teknik penulisan karya ilmiah

51
TEKNIK MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan persyaratan baik formal maupun materiil. Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam penulisan; sedangkan persyaratan materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan mudah difahami dan menarik apabila isi dan cara penulisannya memenuhi persyaratan dan kebiasaan urnum. Dalam tulisan singkat ini akan digambarkan beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan oleh penulis sebuah karya tulis ilmiah termasuk laporan penelitian. I. T O P I K Topik atau pokok pembicaraan berasal dari kata Yunani "topoi". Dalam suatu karangan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang pengarang untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai sumber penentuan topik sebuah karangan, misalnya: pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita- cita, dan sebagainya. Menyusun Karya Tulis Ilmiah 1

Upload: spsusuhukum

Post on 10-Jun-2015

54.790 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

TEKNIK MENYUSUN

KARYA TULIS ILMIAH

Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan persyaratan baik formal maupun

materiil. Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam

penulisan; sedangkan persyaratan materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah

tulisan akan mudah difahami dan menarik apabila isi dan cara penulisannya

memenuhi persyaratan dan kebiasaan urnum.

Dalam tulisan singkat ini akan digambarkan beberapa hal yang penting yang

perlu diperhatikan oleh penulis sebuah karya tulis ilmiah termasuk laporan

penelitian.

I. T O P I K

Topik atau pokok pembicaraan berasal dari kata Yunani "topoi". Dalam

suatu karangan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh

seorang pengarang untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat

dipergunakan sebagai sumber penentuan topik sebuah karangan, misalnya:

pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan,

kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita, dan sebagainya.

Dari bermacam-macam hal yang dijadikan topik tersebut, seorang pengarang

dapat menyusun karangan dalam bentuk:

a.Kisahan (Narasi): karangan yang berkenaan dengan rangkaian peristiwa.

b.Perian (Deskripsi): karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan

keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,

mendengar, mencium, merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan

citra penulisnya.

c.Paparan (Eksposisi): karangan yang berusaha menerangkan atau

menjelaskari pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca

karangan itu.

d.Bahasan (Argumentasi): karangan yang berusaha memberikan alasan

untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

1

Page 2: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Syarat-syarat perumusan topik:

1.Topik harus menarik perhatian penulis

Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap,

seorang penulis harus memilih topik yang menarik perhatiannya. Topik

yang tidak disenangi a.kan menimbulkan keengganan penulis dalam

menyelesaikan tulisan. Sehingga pencarian data dan informasi untuk

melengkapi karangan akan dilakukan dengan terpaksa.

2.Topik harus diketahui oleh penulis

Seorang penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai

pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yang

dipilih. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapat

mengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik, dengan cara

melengkapi tulisan tersebut melalui penelitian kepustakaan maupun

penelitian lapangan.

3.Topik yang dipilih sebaiknya:

a. Tidak terlalu baru

Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi

seringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data

kepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data

kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat

kabar atau majalah populer.

b. Tidak terlalu teknis

Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah.

Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang

bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang

ada.

c. Tidak terlalu kontroversial

Suatu tulisan yang mempunyai topik krontroversial menguraikan hal-hal

di luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering

menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

2

Page 3: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

II. TEMA

Tema berasal dari kata Yunani "tithenai". Tema mempunyai dua pengertian

yaitu :

1. Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.

2. Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan

dan tujuan yang ingin dicapai.

Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan

jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang

jelas akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Di samping

itu, seorang penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian

tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya pokok permasalahan, sudut

pandangan, cara pendekatan atau gaya bahasa dan tulisannya.

III. JUDUL

Apabila topik dan tema sudah ditentukan barulah penulis merumuskan judul

katya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses

penulisan ada kemungkinan judul berubah.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul:

1. Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut;

2. Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan itu

(bersifat provokatif);

3. Judul tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu

panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul);

4. Pada penulisan tertentu (yang ada hubungan sebab-akibat) seyogyanya judul

harus memiliki independent variable (variabel bebas) dan dependent

variable (variahel terikat).

IV. KERANGKA KARANGAN

Agar penulis dapat menerangkan isi karangannnya secara teratur dan terinci,

diperlukan suatu kerangka karangan. Kerangka karangan akan membantu

penulis untuk menyusun karangan yang logis dan teratur, karena kerangka

karangan merupakan suatu rencana kerja seorang penulis.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

3

Page 4: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Kegunaan kerangka karangan:

1. Untuk menyusun karangan secara teratur.

2. Membantu penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.

3. Menghindari penguraian topik secara berulang-ulang.

4. Memudahkan mencari materi pembantu.

Perumusan kerangka karangan dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Kerangka kalimat

Kerangka kalimat merumuskan tiap bagian karangan dengan kalimat berita

yang lengkap. Dengan demikian tujuan dan pokok pembahasan akan dapat

diketahui secara jelas baik oleh penulis sendiri maupun orang lain.

2. Kerangka topik

Perumusan kerangka topik dilakukan dengan menggunakan kata atau frasa.

Kerangka semacam ini kurang memberikan kejelasan bagi orang lain yang

membacanya.

V. BENTUK LAHIRIAH

Karya tulis dari sudut bentuk dibedakan atas karya formal, semi formal, dan non

formal, sebaliknya informal bukan menyangkut bentuk tetapi menyangkut

keresmian. Tulisan dari sudut ini dibedakan atas tulisan formal (=formil) dan

informal (=informil).. Karya tulis formal adalah suatu tulisan/karangan yang

memenuhi semua persyaratan lahiriah yang ditentukan oleh kebiasaan; sedangkan

karya tulis yang memenuhi sebagian dari syarat formal disebut semi formal.

Apabila suatu tulisan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka tulisan

tersebut disebut non formal. Tulisan disebut informal apabila tidak menggunakan

bahasa resmi, di samping itu penulis juga memakai kata ganti orang pertama

sebagai pengganti nama dirinya seolah-olah ia berhadapan dengan pembacanya

(personal).

Bentuk lahiriah yang harus dipenuhi oleh suatu tulisan formal:

1. Bagian pelengkap pendahuluan

a. Judul pendahuluan

b.Halaman pengesahan

c. Halaman judul

d. Halaman persembahan

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

4

Page 5: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

e. Kata pengantar

f. Daftar isi

g. Daftar gambar, tabel, keterangan

2. Bagian isi karangan

a. Pendahuluan

b. Tubuh karangan

c. Penutup/Simpulan (dan saran)

3. Bagian pelengkap penutup

a. Daftar pustaka

b. Indeks

c. Lampiran

Karya tulis formal harus memakai bahasa resmi dan tanpa menyebutkan nama diri

atau nama pengganti penulis .(impersonal) misalnya kata saya, kami , kita, kecuali

hanya pada kata pengantar.

VI. TEKNIK PENULISAN

Agar penulisan karya tulis sempurna, setelah isi dan bentuk lahiriah disusun

dengan cara yang semestinya, penulis juga harus mernpertahankan teknik

penulisan berdasarkan persyaratan yang lazim.

Masalah teknis yang perlu diperhatikan, adalah:

1. Ukuran kertas

Karya tulis ilmiah umumnya mengggunakan kertas jenis HVS (60-80 gram)

putih dengan ukuran kuarto (215 x 280 mm, jangan keliru dengan ukuran kertas

A4 yaitu 210 x 297 mm) .

2. Mesin tulis

Mesin tulis yang digunakan hendaknya memakai pika 10 (dalam satu inci dapat

diketik 10 karakter).

Pengetikan dapat juga dilakukan memakai komputer, tetapi pemilihan huruf

seyogyanya hanya Courier 12 (Contoh huruf Courier 12) di samping itu

hasil cetakannya (print out) hendaknya tidak berbentuk titik-titik (dot matric)

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

5

Page 6: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

melainkan berbentuk seperti huruf pada mesin tulis biasa. Dalam istilah

komputer disebut NLQ (Near Letter Quality) atau LQ (Letter Quality).

3. Pita dan karbon

Pita maupun karbon yang digunakan hendaknya dalam keadaan baik:, sehingga

menghasilkan cetakan yang jelas dan tidak kabur.

4. Margin/pias (batas pinggir pengetikan)

Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 2,5 cm untuk tepi kanan, 4 cm

untuk tepi atas dan 3 cm untuk tepi bawah. Nomor bab diketik 6,5 cm dari tepi

atas dan judul bab dimulai 8 cm dari tepi atas.

5. Pemisahan/pemenggalan kata

Pemenggalan kata ditandai dengan garis penghubung pada suku kata

sebelumnya. Garis penghubung tidak ditempatkan di bawah suku kata yang

dipenggal. Seorang penulis juga harus memperhatikan adanya awalan atau

akhiran dari sebuah kata yang dipenggal.

6. Spasi/kait

Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi).

Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi dan kutipan langsung yang lebih dari

empat baris dipergunakan spasi rapat (satu spasi).

Apabila awal alinea (paragraf dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorok

masuk ke dalam 5-7 ketikan), maka jarak antar alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awal

alinea dimulai dengan menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, rnaka

jarak antar alinea tetap dengan spasi ganda (2 spasi). Sedangkan jarak antara

judul bab dan naskah dipakai 3-4 spasi.

7. Nomor halaman

Halaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil, sedangkan

halaman-hataman selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab. Nomor

halaman dapat dicantumkan pada tengah halaman sebelah bawah atau sudut

kanan atas.

8. Judul

Judul bab ditulis di bagian tengah atas dengan huruf kapital dan tidak digaris

bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiri

dengan tanda titik.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

6

Page 7: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

9. Huruf miring

Huruf miring berfungsi menggantikan garis bawah.

Huruf miring biasanya digunakan untuk:

a. Penekanan sebuah kata atau kalimat;

b. Menyatakan judul buku atau majalah;

c. Menyatakan kata atau frasa asing.

10. Penulisan angka

Untuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan

penulisan sebagai berikut:

a. Bilangan di bawah seratus, yang terdiri dari satu atau dua kata, bilangan

seratus dan kelipatannya, seribu dan kelipatannya ditulis dengan huruf;

b. Bilangan terdiri dari tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka;

c. Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf, kecuali pecahan dari

bilangan yang besar;

d. Persentase tetap ditulis dengan angka;

e. Nomor telepon, nomor jalan, tanggal dan nomor halaman ditulis

dengan angka;

f. Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat.

11.Penulisan kutipan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat,

atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunyi pasal

dalam peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harus

memperhatikan prinsip-prinsip mengutip, yaitu:

a.Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu

mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi keterangan

bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf

tebal, atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat;

b.Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda

[sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahan

ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan

tersebut;

c.Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itii dinyatakan

dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik).

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

7

Page 8: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna

asli naskah yang dikutip (lihat contoh pada lampiran 1, halaman 19).

Cara mengutip:

a Kutipan langsung terdiri dari tiga baris atau kurang

Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan tiga baris,

adalah sebagai berikut:

(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;

(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi;

(3) kutipan diapit dengan tanda kutip;

(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke

atas. (Lihat contoh pada lampiran 1, halaman 19)

b. Kutipan langsung terdiri lebih dari tiga baris

Sebuah kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris, ditulis sebagai

berikut:

(1) kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 3 spasi;

(2) jarak antara baris dengan baris satu spasi;

(3) kutipan bisa diapit tanda kutip, bisa juga tidak;

(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke

atas;

(5) seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam antara 5-7 ketikan;

(Lihat contoh pada lampiran 1, halarnan 16 dan 17)

c. Kutipan tidak langsung

Dalam kutipan tidak langsung penulis tidak mengutip naskah sebagaimana

adanya, melainkan mengambil sari dari tulisan yang dikutip.

Cara menulis kutipan seperti ini adalah sebagai berikut:

(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;

(2) jarak antara baris dua spasi;

(3) kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;

(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke

atas. (Lihat contoh pada lampiran 1, halaman 18-19)

12. Penulisan sumber kutipan

Seorang penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantumkan

sumber kutipan yang bersangkutan.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

8

Page 9: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Ada tiga cara penulisan sumber kutipan, yaitu:

a. American Psycological Associations Manual (APA)

Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan yang ditulis

dalam tanda kurung.

Contoh: (Soerjono Soekanto, 1983: 23), artinya:

Kutipan tersebut diambil dari buku karangan Soerjono Soekanto yang terbit

tahun 1983 pada halaman 23. (lihat contoh pada lampiran 1, halaman

20)

Dalam penulisan sumber semacam ini, tidak mudah untuk langsung menemukan

dari sumber mana/apa kutipan tersebut diambil. Pembaca sulit mengetahui judul

buku yang dikutip. Seyogyanya pada setiap akhir bab dibuat daftar pustaka.

Adapun cara menuliskan Daftar Pustaka dengan cara ini ialah, 1) nama

pengarang; 2) tahun terbit; 3) judul; 4)cetakan/edisi; 5) nama kota; 6) nama

penerbit. (Lihat contoh pada lampiran 2).

b. Modern Language Associations Handbook (MLA):

Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber

kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut "Catatan" Cara

menuliskan sumber kutipan sama seperti menulis pada Catatan Kaki.

Contoh :

C a t a t a n1Buchari Zainun, Manajemen dan Motivasi (Jakarta:

Balai Aksara, 1979), hal. 27.

2A. Hamzah, Hukum Pidana Ekonomi ,cet.II, (Jakarta: Erlanqga, 1977), hal. 21.

3Ibid .

4CFG Sunarjati Hartono, Hukum Ekonomi Pembangunan

In donesia (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional-

Departemen Kehakiman, 1982), hal. 148.

5Hamzah, o p .cit .,hal. 45.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

9

Page 10: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

c. Chicago Manual of Style (Kate L. Turabian):

Cara yang lazim adalah dengan memberikan nomor unit kutipan, kemudian

sumber kutipan ditulis pada kaki halaman diawali dengan nomor urut kutipan.

Sumbe:r kutipan dipisahkan dari naskah dengan garis lurus sepanjang lima

belas ketikan, diapit oleh ruang kosong masing-masing empat kait (spasi).

Catatan kaki diketik menjorok ke dalam 5-7 ketikan dan dilanjutkan pada

baris berikutnya dimulai pada margin kiri dengan jarak satu spasi, sedangkan

jarak antara baris terakhir satu catatan dengan baris pertama catatan kaki

berikutnya, dua spasi. Keuntungan cara penulisan sumber kutipan dengan

catatan kaki ialah, jika pada suatu ketika penulis ingin membandingkan

dengan sumber lain, atau penulis ingin menerangkan suatu tulisan yang bukan

menjadi konteks penulisan. Apabila menerangkan sesuatu langsung pada

naskah dianggap akan mengganggu kesinambungan tulisan, maka dengan

catatan kaki keterangan tentang sesuatu tersebut dapat dilakukan. Hal itu tidak

akan mengganggu naskah dimaksud. (Lihat contoh pada lampiran 1, hal.

19)

13. Penulisan daftar pustaka

Daftar pustaka atau bibliografi merupakan suatu daftar yang memuat pustaka

yang dipergunakan sebagai acuan dalam karya tulis yang disusun. Daftar

pustaka dari suatu karya akan berguna bagi orang lain yang mempunyai

perhatian, minat atau bidang keahlian yang sama dengan penulis karya tulis

tersebut.

Daftar pustaka selain dapat dipakai untuk menilai kebenaran tulisan atau

pendapat yang dikutip, juga dapat memperluas pengetahuan orang lain akan

bahan bacaan yang ada kaitannya dengan pokok bahasan dalam tulisan tersebut.

Cara menyusun penulisan deskripsi daftar pustaka, baik untuk model MLA

maupun Turabian sama, yaitu: 1) nama pengarang; 2) judul; 3) cetakan/edisi;

4) nama kota; 5) nama penerbit; dan 6) tahun terbit (Lihat contoh pada

lampiran 3, halaman 23-24). Sedangkan untuk APA (Lihat contoh pada

lampiran 2, halaman 21-22) dan yang telah diterangkan di muka.

Penyusunan daftar pustaka dilakukan menurut urutan abjad (alfabetis) nama

pengarang. Dalam hal ini penulisan nama pengarang dibalik susunannya, yaitu

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

10

Page 11: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

dimulai dengan nama keluarga diikuti tanda baca koma. Nama keluarga di sini

termasuk nama orang tua atau nama suami. Bagi pengarang yang tidak

mempunyai nama keluarga, maka penulisan nama diawali dengan menuliskan

nama terakhir pengarang tersebut.

Jarak antara baris adalah satu spasi, sedangkan jarak antara satu sumber dengan

sumber yang lainnya dua spasi. Pengetikan dimulai pada margin kiri dan baris

selanjutnya diketik menjorok ke dalam 3-5 ketikan.

Bila ada lebih dari satu pustaka yang dikarang oleh seorang pengarang yang

sama, maka nama pengarang tersebut tidak perlu diulang. Pengulangan nama

pengarang dapat diganti dengan membubuhkan sebuah garis panjang, sepanjang

5-7 ketikan yang diakhiri dengan sebuah titik. Selanjutnya data bibliografi

ditulis seperti biasa. Namun perlu diperhatikan bahwa urutan penulisan karya

pengarang tersebut dilakukan secara kronologis menurut tahun diterbitkannya

karya-karya tersebut.

Berikut ini diberikan contoh cara penulisan catatan kaki dan bibliografl (daftar

pustaka). Untuk mempermudah pengertian dan mengetahui perbedaan antara

cara penulisan catatan kaki dan bibliografi, pemberian contoh disusun secara

berurutan, 1raitu urutan periama adalah catatan kaki dan urutan kedua

bibliografi.

Untuk jelasnya diberikan pula cara menyusun urutan daftar pustaka baik untuk

model MLA dan Turabian (Lihat contoh pada lampiran 3.) di satu pihak dan

contoh untuk APA di lain pihak (Lihat contoh pada lampiran 2).

I. B U K U:

A. Satu orang pengarang:1Ismail Suny, Pembagian Kekuasaan Negara ,cet.2,

(Jakarta: Aksara Baru, 1978), hal. 41.

Suny, Ismail. Pembagian Kekuasaan Negara . Cet.2. Jakarta: Aksara Baru, 1978.

B. Dua orang pengarang:2Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto,

Perun dang-undangan dan Yurisprudensi (Bandung: Alumni, 1979), hal.8.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

11

Page 12: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Purbacaraka, Purnadi dan Soerjono Soekanto. Perundang-undangan dan Yurisprudensi . Bandung: Alumni, 1979.

C. Tiga orang pengarang:3Arif Budijanto, Siswandi Sudiono, dan Agus

Purwadianto, Kejahatan Seks dan Aspek Medikolegal Gangguan Psikoseksual (Jakarta: Kalman Media Pusaka, 1982), hal. 14-15.

Budijanto, Arif; Siswandi Sudiono; dan Agus Purwadianto. Kejahatan Seks dan Aspek Medikolegal Gangguan Psiko seksual . Jakarta: Kalman Media Pusaka, 1982.

D. Lebih dari tip orang pengarang:4Padmo Wahyono et al ., Kerangka Landasan

Pembangunan Hukum (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,1989) ha1.37.

Wahyono, Padmo et al . Kerangka Landasan Pembangunan Hu kum . Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1989.

E. Editor (penyunting)/penghimpun:

5Soerjono Soekanto, ed., Identifikasi Hukum Positif Tidak Tertulis Melalui Penelitian Hukum Normatif dan Emp iris (Jakarta: Ind. Hill-Co, 1988), hal.105.

Soekanto, Soerjono, ed. Identifikasi Hukum Positif Tidak Tertulis Melalui Penelitian Hukum Normatif dan Empi ris . Jakarta: Ind. Hill-Co, 1988.

F. Terjemahan/Saduran:6J.G. Starke, Pengantar Hukum

Internasional [An Introduction to International Law], diterjemahkan oleh F. Isjwara (Bandung: Alumni, 1972), hal. 21.

Starke, J.G. Pengantar Hukum Internasional [An Introduction to International Law]. Diterjemahkan (Oleh F. Tsjwara. Bandung: Alumni, 1972.

G. Bab / chapter dari buku yang merupakan kumpulan karangan:7Marian Gold Gallagher, "Legal Encylopedias"

dalam How to Find the Law , 7thed. edited by Morris L.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

12

Page 13: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Cohen, (St. Paul, Minnesota: West Publishing, 1976), p.272.

Gallagher, Marian Gold. "Legal Encylopedias" dalam How to Find the Law . 7thed. Edited by Morris L.Cohen. St.Paul, Minnesota: West Publishing, 1976. pp. 264 - 284.

H. Badan Korporasi:8Badan Pembinaan Hukum Nasional, Lokakarya Sistim

Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan (Bandung: Binacipta, 1977), hal. 51.

Badan Pembinaan Hukum Nasional. Lokakarya Sistim Peny e barluasan Peraturan Perundang-undangan . Bandung: Binacipta, 1977.

II. ARTIKEL:

A. Majalah:9I.Nyoman Nurjaya, "Azas Presumption of Innocence

di Negara Hukum Indonesia (Suatu Pemahaman Empirik)," Hukum dan Pembangunan 1 (Januari 1982): 63.

Nurjaya, I Nyoman. "Azas Presumption of Innocence di Negara Hukum Indonesia (Suatu Pemahaman Empirik)." Hukum dan Pembangunan 1 ( Januari 1982): 60 - 67.

B. Harian:lOSatjipto Rahardjo, "Batas-batas Kemampuan dan

Bekerjanya Hukum," Suara Pembaharuan (30 Desember 1988): 6.

Rahardjo, Satjipto. "Batas-batas Kemampuan dan Bekerjanya Hukum," Suara Pembaharuan (30 Desember 1.988) : 6.

III. SKRIPSI / TESIS / DISERTASIllSoerjono Soekanto, " Kesadaran Hukum dan

Kepatuhan Hukum (Suatu Percobaan Penterapan Metode Yuridis-Empiris untuk Mengukur Kesadaran Hukum Mahasiswa Hukum terhadap Peraturan Lalu-lintas)," (Disertasi doktor Universitas Indonesia, Jakarta, 1977), ha1.113.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

13

Page 14: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Soekanto, Soerjono."Kesadaran Hukum dan Kepatuhan.. Hukum (Suatu Percobaan Penterapan Metode Yuridis - Empiris untuk Mengukur Kesadaran Hukum Mahasiswa Hukum terhadap Peraturan Lalu-lintas)." Disertasi Doktor Universitas Indonesia, Jakarta, 1977.

IV. MAKALAH:12Mardjono Reksodiputro, "Usul Kearah Sistim

Penemuan Kembali Peraturan Perundang-undangan RI," (Makalah disampaikan pada Lokakarya Sistim Penemuan kembali Peraturan Perundang-undangan, Malang, 24-26 Maret 1977), hal. 88.

Reksodiputro, Mardjono. "Usul Ke arah Sistim penemuan kembali Peraturan Perundang-undangan RI." Makalah disampaikan pada Lokakarya Sistim Penemuan Kembali Peraturan Perundang-undangan, Malang, 24-26 Maxet 1977.

Y. PERATURANPERUNDANG-UNDANGAN:13Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945 , ps. 2.

14lndonesia, Undang-Undang Tentang Penanaman Modal Asing , UU No.l, LN No. 1 tahun 1967, TLN. No. 2818, ps.4.

15Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wet boek ),diterjemahkan oleh R. Subekti dan R. rjitro-sudibio, cet. 8, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1976), ps. 1338.Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945 .

. Undang-Undang Tentang Penanaman Modal Asi ng . UU No.l, LN No.1 Tahun 1967, TLN No. 2818.

Kitab Undang Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetbo e k] . Di terjemahkan oleh R. Subekti dan R. Tj itrosudibio. Cet. 8. Jakarta: Pradnya Paramita, 1976.

(ntuk lebih jelasnya diberikan contoh pada lampiran 4)

Crouse, Maurice. <[email protected] >. "Citing Electronic Information in History Papers." rev, ed. < http://www. people. memphis.edu/-crousem/elite txt>. 10 Februari 1996.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

14

Page 15: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Kelakan,Alit.Otonomi Khusus dalam Perspektif Bali, "<http://www.balitoday.com/diskon/dprd.htm >. Diakses 15 November 2000.

Mamudji, Sri.<[email protected] >. "Satuan

Acara Perkuliahan Metode Penelitian Hukum." e-

mail kepa.da ;-_)aly Erni. 1 September 2000.

Page,Melvin E. "A Brief Citation Guide for Internet

Sources in History and the Humanities." <http:/ !

www2.hnet. msu.edu/ -africa.citation . html > . 2 0

February 1996.

"Peneqakan Hukum bagi Pelestarian Lingkungan Masih

Lemah. "<httpa/ www.balitoday.comlberita/200007/11/2223

htm >. 11 Juli 2000.

Surbakti, Ramlan. "Harus Dipertimbangkan Munculnya

Partai di Era Otonomi. " . <http://www.kompas.com/berita .

terb a ru/0011/15/ headline/09htm >. 15 November 2000.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

15

Page 16: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Crouse, Maurice. <crouse (a - )_ cc.memphis .edu>. "Citing

E:_ectronic Information in History Papers." rev.ed.

<http a/ www. people. memphis.edul-crousemlelite.txt > .

10 Februari 1996.

Kelakan,Alit. Otonomi Iihusus dalam Perspekti f Bali," <http:/1

www.balitoday.com/diskon/dprd.htm >. Diakses 15 Novembe!r

2000. Mamudj i, Sri. <cici

~,makara.cso.ui.ac.id > . "Satuan Acara

Perkuliahan Metode Penelitian Hukum." e-mail

kepada Daly Erni. 1 September 2000.

Page,Melvin E. "A Brief Citation Guide for Internet Sources in

History and the Humanities." <httpa ,'www2.hnet.

msu.edu/- africa. citation. html >. 20 February 1996.

"Penegakan Hukum bagi Pelestarian Lingkungan Me.sih Le-

mah.

"'<http://www.balitoday.com/berital200007/11/2223.ht

m >. 11 Juli 2000.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

16

Page 17: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Surbakti, Ramlan. "Harus Dipertimbangkan Munculnya Partai di Era

Otonomi. ". <http://www.kompas.com/berita .-terba:ru/0011/15/

headline109htm >. 15 November 2000.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

17

Page 18: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

PENGULANGAN

Dalam pengetikan sumber kutipan pada catatan kaki sering

terjadi pengulangan sumber kutipan. Seorang penulis perlu

memperhatikan penggunaan singkatan seperti di bawah ini:

L Ibid

singkatan dari ibidem

artinya pada tempat yang sama

Digunakan apabila catatan kaki yang berikut menunjuk

kepada sumber yang telah disebut dalam catatan nomor

sebelumnya. 3ika halamannya sama hergunakan

singkatan Ibid.; saja; namun bila halamannya berbeda

setelah singk:atan Ibid. dicantumkan nomor

halamannya.

Contoh :1Dedi Soemardi, Sumber Sumber Hukum Positip

(F;andung: Alumni, 1980), hal. 10.2 Ibid. 3Ibid.,

hal. 34. .

OP cit

.. . " singkatan dari opere citato

artinya pada karya yang telah dikutip

Digunakan apabila sumber pertama ingin diulang,

padahal ada sisipan dari sumber lain.

Contoh :

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

18

Page 19: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

1Wirjono Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Perdata

(tanpa tempat: Sinar Bandung, 1981), hal. 20.2Ismail Suny, Mekanisme Demokrasi Pancasila

(Jakar-ta: Aksara Baru, 1980), hal. 60.3Prodjodikoro, op. cit.,

hal. 51. IM Loc. cit

singkatan dari loco citato

artinya pada tempat yang telah dikutip.

. Hal ini digunakan apabila sumber pertama (yang

berupa buku) dengan halaman yang sama diulang,

padahal ada sisipan dari sumber lain. Tetapi ada juga

yang memakainya khusus untuk artikel majalah, harian

atau ensiklopedi.

Contoh :1Komar Kantaatmadja,"Hukum Perusahaan bagi

Pervsahaanperusahaan Asean," Hukum Nasional , 1 (1984):

45.2R.M. Suryodiningrat, Azas-azas Hukum _Pe rikatan

(Bandung: Tarsito, 1982), hal. 59.

SKantaatmadj a, loc. cit., hal. 46.

, 4Suryodiningrat, loc.

cit . Catatan: .

Jika pada mesin ketik ada fasilitas huruf miring (italic), maka

garis bawah dapat diganti dengan huruf miring.

Contoh:

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

19

Page 20: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Salim, Emil. Lingkungan Hidup dan

Pembangunan ..Jak;arta: Mutiara Sumber Widya, 1985.

'

dapat ditulis

- Salim, / Emil. Lingkungan K.idup dan Pembangunan.

Jak;arta: Mutiara Sumber Widya, 1985.

Akhiraya haros disadari, bahwa seyogyanya dalam menyusun

sebuah karya tuais, seorang penulis memperhatikan dan

menerapkan pola, aturan-aturan atau kebiasaan-kebiasaan yang

bd'laku umum. Ada baiknya apabila seorang penulis mengikuti suatu

pola tertentu secara ; tut a9as (konsisten) tanpa mencampur

adukkan pola tersebut dengan pola-pola lain.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

20

Page 21: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

DAFTAgt PUSTAKA

Keraf, Gorys. Komposisi, Sebuah Pertgantar Kemahiran Baha.sa. Cet.6.

Ende: Nusa Indah, 1980.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pettn#uk Praktis BerbahasGr

htdortesia. Jakarta: Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga dan

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, 1989.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Kanttis Besar Bahasa Indonesia. Cet.l. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Turabian, Kate L. A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and Dissertations.

First British Ed. Prepared by John E. Spink. London: Heinemann, 1983.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

21

Page 22: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

A W A L B A B

J U D U L B A B

A. SUBBAB (Huruf Kapital seluruhnya)

Awal ALINEA/PARAGRAF dimulai dari sini, alinea

adalah rangkaian kalimat yang mempunyai satu

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

22

Page 23: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

pengertian. Jika masih merupakan satu pengertian

jangan sekali-kali pindah alinea baru. Ingat ada

beberapa kata yang tidak dapat dipakai sebagai awal

alinea, seperti: "NAMUN", "MESF:IPUN", "DAN", dan

lain sebagainya. Tetapi ada kata-kata transisi

dalam suatu alinea yang dapat dipakai, seperti:

Transisi tambahan: lebih lagi, tambahan,

selanjutnya, di samping itu, dan lain

sebagainya.

Transisi pertentangan: tetapi, namun,

bagaima.napun, tntlaupun, dan lain

sebagainya, serta masih ada beberapa lagi

transisi-transisi lainnya yang dapat d:ipakai

F' antar kalimat dalam satu alinea. (Gorys Keraf,

tanpa ` tahun: 20)

Contoh kutipan di atas sekaligus memperlihatkan

penulisan sumber kutipan yang langsung diintegrasikan

dengan teks kuE tipan (Model APA) . Selanjutnya

dapat d:imulai A:[,INEA/PIkRA

i k

GRAF baru. Jika dalam uraian ternyata memerlukan

subsubbab, maka cara menulisnya ialah:

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

23

Page 24: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

1. Sub Sub Bab (Huruf kapitai hanya pada awal kata dan

garis bawah sepanjang ada hurufnya, atau dengan kata

lain dengan memakai garis putus antar kata).

Jika akan menyebutkan sumber kutipan dengan memakai

c:atatan kaki, perhatikan kapan akhir teks harus

berhenti. C:atatan kaki perlu dipisahkan dari teks,

dengan memakai garis lurus sepanjanq 15 ketuk yang

diapit oleh ruang kosong masingmaSing sebanyak empat

spasi.

Perhatikan pula jarak antar baris pada catatan kaki,

yaitu satu spasi, sedang antar catatan kaki adalah dua

spasi. Lihat cara mengutip kutipan langsung lebih dari

empat baris:

Meskipun Undang-undang Dasar 1945 menyatakan

bahwa kekuasaan pemerintah negara (executive

power) akan dipegang oleh Presiden, seperti

dinyatakan pula dalam Undang-undang Dasar Amerika

Serikat, Presiden Indonesia tidak menjadi Kepala

Eksekutif atau Pemimpin yang sebenarnya dari

Eksekutif seperti halnya Presiden Amerika.1

I3mai1 Suny, Pergeseran Keknasaan Eksekutif, cet. IV, (Jakarta: Akeara

Haru, 1981), ha1.92.

. A 7 .

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

24

Page 25: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Lampi

'ran 1 ~ t e . r g ~ u a u . c z a a y a

%uFia ~ f . x ~ a k

Tulisan selanjutnya mulailah dari sini, sehingga

selesai ',,seluruh tulisan yang Saudara kehendaki.

Terlihat di sini bagaimana cara membuat catatan kaki

supaya tetap berjarak 3 cm ke bawah. Caranya, ialah

bahwa bar-is terakhir catatan kaki harus berada di

baris };e 50 (baris paling bawah). Perlu Saudara

ketahui, bahwa dengan modifikasi seperti ini, setiap

halaman hanya berisi 50 baris tunggal, atau 25 baris

spasi ganda. (Kecuali. pada awal bab, hanya terdiri

dari 44 baris spasi tungga=_ atau sebanyak 22 baris

spasi ganda).

Perlu pula dikemukakan di sini bahwa fungsi catatan

kaki selain untuk menulis sumber kutipan, kadang-

kadarig penulis juga ingin menerangkan suatu tulisan

yang bukan menjadi konteks penulisan, seperti

dicontohkan di halaman berikut ini.

. .,

Strategi tersebut pelaksanaanya diawali dengan meli-

$t9tk~~i berbagai unsur aparatur pemerintah dan pihak

swasta d*ltfm suatu jaringan operasional yang terpadu.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

25

Page 26: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Pada 3khir riyd kelembagaan seperti iili sangat menyokong

program tadi

Lampir

an 1

.menuju sasaran. Sasaran tersebut memang tidak

semat:a-mata merupakan objek yang pasif, melaikan

sebagi objek pelaku yang menentukan sesuai dengan

asas prakasa swadaya. Hasil

`° yang berbentuk fisik akan lebih diharapkan dari

la.ngkahlangkah pembangunan perumhan kota,

pembangunan perumahan desa, pembangunan asrama

mahasiswa, pembanguan rumah susun dengan sistem

pemilikan bersama (Condominium)` dan perbaikan

kampung3.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

26

Page 27: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Selain itu dicontohkan pula mengenai kutipan

langsung 'tiga baris atau kurang, misalnya ".. ilmu

urai tubuh ' 'memberikan kepada mahasiswa-ilmu

pengetahuan tentang alat v tubuh serta letaknya di

dalam tubuh, seperti otot,r ....."4

:

- ~ Condominium menurut kamus Fockema Andreae berarti pemilikan

bersama; i dapat juqa berarti benda yang dimiliki bersama.

t HOedi Harsono, dalam perkembanqannya, condominium menunjuk

kepada ba-barigunan, yang terdiri atas bagian-bagian yang masing-masing

merupakan ,' /~Iltt~ k•tlatuan, yang dapat digunakan atau dihuni secara

terpisah. Baclian-ba~~ ya0q m8rupakan kesatuan, dan dapat digunakan

atau dihuni secara t:erpisah itu dis•hut "apartment". Biarpun pengertian

apartemen umumnya menunju}: kepada A•L'ttALtiltaiiya sebagai tempat

tinggal, namun dapat diartikan juga sebagai t•t"t Illelakukan kegiatan-

kegiatan usaha.

LihHt b0•di Harsono "Berbagai Masalah Hukum Bersangkutan Dengan

Rumah Susun .' 'dHt1 B•fqilik8n suatu Rumah Susun," dalam Hukum dan

Pembangunar. No. b Tahun XVI (D•#40ber 1986): 617. Bandinqkan dengan

ketentuan Undanq-undanq No.16 Tahun ; 2ld~ fetadg Rumah Susun.

3

J1Ad1i8a Keadaan Perumahan di Indonesia, op. cit. ha1.4.

; CST. Karisil Pengantar Hukum Kesnnatan Indonesia, cet. i, (Jakarta:

Ri°` tf•ka . Cipta, 1991), hal. 28.

L a m p i r a

n 1

NZIW~ z"

744$

'76*e44

Untuk selanjutnya mengenai tata cara mengutip silahkan

menggunakan ketentuan yang telah diuraikan di depan.

Namun yang perlu diperhatikan adalah, bahwa cara apaptin

yang dipilih, seyogyanya dilakukan secara taat asas

(kcns.isten).

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

27

Page 28: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

28

Page 29: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

. Lamp',iran 2 CONTOH

BIBLiOGRAFI MODEL

AMERICAN PSYCOLOGICAL ASSOCIATIONS

MANUAL (APA) DAFTAR

PUSTAKA

-Alrasid, Harun. 1993. "Masalah Pengisian Jabatan

Presiden Sejak Sidang Panita Persiapan

Kemerdekaan Indonesia 1945 Sampai Sidang

Majelis Permusyawaratan Rakyat 1993." Disertasi

Doktor Universitas Indonesia, Jakarta.

~Arikunto, Suharsimi. 1989 Prosedur Penelitian Suatu

_:?ende katan Praktik . Cet VI. Jakarta: Bina

Aksara.

~At8mimi, A. Hamid S. 1990. "Peranan Keputusan

Presiden Republik Indonesia Dalam

Penyelenggaraan Pemerintahaan Neqara."

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

29

Page 30: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Disertasi Doktor Universitas Indonesia,

Jakarta.

1992. "Teori Perundang Undangan Indonesia.

"Pidato Penqukuhan Guru Besar Pada Fakultas

Hukum Universitas Indonesia, Jakarta.

;~:....._

. 1993. "Hukum Tentang Peraturan Perundang

Undangan dan Peraturan Kebijakan (Hukum Tata

Pengaturan)." F'idato Purna $akti Guru Besar

Fakultas Hukum Universitas '' Indonesia, Jakarta.M~aGk, James A. 1992 Metode dan Masalah Penelitia n

_Sosial . -- (Methods and Issues in social

Research). Diterjemahkan oleh E. Koswara dkk. Cet.I

Jakar_ta:F,resco.

8ndi, J. 1991. Etika dan Hukum Kedokteran .

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

1991. Malpraktek Medik .Jakarta: F'akultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

a

Lampi

ran 2

~Hoessein, Bhenyamin. 1993. "Berbagai Faktor yang

Memgengaruhi Besarnya Otonomi Daerah Tingkat I I

Suatu Kajian Desentraslisasi dan Otonomi Daerah

Dari Segi I lmu Admini strasi Neqara. "Disertasi

Doktor Universitas Indonesia, Jakarta.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

30

Page 31: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

`Kansil, CST. 1991 Pengant a_r Hukum Kesehatan Indonesia .

Cet. I . Jakarta: Rineka Cipta.

~Kriekhoff, Valerine Jaqueline Leonore. 1991.

"Kedadukan tanah Dati Sebagai Tanah Adat di

Maluku Tengah Suatu Kajian Dengan memanfaatkan

Pendekatan Antropologi Hukum." Disertasi Doktor

Universitas Indonesiam, Jakarta.

` Ktisumah, Mulyana W.; Paul S. Baut ;

dan Beny Harman K. 1989. Konsep dan

Penyuluhan Hukum . Jakarta; Yayasan LBH.

an, Baqir. 1992. Dasar Dasar Perundang Undangan

Indonesia Jakarta: Ind-Hil l . Co.

`'Mardalis. 1990. Metode Penelit ian Suatu

Pendekatan ~Provosal. Cet.I. Jakarta: Bumi Aksara.

,~oleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelit ian Kualitatif. Cet

I I I . Bandung: Remaja Rosdakarya.

~~Oemardjan, Selo.(PenyllTlting).1993. Hukum Kenegaraar.

Repu bl ik Indonesia . Jakarta: Grasindo.

, bkioto, Soerjono.1986. Beberapa Ca_ra _da_n Mekanism _e

Dalam fe nyuluhan Hukum . Cet.I . Jakarta: Prandya Paramita.

~~1lOttad, Winarno. 1989 Pengantar Penelit ian I lmiah . Edisi

ViI . Cet. I I I . Bandung: Tarsito.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

31

Page 32: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Lamp

i ran

3

CONTOH BiBLIOGRAFi MODEL

DERN LANGUAGE ASSOCIATION

HANDBOOK (MLA) CHICAGO MANUAL

OF STYLE (KATE L. TURABIAN)

DAFTAR PUSTAKA

sid, Harun.. "Masalah Pengisian Jabatan

Presiden Sejak 3idang Panita Persiapan

Kemerdekaan Indonesia 1945 Sampai Sidang

Majelis Permusyawaratan Rakyat 1993."

vDisertasi Doktor Universitas Indonesia,

Jakarta, 1993

kunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suat u

Pendekatan Praktik . Cet VI. Jakarta: Bina

Aksara, 1989 +

imi, A. Hamid S. "Peranan Keputusan Presiden

Republik Indonesia Dalam Penyelenggaraan

Pemerintahaan Negara." Disertasi Doktor

Universitas Indonesia, Jakarta, 1990.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

32

Page 33: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

. "Teori Perundang Undangan Indonesia". Pidato

Pengukuhan Guru Besar Pada Fakultas Hukum

Universitas Indonesia, Jakarta, 1992.

. "Hukum Tentang Peraturan Perundang Undangan

dan Peraturan Kebijakan (Hukum Tata

Pengaturan) ". Pidato Purna Bakti Guru Besar

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta,

1993.

18Ck, James A. Metode dan Masalah Penel.itian

Sosial . [Methods and Issues in social

Research]. Diterjemahkan oleh E. Koswara dkk.

Cet.I. Jakarta: Eresco, 1992.

~GUwBndi, J. Etika dan Hukum Kedokteran . Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

1991.

. .

;

. Malpraktek Medik .Jakarta: Fakultas Kedokteran t"niver-

sitas Indonesia, 1991

Lam

p'iran 3 %?

Zc.r~uduat

i~ciuja

rrulia

%Gktitk

~Hoessein, Bhenyamin. "Berbagai Faktor yang

Mempengaruhi Besarnya Otonomi Daerah Tingkat II

Suatu Kajian Desentraslisasi dan Otonomi Daerah

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

33

Page 34: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Dari Segi Ilmu A.dmini strasi Negara. "Disertasi

Doktor Universitas Indcnesia, Jakarta, 1993.

l~~triSill CST. Pengantar Hukum Kesehatan_ Indonesia .

Cat. I. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Iriekhoff, Valerine Jaqueline Leonore. "Kedudukan

tanah Dati Sebagai Tanah Adat di Maluku Tengah

Suatu Kajian Dengan memanfaatkan Pendekatan

Antropologi Hukum." Disertasi Doktor Universitas

Indonesiam, Jakarta, 1991.

h~CtisiUinah, Mulyana W.; Paul S. Baut; dan Beny

Harman K. Konsep dan Penyuluhan Huknm. Jakarta;

Yayasan LBH. 1989.

an, Bagir. Dasar Dasar Perundang Undangan

Indonesia Jakarta: Ind-Hill. Co, 1992.

rdalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan

:.Prc op sal. Cet.I. Jakarta: Bumi Aksara,

1990.

©ng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Cet III. ; Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991.

.

rdjan, Selo. (Penyunting) . Hukum Kenegaraan

Republ_ik In donesia ,. Jakarta: Grasindo, 1993.

, ~to, Soerjono. Beberapa Cara dan Mekanisme Dalam

Penyu +~~~, t~h8ri Hukum. Cet.I. Jakarta: Prandya

Paramita, 1985. ~khm8d, Winarno. Pengantar

Penelitian _Ilm_i_ah_. Edisi VII. III. Bandung:

Tarsito, 1989.

y:.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

34

Page 35: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

L

ampiran 4 '7Ida ^, CONTOH

PEMBUATAN CATATAN KAKI

DAN DAFTAR

PUSTAKA KHUSUS

PERATURAN

PERUNDANG-

UNDANGAN

.

UNDANG-UNDANG

Indonesia, Undang-Undang Tentang Penanaman

Modal Asing, No.l tahun 1967, LN No. 1 tahun

1967,TLN N0.2818, ps.4.Y

ndOnesia. Undang-Undang Tentang Penanaman Modal

Asing. UU No. 1 Tahun 1967 LN No. l Tahun

1967,TLN No.

2818. PERATURAN PEMERINTAH

Indonesia. Peraturan Pemerintah Tentang

Perwakafan TaMilik, PP No. 28 tahun 1977, LN NO.38

Tahun 197'?, TLN `~107, ps.7,

r~a donesia. Peraturan Pemerintah Tentang

Perwakafan Tanah MiI fk, PP No.28 Tahun 1877 LN

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

35

Page 36: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

No. 38 Tahun 1977, TLN 3107. KEPUTUSAN

PRESIDEN

Indonesia, Keputusan Presiden Tentang

Kebijaksanaan V;,q.nai Pencetakan Sawah, Kepres

No. 54 tahun 1980, ' eran Lepas 1980, ps.5.

nesia. Keputusan Presiden tentang

Kebijaksanaan Mengenai <~`°`PBnCetakan Sawah,

Kepres No. 54 Tahun 1980, Lembaran Lepas 1980.

-

,

.

;

. PERATURAN MENTERI

Departemen Agraria, Peratirrari Mentri Agraria T'entang

}"Pelaksanaan Beberapa hetentuan UI1C1uI1CJ-Undang Pokvk Aqraria,

'Permen Agraria No.2, tahun 1960, ps.22.

L a m

p i r

a n

4

'DepBrtemen Agraria. Peraturan Menteri Agraria

Tentang ~~ Pelaksanaan Beberapa Ketentuan

Undang-Undang Pokok ~` Agraria. Permen

Agraria No.2 Tahun 1960.

KEPUTUSAN MENTERI

bepartemen Keuangan, Keputusan Menteri

Keuangan Tentang rlakuan Pajak Penghasilan Bagi

Pejabat Perwakilan Organi~ltasi Internasional,

Kepmen Keuangan no. 330/KMK.05/1992, F

rDlpartemen Keuangan. Keputusan Menteri Keuangan

Tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Bagi

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

36

Page 37: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Pejabat Perwakilan Organisasi

Internasional. Kepmen Keuangan

no.330/KMK.04i1992.

SURAT EDARAN

~; 88dan Pengawas Pasar Modal, Surat Edaran

Ketua Badan l` ~Was Pasar Modal Tentang

Penyampaian Laporan- Keuangan tthan t SE no. SE-

05/PM/1992, butir 2.

.

Pengawas Pasar Modal. Surat Edaran Ketua

Badan Pengawes Pasar Modal Tentang Penyampaian

Laporan Keuangan Taca : hunan. SE No.

5E-05/PM/1992. ,

. PERATURAN DAERAH

""".,Jakarta, Peraturan Daerah Daerah

Khusus Ibukota Jakarta ~Q Ketertiban Umum

Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota d,

Perda DKI Jakarta No. 3 tahun 19"72,

Lembaran Daerah

-:

ue Ibukota Jakarta No. 101, ps.22.

Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta tang

Ketertiban Umum Da1am Wilayah Daerah khusus UkOta

Jakarta. Perda DKI Jakarta No.3 Tahun 1972, aran Daerah

Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 101 .

Lamp ~ran

4

KEPUTUSAN GUBERNUR

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

37

Page 38: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Jakarta. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusu.s

Ibur kota Jakarta Tentang Pembetukan Tim Pembinaan

dan Pengendalian Usaha kakilima di Wilayah DKI

Jakarta. SK Gubernur KDKI Jakarta No.968 Tahun 1986,

Lembaran Lepas 1986.

: Jakarta. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Daerah

Khusus Ibukota Jakarta Tentang Pembentukan Tim

Pembinaan dan , Pengendalian Usaha Kakilima di

Wilayah DKI Jakarta,SK Gubernur KDKI Jakarta No.968

tahun 1986, Lembaran Lepas ' 1986, ha1.7.

INSTRUKSI GUBERNUR

Jakarta, Instruksi Gubernur KDKI Jakarta Perihal

Fedoman ' Penetapan Lokasi Kakilima di Wilayah DKI

Jakarta,

Instruksi Gubernur KDKI Jakarta No.274 tahun 1985, Lembaran

Lepas, butir 3.

' JElkarta. Instruksi Gubernur KDKI Jakarta Perihal

Pedoman Penetapan Lokasi kakilima di Wilayah DKI

Jakarta, k. I

Instruksi Gubernur KDKI Jakarta No.274 Tahun 1985, Lembaran

Lepas.

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

38

Page 39: Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

39