teori ilmu-ilmu sosial

150
Oleh Agus Suryono

Upload: napaki-muttaqin

Post on 05-Dec-2014

21.735 views

Category:

Education


8 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Teori ilmu-ilmu sosial

OlehAgus Suryono

Page 2: Teori ilmu-ilmu sosial

Mata kuliah ini mengajarkan berbagai konsep dasar dan teori-teori ilmu sosial terutama yang terkait dengan perspektif sosiologi, antropologi, politik, ekonomi, psikologi sosial, hukum, administrasi publik, dan pengembangannya (prospek)

SUBSTANSI PEMBELAJARAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

Page 3: Teori ilmu-ilmu sosial

POKOK BAHASAN

1. Daftar Bacaan (Referensi)2. Konsep dan Teori3. Memahami Teori Ilmu-Ilmu Sosial4. Awal Sejarah Perkembangan Teori Ilmu-

Ilmu Sosial5. Dasar Pengamatan Ilmu-Ilmu Sosial6. Permasalahan Sosial7. Kategorisasi Teori Ilmu-Ilmu Sosial

Page 4: Teori ilmu-ilmu sosial

8. Sifat Hubungan Antar Teori Ilmu-Ilmu Sosial

9. Persyaratan Studi Teori Ilmu-Ilmu Sosial10.Perspektif Perkembangan Teori Ilmu-Ilmu

Sosial11.Anatomi dan Jenis Teori Ilmu Sosial12.Paradigma Ilmu Sosial13.Peta Teori Ilmu-Ilmu Sosial14.Pertanyaan Besar Teori Ilmu-Ilmu Sosial,

tbk

Page 5: Teori ilmu-ilmu sosial
Page 6: Teori ilmu-ilmu sosial

Agger, Ben, 2007, Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan dan Implikasinya, Yogyakarta, Kreasi Wacana.

Baert, Patrick, 1998, Social Theory in the Twentieth Century, Cambridge, Polity Press.

Beilharz, Peter,2002, Teori-Teori Sosial: Observasi Kritis terhadap Para Filosof Terkemuka, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Campbell, Tom, 1994, Tujuh Teori Sosial, Sketsa, Penilaian, Perbandingan, Yogyakarta, Kanisius.

Craib, Ian, 1986, Teori-Teori Sosial Modern: Dari Parson Sampai Habermas, Jakarta, Rajawali.

Delanty, Gerard, 1999, Social Theory in a Changing World, Conception of Modernity, Cambridge, Polity Press.

Doyle, Paul Johnson, 1986, Teori Sosiologi Klasik Dan Modern, (Robert MZ Lawang, penterjemah), Jilid 1,2, Jakarta, Gramedia.

Page 7: Teori ilmu-ilmu sosial

Effendi, Sofian, dkk, 1996, Membangun Martabat Manusia: Peranan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Pembangunan, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Giddens, Anthony, 2009, Problematika Utama dalam Teori Sosial, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Hardiman, F.Budi,1993, Menuju Masyarakat Komunikatif, Ilmu, Masyarakat, Politik dan Postmodernisme menurut Jurgen Habermas, Yogyakarta, Kanius.

Hoogvelt, Ankie MM, 1995, Sosiologi Masyarakat Sedang Berkembang, (Alimandan, Penyadur), Jakarta, Rajawali.

Jackson, Stevi dan Jackie Jones, 2009, Teori-Teori Feminis Kontemporer, Yogyakarta, Jalasutra.

Jones, Pip, 2009, Pengantar Teori-Teori Sosial, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia

Page 8: Teori ilmu-ilmu sosial

Kuhn, Thomas,S, 2000, The Structure of Scientific Revolutions: Peran Paradigma Dalam Revolusi Sains, Bandung, Remaja Rosda Karya .

Lechte, John, 2001, 50 Filsuf Kontemporer: Dari Strukturalisme sampai Postmodernitas, Yogyakarta, Kanisius.

Polanyi, Michael, 1996, Segi Tak Terungkap Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama .

Ritzer, George, 2002, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Alimandan:Penyadur), Cetakan ketiga, Jakarta, Rajawali .

------------------,2003, Teori Sosial Post Modern, Yogyakarta, Kreasi Wacana.

Salim, Agus, 2001, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: Dari Denzin Guba dan Penerapannya, Yogyakarta, Tiara Wacana.

Page 9: Teori ilmu-ilmu sosial

Sanderson, Stephen.K, 2000, Makro Sosiologi: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial, Jakarta, RajaGrafindo Persada.

Sindhunata, 1983, Dilema Usaha Manusia Rasional, Jakarta, Gramedia

Soedjatmoko, 1984, Dimensi Manusia dalam Pembangunan, Jakarta, LP3ES

Supardan, Dadang, 2008, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta, Bumi Aksara.

Suryono, Agus,2004, Pengantar Teori Pembangunan, Malang, Universitas Negeri Malang, UM Press.

------------,2006, Ekonomi Politik Pembangunan dalam Perspektif Teori Ilmu Sosial, Malang, UM Press.

Page 10: Teori ilmu-ilmu sosial

Turner, Bryan, 2000, Teori-Teori Sosiologi: Modernitas-Postmodernitas, Yogyakarta, Pustaka Pelajar .

Veeger, KJ, 1990, Realita Sosial, Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi, Jakarta,Gramedia Pustaka Utama .

Wallace, Walter,L,1990, Metoda Logika Ilmu Sosial, Jakarta, Bumi Aksara.

Waters, Malcolm, 1994, Modern Sociological Theory, London-New Delhi, Sage Publications, Thousand Oaks . tbk

Page 11: Teori ilmu-ilmu sosial
Page 12: Teori ilmu-ilmu sosial

PENDAHULUAN

• BERTEORI SOSIAL DIAWALI DENGAN KEMAMPUAN UNTUK MENGERTI DAN MEMAHAMI KONSEP-KONSEP SOSIAL

• TEORI SOSIAL MERUPAKAN GABUNGAN ATAU KUMPULAN DARI KONSEP-KONSEP SOSIAL YANG TELAH DIUJI KEBENARANNYA SECARA UMUM (OBYEKTIF, METODOLOGIS) DAN MEMILIKI SIFAT GENERALISASI

• BELAJAR TEORI SOSIAL BERBEDA DENGAN PRAKTEK TEORI SOSIAL (AKTUALISASI – REAKTUALISASI)

Page 13: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORIKONSEP METODOLOGI

Page 14: Teori ilmu-ilmu sosial

APA ITU KONSEP ?

• MERUPAKAN GAMBARAN (WACANA) ABSTRAK DARI FENOMENA ALAMI DAN FENOMENA SOSIAL

• WACANA FENOMENA ALAMI, MELAHIRKAN ALIRAN POSITIVISTIK –NATURALISTIK (NATURAL LAW)

• WACANA FENOMENA SOSIAL, MELAHIRKAN ALIRAN HUMANISTIK – KULTURALISTIK (SOCIAL LAW)

Page 15: Teori ilmu-ilmu sosial

KONSEP

• Fenomena alami, berkaitan dengan: posisi dan lokasi wilayah/geografi, kondisi sumberdaya alam, kondisi kependudukan (SDM) – disebut Trigatra/Sikayamampu

Page 16: Teori ilmu-ilmu sosial

• Fenomena sosial, berkait dengan: peristiwa ideologi, peristiwa politik, peristiwa ekonomi, peristiwa sosial, peristiwa budaya, dan peristiwa pertahanan dan keamanan masyarakat (IPOLEKSOSBUDHANKAM)

• Ilmu sosial merupakan kajian-kajian yang banyak berkaitan dengan fenomena-fenomena sosial (konsep sosial) yang disebut dengan aspek kemasyarakatan (Pancagatra)

Page 17: Teori ilmu-ilmu sosial

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL :

1. Realita atau fenomena sosial2. Individu dan masyarakat3. Interaksi sosial4. Proses sosial5. Kategori sosial6. Kolektivitas sosial7. Kelompok sosial8. Posisi/kedudukan sosial9. Peran sosial10.Fungsi sosial11.Status sosial12.Struktur sosial13.Kebudayaan14.Lembaga/Pranata sosial15.Stratifikasi sosial

16.Kekuasaan dan otoritas sosial17. Integrasi/solidaritas sosial18.Konflik sosial19.Sikap dan perilaku sosial20.Penyimpangan/Patologi sosial21.Nilai dan norma sosial22.Sosialisasi dan akulturasi23.Sistem sosial24.Organisasi sosial25.Harmonisasi/Tertib sosial

Page 18: Teori ilmu-ilmu sosial

FUNGSI KONSEP DALAM TEORI SOSIAL

• Memberi pengertian dan pemahaman ttg sesuatu (kognitif dan afektif atau understanding)

• Memberikan penjelasan atau keterangan ttg sesuatu (explanasi)

• Menilai suatu kondisi obyek sosial (evaluatif)• Dapat memberitahu ttg sesuatu (informatif

dan komunikatif)• Menghasilkan suatu istilah yang sifatnya

praktis dan sederhana (pragmatis)

Page 19: Teori ilmu-ilmu sosial

TUJUAN KONSEP DALAM TEORI SOSIAL

• Sebagai reduksi atau refleksi dari peristiwa, realita, gejala atau fenomena sosial yang berisikan data dan fakta-fakta sosial

• Untuk merumuskan kesepakatan (komitmen) definisi, pengertian, istilah, kata-kata, kalimat atau label-label dari fenomena sosial sebagai konsep-konsep sosial

Page 20: Teori ilmu-ilmu sosial

• Untuk merumuskan simbol-simbol, kategorisasi, mitos, formula/dalil, dan kode-kode (morse) sebagai hasil konstruksi kelompok tertentu yang sifatnya lebih halus daripada peristiwa dan konsep-konsep sosial yang dirumuskan sebelumnya

Page 21: Teori ilmu-ilmu sosial

MANFAAT KONSEP

• Dengan konsep, manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lain dan bahkan dengan machluk lain, karena adanya kesamaan pemahaman (mutual understanding) dan kesamaan pemaknaan (mutual meaning)

Page 22: Teori ilmu-ilmu sosial

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM ILMU SOSIAL :

1. Realita atau fenomena sosial2. Individu dan masyarakat3. Interaksi sosial4. Proses sosial5. Kategori sosial6. Kolektivitas sosial7. Kelompok sosial8. Posisi/kedudukan sosial9. Peran sosial10.Fungsi sosial11.Status sosial12.Struktur sosial13.Kebudayaan14.Lembaga/Pranata sosial15.Stratifikasi sosial

16.Kekuasaan dan otoritas sosial17. Integrasi/solidaritas sosial18.Konflik sosial19.Sikap dan perilaku sosial20.Penyimpangan/Patologi sosial21.Nilai dan norma sosial22.Sosialisasi dan akulturasi23.Sistem sosial24.Organisasi sosial25.Harmonisasi/Tertib sosial26.Perubahan Sosial

Page 23: Teori ilmu-ilmu sosial

PROSES KONSEP KE TEORI

Halus KODE (Askripsi, Morse)

FORMULA (dalil, rumus, stikma)

MITOS (legenda, cerita)

SIMBOL (Bahasa)

KATAGORISASI (Teoritisasi)

Kasar KONSEP (Istilah)

PERISTIWA, FENOMENA Sensing, Persepsi dan Interpretasi

Fakta dan Realita

Page 24: Teori ilmu-ilmu sosial

FOKUS PEMBELAJARANTEORI ILMU-ILMU SOSIAL

FENOMENA/PERISTIWA

REALITA

METODOLOGI

KONSEP

TEORI

EMPIRIS

NON

EMPIRIS

Page 25: Teori ilmu-ilmu sosial

Peristiwa/Fenomena/Realita/Gejala

Proses dan kemampuan Penginderaan (sensing)

Definisi konsep (sbg knowledge)

Pembentukan proposisi (postulat/aksioma dan teorem)

TEORI Non Uji Hipotesis (kualitatif)

Uji Hipotesis (kuantitatif)

Variabel dan Indikator

Definisi operasional

Fokus

Page 26: Teori ilmu-ilmu sosial

MEMAHAMI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

Page 27: Teori ilmu-ilmu sosial

MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN

Page 28: Teori ilmu-ilmu sosial

AAH…TEORI !!

Page 29: Teori ilmu-ilmu sosial

KANKER GIGI DAN RONGGA MULUT

Page 30: Teori ilmu-ilmu sosial

UNSUR-UNSUR TEORI(Tom Campbell, 1994)

• DEFINISI/ TERMINOLOGI (KONSEP)• DISKRIPTIP (EMPIRIS, FAKTA, DATA,

INFORMASI)• PENJELASAN (EKSPLANASI, NARASI,

URAIAN, ANALISIS, SINTESA, KONKLUSI, TEMUAN, INOVASI)

Page 31: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

ILMU-ILMUSOSIAL (UMUM)

IlmuPolitik/Adm

IlmuEkonomi

Sosiologi

Teori Politik/Adm A - Z

Teori EkonomiA - Z

Teori SosiologiA - Z

Page 32: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORI-TEORI ILMU SOSIAL

TEORI ILMUPOLITIK/ADM

(KHUSUS)

TEORI ILMUEKONOMI(KHUSUS)

TEORISOSIOLOGI(KHUSUS)

Teori A - Z

Teori A - Z

Teori A - Z

Page 33: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORI• Serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi

dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial dan alami secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep

• Gabungan dari konsep-konsep yang telah diuji kebenarannya secara sistematis dan metodologis sehingga memiliki sifat obyektif (generalisasi) sebagai kesepakatan dunia akademis

Page 34: Teori ilmu-ilmu sosial

• Teori adalah alat untuk memahami kenyataan atau realitas sosial

• Teori sebagai alat untuk menyatakan hubungan sistematik antara fenomena atau gejala yang hendak diteliti

• Teori selalu lahir dari kenyataan dan selalu diuji pula di dalam kenyataan

• Teori merupakan hasil kesepakatan masyarakat akademis sebagai perspektif etik (agenda akademis)

Page 35: Teori ilmu-ilmu sosial

• Teori memberikan pola bagi interpretasi data

• Teori menghubungkan satu studi dengan studi lainnya

• Teori menyajikan kerangka sehingga konsep dan variabel memiliki arti dan makna penting

• Teori memungkinkan interpretasi makna yang lebih besar (siap pakai) daripada hasil temuan yang diperoleh dari penelitian (kegunaan laten/hidden)

Page 36: Teori ilmu-ilmu sosial

PERSOALAN POKOK TEORI SOSIAL

• Adalah bagaimana memandang dan memahami kenyataan kehidupan sosial sebagai realita yang harus dihadapi secara bijaksana (wisdom) dan bebas nilai (values free/ neutral/ non- etic)

Page 37: Teori ilmu-ilmu sosial

TUJUAN TEORI SOSIAL • Untuk memberikan pengertian dan

pemahaman (understanding) terhadap realita/fenomena sosial

• Untuk memberikan penjelasan (explanation) terhadap realita/fenomena sosial

• Untuk kepentingan prediksi atau peramalan (forcasting) terhadap fenomena-2 sosial

• Sebagai kritik dan pengawasan (control) terhadap perkembangan konsep dan teori-teori sosial

• Melatih kepekaan dan tanggungjawab sosial (sensitivity and responsebelity)

Page 38: Teori ilmu-ilmu sosial

MANFAAT TEORI SOSIAL

• Sebagai alat (instrument) dalam menjelaskan realita/fenomena sosial

• Sebagai alat analisis (tools of analysis) terhadap fenomena sosial yang diamati

• Sebagai sarana atau upaya peneliti untuk melakukan konstruksi, rekonstruksi atau dekonstruksi teori terhadap realita/ fenomena sosial yang diamati dengan persyaratan: relevan (cocok, layak), aplikabel/manajebel (dapat dilaksanakan), replikan (dapat di daur ulang), dan konsisten (runtut dan sistematik)

Page 39: Teori ilmu-ilmu sosial

INTENSITAS TEORI SOSIAL

• Jika situasi dan kondisi dalam keadaan normal (stabil), maka wacana teori memiliki intensitas rendah, tetapi aplikasinya tinggi

• Jika situasi dan kondisi dalam keadaan tidak normal (labil), maka wacana teori memiliki intensitas tinggi, tapi aplikasinya rendah bahkan tertolak

Page 40: Teori ilmu-ilmu sosial

STRUKTUR TEORI SOSIAL

GRAND THEORY(Analisis Menyeluruh)

MIDDLE RANGE THEORY/MESO THEORY (Analisis Sebagian)

CASE/SUBSTANTIVE/IDEOGRAFIS THEORY

(Analisis Kasus/Isu dari Fakta Empiris)

I

II

III

Page 41: Teori ilmu-ilmu sosial

PAHAM TEORI SOSIAL DALAM PRAKTEK

TEORI

IDEALISME

PRAGMATISME

UTOPIANISME

Page 42: Teori ilmu-ilmu sosial

METODOLOGI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

• HEURISTIK = Menghimpun jejak-jejak dan dokumen sejarah perkembangan teori sosial

• VERIFIKASI = Menguji kebenaran dari data dan informasi (referensi) tentang perkembangan konsep dan teori-teori sosial

• INTERPRETASI = Melakukan penafsiran suatu peristiwa / pandangan realistis empiris dari sejarah perkembangan teori sosial

Page 43: Teori ilmu-ilmu sosial

METODE KRITIK TEORI

• Kejelasan• Konsistensi• Kecukupan Empiris• Kecukupan Eksplanatoris• Rasionalitas Normatif

Page 44: Teori ilmu-ilmu sosial
Page 45: Teori ilmu-ilmu sosial

Buku Muqaddimah (Lajnah al-Bayan al-Arabi) = Membahas pengaruh letak geografis (letak bumi) terhadap gejala, perilaku dan aktivitas masyarakat

IBNU KHALDUN(ABDURRACHMAN ABU ZAID WALIUDDIN BIN KHALDUN)

(1332 – 1350 M)

Page 46: Teori ilmu-ilmu sosial

• IL PRINCIPE (Politik Kekuasaan, 1513) atau RES PUBLICA (Kekuasaan Rakyat) dan DISCORSI (Politik Kerakyatan, 1519)

• THE AIM JUSTIFY THE WAY (Tujuan menghalalkan cara)• JADILAH SEKUAT SINGA, SEKALIGUS SELICIK RUBAH

(1469 – 1559)

Page 47: Teori ilmu-ilmu sosial

SEKULARISME(Nichollo Machiavelli)

• Sekularisme adalah ide dasar yang mengesampingkan peran agama dari pengaturan kehidupan (dunia)

• Sekularisme menuntun manusia untuk menempatkan agama hanya pada ranah individu dan wilayah spiritual (moral, teologi)

• Sekularisme mengharamkan agama ikut andil dalam mengatur kehidupan

• Sekularisme mengajarkan bahwa manusia bebas mengatur hidupnya sendiri tanpa campur tangan Tuhan/ Allah

Page 48: Teori ilmu-ilmu sosial

AWAL SEJARAH PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL

ISIDORE AUGUSTE MARIE FRANCOIS XAVIER COMTE (1789-1857)

Page 49: Teori ilmu-ilmu sosial

HUKUM TIGA TAHAP(Law of Three Stages)

Bahwa sejarah umat manusia, baik secara individual maupun secara kolektif, berkembang menurut tiga tahap, yaitu:1. Tahap teologi atau fiktif (Mitologi)2. Tahap metafisik atau abstrak (Ideologi)3. Tahap positif atau ilmiah atau riel (Ilmu) *)

*)Tahap positif atau filsafat positivisme = sebagai sesuatu yang nyata, pasti, jelas, bermanfaat, serta lawan dari sesuatu yang negatif

Page 50: Teori ilmu-ilmu sosial

REAKSI TERHADAP FILSAFAT POSITIVISME (ABAD KE 20)

1. Ketidakpuasan terhadap dominasi positivisme, terutama terhadap latarbelakangnya yang naturalistik dan deterministik. Naturalisme dan determinisme inilah yang dimasa lalu telah mendorong berkembangnya metafisika yang materialistik (kuantitatif), dengan implikasinya yang luas dalam segi kehidupan umat manusia

Page 51: Teori ilmu-ilmu sosial

2. Reaksi terhadap kenyataan semangat kemajuan (progress) yang terjadi pada abad ke 20 sebagai akibat dari pengaruh pemikiran-pemikiran historis yang kuat, tetapi sekaligus juga membuktikan adanya ketidak sinambungan (diskontinyuitas) di dalam perkembangan itu sendiri

3. Timbulnya reaksi terhadap pengertian istilah PERKEMBANGAN (linear Vs kontinuum) yang menjadi mitos masyarakat secara umum. Selanjutnya, melahirkan upaya untuk memperhatikan struktur dari fenomena yang sebenarnya, atau secara lebih formal terhadap bentuk-bentuk logis yang lebih realistik

Page 52: Teori ilmu-ilmu sosial

HUKUM ALAM(POSITIVISTIK-NATURALISTIK) SEBAB

(Penanda)AKIBAT

(Yang ditandai)

HUKUM SOSIAL(HUMANISTIK-KULTURALISTIK) SEBAB AKIBAT

Kausalitas

Makna

InputOutput

Linear

ProsesKesinambungan (kontinuum)

Page 53: Teori ilmu-ilmu sosial

MISKINMALAS

Kemiskinan Struktural

Kemiskinan Kultural

KemiskinanNatural

Page 54: Teori ilmu-ilmu sosial
Page 55: Teori ilmu-ilmu sosial

DASAR PENGAMATAN ILMU-ILMU SOSIAL

• INTUISI• AGAMA• RASIONAL• EMPIRIS

Aliran Positivistik – Naturalistik(Auguste Comte)

Aliran Humanistik – Kulturalistik(Ibnu Khaldun, Ibnu Roos, Ibnu Tamia)

Non- Empiris

Page 56: Teori ilmu-ilmu sosial

SUMBER PENGAMATAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN

• INTUISI• AGAMA• RASIONAL• EMPIRIS

Aliran Positivistik - Naturalistik

Aliran Humanistik - Kulturalistik

Non-Empiris Non-Mainstream

Mainstream

•DEDUKTIF•INDUKTIF

Page 57: Teori ilmu-ilmu sosial

Dunia Empiris/ Empirical World:

Dunia manusia di mana bisa dilakukan pengamatan, baik dengan indera atau peralatan yang dibuat manusia (The worlds susceptible to observation)

Page 58: Teori ilmu-ilmu sosial

Sains berkembang oleh: Proses pengamatan manusia secara sistematis & terus-menerus akan sesuatu yang dialami atau disaksikan dlm kehidupannya.

Page 59: Teori ilmu-ilmu sosial

Sains mengandung 2 hal pokok:

1. Istilah khas (konsep, jargon) yang

digunakan sains

2. Kaidah-kaidah (teori, rumus) yang ditemukan oleh penelitian

Page 60: Teori ilmu-ilmu sosial

Pengembangan sains umumnya melalui proses kajian yang unsurnya sbb :

Diamati fakta fakta baru

disusun teori sesuai hasil dg jargonnya

ditemukan adanya bukti benar-tidaknya kaitan antar fakta2 tersebut

diperkirakan kaitannya (hipotesis)

dilakukan pengujian secara sadar-terencana untuk menguji hipotesis.Dikomunikasikan

di masyarakat secara luas

Fakta/fenomena ditemukan

Page 61: Teori ilmu-ilmu sosial

Perkembangan sains ditentukan oleh Obyek yang diteliti

Ada 3 kelompok obyek sains:- Benda mati - Makhluk Hidup (sel, virus, atom) - Individu dan Kelompok Masyarakat

Page 62: Teori ilmu-ilmu sosial

Jika Obyeknya Benda mati:- Mudah ditemukan kaidahnya - Sains di bidang ini, a.l. Fisika, Kimia, Geologi, Astronomi amat cepat majunya.

Page 63: Teori ilmu-ilmu sosial

Jika Obyek Makhluk Hidup:- Relatif lebih sulit ditemukan kaidahnya dibanding dengan jika obyeknya benda mati. - Perkembangan misalnya: biologi, zoologi, dan kedokteran relatif lebih lambat dibanding dengan fisika-kimia

Page 64: Teori ilmu-ilmu sosial

Jika Obyeknya Individu & Masyarakat : - Paling sulit menentukan kaidah- kaidah empiriknya - Perkembangan ilmu sosial seperti:

ekonomi, hukum, politik, dan sosiologi relatif lambat - Sains sosial kadang disebut berkembang pesat tapi kaidahnya relatif kurang keakuratannya (uncertainties).

Page 65: Teori ilmu-ilmu sosial

Dunia Barat (Eropa, Amerika) amat maju dalam sains-teknologi karena 3 hal:- Kerja manusianya yg profesional Vs Amatiran - Memegang kunci teknologi- Dana & peralatan penelitiannya tercukupi

Page 66: Teori ilmu-ilmu sosial
Page 67: Teori ilmu-ilmu sosial

CONCEPTUALWORLD

THEORY

EMPIRICALWORLD

EMPIRIC

PROBLEM

RESEARCHEXPLANATION

UNDERSTANDINGPREDICTION

CONTROL

Page 68: Teori ilmu-ilmu sosial

MASALAH SOSIAL• Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan

5 W + 1 H (what, why, who, where, when, how)

• Sesuatu yang mengandung keragu-raguan dan ketidak pastian dalam kehidupan masyarakat (anomie)

• Suatu kesenjangan (gap) antara sesuatu yang seharusnya (das sollen, teori) dengan sesuatu yang senyatanya (das sein, empiris)

Page 69: Teori ilmu-ilmu sosial

• Adanya kesenjangan (gap) antara teori sosial dan praktek teori sosial

• Adanya sesuatu yang dianggap masih kurang (dis-distribution)

• Adanya ketidakseimbangan (dis-equity/dis-balance)

• Adanya sesuatu yang dianggap tidak cocok/tidak relevan (defesiensi)

• Sesuatu yang tidak layak (veasible), dianggap layak dan dipakai terus

Page 70: Teori ilmu-ilmu sosial

• Masalah sosial ada yang bisa terpecahkan dan ada pula yang tidak bisa terpecahkan (social connatus)

• Dalam penelitian sosial, permasalahan sosial (social problems) dapat dirumuskan secara teoritis, empiris, dan normatif

Page 71: Teori ilmu-ilmu sosial

MASALAH SOSIAL (UMUM)

• Kemiskinan• Keadilan Sosial• Pemerataan• Penataan Kelembagaan• Demokrasi• Hak Azasi Manusia• Supremasi dan Penegakan Hukum• Lingkungan Hidup• Ketidak percayaan Sosial (social distrust) dan

Kebohongan Publik (public lie)

Page 72: Teori ilmu-ilmu sosial

• Penyalahgunaan Obat Terlarang (psikotropika)

• Persamaan gender (egalitarian)• Kebebasan (the freedom)• Pemberdayaan SDM (empowerment)• Terorisme dan Separatisme• Aborsi dan Prostitusi• Pornografi dan Pornoaksi• Konflik Peradaban (civilization conflict)• Kebebasan Informasi Publik (KIP)

Page 73: Teori ilmu-ilmu sosial

1. Tingginya jumlah pengangguran2. Kesenjangan pembangunan3. Rendahnya kualitas SDM ((Pendidikan)4. Menurunnya kualitas SDA5. Rendahnya penegakan hukum dan keadilan6. Rendahnya kualitas pelayanan kepada publik7. Belum optimalnya fungsi kelembagaan8. Ancaman separatisme dan terorisme9. Tingginya tingkat kejahatan/kriminalitas/korupsi (konvensional, transnasional)10. Rendahnya kemampuan Hankam11. Kekerasan atas nama agama

MASALAH SOSIAL (KHUSUS)

Page 74: Teori ilmu-ilmu sosial

RUMUSANMASALAH

PERNYATAAN MASALAH(Problem Statement)

DEFINISI MASALAH(Problem Definition)

OPERASIONALISASI MASALAH

(Problem Operationalization)Dijawab dengan asumsi,

Proposisi, hipotesa, dan teori

Page 75: Teori ilmu-ilmu sosial

PERAN ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN MASALAH SOSIAL

MEMBANTU MEMPERJELASMASALAH YANG DIHADAPI

MENGUMPULKAN DATADAN FAKTA

MENGANALISA DANMENAFSIRKAN DATA

MENGAJUKAN REKOMENDASI

PEMECAHAN MASALAH

MEMPELAJARI HALANGANYANG MUNGKIN TERJADI

MEMBERIKAN PENJELASANDAN MENDORONG

KEGIATAN MENANGGULANGI MASALAH

SARAN-SARAN

Proses dimulai lagi

Page 76: Teori ilmu-ilmu sosial
Page 77: Teori ilmu-ilmu sosial

ILMU PENGETAHUAN(SCIENTIFIC)

PURE SCIENCE/TEORI APPLIED SCIENCE/PRAKTEK

NOMOTETIS:•Memperhatikan bendanya dlm sifat keabstrakannya•Ingin tahu hakekat bendanya•Memperhatikan hal-hal yang bersifat umum•Sosiologi

IDIOGRAFIS :•Memperhatikan bendanya dalam sifatnya yg konkrit, nyata (benar-benar terjadi dlm ruang dan waktu tertentu)•Memperhatikan hal- hal yang khusus•Sosiografi

EKOLOGIS :•Bagaimana seseorang harus berbuat untuk menyesuaikan diri dari salah satu citanya (etika, hukum)•Bagaimana seseorang harus berbuat untuk mencapai suatu hasil•Ilmu kedokteran, pertanian

Page 78: Teori ilmu-ilmu sosial

INDIVIDU,MASYARAKAT,

DANKEBUDAYAAN

Sosiologi

Antropologi

Ilmu Politik

Ilmu HukumPsikologi

Sejarah

IlmuKesehatanMasyarakat

IlmuEkonomi

Sumber: Soerjono Soekanto, 1986

Page 79: Teori ilmu-ilmu sosial

KATEGORI ILMU-ILMU SOSIAL(Dadang Supardan, 2008)

1. Sosiologi2. Antropologi3. Ilmu Geografi4. Ilmu Sejarah5. Ilmu Ekonomi6. Psikologi7. Ilmu Politik8. Ilmu Administrasi (Dikti, 2010)9. Ilmu Hukum (?)

MasukIlmu Politik

Page 80: Teori ilmu-ilmu sosial

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

1. JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK (Public Administration): Program Studi Ilmu Administrasi Negara/Publik

2. JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS (Business Administration): Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Page 81: Teori ilmu-ilmu sosial

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK

• Kebijakan Publik (S1,S2)• Administrasi Pembangunan (S1)• Administrasi Pemerintahan Daerah (S1)• Perencanaan Pembangunan (?)• Administrasi Pendidikan (?)• Manajemen Publik (S2)• Keuangan Daerah (S2)• Perencanaan Pembangunan Daerah (S2)• Pemberdayaan Masyarakat (S2)

Page 82: Teori ilmu-ilmu sosial

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

• Manajemen Keuangan (S1)• Manajemen Pemasaran (S1)• Manajemen Sumber Daya Manusia (S1)• Manajemen Sistem Informasi (S1)• Bisnis Internasional (?)• Administrasi Perpajakan (?) • Kebijakan Bisnis (S2)• Pengembangan Sumber Daya Manusia (S2)• Pengembangan Sistem Informasi (S2)• Pengembangan Organisasi dan

Kepemimpinan (S2)

Page 83: Teori ilmu-ilmu sosial

PERSPEKTIF TEORI-TEORI ADMINISTRASI PUBLIK (KONTEMPORER)

1.Desentralisasi Fiskal & Kebijakan Publik2.Desentralisasi Sumber daya Alam dan

Kebijakan Publik3.Ekologi Administrasi Lokal dan Otonomi Daerah4.Environtmental Administration (termasuk

Kebijakan Publik untuk Pencegahan & Penanggulangan Bencana)

5.Etika Administrasi Publik/Etika Birokrasi/Korupsi Birokrasi

6.Gender dan Administrasi Publik7.Globalisasi dan Peran Administrasi Publik

Page 84: Teori ilmu-ilmu sosial

8. Hermeunetika Pembangunan9. Hubungan Masyarakat, Negara dan

Administrasi Publik10. Kelaparan/kemiskinan, Negara dan

Administrasi Publik11. Kemerosotan/diskresi Sektor Publik dan Peran

Administrator Publik12. Kepemimpinan Sektor Publik dan Proses

Demokratisasi13. Konflik Sosial dan Peran Administrasi Publik14. Konflik Sosio-politik dan Peran Pemerintah

Lokal

Page 85: Teori ilmu-ilmu sosial

15.Konteks Politik dan Demokrasi Administrasi Publik

16.Pelayanan Publik dan Hak-hak Sipil17.Pelayanan Publik Sibernetik18.Pemerintahan Sibernetika19.Perubahan Sosial dan Budaya Administrasi

(Administrative Culture)20.Problematika Anggaran Pembangunan Sebagai

Masalah Politik & Administrasi Publik

Page 86: Teori ilmu-ilmu sosial

21. Problematika Privatisasi Sektor Publik22. Problematika Relasi Negara, Masyarakat Sipil

dan Pasar (good governance)23. Proses Anggaran dan Administrasi Publik 24. Sinergi Problematika Hukum Administrasi

Publik/Kebijakan Publik/Kebijakan Pembangunan

25. Media dan Administrasi Publik26. Terorisme & Administrasi Publik27. Problematika Pengambilan Keputusan di

Sektor Publik, tbk

Page 87: Teori ilmu-ilmu sosial

KATEGORISASI TEORI SOSIAL (William L.Morrow, Stephen P.Robbin, Stephen K.Bailey, 1986)

1. Teori Diskriptif2. Teori Pre-skriptif3. Teori Normatif4. Teori Asumtif5. Teori Instrumental

Page 88: Teori ilmu-ilmu sosial

6. Teori Hubungan Manusia (Human Relation)

7. Teori Pengambilan Keputusan (decesion making)

8. Teori Perilaku (Behavior)9. Teori Sistem (Integral Comprehensive)10.Teori Kontingensi (Mixed Theory), dan11.Teori Diskriptif - Eksplanatori

Page 89: Teori ilmu-ilmu sosial

KETERANGAN1.Teori diskriptif menggambarkan apa-apa

yang nyata-nyata terjadi dilapangan (memotret apa adanya)

2.Teori pre-skriptif menggambarkan perubahan-perubahan untuk melakukan pembaharuan, koreksi dan perbaikan suatu proses teori dan fenomena tertentu

3.Teori normatif pada dasarnya mempersoalkan peranan suatu kebijaksanaan/ perundang-undangan/ peraturan tertentu.

Page 90: Teori ilmu-ilmu sosial

4. Teori asumtif lebih memusatkan perhatian pada usaha-usaha untuk memperbaiki suatu praktek dengan memahami hakekat suatu fenomena yang terjadi dalam lingkungannya

5. Teori instrumental bermaksud untuk melakukan konseptualisasi mengenai cara-cara memperbaiki suatu teknis sehingga dapat dibuat sebagai sasaran yang lebih realistik (tools of analysis)

Page 91: Teori ilmu-ilmu sosial

6. Teori hubungan manusia (human relation theory) menitik beratkan bahwa norma-norma sosial merupakan faktor kunci dalam menentukan sikap, perilaku dan tindakan seseorang terutama dalam lingkungan kerja

7. Teori pengambilan keputusan (decesion making theory) lebih mengkonsentrasikan diri pada analisa proses pengambilan keputusan, apakah mempergunakan model statistik, model optimasi, model informasi, model simulasi, model liniar programming, model critical path scheduling, model inventory, model site location, ataukah model resources allocation, dan sebagainya (catatan : pada beberapa fakultas dan program training sudah merupakan mata pelajaran tersendiri).

Page 92: Teori ilmu-ilmu sosial

8. Teori perilaku (behavior theory) orientasi yang dikembangkan adalah efesiensi dan sasaran dengan cara mengintegrasikan komponen-komponen anggota organisasi, struktur dan prosesnya. Dengan kata lain teori perilaku lebih memahami pentingnya aspek dan faktor manusia sebagai alat utama untuk mencapai tujuan organisasi ( catatan : teori perilaku ini juga sudah merupakan mata kuliah tersendiri sebagai mata kuliah perilaku organisasi)

Page 93: Teori ilmu-ilmu sosial

9. Teori sistem merupakan suatu cara pendekatan yang memandang bahwa setiap fenomena mempunyai berbagai komponen yang saling berinteraksi satu sama lain agar dapat bertahan hidup (survival). Dalam sistem memiliki beberapa unsur sistem antara lain : unsur lingkungan, unsur masukan (input), unsur pengelola (konversi/throught put), unsur keluaran (out put/product), unsur efek atau unsur akibat (consequences), dan unsur umpan balik (feed back)

Page 94: Teori ilmu-ilmu sosial

10. Teori kontingensi sebagai perkembangan dari teori sistem yang dipersamakan dengan pendekatan situasional yang mengakui adanya dinamika dan kompleksitas antar hubungan (interaksi sosial)

11. Teori deskriptif eksplanatori menjelaskan keaneka ragaman isi yang terkandung dalam fenomena lingkungan nyata (cenderung ke metode content analysis, discourse analysis, framing analysis).

Page 95: Teori ilmu-ilmu sosial
Page 96: Teori ilmu-ilmu sosial

PERBEDAAN ANTAR TEORIILMU-ILMU SOSIAL

• Terletak pada dimensi atau sudut pandang yang digunakannya dalam memahami, menelaah dan mencermati masyarakat itu secara khusus, misal:1. Ilmu Ekonomi mencoba memahami kehidupan

individu dan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhannya, yaitu usaha manusia dalam memproduksi, mendistribusikan dan mengkonsumsi barang dan jasa yang terbatas dalam masyarakat

2. Ilmu Politik memahami tentang hak dan wewenang, kekuasaan, proses pembuatan keputusan dalam masyarakat serta konflik yang terjadi akibat distribusi dan alokasi kekuasaan dalam masyarakat

3. Sosiologi memahami tentang struktur sosial, mobilitas sosial, modernisasi, dsb.

Page 97: Teori ilmu-ilmu sosial

SIFAT HUBUNGAN ANTAR TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

• Ketiga ilmu tersebut sama-sama membicarakan dan menelaah objek yang sama yakni tingkahlaku manusia dalam masyarakat, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat serta berbagai gejala-gejala sosial yang ditimbulkannya akibat dari interaksi, status dan peran mereka dalam masyarakat

Page 98: Teori ilmu-ilmu sosial

• Walaupun membicarakan objek yang sama, namun munculnya ketiga disiplin ilmu tersebut didasarkan pada sudut pandang (point view) yang berbeda tentang tingkah laku manusia dengan berbagai gejala-gejala sosial yang ditimbulkannya

• Apabila ditelaah lebih mendalam, sesungguhnya gejala yang muncul kepermukaan didasarkan pada “kepentingan” atau alasan yang saling berkaitan dan saling membutuhkan satu sama lainnya (multidisiplin & interdisiplin)

Page 99: Teori ilmu-ilmu sosial

SIFAT HUBUNGAN ANTAR ILMU-ILMU SOSIAL

• Monodisipliner Teori Klasik• Multidisipliner• Interdisipliner Teori Modern• Transdisipliner• Supradisipliner Teori Post-Modern

Page 100: Teori ilmu-ilmu sosial

I. PENDEKATAN MONODISIPLINER

Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos

Masalah Masalah Masalah

Ilmu Ekonomi Ilmu Politik Sosiologi

Page 101: Teori ilmu-ilmu sosial

II. PENDEKATAN MULTIDISIPLINER

Kesimpulan Gabungan (Konklusi)

Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos

Masalah

Ilmu Ekonomi Ilmu Politik Sosiologi

Page 102: Teori ilmu-ilmu sosial

III. PENDEKATAN INTERDISIPLINER

KESIMPULAN KOMPREHENSIF Team Work(Tim Ahli)

Masalah

Rencana Pendekatan Bersama

PendekatanEkonomi

PendekatanPolitik

PendekatanSosiologi

Ilmu Ekonomi Ilmu Politik Sosiologi

Page 103: Teori ilmu-ilmu sosial

IV. PENDEKATAN TRANS-DISIPLINER • Menghilangkan ethnocentrisme atau fanatisme

teori• Memiliki rasa skeptis (rendah hati) terhadap

ilmunya sendiri dengan mencari bantuan disiplin lain yang dianggap lebih mampu melengkapi dan menyempurnakan ekspedisi (kajian) ilmiahnya dalam memecahkan persoalan publik yang dihadapi

• Contoh: Ekonomi Pancasila/Ekonomi Kerakyatan(Alm.Mubyarto)

Page 104: Teori ilmu-ilmu sosial

V. PENDEKATAN SUPRA DISIPLINER

• Pendekatan ilmu-ilmu sosial (contoh: ilmu ekonomi politik) yang melampaui batas-batas disiplin berkait dengan masalah visi (konsep dan teori), presisi (metodologi), maupun substansi kajian (studi kasus/fenomena) yang kompleks

• Tergolong Contemporary Theory (teori kontemporer)

• Menggunakan gabungan banyak/ beberapa metode (multhymethode)

Page 105: Teori ilmu-ilmu sosial
Page 106: Teori ilmu-ilmu sosial

SYARAT STUDI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

• Empirik (hasil pengamatan dan penalaran yang rasional dari realita sosial)

• Teoritik (adanya kalimat ilmiah yang menggambarkan hubungan sebab akibat/ kausal antar variabel/indikator-komponen/fokus)

• Kumulatif (dibentuk, disusun berdasarkan teori, ditambah, diperluas, disempurnakan dan dikritik)

• Non-etik (tidak ada maksud menanyakan apakah sesuatu itu baik atau buruk)

Page 107: Teori ilmu-ilmu sosial

KARAKTERISTIK TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

(Babbie, 1973)

• Logik• Deterministik• Umum• Hemat• Spesifik• Dapat dibuktikan secara empirik• Antar subyek (replikasi)• Terbuka bagi adanya perubahan

Page 108: Teori ilmu-ilmu sosial

PENDEKATAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

PENDEKATAN INTERPRETATIF :• Manusia sebagai subyek interpretatif dalam

pembentukan dunia (konsep) sosial dengan melalui proses empathi

• Pendekatan ini cenderung statusquo, karena mengabaikan rekonsiliasi antara tindakan manusia dengan kenyataan sosial

PENDEKATAN POSITIVISTIK :• Manusia sebagai obyek perspektif hukum kausal• Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui hukum-

hukum sosial yang memiliki kekuatan sendiri dan bekerja dengan caranya sendiri terlepas dari kehendak manusia

Page 109: Teori ilmu-ilmu sosial

PENDEKATAN KRITIS :• Menawarkan perubahan yang bersifat

partisipatoris• Seluruh anggota masyarakat terlibat secara aktif

untuk menentukan siapa mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana memenuhi keinginanya, dan bukan elit manusia yang menentukan arah tindakan manusia

• Teori dialektika Hegel: these + antithese = synthese; teks + konteks = aktualisasi

Page 110: Teori ilmu-ilmu sosial

RUANG LINGKUP TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

• Teori Ilmu Sosial pada hakikatnya berbicara tentang objek yang sama yaitu masyarakat (kumpulan individu yang bertempat tinggal pada suatu wilayah, dalam waktu yang relatif lama dan terus menerus)

• Kumpulan individu ini mempunyai karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dengan kumpulan individu dan masyarakat yang lain

Page 111: Teori ilmu-ilmu sosial

1. Mengkaji, memahami, meneliti, dan menemukan makna tentang: Persamaan dan perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya

2. Interaksi dalam masyarakat, yakni: interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan organisasi, kelompok dengan kelompok, kelompok dengan organisasi, dan organisasi dengan organisasi lain

3. Pikiran, gagasan (ide), dan lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat

FOKUS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

Page 112: Teori ilmu-ilmu sosial

4. Sistem dan Struktur sosial yang muncul sebagai akibat dari perbedaan nilai dan norma, serta pemilikan atas barang-barang dan jasa yang dianggap bernilai

5. Kerjasama, persaingan, konflik dan kompromi yang timbul sebagai akibat dari usaha-usaha memperebutkan nilai-nilai yang dianggap bermanfaat dan menguntungkan

6. Perubahan sosial: baik dalam artian perubahan pikiran, gagasan, struktur sosial maupun perubahan dalam kelembagaan sosial secara keseluruhan

Page 113: Teori ilmu-ilmu sosial

JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

• BERCORAK LIBERAL (BEBAS NILAI): dikarenakan ia tidak berusaha mempromosikan suatu cita-cita sosial, nilai-nilai kebajikan tertentu, dan bersifat netral (taken for granted)

• BERCORAK PERFEKSIONIS (TERIKAT NILAI): berusaha mencari wahana dari cita-cita mengenai kebajikan, bersifat partisipan, memperhatikan dan menghargai nilai-nilai objek yang diamati bahkan menjadikannya sebagai subjek/aktor (Contoh: teori Marxisme yang mencita-citakan masyarakat tanpa kelas, dan teori feminisme yang mencita-citakan masyarakat tanpa eksploitasi seksual)

Page 114: Teori ilmu-ilmu sosial

PERSPEKTIF PERSPEKTIF PERKEMBANGAN TEORI PERKEMBANGAN TEORI ILMU-ILMU SOSIALILMU-ILMU SOSIAL

Page 115: Teori ilmu-ilmu sosial

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BISA BERKEMBANG DENGAN BAIK

JIKA PROFESIONALISME MENJADI PROSES DAN TUJUANNYA DAN

TIDAK TEROBSESI OLEH MARKET ORIENTED DAN POLITISASI

Page 116: Teori ilmu-ilmu sosial

TIGA PERSPEKTIF TEORI SOSIAL (Ignas Kleden, 1987)

• Teori Struktural Fungsional (Konstruksionisme, Social Redudency)

• Teori Struktural – Historis (Struktural Equilibrium)

• Teori Struktural- A Historis (Struktural Konflik)

Page 117: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL (KONSTRUKSIONISME)

• Teori ini menjelaskan tingkah laku manusia berdasarkan suatu sistem sosial yang terbentuk oleh jaringan hubungan berbagai fungsi yang ada dalam suatu masyarakat, yaitu fungsi-fungsi seperti : peran, status, pendapatan, pekerjaan dll. Hubungan antara fungsi-fungsi sosial tersebut dianggap sama dengan hubungan antara fungsi-fungsi biologis dalam suatu organisme (Talcott Parson).

Page 118: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORI STRUKTURAL HISTORIS

• Dimana tingkah laku manusia seakan-akan ditentukan hanya oleh pranata ekonomi dengan tekanan khusus, padahal kenyataannya bahwa tingkah laku manusia berhubungan langsung dengan hubungan produksi yang melibatkannya (Max Weber= Legal Formal, Ekonomi, Tradisi, Emosi/Afeksi --- Action)

Page 119: Teori ilmu-ilmu sosial

• Dengan demikian orang-orang yang mempunyai akses terhadap faktor-faktor produksi akan mempunyai bentuk tingkah laku yang berbeda dari mereka yang tidak memiliki akses tersebut (Hegel = Ide ---Action ---Sejarah)

• Relasi produksi tersebut menimbulkan klas-klas sosial dalam masyarakat, dan tingkah laku sosial sebetulnya tidak lebih dari masalah yang muncul dari pertarungan antar klas (Karl Marx = Materi --- Action----Sejarah)

Page 120: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORI STRUKTURAL A-HISTORIS

• Teori ini beranggapan bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh beberapa struktur apriori yang asal-usulnya tidak dapat dijelaskan oleh perkembangan sejarah, bahkan sebaliknya sejarah dibentuk oleh watak struktur-struktur tersebut (Levi Strauss).

Page 121: Teori ilmu-ilmu sosial

PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL ABAD XIX DAN ABAD XX

ABAD XIX ABAD XX

• Teori klasik & modern• Data empirik• Generalis-Praktisi• Proses teoritisasi• Uni Linear• A – Historis• Definisi tidak jelas• Sebagai alat analisis (mean)• Untuk tujuan praktis dan memecahkan masalah (problem solving)

• Teori kontemporer• Konsep – Teoritik• Teoritisi – Profesional• Kepentingan Politik/Publik• Multi Linear• Historis• Definisi jelas• Sebagai tujuan (end)• Sebagai wilayah profesionalis untuk tujuan akademik

Sumber: Patrick Baert, 1998, Social Theory in The Twentieth Century,Cambridge, Polity Press.

Page 122: Teori ilmu-ilmu sosial

ANATOMI ANATOMI DAN DAN JENIS TEORI ILMU JENIS TEORI ILMU SOSIALSOSIAL

Page 123: Teori ilmu-ilmu sosial

ANATOMI TEORI SOSIAL• KLASIK: teori perkembangan/ kemajuan

(Comte), teori siklus perubahan budaya (Sorokin), teori integrasi/solidaritas sosial (Durkheim), teori konflik/ pertentangan kelas (Marx), teori rasionalitas (Weber), teori interaksi (Simmel), teori konstruksi sosial (Berger)

• MODERN: teori fenomenologi (Weber), teori interaksionisme simbolik (Mead), teori dramaturgi (Goffman), teori etnometodologi (Garfinkel), teori pertukaran sosial (Homans), teori fungsional (Parson), teori fungsionalisme-struktural (Merton), teori neo-fungsionalisme (Alexander), teori kritis (Marx)

Page 124: Teori ilmu-ilmu sosial

• KONTEMPORER: teori hegemoni (Gramsci), teori strukturasi (Giddens), teori pilihan rasional (Elster), teori konflik (Dahrendorf), teori post-modernism (Bourdieu, Michel Foucault, Derrida), teori kritis (Jurgen Habermas)

Page 125: Teori ilmu-ilmu sosial

KARAKTERISTIK TEORI KONTEMPORER

• Teori kontemporer menjelaskan hubungan (aksi dan interrelasi) antara struktur dan agensi

• Kelompok kontemporer (strukturasionis) tidak memandang struktur dan agensi sebagai dua hal yang dikotomis sehingga menghasilkan dualisme struktur; melainkan dua hal tersebut saling berhubungan secara dialektis dan kontinuum sehingga menghasilkan dualitas struktur

Page 126: Teori ilmu-ilmu sosial

• Aktor atau agensi menurut pandangan aliran ini adalah partisipan yang aktif dalam mengkonstruksi kehidupan sosial, setidak-tidaknya menjadi tuan atas nasibnya sendiri. Setiap tindakan manusia selalu mempunyai tujuan

• Artinya bahwa aktor secara rutin dan diam-diam memonitor apa yang sedang ia lakukan, sebagaimana reaksi orang terhadap tindakannya dan lingkungan dimana ia melakukan aktivitas tersebut

Page 127: Teori ilmu-ilmu sosial

• Sedangkan struktur, selain dapat membatasi aktivitas manusia (constraining) tetapi juga memberikan kebebasan bertindak (enabling) kepada manusia

• Dualitas struktur melihat kekuasaan sosial sebagai simuka janus (the janus face of power) yang berfungsi sebagai alat analisis kehidupan sosial yang penting, terutama mengenai hubungan antara tindakan manusia dan struktur.

Page 128: Teori ilmu-ilmu sosial

JENIS TEORI SOSIAL

• TEORI SOSIAL MAKRO: teori fungsional, teori struktural , teori equilibrium, teori konflik

• TEORI SOSIAL MIKRO: teori fenomenologi, teori interaksionisme simbolik, teori etnometodologi, dan teori dramaturgi

Page 129: Teori ilmu-ilmu sosial

PARADIGMA PARADIGMA (ILMU) SOSIAL(ILMU) SOSIAL

Page 130: Teori ilmu-ilmu sosial

PARADIGMA• Sebagai suatu cara pandang terhadap suatu

persoalan yang didalamnya terdapat sejumlah asumsi tertentu, teori tertentu, metodologi tertentu, model tertentu, dan solusi tertentu

• Setiap paradigma diandaikan otonom, mandiri dan terpisah dengan paradigma yang lain (memiliki jargon, simbul dan konsep sendiri-sendiri), sehingga paradigma pada hakekatnya tidak dapat disatukan (apalagi disamakan), tetapi hanya bisa dibandingkan sebagai studi komparatif

Page 131: Teori ilmu-ilmu sosial

PERKEMBANGAN PARADIGMA SOSIAL

• Dalam diskursus ilmu-ilmu sosial kajian paradigma sebagai aliran utama pada umumnya dikaitkan dengan persoalan tingkah laku sosial, kehidupan, dan perubahan sosial dalam masyarakat

• Misalnya: bermula dari penelitian dan penulisan pemikir-pemikir sosial klasik seperti Karl Marx, Emile Durkheim dan Max Weber, sampai dengan perkembangan pemikiran teoritis di zaman modern dan kontemporari seperti Karl Manheim, C. Wright Mills, Erving Goffman, Gramsci, Habermas, Foucault yang membentuk pelbagai aliran dan usaha mengintegrasikan pelbagai aliran pemikiran teoritis

 

Page 132: Teori ilmu-ilmu sosial

MANFAAT PARADIGMA SOSIAL

• Dalam kedudukan ilmu pengetahuan, tiga paradigma tersebut merupakan metode untuk memahami masalah dan kenyataan sosial (penjelas realita)

• Sebagai peta metode (map method) kedudukan ilmu dan fungsinya

• Secara bersama-sama dapat juga dipergunakan untuk melihat suatu realitas sosial dan masa depan kehidupan sosial sebagai pokok bahasan suatu penelitian sosial

Page 133: Teori ilmu-ilmu sosial

TIGA PARADIGMA SOSIAL

• Paradigma Fakta Sosial• Pardigma Definisi Sosial, dan • Paradigma Perilaku Sosial.

Page 134: Teori ilmu-ilmu sosial

FAKTA SOSIAL(Emile Durkheim)

• Paradigma ini memberi arti penting pada pranata dan struktur sosial sebagai dasar realitas kehidupan sosial

• Pranata dan struktur merupakan suatu kenyataan eksternal yang memiliki daya paksa atau koersif

• Pranata dan struktur sosial merupakan kunci memahami dan mengerti tindakan seseorang atau sekelompok orang

• Paradigma ini berpendapat bahwa tindakan manusia tidak dapat dilakukan secara bebas, karena ada fakta lain yang memiliki kemampuan daya paksa terhadap tindakan manusia tersebut

Page 135: Teori ilmu-ilmu sosial

DEFINISI SOSIAL(Max Weber)

• menyatakan bahwa problem kehidupan sosial berkaitan dengan tindakan individu (person) sebagai pelaku kehidupan sosial

• Weber memandang bahwa tindakan individu adalah kunci kehidupan bersama

• Bagi Weber apa yang dimaksud dengan pranata dan struktur adalah sesuatu yang impersonal yang merupakan konsep rasional tindakan individu yang disadari dan berdasar motif dan tujuan tertentu

• Impersonalitas pranata dan struktur sosial menjadi ukuran rasionalitas suatu konsep kehidupan sosial

• Tindakan sosial bersifat subyektif, karena setiap tindakan selalu dilandasi oleh motivasi dan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu secara sadar

Page 136: Teori ilmu-ilmu sosial

PERILAKU SOSIAL(BF. Skiner)

• memandang bahwa tata hubungan sosial adalah merupakan suatu mekanisme hubungan kausal yakni hubungan stimulus dan respon

• Dengan demikian tindakan manusia adalah tanggapan atau respon terhadap stimuli yang ditujukan kepadanya

• Suatu tindakan sosial akan dapat diulang jika stimulus disajikan kembali dan jika menyangkut suatu kebutuhan dan kepentingannya

• Secara teknis kebutuhan dan kepentingan itu disebut ganjaran atau hadiah (reward)

• Jadi, dinamika hidup sosial esensinya adalah sebagai suatu mekanisme stimuli dan respon (aksi dan reaksi)

Page 137: Teori ilmu-ilmu sosial

PERJALANAN PARADIGMA SOSIAL

Paradigma 1 Normal Anomali

KrisisRevolusi IlmuParadigma 2

Sumber: Kuhn, Thomas.S, 1970, The Structure of Scientific Revolutions.

Page 138: Teori ilmu-ilmu sosial

MODEL

• Model lahir dari proposisi minor dan proposisi mayor sebagai hasil temuan penelitian empiris

• Replikasi atau refleksi dari realita• Model ideal (hasil bacaan/ referency/

theoritical model)• Model yang senyatanya (exsisting/ empiric

model)• Model yang diajukan/ disarankan

(recommended/ alternative model)

Page 139: Teori ilmu-ilmu sosial

PETA TEORI PETA TEORI ILMU-ILMU SOSIALILMU-ILMU SOSIAL(Dadang Supardan, 2008)(Dadang Supardan, 2008)

Page 140: Teori ilmu-ilmu sosial

SKETSA/PARAMETER TEORI SKETSA/PARAMETER TEORI SOSIAL (Tom Campbell, 1994)SOSIAL (Tom Campbell, 1994)

1.1. Idealis - Materialis (Platoian, Idealis - Materialis (Platoian, Marxian)Marxian)

2.2. Deskriptif - Normatif (Durkheimian, Deskriptif - Normatif (Durkheimian, Weberian)Weberian)

3.3. Individualistis - Holistis (Hobbesian)Individualistis - Holistis (Hobbesian)4.4. Konflik - Konsensus (Aristotelesian, Konflik - Konsensus (Aristotelesian,

Marxian)Marxian)5.5. Positivis - Interpretatif (Comteian, Positivis - Interpretatif (Comteian,

Weberian) Weberian)

Page 141: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORI-TEORI SOSIOLOGI• TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN SISTEM -

TALCOT PARSONS: Teori Tindakan Sosial; Teori Sistem Sosial

• TEORI EVOLUSI SOSIAL HERBERT SPENCER

• TEORI TEKNOLOGI DAN KETINGGALAN BUDAYA (CULTURAL LAG) - WILLIAM F.OGBURN

• TEORI DRAMATURGI ERVING GOFFMAN• TEORI STRUKTURASI - ANTHONY GIDDENS• TEORI GLOBALISASI “OF NOTHING” -

GEORGE RITZER

Page 142: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORI-TEORI ANTROPOLOGI• TEORI ORIENTASI NILAI BUDAYA -

KLUCKHOHN• TEORI EVOLUSI SOSIOKULTURAL PARALEL-

KONVERGEN-DIVERGEN SAHLINS DAN HARRIS

• TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN LEWIS H.MORGAN

• TEORI EVOLUSI ANIMISME DAN MAGIC - TAYLOR DAN FRAZER

• TEORI EVOLUSI KELUARGA - J.J.BACHOVEN• TEORI UPACARA SESAJI SMITH

Page 143: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORI-TEORI ILMU GEOGRAFI

• TEORI LEDAKAN PENDUDUK - THOMAS ROBERT MALTHUS

• TEORI PENGARUH IKLIM TERHADAP PERADABAN - ELLSWORT HUNTINGTON

• TEORI LOKASI LAHAN - JOHANN HEINRICH VON THUNEN

• TEORI KOTA KONSENTRIS – BURGESS• TEORI KONFLIK ANTAR SUKU BANGSA

NOMADIK – SEDENTER JEAN BUNHES

Page 144: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORI-TEORI ILMU SEJARAH• TEORI GERAK SIKLUS SEJARAH – IBNU

KHALDUN• TEORI DAUR KULTURAL SPIRAL –

GIAMBATTISTA VICO• TEORI TANTANGAN DAN TANGGAPAN –

ARNOLD TOYNBEE• TEORI DIALEKTIKA KEMAJUAN – JAN

ROMEIN• TEORI DESPOTISME TIMUR – WITTFOGEL• TEORI PERKEMBANGAN SEJARAH DAN

MASYARAKAT – KARL MARX• TEORI FEMINISME – WOLLSTONECRAFT

Page 145: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORI-TEORI ILMU EKONOMI

• TEORI EKONOMI KLASIK – ADAM SMITH: Kebijaksanaan pasar bebas; Keuntungan mendorong investasi; Keuntungan cenderung menurun; Keadaan stationer

• TEORI TAHAPAN PERTUMBUHAN EKONOMI MODERNISASI - WW.ROSTOW: Tahap tradisional; Tahap prakondisi tinggal landas; Tahap tinggal landas; Tahap kematangan (maturity); Tahap konsumsi massa tinggi

Page 146: Teori ilmu-ilmu sosial

• TEORI DAMPAK BALIK DAN DAMPAK SEBAR – GUNNARD MYRDAL: Dampak balik; Dampak sebar; Ketimpangan regional; Dampak balik dan dampak sebar; Peranan pemerintah; Ketimpangan internasional; Perpindahan modal

• TEORI NILAI SURPLUS – KARL MARX• TEORI MONETARISME PASAR BEBAS -

FRIEDMAN

Page 147: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORI-TEORI PSIKOLOGI

• TEORI AGRESI PSIKOANALISIS – SIGMUND FREUD

• TEORI DISONANSI KOGNITIF – FESTINGER

• TEORI KEPRIBADIAN – ERICH FROMM• TEORI DEPRIVASI RELATIF – GURR• TEORI KECERDASAN MAJEMUK –

HOWARD GARDNER

Page 148: Teori ilmu-ilmu sosial

BENTUK PEMETAAN TEORI DALAM ILMU POLITIK

• TEORI POLITIK EMPIRIS• TEORI POLITIK FORMAL• TEORI POLITIK NORMATIF

Page 149: Teori ilmu-ilmu sosial

TEORI-TEORI ILMU POLITIK

• TEORI POLITIK KEKUASAAN – NICCOLO MACHIAVELLI

• TEORI NEGARA BERDAULAT – JEAN BODIN• TEORI KEKUASAAN NEGARA TERBATAS –

JOHN LOCKE• TEORI PEMISAHAN KEKUASAAN – BARON

DE MONTESQUIEU• TEORI HAK PEMILIKAN LEGAL – ROBERT

NOZICK

Page 150: Teori ilmu-ilmu sosial

TERIMA KASIHSEMOGA BERMANFAAT !!