terjemahan jurnal alergi
DESCRIPTION
terjemahanTRANSCRIPT
Obesitas sentral* dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
asma tidak terkontrol pada wanita
Albertina Varandas Capelo1*, Vania Matos de Fonseca2, Maria Virgínia Marques Peixoto2,
Sonia Regina de Carvalho1 dan Larissa Garcia Guerino1
AbstrakLatar Belakang: Asma tetap merupakan penyakit yang tidak terkontrol. Komorbiditas, terutama obesitas, dan beberapa faktor lainnya telah diidentifikasi secara tunggal terkait dengan pengendalian asma, dan faktor-faktor ini bervariasi antar negara dan jenis kelamin. Penelitian menunjukkan bahwa efek merugikan dari faktor-faktor ini paling besar berlaku untuk wanita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan asma yang tidak terkontrol pada wanita di klinik rawat jalan Rumah Sakit University Federal di Rio de Janeiro, Brasil.Metode: Penelitian cross-sectional pada wanita dengan asma, berusia lebih tua dari 18 tahun. Semua subjek diikutkan berdasarkan kriteria yang ketat. Penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur dengan data mengenai variabel demografis, tingkat pendidikan, kondisi komorbiditas, dan riwayat penyakit. Pengukuran antropometri dan spirometri dilakukan. Pengendalian asma dinilai dengan tiga metode yang berbeda: Uji Pengendalian Asma (Asthma Control Test/ACT), Kuesioner Pengendalian Asma (Asthma Control Questionnaire/ACQ) dan kriteria Inisiatif Global untuk Asma (Global Initiative fo Asthma/GINA).Hasil: Sebanyak 124 wanita dilibatkan, dan 57%, 38% dan 21% masing-masing dikontrol secara penuh sesuai dengan ACT, ACQ dan kriteria GINA. Sebanyak 31,5% mengalami obesitas. Menurut CI (Conicity Index/indeks konisitas) dan WC (waist circumference/lingkar pinggang) masing-masing, 84% dan 68% adalah obesitas sentral. Tidak terdapat hubungan antara pengendalian asma dan usia, pendidikan, durasi penyakit atau BMI (Body Mass Index/Indeks Massa Tubuh) dalam tiga model, namun terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dan pengendalian asma dengan metode penilaian ACQ dan GINA, mengontrol variabel penjelas seperti GERD (gastroesophageal reflux disease atau penyakit refluks gastroesofagus). Persen pre-bronkodilator prediksi volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1) dan kapasitas vital paksa (FVC) secara signifikan terkait dengan usia dan FVC juga terkait dengan obesitas sentral.Kesimpulan: Asma tetap tidak terkontrol pada wanita meskipun pengobatan, dan obesitas sentral tampaknya memiliki pengaruh negatif pada pengendalian penyakit. Kami percaya bahwa wanita harus dipelajari sebagai kelompok yang terpisah dan menyarankan studi prospektif dengan penilaian distribusi lemak dan biomarker, mengontrol kemungkinan komorbiditas terkait dengan pengendalian asma.Kata kunci: Pengendalian asma, Wanita, Obesitas sentral, komorbiditas
* Obesitas abdominal/perut yang terjadi akibat akumulasi lemak di perut
Pengantar
Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang tetap merupakan penyebab penting
morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia [1,2]. Meskipun beberapa studi menunjukkan
bahwa prevalensi asma mungkin stabil atau bahkan menurun di negara-negara Barat, telah
digambarkan peningkatan prevalensi di Amerika Latin, Afrika dan Asia [3]. Brasil memiliki
prevalensi asma tertinggi keenam, dengan 20 juta penderita asma, yang bertanggung jawab
untuk keempat perawatan rumah sakit menurut database Sistem Kesehatan Brasil (Brazilian
Health System database/DATASUL) [4]. Asma merupakan penyakit inflamasi dan kompleks
dengan banyak mekanisme etiologi dan, sejarah alam yang kurang dipahami. Namun,
terdapat upaya untuk meningkatkan karakterisasi fenotipe dan endotipe asma untuk
mengurangi dampak pada kualitas hidup, fungsi paru-paru dan efek pengobatan negatif
pada pasien dan untuk memberikan pengendalian yang lebih baik untuk penyakit [5]. Tiga
puluh tahun setelah onset atau timbulnya pengobatan interkrisis dengan obat inhalasi,
tingkat kematian dan pengendalian asma telah membaik. Namun, baik studi nasional
maupun internasional menunjukkan bahwa jumlah pasien yang tidak terkontrol tetap tinggi
[6,7]. Beberapa faktor telah diidentifikasi secara tunggal terkait dengan pengendalian asma
[8] dan banyak komorbiditas, seperti obesitas, telah dikaitkan dengan efek negatif
pengendalian [9]. Faktanya, sampai saat ini, tidak dipahami mengapa wanita tampak lebih
gemuk, sangat terpengaruh, dan tidak atopik [10]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi hubungan antara faktor yang terkait, pengendalian asma dan fungsi paru-paru
pada wanita dewasa dengan asma di klinik rawat jalan rumah sakit kami.
Bahan dan Metode
Populasi penelitian
Penelitian cross-sectional ini dilakukan di klinik asma rawat jalan di University Hospital
Gaffrée dan Guinle atau Rumah Sakit Universitas Gaffrée dan Guinle (HUGG), Rio de Janeiro,
dengan wanita asma yang didiagnosis dengan asma yang persisten dan dinilai dengan
kriteria GINA (Global Initiative for Asthma) [11] antara bulan November 2013 dan Juli 2014.
Subyek adalah pasien yang berusia lebih tua dari 18 tahun dan berada pada tindaklanjut
rutin selama lebih dari satu tahun. Asma didiagnosis menurut kriteria GINA [11],
menggunakan data klinis dan pengujian fungsi paru-paru. Pengobatan telah dimulai
berdasarkan pedoman GINA [11], oleh dokter yang sama dengan dosis tetap setidaknya tiga
bulan sebelum penelitian. Semua pasien memiliki BMI (Body Mass Index atau Indeks Massa
Tubuh) antara 18,5 dan 39,9 kg/m2 (berat dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi
dalam meter). Subyek dikeluarkan jika mereka saat ini perokok atau telah merokok dalam
waktu 5 tahun terakhir, hamil atau menyusui, memiliki riwayat penyakit kejiwaan, aktif
penyakit paru, penyakit ganas, immunodefisiensi, penyakit autoimun, penyakit
kardiovaskular, gagal jantung kongestif, atau disfungsi tiroid, pengguna kronis kortikosteroid
sistemik atau obat imunosupresif atau mengalami infeksi saluran napas atau eksaserbasi
selama empat minggu sebelum penelitian. Persetujuan informasi tertulis diperoleh dari
semua subjek.
Pengumpulan data
Data demografi [usia dan pendidikan (kurang atau lebih dari pendidikan sekolah dasar)],
durasi penyakit (kurang atau lebih dari 15 tahun), onset atau timbulnya penyakit (kurang
atau lebih dari 12 tahun), onset setelah menopause, tingkat keparahan dan pengendalian
asma, pengukuran antropometri (berat badan, tinggi, lingkar pinggang), penggunaan obat-
obatan untuk pengobatan gastroesophageal reflux disease atau penyakit refluks
gastroesofagus (GERD), dan parameter fungsi paru-paru seperti persen pre-bronkodilator
prediksi FEV1 (volume ekspirasi paksa dalam satu detik), FVC (kapasitas vital paksa) dan rasio
FEV1/FVC diperoleh.
Penilaian pengendalian asma
Pengendalian asma didefinisikan sebagai pengendalian sepenuhnya, sebagian terkontrol
dan tidak terkontrol sesuai dengan pedoman GINA [11]. Pasien menjawab dua kuesioner
pelaporan pengendalian asma: Asthma Control Test atau Pengujian Pengendalian Asma
(ACT) [12] dan Asthma Control Questionnaire atau Kuesioner Pengendalian Asma (ACQ)
dalam versi penuh dengan tujuh pertanyaan [13] yang diizinkan untuk digunakan. Sebagai
poin penting untuk mengidentifikasi pengendalian asma, kami menggunakan skor ACQ ≤
0,75 dan ACT skor ≥20.
Penilaian keparahan asma
Untuk mengidentifikasi tingkat keparahan penyakit, kami menggunakan klasifikasi GINA
2002, yang membagi pasien menjadi empat kategori: ringan, intermiten, ringan, sedang dan
berat persisten, berdasarkan pada frekuensi gejala, hasil spirometri dan terapi farmakologi
[14].
Pengukuran antropometri
Berat dan tinggi badan diukur dengan ketelitian 0,1 kg dan 0,1 cm, masing-masing, sesuai
dengan protokol standar [15]. Waist circumference atau lingkar pinggang (WC) diukur
dengan ketelitian 0,1 cm, menggunakan pita pengukur nonelastik, di titik tengah antara
bagian bawah costal margin (tepi bawah dada (thoraks) yang dibentuk oleh tepi bawah
tulang rusuk.) dan iliac crest (perbatasan atas sayap ilium dan margin superolateral panggul
yang lebih besar), di akhir pernafasan normal pada posisi terlentang, tanpa busana di situs
pengukuran, lengan dan kaki direntangkan ke samping bersama-sama [15]. Semua
pengukuran dilakukan oleh dokter yang sama. BMI, lingkar pinggang (WC), waist-to-height
ratio atau rasio pinggang-ke-tinggi (WHtR) dan conicity index atau indeks konisitas (CI)
dihitung. BMI dikategorikan sebagai normal, kelebihan berat badan dan obesitas menurut
kriteria WHO (World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia) [15]. Obesitas
sentral didefinisikan menurut pengukuran WC, WHtR dan CI. WC lebih dari 88 cm
didefinisikan sebagai obesitas sentral menurut kriteria WHO [15]. Obesitas sentral
didefinisikan sebagai WHtR yang lebih besar dari 0,50 dan CI masing-masing lebih besar dari
1,18 dan 1,22 untuk wanita berumur 18-49 tahun dan lebih tua dari 50 tahun [16].
Penilaian fungsi pernafasan
Tes fungsi paru-paru dilakukan oleh satu dokter berdasarkan pedoman American Thoracic
Society/Perkumpulan Thoraks Amerika (ATS) [17] menggunakan spirometer Spiron 2 (Codax
Corporation; São Paulo, Brasil), untuk menentukan parameter prebronkodilator prediksi
FEV1% dan FVC% dan rasio FEV1/FVC. FEV1 yang direkam awal adalah yang terbaik di antara
tiga nilai reproduksi pada kurva penerimaan, dengan kurang dari 5% amplitudo. Kami
menggunakan nilai fungsi paru prediksi standar Knudson [18]. Studi ini disetujui oleh
Research Ethics Commitee atau Komite Etik Riset HUGG pada 10 Oktober 2013.
Analisis statistik
Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji t untuk variabel terus menerus dan uji
chi-square untuk variabel kategoris untuk menyelidiki hubungan antara karakteristik klinis
dan demografi dengan pengendalian asma. Variabel-variabel menunjukkan hubungan
dengan nilai p hingga 0,20 pada analisis bivariat yang digunakan dalam model regresi. Dalam
regresi logistik, variabel tergantung dikotomi adalah pengendalian asma (dikontrol dan
sebagian/tidak terkontrol). Hasilnya dinyatakan sebagai odds ratio atau rasio peluang (OR)
dan interval kepercayaan 95%. Ketika menganalisis hubungan parameter fungsi pernafasan,
pre-bronkodilator prediksi FEV1%, FVC%, dan rasio FEV1/FVC didefinisikan sebagai variabel
tergantung. Tingkat signifikansi yang ditetapkan sebesar 5%. Semua analisis dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak statistik SPSS, versi 17.0.
Hasil
Karakteristik demografi dan klinis dari subyek dengan pengendalian penuh dibandingkan
dengan asma yang terkontrol sebagian dan tidak terkontrol ditunjukkan pada Tabel 1.
Seratus dua puluh empat wanita dilibatkan, dari usia 19 sampai 82 tahun, dengan usia rata-
rata 53,5 ± 14,0 tahun. Sebanyak masing-masing 57%, 38% dan 21% wanita ditemukan
terkontrol secara penuh menggunakan, ACT, ACQ dan kriteria GINA. Berdasarkan BMI, 72%
kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas sentral terdeteksi pada 68% subyek
menggunakan WC dan 84% menggunakan CI. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
pengendalian asma dan obesitas sentral menggunakan WC, keparahan asma dan parameter
paru-paru dengan ACQ dan kriteria GINA. Umur, tingkat pendidikan, durasi penyakit, onset
atau timbulnya asma, asma setelah menopause, dan pengobatan untuk GERD tidak
berhubungan dengan pengendalian asma. Terdapat perbedaan signifikan pada rata-rata
FEV1 dan rasio FEV1/FVC berdasarkan pengendalian asma dengan ACQ dan kriteria GINA,
dan pada FVC dengan ketiga metode penilaian pengendalian.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara obesitas sentral (WC) dan pengendalian asma
menggunakan ACQ dan kriteria GINA. Kami juga menemukan hubungan antara obesitas
sentral (WC) dan pengendalian asma dengan ACQ dan kriteria GINA setelah penyesuaian
untuk pembaur (Tabel 2).
Pada model regresi lain dengan variabel yang sama yaitu BMI bukannya WC, hanya terdapat
korelasi yang kuat antara keparahan asma dan penilaian pengendalian menggunakan
kriteria GINA (Tabel 3).
Terdapat juga hubungan yang signifikan antara pengendalian asma, WC dan keparahan
menggunakan kriteria GINA tetapi menggunakan ACQ hanya terdapat hubungan antara
pengendalian asma dan WC setelah penyesuaian untuk variabel lain, termasuk GERD dalam
model regresi logistik bertahap (Tabel 4).
Pada model regresi linier, terdapat hubungan signifikan antara usia dan FEV1. Dalam model
dengan FVC sebagai variabel tergantung, terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas
sentral dan usia, dan pada model dengan FEV1/FVC, hanya terdapat hubungan dengan
durasi penyakit (Tabel 5).
Diskusi
Konsep asma dan heterogenitasnya baru-baru ini berubah karena karakterisasi fenotipe
yang berbeda terkait dengan profil ekspresi yang berbeda, keparahan penyakit dan
pengendalian penyakit [5,19]. Banyak fenotipe berhubungan dengan asma telah dijelaskan
bahwa terdefinisikan oleh fitur multivariat, termasuk fitur klinis, genetik dan molekuler;
fenotipe mampu berinteraksi, memiliki perilaku yang berbeda mengenai pengendalian dan
respon terhadap pengobatan dan berhubungan dengan jenis kelamin [5,10,19]. Selama
masa kanak-kanak, asma lebih umum pada laki-laki, setelah pubertas, bagaimanapun,
insidensi meningkat pada wanita [20]. Selain lebih terpengaruh oleh asma, wanita berada
pada risiko yang lebih besar dalam mengembangkan asma non-atopik, yang telah dikaitkan
dengan keparahan yang lebih besar dan pengendalian yang buruk [21,22]. Namun, faktor-
faktor penentu untuk risiko yang lebih besar ini di antara wanita belum diketahui. Oleh
karena itu, kami menentukan untuk mempelajari wanita saja, yang, berbeda dari pria,
dipengaruhi oleh perubahan hormonal selama seluruh hidup mereka, mengakibatkan
memburuknya gejala, menurunnya fungsi paru-paru, dan disregulasi respon imun [22]. Kami
percaya bahwa ini adalah studi pertama yang menghubungkan pengendalian asma dan
komorbiditas, termasuk obesitas sentral, hanya pada wanita, menggunakan tiga metode
penilaian kontrol yang berbeda.
Meskipun banyak kemajuan dalam manajemen asma, mayoritas studi nasional dan
internasional menunjukkan bahwa setidaknya 40% dari pasien tidak terkontrol secara penuh
[6,7]. Dalam penelitian kami, kami juga mengamati bahwa terlepas dari metode penilaian
pengendalian yang digunakan, lebih dari 40% dari peserta terkontrol sebagian dan tidak
terkontrol; ini adalah yang paling terutama diamati dengan penilaian GINA, diikuti oleh ACQ.
Kami percaya bahwa alasan untuk frekuensi tinggi ini adalah karena pasien dalam penelitian
kami berasal dari referensi pusat kesehatan, yang kemungkinan besar memiliki lebih banyak
jumlah pasien dengan penyakit berat.
Kami percaya bahwa versi penuh ACQ adalah alat yang paling mirip dengan hasil kriteria
GINA karena keduanya menawarkan penilaian yang lebih objektif dan komprehensif
mengenai pengendalian penyakit, menggunakan komponen fungsional pernapasan, FEV1.
Setidaknya terdapat 17 instrumen tervalidasi yang berbeda dengan skala penilaian untuk
menilai pengendalian asma, dan ACT dan ACQ adalah yang paling sering digunakan dan
tervalidasi [23]. Pemilihan metode penilaian pengendalian tergantung pada tujuan,
preferensi pribadi, dan struktur dukungan. Klasifikasi GINA mungkin adalah alat penilai asma
yang paling luas diakui dan direkomendasikan di seluruh dunia [11]. Meskipun klasifikasi
GINA belum secara resmi divalidasi, baru-baru ini penelitian telah menunjukkan derajat
kesamaan yang berbeda antara GINA dan metode lain [24-26]. Ketika Rodrigo et al. [25]
menguji versi Spanyol dari ACT, mereka mengamati bahwa instrumen memiliki korelasi yang
lemah
Tabel 1 Karakteristik demografi dan klinis pasien berdasarkan pengendalian asma; HUGG, 2013-
2014
ACT
terkontrol
ACT
sebagian/
tidak
terkontrol
Nilai p ACQ
terkontrol
ACQ
sebagian/
tidak
terkontrol
Nilai p GINA
terkontrol
GINA
sebagian/
tidak
terkontrol
Nilai p
Jumlah (%) 71
(57.26)
53
(42.74)
47
(37.90)
77
(62.10)
26
(20.97)
98
(79.03)
Umur
dalam
tahun (SD)
53.56
(14.61)
53.53
(13.28)
0,85 51.40
(16.31)
54.86
(12.31)
0.21 48.31
(16.27)
54.94
(13.07)
0,06
BMI (SD) 27.69 28.43 0,39 27.55 28.29 0,39 26.77 28.33 0,16
(4.64) (4.77) (4.49) (4.81) (5.02) (4.57)
Obesitas
(BMI)
0,06
Eutropi (%) 20
(28.1)
15
(28.4)
0.17 15
(32.0)
20
(26.0)
0.70 12
(46.16)
23
(23.47)
Kelebihan
berat badan
(%)
33
(46.5)
17
(32.0)
19
(10.4)
31
(40.2)
7
(26.92)
43
(43.88)
Obesitas
(%)
18
(25.4)
21
(39.6)
13
(27.6)
26
(33.8)
7
(26.92)
32
(32.65)
Obesitas
sentral
(WC)
0,0086
Tanpa
obesitas (%)
25
(35.2)
14
(26.4)
0.33 21
(44.5)
18
(23.4)
0.01 14
(53.85)
25
(25.51)
Dengan
obesitas (%)
46
(64.8)
39
(73.6)
26
(55.5)
59
(76.6)
12
(46.15)
73
(74.49)
Obesitas
sentral
(WHtR)
0,36
Tanpa
obesitas (%)
6
(8.5)
2
(3.8)
0.46 4
(8.5)
4
(5.0)
0.47 3
(11.54)
5
(5.11)
Dengan
obesitas (%)
65
(91.5)
51
(96.2)
43
(91.5)
73
(95.0)
23
(88.46)
93
(94.89)
Obesitas
sentral (CI)
0,09 0,00 0,0015
Tanpa
obesitas (%)
15
(21.1)
5
(9.5)
14
(29.8)
6
(8.0)
10
(38.46)
10
(10.20)
Dengan
obesitas (%)
56
(78.9)
48
(90.5)
33
(70.2)
71
(92.0)
16
(61.54)
88
(89.80)
Tingkat
pendidikan
0,05 0,33 1,0
Kurang dari
4 tahun (%)
31
(43.6)
14
(26.5)
20
(42.5)
25
(32.5)
9
(34.62)
36
(36.73)
Lebih dari 4
tahun (%)
40
(56.4)
39
(73.5)
27
(57.5)
52
(67.5)
17
(65.38)
62
(63.27)
Durasi
penyakit
26.08 27.43 0.66 25.13 27 0.43 21.61 28 0.07
dalam
tahun (SD)
(17.13) (17.44) (16.68) (17.56) (15.44) (17.47)
Durasi
penyakit
0,69 0,64 0,06
Kurang dari
15 tahun
23
(32.4)
15
(28.3)
15
(32.0)
23
(29.9)
12
(46.15)
26
(26.53)
Lebih dari
15 tahun
48
(67.6)
38
(71.7)
32
(68.0)
54
(70.1)
14
(53.85)
72
(73.47)
Usia onset 0,67 0,52 1,0
< 12 tahun
(%)
17
(24.0)
15
(28.3)
14
(29.8)
18
(23.4)
7
(26.92)
25
(25.51)
>12 tahun
(%)
54
(76.0)
38
(71.7)
33
(70.2)
59
(76.6)
19
(73.08)
73
(74.49)
Asma
setelah
menopause
0,65 0,64 0,59
Ya (%) 13
(18.3)
12
(22.6)
8
(17.0)
17
(22.0)
4
(15.38)
21
(21.43)
Tidak (%) 58
(81.7)
41
(77.4)
39
(83.0)
60
(78.0)
22
(84.62)
77
(78.57)
Perawatan
GERD
0,06 0,85 0,65
Ya (%) 23
(32.4)
26
(49.0)
18
(38.3)
31
(40.26)
9
(34.62)
40
(40.82)
Tidak (%) 48
(67.6)
27
(51.0)
29
(61.7)
46
(59.74)
17
(65.38)
58
(59.18)
Keparahan
asma
0,50 0,04 0,00002
Ringan (%) 10
(14.0)
2
(3.8)
8
(17.0)
4
(5.2)
8
(30.77)
4
(4.10)
Sedang (%) 21
(29.7)
11
(20.7)
14
(29.8)
18
(23.4)
6
(23.08)
26
(26.52)
Parah (%) 40
(56.3)
40
(75.5)
25
(53.2)
55
(71.4)
12
(46.15)
68
(69.38)
Prediksi
FVC, % (SD)
90.22
(18.38)
82.67
(19.79)
0.03 94.89
(18.67)
82.17
(18.13)
0.0003 100.99
(19.80)
83.28
(17.44)
0.0002
Prediksi
FEV1 % (SD)
72.92 65.36 0.05 80.91 62.91 <0.0001 88.23 64.68 <0.0001
(20.42) (21.99) (19.57) (19.54) (18.83) (19.18)
Rasio
FEV1/FVC
(SD)
79.93
(12.62)
77.63
(12.73)
0.32 84.70
(10.98)
75.47(12.
41)
0.0002 87.41
(10.99)
76.65
(12.15)
<0.0001
dengan FEV1 dan bahwa hampir 40% dari pasien dengan prediksi FEV1 kurang dari 60% telah
dianggap bahwa penyakitnya terkontrol secara penuh, menyimpulkan bahwa ACT bukanlah
alat yang tepat untuk membimbing manajemen asma jika digunakan tanpa spirometri.
Selain itu, review sistematis baru-baru ini yang termasuk 21 uji coba dan 11.141 pasien
menunjukkan bahwa dibandingkan dengan klasifikasi GINA, ACT dan ACQ tidak berguna da-
Tabel 2 Model regresi logistik menunjukkan odds ratio/rasio peluang (OR) dan interval
kepercayaan (95% CI) untuk variabel pengendalian asma; HUGG, 2013-2014
Pengendalian Asma
Variabel bebas Kategori atau
tambahan
Model 1* OR
(95% CI)
Model 2** OR
(95% CI)
Model 3*** OR
(95% CI)
Umur Tahun 1.01 (0,98-1,05) 1.00 (0,98-1,00) 0.99 (0,96-1,02)
Tingkat
pendidikan
> 4 tahun Baseline Baseline Baseline
≤4 tahun 0.51 (0,17-1,50) 0.46 (0,19-1,08) 0,45 (0,19-1,07)
Durasi penyakit Tahun 1.00 (0,97-1,04) 0.99 (0,97-1,02) 0.99 (0,97-1,01)
Keparahan asma Ringan Baseline Baseline Baseline
Sedang / berat 10,34 (2,56 -41,76) 3,53 (0,94-13,13) 4,52 (0,91-22,41)
Obesitas sentral
(WC)
Normal Baseline Baseline Baseline
> 88 cm 3,15 (1,09-9,09) 2,53 (1,06-6,05) 1,70 (0,70-4,09)
* Model 1: penilaian pengendalian asma menggunakan kriteria GINA.
** Model 2: penilaian pengendalian asma dengan ACQ.
*** Model 3: penilaian pengendalian asma dengan ACT.
lam mengidentifikasi asma yang tidak terkontrol [26]. Oleh karena itu, kita tidak perlu heran
bahwa instrumen pengendalian hanya didasarkan pada penilaian subjektif (misalnya, ACT)
memiliki sedikit kesamaan dengan yang menggunakan ukuran objektif.
Kami juga mengamati bahwa keparahan asma berhubungan dengan pengendalian dalam
model bivariat hanya ketika penilaian dilakukan dengan ACQ dan klasifikasi GINA. Dalam
evaluasi ini, pengobatan dapat mengontrol penyakit tetapi tidak mengganggu keparahan
[14]. Meskipun keparahan dan pengendalian asma yang digunakan bergantian dalam
beberapa penelitian dan memiliki karakteristik yang tumpang tindih, mereka adalah konsep
yang cukup berbeda. Keparahan mencerminkan intensitas pengobatan yang diperlukan
untuk mencapai pengendalian penyakit. Sebaliknya, pengendalian asma menggabungkan
pengendalian klinis, risiko eksaserbasi dan penurunan fungsi paru-paru [11,14,27]. Kami
percaya bahwa hasil kami dipengaruhi oleh usia pasien, dengan penurunan fungsi paru-paru
yang konsekuen, selain penyakit yang lebih parah.
Sampai saat ini, tidak diketahui jika terdapat hubungan patofisiologi antara asma dan
obesitas atau jika hubungan ini diestimasi berlebihan karena perubahan fungsi pernapasan
seperti penurunan volume paru-paru [28], pembatasan thoraks [29], peningkatan
kebutuhan oksigen pernapasan [30], dan peningkatan resiko komorbiditas (GERD, OSA),
terlepas dari keberadaan asma [9,31]. Penelitian longitudinal Aaron et al [32] di Kanada
menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari individu obesitas yang dinilai oleh BMI dan
sepertiga dari pasien non-obesitas dengan diagnosis awal asma tidak dianggap penderita
asma ketika diperiksa ulang secara klinis dan fungsional dengan spirometri dan tantangan uji
bronkial. Ketika kami mengeluarkan pasien dengan obesitas tingkat III, kami bertujuan untuk
mengurangi gangguan obesitas parah dalam interpretasi kuesioner, mengurangi dampak
estimasi yang terlalu tinggi pada gejala asma, dan uji fungsi pernapasan. Sampai saat ini me-
Tabel 3 Model regresi logistik menunjukkan odds ratio/rasio peluang (OR) dan interval
kepercayaan (95% CI) untuk variabel pengendalian asma; HUGG, 2013-2014
Pengendalian Asma
Variabel bebas Kategori atau
tambahan
Model 1* OR
(95% CI)
Model 2** OR
(95% CI)
Model 3*** OR
(95% CI)
Umur Tahun 1,02 (0,98-1,06) 1.10 (0,98-1,04) 1.00 (0,97-1,03)
Tingkat
pendidikan
> 4 tahun Baseline Baseline Baseline
≤4 tahun 2,06 (0,69-6,12) 2,09 (0,89-4,87) 2,32 (0,97-5,53)
Durasi penyakit Tahun 1.01 (0,97-1,04) 1.00 (0,97-1,02) 0.99 (0,97-1,02)
Keparahan asma Ringan Baseline Baseline Baseline
Sedang / berat 8,93 (2,23-35,71) 3,31 (0,89-12,26) 4,34 (0,87-21,59)
BMI Normal Baseline Baseline Baseline
Kegemukan /
obesitas
2,73 (0,97-7,68) 1,05 (0,44-2,50) 1.10 (0,47-2,59)
* Model 1: penilaian pengendalian asma menggunakan kriteria GINA.
** Model 2: penilaian pengendalian asma dengan ACQ.
*** Model 3: penilaian pengendalian asma dengan ACT.
Tabel 4 Model regresi logistik bertahap menunjukkan odds ratio/rasio peluang (OR) dan interval
kepercayaan (95% CI) untuk variabel pengendalian asma; HUGG, 2013-2014
Pengendalian Asma
Variabel Bebas Kategori Model 1*
OR (95% CI)
Model 2**
OR (95% CI)
Obesitas sentral (WC) Normal - -
> 88 cm 3,55 (1,34-9,37) 2,55 (1,15-5,45)
Asma Ringan - -
Keparahan Sedang / berat 10,34 (2,56-41,76)
* Model 1: penilaian pengendalian asma menggunakan kriteria GINA.
** Model 2: penilaian pengendalian asma dengan ACQ.
kanisme hubungan antara asma dan obesitas, GERD dan OSA tidak diketahui [9,31,33].
Temuan kami menunjukkan bahwa pengendalian asma dan obesitas berhubungan, tidak
tergantung dari GERD; hal ini mirip dengan hasil studi Dixon et al. yang menemukan bahwa
GERD tidak berhubungan dengan memburuknya pengendalian asma pada pasien dengan
obesitas [34]. Beberapa penelitian hingga saat ini, sebagian besar studi crossover, telah
menyelidiki hubungan antara obesitas sentral dan asma [35,36]. Hasil penelitian kami
menunjukkan bahwa obesitas sentral dan lemak tubuh yang tidak berlebihan berhubungan
dengan pengendalian asma pada wanita. BMI tidak dapat membedakan antara massa lemak
dan massa otot [37]. Selain itu, BMI tidak memprediksi penumpukan lemak perut, yang
berhubungan dengan penurunan fungsi paru-paru, sindrom metabolik, komplikasi
kardiovaskular dan, mungkin, pengendalian asma yang buruk [37,38]. Sekelompok wanita
asma yang terkontrol sebagian/tidak terkontrol berdasarkan penilaian GINA memiliki
obesitas sentral dan penyakit yang lebih parah, meskipun mempertimbangkan usia,
pendidikan, onset, dan durasi penyakit. Hasil ini serupa dengan penelitian lain yang telah
mengelompokkan profil klinis, inflamasi dan fungsional yang menunjukkan bahwa asma
dengan lebih banyak gejala berhubungan dengan obesitas pada wanita [5,19]. Namun,
sampai saat ini, marker atau zat penanda inflamasi belum dikaitkan dengan fenotipe, dan
beberapa studi memiliki hasil yang berbeda pada tingkat inflamasi eosinofil [5,19].
Perbedaan mekanisme patofisiologis, tingkat inflamasi dan disregulasi imun bisa saja
dihasilkan dari perubahan hormonal dan konsentrasi tinggi leptin, dianggap sebagai
adipokine inflamasi yang poten, yang berhubungan khususnya dengan distribusi lemak
subkutan dan sentral dan ditemukan pada level yang lebih tinggi pada wanita dan individu
yang obesitas [39].
Selain itu, kami menyimpulkan bahwa selain hubungan terbalik dengan usia, terdapat
hubungan negatif antara FVC dan obesitas sentral, independen dari usia onset dan durasi
penyakit. Meskipun hubungan antara obesitas sentral dan fungsi paru-paru telah diteliti
dalam populasi umum, beberapa penelitian telah dilakukan pada populasi penderita asma
[33,40]. Selain ditentukan oleh usia, jenis kelamin, dan tinggi [18], volume paru-paru
tampaknya akan terpengaruh lebih negatif oleh obesitas sentral daripada obesitas
keseluruhan dan lemak perifer [41]. Hasil penelitian kami serupa dengan meta-analisis yang
baru-baru ini diterbitkan yang menunjukkan hubungan negatif yang lebih signifikan antara
obesitas sentral dan FVC dibandingkan dengan FEV1, baik pada wanita maupun lelaki, tanpa
perubahan pada rasio FEV1/FVC [41]. Namun, penulis menyimpulkan bahwa obstruksi jalan
napas tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan, bahkan bila dihubungkan dengan pola paru-
paru yang restriktif [41]. Sampai saat ini, tidak diketahui apakah hubungan ini bersifat
mekanik, berhubungan dengan mekanisme inflamasi asma akibat akumulasi lemak di perut
yang membatasi gerakan diafragma [28,29] atau inflamasi terkait dengan aksi leptin dan
sitokin lain seperti IL-6 dan TNF-alpha yang dihasilkan oleh lemak visceral [39], yang
mungkin mampu meningkatkan hiperresponsivitas saluran napas pada penderita asma
dengan obesitas [42]. Peneliti an ini memiliki beberapa keterbatasan, seperti kemungkinan
Tabel 5 Model regresi linier pre-bronkodilator prediksi FEV1%, FVC% dan rasio FEV1/FVC pada
wanita asma; HUGG, 2013-2014
Variabel
Kategori
atau
tambahan
Prediksi FEV1%
Model 1* β (95%
CI) p
Prediksi FVC%
Model 2** β
(95% CI) p
FEV1/FVC
Model 3*** β
(95% CI) p
Sentral Normal Baseline 0,20 Baseline 0,02 Baseline 0.57
Obesitas > 88 cm -5,67
(-14,48 s/d 3.13)
-8,98
(-16,75 s/d -1,20)
1,51
(-3.82 s/d 6.85)
Umur Tahun -0,39
(-0,73 s/d 0,60)
0,02 -0,43
(-0,73 s/d -0,14)
0,00 -0,03
(-0,23 s/d 0,17)
0,75
Tingkat
pendidikan
> 4 tahun Baseline 0,68 Baseline 0,46 Baseline 0.99
≤4 tahun -1,76
(-10,20 s/d 6.68)
-2,72
(-10,14 s/d 4.69)
-0,02
(-5,14 s/d 5.09)
Usia Onset ≤12 tahun Baseline 0,82 Baseline 0,43 Baseline 0,36
> 12 tahun 1,46
(-11,42 s/d 14,36)
4,46
(-6,89 s/d 15,81)
-3,61
(-11,42 s/d 4.20)
Durasi
Penyakit
Tahun -0,07
(-0,40 s/d 0,25)
0,65 0,16
(-0,13 s/d 0,45)
0,27 -0,23
(-0,43 s/d -0,03)
0,02
* Model 1: model regresi linier prediksi pre-bronkodilator FEV1%.
R2: 0,075.
** Model 2: model regresi linier prediksi pre-bronkodilator FVC%.
R2: 0,107.
*** Model 3: Model regresi linier pre-bronkodilator rasio FEV1/FVC.
R2: 0,032.
Obesitas sentral didefinisikan menurut WC.
menyertakan pasien yang terpengaruh lebih parah dan kurang terkontrol, karena rumah
sakit kami adalah pusat rujukan untuk pengobatan asma. Selain itu, tidak mungkin untuk
menjelaskan hubungan kausal karena sifat alami penelitian.
Kesimpulan
Kesimpulannya, penelitian kami menunjukkan bahwa wanita dengan asma yang kurang
terkontrol memiliki penyakit yang lebih parah dan obesitas yang meningkat. Selain itu, studi
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara obesitas sentral dan pengendalian
asma yang dinilai dengan menggunakan kriteria GINA dan ACQ mengontrol variabel bebas
lainnya. Selanjutnya, dibandingkan dengan klasifikasi GINA, ACT tampaknya bukan
merupakan metode yang baik untuk menilai wanita dengan asma yang tidak terkontrol
dengan baik. Penelitian ini juga menekankan pentingnya dan kompleksitas pendefinisian
pengendalian asma secara tepat, dan kami menyarankan studi prospektif lebih lanjut untuk
mengontrol kemungkinan intervensi komorbiditas yang dapat muncul selama penyakit
berlangsung. Kami juga percaya bahwa wanita seharusnya dipelajari sebagai kelompok yang
terpisah, karena mereka dipengaruhi oleh variasi hormonal yang terus menerus dan
dipengaruhi oleh asma dengan inflamasi yang lebih parah. Akhirnya, kami
merekomendasikan studi yang menyelidiki marker atau zat penanda inflamasi, seperti
sitokin, dan distribusi lemak untuk mendefinisikan fenotipe yang dapat dikaitkan dengan
obesitas sentral dan pengendalian asma.
Singkatan
ACT: Asthma control test/Pengujian Pengendalian Asma; ACQ: Asthma control
questionnaire/Kuesioner Pengendalian Asma; ATS: American thoracic society/Perkumpulan
thoraks Amerika; BMI: Body Mass Index/Indeks Massa Tubuh; CI: Conicity index/Indeks
Konisitas; DATASUL: National Health System data/data Sistem Kesehatan Nasional; FEV1%:
Forced expiratory volume percentage in one second/Volume pernafasan paksa dalam satu
detik; FVC%: Forced vital capacity percentage/Persentase kapasitas vital paksa; GINA: The
global initiative for asthma/Inisiatif global untuk asma; GERD: Gastroesophageal reflux
disease/penyakit refluks gastroesofagus; HUGG: University Hospital Gaffrée and
Guinle/Rumah Sakit Universitas Gaffrée and Guinle; WC: Waist circumference/Lingkaran
pinggang; WHO: World Health Organization/Organisasi Kesehatan Dunia; WHtR: Waist-to-
height ratio/Rasio pinggang-ke-tinggi.
Persaingan kepentingan
Para penulis menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kepentingan yang bersaing.
Kontribusi penulis
AVC penulis ini bertanggung jawab untuk konsepsi, desain dan pengumpulan data. VdMF
penulis ini bertanggung jawab untuk analisis dan interpretasi data. MVMP penulis ini
bertanggung jawab untuk merevisi artikel dengan kritis. SRdC penulis ini bertanggung
jawab untuk persetujuan versi yang akan diterbitkan. LGG penulis ini bertanggung jawab
untuk pengumpulan data. Semua penulis membaca dan menyetujui naskah akhir.
Rincian penulis
1Rumah Sakit Universitas Gaffrée dan Guinle di Universitas Federal Negara Bagian Rio de
Janeiro, Rio de Janeiro, Brasil. 2Institute wanita, anak-anak dan remaja Health Fernandes
Figueira - IFF-Fiocruz, Rio de Janeiro, Brasil.
Diterima: 31 Oktober 2014 Diluluskan: 3 Maret 2015
Dipublikasi online: 31 Maret 2015
Referensi
1. Virtual Health Library. Ministry of Health. Chronic Respiratory Diseases. Brasília. 2010.
http://bvsms.saude.gov.br/. Accessed 8 August 2014.
2. Masoli M, Fabian D, Holt S, Beasley R. The global burden of asthma: executive summary
of the GINA dissemination committee report. Allergy. 2004;59(5):469–78.
3. Centers for Disease Control and Prevention Program: Asthma impact on the Nation.
Available from: http://www.cdc.gov/asthma. Accessed 8 August 2014.
4. DATASUS. Ministry of Health. http://tabnet.datasus.gov.br. Accessed 8 August 2014.
5. Wenzel SE. Asthma phenotypes: the evolution from clinical to molecular approaches.
Nat Med. 2012;18(5):716–25.
6. Stanford RH, Gilsenan AW, Ziemiecki R, Zhou X, Lincourt WR, Ortega H, et al. Predictors
of uncontrolled asthma in adult and pediatric patients: analysis of the Asthma Control
Characteristics and Prevalence Survey Studies (ACCESS). J Asthma. 2010;47(3):257–62.
7. Gazzotti MR, Nascimento OA, Montealegre F, Fish J, Jardim JR. Level of asthma control
and its impact on activities of daily living in asthma patients in Brazil. J Bras Pneumol.
2013;39(5):532–8.
8. Bel EH, Sousa A, Fleming L, Bush A, Chung KF, Versnel J, et al. Unbiased biomarkers for
the prediction of respiratory disease outcome (U-BIOPRED) consortium, consensus
generation. Diagnosis and definition of severe refractory asthma: an international
consensus statement from the innovative medicine initiative (IMI). Thorax.
2011;66(10):910–7.
9. Ali Z, Ulrik CS. Obesity and asthma: a coincidence or a causal relationship? a systematic
review. Respir Med. 2013;107(9):1287–300.
10. Leynaert B, Sunyer J, Garcia-Esteban R, Svanes C, Jarvis D, Cerveri I, et al. Gender
differences in prevalence, diagnosis and incidence of allergic and nonallergic asthma: a
population-based cohort. Thorax. 2012;67(7):625–31.
11. Global Initiative for Asthma, 2012. GINA report: Global Strategy for Asthma
Management and Prevention. http://www.ginasthma.org. Accessed 10 August 2014.
12. Roxo JP, Ponte EV, Ramos DC, Pimentel L, D’Oliveira Júnior A, Cruz AA. Portuguese-
language version of the asthma control test. J Bras Pneumol. 2010;36(2):159–66.
13. Leite M, Ponte EV, Petroni J, D’Oliveira Júnior A, Pizzichini E, Cruz AA. Evaluation of the
asthma control questionnaire validated for use in Brazil. J Bras Pneumol.
2008;34(10):756–63.
14. Global Initiative for Asthma, 2002. GINA report revised: Global Strategy for Asthma
Management and Prevention. http://www.ginasthma.org. Accessed 10 August 2014.
15. World Health Organization. Waist circumference and waist Rip ratio report of a world
health organization expert consultation. Geneva: World Health Organization, 2011;
2008.
16. Pintanga FJG. Anthropometry for the assessment of abdominal obesity and coronary
risk. Rev Bras Cineantropom Desempenho Hum. 2011;13(3):238–41.
17. American Thoracic Society. Proceedings of the ATS workshop on refractory asthma.
Current understanding, recommendations, and unanswered questions. Am J REspir Crit
Care Med. 2000;162:2341–51.
18. Knudson RJ, Lebowitz MD, Holdberg CJ, Burrows B. Changes in normal maximal
expiratory flow-volume curve with growth and aging. Am Rev Respir Dis. 1983;127:725–
34.
19. Moore WC, Meyers DA, Wenzel SE, Teague WG, Li H, Li X, et al. National heart, lung,
and blood Institute’s severe asthma research program identification of asthma
phenotypes using cluster analysis in the severe asthma research program. Am J Respir
Crit Care Med. 2010;181(4):315–23.
20. Akinbami L, Moorman J, Liu X. Asthma prevalence, healthcare use, and mortality:
United States, 2005–2009. Natl Health Stat Report. 2011;12(32):1–14.
21. Nieves A, Magnan A, Boniface S, Proudhon H, Lanteaume A, Romanet S, et al. ARIA.
Phenotypes of asthma revisited upon the presence of atopy. Respir Med.
2005;99(3):347–54.
22. Van den Berge M, Heijink HI, van Oosterhout AJ, Postma DS. The role of female sex
hormones in the development and severity of allergic and non-allergic asthma. Clin Exp
Allergy. 2009;39(10):1477–81.
23. Cloutier MM, Schatz M, Castro M, Clark N, Kelly HW, Mangione-Smith R, et al. Asthma
outcomes: composite scores of asthma control. J Allergy Clin Immunol. 2012;129:S24–
33.
24. Dostaler SM, Olajos-Clow JG, Sands TW, Licskai CJ, Minard JP, Lougheed MD.
Comparison of asthma control criteria: importance of spirometry. J Asthma.
2011;48(10):1069–75.
25. Rodrigo GJ, Arcos JP, Nannini LJ, Neffen H, Broin MG, Contrera M, et al. Reliability and
factor analysis of the Spanish version of the asthma control test. Ann Allergy Asthma
Immunol. 2008;100(1):17–22.
26. Jia CE, Zhang HP, Lv Y, Liang R, Jiang YQ, Powell H, et al. The asthma control test and
asthma control questionnaire for assessing asthma control: systematic review and
meta-analysis. J Allergy Clin Immunol. 2013;131(3):695–703.
27. Taylor DR, Bateman ED, Boulet LP, Boushey HA, Busse WW. A new perspective on
concepts of asthma severity and control. Eur Respir J. 2008;32(3):545–54.
28. Biring MS, Lewis MI, Liu JT, Mohsenifar Z. Pulmonary physiologic changes of morbid
obesity. Am J Med Sci. 1999;318(5):293–7.
29. Naimark A, Cherniack RM. Compliance of the respiratory system and its components in
health and obesity. J Appl Physiol. 1960;15:377–82.
30. Cournand A, Richards Jr DW, Bader RA, Bader ME, Fishman AP. The oxygen cost of
breathing. Trans Assoc Am Physicians. 1954;67:162–73.
31. Jacobson BC, Somers SC, Fuchs CS, Kelly CP, Camargo Jr CA. Body mass index and
symptoms of gastroesophageal reflux in women. N Engl J Med. 2006;354(22):2340–8.
32. Aaron SD, Vandemheen KL, Boulet LP, McIvor RA, Fitzgerald JM, Hernandez P, et al.
Canadian respiratory clinical research consortium. Overdiagnosis of asthma in obese
and nonobese adults. CMAJ. 2008;179(11):1121–31.
33. Novosad S, Khan S, Wolfe B, Khan A. Role of obesity in asthma control, the obesity-
asthma phenotype. J Allergy (Cairo). 2013;2013:538642.
34. Dixon AE, Clerisme-Beaty EM, Sugar EA, Cohen RI, Lang JE, Brown ED, et al. Effects of
obstructive sleep apnea and gastroesophageal reflux disease on asthma control in
obesity. J Asthma. 2011;48(7):707–13.
35. Camargo Jr CA, Weiss ST, Zhang S, Willett WC, Speizer FE. Prospective study of body
mass index, weight change, and risk of adult onset asthma in women. Arch Intern Med.
1999;159(21):2582–8.
36. Appleton SL, Adams RJ, Wilson DH, Taylor AW, Ruffin RE. North west adelaide health
study team central obesity is associated with nonatopic but not atopic asthma in a
representative population sample. J Allergy Clin Immun. 2006;118(6):1284–91.
37. Ness-Abramof R, Apovian CM. Waist circumference measurement in clinical practice.
Nutr Clin Pract. 2008;23(4):397–404.
38. Janssen I, Katzmarzyk PT, Ross R. Waist circumference and not body mass index explains
obesity-related health risk. Am J Clin Nutr. 2004;79(3):379–84.
39. Sood A, Ford ES, Camargo Jr CA. Association between leptin and asthma in adults.
Thorax. 2006;61(4):300–5.
40. Grammatopoulou E, Haniotou A, Douka A, Koutsouki D. Factors associated with BMI in
Greek adults with asthma. J Asthma. 2010;47(3):276–80.
41. Wehrmeister FC, Menezes AM, Muniz LC, Martínez-Mesa J, Domingues MR, Horta BL.
Waist circumference and pulmonary function: a systematic review and meta-analysis.
Syst Rev. 2012;16:1–55.
42. Sharma S, Tailor A, Warrington R, Cheang M. Is obesity associated with an increased risk
for airway hyperresponsiveness and development of asthma? Allergy Asthma Clin
Immunol. 2008;4(2):51–8.