terapi sistemik karsinoma paru - tinjauan kepustakaan site · pdf filetahun 1998 menduduki...

32
1 TINJAUAN KEPUSTAKAAN TERAPI SISTEMIK KARSINOMA PARU OLEH : ISLAMUDDIN SUBBAGIAN HEMATOLOGI ONKOLOGI MEDIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS/RSUP Dr.M.DJAMIL PADANG 2009

Upload: duonghanh

Post on 05-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

1

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

TERAPI SISTEMIK KARSINOMA PARU

OLEH : ISLAMUDDIN

SUBBAGIAN HEMATOLOGI ONKOLOGI MEDIK

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS/RSUP Dr.M.DJAMIL PADANG

2009

Page 2: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

2

KATA PENGANTAR

Alhamdullillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya

kami telah dapat menyelesaikan tinjauan pustaka ini yang berjudul “TERAPI SISTEMIK

KARSINOMA PARU” .

Tinjauan kepustakaan ini merupakan tugas dan persyaratan peserta Program Pendidikan

Dokter Spesialis I Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas

Andalas/RSUP.Dr.M.Djamil Padang dalam menjalani stase di Subbagian Hematologi Onkologi

Medik.

Kami menyadari bahwa tinjauan kepustakaan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan tinjauan

kepustakaan ini.

Akhirnya, izinkan kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Prof.dr.H.Nusirwan

Acang,DTM&H SpPD-KHOM, dan dr.H Irza Wahid SpPD-KHOM, yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan selama menjalani stase di Subbagian Hematologi Onkologi Medik.

Semoga menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT, Amin

Padang, September 2009

Penulis

Page 3: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………..ii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………....iii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………….iv

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1

BAB II. PATOGENESIS DAN ETIOLOGI KARSINOMA PARU

2.1. Patogenesis……………………………………………………………...….. 4

2.2. Etiologi……………………………………………………………………… 5

BAB III. GEJALA KLINIS, DIAGNOSIS, STADIUM KARSINOMA

PARU, PEMERIKSAAN PENUNJANG

3.1. Klasifikasi……………………………………………………………………

3.2. Gejala klinis……………………………………………………………….... 11

3.3. Diagnosis ……………………………………………………………….…. 13

3.4. Stadium Karsinoma Paru …………………………………………………...

BAB IV. TERAPI SISTEMIK KARSINOMA PARU

4.1. Persyaratan Pasien Kemoterapi

4.2.Kemoterapi ajuvan …………………..……………………………………….

4.3. Kemoterapi neoajuvan………………………………………………………….

4.4. Kemoterapi untuk Karsinoma paru……………………………………………

4.5. Penilaian Hasil Terapi……….. …………………………………………... .. 28

4.5. Prognosis …………………………………………………………………… 28

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ….. …………………………………………………………. ….31

5.2. Saran……. ………………………………………………………………...…31

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Page 4: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

4

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

TABEL.

Tabel 1. Abnormalitas gen pada non-small sel dan small sel kanker paru……………4

Tabel 2. Frekwensi kanker paru berdasarkan jenis histologi………………………...16

Tabel 3. Tampilan umum berdasarkan skala Karnofsky dan WHO………………….23

Tabel 4. Ringkasan Guideline diagnostik dan terapi kanker paru…………………….31

GAMBAR.

Gambar.1. Peningkatan merokok pada populasi diikuti peningkatan kematian pada

kanker paru…………………………………………………………………....8

Gambar.2. Revisi system staging TNM 1997…………………………………………...1

Gambar.3. Pembagian regimen terapi secara random…………………………………..24

Gambar.4. Mekanisme kerja obat monoklonal antibodi anti-EFGR pada sel kanker….26

Page 5: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

5

BAB I PENDAHULUAN

Kanker paru merupakan penyakit pertumbuhan sel jaringan paru yang tak

terkontrol. Pertumbuhan ini dapat bermetastase yang menyebar kejaringan sekitarnya

serta kejaringan paru yang bersebelahan. Sebahagian besar kanker paru berupa karsinoma

paru yang berasal dari sel epitel. Kanker paru merupakan penyebab kematian paling

banyak pada pria dan kedua pada wanita setelah kanker payudara(1)

Prevalensi Kanker paru di negara maju sangat tinggi, di USA tahun 2002

dilaporkan terdapat 169.400 kasus baru ( merupakan 13% dari semua kanker baru yang

terdiagnosis) dengan 154.900 kematian (merupakan 28% dari seluruh kematian akibat

kanker), di Inggris prevalensi kejadiannya mencapai 40.000/ tahun, sedangkan di

Indonesia menduduki peringkat keempat kanker terbanyak, di RS kaker Dharmais Jakarta

tahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim.

Angka kematiaan akibat kanker paru diseluruh dunia mencapai kurang lebih satu juta

penduduk setiap tahunnya. Di Negara berkembang lain dilaporkan insidennya naik

dengan cepat antara lain karena konsumsi rokok berlebihan seperti di China yang

mengkonsumsi 30% rokok dunia. Sebahagian besar kanker paru mengenai pria dengan

perbandingan 1:13 dan pada wanita 1:20.(2)

Selama 20 tahun terakhir sejumlah percobaan telah dilakukan guna mengurangi

angka kematian pada penderita karsinoma paru, pengunaan terapi pembedahan, radio

terapi, kombinasi kemoterapi ataupun kombinasi seluruhnya, namun perbaikan

kelangsungan hidup masih kecil. Saat ini sebahagian kecil penderita memiliki angka

kelangsungan hidup lebih satu setelah didiagnosis dan 15% setelah lima tahun.(3)

Kanker paru merupakan kanker yang paling banyak dijumpai diseluruh dunia,

mengenai hampir satu juta orang setiap tahunnya, peyakit ini penyebab kematian nomor

satu. Angka keberhasilan hidup setelah lima tahun pada penyakit ini kurang dari 15%.

Terapi utama ialah pembedahan dan kemoterapi ajuvan terhadap stadium dini,

kemoradioterapi pada penyakit yang telah lanjut namun belum bermetastase serta

Page 6: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

6

kemoterapi terhadap penyakit yang telah bermetastase. Terapi target saat ini telah banyak

digunakan dan serta epidermal growth factor reseptor penghambat tirosin kinase seperti

erlotinib saat ini digunakan untuk terapi lini kedua ataupun lini ketiga pada kanker yang

telah bermetastase. Walaupun belum ditetapkan sebagai standar terapi, terdapat sejumlah

bukti yang menggembirakan terhadap terapi kanker paru ini. Terdapat beberapa jenis

terapi berdasarkan stadium perkembangan yaitu penghambat anti angiogenesis, epidermal

growth factor reseptor inhibitor, vaksin tumor, antibodi monoklonal serta antagonis

reseptor endotelial.(4)

Kanker jenis small sel dijumpai 20 sampai 25 % dari seluruh kasus kanker paru,

40% penderita belum bermetastase dimana masih terbatas ditorak. Dengan kemoterapi

plus radioterapi serta propilaksis irradiasi cranial, rerata angka harapan hidup 18 sampai

20 bulan, dan lebih dari 20 % dapat hidup lebih dari 2 tahun, tanpa terapi rerata harapan

hidup hanya 6 sampai 12 minggu.(5)

Penderita kanker paru yang telah menyebar ( merupakan 60 % dari seluruh kasus

kanker small sel) dimana telah bermetastase pada satu atau lebih organ seperti otak, hati,

tulang, atau sumsum tulang. Dengan kombinasi kemoterapi rerata angka harapan hidup 7

sampai 9 bulan, bahkan beberapa dapat hidup lebih dari dua tahun.(5)

Kemoterapi pada kanker paru yang lanjut telah mencapai puncaknya, ada beberapa

jenis kombinasi obat. Beberapa penelitian melaporkan penggunaan agen biologik

dengan mekanisme kerja yang unik seperti reseptor epidermal growth factor telah banyak

menarik perhatian pada sebahagian besar kanker non small sel. Obat kedua yang makin

banyak diteliti adalah monoklonal antibodi yang berbeda dari reseptor ekstraselluler

(transtuzumab[herceptinR]) dan penghambat reseptor tyrosin kinase. Dua jenis

penghambat tyrosin kinase, ZD1839 dan OSI-774 mempunyai sifat kerja anti tumor

,bahkan pada penderita yang gagal dengan kemoterapi sebelumnya pada non small sel

lanjut.(5)

Page 7: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

7

Sampai saat ini pengobatan kanker paru baik non small sel dan small sel dengan

kemoterapi masih non spesifik, non selektiv dan toksik. Kombinasi kemoterapi terbaru

belum menjadikan perbaikan harapan hidup bermakna, namun demikian pencegahan,

deteksi dini dan penggunaan target biologik spesifik memberikan harapan optimisme

penurunan mortalitas penyakit.(5)

Tujuan tinjauan kepustakaan ini ialah untuk membahas terapi sistemik yang lebih

baik terhadap kanker paru saat ini.

Page 8: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

8

BAB II

PATOGENESIS DAN ETIOLOGI KARSINOMA PARU

2.1. PATOGENESIS.

Seperti penyakit kanker lainnya, kanker paru dimulai oleh aktivasi onkogen dan

inaktivasi gen supresor tumor. Onkogen merupakan suatu gen yang diyakini sebagai

penyebab seseorang cenderung terkena kanker. Proto-onkogen berubah menjadi onkogen

apabila terpapar karsinogen spesifik. Mutasi yang terjadi pada proto-onkogen K-ras

menyebabkan adenokarsinoma paru sampai 10-30%. Epidermal growth factor reseptor

(EFGR) mengatur prolifersi sel, apoptosis, angiogenesis, serta invasi tumor. Mutasi serta

berkembangnya EFGR sering dijumpai pada kanker paru non-small sel sehingga

menjadikan dasar terapi menggunakan penghambat EFGR. Kerusakan kromosom

menyebabkan kehilangan sifat keberagaman heterezigot, menyebabkan inaktivasi gen

supresor tumor. Kerusakan kromosom 3p, 5q, 13q dan 17p paling sering menyebabkan

karsinoma paru non-small sel. Gen p53 tumor supresor berada di kromosom 17p yang

didapatkan 60-75% dari kasus. Gen gen lainnya yang sering bermutasi dan berkembang

ialah c-Met, NKX2-1, LKB1, PIK3CA dan BRAF. (5)

Tabel.1.Abnormalitas gen pada non small sel dan small sel kanker paru.(kutip 10)

Page 9: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

9

Sejumlah gen polimorfik berkaitan dengan kanker paru, termasuk gen polimorfik

yang mengkode interleukin-1, sitokrom P450, caspase-8 sebagai pencetus apoptosis serta

XRCC1 sebagai molekul DNA repair. Individu yang terdapat gen polimorfik seperti ini

lebih sering terkena kankaer paru apabila terpapar zat karsinogenik.(5)

2.2. ETIOLOGI.(5,6,7,8)

Zat karsinogen pada rokok tembakau memegang peranan penting terhadap

kejadian kanker paru. Kurang lebih 85-90% penderita kanker paru adalah perokok,

namun demikian kankaer paru dapat juga mengenai individu yang bukan perokok.

Dengan demikian pengaruh factor lingkungan perokok tembakau, polusi udara, paparan

gas radon dan beberap virus dapat juga menyebabkan kanker paru. Namun kurang dari

20% akan mengalami kanker paru,dengan demikian faktor keturunan memegang peranan

penting.

Pertumbuhan kanker paru diperantarai oleh interaksi antara beberapa zat

karsinogen. Rokok sigaret mengandung campuran senyawa dimana telah 4000 senyawa

teridentifikasi pada sebahagian besar rokok. Sejumlah penelitian telah mengidentifikasi

60-70 karsinogen; polisiklik aromatic hidrokarbon, (PAHs), heterosiklik hidrokarbon, N-

nitrosamin, aromatik amine, N-heterosiklik amine, aldehide, beberapa senyawa organic,

senyawa anorganik seperti hydrazine logam serta radikal bebas. Terdapat bukti uyang

menunjukkan bahwa gabungan zat karsinogenik PAH dan tobacco-spesifik carcinogen

NNK (4-(methylnirosoamino)-1-3(phyridyl)-1-(butanone) memegang peranan penting

dalam menginduksi kanker paru pada perokok. kedua-duanya merupakan karsinogen

yang sama kuatnya antara PAH dan N-Nitrosamin namun demikian walaupun butadin,

aldehid dan benzene suatu potensial karsinogenik yang rendah , tetapi jumlahnya sangat

banyak pada rokok tembakau.

PAH merupakan hasil pembakaran tak sempurna dari tembakau pada saat

merokok. PAH, terutama benzopyrin mencetuskanterjadinya tumor paru pada hewan

percobaan. Disamping itu dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa jaringan paru

manusia dapat memetabolisme PAH menjadi metabolit reaktif yang berinteraksi dengan

Page 10: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

10

DNA membentuk gen DNA yang bermutasi. DNA ini diduga merupakan pencetus

terjadinya karsinogenesis dan mungkin juga prediksi risiko kanker paru. Pada beberapa

penelitian gabungan PAH-DNA telah ditemukan pada sample paru manusia dan

peningkatan kadar PAH-DNA pada jaringan paru perokok dan bekas perokok

dibandingkan dengan tidak perokok

Beberapa penelitian epidemiologi yang melakukan evaluasi tahun 2004

memdapatkan peningkatan risiko kanker paru pada orang non perokok yang terpapar oleh

lingkungan asap rokok, terutama pada orang yang mempunyai pasangan perokok

aktif,dimana risiko terjadinya kanker paru meningkat 20% sampai 30%. Individu yang

tidak merokok yang terpapar ditempat lingkungan kerja kemungkinan risiko kanker paru

12% sampai 19%.

Gambar 1. peningkatan merokok pada populasi diikuti dengan peningkatan kematian

akibat kanker paru.(kutip 5

Perbedaan insiden kanker paru pada orang non perokok di beberapa Negara

berbeda membuktikan bahwa lingkungan dapat mempengaruhi risiko. Polusi udara

merupakan gabungan komplek gas dan komponen partikel yang berperan sebagai faktor

Page 11: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

11

risiko sedang terhadap kanker paru. Polusi udara yang berasal dari lalu lintas padat,

pembakaran minyak serta pabrik industri bertanggung jawab terhadap insiden kanker

paru. Termasuk PAH, formaldehide, benzene, ethyleneoxide, uap minyak serta logam.

Hubungan antara kanker paru dengan polusi udara telah dilaporkan dalam berbagai

penelitian dari berbagai Negara. Penduduk kota yang mengalami paparan yang tinggi

mempunyai risiko kaker paru 1.5 leih tinggi dibandingkan dengan penduduk desa. Dalam

European perspective study didapatkan bahwa penduduk disekitar lalu-lintas yang padat

atau terpapar kadar NO2 lebih dari 30 ug/m3 akan meningkatkan risiko kanker paru. Pada

kasus NO2 risiko kanker paru berhubungan dengan respon paparan. Pada penelitian

lainnya suatu partikel-partikel kecil, SO2 dan rokok hitam semuanya berkaitan dengan

peningkatan risiko kanker paru. Oleh karena paru mempunyai vulome respirasi yang

besar (500-600 liter oksigen/jam), disertai dengan area yang luas (75-85 m2) dengan

perfusi yang banyak terpapar oleh udara beracun disekitarnya akn mencetuskan

keracunan paru dan pertumbuhan kanker paru walau dengan kadar yang rendah

sekalipun.

Gas radon merupakan bahan kimia yang terdapat dimana-mana, yang berupa gas

beracun yang berasal dari lingkungan dan material bangunan yang tercemar, seperti

batu,batu bata dan semen. Paparan gas radon yang tinggi berkaitan dengan pekerjaan

terutama tambang uranium. Peningkatan risiko kanker paru di pertambangan berkaitan

dengan akumulasi paparan gas radon. Didapat bukti yang kuat gas radon pada ruangan

tertutup mempunyai kontribusi terhadap risiko kanker paru. Diperkirakan radon

berkontribusi sampai 9% terhadap kejadian kanker paru, dan dari data yang dapat

dipercaya menyimpulkan risiko kanker paru akibat terpapar radon dan rokok akihir-akhir

ini meningkat.

Paparan dari tempat kerja memegang peranan penting sebagai penyebab kanker

paru. Kejadian kanker paru dicetuskan oleh paparan lingkungan tempat kerja oleh logam

seperti beryllium, kromium, nikel dan arsenik telah ditemukan. Paparan PAH yang tinggi

dapat ditemukan pada beberapa pekerja seperti produksi aluminium, batubara dan proses

gasifikasi batubara, besi, pekerja besi baja,supir bus (oleh karena menghirup gas buang

mesin disel), pembuat atap serta pekerja jalan aspal. Paru-paru merupakan target organ

Polisiklik Aromatik Hidrokarbon pada pekerja yang terpapar. Kristal silica yang terhirup

Page 12: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

12

juga diklasifikasikan sebagai zat karsinogen paru . perlu digaris bawahi ialah apabila

menilai etiologi kanker paru yang berhubungan dengan tempat kerja perlu

dipertimbangkan adanya riwayat merokok tembakau.

Virus Onkogen mungkin dapat dimasukkan kedalam etiologi kanker paru.

Sejumlah temuan membuktikan adanya keterlibatan sejumlah human papiloma virus,

akan tetapi temuan virus pada karsinoma bronchial sangat beragam. Virus Epstein-Barr,

cytomegalovirus, human herpes virus-8 dan simian virus 40 jarang ditemukan.

Kerentanan genetik berperan pada individu perokok tembakau. Sebagaimana fakta

yang ditemukan dimana hanya satu dari sepuluh perokok semasa hidupnya yang

berkembang menjadi kanker paru. Sejumlah penelitian epidemiologi menunjukkan

adanya faktor genetik yang mempengaruhi risiko individu terkena kanker paru. Suatu

penelitian melaporkan adanya hubungan chromosom 6q pada kelompok kanker paru,

sehingga dapat diduga adanya pengaruh gen terhadap kanker paru. Kerentanan pada

kanker paru kemungkinan menyesuaikan dengan faktor spesifik penjamu termasuk

perbedaan metabolisme karsinogen dan detoksifikasi,DNA repair, kontrol siklus sel, sel

signaling, apoptosis serta jalur imflamasi. Prokarsinogen pada rokok tembakau

mengaktifkan sejumlah sitokrom P450 dan didetoksifikasi oleh gluthation S-

tranferase(GST), NADPH, Quinon oksireduktase(NQO), N-asetil-tranferase(NAT).

Eliminasi dan perbaikan DNA yang mengalami kerusakan berperan penting

dalam memproteksi serta keutuhan genom dari agen genotoksik seperti PAH dan NNK

yang berasal dari rokok tembakau. Penderita kanker paru dilaporkan mempunyai

kapasitas DNA repair yang rendah. Penelitian yang ada menemukan adanya hubungan

antara nukliotida polimorfik tunggal pada sejumlah gen DNA repair dengan risiko kanker

paru.

Page 13: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

13

BAB III

KLASIFIKASI, GEJALA KLINIS, STADIUM KARSINOMA PARU, DIAGNOSIS,

3.1. KLASIFIKASI (1,8,10)

Sebahagian besar kanker paru berupa suatu karsinoma ganas yang berasal dari sel

epitel. Ada dua jenis utama karsinoma paru yang dikatagorikanberdasarkan ukuran serta

adanya sel ganas yang terlihat melalui histopatologi dengan mikroskop, non-small cell

lung carcinoma( NSCLC) 80% ,small cell lung carcinoma(SCLC) 16,8%. Klasifikasi ini

berdasarkan pada kriteria histologi yang sangat penting dalam penanganan klinis serta

prognosis penyakit.

Table.3.frekwensi kanker paru berdasarkan jenis histology.(kutip1)

Non-small cell lung carcinoma (NSCLC) dikelompokkan bersama berdasarkan pada

persamaan penatalaksanaan dan prognosisnya. Ada tiga katagori sub-tipe: squamous cell

lung carcinoma, adenocarcinoma serta large cell lung carcinoma, yang merupakan 31,2%

dari seluruh kanker paru. Squamous cell lung carcinoma umumya berasal dari sekitar

bronkus utama. kavitas yang berongga disertai nekrosis banyak dijumpai pada tumor

primer. Well differentiated squamous cell lung cancer pertumbuhannya lebih lambat

dibandingkan kanker jenis lain.

Adenocarcinoma kurang lebih 29,4 % dari kanker paru, umumnya kanker ini

berasal dari jaringan paru perifer. Kebanyakan kasus adenocarcinoma berhubungan

dengan perokok, akan tetapi diantara individu yang tidak perokok adenocarsinoma juga

Page 14: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

14

banyak dijumpai. Bronkiolalveolar merupakan sub-tipe adenocarsinoma yang banyak

dijumpai pada wanita non-perokok yang memiliki respon terapi yang berbeda.

Small cell lung carcinoma (SCLC) juga disebut “oat cell carcinoma” merupakan

kanker paru yang sedikit ditemukan, jenis ini berasal dari saluran napas yang lebih besar

(bronkus primer dan sekunder) dan dapat berkembang dengan cepat menjadi lebih besar.

Sell oat mengandung neurosekret padat (vesikel mengandung hormon neuroendokrin)

yang berhubungan dengan sindrom paraneoplastik/endokrin, yang kurang sensitive

dengan kemoterapi sehingga prognosisnya menjadi jelek dan sering bermetastase. Kanker

Small sel dibagi dalam stage terbatas dan stage luas. Jenis kanker paru ini diduga kuat

berhubungan dengan riwayat perokok.

3.2. GEJALA KLINIS. (9,10,12)

Sekitar 25% kanker paru adalah asimptomatik dan ditemukan dengan tidak

sengaja melalui foto toraks. Tanda dan gejala yang timbul dapat berasal dari progresifitas

tumor local, penyebaran ke daerah regional atau metastase jauh. Sindrom paraneoplastik

dapat terjadi pada semua stage penyakit. Akan tetapi gejala ini tidak spesifik untuk

mengklasifikasi dan histologi kanker.

Tumor dapat mengakibatkan batuk dan terkadang sesak napas yang disertai

obstruksi jalan napas, post obstruksi atelektasis dan penyebaran kekelenjar limfe. Demam

dapat terjadi pada pneumonia post obstruktif, sebahagian penderita dilaporkan mengalami

nyeri dada yang tak jelas atau nyeri yang terlokalisir. Hemoptisis jarang ditemukan,

kehilangan darah hanya sedikit kecuali pada kasus yang dimana tumor mengiritasi

pembuluh arteri yang mengakibatkan perdarahan masif bahkan kematian .

Bekles dkk (2003) mendapati 65% -75% pasien kanker paru menderita batuk,

bahkan lebih dari 25% dengan batuk produktif. Hemoptisis didapati 6% -35% pasien,

kurang lebih 20%-30% pasien akan mengalami hemoptisis dan 3% akan mengalami

hemoptisis yang menyebabkan kematian.

Page 15: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

15

Penyebaran regional tumor menyebabkan nyeri dada pleuritik ataupun sesak

napas akibat terjadinya efusi plura, suara serak yang disebabkan oleh tumor yang

mendesak nervus laringius, sesak dan hipoksia akibat paralysis diafragma karena

keterlibatan nervus phrenikus.

Knop dkk (2005) mendapati sesak napas sekitar 60% dari pasien, penyebab sesak

napas disebabkan akibat penyumbatan jalan napas pada bronkus atau parenkim

paru,pleural efusi, pneumonia dan komplikasi akibat kemoterapi atau radioterapi seperti

pneumonitis.

Sindroma vena cava superior diakibatkan oleh penekanan dan invasi ke vena cava

superior yang dapat menyebabkan sakit kepala dan perasaan penuh dikepala,

pembengkakan di wajah dan ekstremitas atas, sesak napas apabila berbaring dan flushing.

Tanda tanda fisik sindroma vena cava superior meliputi edema pada wajah dan

ekstremitas, pembengkakan leher dan vena subcutan pada wajah dan badan bagian atas.

Gift dkk (2004) mendapatkan kurang lebih 50% pasien mengalami rasa tak enak

didada ataupun nyeri pada dinding dada. Bekles dkk (2004) rasa tak enak dan nyeri dada

yang hilang timbul serta nyeri pleuritik akibat penyebaran tumor ke pleura dapat dialami

penderita kanker paru.

Tumor apical, biasanya NSCLC menyerang pleksus brakhialis, pleura, tulang iga

sehingga mengakibatkan nyeri bahu dan ekstremitas bagian atas yang disertai kelemahan

atau atropi tangan ipsilateral (tumor pancoast ). Sindroma Horner (ptosis,miosis,

enopthalmos dan anhidrosis) dapat timbul apabila saraf simpatik paravertebra atau

ganglion stellata cervical terkena. Penyebaran tumor ke pericardium dapat terjadi tanpa

gejala atau menimbulkan kontriktif perikarditis bahkan tamponade jantung. Disfagia

dapat terjadi akibat penekanan namun sangat jarang.

Metastasis pada hati menyebabkan nyeri, gejala gastrointestinal yang akhirnya

menyebabkan kegagalan hati. Metastasis ke otak mengakibatkan perubahan tingkah laku,

Page 16: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

16

kebingungan, afasia, kejang, paresis atau paralysis, mual dan muntah bahkan koma dan

kematian. Metastasis ke tulang menyebabkan nyeri hebat dan fraktur, jarang terjadi

insufisiensi kelenjar adarenal walaupun umumnya kanker paru bermetastasis ke kelenjar

adrenal.

Gejala Sindroma Paraneoplastik terjadi pada tempat yang jauh dari tumornya

ataupun metastasisnya. Sindroma paraneoplastik meliputi hiperkalsemia( pada penderita

dengan squamous sell karsinoma, disebabkan oleh karena tumor menghasilkan hormon

paratiroid), sindrom inappropriate antidiuretik hormon(SIADH), clubbing finger dengan

atau tanpa hipertropik osteoartropathy paru, myasthenia(sindrom Eaton-Lambert) serta

beberapa sindroma neurologist, termasuk neuropathi, encephalopathy,encephalitis,

mielophati serta penyakit serebral. Mekanisme ini melibatkan autoantigen tumor yang

menghasilkan autoantibody, namun demikian sebahagian besar penyebabnya tidak

diketahui.

Van Cleave dan Cooley (2004) juga mendapati Sindrome paraneoplastik yang

mungkin disertai dengan Sindrom Cushing, Hiperkalsemia, SIADH, Hipertropik

Osteoartropati paru, Sindrom nerologis.

3.3. STADIUM KARSINOMA PARU (8,9,10,11)

Staging untuk kanker paru berdasarkan tumor(T), penyebaran ke getah bening(N)

dan organ lain(M).

Stage kanker paru jenis karsinoma sel kecil terdiri dari stage terbatas(limited) jika hanya

melibatkan satu sisi paru (hemitoraks), stage luas(extensive) jika sudah meluas dari satu

hemitoraks atau menyebar keorgan lain.

Stadium kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil atau NSCLC dibagi atas stage

I,II,,IIIA, IIIB dan IV yang ditetapkan menurut International Staging System for Lung

Cancer 1997,

Page 17: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

17

Gambar.2.revisi Sistem Staging TNM, 1997.(kutip 9) T1 ; tumor dengan garis tengah terbesar tidak melebihi 3 cm, dikelilingi oleh jaringan

paru atau pleura visceral dan secara bronkoskopik invasi tidak lebih proksimal dari

bronkus lobus (belum sampai ke bronkus utama). Tumor sebarang ukuran dengan

komponen invasive terbatas pada dinding bronkus yang meluas ke proksimal

bronkus utama.

T2 ; setiap tumor dengan ukuran atau perluasan sebagai berikut; garis tengah terbesar

lebih dari 3 cm,mengenai bronkus utama sejauh 2 cm atau lebih distal dari karina,

dapat mengenai pleura visceral.

T3 ; tumor sebarang ukuran, dengan perluasan langsung pada dinding dada( termasuk

tumor sulkus superior),diafragma. Pleura mediastinum atau tumor dalam bronkus

utama yang jaraknya kurang dari 2 cm sebelah distal karina atau tumor yang

berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif seluruh paru.

T4 ; tumor sebarang ukuran yang mengenai mediastinum atau jantung, pembuluh darah

besar, trakea, esophagus, korpus vertebra, karina, tumor yang disertai efusi pleura

ganas atau tumor satelit nodul ipsilateral pada lobus yang sama dengan tumor

primer.

N0 ; tak ada keterlibatan kelenjar getah bening.

N1 ; metastasis pada kelenjar getah bening peribronkial dan/atau hilus ipsilateral,

termasuk perluasan, termasuk perluasan tumor secara langsung.

N2 ; metastasis pada kelenjar getah bening mediastinum ipsilateral dan/atau KGB

Subkarina.

Page 18: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

18

N3 ; metastasisi pada hilus atau mediastinum kontralateral atau KGB

skalenus/supraklavikula ipsilateral/kontralateral.

M0 ; tidak ditemukan metastasis jauh.

M1 ; ditemukan metastasis jauh.nodul ipsilateral diluar lobus tumor primer dianggap

sebagai M1.

3.4. DIAGNOSIS (8,9,10,)

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk pengenalan awal selain pemeriksaan

klinis adalah pemeriksaan foto toraks dan/atau pemeriksaan sitologi sputum. Pada foto

toraks dapat ditemukan gambaran tumor dengan tepi yang tidak rata dan penarikan pleura

dan bahkan destruksi tulang dinding dada. Tidak jarang ditemukan gambaran efusi pleura

masif sehingga tumor tidak terlihat. Sitologi sputum akan memberikan hasil positif jika

tumor ada dibagian sentral atau intrabronkus. Kemajuan dibidang teknologi endoskopi

autofloresensi telah terbukti dapat mendeteksi lesi prakanker maupun lesi kanker yang

lokasi sentral. Perubahan yang dapat ditemukan pada mukosa bronkus pada lesi

keganasan stadium dini sulit dilihat dengan bronkoskopi konvensional. Hal itu dapat

diatasi dengan bronkoskopi autofloresensi karena dapat mendeteksi karsinoma in situ

yang mungkin terlihat normal dengan bronkoskopi biasa.

Prosedur diagnosis untuk kanker paru dilakukan hingga didapat diagnosis pasti

(jenis histologi) dan dapat ditentukan stadium penyakit hingga dapat dipikirkan modalitas

terapi yang tepat. Selain itu harus dipertimbangkan keadaan umum pasien (performance

status) dan kemampuan keuangan.

Tindakan diagnostik untuk mendapatkan sel kanker dapat dilaksanakan dari cara

yang paling sederhana hingga tindakan invasif tergantung kondisi pasien. Pilihan terapi

antara lain biopsi jarum halus jika ada masa superfisial, pungsi dan biopsi pleura jika ada

efusi pleura, bronkoskopi disertai dengan bilasan, sikatan, kuretase, biopsi masa intra

bronkus sebagai usaha untuk mendapatkan jenis histologi.

Tindakan diagnostik untuk mendapatkan stadium penyakit antara lain, foto toraks,

CT-scan toraks sampai kelenjar suprarenal dan bronkoskopi. Pemeriksaan CT-scan

Page 19: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

19

kepala dan bone scan dilakukan jika ada keluhan(atas indikasi) atau pasien yang akan

dibedah.

Tumor marker tidak dilakukan untuk diagnosis kanker paru tetapi hanya

bermanfaat untuk evaluasi hasil terapi. Pada kondisi tertentu diagnosis tidak dapat

ditegakkan meskipun telah dilakukan berbagai prosedur diagnosis, maka torakotomi

eksplorasi dapat dilakukan.

Page 20: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

20

BAB.IV

TERAPI SISTEMIK KARSINOMA PARU KARSINOMA PARU

4.1. Persyaratan pasien Kemoterapi. .(12)

Pasien dengan keganasan memiliki kondisi dan kelemahan-kelemahan yang apabila

diberikan kemoterapi dapat terjadi untolerable side efek, sebelum memberikan

kemoterapi harus dipertimbangkan :

1. Menggunakan kriteria Eastren Cooperative Oncology Group (ECOG) yaitu status

penampilan < 2.

2. jumlah lekosit lebih dari 3000/ml.

3. jumlah trombosit lebih dari 120.000/ul.

4. cadangan sumsum tulang masih adekuat misalnya Hb lebih dari 10 gr%.

5. kliren kreatinin diatas 60 ml/menit (dalam 24 jam).

6. bilirubin kurang dari 2 ml/dl, SGOT dan SGPT dalam batas normal.

7. elektrolit dalam batasnormal.

8. mengingat toksisitas obat sebaiknya tidak diberikan diatas umur 70 tahun.

Status penampilan penderita ini mengambil indikator kemampuan pasien, dimana

penyakit kanker semakin berat pasti akan mempengaruhi penampilan pasien. Hal ini juga

menjadi faktor prognostik dan faktor yang menetukan pilihan terapi yang tepat pada

pasien sesuia dengan status penampilannya.

Skala status penampilan menurut ECOG ialah :

Grade 0 : masih sepenuhnya aktif, tanpa hambatan untuk mengerjakan tugas dan

pekerjaan sehari-hari.

Grade 1 : hambatan pada pekerjaan berat, namun masih mampu bekerja kantor ataupun

pekerjaan rumah yang ringan.

Grade 2 : hambatan melakukan banyak pekerjaan, 50 % waktunya untuk tiduran dan

hanya bisa mengurus perawata dirinya sendiri, tidak dapat melakukanpekerjaan

lain.

Grade 3 : hanya mampu melakukan perawatan diri tertentu, lebih dari 50 % waktunya

untuk tiduran.

Grade 4 : sepenuhnya tidak bisa melakukan aktifitas apapun, hanya dikursi atau tiduran

terus.

Page 21: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

21

kemoterapi dapat diberikan jika memenuhi syarat antara lain keadaan umum baik,

skala Karnofsky diatas > 70, fungsi hati, ginjal dan homeostatik (darah) baik dan masalah

finansial dapat diatasi. Syarat homeostatik yang memenuhi syarat ialah : HB >10 gr%,

leukosit > 4000/dl, trombosit > 100000/dl.(10)

Tabel.4.Tampilan umum berdasarkan skala Karnofsky dan WHO.(kutip.10)

4.2. Kemoterapi Ajuvan

Kemoterapi ialah segolongan obat-obatan yang dapat menghambat pertumbuhan

kanker dan bahkan membunuh sel kanker.

Obat-obat anti kanker ini dapat digunakan sebagai terapi tunggal (active single

agent), tetapi sebahagian besar berupa kombinasi karena dapat lebih meningkatkan

potensi sitotoksik terhadap sel kanker. Selain itu sel-sel yang resisten terhadap salah satu

obat mungkin sensitif terhadap obat lainnya. Dosis obat sitostatik dapat dikurangi

sehingga efek samping menurun.(11)

4.3. Kemoterapi Neoajuvan.

4.4. KEMOTERAPI UNTUK KARSINOMA PARU.

4.4.1. PLATINUM BASED

Kemoterapi merupakan pilihan terapi lini pertama pada hampir 70 sampai 80%

pasien Non-small cell Lung Carcinoma (NSCLC) yang luas (stadium III) atau yang sudah

bermetastase (stadium IV), yang merupakan 80 %-85% dari kasus kanker paru. Standar

lini pertama kemoterapi pada pasien dengan performance status baik (0/1) ialah platinum-

Page 22: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

22

based (Cisplatin atau Carboplatin) yang dikombinasikan dengan generasi ketiga

sitotoksik agen (gemcitabine, vinorelbine, paclitaxel, atau docetaxel). (16)

Kemoterapi untuk kanker paru minimal berupa regimen yang terdiri dari lebih

satu obat anti kanker dan diberikan dengan siklus 21 atau 28 hari setiap siklusnya.

Kemoterapi untuk SCLC (small cell lung cancer) diberikan sampai enam siklus dengan

Cisplatin based regimen, yang diberikan ialah Cisplatin dengan Etoposide, Cisplatin

dengan Irinotecan dimana pada keadaan tertentu Cisplatin dapat digantikan dengan

Karboplatin dan Irinotecan digantikan dengan Docetaxel.(10,13)

Kemoterapi untuk NSCLC (non-small cell lung cancer) dapat diberikan enam

siklus ( pada kasus tertentu dapat diberikan lebih dari 6 siklus) dengan platinum based

regimen yang diberikan sebagai terapi lini pertama adalah ; Karboplatin/Cisplatin dengan

Etoposide, Karboplatin/Cisplatin dengan Gemcitabin, Karboplatin/ Cisplatin dengan

Paklitaksel, Karboplatin/Cisplatin dengan Doksetaksel.(10,13)

Joan H.Schiller,M.D. dkk (2002) melakukan penelitian klinis secara random

terhadap NSCLC dengan membandingkan empat regimen kemoterapi yaitu Cisplatin plus

Paclitaxel, Cisplatin plus Gemcitabine, Cisplatin plus docetaxel dan Carboplatin plus

paclitaxel. Penelitian dilakukan terhadap 1207 pasien antara oktober 1996sampai mai

1999. pada pasien yang mendapat Cisplatin plus Paclitaxel rata-rata angka harapan hidup

satu tahun dan dua tahun 31% dan 10%. pasien dengan Cisplatin plus Gemcitabin 36%,

dan 13%, Cisplatin plus Docetaxel 31% dan 11% dan Carboplatin plus paclitaxel 34%

dan 11% . penelitian ini hanya dilakukan pada pasien dengan performance status 0 atau 1.

Page 23: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

23

Gambar.4. Pembagian regimen terapi secara random.(kutip 16) Kazumasa Noda, M.D. dkk (1999) melakukan penelitian terhadap 230 pasien

Small Cell Lung Cancer dengan membandingkan Irinotecan plus Cisplatin dan Cisplatin

plus Etoposide. Irinotecan dan Cisplatin diberikan dengan dosis 60 mg/m2 pada hari

1,8,15 dan Cisplatin 60 mg/m2 pada hari 1. regimen Etoposide plus Cisplatin, Etoposide

100mg/m2 pada hari 1,2 dan 3, sedangkan Cisplatin 80mg/m2 pada hari 1. didapatkan

hasil angka harapan hidup setelah dua tahun pada Irinotecan plus Cisplatin 19,5%, dan

Irinotecan plus Cisplatin 5,2%.(17)

Noda, dkk (2002) melaporkan penggunaan kombinasi Irinotecan dan cisplatin

pada Small Cell Lung Cancer luas mendapat hasil angka harapan hidup yang lebih baik

dibandingkan dengan kombinasi Etoposide dan Cisplatin yaitu 12,8 bulan dan 9,4

bulan.(5)

Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) melakukan penelitian secara

random pada 1207 pasien NSCLC dengan kombinasi empat regimen kemoterapi :

paclitxel plus cisplatin,docetaxel plus cisplatin, gemcitabine plus cisplatin dan paxlitaxel

plus carboplatin. Didapat angka harapan hidup 1-2 tahun bervariasi dari 31 %-36% dan

10,5 %-15,7%.

Page 24: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

24

Hellenic Cooperative Oncology Group Study (1998) membandingkan regimen

gemcitabine/paclitaxel dan carboplatin/paclitaxel, pada NSCLC stadium IIIA,IIIB,IV.

Didapat harapan hidup satu tahun 51,3 % dan 41,3%.

4.4.2. TERAPI TARGET.

Beberapa tahun terakhir dengan berkembang pemahaman biologi kanker

melahirkan beberapa terapi target yang menghambat proses biologi perkembangan

NSCLC, yaitu antibodi monoklonal dan molekul kecil penghambat tyrosin kinase

(TKI)(16)

Monoklonal antibodi anti EGFR seperti Cetuximab berikatan dengan ektraselluler

domain yang menginaktifkan konfigurasi EGFR yang berkompetisi dengan ikatan

reseptor dengan demikian menghambat aktifasi ligand tyrosin kinase EGFR. Molekul

kecil penghambat tyrosin kinase EGFR seperti Erlotinib dan Gefitinib secara timbal balik

dengan ATP mengikat domain intraselluler katalis EGFR tyrosin kinase sehingga

menghambat autophosphorylation dan signaling. Antibody monoclonal anti EGFR hanya

mengenal EGFR semata oleh karena itu sangat selektif terhadap reseptor tersebut,

beberapa macam molekul kecil penghambat tyrosin kinase EGFR menghambat growth

factor reseptor tyrosin kinase termasuk beberapa anggota family EGFR, ataupun reseptor

vascular endothel growth factor (VEGF).(19)

Uji klinis terapi dengan anti bodi monoklonal kini mengalami kemajuan pada

hampir semua jenis kanker. FDA sejauh ini telah menyetujui beberapa terapi target untuk

kanker tertentu antara lain seperti rituximab (rituxan),trantuzumab (Hercepin),Cetuzimab

(erbitux) dan Bevacizumab (Avastin).(18)

Page 25: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

25

Gambar.5. Mekanisme kerja obat antibodi monoklonal anti-EGFR pada sel kanker.(kutip19)

EGFR TKIs saat ini merupakan suatu terobosan dalam penanganan selektif kasus-

kasus kanker paru. Gefinitib (Iressa) merupakan obat EGFRTKIs yang pertama

direkomendasikan oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika serikat dan

Jepang. Erlotinib (Tarceva) merupakan obat kedua yang masih dalam evaluasi. The

National Institute Canada Group melakukan penelitian secara random erlotinib banding

placebo pada pasien NSCLC stadium IIIB atau IV. Didapat rata-rata respon 8,7 % pada

kelompok erlotinib dan median survivalnya 6,7 bulan banding 4,7 bulan. Berdasarkan

pada penelitian ini FDA merekomendasikan erlotinib (Tarceva) sebagai terapi lini kedua

pada NSCLC.(21)

Frances A.Sheperd,M.D. dkk (2005) melakukan penelitian double-blind, placebo-

control random pada 731 pasien NSCLC stadium IIIB atau IV dimana 47 % pasien

Page 26: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

26

pernah mendapat dua regimen kemoterapi, 93% pernah mendapat platinum-based. Pasien

diberikan erlotinib 150 mg oral perhari selama 14 bulan dan placebo dengan

perbandingan 2 ;1. pada kelompok erlotinib didapat hasil rerata respon 8,9% dan placebo

<1 %. Angka harapan hidup pada erlotinib 7,9 bulan banding 3,7 bulan.(22)

Robert Pirker,M.D (2009) melakukan penelitian terhadap 1125 pasien NSCLC

dengan menambahkan cetuximab (erbitux) pada kemoterapi standar dibandingkan dengan

kemoterapi standar tanpa cetuximab, dengan memberikan cisplatin intravena 80

mg/m2,pada hari 1 dan vinorelbine 25mg/m2 hari 1 dan 8 setiap tiga minggu sampai enam

siklus dan cetuximab 400 mg/m2 hari 1 selama 2 jam dan 250 mg/m2 pada hari ke 8

selama 1 jam perminggu, respon komplit pada kelompok cetuximab 2% dan 1% pada

kemoterapi standar. Respon parsial 35% pada kelompok cetuximab dan 28% pada

kelompok standar.(23)

Penelitian klinis lainnya yang dilakukan pada 99 pasien NSCLC yang dilakukan

secara random dengan memberikan Karboplatin plus paclitaxel (200 mg/m2) dengan atau

kelompok tanpa bevacizumab (7,5 mg atau 15 mg/kg) diberikan setiap tiga minggu.

Didapat hasil rerata respon 31% pada kelompok dengan bevacizumab dan 18,8% pada

kelompok tanpa becizumab.(16)

4.5. PENILAIAN HASIL TERAPI.

Respon kemoterapi dapat dinilai dari dua sisi, dari pasien disebut dengan respon

subjektif dan dari penyakitnya atau tuornya disebut respon objektif. Penilaian respon

subjektif dilakukan setiap akan memberikan siklus kemoterapinya selanjutnya. Respon

yang dinilai adalah apakah terjadi pertambahan berat badan dan/atau penurunan keluhan

akibat tumornya.

Respon objektif kemoterapi dilakukan minimal setelah pemberian 2 siklus (H-1

siklus ke 3) dengan foto toraks. CT-scan dilakukan untuk menilai respon objektif setelah

3 siklus(H-1 siklus ke 4). Respon objektif menggunakan kriteria; respon komplit

Page 27: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

27

(CR=complete response) jika tumor hilang 100% dan menetap dalam tiga minggu, respon

sebagian (PR=partial response) jika tumor mengecil <90 % tetapi >50 % dan menetap

dalam tiga minggu, menetap (stable disease) jika tumor mengecil<50 % atau membesar

<25 % dan menetap dalam tiga minggu, Progresif jika tumor membesar >25 % atau

timbul tumor atau metastase baru.

4.6. PROGNOSIS.(8)

Secara keseluruhan prognosis kanker paru buruk. Angka harapan hidup sampai 5

tahun pasien SCLC dengan limited-stage sekitar 20%, sedangkan yang extensive stage

sangat buruk < 1%.

Angka harapan hidup sampai 5 tahun pasien NSCLC bervariasi berdasarkan

stadium, 60 %-70 % pasien dengan stadium I, dan < 1% pada pasien dengan stadium IV.

Rata-rata pasien NSCLC yang telah bermetastase jika tidak diterapi angka harapan

hidupnya 6 bulan. Saat ini harapan hidup pasien NSCLC stadium dini maupun lanjut

meningkat, dari yang didapat harapan hidup pasien dengan stadium dini apabila diberikan

regimen platinum-based setelah dilakukan reseksi. Terapi target juga meningkatkan

harapan hidup pasien dengan stadium IV. Namun pada penyakit yang telah bermetastase

hasilnya masih mengecewakan.(8)

Page 28: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

28

Tabel.5. Ringkasan guideline diagnostik dan terapi kanker paru.(kutip,24)

Page 29: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

29

Page 30: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

30

BAB.V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN.

1...Kanker paru merupakan salah satu penyebab kematian didunia selain kanker

payudara, kanker prostate dan kanker kolorektal.

2. saat ini terdapat beberapa cara pemberian kemoterapi, kemoterapi diberikan

sebagai terapi bertujuan untuk memperpanjang harapan hidup dan

menghilangkan gejala.

3. obat kemoterapi terdiri dari alkylating agen, anti metabolit, anthracycline,

topoisomerase inhibitor, vinca alkaloid.

4. Terapi target telah memberikan harapan dan era baru terhadap pengobatan

kanker dimasa depan.

SARAN.

1. Dari berbagai uji klinis regimen monoclonal anti bodi cukup efektif sehingga

perlu digunakan sebagai terapi standar atau sebagai terapi tambahan dengan

terapi standar.

Page 31: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

31

DAFTAR PUSTAKA

1. From Wikipedia ; Lung cancer, http;/en.wikipedia.org.2009.

2. Zulkifli Amin.Kanker Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit, Edisi (2006),Hal 1005-

1011.

3. Desmond.N.Carney,M.D,Ph.D.; Lung Cancer-Time to move on from

Chemotherapi. N Engl J Med, Vol.346,No.,2002

4. Kishan J.Pandya; Lung Cancer, Tranlational and Emerging Therapies;Informa

Health Care,2007.

5. Jhon D. Minna : Neoplasms of The Lung.in Ed Principles of Internal

Medicine.16th.McGraw-Hill Med Pub Div.2005.p 506-516.

6. Anthony J.Alberg,Phd,MPh: and Jonathan M,Samet, MD,MS: Epidemiology of

Lung Cancer , Chest, 2003.

7. Aage Haugen, Steen Mollerup: Etiology of Lung Cancer; in ed Text Book of Lung

Cancer,2th. Informa Health Care.(2008).p 2-9

8. Waun Ki Hong,M.D: in Lung Carcinoma,www.merc.com.2008

9. York E, Miller: Pathogenesis of Lung Cancer: Centennial Review. Am J Respir

Mol Biol. 2005. Vol 33. p 216-223.

10. Jusuf A.dkk : Kanker Paru bukan sel kecil; Pedoman nasional untuk diagnosis dan

penatalaksanaan di Indonesia. PDPI .2005.

11. Roy S.Herbst, M.D. et al : Lung Cancer. N Engl J Med.(2008) p1367-1380.

12. Linda H.Yoder : An Overview of Lung Cancer Symptoms, Pathophysiology, and

Treament. Medsurg Nursing. 2006, Vol,15.

13. Rennete Timbrel ,RT,M.Rad. Lung Cancer : A Review of Current Treatment

Modalities with a on New Strategies. Eradimaging-Com.2009.

14. F.Macdonald, C.H.J.Ford and A.G.Casson:The cell cycle. Moleculer Biology of

Cancer. 2th BIOS Scientific Publisher, 2004.

15. K.Osterlind : Chemotherapy in Small Cell Lung Cancer. Eur Respir J

(2001).Vol.18. p 1026-1043.

16. Giuseppe Giaccone : The Potensial of Antiangiogenic Therapy in Non-Small Cell

Page 32: Terapi Sistemik Karsinoma Paru - Tinjauan Kepustakaan Site · PDF filetahun 1998 menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. ... menilai etiologi kanker

32

Lung Cancer, Clin Can Resp.(2007).

17. Joan H.Schiller, MD. Et al: Comparison of Four Chemotherapy Regimen For

Advanced Non-Small Cell Lung Cancer. N Engl J Med. (2002). Vol 346. p92-97.

18. Kazumasa Noda, M.D. et al: Irinotecan plus Cisplatin Compare With Etoposide

Plus Cisplatin for Extensive Small-Cell Lung Cancer. N Engl J Med. (2002).Vol

346. p 85-91.

19. Fortunato Ciardiello,M.D: EFGR Antagonist in Cancer Treatment, N Engl J Med.

(2008).

20. David S.Ettinger : Is There Preferred Combination Chemotherapy Regimen for

Metastase Non-Small Cell Lung Cancer, www.The Oncologist.com 2002.

21. James R. Jett and York E. Miller : Update in Lung Cancer 2005. Am J Respir Crit

Care Med.2006, Vol173. p 695-697.

22. Franches A.Shepperd,M.D. et al : Erlotinib in Previously Treated Non-Small-Cell

Lung Cancer. N Engl J Med.2005, Vol 353.

23. Dori F.Saleznik.M.D : Cetuximab Prolong Survival in Non-Small-Cell Lung

Cancer. The Lancet 2009.

24. David G.Pfister. et al : American Society of Clinical Oncology Treament of

Unresectable Non-Small-Cell Lung Cancer Guideline; Update 2003. J of Clin

Onc.2004, Vol 22.