timah bgs baca.doc

29
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Timah merupakan salah satu bahan galian yang dimiliki tanah air indonesia yang tidak dapat diperbaharui keberadaannya. Pertambangan timah Indonesia hingga saat ini merupakan produsen timah nomor dua di dunia setelah Cina dan menghasilkan salah satu produk komoditiekspor terbesar di dunia. Belakangan ini harga timah di pasaran dunia cenderung naik, sehingga menjadikan timah merupakan barang jenis logam yang dicari keberadaannya, Sehingga negara-negara penghasil timah berusaha untuk menyediakan stok di pasaran dunia sesuai dengan kebutuhannya. Di indonesia sendiri pertambangan timah hanya tersisa di Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta di daerah sekitar Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat. Sedangkan perusahaan milik Negara yang melakukan penambangan timah adalah PT. Timah (Persero). Industri pertambangan timah mempunyai tahapan kegiatan yang tidak sederhana, mulai dari kegiatan pra-penambangan, kegiatan penambangan dan kegiatan pasca penambangan. Dalam perkembangan terakhir, PT. Tambang Timah Unit Kundur telah menitik beratkan operasi penambangan pada cadangan timah alluvial yang berada di laut dengan mengoperasikan Kapal Keruk dan Kapal Isap Produksi. Kapal Isap Produksi dapat dikatakan seperti pabrik terapung karena selain alat penggalian umumnya dilengkapi dengan mesin-mesin unit pencucian. Dengan memperhatikan besarnya peranan Kapal Isap Produksi di sektor industri pertambangan timah dewasa ini, maka perencanaan kerja dan evaluasi pada Kapal Isap Produksi perlu dilaksanakan dengan baik dan terukur.

Upload: adam-budi-nugroho

Post on 02-Dec-2015

287 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: timah bgs baca.doc

BAB IPENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

            Timah merupakan salah satu bahan galian yang dimiliki tanah air indonesia yang

tidak dapat diperbaharui keberadaannya. Pertambangan timah Indonesia hingga saat ini

merupakan produsen timah nomor dua di dunia setelah Cina dan menghasilkan salah

satu produk komoditiekspor terbesar di dunia.          Belakangan ini harga timah di

pasaran dunia  cenderung naik, sehingga menjadikan timah merupakan barang jenis

logam yang dicari keberadaannya, Sehingga negara-negara penghasil timah berusaha

untuk menyediakan stok di pasaran dunia sesuai dengan kebutuhannya.

            Di indonesia sendiri pertambangan timah hanya tersisa di Pulau Bangka dan

Pulau Belitung serta di daerah sekitar Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat. Sedangkan

perusahaan milik Negara yang melakukan penambangan timah adalah PT. Timah

(Persero).

            Industri pertambangan timah mempunyai tahapan kegiatan yang tidak sederhana,

mulai dari kegiatan pra-penambangan, kegiatan penambangan dan kegiatan pasca

penambangan. Dalam perkembangan terakhir, PT. Tambang Timah Unit Kundur telah

menitik beratkan operasi penambangan pada cadangan timah alluvial yang berada di laut

dengan mengoperasikan Kapal Keruk dan Kapal Isap Produksi.

            Kapal Isap Produksi dapat dikatakan seperti pabrik terapung karena selain alat

penggalian umumnya dilengkapi dengan mesin-mesin unit pencucian. Dengan

memperhatikan besarnya peranan Kapal Isap Produksi di sektor industri pertambangan

timah dewasa ini, maka perencanaan kerja dan evaluasi pada Kapal Isap Produksi perlu

dilaksanakan dengan baik dan terukur.

Hasil Produksi bijih timah yang dihasilkan oleh Kapal Isap Produksi Timah II di

instalasi pencucian akan menghasilkan bijih timah dengan kadar Sn 60 % sampai 70 %

yang kemudian akan di proses lebih lanjut lagi di Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT)

untuk ditingkatkan kadarnya hingga mencapai > 72%  Sn sebagai syarat utama

peleburan.

Page 2: timah bgs baca.doc

1. 2. Tujuan dan Manfaat

            Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

harus diperbaiki dalam pencucian bijih timah menggunakan Kapal Isap Produksi yang

nantinya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam kegiatan pencucian timah

selanjutnya dan juga agar mengetahui alat-alat yang digunakan dalam kegiatan aktivitas

pencucian bijih timah dengan menggunakan Kapal Isap Produksi, Khususnya pada Kapal

Isap Produksi Timah II.

                Manfaat dari penulisan laporan ini adalah memperoleh wawasan

dan ilmu pengetahuan mengenai Aktivitas Pencucian Bijih Timah Menggunakan

Kapal Isap Produksi khususnya pada Kapal Isap Produksi Timah II.

1. 3. Pembatasan Masalah

            Dalam penelitian ini Penulis hanya mengkaji mengenai aktivitas pencucian bijih

timah pada Kapal Isap Produksi Timah II.

BAB IITINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah PT. Tambang Timah (Persero)

            Daerah cadangan timah di Indonesia merupakan suatu bentangan wilayah sejauh

lebih dari 800 km, disebut sebagai “The Indonesian Tin Belt” yang merupakan bagian

dari “The South East Asia Tin Belt” yang membujur sejauh kurang lebih 3.000 km dari

daratan  Asia kearah Thailand semenanjung Malaysia dan Indonesia yang mencakup

wilayah Pulau-pulau Karimun, Kundur, Singkep dan sebagian didaratan Sumatera

(Bangkinang) di utara terus kearah selatan yaitu Pulau-pulau Bangka, Belitung dan

Karimata hingga ke daerah sebelah barat Kalimantan.

            Penambangan timah di Indonesia sudah berlangsung lebih dari 200 tahun, yaitu

di Bangka mulai tahun 1711, di Singkep tahun 1812 dan di Belitung sejak tahun 1852.

Dengan kekayaan cadangan yang melimpah, Indonesia merupakan salah satu Negara

produsen timah terbesar di dunia.

            Bijih timah di Indonesia pertama gali digali pada tahun 1709 di sungai olim,

Toboali, Pulau Bangka. Pengerjaannya dilakukan secara primitif oleh penduduk dengan

Page 3: timah bgs baca.doc

cara pendulangan dan mencangkul dengan dengan system penggalian sumur

Palembang atau system kolong/parit. Bijih timah yang dihasilkan pada waktu itu dijual

kepada pedagang-pedagang yang dating dari Portugis, Spanyol, dan juga dari Belanda.

Keadaan ini berubah ketika belanda dating ke Indonesia, pada saat mana penggalian

timah mulai lebih digiatkan. Sejak tahun 1720 penggalian timah dilakukan secara besar-

besaran dibiayai oleh para pengusaha belanda yang tergabung dalam VOC yang

kemudian monopoli dan mengawasi seluruh tambang di pulau Bangka.

            Pada tahun 1816 Pemerintah Belanda mengambil alih tambang-tambang di pulau

Bangka dan dikelola oleh badan yang diberi nama "Bangka Tin” Winning Bedrijf" (BTW).

Sedangkan di Pulau Belitung dan Pulau Singkep diserahkan kepada pengusaha swasta

Belanda, masing-masing kepada Gemeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij

Biliton (Biliton Mij.) atau lebih dikenal dengan nama GMB di Pulau Belitung, dan NV

Singkep Tin Exploitatie Maatschappij atau dikenal dengan nama NV SITEM di Pulau

Singkep.

            Secara historis pengusahaan pertambangan timah di Indonesia dibedakan dalam

dua masa pengelolaan. Yang pertama sebelum tahun 1960 dikenal dengan masa

pengelolaan Belanda, di mana Bangka, Belitung dan Singkep merupakan badan usaha

yang terpisah dan berdiri sendiri. Bangka dikelola oleh badan usaha milik Pemerintah

Belanda sedangkan Belitung dan Singkep oleh perusahaan swasta Belanda. Status

kepemilikan usaha ini memberikan ciri manajemen dan organisasi yang berbeda satu

dengan yang lain. Ciri perbedaan itu diwujudkan dalam perilaku organisasi dalam arti

luas, baik struktur maupun budaya kerjanya.

            Masa yang kedua adalah masa pengelolaan Negara Republik Indonesia. Status

berdiri sendiri dari ketiga wilayah tersebut masih terus berlangsung tetapi dalam bentuk

Perusahaan Negara (PN) berdasarkan Undang-undang No. 19 PRP tahun 1960, yaitu

PN Tambang Timah Bangka, PN Tambang Timah Belitung dan PN Tambang Timah

Singkep.          Selanjutnya berdasarkan PP No. 87 tahun 1961 ketiga Perusahaan

Negara tersebut dikoordinasikan oleh Pemerintah dalam bentuk Badan Pimpinan Umum

Perusahaan Tambang-tambang Timah Negara (BPU Tambang Timah) dengan

pembagian tugas dan wewenang seperti bentuk "holding company".

            Perubahan selanjutnya terjadi pada tahun 1968 di mana ketiga PN dan BPU

ditambah Proyek Pabrik Peleburan Timah Mentok dilebur menjadi satu dalam bentuk PN

Page 4: timah bgs baca.doc

Tambang Timah, yang terdiri dari Unit Penambangan Timah (UPT) Bangka, Belitung, dan

Singkep serta Unit Peleburan Timah Mentok (Unit Peltim).

            Dengan pertimbangan memberi keleluasaan bergerak di sektor ekonomi

umumnya, terutama dalam menghadapi persaingan, status PN Tambang Timah ini pada

tahun 1976 diubah lagi menjadi bentuk Perseroan yaitu PT Tambang Timah (Persero)

dengan Bangka, Belitung, Singkep dan Peleburan Timah Mentok tetap sebagai unit

kegiatan operasi yang dipimpin masing-masing oleh Kepala Unit sedangkan Kantor Pusat

berada di Jakarta sehingga secara manajemen perubahan dimaksud belum terintegrasi

dalam arti sebenarnya.

            PT. Tambang Timah Unit Kundur merupakan unit PT.Timah yang bergerak dalam

bidang penambangan, ekplorasi serta peleburan dari bijih timah. Hal ini dapat terlihat dari

adanya dua tanur smelter yang terdapat di pulau Kundur dan satu unit system pabrikan

solder.

2. 2.   Lokasi penambangan PT. Tambang Timah Unit Kundur

            Lokasi penambangan PT. Tambang Timah Unit Kundur berada di Pulau Kundur.

Kecamatan Kundur Barat, sebelah utara dari kota Tanjung Batu. Dengan jarak tempuh ±

45 km dari pelabuhan utama Pulau Kundur di kota Tanjung Batu. Perjalanan dapat

ditempuh lebih kurang 45 menit waktu penyeberangan dari pulau karimun menuju

pelabuhan Sekumbang yang merupakan pelabuhan utama dari PT. Tambang Timah Unit

Kundur. Di pulau Kundur sendiri terdapat dua pelabuhan utama, yaitu pelabuhan Tanjung

batu, dan pelabuhan Selat Belia.

            Operasi penambangan bijih timah di perairan Pulau Karimun-Kundur menempati

wilayah KP ekploitasi yang umumnya mempunyai masa berlaku 30 tahun. Tuntutan

peraturan perundangan (memenuhi surat edaran Dirjen Minerba Dan Panas Bumi

No.03.E/31/Djb/2009) dan telah disesuaikan dengan izin usaha penambangan  (IUP)

yang diterbitkan bupati Kabupaten Karimun, maka secara administrasi jalur endapan bijih

timah perairan P. Karimun-Kundur tercakup kedalam Kecamatan Kundur, Kecamatan

Kundur barat, Kecamatan Meral, Kecamatan Karimun dan Kabupaten Karimun. Dari

sudut geologi, sumber timah perairan tersebut merupakan bagian jalur timah Asia

Tenggara. Di indonesia jalur timah ini 2/3 berada pada zona lautan, sedangkan zona

daratan berupa deretan pulau-pulau dari arah barat laut, Pulau Karimun, Kundur,

Page 5: timah bgs baca.doc

Singkep, Bangka sampai Belitung dan jejak granit bertimah terakhir berada di pulau

Karimata di timur Belitung.

            Secara implisit RTRW Kabupaten Karimun (2001-2002) menunjukkan bahwa

perairan tersebut tergolong strategi umum pola pengembangan potensi jalur endapan

bijih timah, sehingga lokasi tersebut diterapkan peruntukannya sebagai kawasan

pertambangan dengan kriteria lokasi untuk potensi bahan tambang bernilai tinggi. 

2.3.   Iklim dan Suhu regional

            Berdasarkan data badan BMG tanjung balai karimun, dengan periode pencatatan

tahun 2006-2010 dapat diketahui komponen iklim.

a. Curah hujan rata-rata tahunan di perairan P. Karimun-Kundur adalah 2.400 mm. Curah

hujan bulanan rata-rata tercatat sebesar 230,4 dengan jumlah hari hujan 17 hari dalam

sebulan (Tabel II.1). Curah hujan harian tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu

sebesar 509,3 mm dengan hari hujan sebanyak 19 hari sedangkan terendah adalah pada

bulan Januari sebesar 30,7 mm dengan hari hujan sebanyak 13 hari.

a.       TABEL II.1

CURAH HUJAN DAN PENYINARAN MATAHARI BULANAN

RATA-RATA

BulanPenyinaran

Matahari (%)Curah Hujan (mm)

Jumlah Hari Curah

Hujan

Januari 67 30,7 13

Febuari 84 76,2 8

Maret 49 128,1 18

April 55 330,4 21

Mei 46 152,0 21

Juni 53 141,5 17

July 45 180,3 17

Agustus 47 499,1 20

September 46 287,1 19

Oktober 50 509,3 19

November 43 255,0 10

Desember 48 175,0 20

Rata-rata

201053 230,4 17

Rata-rata

200949 226,7 18

Page 6: timah bgs baca.doc

Rata-rata

200853 226,6 15

Rata-rata

200757 233,2 -

Rata-rata

200662 163,8 -

Sumber BMG Kepri 2010

b.      Suhu udara rata-rata bulanan pulau Kundur 27oC. Tertinggi pada bulan Juli sebesar

33oC, dan terendah pada bulan Januari temperatur udara rata-rata bulanan mencapai

23,20oC. Pengukuran di daerah pantai menunjukkn suhu udara berkisar antara 28,5 –

31,4o.

c.       Kelembapan udara nisbi di atmosfer sekitar P.Karimun-Kundur pada umunya tinggi

sepanjang tahun atau rata-rata bulanan sekitar 86%. Kelembapan relatif terendah pada

bulan Mei dan Juli 2010 yaitu 59% sedangkan kelembaan relatif tertinggi dicapai 99%

(Tabel II.3). tekanan udara rata-rata pada  sepanjang tahun 2010 adalah 1010,4 mb,

terendah sebesar 1006,5 mb pada bulan Mei dan bergerak mencapai tekanan tinggi

1013,4 mb di awal 2010.

d.      Arah dan kecepatan pergerakan mata angin relatif setimbang selatan dan utara, pada

bulan Juni – Oktober angin bertiup dari selatan dengan kecepatan 3 – 6 knot (1,5 – 2,5

m/det) kemudian periode bulan Januari – April angin bergerak dari arah utara dengan

kecepatan 3 – 5 knot. Kecepatan maksimum terjadi pada bulan Oktober – November

mencapai 20 knot (Tabel II.2)

TABEL II.2

KELEMBAPAN UDARA, ARAH DAN KECEPATAN ANGIN BULANAN RATA-RATA

Bulan

Kelembapan udara (%) humidity Arah dan kecepatan angin (knot)

Rata-

rata

harian

Maximum Minimum

Rata-

rata

harian

Maximum minimum

Januari 82 98 63 5 18 Utara

Febuary 82 100 62 5 11 Timur

Maret 87 100 67 3 8 Utara

April 85 100 66 5 10 Utara

Mei 89 98 59 5 10 Timur

Page 7: timah bgs baca.doc

Juni 87 98 64 6 9 Selatan

July 88 100 59 5 18 Selatan

Agustus 87 98 67 6 17 Selatan

September 87 100 62 3 20 Selatan

Oktober 88 100 69 3 20 Selatan

November 88 100 65 4 7 Barat

Desember 86 100 66 5 9 Barat

Rata-rata

201086 99 64 5 13

Rata-rata

200986 99 63 4 20

Timur

laut

Rata-rata

200886 97 62 6 15 Selatan

Rata-rata

200785 97 61 4 20 Selatan

Rata-rata

200684 98 60 3 15

Sumber BMG Kepri 2010

 

2.4.  Fisiografi dan Morfologi

Secara regional Pulau Karimun-Kundur dan pulau sekitarnya dimasukkan

kedalam fisiografi pulau-pulau lepas pantai (offshore island). Kondisi geologi gugusan

pulau-pulau ini berbeda dengan daratan bagian timur laut pulau Sumatra yang

dimasukkan dalam fisiografi daratan pantai (coastal pain). Karakteristik pulau-pulau lepas

pantai adanya perbukitan yang biasanya terbentuk dari batuan dasar (granit) baik batuan

beku maupun batuan metasedimen dari kerak benua paparan sunda yang berumur pra

tersier. Sedangkan daratan pantai umumnya  berupa dataran rendah berawa dan

ditempati oleh batuan sedimen yang mengisi cekungan sumatra tengah yang berumur

tersier dan lebih mudah selain itu gugusan pulau-pulau ini merupakan jalur timah asia

tenggara (The south east asia tin belt) yang membentang dari Cina-Thailand-Myanmar-

Malaysia-P.Karimun-Kundur hingga berakhir di Bangka-Belitung dan Kalimantan.

Keberadaan granit yang menempati gugus pulau-pulau ini menjadi menarik  karena

mengandung mineral ogam, non logam dan mineral jarang yang memiliki nilai ekonomis.

Morfologi, topografi kundur relatif lebih rendah dengan kelerengan sedang hingga

landai-datar dengan ketinggian kurang dari 125 m dpl. Dengan kekerasan batuan granit

lebih lembek dibanding P.karimun. keadaan sungai umunya pendek, beberapa bersifat

Page 8: timah bgs baca.doc

musiman dan relatif berpola dendrik, yakni mengikuti lembah-lembah perbukitan.

Perairan diwilayah kundur merupakan perairan selat yang berada di antara pulau-pulau

dan berada didepan muara sungan kampar, sehingga kondisi perairan wilayah tersebut

dipengaruhi oleh sistem estuari muara sungai. Secara umum kedalaman dasar laut

perairan kundur kurang dari 25 meter dari muka laut.

2.5.  Stratigrafi dan Struktur Geologi

            Stratigrafi P.Karimun-Kundur dan pulau sekitar dengan urutan stratigrafi tua ke

muda sebagai berikut:

1.    Formasi papan tersingkap di P.Kundur dan pulau sekitarnya, terdiri dari serpih, batu

pasir, konglomerat kuarsa kontak dengan granit, berumur karbon akhir – trias.

2.    Formasi malam tersingkap di P.Karimun terdiri dari serpih, konglomerat, batu gamping

dan batu  gunung api riodasitik, berumus trias awal.

3.    Formasi duriangkang lebih tersingkap kearah P.Batam-Bintan, terdiri dari serpih karbonat

dan batu pasir, trias tengah

4.    Granit Kundur terdiri dari granit biotit, muskovit, turmalin aplit, pegmatit dan graisen timah

dan tungsten. Berumur trias tengah.

5.    Granit Karimun terdiri dari granit biotit, muskovit, turmalin aplit, pegmatit dan graisen

timah dan tungsten. Berumur trias tengah.

6.    Granit tak terbedakan, tidak diketahui apakah masuk granit karimun, atau kundur

7.    Endapan permukaan tua (aluvial tua) terdiri dari lempung lanau, kerikil lempungan, sisa

tumbuhan dan pasir granit, berumur plistosen akhir

8.    Endapan permukaan muda (aluvial muda ) terdiri dari lempung, lanau, kerikil, sisa

tumbuhan, rawa gambut dan terumbu koral berumur holosen.

            Sedimen permukaan dasar laut yang berada di wilayah studi termasuk dalam

aluvium muda. Pengelompokan sedimen permukaan dasar laut didasarkan pada

prosentase besar butir klasifikasi folk (1980) yang dapat dibedakan menjadi beberapa

satuan sedimen dengan fraksi kasar (kerikil-pasir) tersebar lebih kearah dekat pantai,

sedangkan kearah lepas pantai lebih didominasi oleh sedimen berfraksi halus (lempung

dan lumpur)

            Berdasarkan batuan yang tersingkap menunjukkan struktur geologi berarah barat

laut-tenggara yang sama dengan arah struktur bentong suture di Malaysia. Sejarah

Page 9: timah bgs baca.doc

geologi diawali dengan dijumpainya batuan dasar metasedimen era peleozoik kelompok

tapanuli (Put) yang berumur karbon-perm. Kelompok ini tersingkap di daratan pulau

sumatara sedangkan didaerah karimun kundur terbentuk formasi papan (Mpt). Pada

waktu yan bersamaan terjadi pengangkatan kala permo-triass dengan munculnya batuan

magmatik granit yang berbentuk batholit.

            Pada era mesozoikum didaerah P.Karimun-Kundur hanya dijumpai batuan

sedimen/metasedimen formasi malang dan duriangkang. Tidak banyak yang diketahui

pada proses yang terjadi di daerah karimun-kundur pada era kenozoik khusunya kala

tersier. Sedangkan didaerah daratan sumatra, pada kala tersier diendapkan formasi

pematang, sihapas, telisa, petani dan minas yang merupakan cekungan sumatra tengah

dan berpotensi migas. Pada kala kuarter 2 juta tahun lalu terendapkan aluvial tua (Qp)

dan hingga saat ini aluvial muda (Qh).

            Pada proses endapan timah melalui beberapa fase penting yang sangat

menentukan keberadaan timah itu sendiri, fase tersebut adalah, pertama adalah fase

pneumatolitik, selanjutnya melalui fase kontak pneumatolitik-hidrotermal tinggi dan fase

terakhir adalah hipotermal sampai mesotermal.Fase yang terakhir ini merupakan fase

terpenting dalam penambangan karena mempunyai arti ekonomi, dimana larutan yang

mengandung timah dengan komponen utama silica (Si02) mengisi perangkap pada jalur

sesar, kekar dan bidang perlapisan.

2.6. Endapan Timah

            Endapan timah di Indonesia terletak pada jalur timah terkaya di dunia, yang

membujur mulai dari Cina selatan, Birma, Muangthai, Malaysia dan berlanjut ke

Indonesia. Jalur di Indonesia mengarah dari utara ke selatan yaitu dari pulau Karimun, P.

Kundur, P. Singkep, P. Bangka, Bangkinang (Sumatera bagian tengah)serta terdapat

tanda-tanda di kepulauan Anambas, Natuna dan Karimata. Sampai ini ada dua jenis

utama timah yang berdasarkan proses terbentuknya yaitu timah primer dan timah

sekunder,kedua timah jenis tersebut dibedakan atas dasar proses terbentuknya

(genesa). Endapan timah primer pada umumnya terdapat pada batuan granit daerah

sentuhannya, sedangkan endapan timah sekunder kebanyakan terdapat pada sungai-

sungai tua dan dasar lembah baik yang terdapat di darat maupun di laut.

Page 10: timah bgs baca.doc

            Produksi delapan puluh persen dari endapan timah sekunder yang merupakan

hasil proses pelapukan endapan timah primer, sedangkan sisanya ada dua puluh persen

berasal dari endapan timah primer itu sendiri. Penyebaran cadangan timah terdapat di

Negara-negara yang berada di jalur mineralisasi, seperti Negara-negara tersebut di atas.

Di Indonesia bahan tambang timah merupakan komoditi andalan untuk ekspor, selain

minyak bumi dan batu bara, dan kemungkinan masih cukup banyak endapan timah yang

masih belum ditemukan.

            Bentuk -  Bentuk Pengendapan Timah

            Batchelor. D, (1980), dan Worojati. D, (1994), menjelaskan bahwa bentuk-bentuk

pengendapan (depositional form) yang potensial terhadap konsentrasi endapan timah

dibagi kedalam 5 (lima) kelompok :

a.         Pengendapan eluvial dan kolovial

Gejala pengendapan eluvial dan kolovial di lapangan dapat dikenali

dengan  memperhatikan perubahan secara berangsur-angsur pada interval bawah

hingga ke atas tanpa dipisahkan oleh bidang erosi.

b.        Kipas Aluvial  (Aluvial fan)

Secara umum model kipas aluvial dibagi atas :

1)        Bagian Proksimal (dekat dengan sumber), tersusun atas batupasir

kasar yang mempunyai struktur masif dan berlapis.

2)        Bagian tengah kipas aluvial (mid fan) terusun atas batupasir kasar     hingga sedang.

3)        Bagian ujung kipas aluvial (distal fan) tersusun atas batupasir berukuran sedang  hingga

batulempung.

c.         Brainded Stream

Merupakan pola pengaliran yang bancuh / simpang siur, yang

menghasilkan    banyak  point bar.

d.        Meandering Stream

Merupakan pengendapan yang dibagi atas endapan dasar sungai dan

endapan   point   bar.

e.         Endapan pantai

Fasies endapan pantai secara umum mempunyai nilai ekonomi terhadap kandungan

mineral bijih.

 

Page 11: timah bgs baca.doc

2. 7. Sifat Fisik dan Karakteristik Mineral Dalam Bijih Timah

            Kasiterit (SnO2) merupakan mineral utama yang mengandung unsur Sn. Dalam

pembentukannya, mineral ini disertai dengan beberapa mineral berat berharga serta

sekelompok mineral pengganggu. Endapan bijih timah didalam kasiterit pada umumnya

berasal dari magma granitik, yaitu magma dari larutan yang bersifat asam (pembentukan

granit), sehingga keterdapatan endapan bijih Timah berhubungan erat dengan

terdapatnya batuan granit. Kandungan rata-rata kadar Sn dalam batuan sebagai indikasi

pegangan eksplorasi mineral dalam menentukan nilai latar belakang yang  diberikan oleh

Hawkess dan Webb (1962). Harga rata-rata ini untuk batuan beku adalah 32 ppm Sn,

dengan kandungan Sn yang kecil sebesar 6 ppm pada batuan beku mafik dan dengan

maksimum 45 ppm pada batuan fesilik, sedangkan untuk batuan sedimen serpih dapat

mencapai 40 ppm. Nilai rata-rata yang digunakan ditentukan oleh Onishi dan Sandell

(1957) dan Hamaguchi (1964) dengan kisaran nilai yang dikumpulkan oleh Wedepohl

(1974) dan Durasova (1967).1) Mineral berat berharga.a. Mineral Utama

            Mineral utama yang diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah (PPBT) Unit Kundur

adalahkasiterit (SnO2). Warna kasiterit ini bermacam-macam yaitu kuning coklat, kuning

kemerahan, coklat kehitaman dan coklat tua dengan berat jenis 6,8 – 7,1.

Mineral kasiterit permukaannya mengkilap dan berminyak. Umumnya tidak tembus

cahaya, tetapi lapisan permukaan kristalnya berkilau. Keberadaannya ada

yang primer ada pula yang aluvial. Dengan sistem kristal tetragonal4/m 2/m 2/m. Mineral

mineral bersifat konduktor.

b. Mineral ikutan berharga

            Secara umum mineral berharga yang terbawa

oleh mineral kasiterit, dan mineral ikutan berharga yang diproses di Pusat Pencucian

Bijih Timah (PPBT) Unit Kundur antara lain:

1. Ilmenit (FeTiO3)

            Umumnya ilmenit berwarna hitam besi atau hitam keabu-abuan, memiliki berat

jenis 4,5 – 5 dan bersifat konduktor dan sifat magnetik kuat. Biasa digunakan

sebagai rutil (TiO2) untuk industri keramik pigmen dan konsentrat titanium.

2.  Zircon

Page 12: timah bgs baca.doc

                 Memiliki warna merah pucat atau orange dengan berat jenis 4,2 –

4,7. zircon bersifat non konduktor dan non magnetik digunakan sebagai

bahan zirkonia untuk industri keramik.

3.    Monazit [(Ce, La, Y, Th)PO4]

            Umunya memiliki warna kuning atau jaring-jaring hijau. Berat jenis monazite antar

4,6 – 5,3  dan bersifat non konduktor dan megnetik lemah. Mineral ini dijual secara

berkala tergantung pesanan konsumen.

2.)  Mineral ikutan lainnya.

            Mineral – mineral lainnya yang sangat berpengaruh dalam bijih timah, yang

memiliki perbedaan warna, kekerasan, berat jenis, sifat kelistrikan dan

sifat magnetic (Tabel II-1). Dari hasil kondisi lapangan, pada penambangan kapal isap

produksi (KIP TIMAH II) Timah diperoleh beberapa mineral ikutan yang utama antara

lain: Pyrite/ Marcasite, ilmenit, zircone, anatase, turmalin, siderit dan mineral pengotor

utama pasir kuarsa.

BAB IIILANDASAN TEORI

3.1. Devinisi Kapal Isap Produksi

Kapal isap produksi adalah suatu alat gali atau pemindahan tanah yang

dipergunakan untuk menggali lapisan tanah bawah air, dimana peralatan mekanis dan

pengolahan materialnya bertumpu pada sebuah ponton. Selanjutnya material hasil

penggalian tersebut dipindahkan ke bagian pengolahan sementara, yaitu: instalasi

pencucian. Bagian pengolahan sementara ini berfungsi sebagai media pemisah antara

material endapan bijih timah ( Sn ) dengan material pengotor lainnya. Material endapan

bijih timah ( Sn ) hasil pencucian ditampung di dalam kampil bijih ( karung tempat bijih

timah ), sedangkan material pengotornya langsung terpisah dan dibuang ke dalam laut.

3.2. Bagian-Bagian Utama Kapal Isap Produksi

Page 13: timah bgs baca.doc

Secara garis besar bagian utama pada Kapal Isap Produksi adalah sebagai

berikut :

1. Alat Apung ( Ponton )

Ponton adalah bagian dasar/kumpulan dari beberapa tangki atau kompartemen

yang membentuk suatu badan kapal, ponton berbentuk tabung berdiameter 1,8

meter.Selain sebagai alat apung, ponton juga berfungsi untuk menyimpan HSD ( bahan

bakar solar ) dan air tawar.

3.3. Peralatan Pengoperasian Penggalian

            Untuk mendukung operasional penggalian di KIP,ada beberapa peralatan sangat

dominan:

1.    Cutter

2.    Ladder

3.    Pipa Hiap

4.    Pompa tanah

5.    GPS

6.    Mesin dorong/propeller

7.    Mesin (Engine)

1.    Cutter

            Cutter adalah alat gali atau alat potong dan alat yang mampu memberai,

mengiris(menggali) lapisan tanah. Dibuat dari bahan besi baja yang keras

sehingga tidak mudah haus karna gesekan dengan tanah, didalam cutter terdiri

dari 6 buah pisau dan tiap pisau terdiri dari 8 kuku yang bertugas memotong

lapisan tanah, cutter ditempatkan pada ujung ladder.

2.    Ladder.

            Berfungsi untuk penempatan cutter,pompa tanah,pipa isap dan pipa

tekan.panjang ladder sangat menentukan untuk mencapai kedalaman gali,setiap

KIP mempunyai panjang ladder yang berbeda-beda.Kontruksi ladder terdiri dari

besi siku dan plat sebagai dinding.ujung ladder dipasang cutter dan pangkal ladder

Page 14: timah bgs baca.doc

dipasang as sebagai tumpuan bagi naik turunnya ladder. Pompa tanah diletakkan

di ladder dengan jarak 9-12 meter dari cutter.

            Dalam proses penggalian, Ladder digerakan oleh kawat ladder

untuk     naik turunladder dalam proses penggalian. Kinerja ladder sangat

ditentukan oleh keahlian operator yang mengendalikan kawat Lader sesuai dengan

kedalaman pengalian. Kawat lader bisa saja putus bila ada arus dan

longsoran. Panjang ladder sangat menetukan untuk mencapai kedalaman

gali,  kedalaman gali maksimum mencapai 35 m.Konstruksi ladder terdiri dari

besi siku dan plat sebagai dinding. Ujung ladder dipasang cutter dan pangkal

ladder dipasang as sebag tumpuan naik turunnya ladder.

3.    Pipa Hisap

            Pipa hisap adalah pipa yg berbentuk mulut bebek yg berfungi untuk

menghisap tanah yang telah di hancurkan oleh cutter akan tetapi yg memberikan

daya hisap adalah pompa tanah karena pipa hisap alat bantu pompa tanah.

4.    Pompa Tanah

            Pompa tanah berfungsi menghisap material hasil gali dari

cutter yang  selanjutnya ditransportasi ke saring putar melalui pipa keong, pipa

press dan pipa spiral menuju ke saring putar. Pompa tanah di letakkan pada ladder

dengan jarak sekitar 9-12 meter dari cutter,untuk memindahkan campuran tanah

dan air yang sudah digali dengan cutter,melalui pipa isap dan pipa tekan dialirkan

ke saringan putar.

            Kinerja cutter dan pompa tanah harus betul2 dikuasai oleh operator dalam

operasional penggalian KIP. Pompa tanah juga dapat menghisap tanah yang

terberai oleh cutter, dapat memperlemah  dinding tanah sehingga mudah tuk

dihisap.

5.    GPS

            Peralatan dalam proses penggalian dibantu oleh adanya GPS yang dapat

memonitor koordinat posisi kapal isap dengan ketelitian hingga 1 m setiap saat

dan juga kedalaman penggalian. Kapten menyimpan titik-titik lokasi yang pernah

Page 15: timah bgs baca.doc

digali sehingga kemungkinan akan tergalinya tanah yang sudah digali sangat

kecil.

6.    Mesin dorong/propeller

            Mesin dorong berfunsi sebagai menggerakkan kapal untuk belayar,dalam

operasional penggalian berfungsi untuk memberi dorongan  kapal   kekiri dan

kekanan,agar bisa berputar 360o mendorong untuk menekan ujung cutter terhadap

tanah yang akan digali.

5 . Mesin (engine)

Mesin (engine) KIP terdiri dari.

1. Engine For gravel  pump, mesin  funsinya untuk

menggerakkan   pompa  tanah.                  

2. Engine for  hydrolic  pump  for  cutter  and  ladder wich,  mesin  yang  fungsinya untuk

menggerakkan cutter and ladder.

3. Engine for water pump & hydrolic plant ,mesin  yang  fungsinya  menggerakkan Saringan

putar,penggerak Jig dan pompa onderwater.

4. Engine for operation dredge (engine for propeller swing),mesin yang  fungsinya untuk

menggerakkan propeller,janggka labuh.  

5. Engine for sailing dredge(propeller moving engine),mesin yang berfungsi

untuk Menggerakkan propeller ketika berlayar.

6. Electric  Generator ,  mesi   yang   fungsinya   untuk   menggerakkan   generator

Penerang dan motor las.

3.4. Peralatan pencucian/pemisahan                                                                      

          Peralatan pencucian yang digunakan kapal isap produksi timah II , ada beberapa

peralatan yang sangat berperan penting antara lain :

1.    Saringan Putar

2.    Jig primer

3.    Jig Clean Up

4.    Sakan

5.    bandar tailing

3.5. Latar Belakang KIP Timah II

Page 16: timah bgs baca.doc

1.    Riwayat KIP Timah II

            KIP Timah II Dirancang oleh PT. Timah (Persero) Tbk pada tahun 2008, yang

lokasinya di Air Kantung Sungailiat Kabupaten Bangka. Uji coba operasi pada tanggal 22

Mei 2009 di perairan Bangka dan di resmikan pada tanggal 31 Desember 2009 oleh

Direktur PT. Timah (Persero) Tbk. Bapak Wachid Usman.

            KIP Timah II beroperasi mulai dari September 2010 sampai  sekarang di wilayah

Laut Kundur Kepulauan Riau pada saat ini operasional KIP Timah II berada di wilayah

Kuasa Penambangan (KP-6183) pada koordinat  310000 - 310200 LU dan 10093400 -

10093600 BT.

2. Konstruksi KIP Timah II

            Konstruksi KIP Timah II ada dua. yaitu konstruksi Atas dan Bawah. Untuk di atas

yaitu:

6.    Atas            : Merupakan Tempat Operasional KIP Timah II. Yang terdiri

atas                             Dua dek. Dan berisi peralatan mesin, pencucian, Ruang

komando,                       dan ruang karyawan dan lain-lain.

7.    Bawah        : Merupakan Konstruksi dari pada seluruh KIP Timah II. Di

mana                             konstruksi berbentuk tabung dengan berdiameter 1,8 m

yang merupakan gabungan beberapa Konstruksi seluruh sebagai pondasi bawah yang

berfungsi Sebagai tempat penyimpanan bahan bakar dalam air tawar.

BAB IVPEMBAHASAN

4.1. Pencucian

          Pencucian merupakan proses akhir dari rangkaian kegiatan penambangan,

sehingga besar kecilnya perolehan sangat ditentukan oleh kegiatan pencucian,

Pencucian yang digunakan dengan pemisahan menggunakan media air laut.

4.2. Fungsi Pencucian

          Fungsi pencucian dalam suatu kegiatan penambangan adalah untuk mencuci

atau mengolah atau memisahkan bahan galian dari mineral-mineral pengotor, untuk

mendapatkan mineral utama dan mineral-mineral ikutan berharga lainnya. Setelah

Page 17: timah bgs baca.doc

dilakukan pencucian  bijih timah pada kapal isap produksi timah II kadar sn yang

didapatkan adalah ± 60-70 %.

4.3. Fungsi Peralatan Pencucian

          Pencucian dapat berfungsi dengan baik apabila peralatan maupun prosesnya

berfungsi dengan baik pula. Apabila Posisi instalasi peralatan pencucian yang kurang

baik maka akan mengakibatkan kehilangan mineral timah dan mineral-mineral  berharga

lainnya. Peralatan pencucian inilah sebagai media pembersih timah yang di bantu oleh

air. Alat pencucian merupakan media atau alat bantu dalam pencucian.

4.4. Peralatan Pencucian

            Peralatan pencucian terdiri dari:

4.4.1. Saringan putar (grizzly)

            Merupakan alat pemisahan material bahan galian awal, dimana material halus

bertimah sebagai undersize dan material kasar seperti bongkahan tanah besar, batu, dan

kerang-kerangan, dan lain-lain sebagai oversize. Untuk ukuran undersize adalah <10 mm

sedangkan oversize >10 mm, dan kemiringan sudut saring putar pada KIP Timah II

adalah 6o.

4.4.2. JIG

            Jig adalah suatu alat pemisah bijih timah berdasarkan perbedaan berat

jenis ( BJ ) dari bijih timah dan mineral-mineral ikutan lainnya. Seperti halnya

sakan, jig juga menggunakan prinsip gravitasi. Butiran bijih timah akan turun secara

gravitasi akibat adanya gaya isap (suction) dan tekan (pushion) dari air yang berada

dalam kompartemen jig akibat gerakkan dari penggerak jigdengan sistem hidrolik.

            Proses pencucian bijih timah di kapal isap dilakukan dengan menggunakan

alat Jig  tipe Pan America, yaitu tipe jig diafragma dengan posisi membran berada di

bawah. Gerakanmembran-nya dari atas ke bawah dengan gerakan tekanan isap.

Tiap kompartemen dapat diatur panjang dorongannya (stroke) masing-masing Pada

kapal isap produksi peralatan pencuciannya menggunakan jig tipe Pan America, yaitu

suatu tipe peralatan pencucian yang terjadi akibat adanya gaya tekan dan gaya isap

dengan bersumber dari media air yang didorong dari atas ke bawah  peralatan jig. Kapal

isap produksi hanya menggunakan 2 tingkatan, yaitu jig primer dan jigclean up. Jig

primer menerima umpan / feed dari undersize grizzly dan saring putar (revolving

Page 18: timah bgs baca.doc

screen). Oversize jig primer berupa material kasar akan terbuang sebagai tailing melalui

bandartailing sedangkan undersize berupa material halus campuran bijih timah dan pasir

kemudian diolah lebih lanjut melalui jig clean up.

4.4.2.1.  Saringan (Rubber Screen)

            Saringan gunanya untuk menahan jig bed (hematite) jangan sampai turun ke

bawah dan melewatkan atau meloloskan bijih timah. Pada umumnya saringan dibuat dari

bahan yang tahan terhadap korosi seperti pospor brons, baja tahan karat dan karet.

Ukuran lubangnya harus lebih kecil dari hematite dan lebih besar dari bijih timah,

biasanya dipakai dengan ukuran 4 x 10 mm untuk kompartemen A dan ukuran 3 x 10 mm

untuk kompartemen BC, ukuran lubang 6-10. Saringan berukuran lebih besar diletakan

melintang terhadap arah aliran, dengan tujuan agar lubang saringan tidak mudah buntu

atau tersumbat.

4.4.2.2.  Bed

            Bed adalah lapisan material diatas saringan jig, yang terdiri dari

batu hematite yang berfungsi sebagai bahan perantara dalam memisahkan bijih timah

yang berat jenisnya lebih tinggi dengan bijih yang berat jenisnya lebih rendah.

Ukuran pada jig primer                       =  25 – 40 mm

Ukuran pada jig clean up                    =  8 – 10 mm

Contoh perhitungan kebutuhan batu hematite sebagai bed jig :

PA jig dengan opening area/cell         = 1,25 m x 1,25 m

Luas area/cell  = 1,25 m x 1,25 = 1,5625 m2

Tinggi rooster  = 100 mm = 0,1 m

Volume            = 1,5625 m2 x 0,1 m = 0,15625 m3

BJ pure            = 2,3 ton/m3

Berat bed jig    = 0,15625 m3 x 2,3 ton/m3 = 0,359 ton/cell

Jadi kebutuhan bed jig untuk 1 unit jig PA 2 x 3 cell

(2 x 3 cell/unit) x 0,359 ton/cell = 2,154 ton/unit dibulatkan menjadi 2,2 ton/unit.

4.4.2.3. Afsluiter Underwater

            Berfungsi sebagai pengatur cross flow dan mengatur  pemasukan air ke tiap

tangki jig dan menjaga keseimbangan air dalam jig, maka air perlu ditambahkan dan

dimasukkan ke dalam jigdari sebelah bagian bawah

saringan (Hutch), disebut underwater atau hutchwater. Selain itu fungsi yang terpenting

Page 19: timah bgs baca.doc

adalah untuk mengontrol pemisahan konsentrat dan tailing, sehingga tailing yang sudah

masuk ke dalam jig bed dapat didorong kembali ke atas dan keluar sebagai tailing.

4.4.2.4. Kisi – Kisi (Rooster)

            Kisi-kisi (rooster) adalah alat yang berguna untuk menjepit saringan jig dan

menahan bedagar tetap di tempat. Kisi-kisi dibuat berpetak-petak supaya bed tersebar

merata di seluruh permukaan jig sesuai kompartemen. Bahan kisi-kisi terbuat dari kayu

(papan) dan dari plat (besi) yang di lapisi oleh karet.

4.4.2.5. Alat Penggerak

            Untuk membuat gerakan isapan dan tekanan secara terus

menerus (continuitas). Alat yang digunakan sebagai penggerak

adalah menggunakan pompa hidrolik yang dihubungkan dengan satu

sumbu eksentrik yang dibagi untuk 3 kompartemen ABC dengan panjang stang yang

sama secara mekanis. Stang balance diafragma merupakan salah satu alat penggerak

untuk proses pencucian, yang dipergunakan pada jig type Pan America. Stang

balance diafragma ini berfungsi untuk merubah gerakan berputar yang ditimbulkan oleh

pompa hidrolik menjadi gerakan atas bawah. Alat ini fungsinya untuk menimbulkan

isapan (Suction) dan tekanan (Pushion) pada permukaan bed jig. Gerakan atas

bawahnya dapat disetel (diubah-ubah) disesuaikan dengan kebutuhan.

4.4.2.6. M e m b r a n

            Gunanya adalah untuk memberikan gaya isapan (Suction) dan

dorongan (Pushion) dengan menutup rapat antara tangki dan torak yang digerakan oleh

motor penggerak. Membran ini harus diklem dengan kuat, sehingga tidak terjadi

kebocoran atau lepas dan tidak boleh di cat karena akan mengakibatkan mudah retak

dan pecah.

4.4.2.7. Pushion

            Torak mendorong air di mana ada pengendapan atau bed sehingga

terjadi pushion atau dorongan, sehingga partikel di atas saringan bergerak mengembang

dan bed akan terbuka. Ukuran saringan lebih kecil dari ukuran bed, tetapi lebih besar dari

ukuran partikel yang disaring sehinggamaterial yang mempunyai berat jenis besar akan

disaring dan terpisah dengan berat jenis kecil.

4.4.2.8 Suction

Page 20: timah bgs baca.doc

            Apabila terjadi suction, maka di dalam hutch terjadi penyedotan terhadap partikel-

partikeldi dalam atau diatas saringan, bila penyedotan ini besar maka material akan ikut

tertarik. Untuk memperkecil penyedotan ini diberikan air tambahan ( underwater ) agar air

dalam hutch tenang, sehingga terjadi pemisahan. Pada waktu Pushion, bed akan

terangkat dan merenggang, makamaterial berat akan menerobos masuk melalui sela -

sela bed, yang biasanya berupa hematitedan material dengan berat jenis besar akan

masuk kedalam hutch sebagai produk, dan pada waktu suction, bed akan menutup

dan material ringan terus mengikuti aliran air bagian atas sebagai tailing.

4.4.2.9. S p i g o t

            Spigot merupakan alat untuk mengeluarkan konsentrat yang keluar melewati

saringan dan untuk mengatur jumlah air di dalam tangki jig. Bentuk dari Spigot ialah

kerucut yang berbahan dari karet.

4.4.2.10. Spesifikasi Jig

1.   Revolving Screen /Trommel              :

            - 1 set dia 2000 x 4860, steel construction

            - Trommel drive hydraulic,torque 38 NM/MPA,10 RPM

2.   Primary Jigs  :

             - 25 cell Pan American Jigs 1250 x 1250

             - Jig drive hydraulic,torque 411NM,speed 192 RPM 

3.   Clean-up Jigs

             -  16 cell Pan American Jigs 900 x 900

             -  Jig drive hydraulic torque 411NM,speed 192 RPM

4.2.3. SHAKAN (sluice box)

            Shakan  atau yang disebut sluice box yaitu suatu saluran yang dasarnya rata dan

di atasnya dialirkan air bersama butiran-butiran mineral. Pada dasar saluran dipasang

beberapa kayu penahan ( riffles) tegak lurus arah aliran air dengan jarak tertentu. Proses

pemisahannya berdasarkan berat jenis melalui suatu aliran air yang tipis di atas sebuah

permukaan yang sedikit miring berupa papan atau deck. Sakhan atau palong yang

digunakan pada instalasi pencucian berjumalah 1 unit  dengan panjang bervariasi

antara 4 – 6 m lebar perjalur sekitar 1 - 1,5 m Dengan tinggi dinding 40 – 80 cm dan

kemiringan 5o – 6o. Fungsi alat ini adalah untuk mencucikonsentrat bijih timah

Page 21: timah bgs baca.doc

yang  dialirkan melalaui pipa spigot pada jig clean up kompertemen Adengan pasir halus

untuk menghasilkan kadar Sn 60 – 70 %. Final konsentratnya yaitu konsentrattersebut

dimasukkan kedalam karung dan takaran berat konsentrat adalah 50 kg/karung.

4.2.4. Bandar Tailing

            Bandar tailing merupakan jalur atau bandar pembuangan material yang tidak

berharga seperti pasir, batuan dan lain-lain. Sistem buangan limbah dari masing-masing

proses pencucian KIP dengan cara tailing dipisahkan dan langsung dibuang ke laut

melalui buritan kapal, dan dimanfaatkan untuk menutup kembali lubang bekas galian.

Untuk limbah hidrokarbon ditampung dan diamankan dari TPS limbah B3 Prayun, sesuai

dengan izin PSL-B3 kepmen LH No. 360/2007 tentang izin penyimpanan limbah bahan

berbahaya beracun.

4.5. Tahapan Operasi Penambangan dan Pencucian Timah di Kapal Isap Produksi

            Sistem pencucian untuk KIP memiliki prinsip kerja yakni Mekanisme KIP,

pengisapan yang dilakukan sistem kombinasi tekan dan memutar/melingkar. Gerakan

isap dilakukan pada lapisan melalui tekanan ladder yang ujungnya dilengkapi pipa hisap

dan cutter, gerakan berhenti optimasi bila tekanan lapisan keras. Kemajuan tambang

relatif mengikuti putaran KIP bergerak dari suatu titik ke titik lain sesuai dengan peta

rancangan kerja material yang terhisap tersebut kemudian masuk ke bak

penampungan/bejana tuang untuk proses pencucian. Material dari pompa tanah

diteruskan ke saringan putar, didalam bejana saringan putar yang sedang berputar

inimaterial sekaligus disemprotkan oleh pipa hisap dan dilengkapi oleh air tambahan

untuk mengalirkan batu-batu besar kebandar batu menuju bandar tailing. Hasil dari

saringan putar merupakan material yang berupa pulb yang dalam hal ini

merupakan feed. Feed tersebut dialirkan ke instalasi pencucian melalui bak pembagi (boil

box), material pengotor (keras) sebagai taillingdibuang melalui bandar batu atau

bandar tailling. Sedangkan pulb (feed) dicuci lebih lanjut dengan menggunakan jig

primer, jig sekunder . Bijih timah bersih yang telah terpisah dari materialpengotor/lumpur

dibagi menjadi dua golongan, masing-masing berupa konsentrat A high grade dan B low

grade dengan kadar 20 – 30% (basah). Pada kapal isap adanya penambahan alat

pencucian yang akan meningkatkan kadar dari bijih timah tersebut

yaitu shakan. konsentrat hasil pencucian jig akan dicuci pada shakan untuk

menghasilkan konsentrat dengan kadar berkisar Sn 60 – 70%.

Page 22: timah bgs baca.doc

4.6. Sistem Kerja Pencucian Kapal Isap Produksi

Proses pencucian pada Kapal Isap Produksi adalah sebagai berikut:

1.  Cutter memotong lapisan tanah yang mengandung pasir timah kemudian lapisan tanah

yang terberai dihisap oleh pompa isap tanah.

2.  Pompa isap tanah menghisap feed dan kemudian menyemprotkannya kedalam saring

putar.

3.  Saring putar yang berbentuk grizzly berfungsi sebagai alat

pemisah                     ( sizing ), oversize saring putar keluar sebagai tailing melalui

bandar tailing sedangkan undersize dialirkan oleh bandar saring putar ke dua unit  jig

primer.

4.  Jig primer berfungsi sebagai alat pemisah dengan prinsip perbedaan berat jenis

mineral.Oversize jig primer keluar sebagai tailing sedangkan undersize jig primer dari

semuakompartemen ( A,B,C,) dialirkan langsung ke jig clean up.

5.  Jig clean up berfungsi sebagai alat pemisah dengan prinsip perbedaan berat

jenis. Oversize jig clean up keluar sebagai tailing, sedangkan undersize jig clean

up kompartemen A dialirkan ke penampung konsentrat A Sn = 45-50 %

6.  Konsentrat A diproses di shakan untuk menghasilkan konsentrat akhir dengan

kadar Sn > 70 % yang dikemas dalam karung dan ditimbang dengan berat ± 50

kg/karung.

7.  Undersize jig clean up kompartemen B dan C ditampung di penampung konsentrat B dan

C itu sendiri  kemudian disirkulasi kembali ke kompartemen A  jig clean up.

8.  Oversize dari shakan juga ditampung dan disirkulasi kembali ke kompartemen A jig clean

up.Konsentrat akhir yang dihasilkan harus mempunyai kadar Sn > 60 - 70 %.

 

4.7. Hasil Produksi Yang di Dapatkan

            Hasil produksi merupakan jumlah bijih timah atau cassiterite yang didapatkan tiap

bulan dimana pada Kapal Isap Produksi Timah II ditargetkan perbulannya untuk

menghasilkan 30 ton/bulan atau 600 kampil/50kg, sedangkan hasil yang dicapai pada

Kapal Isap Produksi Timah II adalah ± 30 - 45 ton/bulan. Bijih timah yang telah di

kumpulkan tiap empat hari, bijih timah tersebut diangkut oleh kapal penjangkaran untuk di

Page 23: timah bgs baca.doc

bawa ke pusat pengolahan bijih timah unit kundur untuk dileburkan menjadi timah

balok ingot, tin ball, tin soldier, dan lain-lain.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

            Dari hasil penulisan laporan ini penulis menyimpulkan faktor-faktor yang harus

diperbaiki dalam pencucian bijih timah menggunakan alat pencucian pada Kapal Isap

Produksi dalam pemisahan mineral berharga dengan mineral pengotor  sehingga

mendapatkan kadar sn ± 60-70 %adalah :

1. Setelan arus air yang tepat/sesuai, arus air tidak boleh terlalu deras karena apabila arus

airnya terlalu deras maka bijih timah akan ikut terbuang bersama tailing.

2. Ukuran ruber screen yang digunakan adalah <10 mm karena apabila ukuran ruber

screen >10 mm maka mineral pyrite, kuarsa dan batuan akan mudah masuk kedalam Jig

Primer dan Jig Clean Up atau dapat disimpulkan semakin besar lubangnya, makin besar

ruang antara batu-batu bed dan makin besar butir yang melaluinya. Jika lubang saringan

kecil <10 mm, maka kecil juga material  yang masuk seperti bijih timah

sehingga konsentrat menjadi lebih bersih. Pada saat final

konsentrat melalu shakan  Kadar sn yang didapatkan adalah 60-70%.

5.2. Saran

            Dari hasil pengamatan dan pencarian data dilapangan bahwa penulis memberi

saran yaitu :

1. Pada KIP Timah II berat bijih timah perkaleng susu yang diambil adalah >1,2 kg/kaleng

susu, sedangkan bijih timah yang berat 0,9 - 1,1 kg/kaleng susu di buang, saran saya

ada baiknya bijih timah yang di buang tersebut diambil untuk diolah dan

diambil mineral ikutannya.

2. Untuk menghindari off kerja karena kerusakan alat ada baiknya setiap satu minggu dua

kali bagian perawatan melakukan pengecekan alat-alat penggalian dan pencucian KIP

Timah II agar dapat mengetahui keausan dan kerusakan alat.

Page 24: timah bgs baca.doc

DAFTAR PUSTAKA

TAMBANG TIMAH PT.,STRATEGI PERUSAHAAN, 1995 – 2004 ; PT. TIMAH, Pangkalpinang 1994 (unpublished document).

Mirza Ibrahim Drs.; Sejarah dan Perkembangan Penambangan Timah di wilayah Kundur; PT. Tambang Timah (Persero) Tbk. Unit Penambangan Timah Kundur; Kundur 1990 (unpublished).

Badan Meteorologi dan Geofisika Kepulauan Riau 2010.Tambang Timah PT.; Pedoman Teknik Kerja, Data-data, laporan-laporan, serta buku-buku

yang diijinkan, PT. Tambang Timah.

Irwan Ir.; Pengolahan Bahan Galian, Pemisahan Bijih Timah Dengan Jig, mesh ruber screen;Universitas Bangka Belitung; Balunijuk 2012.