tugas agama islam.docx

Upload: dian-fajrin

Post on 10-Oct-2015

100 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Browse > Home > Islam , Kewarganegaraan > HAM. Hukum Islam, dan Demokrasi dalam IslamHAM. Hukum Islam, dan Demokrasi dalam Islam1. Jelaskan konsep HAM menurut persepsi islam dan Barat.

Konsep HAM menurut persepsi islam dan Barat adalah suatu pandangan islam, yang menganggap manusia sebagai mahkluk Allah secara kodrati di anugerahi hak dasar yang disebut dengan hak asasi. Dan hak asasi ini kemudian di kenal sebagai HAM yang merupakan suatu hak dasr yang melekat pada diri manusia untuk dapat mengembangkan diri pribadi serta peranan dan sumbangannya bagi kesejahteraan hidup manusia.

Adapun perbedaan prinsip antara pandangan Barat dengan islam tentang HAM adalah semata-mata hanya bersifat antroposentris (segala sesuatu berpusat pada manusia).

Dikarenakan manusia yang menjadi pusat segala sesuatu, dan bangsa Barat beranggapan bahwa kebebasan manusia itu merupakan suatu hak asasi. Sedangkan bagi pandanagan islam sendiri bahwa HAM itu bersifat teosentris yaitu segala sesuatu berpusat kepada Allah SWT.

2. Sebutkan macam-macam HAK dalam islam.

Macam-macam HAK dalam islam adalah :

* Hak-hak allah * Hak-hak diri sendiri * Hak-hak orang lain * Dan hak-hak semua mahluk

3. Jelaskan pengertian hukum islam.

Hukum islam adalah suatu hukum yang di dalamnya menunjukkan dua bangian penting dan aturan-aturan perundang-undangan dalam islam yakni syariah dan fiqih. Adapun yang di maksud dari kedua kata tersebut yaitu :

* Syariah adalah suatu makna kata yang disebut dengan jalan menuju air yang secara sederhana bahwa setiap orang harus menempuh jalan itu untuk dapat hidup, sebab air merupkan unsur yang sangat penting di dalam menompang kehidupan.jadi secara analog dapat di simpulkan bahwa kehidupan ini sangat membutuhkan syariah sebagai unsur yang sangat vital untuk dapat berjalan dengan baik. Dan secara terminologi, bahwa istila syariah islam memiliki makna yaitu aturan undang-undang yang di turunkan allah SWT untuk mengatur hubungan manusia dengan tuhannya yaitu manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam.

Sebagai mana di firman kan Allah dalam (QS. Al-Maidah: 48)Artinya :

Dan kami telah menurunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelum-Nya, yaitu kitab-kitab (yang di turunkan sebelum-Nya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan jangalah kamu mengikuti hawa nafsu mereka denga meninggalkan kebenaran yang telah dating kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu kami jadikan aturan dan jalan terang. Sekiranya Allah menghendaki niscaya kamu di jadikanya satu umat (saja), tetapi allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, berlombah-lombahlah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kembali kamu semua, lalu diberikan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihakan itu

* Sedangkan fiqih adalah suatu makna kata yang asal katanya paham atau pengertian yaitu merupakan yang mendalami pemahaman atau uraian terhadap syariah dan disebut ilmu fiqih, sedangkan orang yang mempelajarinya dan mendalaminya di kenal dengan sebutan fiqih (bentuk tunggal), atau fuqaha (bentuk jamak), istilah yang kemudian diadaptasikan ke Bahasa Indonesia sebagai ahli hukum islam. Denga demikian fiqih merupakan pemahaman para ulama terhadap rumusan teknis dan pelaksanaan syariah yang terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah dan dikondifikasi agar mudah di pahami.

4. Cirri-ciri hukum islam adalah sbb :

1. Merupakan bagian dan bersumber dan Agama islam 2. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat di pisahkan dan aqidah dan akhlak. 3. Mempunyai dua istila kunci. 4. Tediri atas dua bidang utama. 5. Strukturnya berlapis.

5. Jelaskan fungsi dan tujuan hokum islam dalam masyarakat.

Fungsi dan tujuan hukum islam dalam masyarakat adalah untuk mengatur hubungan manusia dengan penciptanya, manusia dengan manusia, dan manusia dengan ciptaan lainnya. Sedangkan tujuannya adalah untuk menciptakan hubungan yang harmonis (seimbang) antara manusia dengan Penciptanya, manusia dengan manusia, dan manusia dengan ciptaan lainnya.

6. Jelaskan pengertian demokrasi dalam piagam madinah.

Demokrasi dalam piagam madinah adalah hubungan agama dan Negara yang telah mewariskan prinsip-prinsip yang tahan banting dalam menegahkkan masyarakat pluralistik yang harmonis. Dan piagam madinah merupakan karya besar (magnum opus) seorang Muhammad SAW. Dan Rasulullah SAW. adalah perpaduan sosok sakralitas wahyu dan profanitas dunia nyata.: sebagai nabi, negarawan, legislator, penyeru moral, pembaharu, ahli politik dan ekonomi. Dan Beliaupun berhasil menetapkan norma-norma hukum yang lebih kosmopolit dan manusiawi daripada hukum yang telah ada pada saat itu.

7. Bagaimana cara pengambilan keputusan dalam demokrasi islam.

Cara pengambilan keputusan dalam demokrasi Islam yaitu dengan melalui suatu musyawarah untuk menyelesaikan berbagai masalah. Dan jika masalah tidak dapat di selesaikan dengan musyawarah ataupun ijtihad, maka keputusan ada di tangan khalifa.

Sebagaimana di cantum dalam QS. An-Nisaa : 59, di katakana bahwa khalifah dalam hal ini berkedudukan sebagai ulul amri yang wajib di taati setelah Allah dan rasul-Nya. Jadi, apabila pada jalan buntu mencapai keputusan, maka penyelesaian bukan melalui pemungutan suara, melainkan khalifah untuk memutuskan pendapat mana yang akan di pakai dan di tetapkan yang nantinya akan di terapkan di khalifahan Islam untuk di taati oleh seluruh rakyat termasuk khalifah dan seluruh penguasa di khalifahan Islam.Sebagaimana yang tercantum dalam (QS. An-Nisaa : 59).Artinya:

Hai orang-orang yang beriman ! taatilah Allah dan taatilah rasul (Muhammad), dan Ulil amri (pemegang kekuasaan), di antara kamu. Kemudian, jiak kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada allah (al-quran) dan rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih akibatnya.

8. Sebutkan perbedaan demokrasi moderen dan demokrasi Islam.

Perbedaan demokrasi modern dengan demokrasi islam adalah sbb :

Demokrasi modern yaitu meliputi :

* Kedaulatan yang berada di tangan rakyat. * Pembuatan peraturan adalah badan legislatif. * Keputusan ditentukan melalui musyawarah, suarah terbanyak. * Terdapat badan legislatif sebagai penampung aspirasi rakyat. * Masih terdapat revilige (hak khusus).

Sedangakan demokrasi islam terdiri atas :

* Kedaulatan tertinggi di tangan allah SWT. * Pembuat peraturan hanya allah SWT. * Keputusan di ambil dari ijtihad, dan pada akhirnya keputusan khalifah sbg ulul amri. * Terdapat majelis syura sebagai badan musyawarah dalam memecahkan persoalan. * Tidak mengakui ada pandangan hak istimewa bagi golongan tertentu.

9. Bagaimanakah konsep demokrasi dalam piagam madinah.

Konsep demokrasi dalam piagam madinah adalah suatu konsep yang di kembangkan untuk mengabungkan berbagai golongan, baik ras, suku, maupun agama yang tujuannya agar bisa mewariskan prinsip-prinsip dalam menegakkan masyrakat yang harmonis, agar bisa hidup dengan kongkrit tentang kerukunan dalam hidup bernegara maupun beragama.

Hai Sahabat, Gabung Yuk di Facebook aadesanjaya.blogspot.com Bersama Ribuan Sahabat LainnyaArtikel Terkait :Islam

* Tafsir Isyari > Pengertian Fungsi * Pengertian Al-Quran * Pendidikan Agama Islam > Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup * Pengertian Pengawasan dan Peranan * Pengertian Perjanjian, Hukum Syarat, Rukun * Jual Beli Dalam Islam | Pengertian, Hukum, Syarat, Riba * Pengertian Hukum Islam (Syari'at Islam) * Pengertian Shalat * Pengertian Dakwah Islami * Jual Beli Ilegal Dalam Islam * Download Ceramah * Jual Beli Yang Legal Dalam Hukum Islam * Problematika Masyarakat Modern * Tasawuf Sebagai Terapi Membangun Akhlak Mulia * Tasawuf Masyarakat modern * Maqamat dan Hall * Problematika Masyarakat modern dan Perlunya Akhlak Tasawuf * Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Akhlak * Tarikat * Wahdat Al-Wujud dan Insan Kamil * Ittihad dan Hulul * Fana dan Baqa * Ma'rifat * Mahabbah * Pengertian Tawil

Kewarganegaraan

* Pengertian Hukum Negara * Baik dan Buruk * Kebebasan, Tanggung jawab dan Hati Nurani * Etika, Moral dan Susila * Warga Negara Indonesia * Dasar Filosofi Wawasan Nusantara * Wawasan Nusantara * Islam dan Demokrasi * Perkembangan Demokrasi * Pengertian Hukum Dasar Negara Indonesia * Kedudukan Undang-Undang Dasar 1945 * Pokok - Pokok Pikiran Dalam Pembukaan UUD 1945 * Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 * Pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 dan Implikasi * Makna Setiap Alinea Dalam Pembukaan UUD 1945 * Etika, Moral dan Akhlak

Hukum, HAM & Demokrasi By Asih, Putri & Tjatur

30 Okt 2007 35 Komentar

by tafany in PAI I

Hukum, HAM, dan Demokrasi Dalam islam berisi tentang penjelasan konsep-konsep hukum islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam Islam meliputi prinsip bermusyawarah dan prinsip dalam ijma.

Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan Allah melalui wahyu-Nya, dalam Al-Quran dijelaskan nabi Muhammad saw sebagai rasulnya melalui sunah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadist.

HAM terbagi menjadi 2 HAM Menurut barat dan menurut islam.HAM barat bersifat anthroposentris: segala sesuatu berpusat pada manusia sehingga menempatkan manusia sebagai tolak ukur segala sesuatu. HAM islam bersifat theosentris: segala sesuatu berpusat pada Allah.

Demokrasi dalam Islam

Dalam konsep demokrasi modern, kedaulatan rakyat merupakan inti dari demokrasi sedang demokrasi islam meyakini bahwa kedaulatan Allah lah yang menjadi inti dari demokrasi.

Daftar Pertanyaan

1. Pengertian dalam ulul azmi?(sri)

2. Penjelasan ijma tentang kebulatan dapat terwujud apabila pendapat seseorang sama dengan pendapat orang lain?(cinta)

3. Pendapat hukum di indonesia, salah satunya pancasila?(wulan)

4. Jelaskan pendapat definisi ijma kebulatan pendapat dari segolongan umatsaja tidak bisa disebut ijma?(reza)

5. Apa arti al-masalih al-mursalah atau pelaksanaannya?(dilah)

15

SepMAKALAH HUKUM, HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAMPosted by [email protected] Published in goresan Tangan

HUKUM, HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM

KELOMPOK VII

1. PendahuluanHukum, HAM, dan Demokrasi Dalam islam berisi tentang penjelasan konsep-konsep hukum islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam Islam meliputi prinsip bermusyawarah dan prinsip dalam ijma. HAM dan Demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di seluruh penjuru dunia. HAM dan demokrasi juga dapat dimaknai sebagai hasil perjuangan manusia untuk mempertahankan dan mencapai harkat kemanusiaannya, sebab hingga saat ini hanya konsepsi HAM dan demokrasilah yang terbukti paling mengakui dan menjamin harkat kemanusiaan.Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin derajatnya sebagai manusia. Hak-hak inilah yang kemudian disebut dengan hak asasi manusia, yaitu hak yang diperoleh sejak kelahirannya sebagai manusia yang merupakan karunia Sang Pencipta. Karena setiap manusia diciptakan kedudukannya sederajat dengan hak-hak yang sama, maka prinsip persamaan dan kesederajatan merupakan hal utama dalam interaksi sosial. Namun kenyataan menunjukan bahwa manusia selalu hidup dalam komunitas sosial untuk dapat menjaga derajat kemanusiaan dan mencapai tujuannya. Hal ini tidak mungkin dapat dilakukan secara individual. Akibatnya, muncul struktur sosial. Dibutuhkan kekuasaan untuk menjalankan organisasi sosial tersebut.

2. Permasalahan

1. Apa pengertian Hukum dalam islam ?

2. Berapakah sumber hukum islam?

3. Apakah tujuan hukum islam?

4. Apa pengertian Hak Asazi Manusia ?

5. Apa perbedaan HAM dalam pandangan Islam dan Barat?

3. Pembahasan3.1 Pengertiam Hukum Dalam Islam

Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini terdapat dalam Al Quran dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits. Terdapat perbedaan pendapat antara ulama ushul fiqh dan ulama fiqh dalam memberikan pengertian hukum syari karena berbedanya sisi pandang mereka. Ulama fiqh berpendapat bahwa hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh tuntutan yaitu wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Sedangkan ulama ushul fiqh mengatakan bahwa yang disebut hukum adalah dalil itu sendiri. Mereka membagi hukum tersebut kepada dua bagian besar yaitu hukum taklifi dan hukum wadhi. Hukum taklifi berbentuk tuntutan dan pilihan yang disebut dengan wajib, sunnat, haram, makruh dan mubah. Dan hukum wadhi terbagi kepada lima macam yaitu sabab, syarat, mani, shah dan bathal. Masyarakat Indonesia disamping memakai istilah hukum Islam juga menggunakan istilah lain seperti syariat Islam, atau fiqh Islam. Istilah-istilah tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan. Syariat Islam sering dipergunakan untuk ilmu syariat dan fiqh Islam dipergunakan istilah hukum fiqh atau kadang-kadang hukum Islam, yang jelas antara yang satu dengan yang lain saling terkait.3.2 Sumber Hukum dalam Islam

Ada 2 sumber hukum dalam islam yaitu :

3.2.1 Al-Quran sebagai sumber hukum

3.2.1.1 Definisi: al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad dalam bahasa Arab yang berisi khitab Allah dan berfungsi sebagai pedoman bagi umat Islam.3.2.1.2 Fungsi: sebagai petunjuk bagi umat manusia, yang berupa: 1. doktrin atau pengetahuan tentang struktur kenyataan dan posisi manusia di dalamnya, seperti: petunjuk moral dan hukum yang menjadi dasar syariat, metafisika tentang Tuhan dan kosmologi alam, dan penjelasan tentang sejarah dan eksistensi manusia.2. Ringkasan sejarah manusia baik para raja, orang-orang suci, nabi,kaum 3. Mukjizat, yaitu kekuatan yang berbeda dengan apa yang dipelajari. 3.2.1.3 Penjelasan Al-Quran: 3.2.1.3.1 Ijmali (global): yaitu penjelasan yang masih memerlukan penjelasan lebih lanjut dalam pelaksanaannya. Contoh: masalah shalat, zakat3.2.1.3.1 Tafshili (rinci): yaitu keterangannya jelas dan sempurna, seperti masalah akidah, hukum waris dan sebagainya.3.2.1.4 Kategori Ayat Hukum dan Ayat Non-hukum: berdasarkan kandungan ayat, jika mengandung ketetapan hukum maka disebut dengan ayat hukum dan dapat menjadi dalil fiqh. Dalalah atau petunjuk al-Quran dibagi dua:1. Qaty (definitive text): lafal yang mengandung pengertian tunggal dan tidak bisa dipahami dengan makna lainnya. Lafal ini tidak membutuhkan ijtihad dan takwil.2. Zanny (speculative text): lafal yang mengandung pengertian lebih dari satu dan memungkinkan untuk ditakwil, dan dapat menerima ijtihad.

3.2.2 Hadis sebagai sumber Hukum:

3.2.2.1 Definisi: Hadis adalah penuturan sahabat tentang Rasulullah baik mengenai perkataan, perbuatan, dan taqrirnya.

3.2.2.2 Keshahihan Hadis: Hadis yang dapat digunakan sebagai sumber adalah hadis yang sahih dan hasan. Hadis dhaif tidak dapat dipakai sebagai sumber hukum. Sebagian ulama membolehkan menggunakan hadis dhaif sebagai dalil dengan syarat:1. Kedhaifanya tidak terlalu lemah2. Memiliki beberapa jalur sanad

3. Tidak mengatur masalah yang pokok, hanya sampai hukum sunnah atau makruh.

Penentuan kesahihan hadis dibuat oleh ulama sehingga terjadi perbedaan pendapat.

3.3 Tujuan Hukum Islam

Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidiwajalbul mashaalihi (mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan). Abu Ishaq As-Sathibi merumuskan lima tujuan hukum islam:

3.3.1 Memelihara agama

Agama adalah sesuatu yang harus dimilki oleh setiap manusia oleh martabatnyadapat terangkat lebih tinggi dan martabat makhluk lain danmemenuhi hajat jiwanya. Agama islam memberi perlindungan kepada pemeluk agam lain untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya.

3.3.2 Memelihara jiwa

Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Islam melarang pembunuhan sebagai penghilangan jiwa manusia dan melindungi berbagai sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk mempertahankan kemaslahatannya hidupnya (Qs.6:51,17:33)

3.3.3 Memelihara akal

Islam mewajibkan seseorang untuk memlihara akalnya, karena akal mempunyai peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Seseorang tidak akan dapat menjalankan hukum islam dengan baik dan benar tanpa mempergunakan akal sehat. (qs.5:90)

3.3.4 Memelihara keturunan

Dalam hukum islam memlihara keturunan adalah hal yang sangat penting. Karena itu, meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut ketentuan Yang ada dalam Al-Quran dan As-Sunnah dan dilarang melakukan perzinahaan.(qs4:23)

3.3.5 Memlihara harta

Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada manusia untuk kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi dilindungi haknya untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal, sah menurut hukum dan benar menurut aturan moral. Jadi huku slam ditetapkan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik yang bersifat primer, sekunder, maupun tersier (dloruri, haaji, dan tahsini).

3.4 HAK ASASI MANUSIA

Hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh tuhan yang maha pencipta(hak-hak yang bersifat kodrati.) oleh karena itu, tidak ada kekuasaan apapun yang dapat mencabutnya. Meskipun demikian, bukan berarti manusia daengan hak-haknya dapat berbuat semauny, sebab apabila seseorang melakukan sesuatu yang dapat dikatagorikan memperkosa atau merampas hak asasi orang lain, harus mempertangung jawabkan perbuatanya (Baharudin Lopa, 1999:1).

Hak asasi yang dimiliki oleh manusia telah dideklerasikan oleh ajaran islam jauh sebelum masyarakat(Barat) mengenalnya, melalui berbagai ayat Al-Quran misalnya manusia tidak dibedakan berdasarkan warna kulitnya, rasnya tingkat sosialnya. Allah menjamin dan memberi kebebasan pada manusia untuk hidup dan merasakan kenikmatan dari kehidupan, bekerja dan menikmati hasil usahanya, memilih agama yang diyakininya.

3.4.1 Musyawarah

Kedaulatan mutlak dan Keesaan Tuhan yang terkandung dalam konsep tauhid dan peranan manusia yang terkandung dalam konsep kilafah memberikan kerangka yang dengannya para cendikiawan belakangan ini mengembangkan teori politik tertentu yang dapat dianggap demokratis. Dalam penjelasan mengenai demokrasi dalam kerangka konseptual islam, bayak perhatian diberikan pada beberapa aspek khusus dari ranah sosial dan politik. Demokrasi islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep islami yang sudah lama berakar, yaitu musyawarah, konsensus (ijma) dan ijtihad. Masalah musyawarah ini dengan jelas telah disebutkan dalam QS. 42:28, yang berisi perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan apapun untuk menyelesaikan urusan mereka yang dipimpinnya dengan cara bermusyawarah. Dengan, demikian, tidak akan terjadi kesewenang-wenangan dari seorang pemimpi terhadap rakyat yang dipimpinnya.

3.4.2 Konsensus Atau Ijma

Disamping musyawarah, ada hal lain yang sangat penting dalam masalah demokrasi, yakni consensus atau ijma. Konsep consensus memberikan dasar bagi penerima system yang mengakui suara mayoritas.

Selain syura dan ijma ada konsep yang sangat penting dalam proses demokrasi islam, yaitu ijtihad. Ini merupakan langkah kunci menuju penerapan perintah Allah, berkaitan debgan tempat dan waktu.

Dalam pengertian politik murni, Muhammad iqbal dalam tulisanya menegaskan tentang hubungan anatara consensus, demokratisasi, dan ijtihad, bahwa tumbuhnya semangat legislatif di Negara Negara muslim merupakan langkah awal yang besar. Pengalihan wewenang ijtihad dan individu-individu berbagai madzab kepada suatu majelis legislatif muslim yang dalam kondisi kemajemukan madzabmerupakan satu-satunya bentuk ijma yang dapat diterima di zaman modern, akan terjamin kontribusi dalam pembahasan hukum dari kalangan rakyat yang memliki wawasan yang tajam (Muhammad iqbal,1968:173)

3.5 HAM dalam pandangan Islam dan Barat

Hukum menurut Islam adalah hukum yang ditetapkan Allah melalui wahyu-Nya, dalam Al-Quran dijelaskan nabi Muhammad saw sebagai rasulnya melalui sunah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam al-quran dan hadist. HAM terbagi menjadi 2 HAM Menurut barat dan menurut islam. HAM barat bersifat anthroposentris: segala sesuatu berpusat pada manusia sehingga menempatkan manusia sebagai tolak ukur segala sesuatu. HAM islam bersifat theosentris: segala sesuatu berpusat pada Allah.Dalam konsep demokrasi modern, kedaulatan rakyat merupakan inti dari demokrasi sedang demokrasi islam meyakini bahwa kedaulatan Allah lah yang menjadi inti dari demokrasi.

DAFTAR PUSTAKA

* Terjemah AL-QURAN

* Husain, syekh syaukat, 1991, Hak asasi manusia dalam islam, Jakarta. Gema Insani perss

* Lopa, Baharuddin, 1999. Al Quran dan Hak Azasi Manusia, Yogyakarta, PT. Dana Bakti Prima Yasa.

* Ilyas, Muhtarom, 2009. Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

* Pramudya, Willy, Cak Munir, Engkau Tak Pernah Pergi, Jakarta: GagasMedia 2004

Hukum, HAM, Dan Demokrasi Dalam IslamHUKUM, HAM, DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM

A. PENDAHULUANHukum, HAM, dan Demokrasi Dalam islam berisi tentang penjelasan konsep-konsep hukum islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam Islam meliputi prinsip bermusyawarah dan prinsip dalam ijma.

B. PENJELASAN MATERII. Konsep Hukum dan HAM [1]1. Hukum IslamHukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini terdapat dalam Al Quran dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits. Terdapat perbedaan pendapat antara ulama ushul fiqh dan ulama fiqh dalam memberikan pengertian hukum syari karena berbedanya sisi pandang mereka. Ulama fiqh berpendapat bahwa hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh tuntutan yaitu wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Sedangkan ulama ushul fiqh mengatakan bahwa yang disebut hukum adalah dalil itu sendiri. Mereka membagi hukum tersebut kepada dua bagian besar yaitu hukum taklifi dan hukum wadhi. Hukum taklifi berbentuk tuntutan dan pilihan yang disebut dengan wajib, sunnat, haram, makruh dan mubah. Dan hukum wadhi terbagi kepada lima macam yaitu sabab, syarat, mani, shah dan bathal.Masyarakat Indonesia disamping memakai istilah hukum Islam juga menggunakan istilah lain seperti syariat Islam, atau fiqh Islam. Istilah-istilah tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan. Syariat Islam sering dipergunakan untuk ilmu syariat dan fiqh Islam dipergunakan istilah hukum fiqh atau kadang-kadang hukum Islam, yang jelas antara yang satu dengan yang lain saling terkait.

? FiqhPengertian dan Objek Kajian Fiqh dan Usul FiqhFiqh adalah: - pengetahuan atau pemahaman (etimologi)- ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara yang amali yang diambil dari dalil-dalilnya yang rinci (terminology).Unsur yang terkandung:a. Hukum Syarab. Bersifat amaliyah (praktis)c. Penetapannya melalui dalil-dalil yang rinci.

[1] PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Buku Teks Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Pada Universitas Gunadarma), Penerbit : Universitas Gunadarma, 2003

Objek Kajian Fiqh:1. Perbuatan Mukallaf yang berhubungan dengan Allah (ibadah)2. Perbuatan Mukallaf yang berhubungan dengan sesamanya (muamalah)Bidang muamalah kemudian mengalami perkembangan dan perluasan wilayah kajian, sehingga muncul bidang bidang baru dalam fiqh seperti: Fiqh Ahwal as-Syakhsiyah (Hukum Keluarga), Fiqh Muamalah (Hukum Transaksi), Fiqh Mawaris, Fiqh Munakahat, Fiqh Jinayah (Hukum Kriminal), Fiqh Murafaat (Hukum Acara), Fiqh Siyasah (Politik) dan sebagainya.Usul Fiqh adalah: - kaidah kaidah pemahaman (etimologi)- Ilmu yang mempelajari dasar, kaidah, metode yang digunakan untuk mengistimbatkan hukum syara.Unsur yang terkandung:a. Dasar atau dalilb. Metode istimbath hukumc. Implementasi atau penggunaan metode.Objek Kajian Usul Fiqh:1. Sumber Hukum dalam Islam2. Pembahasan Ijtihad dan Mujtahid3. Hukum Syara (taklify dan wady)4. Kaidah dan cara penggunaannya5. Penyelesaian terhadap dalil-dalil yang bertentangan.Hubungan Antara Fiqh dengan Usul Fiqh- Usul Fiqh adalah metode yang digunakan untuk memahami ketentuan dalam sumber hukum (Al-Quran dan Hadis) dan menyelesaikan masalah-masalah social kemasyarakatan. Hasil dari proses istimbath tersebut dinamakan Fiqh.- Usul Fiqh adalah pisau analisis masalah sedangkan Fiqh adalah produknya.Sejarah Perkembangan Fiqh dan Ushul FiqhFase Perkembangannya terbagi menjadi lima, yaitu:1. Fase Pertumbuhan (610-632M) Dimulai sejak masa nabi yang terbagi dalam dua periode, yaitu periode Mekkah dan periode Medinah. Pada periode Mekkah belum nampak embrio usul fiqh, karena ayat-ayat yang turun berkisar masalah akidah, baru pada periode Medinah sudah mulai nampak, karena ayat yang turun mengatur tentang hukum dan pranata social. Ciri yang nampak a.l.: Rasul memberi peluang sahabat untuk berijtihad ketika menghadapi masalah, mengajarkan prinsip musyawarah (ijma), muncul pengunaan ray. Sumber hukum pada masa ini hanya wahyu , Rasul juga melakukan ijtihad ketika muncul persoalan dan wahyu belum turun.2. Fase Perkembangan (11H-akhir abad I H) Terjadi pada masa sahabat dan disebut juga dengan masa persiapan pembentukan fiqh Muncul kreativitas dalam berijtihad, dimana penggunaan ray lebih terarah. Sahabat mulai mengimplementasikan metode isitimbath hukum, seperti Umar menerapkan maslahah dalam kasus pencurian dan Ali menerapkan qiyas dalam masalah hukuman bagi pelaku minuman keras. Muncul fatwa-fatwa bagi peristiwa-peristiwa yang tidak ada nashnya. Para sahabat menjadi pemegang otoritas fiqh di daerah masing-masing (Mekkah, Medinah, Kufah, Basrah, Syam, dan Mesir) Sumber Hukum Islam: al-Quran, Sunnah, ijtihad sahabat.3. Fase Formulasi dan Sistematisasi (abad I sampai abad IIH) Terjadi pada masa dinasti-dinasti Islam (Umayyah dan Abbasiyah) Muncul pusat-pusat intelektual, yaitu Hijaz (Mekkah dan Medinah), Iraq (Kufah dan Basrah), dan Syria atau Syam. Muncul aliran Ahlul Hadis dan Ahl Ray Gerakan ijtihad sangat pesat, hal ini karena: wilayah Islam mulai meluas dimana ajaran islam bertemu dengan adat local masyarakat di luar Arab, Quran sudah dikodifikasikan dan banyak fatwa sahabat yang dijadikan sebagai sandaran. Muncul Imam-imam Mazhab dalam fiqh dan karya-karya besarnya, Imam Abu Hanifah menyusun kitab al-Fiqh al-Akbar (kitab Fiqh), Imam Malik menulis kitab al-Muwatta (kitab Hadis dengan sistematika Fiqh), Imam Syafii menulis ar-Risalah (usul fiqh) dan Kitab al-Umm (fiqh), Imam Ahmad Ibn Hanbal menyusun Musnad Ahmad (kitab Hadis). Sumber Hukum Islam pada masa ini adalah: al-Quran, sunnah, ijma, qiyas.4. Fase Kemunduran atau Stagnasi (Abad ketiga sampai akhir abad 19 M) Tidak ada ulama yang mampu menjadi mujtahid mutlak Mereka taqlid pada ulama mazhab sebelumnya Terjadi pergolakan politik, dimana umat Islam terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil, sehingga perhatian terhadap ilmu kurang. Muncul fanatisme mazhab, dimana usaha para ulama hanya memperkuat dasar-dasar dan pendapat mazhab sebelumnya. Karya yang muncul berupa syarah da mukhtasar.5. Masa Kebangkitan (akhir abd ke 19 sampai sekarang) Berkaitan dengan kebangkitan di bidang politik, dimana umat Islam mulai berusaha melepaskan diri dari kolonialisme Muncul gerakan-gerakan pemabaruan dalam islm, seperti gerakan Wahabiyah di Saudi Arabia Muncul tokoh-tokoh pembaharu seperti Jamaluddin al-Afghani di Mesir, Muhammad bin Sanusi di Libia. Ulama mulai mempelajari karya ulama sebelumnya untuk dipilih mana yang paling valid dan membandingkannya dengan hukum positif.

? Sumber Hukum dalam IslamPengertian Sumber dan dalil Sumber atau masadir adalah wadah yang darinya digali norma-norma hukum. Dalil adalah petunjuk yang membawa kita menemukan hukum tertentu. Sumber hukum dapat diklasifikasikan dengan:1. Dalil munsyi: atau dalil pokok yang keberadaannya tidak memerlukan dalil lain. Termasuk dalam kategori ini adalah Al-Quran dan Hadis.2. Dalil muzhir: yaitu dalil yang menyingkap, diakui keberadaannya karena ada isyarat dari dalil munsyi tentang penggunaannya. Termasuk dalam kelompok ini adalah metode-metode ijtihad seperti: ijma, qiyas, istihsan, istislah, istishab dan sebagainya.Al-Quran sebagai sumber hukum Definisi: al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad dalam bahasa Arab yang berisi khitab Allah dan berfungsi sebagai pedoman bagi umat Islam. Fungsi: sebagai petunjuk bagi umat manusia, yang berupa:(1) doktrin atau pengetahuan tentang struktur kenyataan dan posisi manusia di dalamnya, seperti: petunjuk moral dan hukum yang menjadi dasar syariat, metafisika tentang Tuhan dan kosmologi alam, dan penjelasan tentang sejarah dan eksistensi manusia.(2) ringkasan sejarah manusia baik para raja, orang-orang suci, nabi, kaum dsb.(3) mukjizat, yaitu kekuatan yang berbeda dengan apa yang dipelajari. Kandungan: (1) Itiqadiyah (2) Khuluqiyah (3) Ahkam amaliyah. Penjelasan al-Quran:1. Ijmali (global): yaitu penjelasan yang masih memerlukan penjelasan lebih lanjut dalam pelaksanaannya. Contoh: masalah shalat, zakat dan kaifiyahnya.2. Tafshili (rinci): yaitu keterangannya jelas dan sempurna, seperti masalah akidah, hukum waris dan sebagainya. Kategori Ayat Hukum dan Ayat Non-hukum: berdasarkan kandungan ayat, jika mengandung ketetapan hukum maka disebut dengan ayat hukum dan dapat menjadi dalil fiqh. Dalalah atau petunjuk al-Quran dibagi dua:1. Qaty (definitive text): lafal yang mengandung pengertian tunggal dan tidak bisa dipahami dengan makna lainnya. Lafal ini tidak membutuhkan ijtihad dan takwil.2. Zanny (speculative text): lafal yang mengandung pengertian lebih dari satu dan memungkinkan untuk ditakwil, dan dapat menerima ijtihad.

Hadis sebagai sumber Hukum: Definisi: Hadis adalah penuturan sahabat tentang Rasulullah baik mengenai perkataan, perbuatan, dan taqrirnya. Keshahihan Hadis: Hadis yang dapat digunakan sebagai sumber adalah hadis yang sahih dan hasan. Hadis dhaif tidak dapat dipakai sebagai sumber hukum. Sebagian ulama membolehkan menggunakan hadis dhaif sebagai dalil dengan syarat:1. Kedhaifanya tidak terlalu lemah2. Memiliki beberapa jalur sanad3. Tidak mengatur masalah yang pokok, hanya sampai hukum sunnah atau makruh. Penentuan kesahihan hadis dibuat oleh ulama sehingga terjadi perbedaan pendapat. Fungsi Hadis terhadap al-Quran: (1) Bayan tafsir (2) Bayan taqrir, dan (3) Bayan taudhih. Ulama cenderung menganggap al-Quran sebagai satu kesatuan dan hadis sebagai satu kesatuan. Ayat mana saja boleh ditafsir dengan hadis mana saja tanpa memperhatikan unsure waktu dan keterkaitan antara keduanya. Disamping itu terdapat ulama yang memandang kedudukan hadis lebih rendah dari al-Quran. Hadis Ahkam, yaitu hadis-hadis yang disusun dengan menggunakan sistematika fiqh. Contohnya:- Subulus Salam karangan as-Shanani- Naylul Authar karangan as-Syaukani- Lulu wal marjan karangan Fuad Abdul Baqi- Koleksi Hadis Hukum karangan Hasbi as-Shiddieqy.

? Ijtihad dan MujtahidIjtihad Ijtihad adalah pengerahan segenap kemampuan untuk menemukan hukum syara melalui dalil-dalil yang rinci dengan metode tertentu. Fungsi ijtihad adalah: mengistimbathkan (mencari, menggali, dan menemukan) hukum syara. Dasar Hukum Ijtihad: 1. Al-Quran (an-Nisa: 59) 2. Hadis 3. Logika Kedudukan ijtihad: sebagai sumber hukum yang ketiga Ruang lingkup ijtihad:1. Peristiwa yang ketetapan hukumnya masih zanny (reformulasi)2. Peristiwa yang belum ada nashnya sama sekali (formulasi)

Macam-Macam Ijtihad: Dari segi pelaku: a. Ijtihad fardi b. Ijtihad jamai Dari segi pelaksanaan:1. Ijtihad Intiqai: yaitu ijtihad untuk memilih salah satu pendapat terkuat diantara beberapa pendapat yang ada. Bentuknya adalah studi komparatif dengan meneliti dalil-dalil yang dijadikan sebagai rujukan. Disebut juga ijtihad selektif.2. Ijtihad Insyai: yaitu mengambil konklusi hukum baru terhadap suatu permasalahan yang belum ada ketetapan hukumnya. Disebut juga ijtihad kreatif.Mujtahid Syarat Mujtahid:1. Umum: Islam, balligh dan berakal2. Pokok: mengetahui al-Quran, sunnah, maqasid syariyah dan qawaid al-fiqhiyah3. Penting: menguasai bahasa Arab, ushul fiqh dan logika, mengetahui khilafiyah dan masalah-masalah yang sudah diijmakan. Tingkatan Ijtihad:1. Mujtahid Mutlak: yaitu mujtahid yang mampu mengistimbathkan hukum dengan menggunakan metode yang disusun sendiri. Contohnya adalah para Imam mazhab.2. Mujtahid Muntasib: mengistimbatkan hukum dengan mengikuti metode imamnya tetapi tidak bertaklid. Contoh Abu Yusuf (muridnya Hanafi), Al-Muzani (Syafii), Ibnu Abdil Hakam (Maliki), dan Abu Hamid (Hanbali).3. Mujtahid Mazhab: yaitu mujtahid yang mengikuti imamnya baik dalam usul maupun furu.4. Mujtahid Murajjih: yaitu mujtahid yang membandingkan beberapa pendapat imam dan memilih salah satu yang dipandang kuat.

? Hukum SyaraPengertianHukum syara adalah: khitab Allah yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf baik berupa tuntutan (iqtidha), pilihan (takhyir), atau penetapan (wadhaan).Pembagian Hukum Syara terbagi menjadi dua, yaitu hukum taklifi dan hukum wadhi. Hukum Taklifi yaitu: tuntutan Allah yang berkaitan dengan perintah untuk berbuat atau untuk tidak berbuat atau memilih diantara keduanya. Menurut jumhur ulama Hukum taklifi terbagi menjadi lima:1. Ijab: tuntutan secara pasti untuk dilaksanakan, tidak boleh ditinggalkan, dan ada hukuman bagi yang melanggarnya. Akibat perbuatannya adalah wujub, perbuatan yang dituntut namanya wajib. Contoh: kewajiban shalat.2. Nadb: tuntutan untuk melaksanakan perbuatan tapi tidak secara pasti. Perbuatan yang dituntut namanya mandub, akibat perbuatannya disebut nadb. Contoh anjuran mencatat transaksi.3. Ibahah: khitab Allah yang mengandung pilihan antara berbuat atau tidak berbuat. Akibat dari tuntutannya disebut ibahah, perbuatannya namanya mubah. Contoh mencari rizki setelah shalat jumat.4. Karahah: tuntutan untuk meninggalkan tapi redaksinya tidak pasti. Akibat perbuatannya namanya karahah, perbuatannya disebut makruh. Contoh: menanyakan sesuatu yang menyulitkan.5. Tahrim: tuntutan secara pasti untuk tidak melaksanakan perbuatan. Akibat dari tuntutan disebut hurmah, perbuatannya dinamakan haram. Contoh: larangan membunuh. Menurut Hanafiyah, hukum taklifi dibagi menjadi tujuh:1. Iftiradh: tuntutan pasti untuk dilaksanakan berdasarkan dalil qaty. Contoh: kewajiban shalat (fardu)2. Ijab: tuntutan pasti untuk dilaksanakan berdasarkan dalil zanny. Contoh: membaca fatihah dalam shalat.3. Nadb: sama dengan jumhur4. Ibahah: sama dengan jumhur.5. Karahah Tanzihiyah: tuntutan untuk meninggalkan tetapi tidak pasti (sama dengan karahah versi jumhur).6. Karahah Tahrimiyah: tuntutan pasti untuk meninggalkan berdasarkan dalil zanny. Contoh: jual beli waktu shalat jumat.7. Tahrim: tuntutan pasti untuk meninggalkan berdasarkan dalil qaty. Hukum Wadhi: hukum tentang pengkondisian sesuatu. Hukum wadhI dibagi menjadi 7 kategori:1. Sabab: sifat nyata yang dijelaskan oleh nash bahwa keberadaannya menjadi hukum syara. Keberadaan sabab menjadi pertanda ada atau tidaknya hukum. Contoh: tergelincirnya matahari menjadi sebab masuknya waktu zuhur.2. Syarat: sesuatu yang berada di luar hukum syara tetapi keberadaan hukum syara tergantung padanya. Syarat tidak ada maka hukum pun tidak ada, tetapi adanya syarat tidak mengharuskan adanya hukum. Contoh: wudhu adalah syarat sahnya salat.3. Mani: sifat nyata yang keberadaannya menyebabkan tidak adanya hukum. Contoh: haidl menjadi mani bagi shalat.4. Shihah: suatu hukum yang sesuai dengan tuntutan syara (sabab, syarat, dan tidak ada mani).5. Bathil: terlepasnya hukum syara dari ketentuan yang ditetapkan.6. Azimah: hukum yang ditetapkan Allah kepada seluruh hambaNya sejak semula7. Rukhsah: hukum yang ditetapkan berbeda dengan dalil karena adanya uzur. Perbedaan antara hukum taklify dan hukum wady:1. Hukum taklify berisi tuntutan untuk melaksanakan/meninggalkan dan memilih. Hukum wady mengandung keterkaitan antara dua persoalan.2. Hukum taklify merupakan tuntutan langsung kepada mukallaf , hukum wady merupakan wahana untuk dapat dilaksanakannya hukum taklify

2. HAM menurut IslamHak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah saw pernah bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas kamu." .[2] Maka negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin hak-hak ini.Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial bagi setiap individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, tidak juga perbedaan muslim dan non-muslim. Islam tidak hanya menjadikan itu kewajiban negara, melainkan negara diperintahkan untuk berperang demi melindungi hak-hak ini.Jaminan Hak PribadiJaminan pertama hak-hak pribadi dalam sejarah umat manusia adalah dijelaskan Al-Quran: QS. An-Nuur: 27-2827. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.28. Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, Maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, Maka hendaklah kamu kembali. itu bersih bagimu dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nuur: 27-28)Dalam menjelaskan ayat ini, Ibnu Hanbal dalam Syarah Tsulatsiyah Musnad Imam Ahmad menjelaskan bahwa orang yang melihat melalui celah-celah pintu atau melalui lubang tembok atau sejenisnya selain membuka pintu, lalu tuan rumah melempar atau memukul hingga mencederai matanya, maka tidak ada hukuman apapun baginya, walaupun ia mampu membayar denda.

[2] HR. Buhari dan Muslim, Sahih Buhari, Jil. 5Nash Quran dan Sunnah tentang HAMMeskipun dalam Islam, hak-hak asasi manusia tidak secara khusus memiliki piagam, akan tetapi Al-Quran dan As-Sunnah memusatkan perhatian pada hak-hak yang diabaikan pada bangsa lain. Nash-nash ini sangat banyak, antara lain:1. Ayat dalam al-Quran yang berbicara larangan memaksa, untuk menjamin kebebasan berfikir, berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi, misalnya: QS. 18: 29Artinya: Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS. 18: 29)2. Al-Quran mengajukan ayat tentang hidup, pemeliharaan hidup dan penyediaan sarana hidup. Misalnya: QS. 5: 32Artinya:" Oleh Karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan Karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan Karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan dia Telah membunuh manusia seluruhnya. dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia Telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya Telah datang kepada mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, Kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi." (QS. 5: 32).

Rumusan HAM dalam Islam [3]Apa yang disebut dengan hak asasi manusia dalam aturan buatan manusia adalah keharusan (dharurat) yang mana masyarakat tidak dapat hidup tanpa dengannya.

[3] Mahfudz Siddiq dalam HAM Menurut Islam

Para ulama muslim mendefinisikan masalah-masalah dalam kitab Fiqh yang disebut sebagai Ad-Dharurat Al-Khams, dimana ditetapkan bahwa tujuan akhir syariah Islam adalah menjaga akal, agama, jiwa, kehormatan dan harta benda manusia.Nabi saw telah menegaskan hak-hak ini dalam suatu pertemuan besar internasional, yaitu pada haji wada. Dari Abu Umamah bin Tsalabah, nabi saw bersabda: "Barangsiapa merampas hak seorang muslim, maka dia telah berhak masuk neraka dan haram masuk surga." Seorang lelaki bertanya: "Walaupun itu sesuatu yang kecil, wahay rasulullah ?" Beliau menjawab: "Walaupun hanya sebatang kayu arak." [4]Islam berbeda dengan sistem lain dalam hal bahwa hak-hak manusia sebagai hamba Allah tidak boleh diserahkan dan bergantung kepada penguasa dan undang-undangnya. Tetapi semua harus mengacu pada hukum Allah. Sampai kepada soal shadaqah tetap dipandang sebagaimana hal-hal besar lain. Misalnya Allah melarang bershadaqah (berbuat baik) dengan hal-hal yang buruk.Allah SWT berfirman: QS.Al-Baqarah:267

Artinya:Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya,dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS.Al-Baqarah:267)Hak Asasi Manusia menurut islam dapat dibedakan menjadi :1. Hak-hak AlamiahHak-hak alamiah manusia telah diberikan kepada seluruh ummat manusia sebagai makhluk yang diciptakan dari unsur yang sama dan dari sumber yang sama pula (lihat QS. An-Nisaa: 1, QS. Ali-Imran: 195).a. Hak HidupAllah menjamin kehidupan, diantaranya dengan melarang pembunuhan dan meng-qishas pembunuh (lihat QS. Al-Maidah: 32, QS. Baqarah: 179). Bahkan hak mayit pun dijaga oleh Allah. Misalnya hadist nabi: "Apabila seseorang mengkafani mayat saudaranya, hendaklah ia mengkafani dengan baik." [5] Atau "Janganlah kamu mencaci-maki orang yang sudah mati. Sebab mereka telah melewati apa yang mereka kerjakan." [6]

[4] HR. Muslim[5] HR. Buhari, Sahih Buhari, Jil. 5[6] HR. Buhari, Sahih Buhari, Jil. 5b. Hak Kebebasan Beragama dan Kebebasan PribadiKebebasan pribadi adalah hak paling asasi bagi manusia, dan kebebasan paling suci adalah kebebasan beragama dan menjalankan agamanya, selama tidak mengganggu hak-hak orang lain. Firman Allah: "Dan seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman orang di muka bumi seluruhnya. Apakah kamu memaksa manusia supaya mereka menjadi orang beriman semuanya?" (QS. Yunus: 99).c. Hak BekerjaIslam tidak hanya menempatkan bekerja sebagai hak tetapi juga kewajiban. Bekerja merupakan kehormatan yang perlu dijamin. Nabi saw bersabda: "Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang dari pada makanan yang dihasilkan dari usaha tangannya sendiri." [7] Dan Islam juga menjamin hak pekerja, seperti terlihat dalam hadist: "Berilah pekerja itu upahnya sebelum kering keringatnya." [8]2. Hak HidupIslam melindungi segala hak yang diperoleh manusia yang disyariatkan oleh Allah. Diantara hak-hak ini adalah:a. Hak PemilikanIslam menjamin hak pemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan cara apapun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya, sebagaimana firman Allah:"Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan bathil dan janganlah kamu bawa urusan harta itu kepada hakim agar kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya."(QS. Al-Baqarah:188). Oleh karena itulah Islam melarang riba dan setiap upaya yang merugikan hajat manusia. Islam juga melarang penipuan dalam perniagaan. Sabda nabi saw:"Jual beli itu dengan pilihan selama antara penjual dan pembeli belum berpisah. Jika keduanya jujur dalam jual-beli, maka mereka diberkahi.Tetapi jika berdusta dan menipu, berkah jual-beli mereka dihapus." [9]b. Hak BerkeluargaAllah menjadikan perkawinan sebagai sarana mendapatkan ketentraman. Bahkan Allah memerintahkan para wali mengawinkan orang-orang yang bujangan di bawah perwaliannya, firman Allah yang artinya: Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian[Maksudnya: hendaklah laki-laki yang belum kawin atau wanita- wanita yang tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat kawin.] diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.

[7] HR. Buhari, Sahih Buhari, Jil. 5[8] HR. Ibnu Majah[9] HR. Al-KhamsahJika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. An-Nuur: 24)Allah menentukan hak dan kewajiban sesuai dengan fithrah yang telah diberikan pada diri manusia dan sesuai dengan beban yang dipikul individu.Pada tingkat negara dan keluarga menjadi kepemimpinan pada kepala keluarga yaitu kaum laki-laki. Inilah yang dimaksudkan sebagai kelebihan laki-laki atas wanita (QS. An-Nisa: 34). Tetapi dalam hak dan kewajiban masing-masing memiliki beban yang sama. "Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang maruf, akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari istrinya." (QS. Al-Baqarah: 228)c. Hak KeamananDalam Islam, keamanan tercermin dalam jaminan keamanan mata pencaharian dan jaminan keamanan jiwa serta harta benda. Firman Allah: "Allah yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan." (QS. Quraisy: 3-4).Diantara jenis keamanan adalah dilarangnya memasuki rumah tanpa izin (QS. An-Nuur: 27). Jika warga negara tidak memiliki tempat tinggal, negara berkewajiban menyediakan baginya. Termasuk keamanan dalam Islam adalah memberi tunjangan kepada fakir miskin, anak yatim dan yang membutuhkannya. Oleh karena itulah, Umar bin Khattab menerapkan tunjangan sosial kepada setiap bayi yang lahir dalam Islam baik miskin ataupun kaya. Dia berkata: "Demi Allah yang tidak ada sembahan selain Dia, setiap orang mempunyai hak dalam harta negara ini, aku beri atau tidak aku beri." [10] Umar jugalah yang membawa seorang Yahudi tua miskin ke petugas Baitul-Maal untuk diberikan shadaqah dan dibebaskan dari jizyah.Bagi para terpidana atau tertuduh mempunyai jaminan keamanan untuk tidak disiksa atau diperlakukan semena-mena. Peringatan rasulullah saw: "Sesungguhnya Allah menyiksa orang-orang yang menyiksa manusia di dunia." [11] Islam memandang gugur terhadap keputusan yang diambil dari pengakuan kejahatan yang tidak dilakukan. Sabda nabi saw: "Sesungguhnya Allah menghapus dari ummatku kesalahan dan lupa serta perbuatan yang dilakukan paksaan" [12]Diantara jaminan keamanan adalah hak mendapat suaka politik. Ketika ada warga tertindas yang mencari suaka ke negeri yang masuk wilayah Darul Islam, dan masyarakat muslim wajib memberi suaka dan jaminan keamanan kepada mereka bila mereka meminta. Firman Allah:"Dan jika seorang dari kaum musyrikin minta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ke tempat yang aman baginya." (QS.At-Taubah: 6).[10] Abu Yusuf dalam Al Kharaj[11] HR. Khamsah[12] HR. Ibnu Majah

d. Hak KeadilanMerupakan hak setiap orang untuk meminta perlindungan kepada penguasa yang sah yang dapat memberikan perlindungan dan membelanya dari bahaya atau kesewenang-wenangan. Bagi penguasa muslim wajib menegakkan keadilan dan memberikan jaminan keamanan yang cukup. Sabda nabi saw: "Pemimpin itu sebuah tameng, berperang dibaliknya dan berlindung dengannya." [13]Termasuk hak setiap orang untuk mendapatkan pembelaan dan juga mempunyai kewajiban membela hak orang lain dengan kesadarannya. Rasulullah saw bersabda: "Maukah kamu aku beri tahu saksi yang palng baik? Dialah yang memberi kesaksian sebelum diminta kesaksiannya."[14] dibenarkan mengambil hak orang lain untuk membela dirinya atas nama apapun. Sebab rasulullah menegaskan: "Sesungguhnya pihak yang benar memiliki pembelaan." [15]e. Hak Saling Membela dan MendukungKesempurnaan iman diantaranya ditunjukkan dengan menyampaikan hak kepada pemiliknya sebaik mungkin, dan saling tolong-menolong dalam membela hak dan mencegah kedzaliman Sabda nabi saw: "Hak muslim terhadap muslim ada lima: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantar ke kubur, memenuhi undangan dan mendoakan bila bersin." [16]f. Hak Keadilan dan PersamaanAllah mengutus rasulullah untuk melakukan perubahan sosial dengan mendeklarasikan persamaan dan keadilan bagi seluruh umat manusia (lihat QS. Al-Hadid: 25, Al-Araf: 157 dan An-Nisa: 5). Manusia seluruhnya sama di mata hukum. Sabda nabi saw: "Seandainya Fathimah anak Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya." [17]

[13] HR. Buhari dan Muslim, Sahih Buhari, Jil 5[14] HR. Muslim, Abu Daud, Nasai dan Tirmidzi[15] HR. Al-Khamsah[16] HR. Buhari[17] HR. Buhari dan Muslim, Sahih Buhari, Jil 5

II.Demokrasi Dalam Islam [18]1. Prinsip BermusyawarahPetunjuk al-Quran tentang bentuk dan sistem musyawarah dalam surat As-Syura: 38, yaitu Artinya:" Dan orang-orang yang menerima seruan Tuhannya, dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah, dan mereka membelanjakan sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka."(QS As-Syura: 38). Allah juga menyebut musyawarah sebagai sifat terpuji bagi orang beriman, kemudian Ia memerintahkan agar urusan dimusyawarahkan sebagi tersebut dalam surat Ali Imran: 159:Artinya :"Maka dengan sebab rahmat dari Allah engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, niscaya mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka dan memohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal."Dalam islam, bermuasyawarah mengenal prinsip syuro adalah melakukan sharing dan brainstorming untuk mencari jalan yang terbaik atas masalah yang dihadapi. Syuro ini menjadi kewajiban pemimpin Islam baik di level rendah atau di wilayah `uzhma. Namun tentu saja wilayah pembicaraan syuro bukan pada masalah qath`i yang sudah ditetapkan Islam.Syuro hanya membahas hal-hal teknis yang memang Islam memberikan kita kebebasan untuk mencari pendekatan yang terbaik. Rasul saw memang telah memberikan wewenang masalah ini,"Antum a`lamu bi umuri dunyakum". Kalian lebih mengerti dengan urusan dunia kalian. Allah sendiri sudah menetapkan batas wilayah syuro itu : "Wa syawirhum fil amri", dan lakukanlah musyawarah dalam urusan itu". Artinya dalam urusan teknis yang tidak melanggar syariah.Sebuah majelis syuro itu harus terdiri dari orang-orang yang muslim, bertakwa, shalih, mengerti syariat Islam, mengerti halal dan haram serta segudang syarat lainnya.

[18] Fatawa Muaashirah (II/652-653)

Tata tertib atau disiplin dan adab-adab syura menurut Islam:1. Tujuan dan niat anggota syura ialah mencari dan menegakkan kebenaran karena ALLAH. Masing-masing mesti mengawal diri dari maksud riya', bermegahan, ujub atau untuk hobi semata-mata. Sebaiknya masing-masing mempunyai rasa takut pada ALLAH, kalau-kalau terjadi perbincangan yang tidak tepat dan tidak selaras dengan kehendak ALLAH dan Rasul. Untuk mengelak dari riya', ujub dan bermegahan, caranya ialah masing masing mengharapkan kebenaran itu datangnya dari orang lain, bukan dari dirinya. Dan dia akan merendahkan diri untuk menerima dan mendukung kebenaran yang sudah ditemui itu.2. Sekiranya kebenaran itu keluar dari mulut kita sendiri, segeralah banyak bersyukur pada ALLAH, karena memperlihatkan kebenaran itu kepada kita. Bukankah kita dhaif untuk menemukannya kalau bukan dengan petunjuk dari ALLAH? Dengan ilmu dan keyakinan yang demikian, Islam menyelamatkan majelis syura dari timbulnya rasa sombong, bermegahan, menunjuk kepandaian, merasa diri lebih tinggi, mujadalah (debat tidak menentu), keras kepala, hina-menghina, jatuh-menjatuhkan dan akhlak lain yang keji.3. Di waktu seorang anggota syura berbicara, anggota- anggota yang lain mesti menghormati pandangannya dan sama-sama mendengarnya. Biarkan dia menghabiskan bicaranya walaupun kita tidak setuju pendapatnya. Memotong bicara kawan atau minta dia berhenti sebelum habis berbicara adalah tidak beradab dalam syura. Sikap itu sangat dibenci.4. Bila seorang anggota syura selesai memberi pandangannya, ucapkan terima kasih. Kalau didapatkan ucapannya benar, beri tahniah dengan sepotong doa: Moga-moga ALLAH membalas kamu dengan kebaikan.5. Sekiranya pendapat yang diberi salah, jangan sekali-kali menghinanya. Betulkan dengan mesra dan kasih sayang menggunakan hujah-hujah yang bernash.6. Sekiranya kita sendiri yang melakukan kesalahan atau mengeluarkan pendapat yang salah, minta ampunlah kepada Tuhan dan merendah dirilah untuk menerima hakikat kesalahan itu.7. Misalnya terjadi perbedaan pendapat yang serius hingga sukar untuk menyatukan pandangan, maka demi perpaduan, pandangan ketua atau pemimpinlah yang mesti diterima.8. Dalam syura Islam jangan sekalipun terjadi mujadalah, berburuk sangka, sakit hati, caci maki, berkelahi, lempar kursi, pukul meja, tunjuk pistol, geram, dendam dan sebagainya. Anggota-anggota syura akan sanggup untuk mengalah, bersabar untuk mencari nas (dalil) atau bersikap tawakuf (menerima tidak, menolak pun tidak). Bahkan demi menjaga ukhuwah karena ALLAH, di akhir majelis, masing-masing akan saling bermaaf-maafan dan berbaik sangka serta bersabar untuk menanti bantuan ALLAH dalam masalah apapun yang timbul. Di penutupnya, sama-sama membaca surah Wal Ashr dan doa kifarah, yakni meminta ampun kepada ALLAH. InsyaALLAH dengan cara itu, umat Islam akan senantiasa membuat keputusan yang tepat, bersih dan diberkati ALLAH.2. Prinsip dalam Al-IjmaIjma[19] Pengertian Ijma:Ijma' menurut bahasa Arab berarti kesepakatan atau sependapat tentang sesuatu hal, seperti perkataan seseorang ( ) yang berati "kaum itu telah sepakat (sependapat) tentang yang demikian itu." [20]Menurut istilah ijma', ialah kesepakatan mujtahid ummat Islam tentang hukum syara' dari peristiwa yang terjadi setelah Rasulullah SAW meninggal dunia. Sebagai contoh ialah setelah Rasulullah SAW meninggal dunia diperlukan pengangkatan seorang pengganti beliau yang dinamakan khalifah. Maka kaum muslimin yang ada pada waktu itu sepakat untuk mengangkat seorang khalifah dan atas kesepakatan bersama pula diangkatlah Abu Bakar RA sebagai khalifah pertama. Sekalipun pada permulaannya ada yang kurang menyetujui pengangkatan Abu Bakar RA itu, namun kemudian semua kaum muslimin menyetujuinya. Kesepakatan yang seperti ini dapat dikatakan ijma'. Jadi Ijma dapat diartikan :1. Imam Ghazali: Kesepakatan umat Muhamad terhadap suatu masalah2. Jumhur: Kesepakatan mujtahid pada suatu masa terhadap suatu hukum syara setelah wafatnya Rasulullah. Secara Historis :1. Ijma merupakan suatu proses alamiah bagi penyelesaian persoalan melalui pembentukan pendapat mayoritas ummat secara bertahap.2. Ijma bermula dari pendapat pribadi dan berpuncak pada peneriamaan universal oleh ummat dalam jangka panjang.3. Ijma adalah aktifitas informal murni dari para ulama dalam kedudukan pribadi mereka tanpa ada organisasi yang pasti dan prosedur yang spesifik. Dasar Hukum Ijma:Dasar hukum ijma' berupa aI-Qur'an, al-Hadits dan akal pikiran.(1). Al-Qur'anAllah SWT berfirman yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri diantara kamu." (an-Nis': 59)Perkataan amri yang terdapat pada ayat di atas berarti hal, keadaan atau urusan yang bersifat umum meliputi urusan dunia dan urusan agama. Ulil amri dalam urusan dunia ialah raja, kepala negara, pemimpin atau penguasa, sedang ulil amri dalam urusan agama ialah para mujtahid.Dari ayat di atas dipahami bahwa jika para ulil amri itu telah sepakat tentang sesuatu ketentuan atau hukum dari suatu peristiwa, maka kesepakatan itu hendaklah dilaksanakan dan dipatuhi oleh kaum muslimin.[19] Tim Penulis Dosen PAI UGM, 2004, Buku Teks Pendidikan Agama Islam, Bagian Filsafat Agama Fakultas Filsafat UGM,[20] Kamus Bahasa Arab Al MufidFirman AIlah SWT yang artinya: "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai." (Ali Imran: 103)Ayat ini memerintahkan kaum muslimin bersatu padu, jangan sekali-kali bercerai-berai. Termasuk dalam pengertian bersatu itu ialah berijma' (bersepakat) dan dilarang bercerai-berai, yaitu dengan menyalahi ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh para mujtahid.Firman Allah SWT yang artinya: "Dan barangsiapa yang menantang Rasul setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang yang beriman, Kami biarkan ia berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukan ia ke dalam jahannam dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (An-Nis': 115)Pada ayat di atas terdapat perkataan sablil mu'minna yang berarti jalan orang-orang yang beriman. Jalan yang disepakati orang-orang beriman dapat diartikan dengan ijma', sehingga maksud ayat ialah: "barangsiapa yang tidak mengikuti ijma' para mujtahidin, mereka akan sesat dan dimasukkan ke dalam neraka."(2). AI-HaditsBila para mujtahid telah melakukan ijma' tentang hukum syara' dari suatu peristiwa atau kejadian, maka ijma' itu hendaklah diikuti, karena mereka tidak mungkin melakukan kesepakatan untuk melakukan kesalahan apalagi kemaksiatan dan dusta, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:Artinya: "umatku tidak akan bersepakat untuk melakukan kesalahan." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)(3). Akal pikiranSetiap ijma' yang dilakukan atas hukum syara', hendaklah dilakukan dan dibina atas asas-asas pokok ajaran Islam. Karena itu setiap mujtahid dalam berijtihad hendaklah mengetahui dasar-dasar pokok ajaran Islam, batas-batas yang telah ditetapkan dalam berijtihad serta hukum-hukum yang telah ditetapkan. Bila ia berijtihad dan dalam berijtihad itu ia menggunakan nash, maka ijtihadnya tidak boleh melampaui batas maksimum dari yang mungkin dipahami dari nash itu. Sebaliknya jika dalam berijtihad, ia tidak menemukan satu nashpun yang dapat dijadikan dasar ijtihadnya, maka dalam berijtihad ia tidak boleh melampaui kaidah-kaidah umum agama Islam, karena itu ia boleh menggunakan dalil-dalil yang bukan nash, seperti qiyas, istihsan dan sebagainya. Jika semua mujtahid telah melakukan seperti yang demikian itu, maka hasil ijtihad yang telah dilakukannya tidak akan jauh menyimpang atau menyalahi al-Qur'an dan al-Hadits, karena semuanya dilakukan berdasar petunjuk kedua dalil ltu. Jika seorang mujtahid boleh melakukan seperti ketentuan di atas, kemudian pendapatnya boleh diamalkan, tentulah hasil pendapat mujtahid yang banyak yang sama tentang hukum suatu peristiwa lebih utama diamalkan. Fungsi Ijma:1. Mengeliminir kesalahan-kesalahan dalam berijtihad2. Menyatukan pendapat-pendapat yang berbeda3. Menjamin penafsiran yang tepat atas Quran dan keotentikan hadis Rukun Ijma:1. Mujtahid: seluruh mujtahid hadir dan seluruh yang hadir menyetujui2. Kesepakatan: dilakukan secara tegas dan bulat Macam Ijma: sharih (kesepakatannya tegas) dan sukuti (kesepakatannya tidak tegas). Pendapat Ulama tentang Ijma:1. SyafiI, Hambali, Zahiri: Ijma hanya terjadi pada masa sahabat2. Malik: praktek orang Madinah dianggap Ijma3. Syiah: Ijma adalah kesepakatan para anggota keluarga Rasul4. Abduh: Ijma adalah mufakat orang yang berwenang (ulul amri), dan dapat dibatalkan oleh generasi berikutnya. Tidak ada ketentuan teknis tentang ijma dalam al-Quran.5. Iqbal: Bentuk ijma yang mungkin adalah pengalihan kekuasaan ijtihad kepada lembaga legislative.

Qiyas (Analogical Reasoning) [21] Definisi: Qiyas adalah menganalogikan suatu masalah yang belum ada ketetapan hukumnya (nash/dalil) dengan masalah yang sudah ada ketetapan hukumnya karena adanya persamaan illat. Historis:1. Ijma merupakan sistematisasi ray (pendapat pribadi)2. Bentuknya tidak kaku dan formal, tanpa batasan yang spesifik Sikap ulama: menerima (jumhur), dan menolak (Zahiri). Rukun dan Syarat Qiyas:1. Ashl (Maqis alaih): masalah yang sudah ada hukumnya, baik dari al-Quran maupun hadis.2. Furu (maqis): masalah yang sedang dicari hukumnya.3. Hukum Ashl: hukum yang sudah ditetapkan oleh nash4. Illat: sifat yang terdapat dalam ashl, dengan syarat: sifatnya nyata dan dapat dicapai dengan indera, konkrit tidak berubah, dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

[21] PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Buku Teks Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Pada Universitas Gunadarma), Penerbit : Universitas Gunadarma, 2003 Pembagian Qiyas:1. Qiyas Aulawi: jika hukum pada furu lebih kuat daripada ahl (seperti mengqiyaskan memukul dengan kata ah).2. Qiyas Musawi: Jika hukum pada furu sama kuatnya dengan hukum pada ashl (seperti memakan harta anak yatim dengan membakarnya).3. Qiyas Adna: yaitu hukum pada furu lebih lemah daripada ashl (seperti mengqiyaskan apel dengan gandum). Kejelasan Illat:1. Qiyas Jaly: Qiyas yang illatnya ditetapkan oleh nash bersamaan dengan hukum ashl (seperti memukul orang tua)2. Qiyas Khafy: Qiyas yang illatya tidak disebut dalam nash.

C. KESIMPULANHukum Islam adalah hukum yang ditetapkan Allah melalui wahyu-Nya, dalam Al-Quran dijelaskan nabi Muhammad saw sebagai rasulnya melalui sunah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadist.HAM terbagi menjadi 2 HAM Menurut barat dan menurut islam. HAM barat bersifat anthroposentris: segala sesuatu berpusat pada manusia sehingga menempatkan manusia sebagai tolak ukur segala sesuatu. HAM islam bersifat theosentris: segala sesuatu berpusat pada Allah.Dalam konsep demokrasi modern, kedaulatan rakyat merupakan inti dari demokrasi sedang demokrasi islam meyakini bahwa kedaulatan Allah lah yang menjadi inti dari demokrasi.

======================== Jazzakumullah Khairan Katsiiron ===========================

Tinggalkanlah sesuatu yang aku tidak anjurkan kepadamu. Kebinasaan umat terdahulu ialah karena mereka banyak bertanya dan selalu menyelisihi Nabi mereka. Jadi, apabila aku melarangmu dari sesuatu, tinggalkanlah, dan apabila aku perintahkan sesuatu kepadamu, lakukanlah semampumu(HR Bukhari No. 7288 dan Muslim No. 1337).

DAFTAR ISTILAH/GLOSARIAmaliyahadalah segala apa yang berhubungan dengan tata cara amal. Seperti shalat, zakat, puasa dan seluruh hukum-hukum amaliyah. Bagian ini disebut fariyah (cabang agama), karena ia dibangun di atas itiqadiyah. Benar dan rusaknya amaliyah tergantung dari benar dan rusaknya itiqadiyah.

Bayan Taudhihyaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat al-Qur'an

Bayan Tafsiryaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal dan musytarak.

Bayan Taqriryaitu as-Sunnah berfungsi untuk memperkokoh dan memperkuat pernyataan al-Qur'an

Itiqadiyahadalah hal-hal yang tidak berhubungan dengan tata cara amal. Seperti itiqad (kepercayaan) terhadap rububiyah Allah dan kewajiban beribadah kepadaNya, juga beritiqad terhadap rukun-rukun iman yang lain. Hal ini disebut ashliyah (pokok agama)

Jizyahpajak

KhuluqiyahSegi Akhlak

Kosmologiadalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu subjek. Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi, dan agama.

Metafisika(Bahasa Yunani: et? (meta) = "setelah atau di balik", f?s??a (phsika) = "hal-hal di alam") adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas.

DAFTAR PUSTAKA

1. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Buku Teks Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Pada Universitas Gunadarma), Penerbit : Universitas Gunadarma, 20032. Tim Penulis Dosen PAI UGM, 2004, Buku Teks Pendidikan Agama Islam, Bagian Filsafat Agama Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta3. Depag, RI, 2002.Materi Sosialisasi Tema-tema Pokok PAU pada PTU,: Depag RI, Jakarta4. Al-Faruqi, I. R.,, 1988, Tawhid Its Implication for Thought and Life, diterjemahkan oleh Rahmani Astuti Tauhid Pustaka, Bandung.5. Al Maududi, A. A., 1983, Pokok-Pokok Pandangan Hidup Muslim (terjemahan Osman Raliby), Bulan Bintang, Jakarta.6. http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_IslamDiposkan oleh @ni smart di 20:35

Pengertian Hukum Islam (Syari'at Islam) - Hukum syara menurut ulama ushul ialah doktrin (kitab) syari yang bersangkutan dengan perbuatan orang-orang mukallaf yang bersangkutan dengan perbuatan orang-orang mukallaf secara perintah atau diperintahkan memilih atau berupa ketetapan (taqrir). Sedangkan menurut ulama fiqh hukum syara ialah efek yang dikehendaki oleh kitab syari dalam perbuatan seperti wajib, haram dan mubah .

Syariat menurut bahasa berarti jalan. Syariat menurut istilah berarti hukum-hukum yang diadakan oleh Allah untuk umatNya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah. Hukum Islam

Menurut Prof. Mahmud Syaltout, syariat adalah peraturan yang diciptakan oleh Allah supaya manusia berpegang teguh kepadaNya di dalam perhubungan dengan Tuhan dengan saudaranya sesama Muslim dengan saudaranya sesama manusia, beserta hubungannya dengan alam seluruhnya dan hubungannya dengan kehidupan.

Menurut Muhammad Ali At-Tahanawi dalam kitabnya Kisyaaf Ishthilaahaat al-Funun memberikan pengertian syariah mencakup seluruh ajaran Islam, meliputi bidang aqidah, ibadah, akhlaq dan muamallah (kemasyarakatan). Syariah disebut juga syara, millah dan diin.

b. Hukum Islam berarti keseluruhan ketentuan-ketentuan perintah Allah yang wajib diturut (ditaati) oleh seorang muslim. Dari definisi tersebut syariat meliputi:

1. Ilmu Aqoid (keimanan) 2. Ilmu Fiqih (pemahan manusia terhadap ketentuan-ketentuan Allah) 3. Ilmu Akhlaq (kesusilaan)

Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa hukum Islam adalah syariat yang berarti hukum-hukum yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah (perbuatan).