membandingkan hantaran tulang yang diperiksa dengan pemeriksa dimana syarat pemeriksa harus normal

- Garputala digetarkan, diletakkan di prosesus mastoid yang diperiksa, setelah tidak terdengar bunyi dipindahkan ke prosesus mastoid pemeriksa dan sebaliknya

- Interpretasi: memanjang (gangguan konduksi), memendek (gangguan sensorineural), sama (normal)

DM 7Pemeriksaan pendengaran pada anak-anak (4A)

1. Behavioral Observation Audiometry- Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang (bising lingkungan

minimal <60 dB)- Sebagai sumber bunyi dapat dilakukan tepukan tangan, bola plastik

berisi pasir, bel, terompet karet, dll- Dinilai respon behavioral, mengedipkan mata (auropalpebral reflex),

melebarkan mata (eye widening), mengerutkan wajah (grimacing), berhenti menyusu (cessation reflex), denyut jantung meningkat, reflek moro

Page 3: Tugas Dokter Muda Tht (1)

2. Timpanometri- Digunakan untukmenilai kondisi telinga tengah- Pada anak berusia di atas 7 bulan digunakan probe tone frekuensi 226 Hz- Pada bayi di bawah usia 6 bulan digunakan probe tone 668, 678, atau

1000 Hz3. Audiometri Nada Murni

- Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan audiometer dan hasil pencatatannya disebut sebagai audiogram

- Pemeriksaan dilakukan pada ruang kedap suara, dengan menilai hantaran suara melalui udara (air conduction) melalui headphone pada frekuensi 125, 250, 500, 1000, 2000, 4000 dan 8000 Hz

- Suara dengan intensitas terendah yang dapat didengar dicatat pada audiogram untuk memperoleh informasi tentang jenis dan derajat ketulian

4. Otoacoustic Emission (OAE)- Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan semacam sumbat liang

telinga dari bahan karet yang terhubung dengan sistm berbasis komputer- Hasil pemeriksaan OAE bisa langsung dicetak

5. Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)- Pada kulit kepala ditempelkan kabel elektroda yang akan menekan

respons listrik saraf pendengaran dan batang otak bila menerima stimulus bunyi

- Selama pemeriksaan bayi/anak tidak boleh bergerak sehingga perlu diberikan obat penenang yang masa kerjanya singkat

Kamis DM 1&2Tes Romberg (4A)

- Pasien yang memiliki gangguan propioseptif masih dapat mempertahankan keseimbangan menggunakan kemampuan vestibular dan penglihatan

- Pasien diminta untuk berdiri dengan kedua tungkai rapat atau saling menempel

- Kemudian pasien disuruh untuk menutup matanya- Hasil tes positif jika pasien terjatuh- Pasien dengan gangguan serebelum akan terjatuh atau hilang

Page 4: Tugas Dokter Muda Tht (1)

keseimbangan pada saat berdiri meskipun dengan mata terbukaDM 7Manuver Valsava (4A)

- Manuver Valsava dilakukan dengan cara meniupkan dengan keras dari hidung sambil hidung dipencet serta mulut ditutup

- Bila tuba terbuka maka terasa udara masuk ke dalam rongga telinga tengah yang menekan membrana timpani ke arah lateral

- Manuver valsava tidak boleh dilakukan pada saluran pernapasan atas- Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat

kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver iniJumat DM 1&2

Penilaian pengecapan (4A)

A. Alat dan bahan- 4 tabung berisi: larutan gula (manis), cuka (asam), larutan garam (asin),

larutan pahitB. Cara kerja

- Pasien dimintauntuk menjulurkan lidah- Pemeriksa meletakkan pada lidah pasien larutan gula/garam/cuka/pahit

yang dilakukan secara bergiliran dan diselingi istirahat- Pasien diminta menyatakan rasa pengecapan yang dirasakan sesuai

dengan larutan yang diberikan- Rasa manis terletak di ujung (apeks) lidah- Rasa asam terletak di samping lidah- Rasaasin terletak di samping dan di sebelum apeks lidah- Rasa pahit terletak di belakang (dorsum) lidah

B. Minggu II

Page 5: Tugas Dokter Muda Tht (1)

Hari Tugas PenjelasanSenin DM 1&2

Inspeksi leher (4)- Pada inspeksi leher dilihat bagaimana bentuk leher, warna kulit, apakah

ada pembengkakan, jaringan parut dan adanya massa.- Inspeksi dilakukan secara sistmatis mulai dari garis tengah sisi depan

leher, dari samping dan dari belakang.- Inspeksi tiroid dengan cara pasien disuruh menelan dan amati gerakan

kelenjar tiroid pada takik suprasternal. Normalnya gerakan kelenjar tiroid tidak dapat dilihat kecuali pada orang yang sangat kurus

Selasa DM 1&2Otitis eksterna (4)

- otitis eksterna adalah radang telinga akut maupun kronis yang disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar adalah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal atau asam menjadi basa sehingga menurunkan proteksi terhadap infeksi bakteri

- Secara umum rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan. Bila otitis eksterna (otomikosi) disebabkan jamur biasanya gejalanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan. Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan). Keluhan pendengaran normal atau berkurang, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga

Otitis eksterna furunkel- Terapi tergantung furunkel, bila sudah menjadi abses, diaspirasi secara

steril untuk mengeluarkan nanahnya. Diberikan antibiotik topikal dalam bentuk salep seperti polymixin B atau bacitracin atau antiseptik (asam asetat 2-5 % dalam alkohol). Bila furunkel tebal, dilakukan insisi kemudian dipasang salir (drain) untuk mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan antibiotik sistemik, hanya diberikan obat simtomatik seperti analgetik dan obat penenang

Otitis eksterna difus- Penanganan dilakukan dengan membersihkan liang telinga dengan

pengisap atau kapas, memasukan tampon yang mengandung antibiotik

Page 6: Tugas Dokter Muda Tht (1)

supaya terdapat kontak antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotik sistemik.

Otomikosis- Bersihkan liang telinga dengan pengisap atau kapas. Larutan asam asetat

2% dalam alkohol, larutan povidon iodium 5% atau tetes telinga yang mengandung campuran antibiotik dengan steroid yang dir=teteskan ke telinga biasanya dapat juga menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan obat anti jamur yang diberikan secara topical, seperti nisatin atau klotrimazol

DM 7Laringoskopi indirek (4)

- Pasien harus duduk tegak dan agak membungkuk ke depan, leher sedikit fleksi pada dada dan kepala ekstensi

- Pada pasien yang sensitif reflek muntahnya, sebaiknya semprot faring dengan anestesi topikal seperti pantocain sebelum pemeriksaan dimulai

- Pasien kemudian diminta untuk membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya

- Lidah dipegang tangan kiri dan dijulurkan keluar, kemudian pasien disuruh bernapas melalui hidung

- Hangatkan permukaan kaca laring di atas lampu alkohol. Kemudian suhunya diperiksa di atas punggung tangan pemeriksa sebelum digunakan

- Dengan sangat hati-hati kaca dimasukkan hingga berada pada posisi dekat dinding belakang orofaring. Jangan sampai menyentuh bagian lidah atau tonsil atau dinding laring karena akan menyebabkan muntah

Rabu DM 1&2Serumen prop (4)

- Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu

- Dalam keadaan normal serumen terdapat di sepertiga luar liang telinga karena kelenjar tersebut banyak terdapat di daerah ini

- Serumen berfungsi sebagai proteksi sehingga serangga tidak masuk ke liang telinga, sarana pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk dikeluarkan dari membran timpani, dan sebagai pelumas

- Serumen dapat dibersihkan dengan menggunakan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas, pengait atau kuret, tetes karbogliserin 10% selama 3 hari, dan dikeluarkan dengan mengalirkan air hangat sesuai suhu tubuh

Page 7: Tugas Dokter Muda Tht (1)

kamis DM 1&2Furunkel pada hidung (4)

- Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut pada kulit dan jaringan sekitarnya. Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat. Jika lebih dari satu tempat disebut furunkulosis. Etiologi furunkulosis ini adalah Staphylococcus aureus. Furunkulosis dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain akibat iritasi, kebersihan yang kurang, dan daya tahan tubuh yang kurang. Infeksi dimulai dengan adanya peradangan pada folikel rambut di kulit (folikulitis) kemudian menyebar ke jaringan sekitarnya

- Mula-mula nodul kecil yang mengalami radang pada folikel rambut, kemudian menjadi pustule dan mengalami nekrosis dan menyembuh setelah pus keluar dengan meninggalkan sikatriks. Nyeri terjadi terutama pada furunkel yang akut, besar, dan lokasinya di hidung. Bisa timbul gejala kostitusional yang sedang seperti panas badan, malaise dan mual. Furunkel dapat timbul di banyak tempat dan dapat sering kambuh

- Penanganan untuk furunkel ada tiga macam yaitu:1. Analgetik dan kompres air hangat.2. Pengobatan topikal dapat diberikan:a. Bila lesi basah/kotor: sodium chloride 0,9%.b. Bila lesi bersih: natrium fusidat atau framycetine sulfat.3. Pengobatan sistemik, Antibiotik umumnya diberikan 7-10 hari.

Jumat DM 1&2Rhinistis vasomotor (4)

- Rhinitis vasomotor adalah gangguan pada mukosa hidung yang ditandai dengan adanya edema yang persisten dan hipersekresi kelenjar pada mukosa hidung apabila terpapar oleh iritan spesifik. Kelainan ini merupakan keadaan yang non-infektif  dan non-alergi

- Rhinitis vasomotor merupakan suatu kelainan neurovaskular pembuluh-pembuluh darah pada mukosa hidung, terutama melibatkan sistem saraf parasimpatis.  Tidak dijumpai alergen terhadap antibodi spesifik seperti yang dijumpai pada rhinitis alergi.  Keadaan ini merupakan refleks hipersensitivitas mukosa hidung yang non-spesifik.  Serangan dapat muncul akibat pengaruh beberapa faktor pemicu

- Adanya paparan terhadap suatu iritan memicu ketidakseimbangan sistem saraf otonom dalam mengontrol pembuluh darah dan kelenjar pada

Page 8: Tugas Dokter Muda Tht (1)

mukosa hidung, vasodilatasi dan edema pembuluh darah mukosa hidung, hidung tersumbat dan rinore

- Pemicu (Triggers): Alkohol, Perubahan temperatur / kelembaban, Parfum, hair spray ataupun pewangi ruangan, Bahan pembersih rumah tangga ataupun bau tinta pada koran, buku ataupun majalah, Bau yang menyengat  seperti aroma masakan atau makanan (strong odor), Asap rokok atau polusi lainnya asap diesel, Faktor psikis seperti stress dan ansietas, Penyakit-penyakit endokrin, Obat-obatan seperti anti hipertensi dan kontrasepsi oral

- Gejala yang dijumpai pada rhinitis vasomotor kadang-kadang sulit dibedakan dengan rhinitis alergi seperti hidung tersumbat dan rinore.  Rinore yang hebat dan bersifat mukus atau serous sering dijumpai. Gejala hidung tersumbat sangat bervariasi yang dapat bergantian dari satu sisi ke sisi yang lain, terutama sewaktu perubahan posisi

- Keluhan bersin-bersin tidak begitu nyata bila dibandingkan dengan rhinitis alergi dan tidak terdapat rasa gatal di hidung dan mata

- Gejala dapat memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur oleh karena adanya perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab, dan juga oleh karena asap rokok dan sebagainya. Selain itu juga dapat dijumpai keluhan adanya ingus yang jatuh ke tenggorok (post nasal drip)

- Secara garis besar, pengobatan dibagi dalam :1. Menghindari penyebab / pencetus ( Avoidance therapy )2. Pengobatan konservatif (Farmakoterapi) :

Dekongestan atau obat simpatomimetik Anti histamin : Kortikosteroid topikal Anti kolinergik

3. Terapi operatif (dilakukan bila pengobatan konservatif gagal) : Kauterisasi konkha yang hipertropi dengan larutan AgNO3 25% atau triklorasetat pekat (Chemical cautery) maupun secara elektrik (Electric cautery). Diatermi submukosa konkha inferior (submucosal diathermy of the

Page 9: Tugas Dokter Muda Tht (1)

inferior turbinate). Bedah beku konkha inferior (Cryosurgery). Reseksi konkha parsial atau total (Partial or total turbinate resection). Turbinektomi dengan laser (Laser turbinectomy). Neurektomi n. vidianus (vidian neurectomy)

C. Minggu III

Hari Tugas PenjelasanSenin DM 1&2

Pengambilan benda asing dari hidung (4)

- Posisi yang baik sangat penting untuk mendapatkan visualisasi yang baik dan stabilitas kepala yang sempurna. Pasien dapat diposisikan dengan posisi “sniffing”, supinasi, ataupun sedikit elevasi pada kepala. Pasien yang tidak kooperatif dan tidak dapat dilakukan sedasi, harus diimobilisasi secara baik. Walaupun pada pasien yang kooperatif, dibutuhkan asisten untuk menstabilisasi kepala

- Sebelum ekstraksi objek, vasokontriksi topikal yaitu phenylephrine 0,5% diberikan pada hidung yang terkena untuk mengurangi risiko perdarahan

- Pengeluaran mekanik dengan menggunakan forceps (alligator atau bayonet) dapat dilakukan untuk benda asing yang terdapat di anterior yang memiliki permukaan yang dapat dijepit. Hooked probes dapat melewati objek yang keras maupun lembut. Metode ini sebaiknya tidak digunakan apabila objek tidak dapat divisualisasi dengan baik, karena dapat menyebabkan trauma yang signifikan

DM 7Menghentikan perdarahan hidung (4)

- Tiga prinsip utama dalam menanggulangi perdarahan hidung yaitu: menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi dan mencegah perdarahan berulang. Kalau ada syok, perbaiki dulu keadaan pasien.

- Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:1. Perbaiki keadaan umum penderita, penderita diperiksa dalam posisi duduk

kecuali bila penderita sangat lemah atau keadaan syok2. Pada anak yang sering mengalami epistaksis ringan, perdarahan dapat

dihentikan dengan cara duduk dengan kepala ditegakkan, kemudian cuping

Page 10: Tugas Dokter Muda Tht (1)

hidung ditekan ke arah septum selama beberapa menit (metode Trotter)3. Tentukan sumber perdarahan dengan memasang tampon anterior yang telah

dibasahi dengan adrenalindan pantocain/liocain, serta bantuan alat penghisap untuk membersihkan bekuan darah

4. Pada epistaksis anterior, jika sumber perdarahan dapat dilihat dengan jelas, dilakukan kaustik dengan larutan nitras argenti 20-30%, asam trikloroasetat 10% atau dengan elektrokauter. Sebelum kaustik diberikan analgsik topikal terlebih dahulu

5. Bila dengan kaustik perdarahan anterior masih terus berlangsung,diperlukan pemasangan tampon anterior dengan kapas atau kain kasa yangdiberi vaselin yang dicampur betadin atau zat antibiotika. Dapat jugadipakai tampon rol yang dibuat dari kasa sehingga menyerupai pita denganlebar kurang ½ cm, diletakkan berlapis-lapis mulai dari dasar sampai ke puncak rongga hidung. Tampon yang dipasang harus menekan tempat asal perdarahan dan dapat dipertahankan selama 1-2 hari.

6. Perdarahan posterior diatasi dengan pemasangan tampon posterior atau tampon Bellocq, dibuat dari kasa dengan ukuran lebih kurang 3x2x2 cm dan mempunyai 3 buah benang, 2 buah pada satu sisi dan sebuah lagi pada sisi yang lainnya. Tampon harus menutup koana (nares posterior). Setiap pasien dengan tampon Bellocque harus dirawat.

7. Sebagai pengganti tampon Bellocq dapat dipakai kateter Foley dengan balon. Balon diletakkan di nasofaring dan dikembangkan dengan air.

8. Di samping pemasangan tampon, dapat juga diberi obat-obat hemostatik. Akan tetapi ada yang berpendapat obat-obat ini sedikit sekali manfaatnya.

9. Ligasi arteri dilakukan pada epistaksis berat dan berulang yang tidak dapat diatasi dengan pemasangan tampon posterior. Untuk itu pasien harus dirujuk ke rumah sakit.

Selasa DM 1&2Faringitis (4A)

- Faringitis merupakan suatu kondisi dimana terjadi peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin dan lain-lain. Jaringan yang mungkin terlibat antara lain nasofaring,orofaring, hipofaring, tonsil dan adenoid.

- Gejala dan tanda yang ditimbulkan faringitis tergantung pada mikroorganisme

Page 11: Tugas Dokter Muda Tht (1)

yang menginfeksi. Secara garis besar faringitis menunjukkan tanda dan gejala-gejala seperti lemas, anorexia, suhu tubuh naik, suara serak, kaku dan sakit pada otot leher, faring yang hiperemis, tonsil membesar, pinggir palatum molle yang hiperemis, kelenjar limfe pada rahang bawah teraba dan nyeri bila ditekan dan bila dilakukan pemeriksaan darah mungkin dijumpai peningkatan laju endap darah dan leukosit. Untuk menegakkan diagnosis faringitis dapat dimulai dari anamnesa yang cermat dan dilakukan pemeriksaan temperature tubuh dan evaluasi tenggorokan, sinus, telinga, hidung dan leher.Pada faringitis dapat dijumpai faring yang hiperemis, eksudat, tonsil yang membesar dan hiperemis, pembesaran kelenjar getah bening di leher.

- Terapi faringitis tergantung pada penyebabnya.Bila penyebabnya adalah bakteri maka diberikan antibiotik dan bila penyebabnya adalah virus maka cukup diberikan analgetik dan pasien cukup dianjurkan beristirahat dan mengurangi aktivitasnya.Dengan pengobatan yang adekuat umumnya prognosis pasien dengan faringitis adalah baik dan umumnya pasien biasanya sembuh dalam waktu 1-2 minggu.

Rabu DM 1&2Penilaian obstruksi hidung (3B)

Pengukuran sumbatan hidung1. Spatula lidah

Spatula lidah merupakan alat yang paling sederhana yang bisa dipakai untuk mengukur sumbatan hidung. Ketika tidak ada alat lain yang tersedia maka alat ini bisa digunakan. Dengan meletekkan spatula di depan hidung dan meminta pasien untuk bernafas biasa dan menutup mulut, maka dapat dilihat salah satu lubang hidung tersumbat dibandingkan yang lainnya

2. Peak nasal inspiratory flow meter (PNIF)Pada tahun 1980, Youlten memperkenalkan alat ini yang kemudian di modifikasi oleh wright dengan menambahkan sungkup hidung pada alat ini. Penggunaan PNIF relatif mudah, bisa diulang bila diperlukan, alatnya mudah dibawa karena berukuran kecil dan mempunyai harga yang murah. Diperlukan penjelasan penggunaan alat ini pada pasien untuk menggunakannya. Alat ini digunakan dengan meletakan “face mask” menutupi hidung dan mulut. Udara inspirasi di hembuskan melalui hidung dengan memastikan mulut tertutup. Nilai peak nasal inspiratory flow akan menurun pada penyakit saluran nafas bawah seperti asma dan penyakit paru obstruksi kronis.

Page 12: Tugas Dokter Muda Tht (1)

3. Aliran puncak ekspirasi nasalTes ini dahulu telah pernah dilakukan, tetapi sekarang jarang dilakukan karena dapat membuat pasien tidak nyaman pada tuba eustachius dan menghasilkan sekret atau mukus pada sungkup wajah.

4. RhinomanometriRhinimanometri digunakan untuk mengukur hambatan aliran udara nasal dengan pengukuran kuantitatif pada aliran dan tekanan udara nasal. Tes ini berdasarkan prinsip bahwa aliran udara melalui suatu tabung hanya bila terdapat perbedaan tekanan yang melewatinya. Perbedaan ini dibentuk dari usaha respirasi yang mengubah tekanan ruang posterior nasal relatif terhadap atmosfir eksternal danmenghasilkan aliran udara masuk dan keluar hidung.

Kamis DM 1&2Trauma akustik akut (3A)

- Trauma akustik sering dipakai untuk menyatakan ketulian akibat pajanan bising, maupun tuli mendadak akibat ledakan hebat, dentuman, tembakan pistol, serta trauma langsung ke kepala dan telinga akibat satu atau beberapa pajanan dalam bentuk energi akustik yang kuat dan tiba-tiba

- Gejala ketulian akibat trauma akustik adalah tinnitus (suara mendenging), ringing (suara berisik di telinga), gejala sensasi penuh (fullness), nyeri telinga, kesulitan melokalisir suara, dan kesulitan mendengar di lingkungan bising

- Penatalaksanaan pada trauma akustik ini dapat diberikan secepatnya setelah trauma. Trauma akustik akut sebaiknya diobati sebagai kedaruratan medis. (Kersebaum, 1998). Apabila penderita sudah sampai pada tahap gangguan pendengaran yang dapat menimbulkan kesulitan berkomunikasi maka dapat dipertimbangkan menggunakan ABD (alat bantu dengar). Latihan pendengaran dengan alat bantu dengar dibantu dengan membaca ucapan bibir, mimik, anggota gerak badan, serta bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi

Jumat DM 1&2Difteria (THT) (3B)

- Difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya. Penyakit ini mudah menular dan menyerang terutama daerah saluran pernafasan bagian atas. Penularan biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman ke orang lain yang sehat dan bisa juga ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi.

- Manifestasi klinis penyakit difteri tergantung pada berbagai faktor dan bervariasi, tanpa gejala sampai keadaan yang hipertoksik serta fatal. Sebagai

Page 13: Tugas Dokter Muda Tht (1)

faktor primer adalah imunitas pasien terhadap toksin difteri, virulensi serta kemampuan kuman C.Difterie membentuk toksin, dan lokasi penyakit secara anatomis. Faktor lain termasuk umur, penyakit sistemik penyerta dan penyakit pada daerah nasofaring yang sudah ada sebelumnya. Difteri bisa memberikan gejala seperti penyakit sistemik, tergantung pada lokasi penyakit secara anatomi, namun demam jarang melebihi 38,9°C.

- Tujuan pengobatan penderita difteria adalah menginaktivasi toksin yang belum terikat secepatnya, mencegah dan mengusahakan agar penyulit yang terjadi minimal, mengeliminasi C. Diphtheriae untuk mencegah penularan serta mengobati infeksi penyerta dan penyulit difteria. Antitoksin difteri hanya berpengaruh pada toksin yang bebas atau yang terabsorpsi pada sel, tetapi tidak menetralisasi toksin yang telah melakukan penetrasi ke dalam sel.

D. Minggu IV

Hari Tugas PenjelasanSenin DM 1&2

Inflamasi pada aurikula (3A)

- Inflamasi aurikula merupakan suatu reaksi tubuh terhadap invasi bahan infeksi, antigen atau karena cedera fisik terdapat pada kulit, kartilago serta lapisan jaringan ikat sekitarnya atau perikondrium aurikula

- Etiologi inflamasi auricula1. ImpetigoImpetigo merupakan infeksi kontagiosa yang mengenai lapisan epidermis superfisial. Sering disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus, atau yang lebih jarang Streptococcus pyogenes. Impetigo canalis aurikularis umumnya ditemukan pada anak-anak, dan sering juga pada bagian lain seperti sudut mulut. Walaupun infeksi ini sering terjadi pada anak-anak terlantar tetapi dapat juga terjadi pada setiap orang.2. ErysipelasErysipelas merupakan selulitis akut yang terlokalisasi namun meluas secara superfisial pada aurikula, erysipelas disebabkan oleh Streptococcus β hemolitikus grup A, ini dapat diakibatkan karena menggaruk atau self-

Page 14: Tugas Dokter Muda Tht (1)

inoculation oleh pasien yang mencoba untuk membersihkan telinganya. Tidak seperti pada swimmer’s ear dan impetigo yang merupakan infeksi epidermal, erysipelas menginfeksi dermis dan dengan bertambahnya waktu akan mengenai jaringan yang lebih dalam.3. Herpes Zooster OtikusHerpes zoster otikus merupakan infeksi virus pada telinga yang disebabkan oleh virus varicella zoster. Virus tersebut menyebabkan infeksi sepanjang dermatome satu atau lebih nervus cranialis.4. EczemaEczema atau dermatitis pada telinga merupakan suatu peradangan kulit (epidermis dan dermis) yang melibatkan liang telinga, meatus dan concha di dekatnya sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen seperti bahan kimia (detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur) dan atau faktor endogen, misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui etiologinya yang pasti.5. Ot HematomaOt Hematoma merupakan hematoma daun telinga akibat suatu rudapaksa yang menyebabkan tertimbunnya darah dalam ruangan antara perikondrium dan kartilago. Keadaan ini biasanya terdapat pada remaja atau orang dewasa yang mempunyai kegiatan memerlukan kekerasan, namun bisa saja dijumpai pada usia lanjut dan anak-anak.6. PerikondritisInfeksi bacterial pada perikondrium atau kartilago umumnya disebabkan oleh trauma dan kecelakaan pada aurikula. Bakteri yang sering menyebabkan perikondritis adalah Pseudomonas aeruginosa. Selain itu, bakteri mikrokokus jenis virulen seperti Stafilococcus, Streptococcus juga dilaporkan sebagai penyebab perikondritis. Pada kasus-kasus dimana perikondritis muncul secara spontan, kecurigaan paling tinggi harus ditingkatkan pada pasien dengan diabetes melitus.

- Manifestasi klinis1. ImpetigoImpetigo tidak disertai gejala umum, lebih sering terjadi pada anak-anak.

Page 15: Tugas Dokter Muda Tht (1)

Impetigo umumnya ditularkan ke telinga melalui jari yang kotor. Untuk alasan ini, bentuk lesi awal ditemukan pada pintu masuk kanalis eksterna. Tidak seperti furunkulosis, impetigo merupakan infeksi yang menyebar pada daerah superficial yang mana dapat meluas sampai ke choncha bahkan seluruh aurikula. Lesi awal terbentuk suatu bula kecil yang bila ruptur atau pecah akan mengeluarkan eksudat infektif berwarna kekuningan. Eksudat mengering menjadi krusta keemasan. Seiring dengan penyebaran infeksi, daerah yang terkena meluas dan terlihat krusta.2. ErysipelasBentuk klinis erysipelas adalah nyeri dan pembengkakan. Lesi berupa penyebaran selulitis yang berwarna merah dengan suatu perimeter iregular yang meninggi dan berbatas jelas dari kulit normal disekitarnya. Bila erysipelas mulai pada MAE atau pada aurikula, lesi secara khusus menyebar pada anterior wajah tanpa terpengaruh batasan-batasan anatomis. Erysipelas disertai gejala konstitusi seperti pasien merasa sakit, menggigil, demam dan malaise. Keterlibatan sistemik tidak terlihat pada banyak infeksi superfisial.3. Herpes Zoster OtikusGejala awal berupa nyeri terbakar pada salah satu telinga, yang mungkin disertai sakit kepala, malaise dan demam selama 2 hari. Vesikel umumnya muncul pada hari ke 3 sampai hari ke 7 setelah onset nyeri, dan biasanya timbul pada antiheliks, concha dan posterior lateral MAE. Infeksi pada ganglion genikulatum juga dapat muncul disertai parese facialis atau paralisis komplit.4. EczemaPada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah (madidans). Stadium subakut, edema dan eritema berkurang, eksudat mengering menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenifikasi, mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, biasanya suatu dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.5. Ot hemathoma

Page 16: Tugas Dokter Muda Tht (1)

Pada ot hemathoma aurikula dapat terbentuk penumpukan bekuan darah diantara perikondrium dan tulang rawan. Bila bekuan darah ini tidak segera dikeluarkan maka dapat terjadi organisasi dari hemathoma, sehingga tonjolan menjadi padat dan permanen.6. PerichondritisTampak daun telinga membengkak, merah, panas, dirasakan nyeri, dan nyeri tekan. Pembengkakan ini dapat menjalar ke bagian belakang daun telinga, sehingga sangat menonjol. Terdapat demam, pembesaran kelenjar linfe regional dan leukositosis. Serum yang terkumpul dilapisan subperikondrial menjadi purulen, sehingga terdapat fluktuasi diffuse atau terlokalisasi .

- Untuk pencegahan infeksi, higienisitas yang baik seperti mencuci tangan secara teratur dapat mencegah terjadinya inflamasi aurikula. Pasien harus dilarang menyentuh telinganya. Kuku harus dipotong pendek dan untuk mencegah penularan pada keluarga hendaknya menggunakan sabun antibakteri dan memiliki handuk yang terpisah. Pisahkan sprai yang terinfeksi handuk, baju dari anggota keluarga yang lainnya dan cuci dengan air hangat. Untuk para pegulat perlu diingatkan untuk memakai pelindung kepala, juga pada saat berlatih.

Selasa DM 1&2Otitis media serosa (3A)

- Otitis media akut serosa adalah peradangan kavum timpani / telinga bagian tengah, disebabkan infeksi nasofaring, orofaring atau sinusitis yang menjalar ke telinga bagian tengah melalui Tuba Eustachius. Pada permulaan terdapat pembengkakan dari mukosa kavum timpani disertai dengan hiperimia, kemudian terdapat eksudat yang mukoserosa

- Gejalanya berupa nyeri pada telinga, membran timpani terlihat suram atau kemerahan dan terjadi penebalan. Pada bayi gejala umumnya lebih jelas dengan suhu tinggi yang sukar turun walaupun telah diberikan antibiotik adekuat. Sering disertai gangguan gastrointestinalis berupa muntah dan diare, kadang-kadang disertai kejang. Pada anak yang lebih besar sering ditemukan keluhan gangguan pendengaran dan tinitus

- Penanganan Tetes telinga ( aurolgan) Antibiotika : amoksisilin maupun amoksisilin klavulanat, 10-30 hari dalam

dosis terapeutik.

Page 17: Tugas Dokter Muda Tht (1)

Pipa ventilasiRabu DM 1&2

Miringitis bulosa (3A), perforasi membran timpani (3A)

- Miringitis bulosa merupakan suatu proses infeksi yang melibatkan lapisan tengah membran timpani.

- Myringitis bulosa dianggap sebagai penyakit self limiting disease, kadang-kadang menjadi rumit oleh infeksi sekunder yang purulen. Namun komplikasi serius seperti meningoensefalitis telah dilaporkan dalam beberapa kasus yang langka. Karakteristik gambaran klinis pasien yaitu tiba-tiba nengalami sakit telinga yang parah atau otalgia. Pada anak-anak dengan gejala otitis media akut biasanya tidak spesifik, karena mereka tidak dapat mengungkapkan gejala atau asal usul rasa sakit. Dalam myringitis akut otalgia  sifatnya berdenyut. Nyeri biasanya terletak di dalam telinga, tetapi dapat menyebar ke ujung mastoid, tengkuk,temporomandibula, bersama wajah.

- Prosedur penatalaksanaan miringitis:-  Pembersihan kanalis auditorius eksterna-  Irigasi liang telinga untuk membuang debris (kontraindikasi bila status membran timpani tidak diketahui)

- Timpanosintesis, yaitu pungsi kecil yang dibuat di membran timpani dengan sebuah jarum untuk jalan masuk ke telinga tengah. Prosedur ini dapat memungkinkan dilakukan kultur dan identifikasi penyebab inflamasi.

- Miringotomi, dimana pada otitis media akut miringotomi dan pembuangan cairan mencegah terjadinya pecahnya membran timpani setelah “bulging”. Tindakan ini menyembuhkan gejala lebih cepat, dan insisi sembuh dalam waktu lebih cepat. Timpanostomi dengan insersi pipa ke telinga tengah memungkinkan drainase.

- Medikamentosa (antibiotik, kortikosteroid, analgesik)Kamis DM 1&2

Otosklerosis (3A)- Otosklerosis adalah penyakit primer dari tulang-tulang pendengaran dan kapsul

tulang labirin. Proses ini menghasilkan tulang yang lebih lunak dan berkurang densitasnya (otospongiosis). Gangguan pendengaran disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari spongy bone-like tissue yang menghambat tulang- tulang di telinga tengah, terutama stapes untuk bergerak dengan baik. Pertumbuhan tulang yang abnormal ini sering terjadi di depan dari fenestra ovale, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Normalnya,

Page 18: Tugas Dokter Muda Tht (1)

stapes yang merupakan tulang terkecil pada tubuh bergetar secara bebas mengikuti transmisi suara ke telinga dalam. Ketika tulang ini menjadi terfiksasi pada tulang sekitarnya, getaran suara akan dihambat menuju ke telinga dalam sehingga fungsi pendengaran terganggu.

- Tanda dan gejala otosklerosis :1. Pedengaran menurun secara progresif2. Tinitus3. Vertigo4.  Sulit mendengarsuara yang lembut dan nada rendah (tuli 30-40 db)

- Hampir 90% pasien hanya dengan bukti histologis dari otosklerosis adalah simptomatik karena lesi barlangsung tanpa fiksasi stapes atau gangguan koklear. Pada pasien yang asimptomatik ini, penurunan pendengaran progressif secara konduktif dan sensorineural biasanya dimulai pada usia 20. Penyakit akan berkembang lebih cepat tergantung pada faktor lingkungan seperti kehamilan. Gangguan pendengaran akan berhenti stabil maksimal pada 50-60 db

Jumat DM 1&2Rhinitis kronik (3A)

- Rhinitis disebut kronik bila radang berlangsung lebih dari 1 bulan. Pembagian rhinitis kronis berdasarkan ada tidaknya peradangan sebagai penyebabnya. Rhinitis kronis yang disebabkan oleh peradangan dapat kita temukan pada rhinitis hipertrofi, rhinitis sika (sicca), dan rhinitis spesifik (difteri, atrofi, sifilis, tuberkulosa, dan jamur). Rhinitis kronis yang tidak disebabkan oleh peradangan dapat kita jumpai pada rhinitis alergi, rhinitis vasomotor, dan rhinitis medikamentosa

- Tanda dan gejala rhinitis :• Kongesti nasal• Rabas nasal (purulen dengan rhinitis bakterialis)• Gatal pada nasal dan bersin-bersin.• Sakit kepala dapat saja terjadi terutama jika terdapat juga sinusitis

- Hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan, tergantung pada posisi pasien. Terdapat rinorea yang mukus atau serosa, kadang tidak banyak. Jarang disertai bersin, dan tidak disertai gatal dimata,. Gejala memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur karena perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab, juga karena asap rokok dan sebagainya

Page 19: Tugas Dokter Muda Tht (1)

- Berdasarkan gejala yang menonjol, dibedakan atas golongan yang obstruksi dan rinorea. Pemeriksaan rinoskopi anterior menunjukkan gambaran klasik berupa edema mukosa hidung, konka berwarna merah gelap atau merah tua, dapat pula pucat. Permukaanya dapat licin atau berbenjol. Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid, biasanya sedikit, namun pada golongan rinorea, sekret yang ditemukan biasanya serosa dan dalam jumlah banyak

- Keluhan subyektif yang sering ditemukan pada pasien biasanya napas berbau (sementara pasien sendiri menderita anosmia), ingus kental hijau, krusta hijau, gangguan penciuman, sakit kepala, dan hidung tersumbat

- Belum adanya yang baku. Penatalaksanaan ditunjukkan untuk menghilangkan etiologi, selain gejalanya dapat dilakukan secara konservatif atau operatif. Secara konservatif dapat diberikan:1. Terapi obat-obatan termasuk antihistamin, dekongestan, kortikosteroid

tropical, dan natrium kromolin. Obat-obat yang diresepkan biasanya digunakan dalam beberapa kombinasi, tergantung pada gejala pasien.

2. Antibiotic presprektum luas atau sesuaiuji resistensi kuman sampai gejala hilang.

3. Obat cuci hidung agar bersih dari krusta dan bau busuk hilang dengan larutan betadine satu sendok makan dalam 100 cc air hangat

4. Vitamin A 3x50.000 unit selama 2 minggu5. Preparat Fe6. Pengobatan sinusitis, bila terdapat sinusitis.