PERUNDANG-UNDANGAN TRANSDAR

Dosen Pengampu : Sahar Andika P, SH,MH

PEMBAHASAN

NAMA :M

UHAMMAD ILHAM

JAKARTA

TARIF KERE

OLEH:

SEKOLAH TINGGI

TRANSPORTASI DARAT

2015 - 2016

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGMasalah transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh

negara-negara yang telah maju dan juga oleh negara-negara yang sedang berkembang. Seperti di negara Indonesia untuk bidang transportasi perkotaan maupun transportasi antar kota dapat tercipta suatu sistem transportasi yang menjamin pergerakan manusia/barang secara lancar, aman, dan nyaman yang merupakan tujuan dari sektor perhubungan (transportasi). Karena sistem transportasi yang efisien merupakan salah satu prasyarat untuk kelangsungan pelaksanaan pembangunan. Prasarana sistem jaringan transportasi adalah jaringan prasarana dasar yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. Sistem jaringan dan sistem pergerakan inilah yang dapat dijadikan dasar peramalan kebutuhan. Tentu hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh antara sarana dan prasarana saling berkaitan satu sama lain sehingga dapat menunjang kegiatan pergerakan antara orang satu dengan yang lain, apalagi jika sarana sudah mendukung namun prasarananya tidak, maka tetap saja akan menimbulkan masalah, begitu pun sebaliknya.

Dalam hal ini jelas bahwa transportasi mempunyai peranan penting dalam berbagai hal diantaranya mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara termasuk salah satu moda transportasi tersebut adalah perkeretaapian, yang dalam sistem transportasi nasional mempunyai karakteristik pengangkutan secara massal dan memiliki keunggulan tersendiri, yang tidak dapat dipisahkan dari moda transportasi lain. Disini jelas bahwa perkeretapian ini perlu dikembangkan potensinya dan ditingkatkan peranannya sebagai penghubung wilayah, baik nasional maupun internasional, untuk menunjang, mendorong, serta menggerakkan pembangunan nasional guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 IDENTIFIKASI MASALAHAngkutan kereta api adalah salah satu bagian dari sistem transportasi

nasional mempunyai fungsi pokok yang bersifat pelayanan kepada pengguna jasa.  Kereta api sebagai salah satu moda transportasi memiliki peranan yang sangat penting karena selain memiliki fungsi sebagai alat transportasi bagi penumpang dan barang mempunyai keunggulan sebagai moda transportasi darat.

Dewasa ini, pembangunan kereta api di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat dan sangat diperhatikan oleh pemerintah. Pasalnya dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tahun mengalami tingkat pertumbuhan yang juga dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi rakyat Indonesia, mengakibatkan sejumlah persoalan yang sangat kompleks dalam berbagai hal terutama dalam bidang transportasi. Seperti yang telah kita ketahui, berbagai masalah transportasi seperti kemacetan, mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit, untuk itu pemerintah harus melakukan suatu langkah taktis dan strategis agar dapat mengatasi berbagai persoalan yang terjadi dalam bidang transportasi tersebut salah satunya yakni dengan mengembangkan transportasi massal terutama di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Palembang, Makassar, Medan, dll.

Dalam waktu dekat ini pemerintah menggagas sebuah mega proyek yang tertuang dalam Masterplan Pembangunan Kereta Cepat (High Speed Train) Jakarta - Bandung yang di gadang akan dapat mengatasi kemacetan yang selama ini terjadi, sebab dengan jarak yang relative dekat yakni 142 km, waktu tempuhnya bisa sampai 3 jam. Selama ini Kota Bandung merupakan destinasi favorit bagi warga Ibukota maupun dari kota-kota lain,

karna dengan julukannnya sebagai Kota Paris Van Java, Bandung memiliki keunggulan yang memang menjadi daya tarik tersendiri sehingga apabila libur panjang atau weekend telah tiba, kemacetan panjang pun tak dapat dihindari sehinggga dalam kondisi tersebut sering diberlakukan system buka-tutup sebagai suatu langkah manajemen rekayasa lalu lintas agar kemecetan yang terjadi dapat terurai. Namun, kondisi tersebut tak dapat dilakukan secara terus menurus sehingga Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung tersebut perlu diperhatikan, mengingat moda kereta api mempunyai ciri khas dan keunggulan tersendiri dibanding dengan moda transportasi darat yang lain sehingga masyarakat dapat terlayani dengan aman, nyaman, selamat, dan murah. Dalam pengerjaan Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah China yang sudah mulai masuk proses pengerjaan. Itu artinya jika tidak ada masalah, masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang suka bolak-balik Jakarta-Bandung sudah bisa merasakan sensasi naik kereta cepat ini pada akhir 2018 mendatang. Proyek pembangunan kereta yang memiliki kecepatan 250 kilometer per jam ini akan terlebih dulu dimulai dari kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, hingga kawasan Tegal Luar, Kabupaten Bandung. Nantinya pada stasiun yang akan dilewati kereta cepat akan dibangun Transit Oriented Development (TOD) sehingga diharapkan dapat membangun sentra ekonomi baru. Harga tiket yang akan diberlakukan untuk Kereta Cepat Jakrta-Bandung tersebut adalah sebesar US $16 atau sekitar 200-225 ribu, dengan penawaran harga tiket tersebut, memang lebih unggul jika dibandingkan dengan kereta reguler yang beroperasi saat ini, tarif dan kecepatan kereta cepat usulan China lebih unggul dari sisi waktu maupun tarif. Misalnya KA Argo Parahyangan rute Bandung-Jakarta dibandrol Rp 120.000 untuk sekali jalan dengan waktu tempuk 3 jam 10 menit sedangkan kereta cepat Jakarta-Bandung ini dengan kecepatan 400km/jam dapat ditempuh dengan waktu 36 menit. Untuk itu, pembahasan lebih lanjut akan di fokuskan pada masalah tarif yang akan diberlakukan oleh pemerintah yakni sebesar US $16 atau sekitar 200-225 ribu apakah sudah sesuai dengan kemampuan masyarakat Indonesia yang nantinya akan menggunakan kereta cepat tersebut karna dari segi kemampuan dalam membayar sendiri terdapat

dua kategori yakni Willingness to Pay (keinginan untuk membayar) dan Ability to Pay (kemampuan untuk membayar).

BAB IIIASPEK LEGALITAS

3.1 ASPEK TEORIa. PERKERETAAPIAN

Menurut UU No. 23 Tahun 2007 menjelaskan bahwa pengertian Perkeretaaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Prasarana perkeretaapian adalah jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan.Jalur kereta api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api.

Jaringan jalur kereta api adalah seluruh jalur kereta api yang terkait satu dengan yang lain yang menghubungkan berbagai tempat sehingga merupakan satu system.Jalan rel adalah satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton, atau konstruksi lain yang terletak di permukaan, di bawah, dan di atas tanah atau bergantung beserta perangkatnya yang mengarahkan jalannya kereta api.Pengguna jasa adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang menggunakan jasa angkutan kereta api, baik untuk angkutan orang maupun barang.Lalu lintas kereta api adalah gerak sarana perkeretaapian di jalan rel.Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api.

Kereta api menurut jenisnya terdiri dari:a. kereta api kecepatan normal; b. kereta api kecepatan tinggi;c. kereta api monorel; d. kereta api motor induksi linear; e. kereta api gerak udara; f. kereta api levitasi magnetik; g. trem; dan h. kereta gantung

b. TARIF PERKERETAAPIANMenurut Peraturan Menteri No. 5 Tahun 2105 mengenai Tarif Angkutan Orang Dengan Kereta Api Kelas Ekonomi menjelaskan bahwa;Tarif angkutan orang dengan kereta api kelas ekonomi, terdiri atas: a. kereta api antar kota; dan b. kereta api perkotaan.

Tingkat pelayanan angkutan orang dengan kereta api kelas ekonomi terdiri atas : a. angkutan orang dengan kereta api kelas ekonomi dengan Air Conditioner, b. angkutan orang dengan kereta api kelas ekonomi tanpa Air ConditionerMenurut Peraturan Menteri No. 69 Tahun 2014 mengenai Pedoman Perhitungan dan Penetapan Tarif Angkutan Orang Dengan Kereta Api menjelaskan bahwa;Angkutan Kereta Api adalah kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api.Penyelenggaraan sarana perkeretaapian adalah badan usaha yang mengusahakan sarana perkeretaapian umum.Tarif Angkutan Orang adalah harga jasa pada suatu lintas pelayanan tertentu atas pelayanan angkutan orang dengan kereta api.Tarif Dasar adalah besaran tariff yang dinyatakan dalam nilai rupiah per penumpang kilometer (Rp/pnp.km), yang diperoleh dari hasil perhitungan biaya pokok ditambah keuntungan.Tarif Jarak adalah besaran tariff yang dinyatakan dalam nilai rupiah per penumpang kilometer(Rp/pnp), yang merupakan hasil perkalian antara tariff dasar dengan jarak tempuh.Biaya adalah nilai uang atas kegiatan baik berupa pengeluaran maupun bukan pengeluaran yang digunakan untuk menghasilkan produk.Tarif Pelayanan Tambahan adalah besaran tariff yang dinyatakan dalam rupiah per lintas pelayanan (Rp/pnp) yang dihitung berdasarkan tingkat tambahan pelayanan yang dinikmati oleh penumpang.Jarak Tempuh adalah panjang perjalanan yang ditempuh oleh penumpang dari stasiun keberangkatan ke stasiun tujuna yang dinyatakan dalam satuan kilometer.Tarif Angkutan orang digolongkan atas tariff kereta berjadwal dan tidak berjadwal.

Tarif angkutan orang berjadwal sesuai dengan pelayanannya terdiri atas:

a) Tarif angkutan orang pelayanan kelas ekonomi; danb) Tariff angkutan orang pelayanan kelas non ekonomi

Tarif angkutan orang pelayanan kelas ekonomi yang dijual kepada masyarakat dapat ditetapkan oleh pemerintah.Tariff angkutan orang pelayanan kelas ekonomi dapat diberikan PSO atau subsidi oleh pemerintah melalui penugasan kepada penyelenggaraan sarana perkeretaapian.Tariff angkutan orang ditetapkan oleh penyelenggara sarana perkeretaapian dan dilaporkan kepada Direktur Jenderal dan dilengkapi sekeurang-kurangnya:

a) Dasar perhitungan biaya operasib) Hasil evaluasi kinerja tingkat pelayanan.

Perhitungan Tarif angkutan orang didasarkan pada prinsip sebagai berikut:

a) Biaya per unit (cost per unit) merupakan biaya penumpang kilometer yang diperoleh dari biaya total operasi kereta api dengan factor muat berdasarkan realisasi tahun sbelumnya.

b) Untuk kereta api lintas pelayanan baru factor muat berdasarkan kajian potensi angkutan.

c) Data standar operasional dan biaya yang digunakan dalam perhitungan biaya pokok memperhatikan tingkat akurasi, kewajaran dan efisiensi biaya serta dapata dipertangggungjawabkan.

d) Perhitungan biaya pokok bersumber dari data yang tertuang dalam RKA periode pengoperasian kereta api dari Badan Usaha Penyelenggara Sarana.

e) Apabila pada saat perhitungan biaya pokok kereta api angkutan orang pelayanan kelas ekonomi yang merupakan penugasan oleh pemerintah, RKA badan usaha penyelenggara sarana perkeretaapian sesuai periode penugasan belum disahkan maka dapat menggunakan data dalam RKA tahun berjalan ditambah eskalasi.

f) Untuk kereta api angkutan orang pelayanan ekonomi yang merupakan penugasan oleh pemerintah, tingkat keuntungan (margin) maksimal sebesar 10% (sepuluh persen) yang dihitung dari jumlah biaya pokok.

Tarif jarak minimum ditetaokan denfan mempertimbangkan:a) Ekonomis pengoperasian kereta api;b) Jarak tempuh kereta api terhadap stasiun;c) Kebutuhan pelayanan;d) Pembatasan penggunaaan kereta api sesuai lintas kereta api;e) Persaingan dengan moda transportasi lain.

BAB IVPEMBAHASAN

Secara umum pengertian dari Kereta kecepatan tinggi adalah transportasi massal dengan menggunakan rel dengan kecepatan di atas 200 km/jam (125 mil/jam). Biasanya kereta kecepatan tinggi berjalan dengan kecepatan antara 250 km/jam (150 mil/jam) sampai

300 km/jam (180 mil/jam). Meskipun rekor kecepatan dunia untuk kereta beroda dipecahkan pada tahun 1990 oleh kereta Perancis TGV yang mencapai kecepatan 515 km/jam (320 mpj), sedangkan kereta maglev eksperimen Jepang telah mencapai kecepatan 581 km/jam. Jalur rel adalah jenis pertama transportasi masal, dan sampai penemuan mobil di awal abad 20, memiliki monopoli transportasi di darat. Masa setelah Perang dunia II, peningkatan dalam bidang mobil, jalan layang, dan pesawat membuat transportasi menjadi lebih praktis.

Di Eropa dan Jepang menekankan pengembangan rel setelah masa perang. Di A.S., pengembangan ditekankan ke jalan jalur cepat dan bandar udara. Di Jepang dengan nama Shinkansen, pengembangannya dimulai pada tahun 1956 dan jalur pertama dibuka pada 1 Oktober 1964 yang menghubungkan Tokyo-Osaka bertepatan dengan Olimpiade Tokyo. Jalur ini juga menerima sukses secara langsung, dalam waktu 3 tahun dia telah melayani 100 juta penumpang. Di Eropa ada 2 negara yaitu Perancis dan Jerman. Di Perancis dengan nama TGV, rencana awal telah dimulai sejak 1960an, namun menghadapi tantangan sampai jalur pertama dibuka pada 27 September 1981 yang menghubungkan Paris-Lyon. Sedangkan di Jerman dengan nama ICE, pengembangan dimulai pada tahun 1982 dan jalur pertama dibuka tahun 1991 yang menghubungkan Hamburg-Frankfurt-München. Kereta kecepatan tinggi dikembangkan untuk memenangkan kembali pengguna rel yang telah menggunakan alat transportasi lain. Berikut merupakan contoh kereta cepat yang telah beroperasi di Negara Jepang.

Di Indonesia sendiri, proyek pembangunan kereta cepat sudah mulai dalam tahap pengerjaan dengan jalur yang sudah ditetapkan yakni Jakarta-Bandung. Dengan proses pengerjaan yang dilakukan dengan cara bekerja sama antara pemerintah Indonesia dan China selaku pihak yang memenabgkan tender tersebut, Indonesia menggandeng empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Wijaya Karya, PT Kereta Api Indonesia, PT Jasa Marga, dan PT Perkebunan Nasional VIII dengan China Railway International Co. Ltd. KCIC dipilih untuk membangun proyek kereta cepat pertama Indonesia dengan estimasi biaya sebesar US$5,5 miliar. Dari dana tersebut, 75% disediakan China Development Bank milik pemerintah Cina dan sisanya ditanggung bersama China Railway dan konsorsium BUMN Indonesia. Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sudah mulai masuk proses pengerjaan. Itu artinya jika tidak ada masalah, masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang suka bolak-balik Jakarta-Bandung sudah bisa merasakan sensasi naik kereta cepat ini pada akhir 2018 mendatang. Proyek pembangunan kereta yang memiliki kecepatan 250 kilometer per jam ini akan terlebih dulu dimulai dari kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, hingga kawasan Tegal Luar, Kabupaten Bandung. Nantinya pada stasiun yang akan dilewati kereta cepat akan dibangun Transit Oriented Development (TOD) sehingga diharapkan dapat membangun sentra ekonomi baru.

Rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung ini memang tak mulus, pasalnya masih banyak masyarakat yang protes. Pemilihan track Jakarta-Bandung ini dipilih sebab sementara ini hanya rute ini yang paling feasible secara business to business. Untuk tarif kereta cepat yang akan diberlakukan sendiri yakni berkisar US$ 16 atau berkisar Rp 200.000 sampai Rp 225.000 per orang. Perhitungan harga tiket tersebut dihitung secara hati-hati sehingga harga tersebut sudah dihitung sesuai perkiraan ekonomi dan daya beli masyarakat pada 2019. Dengan penawaran Pemerintah China menawarkan tarif hanya Rp 200.000 sekali jalan untuk kereta cepat rute Jakarta-Bandung. Di dalam proposal China kepada Pemerintah Indonesia, High Speed Train (HST) bisa menempuh perjalanan Jakarta-Bandung hanya 36 menit dengan jarak 150 Kilometer. Bila dibandingkan dengan kereta reguler yang beroperasi saat ini, tarif dan kecepatan kereta cepat usulan China lebih unggul dari sisi waktu maupun tarif. Misalnya KA Argo Parahyangan rute Bandung-Jakarta dibandrol Rp 120.000 untuk sekali jalan dengan waktu tempuk 3 jam 10 menit. Target awal saat beroperasi penuh di awal 2019, kereta cepat Jakarta-Bandung membawa 44.000 orang setahun. Saat beroperasi, kereta ini akan dikelola oleh perusahaan patungan BUMN Indonesia dan China. Sebanyak 60% saham dipegang oleh konsorsium BUMN Indonesia yang diketuai oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Selain itu, kereta cepat yang digerakkan listrik ini bisa

menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Bandung-Jakarta serta mendongkrak kunjungan wisatawan. Kereta cepat bermanfaat dorong pengembangan wilayah. Dengan terbentuknya jalur ini akan mempercepat perkembangan pariwisata sehingga kunjungan turis domestik dan asing ke Bandung akan semakin banyak. Dalam proses pengerjaan proyek ini, China dalam proposalnya ke Pemerintah Indonesia, menawarkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung senilai Rp 71 triliun tanpa dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk tarif yang telah disebutkan diatas, pemerintah dalam menetapkannya berdasar pada hasil studi yang dilakukan konsorsium BUMN yang ditunjuk untuk mengerjakan proyek kereta cepat tersebut. Proyek ini nantinya akan mulai beroperasi pada awal 2019 yang mempunyai rel sepanjang sekitar 140 kilometer, jalur kereta cepat ini nantinya akan berhenti di 7 stasiun, yakni Gambir, Manggarai, Halim, Karawang, Walini, Kopo, dan Gede Bage.

Secara garis besar dengan kisaran harga tiket yang diberlakukan yakni sebesar 200-225 ribu tersebut memang mempunyai keunggulan tersendiri dengan predikatnya sebagai kereta cepat yang mempunyai waktu tempuh sekitar 36 menit dengan kecepatan 400km/jam dengan jarak 142 km tersebut. Namun apabila kita kaji ulang, dengan kisaran harga tiket yang telah ditetapkan tersebut, guna melakukan perjalanan bolak-balik yang akan dilakukan masyarakat nantinya masih perlu pertimbangan ulang, pasalnya apabila orang yang melakukan perjalanan bolak-balik khususnya yang melakukan perjalan secara Commuter akan terlalu berat jika untuk sekali perjalanan sebesar 200 ribu, dan jika dilakukan secara bolak balik maka sudah dapat dipastikan dalam melakukan satu kali perjalanan secara bolak balik maka pendapatan masyarakat akan habis guna biaya transportasi. Sementara disisi lain, pemerintah di Negara lain sedang berlomba-lomba memberikan fasilitas pelayanan angkutan umum yang aman, nyaman, dan lebih murah dengan subsidi yang diberikan, apalagi di Indonesia pemerintah menyebutkan bahwa dana yang akan digunakan untuk pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut terlepas dari pemakaian dana yang bersumber pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Jadi, pemerintah khususnya harus memperhatikan ulang mengenai tarif yang akan diberlakukan sehingga nantinya antara demand dan supply seimbang agar proyek yang tergolong salah satu mega proyek ini baik secara waktu dan pembiayaannya sendiri tidak mubadzir dan dapat dimanfaakan sebaik-baiknya oleh semua lapisan masyarakat untuk meningkatkan harkat dan martabat serta kesejahteraan masyakat Indonesian khususnya agar dapat meningkatkan kemajuan diberbagai aspek baik secara ekonomi, sosial dan budaya. Karna semakin kemajuan suatu Negara ditandai dari perkembangan system transportasinya yang semakin maju pula, dan tentu dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat maka dibutuhkan suatu pelayanan jasa transportasi yang berbasis angkutan umum massal yang salah satunya adalah dengan moda kereta api sehingga pelayanan yang aman, nyaman, efektif, efisien, serta murah dapat segara diwujudkan.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan di atas diketahui bahwa tarif yang akan dikenakan untuk penggunaan jasa kereta cepat Jakarta – Bandung ini sebesar US$ 16 atau berkisar Rp 200.000 sampai Rp 225.000 per orang, dengan harga yang besar ini akan menjadi pertimbangan bagi para calon pengguna kereta cepat ini, penggunaan kereta cepat ini tidak akan efektif jika di gunakan oleh pengguna kereta yang bertujuan untuk kegiatan rutin dikarenakan biayanya yang besar, tetapi jika digunakan untuk kegiatan yang tidak rutin biaya ini dirasa cukup atau tidak berlebih.

5.2 SARAN

Kereta cepat Jakarta – Bandung ini di bangun dengan tanpa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga wajar saja memiliki biaya yang sedikit lebih mahal, akan tetapi jika dalam pentarifan di beri subsidi oleh pemerintah memungkinkan dapat meningkatkan minat para calon penggunaan kereta cepat ini agar beralih dari penggunaan kendaraan pribadi yang membebani jalan tol sehingga beralih ke kereta cepat ini.