tekno kep fix

41
A. PENDAHULUAN Latar belakang Paradigma sehat menjadi orientasi baru di Indonesia dimana upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih ditonjolkan pada aspek peningkatan dan pencegahan serta penekanan pada mutu pelayanan kesehatan. Paradigma baru ini berakibat pada tingginya kompetisi di sektor kesehatan, baik pemerintah, swasta, dan asing akan semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Selain itu, masyarakat menuntut seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani secara mudah, cepat, akurat, bermutu dengan biaya terjangkau. Untuk menciptakan pelayanan seperti itu maka diperlukanlah suatu sistem informasi manajemen yang terintegrasi, komunikatif dan efisien. Sistem informasi manajemen keperawatan menjadi bagian yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan yang berorientasi pada konsumen tersebut. Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai, dan ini pun berdampak terhadap kepuasan kerja perawat yang dirasakan baik oleh pengguna

Upload: dessyana-paulus

Post on 09-Aug-2015

55 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tekno Kep Fix

A. PENDAHULUAN

Latar belakang

Paradigma sehat menjadi orientasi baru di Indonesia dimana upaya penanggulangan

masalah kesehatan lebih ditonjolkan pada aspek peningkatan dan pencegahan serta penekanan

pada mutu pelayanan kesehatan. Paradigma baru ini berakibat pada tingginya kompetisi di

sektor kesehatan, baik pemerintah, swasta, dan asing akan semakin keras untuk merebut pasar

yang semakin terbuka bebas. Selain itu, masyarakat menuntut seluruh kebutuhan pelayanan

kesehatan dan pelayanan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani secara

mudah, cepat, akurat, bermutu dengan biaya terjangkau. Untuk menciptakan pelayanan seperti

itu maka diperlukanlah suatu sistem informasi manajemen yang terintegrasi, komunikatif dan

efisien. Sistem informasi manajemen keperawatan menjadi bagian yang sangat penting dalam

penyelenggaraan pelayanan yang berorientasi pada konsumen tersebut.

Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi

pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih

bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang

memadai, dan ini pun berdampak terhadap kepuasan kerja perawat yang dirasakan baik oleh

pengguna dalam hal ini pasien, oleh sesama rekan sejawat, dan profesi lain.

Hal diatas juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lipincolt disebuah Rumah

sakit menunjukan bahwa ada 87 % perawat yang bekerja ekstra lebih dari 12 jam karena merka

harus menyelesaikan pendokumentasian secara konvensional. Berkaitan dengan ini maka

dibentuk sebuah sub komite teknologi untuk menentukan apakah teknologi dapat meningkatkan

mutu pelayanan, efesienfi kerja, kepuasan untuk pengguna jasa keperawatan (Hakin, 2005).

Isu-isu yang berkaitan dengan teknologi dalam keperawatan adalah berkaitan dengan

jenis teknologi yang dilakukan perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan,

pembatasan pengguanaan teknologi untuk keselamatan pasien, sikap perawat sendiri terhadap

teknologi, ketersediaan dan penggunaan teknologi di pelayanan tidak didistribusikan secara

merata. Berkaitan dengan hal diatas akan dibahas lebih mendalam lagi pada artikel ini yang akan

menggambarkan perkembangan teknologi keperawatan didunia dan di Indonesia

Page 2: Tekno Kep Fix

B. PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN TEKNOLOGI

Teknologi bagi kita merupakan pengetahuan terhadap penggunaan alat dan kerajinan,

danbagaimana hal tersebut mempengaruhi kemampuan untuk mengontrol dan beradaptasi

dengan lingkungan alamnya. Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani technología

(τεχνολογία) ‐ TECHNE(τέχνη), 'kerajinan' dan‐Logia (‐λογία), studi tentang sesuatu, atau

cabang pengetahuan dari suatudisiplin. Teknologi juga dapat diartikan benda‐benda yang

berguna bagi manusia, seperti mesin,tetapi dapat juga mencakup hal yang lebih luas, termasuk

sistem, metode organisasi, dan teknik.

Istilah ini dapat diterapkan secara umum atau spesifik: contoh‐contoh mencakup "teknologi

konstruksi", "teknologi medis", atau "state‐of‐the‐art teknologi"Kita menggunakan teknologi

dimulai dengan konversi sumber dayaalam menjadi peralatan sederhana. Penemuan yang

prasejarah kemampuan untuk mengendalikan api sehingga dapat mengolah makanan dan

penemuan roda membantu manusia dalam perjalanan di dalam dan mengendalikan lingkungan

mereka. Teknologi juga dapat diartikan sebagai berikut :

1. proses yang meningkatkan nilai tambah

2. produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja

3. Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena

kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi

diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak

kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang

teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang

telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan

untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal

negatif.

Perkembangan teknologi terbaru, termasuk mesin cetak, telepon, dan Internet, mengatasi

hambatan fisik untuk komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi dengan bebas

pada skala global atau luas. Namun, tidak semua teknologi ini telah digunakan untuk tujuan

Page 3: Tekno Kep Fix

damai; pengembangan senjata yang semakin meningkat kekuatan destruktif telah berkembang

sepanjang sejarah, dari klub untuk senjata nuklir. Teknologi telah mempengaruhi masyarakat dan

sekitarnya dalam beberapa cara. Dalam masyarakat, teknologi telah membantu mengembangkan

ekonomi yang lebih maju (termasuk ekonomi global saat ini). Tetapi banyak proses‐proses

teknologi juga menghasilkan produk yangtidak diinginkan atau mengakibatkan sesuatu hal,

contohnya polusi, dan menguras sumber daya alam, dengan merusak bumi dan lingkungannya.

Berbagai implementasi teknologi mempengaruhi nilai‐nilai masyarakat dan teknologi baru sering

menimbulkan pertanyaan‐pertanyaan etika baru.

Contohnya meliputi munculnya gagasan tentang efisiensi dalam hal produktivitas manusia,

istilah yang awalnya hanya berlaku bagi mesin, dan tantangan dari norma‐norma tradisional.

Perdebatan filosofis telah muncul di masa kini dan masa depan menggunakan teknologi dalam

masyarakat, dengan teknologi ketidaksepakatan mengenai apakah memperbaiki kondisi manusia

atau memburuk itu. Neo‐Luddism, anarko‐primitivisme, dan gerakan‐gerakan serupa mengkritik

pervasiveness teknologi dalam dunia modern, opining bahwa itu merugikan lingkungan dan

mengasingkan rakyat; pendukung ideologi seperti transhumanism dan techno‐progresivisme

melihat kemajuan teknologi terus bermanfaat untuk masyarakat dan kondisi manusia. Memang,

sampai saat ini, diyakini bahwa perkembangan teknologi dibatasi hanya untuk manusia, tetapi

penelitian ilmiah baru‐baru ini menunjukkan bahwa primata lain dan masyarakat lumba‐lumba

tertentu telah mengembangkan alat yang sederhana dan belajar untuk menyampaikan

pengetahuan mereka kepada generasi yang lain.

The Merriam‐Webster menawarkan definisi dari istilah: "aplikasi praktis dari pengetahuan

khususnya di daerah tertentu" dan "kemampuan yang diberikan oleh aplikasi praktis dari

pengetahuan". Ursula Franklin, di 1989 "Real World of Teknologi "kuliah, memberi definisi lain

dari konsep; itu adalah" praktik, cara kita melakukan hal‐hal di sini ". Istilah ini sering digunakan

untuk menyiratkan bidang tertentu teknologi, atau untuk mengacu pada teknologi tinggi atau

hanya konsumen elektronik, daripada teknologi secara keseluruhan. Bernard Stiegler, di Teknik

dan Time, mendefinisikan teknologi dalam dua cara:

a. sebagai "pengejaran kehidupan dengan cara selain hidup",

b. dan sebagai "yang diselenggarakan materi anorganik."

1. Teknologi sebagai Barang Buatan Manusia

Page 4: Tekno Kep Fix

Pengertian teknologi yang tertua, sangat sederhana, dan paling umum dikenal orang ialah

sebagai barang buatan dari manusia. Mengapa manusia sejak zaman yang amat kuno perlu

membikin berbagai barang buatan seperti kapak, palu, pengungkit, perahu, dan kereta?

Jawabannya yang paling masuk akal adalah karena manusia merupakan suatu makhluk yang

amat rapuh jasmaninya Menurut Lord Ritchie‐Calder, dari masa yang tertua dan mulai dengan

alat‐alat yang paling ederhana, setiap penemuan dan penciptaan berdasarkan pada kenyataan

bahwa manusia bukan hanya suatu makhluk perseptual melainkan juga suatu makhluk

konseptual yang mampu mengamati, mengingat, dan menjajarkan gambaran angan‐angan. Ia

dapat membuat suatu perancangan mental, suatu khayalan tekno‐puitis, bahkan bilamana sarana

untuk senyatanya membuatnya tidak tersedia.

Menurut sejarahnya, ada dua titik waktu yang sangat penting dalam perkembangan teknologi

menurut A. Gehlen (Man in the Age of Technology), yaitu:

a. Revolusi neolitik: mulai titik waktu ini manusia beralih dari hidup mengembara dan

berburu

ke keadaan hidup menetap dengan mengembangkan pertanian dan pemeliharaan hewan.

b. Revolusi industri: berkembangnya kebudayaan mesin yang memenuhi kebutuhan

manusia

dan mengubah tatanan hidupnya.

Teknologi sebagai barang buatan manusia memiliki tiga ragam dasar yang sekaligus

menunjukkan

perkembangan historis yang berlainan. Hal ini adalah pendapat dari seorang ahli yaitu Ladislav

Tondl. Ragam dasar itu adalah:

1) Alat

Suatu benda yang bergerak semata‐mata berdasarkan tenaga dari otot manusia. Pada

umumnya manusialah yang membimbing dan mengendalikan alat‐alat, dengan demikian

manusia jugalah yang menjadi sumber informasi.

2) Mesin

Sesuatu sistem peralatan yang tidak menggunakan tenaga manusia, melainkan

sumbersumber tenaga di luar manusia, tetapi masih tetap memerlukan manusia untuk

membimbing dan mengendalikannya.

Page 5: Tekno Kep Fix

3) Automaton

Perlengkapan teknologi yang paling tinggi ragamnya dan paling canggih. Perlengkapan

ini (berdasarkan asas sibernetika yang menggantikan fungsi pengendalian : manusiawi)

mampu membuat keputusan dan mengatur sendiri.

2. Teknologi sebagai Kegiatan Manusia

Pengertian teknologi sebagai barang buatan kurang lengkap dan terlampau sempit. Barang

buatan hanyalah suatu hasil akhir dari sebuah proses atau rangkaian kegiatan yang telah

berlangsung sebelumnya. Oleh karena itu, pembahasan tentang pengertian teknologi harus

menjelaskan kegiatan apa atau bagaimana yang telah terjadi sehingga menghasilkan berbagai

barang buatan dati manusia itu. Kegiatan manusia yang termasuk pengertian teknologi pada

pokoknya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu membuat dan menggunakan. Membuat adalah

kegiatan merancang dan menciptakan sesuatu barang buatan, sedang menggunakan adalah

melakukan sesuatu kegiatan sesuai dengan fungsi suatu barang buatan yang telah dibuat. Sebagai

contoh misalnya pembuatan perahu pada zaman dahulu, orang harus terlebih dahulu membuat

kapak, palu, gergaji, dan alat pengukur. Kemudian barulah orang membuat perahu dengan

menggunakan alatalat itu. Jadi, dalam pembuatan suatu perahu yang senyatanya dilakukan dua

jenis kegiatan membuat dan menggunakan. Dalam zaman modem,sekarang, kegiatan

menggunakan berbagai peralatan, mesin, dan perlengkapan lainnya dalam pabrik untuk

memproduksi (membuat) sesuatu barang buatan tampak lebih menonjol. Kedua kegiatan

membuat dan kegiatan menggunakan itu sebagai teknologi harus dibedakan. Dengandemikian,

jelaslah kini apa yang dimaksud dengan teknologi sebagai kegiatan manusia.

Tetapi tidak setiap kegiatan manusia adalah teknologi, melainkan hanyalah kegiatan yang

mempunyai dua ciri pokok, yaitu efisien dan memiliki tujuan tertentu.

3. Teknologi sebagai Kumpulan Pengetahuan

Analisis yang lebih mendalam lagi terhadap teknologi sebagai kegiatan manusia yang secara

sistematis Iangkah demi langkah dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu secara efisien

sampai pada faktor pengetahuan yang mendasari kegiatan itu Pengetahuan ini harus dipelajari

Page 6: Tekno Kep Fix

oleh manusia baik dari pengalaman sendiri maupun dari sumber‐sumber lain untuk dapat

melakukan kegiatan yang merupakan teknologi. Seorang ahli Tom Burns mengartikan teknologi

sebagai kumpulan pengetahuan, tetapi pengetahuan itu dibedakan menjadi dua kelompok, yakni

pengetahuan yang masih terdapat pada bangsa yang terbelakang atau kurun masa sebelum

industrialisasi zaman modern dan pengetahuan yang telah bersangkut paut dengan masyarakat‐

masyarakat industri. Atau dapat dikatakan, pengertian

teknologi sebagai kumpulan pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

pengetahuan yang masih bersifat tradisional sebelum terjadinya industrialisasi dan pengetahuan

yang telah bercorak modem dalam masyarakat industri untuk produksi berbagai barang danjasa.

2. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM KEPERAWATAN

Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk ke Indonesia telah

membuat tuntutan-tuntutan baru di segala sektor dalam Negara kita. Tidak terkecuali dalam

sektor pelayanan kesehatan, era globalisasi dan informasi seakan telah membuat standar baru

yang harus dipenuhi oleh seluruh pemain di sektor ini. Hal tersebut telah membuat dunia

keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan

keperawatan yang berbasis teknologi informasi. Namun memang kita tidak bisa menutup mata

akan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh keperawatan di Indonesia, diantaranya adalah

keterbatasan SDM yang menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi secara terpadu,

masih minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan, dan masih

rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi keperawatan.

Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan,

kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga pelayanan

keperawatan bergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktural yang ada dalam keseluruhan

sistem suatu rumah sakit. Pelayanan rumah sakit setidaknya terbagi menjadi dua bagian besar

yaitu pelayanan medis dan pelayanan yang bersifat non-medis, sebagai contoh pelayanan medis

dapat terdiri dari pemberian obat, pemberian makanan, asuhan keperawatan, diagnosa medis, dan

lain-lain.

Page 7: Tekno Kep Fix

Ada pun pelayanan yang bersifat non medis seperti proses penerimaan, proses

pembayaran, sampai proses administrasi yang terkait dengan klien yang dirawat merupakan

bentuk pelayanan yang tidak kalah pentingnya. Pelayanan yang bersifat medis khususnya di

pelayanan keperawatan mengalami perkembangan teknologi informasi yang sangat membantu

dalam proses keperawatan dimulai dari pemasukan data secara digital ke dalam komputer yang

dapat memudahkan pengkajian selanjutnya, intervensi apa yang sesuai dengan diagnosis yan

sudah ditegakkan sebelumnya, hingga hasil keluaran apa yang diharapkan oleh perawat setelah

klien menerima asuhan keperawatan, dan semua proses tersebut tentunya harus sesuai dengan

NANDA, NIC, dan NOC yang sebelumnya telah dimasukkan ke dalam database program

aplikasi yang digunakan.

Namun ada hal yang perlu kembali dipahami oleh semua tenaga kesehatan yang menggunakan

teknologi informasi yaitu semua teknologi yang berkembang dengan pesat ini hanyalah sebuah

alat bantu yang tidak ada gunanya tanpa intelektualitas dari penggunanya dalam hal ini adalah

perawat dengan segala pengetahuannya tentang ilmu keperawatan.

Sistem ini mempermudah perawat memonitor klien dan segera dapat memasukkan data

terkini dan intervensi apa yang telah dilakukan ke dalam komputer yang sudah tersedia di setiap

bangsal sehingga akan mengurangi kesalahan dalam dokumentasi dan evaluasi hasil tindakan

keperawatan yang sudah dilakukan. Pelayanan yang bersifat non-medis pun dengan adanya

perkembangan teknologi informasi seperi sekarang ini semakin terbantu dalam menyediakan

sebuah bentuk pelayanan yang semakin efisien dan efektif, dimana para calon klien rumah sakit

yang pernah berobat atau dirawat di RS idak perlu lagi menunggu dalam waktu yang cukup lama

saat mendaftarkan diri karena proses administrasi yang masih terdokumentasi secara manual di

atas kertas dan membutuhkan waktu yang cukup lama mencari data klien yang sudah tersimpan,

ataupun setelah sekian lama mencari dan tidak ditemukan akhirnya klien tersebut diharuskan

mendaftar ulang kembali dan hal ini jelas menurunkan efisiensi RS dalam hal penggunaan kertas

yang tentunya membutuhkan biaya. Bandingkan bila setiap klien didaftarkan secara digital dan

semua data mengenai klien dimasukkan ke dalam komputer sehingga ketika data-data tersebut

dibutuhkan kembali dapat diambil dengan waktu yang relatif singkat dan akurat.

Page 8: Tekno Kep Fix

Perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu perkembangan peradaban

manusia mengenai penyampaian informasi. Perkembangan ini dimulai sejak zaman pra sejarah

sampai sekarang. Salah satu peran perawat adalah sebagai peneliti. Untuk itu, perawat perlu

melakukan riset yang berhubungan isu-isu keperawatan, antara lain: praktik keperawtan,

pendidikan keperawatan, dan administrasi keperawatan guna meningkatkan kemampuannya.

Untuk memudahkan riset yang dilakukan maka perawat perlu memanfaatkan perkembangan

teknologi informasi yang sudah ada baik dalam hal pengolahan data, penulisan, penyimpanan,

atau pun publikasi hasil riset yang telah perawat lakukan. Perkembangan teknologi informasi

mulai merambah dunia keperawatan. Kebutuhan layanan kesehatan juga termasuk keperawatan

yang cepat, efisien dan efektif menjadi tuntutan masyarakat modern saat ini. Dengan

perkembangan teknologi yang semakin pesat, istilah telemedicine, telehealth dan telenursing

menjadi popular sebagai salah satu model layanan kesehatan. (Martono

N. www.inna.ppni.org .2006).

Teknologi informasi dapat dimanfaatkan dalam bidang perkembangan riset keperawatan

berbasis informatika kesehatan. Dapat juga digunakan dikampus dengan video conference,

pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning. Pengolahan data dalam riset

keperawatan perlu ketelitian, dengan perhitungan menggunakan teknologi informasi yang sudah

ada maka kesalahan dalam perhitungan dapat diminimalkan agar dasar-dasar keilmuan yang

nantinya akan menjadi landasan dalam kegiatan praktik klinik, pendidikan, dan menejemen

keperawatan dapat diperkuat.

Penggunaan teknologi informasi dalam riset keperawatan juga untuk pendokumentasian

hasil riset yang telah dilakukan. Setelah itu, perlu mempublikasikan hasil riset keperawatan

sebagai ilmu untuk perawat lain dan masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan isu

keperawatan. Semua proses yang dibutuhkan dalam melakukan riset keperawtan pun akan lebih

mudah dan efektif.

Page 9: Tekno Kep Fix

Seiring dengan pesatnya kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi, perawat juga

perlu berpartisipasi memanfaatkan teknologi yang sudah ada agar kegiatan yang dilakukan

menjadi lebih efisien, salah satunya untuk riset keperawatan. Penggunaan teknologi informasi

dalam riset keperawatan dapat digunakan untuk pengolahan data, penulisan hasil riset,

penyimpanan, metode baru dalam pendokumentasian, peningkatan akses informasi,

pengembangkan kemampuan pengambilan keputusan yang dapat membantu melakukan

perubahan dalam profesionalisasi perawat serta publikasi hasil riset keperawatan.

Sebagai perawat yang mampu mengikuti perkembangan zaman, guna meningkatkan

profesionalisme dan kemampuan maka pemanfaatan teknologi harus benar-benar digunakan

untuk kegiatan yang dilakukan oleh perawat termasuk melakukan riset.

Teknologi secara dramatis mengubah cara di mana perawat mendiagnosa, mengobati,

merawat dan mengelola pasien. Teknologi dalam praktek keperawatan berdasarkan beberapa

hasil riset dapat dijadikan salah satu solusi untuk memberikan asuhan kepada klien dan juga

dapat meningkatkan komunikasi keperawatan dan pendokumentasi secara efisiensi.

Kepemimpinan Perawatan di Klinik Cleveland berpendapat bahwa kualitas asuhan

keperawatan yang baik tergantung individu, dalam hal ini adalah perawat, proses dan teknologi.

Perawat memainkan peran penting dalam menentukan dan melaksanakan strategi untuk sistem

teknologi yang inovatif dan proses yang akan menghasilkan mutu pelayanan asuhan keperawatan

yang baik serta dalam prakteknya. Selain itu perawat pun diharapkan dapat berpartisipasi dalam

perencanaan strategis multidisiplin untuk menentukan solusi sistem yang mendukung perawatan

pasien, menetapkan standar untuk aplikasi klinis, sesuai dengan standar yang berlaku (ANAI,

2010).

Hal diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas asuhan dengan menerapkan sebuah system

berhubungan juga dengan organisasi dan manusia pengolahnya. Oleh karena itu ada beberapa

konsep yang harus dipahami dalam menyelenggarakan sistem ini diantaranya adalah (Davis,

1999):

1. Informasi

Informasi menambahkan sesuatu pada penyajian. Yaitu berhubungan dengan waktu dan

mutu.

Page 10: Tekno Kep Fix

2. Manusia pengolah informasi

Kemampuan manusia pengolah informasi akan menentukan keterbatasan dalam sistem

informasi dan memberikan gambaran dasar-dasar rancangan mereka.

3. Konsep sistem

Konsep sistem perlu dipahami dan merancang pengembangan sistem informasi yang ada

karena sistem informasi manajemen itu sendiri adalah sebuah sistem.

4. Konsep organisasi dan manajemen

Sistem informasi dirancang untuk mendukung fungsi manajemen. Informasi merupakan hal

penting dalam penentuan keputusan organisasi.

5. Konsep pengambilan keputusan

Rancangan SIM bukan hanya harus mencerminkan rancangan rasional terhadap optimasi,

tetapi jugateori pengambilan keputusan dalam perilaku organisasi.

6. Nilai informasi

Informasi akan mengubah keputusan. Perubahan nilai-nilai hasil akan menentukan nilai

informasi.

Saat ini berbagai sistem teknologi untuk merawat pasien dilapangan mulai berkembang,

dan perawat mulsi memikirkan bagaimana teknologi dapat mempengaruhi praktek keperawatan,

meningkatkan praktek keperawatan serta mutu asuhan keperawatan.Dalam hal ini perawat

mampu sebagai pendidik, analis sistem, seorang analis web, koordinator keamanan dan

administrator sistem yang fokus adalah untuk meningkatkan praktek keperawatan melalui

penggunaan kreatif teknologi, memaksimalkan produktivitas perawatan, perbaikan infrastruktur

dan lingkungan kerja lebih mendukung dunia kelas Clinic keunggulan dalam perawatan

pasien.Perawat diharapkan dapat member inovasi bersama untuk memperbaiki cara perawat

berkomunikasi dengan satu sama lain, dengan profesi lain dan dengan pasien.perawat harus

melihat teknologi sebagai alat untuk mendukung, bukan menghambat, serta memberi dampak

positif bagi praktek keperawatan di masa depan (Briggs,2006).

Berkaitan dengan penguasaan teknologi oleh perawat dilakukan Analis Klinis di

Departemen Informatika Keperawatan Cleveland klinik Amerika bahwa Perawat memiliki

peluang untuk melakukan teknologi inovatif dalam rangka meningkatkan praktek klinis dengan

terlebih dahulu menganalisis alur kerja praktek klinis pada saat ini. Berdasarkan pengamatan ini,

mereka memfasilitasi desain dan pengembangan, pengujian, implementasi, pelatihan dan

Page 11: Tekno Kep Fix

evaluasi sistem klinis otomatis. Informatika klinis analis memfasilitasi kelompok kerja dari staf

perawat untuk memvalidasi desain aplikasi dan untuk mempelajari dan mengukur dampak

teknologi pada peningkatan praktek keperawatan tertentu dan proses (Boodman, 2005).

Pendekatan kolaboratif Keperawatan, Kualitas Pendidikan dan Penelitian Instruktur

Klinis di Departemen Keperawatan Informatika juga perawat menyediakan pelatihan aplikasi

terpusat untuk tenaga perawat untuk mendukung aplikasi klinis baru atau revisi

diimplementasikan pada unit keperawatan. Bekerja bersama-sama dengan para manajer perawat,

staf keperawatan, dan Departemen Pendidikan Keperawatan & Professional Development - NI

Klinis Instruktur memberikan dukungan instruksi dan pengguna untuk mempermudah

pengenalan teknologi baru ke dalam keperawatan (Bluementhal,2006).

Selain itu banyak juga penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan teknolodi dalam

keperawatan yang berkaitan dengan semakin mudahnya mengumpulkan informasi,keselamatan

pasien,kepuasan pasien,kepuasan kerja,kemajuan karir perawat dan sebagainya.Beberapa hasil

penelitan yang berkaitan dengan hal diatas adalah sebagai berikut (Ane, 2010) :

1. Kebanyakan perawat mengindikasikan bahwa mereka akan tertarik ke pengaturan kerja yang

menggunakan teknologi, termasuk 100% dari perawat bekerja kurang dari dua

tahun, 69,2% dari mereka yang bekerja 2 sampai 5 tahun, dan 79,5% dari mereka

digunakan 5 sampai 10 tahun. Pengawas dan administrator juga telah sangat menarik (79%)

untuk pengaturan kerja yang menggunakan teknologi.

2. Dari perawat menggunakan teknologi di tempat kerja, mayoritas setuju bahwa

teknologi meningkatkan efisiensi perawat dan memberikan kontribusi untuk meningkatkan

kualitas perawatan pasien. Persentase dari semua responden setuju perawat bahwa

penggunaan jenis tertentu teknologi peningkatan efisiensi berkisar dari 63,7% menjadi

86,4%; mereka setuju bahwa penggunaannya berdampak positif

kualitas berkisar dari 59,4% menjadi 85,4% .

3. Jenis-jenis, antara lain internet yang setuju memiliki dampak terbesar pada peningkatan

efisiensi perawat, adalah: sistem bisnis dukungan manajemen dan diagnostik, terapeutik, dan

sistem pemantauan klinis (Barbara,2006);

a. non-akut sistem informasi perawatan khusus yang banyak interkoneksi fungsi dalam

satu departemen (contoh: perilaku kesehatan, pra-rumah sakit, rehabilitasi perawatan,

jangka panjang, rawat jalan, rumah sakit, kesehatan rumah atau penelitian);

Page 12: Tekno Kep Fix

b. Sistem informasi perawatan akut khusus yang interkoneksi fungsi ruang operasi, area

perawatan peri-operasi dan kritis atau kebidanan, departemen peri-natal dan darurat,

dan

c. Sistem informasi kesehatan .

4. Perawat yang bekerja di lembaga-lembaga perawatan kesehatan di rumah melaporkan tingkat

tertinggi (84,0%) dengan pernyataan: sistem dokumentasi klinis meningkatkan efisiensi

perawat, perawat yang bekerja di rumah sakit melaporkan kedua terendah (55,2%) dan

mereka dalam perawatan jangka panjang fasilitas terendah

5. Perawat bekerja di perguruan tinggi dan universitas atau di rumah perawatan kesehatan

(70,0% dan 68,0%, masing-masing), melaporkan tingkat tertinggi kesepakatan bahwa

penggunaan sistem dokumentasi klinis meningkatkan kualitas pelayanan; perawat bekerja

dirumah sakit melaporkan tingkat terendah (51,8%)

6. Perawat bekerja di fasilitas hidup dibantu dan praktek dokter (100% dan 93,7%, masing-

masing) melaporkan tingkat tertinggi perjanjian dengan pernyataan: pengobatan,

laboratorium dan sistem manajemen guna meningkatkan perawat efisiensi; perawat bekerja

di rumah sakit melaporkan kedua terendah tingkat perjanjian (72,2%) dan orang-orang di

lembaga perawatan rumah kesehatan, terendah (71,4%)

7. Perawat bekerja di praktek dokter atau di perguruan tinggi dan universitas (93,7% dan 80%,

masing-masing), melaporkan tingkat tertinggi perjanjian bahwa penggunaan obat,

laboratorium dan sistem manajemen pesanan meningkatkan kualitas pelayanan, perawat yang

bekerja di rumah sakit dan kesehatan rumah lembaga perawatan ((72,5% dan 71,4%, masing-

masing) melaporkan tingkat terendah perjanjian

8. Yang paling banyak dilaporkan teknologi yang digunakan oleh perawat dalam praktek itu,

dalam rangka frekuensi, internet, intranet, dan informasi rumah sakit system

Fenomena diatas merupakan gambaran perkembangan teknologi dalam keperawatan serta

pentingnya teknologi kepeawatan di internasional, sedangkan Isu yang berkembang di Indonesia

saat ini, terutama di area pelayanan kesehatan rumah sakit adalah apabila Sistem teknologi dalam

keperawatan kan menyebabkan biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar atau berkurang,

apakah membantu mencapai tujuan yang diharapkan, apakah jumlah SDM keperawatan dapat

dikurangi serta apakah akan berkesinambungan dan secara terus-menerus akan dipergunakan.

Page 13: Tekno Kep Fix

Secara rinci Uli Agustine (2008) dalam artikelnya menuliskan bahwa kecenderungan issue yang

berkembang adalah sebagai berikut :

1. Semakin tingginya beban kerja perawat di rumah sakit menuntut adanya suatu sistem

teknologi informasi yang mampu mengatasinya. Tuntutan adanya dokumentasi

keperawatan yang lengkap dengan hanya menggunakan cara manual tulisan tangan

selama ini hanya menambah beban kerja perawat dan semakin mengurangi jumlah waktu

perawat bersama pasien

2. Sistem informasi keperawatan di luar negeri sudah modern dan canggih dengan

memanfaatkan sistem teknologi informatika, sehingga perawat di luar negeri mampu

bekerja secara efisien dan dan berkualitas tinggi. Kondisi tersebut diharapkan mampu

diikuti oleh perawat di Indonesia.

3. Perlunya keperawatan di Indonesia memiliki sistem informasi manajemen keperawatan

dalam melakukan pelayanan kepada pasien di rumah sakit, sehingga perawat bisa bekerja

lebih efektif dan efisien.

4. Pelaksanaan proses asuhan keperawatan akan lebih cepat, efektif dan efisien dengan

menggunakan teknologi

5. Diharapkan hari rawat pasien lebih cepat karena interaksi pasien-perawat lebih banyak

sehingga tujuan asuhan keperawatan lebih cepat tercapai

6. Profesionalisme perawat akan semakin meningkat dan pengakuan kesetaraan antara

profesi perawat dengan medis akan lebih baik.

7. Citra perawat di masyarakat dan diantara profesi lain akan semakin baik.

8. Penggunaan SIM keperawatan akan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit

9. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) mulai tahun 2001 telah

mengembangkan suatu sistem asuhan keperawatan yang berbasis dengan komputer.

Sampai saat ini sistem ini baru digunakan untuk proses akademik pembelajaran komputer

keperawatan. Sistem informasi asuhan keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan masih

dalam tahap awal dan masih memerlukan penyempurnaan (Haryati, 2001). Diharapkan

sistem informasi asuhan keperawatan FIK-UI di masa datang dapat mempercepat

perkembangan sistem informasi yang dapat diaplikasikan di rumah sakit maupun

pelayanan keperawatan yang lain.

Page 14: Tekno Kep Fix

3. Computerized Tomografi Scanning (CT Scan)

Computerized Tomografi Scanning (CT Scan) adalah pemeriksaan radiologi dari irisan

tubuh secara Computerized. Prinsip utama CT-Scan adalah Tomografi yaitu, pemotretan dari

suatu irisan tubuh dengan mengaburkan gambaran di atas maupun dibawahnya. Kelemahan

Tomografi adalah kekaburan bayangan di sekitar objek, sehingga kontras dan detail gambaran

menjadi tidak optimal. Dengan adanya CT-Scan keadaan ini dapat diatasi. CT-Scan merupakan

suatu teknik pemeriksaan secara radiologi dengan sistem pengambilan gambar dari suatu objek

yang diperiksa secara crossectional. Dimana berkas X-Ray mengitari objek. Sinar X yang

teratenuasi setelah menembus objek diteruskan ke detektor. Oleh photo multiplayer tube (PMT)

sinar X diubah menjadi signal-signal elektron. Yang kemudian diperkuat oles DAS (Data

Aquastion System) signal-signal listrik tersebut diubah menjadi data digital. Data inilah yang

kemudian menjadi informasi di komputer dan secara matematika direkonstruksi. Hasil

rekonstruksi akan ditampilkan dalam layar monitor berupa irisan-irisan dari objek dalam bentuk

Grey Scale Images, yaitu skala dari hitam ke putih.

Sumber X-Ray :

CT-Scan menggunakan 2 tipe X-Ray, tipe yang sederhana yaitu X-Ray Tube menggunakan

Fixed Anode, ukuran fokus antara 2-16mm. Pada tipe tube ini jumlah pembangkitan yang kecil

dalam menahan panas. Tipe yang banyak digunakan adalah X-Ray tube Rotating Anode. Tipe ini

dapat menghasilkan pembangkitan foto lebih banyak karena memiliki kemampuan menahan

panas yang sangat pesat.

Detektor :

Foto-foto X-Ray dikumpulkan oleh berbagai jenis detektor radiasi. Parameter yang

dipertimbangkan dalam memilih detektor untuk CT-Scan adalah Efisiensi, respon time, Linierity,

Tipe-tipe detektor yang dapat digunakan untuk CT-Scan dibagi 2 yaitu :

1. Detector Scientilasi

Kristal Scientilasi yang digunakan berfungsi menghasilkan kilatan-kilatan cahaya dari

foton-foton yang diserap. Cahaya tersebut kemudian dirubah ke dalam bentuk signal-

Page 15: Tekno Kep Fix

signal listrik. Detektor Scientilasi mempunyai kemampuan deteksi yang tinggi.

Amplitudo Signal output yang besar dan kecepatan yang sangat tinggi. Tipe dari sistem

detektor Scientilasi yang biasa digunakan untuk CT-Scan ada 2 tipe, yaitu : Detector

kristal Scientilasi dengan Photo Multiplier dan Detector Kristal dengan Photo Diode.

2. Detector Ionisasi Gas

Beberapa sistem CT-Scan ada yang menggunakan detector ionisasi gas untuk

meningkatkan efisisensi detector, gas xenon diberi tekanan udara setinggi 20 atm terdiri

dari lempengan tungsten, yang bertindak sebagai anode untuk elektron-elektron dan

ionisasi chamber. Keuntungannya dapat menghasilkan resolusi spatial yang tinggi dan

sederhana, sedangkan kekurangannya adalah walaupun diberi tekanan udara sangat tinggi

tetap memiliki kemampuan deteksi yang rendah.

Perkembangan Generasi CT-Scan :

Berdasarkan kemajuan teknolohgi yang pesat CT-Scan mengalami perkembangan sebagai

berikut :

1. CT-Scan generasi pertama.

Pada CT-Scan generasi pertama digunakan berkas sinar X tipis tunggal ( pensil beam)

dengan jumlah detektor 1-2 detektor. Waktu yang dibutuhkan 4-5 menit untuk sekali

slice. Tube dan detektor berputar 180º. Pada generasi pertama prinsif pergerakan tabung

mengunakan prinsif yang dinamakan tranlation-rotation. Dimana pada generasi ini hanya

memiliki satu detektor dan untuik menghasilkan suatu scaning lengkap memerlukan

waktu scanning 135- 300 S.

2. CT-Scan generasi kedua.

CT-Scan generasi kedua mengalami peningkatan yang sangat baik. Berkas sinar X yang

digunakan berupa Fan Beam dengan jumlah 30 detektor atau lebih. Waktu scanning lebih

pendek dengan sekitar 15 detik per slice atau 10 menit untuk pemeriksaan sampai dengan

40 slice. CT-SCAN generasi kedua masih menggunakan translation- rotation tapi yang

membedakannya dengan generasi pertama pada generasi ini digunkan detector berjenis

series. Pada generasi ini waktu yang diperlukan untuk 1x scaning sebesasr 5-150 S.

Page 16: Tekno Kep Fix

3. CT-Scan generasi ketiga

Pada generasi ketiga memasukkan lebih dari 960 detektor berlawanan dengan X-Ray tube

yang bersama-sama berotasi mengelilingi pasien dengan sudut 360º untuk membuat satu

slice data. Waktu scanning berkurang secara signifikan yaitu 1 detik untuk scanner

generasi ketiga yang modern dapat digunakan untuk pemeriksaan full body scanning.

Generasi ketiga ini antara pergerakan tabung dan detektornya menggunakan prinsif

rotation. Dimana bentuk dari detektornya setengah lingkaran. Lamanya waktu yang

dibutuhkan untuk 1x scanning pada generasi ini sebesar 0,4- 10 S.

4. CT-Scan generasi keempat

CT-Scan generasi keempat dikembangkan pada tahun 1980 dan memiliki Fixed Ring

sebanyak 4800 detektor. X-Ray tube berotasi 360 º selama pengumpulan data, rotating

anoda X-Ray tube memberikan waktu scanning lebih pendek yaitu dibawah 1 menit

untuk beberapa slice. St- Scan generasi ini detektornya berbentuk wseperti cincin yang

dinamakan ring. Wsehingga hanya tabungnya saja yang berputar 3600 dan detektornya

statis (diam). Waktu yang diperlukan untuk 1x scaning selama 1- 5 S.

5. Elektron Beam CT-Scan

Pada generasi ini X-Ray tube bergerak mengelilingi pasien, dan sinar elektron difokuskan

pleh elektronmagnetif coil ke focal spot pada tungsten ring. Tidak ada pergerakan

sehingga pada saat ekspose bisa menghasilkan 50 MS per slice. (Daniel Cartwiguna, ST,

MM, M.ACC, 2006)

6. Helical CT-Scan

Pada awal tahun 1990 tipe baru dari scanner dikembangkan yaitu volume (helical atau

spiral) scanner yang menggunakan sistem slip ring.dengan sistem ini, pasien bergerak

perlahan secara terus menerus tanp[a berhenti melewati aperture gantry selama

perputaran 360 º dari X-Ray tube dan detektor. Dengan cara ini volume jaringan

diperiksa dan data dikumpulkan sehingga dapat menghasilkan gambaran 3 dimensi

(Bontranger, L Kenneth, 2001)

7. Multi Slice CT-Scan

CT-Scan generasi ketiga dan keempat dikembangkan sebelum tahun 1992 yang betul-

betul mempertimbangkan single slice scanner dapat menghasilkan gambaran 1 slice. Pada

tahun 1998, 4 pengusaha pabrik CT mengumumkan multi slice scanner yang mampu

Page 17: Tekno Kep Fix

mebuat gambaran 4 slice sekaligus. Kecepatan gambaran adalah keuntungam potensial

dari pencitraan multi slice CT. Terutama ketika pergerakan pasien adalah sebagai faktor

pembatas keuntungan kedua yang berhubungan dengan kecepatan gambaran yaitu

kemampuan untuk mendapatkan slice yang tipis dengan cepat dalam jumlah yang

banyak. (Bontranger, L Kenneth, 2001)

8. Dual Source CT-Scan

DSCT ini dipublikasikan pada tahun 2005, keunggulan dual Source CT, terletak pada dua

unit X-Ray serta 2 unit detektor yang bekerja secara bersamaan. Pada single soft scanner,

satu irisan pencitraan dihasilkan setelah perputaran alat 180º. Namun pada DSCT dengan

dua rantai penggambaran yang saling tegak lurus DPT dihasilkan informasi yang sama

dalam putaran 90º hal tersebut menghasilkan resolusi temporal 2 kali lebih cepat, tenaga

2 kali lipat, serta menghasilkan dosis radiasi yang lebih kecil. (DR. Nina I.S.H Supit,

SP,RAD,2008).

GENERASI TOMOGRAFI KOMPUTER

1. Generasi ke 1: pensiol beam

a. Gerakan tranlasi dan rotasi

b. Berkas sinar x berbentuk pensil / pensil beam

c. Geometri berkas sinar parallel

d. FOV(field of view)24 cm

e. Mengguynakan 2 buah detector sehingga sekali sacn dapat menghasilkan 2 irisan

f. 160 berkas parallel ato proyeksi

g. 180 proyeksi dengan interval 1 derajat

h. Detector tidak dapat mendeteksi perbedaan intensitas sinar x yang sangat besar, ioleh

karena itu kepala yang dipriksa harus dikelilingi oleh kantong yang berisi air

i. Kristal Nal yang digunakan sebagai detector yang memiliki waktu afterglow yang

nyata

j. Keuntungan : pengaruh hamburan radiasi pada detector ditiadakan karena berkas

sinar x berbentuk pensil

Page 18: Tekno Kep Fix

2. Generasi ke 2 : vartial fanbeam

a. Menggunakan 30 linear array detektor

b. Kerugian : adanya pengaruh radiasi hamburan dan meningkartnya intensitas kearah

tepi dari sinar xyang membentuk kipas. Hal ini diatasi dengan penembahan dasi

kupu- kupu pada jendela tabung sinar x

c. Keuntungan: waktu scan lebih singkat, yaitu antara 18 – 30 detik / irisan.

3. Generasi ke 3 fan Beam

a. Konfigurasi rotasi / rotasi

b. Berkas sinar x berbentuk kipas (fan beam)

c. Menggunakan detector array

d. Waktu scan 1 detik

e. Kekurangan : kemungkinan terjadinya ring artefak karena adanya kerusakan karena

detector

4. Ge3nerasi ke 4 rotasi ato diam

a. Tabung sinar x berputar dan detector diam

b. Tersusun melingkar berbentuk lingkaran

c. Sekitar 8 ribu buah detector diperlukan

d. Waktu scan 1 detik

e. Kerugian : harga mahal, dosisi radiasi pada pasien lebih tinggi

f. Keuntungan : tidak terjadi ring artefak

g. Masalah : jarak antara tabung sinar x dan elemen detektor tidak semuanya sama

diatasi dengan kalibraasi dan normalisasi saat scan

5. Generasi ke 5 : electron beam technique

6. Generasi ke 6 wspiral / helical CT

a. Tecnolgi slip ring sekitar tahun 1990 an

b. Akuisisi data dilakukan dengan meja yang bergerak sementara tabung sinar x

berputar sehungga gerakaan tabung sinar x memebntuk pola spiral teryhadap pasien

saaat dilakukan akuisisi data.

c. Diterapkan pada konfigurasi rancangan CT generasi ke 3 dan ke 4

Page 19: Tekno Kep Fix

7. Generasi ke 7 multidetektor array CT

a. Tabung sinar x memiliki kapasitas pana yang terbatas. Hanya satu persen dari energi

yang di konfersi menjadi sinar x.

b. Dengan detektor multi array maka apabila kolimator dibuka lebih lebar akan

diperoleh data proyeksi lebih banyak. Dengan demikian maka penggunaan energi

sinar x lebih efisien.

c. Masalah: cone beam artefak.

d. Keuntungan : meningkatkan waktu scan hingga 0,33 detik, resolusi dalam arah

sumbu jat hingga < 0,4 dan disis radiasi lebih rendah.

Komponen CT-Scan :

Menurut Vinita Meryl (1986), komponen-komponen besar pada CT-Scan terdiri dari komputer,

Gantry, dan Table.

1. Komputer

Komputer adalah suatu bingkai dan fasilitas yang bekerja secara elektronis untuk

melaksanakan suatu pekerjaan secar cermat dengan kecepatan tinggi yang bekerja

berdasrkan instruksi yang terdapat dalam memori. Fungsi komputer pada CT-Scan adalah

mengumpulkan data, menampilkan gambar, menyiapkan gambar, menyimpan gambar

dan melakukan scan. Dilengkapi dengan DAS, Software 3D dan Multiplanner

rekonstruksi (MPR). Bentuk penyimpanan memori berupa magnetic tape, cassette tape,

dan optical disk. Magnetic tape yang umum dipakai dengan penyimpanan 250 memori

gambar. Cassette tape dapat menyimpan 2000 memori gambar dan optical disk dapat

menyimpan hingga 9000 memori gambar. Saat ini yang banyak digunakan ialah

kombinasi magnetic tape dan optical disk yaitu, Magnetic Optical Disk.

2. Gantry

Gantry merupakan “rumah” dari tabung sinar-X berfungsi sebagai pembangkit sinar X

dengan kapasitas 2,1 juta HU (Housfield Unit) dengan tolerasi 4-5 juta HU, dilengkapi

dengan detektor dan kolimator, gantry dapat diatur kemiringannya antara -30º sampai

+30º. Kemiringan gantry diatur oleh system pengendali sudut.

3. Meja Pemeriksaan / Table

Page 20: Tekno Kep Fix

Meja pemeriksaan merupakan tempat untuk mengatur posisi pasien dalam pemeriksaan.

Meja digerakkan secara otomatis oleh komputer pada saat pemeriksaan berlangsung yang

dapat digerakkan maju, mundur, keatas, dan kebawah. Meja terbuat dari bahan karbon

komposite rendah. Hal ini untuk menghindari artefak.

4. Artefak gambaran CT-Scan

Adapun artefak-artefak yang terdapat pada gambaran CT-Scan adalah sebagai berikut:

a. Streak Artefak

Berbentuk garis-garis vertical yang disebabkan tidak adanya keseimbangan antara

scanning permulaan atau awal dengan scanning akhir.

b. Beam Hardening Artefak

Berbentuk garis yang disebabkan perubahan komposisi spectrum sinar X akibat

adanya Nutrial yang lebih padat.

c. Partial Volume Artefak

Artefak yang terbentuk pada daerah anatara kedua OS petrosum, disebabkan tidak

adanya korelasi yang tepat antara attenuasi dan absorpsi pada fokel yang tidak

homogen.

d. Noise

Bukan merupakan artefak yang sebenarnya, tetapi menggambarkan penurunan

resolusi dari suatu gambaran CT-Scan akibat ketidaktepatan penentuan CT number.

Noise dapat terjadi akibat posisi yang tidak tepat, adanya penghalang radiasi optimal

untuk mencapai detektor.

e. Shading/bayangan

Perubahan progresif dari densitas suatu bagian dengan bagian dengan bagian yang

lainnya pada suatu gambar. Penyebabnya respon detektor yang tidak sinkron dan

penurunan spektrum energi sinar X.

f. Moire Pattern

Berbentuk garis Radler halus yang biasanya ditemukan di dekat tulang padat.

g. Ring Artefak

Berbentuk cincin, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya keseimbangan antara

detektor yang berputar dengan tabung sinar-X.

Page 21: Tekno Kep Fix

Persiapan Pasien

Beberapa hal yang harus dilakukan dan dipersiapkan sebelum pemeriksaan CT–Scan

adalah :

1. Beri penjelasan kepada pasien mengenai prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.

2. Pasien menandatangani informed consent

3. Periksa Ureum (20-40) & kreatinin(0,5-1,5)

4. Sebaiknya puasa 4 jam.

5. Lalu accesoris yang bersifat radiopaque pada pasien terutama yang berada di sekitar

daerah kepala seperi tusuk konde dan perhiasan-perhiasan yang ada di telinga seperti

anting-anting

Persiapan alat dan bahan

1. Pesawat CT–Scan

2. Tali pengikat untuk fiksasi kepala dan badan serta tangan.

3. Bahan Kontras, ( omnipaque ) 50 cc

4. Spuit 50 cc

5. Wing needle

6. Plester

7. Bengkok

8. Stuing

9. Kapas alkohol

10. Tabung oksigen bila diperlukan.

11. Obat – obatan emergency (avil,dll)

Page 22: Tekno Kep Fix

Posisi Obyek :

1. Kepala pasien diatur sehingga Mid Sagital Plane (MSP) tubuh sejajar dengan lampu

indikator longitudinal.

2. Beri pengikat kepala dan fiksasi agar meminimalisasi pergerakan pasien.

3. Nyalakan lampu indicator pada gantry dan atur centrasi pasien yaitu di daerah OMBL

atau sejajar sella tursica ( diatas MAE ). Kemudian masukan meja pemeriksaan hingga

batas bawah (sekitar mandibula).

4. Matikan lampu indicator dan atur / tekan posisi meja pemeriksaan hingga dalam posisi

0 (nol).

5. Petugas masuk keruang control dan menutup semua pintu ruang pemeriksaan CT Scan

dan hidupkan lampu merah didepan pintu pemeriksaan.

6. Jika terpaksa ada orang yang harus menemani pasien diruang pemeriksaan maka harus

diberikan Apron.

Teknik Pemeriksaan

Posisi pasien :

1. Pasien diatur dalam posisi supine ( tidur terlentang ) di meja pemeriksaan.

2. Bagian yang masuk kedalam gantry adalah kepala terlebih dahulu (Head First).

3. Pasien dalam keadaan tenang. Untuk pasien yang gelisah sebelum pemeriksaan diberi

obat penenang sesuai dengan instruksi dokter pengirim atau dokter anestesi.

4. Kedua tangan pasien diletakkan disamping tubuh atau di atas dada.

5. Beri pengikat (restraining streps)pada kedua tangan pasien dan juga tubuh pasien

Prosedur pemeriksaan :

Input data pasien sesuai dengan yang tercantum pada surat permintaan ataupun rekam medis,sbb:

1. Nomor urut pasien

2. Nomor Pendaftaran

3. ID Pasien

4. Nama Pasien

5. Tanggal lahir

Page 23: Tekno Kep Fix

6. Berat

7. Jenis kelamin

8. Nama Radiolog

9. Nama Radiografer

10. Deskripsi Pemeriksaan

Prosedur Pemeriksaan :

1. Setelah itu pilih protocol pemeriksaan yaitu head routine. Akan tampil menu

pengaturan scout (topogram).

2. Klik Confirm

3. Tekan tombol Move to Scan pada keyboard (posisi tombol berkedip-kedip), setelah

itu tekan tombol Start Scan untuk memulai proses pembuatan scout.

4. Atur slice yang muncul pada scanogram sesuai dengan daerah yang dikehendaki,yaitu

4 mm infratentorial & 7 mm supratentorial

5. Slice yang muncul dibuat sejajar dengan OMBL atau sella tursica dan jika perlu

disudutkan maka slice tersebut harus disudutkan.

6. Tekan tombol Move to Scan pada keyboard (posisi tombol berkedip-kedip), setelah

itu tekan tombol Start Scan.

7. Setelah seluruh slice selesai maka harus dilihat rekonstruksi gambarnya .

8. Bila pasien perlu tambahan bahan kontras maka posisi pasien tidak perlu dirubah

(tetap supine). Sebelum disuntikkan bahan kontras intra vena. Pasien di skin test

terlebih dahulu, dan ditunggu reaksinya 5 – 10 menit. Jika negatif maka disuntikkan

kontras media non ionic seperti omnipaque sebanyak 50 cc secara intra vena.

9. Setelah pemeriksaan selesai,pasien diturunkan dari meja pemeriksaan kemudian

dilakukan pencetakan dengan mengatur kondisi (window width dan window level).

10. Bila pasien perlu tambahan bahan kontras maka posisi pasien tidak perlu dirubah

( tetap supine). Sebelum disuntikkan bahan kontras IV, Pasien di skin test terlebih

dahulu dan ditunggu reaksinya 5 – 10 menit. Jika negatif maka disuntikkan kontras

non ionic seperti omnipaque sebanyak 50 cc.

Page 24: Tekno Kep Fix

Kesimpulan dan Rekomendasi

Teknologi dalam keperawatan keperawatan memegang peranan penting dalam menjawab

tantangan era globalisasi dan perubahan paradigma kesehatan yang ada saat ini, menjadi asset

penting suatu organisasi karena sebagai dasar untuk perkembangan suatu organisasi.

Hal diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas asuhan dengan menerapkan sebuah system

berhubungan juga dengan organisasi dan manusia pengolahnya. Oleh karena itu ada beberapa

konsep yang harus dipahami dalam menyelenggarakan sistem ini diantaranya: informasi ,

manusia sebagai pengolah data, konsep sistem, konsep organisasi dan manajemen, konsep

pengambilan keputusan dan nilai informasi, dan berdasarkan hasil penelitian yang

direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Informasi tentang teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi perawat dan

kualitas perawatan pasien harus dibagi dengan perawat berlatih, eksekutif

kepemimpinan tim dalam organisasi perawatan kesehatan, dan vendor.

2. Kesehatan pengusaha harus mempertimbangkan meningkatkan penggunaan teknologi

melaporkan bahwa perawat meningkatkan efisiensi kerja mereka dan meningkatkan pasien

keselamatan dan kualitas pelayanan.

3. perawat perawatan langsung harus terus-menerus dan input yang konsisten ke

desain, pengadaan dan penerapan teknologi, dan diperlukan staf dalam pengaturan kerja

dimana teknologi yang digunakan oleh perawat untuk mendukung pengiriman asuhan

keperawatan.

4. Teknologi pelatihan yang terkait untuk staf perawatan langsung harus dicapai

menggunakan berbagai metode, dengan memperhatikan gaya belajar banyak,

umur, dan pengalaman sebelumnya menggunakan teknologi.

5. program pendidikan Keperawatan harus memfasilitasi perawat perawat perawatan langsung,

praktisi dan administrator 'adopsi teknologi dengan memasukkan tepi yang sesuai teknologi

saat ini atau memotong seluruh keperawatan kurikulum.

6. Kepala petugas keperawatan harus memiliki pengetahuan tentang pentingnya

mempromosikan integrasi informasi dan klinis teknologi yang mendukung praktek efisiensi

dan perawatan pasien kualitas ke tempat kerja.

Page 25: Tekno Kep Fix

7. Informasi dalam studi ini harus disebarluaskan kepada anggota DPRD dan

dipublikasikan secara luas dalam rangka mempromosikan dukungan untukmengamankan

teknologi yang meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan efisiensi perawat.

8. Grant pendanaan harus diperoleh untuk mendukung studi penelitian dan evaluasi

tentang sistem teknologi yang efektif meningkatkan kualitas pasien perawatan dan,

meningkatkan efisiensi perawat.

9. organisasi kesehatan pemberian perawatan harus membeli teknologi yang telah

telah terbukti untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien dan / atau efisiensi kerja

perawat.

10. Teknologi yang dipilih harus menjadi bagian dari sistem yang terintegrasi dan bukan entitas

yang berdiri sendiri.

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk dilakukan sebuah riset di Indonesia yang berkaitan

dengan :

1. Menentukan mengapa perawat tidak merekomendasikan penggunaan teknologi yang dipilih

di tempat kerja.

2. Tentukan apakah penggunaan teknologi yang paling sering direkomendasikan oleh

perawat benar-benar meningkatkan efisiensi perawat dan kualitas pelayanan.

3. Menentukan mengapa perawat tua yang tidak tertarik pada teknologi tetap ada pada

sebuah organisasi yang menggunakan teknologi canggih

Page 26: Tekno Kep Fix

Daftar P ustaka

1. Gie, The Liang. Pengantar Filsafat Teknologi. Andi. Yogyakarta. 1996. ISBN‐979‐533‐365‐8

2. "Definition of technology". Merriam‐Webster. Retrieved 2007‐02‐16.

3. Franklin, Ursula. "Real World of Technology". House of Anansi Press. Retrieved 2007‐02‐13.

4. "Technology news". BBC News. Retrieved 2006‐02‐17.

5. Stiegler, Bernard (1998). Technics and Time, 1: The Fault of Epimetheus. Stanford University

6. Press. pp. 17, 82. ISBN 0‐8047‐3041‐3.

7. Gehlen, Arnold. Man in the Age of Technology (European Perspectives Series) (Original

Title:Die Seele Im Technischen Zeihalter). Columbia University Press, NY . 1980. ISBN‐

13:9780231048538 ISBN: 023104853X