tht-kl case
TRANSCRIPT
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 1/30
BAB I
PENDAHULUAN
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas yang timbul pada epitel pelapis
ruang yang terletak dibelakang hidung (nasofaring).1 Karsinoma nasofaring memiliki
beberapa gejala yang khas dan dapat dibagi dalam empat kelompok besar berupa
gejala nasofaring sendiri, gejala telinga, gejala mata dan saraf, serta gejala metastasis
atau gejala di leher. Gejala nasofaring dapat berupa epistaksis ringan atau sumbatan
hidung, gejala nasofaring dapat berupa tinnitus, rasa tidak nyaman di telinga hingga
rasa nyeri telinga, gejala mata dan saraf dapat berupa diplopia dan neuralgia
trigeminal, sedangkan gejala metastasi kelenjar leher dapat berbentuk benjolan dileher.2
Karsinoma nasofaring merupakan salah satu kanker yang paling sering terjadi
di Cina Selatan dan sia !enggara. "nsiden di Cina Selatan pada pro#insi Guang$hou
dengan insiden sekitar %&'&1&&.&&& per tahun, sedangkan insiden di beberapa
negara di sia !enggara seperti singapura memiliki angka insidensi 1*1&&.&&&,
+alaysia .-1&&.&&&, ietnam -.*1&&.&&, !ai/an -1&&.&&& dan 0ilipina
.1&&.&&&.%,
3i "ndonesia karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan
leher yang terbanyak ditemukan. 4ampir &5 tumor ganas kepala dan leher
merupakan karsinoma nasofaring. 6eberapa studi di pusat kesehatan di "ndonesia
menunjukan frekuensi pasien karsinoma nasofaring hampir merata di setiap daerah.
3i 7S89: dr. Cipto +angukusumo ;akarta ditemukan lebih dari 1&& kasus dalam
satu tahun, 7S 4asan Sadikin 6andung rata'rata & kasus per tahun, 8jung pandang
2* kasus, 9alembang 2* kasus, 1* kasus dalam setahun di 3enpasar dan 11 kasus di
9adang dan 6ukit !inggi.2
3iagnosis dini sangat menentukan prognosis pasien, namun <ukup sulit
dilakukan karena nasofaring tersembunyi dibelakang tabir langit'langit dan terletak di
ba/ah dasar tengkorak serta berhubungan dengan banuak daerah penting di dalam
tengkorak. Gejala nya pun ber#ariasi pada perkembangan a/al penyakit, sehingga
seringkali tumor ditemukan terlambat dan menyebabkan metastasis ke leher lebih
sering ditemukan sebagai gejala pertama.2
1
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 2/30
+empertimbangkan sulitnya penentuan diagnosis dini pasien dengan
karsinoma nasofaring dan sulitnya pemeriksaan fisik yang harus dilakukan, maka
sebagai dokter umum kita perlu mengenali tanda dan gejala pada perkembangan a/al
penyakit. =aporan presentasi kasus ini membahas kasus mengenai seorang laki'laki
datang dengan keluhan mun<ul benjolan di leher yang semakin membesar sejak > %
bulan sebelum masuk rumah sakit.
2
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 3/30
BAB II
STATUS PASIEN
I. Identifikasi
:ama ? !n. 3
;enis kelamin ? =aki'laki
8sia ? 1 !ahun
lamat ? Kelurahan Sungai ;auh, Ke<amatan
7a/as 8lu, Kabupaten +usi 7a/as.
9endidikan ? !amat S=!
9ekerjaan ? +ahasis/a
gama ? "slamSuku ? ;a/a
6angsa ? @arga :egara "ndonesia
:o. 7ekam medisregistrasi ? -7"1*&1&
+7S ? 12 :o#ember 2&1* (6angsal ster 6)
II. Anamnesis
(lloanamnesis pada tanggal 1% :o#ember 2&1* pukul 1.%& @"6)
Keluhan utama
+un<ul benjolan di leher sejak > % bulan yang lalu
Keluhan tambahan
-Ria!at "e#$alanan "en!akit
Sejak > bulan yang lalu os mengeluh sakit kepala, sakit kepala
dirasakan hilang timbul, sakit kepala dirasakan seperti ditusuk'tusuk, dan
lebih sering dirasakan pada malam hari. Sakit kepala berlangsung > 2 jam
setiap kali serangan, serangan bisa beberapa kali dalam satu hari.
Sejak > bulan yang lalu os mengeluh telinga berdenging, telinga
berdenging dirasakan terus menerus, demam ('), keluar <airan dari telinga
('), batuk pilek ('), nyeri telinga (').
Sejak > % bulan yang lalu os mengeluh hidung tersumbat, hidung
tersumbat sebelah terus menerus, demam ('), batuk pilek ('), ri/ayat
masuk suatu benda ke rongga hidung ('). As juga mengeluh mun<ul
benjolan di leher kanan dan kiri sebesar biji kopi, benjolan di leher sebelah
kiri dirasakan relatif lebih besar dibanding benjolan di leher sebelah kanan,
demam ('), nyeri disekitar benjolan ('), ri/ayat terbentur di daerah leher
('), rasa berdebar'debar ('), tremor ('), penurunan berat badan (>).
Sejak > 2 bulan yang lalu os mengeluh benjolan pada leher kanan dan
kiri semakin membesar, kini sebesar telur ayam, demam ('), nyeri disekitar
benjolan ('), ri/ayat terbentur di daerah leher ('), sulit membuka mulut
(>). As juga mengeluh telinga terasa seperti tertutup, dan pendengaranterasa berkurang. 9andangan berbayang ('). As kemudian berobat ke
3
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 4/30
7S83 dan benjolan di leher kiri dioperasi dan di periksa patologi anatomi,
hasil patologi menunjukan metastasis Ca pada 7egio Coli. As kemudian
berobat ke poliklinik !4!'K= 7S89+4 9alembang.
Ria!at "en!akit dahulu
4ipertensi ? disangkal9enyakit ;antung ? disangkal
9enyakit Ginjal ? disangkal
9enyakit Kelamin ? disangkal
3iabetes +elitus ? disangkal
!uberkulosis ? disangkal
sma ? disangkal
lergi ? disangkal
Sakit gigi ? disangkal
:yeri menelan berulang ? disangkal
Ria!at Pen!akit Kelua#%a
Keluhan yang sama dengan os ? disangkal
4ipertensi ? disangkal
9enyakit ;antung ? disangkal
9enyakit Ginjal ? disangkal
9enyakit Kelamin ? disangkal
3iabetes +elitus ? disangkal
!uberkulosis ? disangkal
sma ? disangkal
lergi ? disangkal
III. Peme#iksaan &isik
a. Status "#esens
1) 9emeriksaan umum
Keadaan umum ? tampak sakit sedang
Kesadaran ? compos mentis
!ekanan darah ? 11&-& mm4g
:adi ? 2 Bmenit
9ernapasan ? 22 Bmenit
Suhu ? %,-C
6erat badan ? kg
!inggi badan ? <m6entuk badan ? astenikus
2) 9emeriksaan khusus
Kepala ? konjungti#a forniks AS dan A3 tidak
anemis, sklera tidak ikterik.
=eher ? ;9 (*'2) <m42A, pembesaran KG6 (>)
submandibular deBtra et sinistra, tampak
benjolan sebesar telur ayam, bengkak ('),
merah ('), erosi ('), pada palpasi teraba
benjolan konsistensi keras, permukaan rata,
batas tidak tegas, terfiksir, tidak terdapat nyeri
4
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 5/30
tekan, ukuran -<mB*<mB2<m (kanan) dan
*.*<mB*<mB2<m (kiri).
!horaks ? simetris, tidak tampak kelainan pada
dinding dada.
Cor? batas jantung normal,
mur mur tidak ada, gallop tidak ada.
9ulmo? sonor dikedua lapangan paru,
#esikuler (>) normal, ronkhi ('),
wheezing (').
bdomen ? simetris, datar, nyeri tekan ('), timpani,
bising usus (>) normal
Dkstremitas ? bentuk normal
Kulit ? tidak tampak kelainan
b. Status L'kalis
!elinga
". !elinga =uar Kanan Kiri
7egio 7etroaurikula
• bses
• Sikatrik
• 9embengkakan
• 0istula
• ;aringan granulasi
7egio Eigomatikus
• Kista 6rankial Klep
• 0istula
• =obulus ksesorius
urikula
• +ikrotia
• Dfusi perikondrium
• Keloid
• :yeri tarik aurikula
• :yeri tekan tragus
+eatus kustikus Dksternus
• =apangsempit
• Aedema
• 4iperemis
• 9embengkakan
• Drosi
• Krusta
• Sekret (serousseromukusmukopuspus)
• 9erdarahan
• 6ekuan darah
• Cerumen plug • Epithelial plug
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
=apang'
'
'
'
'
'
'
'
'
''
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
=apang'
'
'
'
'
'
'
'
'
''
5
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 6/30
• ;aringan granulasi
• 3ebris
• 6enda asing
• Sagging
•
Exostosis
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
"".+embran !impani
• @arna (putihsuramhiperemishematoma)
• 6entuk (o#albulat)
• 9embuluh darah
• 7efleks <ahaya
• 7etraksi
• Bulging
• 6ulla
• 7uptur
• 9erforasi
(sentralperifermarginalatti<)
(ke<ilbesar subtotal total)
• 9ulsasi
•
Sekret (serous seromukus mukopus pus)• !ulang pendengaran
• Kolesteatoma
• 9olip
• ;aringan granulasi
9utih
6ulat
:ormal
(')(>)
'
'
'
'
'
'
!idak terlihat'
'
'
9utih
6ulat
:ormal
(')(>)
'
'
'
'
'
'
!idak terlihat'
'
'
Gambar+embran !impani
6
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 7/30
""". !es Khusus Kanan Kiri
1. !es Garpu !ala
!es 7inne
!es @eber
!es S</aba<h
>
!idak ada
lateralisasi
Sama dengan
pemeriksa
>
!idak ada
lateralisasi
Sama dengan
pemeriksa
2. !es udiometri
udiogram
%. !es 0ungsi !uba
!es alsa#a
!es !oynbee
!idak
dilakukan
!idak
dilakukan
. !es Kalori
!es Kobrak
!idak
dilakukan
!idak
dilakukan
4idung
". !es 0ungsi 4idung Kanan Kiri
!es aliran udara
!es pen<iuman
• !eh
• Kopi
• !embakau
Cukup
!idak
dilakukan
Kurang
!idak
dilakukan
"". 4idung =uar
3orsum nasi
kar hidung9un<ak hidung
:ormal
:ormal :ormal
:ormal
:ormal :ormal
7
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 8/30
Sisi hidung
lanasi
3eformitas
4ematoma
9embengkakan
Krepitasi4iperemis
Drosi kulit
ulnus
8lkus
!umor
3uktus nasolakrimalis (tersumbattidak tersumbat)
:ormal
:ormal
'
'
'
''
'
'
'
'
!idak
tersumbat
:ormal
:ormal
'
'
'
''
'
'
'
'
!idak
tersumbat
""". 4idung 3alam
1. 7inoskopi nterior
a. estibulum nasi
• Sikatrik
• Stenosis
• tresia
• 0urunkel
• Krusta
• Sekret (serousseromukusmukopuspus)
b. Kolumela
• 8tuhtidak utuh
• Sikatrik
•
8lkus<. Ka#um nasi
• =uasnya (lapang<ukupsempit)
• Sekret (serousseromukusmukopuspus)
• Krusta
• 6ekuan darah
• 9erdarahan
• 6enda asing
• 7inolit
• 9olip
• !umor d. Konka "nferior
• +ukosa
(erutopi hipertropiatropi)
(basahkering)
(li<intakli<in)
• @arna (merah mudahiperemispu<atli#ide)
• !umor
e. Konka media
• +ukosa
(erutopi hipertropiatropi)(basahkering)
'
'
'
'
'
'
8tuh
'
'
=apang
'
'
'
'
'
'
'
Dutropi, basah,
li<in
+erah muda
'
Dutropi, basah,
li<in
+erah muda
'
'
'
'
'
'
8tuh
'
'
=apang
'
'
'
'
'
'
'
Dutropi,
basah, li<in
+erah muda
'
Dutropi,
basah, li<in
+erah muda
8
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 9/30
(li<intakli<in)
• @arna (merah mudahiperemispu<atli#ide)
• !umor
f. Konka superior
• +ukosa
(erutopi hipertropiatropi)
(basahkering)
(li<intakli<in)
• @arna (merah mudahiperemispu<atli#ide)
• !umor
g. +eatus +edius
• =apang sempit
• Sekret (serousseromukusmukopuspus)
• 9olip
• !umor
h. +eatus inferior
• =apang sempit
• Sekret (serousseromukusmukopuspus)
• 9olip
• !umor
i. Septum :asi
• +ukosa
(erutopi hipertropiatropi)
(basahkering)
(li<intakli<in)
• @arna (merah mudahiperemispu<atli#ide)
• !umor
• 3e#iasi
(ringansedangberat)
(kanankiri)
(superiorinferior)
(anteriorposterior)
(bentuk Cbentuk S)
• Krista
• Spina
• bses
• 4ematoma
• 9erforasi
• Drosi septum anterior
Sulit dinilai
=apang
=apang
''
'
Dutropi
6asah
=i<in
+erah muda
'
'
'
'
'
'
'
'
Sulit dinilai
=apang
=apang
''
'
Dutropi
6asah
=i<in
+erah muda
'
'
'
'
'
'
'
'
9
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 10/30
Gambar3inding =ateral 4idung3alam
Gambar4idung3alam9otongan 0rontal
9halatal fenomenon (')
!ampak penebalan nasofaring
2. 7inoskopi 9osterior Kanan Kiri
• Postnasal drip
• +ukosa
(li<intakli<in)
(merahmudahiperemis)
• denoid
• !umor
• Koana (sempitlapang)
• 0ossa 7ussenmullery (tumortidak)
• !orus tobarius (li<intakli<in)
!idak
dilakukan
!idak
dilakukan
10
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 11/30
• +uara tuba
(tertutupterbuka)
(sekrettidak)
Gambar 4idung 6agian 9osterior
!idak dilakukan, pasien trismus > 1 12 <m
". 9emeriksaan Sinus 9aranasal Kanan Kiri
• :yeri tekanketok
"nfraorbitalis
0rontalis
Kantus medialis
• 9embengkakan
• !ransiluminasi
7egio infraorbitalis
7egio palatum durum
'
'
'
'
!idak dilakukan
'
'
'
'
!idak dilakukan
".7ongga+ulut Kanan Kiri
1. =idah
(hiperemisudemulkusfissura)
(mikroglosiamakroglosia)
(leukoplakiagumma)
(papillomakistaulkus)
2. Gusi (hiperemisudemulkus)
%. 6ukal
(hiperemisudem)
(#esikelulkusmukokel)
. 9alatum durum
(utuhterbelahfistel)
(hiperemisulkus)
(pembengkakanabsestumor)
(ratatonus palatinus)
*. Kelenjar ludah
(pembengkakanlitiasis)(strikturranula)
Sulit dinilai
:ormal
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
:ormal
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilia
11
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 12/30
. Gigi geligi
(mikrodontiamakrodontia)
(anodontiasupernumeri)
(kalkuluskaries)
Sulit dinilai Sulit dinilai
"".0aring Kanan Kiri
1. 9alatum molle (hiperemisudemasimetrisulkus)2. 8#ula (udemasimetrisbifidaelongating)
%. 9ilar anterior (hiperemisudemperlengketan)
(pembengkakanulkus)
. 9ilar posterior (hiperemisudemperlengketan)
(pembengkakanulkus)
*. 3indingbelakang faring (hiperemisudem)
(granulerulkus) (se<retmembran)
. =ateral band (menebaltidak)
-. !onsil 9alatina
(derajatpembesaran)
(permukaan ratatidak)
(konsistensi kenyaltidak)
(lekattidak)
(kripta lebartidak)
(dentritusmembran)
(hiperemisudem)
(ulkustumor)
Sulit dinilai Sulit dinilai
Gambar rongga mulut dan faring
9asien trismus > 1<m
7umus gigi'geligi
12
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 13/30
""".=aring Kanan Kiri
=aringoskopi tidak langsung (indire<t)
• 3asar lidah (tumorkista)
• !onsila lingualis (eutropihipertropi)
• alekula (benda asingtumor)
• 0osa piriformis (benda asingtumor)
• Dpiglotis (hiperemisudemulkusmembran)
• ritenoid (hiperemisudemulkusmembran)
• 9ita suara
(hiperemisudemmenebal)
(noduspoliptumor)
(geraksimetrisasimetris)
• 9ita suarapalsu (hiperemisudem)
• 7ima glottis (lapangsempit)
• !rakea
!idak
dilakukan
!idak
dilakukan
=aringoskopi langsung (dire<t) !idak dilakukan
Gambar laring (laringoskopi tidak langsung)
I(. Peme#iksaan Penun$an%
Lab'#at'#ium
Da#ah4b ? 1,% gdl
13
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 14/30
Dritrosit ? . B 1&mm%
=eukosit ? .&&mm%
3iff Count ? &1-21
!rombosit ? *1.&&&mm%
4ematokrit ? 1 #ol5
G3S ? - mgdllbumin ? ,1 gdl
Globulin ? %,1 gdl
9rotein total ? -,2 gdl
8reum ? 1 mgd=
Kreatinin ? &,& mgd=
:a ? 1% mmoll
Kalium ? %, mmoll
0aal hemostasis ?
@aktu perdarahan ? - menit
@aktu pembekuan ? menit
Radi'l'%i
&'t' Th'#a) PA
C!7 F *&5 besar dan bentuk jantung normal.
!rakea di tengah. +ediastinum superior tidak melebar.
Kedua hilus tidak menebal.
Corakan bronko#askuler tidak meningkat.
!ak tampak infiltrat maupun nodul di kedua lapangan paru.
3iafragma li<in, sudut <ostophreni<us lan<ip.
!ulang'tulang dan jaringan lunak baik.
Kesan * :ormothoraB
+T S,an nas'fa#in%
!ampak soft tissue mass pada nasopharing kiri, retropharing, nasopharing
kanan (kirikanan) dengan obliterasi torus tubarius dan fossa russenmuller
kanan kiri, meluas parapharing kiri, masti<ator spa<e kiri, ke sinus
maksilaris kiri dengan mendestruksi dinding posterolateral sinus
maksilaris kiri, ke anterior mengisi rongga nasopharing ke ka#um nasi
kanan kiri, ke superior ke sinus penoid kiri dengan erosi dinding dasar
sinus spenoid kiri.
9ost kontras tanpak enhan<ement inhomogen.9arapharing kanan baik.
Sinus maksilaris kanan, spenoid kanan baik.
Ka#um orbita kanan kiri tampak simetris.
!ak tampak edema <erebritanda tanda infiltrasi intra <erebri.
!ampak limfadenopathy pada le#el 1'2'% regio <olli kanan kiri (uk%<m
F-<m)
Kesan *
soft tissue mass pada nasopharing kiri, retropharing, nasopharing kanan
meluas parapharing kiri, masti<ator spa<e kiri, ke sinus maksilaris kiri
dengan mendestruksi dinding posterolateral sinus maksilaris kiri, ke
14
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 15/30
anterior mengisi rongga nasopharing ke ka#um nasi kanan kiri, ke superior
ke sinus penoid kiri dengan erosi dinding dasar sinus spenoid kiri.
!ak tampak edema <erebri tanda'tanda infiltrasi intra <erebri
=imfadenopathy pada le#el 1'2'% regio <olli kanan kiri (uk %<m F-<m)
US abd'men4epar ? tak membesar, reguler, tepi rata, sudut tajam, e<hogram normal,
system #as<ularbiliar normal, tak tampak nodulkistaabses, tak tampak
as<ites
Gallbladder ? normal, tak tampak batu
9an<reas =ien ? besar normal, e<hogram normal, tak tampak fo<al mass
S.A.=
Ginjal kanankiri ? besar normal, e<hogram normal, batas sinus<orteB jelas,
system pel#i<o<ayses tak e<tasis, tak tampak batukistanodul
9araaorta tak tampak pembesaran KG6, tak tampak s<ites.
Kesan * !ak tampak kelainan+etastase pada 8SG bdomen
Pat'l'%i anat'mi
+akroskopik ?
". 3ekstra
6eberapa potong jaringa terfragmentasi #olume kurang lebih 1 <<, putih
ke<oklatan, kenyal tampak struktur papiler dan sedikit bekuan darah.
"". Sinistra
6eberapa potong jaringan terfragmentasi #olume kurang lebih 1 <<, /arna
putih ke<oklatan, kenyal tampak struktur papiler dan sedikit bekuan darah.
+ikroskopik ?
Sediaan berasal dari biopsi nasofaring dekstra et sinistra dengan gambaran
kurang lebih sama, dengan sebagian dilapisi epitel kolumner berlapir semu
bersilia. Subepitel tampak massa tumor berbentuk solid, sebagian besar
sel'sel tersusun sinstial dengan indi#idual sel :HC ratio meningkat, inti
bulat o#al, sebagian pleomorfik, kromatin kasa, hiperkormatik, anak inti
prominent, sitoplasma eosinofilik. !ampak sebukan padat sel'sel radang
limfosit dan neutrofil, mitosis abnormal dapat dijumpai.
Kesan * :on keratini$ing undifferentiated <ar<inoma nasofaring dekstra et
sinistra.
(. Dia%n'sis Bandin%-
(I. Dia%n'sis Ke#$a
Car<inoma nasofaring @4A ""6 stadium " (!%:%+&)
(II. Tatalaksana
- "03 7K gtt IImenit
' 9ro kemoterapi
(III. P#'%n'sisJuo ad itam ? +alam
15
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 16/30
Juo ad 0un<tionam ? 3ubia
BAB III
TINAUAN PUSTAKA
A. Anat'mi Nas'fa#in%
0aring adalah tenggorokan, ruang muskulo'membranosa di belakang rongga
hidung, mulut, dan laring, berhubungan dengan rongga'rongga tersebut dan dengan
esofagus. tau se<ara lebih jelas, faring merupakan bangunan tabung fibromuskuler yang berbentuk <orong ( membesar di bagian atas dan menge<il dibagian ba/ah )
16
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 17/30
yang ke arah inferior akan berlanjut menjadi esofagus. 6angunan ini terbentang mulai
dari basis kranii hingga menyambung ke esofagus setinggi #ertebra ser#i<al ",
dengan panjang kurang lebih * in<i (1% <m).*
Se<ara anatomis, faring dibagi menjadi % bagian, yaitu nasofaring, orofaring dan
laringofaring, yang juga sering disebut hipofaring. :asofaring merupakan suatu
rongga dengan dinding kaku diatas , belakang dan lateral yang se<ara anatomi
termasuk bagian faring. Ke anterior berhubungan dengan rongga hidung melalui
koana dan tepi belakang septum nasi, sehingga sumbatan hidung merupakan
gangguan yang sering timbul. Ke arah posterior dinding nasofaring melengkung ke
superior'anterior dan terletak diba/ah os sfenoid, sedangkan bagian belakang
nasofaring berbatasan dengan ruang retrofaring, fasia pre'#ertebralis dan otot'otot
dinding faring. *
9ada dinding lateral nasofaring terdapat orifisium tuba eusta<hius dimana
orifisium ini dibatasi superior dan posterior torus tubarius, sehingga penyebaran
tumor ke lateral akan menyebabkan sumbatan orifisium tuba eusta<his dan akan
mengganggu pendengaran. Ke arah postero'superior dari torus tubarius terdapat fossa
7osenmuller yang merupakan lokasi tersering Karsinoma :asofaring. 9ada atap
nasofaring sering terlihat lipatan'lipatan mukosa yang dibentuk oleh jaringan lunak
sub mukosa, dimana pada usia muda dinding postero'superior nasofaring umumnya
tidak rata. 4al ini disebabkan karena adanya jaringan adenoid. 3i nasofaring terdapat
banyak saluran getah bening yang terutama mengalir ke lateral bermuara di kelenjar
retrofaring Krause (kelenjar 7ou#iere).*
:asofaring juga berhubungan erat dengan beberapa struktur penting, seperti? n.
Glossopharingeus, n. agus dan n. sesorius saraf spinal <ranial dan #ena jugularis
interna. 0aring mendapat darah dari berbagai sumber dan kadang'kadang tidak
beraturan. ang terutama berasal dari <abang a. Karotis eksterna, serta dari <abang a.
+aksilaris interna, yakni <abang palatine superior.*
17
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 18/30
amba# /. natomi 0aring. 0
B. Definisi KN&
Karsinoma adalah pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel'sel epithelial
yang <enderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis.
:asopharyngeal karsinoma merupakan tumor ganas yang timbul pada epithelial
pelapis ruangan dibelakang hidung (nasofaring).1
+. E"idemi'l'%i KN&
Karsinoma nasofaring merupakan salah satu kanker yang paling sering terjadi di
Cina Selatan dan sia !enggara, dengan jenis histologi yang paling sering ditemukan
adalah karsinoma tak terdiferensiasi (@orld 4ealth Argani$ation (@4A) tipe """).
"nsiden yang <ukup tinggi terjadi di beberapa daerah di Cina Selatan, terutama di
pro#insi Guang$hou, dengan insiden sekitar %&'&1&&.&&& per tahun, sehingga
menimbulkan masalah kesehatan yang serius. "nsiden intermediate terjadi di sia
!enggara, termasuk Singapura (1*1&&.&&&), +alaysia (.-1&&.&&&), ietnam
(-.*1&&.&&&), !ai/an (-1&&.&&&), dan 0ilipina (,1&&.&&&). Ke<enderungan ini
juga berlaku di frika, termasuk Kenya(*.1&&.&&&) dan lja$air, +aroko, dan
!unisia (*.11&&.&&) .%,.
3i luar negara'negara tersebut di atas, insiden K:0 masih sangat rendah, terutama
di Dropa 6arat dan di merika Serikat (S), di negara'negara tersebut, jenis histologi
utama adalah @4A tipe " (differentiated type), yang berhubungan dengan penggunaan
tembakau dengan insiden &,*'21&&.&&& per tahun. "nsiden K:0 di 4ongkong pada
18
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 19/30
laki'laki sebesar 2&'%&1&&.&&&, sedangkan pada perempuan 1*'2&1&&.&&&.
3istribusi usia pasien K:0 tidak sama di sia !enggara dan frika 8tara. 3i sia,
sebagian besar kasus terjadi pada dekade kelima dan keenam kehidupan, sedangkan di
rika 8tara ditemukan distribusi bimodal , dengan pun<ak utama kejadian sekitar usia
*& tahun, mirip dengan pun<ak usia kejadian K:0 yang diamati di sia, dan pun<ak
ke<il pada pasien berusia antara 1& dan 2* tahun.
Karsinoma nasofaring merupakan kanker yang sering terjadi di "ndonesia,
sebagai peringkat keempat setelah kanker leher rahim, kanker payudara, dan kanker
kulit, dan merupakan kanker yang paling sering terjadi di bagian kepala leher.
9enyakit ini 1&&5 terkait dengan D6, terutama tipe undifferentiated carcinoma
(@4A tipe """). "nsiden K:0 di "ndonesia diperkirakan .21&&.&&& atau sekitar
12.&&& kasus baru setiap tahunnya. 3ata registrasi kanker di "ndonesia berdasarkan
histopatologi tahun 2&&% menunjukkan bah/a K:0 menempati urutan pertama dari
semua tumor ganas primer pada lakiL laki dan urutan ke pada perempuan. 3ari data
rekam medik poliklinik !elinga 4idung !enggorok'6edah Kepala =eher (!4!'K=)
7umah Sakit 8mum 9usat (7S89) dr. Sardjito ogyakarta, dalam % tahun terakhir
didapatkan jumlah pasien yang terdiagnosis K:0 pada tahun 2&1& sebanyak -
pasien, tahun 2&11 ada - pasien, sedangkan pada tahun 2&12 ada sebanyak 11-
pasien. 3ari data tersebut terlihat peningkatan jumlah pasien K:0 dalam % tahun
terakhir.%,-
D. Eti'l'%i KN&
!erjadinya K:0 mungkin multifaktorial, proses karsinogenesisnya mungkin
men<akup banyak tahap. 0aktor yang mungkin terkait dengan timbulnya K:0 adalah?
a. Kerentanan Genetik
@alaupun karsinoma nasofaring tidak termasuk tumor genetik, tetapi kerentanan
terhadap karsinoma nasofaring pada kelompok masyarakat tertentu relatif lebih
menonjol dan memiliki agregasi familial. nalisis korelasi menunjukkan gen 4=
(human leuko<yte antigen) dan gen pengkode en$im sitokrom p*&2D (C92D1)
kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap karsinoma nasofaring, mereka
berkaitan dengan sebagian besar karsinoma nasofaring.
b. "nfeksi irus Dipstein'6arr
19
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 20/30
6anyak perhatian ditujukan kepada hubungan langsung antara karsinoma
nasofaring dengan ambang titer antibody #irus Dpstein'6arr (D6). Serum pasien'
pasien orang sia dan frika dengan karsinoma nasofaring primer maupun sekunder
telah dibuktikan mengandung antibody "g G terhadap antigen kapsid #irus (C) D6
dan seringkali pula terhadap antigen dini (D)M dan antibody "g terhadap C
(C'"g), sering dengan titer yang tinggi. 4ubungan ini juga terdapat pada pasien
di merika yang mendapat karsinoma nasofaring aktif. 6entuk'bentuk anti'D6 ini
berhubungan dengan karsinoma nasofaring tidak berdifrensiasi (undifferentiated ) dan
karsinoma nasofaring non'keratinisasi (non-eratinizing ) yang aktif (dengan
mikroskop <ahaya) tetapi biasanya tidak berhubungan dengan tumor sel skuamosa
atau elemen limfoid dalam limfoepitelioma.
<. 0aktor =ingkungan
9enelitian akhir'akhir ini menemukan $at'$at berikut berkaitan dengan timbulnya
karsinoma nasofaring yaitu golongan :itrosamin,diantaranya dimetilnitrosamin dan
dietilnitrosamin, 4idrokarbon aromati< dan unsur 7enik, diantaranya nikel sulfat.
E. Pat'%enesis KN&
Suatu keganasan pada umumnya dapat terjadi melalu dua mekanisme, yaitu
disebabkan oleh lamanya /aktu kematian sel yang disebabkan oleh gangguan
apoptosis, dan menurunnya /aktu siklus sel sehingga sel yang di hasilkan semakin
banyak. Gangguan pada gen penekan tumor (!SGs) dan gangguan pada berbagai
protoonkogen yang menghambat penghentian siklus sel. 9ada keadaan fisiologi
berbagai kegiatan pembelahan sel diatur oleh protoonkogen, dimana apabila terjadi
mutasi maka dapat timbul suatu onkogen. Ankogen dapat memi<u terjadinya kanker
karena pembelahan dan pertumbuhan sel terjadi se<ara patologis.
irus Dpstein'6arr (D6) sangat dihubungkan dengan kejadian karsinoma
nasofaring. D6 dapat menular antar manusia. "nfeksi a/alnya terjadi pada usia anak'
anak. "nfeksi akut #irus ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya. 9ada infeksi
laten, D6 banyak dijumpai di <airan sali#a manusia, sehingga penularannya dapat
20
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 21/30
terjadi se<ara oral maupun kontak makanan. 9ada infeksi laten, 3: dari D6 akan
tetap ada didalam sel yang diinfeksinya sebagai episom dalam /aktu yang lama.
&. Klasifikasi dan Hist'"at'l'%i KN&
K:0 diklasifikasikan oleh !orld "ealth #rganization (!"#) menjadi % tipe
histologi, yaitu ?
a. !ipe 1 ? Karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi (eratinizing s$uamous cell
carcinoma)
b. !ipe 2 ? Karsinoma sel skuamosa tidak berkeratinisasi (non eratinizing
s$uamous cell carcinoma)
<. !ipe % ? Karsinoma tidak berdiferensiasi (undifferentiated carcinoma)
. e$ala Klinis KN&
Gejala nasofaring yang pokok adalah?2
a. :asal sign ?
• 9ilek lama yang tidak sembuh
• Dpistaksis. Keluarnya darah ini biasanya berulang'ulang, jumlahnya
sedikit dan seringkali ber<ampur dengan ingus, sehingga ber/arna merah
jambu
• "ngus dapat seperti nanah, en<er atau kental dan berbau.
b. Dar sign ?
• !initus. !umor menekan muara tuba eusta<hii sehingga terjadi tuba
oklusi, karena muara tuba eusta<hii dekat dengan fosa rosenmulleri.
!ekanan dalam ka#um timpani menjadi menurun sehingga terjadi
tinnitus.
• Gangguan pendengaran hantaran
• 7asa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri di telinga (otalgia).
<. Dye sign ?
• 3iplopia. !umor merayap masuk foramen laseratum dan menimbulkan
gangguan :. " dan :. ". 6ila terkena <hiasma opti<us akan
menimbulkan kebutaan.
d. !umor sign ?
21
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 22/30
• 9embesaran kelenjar limfoid leher ini merupakan penyebaran atau
metastase dekat se<ara limfogen dari karsinoma nasofaring.
e. Cranial sign
Gejala <ranial terjadi bila tumor sudah meluas ke otak dan dirasakan pada
penderita. Gejala ini berupa ?
• Sakit kepala yang terus menerus, rasa sakit ini merupakan metastase
se<ara hematogen.
• Sensitibilitas derah pipi dan hidung berkurang.
• Kesukaran pada /aktu menelan
• foni
• Sindrom ;ugular ;a<kson atau sindroma reptroparotidean mengenai :.
"I, :. I, :. I", :. I"". 3engan tanda'tanda kelumpuhan pada?
=idah 9alatum
0aring atau laring
+. sterno<leidomastoideus
+. trape$eus
H. Stadium KN&
Klasifikasi !:+ menurut ;CC 2&1&?
%umor Primer (%)
!B !umor primer tidak dapat dinilai
!& !idak terbukti adanya tumor primer
!is Karsinoma in situ
!1 !umor terbatas di nasofaring atau tumor meluas ke orofaring dan ka#um
nasi tanpa perluasan ke parafaring.
!2 !umor dengan perluasan ke daerah parafaring.
!% !umor melibatkan struktur tulang dasar tengkorak danatau sinus
paranasal
! !umor dengan perluasan intrakranial danatau terlibatnya saraf kranial,
hipofaring, orbita atau dengan perluasan ke fossa infratemporal ruang
mastikator.
&'B egional ()
:B KG6 regional tidak dapat dinilai
:& !idak ada metastasis ke KG6 regional
22
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 23/30
:1 +etastasis kelenjar getah bening leher unilateral dengan diameter terbesar
<m atau kurang, di atas fossa suprakla#ikular, danatau unilateral atau
bilateral kelenjar getah bening retrofaring dengan diameter terbesar <m
atau kurang.
:2 +etastasis kelenjar getah bening bilateral dengan diameter terbesar <m
atau kurang, di atas fossa suprakla#ikular.
:% +etastasis pada kelenjar getah bening diatas <m danatau pada fossa
suprakla#ikular?
:%a 3iameter terbesar lebih dari <m
:%b +eluas ke fossa suprakla#ikular
*etastasis +auh (*)
+& !anpa metastasis jauh
+1 +etastasis jauh
Tabel/. Stadium K:0 berdasarkan ;CC 2&1&.
I. Dia%n'sis
9ersoalan diagnostik sudah dapat dipe<ahkan dengan pemeriksaan C!'S<an daerah
kepala dan leher, sehingga pada tumor primer yang tersembunyi pun tidak akan terlalu
sulit ditemukan. 9emeriksaan foto tengkorak potongan anteroposterior, lateral dan
!aters menunjukan massa jaringan lunak di daerah nasofaring. 0oto dasar tengkorak
memperlihatkan destruksi atau erosi tulang di daerah fossa serebri media.
23
Stadium % *
"
""
"""
"
" 6
" C
!1
!1
!2
!1'!2
!%
!
semua !
semua !
:&
:1
:&'1
:2
:&'2
:&'2
:%
Semua :
+&
+&
+&
+&
+&
+&
+&
+1
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 24/30
9emeriksaan darah tepi, fungsi hati, ginjal dan lain 'lain dilakukan untuk mendeteksi
metastasis.2
9emeriksaan serologi "g anti D dan "g anti C untuk infeksi #irus D'6 telah
menunjukkan kemajuan dalam mendeteksi karsinoma nasofaring. !etapi pemeriksaan
ini hanya digunakan untuk menentukan prognosis pengobatan. 3iagnosis pasti
ditegakkan dengan melakukan biopsi nasofaring. 6iopsi dapat dilakukan dengan dua
<ara yaitu dari hidung atau dari mulut. 6iopsi dari hidung dilakukan tanpa melihat
jelas tumornya (blind biopsi). Cunam biopsi dimasukkan melalui rongga hidung
menelusuri konka media ke nasofaring kemudian <unam diarahkan ke lateral dan
dilakukan biopsi.2
6iopsi melalui mulut dengan memakai bantuan kateter nelaton yang dimasukkan
melalui hidung dan ujung kateter yang berada didalam mulut ditarik keluar dan
diklem bersam'sama ujung kateter yang di hidung. 3emikian juga dengan kateter dari
hidung disebelahnya, sehingga palatum mole tertarik keatas. Kemudian dengan ka<a
laring dilihat daerah nasofaring. 6iopsi dilakukan dengan melihat tumor melalui ka<a
tersebut atau memakai nasofaringoskop yang dimasukkan melalui mulut, massa tumor
akan terlihat lebih jelas. 6iopsi tumor nasofaring umumnya dilakuan dengan anestsi
topi<al dengan Iylo<ain 1&5.6ila dengan <ara ini masih belum didapatkan hasil yang
memuaskan maka dilakukan pengerokan dengan kuret daerah lateral nasofaring dalam
nakrosis.2
. Penatalaksanaan
9enatalaksanaan karsinoma nasofaring berdasarkan stadium penyakit adalah
sebagai berikut.2
a. Stadium "? 7adioterapi.
b. Stadium "" dan """? Kemoradiasi
<. Stadium " dengan :F<m? Kemoradiasi.d. Stadium " dengan :<m? Kemoterapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi
+a<am'ma<am terapi pada karsinoma nasofaring.
a. 7adioterapi
7adioterapi adalah pengobatan kanker yang menggunakan I'ray energi atau
radiasi tipe lain untuk memusnahkan sel kanker atau menghambat pertumbuhan sel
kanker. da dua tipe terapi radiasi. !erapi radiasi eBternal menggunakan mesin yang
24
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 25/30
berada di luar tubuh untuk memberikan radiasi kepada kanker. !erapi radiasi internal
menggunakan $at radioaktif yang dimasukkan melalui jarum, radioati,e seeds
wires atau ateter yang ditempatkan se<ara langsung kedalam atau di dekat kanker.
Cara pemberian terapi radiasi tergantung pada tipe dan satdium kanker yang diobati.
Sumber radiasi menggunakan radiasi N Co'&, radiasi O energi tinggi atau radiasi I
energi tinggi dari akselerator linier, terutama dengan radiasi luar isosentrum, dibantu
brakiterapi intraka#ital, bila perlu ditambah radioterapi stereotaktik.1&
b. Kemoterapi
9emberian kemoterapi diberikan dalam banyak siklus, dengan setiap periode
diikuti dengan adanya /aktu istirahat untuk memberikan kesempatan tubuh
melakukan reco,er . Siklus'siklus kemoterapi umumnya berakhir hingga % sampai
minggu. Kemoterapi sering tidak dianjurkan bagi pasien yang kesehatannya
memburuk. !etapi umur yang lanjut bukanlah penghalang mendapatkan
kemoterapi.1&
Cisplatin merupakan obat yang paling sering digunakan untuk mengobati
karsinoma nasofaring. Cisplatin telah digunakan se<ara tunggal sebagai bagian dari
kemoradiasi, tetapi boleh dikombinasikan dengan obat lain, *'fluorourasil (*'08)
jika diberikan setelah terapi radiasi. 6eberapa obat lain boleh juga berguna untuk
mengobati kanker yang telah menyebar. Abat'obat ini termasuk? Carboplatin,
ABaliplatin, 6leomy<in, +ethotreBate, 3oBorubi<in, Dpirubi<in, 3o<etaBel, dan
Gem<itabine. Sering, pengkombinasian 2 atau lebih obat'obat ini yang digunakan.
!etapi berbagai ma<am kombinasi dikembangkan, yang terbaik sampai saat ini
adalah kombinasi dengan Cis'platinum sebagai inti. Kombinasi kemo'radioterapi
dengan mito<yn C dan *'fluoroura<il oral setiap hari sebelum diberikan radiasi yang
bersifat Pradiosensiti$erQ memperlihatkan hasil yang memberi harapan akan
kesembuhan total pasien karsinoma nasofaring.2
<. !erapi bedah
9embedahan diseksi leher radikal dilakukan terhadap benjolan di leher yang
tidak menghilang pada penyinaran (residu) atau timbul kembali setelah penyinaran
selesai, tetapi dengan syarat tumor induknya sudah hilang yang dibuktikan dengan
pemeriksaan radiologik dan serologi, serta tidak adanya ditemukan metastsis jauh.
;uga dilakukan pada karsinoma nasofaring dengan diferensiasi agak tinggi seperti
karsinoma skuamosa grade ", "", adenokarsinoma, komplikasi radiasi (parasinusitis
25
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 26/30
radiasi, dll).2,1&
d. !erapi paliatif
9erhatian pertama harus diberikan pada pasien dengan pengobatan
radiasi.+ulut rasa kering disebakan oleh keusakan kelenjar liur mayor maupun
minor se/aktu penyinaran. !idak banyak yang dilakukan selain menasihatkan
pasien untuk makan dengan banyak kuah, memba/a minuman kemanapun pergi dan
men<oba memakan dan mengunyah bahan yang rasa asam sehingga merangsang
keluarnya air liur. Gangguan lain adalah mukositis rongga mulut karena jamur, rasa
kaku di daerah leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran, sakit kepala,
kehilangan nafsu makan dan kadang'kadang muntah atau rasa mual.2
Kesulitan yang timbul pada pera/atan pasien pas<a pengobatan lengkap
dimana tumor tetap ada (residu) akan kambuh kembali (residif). 3apat pula timbul
metastasis jauh pas<a pengobatan seperti ke tulang, paru, hati, otak. 9ada kedua
keadaan tersebut diatastidak banyak tindakan medis yang dapat diberikan selain
pengobatan simtomatis untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. 9aisen akhirnya
meninggal dalam keadaan umum yang buruk, perdarahan dari hidung dan nasofaring
yang tidak dapat dihentikan dan terganggunya fungsi organ #ital akibat metastasis
tumor.2
K. K'm"likasi
Komplikasi karsinoma nasofaring umumnya disebabkan oleh efek toksisitas dari
terapi. !oksisitas dari radioterapi dapat men<akup Berostomia, hipotiroidisme, fibrosis
dari leher dengan hilangnya lengkap dari jangkauan gerak, trismus, kelainan gigi, dan
hipoplasia struktur otot dan tulang diiradiasi. 7etardasi pertumbuhan dapat terjadi
sekunder akibat radioterapi terhadap kelenjar hipofisis. Panhypopituitarism dapat
terjadi dalam beberapa kasus. Kehilangan pendengaran sensorineural mungkin terjadi
dengan penggunaan <isplatin dan radioterapi. !oksisitas ginjal dapat terjadi pada
pasien yang menerima cisplatin. +ereka yang menerima bleomycin beresiko untuk
menderita fibrosis paru. Asteonekrosis dari mandibula merupakan komplikasi langka
radioterapi dan sering dihindari dengan pera/atan gigi yang tepat.11
L. P#'%n'sis
9rognosis karsinoma nasofaring se<ara umum tergantung pada pertumbuhan lokal
dan metastasenya. Karsinoma skuamosa berkeratinasi <enderung lebih agresif
26
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 27/30
daripada yang non keratinasi dan tidak berdiferensiasi, /alau metastase limfatik dan
hematogen lebih sering pada kedua tipe yang disebutkan terakhir. 9rognosis buruk
bila dijumpai limfadenopati stadium lanjut, tipe histologi karsinoma skuamosa
berkeratinasi. 9rognosis juga diperburuk oleh beberapa faktor seperti stadium yang
lebih lanjut,usia lebih dari & tahun, laki'laki daripada perempuan dan ras Cina
daripada ras kulit putih.12
BAB I(
ANALISIS KASUS
!n. 3, laki'laki, berusia 1 !ahun diba/a oleh orang tuanya ke poli !4!'K=
7S89+4 9alembang dengan keluhan mun<ul benjolan di leher sejak > % bulan yang
lalu. 3ari anamnesis didapatkan mengeluhkan mun<ul benjolan sebesar biji kopi,
tanpa demam, nyeri disekitar benjolan di leher dan ri/ayat terbentur pada daerah
leher. 6enjolan pada leher kanan dan kiri mulanya dirasakan sebesar biji kopi.
Kemudian benjolan ini didapatkan membesar lebih dari dua kali lipat dalam /aktu
yang <ukup singkat. Selain mengeluhkan benjolan pasien juga mengeluhkan rasa sakit
kepala seperti ditusuk'tusuk, telinga berdenging yang dirasakan terus menerus, hingga
telinga terasa menjadi lebih kedap, os juga mengeluhkan hidung tersumbat sebelah
27
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 28/30
yang terus menerus. 3ari pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran KG6 sebesar
telur ayam, tanpa kemerahan dan erosi, pada palpasi teraba benjolan dengan
konsitensi keras, permukaan rata, batas tidak tegas, terfiksir, tidak terdapat nyeri
tekan, ukuran -<mB*<mB2<m (kanan) dan *,*<mB*<mB2<m (kiri). 3ari status lokalis
telinga didapatkan retraksi membran timpani pada kedua telinga, dari status lokalis
hidung pada tes fungsi hidung didapatkan tes aliran udara yang berkurang pada
ka#um nasi sinistra, didapatkan juga phalatal fenomenon yang menghilang dan
terdapat penebalan nasofaring. Status lokalis hidung bagian belakang, mulut dan
tenggorokan sulit dinilai karena pasien mengalami trismus > 1 R <m. 3ari keluhan
didapatkan gejala khas karsinoma nasofaring berupa keluhan nasofaring itu sendiri
seperti rasa hidung yang tersumbat, keluhan telinga yang berdenging dan terasa
kedap, dan keluhan metastasis berupa pembesaran kelenjar getah bening. 3ari
pemeriksaan fisik didapatkan phalatal fenomenon yang menghilang dan terdapat
penebalan nasofaring. !etapi terdapat keterbatasan pemeriksaan fisik yang disebabkan
pasien mengalami trismus. Sehingga untuk menentukan diagnosis perlu dilakukan
beberapa pemeriksaan penunjang berupa C! s<an. 9ada C! s<an didapatkan soft
tissue mass pada nasopharing kiri, retropharing, nasopharing kanan. Kemudian
pemeriksaan 9 juga diperlukan untuk mengetahui diagnosis pasti pasien ini. 9ada
hasil pemeriksaan 9 didapatkan non keratini$ing undifferentiated <ar<inoma
nasofaring dekstra et sinistra. 3an diperlukan tindakan stagin sehingga dilakukan
rontgen thoraB 9, dan 8SG abdomen. 9ada pemeriksaan thoraB 9 didapatkan
normothoraB tanpa tanda tanda metastasis, dan pada pemeriksaan 8SG juga masih
dalam batas normal. Sehingga diagnosis dapat ditegakan berupa Car<inoma
nasofaring @4A ""6 stadium " (!%:%+&). 8ntuk tatalaksana stadium " dengan :
<m diberikan kemoterapi dosis penuh yang dilanjutkan dengan kemoradiasi.
28
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 29/30
DA&TAR PUSTAKA
1. 3orland, @.. Kamus Kedokteran 3orland. Ddisi %1. ;akarta? DGC. 2&1&.
p.22*.2. 7oe$in, #erdi dan +arlinda dham. &arsinoma asofaring . "n? Soepardi D, "skandar
: (ed). 6uku jar "lmu Kesehatan !elinga, 4idung, !enggorok, Kepala, =eher (Ddisi -).
;akarta? 6alai penerbit 0K8". 2&1%? p. 12'1-.
%. dham, +., Kurnia/an, .:., +uhtadi, ."., 7oe$in, ., 4ermani, 6.,
Gondho/iardjo, S et al . :asopharungeal Car<inoma in "ndonesia?
epidemiology, in<iden<e, sign and symptoms at presentation. Chin + Cancer .
2&12. %1()?1*'1.
29
7/26/2019 THT-KL CASE
http://slidepdf.com/reader/full/tht-kl-case 30/30
. Iu, =., ;iang, ., Eheng, ;., Iie, G., =i, ;., Shi, = et al . berrant eBpression of
O '<atenin and D'<adherin is <orrelated /ith poor prognosis of nasopharyngeal
<an<er. "um Pathol . 2&1%. ?1%*-'1%.
*. :etter, 0rank 4. .tlas #f "uman .natomy /0th Edition. ;akarta? DGC, 2&1.
. @ei, @.". and K/ong, 3.=.@. Current +anagement Strategy of
:asopharyngeal Car<inoma. Clinical and Experimental #torhinolaryngology.
2&1&. %(1)?1'12
12 ri/ibo/o, 4. 0aktor 7isiko Karsinoma :asofaring2 Cermin 3unia
&edoteran. 2&1%. &(*)?%'%*1.
. ditya, 9. Gambaran 6eberapa 0aktor 7isiko Karsinoma :asofaring di 7S89
4. dam +alik +edan di !ahun 2&1. +edan? 7epository 8S8. 2&1*.
. meri<an <an<er so<iety, :asopharingeal <an<er. 8S? meri<an
Can<erSo<iety. 2&11.3iunduh? http?///.<an<er.orga<sgroups<iddo<uments
/eb <ontent&&%12'pdf.pdf (pada tanggal 1* :o#ember 2&1*).
1&. 3esen @an. &arsinoma asofaring . 3alam? 6uku jar Ankologi Klinis (Ddisi 2).
;akarta? 6alai penerbit 0K8". 2&11? 9p. 2-'2-2.
11. +aTbool, +ohammad dan Suhail +aTbool. %umours #f asopharynx2
3alam4 %extboo #f Ear ose and %hroat 3iseases (Edisi 5/)2 Srinagar? ;ay
9ee 6rothers. 2&1%?9p. 2'%&2.
12. 9aulino, rnold C2 asopharyngeal Cancer2 2&1*. #ailable from 87=?
http?emedi<ine.meds<ape.<omarti<le1*'o#er#ie/2 (3iakses 1*
:o#ember 2&1*).