digilib.uns.ac.id/teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i analisis...

121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK SERIAL ERLANGGA FOR KIDS Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Terapan Bidang Penerjemahan Oleh : Novalinda S130908010 PROGRAM STUDI LINGUISTIK PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: builien

Post on 13-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK SERIAL ERLANGGA FOR KIDS

Tesis

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik

Minat Utama Linguistik Terapan Bidang Penerjemahan

Oleh :

Novalinda S130908010

PROGRAM STUDI LINGUISTIK PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011 

Page 2: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i 

 

ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK SERIAL ERLANGGA FOR KIDS

Disusun oleh:

Novalinda S130908010

Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing

Pada tanggal: 22 Februari 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana 1963.0328.199201.1001 1944.06021.196511.2001

Mengetahui

Ketua Program Studi Linguistik

Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D 1963.0328.199201.1001

 

Page 3: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Novalinda

NIM : S130908010 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Teknik, Metode, Ideologi dan Kualitas Terjemahan Cerita Anak Serial Erlangga for Kids adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya yang terdapat dalam tesis ini diberi tanda citasi dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata di kemudian hari pernyataan saya tersebut terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang diperoleh dari tesis tersebut.

Surakarta, April 2011 Yang membuat pernyataan,

Novalinda

Page 4: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Untuk papa, mama dan adikku tercinta

Suami dan Putri ku tersayang

Malse Yulivestra dan Hanifa Rayya Novestra

Page 5: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

If you want something you have never had,

You must willing to do something you have never done

Page 6: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu

memberikan anugrah dan karunia-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan

penelitian ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan tulus kepada:

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D., Direktur Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D, Ketua Program Studi

Linguistik Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

sekaligus sebagai pembimbing I yang telah memberikan kesempatan,

kemudahan serta bimbingan dan saran untuk menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana yang juga selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan saran dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Havid Ardi, S.Pd, M.Hum, Lusi Susilawati, S.S, M.Hum. dan Sonneza

Ladyanna S.S, M.A yang telah bersedia untuk menjadi rater disela-sela

kesibukan mereka dalam melakukan aktivitas dan telah memberikan

penilaian serta saran yang kritis terhadap data-data yang disediakan.

5. Semua dosen Program Pascasarjana UNS yang mengampu mata kuliah

pada Program Studi Linguistik Minat Utama Penerjemahan.

6. Semua karyawan perpustakaan dan biro administrasi yang telah memberi

bantuan demi kelancaran penulisan tesis ini.

Page 7: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

7. Aphien, yang telah meluangkan waktu untuk berdiskusi disela-sela

kegiatannya yang padat.

8. Teman – teman angkatan 2008 Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret yang telah memberikan semangat dan saran kepada penulis agar

segera menyelesaikan tesis ini.

9. Malse Yulivestra, suami dan juga merupakan teman hidup yang selalu

memberikan bantuan, dorongan dan semangat dalam menyelesaikan studi

dan tesis ini.

10. Hanifa Rayya Novestra, putriku tersayang yang sering harus ditinggalkan

namun selalu memberikan senyum untuk bundanya.

Hanya ucapan terima kasih dan doa yang tulus dapat penulis sampaikan

pada kesempatan ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan pahala dan rahmat-

Nya kepada mereka semua atas kebaikan dan pertolongan yang diberikan kepada

penulis. Akhirnya, penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan

kontribusi yang positif terhadap dunia penerjemahan, khususnya penerjemahan

cerita anak.

Surakarta, April 2011

Novalinda

Page 8: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................................... i

PENGESAHAN PENGUJI ……………………………………………………… ii

PERNYATAAN ...................................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ................................................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. xiii

ABSTRAK ……………………………………………………………………….. xiv

ABSTRACT ............................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1

1.2 Pembatasan Masalah ........................................................................... 7

1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………….. 8

1.4 Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 8

1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………………… 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Kajian Teori …………………………………………………………. 10

2.1.1 Penerjemahan …………………………………………………… 10

Page 9: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

2.1.1.1 Pengertian Penerjemahan ………………....……………… 10

2.1.1.2 Prinsip-prinsip Penerjemahan ……………….…………… 12

2.1.1.3 Proses Penerjemahan ……………………......…………….. 14

2.1.1.4 Ideologi Penerjemahan …………………………………… 16

2.1.1.5 Metode Penerjemahan ……………………………………. 24

2.1.1.6 Teknik Penerjemahan …………………………………….. 31

2.1.1.7 Sekilas tentang Cerita Anak dan Penerjemahannya ........... 38

2.2 Penilaian Kualitas Terjemahan ……………………………………. 41

2.2.1 Keakuratan (Accuracy) ……………………..………………… 44

2.2.2 Keterbacaan (Readability) ......................................................... . 44

2.2.3 Keberterimaan (Acceptability) .................................................... 47

2.3 Penelitian yang Relevan ..................................................................... 47

2.4 Kerangka Pikir....................................................................................... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ………………………………………………………. 51

3.2 Data dan Sumber Data ……………………………………………… 52

3.2.1 Dokumen ……………………………………………………….. 52

3.2.2 Nara sumber atau Informan ………………………….……….. 54

3.3 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………. 54

3.3.1 Mengkaji Dokumen …………………………………………… 55

3.3.2 Memberikan Kuesioner kepada Informan …………..…………. 55

3.3.3 Wawancara ……………………………………….…………….. 58

Page 10: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

3.4 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data……………………………… 58

3.4.1. Triangulasi Sumber Data ……………………………………… 59

3.4.2. Triangulasi Metode ………………………………………….. 59

3.5 Teknik Analisis Data ………………………………………………… 60

3.5.1 Reduksi Data ................................................................................ 60

3.5.2 Sajian Data .................................................................................. 61

3.5.3 Penarikan Simpulan dan Verifikasi ......................................... 61

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian …………………………………… 64

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis.................................................................................................... 66

4.1.1 Teknik-teknik Penerjemahan dalam Cerita Anak Serial Erlangga

for Kids .......................................................................................... 66

4.1.1.1 Adaptation ........................................................................ 67

4.1.1.2 Amplification/Addition....................................................... 68

4.1.1.3 Borrowing ........................................................................ 69

4.1.1.4 Particularization ............................................................... 70

4.1.1.5 Established Equivalence .................................................. 71

4.1.1.6 Generalization.................................................................... 72

4.1.1.7 Literal ............................................................................... 73

4.1.1.8 Modulation ....................................................................... 74

4.1.1.9 Reduction ......................................................................... 76

4.1.1.10 Transposition ................................................................... 77

Page 11: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

4.1.2 Metode Penerjemahan ................................................................... 78

4.1.3 Ideologi Penerjemahan .................................................................. 79

4.1.4 Analisis Tingkat Keakuratan ....................................................... 79

4.1.5 Analisis Tingkat Keberterimaan .................................................. 84

4.1.6 Analisis Tingkat Keterbacaan ...................................................... 88

4.2 Pembahasan ........................................................................................... 89

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................................ 101

B. Saran ................................................................................................................ 104

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………. 107

Lampiran 1 Data Penelitian

Lampiran 2 Daftar Data yang Termasuk ke Dalam Masing-masing Teknik

Lampiran 3 Tabel Keakuratan Terjemahan

Lampiran 4 Tabel Keberterimaan Terjemahan

Lampiran 5 Kuesioner Rater

Lampiran 6 Kuesioner Keberterimaan

Lampiran 7 Kuesioner Keakuratan

Page 12: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Daftar Gambar

Gambar 1. Proses Penerjemahan (Nida, 1975:80) …………………………….. 14

Gambar 2. Metode Penerjemahan (Newmark, 1988:45) ………………………. 25

Gambar 3. Diagram Kerangka Pikir …………………………………………… 50

Gambar 4. Skema Trianggulasi Sumber Data (Sutopo, 2006:94)……………… 59

Gambar 5. Skema Trianggulasi Metode (Sutopo, 2006:96)……………………. 60

Gambar 6. Model Analisis Interaktif (Sutopo, 2006:120)……………………… 61

Gambar 7. Model Analisis Spradley …………………………………………… 64

Page 13: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Daftar Tabel

Tabel 1. Contoh Terjemahan Dengan Ideologi Foreinisasi…………….…………… 21

Tabel 2. Contoh Terjemahan Dengan Ideologi Domestikasi……………..…………. 22

Tabel 3. Daftar Bilingual Books yang Digunakan Sebagai Sumber Data. ………… 53

Tabel 4. Skala dan Indikator Penilaian Tingkat Keakuratan Terjemahan …………. 57

Tabel 5. Skala dan Indikator Penilaian Tingkat Keberterimaan Terjemahan ……….. 57

Tabel 6. Contoh Klasifikasi Teknik ………………………………………………….. 62

Tabel 7. Contoh Analisis Komponen ………………………………………………... 63

Tabel 8. Prosentase Jenis-jenis Teknik Penerjemahan ………………………………. 67

Tabel 9. Analisis Komponen ……………………………………………………….. 90

Tabel 10. Contoh Teknik Pengurangan/Reduksi …………………………………….. 96

Page 14: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABTSRAK

Novalinda. S130908010. 2010. Teknik, Metode, Ideologi dan Kualitas Terjemahan Cerita Anak Serial Erlangga for Kids. Tesis. Program Magister Linguistik Penerjemahan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini adalah penelitian tentang jenis-jenis teknik penerjemahan, metode penerjemahan, ideologi penerjemahan dan kualitas terjemahan yang terdapat dalam cerita anak dwi bahasa Serial Erlangga for Kids. Tujuan penelitian ini adalah: pertama untuk mengidentifikasi teknik-teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan cerita anak, kemudian menganalisis metode dan ideologinya. Tujuan kedua adalah untuk mengidentifikasi dampak penerapan teknik-teknik penerjemahan pada kualitas terjemahan cerita anak yang dilihat berdasarkan keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Tujuan terakhir adalah mengidentifikasi teknik mana yang memiliki tingkat keakuratan dan keberterimaan paling tinggi.

Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah buku cerita anak yang berupa bilingual book dan juga para informan. Dari data tersebut diidentifikasi teknik-teknik penerjemahannya, kemudian berdasarkan teknik penerjemahan yang digunakan dapat disimpulkan metode penelitian dan ideologi penerjemahannya. Untuk menilai keakuratan dan keberterimaan data tersebut dinilai oleh tiga orang rater yang sudah terbiasa dengan bidang penerjemahan dan Bahasa Indonesia, sedangkan untuk keterbacaan penulis meminta lima orang anak yang duduk di kelas 3 dan 4 sekolah dasar.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat sepuluh teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah yaitu literal sebanyak 169 data dari 464 data atau 36,4 %, padanan tetap yang 121 data atau 26,1%, transposisi sebanyak 59 data atau 12,7%, reduksi sebanyak 38 data atau 8,2%, amplifikasi sebanyak 42 data atau 9,2%, modulasi sebanyak 8 data atau 1,7 %, adaptasi sebanyak 14 data atau 3%, peminjaman 4 data atau 0,9 %, Partikularisasi 5 data atau 1,2%, dan generalisasi 3 buah data atau 0,6%. Terdapat banyak data yang diterjemahkan menggunakan lebih dari 1 teknik. Berdasarkan mayoritas teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dapat ditarik simpulan bahwa metode penerjemahannya adalah metode penerjemahan komunikatif dengan kecenderungan mempertahankan bentuk bahasa sasaran atau ideologi domestikasi.

Penerapan teknik penerjemahan juga berdampak terhadap kualitas terjemahan seperti keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Hal ini dibuktikan bahwa dari 464 data sebanyak 351 data (75,6%) termasuk kategori terjemahan yang akurat, sebanyak 98 data (21,1%) dikategorikan terjemahan kurang akurat dan sebanyak 15 data (3,2%) termasuk kategori tidak akurat. Untuk tingkat keberterimaan sebanyak 392 data (84,5%) masuk kategori terjemahan berterima, 63 data (13,6%) termasuk kategori terjemahan kurang berterima dan sebanyak 9 data (2%) termasuk kategori terjemahan tidak berterima. Dalam hal keterbacaan menurut kebanyakan pembaca sasaran pada umumnya terbaca. Terjemahan cerita anak Serial Erlangga for Kids dapat dikategorikan terjemahan yang bagus karena dapat dimengerti oleh pembaca sasaran dan dapat membantu mereka dalam menambah pengetahuan tentang budaya asing serta menambah pengetahuan mereka terhadap kosa kata Bahasa Inggris.

Page 15: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRACT

Novalinda. S 130908010. 2011. Technique, Method, Ideology and Translation’s Quality of Children Literature in Erlangga for Kids Series. Thesis. Master Degree Program in Translation. Post Graduate Program Sebelas Maret University of Surakarta. This is a research about technique, method, ideology and translation’s quality of children literature in Erlangga for Kids Series. The aims of this research are first to identify the translation techniques applied by the translators in translating children literature. Then to analyze the method and ideology of translation. The second purpose of the research is to identify the effects of translation technique applied by the translators toward the translation’s quality in the matters of accuracy, acceptability, and readability. The last purpose is to identify which technique is better to the accuracy, acceptability and readability. The method applied in the research is descriptive qualitative. The sources of the data in this research are texts of children literature and informers. Then the tecniques applied from the data are identified. From those techniques can be identified the method of translation and ideology of the translator. Meanwhile, to assess the accuracy and acceptability, the data were read by three raters who are experts in translation and Indonesian language. The writer asked five children who sit in third and fourth grade of elementary school for the readability

The results of this research show that there are ten translation techniques applied by the translators. They are: literal about 169 data from 464 data or 36,4%, established equivalence about 121 data or 26,1%, transpotition about 59 data or 12,7%, reduction about 38 data or 8,2%, amplification about 42 data or 9,2%, modulation about 8 data or 1,7%, adaptation 14 data or 3 %, pure borrowing 4 data or 0,9, particularization about 5 data atau 1,2% and generalization 3 data or 0,6%. There are many data translated using more than one techniques. Based on the majority of technique being used by the translator it can be concluded that the method of the translation is communicative method. Thus the ideology of the translator is domestication.

The application of translation’s technique gives some impacts toward translation’s quality, specially, to the accuracy, acceptability, and readability. Related to the accuracy, the research results show that from 464 data 351 data (75,6%) are accurate, 98 data (21,1%) less accurate and 15 data (3,2%) not accurate. For the acceptability from 464 data 392 data (84,5%) are acceptable, 63 data (13,6%) are less acceptable and 9 data (2%) are not acceptable. In terms of readability, based on the opinion of the target readers most of the data are quite readable. The books of children literature Erlangga for Kids series can be categorized as good translation books since it can be understood by the target reader and may broad their knowledge about foreign culture and English vocabularies.

Page 16: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Beberapa tahun belakangan ini banyak kita temukan karya terjemahan di

toko-toko buku di Indonesia seperti teks ilmiah, non ilmiah ataupun karya sastra

berupa novel, puisi, legenda, cerita anak dan lain sebagainya. Hal ini merupakan

kemajuan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Banyaknya karya terjemahan membuktikan bahwa masih banyak masyarakat

Indonesia yang kurang menguasai bahasa asing. Kondisi ini juga membuktikan

semakin tingginya minat baca masyarakat akan karya-karya asing karena banyak

karya terjemahan tersebut yang menjadi best seller seperti serial Harry Potter,

Novel The Davinci Code dan lain-lain. Karya terjemahan tersebut berasal dari

berbagai bahasa seperti Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa

Prancis dan lain-lain. Akan tetapi mayoritas karya terjemahan yang sering kita

jumpai dipasaran berasal dari bahasa sumber Bahasa Inggris

Kehadiran karya terjemahan ini memberikan banyak kontribusi kepada

kajian penerjemahan di Indonesia. Banyak penelitian tentang penerjemahan sudah

dilakukan oleh para akademisi, baik penelitian tentang penerjemahan tulis

(translation) ataupun penerjemahan lisan (Interpretation). Penelitian tersebut ada

yang difokuskan kepada proses penerjemahan dan ada juga yang difokuskan pada

produk atau karya terjemahan itu sendiri. Hasil dari penelitian penerjemahan ini

dapat memberikan masukan positif bagi perkembangan ilmu penerjemahan dan

praktisi penerjemahan di Indonesia sehingga para penerjemah dapat menghasilkan

Page 17: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

karya terjemahan yang lebih baik dan lebih berkualitas untuk masa yang akan

datang.

Menurut para ahli, penerjemahan merupakan suatu proses pengalihan

pesan dari satu bahasa ke bahasa lain. Menurut orang yang awam tentang ilmu

penerjemahan menerjemahkan merupakan pekerjaan yang mudah, cukup dengan

bisa berbahasa sumber dan bisa berbahasa sasaran seseorang akan dapat

menerjemahkan. Akan tetapi untuk mereka yang mendalami ilmu penerjemahan

dan mengerti seluk beluk penerjemahan akan mengatakan bahwa menerjemah itu

sulit. Semakin dalam seseorang memahami ilmu penerjemahan maka semakin

takut dia menerjemahkan namun akan semakin bagus terjemahannya. Hal ini

disebabkan banyaknya faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan

penerjemahan, mulai dari aspek kemampuan berbahasa, tata bahasa, atau aspek

linguistik, non-linguistik, kompetensi budaya, dan kompetensi penerjemahan itu

sendiri. Selain itu mempertimbangkan siapa pembaca sasaran dan apa tujuan

penerjemahan juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam

menerjemah.

Penerjemahan berperan penting dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan

di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar sumber informasi ditulis dalam

bahasa asing yang sama sekali berbeda dengan Bahasa Indonesia. Selain itu

perbedaan kebutuhan dan kepentingan setiap orang juga membuat penerjemahan

menjadi penting. Indonesia sebagai negara berkembang sangat tergantung pada

sumber informasi tersebut sehingga suka atau tidak suka kita harus dapat

menguasai bahasa pengantar dari informasi yang kita butuhkan agar kita tidak

Page 18: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tertinggal semakin jauh dari bangsa yang sudah maju. Namun, sampai sekarang

masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa menguasai bahasa pengantar

dari sumber informasi yang mereka inginkan. Untuk inilah diperlukan jembatan

yang dapat menghubungkan masyarakat dengan informasi yang mereka butuhkan.

Salah satu jembatan tersebut adalah penerjemah. Seorang penerjemah dibutuhkan

untuk menerjemahkan informasi yang ditulis dalam bahasa asing kedalam bahasa

yang dimengerti oleh masyarakat sehingga masyarakat dapat memahami dan

menggunakan informasi tersebut dalam berbagai aspek kehidupan.

Novel merupakan salah satu jenis teks atau bacaan yang sudah banyak

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Novel-novel tersebut ada yang berupa

kisah nyata dan ada juga yang berupa khayalan penulis belaka. Membaca novel

dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi mereka yang gemar membaca karena

dari membaca banyak hal yang bisa didapat oleh seseorang seperti pengetahuan

budaya bangsa lain, gaya hidup, kebiasaan dan lain-lain. Bahkan sering kita

mendengar bahwa lebih asyik membaca novelnya daripada menonton filmnya

untuk novel-novel yang sudah difilmkan. Akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan

untuk membaca juga tidak mudah. Untuk pembaca yang tidak punya akses

kedalam bahasa sumber atau tidak bisa memahami bahasa asing cenderung

memilih novel terjemahan untuk dibaca. Dengan demikian mereka tetap dapat

memperoleh pengetahuan mengenai berbagai hal yang mereka butuhkan. Novel,

sebagai salah satu karya sastra juga mempunyai pembaca sasaran yang berbeda

seperti adanya novel khusus untuk orang dewasa, semua umur, dan anak-anak.

Proses penerjemahan untuk berbagai target pembaca pun membutuhkan

Page 19: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

penerapan teknik yang berbeda dan harus mempertimbangkan bahasa yang

digunakan, gender, tingkat kesulitan bahasa, dan lain sebagainya.

Biasanya seseorang yang membutuhkan jasa seorang penerjemah akan

memberikan beberapa instruksi atau yang lebih dikenal dengan translation brief

kepada penerjemah berkaitan dengan teks yang akan diterjemahkan seperti untuk

siapa terjemahan ini ditujukan, latar belakang pembaca, dan lain sebagainya.

Apabila orang yang membutuhkan jasa penerjemah tidak memberikan instruksi

atau penjelasan maka penerjemah harus menanyakan hal tersebut kepada

konsumennya. Hal ini berguna untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan

yang tidak diinginkan dalam karya terjemahan karena berbeda target pembaca dan

latar belakang pembaca dapat mempengaruhi teknik yang digunakan dalam

penerjemahan. Karya terjemahan yang diperuntukkan untuk pembaca umum

membutuhkan penerapan teknik yang berbeda dengan karya terjemahan yang

ditujukan untuk pembaca khusus. Untuk pembaca umum semua istilah ataupun

konsep-konsep dari bidang tertentu harus diterjemahkan atau dijelaskan sementara

untuk pembaca khusus yang sudah mempunyai latar belakang bidang tertentu

tidak semua istilah harus diterjemahkan. Nababan (2008:22) mengatakan bahwa,

“Apabila suatu terjemahan ditujukan kepada para pembaca yang bukan ahli dalam

suatu disiplin ilmu yang diterjemahkan, penerjemah perlu menyederhanakan

kalimat terjemahan yang berkonstruksi rumit tanpa mengaburkan atau

menghilangkan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber”.

Begitu juga dalam hal penerjemahan karya sastra, penerjemah harus

mempertimbangkan berbagai hal sebelum menerjemahkan. Untuk penerjemahan

Page 20: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

cerita yang ditujukan kepada anak-anak atau yang juga disebut sastra anak

penerjemah hendaknya menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana,

meminimalisir penggunaan istilah asing dan jumlah kata dalam satu kalimat tidak

terlalu banyak. Hal ini ditujukan agar cerita terjemahan mudah dimengerti oleh

pembaca anak-anak.

Newmark, (1988:5) mengatakan bahwa penerjemahan merupakan

“rendering the meaning of a text into another language in the way that the author

intended the text”. Definisi tersebut mengandung arti bahwa penerjemahan ialah

penyampaian makna dari suatu teks bahasa ke bahasa lain sesuai dengan maksud

penulis teks aslinya. Di sini dapat kita lihat salah satu faktor penyebab sulitnya

menerjemah adalah penerjemah harus mempunyai pikiran yang setidaknya

mendekati sama dengan apa yang dimaksud penulis teks yang akan

diterjemahkan. Sementara penerjemah tidak dapat dengan leluasa berkomunikasi

secara langsung dengan penulisnya karena berbagai alasan, seperti sulitnya

bertemu dengan penulis teks sumber yang disebabkan perbedaan negara tempat

tinggal antara penulis teks bahasa sumber dengan penerjemah, adanya penulis teks

sumber yang sudah meninggal dan lain sebagainya.

Berdasarkan alasan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

terhadap penerjemahan cerita anak karena bagaimanapun juga penerjemahan

cerita anak membutuhkan latar belakang pemahaman dan keahlian tertentu

terutama yang berkaitan dengan dunia anak-anak, faktor psikologis anak-anak dan

bagaimana mengeksplorasikan imajinasi-imajinasi yang terdapat dalam cerita

anak. Hal inilah yang memberikan perbedaan penerjemahan cerita anak dengan

Page 21: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dengan penerjemahan yang ditujukan untuk pembaca dewasa. Penelitian ini

mengkaji mengenai teknik, metode, dan ideologi pada terjemahan cerita anak

dalam buku serial Erlangga for Kids kemudian menganalisis tingkat kesepadanan

makna akibat pemilihan atau penerapan teknik tersebut.

Buku cerita anak ini merupakan bilingual book atau buku dwi-bahasa yang

di dalamnya terdapat cerita dalam bahasa Inggris dan terjemahannya langsung

dalam bahasa Indonesia. Penulis tertarik untuk meneliti cerita anak ini karena

menurut pihak Toko buku Gramedia sebagai penjual, cerita anak ini sangat

diminati oleh anak-anak sehingga laris terjual. Para orang tua membelikan anak-

anak mereka buku cerita ini karena dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan anak-anak. Selain itu buku cerita anak ini juga dapat menambah

pengetahuan anak-anak terhadap kosa kata Bahasa Inggris. Buku cerita ini juga

dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi anak-anak karena dilengkapi

dengan gambar-gambar yang menarik sehingga tidak membosankan untuk

dibaca. Di samping itu penelitian tentang terjemahan karya sastra seperti novel

sudah banyak dilakukan akan tetapi yang berhubungan dengan penerjemahan

cerita anak masih sedikit.

Buku bilingual ini pada umumnya dibaca oleh anak usia SD di Indonesia,

sedangkan untuk negara asalnya yaitu Inggris buku ini ditujukan untuk anak usia

pra-sekolah. Akan tetapi hal yang sama tidak dapat diterapkan di Indonesia. Anak-

anak usia pra-sekolah belum akan dapat mengerti tentang cerita yang terdapat

dalam buku ini melainkan kalau dibacakan dan dijelaskan apa maksud yang

Page 22: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

terkandung dalam buku cerita ini oleh orang tua mereka. Hal ini disebabkan

bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu untuk masyarakat Indonesia.

Penulis mengambil enam buah cerita anak yang ditulis oleh berbagai

penulis namun diterjemahkan oleh dua orang penerjemah yang diterbitkan oleh

penerbit Erlangga yang merupakan percetakan yang bergerak dalam penerbitan

buku-buku sekolah.

Dalam menerjemahkan cerita anak seorang penerjemah harus

mempertimbangkan usia pembaca, karena berbeda usia akan berbeda pula tingkat

penguasaannya akan bahasa. Anak usia 6 – 9 tahun yang baru duduk di bangku

kelas 1-3 SD akan berbeda tingkat penguasaan bahasanya dengan anak yang

sudah duduk dibangku kelas 4-6 SD. Untuk itu diperlukan perhatian yang khusus

dalam menerjemahkan cerita untuk anak-anak usia tersebut.

1.2 Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini penulis fokus pada pemilihan teknik penerjemahan

yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan buku cerita anak serial

Erlangga for Kids. Dari teknik tersebut tergambar metode serta kecenderungan

atau ideologi penerjemahnya. Kemudian penelitian ini mengkaji bagaimana

dampak penerapan teknik pernerjemahan ini terhadap kualitas terjemahan dalam

hal keakuratan (accuracy) pesan, keberterimaan (acceptability) dan keterbacaan

(readability) teks terjemahan.

Page 23: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1.3 Rumusan Masalah

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik-teknik penerjemahan apakah yang digunakan oleh penerjemah

dalam menerjemahkan cerita anak serial Erlangga for Kids?

2. Bagaimanakah kecenderungan metode dan ideologi penerjemahan yang

diterapkan?

3. Bagaimanakah kualitas terjemahan cerita anak serial Erlangga for Kids

dalam hal keakuratan pesan, keberterimaan dan keterbacaan.

1.4 Tujuan Penelitian

Merujuk pada rumusan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Mengidentifikasi, mendeskripsikan dan mengklasifikasikan bentuk-bentuk

teknik penerjemahan cerita anak Erlangga for Kids

2. Menganalisis metode dan ideologi yang cendrung digunakan oleh

penerjemah dalam menerjemahkan cerita anak Erlangga for Kids

3. Menunjukkan kualitas terjemahan dalam hal keakuratan pesan,

keberterimaan dan keterbacaan.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi akademisi maupun

praktisi penerjemahan dalam melakukan praktik penerjemahan. Secara praktis

penelitian ini diharapkan dapat membantu praktisi penerjemah dalam melakukan

Page 24: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

penelitian penerjemahan khususnya yang berhubungan dengan penerjemahan

cerita anak. Adapun manfaat yang dimaksud adalah:

1. Dapat memberikan gambaran mengenai teknik-teknik penerjemahan yang

digunakan penerjemah dalam menerjemahkan cerita anak Serial Erlangga

for Kids

2. Dapat memberikan gambaran mengenai metode dan ideologi penerjemah

dalam menerjemahkan cerita anak Serial Erlangga for Kids.

3. Dapat memberikan gambaran mengenai dampak pemilihan teknik

penerjemahan terhadap kualitas terjemahan cerita anak Serial Erlangga for

Kids yang dilihat dari aspek keakuratan pesan, keberterimaan dalam

bahasa sasaran dan keterbacaan.

Page 25: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Kajian Teori

Menerjemahkan bukan hanya mengalihkan teks yang ada dalam Bsu ke

dalam Bsa tetapi yang terpenting adalah menyampaikan makna yang terdapat

dalam Bsu ke dalam Bsa. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal seperti faktor

linguistik dan non-liguistiknya, budaya, masyarakat dan kebiasaan yang berlaku

dalam dua bahasa yang terlibat.

Pada bab ini penulis mengkaji teori-teori yang terkait dengan masalah

yang diteliti dengan tujuan agar diperoleh konsep yang jelas dalam menganalisis

data penelitian ini. Adapun teori-teori tersebut berkaitan dengan penerjemahan

dan bagian-bagiannya, penilaian kualitas terjemahan serta cerita anak itu sendiri.

2.1.1. Penerjemahan

2.1.1.1 Pengertian Penerjemahan

Banyak pendapat mengenai pengertian penerjemahan yang dapat kita

temukan. Pendapat-pendapat tersebut ada yang saling mendukung satu dan

lainnya namun ada juga yang berbeda. Seperti yang dikemukakan oleh Catford

(1965:20) mendefinisikan penejemahan sebagai “The replacement of textual

material in one language (SL) by equivalent textual material in another language

(TL)”. Pemikiran Catford ini merupakan langkah awal bagi perkembangan teori

penerjemahan. Dapat kita lihat bahwa pemikiran Catford masih belum menyentuh

tataran makna yang merupakan hal paling penting dalam penerjemahan karena

Page 26: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

menurut Catford penerjemahan hanya mengalihkan materi teks yang terdapat

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran tanpa memperhatikan aspek makna

yang terdapat di dalamnya. Dalam proses penerjemahan seorang penerjemah tidak

hanya mengalihkan teks yang terdapat dalam Bsu ke Bsa tetapi juga mengalihkan

maknanya dan akan sulit memahami sebuah terjemahan apabila terjemahan

tersebut masih mempertahankan bentuk struktur bahasa sumber karena setiap

bahasa mempunyai struktur dan kaidahnya masing-masing.

Menurut Larson (1989:1) penerjemahan adalah pengalihan makna dari Bsu

ke dalam Bsa. Makna merupakan hal yang harus tetap dipertahankan sedangkan

bentuk bahasa atau cara penyampaiannya bisa diubah. Larson membatasi

penerjemahan sebagai pengalihan makna yang tidak selalu berusaha

mempertahankan bentuk Bsu tetapi maknalah yang harus disampaikan dalam

bentuk yang berterima dalam Bsa.

Sementara itu Brislin (1976:1) memberikan pengertian yang lebih lengkap

tentang penerjemahan yaitu :

...The general term referring to the transfer of thoughts and ideas from one language (source) to another (target), whether the languages are written or oral form; whether the language have established orthographies or do not have such standardization; or whether one or both languages are based on signs, as with sign languages of the deaf. Pengertian penerjemahan menurut Brislin selain menekankan pada

pengalihan pikiran dan gagasan yang berarti mengacu pada makna, juga

dijelaskan bahwa penerjemahan tidak hanya terbatas pada bahasa tulis dan lisan

tetapi juga pada bahasa-bahasa yang belum mempunyai standar ejaan dan bahkan

Page 27: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

bahasa isyarat yang digunakan oleh mereka yang tidak bisa berbicara pun bisa

dialihkan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penerjemahan

bukan hanya pengalihan teks yang terdapat dalam Bsu ke Bsa tetapi juga

pengalihan makna yang terdapat dalam Bsu ke Bsa dengan bentuk yang berterima

dan mudah dipahami. Di samping itu bentuk kewajaran juga harus

dipertimbangkan karena sering terjemahan yang mempertahankan bentuk Bsu

kurang berterima dikalangan pembaca karena sulit memahami maknanya.

Bassnett-McGuire (1991:2) memberikan pengertian penerjemahan yang

lebih luas dengan menyatakan bahwa penerjemahan merupakan usaha

menyampaikan sebuah teks yang terdapat dalam Bsu ke dalam Bsa dengan

mengupayakan agar makna lahir dari kedua teks sama dan struktur dari Bsu juga

sedapat mungkin dipertahankan, namun tidak begitu dekat untuk menghindari

penyimpangan serius pada Bsa.

2.1.1.2 Prinsip-prinsip Penerjemahan

Ada beberapa prinsip dalam penerjemahan yang harus menjadi perhatian

penerjemah. Konsep kesepadanan makna antara teks Bsu dan teks Bsa harus

diutamakan. Prinsip-prinsip ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh

seorang dalam melakukan penerjemahan. Tytler dalam Hatim dan Mason

(1990:16) menegaskan bahwa terjemahan yang baik harus memenuhi beberapa

syarat berikut ini:

Page 28: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

1. That the translation should give a complete transcript of the ideas of

the original

2. That the style and manner of the writing should be of the same

character with that of the original

3. That the translation should have all the ease of original composition

Dengan memahami prinsip penerjemahan dengan baik maka seorang

penerjemah dapat menghasilkan terjemahan yang baik dan berterima dikalangan

pembacanya. Dengan demikian penerjemah tidak boleh asal-asalan

menambahkan atau mengurangi makna yang terdapat dalam Bsu ketika

menerjemahkannya atau mengalihkannya kedalam Bsa. Penambahan dan

pengurangan boleh dilakukan setelah memperhatikan faktor linguistik dan non-

linguistiknya dan selama penambahan dan pengurangan yang dilakukan tidak

mengubah makna yang terdapat dalam Bsu.

Baker (1992) mengatakan bahwa “Most languages are likely to have

equivalents for the more general verbs of speech such as say and speak, but many

may not have equivalents for the specific ones. Languages understandably tend to

make only those distinctions in meaning which are relevant to their particular

environtment,”. Dari kutipan ini dapat diperoleh pengertian bahwa ada unit

linguistik yang mempunyai padanan antara satu bahasa dengan bahasa lain akan

tetapi juga ada juga yang tidak. Disinilah kemampuan seorang penerjemah sangat

dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan ini.

Page 29: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2.1.1.3 Proses Penerjemahan

Proses merupakan rangkaian yang harus dilalui selama kegiatan

berlangsung mulai dari awal hingga akhir. Dengan demikian proses

penerjemahan merupakan langkah-langkah atau tahapan yang dilakukan seorang

penerjemah mulai dari tahap menganalisis makna yang terdapat dalam Bsu

sampai terciptanya sebuah terjemahannya dalam Bsa. Nida menggambarkan

proses penerjemahan dalam tiga tahap sebagai berikut:

A ( Source ) B ( Receptor )

( Analysis ) ( Restructuring )

X ( Transfer ) Y

Gambar 1. Proses Penerjemahan (Nida, 1975:80)

Pada diagram di atas terlihat bahwa langkah pertama yang dilakukan

adalah menganalisis sebuah teks. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca teks

yang akan diterjemahkan dengan tujuan untuk mengetahui apa yang ingin

disampaikan oleh si penulis asli dan untuk mengidentifikasi kata-kata sulit dan

istilah teknis dari kalimat kompleks. Sebagai contoh, garis bawahi kata-kata yang

sulit lalu carilah padanan katanya di kamus. Analisis juga dilakukan terhadap

hubungan kata secara gramatikal, kolokasi-kolokasi, idiom dan sebagainya.

(Soemarmo, 1997:2).

Page 30: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Tahap selanjutnya adalah proses transfer atau pengalihan makna dari Bsu

ke Bsa. Proses ini terjadi dalam pikiran penerjemah sehingga kecerdasan seorang

penerjemah untuk mengikuti alur pemikiran penulis teks Bsu sangat berperan

dalam tahap ini. Dalam proses ini seorang penerjemah harus menjaga

kesetaraannya dengan maksud kesetaraan dalam hal makna, nuansa, dan gaya

yang menjadi ciri dari teks yang diterjemahkan. Dalam tahap inilah dimungkinkan

adanya penghilangan dan penambahan makna atau penjelasan yang sebenarnya

tidak terdapat dalam Bsu tetapi terdapat dalam Bsa. Penghilangan dan

penambahan dapat dilakukan sejauh tidak mengubah makna yang terdapat dalam

Bsu karena dalam dua bahasa yang berbeda sudah pasti terdapat perbedaan konsep

dan istilah yang mana dalam bahasa yang satu terdapat suatu istilah sedangkan

dalam bahasa lain tidak ditemukan padanannya. Hal ini dapat disebabkan oleh

berbagai faktor seperti faktor sosial, budaya, masyarakat dan lain sebagainya.

Basnett (1991:30) mengatakan “once the principle is accepted that sameness

cannot exist between two languages, it becomes possible to approach the question

of loss and gain.” Menurut Bassnet tidak ada kesamaan mutlak yang terdapat

antara dua bahasa sehingga terjadinya loss and gain mungkin saja terjadi dalam

penerjemahan. Dari pendapatnya di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

penerjemahan terjadinya penghilangan dan penambahan makna bisa saja terjadi

karena dalam penerjemahan akan sangat sulit menemukan padanan makna yang

benar-benar sama antara kedua bahasa yang terlibat.

Selanjutnya yang harus dilakukan penerjemah apabila telah selesai dengan

analisisnya adalah penyusunan kembali kalimat dalam Bsa (Restructuring).

Page 31: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Kalimat-kalimat yang dihasilkan pada tahap analisis tentunya belum tertata

dengan baik, oleh karena itu perlu dilakukan penyusunan kembali kalimat-kalimat

tersebut sesuai dengan struktur Bsa yang baku, kata-kata yang sesuai dengan ejaan

yang disempurnakan, serta gaya bahasa yang sesuai, apakah itu bahasa formal,

informal, sastra atau puisi sehingga dihasilkan terjemahan yang tidak kaku, mudah

dipahami dan akurat.

Larson (1984:3-4) juga menggambarkan proses penerjemahan menurut

versinya. Menurut Larson proses penerjemahan dimulai dari adanya teks yang

akan diterjemahkan, kemudian yang harus dilakukan penerjemah adalah:

1. Mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi dan

konteks budaya dari teks bahasa sumber

2. Menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan maknanya

(discovering the meaning)

3. Mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan

leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai dalam bahasa sasaran dan

konteks budayanya (re-express the meaning)

2.1.1.4 Ideologi Penerjemahan

Ideologi dapat diartikan sebagai pandangan umum atau kebenaran yang

dianut oleh seseorang atau komunitas. Barthez dalam Hoed (2004:1) mengatakan

bahwa ideologi adalah mitos yang sudah mantap dalam suatu komunitas. Mitos di

sini merujuk pada pemaknaan atas suatu gejala budaya. Ideologi yang dianut

seseorang akan mengarahkan tindakannya sesuai dengan prinsip kebenaran yang

dianutnya tersebut. Bassnett & Lefevere dalam Venuti (1995:vii) mengatakan

Page 32: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

bahwa: “Translation is, of course, a rewriting of an original text. All rewritings,

whatever their intention, reflect a certain ideology and a poetics and as such

manipulate literature to function in a given society in a given way.”

Pandangan Bassnett dan Lefevere menegaskan bahwa dalam proses

penerjemahan, apapun tujuannya, tidak luput dan merupakan cerminan dari

ideologi yang dimiliki dan berfungsi dalam masyarakat. Dalam penerjemahan

ideologi berarti prinsip atau keyakinan tentang “betul-salah” atau “baik-buruk”

(Hoed, 2006:83). Lebih lanjut Hoed juga mengatakan bahwa ideologi muncul

sebagai keyakinan mengenai seperti apa bentuk terjemahan yang terbaik dan

cocok bagi pembaca Bsa. Ideologi inilah yang nantinya akan mempengaruhi

metode seperti apa yang akan digunakan oleh seorang penerjemah dalam

melakukan praktek penerjemahan. Di sisi lain kita juga sering menemukan kasus

penerjemah menghilangkan kata-kata tertentu (misalnya yang berkaitan unsur

seksualitas karena masih dianggap tabu untuk dituliskan) atau modulasi makna.

Hal ini dipengaruhi oleh ideologi yang dianut oleh suatu negara atau masyarakat

yang bersangkutan.

Secara umum ada dua ideologi dalam penerjemahan yaitu penerjemahan

yang berorientasi pada bahasa sumber dan penerjemahan yang berorientasi pada

bahasa sasaran. Kedua ideologi ini saling bertentangan satu sama lain karena

penerjemah yang lebih memiliki orientasi ke bahasa sumber (foreignization)

cenderung mempertahankan bentuk asli bahasa sumber dalam terjemahan seperti

struktur Bsu sehingga terjemahannya terasa tidak alamiah lagi atau seperti karya

terjemahan. Penerjemah yang lebih berorientasi pada bahasa sasaran

Page 33: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

(domestication) lebih mengupayakan agar terjemahannya terasa sebagai teks asli

bukan karya terjemahan. Nida (dalam Hamerlain, 2005:55) juga menyatakan

pendapatnya berkaitan dengan ideologi ini:

Language is not used in a context less vacuum, rather, it is used in a host of discourse contexts; contexts which are impregnated with the ideology of social systems and institutions. Because language operates within this social dimension it must, of necessity reflect, and some would argue, construct ideology.

Berdasarkan uraian ini tersirat bahwa ideologi yang ada dalam suatu

masyarakat tentu sangat berpengaruh pada penerjemahan, mengingat penerjemah

itu adalah bagian dari anggota masyarakat dan terjemahan itu juga ditujukan pada

masyarakat. Selain itu, dalam penerjemahan tentu ideologi ini juga berperan

dalam proses penerjemahan, karena terjemahan berasal dari bahasa berbeda

dengan latar budaya berbeda yang tentu memiliki banyak perbedaan terhadap

kelompok kelompok lainnya.

Venuti dalam Hoed (2006:84-88) mengamati adanya dua ideologi yang

mengarah kedua kutub yang berlawanan. Yang pertama berorientasi pada bahasa

sasaran yakni bahwa terjemahan yang betul, berterima dan baik adalah yang

sesuai dengan selera dan harapan sidang pembaca yang menginginkan teks

tejemahan sesuai dengan kebudayaan masyarakat bahasa sasaran, sehingga

terjemahan tersebut tidak dirasa sebagai sebuah karya terjemahan. Ideologi yang

lain adalah yang berorientasi pada bahasa sumber, yakni bahwa penerjemahan

yang betul, berterima dan baik adalah yang sesuai dengan selera dan harapan

sidang pembaca, serta penerbit yang menginginkan kehadiran kebudayaan bahasa

Page 34: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

sumber atau yang menganggap kehadiran kebudayan asing bermanfaat bagi

masyarkat.

Simpulan ini relevan dengan pendapat Nida dan Taber (1982:1) bahwa

“Correctness must be determined by the extent to which the average reader for

which a translation is intended will be likely to understand it correctly.” Bahwa

terjemahan yang baik dan benar itu adalah terjemahan yang mempertimbangkan

pembaca sasarannya (target reader). Pembaca yang berbeda akan memerlukan

terjemahan yang berbeda, sehingga penerjemah harus menyesuaikan metode dan

teknik penerjemahannya. Maka terkait dengan hal diatas, dapat ditarik simpulan

bahwa benar-salahnya sebuah terjemahan terkait dengan untuk siapa terjemahan

tersebut ditujukan.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa ideologi berada pada tataran

yang bersifat makro karena ideologi merupakan kecendrungan seperti apa

terjemahan yang ingin dihasilkan terkait dengan keinginan masyarakat.

Berikutnya, berdasarkan ideologi atau pandangan tersebut akan melahirkan

metode penerjemahan yang diaplikasikan oleh seorang penerjemah dan teknik

penerjemahan seperti apa yang digunakan. Hal ini merupakan bagaimana seorang

penerjemah menyelesaikan masalah pada tataran mikro penerjemahan (translation

unit). Sesuai pendapat Machali (2000) bahwa ideologi muncul sebagai keyakinan

mengenai seperti apa bentuk terjemahan yang terbaik dan cocok bagi pembaca

Bsa. Ideologi ini nantinya akan mempengaruhi pemilihan metode yang digunakan

oleh penerjemah dalam proses penerjemahan.

Page 35: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Pada praktiknya, kedua ideologi tersebut muncul dalam masyarakat.

Disadari atau tidak, cara kita saat mengemukakan ulang ide, gagasan, terikat

dengan ideologi (keyakinan) kita pada konsep yang lebih luas. Secara linguistik

hal ini tercermin dari penggunaan bahasa saat mengemukakan ide tersebut yang

menampilkan sikap, keyakinan, dan nilai yang dimiliki oleh suatu kelompok

tertentu atau masyarakat (Hatim & Mason 1997:143–163). Penerjemah dengan

ideologi foreignisasi cenderung mempertahankan gaya penulis asli, sehingga ia

lebih cenderung menggunakan metode penerjemahan yang menekankan pada Tsu.

Jika merujuk diagram V dari Newmark (1988:45) maka metode yang dipakai

cenderung ke sebelah kiri.

Sementara penerjemahan dengan ideologi domestikasi cenderung

mengusahakan keberterimaan dalam budaya dan bahasa sasaran. Tujuannya

menurut Mazi-Leskovar (2003:254) agar teks terjemahan lebih mudah dibaca dan

dipahami oleh pembaca sasaran. Venuti (1995:21) menyebut kecenderungan ini

dengan “transparansi” dan “domestication” karena proses penulisan ulang

(penerjemahan) menjadi wacana yang transparan sehingga terjemahan mudah dan

lancar dibaca dan dapat memahaminya dari sudut pandang budayanya.

Penerjemahan dengan ideologi ini, merujuk diagram V Newmark, cenderung

menggunakan metode yang di sebelah kanan. Mazi (dalam Leskovar, 2003:254)

memberikan alasan kenapa penerjemahan menggunakan ideologi domestikasi dan

foreinisasi. Ideologi domestikasi lahir dari pandangan yang menganggap bahwa

keasingan atau keanehan yang tidak biasa dalam teks sumber dapat menjadi

penghalang bagi pembaca sasaran untuk memahami teks tersebut. Sehingga perlu

Page 36: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

ditransparansikan dengan konteks budaya bahasa sasaran. Sementara, foreinisasi

yang mempertahankan sejumlah hal yang asing dan tidak biasa dalam bahasa

sasaran tersebut dilakukan untuk mempertahankan keeksotisan teks tersebut agar

menjadi menarik untuk dibaca. Kedua pandangan ini terlihat memiliki alasan

untuk menerapkan ideologi mereka. Berikut adalah contoh terjemahan yang

memperlihatkan kecendrungan masing-masing.

Tabel 1. Contoh Terjemahan dengan Ideologi Foreinisasi

Bsu Bsa

I said if he wanted to take a broad view of the thing, it really began with Andrew Jackson. If General Jackson hadn’t run the Creek up the creek, Simon Finch would never have paddled up the Alabama. …

Aku berkata, jika Jem ingin mengambil sudut pandang yang lebih luas, masalahnya dimulai oleh Andrew Jackson. Andaikan Jendral Jackson tidak menggiring suku Indian Creek menjauhi hulu sungai, Simon Finch tak akan pernah mendayung ke hulu sungai Alabama. …

Dari contoh di atas jelaslah penerjemah mempertahankan suasana agar

tercipta gambaran seperti pada teks sumber. Nama-nama tempat dengan jelas

mengindikasikan bahwa seting cerita terjadi di luar dengan bahasa yang juga

terpengaruh pola bahasa Inggris. Selain itu, nama-nama orang dan susunan kata

dalam cerita fiksi ini juga dipertahankan sehingga pembaca merasakan karakter

dalam cerita adalah orang-orang dari budaya yang berbeda dan terjemahannya

terasa kaku sehingga terasa bahwa itu adalah karya terjemahan.

Contoh lain terlihat pada tabel di bawah ini.

Page 37: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Tabel 2. Contoh Terjemahan dengan Ideologi Domestikasi

Bsu Bsa Strict regulations prevented alienation of the family’s harta pusaka. Movable property, and of that usually only the istems considered of a “personal” nature such as jewelry might be pawned on a short term basis to raise money for almost any need, but still required prior consent from mamak and anyone else thought to have rights over the item to be pawned.

Only four situations were considered important enough to warrant pawning a parcel of family land: burial of family member; marriage of a spinster sister; repairs to the family house; and installation of the lineage penghulu.

Pengaturan-pengaturan adat yang ketat mencegah terjadinya pembagian-pembagian harta pusaka secara semena-mena. Harta bergerak, bisaanya hanya merupakan harta pencarian pribadi, sperti perhiasan misalnya, mungkin saja dapat digadaikan dalam keadaan terdesak karena tuntutan keperluan darurat tertentu, namun dalam keadaan begini sekalipun, orang masih harus bermusyawarah atau memperoleh persetujuan mamak dan seorang saksi dari pihak yang melakukan pegang gadai.

Dalam hal ini hanya ada empat jenis situasi yang dapat membenarkan terjadinya penggadaian harta-pusaka keluarga, yaitu apabila salah seorang anggota keluarga meninggal dunia (atau mayat terbujur yang belum dikuburkan); perkawinan perawan tua (perawan tua belum bersuami); memperbaiki rumah gadang yang rusak (rumah gadang ketirisan); dan akhirnya bertegak penghulu.

Teks di atas sangat penuh muatan budaya, pada Tsa, terlihat beberapa

penjelasan yang dimunculkan oleh penerjemah untuk memunculkan suasana pada

situasi yang ingin digambarkannya, sementara hal tersebut tidak terdapat dalam

Bsu. Hal ini sesuai dengan prinsip penambahan yang diajukan Savory. Seperti

kata “personal nature” dimodulasi dan dieksplisitkan menjadi “harta pencarian

pribadi”. Hal ini juga pada kutipan keduanya yang banyak memuat tambahan

(addition) yang sebenarnya tidak ada dalam bahasa sumber. Jika ditilik pendapat

Page 38: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Savory bagian ini menunjukkan ide yang sama disampaikan dengan gaya yang

berbeda, bersifat lokalisasi, dari penerjemah.

Berkaitan dengan penerjemahan cerita anak, Venuti (dalam Oittinent,

2000:74) juga memberikan analisisnya terhadap penerjemahan cerita anak. Ia

lebih memilih kecendrungan foreinisasi dari pada domestikasi dalam

menerjemahkan cerita anak karena menurut Venuti, “there are several reasons

why foreignization is desirable and domestication to be rejected. He finds

domestication ethnocentric racism and violence, which may only be attacked by

challenging the dominant aesthetics and foreignizing texts”. Dalam hal ini Venuti

sepertinya mengabaikan beberapa faktor dari Bsa karena dengan kecendrungan

foreingnisasi maka hasil yang didapat dalam Bsa bisa saja tidak terbaca, kurang

keakuratannya dan lain sebagainya karena dua bahasa mempunya banyak

perbedaan, baik dalam hal budaya maupun dalam hal tata bahasanya.

Menurut Oittinent, ada baiknya dalam menerjemahkan cerita anak dengan

menggunakan kecendrungan domestikasi dengan beberapa adaptasi terutama yang

berkaitan dengan unsur-unsur budaya. Dengan demikian cerita terjemahan dapat

dimengerti oleh anak-anak dan unsur budaya yang terdapat dalam Bsu pun tidak

hilang.

Sebenarnya seiring dengan perkembangan ilmu penerjemahan ada ideologi

lain yang berkembang selain domestikasi dan foreinisasi. Ideologi yang berkaitan

dengan isu kesetaraan gender, politik, kolonialisme, dan lain-lain. Hal ini banyak

dibahas dalam Venuti. Ideologi gender (sexism ideology) misalnya, seperti yang

terdapat dalam tulisan Lakoff (1975) yang menggambarkan adanya ideologi

Page 39: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

pembedaan jender yang merendahkan wanita dalam tataran kebahasaan (Machali,

2000:124). Secara sosiolinguistik hal ini juga disadari bahwa dalam masyarakat

terbentuk suatu streotipe bahwa wanita cenderung memperoleh atribut lemah,

penurut, pasif. Bahkan jika dilihat di kamus beberapa imej negatif juga lebih

banyak dilekatkan pada wanita. Sementara laki-laki cenderung memperoleh

atribut perkasa, aktif, pengambil inisiatif dan sederet imej positif lain. Pandangan

yang terbentuk dalam masyarakat tersebut berbeda untuk masing-masing budaya.

Kemudian ada juga yang dinamakan ideologi agama. Teks yang

mencederai agama sering ditolak oleh masyarakat. Perbedaan ideologi ini

biasanya muncul pada teks yang bersinggungan dengan kepercayaan dan agama.

Seperti tulisan Salman Rushdie “Satanic Verses” tidak akan diterima jika

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Selain itu, ideologi agama (religious idelogy) juga mewarnai bentuk

terjemahan yang berfungsi dalam keagaaman. Misalnya, Nida & Taber 1982

dalam (Venuti, 1995:21). cenderung mendukung ideologi domestikasi karena

bertujuan keberterimaan dan kepahaman pembaca terhadap Alkitab sebagai teks

sakral. Hal yang sama juga dipercayai oleh teolog Prancis, Francis I yang menolak

terjemahan literal Kitab Perjanjian Lama.

2.1.1.5. Metode Penerjemahan

Metode atau method dalam Cobuild English Dictionary berarti ”particular

way of doing something”. Sementara itu Molina and Amparo (2001:507)

menyatakan “Translation method refers to the way a particular translation

Page 40: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

process is carried out in terms of the translators objective, i.e a global option that

effect the whole text.” Berdasarkan kamus dan pendapat kedua ahli tersebut dapat

diartikan bahwa metode penerjemahan merupakan pilihan cara penerjemahan

pada tataran global yang terjadi dalam proses penerjemahan dan mempengaruhi

teks secara keseluruhan terkait dengan tujuan penerjemah.

Berhubungan dengan metode penerjemahan ini, Newmark (1988:45)

memberikan sebuah bentuk diagram V yang menggambarkan hubungan antara

metode penerjemahan dengan ideologi yang memayungi metode-metode tersebut.

Berikut adalah bentuk diagram V yang diajukan oleh Newmark :

SL Emphasis TL Emphasis Word for word translation Adaptation Literal Translation Free translation Faithfull Translation Idiomatic Translation Semantic Translation Communicative Translation Gambar 2. Metode Penerjemahan (Newmark, 1988:45)

Dari diagram V diatas yang menggambarkan delapan metode

penerjemahan yang pada dasarnya menganut dua ideologi penerjemahan yaitu

empat metode yang terletak di sebelah kiri merupakan metode yang cenderung

mempertahankan bentuk bahasa sumber (foreignization) sedangkan empat metode

yang di sebelah kanan merupakan metode yang cenderung kearah bahasa sasaran

(domestication). Berikut penjelasan mengenai delapan metode penerjemahan yang

dikemukakan oleh Newmark melalui diagram V nya.

1. Word for word translation (Penerjemahan kata demi kata)

Penerjemahan kata demi kata merupakan penerjemahan yang masih terikat

pada struktur Bsu tanpa penyesuaian sedikitpun terhadap struktur Bsa. Nababan

Page 41: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

(2008:31) menyatakan bahwa dalam menerjemahkan, penerjemah hanya mencari

padanan kata Bsu dalam Bsa tanpa mengubah susunan kata dalam terjemahannya.

Susunan kata dalam kalimat Bsa sama persis dengan susunan kata yang terdapat

dalam kalimat Bsu. Metode ini bisa diterapkan apabila kedua bahasa memiliki

kaidah dan struktur bahasa yang sama. Akan tetapi sangat tidak cocok apabila

diterapkan dalam menerjemahkan teks bahasa Inggris kedalam Bahasa Indonesia

karena kedua bahasa tesebut berbeda baik dalam kaidah maupun strukturnya.

Akan tetapi masih menurut Newmark (1988:45) “The main use of word-for-word

translation is either to understand the mechanics of the source language or to

construe a difficult text as a pre-translation process”. Metode ini berguna bagi

seseorang yang ingin memahami struktur Bsu atau menguraikan teks yang sulit

sebagai salah satu tahap sebelum menerjemahkan.

Adapun contoh dari penerjemahan ini dapat dilihat sebagai berikut:

Bsu : a. I don’t have my eye on you b. I’ve already buried my eye Bsa :a. Saya tidak mempunyai mata pada mu b. Saya telah mengubur mataku Dari dua contoh di atas dapat kita lihat bagaimana penerjemahan kata demi kata

akan terasa tidak bermakna (meaningless) bagi pembaca karya terjemahan karena

ide atau gagasan yang terdapat dalam teks sumber tidak bisa dipahami oleh

pembaca.

2. Literal Translation (Penerjemahan Harfiah)

Pada metode penerjemahan ini penerjemah mengubah struktur kalimat.

Bsu kedalam Bsa dengan mendekati sepadan. Metode ini juga merupakan “pre-

Page 42: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

translation process” dengan alasan untuk menrjemahkan kalimat yang panjang

dan sulit pada awalnya penerjemah menerjemahkan Tsu secara kata demi kata

kemudian terjemahan tersebut disesuaikan dengan susunan kata dalam Tsa namun

kata-kata dan gaya bahasa dalam Tsu masih dipertahankan dalam Tsa. Contoh

penerjemahan yang menerapkan metode ini adalah sebagai berikut:

Bsu : Nowadays television plays a significant role not only in a social and political life, acting as a tool for spreading information and forming people’s mentality, but also in the everyday life of individuals as a source of entertainment. (Jurgita Venckute, Lithuania)

Bsa :Sekarang ini televisi memegang peran penting, tidak hanya dalam

kehidupan sosial dan politik sebagai alat penyebaran informasi dan pembentukan mentalitas masyarakat tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber hiburan.

3. Faithful Translation (Penerjemahan Setia)

Penerjemahan setia merupakan metode penerjemahan yang mencoba untuk

setia terhadap maksud dari penulis teks bahasa sumber. Penerjemahan ini

dilakukan sebisa mungkin untuk mempertahankan aspek bentuk seperti dalam teks

puisi, aspek format seperti dalam teks hukum sehingga pembaca masih secara

lengkap melihat kesetiaan pada segi bentuknya. Hoed (2006:57) mengatakan

bahwa tujuan melakukan penerjemahan dengan metode ini antara lain untuk

memperkenalkan metafora asing, ungkapan dan istilah baru guna mengisi

kekosongan ungkapan dan istilah dalam bahasa sasaran. Berikut merupakan

contoh dari penerjemahan yang menggunakan metode penerjemahan setia

(faithfull translation).

Bsu : Ben is too well aware that he is naughty

Bsa : Ben menyadari terlalu baik bahwa ia nakal

Page 43: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Contoh di atas memperlihat bahwa kalimat terjemahan atau Bsa maknanya sangat

dekat dengan teks Bsu namun masih terasa kaku. Akan lebih wajar apabila dipoles

lagi menjadi “Ben sangat sadar bahwa ia sangat nakal”. Di sini terjadi pergeseran

bentuk dari frase too well menjadi “sangat” dan pergeseran nuansa makna

penyangatan yang terkandung dalam frase too well tersebut.

4. Semantic Translation (Penerjemahan Semantik)

Penerjemahan semantik masih merupakan metode penerjemahan yang

berorientasi pada Bsu namun metode ini agak lebih luwes daripada penerjemahan

setia. Newmark (1988:46) mengatakan:

Semantic translation must take more account of the aesthetic value (that is, the beautiful and natural sound) of the SL text, compromising on ‘meaning’ where appropriate so thatno assonance, word play or repetition jars in the finished version. It may translate less important cultural words by culturally functional terms but not by cultural equivalents and it may make othe small concessions to the readership. It is more flexible Dari pernyataan tersebut dapat diambil simpulan bahwa penerjemahan

semantik harus mempertimbangkan unsur estetika Tsu dengan tetap

memperhatikan makna, seperti dalam teks ilmiah yang biasanya berbagai istilah

sesuai dengan bidang ilmunya yang harus dipertahankan secara tepat segi

semantisnya agar tidak terjadi salah penafsiran. Seperti istilah yang terdapat dalam

bidang IT, komputer yang apabila tetap diterjemahkan akan terasa asing dan tidak

bermakna.

5. Adaptation

Metode adaptasi merupakan metode penerjemahan paling bebas karena

latar belakang budaya, konteks sosial dan nama tokoh, tema, alur dan lain

sebagainya dari sebuah karya sastra dapat diubah sesuai dengan keadaan Bsa.

Page 44: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Contoh ini dapat kita lihat pada film yang diproduksi di Amerika dengan judul

“Pride and Preujdice” yang berlatar belakang budaya Amerika diadaptasi oleh

orang India dan diproduksi ulang dengan judul “Bride and Prejudice”. Dalam

film ini semua hal sudah berubah, baik tokohnya, alurnya, dan temanya karena

adanya penyesuaian dengan budaya India. Hoed (2006:56) mengatakan bahwa

pada penerjemahan yang memakai metode adaptasi nama jenis binatang seperti

rubah yang merupakan binatang Eropa dapat diganti dengan kancil yang

merupakan binatang khas Indonesia walaupun kedua binatang tersebut

mempunyai sifat licik yang berbeda. Nama orang seperti Thomas juga dapat

diubah menjadi Tono sesuai dengan latar belakang budaya Indonesia.

6. Free Translation (Penerjemahan Bebas)

Pada metode penerjemahan jenis ini memberikan penerjemah kebebasan

dalam menerjemahkan Tsu ke Tsa walaupun masih dalam batasan tertentu,

dengan maksud bahwa penerjemah tidak memiliki kebebasan dalam memodifikasi

karya asli seperti penyesuaian budaya. Newmark (1988:46) “Free translation

reproduces the matter without the manner, or the content without the form of the

original. Usually it is a paraphrase much longer than the original a so-called

‘intralingual translation’, often prolix and pretentious, and not translation at all.”

Metode penerjemahan kata demi kata dan metode penerjemahan harfiah

dianggap sebagai langkah awal penerjemahan (Nababan, 2008:32). Sementara itu,

penerjemahan bebas mungkin diawali dengan menerjemahkan kata demi kata

kemudian penerjemah menyesuaikan susunan kata dalam kalimat terjemahannya

yang sesuai dengan susunan kata dalam kalimat bahasa sasaran.

Page 45: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Bsu : Nowadays television plays a significant role not only in a social and political life, acting as a tool for spreading information and forming people’s mentality, but also in the everyday life of individuals as a source of entertainment. (Jurgita Venckute, Lithuania)

Bsa :Peran televisi dewasa ini sebagai alat penyampai informasi, pembentukan mental sekaligus sarana hiburan bagi masyarakat

7. Idiomatic Translation (Penerjemahan idiomatik)

Pada penerjemahan idiomatik ini penerjemah berusaha untuk mengalihkan

pesan dari teks asli tetapi nuansa maknanya cenderung sedikit menyimpang.

Biasanya hal ini dilakukan melalui penggunaan kolokasi dan idiom yang tidak

ditemukan di dalam teks sasarannya.

Bsu : a. The House of Commons has 650 members of parliaments who each represent the particular part of the country.

b. I’ll do it wih my head Bsa : a. Majelis Permusyawaratan Rakyat memiliki 650 anggota parlemen

yang masing-masing dari mereka mewakili daerah tertentu. b. Saya akan melakukannya dengan cara yang saya anggap pantas

8. Communicative Translation (Penerjemahan Komunikatif)

Metode penerjemahan ini lebih menekankan efek yang ditimbulkan

kepada pembacanya. Penerjemahan ini sangat memperhatikan unsur-unsur yang

terdapat dalam Bsu dan Bsa seperti budaya dan penulis teks asli sehingga tidak

menimbulkan kesulitan dalam membaca terjemahannya. Newmark (1988:47)

“Communicative translation attempts to render the exact contextual meaning of

the original in such a way that both content and language are readily acceptable

and comprehensible to the readership”. Metode penerjemahan ini biasanya sering

kita temukan dalam penerjemahan brosur, pengumuman ataupun tulisan popular.

Page 46: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Sementara itu Larson (1991:16) yang menyebut metode penerjemahan

dengan jenis penerjemahan hanya membaginya menjadi dua bagian yaitu

penerjemahan harfiah dan penerjemahan idiomatis.

1. Penerjemahan yang berdasarkan bentuk berusaha mengikuti bentuk

bahasa sumber dan dikenal dengan sebutan penerjemahan harfiah.

2. Penerjemahan yang berdasarkan makna berusaha menyampaikan

makna teks bahasa sumber dengan bentuk bahasa sasaran yang wajar.

Penerjemahan semacam ini disebut penerjemahan idiomatis.

Akan tetapi dalam praktiknya Larson memberikan skala untuk dua jenis

penerjemahan ini yang dimulai dengan penerjemahan sangat harfiah, harfiah,

harfiah yang disesuaikan, campuran, acak, mendekati idiomatis, idiomatis, dan

terlalu bebas.

2.1.1.6. Teknik Penerjemahan

Sesuai dengan maksud penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan teknik

penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah pada terjemahannya maka pada

sub bab ini penulis akan memberikan uraian tentang teknik penerjemahan.

Technique menurut Collins English Dictionary, is a practical method, skill, or art

applied to a particular task. Terdapat dua hal penting dalam definisi ini: (1)

teknik adalah hal yang bersifat praktis; (2) Teknik diberlakukan terhadap tugas

tertentu (dalam hal ini penerjemahan). Jadi teknik secara langsung berkaitan

dengan permasalahan teknis yang terdapat dalam penerjemahan dan

pemecahannya (Machali, 2009:107). Teknik penerjemahan merupakan aplikasi

dari strategi yang dipilih oleh penerjemah dalam menerjemahkan suatu teks.

Page 47: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Teknik penerjemahan ini berada pada tataran mikro seperti penerjemahan kata,

istilah, konsep dan kalimat. Pemilihan teknik ini tergantung kepada konteks,

tujuan, jenis penerjemahan dan pembaca sasaran.

Menurut Molina dan Albir (2002:499) “translation technique that allows

us to describe the actual steps taken by the translators in each textual micro-unit

and obtain clear data about the general methodological option chosen”.

Newmark (1988:81) menggunakan istilah prosedur penerjemahan untuk teknik

penerjemahan “…translation procedure are used for sentences and the smaller

units of language.” Kedua pernyataan ini “translation technique and Translation

procedure” memiliki persamaan yaitu sama-sama berada pada tataran mikro dari

suatu teks.

Molina dan Albir (2002:509) merumuskan teknik sebagai prosedur untuk

menganalisa dan mengklasifikasi masalah kesepadanan dalam penerjemahan.

Mereka memberikan lima karakteristik dasar teknik penerjemahan, yaitu:

1. They affect the result of the translation

2. They are classified by comparison with the original

3. They affect micro units of text

4. They are by nature discursive and contextual

5. They are functional

Dengan kata lain penggunaan teknik penerjemahan dapat mempengaruhi teks

terjemahan, teknik penerjemahan dapat diidentifikasi setelah dibandingkan antara

Bsu dan Bsa, teknik penerjemahan berpengaruh pada tataran mikro, dan lain

sebagainya.

Page 48: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Teknik penerjemahan diklasifikasikan menjadi 18 macam:

1. Adaptation

Teknik ini bertujuan untuk mengganti unsur budaya yang ada pada Bsu ke

dalam budaya Bsa

Bsu : baseball (E)

Bsa : futbol (Sp)

2. Amplification

Teknik ini digunakan untuk mengungkapkan detail pesan secara eksplisit

atau memparafrasekan informasi yang implicit dari Bsu ke dalam Bsa.

Bsu : syahru ramadhan (A)

Bsa : ramadhan, the muslim month of fasting (E)

3. Borrowing

Teknik penerjemahan yang meminjam kata atau ungkapan dari Bsu baik

sebagai peminjaman murni (pure borrowing) ataupun peminjaman yang

sudah dinaturalisasikan (naturalized borrowing) baik dalam bentuk

morfologi ataupun pengucapan yang disesuaikan dalam Bsa.

a. pure borrowing

Bsu : lobby (E) Bsa : lobby (Sp)

b. naturalized borrowing

Bsu : meeting (E) Bsa : mitin (Sp)

4. Calque

Teknik ini merujuk pada penerjemahan secara literal, baik kata maupun

frasa dari Bsu ke dalam Bsa.

Page 49: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Bsu : echole normale (F)

Bsa : normal school (E)

5. Compensation

Teknik penerjemahan yang memperkenalkan unsur-unsur pesan atau

informasi yang terdapat dalam Bsu yang mengandung unsur stilistika ke

dalam Bsa.

Bsu : enter, stanger, but take heed of what awaits the sin of greed

Bsa : masuklah, orang asing, tetapi berhati-hatilah terhadap dosa yang

harus ditanggung orang serakah.

6. Description

Teknik ini diterapkan untuk mengganti sebuah istilah atau ungkapan

dengan deskripsi baik dalam bentuk maupun fungsinya.

Bsu : panettone (I)

Bsa : the traditional italian cake eaten on new year’s Eve (E)

7. Discursive Creation

Teknik ini dimaksudkan untuk menampilkan kesepadanan sementara yang

tidak terduga atau keluar kontek. Teknik ini biasa dipakai untuk

menejemahkan judul buku atau judul film.

Bsu : rumblefish (E)

Bsa : la ley de la calle (Sp) padanan sementara yang kadang-kadang

tidak terprediksi.

Page 50: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

8. Established Equivalence

Teknik ini cenderung menggunakan istilah atau ekspresi yang sudah

dikenal baik dalam kamus atau penggunaan bahasa sehari-hari dari Bsa.

Bsu : they are as like as two poas (E)

Bsa : se parecen como dos gotas de aqua (Sp) padanan tetap

9. Generalization

Teknik ini diterapkan dengan cara merubah istilah asing yang bersifat

khusus menjadi istilah yang lebih dikenal umum dan netral dalam Bsa.

Bsu : chalet (Sw)

Bsa : pondok peristirahatan (Indo)

10. Linguistic Amplification

Teknik ini digunakan untuk menambah unsur-unsur linguistik dalam teks

Bsa agar lebih sesuai dengan kaidah Bsa. Teknik ini bisaa digunakan

dalam consecutive interpreting atau dubbing (sulih suara)

Bsu : shall we? (E)

Bsa : bisakah kita berangkat sekarang? (Indo)

11. Linguistic Compression

Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan cara mensintesa unsur-unsur

linguistik dalam teks Bsu yang biasanya diterapkan dalam simultaneous

interpreting atau penerjemahan teks film (subtitling)

Bsu : yes, so what? (E)

Bsa : ¿ Y ? (Sp)

Page 51: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Dalam Bahasa Spanyol Tsu “Yes, so what? yang berasal dari Bahasa

Inggris lebih cendrung diterjemahkan dengan mengunakan simbol ¿ Y ?

daripada menerjemahkannya dengan jumlah kata yang sama ¿Sí, y qué?

12. Literal Translation

Teknik ini digunakan untuk menerjemahkan sebuah kata atau ekspresi

secara kata perkata.

Bsu : she is reading (E)

Bsa : ella esta leyendo (Sp)

13. Modulation

Dalam teknik ini penerjemah mengubah sudut pandang, focus, kategori

kognitif dalam kaitannya dengan Bsu.

Bsu : satasiru aban (A)

Bsa : you are going to have a child (E)

14. Particularization

Teknik ini merupakan kebalikan dari generalization dimana istilah yang

lebih konkrit atau lebih jelas dituliskan dalam Bsa bila dalam Bsu hanya

terdapat istilah umum.

Bsu : window (E)

Bsa : guichet, fenetre, devanture (F)

15. Reduction

Teknik ini focus pada pemadatan dari tek Bsu kedalam Bsa. Teknik ini

biasa disebut sebagai kebalikan dari amplification

Bsu : Ramadhan, the fasting month of muslim (E)

Page 52: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Bsa : Syahru ramadhan (A)

16. Substitution

Teknik ini dilakukan dengan cara mengubah unsur-unsur linguistik ke

dalam paralinguistik atau sebaliknya. Teknik ini biasanya digunakan

dalam pengalih-bahasaan.

Bsu : Put your hand on heart (A)

Bsa : Thank you (E)

17. Transposition

Dalam teknik ini penerjemah mengubah kategori gramatikal Bsu ke dalam

Bsa yang dianggap lebih sesuai.

Bsu : Would you like to come in or you just passing through? (E)

Bsa : Kau mau masuk sebentar? (Indo)

18. Variation

Pada teknik ini penerjemah mengubah unsur-unsur linguistik dan

paralinguistik yang mempengaruhi variasi linguistik, perubahan tone

secara tekstual, gaya bahasa, dialek sosial, dan juga dialek geografis.

Teknik ini biasanya ditemukan dalam penerjemahan teks drama.

Bsu : Hi, Love (E)

Bsa : Halo, Say (Indo)

Masih banyak ahli penerjemahan yang mengemukan teknik-teknik

penerjemahan seperti Machali yang menyebutnya dengan prosedur penerjemahan,

Benny H Hoed menamakannya dengan teknik penerjemahan. Akan tetapi dalam

penelitian ini penulis memakai teknik penerjemahan yang diusulkan oleh Molina

Page 53: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

dan Albir (2002:509-511) karena teknik penerjemahan ini dianggap yang paling

lengkap dibanding teknik penerjemahan yang diusulkan oleh ahli lain.

2.1.1.7 Sekilas tentang Cerita Anak dan Penerjemahannya

Cerita untuk anak berbeda karakteristiknya dengan cerita yang ditulis

untuk pembaca remaja ataupun dewasa karena anak-anak mempunyai dunianya

sendiri dengan pemikirannya sendiri. Riitta Oittinent (2000:61) “Children’s

literature can be seen either as literature produced and intended for children or

as literature read by children”. Menurut Riitta, sastra anak merupakan karya

sastra yang dihasilkan dan ditujukan kepada anak-anak atau karya sastra yang

dibaca oleh anak-anak. Pendapat lain datang dari Lennart Hellsing dalam

(Oittinent, 2000:62) yang melihat sastra anak dari sisi sosiologi atau psikologi

anak-anak. Ia mengatakan bahwa sastra anak adalah semua yang dibaca atau

didengar oleh anak-anak, baik itu berupa Koran, cerita bersambung, tayangan

televisi dan radio. Masih menurut Riitta Oittinent (2000:4-5) juga mengatakan

bahwa cerita anak mempunyai ciri-ciri khusus yaitu:

Children’s books are often illustrated and often meant to be read aloud. Illustrations are of major importance in children’s literature, especially in books written for illiterate children. The illustrations in picture books may often be even more important than the words, and sometimes there are no words at all. Dikatakan bahwa cerita anak pada umumnya dilengkapi dengan gambar-

gambar karena gambar tersebut mempunyai peranan penting yang bahkan lebih

penting daripada kata-kata yang ada dalam cerita tersebut.

Menurut Puryanto (2008: 7) secara garis besar, ciri dan syarat sastra anak adalah:

Page 54: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

1. Cerita anak mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus dan tidak

berbelit-belit, menggunakan setting yang ada di sekitar atau ada di dunia

anak, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya

bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan bahasa anak,

sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak.

2. Puisi anak mengandung tema yang menyentuh, ritme yang meriangkan anak,

tidak terlalu panjang, ada rima dan bunyi yang serasi dan indah, serta isinya

bisa menambah wawasan pikiran anak.

Penerjemahan cerita anak sudah terjadi sejak lama, seperti cerita anak

yang sudah melegenda Alice in Wonderland dan sudah diterjemahkan kedalam

berbagai bahasa di dunia, begitu juga dengan cerita-cerita anak lainnya seperti

Cinderella dan lain sebagainya. Banyak ahli sudah melakukan penelitiannya akan

penerjemahan cerita anak tersebut dan mendapatkan temuan-temuan penting

dalam penelitian mereka.

Penerjemahan karya sastra seperti novel terasa lebih sulit karena

memerlukan syarat-syarat sebagai bagai berikut, Nida dan Savory dalam

http://doeniadevi.wordpress.com/2009/10/20/proses-penerjemahan-puisi :

1. Memahami dan menguasai bahasa sumber

2. Menguasai dan mampu memakai bahasa sasaran dengan baik, benar

dan efektif

3. Mengetahui dan memahami sastra, apresiasi sastra dan teori

penerjemahan

4. Mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap karya sastra

Page 55: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

5. Memiliki keluwesan kongnitif dan keluwesan sosiokultural

6. Memiliki keuletan dan motivasi yang kuat

Thomson (2003:241-248) menemukan bahwa penerjemahan cerita anak

dalam kondisi negara yang tidak aman atau perang sangat berpengaruh pada

terjemahan itu sendiri, karena dalam situasi ini karya terjemahan dipengaruhi oleh

banyak hal seperti faktor ekonomi, faktor ideologi, dan propaganda. Hal ini dia

temukan dalam penelitiannya terhadap penerjemahan cerita anak dimasa rezim

Jerman ketika berperang sampai akhirnya terjadi perpecahan antara Jerman Barat

dan Jeman Timur.

Maria-Eva Metcalff (2003:322-326) juga melakukan penelitiannya

terhadap pentingnya pengetahuan budaya dalam menerjemahkan cerita anak.

Maria memilih lima orang mahasiswa German yang sedang belajar Bahasa Inggris

disebuah universitas di Amerika untuk menerjemahkan cerita anak yang Bsu nya

Bahasa German kedalam Bsa Bahasa Inggris. Penelitian menunjukkan bahwa

mahasiswa tersebut tidak berani mempublikasikan terjemahannya karena merasa

banyak hal masih kurang, mereka hanya mem-posting terjemahan tersebut

diwebsite dan meminta tanggapan para pemirsa. Mereka menerima banyak masuk

terkait dengan banyak faktor seperti politik, moral, sosial, ekonomi, agama,

ideologi, psikolologi yang harus dipertimbangkan. Hal ini disebabkan cerita anak

bertujuan untuk mendidik anak makanya penerjemah dengan latar belakang

faktor-faktor tersebut sangat diperlukan.

Page 56: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2. 2 Penilaian Kualitas Terjemahan

Penilian kualitas karya terjemahan yang mulai ilmiah dan objektif diajukan

oleh Nida (1964) akan tetapi hasilnya masih dipertanyakan tingkat

keobjektifannya Newmark (dalam Al-Qinal, 2000:498). Menurut Nida & Taber

(1969:169-173) ada beberapa cara untuk mengukur kualitas terjemahan yaitu:

Cloze technique (teknik cloze tes), reaction to alternatives (meminta respon

pembaca dengan alternatif jawaban/terjemahan), explaining the contents (meminta

penjelasan kerekan tentang sebuah terjemahan), reading text aloud (membaca teks

dengan suara keras, publication of sample material (mempublikasikan karya

terjemahan dengan tujuan meminta pendapat pembaca terhadap sebuah karya

terjemahan).

Selanjutnya Brislin (1976:15-16) mengajukan tiga teknik mengevaluasi

kualitas terjemahan, yaitu: back translation (terjemahan balik), knowledge testing

(uji pengetahuan), performance testing (uji performansi). Namun teknik ini

mempunyai kelemahan pada standar nilai karena hanya terbatas pada satu jenis

teks dan hanya melihat dari sisi responden.

Larson (1984:489-503) juga memberikan beberapa cara untuk menguji

kualitas produk terjemahan yaitu dengan cara: comparison with the source

language (membandingkan karya terjemahan dengan bahasa sumber), back

translation (meminta seseorang yang menguasai bahasa sumber dan bahasa

sasaran untuk melakukan penerjemahan balik), comprehension test (tes

pemahaman dengan tujuan melihat apakah pembaca mengerti dengan baik sebuah

karya terjemahan atau tidak), Naturalness test (tes kealamiahan), readability test

Page 57: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

(tes keterbacaan), consistency check (mencek kekonsistenan sebuah karya

terjemahan). Cara menguji kualitas terjemahan yang diajukan oleh Larson ini

sebenarnya sudah bagus namun masih terdapat sedikit kelemahan di dalamnya

karena Larson tidak memberikan indikator-indikator untuk setiap cara yang

diajukannya.

Newmark dalam Hoed (2006: 92-98) menyebutkan ada empat jenis

penilaian dalam penerjemahan, yaitu:

a. Translation as a science

Penilainan ini melihat suatu hasil terjemahan (betul-salahnya) berdasarkan

kriteria kebahasaan. Misalnya menerjemahkan ‘Uncle Tom’s cabin’ menjadi

‘Kabin Paman Tom’. Ini sebuah kesalahan yang tidak ‘relatif’ karena ‘cabin’ di

sini berati ‘gubug’ atau ‘pondok’ sedangkan ‘kabin’ dalam Bahasa Indonesia

berarti ‘kamar di kapal’ atau ‘bagian pesawat terbang tempat penumpang’.

Dengan demikian kesalahan seperti ini sifatnya mutlak. Dalam hal ini kita

berbicara mengenai ‘betul-salah’.

b. Translation as a Craft

Disini penerjemahan dianggap suatu kiat, yakni upaya penerjemahan untuk

mencapai padanan yang cocok dan memenuhi aspek kewajaran dalam Bsa.

Rekayasa kebahasaan menjadi penting dan berakibat menyimpang jauh dari

kesejajaran formal. Dalam hal ini tidak lagi membicarakan ‘betul-salah’, namun

mana yang dianggap lebih baik dalam penarjemahan. Sebagai contoh adalah

kalimat ‘passangers can enjoy ride’ yang diterjemahkan menjadi ‘para

penumpang dapat menikmati perjalanan’. Kata ‘passanger’ (jamak)

Page 58: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

diterjemahkan menjadi ‘para penumpang’ (bukan penumpang-penumpang) dan

‘ride’ diterjemahkan ‘perjalanan’. Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa upaya

ini bukan hanya pengalihbahasaan tetapi suatu kiat agar hasil terjemahan dapat

diterima oleh pembaca sebagai bahasa Indonesia yang ‘wajar’. Dalam

penerjemahan ini kita tidak berbicara ‘betul-salah’ melainkan ‘baik-buruk’.

c. Translation as an Art

Panerjemahan ini menyangkut estetis, yakni apabila penerjemahan tidak

hanya merupakan proses pengalihan pesan tetapi juga ‘penciptaan’ yang biasanya

terjadi pada penerjemahan sastra atau tulisan yang bersifat liris. Misalnya dalam

menerjemahkan ‘to be or not to be’ milik Shakespeare yang oleh sebagian

penerjemah tidak diterjemahkan menjadi ‘ada atau tiada’. Ungkapan yang sudah

sangat terkenal di kalangan peminat sastra itu menurut mereka sebaiknya tidak

diterjemahkan karena maknanya lebih dari sekadar apa yang tertulis. Di sini kita

sudah berbicara ‘baik-buruk’ bukan ‘betul-salah’.

d. Translation as a Test

Ini menyangkut pilihan terjemahan yang bersifat pribadi, yakni apabila

pilihan terjemahan merupakan hasil pertimbangan berdasarkan selera. Misalnya

kata ‘however’ yang bisa diterjemahkan menjadi ‘namun’ atau ‘akan tetapi’ sesuai

dengan selera penerjemah. Disini masalah ‘baik-buruk’ makin menonjol dan

mempunyai warna subjektif yang kuat.

Nababan (2004:61) memberikan dua instrument untuk menguji kualitas

terjemahan yang diadopsi dari Nagao, Tsujii dan Nakamura (1988) yang disebut

Page 59: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

dengan accuracy-rating instrument dan readability-rating instrument. Masing-

masing cara ini diberikan skala dan indikatornya.

Dari pernyatan-pernyataan para ahli dapat disimpulkan bahwa penilaian

kualitas suatu karya terjemahan melibatkan tiga komponen yakni kekuratan

(accuracy), keterbacaan (readibility) dan keberterimaan (acceptability).

2.2.1 Keakuratan (accuracy)

Keakuratan adalah ketepatan penyampaian pesan dari Bsu ke Bsa.

Seperti yang dinyatakan oleh Nababan (2004: 61) bahwa keakuratan terjemahan

berhubungan dengan seberapa jauh isi, makna ataupun pesan yang terdapat dalam

teks Bsu tersampaikan dengan benar dalam Bsa.

2.2.2 Keterbacaan Teks (Readability)

Keterbacaan (readability) teks menurut Richard et al dalam Nababan

(2008: 62) adalah ‘how easily written materials can be read and understood’.

Sedangkan Sakri berpendapat bahwa keterbacaan adalah derajat kemudahan

sebuah tulisan untuk dipahami maksudnya. Dari kedua definisi itu tersirat bahwa

faktor pembaca menjadi penentu tingkat keterbacaan suatu teks.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keterbacaan suatu

teks, Richard et al dalam Nababan (2008: 63) menyebutkan antara lain panjang

rata-rata kalimat, jumlah kata-kata baru, dan kompleksitas gramatikal dari bahasa

yang digunakan. Sementara itu Nababan (2008:68) menambahkan beberapa

faktor lain dalam keterbacaan yaitu:

a. Penggunaan kata-kata baru

Page 60: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Kata baru adalah kata yang tidak lazim atau bahkan asing bagi pembaca

sebuah teks. Hal ini akan mengakibatkan keterbacaan teks menjadi

rendah.

b. Penggunaan kata asing dan daerah

Saat ini sering sekali kata asing atau daerah yang muncul dalam berbagai

teks bahkan dalam surat kabar ataupun majalah. Hal ini akan membuat

pembaca kebingungan ketika mereka tidak mengetahui apa yang

dimaksud dengan kata asing atau daerah tersebut.

c. Penggunaan kalimat bahasa asing

Penggunaan kalimat asing kadang-kadang muncul pada sebuah teks,

terutama pada cerita pendek ataupun novel yang biasanya menunjukkan

suatu lokasi dimana terjadinya sebuah percakapan ataupun dengan siapa

percakapan tersebut berlangsung. Sebagai contoh ketika diceritakan

seseorang yang pergi ke suatu negara untuk menimba ilmu lalu terjadi

suatu percakapan dalam bahasa negara tersebut. Tentu saja pembaca tidak

mampu untuk memahami kalimat asing tersebut.

d. Penggunaan kata taksa,

Kata taksa adalah kata yang memiliki lebih dari satu makna. Kalimat ‘The

truck driver stopped at the pub and drained the dragon’ akan

mengakibatkan dua makna yang berbeda yaitu, ‘Supir truk tersebut

berhenti di pub dan mengeringkan radiatornya’ atau ‘Supir truk tersebut

berhenti di pub dan pergi ke toilet’. Karena ‘drained the dragon adalah

Page 61: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

idiom yang dipakai di Australia yang merupakan ‘euphemism’

(penghalusan kata) untuk kata ‘toilet’ (buang air kecil).

e. Penggunaan kalimat tidak lengkap

Kalimat lengkap menunjuk pada unsur-unsur kalimat seperti subjek,

predikat, objek dan keterangan. Jika salah satu unsur tersebut tidak

terdapat dalam satu kalimat maka kalimat tersebut bisa dikatakan kalimat

tidak lengkap. Jika hal ini terjadi akan mengakibatkan kesulitan bagi

pembaca untuk memahami pesan yang dimaksudkan oleh penulis.

f. Panjang rata-rata kalimat

Panjang rata-rata kalimat menunjuk pada jumlah rata-rata kalimat dalam

suatu teks. Namun tidak semua kalimat yang panjang selalu sulit

dipahami atau sebaliknya kalimat pendek juga belum tentu mudah

dipahami. Hal ini tergantung pada pemahaman pembaca dalam setiap

makna kata pada kalimat tersebut.

g. Alur pikiran yang tidak runtut dan tidak logis

Kadang-kadang teks Bsu yang akan diterjemahkan belum tentu memiliki

kalimat atau paragraf yang baik dilihat dari sisi gramatikal dan juga tidak

memiliki alur pikiran yang tidak runtut sehingga hal ini akan

mengakibatkan kesulitan untuk dipahami.

h. Penggunaan kalimat kompleks

Penggunaan kalimat kompleks juga akan menentukan tinggi rendahnya

tingkat keterbacaan suatu teks karena kalimat kompleks memiliki lebih

dari satu gagasan yang dirangkum dalam satu kalimat.

Page 62: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2.2.3 Keberterimaan

Keberterimaan teks terjemahan berhubungan dengan pembaca teks

tersebut. Pembaca akan mengerti penggunaan bahasa secara alamiah sesuai

dengan situasi yang melingkupi teks tersebut melalui rangkaian kalimat yang

membentuk teks. Jika rangkaian kalimat tersebut tidak bisa saling berhubungan

dan bahkan tidak lazim bagi pembaca teks tersebut maka teks terjemahan yang

dihasilkan itu bisa dikatakan tidak berterima. Oleh karenanya, dalam suatu teks

terjemahan penerjemah sudah seharusnya mampu untuk merangkai kalimat

sedemikian rupa tanpa mengurangi makna yang terkandung didalamnya agar

maksud dari kalimat tersebut bisa diterima oleh pembacanya.

2.3 Penelitian yang relevan

Penelitian yang berhubungan dengan teknik, metode dan ideologi

penerjemahan sudah banyak dilakukan dengan berbagai macam alasan seperti

untuk tesis, makalah dan lain sebagainya. Penelitian penerjemahan tersebut pada

umumnya difokuskan pada satuan kata, frase, istilah-istilah seperti istilah politik,

istilah budaya, istilah kedokteran dan lain-lain (lihat Asri Handayani 2009).

Penelitian yang berhubungan dengan cerita anak pun sudah pernah dilakukan oleh

Suhud Eko Yuwono (2005) akan tetapi dia lebih memfokuskan kepada kualitas

terjemahan cerita anak yang dilihat dari aspek kesepadanan, keterbacaan dan

keberterimaan teks terjemahan cerita anak tebitan Balai Pustaka khususnya yang

berkaitan dengan penerjemahan unsur budayanya. Data-datanya diambil dari

beberapa cerita anak yang berasal dari beberapa wilayah di Indonesia yang

kemudian diterjemahkan kedalam Bahasa Inggris.

Page 63: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Adapun perbedaannya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah

penelitian ini lebih memfokuskan pada cerita anak untuk usia sekolah dasar yang

diambil dari bilingual book serial Erlangga for Kids dengan bahasa sumber bahasa

Inggris dan bahasa sasarannya adalah Bahasa Indonesia. Data dalam penelitian ini

diambil dari semua kalimat yang terdapat dalam buku cerita anak Serial Erlangga

for Kids. Ini lah yang membuat penelitian ini berbeda dari penelitian yang sudah

dilakukan sebelumnya. Penelitian lain yang hanya mengidentifikasi teknik

penerjemahan dalam bentuk istilah, frase, dan unsur-unsur lain dalam kalimat

tidak akan bisa mengetahui metode dan ideologi penejemahan yang terdapat

dalam objek yang diteliti akan tetapi, dengan diketahuinya teknik-teknik yang

digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan buku cerita anak Serial

Erlangga for Kids dapat diketahui metode penerjemahan buku tersebut dan juga

ideologi penerjemahnya.

2.4 Kerangka Pikir

Kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alur

pemikiran penulis dalam melakukan penelitian ini. Dalam melakukan kegiatannya

penerjemahan seorang penerjemah biasanya dipengaruhi oleh idiologi yang

dianutnya yang secara langsung akan berpengaruh kepada metode dan teknik yang

dipilihnya dalam melakukan kegiatan penerjemahan. Sedangkan dari sisi penulis

untuk melihat ideologi seorang penerjemah dilihat dari karyanya, lalu

menganalisis teknik-teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah, kemudian

berdasarkan teknik tersebut dapat diketahui metode yang digunakan dan

kecendrungan atau ideologi yang dianut oleh penerjemah. Berdasarkan teknik

Page 64: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

yang dipilih juga dapat dianalisis tingkat kesepadanan makna sebuah terjemahan

yang dinilai berdasarkan kategori dan kriteria-kriterianya.

Adapun alur pemikiran peneliti dalam melakukan penelitian ini dapat

dilihat pada kerangka pikir di bawah ini. Penerjemah dengan segala kompetensi

yang dia punyai menerjemahkan cerita anak dari Bahasa Sumber ke dalam Bahasa

sasaran dan diterbitkan dalam bentuk bilingual books yang merupakan sumber

data, semua kalimat yang terdapat dalam buku tersebut baik Tsu dan Tsa diambil

sebagai data. Kemudian peneliti menentukan teknik penerjemahan untuk tiap-tiap

kalimat yang terdapat dalam buku tersebut. Setelah teknik penerjemahannya

didapat maka peneliti dapat menyimpulkan metode dan ideologi

penerjemahannya. Metode penerjemahan dapat disimpulkan berdasarkan jenis

teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah. Pemilihan teknik

penerjemahan juga dapat mempengaruhi keakuratan dan keberterimaan

terjemahan. Data-data yang juga diberikan kepada rater dengan menggunakan

kuesioner. Rater lah yang menentukan kualitas terjemahan cerita anak serial

Erlangga for kids berdasarkan tingkat keakuratan dan keberterimaan. Untuk

melihat tingkat keterbacaan terjemahan peneliti memberikan buku cerita anak

serial Erlangga for Kids kepada pembaca (anak-anak yang duduk dibangku kelas 3

dan 4 sekolah Dasar). Merekalah yang menentukan tingkat keterbacaan. Alur

pemikiran peneliti dapat digambarkan dengan kerangka pikir berikut ini.

Page 65: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 3. Diagram Kerangka Pikir

Kompetensi Kebahasaan tekstual, Bidang Ilmu dan Kompetensi transfer

Penerjemah

Bilingual Books

Teknik

Metode Ideologi

Penilaian Kualitas Terjemahan

Keakuratan Pesan

Keberterimaan Pesan Keterbacaan

Pesan

Pembaca Rater

Page 66: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam

penelitian kualitatif dalam bentuk content analysis. Penelitian ini merupakan

penelitian dasar dengan pendekatan kualitatif deskriptif karena penelitian ini

cenderung tidak memotong halaman cerita dan data lainnya dengan simbol-simbol

angka. Menurut Yin (1987) dalam Sutopo (2006:39). Di dalam penelitian

kualitatif ditemukan adanya bentuk penelitian terpancang (embedded research)

yaitu penelitian kualitatif yang sudah menentukan fokus penelitiannya berupa

variable utamanya yang akan dikaji berdasarkan pada tujuan dan minat

penelitinya sebelum peneliti masuk ke lapangan studinya. Lebih lanjut Sutopo

(2006:45) mengatakan bahwa di dalam penelitian kualitatif, bentuk semua teknik

pengumpulan data dan kualitas pelaksanaan, serta hasilnya sangat tergantung pada

penelitinya sebagai alat pengumpulan data utamanya. Oleh karena itu sikap kritis

dan terbuka sangat penting dan teknik pengumpulan data yang digunakan selalu

bersifat terbuka dengan kelenturan yang luas.

Penelitian kualitatif bersifat holistik dalam artian penelitian ini

memandang berbagai masalah selalu berada di dalam kesatuannya, tidak terlepas

dari kondisi yang lain yang menyatu dalam suatu konteks. Dengan demikian

walaupun penelitian ini memfokuskan pada teknik penerjemahan yang dilihat dari

produk atau karya terjemahan itu sendiri namun tidak tertutup kemungkinan untuk

Page 67: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

mengkaji aspek lain seperti bagaimana pemilihan teknik berpengaruh pada aspek

kesepadanan makna.

Penelitian kualitatif tidak akan membuat generalisasi yang bersifat

universal tetapi hanya berusaha mengumpulkan data, mengatur, mengklasifikasi

dan kemudian menafsirkannya untuk membuat kesimpulan terhadap fenomena

atau peristiwa yang ada. Simpulan yang didapat dari penelitian kualitatif bersifat

multi perspektif.

3.2 Data dan Sumber Data

Penelitian penerjemahan ini berorientasi pada produk atau hasil dari proses

penerjemahan. Namun demikian peneliti juga menyertakan aspek genetik dalam

hal ini (rater) sebagai sumber data afektif. Sumber data merupakan objek dimana

data untuk suatu penelitian diperoleh. Berikut merupakan penjelasan ataupun

uraian mengenai data dan sumber data dari penelitian ini.

3.2.1. Dokumen

Dokumen merupakan sumber data tertulis yang berhubungan dengan suatu

peristiwa atau aktivitas tertentu. Sumber ini kebanyakan merupakan rekaman

tertulis, namun juga bisa berupa gambar atau peninggalan yang berkaitan dengan

suatu aktivitas atau peristiwa tertentu. Sumber data tertulis dalam penelitian ini

adalah cerita anak bilingual serial Erlangga for Kids yang berjumlah enam buah

buku. Buku cerita anak yang merupakan bilingual book ini ditulis oleh berbagai

pengarang yang berasal dari Inggris dan diterjemahkan oleh dua orang yaitu

Hetriani Agustine dan Eka Cahyani dan diterbitkan oleh penerbit Erlangga.

Page 68: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Berikut merupakan judul buku, pengarang dan penerjemah dari cerita anak Serial

Erlangga for Kids.

Tabel 3. Daftar Bilingual Books yang Digunakan Sebagai Sumber Data.

No Judul Penulis Penerjemah

1 The littlest Owl (TLO)

(Burung Hantu Terkecil)

Caroline Pitcher

Tina Macnaughton

Hetriani Agustine

2

Little Bear and The Wishing Tree

(LBWT)

(Beruang Kecil dan Pohon Harapan)

Norbert Landa

Simon Mendez

Hetriani Agustine

3 I’m Special, I’m Me! (ISIM)

(Aku Istimewa, Aku adalah Aku!

Ann Meek

Sarah Massini

Hetriani Agustine

4 Bedtime for Little Bears! (BLB)

(Saatnya Tidur Beruang Kecil!)

David Bedford

Caroline Pedler

Hetriani Agustine

5 Don’t be Afraid, Little ones (DALO)

(Jangan Takut Anakku)

M Christina Butler

Caroline Pedler

Eka Cahyani

6 The Tiny Weeny Tedpole (TWT)

(Kecebong Kecil Mungil)

Sheridan Cain

Jack Tickle

Eka Cahyani

Sebagai sumber data objektifnya yang merupakan produk terjemahan akan

diambil data berupa teknik penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah pada

satuan lingual dalam tataran kata, frase, klausa dan kalimat yang terdapat dalam

bilingual book tersebut. Berikut contoh data:

3/TLO/Bsu 3/Bsa 3

Bsu : One egg hatched, than two, then three, deep inside a willow tree. Bsa : Satu telur menetas, kemudian dua, lalu tiga, jauh di dalam sebuah

pohon dedalu.

Kodifikasi diatas digunakan untuk memudahkan proses analisis data dan

memudahkan untuk melihat data pada sumber aslinya. Arti kode diatas adalah:

Page 69: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3 : Merupakan Nomor data

TLO : Merupakan kode judul salah satu buku yang sudah disampaikan diawal

(The Little Owlets)

Bsu 3 : Teks Bahasa sumber pada kalimat pertama

Bsa 3 : Teks Bahasa sasaran pada kalimat pertama

3.2.2 Narasumber atau Informan

Nara sumber yang juga dikenal sebagi informan merupakan sumber data

yang berwujud manusia yang sangat penting perannya sebagai individu yang

memiliki informasi (Sutopo, 2006:57-58). Istilah ini sangat akrab digunakan

dalam penelitian kualitatif, dengan pengertian bahwa penelitinya memiliki posisi

yang lebih penting dari pada responden yang posisinya sekedar untuk memberi

tanggapan (respond) pada apa yang diminta atau ditentukan oleh penelitinya.

Kriteria pemilihan informan dalam penelitian ini yaitu rater adalah sebagai

berikut:

- Memiliki keahlian dalam bidang penerjemahan dan atau memahami teori

penerjemahan bahasa Inggris kedalam Bahasa Indonesia

- Menguasai atau memiliki pengetahuan tentang cerita anak dan

kriterianya

- Memahami tata Bahasa Inggris dan tata Bahasa Indonesia serta

penggunaanya terutama yang terkait cerita anak

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, Sutopo

(2006:66) mengelompokkan teknik pengumpulan data menjadi dua bagian yaitu

Page 70: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dengan metode interaktif yang meliputi wawancara mendalam, observasi

berperan, dan focus group discussion. Yang kedua adalah metode non-interaktif

yang meliputi kuisioner, mencatat dokumen atau arsip (content analysis), dan

observasi tak berperan. Untuk itu teknik pengumpulan data yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah :

3.3.1. Mengkaji Dokumen

Dokumen tertulis dan arsip merupakan merupakan sumber data yang

memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Menurut Yin (1987) dalam

Sutopo (2006:81), mengkaji dokumen disebut juga sebagi content analysis, yang

merupakan cara untuk menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan

tujuan penelitian. Dalam melakukan teknik ini perlu disadari bahwa peneliti bukan

sekadar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip tetapi juga

makna tersiratnya. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh gambaran teknik

penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah.

Kajian dokumen pada penelitian ini difokuskan pada terjemahan cerita

anak serial Erlangga for Kids, berhubung bukunya merupakan bilingual sehingga

penulis tinggal membandingkan Bsu dengan terjemahannya atau Bsa berkaitan

dengan teknik penerjemahan, metode dan ideologi yang digunakan oleh

penerjemah, kemudian menganalisis kualitas terjemahan berdasarkan keakuratan,

keberterimaan dan keterbacaan

3.3.2. Memberikan kuesioner kepada informan

Sutopo (2006:81) menyatakan bahwa kuesioner merupakan daftar

pertanyaan untuk pengumpulan data dalam penelitian yang dapat dilakukan secara

Page 71: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

lisan dan tulisan. Dalam penelitian ini disusun kuesioner secara tertulis yang dan

diberikan kepada informan sebagai responden dan setelah diisi jawabannya

kemudian dikirim kembali kepada pengumpul data atau penelitinya. Cara ini

sering disebut dengan teknik angket. Cara ini banyak dilakukan karena dapat

memperoleh data yang banyak dalam waktu yang singkat sehingga sangat

menguntung dalam hal waktu dan biaya.

Kuesioner dalam penelitian ini dirancang dengan memberikan pertanyaan

yang bersifat terbuka (open-ended questionnaire) dalam artian pada setiap

pertanyaan diberikan alternatif jawaban namun pada bagian bawahnya selalu

diberikan ruang yang cukup untuk memberikan kesempatan pada informan untuk

menuliskan alasan mengapa ia menjawab demikian atau hal-hal lain yang

mungkin penting yang berkaitan dengan masalah yang ditanyakan atau yang ingin

diutarakan (Sutopo, 2006:82).

Pada penelitian ini tujuan dari pemberian kuesioner adalah untuk melihat

kualitas karya terjemahan berdasarkan faktor keakuratan, keberterimaan dan

keterbacaan. Dengan demikian kuesioner yang diberikan berupa instrument untuk

menghimpun data yang terkait tingkat keakuratan dan keberterimaan karya

terjemahan. Sedangkan untuk keterbacaan karya terjemahan penulis tidak

memberikan kuesioner karena informan yang dituju adalah anak-anak usia

sekolah dasar tepatnya mereka yang duduk dibangku kelas 3 (tiga) dan 4 (empat).

Untuk melihat faktor keterbacaan ini penulis memberikan beberapa buku cerita

anak tersebut kepada 5 (lima) orang anak kemudian meminta mereka kembali

Page 72: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

untuk menceritakan isi dari cerita yang dimaksud, setelah itu penulis memberikan

beberapa pertanyaan terkait cerita yang sudah mereka baca.

Kuesioner pertama bertujuan untuk menghimpun data terkait keakuratan

pesan berdasarkan teknik yang digunakan. Kuesioner ini diberikan kepada rater

sesuai dengan kualifikasi yang sudah disebutkan sebelumnya. Skala dan indikator

yang digunakan dalam instrumen ini diadaptasi dari Nagao. Tsujii dan Nakamura

(dalam Nababan 2004:61) namun sudah dimodifikasi, seperti yang terlihat dalam

tabel berikut ini:

Tabel 4. Skala dan Indikator Penilaian Tingkat Keakuratan Terjemahan

Skala Indikator

3 Pesan dalam kalimat bahasa sumber tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Kalimat bahasa sasaran jelas dan tidak perlu ditulis ulang/revisi

2 Pesan dalam kalimat bahasa sumber belum tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Terdapat beberapa masalah dengan pilihan kata dan hubungan antar frase, klausa dan elemen kalimat sehingga perlu direvisi.

1 Pesan dalam kalimat bahasa sumber tidak diterjemahkan sama sekali ke dalam bahasa sasaran, misalnya, dihilangkan.

Kuesioner kedua berupa instrument untuk menghimpun data terkait

tingkat keberterimaan (acceptability) teks terjemahan yaitu:

Tabel 5. Skala dan Indikator Tingkat Keberterimaan Terjemahan

Skala Indikator

3

a. Bahasa yang digunakan pada terjemahan sesuai dengan aturan penggunaan bahasa sasaran (bahasa Indonesia), pilihan kata telah biasa dipakai saat ini, sesuai untuk ukuran usia anak-anak khususnya tingkat sekolah dasar

b. Terjemahan istilah terasa wajar dan tidak seperti hasil terjemahan.

Page 73: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2

a. Bahasa yang digunakan pada terjemahan kurang sesuai dengan aturan bahasa sasaran (tata bahasa Indonesia). Demikian pula, pilihan kata kurang sesuai untuk usia anak-anak sehingga agak susah untuk dimengeri

b. Ada beberapa kata atau frasa dalam terjemahan yang tidak wajar.

1 a. Bahasa yang digunakan pada terjemahan sama sekali tidak sesuai

dengan aturan penggunaan bahasa sasaran (tata bahasa Indonesia). b. Terjemahan istilah sama sekali tidak wajar.

3.3.3. Wawancara

Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali informasi sebanyak-

banyaknya dari informan yang pada prakteknya disebut wawancara mendalam (in-

depth interviewing). Wawancara akan dilakukan dengan rater dan penerjemah

profesional atau akademisi. Diharapkan dari wawancara tersebut didapat

informasi mengenai kesepadanan makna yang ditimbulkan oleh pemilihan teknik

penerjemahan yang diaplikasikan oleh penerjemah dalam menerjemahkan.

Wawancara juga dimaksudkan sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data

yang diperoleh melalui kuesioner. Informan yang akan diwawancarai dipilih

secara selektif (purposive sampling) sesuai dengan kriteria responden/ informan

seperti yang sudah dijelaskan di atas.

3.4 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk mendapatkan derajat validitas atau keabsahan data dan reliabel data

penelitian ini, maka data yang terkumpul diteliti kembali dengan teknik keabsahan

data yaitu dengan teknik trianggulasi dan review informan. Trianggulasi

merupakan cara yang paling umum digunakan untuk meningkatkan validitas

penelitian kualitatif. Trianggulasi ada empat macam yaitu trianggulasi sumber

data, trianggulasi peneliti, trianggulasi metodologi dan trianggulasi teoritis. Paton

Page 74: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

dalam Sutopo (2006:92) namun dalam penelitian ini hanya digunakan dua

trianggulasi yaitu trianggulasi sumber data dan trianggulasi metodologi.

3.4.1 Trianggulasi Sumber Data

Trianggulasi data mengacu pada sumber dari mana suatu data

diperoleh. Cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan

data ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya

data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali

dari beberapa sumber data yang berbeda (Patton dalam Sutopo

2006:93). Teknik ini dapat digambarkan dalam gambar berikut:

informan 1

Data wawancara informan 2

Informan 3

Gambar 4. Skema Trianggulasi Sumber Data (Sutopo, 2006:94)

3.4.2 Trianggulasi Metode

Trianggulasi metodologi dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang

sejenis, tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan

data yang berbeda. Yang menjadi penekanan dalam metode trianggulasi

metode adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda-

beda dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber

data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. Triangulasi

sumber digunakan untuk memperoleh informasi kualitas terjemahan,

sumber datanya berupa informan, dokumen dan juga penerjemah.

Triangulasi metode juga berfungsi untuk memastikan data terkait

Page 75: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

kualitas terjemahan yang dilakukan pada satu sumber. Teknik ini juga

dapat digambarkan sebagai barikut:

Kuesioner informan (rater)

Data wawancara

Content analysis dokumen/arsip

Gambar 5. Skema Trianggulasi Metode (Sutopo, 2006:96)

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis teknik penelitian kualitatif bersifat induktif dengan maksud

analisis yang dilakukan bukan dengan tujuan untuk membuktikan suatu prediksi

atau hipotesis penelitian tetapi semua simpulan yang dibuat sampai dengan teori

yang mungkin dikembangkan, dibentuk dari semua data yang telah berhasil

ditemukan dan dikumpulkan di lapangan (Sutopo, 2006:105). Analisis induktif ini

prosesnya dilakukan dengan tiga macam kegiatan sebagai berikut: (1) analisis

dilakukan di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data, (2) analisis dalam

bentuk interaktif, (3) analisis bersifat siklus. Dalam proses analisisnya dilakukan

melalui tiga komponen yaitu:

3.5.1 Reduksi data

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang

merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi

dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan

lapangan.

Page 76: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3.5.2 Sajian data

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk

narasi lengkap yang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan

penelitian dapat dilakukan. Dalam hal ini sajian data berupa teknik,

metode dan ideologi penerjemahan yang muncul dalam karya

terjemahan dan analisisnya kemudian tingkat kesepadanan makna yang

ditimbulkan akibat pemilihan teknik tersebut.

3.5.3 Penarikan simpulan dan verifikasi

Penarikan simpulan ini didapat dari berbagai hal yang diperoleh mulai

dari pengumpulan data sampai pada tingkat kesepadanan makna yang

timbul akibat teknik yang dipilih. Simpulan ini kemudian diverifikasi

kembali dengan catatan lapangan dan informan agar cukup mantap dan

dapat dipertanggungjawabkan.

(1) (2)

(3)

Gambar 6. Model analisis interaktif (Sutopo, 2006:120)

Pengumpulan data

Reduksi data

Penarikan simpulan/verifikasi

Sajian data

Page 77: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Di samping itu model analisis juga akan mengadaptasi model analisis

milik Spradley (1997). Peneliti mengambil model ini karena teori tersebut

berasumsi bahwa setiap masyarakat mempunyai suatu sistem yang unik dalam

mempersepsikan dan mengorganisasikan fenomena dan bahasa sebagai satu-

satunya alat untuk memahaminya dan mengungkapkan pemahaman tersebut.

Seperti telah diketahui, penelitian ini terfokus pada suatu fenomena yang terdapat

dalam suatu penelitian sehingga pengalihan pesan antara dua bahasa yaitu bahasa

Inggris sebagai Bsu dan bahasa Indonesia sebagai Bsa dianggap fokus dari

penelitian ini. Empat langkah analisis dijabarkan sebagai berikut:

1. Analisis Domain

Dalam tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap konten yang

termasuk data dan yang bukan data. Peneliti mengumpulkan data

penelitian yaitu semua klausa yang terdapat dalam cerita anak serial

Erlangga for Kids.

2. Analisis Taksonomi

Selanjutnya, data tersebut diklasifikasikan berdasarkan teknik

penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir 2002 .

Tabel 6. Contoh Klasifikasi Teknik

Kode Bsu BSa teknik

6/BLB/Bsu 3/ Bsa 3

“It’s getting late,”

said Mother Bear. “It

will soon be bed time.

Let’s go home Little

Bear

“Sudah sore,” kata ibu

beruang. “Sebentar

lagi waktunya tidur.

Ayo pulang, Beruang

Kecil.”

Established

equivalence

Page 78: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

3. Analisis Komponen

Analisis komponen meliputi analisis antar kategori yaitu hubungan

antara teknik penerjemahan yang digunakan dengan kualitas terjemahan

antara lain keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan terjemahan. Dalam

hal ini dampak penggunaan teknik penerjemahan cerita anak dengan

kualitas terjemahan cerita anak Serial Erlangga for Kids.

Tabel 7. Contoh Analisis Komponen

no Teknik keakuratan keberterimaan keterbacaan

1 Literal Akurat:

Kurang akurat:

Tidak akurat:

Berterima:

Kurang berterima:

Tidak berterima:

4. Menemukan tema-tema budaya (cultural value)

Cultural value didapat setelah dilakukan analisis berulang terhadap

domain, taksonomi dan komponensialnya. Simpulan akhir mengenai

kualitas terjemahan cerita anak Serial Erlangga for Kids dapat diambil

dengan meletakkan pada konteks yang sebenarnya. Simpulan akhir

tersebut merupakan nilai yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan.

Sebagai contoh, teknik penerjemahan literal merupakan teknik

penerjemahan yang paling sering digunakan, hal ini disebabkan kalimat

bahasa sumber yang sederhana dan pendek sehingga dapat diterjemahkan

dengan menggunakan teknik literal tanpa mengurangi kealamiahan,

keakuratan dan keberterimaan terjemahan.

Page 79: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Untuk lebih jelasnya, keempat tahap analisis di atas digambarkan dalam bagan

berikut ini:

Gambar 7. Model Analisis Menurut Spradley

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Adapun prosedur yang dilalui dalam penelitian ini adalah :

1. Membaca teks Bsu dan Bsa

2. Mengumpulkan, menuliskan dan mengklasifikasikan data

3. Menyebarkan kuesioner dan wawancara dengan informan

4. Pemeriksaan keabsahan data (validitas data)

5. Melakukan analisis data (mereduksi, menyajikan dan menyusun simpulan

atau verifikasi data)

6. Merumuskan simpulan akhir

Analisis Domain

Analisis Taksonomi

Analisis Komponen

Menemukan tema-tema budaya (cultural

value)

Page 80: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini dibahas hasil penelitian mengenai “Teknik, Metode,

Ideologi dan Kualitas Terjemahan Cerita Anak Serial Erlangga For Kids”.

Pembahasan dijelaskan sesuai dengan urutan permasalahan seperti yang telah

disebutkan pada bab sebelumnya. Pembahasan dimulai dari analisis teknik-teknik

penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan buku

cerita anak. Berdasarkan teknik penerjemahan yang diaplikasikan oleh

penerjemah dapat dianalisis metode penerjemahan dan ideologi penerjemahnya.

Selanjutnya dari teknik-teknik penerjemahan tersebut dapat dianalisis kualitas

sebuah karya terjemahan dilihat berdasarkan aspek keakuratan, keberterimaan dan

keterbacaan.

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa data yang

dianalisis diambil dari beberapa bilingual book serial Erlangga for Kids yang

merupakan cerita anak. Setiap kalimat yang terdapat dalam buku tersebut diambil

sebagai data, dengan demikian analisis teknik penerjemahan dilakukan untuk tiap-

tiap kalimat yang terdapat dalam buku cerita tersebut.

Seorang penerjemah buku cerita anak hendaknya dapat menerjemahkan

teks Bsu dngan baik kedalam Teks Bsa karena pembaca yang dituju adalah anak-

anak. Selain itu perbedaan struktur bahasa antara Bsu dan Bsa mengharuskan

seorang penerjemah teliti dalam melakukan penerjemahan karena akan berdampak

terhadap keterbacaan dan pemahaman sebuah cerita.

Page 81: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

4.1. Analisis

Dalam menganalisis data penulis menggunakan pengkodean agar lebih

mudah melakukannya. Data yang ada disandingkan satu persatu antara Tsu dan

Tsa nya setelah itu baru dilakukan analisis. Dalam setiap buku terdapat rata-rata

40 kalimat teks bahasa sumbernya dan 40 kalimat teks bahasa sasarannya. Adapun

contoh dari pengkodean tersebut adalah sebagai berikut :

1/TLO/Bsu 1/Bsa 1 yang dapat diartikan:

1 : Nomor data

TLO : Judul cerita dalam hal ini The Littlest Owl

Bsu 1 : Bahasa sumber kalimat pertama

Bsa 1 : Bahasa sasaran kalimat pertama

4.1.1. Teknik-teknik Penerjemahan dalam Cerita Anak Serial Erlangga for

Kids

Dalam menganalisis teknik penerjemahan penulis menggunakan teknik-

teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir. Mereka

mengemukakan 18 bentuk teknik-teknik penerjemahan. Penulis memilih teknik

yang mereka kemukakan karena lebih lengkap dibanding teknik penerjemahan

yang dikemukakan oleh ahli penerjemahan lain. Dari 6 (enam) buah buah buku

cerita anak yang diambil terdapat 262 buah kalimat yang kesemuanya diambil

sebagai data. Dari 262 kalimat tersebut terdapat sebanyak 486 data. Setelah

direduksi didapat sebanyak 464 buah data. Untuk menerjemahkan kalimat-

kalimat tersebut berbagai teknik penerjemahan digunakan. Setelah dilakukan

analisis terhadap teknik penerjemahan, penulis menemukan 10 buah teknik

Page 82: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan cerita anak

Serial Erlangga for Kids. Tabel berikut ini memperlihatkan penggunaan teknik

penerjemahan oleh penerjemah.

Tabel 8. Prosentase Jenis-jenis Teknik Penerjemahan

No Teknik Penerjemahan Jumlah data Prosentase 1 Adaptation 14 3,0 2 Amplification/addition 42 9,1 3 Pure Borrowing 4 0,9 4 Paricularization 6 1,3 5 Established Equivalence 121 26,1 6 Generalization 3 0,6 7 Literal 169 36,4 8 Modulation 8 1,7 9 Reduction 38 8,2 10 Transposition 59 12,7

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa teknik penerjemahan secara

literal merupakan teknik penerjemahan yang paling banyak digunakan oleh

penerjemah yaitu sebanyak 36,4 % atau sebanyak 169 buah data yang diikuti oleh

padanan tetap, transposisi, amplifikasi/addition, reduksi, adaptasi, modulasi,

particularization, peminjaman murni, dan generalisasi. Berikut adalah hasil

analisa penulis berkaitan dengan teknik penerjemahan.

4.1.1.1. Adaptation

Teknik adaptasi ini terdapat dalam 10 (sepuluh) buah data. Pada umumnya

teknik ini digunakan untuk menerjemahkan anomatope, seperti yang terdapat pada

dua buah data di bawah ini :

4/TWT/Bsu 2/ Bsa 2

Bsu : The teeny weeny tadpole swam in and out of the lily pads. Splish!

Splash!

Page 83: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Bsa : Kecebong kecil mungil berenang ke atas dank ke bawah daun lili.

Kecipak! Kecipuk!

386/TO/Bsu 7/ Bsa 7 Bsu : Flippity-flop, she landed with a plop.

Bsa : Flip! Flop! Ibu katak mendarat. Plop.

Pada data di atas istilah splish! splash! Yang merupakan suara percikan air

saat kecebong berenang dalam Bsu diterjemahkan menjadi kecipak kecipuk dalam

Bsa sesuai dengan istilah untuk bunyi air yang dihasilkan ketika berenang.

Penerjemah menggunakan teknik adaptasi menerjemahkan anomatope diatas

sesuai dengan istilah yang ada dalam Bsa. Begitu juga dengan bunyi ketika seekor

ibu katak mendarat setelah melompat tinggi ke udara, dalam Bsa dideskripsikan

dengan Flippity-flop dipadankan kedalam Bsa menjadi Flip! Flop. Data-data lain

yang menggunakan teknik adaptasi dimasukkan dalam lampiran tersendiri.

4.1.1.2. Amplification/Addition

Teknik amplifikasi cukup banyak digunakan dalam terjemahan cerita anak

Serial Erlangga for kids yaitu sebanyak 42 buah data atau 9,1%. Menurut Molina

dan Albir teknik addition atau penambahan termasuk kedalam teknik amplifikasi.

Tujuan dari penggunaan teknik amplifikasi dan penambahan adalah untuk

memperjelas maksud yang terdapat dalam Bsu agar lebih mudah dimengerti oleh

pembaca. Berikut contoh data yang menggunakan teknik amplifikasi dan addition:

36TLO/Bsu 17/Bsa 17

Bsu : “I’m fine, Ma”, He chirped. “I don’t mind being small at all.”

Page 84: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Bsa : “Aku baik-baik saja, Bu,” seru Nomor Empat menciap. “Aku sama

sekali tidak keberatan menjadi yang paling kecil.”

Pada contoh di atas teknik amplifikasi digunakan, kata he diterjemahkan

menjadi si nomor empat. Dengan adanya penjelasan tersebut menjadi lebih jelas

kata he yang terdapat dalam Bsa mengacu kepada siapa. Hal ini sesuai dengan

maksud dan tujuan dari teknik amplification yaitu untuk mengungkapkan detil

pesan secara eksplisit atau memparafrasekan informasi yang implisit dalam Bsa

ke dalam Bsu

58/TLO/Bsu27/ Bsa 27 Bsu : “I will! I will!” But he never even left the branch.

Bsa : “Aku akan terbang,” serunya. “Aku pasti terbang! Pasti!” Tetapi ia

bahkan tidak mampu beranjak dari cabang pohon itu.

Pada contoh 58/TLO/Bsu27/Bsa27 terdapat penambahan dalam

terjemahan atau Bsa. Penerjemah menambahkan klausa “Aku pasti terbang”

untuk memberikan penekanan bahwa walaupun si burung hantu yang nomor

empat adalah yang paling kecil dari segi ukuran badan dan usia akan tetapi dia

tidak pernah menyesali keadaannya itu. Dia tetap berusaha agar bisa sama dengan

tiga saudaranya yang lain. Data-data lain yang menggunakan teknik

amplifikasi/penambahan dimasukkan dalam lampiran tersendiri.

4.1.1.3. Borrowing

Teknik borrowing atau pinjaman dipakai dalam terjemahan cerita anak.

Biasanya teknik ini digunakan apabila dalam Bsa tidak terdapat konsep atau

makna yang dimaksud dalam Bsu. Teknik borrowing dapat dibagi lagi menjadi

Page 85: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dua bahagian yaitu pure borrowing dan naturalized borrowing. Dalam terjemahan

cerita anak ini hanya ditemukan teknik pure borrowing saja yang digunakan untuk

mendapatkan padanan dari bunyi-bunyian yang dihasilkan oleh binatang,

tumbuhan dan lainnya seperti yang terdapat dalam data berikut:

23/DALO/Bsu 15/ Bsa 15

Bsu : Then from behind them came noise. Kresekk! Krakk! Wush!

Bsa : Lalu, dari belakang mereka, terdengar suara. Kresekk! Krakk! Wush!

Istilah Kresekk! Krakk! Wush! Tetap digunakan oleh penerjemah dalam

Bsa untuk menggambarkan bunyi tumbuh-tumbuhan yang terinjak oleh binatang

walaupun sebenarnya dalam Bsa dapat ditemukan padanan untuk

mendeskripsikan bunyi tanaman yang terinjak tetapi penerjemah cenderung

meminjam istilah yang ada salam Bsu.

Data-data yang menggunakan teknik pure borrowing dimasukkan dalam lampiran

tersendiri.

4.1.1.4. Particularization

Teknik ini sesuai dengan penjelasannya digunakan untuk memberikan

padanan makna yang lebih spesifik dalam Bsa. Teknik Particularization

merupakan kebalikan dari teknik generalisasi. Berikut contoh penggunaan teknik

particularization dalam penerjemahan cerita anak.

46/ISIM/Bsu 30/ Bsa 30

Bsu : “I can see a knight,” said Milo.

Bsa : “Aku melihat seorang ksatria,” kata Milo

Page 86: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

47/TWT/Bsu 24/ Bsa 24

Bsu : “Hello,” said Tadpole. “Who are you?”

Bsa : “Halo,” sapa Kecebong Kecil. “Kamu siapa?”

Dari dua contoh diatas terlihat bahwa kata said diterjemahkan dengan dua

variasi yang berbeda dalam Bsa yaitu kata dan sapa. Dengan adanya pembedaan

tersebut semakin jelas bahwa kata said yang pertama berbeda arti dan maksudnya

dengan kata said yang kedua. Penerjemah mengaplikasikan teknik

particularization untuk mendapatkan maksa yang sepadan sehingga maknanya

menjadi lebih jelas.

4.1.1.5. Established Equivalence

Teknik ini digunakan untuk menerjemahkan hal-hal atau istilah-istilah

yang sudah mempunyai padanan yang tetap dalam Bsa. Teknik ini juga terdapat

dalam beberapa terjemahan cerita anak seperti :

81/ISIM/Bsu 50/ Bsa 50

Bsu : Milo smiled from ear to ear, and ALL the children stingrays under the

sea for the rest of the day

Bsa : Milo tersenyum lebar sekali, dan sepanjang hari itu mereka SEMUA

bermain menjadi ikan pari di bawah laut.

60/LBWT/Bsu 32/ Bsa 32

Bsu : But then cloud moved in front of the moon and Bertie was little afraid. Bsa : Tetapi kemudian awan datang menutupi bulan dan Bertie merasa

ketakutan.

Page 87: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Frase Milo smiled from ear to ear diterjemahkan ke dalam Bsa menjadi

Milo tersenyum lebar sekali. Terjemahan tersebut mudah untuk dimengerti oleh

pembaca anak-anak dan apabila diterjemahkan menjadi Milo tersenyum dari

telinga ke telinga terasa sulit untuk dimengerti. Bahkan pembaca remaja atau

dewasapun juga sulit untuk memahami maknanya karena istilah tersebut tidak

familiar dalam Bsa. Begitu juga dengan contoh 120/LBWT/Bsu 32/ Bsa 32, frase

moved in front of diterjemahkan menjadi datang menutupi, dengan demikian

pembaca dapat lebih mengerti maksudnya dari pada menerjemahkan dengan

pindah ke depan. Data-data lain yang diterjemahkan menggunakan teknik

established equivalence atau padanan tetap dimasukkan dalam lampiran tersendiri.

4.1.1.6. Generalization

Teknik generalization atau generalisasi digunakan untuk merubah istilah

asing yang bersifat khusus menjadi istilah yang lebih dikenal atau netral dalam

Bsa, seperti yang terdapat dalam data berikut:

20/LBWT/Bsu 11/ Bsa 11 Bsu : When he peeped through the window he saw Mummy Bear making

pancakes for tea, and Baby Bear helping her.

Bsa : Ketika dia mengintip dari jendela, ia melihat ibunya sedang membuat

kue dan si adik membantunya.

82/TWT/Bsu 45/ Bsa 45

Bsu :“Hello!” boomed the rubbery lipped creature. “I’m Big Bad Fish, and I

eat Tadpoles!”

Page 88: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Bsa :“Halo!” kata hewan berbibir gendut itu. “Aku Ikan Besar yang Jahat dan

Aku makan lecebong!”

Pada data di atas istilah pancakes dalam Bsu diterjemahkan menjadi kue

dalam Bsa. Dalam Bsu istilah pancakes merupakan sejenis makanan yang tipis

dan berbentuk bulat terbuat dari mentega dan dimasak menggunakan hot griddle.

Pancake tidak sama artinya untuk setiap Negara seperti di Jerman pancake

merupakan makanan yang terbuat dari kentang. Maka dari itu dalam Bsa tidak

ditemukan padanannya sehingga diterjemahkan dengan istilah yang lebih dikenal

dalam Bsa yaitu kue.

Untuk contoh yang ke dua penerjemah juga menggunakan teknik

generalisasi dalam menerjemahkan kata boomed yang berarti berbicara dengan

suara yang meraung namun hanya diterjemahkan dalam Bsa menjadi kata,

sehingga maknanya kurang tersampaikan karena pembaca tidak mengetahui

bahwa kata boomed identik dengan kemarahan sedangkan apabila diartikan

dengan kata tidak tergambar bahwa si Belut besar itu marah kepada kecebong.

Hanya terdapat tiga buah teknik generalisasi yang digunakan penerjemah

dalam menerjemahkan cerita anak serial Erlangga for Kids selain yang dua di atas

masih ada satu lagi yaitu 19/DALO/Bsu 12/ Bsa 12

4.1.1.7. Literal

Perbedaan antara struktur Bsu dan Bsa tidak menutup kemungkinan

terjemahan dilakukan secara literal selama terjemahan masih dapat dipahami.

Untuk kalimat-kalimat pendek dan sederhana dapat ditemukan adanya struktur

bahasa yang sama antara Bsu dan Bsa.

Page 89: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Contoh:

3/TLO/Bsu 3/Bsa 3

Bsu : One egg hatched, than two, then three, deep inside a willow tree.

Bsa : Satu telur menetas, kemudian dua, lalu tiga, jauh di dalam sebuah pohon

dedalu.

65/ISIM/Bsu 40/ Bsa 40

Bsu : “You look just like you,” said Mum. “Two eyes, a nose and a mouth, but

different from anyone else and that’s what makes you special, that’s what

make you my Milo.” Mum put her arms around him.

Bsa : “Kamu terlihat seperti kamu,” kata ibu. “Dua mata, satu hidung, dan satu

mulut, tetapi kamu berbeda dari orang lain, dan itulah yang membuat mu

istimewa, itu yang membuatmu Milo-nya Ibu.” Ibu memeluk Milo.

Dari dua contoh data di atas dapat terlihat bahwa penerjemah

menggunakan teknik penerjemahan literal untuk menerjemahkan frase dalam Bsu

kedalam Bsa. Teks Bsa diterjemahkan sebagaimana adanya tanpa menambah atau

mengurangi maknanya dalam Bsa. Struktur kalimatnya pun tidak dirubah. Data-

data yang diterjemahkan dengan menggunakan teknik penerjemahan literal

dimasukkan dalam lampiran tersendiri.

4.1.1.8. Modulation

Teknik modulasi berfungsi untuk mengubah sudut pandang, fokus,

kategori kognitif dalam kaitannya dengan Bsu. Perubahan sudut pandang ini pada

umumnya dilakukan oleh penerjemah sebagai strategi untuk menghasilkan

Page 90: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

terjemahan yang wajar dan luwes. Hal ini juga terdapat dalam terjemahan cerita

anak seperti yang terdapat pada data:

14/TLO/Bsu 8/Bsa 8

Bsu : Deep inside the willow tree, feeding the time was such a scrum.

Bsa : Jauh di dalam sebuah pohon dedalu, bayi-bayi burung hantu

berdesakan pada waktu makan.

47/ISIM/Bsu 31/ Bsa 31

Bsu : “Terrific,” said Mum. “All that shining armour and you must be brave

because only the bravest men are chosen to be knight, you know?”

Bsa : “Hebat! Kamu akan memakai baju besi yang berkilauan. Kamu juga pasti

sangat pemberani, sebab hanya orang pemberani yang terpilih menjadi

ksatria,” kata ibu.

Pada contoh data di atas terjadi perubahan penekanan dari frase yang

terdapat dalam Bsu ke dalam Bsa dimana frase feeding the time was such a scrum

diterjemahkan menjadi “bayi-bayi burung hantu berdesakan pada waktu makan”

agar lebih mudah dimengerti dan terjemahan terasa wajar daripada diterjemahkan

secara literal. Begitu juga dengan frase All that shining armour and you must be

brave because only the bravest men are chosen to be knight, you know?”

diterjemahkan menjadi “Kamu akan memakai baju besi yang berkilauan. Kamu

juga pasti sangat pemberani, sebab hanya orang pemberani yang terpilih menjadi

ksatria,” kata ibu agar lebih mudah dipahami. Pada dua contoh diatas terlihat

adanya perbedaan sudut pandang yang mana pada contoh pertama kalimat Bsu

penekanannya pada waktu makan sedangkan pada Bsa terjadi penekanan pada

Page 91: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

bayi-bayi burung hantu yang berdesakan pada waktu makan. Begitu juga dengan

contoh kedua terjadi perbedaan sudut pandang dimana lebih ditekankan kepada

Ksatria sedangkan pada Bsa penekannya kebih kepada Milo. Selain itu struktur

Bsa yang berbeda dengan Bsu juga merupakan alasan mengapa teknik modulasi

digunakan. Beberapa data yang menggunakan teknik ini dimasukkan dalam

lampiran tersendiri.

4.1.1.9. Reduction

Teknik ini digunakan untuk memadatkan pesan yang terdapat dalam Bsu

ke dalam Bsa, akan tetapi penggunaan yang tidak tepat mengurangi makna atau

bahkan menjadi terjemahan yang tidak bermakna. Berikut adalah data yang

menggunakan teknik deletion atau reduction:

5/TLO/Bsu 4/Bsa 4

Bsu : Three owlets blinked at the last white egg.

Bsa : Tiga bayi burung hantu itu berkedip-kedip menatap telur terakhir.

21/LBWT/Bsu 11/ Bsa 11

Bsu : When he peeped through the window he saw Mummy Bear making

pancakes for tea, and Baby Bear helping her.

Bsa : Ketika dia mengintip dari jendela, ia melihat ibunya sedang membuat kue

dan si adik membantunya.

Dari dua contoh data di atas terlihat bahwa kata white dan frase for tea

tidak diterjemahkan kedalam Bsa walaupun terdapat padanannya dalam Bsa.

Akan tetapi walaupun tidak diterjemahkan tetap tidak mengurangi makna pada

Page 92: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

terjemahan. Data lain yang diterjemahkan dengan menggunakan teknik reduction

dimasukkan dalam lampiran tersendiri.

4.1.1.10 Transposition

Teknik transposisi digunakan untuk merubah kategori gramatikal Bsu

kedalam Bsa yang dianggap lebih sesuai dan berterima dalam Bsa yang

disebabkan perbedaan struktur bahasa antara Bsu dan Bsa. Teknik ini juga

digunakan penerjemah dalam menerjemahkan cerita anak seperti yang terdapat

pada contoh data di bawah ini:

78/LBWT/Bsu 40/ Bsa/40

Bsu : He wanted to tell Mummy Bear and Baby Bear about the magic pancake-

blanket-lantern tree and all kind the animals

Bsa : Ia ingin menceritakan kepada ibu dan adiknya tentang pohon kue-

selimut-lentera dan semua hewan yang ditemuinya.

19/ISIM/Bsu 13/ Bsa 13

Bsu : “Lucky you,” said Mum. “How fantastic to be able to swing through the

trees with all your monkeys friends”

Bsa : “Beruntung sekali,” kata ibu. “Pasti menyenangkan berayun-ayun

diantara pepohonan dengan semua teman-teman kera-mu”.

Dari dua contoh data diatas terlihat bahwa penerjemah merubah struktur

Bsu untuk disesuaikan dengan struktur Bsa. Frase pancake-blanket-lantern tree

diterjemahkan menjadi pohon kue-selimut-lentera karena dalam Bsu berlaku

Adjektiva + nomina sedangkan dalam Bsa berlaku nomina + pemberi sifat. Begitu

juga dengan frase your monkeys friends diterjemahkan menjadi teman-teman

Page 93: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

kera-mu. Data-data yang diterjemahkan menggunakan teknik transposisi terdapat

dalam lampiran tersendiri.

4.1.2. Metode Penerjemahan

Metode merupakan pilihan cara penerjemahan pada tataran global yang

terjadi dalam proses penerjemahan dan mempengaruhi teks secara keseluruhan.

Untuk menyimpulkan metode penerjemahan sebuah produk terjemahan dapat

dilihat berdasarkan teknik penerjemahan yang digunakan. Dengan kata lain dari

18 jenis teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir terdapat

teknik-teknik yang cenderung mempertahankan bentuk bahasa sumber dan ada

teknik-teknik yang cenderung mempertahankan bentuk bahasa sasaran. Untuk

penerjemahan cerita anak Serial Erlangga for Kids, seperti yang sudah peneliti

kemukakan sebelumnya bahwa terdapat 10 buah teknik penerjemahan yang

digunakan dalam menerjemahkan cerita anak Serial Erlangga for kids. Dari 10

teknik tersebut terdapat 2 teknik yang cenderung mempertahan bentuk bahasa

sumber yaitu literal dan peminjaman (borrowing), sedangkan teknik adaptasi,

transposisi, modulasi, generalisasi, partikularisasi, padanan tetap,

amplifikasi/penambahan dan pengurangan (reduction) merupakan teknik

penerjemahan yang cenderung mempertahan bentuk bahasa sasaran. Berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan delapan teknik yang cenderung mempertahankan

bahasa sasaran mempunyai prosentase data lebih tinggi dari pada dua teknik yang

cenderung mempertahankan bentuk bahasa sumber. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa metode penerjemahannya adalah metode penerjemahan

Page 94: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

komunikatif yang lebih menekankan efek yang ditimbulkan kepada pembacanya

sehingga pembaca tidak sulit untuk memahami terjemahan cerita anak tersebut.

4.1.3. Ideologi Penerjemahan

Ideologi seorang penerjemah dapat dilihat dari karya terjemahannya.

Apabila seorang penerjemah lebih cenderung mempertahankan bentuk bahasa

sumber dengan melakukan penerjemahan kata demi kata, literal, meminjam istilah

yang ada dalam Bsu, dapat dikatakan bahwa ideologi sipenerjemah berorientasi

pada bahasa sumber atau foreignization dan sebaliknya apabila seorang

penerjemah cenderung mempertahankan bentuk bahasa sasaran dengan

mengapliksikan metode penerjemahan bebas, komunikatif dan lain-lain dapat

dikatakan bahwa ideologi sipenerjemah berorientasi pada bahasa sasaran atau

domestication. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerjemah lebih

cenderung mempertahankan bentuk bahasa sasaran dengan menggunakan metode

penerjemahan komunikatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ideologi

penerjemah buku cerita anak adalah mempertahankan bentuk bahasa sasaran

(domestication).

4.1.4 Analisis Tingkat Keakuratan

Salah satu rumusan masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui

tingkat keakuratan terjemahan Cerita anak yang terdapat dalam serial Erlangga for

Kids. Peneliti menggunakan skor 1-3 sebagai instrumen untuk menganalisis data.

Untuk menilai tingkat keakuratan terjemahan tersebut peneliti melibatkan peran

tiga orang raters. Masing-masing rater akan memberikan skor untuk masing-

Page 95: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

masing data, dan dari ketiga skor tersebut akan diambil rata-rata sebagai simpulan

tingkat keakuratan masing-masing data tersebut. Skor yang digunakan hanya

berfungsi sebagai alat untuk mendeskripsikan terjemahan tersebut. Berikut adalah

analisis tingkat keakuratan data tesis berdasarkan skor dari para raters.

4.1.4.1 Terjemahan Akurat merupakan terjemahan yang menurut rater

sudah jelas dan tidak perlu direvisi.

Contoh 1 :

6/TLO/Bsu 5/Bsa 5

Bsu : One said, “It’s very quiet in there.” Two said, “Maybe the baby can’t get

out?” Three said, “Maybe the egg is empty”. Maybe there isn’t a baby

inside.”

Bsa : Nomor Satu berkata, “Sunyi sekali di dalam telur itu”. Nomor Dua

berkata, “Apakah mungkin si bayi tidak bisa keluar?” Nomor Tiga

berkata, “Mungkin telurnya kosong. Mungkin tidak ada bayi di

dalamnya.”

Menurut rater 1 dan 3 terjemahan ini sudah akurat sehingga diberi nilai 3

akan tetapi menurut rater 2 terjemahan ini belum akurat karena kata Maybe dalam

klausa “Maybe the baby can’t get out?” diterjemahkan dengan Apakah mungkin,

dan terjemahan yang benar menurut rater 2 adalah Mungkinkah si bayi tidak bisa

keluar?. Namun karena kedua rater yang lain member skor 3 maka disimpulkan

terjemahan ini akurat. Penggunaan kata apakah mungkin tidak mengurangi isi dan

makna dari seluruh kalimat.

Page 96: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Contoh 2 :

71/LBWT/Bsu 38/ Bsa 38

Bsu : The squirrels and birds had gone to sleep, and the glows-worms had put

out their lamps.

Bsa : Tupai-tupai dan burung-burung telah tidur. Kunang-kunang pun telah

mematikan lampu kecilnya.

Untuk contoh kedua ini ketiga rater memberikan nilai 3 maka dapat

disimpulkan bahwa terjemahan ini sudah akurat dimana maknanya tersampaikan

dengan jelas dan terjemahannya pun mudah untuk dipahami.

Contoh 3

28/BLB/ Bsu 17/ Bsa 17

Bsu : He dived into the snow and scattered it about, plopping a big, soft

snowball on Mother’s Bear nose.

Bsa : Beruang kecil menerobos masuk ke dalam salju, menghambur-

hamburkannya, dan membentuknya menjadi bola salju yang besar dan

lembut, lalu ia melemparkan ke hidung Ibu Beruang.

Untuk contoh yang ketiga ini pun rater ketiga rater memberi nilai 3 yang

menandakan terjemahan sudah akurat, walaupun menurut rater 2 kata dived

diterjemahkan menjadi menerobos tetapi tidak mengurangi makna dari

keseluruhan isi kalimat. Akan menjadi kurang akurat apabila diterjemahkan

menjadi menyelam.

Page 97: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

4.1.4.2 Terjemahan belum akurat yang masih harus direvisi terutama dalam

sususan kata.

Contoh 1 :

65/ISIM/Bsu 40/ Bsa 40

Bsu : “You look just like you,” said Mum. “Two eyes, a nose and a mouth, but

different from anyone else and that’s what makes you special, that’s what

make you my Milo.” Mum put her arms around him.

Bsa : “Kamu terlihat seperti kamu,” kata ibu. “Dua mata, satu hidung, dan satu

mulut, tetapi kamu berbeda dari orang lain, dan itulah yang membuat mu

istimewa, itu yang membuatmu Milo-nya Ibu.” Ibu memeluk Milo.

Untuk data di atas ketiganya rater member nilai 2, dengan alasan

terjemahannya terasa kaku atau tidak alami terutama pada bagian that’s what

make you my Milo, yang diterjemahkan itulah yang membuatmu Milo-nya ibu,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjemahan untuk klausa ini belum

akurat.

Contoh 2:

67/ISIM/Bsu 41/ Bsa 41

Bsu : “And anyway, aliens are so lucky to able bounce around in space

speaking a secret alien language.”

Bsa : “Lagipula, alien itu sangat beruntung karena mereka bisa berloncatan di

sekeliling angkasa sambil berbicara dengan bahasa rahasia mereka.”

Untuk data di atas ketiga rater juga memberikan nilai 2. Menurut rater 1

kata di sekeliling tidak tepat untuk menterjemahkan kata around sesuai dengan

Page 98: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

konteks yang ada, akan lebih baik apabila kata around diterjemahkan menjadi di

ruang sehingga terjemahan lengkapnya : “Lagipula, alien itu sangat beruntung

karena mereka bisa berloncatan di ruang angkasa sambil berbicara dengan

bahasa rahasia mereka.” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjemahan

data diatas belum akurat.

4.1.4.3. Terjemahan tidak akurat

Contoh 1 :

41/TLO/Bsu 20/ Bsa 20

Bsu : They stretched their wings and launched themselves into the air. There

they fluttered to and fro, as soft as moths around the tree.

Bsa : Mereka mengepak-ngepakkan sayap hilir mudik, seperti ngengat yang

terbang mengelilingi pohon.

Untuk data di atas ketiga rater sama-sama member nilai 1. Menurut rater

terdapat penghilangan atau deletion pada terjemahannya. Klausa They stretched

their wings and launched themselves into the air tidak diterjemahkan sama sekali

sehingga maknanya tidak tersampaikan. Akan lebih baik kalimat Bsu

diterjemahkan menjadi Mereka merentangkan sayapnya lalu melambungkan

dirinya keudara. Mereka mengepak-ngepakan sayapnya hilir mudik seperti

ngengat yang terbang mengelilingi pohon. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa terjemahan di atas tidak akurat.

Page 99: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Contoh 2 :

7/DALO/Bsu 6/ Bsa 6

Bsu : At the end of each day the cubs snuggled into the silky safety of their

mother’s side and fell asleep to the rumble of her purr.

Bsa :Setiap malam, anak-anak harimau menyusup ke pelukan ibunya yang

lembut dan aman. Dan mereka tidur diiringi suara dengkuran sang ibu.

Rater 1 dan 3 memberi nilai 1 untuk terjemahan ini dengan alasan

terjemahannya terlalu kaku. Kegiatannya merupakan sequence sehingga perlu

dijelaskan. Di samping itu keterangan waktu dalam hal ini adalah at the end of

each day dalam Bsu biasa terletak di depan kalimat sedangkan tidak untuk Bsa.

Terjemahan frase fell asleep juga tidak tepat dipadankan dengan kata tidur.

Disarankan terjemahannya menjadi “Anak-anak harimau menyusup ke pelukan

ibunya yang lembut dan aman. Mereka tertidur diiringi suara dengkuran sang ibu

setiap malam”. Dengan demikian disimpulkan bahwa terjemahannya tidak akurat.

Untuk data-data lain yang masuk dalam kategori terjemahan yang sudah

akurat, kurang akurat dan belum akurat penulis masukkan dalam lampiran

tersendiri.

4.1.5. Analisis Tingkat Keberterimaan

Rumusan masalah berikutnya adalah mengukur tingkat keberterimaan

data Sama dengan tingkat keakuratan, peneliti mengukur tingkat keberterimaan

terjemahan tersebut dengan cara melibatkan tiga orang rater. Peneliti juga

Page 100: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

menggunakan skor dengan skala 1-3 sebagai instrumen dalam mengolah data.

Berikut adalah analisis data berdasarkan tingkat keberterimaannya.

4.1.5.1. Terjemahan Berterima

Untuk kategori terjemahan berterima adalah terjemahan yang terasa alami

dan tidak perlu revisi. Berikut beberapa contoh datanya:

Contoh 1 :

16/BLB/ Bsu 9/ Bsa 9

Bsu : “Little Owl likes to stretch her wings before bedtime, and feel the

whisper of the soft night breeze in her feathers,” said Mother Bear.

Bsa : “Burung Hantu kecil sedang meregangkan sayapnya sebelum tidur dan

merasakan hembusan lembut angin malam di bulu-bulu mereka,” kata

Ibu Beruang

Rater 1 dan 3 memberi nilai 3 untuk data di atas sedangkan rater 2

memberi nilai 2. Menurut rater 1 dan 3 terjemahan data di atas berterima dalam

Bsa sesuai dengan konteks ceritanya, sedangkan menurut rater 2 frase like to tidak

cocok dipadankan dengan kata sedang melainkan lebih cocok dipadankan dengan

kata suka. Begitu juga dengan kata her feather kurang berterima bila

diterjemahkan menjadi dibulu-bulu mereka, dan disarankan untuk menggantinya

dengan pada bulu-bulu mereka. Akan tetapi karena dua orang rater memberikan

nilai 3 maka disimpulkan data di atas berterima dalam Bsu.

Contoh 2 :

80/ISIM/Bsu 50/ Bsa 50

Page 101: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Bsu : Milo smiled from ear to ear, and ALL the children stingrays under the

sea for the rest of the day.

Bsa : Milo tersenyum lebar sekali, dan sepanjang hari itu mereka SEMUA

bermain menjadi ikan pari di bawah laut.

Untuk contoh yang ketiga inipun semua rater memberikan nilai yang sama

yaitu 3. Frase Milo smile from ear to ear sudah diterjemahkan dengan benar yaitu

Milo tersenyum lebar sekali walaupun tidak sesuai dengan Bsu namun berterima

dalam Bsa, akan menjadi tidak berterima apabila diterjemahkan dengan kata per

kata. Jadi dapat disimpulkan bahwa data di atas berterima dalam Bsa.

4.1.5.2. Terjemahan kurang berterima

Merupakan terjemahan yang masih memerlukan revisi terutama pada

susunan katanya. Contoh

Contoh 1 :

17/TLO/Bsu 9/Bsa 9

Bsu : One, Two and Three snatched the food.

Bsa : Nomor Satu, Dua dan Tiga merebut makanan yang ada.

Rater 1 dan 3 memberi nilai 2 untuk data di atas, menurut mereka kata

berebut lebih berterima digunakan untuk konteks ini daripada merebut. Kata

merebut maknanya lebih kepada mengambil sesuatu yang sudah berada ditangan

orang lain secara paksa sedangkan berebut berarti mengambil secara bersama-

sama sesuatu yang diperuntukkan untuk bersama. Sedangkan menurut rater 2

terjemahan ini sudah berterima dengan memberi nilai 3. Akan tetapi karena dua

Page 102: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

orang rater cendrung mengatakan kurang berterima maka disimpulkan bahwa

terjemahan ini masuk kategori kurang berterima.

Contoh 2:

24/ISIM/Bsu 16/ Bsa 16

Bsu : “Please can I be the captain?” asked Milo.

Bsa : “Aku ingin menjadi kapten…!” pinta Milo

Rater 1 memberikan nilai 3 untuk data di atas, akan tetapi menurut rater 2

dan 3 tidak demikian, mereka memberikan nilai 2 untuk data tersebut. Menurut

rater 2 dan 3 bila konteks nya meminta sesuatu tidak berterima apabila

diungkapkan dengan cara terjemahan di atas. Akan lebih menjadi berterima

apabila diterjemahkan menjadi “Bolehkah aku menjadi kapten?” pinta Milo.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjemahan data di atas kurang

berterima.

4.1.5.3 Terjemahan Tidak Berterima

Merupakan terjemahan yang tidak sesuai dengan kaidah Bsa.

Contoh 1 :

61/BLB/Bsu 36/ Bsa 36

Bsu : Little Bear nestled into his mother’s soft fur, and when she gave him a

gentle kiss goodnight…

Bsa : Beruang Kecil berbaring diatas punggung ibunya yang bebulu lembut,

dan saat Ibu Beruang ingin memberikan kecupan selamat malam…

Untuk contoh data di atas ketiga rater member nilai 1. Menurut rater 1

kalimat terjemahannya tidak berterima karena bagaimana mungkin sang ibu

Page 103: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

beruang bisa mengecup beruang kecil pada saat beruang kecil tidur dipunggung

ibunya. Sedangkan menurut rater 2 kata frase “good night” yang merupakan

ucapan salam perpisahan diwaktu malam akan lebih berterima bila diterjemahkan

menjadi selamat tidur, bukan selamat malam. Dengan demikian disimpulkan

bahwa contoh data di atas tidak berterima dalam Bsa.

Contoh 2 :

35/TLO/Bsu 17/ Bsa 17

Bsu : “I’m fine, Ma”, He chirped. “I don’t mind being small at all.”

Bsa : “Aku baik-baik saja, Bu,” seru Nomor Empat menciap. “Aku sama sekali

tidak keberatan menjadi yang paling kecil.”

Rater 1 dan 2 memberi nilai 1 untuk terjemahan data di atas, sedangkan

rater 3 memberi nilai 2. Menurut rater 1 terjemahan Aku sama sekali tidak

keberatan menjadi yang paling kecil punya makna ganda, bisa jadi mempunyai

tubuh paling kecil atau usia paling kecil. Untuk itu diperlukan penjelasan agar

maknanya tidak taksa. Sedangkan menurut rater 2 kata menciap terasa tidak alami

tetapi rater 2 juga tidak memberikan alternatif terjemahan yang berterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data di atas termasuk kedalam kategori

terjemahan tidak berterima.

Untuk data-data yang masuk kedalam masing-masing kategori penulis masukkan

dalam lampiran tersendiri.

4.1.6. Analisis Tingkat Keterbacaan

Tingkat keterbacaan juga merupakan salah satu rumusan masalah dari

tesis ini. Untuk mengukur tingkat keterbacaan cerita anak ini penulis meminta 5

Page 104: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

orang anak usia sekolah dasar masing-masingnya mereka yang duduk dikelas 3

dan 4. Penulis meminta mereka untuk membaca ceritanya setelah itu penulis

meminta mereka menceritakan kembali apa yang telah mereka baca. Setelah itu

penulis juga memberikan beberapa pertanyaan terkait cerita yang mereka baca.

Hasilnya untuk anak-anak yang duduk di kelas empat pada umumya mengerti

ceritanya, dapat menceritakan kembali cerita yang sudah mereka baca dan dapat

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penulis. Namun ada beberapa yang

membuat mereka ragu terutama pada istilah anomatope yang dipinjam, seperti

suara burung kee-yoo, bling, bling, yook, yook ataupun Kresekk! Krakk! Wush!.

Mereka tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kata-kata tersebut. Sementara

itu, untuk anak-anak yang duduk di kelas tiga masih belum begitu mengerti

dengan ceritanya, begitu juga ketika penulis memberikan beberapa pertanyaan,

hanya beberapa pertanyaan yang dapat mereka jawab. Berhubung yang menjadi

responden untuk keterbacaan ini adalah anak-anak maka penulis tidak

memberikan kuesioner kepada mereka.

4.2 Pembahasan

Pada bagian ini penulis membahas kembali secara singkat mengenai

teknik-teknik penerjemahan yang muncul dalam terjemahan cerita anak, kemudian

metode dan ideologinya. Selanjutnya peneliti juga melihat tingkat keakuratan,

keberterimaan dan keterbacaan terjemahan tersebut. Teknik penerjemahan yang

menjadi acuan penulis adalah teknik penerjemahan yang dirumuskan oleh Vinay

dan Dalbernet dalam Molina dan Albir (2002). Menurut penulis teknik-teknik

yang mereka kemukakan tersebut sudah mencakup semua teknik yang

Page 105: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

dikemukakan oleh ahli penerjemahan lain. Dari delapan belas teknik

penerjemahan yang dirumuskan, peneliti menemukan sepuluh diantaranya : (1)

Adaptasi (adaptation), (2) Amplifikasi (Amplification), (3) Peminjaman

(Borrowing), (4), Particularisasi (Particularization), (5) Literal, (6) Modulasi

(Modulation), (7) Pengurangan (reduction) (8) Padanan tetap (Established

equivalence), (9) Generalisasi (Generalisasi) (10) Transposisi (Transposition).

Selanjutnya, penggunaan 10 teknik tersebut dikaitkan dengan pengaruhnya

terhadap kualitas terjemahan yang meliputi aspek keakuratan, keberterimaan dan

keterbacaan. Untuk memperjelas keterkaitan antar komponen tersebut, maka

disajikan tabel analisis komponen sebagai berikut.

Tabel 9. Analisis Komponen

Analisis Komponen

No Teknik Keakuratan Keberterimaan 1 Literal Akurat: 134

Kurang : 32 Akurat Tidak : 3 Akurat

Berterima : 145

Kurang : 21 Berterima Tidak : 3 Berterima

2 Established Equivalence

Akurat : 95

Kurang : 21 Akurat Tidak : 5 Akurat

Berterima : 102

Kurang : 17 Berterima Tidak : 2 Berterima

3 Transposition Akurat : 47

Kurang : 10 Akurat

Berterima : 49

Kurang : 9 Berterima

Page 106: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Tidak : 2 Akurat

Tidak : 1 Berterima

4 Amplification/addition

Akurat : 30

Kurang : 11 Akurat Tidak : 1 Akurat

Berterima : 35

Kurang : 5 Berterima Tidak : 2 Berterima

5 Reduction Akurat : 22

Kurang : 13 Akurat Tidak : 3 Akurat

Berterima : 34

Kurang : 4 Berterima Tidak : 0 Berterima

6 Adaptation Akurat : 10

Kurang : 4 Akurat Tidak : 0 Akurat

Berterima : 12

Kurang : 2 Berterima Tidak : 0 Berterima

7 Modulation Akurat : 5

Kurang : 2 Akurat Tidak : 1 Akurat

Berterima : 5

Kurang : 3 Berterima Tidak : 0 Berterima

8 Paricularization Akurat : 4

Kurang : 2 Akurat Tidak : 0 Akurat

Berterima : 4

Kurang : 1 Berterima Tidak : 1 Berterima

9 Pure Borrowing Akurat : 1

Kurang : 3 Akurat

Berterima : 3

Kurang : 1 Berterima

Page 107: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tidak : 0 Akurat

Tidak : Berterima

10 Generalization Akurat : 3

Kurang : 0 Akurat Tidak : 0 Akurat

Berterima : 3

Kurang : 0 Berterima Tidak : 0 Berterima

Dari tabel di atas terlihat teknik-teknik penerjemahan yang diaplikasikan

oleh penerjemah mulai dari yang paling banyak digunakan berdasarkan jumlah

data hingga teknik yang paling jarang diaplikasikan dalam penerjemahan cerita

anak serial Erlangga for Kids. Teknik-teknik ini dapat dibagi menjadi tiga kategori

yaitu teknik yang mempunyai frekuensi tinggi, sedang dan jarang digunakan.

Pertama teknik-teknik yang mempunyai frekuensi tinggi yaitu teknik

literal dan padanan tetap. Kedua teknik tersebut paling sering digunakan dalam

menterjemahkan cerita anak serial Erlangga for Kids. Pada umumnya ke dua

teknik tersebut mempunyai dampak positif terhadap kualitas terjemahan cerita

anak baik dari segi keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Teknik literal

merupakan teknik yang mempunyai prosentase tertinggi karena pada umumnya

kalimat yang terdapat dalam Bsu merupakan kalimat yang pendek dan simpel

sehingga dengan mudah dapat diterjemahkan secara literal tanpa mengurangi

kesepadanan makna karena tidak terdapat makna-makna yang tersembunyi

didalamnya. Sesuai dengan ciri sastra anak mempunyai alur yang lurus dan tidak

berbelit-belit, gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan

Page 108: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

bahasa anak (Puryanto, 2008: 7). Seperti contoh, dalam Bsa terdapat kalimat

“Who’s that?” said Little Bear, giggling.“And what’s he doing?” yang

diterjemahkan menjadi “Siapa itu?” kata Beruang Kecil sambil tertawa geli.

“Sedang apa dia?”. Kalimat Bsu diterjemahkan secara literal dalam Bsa karena

memang tidak terdapat makna tersembunyi yang harus dijelaskan dan

diterjemahkan dengan menggunakan teknik lain dalam Bsa.

Selanjutnya teknik padanan tetap merupakan teknik nomor dua yang

paling banyak muncul dalam penerjemahan cerita anak. Teknik ini digunakan

oleh penerjemah karena sebagian besar kata-kata atau istilah yang terdapat dalam

bahasa sumber telah memiliki padanan yang sudah baku dalam bahasa sasaran

sehingga penerjemah tidak menemukan kesulitan dalam menerjemahkan atau

mencari padanan yang cocok dalam Bsa. sebagai contoh kalimat tanya “who else

is going to bed?” yang sudah ada padanan bakunya dalam bahasa Indonesia yaitu

” siapa lagi yang akan pergi tidur”, begitu juga dengan “mum put her arms

around him” yang padanannya dalam Bahasa Indonesia adalah “ibu memeluk

milo”. Peneliti berasumsi munculnya teknik ini karena penerjemah tidak

menemukan kesulitan pada saat menerjemahkan sebab bahasa sasaran sudah

memiliki padanan yang telah dikenal luas baik dalam kamus maupun ungkapan

sehari-hari, seperti thank you diartikan terima kasih, smile from ear to ear

diartikan tersenyum lebar sekali. Alasan ini pulalah yang menjadikan teknik

padanan tetap memberikan dampak positif terhadap kualitas terjemahan yang

terlihat dari tingginya tingkat keakuratan dan keberterimaan teknik ini dalam

terjemahan cerita anak.

Page 109: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Berikutnya teknik-teknik yang masuk dalam kategori sedang dalam

penggunaannya adalah teknik transposisi, amplifikasi, pengurangan dan adaptasi.

Teknik transposisi digunakan oleh penerjemah untuk menyesuaikan terjemahan

dengan struktur bahasa sumber. Hal ini dilakukan agar terjemahan mudah untuk

dipahami karena perbedaan bahasa mengakibatkan terdapatnya perbedaan struktur

kalimat antara kedua bahasa. Pergeseran struktur kalimat yang digunakan dalam

teknik transposisi merupakan upaya penerjemah untuk menyesuaikan BSu ke

dalam BSa agar lebih mudah dipahami dan terasa alami tanpa menghilangkan

pesan yang harus disampaikan. Seperti contoh frase “pancake-blanket-lantern

tree” akan menjadi tidak bermakna bila diterjemahkan menjadi kue-selimut-

lentera-pohon, akan tetapi menjadi mudah untuk dimengerti apabila susunan

kalimatnya disesuaikan dengan struktur bahasa sasaran menjadi “pohon kue

selimut lentera” yang bermakna sebuah pohon yang terdapat kue, selimut dan

lentera diatasnya. Teknik penerjemahan transposisi mempunyai tingkat

keakuratan dan keberterimaan tinggi sesuai dengan penilaian rater.

Teknik amplifikasi merupakan teknik penerjemahan yang cukup sering

digunakan oleh penerjemah yaitu sebanyak 42 data atau 9,2 %. Sesuai dengan

maksudnya teknik amplifikasi berfungsi untuk mengungkap detail pesan yang

tidak dijelaskan dalam Bsu atau istilah yang terlalu umum dalam Bsu.

Penambahan penjelasan ini dimaksudkan agar terjemahan lebih mudah dipahami

dan tidak meragukan. Seperti contoh dalam Bsu sering ditemukan istilah he, she,

they, dan lain sebagainya. Istilah-istilah tersebut merupakan istilah umum untuk

kata ganti orang, binatang ataupun tumbuhan. Untuk itu diperlukan teknik

Page 110: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

amplifikasi agar maksud dari kata ganti itu menjadi jelas atau me-refer kepada

siapa kata ganti tersebut sesuai dengan pendapat Baker (1992) bahwa ada unit

linguistik yang mempunyai padanan antara satu bahasa dengan bahasa lain akan

tetapi ada juga yang tidak. Disinilah kemampuan seorang penerjemah sangat

dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan ini. Dalam kalimat But they were

not quite right for a little bear who was hungry yang diterjemahkan menjadi Tapi

buah beri tidak cukup mengenyangkan untuk beruang kecil yang sangat lapar.

Kata they merupakan istilah umum yang terdapat dalam kalimat tersebut,

kemudian oleh penerjemah diperjelas menjadi buah beri sehingga makna they

menjadi jelas, kepada apa merujuknya juga menjadi jelas dan tidak meragukan

lagi buat anak-anak. Penggunaan teknik ini memberikan dampak positif terhadap

terjemahan cerita anak, hal ini terbukti dari tingginya tingkat keakuratan dan

keberterimaan teknik ini.

Selanjutnya teknik pengurangan (reduction) dan teknik adaptasi. Kedua

teknik ini juga cukup sering digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan

cerita anak Serial Erlangga for Kids. Penerjemah menggunakan teknik adaptasi

untuk menerjemahkan istilah budaya yang terdapat dalam Bsu dan sudah

mempunyai padanan dalam Bsa. Pada umumnya dalam menerjemahkan cerita

anak ini teknik adaptasi digunakan untuk mengatasi masalah dalam

menerjemahkan kata atau sekelompok kata yang meniru suara binatang, tumbuhan

atau bunyi-bunyian lainnya seperti suara senapan, bunyi air yang tidak ada

deskripsi baku dan standarnya dalam setiap bahasa. Dalam bahasa Inggris bunyi

kepiting berjalan dideskripsikan dengan clickety-clackety yang dipadankan

Page 111: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

kedalam Bahasa Indonesia menjadi berkeletak keletuk. Untuk teknik adaptasi pada

umumnya memberikan keakuratan dan keberterimaan tinggi untuk teks

terjemahan, dengan demikian dapat disimpulkan teknik ini berdampak baik

terhadap kualitas terjemahan.

Lain halnya dengan teknik pengurangan (reduction), teknik ini

memberikan dampak yang kurang baik terhadap terjemahan karena banyaknya

penilaian rater yang menyatakan teknik ini kurang akurat walaupun terasa alami

dan wajar. Teknik pengurangan ini digunakan sebanyak 38 kali, 13 diantaranya

dinilai kurang akurat dan 3 tidak akurat. Hal ini karena pengurangan yang

dilakukan berdampak terhadap kesepadanan pesan dalam Bsa. Makna yang

terdapat dalam Bsu yidak tersampaikan secara akurat dalam Bsa karena adanya

kata atau sekelompok kata yang tidak diterjemahkan oleh penerjemah seperti yang

dikatakan Tytle dalam (Hatim dan Mason 1990:16) bahwa terjemahan yang baik

adalah terjemahan yang memberikan pesan yang komplit seperti yang terdapat

dalam teks bahasa sumber. Dengan demikian penerjemah tidak boleh asal-asalan

dalam mengurangi makna yang terdapat dalam Bsu ketika menterjemah karena

dapat berakibat tidak baik terhadap karya terjemahannya. Contoh dari teknik

pengurangan yang termasuk kategori kurang akurat.

Tabel 10. Contoh Teknik Pengurangan/Reduksi

Kode BSu BSa

They stretched their wings and

launched themselves into the air.

There they fluttered to and fro, as

-----------------------------------------

-----------------------------------------

Mereka mengepak-ngepakkan

Page 112: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

soft as moths around the tree. sayap hilir mudik, seperti ngengat

yang terbang mengelilingi pohon

Pada contoh diatas terlihat bahwa penerjemah tidak menerjemahkan

kalimat pertama dan langsung menerjemahkan kalimat kedua. Hal in

menyebabkan makna yang terdapat dalam Bsu tidak tersampaikan dengan baik ke

dalam Bsa. Dalam kalimat terjemahan tidak tersampaikan bahwa sebelum si anak

burung mengepak-ngepakkan sayapnya terlebih dahulu mereka meregangkan

sayapnya, setelah itu mengepak-ngepakkannya dan mulai belajar terbang. Makna

inilah yang tidak tersampaikan dalam Bsa yang seolah-olah seekor anak burung

bisa langsung terbang tanpa ada proses peregangan dan melemparkan dirinya ke

udara agar bisa terbang. Penghilangan atau pengurangan yang menyebabkan

kesepadanan makna terganggu cukup banyak ditemukan dalam terjemahan cerita

anak ini. Akan tetapi dalam hal keberterimaan dalam bahasa sasaran tidak menjadi

masalah, hal ini dibuktikan dari 38 teknik pengurangan yang ada hanya 4 saja

yang kurang berterima dan tidak ada yang tidak berterima.

Selanjutnya yang masuk kategori teknik penerjemahan yang jarang

digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan cerita anak Serial Erlangga for

Kids. Teknik-teknik yang termasuk dalam kategori ini adalah teknik modulasi,

partikularisasi, peminjaman murni dan generalisasi. Teknik generalisasi,

partikularisasi dan modulasi memberikan dampak positif terhadap kualitas

terjemahan. Partikularisasi dalam penerjemahan cerita anak ini antara lain

digunakan untuk menerjemahkan kata said menjadi kata dan jawab tergantung

Page 113: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

pada konteks kalimatnya sehingga terjemahannya menjadi lebih khusus dan jelas

karena said merupakan konsep yang umum dalam Bsu sehingga perlu dijelaskan

dalam Bsa. Pilihan penerjemah menggunakan teknik partikularisasi menjadikan

pesan lebih jelas karena langsung mengacu kepada makna yang dimaksud yaitu

ada yang bermakna kata dan ada yang bermakna jawab sehingga pesan jadi lebih

mudah untuk dipahami.

Teknik modulasi dilakukan untuk menyesuaikan bahasa sumber dengan

bahasa sasaran agar lebih alami dan mudah dipahami. Perubahan sudut pandang

yang dilakukan oleh penerjemah pada beberapa data dilakukan untuk

memudahkan pembaca menangkap pesan agar terasa wajar dan alami. Untuk

kalimat-kalimat yang komplit dan agak berbelit-belit diperlukan penyederhanaan

struktur kalimat dalam terjemahannya agar pembaca sasaran dapat dengan mudah

memahami makna yang terdapat dalam bahasa sumber. Penerapan teknik ini pun

juga membawa dampak positif terhadap kualitas terjemahan cerita anak. Hal ini

didukung oleh pendapat rater yang menyatakan bahwa sebagian besar data yang

menggunakan teknik ini menjadi akurat dan alami.

Selanjutnya teknik generalisasi dipilih oleh penerjemah untuk

menerjemahkan istilah khusus yang terdapat dalam Bsu dan tidak ditemukan

padanannya dalam Bsa. Dalam penerjemahan cerita anak teknik generalisasi

hanya digunakan sebanyak 3 kali yaitu ketika menerjemahkan istilah pancake,

she, dan boomed. Untuk istilah pancake yang tidak ditemukan padanannya dalam

Bsa diterjemahkan oleh penerjemah dengan kue, sedangkan untuk she yang

merupakan kata ganti untuk perempuan diterjemahkan menjadi nya karena

Page 114: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

walaupun diterjemahkan dengan memberi penjelasan untuk pancake tetap akan

sulit dimengerti oleh anak-anak. Mereka akan susah membayangkan bentuk dari

makanan yang terbuat dari mentega berbentuk bulat dan dimasak dengan

dipanggang. Akan tetapi bila di generalkan menjadi kue pembaca sasaran akan

lebih mudah memahami maknanya. Hal yang sama juga berlaku untuk istilah she

menjadi tidak akurat dan tidak alami apabila diterjemahkan menjadi dia

perempuan, namun menjadi lebih bermakna bila hanya diterjemahkan dengan nya.

Begitu juga dengan istilah boomed yang mengandung makna raungan seekor ikan

besar yang ingin memakan seekor kecebong hanya diterjemahkan menjadi kata

dalam Bsa. Walaupun secara harafiah maknanya tidak tersampaikan akan tetapi

menurut rater terjemahan tersebut sudah akurat dan berterima dalam bahasa

sasaran.

Tidak demikian halnya dengan teknik peminjaman/naturalisasi. Teknik ini

memang memiliki tingkat keakuratan yang tinggi karena kesetiaannya dengan

BSu dan alami/wajar karena naturalisasi yang sudah disesuaikan dengan

morfologi dan pengucapan BSa. Akan tetapi, tidak semua dapat dipahami oleh

pembaca. Anak-anak menemui kesulitan dalam memahami istilah asing yang

digunakan oleh penerjemah seperti Bling, bling, yook, yook, yang merupakan

bahasa alien ketika berkomunikasi. Anak-anak tidak dapat menangkap pengertian

bahwa istilah tersebut adalah bahasa alien sehingga mereka bertanya apa maksud

dari istilah Bling, bling, yook, yook ini.

Menurut penerjemah, teknik ini dipilih untuk mempertahankan pesan BSu

yaitu untuk menghindari penyimpangan pesan. Selain itu penerjemah tidak

Page 115: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

menemukan referensi yang sesuai terhadap istilah asing yang digunakan sehingga

memilih untuk tetap mempertahankan bentuknya demikian. Namun pilihan ini

berakibat pada sulitnya istilah tersebut untuk dipahami pembaca. Walaupun

tingkat pengetahuan dan kemampuan pembaca memiliki pengaruh dalam kasus ini

tetapi seharusnya penerjemah mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan ini

dengan berusaha mencari referensi yang berhubungan dengan istilah tersebut atau

memberikan penjelasan dari maksud istilah yang dipinjam tersebut. Misalnya,

Bling, bling, yook, yook adalah bahasa rahasianya makhluk ruang angkasa yang

hanya dimengerti oleh sesama alien. Dengan begitu, penerjemah bisa

meminimalisasi istilah-istilah yang mengakibatkan kesulitan pembaca dalam

memahami pesan yang ingin disampaikan.

Page 116: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, peneliti menarik simpulan akhir penelitian,

yaitu:

1. Terdapat sepuluh teknik penerjemahan yang diaplikasikan penerjemah

dalam menerjemahkan cerita anak serial Erlangga for Kids yaitu literal

sebanyak 169 data dari 464 data atau 36,4 %, padanan tetap sebanyak

121 data atau 26,1%, transposisi sebanyak 59 data atau 12,7%,

Amplifikasi sebanyak 42 data atau 9,2%, reduksi sebanyak 38 data atau

8,2%, adaptasi 14 data atau 3 %, Modulasi 8 data atau 1,7 %,

partikularisasi 6 data atau 1,3%, peminjaman murni 4 data atau 0,9%

dan generalisasi 3 buah data atau 0,6%. Terdapat banyak data yang

diterjemahkan menggunakan lebih dari 1 teknik sehingga dari 262

kalimat yang terdapat dalam enam buah cerita anak Serial Erlangga for

Kids didapat sebanyak 464 data. Teknik penerjemahan literal

merupakan teknik yang paling banyak muncul, penulis berasumsi

bahwa menurut penerjemah karya terjemahannya akan dapat dipahami

walaupun diterjemahkan menggunakan teknik literal karena sesuai

dengan target pembacanya yaitu anak-anak yang memiliki pola kalimat

sederhana dan pendek dengan alur yang lurus dan tidak berbelit-belit

sehingga walaupun diterjemahkan secara literal pun tidak berpengaruh

Page 117: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

pada tingkat keterbacaan dan keberterimaannya. Alasan lain menurut

peneliti, untuk kalimat-kalimat yang pendek terdapat beberapa

kesamaan struktur bahasa antara Bsu dan Bsa. Misalnya, One egg

hatched, than two, then three, deep inside a willow tree yang

diterjemahkan Satu telur menetas, kemudian dua, lalu tiga, jauh di

dalam sebuah pohon dedalu. Kalimat ini diterjemahkan secara literal

dan secara kualitas terjemahan ini akurat dan berterima menurut rater.

Selanjutnya teknik padanan tetap, transposisi, amplifikasi/addition,

pengurangan merupakan teknik-teknik yang cukup sering muncul.

Penerjemah memilih untuk menggunakan teknik-teknik tersebut agar

terjemahannya terasa lebih alami dan berterima dalam Bsa. Begitu juga

dengan teknik adaptasi, generalizasi, partikularisasi dipilih agar

terjemahan tidak terasa kaku dan menyenangkan untuk dibaca karena

kesemua teknik-teknik tersebut merupakan teknik penerjemahan yang

lebih mempertahankan bentuk bahasa sasaran. Berdasar jumlah teknik

penerjemahan yang digunakan dapat disimpulkan bahwa delapan teknik

yaitu padanan tetap, adaptasi, reduksi, transposisi, modulasi,

partikularisasi, amplifikadi/penambahan dan generalisasi merupakan

teknik-teknik yang berorientasi untuk mempertahan bentuk bahasa

sasaran, sedangkan teknik literal dan peminjaman murni adalah teknik

yang cenderung mempertahan bentuk bahasa sumber. Berdasarkan

prosentase kemunculannya, delapan teknik yang cenderung

mempertahankan bentuk bahasa sasaran lebih tinggi dari pada dua

Page 118: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

teknik lainnya yaitu 62,7 % dan 37,3%. Dapat disimpulkan bahwa

metode penerjemahan cerita anak serial Erlangga for Kids adalah

metode penerjemahan komunikatif dengan ideologi penerjemahan

domestikasi.

2. Dari penilaian yang diberikan oleh tiga orang rater, peneliti menarik

simpulan bahwa: sebanyak 351 data (75,6%) diterjemahkan dengan

akurat dengan skor 3; 98 data (21,1%) diterjemahkan dengan kurang

akurat dengan skor 2 dan 15 data (3,2%) diterjemahkan dengan tidak

akurat dengan skor 1. Secara umum data diterjemahkan secara akurat

oleh penerjemah. Keakuratan tersebut berkaitan dengan teknik yang

digunakan oleh penerjemah. Teknik penerjemahan literal dan padanan

tetap merupakan teknik yang paling sering muncul dan mempunyai

tingkat keakuratan tinggi. Sedangkan data yang tergolong dalam

terjemahan kurang akurat adalah data yang diterjemahkan dengan

teknik pengurangan (reduction), dan peminjaman (pure borrowing),

sedangkan teknik lain umumnya mempunyai tingkat keakuratan cukup

tinggi.

3. Untuk tingkat keberterimaan simpulan yang didapat oleh peneliti adalah

sebagai berikut: sebanyak 392 data (84,5%), merupakan terjemahan

yang berterima dengan skor 3, kemudian sebanyak 63 data (13,6%)

merupakan terjemahan kurang berterima dengan skor 2 dan 9 data (2%)

merupakan terjemahan yang tidak berterima dengan skor 1. Bila dilihat

berdasarkan teknik yang digunakan oleh penerjemah pada umumnya

Page 119: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

masing-masing teknik mempunyai tingkat keberterimaan tinggi seperti

teknik penerjemahan literal sebanyak 169 data hanya 21 data yang

masuk dalam kategori terjemahan kurang berterima dan 3 data masuk

dalam kategori tidak berterima. Begitu juga dengan teknik

penerjemahan yang lainnya pada umumnya mempunyai tingkat

keberterimaan yang tinggi.

4. Untuk tingkat keterbacaan pada umumnya semua cerita dapat dimengerti

oleh anak-anak atau responden yang dimaksud khususnya anak-anak

yang duduk di kelas empat sedangkan untuk mereka yang duduk di

kelas tiga masih belum begitu mengerti. Hal ini disebabkan karena

cerita anak pada umumnya mempunyai pola kalimat yang sederhana,

mudah dipahami dan tidak berbelit-belit. Ketidakterbacaan hanya

terdapat pada istilah-istilah Bsa yang dipinjam (borrowing). Hal ini

disebabkan istilah tersebut tidak familiar bagi anak-anak atau

sebenarnya istilah itu ada padanannya dalam Bsa tetapi karena yang

dipakai istilah Bsa sehingga menjadi tidak terbaca. Berdasarkan hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjemahan cerita anak yang

terdapat dipasaran dapat dikategorikan bagus karena kebanyakan

pembaca sasaran dapat memahami dan mengerti alur ceritanya.

Page 120: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

B. SARAN

1. Bagi akademisi atau peneliti lain

Penelitian ini terfokus pada teknik, metode, ideologi penerjemahan dan

kualitas terjemahan yang dilihat berdasarkan keakuratan, keberterimaan dan

keterbacaan. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna

sehingga penelitian lebih lanjut dan mendalam perlu dilakukan. Penelitian ini

masih terbatas pada tataran mikro unit bahasa seperti kata dan frase serta kajian

mengenai teknik dan kualitas. Selanjutnya dapat juga dilakukan penelitian

mengenai peranan gambar dalam penerjemahan cerita anak mengingat anak-

anak sangat menyukai buku cerita yang dipenuhi oleh gambar-gambar karena

gambar-gambar tersebut dapat membantu mereka dalam memahami sebuah

cerita.

2. Bagi praktisi penerjemahan

Kegiatan menerjemahkan merupakan kegiatan yang menantang, seorang

penerjemah harus mengerahkan semua kemampuannya dalam bidang bahasa

terutama yang berkaitan dengan bahasa sumber dan bahasa sasaran. Sebagai

seorang penterjemah cerita anak hendaknya perlu mempunyai kompetensi yang

lebih tentang dunia anak-anak karena dunia anak-anak sangat jauh berbeda

dengan dunia orang dewasa sehingga diperlukan kompetensi yang lebih agar

karya terjemahan dapat dengan mudah di pahami oleh anak-anak. Di samping

itu pengetahuan dibidang budaya juga tidak kalah penting karena suatu cerita

biasanya sarat akan muatan-muatan budaya. Banyak orang menganggap cerita

Page 121: digilib.uns.ac.id/Teknik... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS TEKNIK, METODE, IDEOLOGI DAN KUALITAS TERJEMAHAN CERITA ANAK …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

anak itu mudah untuk diterjemahkan akan tetapi setelah dilakukan penelitian

masih terdapat beberapa masalah dalam hal penerjemahannya sehingga

berpengaruh terhadap tingkat keakuratan dan keberterimaannya. Semoga

penelitian ini bisa menjadi masukan bagi penerjemah sehingga dapat

meningkatkan kualitas terjemahannya untuk masa yang akan datang.