tugas 2 polusi

30
TUGAS 2 ASPEK LINGKUNGAN TEKNIK MESIN POLUSI (PENCEMARAN LINGKUNGAN) OLEH : AGUNG WIBOWO NPM : 14.10.002.21201.018 TEKNIK MESIN (NR) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT i

Upload: anonymous-on63ugbavy

Post on 13-Jul-2016

236 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

polusi udara akibat operasi pabrik

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS 2 POLUSI

TUGAS 2

ASPEK LINGKUNGAN TEKNIK MESIN

POLUSI (PENCEMARAN LINGKUNGAN)

OLEH :

AGUNG WIBOWO

NPM : 14.10.002.21201.018

TEKNIK MESIN (NR)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

2016

i

Page 2: TUGAS 2 POLUSI

DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................3

1. PENDAHULUAN...............................................................................................................................3

BAB II.........................................................................................................................................................5

2.1. PENCEMARAN UDARA OLEH ASAP PABRIK.........................................................................5

2.1.1. Dampak Asap Pabrik Bagi Masyarakat Sekitar............................................................................6

2.1.2. Zat Yang Terkandung Pada Asap............................................................................................6

2.1.3. Cara Menghindari Resiko Dari Asap Pabrik............................................................................7

2.1.4. Penyakit yang ditimbulkan oleh asap pabrik............................................................................7

2.1.5. Hujan asam..............................................................................................................................8

2.1.6. Efek rumah kaca......................................................................................................................8

2.1.7. Kerusakan lapisan ozon...........................................................................................................8

2.1.8. Upaya Pelestarian dilingkungan Kawasan Industri..................................................................9

2.1.9. Upaya Pencegahan...................................................................................................................9

2.2. PENCEMARAN UDARA OLEH ASAP KEBAKARAN HUTAN..............................................10

2.2.1. Penyebab Kebakaran Hutan.........................................................................................................11

2.2.2. Akibat Kebakaran Hutan.......................................................................................................12

2.2.3. Upaya Pencegahan kebakaran Hutan.....................................................................................13

2.2.4. Upaya Pelestarian dilingkungan Tersebut....................................................................................15

2.3. PENCEMARAN UDARA OLEH ASAP KENDARAAN............................................................15

2.3.1. Dampak Polusi Udara Asap Kendaraan Bagi Kesehatan.............................................................16

2.3.2. Penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh polusi udara adalah :....................................16

2.3.3. Upaya Untuk Mencegah Semakin Buruknya Dampak Asap Kendaraan......................................17

i

Page 3: TUGAS 2 POLUSI

BAB I

1. PENDAHULUAN

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau

biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,

hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan

manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau

polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan

dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun

global.

Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di

perkotaan. Menurut World Bank, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir terdapat

pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir berlipat-lipat

jumlahnya. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang

yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan

bahan bakar dengan kualitas kurang baik (misal: kadar timbal/Pb yang tinggi) .

Hampir tidak ada kota di dunia ini yang dapat menghindar dari bencana

modern pencemaran udara. Bahkan kota-kota yang dulu terkenal dengan udaranya

yang murni, tak tercemar misalnya Buenos Aires, Denver,dan Madrid sekarang selalu

dikepung oleh udara yang begitu tercemarnya, sehingga dapat membunuh dan

membuat orang baik yang sehat maupun sakit masuk rumah sakit. Tapi hal itu tak

perlu terjadi, karena kota-kota dan bangsa-bangsa diseluruh dunia mulai menerapkan

berbagai strategi yang dapat mengatasi masalah pencemaran udara dengan baik.

Strategi itu mulai dari larangan parkir dan hari tanpa mengemudi sampai program

ketat dan berkekuatan hukum untuk memasang kendali pencemaran yang canggih di

pusat-pusat pembangkit tenaga. Hanya sedikit usaha ini yang mencapai keberhasilan

sempurna, tetapi banyak juga yang cukup berhasil bahkan begitu berhasilnya sampai

terkadang tidak mendapat perhatian.

3

Page 4: TUGAS 2 POLUSI

Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber

polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap

industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran

lain,misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dll.

Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu diwaspadai, tetapi organisasi kesehatan

dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap serius.Polutan udara

yang berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan,serta mudah merusak harta benda

adalah partikulat yang mengandung partikel aspa dan jelaga, hidrokarbon, sulfur

dioksida, dan nitrogen oksida. Semuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor. WHO

memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor

akibat emisi kendaraan bermotor, sedagkan 10% sisanya menghirup udara yang

bersifat marginal. Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak. Orang dewasa yang

beresiko tinggi, misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki

riwayat penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita

maupun keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut berasal

dari polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin memprihatinkan.

4

Page 5: TUGAS 2 POLUSI

BAB II

2.1. PENCEMARAN UDARA OLEH ASAP PABRIK

Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap

tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang

dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain

itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan

bakar, yaitu: CO2 (karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida)

dan NOx (nitrogen oksida).

Asap adalah suspensi partikel kecil di udara (aerosol) yang berasal dari

pembakaran tak sempurna dari suatu bahan bakar. Asap umumnya merupakan produk

samping yang tak diinginkan dari api (termasuk kompor dan lampu) serta pendiangan,

tapi dapat juga digunakan untuk pembasmian hama (fumigasi), komunikasi (sinyal

asap), pertahanan (layar asap, smoke-screen) atau penghirupan tembakau atau obat

bius. Asap kadang digunakan sebagai agen pemberi rasa (flavoring agent) dan

pengawet untuk berbagai bahan makanan.

Keracunan asap adalah penyebab utama kematian korban kebakaran di dalam

ruangan. Asap ini membunuh dengan kombinasi kerusakan termal, keracunan, dan

iritasi paru-paru yang disebabkan oleh karbon monoksida, hidrogen sianida, dan produk

pembakaran lainnya.

Partikel asap terutama terdiri dari aerosol (atau kabut) partikel padat atau butiran

cairan yang mendekati ukuran ideal untuk penyebaran Miecahaya tampak. Asap adalah

salah satu polusi udara yang dapat berupa karbondioksida dan karbonmonoksida. Polusi

udara (pencemaran udara ) adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau

biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,

hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Polusi ini dikeluarkan juga oleh salah satu pabrik dengan jumlah yang banyak juga

membahayakan masyarakat sekitar.

5

Page 6: TUGAS 2 POLUSI

Gambar 2.1 Asap Industri

2.1.1. Dampak Asap Pabrik Bagi Masyarakat SekitarBagi masyarakat yang rumahnya dekat di lokasi pabrik sangat merugikan, sebab

asap yang dikeluarkan dari cerobongnya bisa mengotori lingkungan sekitar, udara

menjadi kotor dan paru-paru menjadi tidak sehat karena menghisap udara tersebut.

Masyarakat telah berupaya keras salah satunya dengan mendatangi pabrik untuk

menyaring dan mengurangi asap yang dikeluarkan. Apalagi asap tersebut berwarna

hitam pekat hasil dari limbah produksi. Hampir setiap hari diwaktu yang sama asap

dikeluarkan, pada awalnya berjumlah sedikit tapi lama kelamaan volumenya semakin

banyak.

2.1.2. Zat Yang Terkandung Pada Asap

Kandungan yang terdapat dalam asap diantaranya sejumlah senyawa yang sangat

berbahaya, seperti . Timbal (Pb), CO (karbon monoksida), Karbon monoksida ialah gas

yang tidak berbau dan tidak berwarna serta lebih mudah bercantum dengan hemoglobin

darah berbanding oksigen. Keadaan ini tentu akan menjejaskan keupayaan darah untuk

membekalkan oksigen kepada tisu-tisu tubuh. Bagi menampung kekurangan ini,

jantung dan paru-paru terpaksa bekerja dengan lebih kuat lagi. Karbon monoksida juga

merosakkan dinding arteri dan dengan itu, mendorong berlakunya penyakit jantung dan

masih banyak lagi zat lain yang berbahaya.

6

Page 7: TUGAS 2 POLUSI

2.1.3. Cara Menghindari Resiko Dari Asap Pabrik

Masyarakat mungkin bisa memulai dari diri sendiri seperti memakai masker,

menanam pohon supaya asap dapat diserap pohon dan dinganti dengan oksigen, tidak

terlalu sering berada di luar rumah yang sudah tercemari oleh asap pabrik Tempatkan

alat pengeluaran udara dekat dengan sumber pencemaran. Usahakan menggantikan

udara yang keluar dari ruangan sehingga udara yang masuk ke-ruangan sesuai dengan

kebutuhan. Filtrasi : Memasang filter dipergunakan dalam ruangan dimaksudkan untuk

menangkap polutan dari sumbernya dan polutan dari udara luar ruangan. Pembersihan

udara secara elektronik : Udara yang mengandung polutan dilewatkan melalui alat ini

sehingga udara dalam ruangan sudah berkurang polutan-nya atau disebut bebas polutan.

2.1.4. Penyakit yang ditimbulkan oleh asap pabrik

Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh asap pabrik adalah :

1. Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran udara di mana sel mast,

eosinofil dan sel T memainkan peranan yang penting. Pada individu yang rentan,

inflamasi tersebut menyebabkan episod bunyi bernafas seperti gesekan biola

(wheezing). Simptom ini biasanya dikaitkan dengan perubahan kadar pengaliran

udara melalui salur pernafasan yang berbalik secara spontan atau setelah diberi

rawatan. Inflamasi tersebut juga mengakibatkan salur pernafasan lebih reaktif

terhadap pelbagai jenis rangsangan (Global Iniative for Asthma,1995).

2. Iritasi ringan terhadap mata, terjadi karena banyak hal: iritasi , alergi atau dapat juga

merupakan gejala dari penyakit lain yang lebih serius.. Yang paling umum terjadi

adalah iritasi mata yang disebabkan karena terlalu lama bekerja didepan komputer,

terpapar oleh debu atau kotoran dalam jangka waktu yang lama.

3. Gangguan Pernafasan

a) Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

b) Pernapasan akut penyakit termasuk pneumonia

c) Prematur timbulnya dan penurunan dipercepat pada fungsi paru-paru

d) Semua gejala utama pernapasan pada orang dewasa, termasuk batuk,

berdahak, bersin & dyspnoea

7

Page 8: TUGAS 2 POLUSI

2.1.5. Hujan asam

pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar

udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan

menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

· Mempengaruhi kualitas air permukaan

· Merusak tanaman

· Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga

mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan

· Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

2.1.6. Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon,

dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang

dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan

troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Dampak dari

pemanasan global adalah :

a. Pencairan es di kutub

b. Perubahan iklim regional dan global

c. Perubahan siklus hidup flora dan fauna

2.1.7. Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan

pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari

matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara

alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil

menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari

pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan

dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

8

Page 9: TUGAS 2 POLUSI

2.1.8. Upaya Pelestarian dilingkungan Kawasan Industri

Kawasan industri sangatlah identik dengan limbah, baik polusi udara

maupun limbah pabrik lainnya. Untuk melestarikan lingkungan disekitar pabrik,

ada beberapa cara yang harus kita lakukan, antara lain :

a. Melakukan penghijauan ditempat yang tidak terpakai (Tanah Lapang yang

luas).

b. Melakukan penanaman pohon disepanjang jalan menuju pabrik dan di

lingkungan pabrik.

c. Mengalihkan limbah cair ke tempat pembuangan limbah, bukan ke sungai.

d. Mendaur ulang limbah yang masih bisa digunakan.

2.1.9. Upaya Pencegahan

Mencegah pencemaran udara berbentuk gas :

a. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada

permukaan zat padat-adsorben-seperti karbon aktif dan silikat. Adsorben

mempunyai sifat dapat menyerap zat lain sehingga menempel pada

permukaannya tanpa reaksi kimia serta memiliki daya kejenuhan yang bersifat

disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan dulu, kemudian digunakan lagi.

b. Absorbsi

Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang

baik untuk memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya. Metoe absorbs ini

pada prinsipnya hampir sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya bahwa

emisi hidrokarbon mengalami kontak dengan cairan di mana hidrokarbon akan

larut atau tersuspensi.

c. Kondensasi

Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda gas menjadi

benda cair pada suhu udara di bawah titik embun. Polutan gas diarahkan

mencapai titik kondensasi tinggi dan titik penguapan yang rendah, seperti

hidrokarbon dan gas organic lainnya.

9

Page 10: TUGAS 2 POLUSI

d. Pembakaran

Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon

yang terdapat di dalam polutan dengan mempergunakan proses oksidasi panas

yang disebut inceneration. Iceneration merupakan salah satu metode dalam

pengolahan limbah padat dengan menggunakan pembakaran yang menghasilkan

gas dan residu pembakaran.

2.2. PENCEMARAN UDARA OLEH ASAP KEBAKARAN HUTAN

Kebakaran hutan dan lahan gambut di wilayah tropika terutama di Asia

Tenggara sudah terjadi selama 20 tahun terakhir ini. Kebakaran tersebut terjadi

umumnya selama musim kering yang terimbas oleh periode iklim panas atau

dikenal sebagai El Nino-Southern Oscilation (ENSO). Periode panas ini dapat

terjadi setiap 3–7 tahun, dan lama kejadiannya dari 14 bulan hingga 22 bulan

(Singaravelu, 2002). Pemanasan ini biasanya bermula pada bulan Oktober, terus

meningkat ke akhir tahun dan berpuncak pada pertengahan tahun berikutnya.

Untuk mempertegas keterkaitan periode iklim panas ENSO dengan peristiwa

kebakaran hutan dan lahan, perkenanlah saya mengungkapkan kembali sejarah

kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Kebakaran hutan tropika basah di

Indonesia diketahui terjadi sejak abad ke-19, yakni di kawasan antara Sungai

Kalinaman dan Cempaka (sekarang Sungai Sampit dan Katingan) di Kalimantan

Tengah, yang rusak akibat kebakaran hutan tahun 1877. Statistik Kehutanan

Indonesia telah mencatat adanya kebakaran hutan sejak tahun 1978, meskipun

kebakaran besar yang diketahui oleh umum terjadi pada tahun 1982/1983 telah

menghabiskan 3,6 juta ha hutan termasuk sekitar 500.000 ha lahan gambut di

Kalimantan Timur (Page et al., 2000; Parish, 2002).

Selanjutnya pada tahun 1987 kebakaran hutan dalam skala besar terjadi lagi di 21

propinsi terutama di Kalimantan Timur, yang terjadi bersamaan dengan

munculnya periode iklim panas ENSO, sehingga sejak saat itu timbul anggapan

bahwa kebakaran hutan adalah bencana alam akibat kemarau panjang dan kering

karena ENSO. Begitulah kebakaran besar terjadi lagi pada tahun 1991, 1994 dan

1997 di 24 propinsi di Indonesia. Kebakaran selama musim kering pada tahun

10

Page 11: TUGAS 2 POLUSI

1997, telah membakar sekitar 1,5 juta ha lahan gambut di Indonesia

(BAPPENAS, 1998), termasuk 750.000 ha di Kalimantan. Kebakaran hutan dan

lahan pada tahun 1997 dinyatakan sebagai yang terburuk dalam 20 tahun terakhir.

Atas dasar rekaman sejarah tersebut di atas, kebakaran hutan dan lahan di

Indonesia berulang setiap lima tahun, yang nampaknya cocok benar dengan

periode iklim panas ENSO rata-rata 5 tahun.

2.2.1. Penyebab Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan selama musim kering dapat disebabkan atau dipicu

oleh kejadian alamiah dan kegiatan atau kecerobohan manusia. Kejadian alamiah

seperti terbakarnya ranting dan daun kering secara serta-merta (spontan) akibat

panas yang ditimbulkan oleh batu dan benda lainnya yang dapat menyimpan dan

menghantar panas, dan pelepasan gas metana (CH ) telah diketahui dapat memicu

terjadinya kebakaran. Meskipun demikian, pemicu utama terjadinya kebakaran

adalah adanya kegiatan dan atau kecerobohan manusia, yang 90–95% kejadian

kebakaran dipicu oleh faktor ini. Faktor manusia yang dapat memicu terjadinya

kebakaran meliputi pembukaan lahan dalam rangka pengembangan pertanian

berskala besar, persiapan lahan oleh petani, dan kegiatan-kegiatan rekreasi seperti

perkemahan, piknik dan perburuan.

Gambar 2.2 Kebakaran Hutan.

11

Page 12: TUGAS 2 POLUSI

2.2.2. Akibat Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan dapat berakibat langsung dan tidak langsung atas

lingkungan di dalam tapak kejadian (on site effect) atau di luar tapak kejadian

(off site effect). Akibat kebakaran hutan dan lahan gambut antara lain adalah

kehilangan lapisan serasah dan lapisan gambut, stabilitas lingkungan, gangguan

atas dinamika flora dan fauna, gangguan atas kualitas udara dan kesehatan

manusia, kehilangan potensi ekonomi, dan gangguan atas sistem transportasi dan

komunikasi.

Kasus kebakaran hutan dan lahan gambut di Kalimantan Tengah pada

tahun 1997 telah menghilangkan lapisan gambut 35–70 cm (Jaya et al., 2000).

Kehilangan lapisan gambut ini berakibat atas kestabilan lingkungan, karena

kehilangan lapisan gambut setebal itu setara dengan pelepasan karbon (C)

sebanyak 0,2–0,6 Gt C. Pelepasan C ini berdampak luar biasa atas emisi gas

karbondioksida (CO) ke atmosfer, yang turut berperan dalam pemanasan global

(Siegert et al., 2002). Selain itu, kebakaran tahun 1997 telah merusak vegetasi

hutan sehingga kerapatan pohon berkurang hingga 75%.

Dampak utama kebakaran hutan adalah asap yang mempengaruhi jarak

pandang dan kualitas udara. Asap bertahan cukup lama di lapisan atmosfer

permukaan, akibat rendahnya kecepatan angin permukaan. Lapisan asap ini

berdampak serius pada sistem transportasi udara, dan pada kesehatan manusia

serta flora dan fauna. Pada kebakaran tahun 1997 berkurangnya jarak pandang di

beberapa kota di Kalimantan dan Sumatra antara bulan Mei dan Oktober telah

mengakibatkan penundaan jam terbang dan bahkan penutupan beberapa bandar

udara.

Di beberapa daerah di Kalimantan dan Sumatra, terutama di daerah-

daerah yang banyak dijumpai kebakaran hutan dan lahan gambut, asap yang

dihasilkan telah mengakibatkan gangguan kesehatan terutama masyarakat miskin,

lanjut usia, ibu hamil dan anak balita. Jumlah kasus selama bulan September–

November 1997 di delapan propinsi di Kalimantan dan Sumatra tercatat 527

kematian, 298.125 asma, 58.095 bronkitis, dan 1.446.120 ISPA (infeksi saluran

pernafasan akut), termasuk di Kalimantan Selatan yang dijumpai 69 kasus

kematian, 41.800 asma, 8.145 bronkitis, dan 202.761 kasus ISPA.

12

Page 13: TUGAS 2 POLUSI

Kebakaran hutan dan lahan gambut juga berdampak atas hilangnya

beberapa potensi ekonomi terutama di sektor kehutanan dan pertanian. Kerugian

ekonomi pada sektor kehutanan akibat kebakaran tahun 1997 mencapai Rp 2,4

trilyun untuk delapan propinsi kawasan bergambut di Kalimantan dan Sumatra.

Sedangkan di sektor pertanian kerugiannya mencapai Rp 718 milyar. Akibat tidak

langsung dari kebakaran lahan gambut merupakan akibat lanjutan (post-effect)

yang dihasilkan ketika proses pemulihan hutan dan lahan gambut baik secara

alamiah maupun buatan manusia belum mencapai titik pulih. Akibat ini bisa

terjadi selama bertahun-tahun tergantung kemampuan untuk memulihkan. Akibat

utamanya adalah terganggunya fungsi hidrologis dan pengaturan iklim.

Hilangnya vegetasi dan terbukanya hutan dan lahan gambut menyebabkan debit

aliran permukaan dan erosi akan meningkat dalam musim hujan sehingga dapat

menyebabkan banjir. Selain itu, hilangnya sehingga meningkatkan efek rumah

kaca dan vegetasi akan mengurangi penyerapan CO2 hutan juga kehilangan

fungsi pengaturan iklimnya.

2.2.3. Upaya Pencegahan kebakaran Hutan

Tindakan pencegahan merupakan komponen terpenting dari seluruh

sistem penanggulangan bencana termasuk kebakaran. Bila pencegahan

dilaksanakan dengan baik, seluruh bencana kebakaran dapat diminimalkan atau

bahkan dihindarkan. Pencegahan kebakaran diarahkan untuk meminimalkan atau

menghilangkan sumber api di lapangan. Upaya ini pada dasarnya harus dimulai

sejak awal proses pembangunan sebuah wilayah, yaitu sejak penetapan fungsi

wilayah, perencanaan tata guna hutan/lahan, pemberian ijin bagi kegiatan, hingga

pemantauan dan evaluasi.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya api di

antaranya:

1. Penatagunaan lahan sesuai dengan peruntukan dan fungsinya masing-masing,

dengan mempertimbangkan kelayakannya secara ekologis di samping secara

ekonomis.

2. Pengembangan sistem budidaya pertanian dan perkebunan, serta sistem

produksi kayu yang tidak rentan terhadap kebakaran, seperti pembukaan dan

13

Page 14: TUGAS 2 POLUSI

persiapan lahan tanpa bakar (zero burning-based land clearing), atau dengan

pembakaran yang terkendali (controlled burning-based land clearing).

3. Pengembangan sistem kepemilikan lahan secara jelas dan tepat sasaran.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menghindari pengelolaan lahan yang tidak

tepat sesuai dengen peruntukan dan fungsinya.

4. Pencegahan perubahan ekologi secara besar-besaran diantaranya dengan

membuat dan mengembangkan pedoman pemanfaatan hutan dan lahan

gambut secara bijaksana (wise use of peatland), dan memulihkan hutan dan

lahan gambut yang telah rusak.

5. Pengembangan program penyadaran masyarakat terutama yang terkait dengan

tindakan pencegahan dan pengendalian kebakaran. Program ini diharapkan

dapat mendorong dikembangkannya strategi pencegahan dan pengendalian

kebakaran berbasis masyarakat (community-based fire management).

6. Pengembangan sistem penegakan hukum. Hal ini mencakup penyelidikan

terhadap penyebab kebakaran serta mengajukan pihak-pihak yang diduga

menyebabkan kebakaran ke pengadilan.

7. Pengembangan sistem informasi kebakaran yang berorientasi kepada

penyelesaian masalah. Hal ini mencakup pengembangan sistem

pemeringkatan bahaya kebakaran (Fire Danger Rating System) dengan

memadukan data iklim (curah hujan dan kelembaban udara), data hidrologis

(kedalaman muka ir tanah dan kadar lengas tanah), dan data bahan yang

dapat memicu timbulnya api. Kegiatan ini akan memberikan gambaran

secara kartografik terhadap kerawanan kebakaran. Gambarannya dapat

berupa peta bahaya kebakaran yang berhubungan dengan kondisi mudahnya

terjadi kebakaran, peta resiko kebakaran yang berkaitan dengan sebab

musabab terjadinya kebakaran, dan peta sejarah kebakaran yang penting

untuk evaluasi penanggulangan kebakaran.

14

Page 15: TUGAS 2 POLUSI

2.2.4. Upaya Pelestarian dilingkungan TersebutUntuk menghindari adanya kebakaran hutan, sebaiknya kita

melestarikan hutan terlebih dahulu agar nanti nya tidak akan ada kebakaran

hutan. Pelestarian hutan dapat kita lakukan sebagai berikut :

a. Melakukan reboisasi

b. Menindak penebangan liar

c. Melakukan sistem tebang pilih

d. Melakukan rotasi tanaman

e. Menanam bibit-bibit baru, dll.

2.3. PENCEMARAN UDARA OLEH ASAP KENDARAAN

Penjelasan tentang pencemaran udara melalui asap kendaraan bermotor

menjadi bahasan yang cukup menarik. Pertama, kita harus mengetahui

bagaimana kendaraan tersebut beroperasi. Bahan bakarlah yang membuat

kendaraan tersebut memiliki energi untuk beroperasi. Jadi, bahan bakar yang

dipakai oleh sebuah kendaraan bermotor pastilah akan berpengaruh terhadap

hasil buangnya. Selain bahan bakar, mesin dan sistem pembuangan sebuah

kendaraan juga berpengaruh dalam menentukan baik tidaknya asap kendaraan

bermotor. Kendaraan bermotor yang baru biasanya akan mengeluarkan asap

yang lebih putih dan lebih sedikit, bandingkan dengan sepeda motor lama yang

asapnya abu-abu kehitaman. Asap tersebut dari jauh saja terlihat menyeramkan,

apalagi kalau kita sadar udara yang kita hirup juga tercemar asap tersebut.

Pencemaran Udara Melalui Asap Kendaraan Asap kendaraan bermotor

mengandung zat-zat yang tak seharusnya dihirup oleh manusia.

Zat-zat yang ada dalam asap kendaraan, yaitu sebagai berikut :

1. CO (Karbon Monoksida)

2. NOx (Nitrogen Oksida)

3. Hidrokarbon

4. Pb (Timbel)

5. Sox (Sulfur Oksida)

15

Page 16: TUGAS 2 POLUSI

Zat-zat tersebut tentu berbahaya bagi kesehatan manusia. Udara adalah

benda yang selalu kita hirup setiap harinya dan polusi udara dapat mengganggu

kecerdasan, fungsi ginjal, saluran pencernaan, pernafasan, dan lain-lain. Hal

tersebut tentu harus segera ditanggulangi agar tidak terus-menerus memakan

korban. Mengatasi polusi udara bukan masalah yang mudah. Kerja sama

pemerintah dan masyarakat perlu dilakukan. Salah satu penyebab dari

meningkatnya polusi udara adalah meningkatkan jumlah kendaraan di jalan.

Pemerintah sudah berupaya menanggulanginya dengan membuat

transportasi massal, namun belum begitu menunjukkan hasil. Penggunaan

kendaraan berbahan bakar ramah lingkungan juga harus disosialisasikan kepada

masyarakat. Hal tersebut memang sulit apalagi mengubah kebiasaan masyarakat

dalam berkendara. Masyarakat perlu menyadari pendekatan dan ketersediaan

sarana dan prasarana yang mendukung penanggulangan polusi udara dalam

kehidupan. Kendaraan yang ramah lingkungan harus terus diproduksi dan

diperkenalkan kepada masyarakat. Penjelasan tentang pencemaran udara

melalui asap kendaraan bermotor juga harus dilakukan pemerintah agar

masyarakat menjadi paham dan peduli terhadap kebersihan udara. Kesadaran

masyarakat tersebut akan menjadi awal dari keberhasilan penanggulangan

polusi udara.

2.3.1. Dampak Polusi Udara Asap Kendaraan Bagi KesehatanBahaya asap kendaraan disebabkan karena adanya zat-zat berbahaya

yang terkandung di dalam asap kendaraan. Zat- zat tersebut adalah :

1. Karbon dioksida

2. Karbon monoksida

3. Oksida belerang

4. Oksida nitrogen

2.3.2. Penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh polusi udara adalah :

1. Bronchitis kronika. Pengaruh pada wanita maupun pria kurang lebih

sama. Hal ini membuktikan prevalensinya tak dipengaruhi oleh

macam pekerjaan sehari-hari. Dengan membersihkan udara dapat

terjadi penurunan 40% dari angka mortalitas.

16

Page 17: TUGAS 2 POLUSI

2. Emphysema pulmonum.

3. Bronchopneumonia.

4. Asthma bronchiale.

5. Cor pulmonale kronikum. Di daerah industri, Czechoslovakia

umpamanya, dapat ditemukan prevalensi tinggi penyakit ini.

Demikian juga di India bagian utara, penduduk tinggal di rumah-

rumah tanah liat tanpa jendela dan menggunakan kayu api untuk

pemanas rumah.

6. Kanker paru. Stocks & Campbell menemukan mortalitas pada non-

smokers di daerah kota 10 kali lebih besar daripada daerah rural.

7. Penyakit jantung, juga ditemukan dua kali lebih besar morbiditasnya

di daerah dengan polusi udara tinggi. Karbon-monoksida ternyata

dapat menyebabkan bahaya pada jantung, apalagi bila telah ada tanda-

tanda penyakit jantung ischemik sebelumnya. Afinitas CO terhadap

hemoglobin adalah 210 kali lebih besar daripada O2 sehingga bila

kadar CO Hb sama atau lebih besar dari 50%, akan dapat terjadi

nekrosis otot jantung. Kadar lebih rendah dari itu pun telah dapat

mengganggu faal jantung.

8. Kanker lambung, ditemukan dua kali lebih banyak pada daerah

dengan polusi tinggi.

9. Penyakit-penyakit lain, umpamanya iritasi mata, kulit dan sebagainya

banyak juga dihubungkan dengan polusi udara. Juga gangguan

pertumbuhan anak dan kelainan hematologik pernah diumumkan. Di

Rusia pernah ditemukan hambatan pembentukan antibodi terhadap

influenza vaccin di daerah kota dengan tingkat polusi tinggi,

sedangkan di daerah lain pembentukannya normal.

2.3.3. Upaya Untuk Mencegah Semakin Buruknya Dampak Asap Kendaraana) Melakukan penghijauan (reboisasi)

b) Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor

c) Menciptakan biosolar

d) Melakukan penyuluhan terhadap masayarakat tentang dampak

dan bahaya asap kendaraan bermotor

17

Page 18: TUGAS 2 POLUSI

18

Page 19: TUGAS 2 POLUSI

Gambar 2.3. Asap Kendaraan

19

Page 20: TUGAS 2 POLUSI

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Totok, Sukwardjono, dkk. 2007. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta: Interplus

Priyono Amin, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas VI. Jakarta: Depdiknas.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem

20