tugas (agama) makalah

38
MAKALAH AGAMA ISLAM “KESEHATAN dalam BIDANG KEDOKTERAN GIGI” Kelompok Minggu I : - Miftahul Jannah 1210341001 - Randy Fernandes 1210341002 - Eltana Handayani 1210341003 - RisaWidia 1210341004 - Ahmad Muhavit 1210341005 - Hestia Warti 1210341006 - Qorrie Furqan Al Annuri 1210341007 - Nadia Sri Devi 1210341010 - Azri Darma 1210342005 - Dhira Pratiwi 1210342015 FakultasKedokteran Gigi UniversitanAndalas 2013

Upload: ratu-amelia

Post on 16-Nov-2015

297 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tugas agama

TRANSCRIPT

MAKALAH AGAMA ISLAMKESEHATAN dalam BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Kelompok Minggu I : Miftahul Jannah1210341001 Randy Fernandes1210341002 Eltana Handayani1210341003 RisaWidia1210341004 Ahmad Muhavit1210341005 Hestia Warti1210341006 Qorrie Furqan Al Annuri1210341007 Nadia Sri Devi1210341010 Azri Darma 1210342005 Dhira Pratiwi1210342015

FakultasKedokteran GigiUniversitanAndalas2013

DAFTAR ISI

MATERI1. Memakai Gigi Palsu dari Emas dan Perak2. Situasi dan Kondisi Memakai Behel menurut Agama Islam.......3. Mencabut Gigi TiruanMayat..4. Kenapa Nabi Senang Bersiwak?..5. Waktu yang Disunahkan untuk Bersiwak6. Keunggulan Kayu Siwak.7. Permasalahan Kedokteran Gigi di Indonesia yang menjadi Keluhan Pasien..8. Hukum Bersiwak..9. Cara dan Doa Bersiwak10. Keunggulan Menggunakan Siwak Ketimbang Sikat Gigi11. Manfaat bershiwak..

1. Memakai Gigi Palsu Yang Terbuat Dari Emas /Perak

Kehidupan kaum muslimin dalam keseluruhan aspeknya telah diatur oleh hukum Islam, yang bersumber pada Al-Qur'an dan operasionalnya diterangkan oleh Rasulallah, dalam penjelasannya al-Qur'an banyak menerangkan hukum-hukum secara ijmal dan lebih bersifat universal dan hanya sebagian kecil dari hukum-hukum secara ijmal dan lebih bersifat universal dan hanya sebagian kecil dari hukum yang dijelaskan secara terperinci, sementara sunnah terbatas pada kasus-kasus yang terjadi pada masa Rasulallah. Lebih dari itu, seiring dengan perubahan yang begitu komplek pada saat ini telah lahir pula sejumlah problem yang belum pernah muncul pada waktu yang lalu sebagai efek bola salju dari perkembangan dan perluasan wilayah ilmu pengetahuan baik secara vertikal atau , dimana riak dan gejolak perubahan kecil dan besar banyak terjadi dimasyarakat, hingga untuk memecahkan persoalan-persoalan baru tersebut diperlukan adanya ijtihad hukum.Kajian tentang relevansi hukum inilah yang kemudian akan menjadi permasalahan baru, manakala persoalan-persoalan yang kontemporer muncul pada zaman modern seperti sekarang ini yang belum ditemukan penyelesaiannya.Seperti halnya makalah ini yang akan membahas tentang hukum melepasi gigi dengan emas

DASAR HUKUMA.Al-QuranArtinya; 26.dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.(Q.S.Al Isra; 26-27)B.Hadis ( )Artinya:Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam- pernah mengambil sutra kemudian beliau meletakkannya pada tangan kanan beliau. Beliau juga mengambil emas kemudian beliau meletakkannya pada tangan kiri beliau. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya kedua benda ini (emas dan sutra) diharamkan untuk laki-laki dari umatku. (HR. An-Nasai) ( )Artinya:dari Arfajah bin Asad RA berkata; Hidungku terluka (patah tulang) ketika perang Kulab pada masa jahiliyah. Maka aku memasang hidung buatan (prostese) dari perak kemudian hidungku membusuk.Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam- memerintahkanku untuk memasang hidung dari emas. (HR. At-Tirmidzi)

Memakai gigi palsu dari emas tidak boleh hukumnya bagi laki-laki kecuali darurat; karena haram bagi laki-laki memakai emas dan berhias dengannya. Sedangkan untuk wanita, jika ada suatu kebiasaan wanita berdandan dengan memakai gigi emas, maka tidak apa-apa, dan mereka boleh melapisi gigi mereka dengan emas jika itu menjadi kebiasaan mereka dalam berdandan dan tidak berlebih-lebihan, karena NabiShallahu Alaihi wa Sallambersabda, "Dihalakan emas dan sutera bagi ummatku yang wanita."(Diriwayatkan At-Tirmidzi).Pada dasarnya pemakaian emas tergantung dari kadar dan tujuannya untuk digunakan serta dipakai, dalam melapisi gigi dengan emas menurut pendapat ulama ada yang membolehkan dan ada yang tidak membolehkan.Demikian pula memasang gigi emas pada laki-laki, ia tidak termasuk darurat tetapi hanya hajat saja yaitu sebagai terapi dan pengobatan. Oleh karena itu Rasulullah SAWmemperbolehkannya.Penggunaan emas untuk melapisi gigi dilihat dari tujuannya seperti halnya tempat untuk bercelak apabila tanpa darurat dan tujuannya jelas maka dibolehkan, dan semuanya dilihat dari kadar yang digunakan dalam melapisi gigi tersebut lebih banyak emasnya atau hanya sekedar sebagai pencampur saja jadi gigi yang asli masih utuh, emas sebagai campuran saja.[3]Seperti halnya keterangan dari kitab. Bajuri 'Alal Fathil Qorib.Maka bagi mereka yang diuji harus mempergunakan bejana dari emas dan perak tersebut sebagaimana yang banyak terjadi, maka sebaliknya ia harus mengikuti (pendapat mazhab Hanafi) agar terhindar dari haram.Maksud tanpa dharurat, jika menggunakan bejana emas dan perak seperti mirwad itu suatu keharusan (dharurat) sebagai alat bercelak, agar mata menjadi terang, maka itu yang tidak dihukumi haram (boleh).Dalam keterangan lain juga menjelaskan membuat gigi bahkan hidung dari emas apabila diperlukan juga diperbolehkan apalagi melapisi gigi tersebut dengan emas sebagaimana riwayat Tirmidzi dari Arfajah bin As'ad dia diatas.[4]Apabila seseorang melapisi giginya dengan emas maka akan timbul rasa sombong apalagi melapisi gigi depan dengan emas karena Allah tidak menyukai orang yang berlebihan telah berhias dengan berlebihan dan rasanya ingin memamerkan pemanis senyum tersebut, sehingga dengan itu akan timbullah sifat riya' dalam hati tersebut, meskipun Sayyidina Utsman ra menambal giginya dengan emas. Dengan melapisi gigi dengan emas apabila berniat sekedar pamer dan tidak ada tujuan termasuk orang yang tidak menyukuri nikmat yang telah diberikan Allah. Tidak dibolehkannya ulama karena akan dapat merusak gigi dan akan menghabiskan uang dalam mengganti gigi tersebut.2. HUKUM MEMAKAI BEHEL DAN KAPAN SAJA BEHEL BOLEH DIPERGUNAKANHukum asalnya merubah sesuatu yang Allah ciptakan pada diri seseorang adalah dilarang (haram), berdasarkan firman Allah,Dan akan aku (setan) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya. (QS. An-Nisa: 119).Ayat ini menjelaskan bahwa merubah ciptaan Allah termasuk sesuatu yang haram dan merupakan bujuk rayu setan kepada anak Adam yang melakukan kemaksiatan.Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Masud, ia mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam melaknat perempuan yang mencabut (alisnya), menata giginya agar terlihat lebih indah yang mereka itu merubah ciptaan Allah.Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Artinya : Para wanita yang mengikir gigi untuk berhias dan yang merubah ciptaan Allah Mengikir gigi merupakan perbuatan yang merubah ciptaan Allah Subhanahu wa Taala dan menyibukkan diri dengan perbuatan sia-sia yang tidak ada manfaatnya, dan hanya membuang-buang waktu yang seharusnya dipergunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat bagi manusia. Perbuatan tersebut juga merupakan penipuan dan penggelapan serta menunjukkan kerdilnya manusia.[Zinatul Marah, hal. 84]Hadis ini merupakan laknat (dari rasulullah .) kepada wanita-wanita yang mencabut alisnya dan menata giginya dikarenakan mereka telah merubah ciptaan Allah. Dalam riwayat yang lain dikatakan, orang-orang yang merubah ciptaan Allah.Namun, dalam beberapa hal ada pengecualian yang dibolehkan oleh syariat. Seperti dalam keadaan darurat dan mendesaknya kebutuhan, maka tidak mengapa merapikan gigi karena suatu hal yang darurat dan kebutuhan. Darurat dalam kategori syariat yaitu gigi yang ompong atau gingsul, yang perlu diubah karena sulit mengunyah makanan atau agar berbicara dengan fasih dll.Dalil mengenai hal ini adalah Arjafah bin Asad radhiallahuanhu, ia mengatakan, Hidungku terpotong pada Perang Kullab di masa jahiliyah. Aku pun menggantikannya dengan daun, tetapi daun itu bau sehingga menggangguku. Lal Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menyuruhku menggantinya dengan emas. (HR. Tirmidzi, An-Nasai, dan Abu Dawud).Perintah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam kepada Arjafah untuk memperbaiki hidungnya dengan emas merupakan dalil bolehnya memperbaiki gigi. Adapun memperbaiki gigi yang cacat, maka tidak ada larangan untuk menatanya agar hilang cacatnya.Syaikh Ibnu Utsaimin pernah ditanya, Apa hukumnya memperbaiki gigi?Syaikh menjawab, Memperbaiki gigi ini dibagi menjadi dua kategori:Pertama, jika tujuannya supaya bertambah cantik atu indah, maka ini hukumnya haram. Nabi shalallahu alaihi wa sallam melaknat wanita yang menata giginya agar terlihat lebih indah yang merubah ciptaan Allah. Padahal seorang wanita membutuhkan hal yang demikian untuk estetika (keindahan), dengan demikian seorang laki-laki lebih layak dilarang daripada wanita.(brecket lepasan untuk kecantikan)Kedua, jika seseorang memperbaikinya karena ada cacat, tidak mengapa ia melakukannya. Sebagian orang ada suatu cacat pada giginya, mungkin pada gigi serinya atau gigi yang lain. Cacat tersebut membuat orang merasa jijik untuk melihatnya. Keadaan yang demikian ini dimaklumi untuk membenarkannya. Hal ini dikategorikan sebagai menghilangkan aib atau cacat bukan termasuk menambah kecantikan. Dasar argumentasinya (dalil), Nabi shalallahu alaihi wa sallam memerintahkan seorang laki-laki yang hidungnya terpotong agar menggantinya dengan hidung palsu dari emas, yang demikian ini termasuk menghilangkan cacat bukan dimaksudkan untuk mempercantik diri.

(gigi crowding)(gigi crowding berbehel) MUBAH3. Mencabut Gigi Palsu bagi si MayatPada dasarnya, pemasangan gigi palsu menurut hukum asalnya boleh untuk pria dan wanita, hanya saja tidak diperbolehkan bila terbuat dari emas, baik untuk laki-laki atau perempuan (Fatawa wa RosailSyaikh Muhammad bin Ibrohim 4/69). Memasang gigi emas tanpa ada kebutuhan yang mendesak tidak diperbolehkan, sebab keharaman emas itu berlaku pada kaum lelaki. Jika yang dilakukan orang tersebut adalah hanya untuk berhias maka seharusnya ia melepasnya, dan mengganti gigi tersebut dengan sesuatu yang mubah selain emas. (Fatwa Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz dalamMajmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwiah, 10/42). Hal ini tentu dinilai juga dari tujuan pemasangan gigi palsu tersebut yaitu untuk menggantikan gigi yang telah rusak dan menggantikannya dengan gigi yang baru. Perawatan pemasangan gigi palsu ini tidak termasuk mengubah ciptaan Allah bahkan mungkin justru sangat dibutuhkan untuk mendukung fungsi mastikasi (pengunyahan).Lalu bagaimana jika seseorang yang menggunakan gigi palsu suatu ketika meninggal dunia?apakah harus dicabut atau tidak?Untuk menanggapi masalah tersebut, ada dua pendapat yang menjelaskan hal tersebut. Pendapat pertama mengatakan bahwa gigi palsu itu tidak lagi perlu dibuka apabila meninggal karena hal seperti itu tidak pernah disebut dalam nas yang tsabit dari Rasulullah SAW. Pendapat kedua menyatakan bahwa ketika pemakai gigi palsu tersebut meninggal, bila gigi tersebut permanen, sehingga untuk mencabutnya harus dengan operasi, maka tak perlu mencabutnya demi menghormati jasad mayat. Kecuali bila gigi tersebut terbuat dari bahan yang bernilai (spt emas), sehingga akan mendorong orang untuk mencurinya. Kalau gigi tersebut tidak permanen lebih baik dicabut, karena itu tak ubahnya hiasan seperti cincin yang tidak ada gunanya untuk disertakan dengan maya.Selain itu juga di jelaskan jenazah boleh memakai sesuatu yang dibolehkan memakainya ketika ia masih hidup (Dalam Kitab Hasyiah Bajuri, jilid 1 halaman 248). Jika mayat itu memakai gigi palsu dari emas dan perak atau lainnya yang berharga, lebih utama dibuka jika sekiranya mudah dibuka karena membiarkannya terkubur bersama jenazah termasuk dalam mubadzir. Tetapi jika sukar, tidak perlu dibuka karena haram hukumnya menyakiti mayat.

4. Kenapa nabi senang bersiwak? Karena siwak merupakan pekerjaan yang ringan namun memiliki faedah yang banyak baik bersifat keduniaan seperti berupa kebersihan mulut, kesehatan gigi dan mulut, menghilangkan bau mulut, membuat gigi putih, dll maupun faedah yang bersifat akhirat yaitu ittiba kepada nabi dan mendapat keridhoan dari allah Swt. Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya: Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhoan bagi Rob (HR.Ahmad, Irwaul Golil no.66)5. Waktu-waktu Disunnahkannya BersiwakAsy-Syaikh DR. Shalih Fauzan berkata: Bersiwak disunnahkan disetiap keadaan, bahkan sekalipun yang berpuasa disepanjang harinya, demikianlah pendapat yang benar. dan menjadi sunnah muakadah pada waktu tertentu (Al-Mulakhkhas Al-Fiqhy: 1/30)Keterangan dari perkataan diatas:Disunnahkan bersiwak dalam setiap keadaan. (Syahr Riyadhus Shalihin: 3/264, Al-Mulakhkhas Al-Fiqhy: 1/30, Akhshar Al-Mukhtashar, hal. 92, Al-Umm: 1/35) dan Al-Uddah Syarh Umdah, hal. 34).Asy-Syaikh Ibnu Aqil berkata: Tidak ada perbedaan pendapat para ulama mazhab (dikalangan kami) bahwasanya bersiwak tidak disunnahkan bagi orang yang berpuasa setelah matahari tergelincir (Al-Uddah Syarh Umdah, hal. 35).Apabila ada orang yang berpendapat disunnahkannya bersiwak walaupun dalam keadaan berpuasa dan berdalil dengan hadits Amir bin Rabiah: Aku melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam- dalam beberapa kali yang tidak bisa aku hitung, beliau bersiwak dalam keadaan berpuasa. Maka pendalilan tersebut tertolak karena hadits yang dijadikan dalil adalah hadits dhoif, sebagaimana telah didhoifkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Dhoif Abi Dawud; 551, Dhoif At-Tirmidzi; 16 dan lihat Al-Irwa; 68).Dan pendapat yang benar adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Syaikh DR. Shalih Fauzan dan para ulama selain beliau, bahwa bersiwak dalam keadaan berpuasa adalah boleh dan disunnahkan. (Al-Mulakhkhas Al-Fiqhy: 1/30). Perkara tersebut karena ketidak adanya dalil yang melarang untuk bersiwak ketika sedang berpuasa baik itu sebelum matahari tergelincir atau setelah matahari tergelincir, namun yang ada hanyalah anjuran untuk bersiwak dalam konteks umum (yakni bersiwak disetiap waktu atau setiap keadaan). Wallahu alam bish shawab.Ringkasnya: Boleh bagi orang yang berpuasa untuk bersiwak baik itu sebelum matahari tergelincir atau setelah matahari tergelincir (Tamamul Minnah: 1/60). Adapun diantara waktu-waktu yang sunnah muakkad untuk bersiwak ada beberapa perkataan para ulama:1). Al-Imam Abdurrahman bin Ibrahim Al-Maqdisy rahimahullah- berkata: Bersiwak akan menjadi sunnah muakkad: Ketika terjadi perubahan bau mulut, karena sesungguhnya asal disunnahkannya bersiwak karena untuk menghilangkan bau (tidak sedap) pada mulut.Ketika bangun dari tidur, sebagaimana hadits Khudzaifah Ibnul Yaman: Dari Hudzaifah Ibnul Yaman -radhiyallahu anhu-, beliau berkata: Jika Rasulullah -shallallahualaihi wa sallam- bangun malam, beliau menggosok (membersihkan) mulutnya dengan siwak. (HR.Bukhari; 245 dan Muslim; 255). Ketika setiap akan shalat, dengan hujjah hadits Abu Hurairah: Dari Abu Hurairah -radhiyallahu anhu-, dari Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, Beliau bersabda: Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan perintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan shalat. (HR. Bukhari (2/374/887), Muslim (1/220/252) dan Tirmidzi (1/18/22) lihat Shahihul jami No. Hadits 5315).2). Al-Imam An-Nawawy berkata: Bersiwak hukumnya mustahab dilakukan pada setiap waktu, tetapi lebih ditekankan lagi pada waktu yang lima, yaitu ketika setiap akan shalat, ketika setiap akan wudhu, ketika membaca Al-Quran, katika bangun tidur dan ketika mulut sudah mulai berbau. (Bagaimana Seorang Muslim Mengenal Agamanya, hal. 310).3). Samahatusy Syaikh Ibnu Baz rahimahullah- berkata: Bersiwak akan menjadi sunnah muakkad pada beberapa tempat: Ketika akan berwudhu, Ketika hendak akan shalat, ketika masuk rumah, ketika bangun dari tidur, ketika terjadi perubahan bau mulut dari bau yang tidak sedap atau karena telah kotor. (Syarh Riyadhus Shalihin: 3/264).4) Sebagai tambahan Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahihnya membuat Bab khusus tentang ditekankannya bersiwak pada hari Jumat yaitu dalam dalam Kitabul Jumuati Bab Ath-Thibbi Lil Jumuati, no. 880 dan Bab As-Siwaki Yaumul Jumuati, no.hadits 887, 888, dan 889).Dari beberapa perkataan tersebut tujuannya:Untuk membersihkan mulut dan mencari keridhaan Allah, dari Aisyah radhiyallahu anha- bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam- bersabda: Siwak itu pembersih mulut dan diridhai Allah. (HR. Bukhari Kitabus Shiyam Bab 27, Ad-Darimy juz I Kitabul Wudhu bab 19 hal. 174, Ahmad dalam Al-Musnad juz I hal. 3 dari Abu Bakar dan hal. 10, dan An-Nasai juz I Kitabut Thaharahi Bab.4. Dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany di dalam Shahihil Jami no. hadits 3695).KESIMPULANBahwa bersiwak akan menjadi sunnah muakkad pada waktu-waktu tertentu, diantaranya:1) Setiap akan BerwudhuDari Abu Hurairah -radhiyallahu anhu-, dari Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, Beliau bersabda: Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan perintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudhu. (HR. Malik:1/66, Al Baihaqi:1/35, Ibnu Huzaimah:1/73 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany di dalam Shahihil Jami no. 5317, shahihut Targhib no. 201 dan Al-Irwa: 1/109).Asy-Syaikh DR. Shalih Fauzan berkata: Hadits ini menunjukkan dengan tegas bahwa bersiwak adalah sunnah pada setiap akan berwudhu. Hal itu dilakukan ketika sedang berkumur-kumur karena hal itu akan membantu mengharumkan dan membersihkan mulut (Al-Mulakhkhas Al-Fiqhy, hal. 30).2) Setiap akan melakukan shalat.Dari Abu Hurairah -radhiyallahu anhu-, dari Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, Beliau bersabda: Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan perintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan shalat. (HR. Bukhari (2/374/887), Muslim (1/220/252) dan Tirmidzi (1/18/22) lihat Shahihul jami No. Hadits 5315)Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah- berkata: Dalam hadits ini menunjukkan bahwasanya siwak tidaklah wajib, dan bahwasanya seseorang diberi pilihan, karena jika hukumnya wajib niscaya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam- akan memerintahkan mereka, baik mereka merasa berat ataupun atau tidak merasa berat. (Al-Umm: 1/35)Hikmah disunnahkannya bersiwak ketika hendak akan shalat, diantaranya berkata Al-Imam Ibnu Daqiqil Ied rahimahullah-:Rahasia permasalahan dianjurkannya bersiwak ketika hendak akan shalat adalah kita diperintah dalam setiap keadaan supaya beramal sebaik mungkin tatkala beribadah kepada Allah -Azza wa Jalla-. Dan ada yang berkata: (Karena) permasalahan ini berkaitan dengan para malaikat, sebab malaikat merasa terganggu dengan bau yang tidak sedap (yang berasal dari gigi dan mulut).Maka Imam Ash-Shanani rahimahullah- berkata: Rahasia permasalahan ini mencakup dua perkara yang telah disebutkan, sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim dari Jabir radhiyallahu anhu: Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah atau jengkol, maka sekali-kali jangan mendekati masjid kami, karena para malaikat terganggu dengan apa-apa yang manusia terganggu dengannya. (Taisirul Allam: 1/40 dan Subulussalaam: 1/64).3) Setiap Bangun dari TidurDari Hudzaifah Ibnul Yaman -radhiyallahu anhu-, beliau berkata: Jika Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- bangun malam, beliau menggosok (membersihkan) mulutnya dengan siwak. (HR. Bukhari; 245 dan Muslim; 255).Asy-Syaikh DR. Shalih Fauzan berkata: Siwak juga menjadi sunnah muakadah ketika seseorang bangun dari tidur di malam atau siang hari. Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- jika bangun tidur dimalam hari, beliau menggosok mulutnya dengan siwak. hal itu dikarenakan bersamaan dengan proses tidur, maka berubahlah bau mulut, yang disebabkan peningkatan gas dalam lambung. (Al-Mulakhkhas Al-Fiqhy: 1/30).Hikmah disunnahkannya bersiwak ketika bangun tidur.Asy-Syaikh Abdullah Alu Bassam rahimahullah- berkata: Termasuk tanda kecintaan Nabi -shallallahu aihi wa sallam- kepada kebersihan dan ketidak sukaannya terhadap bau tidak enak, tatkala bangun dari tidur malam yang panjang, yang mana saat itu dimungkinkan bau mulut sudah berubah, maka beliau menggosok giginya dengan siwak untuk menghilangkan bau tidak sedap, dan untuk menambah semangat setelah bangun tidur, karena termasuk kelebihan siwak adalah menambah daya ingat dan semangat. (Taisirul Allam: 1/41).Apakah Bersiwak Khusus Ketika Bangun Tidur Pada Malam Hari?Jika ada yang berkata tidaklah layak bagi seseorang untuk berdalil dengan hadits Khudzaifah Ibnul Yaman atas ditekankannya untuk bersiwak ketika tidur pada siang hari, karena dalil itu khusus untuk malam hari, dan tidaklah mungkin menjadikan dalil khusus kepada yang umum.Asy-Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin rahimahullah- berkata: Tidak ada pencegah tentang keberadaan hadits Khudzaifah tersebut, karena anjuran hadits tersebut juga ketika bangun dari tidur pada siang hari, karena bahwasanya illahnya hanya satu yaitu perubahan bau mulut ketika tidur. (Al-Mumti: 1/109).4). Setiap akan Masuk RumahDari Miqdam bin Syuraih dari ayahnya (Syuraih), ia berkata: Saya bertanya kepada Aisyah -radhiyallahu anha-: Dengan apa Rasulullah -shallallahu aihi wa sallam- memulai ketika masuk ke rumahnya? Aisyah menjawab: Dengan siwak. (HR. Muslim dalam kitabut Thaharah juz II bab 43 hal. 12 Syarh Shahih Muslim oleh An-Nawawy, Imam Ahmad dalam Musnad-nya juz VI hal. 42, 110 dan 182, An-Nasai juz I kitabut Thaharah Bab 7, Ibnu Majah juz I Kitabut Tharah bab VII hal. 106).5). Ketika hendak membaca Al QuranDari Ali -radhiyallahu anhu- berkata : Rasulullah -shallallahu aihi wa sallam- memerintahkan kami bersiwak, sesungguhnya seorang hamba apabila berdiri sholat malaikat mendatanginya kemudian berdiri dibelakangnya mendengar bacaan Al Quran dan ia mendekat. Maka ia terus mendengar dan mendekat sampai ia meletakkan mulutnya diatas mulut hamba itu, sehingga tidaklah dia membaca satu ayatpun kecuali berada dirongganya malaikat (HR. Al Baihaqy dan Ad Dhiya. Lihat Sislsilah Al Ahadits As Shahihah 1213).6). Setiap hari JumaatDari Abu Hurairah radhiyallahu anhu-, dia berkata, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam- berkata pada hari Jumat: Kaum muslimin, sesungguhnya hari ini Allah telah menjadikannya untuk kalian sebagai Ied (hari raya) maka mandilah kalian, dan hendaklah kalian bersiwak. Berkata Al-Haitsamy dalam Al-Majmu 2/176 diriwayatkan oleh Ath-Thabrany dalam Al-Ausath dan para rawinya tsiqah (terpercaya), (Lihat Ahkamul Jumah, hal. 60).Dari Abu Said Al-Khudry, dia berkata: Aku menyaksikan rasulullah shallallahu alaihi wa sallam-, Beliau berkata: Mandi pada hari Jumat wajib atas setiap muhtalim (orang yang sudah baligh), dan menggosok gigi dan mengusapkan minyak wangi (pada anggota tubuh) yang dapat dijangkau (dengan tangan). (HR. Bukhari dalam Kitabul Jumuati Bab Ath-Thib Lil Jumuati, no. 880, dan Lihat Al-Lulu wal Marjan, hal. 144).

6. Keunggulan Kayu Siwak a. Mengandung antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids tersebutb. Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan- bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi. c. Mengandung minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.d. Mengandung enzim yang mencegah pembentukan plak yang menyebabkan radang gusi. Plak juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature. e. Mangandung anti decay agent (zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.

7.Permasalahan Kedokteran Gigi di Indonesia yang menjadi Keluhan PasienPekerjaan yang menuntut perpaduan keterampilan otak dan juga manipulasi berbagai bentuk bahan yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi tidak hanya memberikan keuntungan bagi dokter gigi dan pasien, tetapi ada juga beberapa kerugian yang ditimbulkan. Kerugian tersebut jelas memberikan permasalahan bagi sang dokter gigi juga pasien yang menuntut pelayanan. Dokter gigi dituntut untuk ekstra hati-hati sehingga dapat menekan kemungkinan buruk dari berbagai pekerjaan yang dilakukan kepada pasien-pasiennya. Sebenarnya, masalah seperti berbaga ipenyakit dapat terhindari jika saja pelayanan dalam bentuk pencegahan (preventif) dapat dilakukan dokter gigi dengan memberikan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jika tidak terealisasikan, penanganan selanjutnya berlanjut kepemeliharaan (promotif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabititatif).Permasalahan yang sering timbul saat melaksanakan kegiatan pencegahan (preventif) biasanya bukan dari dokter gigi yang memberikan penyuluhan, tetapi masyarakat atau warga yang malas untuk datang keacara-acara penyuluhan. Kebanyakan orang-orang terutama orang Indonesia masih banyak yang belum tahu akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut bagi kesehatan tubuh. Akibat dari hal tersebut banyak orang Indonesia yang berkeluh kesah kepada dokter gigi setelah kesehatan gigi (terutama) mereka bermasalah. Tindakan selanjutnya yaitu pengobatan (promotif). Pasien sering mengeluh bila hasil pengobatan tidak sesuai dengan harapanya. Mereka menganggap dokter giginyalah yang tidak pandai atau tidak bagus dalam melakukan pengobatan. Padahal, kesehatan bukan di tangan dokter gigi melaikan Allah yang memberi. Selain itu, komunikasi antar pasien dan dokter gigi yang tidak terjalin baik juga menimbulkan masalah. Pasien tidak memahami perkataan dokter gigi yang cenderung berbahasa ilmiah. Seharusnya, seorang dokter gigi harus dapat membaca lingkungan serta situasi dan kondisi. Bila hal tersebut dilakukan maka kesalahpahaman antara dokter gigi dan pasien dapat diminimalisir.Bila pasien tidak puas pada pelayanan yang diberikan dokter gigi, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu :Menanyakan ulang kepada dokter gigi bila tidak paham maksud dari perkataan tersebut. Bila perlu bertanya pada pihak menejemen rumahsakit tentang penanganan lebih lanjut. Bila pasien menduga ada pelanggaran disiplin yang serius oleh dokter gigi, sebaiknya mengadukan keluhan ke MKDKI (Majelis Kehormatan Displin Kedokteran Indonesia) agar kinerja dokter gigi menjadi lebih baik.Kejadian tidak diharapakan (KTD) disebut dengan adverse event, dikelompokkan menjadi 4, yaitu :Pejalanan penyakit yang tidak dapat dihentikan. Misalnya karena keganasan atau stadium lanjut atau karena komplikasi penyakit. Merupakan resiko yang tidak diketahui atau dibayangkan sebelumnya (unforeseeable risk). Merupakan resiko yang sudah diketahui namun dapat diterima oleh pasien atau keluarga (foreseeable but accepted). Akibat dari kegagalan dokter melaksanakan pelayanan yang layak (reasonable care) dalam melaksanakan tugas secara profesional, tanpa alasan yang dapat diterima.Penyakit yang paling banyak memberikan keluhan bagi pasien dokter gigi, khususnya di Indonesia yaitu gigi berlubang (karies). Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan pasta gigi berfloride atau lapisan pelindung permukaan kunyah (fissure sealant). Penanganan lanjutan apabila telah terjadi karies mulai dari pembersihan karang gigi, penambalan sederhana sampai pada tahap pencabutan (ekstraksi).Masalah atau penyakit lain yang berhubungan dengan gigi yaitu noda pada gigi, email gigi yang lemah, pembengkakan gusi (gingivitis), penumpukan plak, penumpukan tar (perokok), serta pemasalah bakteri yang membuat bau mulut tidak sedap. Di Indonesia, menurut para pakar dalam bidang kedokteran gigi, masalah gigi dan mulut lebih banyak terjadi akibat masyarakat tidak menganggap masalah gigi sebagai hal yang serius. Sifatmenyepelekan itu akan membuat para pasien menyesal pada akhirnya. Tetapi, seiring perkembangan zaman sebenarnya orang-orang telah banyak yang tahu penyebab dan cara pencegahan. Hanya saja mereka malas untuk melaksanakan hal tersebut sehingga penyesalan memang datang pada akhirnya.Tindakan utama dalam pencegahan masalah gigi dan mulut seberanya sederhana, yakni menyikat gigi dengan cara dan teknik yang benar 2x sehari (pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur) dengan pasta gigi dan sikat gigi yang sesuai standar. Hal tersebut akan membantu perlindungan maksimum pada gigi.8. Hukum Bersiwak Ketika BerpuasaPendapat yang shahih adalah bahwa bersiwak hukumnya sunnah di setiap waktu bagi yang puasa dan tidak puasa, dan sesungguhnya boleh bersiwak bagi yang puasa setelah gelincir matahari, sebagaimana boleh sebelumnya..Dalilnya adalah hadits Amir bin Rabiah yang disebutkan dalam kitab-kitab sunan, ia mengatakan, Aku melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkali-kali menggunakan siwak ketika beliau sedang berpuasa. Ia tidak membedakan apa yang dilihatnya itu, apakah sebelum tergelincirnya matahari atau setelahnya, ia menyebutkannya secara global. Biasanya yang dilihat itu adalah setelah tergelincirnya matahari, karena shalat siang hari itu semuanya setelah tergelincirnya matahari. Sementara siwak itu sendiri sangat dianjurkan penggunaannya sebelum shalat.Adapun orang-orang yang memakruhkan penggunaannya bagi yang sedang menjalankan puasa, mereka berdalih dengan hadits, Jika kalian berpuasa, hendaklah kalian ber-siwak di awal hari dan janganlah kalian ber-siwak di akhir hari. Akan tetapi hadits ini dhaif, tidak bisa dijadikan hujjah.Selain itu, mereka pun berdalih dengan hadits tentang bau mulut, yaitu sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Sungguh, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah daripada aroma misik. (HR. al-Bukhari)Mereka mengatakan, bahwa menggunakan siwak itu bisa menghilangkan bau mulut, yang mana bau mulut itu sebenarnya lebih wangi di sisi Allah Subhanahu wa Taala.Alasan ini tidak shahih, sesungguhnya siwak tidak menghilangkan bau mulut karena bau mulut orang yang puasa bukan di gigi dan mulut, namun di dalam perut. Maka kosongnya isi perut dari makanan menjadikan bau tidak enak yang keluar darinya. Bau tidak enak ini dibenci dalam penciuman manusia akan tetapi disukai di sisi Allah swt. Siwak tidak menghilangkan bau mulut namun hanya membersihkan mulut dan menghilangkan bau mulut yang terjadi karena lama berdiam dan semisalnya. Maka yang benar, bahwa siwak itu boleh digunakan baik di awal hari maupun di penghujung hari.10. Keunggulan Menggunakan Siwak daripada Sikat GigiTumbuhan yang mempunyai nama latin Salvadora persica ini, telah berabad- abad yang lalu di sebutkan namanya dalam hadist mulia oleh Rasulullah Muhammad Sallallahu alaihi wassalam. Beliau sendiri pun, juga terbiasa membersihkan giginya dengan siwak setiap bangun dari tidur, seperti di riwayatkan oleh Aisyah ra,Nabi Muhammad SAW bersabda,"Kami biasa menyiapkan sebuah siwak dan air untuk wudhu bagi Rasulullah saw kapan pun Allah menghendaki beliau bangun dari tidur malam, beliau akan membersihkan giginya dengan siwak, mengambil wudhu, dan lalu mendirikan shalat". (HR Muslim).Siwak berasal dari bahasa arab yudlik yang artinya adalah memijat (massage). Siwak lebih dari sekedar sikat gigi biasa, karena selain memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walaupun di bawah tekanan yang keras, siwak juga memiliki kandungan alami antimikrobial dan antidecay system.Batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara tepat dan dapat mengikis plak pada gigi. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi.Siwak adalah alat pembersih gigi yang memiliki keunggulan karena terbukti mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi. Siwak juga berfungsi mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut.Adapun kandungan kimiawi yang bermanfaat dalam siwak :- Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluorida, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimetilamin, Salvadorin, Tannin dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi.- Antibacterial Acids, seperti astringents, abrasive dan detergent yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi, menghentikan pendarahan pada gusi.-Enzim yang mencegah pembentukan plak yang merupakan penyebab radang gusi dan penyebab utama tanggalnya gigi secara prematur.- Anti Decay Agent (Zat anti pembusukan) dan Antigermal System, yang bertindak seperti Penicilin menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah terjadinya proses pembusukan.- Penelitian kimiawi terhadap tanaman ini telah dilakukan semenjak abad ke-19, dan ditemukan sejumlah besar klorida, fluor, trimetilamin dan resin. Kemudian ditemukan juga kandungan silika, sulfur dan vitamin C. Kandungan kimia tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut dimana trimetilamin dan vitamin C membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan gusi. Klorida bermanfaat untuk menghilangkan noda pada gigi, sedangkan silika dapat bereaksi sebagai penggosok. Kemudian keberadaan sulfur dikenal dengan rasa hangat dan baunya yang khas, adapun fluorida berguna bagi kesehatan gigi sebagai pencegah terjadinya karies dengan memperkuat lapisan email dan mengurangi larutnya terhadap asam yang dihasilkan oleh bakteri.Riset terakhir pada tahun 2007 yang dilakukan oleh para peneliti di perusahaan Wrigley dalam laporannya di Jurnal Agrikultur dan Kimia Bahan Pangan membuktikan bahwa batang kayu tanaman Magnolia (satu divisi dengan siwak, yaitu Magnoliofita) memiliki efek anti bakteri yang tinggi terhadap bakteri penyebab bau mulut.Dan, pada tahun 1986 WHO juga merekomendasikan penggunaan siwak. Berbagai penelitian ilmiah lain melaporkan bahwa ekstrak tanaman siwak pada konsentrasi yang tinggi dapat disandingkan dengan zat desinfektan oral dan anti plak lain yaitu triklosan dan klorheksidin glukonat.Sebuah penelitian pada 2004 membandingkan pembersihan gigi dengan siwak dan sikat gigi bercampur pasta gigi. Hasilnya, gigi lebih bersih bila dibersihkan dengan siwak.

Pada 1986 dan 2000, World Health Organization (WHO) menyarankan penggunaan siwak untuk membersihkan gigi. Salah seorang peneliti siwak, Ramli Mohammed Diabi, menghabiskan 17 tahun masa hidupnya hanya untuk meneliti kegunaan siwak. Dia berpendapat, siwak juga berfungsi untuk menghilangkan efek kecanduan bagi perokok aktif.Bersiwak Merupakan SunnahSetelah kedatangan Islam, Rasulullah SAW. menetapkan penggunaan siwak sebagai sunnah beliau yang sangat dianjurkan, bahkan beliau bersabda : Seandainya tidak memberatkan ummatku, maka aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudhu (Muttafaq alaihi). Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW. adalah orang pertama yang mendidik manusia dalam memelihara kesehatan gigi. Ibn Umar r.a. berkata: Rasulullah SAW. bersabda, Jadikan bersiwak itu satu amalan, karena yang demikian (bersiwak) itu menyehatkan mulut dan merupakan sesuatu yang disukai Yang Maha Pencipta (Hadis Riwayat Al-Bukhari).Daripada Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW. bersabda: Kalau tidak menyusahkan umatku niscaya aku menyuruh mereka bersiwak setiap kali hendak menunaikan sholat (Hadis Riwayat Al-Bukhari).Kekurangan Sikat GigiDiantara teknik yang digunakan pada sikat gigi seperti mesin getar, mesin yang memutar sikat, pengurut gusi dari getah, pembersih lidah dan sebagainya. Berdasarkan kajian saintifik, menyikat dengan berbagai cara menggunakan sikat linen atau plastik walaupun sikat tersebut dibuat dengan berbagai bentuk yang canggih, sebenarnya tidak akan membantu membersihkan menanggalkan plak dengan sempurna.Sikat yang dibuat dari linen atau plastik amat mudah memerangkap bakteri. Itulah sebabnya persatuan dokter gigi menyarankan agar sikat gigi diganti setiap dua bulan sekali. Mungkin anda lihat sikat gigi tersebut masih baru dan belum rusak atau sikatnya masih keras, tetapi ia sudah membahayakan kesehatan gigi.

12. Manfaat bershiwakSiwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :- Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids tersebut.- Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.- Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.- Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature.- Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.Sebuah penelitian terbaru tentang Periodontal Treatment (Perawatan gigi secara periodik/berkala) dengan mengambil sample terhadap 480 orang dewasa berusia 35-65 tahun di kota Makkah dan Jeddah oleh para ilmuwan dari King Abdul Aziz University, Jeddah, menunjukkan bahwa Periodontal treatement untuk masyarakat Makkah dan Jeddah adalah lebih rendah daripada studi yang dilakukan terhadap negara-negara lain, hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan siwak berhubungan sangat erat terhadap rendahnya kebutuhan masyarakat Makkah dan Jeddah terhadap Periodontal Treatment.

Penelitian lain dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan pada pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran bubuk siwak menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi kebersihan gigi secara sempurna adalah pasta gigi dengan butiran-butiran bubuk siwak, karena butiran-butioran tersebut mampu menjangkau sela-sela gigi secara sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang masih bersarang pada sela-sela gigi. Sehingga banyak perusahaan-perusahaan di dunia menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta gigi mereka. WHO pun turut menjadikan siwak termasuk komoditas kesehatan yang perlu dipelihara dan dibudidayakan. Mari kita budayakan hidup sehat dengan bersiwak!!

Faedah BersiwakMengenai faedahnya, para ulama menyebutkan, bersiwak itu mempunyai faedah yang sangat banyak. Bahkan, sebagian ulama mengatakan bahwa faedah-faedahnya kurang lebih mencapai 70. Antara lain, membersihkan mulut, mendapat ridha Tuhan, memutihkan gigi, mengharumkan mulut, meluruskan tulang punggung, menguatkan gusi, memperlambat tumbuhnya uban, membersihkan badan, menambah kecerdasan, melipatgandakan pahala, mempermudah keluarnya ruh, menyebabkan ingat bacaan syahadat ketika menghadapi kematian, menyebabkan kelapangan rizqi dan kecukupan, melancarkan rizqi, memperbaiki kesehatan mulut, menghilangkan kotoran dan lendir di tenggorokan, menguatkan gigi, menambah kebaikan, menyenangkan malaikat dan mereka akan mau bersalaman karena tertarik pada cahaya mukanya (muka orang yang bersiwak), menghilangkan penyakit kusta.Dalam fungsinya sebagai alat pembersih gigi dan mulut, bersiwak dengan menggunakan kayu yang khusus, yang disebut kayu arak, memang dapat diganti dengan sikat gigi dan odol. Tetapi manfaat-manfaat lain yang didapat tidak sebanyak bila kita menggunakan siwak, yang khusus itu. Sehingga, bersiwak tetap memiliki kelebihan dibandingkan cara lain dalam membersihkan gigi atau mulut.Manfaat bersiwak/sikat gigi bagi otak kita,- Menunda pikunIni sehubungan dengan penyakit Alzheimer, seperti hasil penelitian di New York University, yang salah satunya dipicu atau disebabkan radang gusi. Radang gusi sendiri dipicu oleh rongga mulut yang kotor. Salah satu cara untuk membersihkannya adalah dengan menggosok gigi. So, itulah sebabnya kenapa menggosok gigi bisa mendongkrak daya ingat kita.

- Mencegah Meningitis [Peradangan Selaput Otak]Bakteri S. trigunirus, penyebab meningitis, termasuk bakteri yang ada di rongga mulut. Pada saat terjadi perdarahan spontan pada peradangan gusi atau jaringan periodontal menandakan ada pembuluh darah yang pecah bakteri S trigunirus ini masuk ke pembuluh darah dan bisa terbawa berjalan, jalan ke otak.Kemudian, jika anda bertanya bagus mana antara menggosok gigi dengan kayu siwak atau dengan sikat gigi ? Maka jawabannya sudah pasti bagus dengan bersiwak. Kenapa ?Karena Salah satu manfaat yang utama, seperti yang pernah dipublikasikan penelitian di Swedia dalam Journal of Periodontology yang menemukan bahwa siwak mampu membunuh bakteri yang bisa menyebabkan penyakit periodontal.Namun kebenaran ini jarang dipublikasikan karena mereka takut kebenaran sabda Nabi akan semakin terungkap.

Dalam kitab Ath-Thubbun Nabawi (Medis Nabawi) yang disusun oleh Ibnul Qoyyim dijelaskan manfaat siwak antara lain : Membersihkan mulut Membersihkan gusi Mencegah pendarahan Menguatkan penglihatan Mencegah gigi berlubang Menyehatkan pencernaan Menjernihkan suara Membantu pencernaan makanan Memperlancar saluran nafas (bicara) Menggiatkan bacaan Menahan tidur Mendapatkan keridho'an Allah Taala Dikagumi malaikatKandungan Kimia dari kayu Arak ini adalah: Berisi silvarurin tri metil, klorida tingkat tinggi, fluorida, silika, belerang, vitamin C dan jumlah kecil saponin, tanin, flavonoid juga mengandung sejumlah besar Alcetostrol dan resin.

Beberapa Kegunaan: secara Ilmiah terbukti bahwa dampak dari bersiwak gigi untuk menghentikan pertumbuhan bakteri mulut, karena kehadiran substansi yang mengandung belerang. Juga membuktikan bahwa pasal Turamithail Amin mengurangi pH mulut (yang merupakan salah satu faktor penting bagi pertumbuhan bakteri) dan dengan demikian kemungkinan pertumbuhan bakteri ini sangat sedikit. Arak mengandung vitamin C dan Pasal Alsitusterol, partikel-partikel ini penting dalam memperkuat kapiler makan gusi dan dengan demikian pasokan darah yang tersedia untuk itu memiliki jumlah yang cukup, serta pentingnya vitamin C dalam perlindungan peradangan gusi. Arak mengandung klorida, fluoride dan bahan silika yang dikenal untuk meningkatkan putihnya gigi. Enamel gigi dari bubuk arak Galloway dapat memperkuat gigi dan gusi, cocok untuk murnikan dari puing-puing dan bakteri. Adapun Kbat (buah ebat arak) bermanfaatuntuk memperkuat pencernaan lambung dan membersihkan dari dahak juga berguna untuk sakit punggung. Campuran arak dalam kosmetik, pasta gigi jelas bermanfaat bagi kesehatan. Mari kita bersiwak, rajin menjaga kesehatan gigi dan mulut yang mana ini merupakan sunnah Rasul, Nabi perdamaian Muhammad .

KEPUSTAKAANAl-Fauzan ,Syaikh Abdullah Zinatul Marah, hal. 84Al-Quranul KarimKumpulan hadisthttp://fkimuikabogor.wordpress.com/2011/06/09/hukum-memakai-kawat-gigi-behel-dalam-islam/http://doktergigimuslim.blogspot.com/2011/11/hukum-memakai-kawat-gigi-behel.htmlhttp://abuyahya8211.wordpress.com/2011/11/23/hukum-memakai-kawat-gigi/[1]http://sulaifi.wordpress.com/2012/01/26/gigi-emas-untuk-laki-laki-bolehkah/diunduhpada harijumattanggal07-12-2012, pukul15.37WIB

[2]Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin,Fatawa arkaanil IslamatauTuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, terj. Munirul Abidin, M.Ag.(Darul Falah 1426 H.), hlm. 224.[3]Djamaluddin Miri,"Ahkamul Fuqoho (Solusi Problematika Aktual Hukum Islam)",(Surabaya : LTN dan Khalista, 2007), hlm,. 34.[4]Sayyid Sabiq,Fiqih Sunnah,(Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), hlm. 404.[5]Abdul Wahid Zuhdi,"Fiqih Kemasyarakatan",(Bandung : Perdana, 2006), hlm. 43.[6]Sa'ad Yusuf Abdul Aziz,Buku Pintar Sunnah dan Bid'ah,(Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2006)http://www.voa-islam.com/muslimah/health/2012/01/09/17325/khasiat-si-kayu-ajaib-bernama-siwak/http://atjehpost.com/read/2012/07/26/15905/0/18/Kelebihan-Siwak-Dibanding-Pasta-GigiFatwa-Fatwa Terkini Jilid 1, Darul Haq, Cetakan VI, 2009Dipublikasikan oleh www.KonsultasiSyariah.comSyaikh Ibnu Jibrin, Fatawa ash-Shiyam, disusun oleh Rasyid az-Zahrani, hal. 88.