tribute to prof zuhal.pdf

67
TRIBUTE TO PROFESSOR ZUHAL Sivitas Akademika Universitas Al Azhar Indonesia Rabu, 5 Maret 2014

Upload: daysardjum

Post on 13-Dec-2015

238 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tribute to Prof Zuhal.pdf

TRIBUTE TOPROFESSOR ZUHAL

Sivitas Akademika Universitas Al Azhar Indonesia

Rabu, 5 Maret 2014

Page 2: Tribute to Prof Zuhal.pdf
Page 3: Tribute to Prof Zuhal.pdf

TRIBUTE TOPROFESSOR ZUHALSivitas Akademika Universitas Al Azhar Indonesia

Rabu, 5 Maret 2014

Page 4: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 5: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 6: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Sebuah Perjalanan Panjang

Page 7: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Kuliah di Institut Teknologi Bandung

Page 8: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 9: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

sebuah persembahan sederhana kami kepada Prof. Dr. Ir. Zuhal, M.Sc., E.E.

Page 10: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Berangkat dari rasa ribuan kalimat syukur kepada Ilahi,izinkan kami menata ruang kecil pada buku ini sebagai ungkapan

terima kasih kepada Prof. Zuhal yang selama ini menjadi inspirasi, pemimpin, pendidik, dan ayah bagi kami.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan keberkahan kepada beliau dan keluarga. Amin

Page 11: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Prof. Dr. Ir. Zuhal, M.Sc., E.E.Rektor Universitas Al Azhar Indonesiatahun 2000-2013

Page 12: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

KILAS BALIK PROFESSOR ZUHAL

Tribute toProfessor Zuhal

Page 13: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Khazanah Keilmuan yang luas berangkat dari

kehangatan keluarga yang turut kami rasakan

Page 14: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 15: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Piawai bermusik dan bergaul semasa muda, turut mengawal

kebersamaan kami dengan beliau

Page 16: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Pemuda Zuhal menempuh ilmu di Jepang sebagai

angkatan kedua mahasiswa penerima pampasan perang

Page 17: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Mengawali kesuksesan dengan pendidikan yang

berkualitas. Begitulah beliau membagi semangat

pendidikan kepada kami

Page 18: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Pengukuhan Guru BesarFakultas Teknik Universitas

Indonesia

Page 19: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Mendapat kepercayaan

untuk mengatasi krisis listrik di

tahun 1992–1995

Page 20: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Prof. Zuhal mengubah PLN dari perum menjadi sebuah korporat yang profesional

Page 21: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 22: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 23: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Menteri Negara Riset dan TeknologiKabinet Presiden B.J. Habibie pada tahun 1998 -1999

Page 24: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Mengepalai BPPT tahun 1998 -1999

Page 25: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Sebagai mantan MENRISTEK

Republik Indonesia,beliau tidak

pernah enggan berbagi semangat

membangun bangsa pada kami

Page 26: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Di mana pun beliau berada, peran penting beliau dibutuhkan demi kemajuan negeri ini. inilah sikap yang beliau kerap tularkan

kepada kami

Page 27: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

UAI ADALAH “RUMAH” PROFESSOR ZUHAL

Tribute toProfessor Zuhal

Page 28: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 29: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 30: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Kembali mengabdi pada dunia pendidikan di tahun 2000 Universitas Al Azhar Indonesia

Page 31: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 32: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 33: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 34: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 35: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 36: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Meskipun belum mempunyai gedung sendiri, UAI berhasil melaksanakan proses belajar mengajar dan telah meluluskan angkatan pertama di tahun 2005

Page 37: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 38: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 39: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 40: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 41: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 42: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Page 43: Tribute to Prof Zuhal.pdf
Page 44: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Prof. Sayuti Hasibuan, Ph.D, mantan Dekan Fakultas Ekonomi UAI.

Pada tahun awal 2000-an, saya ditawari, melalui Ir. Hassanuddin Zein alm. oleh Prof. Zuhal untuk menjabat sebagai dekan fakultas ekonomi. Walaupun saya waktu itu menjabat sebagai Ketua Pansca Sarjana MM. di Universitas Muhammadiyah Surakarta, di Jawa Tengah, tawaran ini saya terima dengan senang hati oleh karena saya mengetahui Prof. Zuhal sedang mengupayakan pembangunan sebuah universitas yang luar biasa. Kalau biasanya sebuah univesitas membangun sebuah masjid, Universitas Al Azhar Indonesia adalah sebuah universitas yang dibangun oleh masjid yaitu Masjid Agung Al Azhar. Hanya beberapa tahun kemudian, saya memahami sepenuhnya makna ungkapan metaforis yang sering disampaikan oleh Prof. Zuhal dalam berbagai kesempatan bahwa UAI adalah sebuah universitas yang dibangun oleh

masjid. Makna ini berkaitan dengan jawaban

kenapa diabad modern ini kehidupan sosial ekonomi negara-negara Islam termasuk Indonesia selalu tertinggal dibandingkan negara-negara maju yang non-islam khususnya di Eropa

dan Amerika Utara? Inilah persoalan yang telah menjadi perhatian bahkan obsesi dikalangan banyak pembaru Islam. Jawaban terhadap pertanyaan inilah yang telah diteliti dan akhirnya dirumuskan di UAI, khususnya di Fakultas Ekonomi. Penelitian dan pengembangan terhadap jawaban yang bersifat paradigmatig ini dimungkinkan oleh karena Prof. Zuhal selaku rektor

selalu mendorong kreativitas dan memberi kebebasan kepada para dekan bagi pengembangan ilmiah dibidang masing-masing. Pemberian dorongan dan kebebasan intelektual inilah menurut saya yang turut bertanggung jawab bagi pengembangan rumusan akademis jawaban pokok terhadap pertanyaan diatas.

Apa isi rumusan ini? Rumusan ini mengambil bentuk dalam hukum konsistensi pembangunan sosial-ekonomi bangsa-bangsa. Konsistensi dalam kajian filsafat, sebagai salah satu kriteria kebenaran empiris bukanlah hal yang baru. Tetapi bilamana dikaitkan dengan upaya pembangunan negara bangsa maka hukum ini memiliki signifikansi yang amat penting. Hukum ini intinya mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan sosial ekonomi tergantung sejauh mana terdapat konsistensi dalam nilai-nilai dalam tujuan pembangunan sosial

...beberapa tahun kemudian, saya memahami sepenuhnya makna ungkapan metaforis

yang sering disampaikan oleh Prof. Zuhal

Page 45: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

ekonomi dan nilai-nilai yang terkandung dalam langkah-langkah yang ditempuh dalam pencapaiannya. Secara faktual negara-negara Islam melanggar hukum ini oleh sebab pembangunan sosial ekonomi mereka baik secara tujuan maupun langkah-langkah pokok kebijakan didasarkan kepada ajaran ekonomi neoklasik yang merupakan basis dari sistem kapitalisme. Nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran ekonomi neoklasik ciptaan manusia secara mendasar tidak konsisten dengan nilai-nilai Islam.

Indonesia sebagai negara Islam terbesar di dunia telah merumuskan nilai-nilai Islam dalam tujuan pembangunannya sebagaimana yang dikemukakan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Cita-cita pembangunan bangsa atau visi bangsa adalah terwujudnya negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Visi demikian harus dicapai

melalui lima prinsip pokok yang oleh salah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, diberi nama Pancasila. Visi dan misi ini merupakan satu kesatuan tujuan dan cara dan tidak boleh dipisah atau di “decouple”. “Decoupling” merupakan tantangan pokok yang dihadapi dalam pelaksanaan program-program pembangunan bangsa selama ini.

Dalam pembangunan bangsa selama hampir 68 tahun kemerdekaan, usaha perwujudan visi bangsa selalu terpisah dari misinya, Pancasila. Dampak dari pemisahan atau “decoupling” ini adalah bahwa visi bangsa kurang tercapai secara optimal. Secara lebih mendasar perubahan peradaban sebagaimana yang dituntut Pancasila belum terlaksanaka dengan optimal. Untuk masa depan, kalau mengacu kepada platform sosial ekonomi partai-partai politik yang memegang kekuasaan pemerintahan baik di eksekutif maupun

legislatif, tidak terdapat tanda-tanda yang meyakinkan bahwa panyatuan atau”coupling” antara visi dan misi bangsa sebagaimana yang diminta oleh Pembukaan Undang-Undang dasar 1945. Ini berarti pelaksanaan pembangunan bangsa kedepan, sebagaimana pelaksanaannya dimasa lalu, tidak akan optimal dalam pencapaian visinya.

Page 46: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Disinilah sumbangan kepemimpinan Prof. Zuhal sebagai rektor UAI, yaitu meletakkan landasan kelembagaan sebuah institusi ilmu pengetahuan bagi perbaikan pembangunan bangsa Indonesia sesuai visi dan misi awal yang telah ditetapkan. Dalam pembangunan institusi ini, sumbangan para penugsaha secara finansial yang telah digalang oleh Prof. Zuhal dan memungkinkan pembangunan gedung baru UAI perlu diberi apresiasi. Salah tugas pokok UAI kedepan, atas dasar visi dan misi UAI yang berbasis nilai-nilai Islam sebagaimana yang sudah disusun bersama dikalangan sivitas akademika dibawah pimpinan rektornya, Prof. Zuhal, mengupayakan agar visi dan misi bangsa tidak terus terpisah tetapi menyatu. Dalam kerangka perubahan paradigma pembangunan dan perubahan peradaban atas dasar Pancasila inilah kepemimpinan Prof. Zuhal di UAI dalam tiga belas tahun terakhir ini perlu diletakkan. Tentu

kelembagaan UAI untuk menghadapi tantangan kebangsaan ini memerlukan pengembangan lebih lanjut baik secara akademis maupun lainnya. Tetapi Prof. Zuhal telah memberikan sumbangannya dengan ikhlas. Semua pihak yang terkait dengan UAI perlulah memberikan apresiasi dan melanjutkan apa yang telah dimulai olehnya. Semoga.

Hidayat Ir. Hidayat Yorianta, M.Sc., Ph.D. Kepala Kantor Urusan Internasional.

Pak Zuhal adalah orang yang sangat demokratis dan melihat sesorang dengan prinsip seberapa banyak gelas yang terisi (kemampuan seseorang), bukan bagian yang kosongnya (ketidakmampuan). Beliau selalu memberi peluang untuk

mengisi kekosongan tersebut sehingga seseorang (terutama kaum muda) dapat mencapai semaksimum mungkin sesuai bakat dan kemampuannya. Itulah ciri guru sekaligus pemimpin besar.

Syafitri Jumianto, S.Si., M.Si. Kepala Biro Kemahasiswaan, Alumni & Pengembangan Karir

Pak Zuhal bagaikan magnet yang gaya-gaya magnetnya tidak hanya berada pada kutub-kutubnya saja, namun juga timbul di sekitar magnet. Itulah medan magnet yang luar biasa dari seorang khalifah bernama “Pak Zuhal” yang pengorbanannya akan menjadi ladang amal bagi kemajuan pendidikan di negeri ini.

itulah medanmagnet yang luarbiasa dari seorangkhalifah bernama

“Pak Zuhal”

Page 47: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Dr. Ir. Syarif Hidayat, M.Eng.Sc, MM, mantan Kaprodi Teknik Industri

Pertama kali saya mengenal pak Zuhal adalahpada tahun 1969-an ketika beliau menjadi asisten dosen Mesin-Mesin Listrik untuk Prof TM Sulaiman di Jurusan Elektroteknik Institut Teknologi Bandung. Sebagai mahasiswa saya sering melihat pak Zuhal duduk di barisan belakang untuk membantu Prof

Sulaiman dalam menjawab pertanyaan mahasiswa. Beliau yang saat itu masih bujangan juga aktif membantu kegiatan pembangunan Masjid Salman ITB.

Saya bertemu pak Zuhal lagi ketika beliau menjabat Direktur Utama PLN, saya beberapa kali hadir ke Gedung Utama PLN untuk kegiatan konsultansi. Beliau masih mengenali saya dan sempat berkata : Saya akan bantu kalian bila ada kesulitan dengan PLN.

Ketika saya hampir pensiun pada tahun 2001 saya kebetulan hadir pada suatu acara pengajian dan tarawih Ramadhan PKPI di kediaman beliau. Saya menanyakan apakah masih memerlukan dosen untuk UAI karena saya ketahui beliau menjadi Rektornya. Sekali lagi beliau membantu saya untuk bergabung dengan UAI, dan bahkan ditunjuk menjadi pelopor prodi Teknik Industri karena pengalaman saya bekerja adalah dalam bidang sistem informasi dan distribusi produk.

Ketika saya akan menyelesaikan disertasi di IPB (Juni 2012) sekali lagi saya memohon bantuan beliau untuk bersedia menjadi penguji luar komisi pembimbing. Beliau juga dengan spontan menyanggupinya, dan Alhamdulillah saya lulus dengan hasil bagus.

Tiada kalimat lain untuk beliau selain penghargaan untuk kesediaannya membantu dan mempermudah permasalahan yang dihadapi siapapun. UAI yang menghadapi segunung masalah dan kesulitan telah dikelola oleh beliau dan dibantu untuk mendapat jalan keluar yang elegan sehingga saat ini telah berjaya menjadi Universitas yang unggulan. Satu-satunya kampus di Indonesia yang dikunjungi Perdana Menteri Cina dan Inggris.

Terima kasih pak Zuhal, hanya Allah SWT yang dapat memberikan imbalan yang sepadan dengan seluruh amal saleh bapak.

Page 48: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Dr. Fokky Fuad, SH, M.Hum - Dosen tetap Fakultas Hukum

Prof. Dr. Zuhal yang kukenal..Pertama kali saya menginjakkan kaki

di Universitas Al Azhar Indonesia, saya sangat terkesan dengan ide-ide Prof Zuhal yang luar biasa. Beliau memiliki keinginan yang kuat untuk memajukan UAI sebagai salah satu universitas terbaik tidak saja di Indonesia, tetapi juga di Asia.

Sebagai dosen baru kala itu, saya melihat begitu banyak keinginan beliau untuk menjadikan universitas ini maju, dan untuk itu beliau juga menulis dua buah buku mengenai inovasi sebagai sebuah kekuatan daya saing bangsa. Buku itu sempat saya jadikan bahan acuan utama ketika saya diminta mempresentasikan tulisan saya dalam sebuah seminar di Jakarta tahun 2013.

Yang juga membuat saya terkesan adalah ketika saya melaksanakan ujian sidang terbuka promosi Doktor di

FHUI Depok pada tanggal 21 Juli 2012. Saya berfikir bahwa saat itu beliau berhalangan hadir, karena mungkin beliau tidak mengenal saya. Tetapi saya cukup terkejut ketika beliau hadir menyaksikan pengukuhan gelar Doktor saya. Beliaupun kemudian memberikan ucapan selamat atas pengukuhan tersebut, tak saya sangka beliau masih mau menyempatkan diri untuk hadir. Pada saat lainnya ketika beliau berjalan dan berpapasan dengan saya, beliau menyapa saya dan menyebut nama saya. Satu hal yang cukup luar biasa, karena umumnya pimpinan lupa dengan nama bawahannya, tetapi tidak dengan beliau.

Kini walau Prof. Zuhal tak lagi menjabat sebagai rektor, akan tetapi jejak langkah beliau untuk membangun UAI masih tetap kuat merekat. Teruslah berkarya dengan menulis buku yang bermutu di tengah kelangkaan buku yang bersifat membangun bangsa. Kami akan terus menanti karyamu, Prof. Zuhal.

Page 49: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Denny Hermawan, S.T. Alumni UAI, calon dosen tetap Teknik Informatika

Pertama kali saya mengenal nama Pak Zuhal adalah pada saat masih berada di tingkat akhir di sekolah menengah atas unggulan yang berada di salah satu kota kecil yang sejuk, SMA Negeri 1 Sukabumi. Ketika itu saya dipanggil oleh Wakasek (Wakil Kepala Sekolah) Urusan Kesiswaan, perihal adanya undangan Beasiswa Unggulan dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI). Jujur nama YPI Al Azhar sudah saya kenal dengan sekolah-sekolahnya yang berkualitas dan juga “mahal”. Namun nama UAI baru kali itu saya dengar, sempat bertanya-tanya juga, ternyata sudah ada universitasnya toh..

Pada awalnya sempat hadir keraguan untuk menerima undangan tersebut, karena UAI merupakan kampus baru yang belum terlihat “wujudnya” baik dari sisi fisik maupun prestasi. Setelah saya mencari informasi lebih lanjut mengenai UAI dan kiprah Pak Zuhal, maka nama beliau sebagai rektor

mampu memantapkan hati saya untuk memutuskan memilih kampus ini diantara tawarantawaran PMDK dan beasiswa dari universitas lain. Saya yakin UAI akan menjadi besar dan mampu mewujudkan visinya di tangan beliau. Setelah saya berada di UAI sebagai mahasiswa, keyakinan akan keberhasilan mewujudkan mimpi itu

semakin menguat dengan bimbingan Pak Zuhal, serta kolega-kolega beliau yang menjadi dosen khususnya di Fakultas Teknik ketika itu. Saya dan teman-teman dari berbagai daerah yang menerima beasiswa unggulan bangga menerima julukan sebagai “Anak Pak Zuhal”. Kami yakin dan

berusahamewujudkan visi yg beliau sampaikan dalam setiap kesempatan bahwa dari kampus ini akan dilahirkan para cendekiawan muslim yang kuat baik secara keilmuan maupun keislaman. Hal tersebut diperkuat dengan dimintanya Bang Imad (Prof. Imaddudin) untuk menggembleng kami. Di tengah masih terbatasnya sarana dan

prasarana ketika itu, semangat kami begitu terbakar. Insya Allah kampus ini akan besar sebagaimana visi yang Pak Zuhal sampaikan, sebesar mimpi-mimpi yang akan kami wujudkan, sebagaimana tokoh-tokoh besar yang dicetak dan dilahirkan dari MasjidAgung Al Azhar.

Waktu pun berlalu, UAI terus tumbuh

kampus ini akan besar sebagaimana visi yang Pak Zuhal

sampaikan

Page 50: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

dan mewujudkan visinya setapak demi setapak. Setelah lulus dan sempat beberapa waktu berkarya diluar, akhirnya tibalah panggilan itu. Panggilan untuk kembali ke kampus, bergabung dalam barisan karya dan pengabdian dalam mengawal perwujudan visi mulia. Sekali lagi, Pak Zuhal, serta lingkungan Masjid Agung Al Azhar yang saya cintai membuat saya tak lagi berfikir panjang untuk menyambut panggilan tersebut. Dalam beberapa kesempatan tiada yang berubah dengan sosok Pak Zuhal, visi yang kuat, semangatkerja keras dan profesionalisme dan semangat ketulusan senantiasa terpancar dalam kata-katanya yang berwibawa. Kewibawaan yang timbul tanpa rekayasa, karena semua katanya tak hanyak berakhir hanya sebatas kata namun terwujud dalam aksi nyata. Tidak hanya diri ini yang merasakan, dari kolega di UAI banyak sekali cerita positif yang didapat mengenai beliau. Tak terasa air mata

menetes jika mendengar uraian tersebut, terlebih jika mendengarkan langsung Pak Zuhal berbicara di berbagai kesempatan.

Waktu tidak pernah berbohong, usia beliau sudah tidak semuda dulu, namun semangat dan pesan beliau tetap tertanam di hati-hati kami. Kami “Anak-anak Pak Zuhal” akan terus mengawal dan mewujudkan visi tersebut sekuat tenaga, dimanapun kami berada.

Pak Zuhal, guruku, orangtuaku, inspirasiku..

Dra. Ernalia Subagio, M.M., Kepala Perpustakaan.

Ketika pada tahun 2000 diminta untuk membantu Perpustakaan Universitas Al Azhar Indonesia, permasalahan yang utama adalah buku dan ruang perpustakaan. Ketika itu dengan bantuan dana dari Prof Zuhal dan ibu, kami mendapat ruang di bekas Sekolah Dasar Al Azhar yang disulap menjadi ruang perpustakaan yang dilengkapi

dengan beberapa rak buku, lima set meja belajar, dua set meja kerja untuk Kepala Perpustakaan dan Asisten, dan dilengkapi dengan karpet, jadi siapapun yang akan masuk ruang perpustakaan harus melepaskan sepatu. Dan hampir setiap hari Profesor Zuhal membuka sepatu untuk melihat mahasiswa yang sedang belajar, membaca buku di karpet dan terkadang berbincang singkat dengan mereka.

Cara mendapatkan buku untuk perpustakaan cukup unik, dengan dibekali sejumlah uang dan judul buku yang akan dibeli, saya dan Ibu Anna Nurjanah berburu buku ke toko buku disekitar Pasar Senin yang cukup panas ketika harus mencari buku diantara tumpukan yang tidak terstruktur dengan baik, ketika kembali ke kampus, ternyata di Ruang Perpustakaan Profesor Zuhal sudah menunggu. Dengan sangat antusias beliau membuka dan memeriksa satu persatu buku yang baru dibeli,

Page 51: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

kemudian beliau memeriksa “faktur pembelia buku”, dengan tertawa kecil beliau memeriksa “faktur pembelian”, disitu tertera jumlah harga buku yang dibeli dan diskon, kemudian uang diskon dibelikan buku, kemudian ada diskon lagi dan dibelikan buku lagi. Melihat raut

wajah beliau lenyap sudah kepenatan kami.

Betapa kecintaan beliau sangat dalam terhadap UAI, dapat saya rasakan ketika beliau memeriksa rak buku yang terbuat dari kayu yang tidak lagi kuat menahan buku sehingga lentur melengkung ke

bawah, beliau duduk di lantai memeriksa lengkungan kayu dan minta agar dibawah rak diberi besi penahan, subhanallah.

Pada suatu hari telephone di ruang perpustakaan berdering, ketika diangkat terdengar suara Profesor Zuhal dengan nada yang kesal, rupanya beliau ada di toko buku Kusuma Jalan Tawakal Raya, Grogol, Jakarta Barat, dan tidak mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah ketika menanyakan buku. Kami lupa memberi tahu beliau bahwa di toko buku Kusuma kita harus membongkar sendiri tumpukan buku untuk menemukan buku yang kita cari dan terkadang sambil jongkok atau duduk di lantai. Saya, marfum bagaimana kagetnya beliau, karena Profesor Zuhal waktu itu masih baru menjadi mantan Menristek dan Sebelumnya menjabat Dirut PLN yang pastinya terbiasa mendapatkan pelayananan yang sangat professional. Sampai saat ini saya tidak bisa membayangkan bagaimana beliau

Page 52: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

bisa menemukan toko buku tersebut, karena waktu itu jalan Tawakal masih sempit tidak seperti sekarang, dan tokonya pun masih berupa rumah tinggal.

Keberadaan perpustakaan UAI dari awal hingga saat terakhir beliau mengakhiri jabatannya sebagai Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, masih menjadi perhatian beliau, beliau masih memikirkan perluasan ruang perpustakaan yang sudah tidak memadai lagi dibanding dengan jumlah mahasiswa.

Terimakasih kami atas perhatian, kunjungan yang rutin ke Perpustakaan, dan akan selalu kami ingat sapaan dan senyum Bapak terhadap seluruh staf Perpustakaan.

Semoga Profesor Zuhal diberi kesehatan yang baik, berbahagian bersama keluarga besarm dan tetap dapat berkarya dan berkenan berkunjung ke Perpustakaan UAI, aamin Ya Rabbal Alamin.

Sandra Herlina, S.S., M.A, Mantan Kaprodi Sastra Jepang

Saya masih ingat sapaan pertama Prof. Zuhal di tahun 2000 ketika kami dari Prodi Sastra Jepang UAI pertama kali bertemu beliau “ Wah ini dia dari sastra Jepang ya, semangat ya“ sambil menjabat erat tangan kami satu persatu diiringi dengan tatapan matanya yang tulus.

Kata-kata yang sederhana “semangat“ namun maknanya amat dalam untuk kami saat itu. Beliau menyemangati kami untuk mengelola Prodi Sastra Jepang dengan fasilitas

yang minim. Alhamdulillah, selama 13 tahun

berjalan “semangat” itu tetap hadir dan akan terus mengiringi perjalanan kami dalam mengelola prodi Sastra Jepang dan menjaga amanah yang diberikan masyarakat untuk memberikan pendidikan yang terbaik di UAI. Dalam mengelola dan malakukan kegiatan akademik kadang saya juga merasa tersanjung, mungkin tepatnya “GR” karena Prof. Zuhal sering memberikan perhatian khusus kepada Prodi kami karena beliau lulusan Jepang, sensei taihein oseiwa ni narimashita .

Zuhal Sensei , Nahkoda boleh saja berganti,dengan semangat sensei kapal ini akan terus berlayar,

InsyaAllah , kita akan sampai di tujuan, Otsukaresamadeshita

Page 53: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Soraya Fadhal, M.Si, Mantan Kaprodi ILKOM, Kabiro Administrasi Akademik

Kehidupan seorang muslim berpusat pada imannya. Iman menjadi fondasi atau akarnya, Islam menjadi tiangnya dan ihsan menjadi atapnya. Sebagus atau semewah apapun bangunan keislaman itu, nonsense tanpa fondasi atau akar yang kuat. Dia hanya akan menjadi bangunan di atas pasir. Tanpa akar yang kuat, runtuhlah bangunan itu.

Tanaman atau pohon merupakan satu bukti ciptaan Tuhan. Kehadirannya mengajarkan kita akan keberadaan Tuhan. Pohon memberikan udara dan kehidupan bagi manusia. Pohon menjadi rumah bagi manusia. Pohon bisa menyimpan air, memberikan kehijauan, kesejukan. Daunnya bisa dimakan, untuk obat dan lainnya. Kayunya untuk rumah, furniture, kertas, dll. Bahkan akar dan rantingnya pun berguna untuk berbagai kebutuhan. Pohon juga menjadi rumah

bagi hewan dan makhluk tuhan lainnya. Namun pohon bukanlah pohon jika ia tidak memiliki akar yang kuat. Hanya akar yang kuat yang bisa memberi makan dan membuat pohon itu hidup. Tanpa akar yang kuat, tumbanglah pohon tersebut.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki akar sejarah yang kuat. Negara yang besar adalah negara yang memiliki fondasi negara atau akar yang kuat, yang berpijak kepada tujuan negara dan konstitusinya. Tanpa akar sejarah, tujuan, cita-cita, dan konstitusi yang kuat dan disepakati bersama, suatu negara atau bangsa akan hancur dan mati perlahan.

Seperti juga bangunan keimanan, rumah, pohon, bangsa dan negara, Kampus Universitas Al Azhar Indonesia bisa berdiri seperti saat ini, juga karena akarnya kuat. Akar yang memberikan nafas dan makanan bagi organisasi ini. Akar yang menopang, saat ada angin, hujan yang meniup dan menggoyangnya.

Akar yang membuka jaringan dan mengikat akar yang lain. Akar yang beranak pinak menghasilkan akar akar yang lain, yang menguatkan pohon induk, bahkan menghasilkan anak anak pohon yang lain. Serta akar yang menguatkan dan menyebarkan wangi harum, seperti akar kayu cendana.

Terima kasih untukmu Prof. Zuhal, atas nama Civitas Akademika Universitas Al Azhar Indonesia. Terima kasih sudah menjadi akar yang kuat, akar yang baik, bagi institusi ini. Terima kasih atas semua yang sudah Bapak lakukan. Kami yakin dan harus optimis bahwa kampus ini akan terus tegak berdiri, menjadi rumah kami bersama. Akarnya akan selalu kuat dan baik, sebab didikan, kecendekiaan, keteladanan, bimbingan, kepemimpinan, yang telah Bapak hadirkan di sini, telah beranak pinak, menjadi akar akar baru yang Insya Allah menghadirkan pohon pohon keilmuan, kebijaksanaan dan kecendekiaan yang

Page 54: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

baru.

Mengutip suatu kalimat bijak :“Perhaps it is good to have a

beautiful mind, but an ever greater gift is to discover a beautiful heart” (Film A Beautiful mind’, 2001).

Maka, Bapak tidak hanya memberikan warisan kepada kami pemikiran2 yang indah, namun juga menghadiahi kami dengan hati yang indah. Terima Kasih, Pak Zuhal, Bapak kami semua, Bapak Universitas Al Azhar Indonesia. Doa kami selalu teriring untuk Bapak. Kami yakin di mana pun Bapak berada, bapak akan selalu menjadi akar yang baik dan kuat di hati kami dan

AL-FURQAN TAFSIR QUR’AN – EDISI BAHASA INDONESIA MUTAKHIR :WASILAH TAKZIM PPBB UAI UNTUK PAK ZUHAL

Prof. Dr. Ir. Zuhal, M.Sc.E.E., yang

biasa kami sapa dengan “Pak Zuhal”, telah melewati sebuah perjalanan yang panjang. Garis hidup yang berpadu apik dengan ketajaman visi, kegigihan kerja, dan keindahan spiritual membuatnya layak diakui sebagai seorang tokoh besar di negeri ini.

Ketokohan Pak Zuhal sangatlah menonjol di banyak bidang. Mengawali karier sebagai akademisi muda di ITB, beliau kemudian tampil sebagai salah satu rujukan penting dalam bidang teknologi, terutama teknologi kelistrikan di Indonesia, bahkan dunia internasional. Karya beliau yang bernama ZOPPLAN dan sederet karya ilmiah lainnya menegaskan otoritas akademik sekaligus kapasitas keilmuan yang sangat beliau kuasai. Itu pula yang mengantar beliau kemudian membangun reputasi sebagai salah satu birokrat ternama di jajaran pemerintahan Republik Indonesia.

Sebagai pakar di bidangnya, sangatlah pantas kiranya jika Pak Zuhal

mendapatkan jabatan, yang lebih suka beliau pandang dan terima sebagai amanah, mengelola lembaga negara di bidang kelistrikan, energi, sampai menjadi Menristek di era kepresidenan Pak Habibie, hingga kini dipercaya sebagai Ketua Komite Inovasi Nasional.

Sebagai seorang ilmuwan, Pak Zuhal menaruh perhatian dan minat yang serius bagi perkembangan iptek di Indonesia. Ketika bertugas di pemerintahan, beliau benar-benar menerapkan kebijakan yang strategis bagi kemajuan bangsa. Sampai kini pun, jika berbicara dalam forum, gagasannya selalu memancarkan kekuatan idealisme dan pemikirannya. Andai ada kesempatan, tak mengherankan jika masih banyak pihak di luar sana yang ingin bertemu dan merasakan indahnya warna sentuhan dari ide-ide khas Pak Zuhal.

Di balik itu semua, sebagai seorang teknorat dan birokrat, banyak orang yang mungkin tidak menduga bahwa Pak

Page 55: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Zuhal adalah seorang sosok yang sangat humanis, hangat, penuh hormat dan asih kepada siapa pun yang dikenalnya. Itu memang tak lepas dari latar keluarga beliau yang berbasis pendidikan Islam, yaitu pondok pesantren. Umat Islam di Indonesia sepatutnya mengenal beliau sebagai salah satu cucu dari ulama besar di negeri ini, yaitu A. Hassan, yang juga peletak dasar perjuangan umat Islam di Indonesia melalui organisasi masyarakat Persatuan Islam yang ikut dibesarkan oleh A. Hassan selama berdakwah dan berbisnis di Bandung. Selepas itu, A. Hassan yang pindah ke Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, mendirikan Pesantren Persatuan Islam. Estafet perjuangan kakek Pak Zuhal itu lalu berpindah ke ayah beliau, yaitu Ustaz Abdul Qadir. Hingga kini, Pak Zuhal tercatat sebagai pewakaf dan pembina dari Pesantren Persatuan Islam Bangil. Semua latar itu harus diakui secara unik membentuk pribadi Pak Zuhal sebagai cendekiawan

muslim yang berakar kuat pada nilai Islam dan memiliki keluasan ilmu pada bidang yang dikuasainya.

Menjadi Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) pun adalah sebuah pilihan idealis bagi beliau. Naluri seorang pendidik masih saja memanggil Pak Zuhal untuk turun tangan di dunia pendidikan. Harus diakui, keputusan Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar meminang Pak Zuhal sungguh brilian. Kampus UAI yang kini megah berdiri dan sudah berusia 14 tahun benar-benar membuktikan bahwa Pak Zuhal tidak keliru memilih ladang amal di masa senja beliau. YPI Al-Azhar pun kini menjadi semakin kuat karena jejaring lembaga pendidikan yang dibinanya lengkap sudah, mulai dari jenjang pendidikan paling dasar hingga paling tinggi sudah dipunyai.

Sebagai “ladang amal”nya, UAI benar-benar menjadi wahana bagi Pak Zuhal untuk menanamkan, menerapkan,

dan mengembangkan pemikiran keislaman khas seorang teknokrat. Semua civitas academica di bawah naungan UAI paham betul arah, tujuan, visi, dan misi UAI yang beliau rancang, sehingga mampu mengawal perjalanan UAI dari nol besar hingga bisa mencapai sejumlah prestasi dan kemajuan sejauh ini. Salah satu pilar kekuatan UAI adalah kerangka pemikiran dasar yang melandasinya. Pak Zuhal amat menekankan, untuk menjadi “pemain kelas dunia”, UAI harus berlandaskan pada nilai Islam sebagai identitas utama. Sebagai perwujudannya, Pak Zuhal merumuskan sebuah konsep yang inovatif bagi UAI sebagai “Enterprising University” dengan berpusat pada tiga pilar utama: excellent education guna memberikan pelayanan pendidikan terbaik kepada putra-putri bangsa, enterpreneurship sebagai sebuah mekanisme pengelolaan yang mandiri dan berorientasi pada mutu, dan equity

Page 56: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

atau keadilan sebagai sistem nilai yang berlaku bagi seluruh civitas academica.

Pak Zuhal paham betul akan pentingnya sejarah. Pencapaian penting di masa lalu yang baik perlu dikenal, dipahami, dan dilanjutkan oleh generasi penerus. Itulah mengapa kemudian beliau berpikir, memutuskan, lalu mengambil tindakan “sangat berani” soal karya besar almarhum kakek beliau tercinta, A. Hassan. Salah satu masterpice sang kakek, yaitu Al-Furqan Tafsir Qur’an (Al-Furqan), tulisan antara tahun 1930-an sampai dengan 1950-an dengan bahasa Indonesia khas Melayu, dan beredar sampai di Semenanjung Melayu, bahkan beliau pandang perlu untuk “diaktualisasikan” kembali. Bagi beliau, nama A. Hassan dan jejak perjuangannya perlu dikenal, dipahami, dan dilanjutkan oleh generasi masyarakat muslim Indonesia modern. Oleh karena itu, beliau memandang perlunya sebuah “ijtihad”

dalam memahamkan kembali pemikiran sang kakek kepada generasi terkini dengan bahasa yang aktual dan populer.

Amanah untuk mewujudkan gagasan tersebut pun jatuh ke pundak para pengelola Pusat Pengembangan

Bahasa dan Budaya (PPBB) Universitas Al Azhar Indonesia. Sebuah tugas penting, sekaligus kehormatan dan “ujian” bagi kapasitas intelektual-keislaman anggota tim yang diamanahi pekerjaan itu. Harus diakui, tugas mulia itu adalah yang pertama dan sangat bersejarah bagi enam orang anggota tim PPBB UAI. Kami belum pernah

mengerjakan pengolahan naskah karya intelektual-keislaman sebesar dan sekompleks tulisan almarhum kakek Pak Zuhal itu. Semua anggota tim, dari koordinatornya, Pak Thoyib, sampai dosen dan staf pendukung, sampai

harus berkali-kali rapat maraton, bahkan berhari-hari berkhalwat keluar kota, untuk memastikan pekerjaan ini tuntas semaksimal mungkin sampai aspek-aspek paling rinci sekalipun. Kami menyadari bahwa karya besar sang kakek harus kami perlakukan sebagai karya sejarah yang istimewa, maka pengerjaannya pun harus menggunakan

Page 57: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

cara dan pendekatan yang istimewa pula. Kami mengakui, dalam merintis

pekerjaan “pertama” ini, banyak kendala dan masalah yang terjadi dan kami hadapi, bahkan sempat membuat sang pemberi amanah, Pak Zuhal, kecewa. Namun, di sisi lain, kami menemukan pula kebesaran hati beliau dan kedermawanan luar biasa yang terus terang sangat menyokong kami untuk bertahan memikul amanah mulia itu dan mempersembahkan hasil terbaik melalui kesungguhan komitmen dan perjuangan kami.

Bagi kami di PPBB UAI, adalah sebuah kehormatan tak terhingga untuk diamanahi Pak Zuhal pekerjaan mulia tersebut. Dengan terlibat pada pekerjaan itu, kami sangat bersyukur dan bangga pula menjadi bagian dari sejarah agung almarhum kakek dan keluarga besar beliau. Kami pun berterima kasih atas segala pengalaman, perhatian, nasihat,

arahan, masukan, sokongan, bahkan kesediaan waktu beliau untuk bertemu dengan kami selama mengerjakan penerbitan Al-Furqan. Kami bermunajat kiranya itu semua menjadi amal bakti dan dedikasi terbaik kami kepada Allah melalui Pak Zuhal dan keluarganya.

Perintis selalu lebih istimewa, meski penerusnya lebih baik(anonim, dari khazanah kearifan Arab)

Takzim kami :Murni Djamal, Thoyib I.M, Saifullah Kamalie, Afdol Tharik Wastono, Nur Hizbullah, Faisal Hendra, Moch. Syarif Hidayatullah, Denny Azhari Safryono, Zulkarnen, beserta segenap nama yang pernah bersumbangsih dalam penerbitan Al-Furqan

M. Ridhwan,S.Ag, Mantan Sekretaris Rektor.Cermin Triple Helix Berbalut Spiritualitas

Saya mengenal Pak Zuhal pada pertengahan tahun 2000. Saya melihat beliau adalah cerminan dari triple helix (akademisi – bisnis – government) yang sering beliau sampaikan.

Figur Pak Zuhal sebagai seorang akademisi dapat saya rasakan saat beliau memberi pengarahan kepada kami dalam berbagai kesempatan. Beliau dapat menjelaskan sesuatu dari yang tidak kami ketahui sebelumnya sampai kami menjadi tahu. Beliau pun sering menegur mahasiswi yang berpakaian tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam (menutup aurat), pernah beliau menegur mahasiswa yang merokok di Basement 1, walau mahasiswa tersebut lari setelah tahu bahwa yang menegurnya adalah Pak Rektor, beliau meminta LP3E untuk mencari dan menindak mahasiswa yang

Page 58: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

merokok tersebut karena telah melanggar disiplin di kampus yang kita cintai ini. Beliau selalu mendorong dan memotivasi saya untuk mengembangkan diri lebih baik lagi dengan meningkatkan jenjang pendidikan saya. Dan terkait sosok beliau sebagai seorang akademisi, beliau telah menerbitkan empat judul buku terkait disiplin ilmu yang beliau geluti.

Bagi beliau, ini merupakan tanggung jawab moral sebagai seorang dosen. Di tengah kesibukannya memimpin UAI, beliau terpanggil untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menulis tiga karya tentang inovasi yang disebut “trilogi inovasi”, yakni buku Kekuatan Daya Saing Indonesia (2008), Knowledge and Innovation (2010), dan Gelombang

Ekonomi Inovasi (2013). Sering beliau mengisi seminar-seminar, talk show, dialog, dan forum-forum lainnya untuk menyampaikan ide-ide visionernya.

Namun tidak semua tindakan beliau selalu terkait dengan jiwa pendidiknya, beliau juga pernah menduduki posisi tertinggi sebagai Dirut PLN. Pengalaman beliau sebagai pelaku bisnis ini beliau tularkan kepada kita bagaimana profesionalitas dalam bekerja. Sebagai sekretaris beliau, saya diberi ruang untuk berimprovisasi dalam menyelesaikan tugas-tugas administratif. Bisa dikatakan tidak pernah beliau mendikte saya untuk mengerjakan sesuatu. Saya begitu tersanjung manakala dipercaya menuliskan satu bagian kecil, hanya satu box dari buku pertama beliau “Kekuatan Daya Saing Indonesia”, masukan tersebut diterima dan menjadi bagian dari buku tersebut. Melalui networking beliaulah UAI dapat memiliki gedung semegah ini. Mengawali karir sebagai Rektor dari nol,

Page 59: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

karena UAI kala itu hanya ‘papan nama’ tanpa gedung, tapi dengan jiwa bisnis beliau, kalangan bisnis ditarik dan diajak bekerja sama untuk memajukan dunia pendidikan melalui UAI, dan kalaulah bukan karena kebaikan dan reputasi beliau, tidaklah mungkin pengusaha-pengusaha tersebut mau membantu mendirikan gedung UAI. Beliau juga selalu mendorong kami untuk bekerja dengan system, “Coba lihat, tempat saya pijat refleksi saja karyawannya memiliki prosedur yang baku, ada SOP yang dipatuhi dari awal pelanggan datang sampai ia pulang, masak UAI gak bisa?” ujarnya. Suatu tamparan yang memecut kami untuk dapat berbuat lebih baik dari contoh yang beliau utarakan. Acapkali beliau berkata, “Wan, kamu jangan sering ‘one man show’, hanya kamu yang tahu, hanya kamu yang bisa. Tularkan pada yang lain, jadi kalau kamu tidak ada, semua sudah berjalan dengan system” itu pernah beliau sampaikan pada saya.

Selanjutnya beliau pernah duduk di pemerintahan sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi, pengalaman birokratis yang sangat bertele-tele di pemerintahan menjadi pengalaman beliau. Saat memimpin UAI, beliau tidak ingin Kepemimpinan di UAI bergaya birokrat yang akhirnya mengorbankan pelayanan. Teringat saya beliau sering menceritakan bahwa di pemerintahan meminta satu rim kertas saja bisa berbulan-bulan, sesuatu yang mudah dibuat sulit.

Belum lagi, sepengetahuan saya, hanya UAI yang Rektornya bisa ditemui mahasiswa tanpa harus melewati banyak meja. Ini membuktikan bahwa beliau mencintai keterbukaan. Beliau juga seorang yang selalu komitmen dengan peraturan yang telah disepakati, pernah pada medio 2008 ada kemenakan beliau yang ingin mendaftar sebagai karyawan di UAI. Saya dipanggil ke ruang beliau, Surat lamaran dari kemenakannya

tersebut diterima dan diberikan kepada saya untuk diteruskan kepada Biro SDM agar diperiksa. Peraturan yang ada menetapkan bahwa setiap calon karyawan UAI harus melalui beberapa tahap seleksi. Singkat cerita, setelah menjalani serangkaian tes, kemenakan beliau tersebut tidak memenuhi syarat untuk diterima. Kepala Biro SDM saat itu bingung memutuskan, dan menyampaikan langsung kepada beliau. Jawaban beliau: “tidak perlu melanggar kesepakatan/peraturan untuk meluluskan seseorang yang masih keluarga saya jika memang tidak qualified”. Dan saat kemenakan beliau datang untuk mengharap kebijakan beliau, beliau menyampaikan apa adanya, “Silahkan cari tempat kerja lain, karena anda tidak memenuhi syarat untuk menjadi karyawan UAI”. Selain terkait dengan komitmen, --bagi saya-- hal ini merupakan suatu cerminan keadilan bahwa seorang pemimpin tidak boleh

Page 60: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

karena unsur keluarga akhirnya berlaku tidak adil pada orang lain. Dan saya terharu manakala beliau menyatakan akan tetap komitmen untuk membantu UAI karena UAI adalah bagian dari diri beliau, beliau begitu mencintai UAI. Tanpa harus menduduki jabatan tertentu, beliau siap mencurahkan pikiran dan tenaganya untuk sesuatu yang telah menjadi bagian dari diri beliau. Itu beliau sampaikan saat saya berkunjung ke kediaman beberapa waktu yang lalu.

Dan selain dari triple helix, ada hal yang tidak bisa saya lupakan. Beliau memiliki darah biru seorang Ulama. Sebagai cucu dari Ulama Besar, beliau sangat taat dengan ajaran agama. Pernah di tahun 2013, saya berkesempatan mendampingi beliau ke Pesantren Persis Bangil, Pesantren yang didirikan kakek beliau. Kala duduk bersebelahan di pesawat, dan waktu sholat telah masuk. Beliau langsung bertayamum, dan melaksanakan

sholat. Sementara saya tetap dengan keyakinan untuk menggunakan rukhsoh, melaksanakannya setibanya nanti di bandara. Dan ini bukan hanya sekali, bisa ditanyakan pada sopir beliau, setiap memasuki waktu sholat, beliau akan bertayamum dan sholat di atas kendaraan. Begitu pun kalau di kantor, usai adzan berkumandang, beliau akan mendahulukan sholat walau ada tamu yang sedang menunggu di ruangan saya.

Dan yang lebih membuat saya kagum pada beliau adalah rasa pemurahnya, sangat banyak orang yang dibantu beliau dari sisi finansial. Beliau adalah orang yang rajin bersedekah dan membayar zakat. Setiap orang yang datang dengan

kesulitan, insya Allah pulang dengan keceriaan. Banyak jalan menuju surga, ada yang dengan banyak sholat malam, ada yang banyak berpuasa, tapi saya melihat insya Allah, beliau memilih jalan dengan menjaga sholat dan banyak bersedekah.

Pernah suatu ketika saya bertanya pada seorang nenek yang membawa cucunya ingin bertemu beliau karena sedang dalam kesulitan keuangan. Saya bertanya: “Darimana nenek tahu atau kenal Pak Zuhal?”, dan jawaban yang membuat saya terpaku adalah: “Saya mendapat petunjuk dari Allah untuk menemui beliau nak. Saya mendapat jawabannya usai sholat” Dan tanpa ragu

bukan hanya ucapan yangbeliau sampaikan, tapi beliaumembuktikan dalam bentuk

nyata

Page 61: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

saya pertemukan nenek tersebut dengan beliau. Kedermawanannya meyakinkan saya beliau adalah figur yang memiliki akhlak mulia.

Saya sangat bersyukur berkesempatan mengenal beliau. Figur yang sangat saya kagumi, saya menghormati dan menyayangi beliau sebagaimana saya menghormati dan menyayangi orang tua saya sendiri, dan ternyata banyak dari kami -- karyawan UAI -- beranggapan yang sama dengan saya. Pak Zuhal adalah orangtua, pendidik, dan panutan semua. Tidaklah cukup menuangkan semua kesan baik terhadap beliau hanya dalam 2 lembar tulisan ini. 13 tahun menjadi Sekretaris beliau, banyak pelajaran, tauladan, dan kebaikan yang diwariskan pada kami. Akhirnya, marilah kita senantiasa mendoakan kebaikan untuk beliau dan keluarga. Semoga Allah menyayangi mereka semua. Memberikan kesehatan, kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin.

Anna Nurjanah, S.Sos. Kabag.Penerimaan Mahasiswa Baru

Pak Zuhal bagi saya merupakan sosok panutan, pemimpin dan guru yang patut dihormati dan dihargai. Banyak pelajaran yang saya terima dari beliau sejak saya bekerja di UAI tahun 2001. Dari beliau saya belajar bagaimana menjadi pemimpin, pegawai yang loyal dan berdedikasi, serta bisa menghargai sesama. Semoga beliau tetap bisa beraktivitas dengan baik setelah tidak menjadi Rektor lagi di UAI dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT...Aamiin..

A. Gafur, Staf PramubaktiSaya pertama kali kenal Pak Prof.

Zuhal, pada tahun 2000, tahun itu pula saya pertama kali bekerja di YPI, awalnya saya hanya diperbantukan di UAI, sesuai surat kontrak saya. Atas jasa baik Pak Prof. Zuhal sehingga saya berada di sini (UAI) dan berdiri di hadapan Bapak/ Ibu semua. Ucapan pertama beliau yang saya

tidak akan lupa selama hidup saya, beliau bilang “Gafur, kamu ikut saya”, dengan spontan saya jawab “iya, pak”, saya berulang kali mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT., rasanya langsung pingin sampai rumah pingin kasih tau istri sangking senangnya. Pak Prof. zuhal itu orang yan selalu memperhatikan bawahannya. Sangking perhatiannya sama bawahannya semua dosen dan karyawan dibeliin / disediakan makan siang. Dan beliau juga bilang kalau ada yang jam kerjanya lebih (lembur) itu harus diperhatikan. Begitu besar perhatiannya sama bawahan.

Ternyata perhatian terhadap bawahan tidak sampai disitu, suatu saat saya gak masuk kerja dua hari karena sakit, ternyata Pak Prof merasa kurang enak hati, karena pada saat saya sakit saya tidak mengabarinya sama Pak Ridhwan, beliau Tanya sama Pak Ridhwan, dengan bahasa akrab beliau, “Wan, Gafur kemana ya? Kok gak ada kabarnya, Diakan

Page 62: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

UDAH DIANGGAP KELUARGA,” sangking perhatian sama bawahannya sampai beliau ngomong begitu. Untuk diketahui bukan hanya ucapan yang beliau sampaikan, tapi beliau membuktikan dalam bentuk nyata dengan memberikan bantuan berupa beasiswa tidak mampu kepada ketiga anak saya. Mulai dari SD sampai sekarang, alhamdulilaah, anak pertam saya udah kelas 3 SMU, kalu tidak ada halangan sebentar lagi ujian, mudah-mudahan lulus dan InsyaAllah bisa kuliah. Amiin..

Itu sebagian dari sekian banyak kesan bersama Prof. Zuhal. Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat dan menjadi kenangan tersendiri dalam hidup saya.

Drs. Murni Djamal, M.A.Hari kemarin sudah lewat, sekarang sedang kita isi, dan besok masih kita tunggu;Die vergangen heit, die gegenwart, und die zukunft

Yesterday, today and tomorrowHier, aujour d`hiu et demain

Adalah 3 dimensi waktu yang diberikan Allah kepada manusia.

Kata “zuhal”, berasal dari bahasa Arab, berarti bintang Saturnus dalam Astronomi yang terletak sekitar 1.427.000.000 km dari matahari

dan tentunya lebih jauh lagi dari itu ke bumi. Zuhal bukanlah nama sembarangan yang diberikan orang tua beliau.

Zuhal, adalah sebuah nama yang sangat pendek dalam kata sangat jauh dalam arti. InsyaAllah, panjang dalam amal.

Beberapa waktu yang lalu, Zuhal, adalah menristek dan ketua BPPT zaman presiden habibi.

adalah nama satu-satunya yang dipilih bapak Muslim Aboud Ma`ani

ketua yayasan pesantren Islam Al Azhar (YPIA) pada waktu itu untuk menjadi rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) yang pertama tahun

2000.Tiga belas tahun sejak itu, berakhir

tahun 2013, UAI yang terletak antara Masjid Agung Al Azhar dengan Blok M, mendorong Zuhal seorang intelektual muslim Indonesia bersama jajaran pimpinan dan karyawan UAI mengisi masa pengabdiannya dengan semangat kerja tinggi penuh keihlasan, insyaAllah.

Dari 50 orang mahasiswa di awal, belasan dosen dan karyawan kemudian berkembang pesat menjadi 4000 kurang lebih tahun 2013.

Dari tidak ada gedung permanen kecuali gedung TK, SD, SMP serta SMA Al Azhar yang sudah siap dirobohkan, berubah menjadi sebuah gedung permanen berlantai tujuh di atas tanah dua lantai di bawah tanah.

Berkat kepiawaian Zuhal berkomunikasi yang santun dan impressive dalam bersikap

Berdatanganlah orang kuat dan lembaga bonafide di Indonesia untuk menawarkan bantuan ke UAI.

Bermula dari wakil presiden Jendral

Page 63: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Tri Sutrisno, wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Gubernur DKI, Letjen Sutiyoso. Diikuti oleh Robi Djohan, Arifin Panigoro, Rahmat Gobel, Edy Lemboy, Burhan Uray, BSM, PLN, BNI, dsb.

Serta bekerjasama dengan perguruan tinggi di dalam dan luar negeri menjadi ladang pembinaan mahasiswa dan pimpinan UAI untuk maju terus berkompetisi dengan perguruan tinggi terbaik di dalam negeri.

Beliau, Prof. Zuhal, sesuai dengan visi dan misi YPIA dan UAI telah meletakkan fondasi yang kuat bagi pengembangan lebih jauh bagi UAI.

Pembinaan mental dan semangat juang yang tidak boleh luntur serta penanaman ukhuwah islamiyah ukhuwah wathoniyah para penggantinya.

Ya Allah berikanlah ketabahan, kesabaran dan kesehatanBagi pemimpin kami, mantan rektor UAI, prof. Zuhal agar

terus mengisi hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini

Serta hari esok dengan awal dan perbuatan terpujiTerimalah Ya Allah, semua itu sebagai amal jariyah

beliau yang akan selalu dikenang dan dikembangtumbuhkan oleh generasi pengganti beliau selanjutnya

Terima kasih pak Zuhal dan mohon maaf… Amiin.

Page 64: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Tribute toProfessor Zuhal

Inspirasi

Dari Timur maupun Barat kami merapatDari Selatan maupun Utara kami bekerja,Segala usaha yang kami kerjakan adalah ibadahSegala kerja yang kami lakukan semoga selalu berfaedah.....

Adalah segala pepatah dari seluruh penjuru dunia kami cerna,Menggambarkan apa yang sudah kami rasakan dan jalaniBahwa hidup haruslah terus berinovasiMenjunjung segala hal dengan penuh rasa.....

Dari Barat kami belajarBahwa guru yang biasa-biasa saja memberitahukan, Guru yang baik menjelaskan, Guru yang ulung mendemonstrasikan,Dan Maha Guru itu menginspirasi.....

Dari Timur kami menimba; Bahwa guru yang baik adalah membukakan pintu, Namun sang murid haruslah masuk sendiri.....

Dari guru kami, kami mendapatkan: Inovasi harus terus dijalankanBahwa membangun masyarakat haruslah dengan pengetahuan.....

Gagasan, wawasan, dan inspirasi telah ditularkan pada kamiSemangat, kesatuan, dan kerja keras akan terus kami lanjutkan

Dari Selatan pepatah mengatakan: Pemuda saat ini adalah pemimpin masa depan,Dari Utara petitih tersampirkan: Pikiran orang biasa-biasa saja berisikan angan-angan, Namun pikiran pemimpin memiliki suatu tujuan.....

Kami pun yakin....Pemimpin yang baik meninggalkan kesan mendalam,Pemimpin yang mulia membagikan pesan sangat berguna, dan pemimpin yang berjiwa menyiapkan sebuah sistem regenerasi dengan dignity yang tiada tara....

Dedikasi untuk Prof. Zuhal (Lestari, M.Si – Dosen Ilmu Komunikasi)

Page 65: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Terima kasih kami kepadaProf. Dr. Ir. Zuhal, M.Sc., E.E.,

Fakultas Sains dan TeknologiFakultas Ekonomi

Fakultas Ilmu PolitikFakultas SastraFakultas Hukum

Fakultas Psikologi & Pendidikan

Segenap Sivitas Akademika UAI

Page 66: Tribute to Prof Zuhal.pdf

Editor : Endang RipmiatinDisain Grafis : Rakhmat Suwandi, Ade Miraj

Page 67: Tribute to Prof Zuhal.pdf

TRIBUTE TOPROFESSOR ZUHALSivitas Akademika Universitas Al Azhar Indonesia

Rabu, 5 Maret 2014