tnh cawasdraft bab ii bps klaten

Upload: onimark

Post on 14-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BPS klaten

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    1/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 1

    KABUPATEN KLATEN

    BAB II

    GAMBARAN UMUM KABUPATEN KLATEN

    Kondisi Umum merupakan gambaran kondisi wilayah Kabupaten Klaten secara keseluruhan.

    Kondisi umum dilihat dari profil geografi, demografi, ekonomi dan profil sosial dan budaya.

    2.1. Geografis, Topografis dan Geohidrologi

    2.1.1 Letak Geografis

    Kabupaten Klaten terletak secara geografis antara 1102614 - 1104833 Bujur TImur dan

    73219 - 74833 Lintang Selatan. Letak Kabupaten Klaten cukup strategis karena berbatasan

    langsung dengan kota Surakarta, yang merupakan salah satu pusat perdagangan dan Daerah

    Istimewa Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar dan kota wisata. Wilayah Kabupaten Klaten

    berbatasan dengan beberapa kabupaten :

    Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali

    Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo

    Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DI Yogyakarta)

    Sebelah Barat : Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta)

    Dari sisi bentangan garis katulistiwa, Kabupaten Klaten terletak antara 7032`19 Lintang Selatan

    sampai 7048`33 Lintang Selatan dan antara 110026`14 Bujur Timur sampai 110047`51 Bujur

    Timur.

    2.1.2 Kondisi Topografi

    Kondisi Fisik dasar Kabupaten Klaten digambarkan melalui beberapa kondisi, yang diuraikan

    sebagai berikut :

    a) Kondisi Topografi

    Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Klaten diapit oleh Gunung Merapi dan Pegunungan

    Seribu dengan ketinggian antara 76 1.60 m dpl (di atas permukaan laut). Kabupaten

    Klaten, secara geografis terbagi ke dalam 3 (tiga) wilayah, yaitu:

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    2/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 2

    KABUPATEN KLATEN

    1. Wilayah lereng Gunung Merapi (alam area yang miring) yang meliputi Kecamatan

    Karangnongko, Kemalang, Jatinom dan Tulung.

    2. Wilayah datar (wilayah bagian tengah) yang meliputi wilayah kecamatankecamatan

    Manisrenggo, Klaten Tengah, Kalikotes, Klaten Utara, Klaten Selatan, Ngawen,

    Kebonarum, Wedi, Jogonalan, Prambanan, Gantiwarno, Delanggu, Wonosari,

    Juwiring, Ceper, Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom, Polanharjo.

    3. Wilayah berbukit / gunung kapur (wilayah bagian selatan) yang hanya meliputi

    sebagian Kecamatan Bayat, Cawas dan Gantiwarno.

    Dari sisi topografi wilayah Kabupaten Klaten, dapat dirinci sebagai berikut:

    1. Wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 m di atas permukaan laut (dpl) meliputi

    sebagian dari kecamatan-kecamatan: Juwiring, Karangdowo dan Cawas.

    2. Wilayah dengan ketinggian antara 100 200 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan:

    Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas (di bagian barat), Trucuk,

    Kalikotes, Klaten Selatan, Klaten Tengah, Klaten Utara, Kebonarum (di bagian

    selatan), Ngawen (di bagian selatan dan timur), Ceper, Pedan, Karanganom (di

    bagian timur), Polanharjo (di bagian timur), Delanggu, Juwiring (di bagian barat) dan

    Wonosari (di bagian barat).

    3. Wilayah dengan ketinggian antara 200 400 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan

    Manisrenggo, Jogonalan (di bagian utara), Karangnongko , Kebonarum (di bagian

    utara), Ngawen (di bagian utara), Jatinom, Karanganom (di bagian barat), Tulung

    (sebagian besar) dan Polanharjo (bagian barat).

    4. Wilayah dengan ketinggian antara 400 1000 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan:

    Kemalang (sebagian besar), Manisrenggo (sebagian besar), Jatinom (sebagian kecil)

    dan Tulung (sebagian kecil).

    5. Wilayah dengan ketinggian 1.000 2000 m dpl berada di Kecamatan Kemalang.

    Gambaran Luas Daerah di Kabupaten Klaten berdasar Kecamatan dan Ketinggian dari

    Permukaan Laut, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.1 Luas Daerah di Kabupaten Klaten Berdasar Kecamatan dan Ketinggian dariPermukaan Laut (dalam Ha dan meter dpl)

    No. KecamatanLuas (Ha) Berdasar Ketinggian (meter dpl)

    Jumlah100

    100-200

    200-400

    400-1000

    1000-1500

    1500-2000

    2000

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    01. Prambanan 0 2.168 275 0 0 0 0 2.443

    02. Gantiwarno 0 2.564 0 0 0 0 0 2.564

    03. Wedi 0 2.438 0 0 0 0 0 2.438

    04. Bayat 0 3.943 0 0 0 0 0 3.943

    05. Cawas 232 1.125 0 0 0 0 0 3.447

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    3/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 3

    KABUPATEN KLATEN

    06. Trucuk 62 3.319 0 0 0 0 0 3.381

    07. Kalikotes 0 1.298 0 0 0 0 0 1.298

    08. Kebonarum 0 472 495 0 0 0 0 967

    09. Jogonalan 0 2.240 430 0 0 0 0 2.670

    10. Manisrenggo 0 20 2.318 358 0 0 0 2.696

    11. Karangnongko 0 22 2.224 428 0 0 0 2.674

    12. Ngawen 0 816 881 0 0 0 0 1.69713. Ceper 0 2.445 0 0 0 0 0 2.445

    14. Pedan 176 1.741 0 0 0 0 0 1.917

    15. Karangdowo 2.828 95 0 0 0 0 0 2.923

    16. Juwiring 1.042 1.937 0 0 0 0 0 2.979

    17. Wonosari 1.054 2.060 0 0 0 0 0 3.114

    18. Delanggu 0 1.878 0 0 0 0 0 1.878

    19. Polanharjo 0 2.030 354 0 0 0 0 2.384

    20. Karanganom 0 882 1.524 0 0 0 0 2.406

    21. Tulung 0 0 2.612 588 0 0 0 3.200

    22. Jatinom 0 0 2.948 605 0 0 0 3.553

    23. Kemalang 551 0 554 3062 975 325 250 5.166

    24. Klaten Selatan 0 1.407 15 0 0 0 0 1.443

    25. Klaten Tengah 0 892 0 0 0 0 0 892

    26. Klaten Utara 0 1.038 0 0 0 0 0 1.038

    Jumlah 5.945 36.830 14.630 5.041 975 325 250 65.556

    Sumber: Klaten Dalam Angka tahun 2010.

    b) Kondisi Struktur Geologi/Jenis Tanah

    Klasifikasi Tanah di Kabupaten Klaten, terdiri dari 5 ( lima) macam, yaitu :

    a. Litosol : Bahan induk dari skis kristalin dan batu tulis terdapat di daerah kecamatan

    Bayat.b. Regosol Kelabu : Bahan induk abu dan pasir vulkan intermedier terdapat di

    kecamatan Cawas, Trucuk, Klaten Tengah, Kalikotes, Kebonarum, Klaten Selatan,

    Karangnongko, Ngawen, Klaten Utara, Ceper, Pedan Karangdowo, Juwiring,

    Wonosari, Delanggu, Polanharjo, Karanganom, Tulung dan Jatinom.

    c. Grumusol Kelabu Tua : Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermedier terdapat

    di Kecamatan Bayat, Cawas sebelah selatan.

    d. Kompleks Regosol Kelabu dan Kelabu Tua : Bahan induk berupa batu kapur napal

    terdapat di daerah Kecamatan Klaten Tengah dan kalikotes sebelah selatan.e. Regosol Coklat Kekelabuan : Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermedier

    terdapat di daerah Kecamatan Kemalang, Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan,

    Gantiwarno, dan Wedi.

    Dari kondisi Kabupaten Klaten wilayahnya dapat ditemui 2 endapan yaitu :

    a. Endapan Vulaknik Gunung Merapi

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    4/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 4

    KABUPATEN KLATEN

    Endapan ini merupakan hasil erupsi Gunung Merapi yang menghampar sampai ke

    tenggara Kabupaten Klaten. Ketebalan endapan di bagian puncak berkisar antara 0,1

    6,5 meter, sedangkan pada lerengnya berkisar antara 0,5 1,0 meter. Endapan

    vuklanik ini umumnya berupa pasir, krikil, berangkal dan bongkah-bongkah batuan

    beku. Daerah penyebaran endapan vulkanik ini relative sangat subur.b. Endapan Alluvial

    Secara umum endapan ini berupa sungai maupun endapan hasil transportasi yang

    berasal dari pelapukan batu-batuan yang lebih tua. Penyebaran endapan sungai ini

    terdapat di kali Dengkeng dan sekitarnya berupa : lempung, pasir kerikil dan kerakal.

    2.1.3 Hidrologi

    Suplai air tanah maupun air tawar seluruhnya datang dari hujan yang berasal dari penguapan

    air laut, yang merupakan bagian dari proses siklus hidrologi. Hujan yang jatuh akan meresapke dalam tanah, sebagian menjadi air tanah yang mengisi aguifer (formasi tanah yang

    mengandung dan menghantarkan air tanah) dan sebagian besar mengalir di permukaan

    sebagai run off (surface flow dan sub surface flow), dalam kenyatannya siklus hidrologi ini

    sangat rumit meskipun pada dasarnya hidrologi adalah bagian dari ilmu bumi, namun pada

    hakekatnya hidrologi harus berhubungan dengan atmosfir sebagai medium yang meneruskan

    air ke muka bumi maupun dari muka bumi.

    Wilayah kabupaten Klaten termasuk dalam wilayah DAS Bengawan Solo yaitu Sub DAS

    Bengawan Solo hulu. Ada beberapa sumber air yang terdapat di Kabupaten Klaten dan sangatbermanfaat untuk keperluan rumah tangga, irigasi, industry serta kepentingan-kepentingan

    lainnya. Sungai-sungai besar yang mengalir dari atas/pegunungan menuju dan bermuara di

    Bengawan Solo diantaranya : Kali Dengkeng, Kali Simping, Kali Pusur, Kali Brambang, dan

    Kali Soko. Sungai-sungai tersebut mempunyai beberapa anak sungai pada bagian hulunya.

    Kecuali pemanfaatan air beserta sumber-sumber air tersebut, terutama ditujukan untuk

    menjaga kelestarian serta mencegah pencemaran terhadapnya. Dengan adanya banyak

    sungai (air permukaan) yang mengalir diwilayah Kabupaten Klaten tersebut akan membawa

    manfaat dan pengaruh terhadap kedalaman air tanah. Adanya sungai-sungai tersebut

    merupakan suatu cara untuk menaikkan kedalaman air tanah sebagai discharge atau sebagai

    pengisi yang merupakan suplai air tanah, di samping untuk kegiatan pengairan serta kegiatan-

    kegiatan lainnya.

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    5/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 5

    KABUPATEN KLATEN

    2.2. Administratif

    Secara Administrasi, Kabupaten Klaten dibagi menjadi 26 ( dua puluh enam ) Kecamatan, 391 (

    tiga ratus Sembilan puluh satu ) desa dan 10 ( sepuluh ) Kelurahan. Jumlah Rukun Tetangga (

    RT ) sebanyak 9.559 RT, dan Rukun Warga ( RW ) sebanyak 3.663 RW .

    Sedangkan berdasarkan luas wilayah Desa/Kelurahan. Pedukuhan , Blok Sensus menurut

    kecamatan pada tahun 2010 dapat dilihat dalam table berikut :

    Tabel 2.2Luas Wilayah, Desa / Kalurahan, Pedukuhan, Blok Sensus Menurut Kecamatan

    Di Kabupaten Klaten Tahun 2010

    Kecamatan /Sub District

    Desa /Village

    Kalurahan DukuhBS Biasa/ Cencus

    Block

    BS Khusus/Cencus

    Block

    LuasWilayah( Km2 ) /

    Area ( Km2 )(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    1 Prambanan 16 - 183 147 - 24,4302 Gantiwarno 16 - 149 122 - 25,64

    03 Wedi 19 - 178 164 - 24,3804 Bayat 18 - 228 174 - 39,4305 Cawas 20 - 238 189 - 34,4706 Trucuk 18 - 171 239 - 33,8107 Kalikotes 7 - 99 99 - 12,9808 Kebonarum 7 - 65 61 - 9,6709 Jogonalan 18 - 202 160 - 26,7010 Manisrenggo 16 - 252 113 - 26,9611 Karangnongko 14 - 35 97 - 26,7412 Ngawen 13 - 124 121 - 16,9713 Ceper 18 - 42 184 - 24,4514 Pedan 14 - 151 143 - 19,1715 Karangdowo 19 - 161 135 - 29,23

    16 Juwiring 19 - 208 182 - 29,7917 Wonosari 18 - 149 175 - 31,1418 Delanggu 16 - 37 130 - 18,7819 Polanharjo 18 - 44 125 - 23,8420 Karanganom 19 - 48 141 - 24,0621 Tulung 18 - 185 141 - 32,0022 Jatinom 17 1 207 157 - 35,5323 Kemalang 13 - 214 105 - 51,6624 Klaten Selatan 11 1 112 117 1 14,43

    25 Klaten Tengah 3 6 97 117 1 8,92

    26 Klaten Utara 6 2 124 120 - 10,38

    Jumlah / Total 2010 391 10 3.703 3.658 2 655,56

    2009 391 10 3.703 3.658 2 655,562008 391 10 3.703 3.192 5 655,56

    2007 391 10 3.703 3.192 5 655,562006 391 10 3.703 3.192 5 655,56

    Sumber: BPS KabupatenKlaten 2010

    Peta wilayah administratif Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Gambar 2.1.

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    6/39

    BBBBUKUP

    UTIHS

    ANITASI

    UKUP

    UTIHS

    ANITASI

    UKUP

    UTIHS

    ANITASI

    UKUP

    UTIHS

    ANITASI

    II-

    6

    KABUPATENK

    LATEN

    Gambar2.1

    PetaWilayahKabupatenKlaten

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    7/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 7

    KABUPATEN KLATEN

    2.3. Kependudukan

    Penduduk Kabupaten Klaten pada tahun 2010 sebesar 1.307.562 jiwa, naik sebesar 3.652 jiwa

    atau 0,28% bila dibandingkan tahun 2009. Kenaikkan penduduk ini, menyebabkan kepadatan

    penduduk di Kabupaten Klaten sebesar 1.995 per Kilo meter persegi. Apabila dilihat dari jenis

    kelamin, penduduk laki laki sebesar 640.187 jiwa, naik sebesar 0,35%, perempuan sebesar

    667.375 jiwa, naik sebesar 0,21 bila dibandingkan terhadap tahun 2009. Apabila dilihat dari

    kelompok umur, maka kelompok umur 15 - 19 sebesar 134.644 jiwa mendo-minasi penduduk

    Kabupaten Klaten. Jumlah kepala keluarga tahun 2010 sebesar 377.234 kepala keluarga. Keadaan

    ini menyebabkan rata - rata jiwa per keluarga sebesar 3,47 orang per keluarga. Sedangkan jumlah

    penduduk dan laju pertumbuhan penduduk kabupaten Klaten dapat dilihat dalam table berikut :

    Tabel 2.3.

    Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk

    di Kabupaten Klaten Tahun 1983 - 2010

    Tahun / YearJumlah Penduduk

    ( Jiwa ) / Population( Person )

    PertumbuhanPenduduk ( Jiwa )/

    Growth ofPopulation( Person )

    Persentase /Persentage

    (1) (2) (3) (4)

    1983 1.124.869 12.334 1,10

    1984 1.138.542 13.673 1,20

    1985 1.149.171 10.269 0,89

    1986 1.154.788 5.617 0,491987 1.161.255 6.437 0,551988 1.166.618 5.393 0,46

    1989 1.172.976 6.358 0,541990 1.179.047 6.071 0,511991 1.184.619 5.572 0,471992 1.189.964 5.345 0,451993 1.196.501 6.537 0,551994 1.202.742 6.241 0,521995 1.216.009 13.267 1,091996 1.223.439 7.430 0,611997 1.228.640 5.201 0,421998 1.234.113 5.473 0,441999 1.242.711 8.598 0,692000 1.257.682 14.971 1,192001 1.265.295 7.613 0,60

    2002 1.271.530 6.235 0,492003 1.277.297 5.767 0,452004 1.281.786 4.489 0,352005 1.286.058 4.272 0,332006 1.293.242 7.184 0,562007 1.296.987 3.745 0,292008 1.300.494 3.507 0,272009 1.303.910 3.416 0,262010 1.307.562 3.652 0,28

    Sumber : Klaten Dalam Angka, BPS Kabupaten Klaten, 2010

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    8/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 8

    KABUPATEN KLATEN

    Jumlah Kepala Keluarga, Penduduk akhir tahun dan rata-rata anggota Kepala Keluarga menurut

    kecamatan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel Tabel 2.4.

    Kepala Keluarga, Penduduk Akhir Tahun dan Rata-rata Anggota Kepala KeluargaMenurut Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2010

    Kecamatan /Sub District

    Kepala Keluarga /Head of Family

    Penduduk Akhir Tahun /Last Year Population

    Rata-rata Jiwa / KK(%)

    (1) (2) (3) (4)

    01 Prambanan 17.008 49.393 2,90

    02 Gantiwarno 14.058 41.111 2,9203 Wedi 14.382 56.025 3,9004 Bayat 20.628 64.214 3,1105 Cawas 18.247 66.196 3,6306 Trucuk 22.695 82.778 3,6507 Kalikotes 10.159 38.003 3,7408 Kebonarum 6.791 21.496 3,1709 Jogonalan 16.109 58.402 3,6310 Manisrenggo 12.938 42.210 3,2611 Karangnongko 12.011 37.912 3,1612 Ngawen 15.364 44.825 2,92

    13 Ceper 20.611 63.985 3,1014 Pedan 13.802 48.989 3,5515 Karangdowo 13.792 51.077 3,7016 Juwiring 14.997 61.348 4,0917 Wonosari 17.372 62.859 3,6218 Delanggu 14.364 44.889 3,1319 Polanharjo 13.131 46.305 3,5320 Karanganom 12.739 49.245 3,8721 Tulung 14.328 54.708 3,8222 Jatinom 14.930 57.592 3,8623 Kemalang 11.399 35.106 3,08

    24 Klaten Selatan 11.657 42.204 3,6225 Klaten Tengah 13.748 44.045 3,2026 Klaten Utara 9.974 42.645 4,28Jumlah / Total 2010 377.234 1.307.562 3,47

    2009 367.585 1.303.910 3,55

    2008 352.949 1.300.494 3,68

    2007 336.588 1.293.242 3,84

    2006 340.091 1.286.058 3,78

    Sumber: Klaten dalam angka 2010

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    9/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 9

    KABUPATEN KLATEN

    Sedangkan jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di kabupaten Klaten dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 2.5.

    Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamindi Kabupaten Klaten Tahun 2010

    Kecamatan /

    Sub District

    Laki Laki/Male

    Wanita /Female

    Jumlah /Total

    Rasio JenisKelamin/ Sex Ratio

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Prambanan 23.661 25.732 49.393 91,9502 Gantiwarno 19.603 21.508 41.111 91,14

    03 Wedi 27.082 28.943 56.025 93,57

    04 Bayat 31.458 32.756 64.214 96,04

    05 Cawas 32.358 33.838 66.196 95,63

    06 Trucuk 41.081 41.697 82.778 98,52

    07 Kalikotes 18.676 19.327 38.003 96,63

    08 Kebonarum 10.355 11.141 21.496 92,94

    09 Jogonalan 29.178 29.224 58.402 99,8410 Manisrenggo 20.367 21.843 42.210 93,2411 Karangnongko 18.436 19.476 37.912 94,66

    12 Ngawen 22.299 22.526 44.825 98,99

    13 Ceper 31.472 32.513 63.985 96,80

    14 Pedan 24.198 24.791 48.989 97,61

    15 Karangdowo 25.205 25.872 51.077 97,4216 Juwiring 30.063 31.285 61.348 96,09

    17 Wonosari 30.230 32.629 62.859 92,65

    18 Delanggu 22.356 22.533 44.889 99,21

    19 Polanharjo 22.715 23.590 46.305 96,29

    20 Karanganom 24.183 25.062 49.245 96,49

    21 Tulung 26.945 27.763 54.708 97,05

    22 Jatinom 28.116 29.476 57.592 95,39

    23 Kemalang 17.328 17.778 35.106 97,4724 Klaten Selatan 20.601 21.603 42.204 95,36

    25 Klaten Tengah 21.408 22.637 44.045 94,57

    26 Klaten Utara 20.813 21.832 42.645 95,33

    Jumlah / Total 2010 640.187 667.375 1.307.562 95,93

    2009 637.939 665.971 1.303.910 95.79

    2008 635.528 664.966 1.300.494 95.502007 633.552 663.435 1.296.987 95.50

    2006 631.231 662.011 1.293.242 95.50

    Sumber : Klaten Dalam Angka, BPS Kabupaten Klaten, 2010

    Proyeksi Distribusi dan Kepadatan Penduduk

    Berdasarkan data perkembangan penduduk wilayah Kabupaten Klaten 5 tahun terakhir, memiliki

    laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 0,363 % per tahun, dan proyeksi jumlah penduduk di

    Kabupaten Klaten pada tahun 2010 hingga 2030 dengan menggunakan rumus bunga berganda,

    yaitu sebesar 1.403.361 jiwa, dan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Mendasarkan

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    10/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 10

    KABUPATEN KLATEN

    proyeksi penduduk serta penyediaan ruang pengembangan sebesar 429 ha, maka kepadatan bruto

    rata-rata sebesar 21 jiwa/ha dan kepadatan netto sebesar 69 jiwa/ha.

    Tabel 2.6Proyeksi Jumlah Penduduk

    Per Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2010-2030

    No Kecamatan 2010 2015 2020 2025 2029

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    1 Prambanan 49.636 50.361 51.282 52.220 53.1752 Gantiwarno 41.292 41.895 42.662 43.442 44.237

    3 Wedi 55.920 56.737 57.774 58.831 59.907

    4 Bayat 64.317 65.256 66.450 67.665 68.903

    5 Cawas 66.613 67.586 68.822 70.081 71.3636 Trucuk 82.890 84.100 85.639 87.205 88.800

    7 Kalikotes 37.661 38.211 38.910 39.622 40.346

    8 Kebonarum 21.498 21.812 22.211 22.618 23.031

    9 Jogonalan 58.298 59.150 60.232 61.333 62.455

    10 Manisrenggo 42.070 42.684 43.465 44.260 45.07011 Karangnongko 38.435 38.996 39.709 40.436 41.175

    12 Ngawen 44.743 45.397 46.227 47.073 47.934

    13 Ceper 64.299 65.239 66.432 67.647 68.884

    14 Pedan 49.218 49.936 50.850 51.780 52.727

    15 Karangdowo 51.391 52.142 53.096 54.067 55.05616 Juwiring 61.661 62.562 63.706 64.872 66.058

    17 Wonosari 63.119 64.041 65.212 66.405 67.620

    18 Delanggu 44.840 45.495 46.327 47.174 48.037

    19 Polanharjo 46.382 47.060 47.920 48.797 49.68920 Karanganom 49.437 50.159 51.077 52.011 52.962

    21 Tulung 54.973 55.776 56.796 57.835 58.893

    22 Jatinom 57.755 58.599 59.671 60.762 61.873

    23 Kemalang 34.933 35.444 36.092 36.752 37.424

    24 Klaten Selatan 41.829 42.440 43.216 44.007 44.812

    25 Klaten Tengah 44.197 44.843 45.663 46.498 47.349

    26 Klaten Utara 42.548 43.170 43.959 44.763 45.582

    Jumlah 1.309.957 1.329.090 1.353.400 1.378.154 1.403.361

    Sumber: Perda RTRW

    2.4. Pendidikan

    Masalah pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam pembangunan nasional

    maupun daerah. Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sarananya merupakan

    hal utama yang harus diperhatikan. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakanmodal yang sangat berharga bagi pembangunan, baik itu pembangunan manusia sendiri

    ataupun pembangunan ekonomi. Pendidikan ataupun pengetahuan diakui secara luas sebagai

    unsur mendasar dari pembangunan manusia.

    Data mengenai pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk

    melihat kualitas penduduk. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan di suatu daerah dikaitkan oleh

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    11/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 11

    KABUPATEN KLATEN

    beberapa komponen yang di antaranya adalah angka partisipasi sekolah, angka putus sekolah

    dan angka melek huruf.

    Sebagaimana dikemukakan di muka, aspek pendidikan dapat dilihat dari berbagai faktor,

    diantaranya angka partisipasi sekolah yang ditampilkan dalam kelompok umur, yakni kelompok

    7-12 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun dan 19-24 tahun. Walaupun tidak merupakan sesuatu

    yang mutlak, kelompok partisipasi sekolah 7-12 tahun akan dapat diparalelkan sebagai angka

    partisipasi sekolah untuk SD/MI. Kelompok 13-15 tahun akan mempresentasikan angka

    partisipasi sekolah untuk tingkat SLTP/MTs, kelompok umur 16-18 tahun akan menunjukkan

    angka partisipasi sekolah untuk tingkat SMU/SMK/MA. Sedangkan kelompok umur 19-24 tahun

    akan menunjukkan angka partisipasi sekolah untuk tingkat perguruan tinggi/akademi dengan

    berbagai jenjang pendidikan S-0 (D-I, D-II, D-III), D-IV, S-1. Berikut ini adalah beberapa

    indikator pendidikan di Kabupaten Klaten selama tahun 2007-2009.

    Tabel 2.7 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009

    No. Sekolah, Guru dan Murud2007 2008 2009

    Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    01. Jumlah Sekolah

    a. SD 772 27 769 37 766 40

    b. SMP 65 43 65 41 65 42

    c. SMA 16 15 16 15 16 15

    d. SMK 9 43 9 42 10 42

    02. Jumlah Guru

    a. SD 8.373 334 8.393 449 7.615 460b. SMP 3.084 776 3.083 722 3.074 746

    c. SMA 1.017 363 1.039 353 1.042 343

    d. SMK 545 1.410 580 1.382 657 1.352

    03 Jumlah Murid

    a. SD 103.226 4.938 102.244 5.927 102.017 6.446

    b. SMP 41.460 7.958 40.9537.418

    40.361 7.110

    c. SMA 12.175 2.951 12.147 2.588 12.024 2.053

    d. SMK 6.641 18.980 7.388 18.838 8.476 18.002

    Sumber : Klaten Dalam Angka 2009

    Bila dilihat pada tabel tersebut terjadi penurunan jumlah SD Negeri dari 772 pada Tahun 2007

    menjadi 766 di tahun 2009. sementara disisi lain, terjadi peningkatan SD swasta dari 27 pada

    Tahun 2007 menjadi 40 SD di Tahun 2009. Untuk tingkatan pendidikan menengah, baik SMP

    maupun SMK swasta, terjadi penurunan jumlah sekolah. Jumlah SMP swasta di tahun 2007

    sebanyak 43 menjadi 42 pada tahun 2009. Demikian halnya dengan SMK swasta menurun dari

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    12/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 12

    KABUPATEN KLATEN

    sebanyak 43 menjadi 42 pada Tahun 2009. Beberapa indikator pendidikan yang lain, dapat

    dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.8 Beberapa Indikator Pendidikan di Kabupaten Klaten Tahun 20072009

    INDIKATOR PENDIDIKAN 2007 2008 2009

    (1) (2) (3) (4)

    enduduk Usia 7 12 tahun (persen)

    - Tidak / Belum Pernah Sekolah

    - Masih Sekolah

    - Tidak Sekolah Lagi

    0,4

    99,3

    0,3

    0,0

    99,3

    0,7

    0,0

    99,5

    0,5

    Penduduk Usia 13 15 tahun (persen)

    - Tidak / Belum Pernah Sekolah

    Masih Sekolah

    Tidak Sekolah Lagi

    0,6

    96,3

    3,1

    0,0

    96,0

    4,0

    0,4

    91,8

    7,8

    Penduduk Usia 16 18 tahun (persen)

    - Tidak / Belum Pernah Sekolah

    - Masih Sekolah

    - Tidak Sekolah Lagi

    1,2

    71,3

    27,5

    0,8

    70,8

    28,4

    0,4

    73,0

    26,6

    Penduduk Usia 19 24 tahun (persen)

    Tidak / Belum Pernah Sekolah

    Masih Sekolah

    Tidak Sekolah Lagi

    0,4

    12,5

    87,1

    0,0

    11,5

    88,5

    0,3

    14,5

    85,2

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009.

    Tabel 2.9 Angka Putus Sekolah di Kabupaten Klaten Selama Tahun 2007 - 2009

    Sekolah Tingkat Pendidikan 2007 2008 2009

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Negeri SD

    SMP

    SMU

    SMK

    53

    105

    5

    20

    57

    21

    8

    55

    46

    42

    6

    50

    JUMLAH DI NEGERI 183 141 144

    Swasta SD

    SMP

    SMU

    SMK

    2

    74

    14

    358

    2

    17

    19

    138

    3

    42

    11

    338

    JUMLAH DI SWASTA 448 212 394

    KESELURUHAN 541 353 538

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Klaten Tahun 2009.

    Pada Indeks pendidikan seperti yang telah diungkapkan di bagian sebelumnya, terjadi

    sedikit penurunan dari 76,74 di tahun 2008 menjadi 76,33 di tahun 2009. Turunnya Indeks

    Pendidikan ini dipengaruhi oleh Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf dimana

    angka Rata-rata Lama Sekolah sedikit turun dibanding tahun 2008 yaitu dari 7,75 menjadi

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    13/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 13

    KABUPATEN KLATEN

    7,38, sedangkan Angka Melek Huruf meningkat dari 89,28 menjadi 89,9 persen. Gambaran

    rerata lama sekolah dan angka melek huruf di Kabupaten Klaten, selengkapnya dapat

    dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 2.2 Rerata Lama Sekolah di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009(dalam tahun)

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009.

    Gambar 2.3 Tingkat Melek Huruf Orang Dewasa di Kabupaten Klaten

    Tahun 2007-2009 (dalam persen)

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009

    2.5. Kesehatan

    Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat

    memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut

    diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik, sebagaimana pada

    kalimat pembuka pada Human Development Report (HDR): tujuan utama dari

    pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    14/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 14

    KABUPATEN KLATEN

    menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif (BPS Kab. Klaten

    (2010). IPM Kabupaten Klaten Tahun 2009). Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan

    agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan

    merata.

    Berbagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah banyak dilakukan

    oleh pemerintah Kabupaten Klaten selama ini. Di antaranya dengan memberikan penyuluhan

    kesehatan agar semua anggota keluarga berperilaku hidup sehat, penyediaan berbagai

    fasilitas umum seperti puskesmas, posyandu, pos obat desa, pondok bersalin desa serta

    penyediaan fasilitas air bersih.

    Salah satu indikator kesehatan dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH), dimana Angka

    Harapan Hidup saat lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru

    lahir pada suatu tahun tertentu. Variabel AHH diharapkan dapat mencerminkan Lama Hidup

    sekaligus Hidup Sehat suatu masyarakat dan estimasi umur yang bisa dicapai oleh bayi yang

    baru dilahirkan. Usia hidup panjang tanpa ditunjang oleh kesehatan tentunya hanya akan

    menjadi beban, sehingga membicarakan masalah usia harapan hidup, tidak dapat dilepaskan

    dari upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.

    AHH di Kabupaten Klaten tahun 2009 adalah 71,40 tahun, lebih tinggi dibanding tahun 2008

    yang sebesar 71,14 tahun. Angka harapan hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh Angka

    Kematian Bayi (Infant Mortality Rate / IMR) dimana pada tahun 2009 ini IMR lebih rendah

    dibanding tahun 2008 yaitu dari 7,3 / 1000 kelahiran hidup menjadi 6,5 / 1000 kelahiran hidup.

    Angka ini menunjukkan keberhasilan pemerintah menekan angka kematian bayi di Kabupaten

    Klaten. Faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan

    lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai dan kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga,

    mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat. Tingginya kematian ibu melahirkan merupakan

    cerminan dari ketidaktahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan

    pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan. Gambaran perkembangan UHH di Kabupaten

    Klaten selama tahun 2007-2009 selengkapanya dapat dilihat pada bagian berikut.

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    15/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 15

    KABUPATEN KLATEN

    Gambar 2.4 Usia/Angka Harapan Hidup (UHH / AHH) di Kabupaten Klaten Tahun2007-2009 (dalam satuan tahun)

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009.

    Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya

    dapat dilihat dari peningkatan Angka/Usia Harapan Hidup (AHH / UHH) penduduk dari suatu

    wilayah. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya akses

    terhadap pelayanan kesehatan, terpenuhinya kebutuhan gizi dan kalori, kemampuan

    mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan

    yang memadai, pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan

    memperpanjang usia harapan hidupnya. Dalam hal ketersediaan fasilitas kesehatan di

    Kabupaten Klaten, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.10 Sarana Kesehatan di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009

    Sarana Kesehatan 2007 2008 2009

    (1) (2) (3) (4)

    - Rumah Sakit 7 7 7

    - Rumah sakit jiwa 1 1 1

    - Puskesmas 34 34 34

    - Puskesmas Pembantu 82 86 86

    - Rumah Bersalin Swasta 18 19 19

    - Balai Pengobatan Swasta 6 28 28

    Sumber:Klaten Dalam Angka Tahun 2009

    Selain jumlah fasilitas kesehatan, kualitas kesehatan juga diukur dari jumlah kematian bayi

    lahir dan ibu melahirkan. Selama 3 (tiga) tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah ibu

    melahirkan. Pada tahun 2007 sebanyak 17.584 orang, kemudian menjadi 18.932 di Tahun

    2008, dan pada Tahun 2009 meningkat menjadi 19.459. Peningkatan ini tentu menyebabkan

    jumlah bayi lahir juga meningkat. Jumlah kelahiran bayi pada Tahun 2007 sebanyak 17.584

    jiwa, kemudian naik di tahun 2008 menjadi 18.794 jiwa dan pada Tahun 2009 meningkat

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    16/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 16

    KABUPATEN KLATEN

    menjadi 19.334 bayi lahir. Peningkatan jumlah kelahiran bayi ini ternyata diimbangi dengan

    penurunan angka kematian bayi dari 253 di tahun 2007, kemudian menurun menjadi 138 bayi

    meninggal di tahun 2008, dan menurun lagi pada Tahun 2009 menjadi sebanyak 125

    kematian bayi. Demikian halnya, juga terjadi penurunan kematian ibu melahirkan selama 3

    tahun terakhir. Pada Tahun 2007 jumlah kematian ibu melahirkan sebanyak 23 orang,menurun di tahun 2008 menjadi 7 orang dan pada Tahun 2009 menjadi 4 orang. Gambaran

    beberapa indikatir kesehatan di Kabupaten Klaten, selengkapnya daoat dilihat pada tabel

    berikut.

    Tabel 2.11 Jumlah Kelahiran, Kematian Bayi, Ibu Melahirkan dan Kematian Ibu Maternal di

    Kabupaten Klaten Tahun 2007 2009

    Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Angka Kematian Ibu Bersalin (MMR) turun pada

    tahun 2009 dibanding tahun 2008 mengalami penurunan, dari sejumlah 7 kematian

    menjadi 4 kematian. Meskipun demikian, masih adanya kematian ibu bersalin tetap perlumenjadi perhatian, mengingat usaha pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi

    maupun kematian ibu melahirkan dihadapkan pada kemampuan mengatasi permasalahan

    status ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu nifas yang sangat dipengaruhi oleh kondisi

    kesehatan lingkungan, tingkat pendidikan dan pengetahuan serta status gizi dan

    pelayanan kesehatan.

    Status gizi berkaitan erat dengan perbaikan gizi masyarakat dengan sasaran: Balita

    Kekurangan Energi Protein (KEP), Balita Kekurangan Vitamin A (KVA), Ibu hamil KEK, Ibu

    hamil kekurangan Zat Besi, Penderita GAKY anak Sekolah, bayi dengan Berat Badan Lahir

    Rendah (BBLR), Wanita Usia Subur Anemia.

    Uraian Indikator Kesehatan 2007 2008 2009

    (1) (2) (3) (4)Jumlah Kelahiran

    Jumlah Kematian Bayi

    Jumlah Ibu Melahirkan

    Jumlah Kematian Ibu maternal

    17.515

    253

    17.515

    23

    18.794

    138

    18.932

    7

    19.334

    125

    19.459

    4

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    17/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 17

    KABUPATEN KLATEN

    2.6. Sosial Masyarakat

    a. Kesejahteraan Masyarakat

    Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap beberapa indikator sosial,

    yang mencakup: (i) Indeks Pembangunan Manusia (IPM); (ii) Tingkat Kemiskinan; dan (iii)

    Rasio Penduduk yang Bekerja. Gambaran rincian terhadap fokus kesejahteraan sosial di

    Kabupaten Klaten, secara umum adalah sebagai berikut:

    1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

    Berbagai program pembangunan khususnya dalam pembangunan manusia yang

    dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Klaten selama ini telah menunjukkan hasil yang cukup

    baik, salah satunya diukur dari indikator Indek Pembangunan Manusia (IPM).

    Pemanfaatan IPM sebagai alat pemantauan juga merupakan alat paling penting dalam

    manajemen pembangunan, karena IPM dapat memperlihatkan dampak pembangunan yang

    dilakukan pada periode sebelumnya. IPM sebagai suatu ukuran yang mengkaitkan

    pertumbuhan ekonomi dengan kualitas fisik untuk mengambarkan tingkat kualitas hidup dan

    kesejahteraan rakyat merupakan alat ukur yang sensitif karena juga dapat mengukur dampak

    krisis ekonomi pada kehidupan penduduk.

    IPM merupakan suatu indeks komposit yang disusun dari 3 (tiga) komponen esensial untuk

    kehidupan manusia, yaitu: (i) Usia hidup panjang dan sehat (diukur dengan Angka Harapan

    Hidup ketika lahir), (ii) Pengetahuan (knowledge) yang diukur dengan Angka Melek Huruf

    (literacy rate) dan Rata-rata lama sekolah yang ditempuh oleh penduduk usia 15 tahun ke

    atas (Mean years of schooling), dan (iii) Standar hidup layak yang diukur dengan komsumsi

    perkapita riil yang sesuaikan (PPP Purchasing Power Parity dalam rupiah). Hasil

    penghitungan IPM Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.12 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Klaten Tahun 2007 - 2009

    Uraian Komponen Pembentuk IPMTahun

    2007 2008 2009

    (1) (2) (3) (4)

    Usia Harapan Hidup (Tahun) 70,93 71,15 71,40

    Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 7,70 7,75 7,38

    Angka Melek Huruf (Persen) 89,28 89,28 89,90

    Pengeluaran Perkapita yang telah disesuaikan (Rupiah) 638.070 641.860 645.700

    Indeks Harapan Hidup (IHH) 76.55 76,92 77,33

    Indeks Pendidikan (IP) 76,63 76,74 76,33

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    18/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 18

    KABUPATEN KLATEN

    Indeks Kemampuan Daya Beli (PPP) 64,26 65,13 66,20

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 72,48 72,93 73,29

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Klaten Tahun 2009.

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa bahwa IPM di Kabupaten Klaten pada tahun 2009

    secara total mengalami peningkatan, yaitu dari sebesar 72,48 pada tahun 2007; menjadi

    sebesar 72,93 pada tahun 2008 dan meningkat lagi menjadi 73,29 pada tahun 2009. Dilihat

    dari 3 (tiga) komponen pendukungnya maka terjadi peningkatan pada beberapa indeks,

    yaitu Indeks Harapan Hidup (IHH) dari sebesar 76,55 pada tahun 2007, menjadi sebesar

    76,92 di tahun 2008 dan tahun 2009 naik lagi menjadi sebesar 77,33. Indeks Pendidikan

    (IP) justru mengalami penurunan dari 76,74 pada tahun 2008 menjadi sebesar 76,33 pada

    tahun 2009, sedangkan Indeks Daya Beli Masyarakat mengalami peningkatan dari 64,26

    pada tahun 2007 menjadi sebesar 65,13 pada tahun 2008, selanjutnya untuk tahun 2009

    meningkat lagi menjadi sebesar 66,20.

    2. Tingkat Kemiskinan

    Kemiskinan merupakan salah satu fokus utama dalam Tujuan Pembangunan Global atau

    Millenium Development Goals (MDGs). Jika dilihat berdasarkan pentahapan Keluarga

    Sejahtera (KS), menunjukkan bahwa selama tahun 2007-2009 terjadi penurunan keluarga

    Pra Sejahtera dan peningkatan dalam Keluarga Sejahtera I (KS I), Keluarga Sejahtera III

    dan Keluarga Sejahtera III Plus (KS III dan KS Plus). Jumlah keluarga Pra Sejahtera yang

    pada tahun 2007 sebanyak 89.881 KK turun menjadi 78.179 KK di Tahun 2009.

    Peningkatan terjadi di kelompok jumlah Keluarga Sejahtera I (KS I) yang pada tahun 2007

    sebanyak 69.923 KK, pada tahun 2009 bertambah menjadi sebesar 72.997 KK. Gambaran

    selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    19/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 19

    KABUPATEN KLATEN

    0.00

    20,000.00

    40,000.00

    60,000.00

    80,000.00

    100,000.00

    120,000.00

    Pra Sejahtera KS I KS II KS III+III Plus

    Pra Sejahtera 89,881.00 83,723.00 78,179.00

    KS I 69,923.00 71,948.00 72,997.00

    KS II 113,411.00 113,821.00 113,293.00

    KS III+III Plus 57,426.00 69,815.00 78,940.00

    2007 2008 2009

    Gambar 2.5 Perkembangan Jumlah Tahapan Keluarga Sejahtera di Kabupaten KlatenTahun 2007 2009 (dalam satuan Kepala Keluarga / KK)

    Sumber: Klaten Dalam Angka 2009

    Jumlah Penduduk Miskin, yang biasa diartikan sebagai penjumlahan penduduk dalam

    kategori Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KS I) juga bisa dilihat menurut

    kecamatan di Kabupaten Klaten. Dari Gambar 2.12 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk

    miskin, untuk kategori peringkat 5 besar, masing-masing ada di Kecamatan Bayat,

    Kecamatan Trucuk, Kecamatan Jatinom, Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Cawas.

    Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Miskin (Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I) BerdasarKecamatan (dalam satuan KK)

    + +

    1 , , ,00 ,1 0 1, ,

    ,1 ,0 ,1 , 0 11, ,

    ,1 , ,0 , 0 1, ,0 1

    1, ,1 1 1, 1, 1

    , ,11 ,1 1, 1,1 ,

    ,0 ,00 ,0 ,0 11 0,11 1,

    ,0 1,1 ,0 1,1 1 ,1 ,01 0

    1 1, 1,0 1,1 , ,

    ,0 , ,0 , 1 1, ,

    10 , , , 10,1 ,11 1

    11 , ,11 1,1 ,0 1 , ,0 1

    1 1, ,10 ,0 ,11 11,0 ,0 1

    1 , ,00 , ,1 1, ,1 11

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    20/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 20

    KABUPATEN KLATEN

    1 ,1 ,01 , ,0 1,0 ,1 1

    1 ,01 1,1 , , 1 1,01 , 1

    1 , ,0 , , 10 1,0 , 10

    1 , , ,1 ,00 1,1 ,

    1 1,1 ,1 , , 11,0 , 1

    1 , ,1 11,0 ,10

    0 ,1 ,1 ,11 , 1,0 ,0 1

    1 , , ,0 1,0 10 1, , 1

    , ,11 , 1,0 1, ,0

    , ,1 1, , ,0

    1, 1, , 1, 0 1, ,0

    1,10 1,1 , , 1,0 1,01 ,1

    1,01 ,01 , ,1 1 10, ,

    00 , 1, 11,1 0,1 ,01 ,0 1,1

    00 ,1 , 11,11 , ,1 0, 1,0

    Sumber: Klaten Dalam Angka 2010

    3. Rasio Penduduk yang Bekerja

    Kualitas dan efektifitas Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai korelasi positif

    yang cukup erat dengan suksesnya program-program pembangunan. Dalam hal ini

    gambaran profil SDM merupakan suatu informasi masukan untuk mengevaluasi

    pembangunan ekonomi pada tahap sebelumnya, dan merencanakan tahapan

    pembangunan berikutnya. Masalah angkatan kerja adalah masalah yang perlu

    mendapat perhatian besar dalam melakukan perencanaan pembangunan, karena di

    dalam kelompok angkatan kerja ini terdapat kelompok penduduk yang bertindak

    sebagai pelaku ekonomi. Karakteristik angkatan kerja ini sangat besar pengaruhnyabagi kesejahteraan penduduk, terutama jika dilihat secara ekonomi makro.

    Semakin besar jumlah tenaga kerja dalam satu negara, maka semakin besar

    penawaran tenaga kerjanya. Apabila hal ini tidak diikuti dengan peningkatan

    permintaan tenaga kerja (kesempatan kerja) maka pengangguran akan terjadi. Di

    samping itu, semakin besar jumlah tenaga kerja maka semakin besar kapasitas

    penduduk usia kerja untuk menopang penduduk usia tidak produktif, sehingga nilai

    ratio ketergantungan akan cenderung menurun. Namun semua ini memerlukan

    jumlah kesempatan kerja yang mencukupi.

    Proporsi atau jumlah pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai

    acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Di samping itu, trend

    indikator ini akan menunjukkan keberhasilan program ketenagakerjaan dari tahun ke

    tahun. Secara teori, penduduk dapat dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu: (i)

    penduduk usia kerja, dan (ii) penduduk bukan usia kerja,

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    21/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 21

    KABUPATEN KLATEN

    Gambaran beberapa indikator kependudukan dan ketenagakerjaan di Kabupaten

    Klaten selama tahun 2007 - 2009, selengkapnya dapat dilihat seperti pada tabel

    berikut.

    Tabel 2.14 Beberapa Indikator Kependudukan dan Ketenagakerjaan di Kabupaten Klaten Tahun

    2007 - 2009

    INDIKATOR KETENAGAKERJAAN 2007 2008 2009

    (1) (2) (3) 4)

    Jumlah Penduduk Usia Kerja (jiwa/orang) 954.888 954.433 957.307

    Kegiatan utama penduduk usia kerja (%)

    - Bekerja

    - Mencari pekerjaan

    - Sekolah

    - Mengurus rumah tangga

    - Lainnya

    58,89

    2,25

    11,45

    15,67

    11,74

    66,7

    2,2

    6,8

    15,3

    9,0

    59,53

    2,40

    16,26

    14,96

    6,85

    Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja / TPAK (%) 61,14 68,9 61,93

    Tingkat Pengangguran Terbuka / TPT (%) 3,68 3,19 3,88

    Lapangan Pekerjaan Penduduk yang Bekerja (%)

    - Pertanian

    - Pertambangan dan Penggalian

    - Industri

    - Listrik, Gas dan Air Minum

    - Konstruksi

    - Perdagangan

    - Angkutan

    - Lembaga Keuangan

    - Jasa dan Lainnya

    23,34

    1,06

    24,20

    0,15

    8,13

    23,94

    1,81

    0,72

    16,65

    23,3

    1,8

    22,3

    0,7

    6,5

    22,4

    2,6

    1,1

    19,2

    23,65

    1,38

    22,36

    0,09

    8,09

    24,31

    2,25

    2,06

    15,80

    Status Pekerjaan Penduduk yang Bekerja (%)

    - Berusaha sendiri- Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap

    - Berusaha Dibantu Buruh Tetap

    - Buruh/karyawan dan Pekerja Bebas

    - Pekerja Keluarga

    20,04

    20,06

    3,18

    45,63

    11,09

    22,4

    16,3

    2,7

    48,6

    10,0

    23,93

    13,92

    1,99

    48,33

    11,83

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009

    b. Agama

    Kehidupan keagamaan yang harmonis, sangat didambakan oleh seluruh umat beragama di

    Kabupaten Klaten. 93,19% penduduk Kabupaten Klaten memeluk agama Islam, 3,17%memeluk agama Katholik, 2,83% beragama Kristen Protestan, 0,75 beragama Hindu dan

    sebanyak 0,05% beragama Budha.

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    22/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 22

    KABUPATEN KLATEN

    Sarana ibadah yang ada di Kabupaten Klaten, yang bertambah hanya masjid, naik sebesar

    2,53% bila dibandingkan terhadap tahun 2009, sedangkan jumlah sarana ibadah yang lain

    tidak mengalami perubahan.

    Tabel 2.15

    Penduduk Menurut Kecamatan dan Pemeluk AgamaDi Kabupaten Klaten Tahun 2010

    Kecamatan /Sub District

    Islam /Moslem

    Katholik/Katholik

    Protestan/

    ChristianHindu Budha Jumlah/Total

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    1 Prambanan 46.750 1.172 1.215 88 168 49.393

    02 Gantiwarno 37.280 2.023 1.300 508 - 41.111

    03 Wedi 51.627 2.051 1.630 717 - 56.025

    04 Bayat 62.376 1.440 331 67 - 64.214

    05 Cawas 64.008 1.222 868 98 - 66.19606 Trucuk 81.432 432 888 24 2 82.778

    07 Kalikotes 37.003 601 378 14 7 38.003

    08 Kebonarum 15.748 2.838 1.843 1.067 - 21.49609 Jogonalan 49.664 4.986 2.022 1.705 25 58.402

    10 Manisrenggo 40.995 287 782 146 - 42.210

    11 Karangnongko 32.653 2.033 1.657 1.569 - 37.912

    12 Ngawen 41.900 1.532 723 670 - 44.825

    13 Ceper 60.166 2.800 923 43 53 63.985

    14 Pedan 46.927 516 1.265 266 15 48.98915 Karangdowo 48.142 210 1.887 838 - 51.077

    6 Juwiring 59.540 849 702 256 1 61.348

    17 Wonosari 59.950 1.194 1.675 26 14 62.859

    18 Delanggu 42.315 643 1.836 66 29 44.889

    19 Polanharjo 45.376 371 512 46 - 46.30520 Karanganom 48.423 321 501 - - 49.24521 Tulung 54.263 184 261 - - 54.708

    22 Jatinom 55.846 813 314 619 - 57.59223 Kemalang 33.707 705 532 162 - 35.10624 Klaten Selatan 34.252 3.505 3.951 432 64 42.204

    25 Klaten Tengah 32.618 5.417 5.680 117 213 44.045

    26 Klaten Utara 35.621 3.368 3.368 263 25 42.645

    Jumlah / Total 2010 1.218.582 41.513 37.044 9.807 616 1.307.562

    2009 1.215.352 41.726 37.044 9.340 448 1.303.9102008 1.211.422 42.142 36.756 9.608 567 1.300.494

    2007 1.210.877 37.814 36.104 11.507 684 1.296.987

    2006 1.204.526 41.970 34.989 11.221 536 1.293.242Sumber / Source : Departemen Agama Kabupaten Klaten / Diolah Kembali

    Tabel 2.16

    Sarana Ibadah Menurut Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2010

    Kecamatan /Sub District

    Masjid/Moscue

    Surau/Mushola

    GerejaKhatolik /Kapel /Church

    GerejaKristen

    Ptotestan /Church

    Puredan

    Vihara /Vihara

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1 Prambanan 94 92 6 8 2

    02 Gantiwarno 76 45 3 3 3

    03 Wedi 131 49 2 2 3

    04 Bayat 132 103 2 1 2

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    23/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 23

    KABUPATEN KLATEN

    05 Cawas 128 130 4 5 1

    06 Trucuk 148 117 6 - -

    07 Kalikotes 74 26 1 - -

    08 Kebonarum 36 39 1 1 -

    09 Jogonalan 100 84 5 8 410 Manisrenggo 86 112 2 - -

    11 Karangnongko 69 90 4 4 1

    12 Ngawen 117 47 2 2 413 Ceper 102 120 3 1 1

    14 Pedan 79 68 9 1 215 Karangdowo 72 87 4 - 6

    6 Juwiring 118 104 1 3 2

    17 Wonosari 101 86 5 3 -

    18 Delanggu 78 69 5 1 1

    19 Polanharjo 165 101 1 2 1

    20 Karanganom 103 96 3 1 -

    21 Tulung 165 36 4 - -

    22 Jatinom 117 67 4 4 2

    23 Kemalang 58 54 1 1 124 Klaten Selatan 90 23 6 8 3

    25 Klaten Tengah 62 35 11 7 2

    26 Klaten Utara 97 35 3 2 3

    Jumlah / Total 2010 2.598 1.915 98 68 44

    2009 2.534 2.101 98 70 442008 2.507 1.892 68 92 41

    2007 2.486 1.770 68 92 49

    2006 2.386 1.847 60 100 49Sumber / Source : Departemen Agama Kabupaten Klaten

    2.7. Perekonomian

    2.7.1 Pertumbuhan Ekonomi

    Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Klaten selama tahun 2010 dapat dilihat pada

    pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) atas dasar harga konstan 2000 yaitu

    sebesar 1,73%.

    Dibandingkan tahun 2009, pertumbuhan tahun 2010 lebih rendah, hal ini disebabkan karena

    adanya serangan hama wereng coklat yang menyerang tanaman padi hingga 4.409 Ha.

    Cuaca ekstrim yang terjadi pada tahun 2010 juga merupakan salah satu penyebab turunnya

    PDRB di sektor Pertanian. Demikian juga, dengan telah diselesaikannya pembangunan

    infrastruktur pada tahun 2010, menyebabkan penurunan di sektor Bangunan / Konstruksi.

    3 ( tiga ) sektor yang pertumbuhannya paling tinggi yairu sektor Jasa jasa sebesar 8,23%,

    Listrik dan Air Minum sebesar 7,89% dan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

    sebesar 7,30%. Sedangkan 3 ( tiga ) sektor yang mengalami pertumbuhan yang paling kecil

    yaitu sektor Bangunan / Konstruksi sebesar -10,18%, Sektor Pertanian sebesar 9,15% dan

    Angkutan dan Komunikasi sebesar 5,36%.

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    24/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 24

    KABUPATEN KLATEN

    Tabel 2.17 Pertumbuhan Ekonomi Agregat Tahun 2000 2010

    Tahun

    BERLAKU KONSTAN

    TAHUN DASAR 2000

    Nilai

    (juta Rp)

    % Pertum-buhan

    Nilai

    (juta Rp)

    % Pertum-buhan

    (1) (2) (3) (4) (5)

    2000 3.332.343,53 - 3.332.343,53 -

    2001 3.837.399,33 15,16 3.477.045,38 4,34

    2002 4.404.119,84 14,77 3.612.899,26 3,91

    2003 4.915.533,76 11,61 3.791.474,35 4,94

    2004 5.475.849,75 11,40 3.975.792,87 4,86

    2005 6.520.828,29 19,08 4.158.205,16 4,59

    2006 7.504.499,43 15,09 4.253.788,00 2,30

    2007 8.349.253,36 11.,26 4.394.688,02 3,31

    2008 9.491.601,49 13,68 4.567.200,96 3,93

    2009 10.358.526,02 9,13 4.761.018,67 4,24

    2010 11.272.386,97 8,82 4.843.247,28 1,73

    Sumber : Klaten Dalam Angka 2010

    Perbandingan PDRB Provinsi Jawa Tengah dan Solo Raya tahun 2010 dapat dilihat sebagaiberikut.

    Tabel 2.18 Perbandingan PDRB Provinsi Jawa Tengah danSolo Raya Tahun 2010

    ( Jutaan Rupiah )

    R i n c i a n Berlaku Konstan 2000

    (1) (2) (3)

    Propinsi 444.396.468,19 186.995.480,65

    K l a t e n 11.272.386,97 4.843.247,28

    Sukoharjo 9.911.509,17 4.978.263,31

    Surakarta 9.941.136,57 5.103.886,25

    Karanganyar 9.223.851,60 5.452.435,49

    Boyolali 8.101.684,50 4.248.048,20

    Wonogiri 6.302.822,89 2.998.123,41

    Sragen 6.746.779,80 3.068.863,66

    Sumber : Klaten dalam Angka 2010

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    25/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 25

    KABUPATEN KLATEN

    Gambar 2.6. Pertumbuhan Ekonomi Agregat Tahun 2006 2010

    ( Atas Dasar Harga Konstan 2000 )

    2.3

    3.31

    3.93

    4.24

    1.73

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    4.5

    2006 2007 2008 2009 2010

    Tabel 2.19. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Menurut LapanganUsaha AtasDasar Harga Konstan 2000

    Kabupaten Klaten Tahun 2009 2010 ( % )

    LAPANGAN USAHA 2009 2010

    (1) (2) (3)

    1. Pertanian 4,81 9,15

    2. Penggalian 7,19 6,85

    3. Industri Pengolahan 3,30 6,35

    4. Listrik dan Air Minum 7,61 7,89

    5. Bangunan / Konstruksi -2,72 - 10,18

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,82 8,85

    7. Angkutan dan Komu-nikasi 8,63 5,36

    8. Keuangan, Persewaan & JasaPerusahaan

    6,77 7,30

    9. Jasa jasa 8,10 8,23

    P D R B 4,24 1,73

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    26/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 26

    KABUPATEN KLATEN

    2.7.2 Struktur Ekonomi Kabupaten Klaten.

    Perekonomian Kabupaten Klaten tahun 2010, menurut Produk Domestik Regional Bruto atas

    dasar harga berlaku didominasi sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 26,51%,

    sektor Industri Pengolahan sebesar 20,59% dan sektor Pertanian sebesar 18,30%.

    Sedangkan sektor sektor yang kontribusinya kecil adalah sektor Listrik dan Air Minum

    sebesar 1,15%, sektor Penggalian sebesar 1,81% dan sektor Angkutan dan Komunikasi

    sebesar 3,23%.

    Tabel 2.20. Struktur Ekonomi Kabupaten Klaten Atas DasarHarga Berlaku Tahun 2009 2010 ( % )

    LAPANGAN USAHA 2009 2010

    (1) (2) (3)

    1. Pertanian 19,64 18,30

    2. Penggalian 1,75 1,81

    3. Industri Pengolahan 20,05 20,59

    4. Listrik dan Air Minum 1,12 1,15

    5. Bangunan / Konstruksi 8,63 7,46

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 25,68 26,51

    7. Angkutan dan Komu-nikasi 3,21 3,23

    8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,90 4,05

    9. Jasa jasa 16,02 16,91

    Sumber : Klaten Dalam Angka 2010

    Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto.Inflasi merupakan salah satu alat untuk melihat perubahan harga. Inflasi Produk Domestik

    Regional Bruto tahun 2010 diperoleh dengan membagi antara Indeks Implisit tahun 2010 dan

    tahun 2009. Indeks Implisit merupakan hasil bagi Produk Domestik Regional Bruto atas dasar

    harga berlaku dengan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000.

    Indeks Implisit tahun 2010 sebesar 232,74%, sedang tahun 2009 sebesar 217,57%, jadi

    inflasi PDRB tahun 2010 = 6,97%.

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    27/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 27

    KABUPATEN KLATEN

    Tabel 2.21. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto

    Kabupaten Klaten Tahun 2009 2010 ( % )

    LAPANGAN USAHA 2009 2010

    (1) (2) (3)1. Pertanian 194,51 217,11

    2. Penggalian 278,35 292,19

    3. Industri Pengolahan 225,67 237,05

    4. Listrik dan Air Minum 338,58 349,03

    5. Bangunan / Konstruksi 227,00 238,01

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 201,20 213,54

    7. Angkutan dan Komu-nikasi 241,88 251,16

    8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 226,83 238,63

    9. Jasa jasa 250,01 265,30

    Sumber : Klaten Dalam Angka 2010

    Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita.

    Produk Domestik Regional Bruto per Kapita merupakan hasil bagi PDRB dan penduduk

    pertengahan tahun. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita menurut harga berlaku tahun

    2010 sebesar Rp. 8.635.310,07 naik sebesar 8,57% bila dibandingkan terhadap tahun 2009.

    Sedang jika dilihat atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 3.710.211,70 naik sebesar

    1,50% bila dibandingkan terhadap tahun 2009.

    Tabel 2.22. Perkembangan Produk Domestik Regional BrutoPer Kapita Tahun 2000 - 2010

    T A H U NBERLAKU KONSTAN 2000

    Nilai (Rupiah)% Pertum-

    buhanNilai (Rupiah)

    % Pertum-buhan

    (1) (2) (3) (4) (5)

    2000 2.656.913,59 - 2.656.913,59 -

    2001 3.040.848,95 14,45 2.755.295,68 3,70

    2002 3.472.177,09 14,18 2.848.384,33 3,38

    2003 3.856.046,44 11,06 2.974.265,23 4,42

    2004 4.279.722,86 10,99 3.107.333,54 4,47

    2005 5.078.862,92 18,67 3.238.691,91 4,23

    2006 5.805.021,37 14,30 3.290.470,00 1,60

    2007 6.444.304,16 11,01 3.392.004,66 3,09

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    28/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 28

    KABUPATEN KLATEN

    2008 7.380.450,42 14,53 3.516.704,93 3,68

    2009 7.953.322,11 7,76 3.655.531,20 3,95

    2010 8.635.310,07 8,57 3.710.211,70 1,50

    Sumber : Klaten dalam Angka 2010

    2.8. Visi Dan Misi

    Belajar dari sejarah, dan berangkat dari potensi yang dimiliki, maka visi pembangunan

    daerah Kabupaten Klaten yang dirumuskan dalam RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun

    2010-2015 adalah: Terwujudnya Klaten Yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo. Visi tersebut

    mengandung makna:

    1. Masyarakat Klaten yang TOTO TITI : terwujudnya tatanan kehidupan yang

    berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, kehidupan sosial yang harmonis, kehidupan

    perekonomian yang dinamis, kehidupan politik yang demokratis dan kondusif serta

    menjaga kelestarian lingkungan hidup dan kepemerintahan yang menerapkan 10 prinsip

    Tata Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good Governance dan Clean Goverment)

    meliputi: Partisipasi, Penegakan Hukum, Transparansi, Kesetaraan, Daya tanggap,

    Wawasan kedepan, Akuntabilitas, Pengawasan, Efisiensi dan Efektivitas,

    Profesionalisme.

    2. Masyarakat Klaten yang TENTREM:Klaten yang TENTREM merupakan terwujudnya

    tatanan kehidupan yang aman dan damai sebagai prasyarat bagi berlangsungnya

    pembangunan yang merupakan proses dalam rangka mewujudkan cita-cita masyarakat

    yang adil dan sejahtera.

    3. Masyarakat yang KERTORAHARJO: Klaten yang KERTO RAHARJO merupakan

    terwujudnya tatanan kehidupan yang sejahtera, tercukupinya kebutuhan material dan

    spiritual dalam naungan Rahmat dan Ridho Tuhan Yang Maha Kuasa.

    Untuk mewujudkan visi tersebut dijabarkan dan diindikasikan sebagai berikut :

    1. WAREG dalam arti terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi bagi masyarakat secara

    menyeluruh.

    2. WARAS dalam arti terpenuhinya tingkat kesehatan masyarakat yang lebih bermutu

    dan meningkatnya angka harapan hidup masyarakat Klaten.

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    29/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 29

    KABUPATEN KLATEN

    3. WASIS dalam arti terwujudnya pendidikan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

    kemampuan ekonomi masyarakat sehingga secara signifikan akan mendorong

    terwujudnya kualitas sumber daya manusia yang cerdas, terampil dan berwatak.

    4. WUTUH dalam arti terpenuhinya kebutuhan sandang dengan segala manifestasinya

    bagi masyarakat sehingga semakin mampu mewujudkan tingkat peradaban yang baik.

    5. WISMA dalam arti terpenuhinya papan/perumahan yang lebih layak dan semakin

    bermutu serta dapat terjangkau bagi lapisan masyarakat, baik di wilayah perkotaan dan

    pedesaan serta didukung oleh terwujudnya lingkungan yang sehat , tertata dan

    BERSINAR.

    Dengan rumusan visi yang mempunyai jangka menengah dan rumusan misi yang

    diharapkan dapat mewujudkan visi diperlukan suatu arah dan strategi pembangunan

    daerah, untuk mengimplementasikannya dengan menyusun langkah-langkah yang berisikan

    tujuan, sasaran dan program indikatif. Program indikatif tersebut juga dapat dirumuskan

    dalam suatu agenda daerah, yang akan dijabarkan dalam program- kegiatan pembangunan

    selama 5 (lima) tahun ke depan.

    Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten selama kurun waktu 2010-2015 adalah sebagai

    berikut:

    1. Misi 1: Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat (Wareg, Waras,

    Wasis, Wisma dan Wutuh).

    2. Misi 2: Mengupayakan terpenuhinya sarana prasarana kebutuhan sosial dasar

    masyarakat.

    3. Misi 3: Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya kebutuhan

    materiil dan spiritual dan meningkatkan keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan

    Yang Maha Esa.

    4. Misi 4: Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta aktualisasi diri

    dalam pembangunan.

    5. Misi 5: Menumbuhkan kehidupan perekonomian yang dinamis dengan menumbuhkan

    kehidupan perekonomian rakyat yang berbasis sumber daya lokal, menjaga

    kelestarian lingkungan hidup, serta mengurangi kemiskinan.

    6. Misi 6: Penerapan pengarusutamaan gender dalam berbagai fungsi pemerintahan.

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    30/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 30

    KABUPATEN KLATEN

    7. Misi 7: Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku pembangunan.

    8. Misi 8: Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung sumber daya yang

    memadai.

    9. Misi 9: Mendorong proses kemandirian desa untuk mampu memenuhi kebutuhan

    pemerintahan, ekonomi, sosial dan budaya.

    2.9. Aspek Strategis Organisasi

    Bersandar pada prinsip prinsip otonomi daerah bahwa pemerintah daerah memiliki hak,

    wewenang dan kewajiban mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, pembangunan dan

    kemasyarakatan yang mendukung tugas tugas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas

    tugas pembantuan lainnya yang terejawantahkan sebagaimana tertuang dalam Peraturan

    Daerah Kabupaten Klaten Nomor .... Tahun ... tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat

    Daerah Kabupaten Klaten.

    Pemerintah Kabupaten Klaten dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya selalu

    mengedepankan pola pendekatan partisipastif (partisipatory approach) yang diharapkan

    penyelenggaraan urusan wajib dan urusan pilihan daerah selalu berkembang dinamis dan

    sejalan dengan aspirasi masyarakat, sehingga akan terjadi atau tumbuh timbal balik ( feed

    back) antara pemerintah daerah, masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya

    secara selaras, sinergi dan berkesinambungan.

    Pemerintah Daerah terdiri dari Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara

    pemerintahan daerah yang meliputi :

    a.Sekretariat Daerah

    b.Staf Ahli

    c.Sekretariat DPRD

    d.Dinas Daerah

    e.Lembaga Teknis Daerah

    f.Satpol PP

    g.Kantor Pelayanan Perijinan Terpaduh.Kecamatan

    i.Kelurahan

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    31/39

    BBBBUKUP

    UTIHS

    ANITASI

    UKUP

    UTIHS

    ANITASI

    UKUP

    UTIHS

    ANITASI

    UKUP

    UTIHS

    ANITASI

    II-

    31

    KABUPATENK

    LATEN

    Gambar2.7

    BaganSOTKPemdaKlaten

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    32/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 32

    KABUPATEN KLATEN

    Dalam penyelenggaraan urusan sanitasi, berdasarkan SOTK Perangkat Daerah Kabupaten Klaten

    telah terjabarkan pada tugas pokok dan fungsi beberapa SKPD terkait yaitu :

    a. Satuan Kerja Perangkat Daerah Koordinatif dan Perencanaan Pembangunan adalah Badan

    Perencana Pembangunan Daerah yaitu pada Bidang Fisik Prasarana dan Bidang Sosial dan

    Budaya.

    b. Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Teknis, meliputi :

    1. Dinas Pekerjaan Umum yaitu pada Bidang Cipta Karya dan Bidang Kebersihan dan

    Pertamanan dan Bidang SDA.

    2. Dinas Kesehatan yaitu pada Bidang pengendalian Penyakit, Bidang Kesehatan Keluarga

    dan Masyarakat, dan Bidang Promosi Kesehatan.

    3. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana yaitu padabidang Pengembangan SDA, Lingkungan dan TTG.

    4. Dinas Pendidikan terkait dengan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan non formal.

    5. Badan Lingkungan Hidup yaitu pada Seksi pengendalian Kerusakan Lingkungan.

    6. SKPD lainnya yang terkait dalam koordinasi pelaksanaan program kegiatan sanitasi yaitu

    Bagian Kesra, Bagian Administrasi Pembangunan dan Bagian Perekonomian Setda

    Kabupaten Klaten.

    7. Perangkat Daerah Kewilayahan yang terdiri dari Kecamatan, Kelurahan dan Desa.

    8. UPTD Puskemas

    9. Jabatan Fungsional yaitu Sanitarian Kecamatan

    10.PDAM Klaten yang melaksanakan tugas pokok dana fungsi penyediaan air minum yang

    mendukung program AMPL.

    Dalam upaya percepatan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) yang

    sejalan dengan kebijakan nasional pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan, di

    Kabupaten Klaten sejak tahun 2007 telah dibentuk Tim Koordinasi yang beranggotakan para

    pinpinan SKPD terkait penyelenggaraan pembangunan AMPL dan Pokja AMPL yang bertugas

    membantu Tim Koordinasi AMPL yang beranggotakan personil pejabat eselon III, IV dan staf yang

    berasal dari SKPD terkait. Tugas pokok dari Pokja AMPL adalah :

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    33/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 33

    KABUPATEN KLATEN

    a. Melaksanakan kegiatan dalam rangka penyusunan rencana kerja Operasionalisasi Kebijakan Air

    Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat, termasuk Program Penyediaan

    Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) dan Sanitasi oleh Masyarakat

    (SANIMAS);

    b. Melaksanakan kegiatan sosialisasi, observasi, pengolahan data dan sinkronisasi Operasionalisasi

    Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL);

    c. Memfasilitasi proses penyusunan program, kegiatan dan pemilihan /penentuan desa yang akan

    menerima bantuan;

    d. Memberikan fasilitasi dan pendampingan kepada masyarakat bagi terselenggaranya keberlanjutan

    prasarana dan sarana air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat;

    e. Memberikan bantuan teknis pada masyarakat penerima program kegiatan;

    f. melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi hasil program kegiatan.

    2.10. Tata Ruang Wilayah

    2.10.1 Rencana Struktur Ruang

    A. Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten

    Penetapan sistem pusat pelayanan (perkotaan) tersebut dimaksudkan untuk menentukan

    kawasan-kawasan yang berperan sebagai pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan sesuai dengan

    jangkauan pelayanannya.

    Sistem pusat kegiatan di Kabupaten Klaten sebagai berikut:

    a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu kawasan perkotaan Klaten (Ibukota Kabupaten Klaten)

    yang melayani wilayah Kabupaten Klaten dan wilayah kabupaten sekitarnya, yaitu

    Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Gunungkidul dan sebagian Kabupaten Sleman.

    b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu kawasan perkotaan yang melayani beberapa wilayah

    kecamatan, yaitu:

    1. Kawasan perkotaan Prambanan dan2. Kawasan perkotaan Delanggu.

    c. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), yaitu kawasan perkotaan yang melayani beberapa

    wilayah kecamatan yang diproyeksikan menjadi Pusat Kegiatan Lokal, yaitu:

    1. Kawasan perkotaan Wedi,

    2. Kawasan perkotaan Pedan dan

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    34/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 34

    KABUPATEN KLATEN

    3. Kawasan perkotaan Jatinom

    d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yaitu kawasan perkotaan yang melayani kecamatan yang

    bersangkutan serta beberapa kecamatan sekitarnya, meliputi: Kawasan perkotaan

    Gantiwarno, Kawasan perkotaan Bayat, Kawasan perkotaan Trucuk, Kawasan perkotaan

    Kalikotes, Kawasan perkotaan Jogonalan, Kawasan perkotaan Kebonarum, Kawasanperkotaan Manisrenggo, Kawasan perkotaan Karangnongko, Kawasan perkotaan Ngawen,

    Kawasan perkotaan Cawas, Kawasan perkotaan Karangdowo, Kawasan perkotaan Juwiring,

    Kawasan perkotaan Wonosari, Kawasan perkotaan Polanharjo, Kawasan perkotaan Ceper,

    Kawasan perkotaan Karanganom, Kawasan perkotaan Tulung, Kawasan perkotaan

    Kemalang

    B. Rencana Sistem Perdesaan

    Desa dan kelurahan yang yang tidak termasuk dalam sistem perkotaan, akan

    dikembangkan pusat pelayanannya secara berjenjang sesuai dengan karakter dan potensi yang

    dimiliki oleh masing-masing desa/kelurahan.

    Sistem perdesaan disusun berdasarkan pelayanan perdesaan secara berhierarki, meliputi:

    a. pusat pelayanan lingkungan (PPL) yang melayani beberapa wilayah administrasi desa;

    b. pusat pelayanan setiap desa;

    c. pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman.

    Hierarki pusat pelayanan desa yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    a. Pusat Pelayanan Lingkungan

    Pusat pelayanan lingkungan adalah desa yang memiliki peran selain melayani wilayah

    desanya sendiri juga melayani beberapa desa di sekitarnya.

    Kriteria penetapan desa pusat pertumbuhan adalah:

    1. Tidak termasuk dalam kawasan perkotaan

    2. Jarak dari kawasan perkotaan > 5 km

    3. Tidak termasuk dalam kawasan rawan bencana

    4. Memiliki skor/nilai yang relatif lebih tinggi dari desa lainnya, yang diukur dengan

    indikator:

    a) Proporsi penduduk yang bekerja di sektor selain pertanian

    b) Banyaknya jenis fasilitas perkotaan yang dimiliki

    c) Tingkat aksesibilitas

    d) Jumlah dan kepadatan penduduk

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    35/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 35

    KABUPATEN KLATEN

    Berdasarkan pertimbangan kriteria di atas, pusat pelayanan lingkungan di Kabupaten Klaten

    ditetapkan meliputi: Desa Randusari Kecamatan Prambanan, Desa Mutihan Kecamatan

    Gantiwarno, Desa Gentan Kecamatan Gantiwarno, Desa Trotok Kecamatan Wedi, Desa Wiro

    Kecamatan Bayat, Desa Ngerangan Kecamatan Bayat, Desa Bogor Kecamatan Cawas, Desa

    Karangasem Kecamatan Cawas, Desa Sajen Kecamatan Trucuk, Desa Jimbung KecamatanKalikotes, Desa Sapen Kecamatan Manisrenggo, Desa Ngemplak Kecamatan Karangnongko,

    Desa Banyuaeng Kecamatan Karangnongko, Desa Drono Kecamatan Ngawen, Desa

    Srebegan Kecamatan Ceper, Desa Bakungan Kecamatan Karangdowo, Desa Bolopleret

    Kecamatan Juwiring, Desa Serenan Kecamatan Juwiring, Desa Bulan Kecamatan Wonosari,

    Desa Teloyo Kecamatan Wonosari, Desa Tegalgondo Kecamatan Wonosari, Desa Janti

    Kecamatan Polanharjo, Desa Jeblok Kecamatan Karanganom, Desa Pomah Kecamatan

    Tulung, Desa Kayumas Kecamatan Jatinom, Desa Randulanang Kecamatan Jatinom, Desa

    Somopuro Kecamatan Jogonalan, Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang, Desa Temuwangi

    Kecamatan Pedan, Desa Kaligawe Kecamatan Pedan, dan Desa Mendak Kecamatan

    Delanggu.

    b. Pusat desa biasa

    Yaitu pusat pelayanan yang hanya melayani wilayah desa itu sendiri, dengan kriteria:

    1. Tidak termasuk dalam kawasan perkotaan

    2. Tidak sebagai DPP

    c. Pusat dukuh

    Yaitu pusat pelayanan yang hanya melayani dukuh itu sendiri.

    C. Rencana Sistem Jaringan Prasarana

    Untuk mengembangkan sarana dan prasarana wilayah, maka diprediksikan terlebih dahulu

    jumlah, distribusi dan kepadatan penduduk di kabupaten Klaten hingga akhir tahun rencana, yaitu

    tahun 2010 sampai dengan tahun 2029.

    D. Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

    Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air di Kabupaten

    Klaten terdiri atas:

    a. Pengembangan sungai, waduk, dan embung, meliputi:

    1. pengelolaan sumber daya air dalam wilayah Kabupaten sebagai bagian dari

    pengelolaan Wilayah Sungai Bengawan Solo dan Sebagian Wilayah Sungai Progo-

    Opak-Serang;

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    36/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 36

    KABUPATEN KLATEN

    2. pengelolaan sumber daya air merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Bengawan

    Solo dan sebagian Daerah Aliran Sungai Progo-Opak-Serang meliputi:

    a) Sub Daerah Aliran Sungai Dengkeng;

    b) Sub Daerah Aliran Sungai Opak; dan

    c) Sub Daerah Aliran Sungai Pusur-Brambang.3. pengembangan dan pengelolaan waduk adalah Waduk/Rawa Jombor berada di Desa

    Krakitan Kecamatan Bayat;

    4. pelestarian bentuk dan fungsi sungai dan rawa dengan pengawasan ruang sempadan

    secara ketat;

    5. pengembangan embung di beberapa wilayah kecamatan meliputi: Kecamatan

    Kemalang, Kecamatan Karangnongko, Kecamatan Manisrenggo, Kecamatan

    Gantiwarno, Kecamatan Prambanan, Kecamatan Tulung, Kecamatan Jatinom,

    Kecamatan Karanganom,Kecamatan Polanharjo, Kecamatan Wedi, Kecamatan Bayat

    dan Kecamatan Cawas.

    b. Pengembangan jaringan irigasi meliputi:

    1. peningkatan jaringan irigasi dari sistem setengah teknis dan sederhana ditingkatkan

    menjadi irigasi teknis;

    2. pembangunan bendung dan cek dam untuk meningkatkan suplai air pada jaringan

    irigasi;

    3. meningkatkan elevasi air dan volume tampungan air di sungai-sungai yang belum

    dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi;

    4. pengelolaan dan perlindungan daerah irigasi dalam Kabupaten terdiri atas:

    a) daerah irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah

    sebanyak 2 daerah irigasi;

    b) daerah irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah

    provinsi sebanyak 6 daerah irigasi; dan

    c) daerah irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah

    Kabupaten sebanyak 476 daerah irigasi.

    5. mencegah terjadinya pendangkalan terhadap saluran irigasi;

    6. melibatkan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Gabungan Perkumpulan Petani

    Pemakai Air (GP3A), Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) dalam

    pengelolaan jaringan irigasi;

    7. rehabilitasi dan pemeliharaan kerusakan jaringan irigasi; dan

    8. pembangunan dan perbaikan pintu-pintu air.

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    37/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 37

    KABUPATEN KLATEN

    c. Pengembangan jaringan air minum meliputi:

    1. pengembangan jaringan air bersih perpipaan pada kawasan perkotaan;

    2. pengembangan sistem air bersih difokuskan kepada upaya pengelolaan sumber air

    yang ada, pemanfaatan sumber air baru dan peningkatan jaringan distribusi;

    3. pengembangan jaringan air bersih di wilayah yang rawan kekurangan air bersihmeliputi: Kecamatan Kemalang, Kecamatan Manisrenggo, Kecamatan Karangnongko,

    Kecamatan Jatinom, Kecamatan Gantiwarno, dan Kecamatan Bayat.

    4. pembangunan jaringan perpipaan mandiri di perdesaan dengan mengoptimalkan

    pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air tanah.

    d. Pengembangan sistem pengendalian banjir meliputi:

    1. pembangunan tanggul dan talud permanen disepanjang sungai;

    2. normalisasi sungai;

    3. pembangunan embung;

    4. reboisasi kawasan resapan air;

    5. pengendalian kawasan resapan air; dan

    6. pengendalian kawasan lindung sempadan sungai.

    E. Sistem Jaringan prasarana lainnya.

    Pengembangan Sistem jaringan prasarana lainnya berupa pengelolaan lingkungan

    yang terdiri atas:

    a. Pengembangan sistem jaringan persampahan meliputi:

    1. pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah berada di Desa Troketon

    Kecamatan Pedan;

    2. pengembangan tempat pengumpulan dan pemilahan sampah sementara meliputi:

    a) Desa Joho Kecamatan Prambanan;

    b) Desa Candirejo Kecamatan Ngawen; dan

    c) Desa Jomboran Kecamatan Klaten Tengah.

    3. pengembangan Tempat Penampungan Sementara (TPS) berada di sekitar pusat-

    pusat lingkungan yang strategis;

    4. pengembangan tong sampah berada di setiap rumah dan bangunan lainnya di

    kawasan perkotaan, serta di sepanjang jalan utama kawasan perkotaan;

    5. pengembangan teknologi pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse, Reduce,

    Recycle); dan

    6. peningkatan jaringan pelayanan sampah berada di seluruh kawasan perkotaan.

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    38/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 38

    KABUPATEN KLATEN

    b. Pengembangan sistem pengelolaan limbah meliputi:

    1. pengelolaan limbah industri kecil dan rumah tangga yang dikembangkan melalui

    pengelolaan hasil limbah yang berupa biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai

    sumber energi alternatif;

    2. pengembangan prasarana pengolahan limbah industri, limbah medis, limbah BahanBerbahaya Beracun (B3) secara mandiri pada fasilitas tertentu maupun secara

    terpadu untuk pelayanan skala Kabupaten; dan

    3. pengembangan instalasi pengelolaan limbah B3 di kawasan peruntukan industri.

    c. Pengembangan sistem jaringan sanitasi meliputi:

    1. pemenuhan fasilitas septic tank pada masing-masing Kepala Keluarga (KK) pada

    wilayah perkotaan dan perdesaan;

    2. pengembangan jamban komunal pada kawasan permukiman padat masyarakat

    berpenghasilan rendah dan area fasilitas umum;

    3. pengembangan Instalasi Pengolah Limbah Tinja (IPLT) di beberapa kecamatan

    meliputi:

    a) Kecamatan Klaten Tengah;

    b) Kecamatan Jogonalan;

    c) Kecamatan Delanggu; dan

    d) Kecamatan Pedan.

    4. pengembangan instalasi pengolah limbah domestik dan limbah tinja dengan sistem

    perpipaan pada kawasan perkotaan; dan

    5. mewajibkan pengembang pemukiman baru untuk menyediakan jaringan sanitasi, yang

    terpadu dengan sistem jaringan wilayah.

    d. Pengembangan sistem jaringan drainase meliputi:

    1. pembangunan sistem drainase secara terpadu dengan Sungai Dengkeng sebagai

    jaringan drainase induk, dan berjenjang sesuai dengan ordo sungai yang ada;

    2. normalisasi jaringan drainase yang ada;

    3. mengembangkan sumur resapan pada tiap bangunan;

    4. peningkatan sarana dan prasarana penunjang drainase;

    5. pembangunan saluran drainase memperhatikan kontur dan daerah tangkapan air;

    6. pembuatan saluran drainase tersendiri pada setiap kawasan fungsional seperti

    kawasan industri, perdagangan, perkantoran dan pariwisata, yang terhubung ke

    saluran primer tanpa membebani saluran di wilayah permukiman; dan

  • 5/24/2018 TNH CawasDraft BAB II BPS Klaten

    39/39

    BBBBUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASIUKU PUTIH SANITASI II - 39

    KABUPATEN KLATEN

    7. mengoptimalkan daya serap air ke dalam tanah untuk mengurangi beban saluran

    drainase dengan penghijauan dan kewajiban pembuatan sumur resapan pada

    kawasan-kawasan tertentu.

    e. Pengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana terdiri atas:

    1. ruang evakuasi bencana gempa bumi meliputi:a) lapangan olahraga setempat;

    b) lapangan olahraga dan kantor Kecamatan Pedan dan Kecamatan Juwiring; dan

    c) Dodiklatpur Desa Danguran Kecamatan Klaten Selatan, Gedung Olahraga

    Gelarsena Kecamatan Klaten Utara dan pendopo Kabupaten.

    2. jalur evakuasi bencana gempa bumi meliputi:

    a) Bayat-Cawas-Pedan-Juwiring;

    b) Prambanan-Jogonalan-Klaten Selatan;

    c) Gantiwarno-Jogonalan; dan

    d) Bayat-Wedi-Klaten Selatan.

    3. ruang evakuasi bencana erupsi Gunung Merapi meliputi:

    a) Balai Desa Dompol dan Balai Desa Keputran Kecamatan Kemalang;

    b) Bumi Perkemahan Kepurun Kecamatan Manisrenggo;

    c) Dodiklatpur Desa Danguran Kecamatan Klaten Selatan, Gedung Olahraga

    Gelarsena Kecamatan Klaten Utara, dan pendopo Kabupaten; dan

    d) lapangan sepak bola, sekolahan, kantor kecamatan dan kantor desa di wilayah

    Kecamatan Manisrenggo, Kecamatan Prambanan, Kecamatan Karangnongko,

    dan Kecamatan Jatinom.

    4. jalur evakuasi bencana erupsi Gunung Merapi meliputi:

    a) Kemalang-Manisrenggo-Prambanan; dan

    b) Kemalang-Karangnongko-Kebonarum-Klaten Selatan.

    5. ruang untuk hunian tetap korban bencana erupsi Gunung Merapi meliputi:

    a) tanah kas desa di Desa Panggang Kecamatan Kemalang;

    b) tanah kas desa di Desa Bawukan Kecamatan Kemalang; dan

    c) tanah kas desa di Desa Kepurun Kecamatan Manisrenggo.

    6. ruang evakuasi bencana banjir di kantor desa dan sekolahan setempat; dan

    7. ruang evakuasi bencana tanah longsor di kantor desa dan sekolahan setempat.