tektonik konvergen upn
TRANSCRIPT
TEKTONIK KONVERGEN(“CONVERGENT TECTONIC”)
• Sebelum adanya konsep Tektonik Lempeng, sudah dikenal adanya daerah-daerah dengan ciri-ciri kumpulan batuan dan struktur yang dinamakan Jalur Orogen (“orogenic Belt”)
• Selanjutnya berkembang konsep orogen yang berhubungan dengan proses subduksi dalam model Tektonik Lempeng, yang pertama kali dijelaskan oleh : Dietz (1963), Wilson (1968), Dewey & Bird (1970)
• Model interaksi konvergen adalah ditandai dengan gejala subduksi atau penyusupan salah satu dari lempengnya, biasanya lempeng samudera menyusup ke lempeng benua (daratan).
UNSUR-UNSUR UTAMA DI JALUR TEKTONIK
• Adanya busur volkanik (“magmatic arcs”)
• Adanya palung (“Oceanic trench”), terendapkan sedimen klastik dan turbidit.
• Adanya zon sesar anjakan (“accretionary sedimentary”) yang terbentuk pada “Continental slope” dekat “slab”, yang disebabkan oleh deformasi / tekanan di bagian dalam (“Inner trench”)
• Dicirikan adanya metamorfosa tekanan tinggi, gradient geothermal rendah dan jalur skis biru (dijalur barat circum pacific) dekat “slab’/ subduksi.
• Dicirikan metamorfosa tekanan rendah dan suhu tinggi pada busur / jalur pegunungan.
Dewey & Bird (1970) menyebutkan bahwa zon subduksi assosianya dengan kerak samudera (“oceanic plate”) akan terbentuk :
• “Trench dan “Thrusting”
• Material dasar / kerak samudera (chert, gamping merah, argillite, carbonate, “basic and ultrabasic rocks”, serpentinit, peridotit, gabro, tholeite.
JENIS SISTEM SUBDUKSI
Berdasarkan lokasinya terdapat 2 jenis sistyem subduksi ;
• Terdapat pada tepi benua atau busur kontinen (Chili type)
• Terdapat pada rangkaian kepulauan yang terdapat di samudera atau busur kepulauan (Mariana type)
JENIS CHILI
• Sudut subduksi lebih landai• Energi gempa banyak bersumber pada jalur subduksi jenis Chili• Hubungan antara lempeng yang menyusup dan yang
menumpang diatasnya sangat erat, sehingga kekuatan gempa akan lebih besar (“high stress”).
JENIS MARIANA
• Sudut subduksi lebih terjal• Energi gempa pada jalur subduksi lemah• Hubungan antara lempeng yang menyusup dan yang
menumpang tidak erat, sehingga kekuatan gempa kurang (“low stress”)
Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk jalur subduksi, berdasarkan Cross & Pilger (1982);
• Faktor kecepatan relatif dari interaksi konvergen
• Faktor kecepatan absolut dari lempeng yang menumpang ke arah palung.
• Faktor umur dari kerak lempeng yang menyusup.
• Faktor ada atau tidaknya hambatan (“intraplate”) yang bisa ditimbulkan oleh gunung api bawah laut (“seamounts”) dan plateau samudera (“oceanic plateau”).
Proses-proses pada gejala tumbukan lempeng litosfer :
1. Pada batas tumbukan antara kerak lautan dan kerak benua ;• Pembentukan palung dengan endapan sedimen klastik.
• Penghacuran batuan akibat tekanan
• Pencampuran batuan oleh sedimentasi (olistostrom) dan tectonic (“melang”)
2. Di bagian belakang palung, terjadi pengangkatan dan pensesaran
bahan-bahan ;• Kerak lautan (ofiolit)
• Bancuh (“melange”)
• Sedimen endapan palung
• Pembentukan cekungan-cekungan
3. Penunjaman dan penyusupan kerak lautan kebawah kerak benua ;
• Peleburan dalam astenosfir
• Pembentukan magma, intrusi dan volkanisme
• Metamorfisma tekanan tinggi
4. Pembentukan cekungan pengendapan
• Cekungan muka busur
• Cekungan dalam busur
• Cekungan belakang busur
CLASSIFICATION OF MINERAL DEPOSITS
1. HIDROTHERMAL DEPOSITS
2. MAGMATIC DEPOSIT
3. SYNGENITIC DEPOSITS
4. EPIGENITIC DEPOSITS
- Porphyry deposits
- Skarn deposits
- Vein deposits
- Massive Volcanogenic Deposits
- Sedimentary Massive Sulphide Deposits
- Layered Mafic Intrusion Type Deposits
- Plaser Deposits
1. HIDROTHERMAL Hidrotermal dalam sistem subduksi biasanya dihasilkan dari magma yang naik keatas bersentuhan dengan air bawah permukaan (air tanah, air meteorik dll) pada daerah gunung api. Selanjutnya cairan sisa magma bersama air panas menerobos pori-pori / rongga batuan dan pada kondisi tertentu terendapkan/terbentuk mineral-mineral tertentu.
2. MAGMATIC
Mineral deposit mengandung Ni, Cr dan Pt yang dibentuk oleh pemisahan “metal sulphide” atau “oxides” dalam batuan beku sebelum mengalami kristalisasi, maka hal ini disebut sebagai “magmatic deposit”.
3. SYNGENITIC
Adalah mineral-mineral yang terbentuk “at the same time” dengan batuan (spt. Magmatic deposit). Kristal mineralnya terbentuk sama dengan “liquid magma” (silicate mineral).- Endapan2 dipermukaan bumi yang membentuk lapisan sedimen termasuk syngenitic.
- Volcanic Massive Sulphide (VMS), yang terdiri 60% sulphide, assosiasi dengan aktivitas volkanik.
a. Felsic Volcanic Hosted (Cu-Pb-Zn-Ag-Au)
b. Mafic Volcanic Hosted (Cu- (Zn,Au)
c. Mixed Volcanic/sedimentary Cu-Zn-Au
- Sedimentary Massive Sulphide (Sedex), terbentuk oleh hydrothermal, assosiasi dengan “deposition of sedimentary rock”, endapannya Pb-Zn-Ag dan Ba
- Magmatic layered mafic intrusion
Selama kristalisasi biasanya mafic atau ultramafic, heavy, metal-rich liquaid
tersusun/terbentuk dalam batuan bersifat basa (dalam intrusi), endapannya ;
a. PGM (Platinium Group Metal)
b. Chromite
c. Ni-Cu
4. EPIGENETIC
Adalah mineral-mineral yang terbentuk setelah pembentukan batuan.
Contoh :
- VEIN (krn terbentuk tahap pertamanya adalah “fracturing” ) atau pecah2 pada batuan sepanjang “fault zone”
Berdasarkan kandungan metalnya di bagi 3 ;
a. PORPHYRY DEPOSIT, secara kecil maupun besar biasanya berassosiasi
dng porphyritic (intrusive body”)
Endapannya Cu-Mo, Cu-Au, Mo-W
b. SKARN DEPOSIT, adalah endapan mineral yang terbentuk dari penggantian unsur batugamping (dolomit) oleh ore dan calc-silicate mineral, biasanya berkomposisi felsic atau granit intrusi body.
HASIL-HASIL SKARN
W-Cu (Zn,Mo), Zn-Pb-Ag (Cu,W), Cu- (Fe,Au,Ag,Mo), Fe (Cu,Au),
Sn (Cu,W,Zn), Au (As,Cu).
c. VEIN, adalah rekahan yang terisi oleh pembekuan sisa magma (“late magmatic”), biasanya rapat di bagian dalam dan lebar dibagian atas (peremukaan).
Bisa terbentuk endapan ;
- Hypothermal, Cu (Au)
- Mesothermal, Cu, Pb-Zn, Ag, Au
- Epithermal, Au-Ag, Hg
TEKTONIK TUMBUKAN (“COLLISION TECTONIC”)
Pada jalur tumbukan biasanya disebut sebagai jalur orogen (Coney,1970), terjadi sepanjang batas lempeng konvergen. Pada umumnya mengandung akumulasi batuan sedimen (batuan volkanik), deformasi sangat kuat dan biasanya terdapat plutonism yang mengikuti perbedaan pengangkatan dan volkanisme.
Jalur orogen ada 2 model (Dickinson,1971) ;
• Activiation model : lempeng konvergen pada tepian benua pasif (“passive
continental margin”).
• Collision model : tumbukan busur kepulauan dengan kontinen dan kontinen
dengan kontinen.
CIRI – CIRI TERJADINYA TUMBUKAN ANTAR BENUA (“CONTINENTAL COLLISION”)
- Adanya “flakes” (“allochthons”)
- Adanya jalur “sheared” yang kuat (highly sheared rocks”)
- Adanya (lempeng sesar naik) “overthrust plate”
- Adanya lempeng yang terangkat (“overriding plate”)
- Adanya “ophiolite obduction”
- Adanya effek metamorphism (tergantung faktor umur kerak, thermal regime, anisotropy dari kerak)
- Ada yang merupakan “oblique collision zone”
WILSON CYCLE(Burke et al, 1977)
- Adanya retakan pada kontinen sepanjang sistem regangan (“rifting”) pada “cratonic” atau mengikuti pembukaan “oceanic basin”.
- “cratonic sediments” terendapkan pada sepanjang tepi kontinen dan sedimen abyssal terakumulasi pada lantai samudera.
- Pada titik / tempat lain mulai terjadi subduksi atau kedua tepi kontinen atau busur kepulauan mulai terjadi penutupan.
- Akhirnya terjadi tumbukan (“collision”), dan hadirnya suture sepanjang jalur obduction (ditandai dengan adanya ophiolite, overthrust, percampuran batuan tepi kontinen, batuan metamorf.
UNSUR-UNSUR TUMBUKAN
Skala dari proses collision ditentukan oleh gaya (“style”), lamanya waktu (“duration”), intensitas dan sekuen sistem strain (Dewey et.al., 1989).
Collision dapat dipertimbangkan dalam istilah lima komponen tektonik, yaitu adanya “thrust belts”, foreland flexures, plateaus, peleburan foreland / hinterland deformation zones dan zone of oregenic collapse / collapes zones.
SUTURESAdalah zon/jalur melange dengan lebar antara 100 m - > 3 km dalam collision orogen (Coward, et al, 1986).Batuannya berasal dari zone hinterland plate, biasanya berhubungan dengan batuan volkanik dan sedimen dari “overrinding plate” (foreland plate).Fragmennya terdiri dari ophiolite yang bercampur dng struktur melange, berukuran 10- >100m dalam sheared matrix. Matrik biasanya terdiri dari klorit dan mika.
MINERAL DEPOSIT
Dikontrol oleh :
-Proses geologi (batas lempeng)
-Bentuk deposit dalam setting tektonik
-Fragmen kontinen
Hidrothermal vein (massive sulfides), biasanya Au, Cu, Mo, Pb, Zn, gamestones, Sn-W granites.
Zon tengahZon barat Zon timur
B
Zon barat Zon tengah Zon timur
A
Zon tengahC
I.T
S.TCC
MB
SP
EasternWestern
MantelOce
anic C
rust
I.T
S.TCratonCraton
MB
EasternWestern
Oceanic Crust
I.T
S.TCratonCraton
EasternWestern CollisionBentong-RaubSuture
CCraton
Blok timur MalayaBlok barat MalayaJalur tengah
CratonCraton
Granit jalur timurGranit jalur barat Bentong-Raub
Pengukuran elemen struktur geologi terperinci lokaliti cerapan Lk. 01-Lk. 03 kawasan lombong Manik Penjom
80O
PM 02PM 01
PM 03
PM 04
Skala 1:10000 20 m
N
Lk 03
LK 02LK 01Kunci:
Jurus dan kemiringan lapisan Kekar Jurus &kemiringan telerang kuarza Ira Sesar sungkup Sesar mendatar Sesar normal Antiklin Sinklin
Batuan volkanik Batuan sedimen Batuan rejahan
Lokaliti cerapan Pengambilan sampel
Unjuran jaring stereo
Lk.02
PM 04
N.Right.L.F
N.Left.L.FLeft.L.F
Thrusting.F
Cleavages
Thrusting.F
Shear.FGash.FShear.F Shear.FGash.FShear.F
Lokaliti
Midle Permian - Late Permian
Eastern Belt
Andesite,,diorite Late Permian
Microcontinent crust
Oceanic crust
Continental crust
Ocean
South Cina SeaLubok Mandi
Embryo of Western Belt
Embryo of Central Belt
Granite
BMidle Permian - Late Permian
Eastern Belt
Andesite,,diorite Late Permian
Microcontinent crust
Oceanic crust
Continental crust
Ocean
South Cina SeaLubok Mandi
Embryo of Western Belt
Embryo of Central Belt
Granite
BEarly Permian - Midle Permian
Continental crust Microcontinenta l crust
Oceanic crust
Granites Early Permian
Ocean South Cina SeaEarly Eastern Belt
Early Permian - Midle Permian
Continental crust Microcontinenta l crust
Oceanic crust
Granites Early Permian
Ocean South Cina SeaEarly Eastern Belt
Early Permian - Midle Permian
Continental crust Microcontinenta l crust
Oceanic cr
ust
Granites Early Permian
Ocean South Cina SeaEarly Eastern Belt
Early Permian - Midle Permian
Continental crust Microcontinenta l crust
Oceanic cr
ust
Granites Early Permian
Ocean South Cina SeaEarly Eastern Belt
Early Permian - Midle Permian
Continental crust Microcontinenta l crust
Oceanic cr
ust
Granites Early Permian
Ocean South Cina SeaEarly Eastern Belt
Late Permian - Early Late Triassic
Western Belt Early Central Belt
Eastern Belt
Natuna Sea
Continental crust
Microgranite,granite Triassic
Oceanic crustMicrocontinental crust
CLate Permian - Early Late Triassic
Western Belt Early Central Belt
Eastern Belt
Natuna Sea
Continental crust
Microgranite,granite Triassic
Oceanic crustMicrocontinental crust
C
Late Triassic - Early Jurassic
Western BeltCentral Belt
Eastern Belt
Benom
Oceanic crust
Continental crust
Granites,Diorite
Magmatic arc JurassicDolerite J urassicPenjom
D
Dolerite
Late Triassic - Early Jurassic
Western BeltCentral Belt
Eastern Belt
Benom
Oceanic crust
Continental crust
Granites,Diorite
Magmatic arc JurassicDolerite J urassicPenjom
D
Dolerite