trauma maxillofacial - nsh

Upload: nurul-fitriyah

Post on 29-Oct-2015

106 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • TRAUMA MAXILLOFACIALNicha Stevia Hadi07/250638/KU/12190

  • Identitas Pasien

    Nama: WagiyoJenis Kelamin: Laki lakiUmur: 27 tahunAlamat: Cangkring, SlemanNo. RM: 160456Tanggal masuk: 1-1-2012

  • RPS:Os ditemukan oleh polisi tergeletak di dekat lampu merah dalam keadaan setengah sadar dengan luka di wajah. Os kemudian dibawa ke RSUD Muntilan dengan menggunakan sepeda motor, saat diantar ke RS, kaki kanan os sempat terseret di aspal hingga berdarah. Os, tidak responsif dalam menjawab pertanyaan. Keluarga os dihubungi setelah pihak RS melihat kartu identitas dalam dompet os.

    Anamnesis

  • Pemeriksaan fisikPrimary SurveyA: spontan, jejas(+), snorring (-), gurgling (-) CLEARB: RR 28x/menit, spontan, jejas (-), vesikuler CLEARC: TD -/-mmHG, N: -x/menit, akral hangat, WPK:
  • Pemeriksaan fisikSECONDARY SURVEYKepala: Hematoma di wajah (+) pada regio frontalis sinistra, tampak luka jahitan tertutup kassa (+) rembesan darah (-)Mata: sulit dinilai, terdapat beberapa vulnus eksoriativum di periorbita, edema periorbita (+)Keluar cairan dari hidung (+), vulnus eksoriativum (+) di hidung n bibirLeher: Jejas cervical tidak dapat disingkirkan, JVP , Lnn ttbThorax:I : Simetris, KG (-), jejas (-)P: Sonor +/+P: Fremitus taktil ka=ki, NT (-)A: Vesikular (+/+), suara tambahan (-)

  • Pemeriksaan FisikAbdomenI : Distended (-), DC (-), DS (-), jejas (-)A : Peristaltik (+)NP : Defans (-), NT(?), P : Tympani (+)Ekstremitas: Multipel vulnus eksoriativum pada pedis sin et dex

  • Assessment Cedera kepala sedang dengan multipel vulnus eksoriativum dan vulnus laceratum

  • PlanAwasi KU dan VSDiet cairIVFD RL 28 tpmInj. Ceftriaxone 2 x 1 gramInj. Ketorolac 3 x 30 mgInj. Ranitidine 2 x 1 AmpInj. Kalnex 3 x 500 mgInj. Piracetam 3 x 3 gramRo thorax, kepala AP dan lateral, USG abdomen, urinalisis

  • WBC : 20.83 (High)RBC: 5.59 ( High)Hb: 12.1HCT: 37.8PLT: 217

    DifferentialNeut%: 88.3 (High)Lymph%: 5.7 (low)Mono%: 6.0Eo %: 0.0Baso %: 0.0

    Pemeriksaan Darah Rutin

  • PEMBAHASAN

  • Maxillofacial Region Dibagi menjadi tiga bagian:- Upper face os frontal dan sinus frontalis- Mid face os nasal, os ethmoid, os zygomaticum dan os maxillaLower face os mandibulaDivaskularisasi oleh a. carotis internaDiinervasi oleh n. III dan n. VII

  • Klasifikasi fraktur maksilaLe Fort I adalah fraktur horisontal bertempat pada superior proccesus alveolaris melintasi septum nasiLe Fort II adalah fraktur piramidal yang bermula dari os nasal dan memanjang melalui os lacrimalis, menurun melalui sutura zygomaticomaxilaris, berlanjut ke posterior dan lateral melalui maksila, di bawah zygoma, dan ke dalam pterygoid plates.Le Fort III atau disjungsi kraniofasial adalah suatu pemisahan dari seluruh tulang facial dari basis cranii dengan fraktur simultan dari os zygoma, maxilla, dan nasale. Garis fraktur memanjang secara posterolateral melalui os ethmoid, orbita, dan sutura pterygomaxilaris ke fossa sphenopalatina.

  • Signs of Maxillary fracturesLe Fort I : edema wajah dan mobilitas dari palatum durum dan gigi bagian atasLe Fort II : edema wajah, telecanthus, pendarahan subkonjunctiva, mobilitas maxila pada sutura nasofrontal, epistaksis, dan kemungkinan adanya rhinorrhea cairan cerebrospinalLe Fort III : edema masif dengan elongasi fasial dan flattening. Open bite anterior dapat terjadi akibat pergeseran tulang-tulang wajah posterior dan inferior. Epistaksis dan rhinorhhea cairan serebrospinal juga dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik.

  • PRIMARY SURVEYAirway dengan kontrol servikalCari benda-benda asing yang mungkin dapat menyumbat jalan napas, seperti gigi yang patah. Bila mandibula fraktur, lidah dapat terjatuh ke belakang dan mentutup jalan napas. Darah juga dapat menyumbat jalan napas.Breathing Look, listen, and feel udara yang keluar dari jalan napas.CirculationPendarahan biasanya dapat dihentikan dengan tekanan langsung. Terapi hipotensi jika ada.DisabilityMenilai respon pupil dan cedera syaraf.

  • AIRWAYTanda-tanda obstruksi jalan napasGurgling : benda asing cairan atau semisolid pada jalan napas utama.Snoring : faring secara parsial tersumbat oleh palatum molle atau epiglottis .Crowing : suara dari spasme laringeal.Inspiratory stridor : obstruksi setinggi laring atau di atasnya. Expiratory wheeze : obstruksi dari lower airway.

  • Alat bantu untuk membebaskan jalan napasOropharyngeal airwayNasopharyngeal airwayLaryngeal mask airwayIntubationorotracheal tubeNasotracheal tubeCricothyroidostomyTracheostomy

  • CricothyroidotomyTracheostomy

  • Secondary AssessmentMemeriksa cranium dan cervical spine untuk mencari fraktur. Dengan leher yang terimobilisasi, secara perlahan palpasi cranium dan leher untuk tenderness atau step off.Memeriksa area maxillofacial untuk mencari fraktur.Palpasi orbital rim, hidung, dan kedua rahang untuk mencari ada-tidaknya fragmen yang bergeser.Menilai stabilitas dari rahang atas dan memeriksa ada-tidaknya oklusi abnormal atau adanya jarak antar gigi.Menilai gangguan visual dan motilitas okuler. Periksa pergerakan mata untuk gerakan normal, paralisis, atau terperangkapnya muskulus extraokular.

  • RADIOLOGIC IMAGINGDengan leher yang terimobilisasi, lakukan Rontgen cervical spine posisi lateraluntuk menilai ada-tidaknya fraktur.CT scan dilakukan atas kecurigaan klinis dan merupakan standard dari manajamen fraktur maxillofacial.

  • MANAGEMENT OF SOFT TISSUESDilakukan penutupan / penjahitan area-area yang mengalami robekanPerhatian khusus diperlukan pada area-area yang memiliki visible landmarks, meliputi tepi kelopak mata, alis, bibir, hidung, collumela, dan auricula external. Selain itu juga pada area-area yang menutupi struktur anatomis penting seperti sepertiga tengah pipi (duktus paroticus) untuk menghindari fistula parotis, batas antara mandibula dan arkus zygomaticum ( n. facialis ), regio canthal dari kelopak mata (ductus lacrimalis), dan hematoma auriculer harus segera dievakuasi untuk mencegah nekrosis cartilago ( cauliflower necrosis ).

  • REFERENCESSeswandhana, Rosadi. Airway Disorder in Maxillofacial & Cervical Trauma. 2010. Yogyakarta.Seyfer, Alan E. Initial Management of Maxillofacial Injuries. American College of Surgeons, Committee on trauma. 1997.emedicine.medscape.com/article/1283568-overview

  • THANK YOU