teks eksposisis

16
WELCOME SMAN 15 SURABAYA TAHUN AJARAN 2013/2014 TUGAS : BAHASA INDONESIA X- 8 TEKS EKSPOSIS I

Upload: adinda-khairunnisa

Post on 23-Jun-2015

4.848 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teks Eksposisis

WELCOME

SMAN 15 SURABAYATAHUN AJARAN 2013/2014

TUGAS :BAHASA INDONESIA

X-8

TEKS EKSPOSISI

Page 2: Teks Eksposisis

BERANDA

Page 3: Teks Eksposisis

PROFILAnggota Kelompok :

Adinda Khairunnisa (03/X-8)Clarte Gagah (10/X-8)Harnez Satria Prabadi (19/X-8)Haryo Seno Wibowo(20/X-8)Lingga Sundagumilar(21/X-8)Putrie Ngastiti M. R.(28/X-8)

Page 4: Teks Eksposisis
Page 5: Teks Eksposisis

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan hidayahNya, kami

dapat menyelesaikan laporan

hasil kerja kami tentang

pengungkit yang kami beri judul

“ Tugas Bahasa Indonesia :

Pemodelan Teks Eksposisi “

sebagai laporan mengenai

pengamatan kami.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membimbing kami dan yang telah member instruksi kepada kami yaitu Guru Bahsa Indonesia kami sehingga terselesaikannya hasil diskusi kami. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dapat memberikan kesempurnaan laporan ini, sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 06 September 2013

Page 6: Teks Eksposisis

MATERI

MENGHAYATI PESAN PUISI Teks Puisi 1 : “SEONGGOK JAGUNG”Karya : W.S. Rendra Seonggok jagung di kamar, Takkan menolong seorang pemudaYang pandangan hidupnya hanya berasal dari buku, Dan tidak dari kehidupan   Yang tidak terlatih oleh metode,Dan hanya penuh hafalan kesimpulan, Yang hanya terlatih sebagai pemakai,Tetaoi kurang latihan bebas berkarya , Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupannya !Aku bertanya Apakah gunanya pendidikan, Bila hanya akan membuat seserang menjadi asingDitengah kenyataan persoalannya  

Apakah gunanya pendidikan bila hanya mendorong seseorangMenjadi layang layang di ibu kota Menjadi sekrup sekrup di Schlumberger, freeport, dan sebagainya, Kikuk pulang ke daerahnya  Apakah gunanya seseorang Belajar teknik, kedokteran, filsafat, sastra,Atau apa saja,Ketika ia pulang kerumahnya , lalu berkata : “Disini aku merasa asing dan sepi !”  

Page 7: Teks Eksposisis

Aku bertanyaApakah gunanya pendidikan,bila hanya akan membuat seseorang menjadi asingdi tengah kenyataan persoalannya?

Pendidikan tidak berguna jika tidakmembekali siswa menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupan bermasyarakat

Yang tidak terlatih dalam metodedan hanya penuh hafalan kesimpulan,yang hanya terlatih sebagai pemakai,tetapi kurang latihan bebas berkarya,Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupannya!

Pendidikan yang hanya memberikanhafalan materi tanpa praktik untukberkarya menyebabkan siswa tidakmemiliki keahlian untuk bekal hidupnya.

Seonggok jagung di kamartakkan menolong seorang pemudayang pandangan hidupnya hanya berasal dari buku,dan tidak dari kehidupan ..

Seseorang yang pandangan hidupnyamengacu pada buku pelajaran saja tidakakan mampu berkarya dan mengolahbahan yang ada untuk kehidupannya

Makna Puisi

Page 8: Teks Eksposisis

Apakah gunanya seseorangbelajar teknik, kedokteran, filsafat, sastra,atau apa saja,Ketika ia pulang ke rumahnya, lalu berkata:

“Di sini aku merasa asing dan sepi !”

Bidang pendidikan yang ditempuh olehseseorang tidak akan ada gunanya jika tidak dapat dimanfaatkan untuk hidupnyadalam masyarakat

Pendidikan tidak berguna jika hanya melahirkan orang-orang yang tidak kreatif, pasif, dan tidak mampu membangun masyarakatnya

Apakah gunanya pendidikan itu bila hanya mendorong seseorangmenjadi layang-layang di ibu kota,menjadi sekrup-sekrup di Schlumberger, Freeport, dan sebagainya,kikuk pulang ke daerahnya?

Page 9: Teks Eksposisis

Teks Puisi 2 :Bintangku (Sudah)

Oleh Mujayanah*

Oh, bintangkuSetiap malam engkau berkelip-kelipDari jauh ku memandangmuAku ingin bersamamu

Oh bintangEngkau tampaknya sangat banyakAku ingin menghitungmuTapi engkau beribu-ribu bintangBintangku yang banyakKu memandangmu tak bisa tidurAwan sudah terlalu gelapSepertinya hujan tuunSepertinya bintang tertutup awan

(parade karya-karya anak 2005, rumahdunia.net)

             Pada bait pertama diungkapkan bahwa pengarang hanya ingin mengungkapkan apa yang dilihat ketika bintang berkelip-kelip di langit. Memandang bintang yang berkelip-kelip menciptakan sebuah perasaan senang dan gembira, ia merasa nyaman dapat menikmati keindahan kerlipan bintang. Perasaan itu lalu menjelma menjadi perasaan mencintai, ia ingin selalu bersama bintang.

Makna Puisi :

            Pada bait kedua diungkapkan oleh pengarang bahwa bintang yang bertebaran di angkasa begitu banyak, beribu-ribu bintang bahkan lebih. Suasana seperti ini sekali lagi menciptakan sebuah perasaan tertentu. Perasaan yang muncul dari suasana tersebut adalah perasaan penasaran. Perasaan penasaran pengarang terwujud dengan keinginan untuk menghitung bintang-bintang di angkasa. Namun karena begitu banyaknya, keinginan itu hanya sekedar keinginan.

Pada bait ketiga diungkapkan bahwa pengarang masih mengagumi bintang-bintang yang banyak bertebaran. Kekaguman itu membuatnya berlama-lama sehingga untuk tidurpun tidak bisa. Keindahan bintang di angkasa perlahan mulai lenyap tertutup awan gelap. Ia merasa awan yang menutupi keindahan bintang membawa hujan. Memang awan gelap menutupi kerlip bintang, akhirnya hujan turun.

Page 10: Teks Eksposisis

Makna UtuhPuisi 1 (Seonggok Jagung) : 

Puisi “Seonggok Jagung” menggambarkan tentang perbandingan antara pendidikan yang diperoleh melalui pendidikan formal (seperti : sekolah) dengan bekal yang akan dibawa setelah pendidikan tersebut. Pendidikan yang ditempuh seseorang tersebut tidak akan berguna apabila yang ia pelajari tidak diresapi maknanya. Yang dikejar hanyalah syarat agar pendidikan yang ditempuh seseorang tersebut segera berakhir. Pendidikan yang ditempuh seseorang akan sia – sia apabila didalam benaknya hanya ingin “menuntaskan pendidikan” bukan “mencari bekal di masa depan”.

Padahal, jika kita lihat, banyak pengangguran yang lulus dari pendidikan formalnya dengan nilai yang bisa dibilang memuaskan. Namun, mengapa banyak diantara mereka kini hanya mengaanggur ? Mengharapkan ada orang lain yang mau memanfaatkan ilmu yang didapatnya padahal pendidikan yang ia peroleh cukup untuk bekal hidupnya ?

Penyebabnya adalah pendidikan yang selama ini ia dapatkan tidak bermakna apa-apa.b Pelajaran yang ia dapatkan, hanya “dihafal” bukan “dimengerti maknanya”. Pelajaran yang didapat hanya “ditulis” bukan “dipraktekan”. Pelajaran yang didapatkan hanya untuk menghadapi “soal-soal ujian” bukan untuk menghadapi “persoalan kehidupan”. Dan seseorang yang prinsip hidupnya seperti, tidak bisa hidup bermasyarakat dan tidak memiliki masa depan.

Puisi 2 (Bintangku) : 

Dalam puisi ini, pengarang ingin menggambarkan mengenai suatu perasaan yang ia rasakan saat itu. Perasaan senang seperti ia melihat bintang yang bertaburann di langit. Perasaan yang tak bisa diungkapkan pengarang. Pengarang menggambarkan seolah – olah bintang yang bertaburan tesebut adalah sesuatu yang tak bisa membuatnya mengalihkan pandangan.

Seperti hal nya bintang – bintang yang bertaburan, pengarang menggambarkan rasa penasarannya terhadapa hal yang ia rasakan. Seolah – olah ia ingin mengetaui lebih jauh tentang bintang yang bertebaran tersebut. Rasa nyamannya ketika melihat bintang – bintang itu berubah menjadi rasa penasaran yang begitu besar yang akhirnya membuat pengarang ingin menghitung semua bintang – bintang itu, walau pengarang tahu hal itu sangatlah mustahil untuk dilakukan.

Dan ketika ia mulai lelah menghitung bintang – bintang tersebut, terbesitlah rasa putus asa. Danakhirnya ia menyadari bahwa hal yang ia lakukan sia – sia. Seolah – olah semua bintang yang dianggapnya seperti sebuah harapan, kini hilang dibasuh air hujan. Pengarang menggambarkan pula bagaimana rasa kecewanya melihat semua bintang yang membuatnya senang tersebut menghilang.

Page 11: Teks Eksposisis

PESAN PUISI Pesan Puisi 1 (Seonggok Jagung) : 

Manfaatkan lah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan demi bekal masa depan. Tak gunanya selama ini kita “mengenyang” pendidikan yang begitu lama dan penuh perjuangan jika hal tersebut hanya lah sebagai “syarat ketuntasan”. Kita harus selalu aktif. Aktif dalam berkaraya dan aktif dalam menata masa depan. Masa depan tidak hanya ditentukan “Pelajaran apa yang kamu dapat ?” tetapi juga “Apa yang bisa kamu kembangkan ?”

Pesan Puisi 2 (Bintangku) :Ada kalanya kita mengejar sesuatu yang kita

inginkan. Menaruh harapan dan berharapa berhasil mendapatkannya. Tidak ada salahnya jika kita berusaha untuk menggapai suatu impian. Dan tidak perlu disesali apabila kita gagal mendapatkannya. Karena bintang yang hilang, tidak selamanya menghilang. Jika hujan telah pergi, maka bintang akan bersinarv kembali. Ini artinya bahwa jika apa yang kita telah usahakan sia – sia, masih ada yang bisa kita ambil, yaitu pelajaran dari sebuah proses. Proses dimana kita mulai berharap hingga akhirnya bertekad untuk mewujudkan itu. Proses yang tidak mudah, namun mengajarkan banyak hal. Oleh karena itu, ambillah hikmah dari setiap kegagalan. Bangkit dan yakin hal lain masih bisa dicapai. “Bintang – bintang itu hilang karena ditutupi hujan, namun masih tetap ada di langit dan akan muncul ketika sudah waktunya.”

Page 12: Teks Eksposisis

•TEKS EKSPOSISI

Paragraf Eksposisi adalah paragraf atau karangan yang mempunyai tujuan untuk memberikan informasi tentang sesuatu sehingga bisa memperluas pengetahuan pembaca. Paragraf eksposisi bersifat ilmiah/ nonfiksi. Sumber karangan paragraf eksposisi ini bisa diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalamanContoh paragraf eksposisi : “Pemerintah akan memberikan bantuan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapatkan bantuan sekitar 10 juta.warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapatkan sekitar 30 juta . Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawalan dari pihak LSM (pola pengembangan klasifikasi)”

“Struktur suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau sama dengan suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan menjadi batang, dahan, ranting, dan daun, maka karangan atau buku dapat diuraikan menjadi tubuh karangan, bab, sub – bab, dan paragraf. Tubuh karangan sebanding dengan batang, bab sebanding dengan dahan, sub-bab sebanding dengan ranting, dan paragraf sebanding dengan daun.(pola pengembangan analogi)”

Page 13: Teks Eksposisis

Macam macam paragraf eksposisi

1. eksposisi definisi2. eksposisi proses3. eksposisi klasifikasi4. eksposisi ilustrasi (contoh)5. eksposisi perbandingan & pertentangan, dan6. eksposisi laporan 

Ciri ciri paragraf eksposisi

1. berupa tulisan yang memberikan pegertian dan pengetahuan2. menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan, dan bagaimana;3. disampaikan secara lugas dengan menggunakan bahasa baku4. Bersifat netral, dalam artian tidak memihak, dan memaksakan sikap penulis terhadap pembaca5. bersifat nonfiksi/ilmiah6. berdasarkan fakta 7. berusaha menjelaskan tentang sesuatu 8. gaya tulisan bersifat informatif9. fakta dipakai sebagai alat kontribusi10. fakta dipakai sebagai alat konkritasi11. tidak bermaksud mempengaruhi

Page 14: Teks Eksposisis

MEMBACA TEKS EKSPOSISI TENTANG PENGARUH PROGRAM TELEVISI BAGI PERKEMBANGAN ANAK Dengan segala potensi yang dimilikinya itu, televisi telah mendatangkan banyak perdebatan yang tidak kunjung berakhir. Bagi orang dewasa, mungkin apa yang ditampilkan oleh televisi itu bukanlah sebuah masalah besar, sebab mereka sudah mampu memilih, memilah dan memahami apa yang ditayangkan di layar televisi. Namun bagaimana dengan anak-anak? Dengan segala kepolosan yang dimilikinya, belum tentu mereka mampu menginterpretasikan apa yang mereka saksikan di layar televisi dengan tepat dan benar. Padahal Keith W. Mielke sebagaimana dikutip oleh Arini Hidayati dalam bukunya berjudul ‘Televisi dan Perkembangan Sosial Anak’ mengatakan bahwa:

“Masalah paling mendasar bukanlah jumlah jam yang dilewatkan si anak untuk menonton televisi, melainkan program-program yang ia tonton dan bagaimana para orang tua serta guru memanfaatkan program-program ini untuk sedapat mungkin membantu kegiatan belajar mereka.”(1998:74).Dari kutipan tersebut diatas jelas bahwa yang harus diwaspadai oleh para guru dan orang tua adalah acara apa yang ditonton anak di televisi itu dan bukannya berapa lama anak menonton televisi. Padahal kecenderungan yang ada justru sebaliknya. Orang tua jarang benar-benar memperhatikan apa yang ditonton anak-anaknya dan lebih sering melarang anak-anak agar jangan menonton televisi terlalu lama karena bisa mengganggu jam belajar mereka.

Disamping itu, apakah pernah pula terbersit dalam benak orang tua untuk ikut menonton tayangan-tayangan televisi yang diklaim sebagai tayangan untuk anak-anak? Pernahkan orang tua memperhatikan, apakah tayangan untuk anak itu memang sesuai dengan usianya? Padahal disinilah peran orangtua menjadi sangat penting artinya. Orang tualah yang menjadi guru, pembimbing, pendamping dan pendorong pertumbuhan anak yang paling utama. Dari orangtualah anak pertama kali belajar tentang sesuatu kebenaran dan kemudian menanamkan kepercayaan atas kebenaran itu. 

Sudah menjadi tanggung jawab orang tua pula untuk selalu mendampingi anak-anak dalam menonton televisi, memberikan pengertian dan penjelasan atas apa yang tidak dimengerti oleh anak-anak. Memberikan penjelasan kenapa suatu tindak kekerasan bisa terjadi dan apa akibat dari semua itu.

Orang tua juga harus jeli dalam melihat program-program acara televisi yang ditonton oleh anak. Apakah cocok dengan usianya, apakah bersifat mendidik atau justru malah merusak moral si anak. Mungkin sebagai orang tua, tidak akan kesulitan untuk langsung melarang seorang anak untuk menonton film-film dewasa yang mengandung unsur seks dan kekerasan secara vulgar, karena dengan memandang sepintas lalu saja sudah jelas diketahui bahwa acara tersebut tidak cocok untuk anak. Tetapi pernahkah orangtua mengamati film-film kartun yang kelihatannya memang sudah layak menjadi konsumsi anak-anak? Pernahkah orang tua peduli bahwa berbagai tayangan film kartun Jepang yang mempertontonkan heroisme, seperti film seri Kenji, Dragon Ball dan sebagainya telah menyebabkan seorang anak menjadi seorang yang agresif? Demikian pula dengan tayangan film-film kartun yang penuh romantisme seperti Sailor Moon? Dan bagaimana pula dengan film-film yang lain?

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa tingkat pornografi pada film kartun anak-anak itu cukup tinggi, dan diantara film-film kartun anak di Asia, film kartun produksi Jepang menempati posisi paling tinggi dalam penayangan unsur pornografi. Sebagai contoh, Film Seri Crayon Sinchan yang sekarang begitu di gemari di Indonesia, ternyata di Jepang sendiri film tersebut tidak diperuntukkan untuk konsumsi anak-anak melainkan untuk konsumsi orang dewasa yang ingin kembali ke masa kanak-kanak. Akibatnya saat ini muncul perdebatan yang cukup seru dalam membahas masalah film seri Crayon Sinchan ini.

Sebuah tulisan di Jawa Pos yang mengetengahkan keprihatinan terhadap film tersebut mengatakan bahwa sosok Sinchan itu tidak cocok untuk menjadi teladan bagi anak-anak. Sinchan sering bertindak kurang ajar dan kekurang ajarannya itu sering mengarah ke masalah seks. Sebagai anak kecil, Sinchan sering bermimpi tentang perempuan-perempuan dengan bikini dan ia pun senang sekali menyingkapkan rok ibunya.

Memang dikatakan oleh Joseph T. Klapper bahwa media bukanlah penyebab perubahan satu-satunya melainkan ada faktor-faktor lain yang menengahi (mediating factors). Namun bagaimanapun juga, jika mengacu pada teori efek media maka terdapat teori Belajar, dimana seseorang itu belejar melakukan sesuatu dari media. Seorang anak bisa dengan fasihnya menirukan ucapan atau lagu-lagu yang di dengarnya di televisi. Mereka pun dengan segala kepolosan dan keluguannya sering pula menirukan segala gerak dan tingkah laku tokoh idolanya di televisi. Dengan demikian tidaklah mustahil jika anak-anak pun akan menirukan kenakalan Sinchan dengan segala kekurang ajarannya. Atau menirukan tindakan Superman ketika menumpas kejahatan dengan memukuli anak lain yang dianggapnya sebagai musuh. Dan ini menjadi langkah pembenar setiap anak-anak berbuat sesuatu, yang bisa jadi melanggar norma umum yang ada di tengah masyarakat kita.

Page 15: Teks Eksposisis

MEMBEDAH STRUKTUR EKSPOSISI

Bagaimanapun juga kehadiran televisi merupakan sebuah kebutuhan, tidak sekadar sebagai sarana untuk memudahkan kita mengakses setiap informasi tapi juga berperan sebagai sarana penghibur yang mudah untuk kita dapatkan. Tetapi, tetap saja efek negatif selalu ada dan ini perlu untuk diantisipasi secara serius.

Begitu pula dengan kehadiran televisi untuk anak – anak. Program –program yang dihadirkan di televisi tidak selalu layak ditonton bagi anak – anak. Ada beberapa penyebab dari perkembangan yang salah terhadap anak akibat program televisi sebagai berikut :

Pertama, faktor kurangnya perhatian orang tua terhadap kegiatan anak. Orang tua terkadang salah menafsirkan bahwa kesalahan anak ketika menonton tv adalah jam tontonnya yang panjang. Padahal, bukan itu yang dijadikan amasalah. Namun, program yang ditonton itu lah yang harus lebih diperhatikan. Hanya sebagian orang tua saja yang ingin selalu bersama anaknya ketika sedang menonton televisi. Padahal, kegiatan tersebut diperlukan sebagai langkah antisipasi.

Kedua, kurangnya ada penjagaan program acara televisi yang baik. Terkadang, film kartun yang biasa ditonoton oleh anak – anak tidak selalu mengajarkan hal baikterhadap anak. Namun, justru melalui film – film kartun anak diajarkan untuk menjadi agresif, arogan, dan sifat negatif lainnya.

Ketiga, Kurangnya penjelasan dari orang tua. Terkadang, orang tua mengetahui tingkah anak yang seharusnya tidak wajar. Namun, banyak orang tua yang berfikir bahwa hal tersebut merupakan perkembangan anak. Padahal, perkembangan anak yang tidak sesuai usianya, dapat berdampak buruk bago akhlaknya kelak. Maka, hendaknya orang tua dapat mengarahkan anak - anaknya dengan baik.

Berdasarkan argumentasi diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak selalu kegiatan menonton televisi adalah kegiatan yang burukbagi anak. Namun, hanya perlu perhatian lebih terhadap program – program yang di tonton oleh anak – anak.

Page 16: Teks Eksposisis

TERIMA KASIH KARENA TELAH MENYAKSIKAN PROGRAM ATAU PRESENTASI INISEMOGA PRESENTASI INI BERGUNA BAGI KALIAN SEMUA

PENYUSUN MAKALAH :Adinda Khairunnisa (03/X-8)Putrie Ngastiti M. R. (28/X-8)

EDITOR POWER POINT :Harnez Satria Prabadi (19/X-8)

PENCETAK MAKALAH :Clarte Gagah (10/X-8)

PENGINSPIRASI DAN PENYUMBANG DANA :Haryo Seno Wibowo (20/X-8)Lingga Sundagumilar (21/X-8)

PRESENTASI INI TAK DAPAT DIBUAT TANPA ADANYA DUKUNGAN DARI TEMAN TEMAN DAN GURU.

JADI SEKALI LAGI KAMI MENGUCAPKAN TERIMA KASIH.

PRESENTASI INI DI DUKUNG OLEH :