theaceae, malvaceae, passifloraceae

34
Famili Theaceae 1. Camellia sinensis (Linn.), O.K. Sinonim Camellia bohea, Griff. C. sinensis, [L.] Kuntze) C. theifera, Dyer. Thea sinensis , Linn. T. assamica, Mast. T. cochinchinensis, Lour. T. cantoniensis, Lour. T. chinensis, Sims. T. viridis, Linn. Lokasi Kebun Teh Wonosari, Malang Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Dilleniidae Ordo : Theales Famili : Theaceae

Upload: nur-azizah

Post on 28-Oct-2015

189 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Famili Theaceae

1. Camellia sinensis (Linn.), O.K.

Sinonim

Camellia bohea, Griff.

C. sinensis, [L.] Kuntze)

C. theifera, Dyer.

Thea sinensis, Linn.

T. assamica, Mast.

T. cochinchinensis, Lour.

T. cantoniensis, Lour.

T. chinensis, Sims.

T. viridis, Linn.

Lokasi

Kebun Teh Wonosari, Malang

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Theales

Famili : Theaceae 

Genus : Camellia

Spesies : Camellia sinensis (L.)O.K

Deskripsi Tumbuhan

Tanaman teh umumnya ditanam di perkebunan, dipanen secara manual, dan

dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 2.300 m dpl. Teh berasal dari kawasan India

bagian Utara dan Cina Selatan. Ada dua kelompok varietas teh yang terkenal, yaitu

var. assamica yang berasal dari Assam dan var. sinensis yang berasal dari Cina.

Varietas assamica daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan

varietas sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak tumpul. Pohon kecil, karena

seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas, akan

tumbuh kecil ramping setinggi 5 - 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang

tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus.

Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis,

bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus,

pertulangan menyirip, panjang 6 - 18 cm, lebar 2 - 6 cm, warnanya hijau, permukaan

mengilap. Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi

satu, berkelamin dua, garis tengah 3 - 4 cm, warnanya putih cerah dengan kepala sari

berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut

ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat kehitaman. Biji keras, 1 - 3. Pucuk dan

daun muda yang digunakan untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji,

setek, sambungan atau cangkokan. 

Kandungan Kimia

Daun segar mengandung kafein sekitar 4%. Senyawa utama yang dikandung

teh adalah katekin, yaitu suatu kerabat tanin terkondensasi yang juga akrab

disebut polifenol, karena banyaknya gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Selain

itu, teh juga mengandung alkaloid kafein yang bersama-sama dengan polifenol teh

akan membentuk rasa yang menyegarkan. Beberapa vitamin yang dikandung teh di

antaranya adalah vitamin P, vitamin C, vitamin B, dan vitamin A yang walaupun

diduga keras menurun aktivitasnya akibat pengolahan masih dapat dimanfaatkan oleh

peminumnya. Beberapa jenis mineral juga terkandung dalam teh, terutama fluoride

yang dapat memperkuat struktur gigi.

Penggunaan

1. Daun digunakan sebagai minuman pada upacara-upacara tertentu, seperti upacara

minum the atau upacara penyambutan para tamu di Cina

2. Sebagai tanaman perkebunan dan wisata agro Teh

Khasiat Fitokimia

a) Teh akan meningkatkan sistem pertahanan biologis tubuh terhadap kanker.

b) Teh mencegah timbulnya penyakit, seperti mengendalikan diabetes dan

tekanan darah tinggi.

c) Teh membantu penyembuhan penyakit, misalnya mencegah peningkatan

kolesterol darah.

d) Teh dapat mengatur gerak fisik tubuh dengan mengaktifkan sistem saraf

karena kandungan kafeinnya.

e) Katekin teh merupakan antioksidan yang kuat dan akan menghambat proses

penuaan.

2. Schima wallichii

Nama umum

Indonesia: Puspa, seru,

ceheru, cihu, parakpak

Lokasi

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Theales

Famili : Theaceae 

Genus : Schima

Spesies : Schima wallichii (DC.) Korth.

Deskripsi Tumbuhan

Pohon yang selalu hijau, berukuran sedang hingga besar, mencapai tinggi

47 m. Batang bulat torak, gemangnya hingga 250 cm namun biasanya jauh kurang

dari itu; batang bebas cabang hingga sekitar 25 m. Pepagan memecah dangkal sampai

sedang, membentuk alur-alur memanjang, coklat kemerahan hingga abu-abu gelap;

sebelah dalam berwarna merah terang, dengan lapisan ‘miang’ yang mengiritasi kulit.

Daun tersebar dalam spiral, bertangkai sekitar 3 mm; helai daun lonjong hingga

jorong lebar, 6–13 × 3–5 cm, pangkal bentuk baji dan ujung runcing atau meruncing,

dengan tepian bergerigi. Bunga tunggal di ketiak di ujung ranting, dengan dua daun

pelindung, berbilangan-5; kelopak menetap hingga menjadi buah; mahkota putih,

saling melekat di pangkalnya; benangsari banyak. Buah kotak hampir bulat, diameter

2–3 cm, membuka dengan 5 katup; biji dikitari oleh sayap.

Kandungan Kimia

Pepagannya menghasilkan zat pewarna, tanin yang terkandung di dalamnya

digunakan untuk menyamak kulit. Dipakai untuk menuba ikan di Jawa Barat;

dilaporkan bahwa pepagan puspa mengandung semacam glikosida seperti saponin.

Famili Malvaceae

2. Abelmoschus esculentus (L.) Moench

Nama umum

Indonesia : Kacang bindi, kopi arab,

okra

Inggris : Okra, lady's

finger

Pilipina : Okra

Lokasi

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Genus : Abelmoschus

Spesies : Abelmoschus esculentus (L.) Moench

Deskripsi Tumbuhan

Tanaman ini memiliki julukan Lady's Finger karena bentuk buahnya yang

panjang dan meruncing di bagian ujungnya., seperti jari-jari lentik gemulai seorang

wanita cantik.

Menurut sejarah, tanaman okra berasal dari Afrika dan dibawa ke Amerika sekitar 3

abad lalu oleh para budak Afrika. Saat ini tanaman okra sudah dikenal luas di

berbagai negara di Asia, eropa, dan Australia. Bahkan masakan berbahan dasar okra

sangat populer di Sri Lanka, Jepang, Philipina,Arab Saudi dan Eropa. Di Indonesia

okra tidak terlalu dikenal, walaupun ternyata tanaman ini sudah dibudidayakan sejak

ratusan tahun silam. Okra tumbuh baik di dataran tinggi, 600 meter dpl keatas. Buah

okra berbentuk memanjang sampai sekitar 12 cm, berwarna hijau atau merah

keunguan, bersegi seperti buah belimbing, berjumlah 5-8.

Kandungan Kimia

Kandungan minyak pada biji okra dapat mencapai 40%. Minyak biji okra

kaya akan asam lemak tak jenuh seperti asam oleat dan asam linoleat. Buah okra

mengandung musilane (lendir) dalam kadar tinggi, selain itu memiliki protein yang

cukup tinggi pula, yaitu 3,9% dan lemak 2,05%. Energi di dalam 100 gram buah okra

40 kkal. Mineral di dalam buah okra adalah kalium ( 6,68%) dan fosfor ( 0,77%).

Okra termasuk sayuran hijau yang kaya serat pangan. Selain serat, okra juga

mengandung glutation.

Penggunaan

a) Okra biasanya dimakan sebagai lalapan, sayur kari, sup, asem-asem, oseng-

oseng, gado-gado, campuran mie goreng, campuran Cap Jay.maupun pie isi

Okra.

b) Sebagai tanaman budidaya dan pertanian

Khasiat

Konsumsi buah Okra dapat mencegah konstipasi ( susah buang air besar ),

obesitas, hiperkolesterolemia ( kolesterol tinggi ), diabetes ( kencing manis), dan

kanker kolon ( usus besar).

3. Abelmoschus manihot

Sinonim

Hibiscus manihot L.

Nama umum

Lokasi

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Indonesia: Daun gedi, daun dedi, daun belender

Inggris: Edible hibiscus

Thailand: Po fai

Pilipina: Lagikuway

Genus : Abelmoschus

Spesies : Abelmoschus manihot L.

Deskripsi Tumbuhan

Tinggi tanaman sekitar 2 meter. Daunnya berwarna hijau, mirip dengan daun

pepaya tetapi lebih lembut. Bentuknya yang unik terdapat lima ruas seperti jari,

namun ujung daunnya runcing. Ketinggian pohon gedi antara 1,2 sampai 1,8 m.

Kandungan Kimia

Daun gedi kaya vitamin A, fe, Kolagen, flavanoid dan serat. Kandungan mucilago

dari tanaman tersebut terdiri atas polisakarida dan protein. Tanaman ini mengandung

quercetin-3-o-robinobiosid, hyperin, isoquercetin, gossipetin-8-o-glukuronid, dan

myricetin. Bunganya mengandung quercetin-3-robinoside, quercetin-3’-glikosida,

hyperin, myrecetin, antosianin, dan hyperoside. Hyperoside memiliki kemampuan

antivirus, antinosiseptif, antiinflamasi, kardioprotektif, hepatoprotektif, dan efek

protektif terhadap gastrimukosal (lapisan membran mukus pada lambung).

Kegunaan dan Khasiat

Daun gedi kaya vitamin A, fe, dan serat yang baik untuk pencernaan. Kolagen

dalam daun gedi berkhasiat antioksidan, dan menjaga kesehatan kulit. Serat daun

akan menyerap kolesterol dan lemak, hingga savur ini diyakini dapat membantu

menurunkan kadar kolesterol dan hipertensi.

Dalam dunia farmasi, flavanoid dikenal sebagai zat antioksidan, yang bisa

mengurangi risiko terkena serangan jantung, menurunkan risiko serangan penyakit

kardiovaskuler, tekanan darah, aterosklerosis, dan sebagai antioksidan. Flavanoid

dalam daun gedi juga berpotensi untuk mencegah, bahkan menghambat dan

membunuh sel kanker. Potensi inilah yang sampai sekarang masih banyak diteliti

oleh para ahli farmasi. Namun demikian, penggunaan daun gedi, baik sebagai sayuran

dalam bubur manado, maupun dengan cara merebus dan meminum airnya, tetap bisa

dilakukan secara teratur. Sayur (daun) gedi ternyata dipercaya memiliki khasiat obat

antara lain untuk menyembuhkan asam urat, darah tinggi, susah buang air besar,

maag, dan lain-lain. Bahkan bagi ibu hamil, sayur ini sangat disarankan untuk

memperlancar kelahiran anak.

Pemanfaatan daun gedi sebenarnya tidak hanya sebatas dilakukan oleh

masyarakat Manado, melainkan juga oleh orang Filipina, Taiwan, China, Korea, dan

Jepang. Di negara-negara ini, daun gedi bukan hanya dimanfaatkan sebagai campuran

bubur, melainkan sebagai sayuran biasa, serta bahan obat tradisional.

4. Hibiscus similis

Nama umum

Indonesia : Waru gunung

(Sunda), Waru gombong (Jawa

Tengah), Baru kneucneu

(Madura)

Lokasi

Desa Pengulu Kec. Sidayu Kab.

Gresik (depan SMPN 3 Sidayu)

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus similis

Deskripsi Tumbuhan

Habitus Pohon, tinggi ± 15 m. Batang Berkayu, penampang bulat, coklat

kehitaman.Daun Tunggal, bulat telur, berbulu, bergetah, ujung runcing, tepi bergerigi,

pangkal rompang, daun panjang 15-25 cm, lebar 10-15 cm, pertuiangan menyirip,

hijau pucat. Bunga Tunggal di ketiak daun, daun kelopak sepuluh, tangkai benang

sari berlekalan, kepala sari kuning, kepala putik coklat kehitaman, mahkota bentuk

corong panjang 5-7 cm, kuning keunguan. Buah Bulat telur, berbulu, diameter ± 3

cm, berruang lima,masih muda hijau setelah tua hitam. Biji Kecil, berambut, coklat

muda. Akar Tunggang, coklat kehitaman.

Kandungan Kimia

Bunga dan daun Hibiscus similis mengandung saponin, tanin dan flavonoida.

Di samping itu daunnya juga mengandung alkaloida.

Kegunaan dan Khasiat

Di Jawa jarang terdapat liar, tetapi banyak ditanam dipinggir jalan dan

halaman. Serat kulit pohon ini dapat dibuat tambang. Daun jenis waru ini di bagian

bawah dekat tulang daun utama terdapat kelenjar yang mengeluarkan cairan manis

yang menyebabkan semut berdatangan.

Bunga Hibiscus similis berkhasiat sebagai obat batuk.

Untuk obat batuk dipakai ± 4 gram bunga segar Hibiscus similis, ditumbuk

sampai lumat, diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas, kemudian diperas

dan disaring. Hasi! saringan diminum sekaligus.

5. Hibiscus rosa-sinensis

Nama umum

Indonesia:Kembang sepatu,

wora-wari, waribang

Pilipina: Gumamela

Inggris:Chinese Hibiscus, shoe

flower.

Lokasi

Jalan Gombong Universitas Negeri Malang.

Kompleks Fakultas Teknik UM

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus rosa-sinensis L.

Deskripsi Tumbuhan

Asal tanaman diduga berasal dari kawasan Asia Timur, dan termasuk kelompok

tumbuhan tropik dan sub tropik. Tinggi pohon bisa mencapai 4 meter, tegak dan

banyak cabang. Daunnya berwarna hijau gelap, dengan bagian permukaan yang

mengkilat dan tepi daun yang bergerigi.  Bunganya mempunyai diameter kurang

lebih 10 cm dengan warna mahkota bunga yang berwarna warni, yaitu merah, putih

dan oranye.

Kandungan Kimia

Senyawa berkhasiat yang terkandung di dalam tanaman kembang sepatu antara lain

senyawa golongan sterol, seperti stigmasterol, kampesterol dan beta sitosterol. Juga

ada asam tartrat, asam sitrat dan asam oksalat, flavonoid dan glikosida flavonoid.

Kegunaan dan Khasiat

- Sebagai tanaman hias

- Kosmetik

untuk menumbuhkan rambut dan perawatan kesehatan kulit kepala, dapat membantu

menghitamkan rambut, mengatasi kerontokan rambut dan mencegah atau mengobati

ketombe.

- Kesehatan Reproduksi

Daun, akar dan bunga tanaman kembang sepatu digunakan untuk mengatasi berbagai

gangguan proses menstruasi. Juga dikenal berkhasiat untuk menjaga kelancaran atau

keteraturan siklus haid, mengendalikan pengeluaran darah secara berlebihan dan

mengobati berbagai gangguan yang berhubungan dengan siklus haid.   Bunga sepatu

juga dapat bermanfaat sebagai alat kontrasepsi.

- Penyembuh Luka

Daun dan bunga sepatu mempunyai khasiat antiseptik. Sehingga dapat digunakan

untuk membantu mempercepat proses penyembuhan luka.

- Mengatasi Flu

Rebusan bunga, daun atau akar kembang sepatu bisa mengatasi gangguan napas pada

keadaan flu, misalnya batuk, juga gangguan asma dan bronchitis. Cara lain yang

sering dilakukan, juga untuk tujuan mengatasi gangguan pernapasan adalah

menghirup uap rebusan bunga atau menggunakannya untuk berendam.

6. Hibiscus sabdariffa

Sinonim : Hibiscus digitatus Cav.

Nama umum

Lokasi

Kebun Biologi Universitas Negeri Malang

Jalan Simpang Bogor Malang

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus sabdariffa L.

Deskripsi Tumbuhan

Merupakan herba tegak, satu tahunan, tinggi mencapai 5 m. Batang

membulat, keseluruhan hijau, hijau dengan noda merah, hijau dengan bercak merah

atau seluruhnya merah. Daun berseling, polymorphic; stipula bentuk benang, panjang

Indonesia: Rosela, perambos, gamet walanda

(Sunda), kasturi roriha (Ternate)

Inggris: Roselle, red sorrel

Cina: luo shen kui,  luo shen hua

5-13 mm; panjang tangkai daun 0.3-12 cm, hijau hingga merah; helaian daun 2-15 cm

x 2-15 cm, pangkal daun meruncing hingga mengerucut, tepi daun beringgit, pangkal

daun tumpul hingga meruncing, semi gundul hingga berambut dengan rambut

sederhana, ibu tulang daun dengan banyak kelenjar mucilaginous pada permukaan

bawahnya. Bunga soliter, aksiler, biseksual, berbagi 5; panjang pedicel 5-20 mm,

calyx persistent, menggenta, bercuping 5, cuping triangular hingga bulat telur, pada

buah panjang mencapai 2.2 cm, seperti kulit dan berbulu rata (cv. group Altissima)

atau berdaging dan gundul (cv. group Sabdariffa), nektar inconspicuous, hijau, merah

atau keputihan, mahkota bentuk bell dengan 5 petala bebas, petala bulat telur terbalik

yang asimetrik, 3 cm x 2 cm, pangkal dngkal, berdaging, ujung membulat, gundul

hingga berambut, berwarna kuning atau kuning dengan merah pada bagian tengah

dalam; benang sari tersusun dalam kolom sepanjang 7-20 mm long, kekuningan-

hijau hingga merah muda atau merah, panjang filamen 1 mm; pistil dengan superior,

oyarium bulat telur hingga membulat, diameter 4-6 mm, berambut sutra yang lebat,

stilus dalam kolom staminal, bercabang 5, berambut, stigma berwarna merah atau

kuning. Buah kapsul, bulat telur, 13-22 mm x 11-20 mm, tiap buah berisi 30-40 biji.

Biji subreniform, 3-5 mm x 2-4 mm, coklat kemerahan dengan banyak titik - titik

kecil coklat kekuningan, hilum coklat kemerahan.

Kandungan Kimia

Ekstrak serat dari kulit kayu Rosela mempunyai kegunaan yang sama dengan

rami (Corchorus spp.), yaitu untuk tas goni dan pakaian hessian.

Dalam 100 gr bunga Rosella mempunyai kandungan zat-zat kimia sebagai berikut:

Kalori 49 kal, H2O 84,5 %, Protein 1,9 gr, Fats 0,1 gr, Karbohidrat12,3 gr, Fiber 1,2

gr, Kalsium 0,0172 gr, Phospor 0,57 gr, Besi 0,029gr, B-karotene 3 gr, Asam

askorbat 0,14 gr. Sedangkan untuk bunga kering terdiri dari 3 % campuran asam sitrat

dan anthocyanins gossipeptin 9 hydroxyflavone) dan 0,004,00,0005 %.

Kegunaan dan Khasiat

- Sebagai tanaman hias

- Tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa) yang dulu hanya ditanam sebagai penghasil

serat dan mulai ditinggalkan, kini kembali populer. Tanaman ini kini banyak

dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman. Dalam pengolahannya,

kelopak bunga rosela bisa dibuat sari buah, teh herbal, sirup, selai, campuran

salad, puding, asinan, dan aneka minuman segar. Sebagai obat tradisional, rosela

berkhasiat sebagai antiseptik, aprodisiak, diuretik, pelarut, sedativ, dan tonik.

Sehingga bisa membantu berbagai macam penyakit seperti hipertensi, kecanduan

narkoba, dan kanker.

Manfaat Bunga Rosella: menurunkan asam urat, bersifat penetral racun, menurunkan

hipertensi, menurunkan kadar gula, menurunkan kolesterol, memperbaiki

metabolisme, mencerdaskan otak, melangsingkan tubuh, mencegah kanker,

meredakan batuk kronis, menurunkan suhu badan, menyehatkan mata, mengurangi

kecanduan narkkoba, maag menahun, menambah gairah sex, dll.

7. Hibiscus cannabinus

Sinonim

Hibiscus sabdariffa L. var. d

(1753)

Hibiscus sabdariffa L.

subsp. cannabinus (L.) G.

Panigrahi & S.K. Murti

(1989).

Nama Umum

Indonesia: Rami Jawa

Inggris: Kenaf

Lokasi

Desa Srowo Kec. Sidayu Kab. Gresik

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus cannabinus L.

Deskripsi

Merupakan herba tegak, satu tahunan, tinggi tumbuhan liar mencapai 2 m,

jika ditanam mencapai 5 m. Batang pipih, silindris, pada tanaman budidaya tidak

bercabang dan gundul, pigmentasi seluruhnya hijau, hijau dengan merah atau ungu

ataupun seluruhnya merah, kadang separo dibawah hijau dan separo diatas

berpigmentasi. Daun berseling, stipula filiform, panjang 5-8 mm, berambut, panjang

tangkai daun 3-30 cm, pada bagian adaksial berambut rata dan pada bagian abaksial

berbulu tegak, berwarna hijau hingga merah; helaian daun berukuran 1-19 cm x 0.1-

20 cm, pangkal daun meruncing sampai bentuk jantung, tepi beringgit atau bergigi,

ujung daun meruncing, permukaan atas gundul, permukaan bawah berambut

sepanjang urat daun. Bunga axiler, soliter atau kadang berkelompok dekat ujung,

biseksual, diameter 7.5-10 cm; kelopak menggenta, berwarna hijau, berbulu tegak,

mahkota besar dan terlihat, biasanya berwarna krem hingga kuning dengan merah

pada pangkal dalamnya, terkadang biru atau ungu. Buah bulat telur, tipe kapsul, 12-

20 mm x 11-15 mm, berambut lebat, mengandung 20-25(-35) biji. Biji bentuk ginjal

hingga triangular dengan sudut runcing, 3-4 mm x 2-3 mm, berwarna keabuan atau

coklat-hitam dengan titik kuning menyala.

Kajian Etnobotani

Serat kenaf yang kering, digunakan dalam pembuatan tekstil kasar seperti,

pakaian hessian dan karung untuk mengemas komoditas pertanian dan industri, juga

dibuat menjadi benang, tambang dan benang sepatu. Bijinya dapat dimakan dan dapat

digunakan sebagai pupuk alami.

8. Urena lobata

Nama umum

Indonesia: Pungpulutan,

Pungpurutan (Sunda), Pulutan

(Jawa), Pungpulutan, pungpulutan

awewe, pungpurutan (Sunda);

legetan, pulutan pulutan kebo,

pulutan sapi (jawa); Polot

(Madura), Kapuhak, kaporata

(Sumba), Bejak, kakamomoko,

kokomomoko (Halmahera), Taba

toko (Ternate)

Inggris : Caesarweed

Pilipina: Dalupang

China: Di tao hum

Lokasi

Desa Pengulu Kec. Sidayu Kab. Gresik

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Dilleniidae

Ordo: Malvales

Famili: Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Genus: Urena

Spesies: Urena lobata L.

Deskripsi Tumbuhan

Perawakan tegak, semak m 0,6-2,5 bercabang tinggi. Sangat variabel dan

lebih atau kurang berbulu. Batang sering dengan cabang kemerahan. Daun: pucat di

bawah, ovate untuk suborbicular, 3 sampai 9 cm, berbentuk hati di dasar, lebih atau

kurang bergigi atau agak lobed atau miring, lobus tidak melebihi melampaui tengah

daun dan sinus yang biasanya luas dan akut. Bunga: merah muda atau keunguan,

sekitar 1,7 mm dan ditanggung sendiri-sendiri dalam axil daun, atau agak di malai.

Kelopak 5, bebas di atas, bawaan bawah dan adnate ke tabung staminal; memotong

tabung staminal atau teliti bergigi, kepala sari banyak, Ovarium 5-bersel, cabang

stigma 10. Buah: bulat oleh diratakan dan sekitar 7 mm, dengan 5 karpel ditutupi

dengan pendek, duri berduri.

Kajian Etnobotani

Masyarakat Dayak menggunakan daun mudanya untuk pupur, sedangkan akarnya

direndam dalam air panas dan diminum digunakan sebagai obat sakit kepala. Akarnya

juga digunakan untuk mengobati panas influenza, malaria, rheumatic persendian,

keputihan, radang tonsil, kencing keruh, diare, disentri, bengkak, muntah darah,

gangguan pencernaan, gondok, luka berdarah, tulang patah, bisul, payudara bengkak,

dan luka karena gigitan ular.

Kandungan Kimia

Rasa manis, tawar, sejuk, penurun panas, anti radang, anti-rematik. Batang dan

daunnya mengandung zat lendir, biji mengandung 13-14% lemak.Telah diteliti

fitokimia akar pungpulutan (Urena lobata L., Malvaceae). Hasil penapisan fitokimia

menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tanin katekat, saponin,

kumarin, dan steroid/triterpenoid.

Khasiat dan Kegunaan

Panas influenza, radang tonsil (Tonsilitis), malaria, Reumatik; Keputihan, Bengkak, Muntah

darah, Sukar melahirkan, Bisul, Luka berdarah, tulang patah, payudara bengkak, gigitan ular.

Akar:

- Panas influenza, radang tonsil (Tonsillitis), malaria.

- Rheumatik persendian.

- Keputihan, kencing keruh.

- Disentri, diare, gangguan pencernaan (indigestion).

- Bengkak (edema), muntah darah (hematemesis), kesukaran

melahirkan (partus).

- Gondok (goitre).

- Bisul, luka berdarah, tulang patah (frakture), payudara

bengkak (mastitis), gigitan ular.

PEMAKAIAN:

30 - 60 gr akar segar atau 15 - 30 gr akar kering direbus, minum.

PEMAKAIAN LUAR:

Seluruh tanaman segar dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit.

1. Influenza: 24 gr akar direbus, minum.

2. Disentri, diare, rheumatic: 30 - 60 gr akar kering direbus, minum.

3. Keputihan, kencing keruh: 30 - 60 gr akar segar direbus, minum.

4. Bengkak karena nephritis: 30-60 gr akar segar ditambah air secukupnya, rebus sampai

mendidih, diminum sehari 2 kali.

5. Koreng berdarah, bisul ditempeli bunga pulutan.

9. Hibiscus tiliaceus

Lokasi

Desa Mriyunan Kec. Sidayu Kab. Gresik (Alon-

Alon Sidayu)

Tumbuhan ini asli dari daerah tropika di Pasifik barat namun sekarang tersebar luas di

seluruh wilayah Pasifik dan dikenal dengan berbagai nama:

hau (bahasa Hawaii), purau (bahasa Tahiti), beach Hibiscus, Tewalpin, Sea Hibiscus,

atau Coastal Cottonwood dalam bahasa Inggris.

Di Indonesia tumbuhan ini memiliki banyak nama seperti: baru (Gayo, Belitung,

Md., Mak., Sumba, Hal.); baru dowongi (Ternate, Tidore); waru (Sd., Jw., Bal., Bug.,

Flores); haru, halu, faru, fanu (aneka bahasa di Maluku); dan lain-lain.

Klasifikasi

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus tiliaceus

Deskripsi

Pohon kecil, tinggi 5–15 m. Di tanah yang subur tumbuh lebih lurus dan dengan tajuk

yang lebih sempit daripada di tanah gersang. Daun bertangkai, bundar atau bundar

telur bentuk jantung dengan tepi rata, garis tengah hingga 19 cm; bertulang daun

menjari, sebagian tulang daun utama dengan kelenjar pada pangkalnya di sisi bawah

daun; sisi bawah berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bundar telur memanjang,

2,5 cm, meninggalkan bekas berupa cincin di ujung ranting. Bunga berdiri sendiri

atau dalam tandan berisi 2–5 kuntum. Daun kelopak tambahan bertaju 8–11, lebih

dari separohnya berlekatan. Kelopak sepanjang 2,5 cm, bercangap 5. Daun mahkota

bentuk kipas, berkuku pendek dan lebar, 5–7,5 cm, kuning, jingga, dan akhirnya

kemerah-merahan, dengan noda ungu pada pangkalnya. Buah kotak bentuk telur,

berparuh pendek, beruang 5 tak sempurna, membuka dengan 5 katup.

Kandungan Kimia

Kajian Etnobotani

Kayu terasnya agak ringan, cukup padat, berstruktur cukup halus, dan tak

begitu keras; kelabu kebiruan, semu ungu atau coklat keunguan, atau kehijau-hijauan.

Liat dan awet bertahan dalam tanah, kayu waru ini biasa digunakan sebagai bahan

bangunan atau perahu, roda pedati, gagang perkakas, ukiran, serta kayu bakar. Dari

kulit batangnya, setelah direndam dan dipukul-pukul, dapat diperoleh serat yang

disebut lulup waru. Serat ini sangat baik untuk dijadikan tali.

Daunnya dapat dijadikan pakan ternak, atau yang muda, dapat pula dijadikan

sayuran. Daun yang diremas dan dilayukan digunakan untuk mempercepat

pematangan bisul. Daun muda yang diremas digunakan sebagai bahan penyubur

rambut. Daun muda yang direbus dengan gula batu dimanfaatkan untuk melarutkan

(mengencerkan) dahak pada sakit batuk yang agak berat. Kuncup daunnya digunakan

untuk mengobati berak darah dan berlendir pada anak-anak. Daunnya juga digunakan

sebagai pembungkus ikan segar oleh pedagang di pasar dan pedagang ikan keliling.

Bunga waru dapat dijadikan jam biologi. Bunganya mekar di pagi hari dengan

mahkota berwarna kuning. Di siang hari warnanya berubah jingga dan sore hari

menjadi merah, sebelum akhirnya gugur. Legenda masyarakat penghuni Pulau Jawa

menyatakan, kuntilanak menyukai pohon waru yang tumbuh miring (waru doyong)

sebagai tempat bersemayamnya.

10. Gossypium sp.

11. Passiflora quadrangularis

12. Passiflora foetida

13. Passiflora edulis

14. Abutilon sp.

15. Adenia sp.

DAFTAR RUJUKAN

Febrian.2012. Manfaat Tumbuhan (online)

http://febrianysoamole.wordpress.com/?s=daun+gedi (diakses pada tanggal 01

Oktober 2012)

Huriyah,Thalita.2010. Kandungan Kimia Pada Teh (Camellia Sinensis

Var. Assamica) (online)

http://muslimahsakura90.wordpress.com/2010/03/24/kandungan-kimia-pada-

teh-camellia-sinensis-var-assamica/ (diakses pada tanggal 01 Oktober 2012)

J. Kloppenburgh – Versteegh,  Tanaman Berkhasiat Indonesia Volume I, Alih Bahasa

dan Saduran : drh.J.Soegiri, Prof.Dr.drh.Nawangsari, IPB Press, 2006

Plantamor.2008.Situs Dunia Tumbuhan (online)

http://www.plantamor.com/index.php (diakses pada tanggal 30 September

2012)

Sem.2012. Khasiat Besar Daun Gedi (online)

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/2289688-

khasiat-besar-daun-gedi/#ixzz28HYUw6L2 (diakses pada tanggal 01 Oktober

2012)

Viody.2007. Rosella (online)

http://asihmtq.blogspot.com/2007/12/bunga-rosella.html (diakses pada tanggal

30 September 2012)