tanya jawab.doc

138
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering kurang diperhatikan oleh semua pihak di lingkungan sekolah, baik guru maupun siswa. Mata pelajaran PKn dianggap terlalu banyak menghafal, banyak membaca. Sehingga banyak siswa yang merasa jenuh dengan materi mata pelajaran ini. Kondisi tersebut sering diperparah oleh keadaan bahwa siswa merasa kurang tertarik, menganggap mudah, dan menganggap pelajaran yang menjemukan. Keberadaan mata pelajaran PKn sering dianggap kurang bermanfaat bagi siswa. Sejak mata pelajaran PKn tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional, maka semakin dianggap tidak berarti bagi siswa. Metode mengajar menjadi salah satu bagian yang ikut memperburuk pan-dangan berbagai pihak tentang mata

Upload: rela-bakti-nurcahya

Post on 14-Aug-2015

98 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ips sd

TRANSCRIPT

Page 1: TANYA JAWAB.doc

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering kurang diperhatikan

oleh semua pihak di lingkungan sekolah, baik guru maupun siswa. Mata pelajaran

PKn dianggap terlalu banyak menghafal, banyak membaca. Sehingga banyak siswa

yang merasa jenuh dengan materi mata pelajaran ini.

Kondisi tersebut sering diperparah oleh keadaan bahwa siswa merasa

kurang tertarik, menganggap mudah, dan menganggap pelajaran yang menjemukan.

Keberadaan mata pelajaran PKn sering dianggap kurang bermanfaat bagi siswa. Sejak

mata pelajaran PKn tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir

Nasional, maka semakin dianggap tidak berarti bagi siswa.

Metode mengajar menjadi salah satu bagian yang ikut memperburuk pan-

dangan berbagai pihak tentang mata pelajaran PKn. Terlebih lagi jika mata pelajaran

ini disampaikan dengan cara-cara yang kurang menarik. Penggunaan metode menga-

jar yang monoton, kurang variasi akan semakin memperparah keadaan. Kejenuhan

siswa akan lebih cepat muncul dalam kondisi seperti ini.

Kondisi seperti di atas merupakan bukti bahwa siswa memiliki motivasi

yang rendah dalam kegiatan pembelajaran, terutama pelajaran PKn. Dengan motivasi

yang rendah, sangat sulit bagi guru maupun siswa untuk dapat mencapai tujuan pem-

belajaran yang diharapkan.

1

1

Page 2: TANYA JAWAB.doc

Oemar Hamalik (1992:173) menyebutkan tentang motivasi bahwa “Suatu

masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan,

dan mengontrol minat-minat”. Minat belajar anak harus dapat ditumbuhkan dalam

setiap proses belajar mengajar. Minat belajar yang tinggi akan sangat berpengaruh

terhadap peran serta atau aktifitas anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Proses membangkitkan minat belajar, mempertahankan minat belajar dan mengon-

trol minat belajar menjadi bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.

Jadi tanpa motivasi belajar yang memadai, sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait

dengan pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Motivasi belajar siswa dapat berasal dari dalam dirinya maupun dari luar

dirinya. Kecerdasan, cita-cita atau harapan, kesenangan merupakan faktor yang

berasal dari dalam diri siswa yang dapat menumbuhkan minat belajar yang tinggi.

Kondisi lingkungan, metode mengajar, waktu belajar merupakan faktor-faktor yang

berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi minat belajar. Jika faktor-faktor

yang mempengaruhi tersebut dalam kondisi baik, maka minat belajar siswa juga

semakin tinggi. Namun jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut kondi-sinya

kurang kondusif, maka motivasi belajar siswa juga akan rendah.

Keadaan tersebut juga terjadi pada siswa SMP Negeri 3 Ngunut,

Kabupaten Tulungagung. Dalam mata pelajaran PKn, juga kurang mendapat

perhatian yang serius dari siswa, khususnya siswa kelas IX-A. Motivasi belajar siswa

sangat rendah. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (1) mata

pelajaran PKni diberikan pada jam pelajaran terakhir; (2) siswa merasa kurang

2

Page 3: TANYA JAWAB.doc

tertarik pada pelajaran PKn; (3) siswa sulit untuk menguasai materi pelajaran; (4)

kondisi in-put siswa relatif rendah.

SMP Negeri 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu

sekolah yang berada di pinggiran kota. Siswa banyak yang kurang berminat terhadap

mata pelajaran PKn. Pada siswa kelas IX-A, mata pelajaran PKn diberikan pada jam

pelajaran terakhir. Kondisi siswa yang sudah merasa lelah, mengantuk, lapar, jenuh

selalu muncul setiap kali menerima pelajaran. Sikap siswa terhadap mata pelajaran

PKn masih relatif kurang. Sehingga siswa semakin sulit untuk dapat menguasai

materi pada mata pelajaran PKn.

Guru telah menggunakan berbagai metode mengajar, agar siswa tertarik

dengan pelajaran ekonomi dan dapat mengikuti dengan baik. Namun upaya tersebut

masih belum membuahkan hasil. Penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih

belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi guru. Bagimana agar siswa

dapat memiliki motivasi yang lebih besar terhadap mata pelajaran ekonomi. Salah

satu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan meto-

de ‘Tatas’. Metode ‘Tatas’ merupakan kombinasi dari metode ‘Tanya jawab’ dan

metode ‘Penugasan/Pemberian tugas’ yang dikemas secara terpadu dengan membe-

rikan berbagai tambahan yang berupa ‘sangsi’ yang dapat mendorong siswa untuk

dapat lebih menguasai materi pelajaran. Dengan penggunaan metode ‘Tatas’ yang

dirancang secara matang dan dilaksanakan secara tepat diharapkan dapat mendo-rong

siswa lebih dapat meningkatkan persiapan dalam menerima pelajaran. Pening-katan

3

Page 4: TANYA JAWAB.doc

motivasi belajar siswa juga diharapkan membawa dampak positif yaitu pening-katan

prestasi belajar pelajaran PKn.

Terkait dengan permasalahan tersebut di atas, maka untuk mengkaji lebih

mendalam tentang peningkatan motivasi belajar siswa, peneliti ingin melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan

Menggunakan Metode ‘Tatas’ Pada Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten

Tulungagung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, maka

rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah “Apakah motivasi belajar PKn dapat

meningkat dengan penerapan metode ‘Tatas’ pada siswa kelas IX-A SMPN 3

Ngunut, Kabupaten Tulungagung”?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penyusunan karya tulis ini adalah untuk meningkatkan mo-

tivasi belajar pelajaran PKn pada siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten

Tulungagung dengan penerapan metode ‘Tatas’ dalam pembelajaran mata pelajaran

PKn. Dengan peningkatan motivasi belajar pada siswa, diharapkan juga membawa

dampak positif yaitu peningkatan prestasi belajar pada pelajaran PKn.

4

Page 5: TANYA JAWAB.doc

D. Hipotesis Tindakan

Atas dasar uraian pada latar belakang masalah, rumusan masalah dan

tujuan penelitian tersebut, hipotesis tindakan dalam karya tulis ini adalah “jika

metode ‘Tatas’ diterapkan dalam pembelajaran pelajaran PKn, maka motivasi belajar

siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung akan meningkat”.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang terangkum dalam karya tulis ini dapat dikemu-

kakan sebagai berikut:

1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan pedoman dalam

melakukan kegiatan pembelajaran pada siswa yang berbeda tetapi memiliki kon-

disi permasalahan yang sama.

2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melaku-

kan kegiatan penelitian yang sejenis.

3. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk

merumuskan berbagai kebijakan tentang kegiatan pembelajaran yang dapat dila-

kukan oleh guru yang berkaitan dengan peningkatan motivasi belajar siswa dan

peningkatan prestasi belajar.

5

Page 6: TANYA JAWAB.doc

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Yang diuraikan dalam kajian pustaka ini adalah meliputi: (1) motivasi

belajar; (2) metode mengajar; (3) Pelajaran PKn; dan (4) pengaruh metode ‘Tatas’

terhadap motivasi belajar.

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Motivasi sering disebut motif. Banyak para ahli memberikan pengertian

yang berbeda tentang motivasi. Perbedaan pandangan dapat dipahami sebagai kera-

gaman pola berfikir, sudut pandang, situasi dan kondisi serta berbagai perbedaan se-

cara khusus pada pribadi setiap manusia. Namun perbedaan yang ada justru semakin

memperkaya wawasan berbagai pihak tentang motivasi.

McDonald dalam Oemar Hamalik (1992:173) menyatakan, “motivation is

an energy change within the person characterized by effective arousal and anticipa-

tory goal reaction”. (Motivasi merupakan suatu perubahan energi dalam diri se-

seorang yang dikarakteristiki oleh pemacu yang efektif dan reaksi-reaksi tujuan

awalnya).

Atas dasar pengertian di atas, motivasi mengandung tiga (3) unsur, yaitu

(a) perubahan energi dalam pribadi, (b) timbulnya perasaan, (c) pencapaian tujuan.

6

6

Page 7: TANYA JAWAB.doc

a. Motivasi dimulai dari perubahan energi dalam diri pribadi, yaitu adanya peru-

bahan-perubahan tertentu dalam organisme manusia. Dengan berbagai peru-

bahan-perubahan yang terjadi akan mendorong manusia untuk selalu mengada-

kan penyesuaian.

b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. Perasaan ini dapat muncul setiap

saat dan dapat menekan emosinya sehingga dapat menimbulkan perilaku yang

bermotif.

c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Reaksi ini berupa

respon yang wajar dari akibat adanya perubahan energi dan munculnya perasaan

yang mendorong manusia memiliki berbagai tujuan yang harus dipenuhi.

Perubahan kebutuhan motivasi menurut Leon Festinger dalam Miftah

Toha (1996: 188) dikemukakan bahwa perbedaan dalam kognisi mendorong sese-

orang untuk berbuat sesuatu. Perbedaan itu meliputi ketidakserasian dan adanya kon-

tradiksi antara dua hal. Hubungan perbedaan ini muncul, bila dua hal tersebut tidak

dapat muncul secara bersama-sama.

Dorongan motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme,

sekaligus merupakan system yang memungkinkan organisme dapat memelihara ke-

langsungan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab mun-

culnya dorongan akan mengaktifkan tingkah laku yang dapat mengembalikan kese-

imbangan fisiologis organisme. Dorongan menjadi motivasi penggerak utama ting-

kah laku.

7

Page 8: TANYA JAWAB.doc

Tujuan merupakan pemberi arah pada tingkah laku. Jika tujuan sudah

tercapai, maka kebutuhan juga sudah terpenuhi untuk sementara. Dengan demikian

orang akan menjadi puas. Sedangkan dorongan terhadap mental untuk berbuat se-

suatu akan berhenti untuk sementara. Motivasi tujuan dapat digambarkan situasinya

sebagai berikut (Miftah Toha, 1996: 189) :

Gambar 2.1 : Situasi yang termotivasi

Dorongan yang ada dalam diri seseorang mengarahkan ketercapaiannya

tujuan. Dorongan yang paling kuat menghasilkan adanya perilaku, baik yang berupa

aktivitas terarah ke tujuan atau aktivitas tujuan.

Oemar Hamalik (1992:173) menyebutkan tentang motivasi bahwa “Suatu

masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan,

dan mengontrol minat-minat”. Membangkitkan atau menumbuhkan minat pada

seseorang untuk melakukan suatu kegiatan sangat diperlukan. Mempertahankan

berarti memelihara minat yang sudah tumbuh secara baik dan selalu mengontrol agar

minat tersebut tidak padam dari diri seseorang.

8

Dorongan

Perilaku

Tujuan

Aktivitas terarahKe tujuan

Aktivitas Tujuan

Page 9: TANYA JAWAB.doc

Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa motivasi merupa-

kan segala sesuatu yang dapat menumbuhkan keinginan seseorang untuk melakukan

kegiatan. Motif juga dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam

subyek untuk melakukan berbagai aktifitas dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan. Motif juga dapat diartikan suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).

Motivasi sering dikaitkan dengan prestasi. Keberhasilan seseorang dalam

mencapai tujuan yang diharapkan akan menjadi prestasi yang membanggakan

dirinya. Prestasi yang tinggi merupakan harapan semua orang. Secara umum prestasi

yang tinggi hanya dapat dicapai apabila seseorang memiliki motivasi yang tinggi

pula.

Menurut Moekijat (1999: 192) bahwa “… motivasi yang tinggi mengaki-

batkan moril yang tinggi - suatu sikap dan persamaan yang positif terhadap peru-

sahaan, pekerjaan, atasan, teman-teman sekerja, dan orang-orang bawahan – dan

moril yang tinggi mempunyai hubungan positif terhadap hasil yang tinggi”. Jadi

motivasi dapat mempengaruhi moril yang dapat diwujudkan dalam kinerja dan selan-

jutnya mempengaruhi hasil yaitu meningkatkan produktifitas, baik kualitas maupun

kuantitasnya.

Motivasi untuk berprestasi juga dikemukakan oleh AA. Anwar Prabu

Mangkunegara (2001: 103), “Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu do-

rongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau

tugas dengan sebaik-baiknya guna mencapai prestasi dengan predikat terpuji”.

9

Page 10: TANYA JAWAB.doc

Dengan demikian setiap orang yang mempunyai motivasi yang tinggi akan cende-

rung bekerja dengan giat dan rajin guna mencapai prestasi yang diharapkan.

Menurut Mc Clelland dalam AA. Anwar Prabu Mangkunegara (2001:

102) menyatakan ada 6 karakteristik orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi,

yaitu:

a. Memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi, setiap kegiatan selalu dikerjakan

dengan serius.

b. Berani mengambil dan memikul resiko.

c. Memiliki tujuan yang realistic, dapat diukur dengan jelas dan nyata.

d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan.

e. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan.

f. Memberi kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogram.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa motivasi berprestasi

merupakan keinginan seseorang untuk memperoleh prestasi tertentu sehingga dapat

mendorong dirinya melakukan kegiatan-kegiatan yang terarah pada prestasi yang

diharapkan. Prestasi yang tinggi merupakan harapan bagi setiap orang, sehingga akan

selalu berusaha untuk dapat mewujudkannya.

2. Macam-macam Motivasi

Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda dalam melakukan kegiatan.

Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor umur, lingkungan tujuan hidup, dan

10

Page 11: TANYA JAWAB.doc

kebutuhan. Oemar Hamalik (1992: 174 – 175) menjelaskan tentang macam-macam

motivasi, dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Motivasi memenuhi kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud adalah adanya peru-

bahan organisme dalam diri manusia. Perubahan organisme ini akan menimbul-

kan motivasi dan kelakukan untuk memenuhinya.

b. Motivasi memenuhi perubahan neurofisiologis. Perubahan neurofisiologis atau

disebut ‘drive’, yaitu merupakan dasar organis perubahan energi dalam diri ma-

nusia sehingga menimbulkan motivasi untuk memenuhi.

c. Motivasi mencapai tujuan. Tujuan merupakan segala sesuatu yang diinginkan.

Keinginan yang sudah dirumuskan secara jelas dapat menjadi pemacu lahirnya

motivasi dalam diri seseorang agar tujuannya dapat tercapai.

3. Motivasi Belajar

Motivasi dapat tejadi di dalam seluruh aspek kehidupan manusia.

Lingkungan, pendidikan, keluarga, budaya menjadi faktor penentu jenis motivasi

yang dimiliki oleh seseorang. Perbedaan kondisi dari berbagai faktor tersebut akan

menyebabkan motivasi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat juga berbeda

satu dengan yang lain.

Perbedaan usia juga mempengaruhi motivasi. Orang tua memilki motivasi

yang berbeda dengan anak-anak dalam kehidupannya. Anak dalam usia sekolah lebih

mengedepankan motivasi dalam belajar yang lebih dominan. Sedangkan motivasi

yang lain bersifat pelengkap.

11

Page 12: TANYA JAWAB.doc

Motivasi belajar merupakan segala sesuatu yang dapat menumbuhkan ke-

inginan seseorang sehingga orang tersebut melakukan kegiatan belajar. Keinginan

antara orang yang satu dengan yang lain tidak selalu sama, meskipun kegiatan yang

dilakukan bisa sama, yaitu belajar. Motivasi untuk belajar dapat berasal dari dalam

diri sendiri maupun yang berasal dari luar diri sendiri.

Motivasi belajar akan menumbuhkan minat belajar. Minat belajar anak

harus dapat ditumbuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Minat belajar yang

tinggi akan sangat berpengaruh terhadap peran serta atau aktifitas anak dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Proses membangkitkan minat belajar, mem-

pertahankan minat belajar dan mengontrol minat belajar menjadi bagian yang sangat

penting dalam proses belajar mengajar. Jadi tanpa motivasi belajar yang memadai,

sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran untuk dapat men-

capai tujuan yang diharapkan.

Minat belajar anak dapat dibangkitkan atau ditumbuhkan dengan berbagai

cara. Di rumah peran orang tua sangat besar dalam membangkitkan minat belajar

anak. Kepedulian orang tua terhadap motivasi belajar anak dapat berupa penyediaan

sarana belajar yang memadai, penciptaan kondisi yang kondusif, selalu bertanya

tentang pelajaran di sekolah, dan sebagainya.

Minat belajar anak juga dapat ditumbuhkan di lingkungan sekolah mela-

lui kegiatan belajar mengajar. Peran guru dan pihak sekolah sangat besar dalam me-

numbuhkan minat belajar pada anak. Dalam kegiatan belajar selalu ada interaksi

antara guru dengan anak didik. Anak didik harus memiliki motivasi belajar yang

12

Page 13: TANYA JAWAB.doc

tinggi agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan

harapan bersama. Namun jika motivasi anak didik sangat rendah, maka sangat sulit

untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu penyediaan sarana belajar

yang memadai dan lingkungan sekolah yang kondusif menjadi tugas pihak sekolah.

Dalam kondisi motivasi belajar anak didik yang rendah, maka peran guru

dan pihak lain yang terkait baik langsung maupun tidak langsung, sangat diharapkan

agar dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik. Peran guru sangat besar dalam

menumbuhkan mituvasi belajar pada anak didik agar dalam menjalankan tugasnya

dapat berhasil dengan baik. Disebutkan oleh Soetomo (1993: 141), “Pengertian dan

penggunaan yang tepat dari teknik-teknik motivasi akan menimbulkan minat, moral

yang baik, belajar yang efektif, sehingga dengan demikian anak telah mencapai

sesuatu yang realistis”.

Oemar Hamalik (1992: 181) menyebutkan bahwa ada 17 prinsip motivasi

belajar yang dikembangkan berdasarkan pandangan demokratis, yaitu:

a. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.

b. Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) yang harus

mendapat pemuasan.

c. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang

dipaksakan dari luar.

d. Jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keingingan) memerlukan usaha

penguatan (reinforcement).

e. Motivasi mudah menjalar dan menyebar luas terhadap orang lain.

13

Page 14: TANYA JAWAB.doc

f. Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi.

g. Tugas-tugas yang bersumber dari diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih

besar untuk mengerjakannya ketimbang bila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru.

h. Pujian-pujian yang datangnya dari luar (external rewards) kadang-kadang di-

perlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.

i. Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam-macam itu efektif untuk meme-

lihara minat siswa.

j. Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari hal-hal

lainnya.

k. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa yang tergolong ku-

rang tidak ada artinya bagi para siswa yang tergolong pandai.

l. Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dalam memotivasi diban-

dingkan dengan tekanan atau paksaan dari orang dewasa.

m. Motivasi yang tinggi erat hubungannya dengan kreatifitas siswa.

n. Kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar.

o. Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik.

p. Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat menuju

pada demoralisasi.

q. Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlainan.

Jika prinsip-prinsip motivasi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik,

maka hasil yang diharapkan juga lebih baik. Namun perlu disadari bahwa prinsip-

prinsip motivasi yang didasarkan pada pendekatan pendekatan demokratis tidak se-

14

Page 15: TANYA JAWAB.doc

lalu cocok untuk diterapkan dalam segala situasi. Dalam kondisi tertentu penggunaan

pendekatan yang lain juga perlu diterapkan, yaitu pendekatan terpimpin maupun

bebas. Di sini diperlukan kemampuan untuk membaca situasi, baik situasi ling-

kungan maupun situasi kejiwaan anak didik.

Selanjutnya Oemar Hamalik (1992: 184) menjelaskan tentang pemberian

motivasi secara efektif akan dapat memberikan dampak yang positif terhadap moti-

vasi belajar anak didik. Ada beberapa teknik dalam memberikan motivasi belajar,

yaitu:

a. Pemberian penghargaan atau ganjaran. Perlu disadari bahwa penghargaan yang

diberikan adalah bukan tujuan, tetapi merupakan alat yang dapat mendorong

minat belajar secara terus menerus.

b. Pemberian angka atau grade. Dengan pemberian angka akan mengukur tingkat

keberhasilan anak didik. Namun perlu diperhatikan bahwa jangan sampai pembe-

rian angka justru menimbulkan masalah bagi anak didik.

c. Pemberian pujian. Pujian harus dilakukan secara tepat dan melihat situasi dan

kondisi pada masing-masing anak didik.

d. Berorientasi pada keberhasilan pekerjaan yang mendahuluinya. Pemberian peker-

jaan kepada siswa hendaknya bertumpu pada pekerjaan-pekerjaan yang pernah

dilakukan oleh anak didik dan berhasil dengan baik. Sehingga dapat menum-

buhkan minat untuk mengerjakan lagi.

e. Pembentukan situasi kompetisi dan kooperasi/kerja sama. Persaingan dapat di-

tumbuhkan antar individu atau personal, antar kelompok, dan persaingan dengan

15

Page 16: TANYA JAWAB.doc

diri sendiri. Sedangkan kerja sama merupakan dasar dari hubungan-hubungan

antar kelompok.

f. Pemberian harapan, yaitu mengacu pada keberhasilan di masa depan. Dengan

harapan-harapan tertentu akan dapat menumbuhkan minat belajar anak didik.

Dalam penelitian ini, motivasi belajar siswa dibedakan dalam dua kelom-

pok, yaitu kemandirian belajar siswa dan sikap siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

a. Kemandirian Belajar

Untuk dapat memiliki kemandirian belajar, maka setiap siswa harus dapat

menciptakan minat belajar pada diri sendiri. Bobbi DePorter (2005: 51) menye-

butkan “Menciptakan minat adalah cara yang sangat baik untuk memberikan motivasi

pada diri anda demi mencapai tujuan anda”. Apabila minat belajar sudah tumbuh

dalam diri siswa, maka kemandirian belajar akan dapat muncul dengan sendirinya.

Kemandirian belajar dalam penelitian ini meliputi tujuan belajar,

kebutuhan belajar, sumber belajar, strategi belajar, dan hasil belajar. Adapun

indikator tentang kemandirian belajar siswa adalah sebagai berikut :

Merumuskan tujuan belajar

Menyiapkan tempat belajar

Menyiapkan kebutuhan belajar

Mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari

Berusaha menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi

16

Page 17: TANYA JAWAB.doc

Bertanya setiap ada materi yang belum dipahami

Selalu mengerjakan tugas yang diberikan

Mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri

Berusaha menemukan cara belajar yang tepat

Mengevaluasi masteri yang sudah dipelajari

b. Sikap Siswa

Sikap siswa merupakan tanggapan yang dilakukan oleh siswa terhadap

berbagai komponen yang terdapat dalam kegiatan belajar. Sikap siswa dalam mengi-

kuti kegiatan belajar mengajar dapat dirumuskan dengan indikator sebagai berikut:

Materi yang disajikan

Penggunaan metode pembelajaran

Suasana pada saat mengikuti pelajaran

Minat saya mengikuti proses pembelajaran

Terhadap tugas yang diberikan

Cara guru mengajar

Kesan terhadap model pembelajaran

B. Metode Mengajar

Slameto (1991: 84) menyebutkan bahwa “Mengajar adalah kegiatan

mengorganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan siswa belajar”.

Mengajar dapat diartikan sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan

17

Page 18: TANYA JAWAB.doc

tertentu kepada anak didik. Yang lain menyebutkan bahwa mengajar adalah mengor-

ganisasi lingkungan secara kondusif sehingga dapat menciptakan bagi siswa untuk

melakukan proses belajar secara efektif.

Mengajar merupakan aktifitas yang dilakukan oleh guru dalam melaku-

kan interaksi dengan siswa. Aktifitas guru dilakukan secara bertahap, diawali dengan

menyusun perencanaan secara menyeluruh tentang segala sesuatu yang akan dila-

kukan pada saat terjadi interaksi dengan siswa dan pemanfaatan sumber-sumber yang

ada untuk mendukung selama kegiatan interaksi dengan siswa berlangsung. Pada

tahap akhir guru masih harus melakukan berbagai kegiatan yaitu melakukan eva-

luasi, menganalisis, dan melakukan pencatatan-pencatatan terhadap sesuatu yang ter-

jadi pada saat interaksi berlangsung.

Pada saat terjadi interaksi dengan siswa, maka guru memilih dan mela-

kukan dengan cara-cara tertentu agar kegiatan interaksi dengan siswa dapat berjalan

dengan kondusif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Cara-cara yang

dilakukan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa tersebut disebut meto-

de mengajar.

Metode mengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam proses

belajar mengajar. Soetomo (1993: 144) menyebutkan “ Metode mengajar sebagai

suatu alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin

baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapaian tujuan, …”.

Penggunaan metode mengajar secara tepat dapat menumbuhkan minat siswa untuk

dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik, sehingga kreatifitas anak

18

Page 19: TANYA JAWAB.doc

akan muncul dan berkembang dengan baik pula. Namun sebaliknya, jika penggunaan

metode mengajar ini kurang tepat, maka akan menjadi tidak bermakna bahkan dapat

mematikan kreatifitas siswa.

Pemilihan metode mengajar sangat tergantung pada situasi dan kondisi

pada saat guru mengajar. Tidak semua metode mengajar selalu tepat digunakan un-

tuk menyampaikan materi pelajaran. Metode mengajar sangat banyak ragamnya,

antara lain: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pembe-

rian tugas, metode bermain peran, metode inkuiri, metode demontrasi, metode

pemecahan masalah. Berbagai metode tersebut memiliki kelebihan dan keku-

rangannya masing-masing.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini metode yang digunakan adalah me-

tode ‘Tatas’, yaitu penggabungan metode tanya jawab dan metode pemberian tugas.

1. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban, baik dari guru maupun siswa un-

tuk mencapai tujuan (E. Mulyasa, 2005: 115). Pertanyaan-pertanyaan dapat muncul

dari guru maupun dari siswa. Sedangkan jawaban juga dapat yang berasal dari guru

maupun dari siswa. Masing-masing saling mengisi, baik memberikan pertanyaan

maupun jawaban. Penggunaan metode tanya jawab secara tepat dapat mendorong

aktivitas dan kreativitas berfikir peserta didik.

19

Page 20: TANYA JAWAB.doc

Dalam penggunaan metode tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan kepada anak didik harus sudah dipersiapkan sedemikian rupa, agar kegiatan

belajar mengajar tidak menyimpang dari materi pelajaran yang sedang diba-has.

Soetomo (1993: 151) menjelaskan langkah-langkah yang perlu disiapkan oleh guru

dalam pemberian pertanyaan adalah:

a. Merumuskan tujuan secara jelas.

b. Mengemukakan alasan tentang penggunaan metode tanya jawab.

c. Menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan.

d. Membuat garis besar jawaban dari setiap pertanyaan.

e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Metode tanya jawab akan dapat berhasil dengan baik apabila dilaksana-

kan pada situasi yang tepat dalam proses belajar mengajar. Soetomo (1993: 151 –

152) menjelaskan bahwa metode tanya jawab tepat digunakan apabila :

a. Guru hendak meletakkan hubungan antara pelajaran yang lalu dengan pelajaran

yang baru.

b. Guru hendak memberikan kesempatan kepada anak didik menanyakan hal-hal

yang belum dimengerti.

c. Guru melihat keadaan siswa di kelas semakin kurang tertarik terhadap materi

yang disampaikan.

d. Guru hendak mendorong aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam kegiatan

belajar mengajar.

20

Page 21: TANYA JAWAB.doc

e. Guru hendak mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang telah

disampaikan.

Sebagaimana metode mengajar yang lain, metode tanya jawab tidak selalu

baik untuk diterapkan dalam segala situasi. Untuk itu guru diharapkan benar-benar

dapat mengambil keputusan secara tepat kapan metode tanya jawab digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan metode tanya jawab tidak terlepas dari

kelebihan dan kekurangannya. Soetomo (1993: 153) menjelaskan tentang kelebihan

dan kelemahan metode tanya jawab sebagai berikut:

Kelebihan metode tanya jawab:

a. Suasana belajar lebih aktif.

b. Peserta didik memperoleh kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum

dipahami.

c. Guru dapat mengetahui tingkat penguasaan peserta didik secara langsung.

d. Dapat melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat secara lisan.

Kelemahan metode tanya jawab antara lain :

a. Pertanyaan yang disampaikan cenderung menghendaki jawaban yang bersifat

hafalan.

b. Penggunaan secara terus menerus lebih mudah menyimpang dari materi yang

sedang dipelajari.

c. Guru sulit mengetahui secara pasti tentang peserta didik yang tidak mengajukan

pertanyaan, apakah sudah menguasai atau belum.

21

Page 22: TANYA JAWAB.doc

Berdasarkan uraian tentang kelebihan dan kelemahan tersebut maka setiap

guru yang menggunakan metode Tanya jawab harus mampu memaksimalkan

kelebihan dan meminimalisasikan kekurangan, sehingga penggunaan metode tanya

jawab dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang harapkan.

2. Metode Penugasan/Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas juga sering diartikan sebagai pekerjaan rumah.

Namun sebenarnya metode ini memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari pada

pekerjaan rumah. Soetomo (1993: 160) menyebutkan bahwa “metode pemberian

tugas adalah pemberian tugas dari guru kepada anak-anak untuk diselesaikan dan

dipertanggungjawabkan”. Tugas dapat diberikan di rumah, maupun di sekolah pada

saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, pemberian tugas dari guru akan

dapat memupuk peserta didik dalam mengembangkan penalarannya dan melatih

siswa untuk belajar secara mandiri, serta dapat melatih siswa dalam bekerja secara

kelompok. Sehingga peranan guru semakin berkurang, bahkan hanya sebatas sebagai

motivator peserta didik dalam belajar.

Pemberian tugas secara tepat juga dapat memupuk rasa tanggung jawab

peserta didik dalam berbagai kehidupan yang dialaminya. Setiap tugas selalu menun-

tut penyelesaian yang baik, untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan hasilnya kepa-

da guru. Kebiasaan seperti ini akan dapat membawa dampak positif terhadap pola

kehidupan peserta didik di luar kegiatan belajar mengajar maupun di luar sekolah.

22

Page 23: TANYA JAWAB.doc

Tidak semua situasi selalu sesuai dengan penggunaan metode pemberian

tugas. Metode pemberian tugas ini tepat digunakan apabila :

a. Materi yang disampaikan memiliki keterkaitan yang besar terhadap kehidupan

sehari-hari, sehingga melibatkan beberapa sumber belajar.

b. Materi pelajaran sangat luas, sedangkan waktu yang tersedia sangat terbatas.

c. Guru ingin mencari suatu keterkaitan antara meteri yang disajikan dengan materi-

materi yang lain.

E. Mulyasa (2005: 113) menjelaskan agar pelaksanaan metode pemberian

tugas ini dapat berlangsung secara efektif, maka guru perlu memperhatikan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis.

b. Tugas yang diberikan harus benar-benar sudah dipahami oleh peserta didik.

c. Jika berupa tugas kelompok, diharapkan bahwa setiap anggota kelompok dapat

terlibat secara aktif.

d. Jika memungkinkan, guru hendaknya mengontrol proses penyelesaian tugas yang

diberikan.

e. Guru hendaknya memberikan penilaian yang proporsional terhadap tugas-tugas

yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Soetomo (1993:161 – 162) menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan

penggunaan metode pemberian tugas dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai

berikut:

Kelebihan metode pemberian tugas:

23

Page 24: TANYA JAWAB.doc

Dapat membangkitkan minat belajar anak.

Dapat memupuk rasa tanggung jawab.

Dapat memupuk rasa percaya diri.

Dapat mengembangkan kreatifitas anak didik.

Kelemahan metode pemberian tugas:

Guru sulit mengontrol tugas yang diberikan.

Sulit mencari tugas yang dapat menampung perbedaan individu siswa.

Tugas yang terlalu sulit akan dapat menurunkan minat belajar siswa.

Agar penggunaan metode pemberian tugas dapat berjalan secara efektif,

maka guru harus mampu menemukan solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut,

misalnya: mengontrol tugas yang diberikan secara cermat, memberikan tugas yang

berbeda kepada masing-masing individu atau mengelompokkan siswa yang yang

memiliki potensi tertentu untuk diberikan tugas yang sama. Sehingga tugas tidak me-

nyulitkan bagi siswa, tetapi justru dapat menumbuhkan kesenangan bagi siswa untuk

menyelesaikan.

3. Metode ‘Tatas’

Berdasarkan uraian di atas, jika kedua metode tanya jawab dan metode

pemberian tugas dilaksanakan dengan saling mengisi, maka akan dapat digunakan

untuk menyampaikan materi pelajaran secara tepat dan baik. Namun juga perlu

diperhatikan bahwa tidak semua situasi dan kondisi cocok menggunakan kombinasi

24

Page 25: TANYA JAWAB.doc

kedua metode tersebut. Dalam konteks ini, penulis berusaha untuk menyusun

formula penggabungan kedua metode tersebut dengan nama metode ‘Tatas’.

Metode ‘Tatas’ adalah metode tanya jawab dan metode pemberian tugas

yang dikemas secara terpadu untuk dapat dilaksanakan dalam kegiatan belajar me-

ngajar dengan situasi dan kondisi tertentu. Metode ‘Tatas’ dapat dilaksanakan de-

ngan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru menyusun tujuan pembelajarn secara rinci.

b. Guru menyusun pertanyaan beserta dengan jawabannya. Pertanyaan dapat ber-

asal dari guru sendiri maupun yang dijaring dari siswa melalui pemberian tugas.

Pertanyaan yang berasal dari siswa dikemas ulang sedemikian rupa dengan baha-

sa yang dapat dipahami oleh siswa yang lain.

c. Setiap pertanyaan yang disampaikan harus dijawab minimal oleh dua siswa yang

ditunjuk oleh guru.

d. Siswa yang tidak dapat menjawab dengan benar diberi sangsi secara langsung

berupa mengerjakan/menuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut pada lembaran

kertas, minimal dua kali jawaban.

e. Jika jam pelajaran sudah habis, maka tugas dapat dikerjakan di rumah.

Sedangkan yang dimaksud dengan situasi dan kondisi tertentu antara lain:

a. Pelajaran diberikan pada jam pelajaran terakhir.

b. Kondisi siswa mengantuk, lelah sehingga kurang bergairah dalam mengikuti ke-

giatan belajar mengajar.

c. Siswa sulit untuk memahami materi pelajaran.

25

Page 26: TANYA JAWAB.doc

d. Tingkat kecerdasan siswa relatif rendah.

e. Siswa menganggap pelajaran tersebut kurang berarti dalam kehidupannya.

Situasi dan kondisi seperti tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai moti-

vasi belajar peserta didik yang rendah. Dengan motivasi belajar yang rendah sangat

sulit bagi siswa untuk dapat menyerap materi pelajaran yang sedang diajarkan, se-

hingga prestasi belajar siswa juga akan rendah.

C. Pelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang

wajib bagi siswa SMP. Lebih lanjut tentang mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengertian, Visi, dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) adalah merupakan mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragamdari segi agama,

sosio – kultural, bahasa, usia,dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia

yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka Pendidikan Kewarganegaraan

mempunyai visi yaitu mewujudkan proses pendidikan yang terarah pada pengem-

bangan kemampuan individu sehingga menjadi warganegara yang cerdas, parti-

sipatif, dan bertanggung jawab, yang pada gilirannya mampu mendukung berkem-

bangnya kehidupan masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang cerdas.

26

Page 27: TANYA JAWAB.doc

Sedangkan untuk dapat mewujudkan visi tersebut, Pendidikan Kewarga-

negaraan mempunyai misi sebagai berikut :

a. Memanfaatkan kenyataan dan kecenderungan dalam masyarakat yang semakin

transparan, tuntutan kendali mutu yang semakin mendesak, dan proses demokrasi

yang semakin inten dan meluas sebagai konteks dan orientasi dalam pendidikan

demokrasi.

b. Memanfaatkan substansi berbagai disiplin ilmu yang relevan sebagai wahana

pedagogis untuk menghasilkan dampak instruksional dan pengiringnya berupa

wawasan, sikap, dan ketrampilan kewarganegaraan, sehingga bisa dihasilkan

desain kurikulum yang bersifat interdisipliner.

c. Memanfaatkan berbagai konsep, prinsip, dan prosedur pembelajaran yang

memungkinkan para peserta didik mampu belajar demokrasi, dalam situasi yang

demokratis, dan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat yang lebih

demokratis.

2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pelaksanaan pembelajaran untuk setiap materi pelajaran memiliki

karakteristik sendiri-sendiri. Pokok bahasan, siswa, tujuan, dan materi yang akan

disajikan merupakan komponen yang berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran.

Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara optimal, maka setiap guru harus

dapat memahami komponen-komponen tersebut secara mendalam. Berdasarkan

komponen-komponen tersebut, guru dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat.

27

Page 28: TANYA JAWAB.doc

Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru haruslah dapat dilaksanakan

secara efektif dan efisien sehingga mampu memberikan pengalaman belajar dan

memberikan fasilitas kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan strategi pembelajaran yang tepat akan memungkinkan tercapainya tujuan

pembelajaran oleh sebanyak mungkin siswa sesuai dengan standar yang telah

ditentukan.

Strategi pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dipilih, yang dapat

memberikan fasilitas atau bantuan kepada siswa dalam menuju tercapainya tujuan

pembelajaran. Dengan demikian strategi memiliki makna yang lebih luas dari pada

metode mengajar. Jadi strategi mengandung makna berbagai alternatif kegiatan dan

pendekatan yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan juga menuntut keca-

kapan guru untuk dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat sehingga tujuan

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat tercapai dengan baik. Secara

umum pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu warga negara Indonesia sehingga memiliki wawasan, sikap, dan

ketrampilan kewarganegaraan yang memadai, yang memungkinkan untuk berpar-

tisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia.

Berdasarkan tujuan tersebut, maka pembelajaran Pendidikan Kewargane-

garaan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah di-

tetapkan, yaitu sebagai berikut:

28

Page 29: TANYA JAWAB.doc

a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewargane-

garaan.

b. Berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab, serta bertindak secara sadar

dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lain.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung

atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

D. Pengaruh Metode ‘Tatas’ Terhadap Motivasi Belajar

Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode ‘Tatas’ yang

disertai dengan ‘sangsi’ yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, menuntut

persiapan belajar yang memadai baik oleh guru maupun siswa. Setiap guru harus

sudah siap terhadap materi yang diajarkan, termasuk juga pengembangan materi jika

diperlukan. Kesiapan guru akan sangat membantu dalam penggunaan metode ‘Tatas’

dalam proses pembelajaran.

Kesiapan guru tidak banyak berarti jika tidak diimbangi dengan kesiapan

siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan secara terus menerus, akan memaksa siswa untuk ikut serta secara

aktif dalam proses pembelajaran. Agar siswa secara aktif dan kreatif dalam mengi-

29

Page 30: TANYA JAWAB.doc

kuti proses pembelajaran, maka setiap siswa dituntut untuk mempersiapkan diri

sebaik-baiknya.

Jika setiap siswa selalu mempersiapkan diri dengan baik dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar, hal ini merupakan bukti bahwa motivasi belajar siswa

semakin meningkat. Diharapkan peningkatan motivasi selalu diikuti dengan pening-

katan minat belajar siswa, baik secara mandiri maupun dalam kegiatan belajar di

sekolah, sehingga dapat membawa dampak pada peningkatan prestasi belajarnya.

Peningkatan prestasi belajar ditandai dengan meningkatnya jumlah nilai yang di-

peroleh oleh siswa pada saat dilakukan evaluasi.

30

Page 31: TANYA JAWAB.doc

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Latar Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Ngunut

Kabupaten Tulungagung, pada kelas IX-A, dalam mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tahun pelajaran

2006/2007, semester genap, dari bulan Pebruari 2005 sampai dengan April 2007.

Siswa kelas IX-A, SMP Negeri 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung berjumlah 36

siswa.

B. Persiapan Penelitian

Dalam pelaksnaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan

berbagai persiapan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Refleksi awal, peneliti mengidentifikasi permasalahan motivasi belajar pada siswa

kelas IX-A.

2. Peneliti merumuskan permasalahan secara operasional yang relevan dengan

rumusan masalah penelitian.

3. Peneliti merumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan ini bersifat tentatif,

sehingga sangat mungkin akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan di

lapangan.

4. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang meliputi:

31

31

Page 32: TANYA JAWAB.doc

a. Menetapkan indikator-indikator desain pembelajaran dengan metode ’Tatas’.

b. Menyusun rancangan strategi belajar mengajar dengan metode ’Tatas’.

c. Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa angket, catatan di lapangan,

pedoman analisis, dokumen, dan catatan harian.

d. Menyusun rancangan pengolahan data, baik yang bersifat kualitatif maupun

kuantitatif.

e. Mempersiapkan penyusunan laporan hasil dari penelitian tindakan kelas yang

dilakukan.

C. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan dan pengamatan dalam penelitian ini dibagi dalam 2

siklus. Setiap siklus dibagi dalam tiga kali pertemuan. Kegiatan pelaksanaan tindakan

dalam setiap siklus, dibarengi dengan pengamatan yang dapat dilakukan sebagai

berikut:

1. Guru melaksanakan desain pembelajaran dengan metode ’Tatas’ yang telah

direncanakan.

2. Guru melakukan pembelajaran dengan metode ‘Tatas’.

3. Guru memberikan sangsi berupa tugas kepada masing-masing siswa yang belum

dapat menjawab pertanyaan yang diajukan.

4. Guru mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan alat perekam, pedoman

pengamatan serta catatan lapangan.

32

Page 33: TANYA JAWAB.doc

5. Setiap akhir siklus, guru memberikan kuesioner kepada siswa tentang

kemandirian belajar dan kuesioner tentang sikap siswa terhadap kegiatan

pembelajaran.

D. Refleksi

Peneliti mengadakan telaah terhadap data-data hasil penelitian yang telah

dilakukan, melalui: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan menyimpulkan.

Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektifitas desain pembelajaran dengan

metode ‘Tatas’ yang telah dirancang, dan menginventarisir daftar permasalahan yang

muncul di lapangan, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk

melakukan perencanaan pada kegiatan berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa instrumen yang digunakan untuk

menjaring data penelitian, antara lain: kuesioner, dokumen, dan catatan lapangan.

Instrument penelitian disusun secara fleksibel dengan harapan agar segala bentuk

permasalahan yang mungkin timbul dapat dieliminir dan dapat dicarikan solusinya

dengan cepat dan tepat.

Instrumen penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini berupa:

1. Format Kuesioner

Kuesioner diberikan kepada siswa setelah setiap siklus kegiatan selesai

dilaksanakan. Kuesioner yang diberikan untuk menjaring data tentang motivasi

33

Page 34: TANYA JAWAB.doc

belajar, dapat berupa kemandirian siswa dan sikap siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar.

Kemandirian siswa dalam belajar dapat dirumuskan dengan indicator

sebagai berikut:

Merumuskan tujuan belajar

Menyiapkan tempat belajar

Menyiapkan kebutuhan belajar

Mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari

Berusaha menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi

Bertanya setiap ada materi yang belum dipahami

Selalu mengerjakan tugas yang diberikan

Mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri

Berusaha menemukan cara belajar yang tepat

Mengevaluasi materi yang sudah dipelajari

Kemandirian belajar tersebut diuraikan dalam bentuk pernyataan yang

dituangkan dalam angket kemandirian siswa. Skala penilaian dengan menggunakan

empat (4) titik, yaitu : 1 = tidak pernah; 2 = jarang; 3 = sering; 4 = selalu (lihat

lampiran 1).

Untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa dalam kegiatan be-

lajar mengajar menggunakan kriteria sebagai berikut:

34

Page 35: TANYA JAWAB.doc

Tabel 3.1 : Klasifikasi Penilaian Kemandirian Belajar Siswa

No Prosentase Klasifikasi

1 0 – 50 Tidak mandiri

2 51 – 65 Kurang mandiri

3 66 – 85 Mandiri

4 86 – 100 Sangat mandiri

Angket juga digunakan untuk menjaring data yang berupa sikap siswa.

Sikap siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat dirumuskan dengan indikator

pernyataan sebagai berikut:

a. Materi yang disajikan

b. Penggunaan metode pembelajaran

c. Suasana pada saat mengikuti pelajaran

d. Minat saya mengikuti proses pembelajaran

e. Terhadap tugas yang diberikan

f. Cara guru mengajar

g. Kesan terhadap model pembelajaran

Sedangkan skala penilaian yang digunakan adalah: skor 1 = tidak senang;

skor 2 = kurang senang; skor 3 = senang; skor 4 = sangat senang (lihat lampiran 2).

Untuk mengetahui sikap siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggu-

nakan kriteria sebagai berikut:

35

Page 36: TANYA JAWAB.doc

Tabel 3.2 : Klasifikasi Penilaian Sikap Siswa

No Prosentase Klasifikasi

1 0 – 50 Tidak senang

2 51 – 65 Kurang senang

3 66 – 85 Senang

4 86 – 100 Sangat senang

2. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang berupa nilai hasil

belajar siswa. Hasil belajar ini hanya digunakan sebagai pelengkap dan sekaligus

untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar selanjutnya disebut

sebagai prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dijaring melalui evaluasi pada

saat sebelum pelaksanaan tindakan, setelah siklus I, dan setelah siklus II.

Siswa disebut memiliki prestasi belajar atau berhasil dalam proses

kegiatan belajar mengajar apabila masing-masing siswa telah memperoleh nilai

minimal 65. Sedangkan secara klasikal disebut berhasil atau tuntas belajar apabila

minimal 85 % dari siwa telah memperoleh nilai minimal 65.

3. Wawancara

Untuk melengkapi informasi tentang pelaksanaan pembelajaran, parti-

sipasi siswa, perlu dilakukan wawancara. Kegiatan wawancara digunakan sebagai

‘cross check’ apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas dalam proses pengamatan

maupun dalam pengisian angket.

36

Page 37: TANYA JAWAB.doc

4. Catatan Lapangan

Pencatatan lapangan dilakukan dengan jalan mencatat berbagai kejadian

yang dianggap penting pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, dan

data tersebut belum terekam oleh instrumen yang lain. Dengan demikian diharapkan

tidak ada data penting yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif. Secara

garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menelaah seluruh data yang dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara

menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan membuat kesimpulan.

Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal penjaringan data.

2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan

pengklasifikasian. Hasil yang diperoleh dapat berupa pola-pola dan

kecenderungan-kecenderungan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran

dengan metode ‘Tatas’.

3. Menyusun keterkaitan atau pengaruh dari metode ‘Tatas’ dengan motivasi belajar

siswa.

4. Menyusun kesimpulan dari keterkaitan atau pengaruh yang ada.

G. Penyiapan Partisipan

Agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar,

maka perlu ada penyiapan terhadap partisipan. Metode ‘Tatas’ tidak akan dapat

37

Page 38: TANYA JAWAB.doc

dilakukan secara efektif bila tidak melalui persiapan yang matang. Konsep dan

kondisi siswa harus benar-benar sudah siap. Penjelasan tentang tugas masing-masing

siswa dalam kegiatan belajar mengajar harus jelas.

Dengan kondisi yang benar-benar sudah siap, diharapkan kegiatan belajar

mengajar dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, yaitu

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar juga

diharapkan dapat membawa dampak pada peningkatan prestasi atau hasil belajarnya.

38

Page 39: TANYA JAWAB.doc

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini dibedakan dalam tiga

kegiatan, yaitu (1) pra tindakan, (2) siklus I, dan (3) siklus II

1. Pra Tindakan

Kegiatan pra tindakan yang dilakukan pada siswa kelas IX-A SMP Negeri

3 Ngunut, menemukan permasalahan yaitu motivasi belajar siswa rendah,

sebagaimana ditunjukkan dalam rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar

siswa berikut ini (lihat lampiran 3) :

Tabel 4.1 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Pra Tindakan

Skor Keterangan Jumlah % Skor Mean

1 Tidak mandiri 0 0 0

2 Kurang mandiri 13 40,63 0,81

3 Mandiri 17 53,13 1,59

4 Sangat mandiri 2 6,25 0,25

Jumlah 32 2,66

Berdasarkan hasil tersebut, masih terlalu banyak siswa yang kurang mandiri dalam

belajar, yaitu sebesar 40,63%.

39

39

Page 40: TANYA JAWAB.doc

Sedangkan sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran juga kurang baik,

sebagaimana ditunukkan oleh table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini

(lihat lampiran 4) :

Tabel 4.2 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Pra Tindakan

Skor Keterangan Jumlah % Skor Mean

1 Tidak senang 5 16 0.2

2 Kurang senang 13 41 0.8

3 Senang 12 37 1.1

4 Sangat senang 2 6 0.3

Jumlah 32 100 2.4

Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut

dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa bersikap kurang senang terhadap ke-

giatan belajar mengajar sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah skor mean sebesar 2,4.

Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes

siswa pada pra tindakan (lihat lampiran 5), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar

sebesar 13 siswa (41%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 19 siswa (59 %).

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I terdiri dari tiga (3)

kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan menggunakan waktu 90 menit. Jadi

siklus I menggunakan waktu 270 menit.

40

Page 41: TANYA JAWAB.doc

a. Perencanaan

Secara garis besar, rencana tindakan yang akan disajikan dalam siklus I

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Rangkuman Rencana Pelaksanaan Siklus I

No Komponen Waktu Kegiatan

1 Kegiatan awal 15 menit Guru mengadakan presensi kelas Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Guru menjelaskan metode mengajar yang

digunakan Guru memotivasi siswa

2 Kegiatan inti 210 menit

Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipersiapkan.

Siswa menjawab pertanyaan setelah ditun-juk oleh guru.

Guru memberikan tugas secara langsung maupun tidak langsung terhadap siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.

Guru memberikan pertanyan yang bersifat membimbing.

3 Kegiatan akhir 15 menit Guru membuat kesimpulan bersama siswa

4 Evaluasi 30 menit Guru melaksanakan evaluasi

b. Pelaksanaan/Implementasi

Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kegiatan awal (15 menit)

Guru mengadakan presensi kelas pada setiap pertemuan dalam siklus I.

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

41

Page 42: TANYA JAWAB.doc

Guru menjelaskan metode yang digunakan.

Guru memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

pada setiap pertemuan.

2) Kegiatan Inti (210 menit)

Guru menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.

Setelah ditunjuk oleh guru, siswa menjawab pertanyaan.

Setiap pertanyaan dijawab oleh lebih dari dua siswa.

Guru memberikan pertanyaan yang bersifat membimbing kepada siswa yang

belum bisa menjawab.

Guru memberikan tugas kepada siswa yang belum dapat menjawab perta-

nyaan dengan jalan menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan

dalam lembaran kertas sebanyak tiga kali. Menuliskan jawaban tiga kali se-

bagai bentuk sangsi bagi siswa.

3) Kegiatan akhir (15 menit)

Bersama-sama dengan siswa, guru membuat kesimpulan dari kegiatan yang

telah dilakukan.

4) Evaluasi (30 menit)

Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa pada

akhir siklus I.

42

Page 43: TANYA JAWAB.doc

c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada siklus I secara rinci dapat diuraikan sebagai

berikut :

Pada pertemuan pertama, pada saat guru menyampaikan tentang penggunaan

metode ‘Tatas’ dan ketentuannya, siswa masih terlihat tegang.

Pertama kali guru menyampaikan pertanyaan, sebagian besar siswa juga

masih terlihat tegang.

Setelah beberapa pertanyaan sudah disampaikan, kondisi siswa sudah mulai

terbiasa.

Pada pertemuan pertama, ada tujuh siswa yang mendapat sangsi karena belum

dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

Pada pertemuan kedua ada empat siswa yang mendapat tugas tambahan.

Pada pertemuan ketiga ada tiga siswa yang mendapat tugas tambahan.

Pada pertemuan pertama guru sering memberikan pertanyaan membimbing,

namun dalam pertemuan berikutnya sudah semakin berkurang.

Pada pertemuan pertama, pengambilan kesimpulan masih didominasi oleh

guru. Namun pada pertemuan selanjutnya sudah banyak didominasi oleh

siswa.

Selain kondisi-kondisi sebagaimana diuraikan di atas, pada pertemuan

ketiga siklus I juga dilakukan penjaringan data sebagai akumulasi dari pertemuan

pertama sampai dengan pertemuan ketiga, dengan hasil sebagai berikut :

43

Page 44: TANYA JAWAB.doc

1) Kemandirian Belajar

Berdasarkan rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa, dapat

dilihat dalam tabel berikut ini (lihat lampiran 6) :

Tabel 4.4 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Siklus I

Skor Keterangan Jumlah % Skor Mean

1 Tidak mandiri 0 0 0

2 Kurang mandiri 9 28,13 0,56

3 Mandiri 19 59,38 1,78

4 Sangat mandiri 4 12,50 0,50

Jumlah 32 2,84

Berdasarkan hasil tersebut, sebagian besar siswa sudah mandiri dalam belajar, yaitu

sebesar 59,38% dan 12,50%. Sedangkan skor mean sudah menunjukkan angka 2,84.

2) Sikap Siswa

Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sebagaimana ditunjukkan

oleh table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini (lihat lampiran 7) :

44

Page 45: TANYA JAWAB.doc

Tabel 4.5 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Siklus I

Skor Keterangan Jumlah % Skor Mean

1 Tidak senang 0 0 0

2 Kurang senang 10 31,25 0,63

3 Senang 15 46,88 1,41

4 Sangat senang 7 21,88 0,88

Jumlah 32 100 2.91

Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut

dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sudah merasa senang terhadap kegiatan

belajar mengajar sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah skor mean sebesar 2,91.

3) Hasil Belajar

Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes

siswa pada siklus I (lihat lampiran 8), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar sebesar

22 siswa (68,75%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 10 siswa (31,25 %). Jadi

hasil belajar siswa ada peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada pra

tindakan.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan, pengisian angket, dan hasil evaluasi da-

lam siklus I, maka kegiatan pembelajaran dapat direfleksikan sebagai berikut:

45

Page 46: TANYA JAWAB.doc

Kondisi kelas sudah kondusif, sehingga perlu terus dijaga bahkan diting-

katkan lebih baik lagi.

Sangsi yang diberikan sering dianggap ringan oleh siswa, sehingga perlu di-

pertimbangkan sangsi yang lebih berat sesuai dengan tingkat kesalahannya.

Pertanyaan yang bersifat membimbing sudah baik, sehingga perlu terus diper-

tahankan bahkan ditingkatkan.

Pembuatan rangkuman sudah didominasi oleh siswa, sehingga guru cukup

menjadi fasilitator.

Kemandirian belajar siswa cukup baik, yaitu memperoleh skor mean 2,84.

Sikap siswa semakin baik, yaitu memperoleh skor mean 2,91.

Secara klasikal kegiatan pembelajaran belum tuntas, karena hanya 22 siswa

(68,75 %) yang telah memperoleh nilai 65 atau lebih. Namun sudah ada

peningkatan jika dibandingkan dengan hasil evaluasi pada pra tindakan.

3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II terdiri dari tiga (3)

kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan menggunakan waktu 90 menit. Jadi

siklus I menggunakan waktu 270 menit.

a. Perencanaan

Secara garis besar, rencana tindakan yang akan disajikan dalam siklus II

sebagai berikut:

46

Page 47: TANYA JAWAB.doc

Tabel 4.6 Rangkuman Rencana Pelaksanaan Siklus II

No Komponen Waktu Kegiatan

1 Kegiatan awal 15 menit Guru mengadakan presensi kelas Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Guru menjelaskan metode mengajar yang

digunakan Guru memotivasi siswa

2 Kegiatan inti 210 menit

Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipersiapkan.

Siswa menjawab pertanyaan setelah ditun-juk oleh guru.

Guru memberikan tugas secara langsung maupun tidak langsung terhadap siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.

Guru memberikan pertanyan yang bersifat membimbing.

3 Kegiatan akhir 15 menit Guru membuat kesimpulan bersama siswa

4 Evaluasi 30 menit Guru melaksanakan evaluasi

b. Pelaksanaan/Implementasi

Pelaksanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kegiatan awal (15 menit)

Guru mengadakan presensi kelas pada setiap pertemuan dalam siklus II.

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

Guru menjelaskan metode yang digunakan.

Guru memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

pada setiap pertemuan.

47

Page 48: TANYA JAWAB.doc

2) Kegiatan Inti (210 menit)

Guru menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.

Setelah ditunjuk oleh guru, siswa menjawab pertanyaan.

Setiap pertanyaan dijawab oleh lebih dari dua siswa.

Guru memberikan pertanyaan yang bersifat membimbing kepada siswa yang

belum bisa menjawab.

Guru memberikan tugas kepada siswa yang belum dapat menjawab perta-

nyaan dengan jalan menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan

dalam lembaran kertas sebanyak tiga kali. Menuliskan jawaban tiga kali se-

bagai bentuk sangsi bagi siswa.

Guru memberikan tugas secara kelompok untuk dikerjakan di rumah.

3) Kegiatan akhir (15 menit)

Bersama-sama dengan siswa, guru membuat kesimpulan dari kegiatan yang

telah dilakukan.

4) Evaluasi (30 menit)

Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa pada

akhir siklus II.

c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada siklus I secara rinci dapat diuraikan sebagai

berikut :

Kegiatan pembelajaran semakin kondusif.

48

Page 49: TANYA JAWAB.doc

Siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan.

Pada pertemuan pertama, ada empat siswa yang mendapat sangsi karena

belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

Pada pertemuan kedua ada dua siswa yang mendapat tugas tambahan.

Pada pertemuan ketiga ada tiga siswa yang mendapat tugas tambahan.

Pertenyaan membimbing semakin efektif digunakan oleh guru.

Guru sering melontarkan pertanyaan yang bersifat menggali.

Pengambilan kesimpulan sudah didominasi oleh siswa.

Selain kondisi-kondisi sebagaimana diuraikan di atas, pada pertemuan

ketiga siklus II juga dilakukan penjaringan data sebagai akumulasi dari pertemuan

pertama sampai dengan pertemuan ketiga, dengan hasil sebagai berikut :

1) Kemandirian Belajar

Berdasarkan rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa, dapat

dilihat dalam tabel berikut ini (lihat lampiran 9) :

Tabel 4.7 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Siklus II

Skor Keterangan Jumlah % Skor Mean

1 Tidak mandiri 0 0 0

2 Kurang mandiri 5 15,63 0,31

3 Mandiri 18 56,25 1,69

4 Sangat mandiri 9 28,13 1,13

Jumlah 32 3,13

49

Page 50: TANYA JAWAB.doc

Berdasarkan hasil tersebut, sebagian besar siswa sudah mandiri dalam belajar, yaitu

sebesar 56,25% mandiri dan 28,13% sangat mandiri. Sedangkan skor mean sudah

menunjukkan angka 3,13.

2) Sikap Siswa

Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sebagaimana ditunjukkan

oleh table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini (lihat lampiran 10) :

Tabel 4.8 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Siklus II

Skor Keterangan Jumlah % Skor Mean

1 Tidak senang 0 0 0

2 Kurang senang 3 9,38 0,19

3 Senang 17 53,13 1,59

4 Sangat senang 12 37,50 1,50

Jumlah 32 100 3,28

Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut

dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sudah merasa senang terhadap kegiatan

belajar mengajar, yaitu 53,13 % senang dan 37,50 % sangat senang. Sedangkan

jumlah skor mean sebesar 3,28.

50

Page 51: TANYA JAWAB.doc

3) Hasil Belajar

Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes

siswa pada siklus II (lihat lampiran 11), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar

sebesar 28 siswa (87,50%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 4 siswa (12,5 %).

Secara klasikal kegiatan belajar mengajar sudah tuntas belajar, karena yang

memperoleh nilai 65 atau lebih telah mencapai jumlah lebih dari 85 %.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan, pengisian angket, dan hasil evaluasi da-

lam siklus II, maka kegiatan pembelajaran dapat direfleksikan sebagai berikut:

Kondisi siswa sudah dapat menyesuaikan dengan metode yang digunakan.

Guru dapat melakukan kegiatan lebih baik.

Pembuatan rangkuman sudah didominasi siswa.

Kemandirian belajar siswa sudah baik, yaitu memperoleh skor mean 3,13.

Sikap siswa juga sudah baik, yaitu memperoleh skor mean 3,28.

Secara klasikal kegiatan pembelajaran sudah tuntas, karena 28 siswa (87,50%)

telah memperoleh nilai 65 atau lebih.

B. Pembahasan Keseluruhan

Berdasarkan hasil observasi, pengisian angket oleh siswa, dan hasil tes

yang dilakukan pada pra tindakan, siklus I dan siklus II, maka dapat diuraikan sebagai

berikut:

51

Page 52: TANYA JAWAB.doc

1. Kemandirian Belajar Siswa

Berdasarkan hasil angket tentang kemandirian siswa yang dilakukan

pada pra tindakan, siklus I dan siklus II (lihat lampiran 3, lampiran 6 dan lampiran

9), maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.9 Perbandingan Kemandirian Siswa Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II

Skor KualifikasiPra Tindakan Siklus I Siklus II

Jml % Mean Jml % Mean Jml % Mean

1 Tidak mandiri 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Kurang mandiri 13 40,63 1,02 9 28,13 0,56 5 15,63 0,31

3 Mandiri 17 53,13 1,33 19 59,38 1,78 18 56,25 1,69

4 Sangat mandiri 2 6,25 0,16 4 12,50 0,50 9 28,13 1,13

Jumlah 32 2,50 32 2,84 32 3,13

Kemandirian siswa berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa

yang menyebutkan siswa kurang mandiri mengalami penurunan dari 13 siswa

(40,63%) pada pra tindakan, menjadi 9 siswa (28,13 %) pada siklus I, dan menjadi 5

siswa (15,63%) pada siklus II. Kualifikasi yang menyebutkan siswa mandiri

mengalami kenaikan dari 17 siswa (53,13%) pada pra tindakan, menjadi 19 siswa

(59,38%) pada siklus I, dan menjadi 18 siswa (56,25%) pada siklus II. Kualifikasi

yang menyebutkan siswa sangat mandiri mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%)

pada pra tindakan, menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus I, dan menjadi 9 siswa

(28,13%) pada siklus II. Sedangkan jumlah mean menunjukkan peningkatan dari

2,50 pada pra tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I, dan menjadi 3,13 pada siklus II.

52

Page 53: TANYA JAWAB.doc

2. Sikap Siswa

Berdasarkan hasil angket tentang sikap siswa yang dilakukan pada pra

tidakan, siklus I, dan siklus II (lihat lampiran 4, lampiran 7 dan lampiran 10), maka

dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Angket Sikap Siswa Pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

Skor KualifikasiPra Tindakan Siklus I Siklus II

Jml % Mean Jml % Mean Jml % Mean

1 Tidak senang 5 15,63 0,16 0 0 0 0 0 0

2 Kurang senang 13 40,63 0,81 10 31,25 0,63 3 9,38 0,19

3 Senang 12 37,50 1,13 15 46,88 1,41 17 53,13 1,59

4 Sangat senang 2 6,25 0,24 7 21,88 0,88 12 37,50 1,50

Jumlah 2,34 2,91 3,28

Sikap siswa yang diperoleh dari angket menunjukkan bahwa kualifikasi

yang menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 5 siswa (15,63%) pada pra

tindakan menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II. Kualifikasi yang menun-

jukkan kurang senang menunjukkan penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra

tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I dan menjadi 3 siswa (9,38%) pada

siklus II. Kualifikasi yang menyatakan senang mengalami kenaikan dari 12 siswa

(37,50%) pada pra tindakan menjadi 15 siswa (46,88%) pada siklus I, dan menjadi 17

siswa (53,13%) pada siklus II. Kualifikasi yang menyatakan sangat senang

mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan menjadi 7 siswa

(21,88%) pada siklus I, dan menjadi 12 siswa (37,50%) pada siklus II. Sedangkan

53

Page 54: TANYA JAWAB.doc

jumlah mean menunjukkan kenaikkan dari 2,34 pada pra tindakan menjadi 2,91pada

siklus I, dan menjadi 3,28 pada siklus II.

3. Hasil Evaluasi

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada pra tindakan, siklus I,

dan siklus II (lihat lampiran 5, lampiran 8, lampiran 11), maka dapat diketahui

sebagaimana dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Evaluasi

No KegiatanTuntas Belum Tuntas

Jml % Jml %

1 Pra Tindakan 17 53,13 15 46,88

2 Siklus I 22 68,75 10 31,25

3 Siklus II 28 87,50 4 12,50

Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari

17 siswa (53,13%) pada pra tindakan menjadi 22 siswa (68,75%) pada siklus I, dan

menjadi 28 siswa (87,50%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar

mengalami penurunan dari 15 siswa (46,88%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa

(31,25%) pada siklus I, dan menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus II.

4. Pembuktian Hipotesis

Dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini,

yang menyatakan bahwa “jika metode ‘Tatas’ diterapkan dalam pembelajaran

54

Page 55: TANYA JAWAB.doc

pelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten

Tulungagung akan meningkat” dapat diterima.

Berdasarkan uraian tersebut dia atas dapat disimpulkan bahwa dengan

pelaksanaan metode ‘Tatas’ dalam kegiatan pembelajaran PKn dapat meningkatkan

kemandirian belajar siswa dan sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran PKn.

Kemandirian belajar dan sikap siswa tersebut merupakan variable dari motivasi

belajar siswa. Jadi dengan penggunaan metode ‘Tatas’ dapat meningkatkan motivasi

belajar pelajaran PKn, khususnya pada siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut.

Peningkatan motivasi belajar juga dapat membawa dampak positif yaitu

meningkatnya hasil belajar siswa.

55

Page 56: TANYA JAWAB.doc

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dalam bab

terdahulu dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar PKn pada siswa kelas IX-A

SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung, dapat meningkat dengan penerapan

metode ‘Tatas’. Peningkatan motivasi belajar siswa, yang terdiri atas kemandirian

belajar siswa dan sikap siswa, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kemandirian Belajar Siswa

Kemandirian belajar siswa berdasarkan hasil penelitian ini dapat diurai-

kan sebagai berikut:

a. Siswa kurang mandiri mengalami penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra

tindakan, menjadi 9 siswa (28,13) pada siklus I, dan menjadi 5 siswa (15,63%)

pada siklus II.

b. Siswa mandiri mengalami kenaikan dari 17 siswa (53,13%) pada pra tindakan,

menjadi19 siswa (59,38%) pada siklus I, dan menjadi 18 siswa (56,25%) pada

siklus II.

c. Siswa sangat mandiri mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra

tindakan, menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus I, dan menjadi 9 siswa (28,13%)

pada siklus II.

56

56

Page 57: TANYA JAWAB.doc

d. Jumlah rata-rata atau mean menunjukkan peningkatan dari 2,50 pada pra

tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I, dan menjadi 3,13 pada siklus II.

2. Sikap Siswa

Sikap siswa yang diperoleh dari hasil pengisian angket dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Kualifikasi yang menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 5 siswa

(15,63%) pada pra tindakan menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II.

b. Kualifikasi yang menunjukkan kurang senang ada penurunan dari 13 siswa

(40,63%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I dan menjadi

3 siswa (9,38%) pada siklus II.

c. Kualifikasi yang menyatakan senang mengalami kenaikan dari 12 siswa (37,50%)

pada pra tindakan menjadi 15 siswa (46,88%) pada siklus I, dan menjadi 17 siswa

(53,23%) pada siklus II.

d. Kualifikasi yang menyatakan sangat senang mengalami kenaikan dari 2 siswa

(6,25%) pada pra tindakan menjadi 7 siswa (21,88%) pada siklus I, dan menjadi

12 siswa (37,50%) pada siklus II.

e. Jumlah rata-rata atau mean menunjukkan kenaikkan dari 2,34 pada pra tindakan

menjadi 2,91 pada siklus I, dan menjadi 3,28 (82%) pada siklus II.

57

Page 58: TANYA JAWAB.doc

3. Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari

17 siswa (53,13%) pada pra tindakan menjadi 22 siswa (68,75%) pada siklus I, dan

menjadi 28 siswa (87,50%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar

mengalami penurunan dari 15 siswa (46,88%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa

(31,25%) pada siklus I, dan menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus II.

4. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis penelitian sebagaimana dijelaskan di atas, maka

hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “jika metode ‘Tatas’ diterapkan dalam

pembelajaran pelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas IX-A SMPN 3

Ngunut, Kabupaten Tulungagung akan meningkat” dapat diterima.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, dapat disampaikan saran-saran se-

bagai berikut :

1. Bagi Guru

Dengan kondisi tertentu, maka penggunan metode ‘Tatas’ dapat mening-

katkan motivasi belajar siswa. Kepada para guru diharapkan memiliki kemauan

dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar agar dapat menumbuhkan motivasi

belajar siswa.

58

Page 59: TANYA JAWAB.doc

2. Bagi Sekolah dan Kepala Sekolah

Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan ten-tang perlunya

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi setiap guru, agar prestasi belajar

siswa semakin meningkat. Selain itu Kepala Sekolah hendaknya dapat mengusahakan

agar ketersediaan sarana bagi para guru dalam melaksanakan PTK terus ditingkatkan.

3. Bagi Siswa

Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK), dapat mendorong

siswa dalam kegiatan belajar. Sehingga hasil yang diperoleh juga semakin me-

ningkat. Kepada peserta didik hendaknya selalu mempersiapkan diri dalam mengi-

kuti kegiatan belajar mengajar agar prestasi belajarnya semakin meningkat.

59

Page 60: TANYA JAWAB.doc

DAFTAR RUJUKAN

DePorter, B. & Hernacki, M. 1992. Quantum Learning: unleashing the Genius in You. Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. 1999. Bandung: Kaifa.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Miarsa, Yusufhadi. 1995. Peningkatan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknologi Pembelajaran. Malang: IPTPI.

Miftah Toha. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.

Moekijat. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju.

Mulyasa, E.. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Saiful Rachman, Yoto, Syarif Suhartadi, Suparti. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surabaya: SIC Bekerjasama Dengan Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur.

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

60

60

Page 61: TANYA JAWAB.doc

Lampiran 1

ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

Nama :Nomor :Tanggal :Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom skala penilaian sesuai dengan

keadaan anda.Keterangan : 1 = tidak pernah 3 = sering

2 = jarang 4 = selalu

No PernyataanSkala

Penilaian1 2 3 4

1 Saya mengetahui tujuan belajar saya

2 Saya selalu menyusun jadwal belajar

3 Saya menyiapkan tempat untuk belajar

4 Saya menyiapkan kebutuhan untuk belajar

5 Saya selalu mempelajari materi yang akan diajarkan

6 Saya berusaha menyelesaikan setiap kesulitan belajar

7 Saya selalu bertanya setiap ada materi yang belum dipahami

8 Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan

9 Saya mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri

10 Saya berusaha menemukan cara belajar yang baik bagi saya

11 Saya selalu mengevaluasi materi yang telah saya pelajari

Jumlah

Prosentase

61

61

Page 62: TANYA JAWAB.doc

Lampiran 2

ANGKET SIKAP SISWA

Nama :Nomor :Tanggal :

Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom skala penilaian sesuai dengan keadaan anda.

Keterangan : 1 = tidak senang2 = kurang senang3 = senang4 = sangat senang

No PernyataanSkala

Penilaian1 2 3 4

1 Saya merasa senang terhadap materi yang diajarkan

2 Saya merasa senang dengan metode pembelajaran

yang digunakan

3 Suasana pada saat mengikuti pelajaran

4 Minat saya mengikuti kegiatan belajar

5 Saya senang terhadap tugas yang diberikan

6 Saya senang dengan cara guru mengajar

7 Kesan terhadap model pembelajaran

Jumlah

Prosentase

62

62

Page 63: TANYA JAWAB.doc

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN GURU

DENGAN METODE ‘TATAS’

Kelas :

Tanggal :

Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan

Keterangan : 1 = tidak baik 3 = baik

2 = kurang baik 4 = sangat baik

No Kegiatan Guru

Hasil Pengamatan

1 2 3 4

1 Perencanaan Pembelajaran

a. Kesesuaian materi pelajaran dengan

kurikulum

b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan

dan jawaban-jawaban

c. Guru menyusun langkah-langkah

pelaksanaan tindakan

d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas

tambahan terhadap siswa yang tidak

dapat menjawab pertanyaan

e. Guru menyusun alat penilaian

Jumlah

Prosentase

2 Pelaksanaan Pembelajaran

89

63

Page 64: TANYA JAWAB.doc

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

b. Guru menjelaskan penggunaan metode

pembelajaran

c. Guru memberikan apersepsi

pembelajaran

d. Guru menggunakan teknik bertanya

dengan tepat

e. Guru menjawab pertanyaan dengan

benar

f. Guru menggunakan pertanyaan

membimbing

g. Guru memberikan evaluasi

Jumlah

Prosentase

Rejotangan, 2007

Observer,

_______________________

Lampiran 2

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP SISWA

64

Page 65: TANYA JAWAB.doc

DENGAN METODE ‘TATAS’

Kelas :

Tanggal :

Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan

Keterangan : 1 = tidak senang 3 = senang2 = kurang senang 4 = sangat senang

No Kegiatan Siswa

Hasil Pengamatan

1 2 3 4

1 Siswa merasa senang terhadap materi yang diajarkan

2 Siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan

3 Siswa senang dengan suasana pada saat mengikuti pelajaran

4 Minat siswa mengikuti kegiatan belajar lebih baik

5 Siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan

6 Siswa senang dengan cara guru mengajar

7 Siswa memiliki kesan yang baik terhadap model pembelajaran

Jumlah

Prosentase

Rejotangan, 2007

Observer,

_______________________

Lampiran 3 91

65

Page 66: TANYA JAWAB.doc

Lampiran 4

Lampiran 5

REKAPITULASI HASIL ANGKET SIKAP SISWA PADA PRA TINDAKAN

92

93

66

Page 67: TANYA JAWAB.doc

Lampiran 6

HASIL PENGAMATAN KEGIATAN GURU SIKLUS I

94

67

Page 68: TANYA JAWAB.doc

Kelas :Tanggal :Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatanKeterangan : 1 = tidak baik 3 = baik

2 = kurang baik 4 = sangat baik

No Kegiatan GuruHasil Pengamatan

1 2 3 4

1 Perencanaan Pembelajaran

a. Kesesuaian materi pelajaran dengan kurikulum

b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban

c. Guru menyusun langkah-langkah pelaksanaan tindakan

d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas tambahan terhadap siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan

e. Guru menyusun alat penilaian

Jumlah 19Prosentase 95

2 Pelaksanaan Pembelajarana. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran b. Guru menjelaskan penggunaan metode pembelajaran

c. Guru memberikan apersepsipembelajaran

d. Guru menggunakan teknik bertanya dengan tepat

e. Guru menjawab pertanyaan dengan benar

f. Guru menggunakan pertanyaan membimbing

g. Guru memberikan evaluasi Jumlah 23

Prosentase 82,14Lampiran 7

HASIL PENGAMATAN SIKAP SISWA SIKLUS I95

68

Page 69: TANYA JAWAB.doc

Kelas :Tanggal :

Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatanKeterangan : 1 = tidak senang

2 = kurang senang3 = senang4 = sangat senang

No Kegiatan SiswaHasil

Pengamatan1 2 3 4

1 Siswa merasa senang terhadap materi

yang diajarkan

2 Siswa merasa senang dengan metode

pembelajaran yang digunakan

3 Siswa senang dengan suasana pada saat

mengikuti pelajaran

4 Minat siswa mengikuti kegiatan belajar

lebih baik

5 Siswa selalu mengerjakan tugas yang

diberikan

6 Siswa senang dengan cara guru mengajar

7 Siswa memiliki kesan yang baik terhadap

model pembelajaran

Jumlah 20

Prosentase 71,43

Lampiran 8

REKAPITULASI HASIL ANGKET KEMANDIRIAN SISWA SIKLUS I

96

69

Page 70: TANYA JAWAB.doc

Lampiran 9

REKAPITULASI HASIL ANGKET SIKAP SISWA SIKLUS I

97

70

Page 71: TANYA JAWAB.doc

Lampiran 10

HASIL PENGAMATAN KEGIATAN GURU SIKLUS II

Kelas :

98

71

Page 72: TANYA JAWAB.doc

Tanggal :Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatanKeterangan : 1 = tidak baik 3 = baik

2 = kurang baik 4 = sangat baik

No Kegiatan GuruHasil Pengamatan

1 2 3 4

1 Perencanaan Pembelajaran

a. Kesesuaian materi pelajaran dengan kurikulum

b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban

c. Guru menyusun langkah-langkah pelaksanaan tindakan

d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas tambahan terhadap siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan

e. Guru menyusun alat penilaian

Jumlah 20Prosentase 100

2 Pelaksanaan Pembelajarana. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran b. Guru menjelaskan penggunaan metode pembelajaran

c. Guru memberikan apersepsipembelajaran

d. Guru menggunakan teknik bertanya dengan tepat

e. Guru menjawab pertanyaan dengan benar

f. Guru menggunakan pertanyaan membimbing

g. Guru memberikan evaluasi Jumlah 26

Prosentase 96,29Lampiran 11

HASIL PENGAMATAN SIKAP SISWA SIKLUS II

Kelas :

99

72

Page 73: TANYA JAWAB.doc

Tanggal :Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatanKeterangan : 1 = tidak senang

2 = kurang senang3 = senang4 = sangat senang

No Kegiatan SiswaHasil

Pengamatan1 2 3 4

1 Siswa merasa senang terhadap materi

yang diajarkan

2 Siswa merasa senang dengan metode

pembelajaran yang digunakan

3 Siswa senang dengan suasana pada saat

mengikuti pelajaran

4 Minat siswa mengikuti kegiatan belajar

lebih baik

5 Siswa selalu mengerjakan tugas yang

diberikan

6 Siswa senang dengan cara guru mengajar

7 Siswa memiliki kesan yang baik terhadap

model pembelajaran

Jumlah 25

Prosentase 89,28

Lampiran 12

REKAPITULASI HASIL ANGKET KEMANDIRIAN SISWA SIKLUS II

100

73

Page 74: TANYA JAWAB.doc

Lampiran 13

REKAPITULASI HASIL ANGKET SIKAP SISWA SIKLUS II101

74

Page 75: TANYA JAWAB.doc

Lampiran 14

HASIL EVALUASI PADA PRA TINDAKAN102

75

Page 76: TANYA JAWAB.doc

Catatan : Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai minimal 65. Secara klasikal dinyatakan tuntas belajar apabila 85% dari siswa mempe-

roleh nilai minimal 65.Lampiran 15

HASIL EVALUASI SIKLUS I103

76

Page 77: TANYA JAWAB.doc

No Responden Nilai Tuntas/Tidak

1 Aditya Eko N. 65 tuntas2 Agus Budiono 65 tuntas3 Agus Purwanto 50 tidak tuntas4 Ahmat Takim 60 tidak tuntas5 Ainul Lakhifah 65 tuntas6 Anik P. 75 tuntas7 Anita Raeni 65 tuntas8 Ari Irawan 60 tidak tuntas9 Aries Setiawan 80 tuntas10 Arif Hermawan 55 tidak tuntas11 Arip Wahyu 60 tidak tuntas12 Bagus Susanto 70 tuntas13 Bero Riadi 55 tidak tuntas14 Candra S. 40 tidak tuntas15 Devi Wahyu N. 75 tuntas16 Dwi Wahyuni 70 tuntas17 Eky W. 80 tuntas18 Eny Handayani 75 tuntas19 Findia P. 65 tuntas20 Heru S. 60 tidak tuntas21 Lina Sa'adah 70 tuntas22 M. Khoirur R. 55 tidak tuntas23 Ninik S. 70 tuntas24 Pujianik 65 tuntas25 Ramadhan P. 65 tuntas26 Rima Fitri N. 65 tuntas27 Rodiyah 65 tuntas28 Siti Z. 70 tuntas29 Sugeng H. 85 tuntas30 Sugeng R. 60 tidak tuntas31 Pambudis 65 tuntas32 Luria 65 tuntas

Catatan : Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai minimal 65. Secara klasikal dinyatakan tuntas belajar apabila 85% dari siswa mempe-

roleh nilai minimal 65.Lampiran 16

HASIL EVALUASI SIKLUS II104

77

Page 78: TANYA JAWAB.doc

Catatan : Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai minimal 65. Secara klasikal dinyatakan tuntas belajar apabila 85% dari siswa mempe-

roleh nilai minimal 65.Lampiran 17

Soal Tes Siklus I

105

78

Page 79: TANYA JAWAB.doc

Petunjuk : Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang paling benar !

1. Sistem perekonomian yang menjamin kebebasan individu secara mutlak

melakukan tindakan ekonomi disebut sistem …

a. ekonomi terpusat c. demokrasi ekonomi

b. ekonomi sosial d. ekonomi kapitalis

2. Salah satu kebaikan ekonomi liberal yang paling menonjol adalah …

a. orang tertantang untuk maju c. menjamin pendapatan secara merata

b. hak untuk perorangan diakui d. perusahaan besar menang bersaing

3. Kelemahan dalam sistem ekonomi terpusat adalah …

a. ada campur tangan pemerintah

b. mematikan potensi, inisiatif, dan daya kreasi warga negara

c. tidak ada pengakuan hak milik

d. mendahulukan kepentingan bersama

4. Produksi dikerjakan oleh semua untuk kesejahteraan bersama adalah pengertian

dari …

a. demokrasi ekonomi c. demokrasi liberal

b. demokrasi terpimpin d. demokrasi campuran

5. Sistem ekonomi yang diterapkan di era reformasi adalah …

a. kapitalis b. campuran c. sosialis d. sistem demokrasi kerakyatan

6. Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dapat merugikan masyarakat

disebut …

a. monopoli b. etatisme c. liberalisme d. campuran

7. Salah satu kelemahan sistem ekonoi sosial adalah …

a. kegiatan ekonomi dilakukan oleh masyarakat

b. setiap orang tidak diberikan kebebasan berusaha

c. pemerintah memberi kebebasan penuh

d. pendapatan masyarakat tidak merata

8. Sistem ekonomi campuran banyak digunakan di negara-negara …

a. sosialis b. berkembang c. kapitalis d. terbelakang

106

79

Page 80: TANYA JAWAB.doc

9. Dalam sistem ekonomi kerakyatan, hak milik perseorangan diakui, akan tetapi

pemanfaatan hak milik perseorangan itu harus …

a. tidak boleh secara berlebihan c. dalam semangat kebersamaan

b. dalam jiwa kekeluargaan d. tidak bertentangan dengan masyarakat

10. Free fight liberalism tidak boleh muncul dalam sistem demokrasi ekonomi yang

dianut oleh negara kita, karena faham ini akan melahirkan …

a. kehancuran sistem ekonomi

b. pemusatan pendapatan

c. berbagai bentuk pemborosan sumber ekonomi

d. bentuk-bentuk eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain

Soal Tes Siklus II

Petunjuk : Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang paling benar !

1. Tiga pilar kekuatan ekonomi Indonesia yang merupakan sektor usaha formal

yaitu ….

a. koperasi b. BUMN c. BUMS d. a, b, c benar

2. Di bawah ini merupakan ciri sektor usaha informal, kecuali …

a. Proses pembentukannya sangat mudah

b. Jenis pekerjaannya sangat bervariasi

c. Peralatan yang diperlukan sangat sederhana

d. Membutuhkan modal cukup besar

3. Bentuk badan usaha yang memiliki sekutu aktif dan sekutu pasif adalah …

a. koperasi c, Persekutuan firma

b. Perseroan Terbatas d. Persekutuan Komanditer

4. Kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi yang dilakukan oleh pemerintah

merupakan peran pemerintah sebagai …

a. pengatur ekonomi c. pemungut pajak

80

Page 81: TANYA JAWAB.doc

b. pelaku ekonomi d. pengendali stabilitas

5. Bentuk badan usaha yang sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD 1945 adalah …

a. koperasi b. BUMN c. BUMS d. Perseroan

6. Kegiatan pemerintah dalam rangka melaksanakan distribusi adalah …

a. Bulog mengatur beras c. memproduksi semen

b. membeli bahan bangunan d. membangun jalan dan jembatan

7. Di bawah ini merupakan tujuan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah,

kecuali …

a. mempercepat penyaluran barang c. mengendalikan harga

b. membeli peralatan kantor d. memenuhi kebutuhan masyarakat

8. Suatu usaha mengambil barang yang telah disediakan oleh alam disebut badan

usaha …

a. ekstraktif b. agraris c. industri d. perdagangan

9. Di bawah ini merupakan tujuan pemerintah dalam mengatur kegiatan ekonomi,

kecuali …

a. hasil produksi meningkat c. kegiatan ekonomi stabil

b. pendapatan masyarakat meningkat d. kegiatan ekonomi berjalan baik

10. Pengatur perekonomian secara tidak langsung yang dilakukan oleh pemerintah

melalui …

a. pemberian insentif c. mengeluarkan berbagai peraturan

b. regulasi d. mempekerjakan para pegawai negeri ke berbagai

perusahaan

81

Page 82: TANYA JAWAB.doc

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ‘TATAS’

PADA SISWA KELAS IX-A SMPN 3 NGUNUTKABUPATEN TULUNGAGUNG

Laporan Penelitian Tindakan Kelas inidisusun sebagai persyaratan dalam

pengusulan Angka Kredit

Oleh :

Dra. INSIYATUN

NIP. 131 861 575

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNGDINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 3 NGUNUTMEI 2007

82

Page 83: TANYA JAWAB.doc

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ‘TATAS’

PADA SISWA KELAS IX-A SMPN 3 NGUNUTKABUPATEN TULUNGAGUNG

Laporan Penelitian Tindakan Kelas inidisusun sebagai persyaratan dalam

pengusulan Angka Kredit

Oleh :

Dra. INSIYATUN

NIP. 131 861 575

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNGDINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 3 NGUNUTMEI 2007

83

Page 84: TANYA JAWAB.doc

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode ‘Tatas’ Pada Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung

2. Identitas Peneliti : Nama : Dra. Insiyatun NIP. : 131861575 Jabatan / Gol. : Pembina / IV a Unit Kerja : SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung

Disetujui dan disahkan :Tanggal : 20 Agustus 2007

Kepala Peneliti,SMPN 3 Ngunut

Drs. Tukiran Dra. InsiyatunNIP. 130901810 NIP. 131861575

Kepala Dinas Pendidikan Pengurus PGRI Kab. TulungagungKabupaten Tulungagung Ketua,

Drs. Maryoto Birowo, M.M. Drs. Suharno, M.M. NIP. 510 062 644

84

Page 85: TANYA JAWAB.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat

menyelesaikan penelitian yang berupa penelitian tindakan kelas ini dengan judul

“Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode ‘Tatas’ Pada

Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung”.

Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini kami memperoleh bantuan,

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Bapak Drs. Tukiran, selaku Kepala Sekolah SMPN 3 Ngunut Kabupaten

Tulungagung, yang telah memberikan ijin untuk melakukan kegiatan penelitian.

2. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kami telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk dapat melakukan

penelitian tindakan kelas ini sebaik-baiknya. Namun hasil yang kami capai masih

banyak kekurangannya. Untuk itu kami sangat berharap berbagai tanggapan, kritik,

dan saran-saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan

hasil penelitian ini.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama

seluruh keluarga besar SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung dan para pembaca

pada umumnya.

Tulungagung, Mei 2007

Peneliti,

ii

85

Page 86: TANYA JAWAB.doc

ABSTRAK

Insiyatun, 2007 “Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode ‘Tatas’ Pada Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung”.

Kata Kunci : Motivasi Belajar, Pelajaran PKn, Metode ‘Tatas’

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX-A SMP Negeri 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung dengan menggunakan Metode ‘Tatas’.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP negeri 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung pada siswa kelas IX-A pada semester genap tahun pelajaran 20062007 Jumlah siswa ada 32 siswa.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, sedangkan masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.

Data dalam penelitian ini berupa kemandirian belajar siswa, aktifitas belajar siswa, dan hasil evaluasi belajar. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi/pengamatan, angket, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa, yang menyatakan kurang mandiri mengalami penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra tindakan, menjadi 9 siswa (28,13) pada siklus I, dan menjadi 5 siswa (15,63%) pada siklus II. Siswa mandiri mengalami kenaikan dari 17 siswa (53,13%) pada pra tindakan, menjadi19 siswa (59,38%) pada siklus I, dan menjadi 18 siswa (56,25%) pada siklus II. Siswa sangat mandiri mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan, menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus I, dan menjadi 9 siswa (28,13%) pada siklus II. Sedangkan jumlah rata-rata atau mean menunjukkan peningkatan dari 2,50 pada pra tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I, dan menjadi 3,13 pada siklus II.

Sedangkan sikap siswa yang diperoleh dari hasil pengisian angket yang menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 5 siswa (15,63%) pada pra tindakan menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II. Siswa yang menunjukkan kurang senang ada penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I dan menjadi 3 siswa (9,38%) pada siklus II. Siswa yang menyatakan senang mengalami kenaikan dari 12 siswa (37,50%) pada pra tindakan menjadi 15 siswa (46,88%) pada siklus I, dan menjadi 17 siswa (53,23%) pada siklus II. Siswa yang menyatakan sangat senang mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan menjadi 7 siswa (21,88%) pada siklus I, dan menjadi 12 siswa (37,50%) pada siklus II. Jumlah rata-rata atau mean menunjukkan kenaikkan dari 2,34 pada pra tindakan menjadi 2,91 pada siklus I, dan menjadi 3,28 (82%) pada siklus II.

iii

86

Page 87: TANYA JAWAB.doc

Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 17 siswa (53,13%) pada pra tindakan menjadi 22 siswa (68,75%) pada siklus I, dan menjadi 28 siswa (87,50%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 15 siswa (46,88%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I, dan menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus II.

Berdasarkan hasil analisis penelitian sebagaimana dijelaskan di atas, ma-ka hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “jika metode ‘Tatas’ digunakan dalam pembelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung akan meningkat” dapat diterima.

iv

v

87

Page 88: TANYA JAWAB.doc

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..

LEMBAR PERSETUJUAN ……… ……………………………………….

KATA PENGANTAR ………………………………………………………

ABSTRAK ……………………………………………………………………..

DAFTAR ISI …………………………………………………………………

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………

B. Rumusan Masalah ……………………………………………

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………..

D. Hipotesis Penelitian …………………………………………….

E. Manfaat Penelitian …………………………………………….

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar ……………………………………………….

B. Metode Mengajar ………………………………………..

C. Pelajaran PKn ……………………………………………

D. Pengaruh Metode ‘Tatas’ Terhadap Motivasi Belajar ………….

i

ii

iii

iv

vi

viii

x

xii

1

4

4

5

5

6

17

26

29

vi

88

Page 89: TANYA JAWAB.doc

BAB III METODE PENELITIAN

A. Latar Penelitian …………………………………………

B. Persiapan Penelitian ………………………………………

C. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan …………………

D. Refleksi …….. ……………………………………………

E. Instrumen Penelitian ……………………………………….

F. Teknik Analisis Data …………………………………………

G. Penyiapan Partisipan ….…………………………………

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………………………………………………….

B. Pembahasan Keseluruhan …………………………………….

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………………..

B. Saran-saran ……………………………………………………….

DAFTAR RUJUKAN ……………………………………………………………

31

31

32

33

33

37

37

39

51

56

58

60

vii

89

Page 90: TANYA JAWAB.doc

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : Klasifikasi Penilaian Kemandirian Belajar Siswa ………………………

Tabel 3.2 : Klasifikasi Penilaian Sikap Siswa …………………………………..

Tabel 4.1 : Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Pra Tindakan ….

Tabel 4.2 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Pada Pra Tindakan ………

Tabel 4.3 : Rangkumann Rencana Pelaksanaan Siklus I …………………..

Tabel 4.4 : Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Siklus I …………….

Tabel 4.5 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Siklus I ……………….

Tabel 4.6 : Rangkumann Rencana Pelaksanaan Siklus II …..…..………………..

Tabel 4.7 : Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Siklus II ……………………..

Tabel 4.8 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Siklus II …………………..

Tabel 4.9 : Perbandingan Kemandirian Belajar Siswa ………………………

Tabel 4.10 : Perbandingan Hasil Angket Sikap Siswa ……………………..

Tabel 4.11: Perbandingan Hasil Evaluasi ………………………………….

35

36

39

40

41

44

45

47

49

50

52

53

54

viii

90

Page 91: TANYA JAWAB.doc

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Situasi Yang Termotivasi ……………………………………. 8

ix

91

Page 92: TANYA JAWAB.doc

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Angket Kemandirian Belajar Siswa ……………………………

Lampiran 2 : Angket Sikap Siswa …………………………………………..

Lampiran 3 : Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kemandirian Belajar ……………………

Lampiran 4 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa …………………………

Lampiran 5 : Hasil Evaluasi Pada Pra Tindakan ………………………….…..

Lampiran 6 : Rekapitulasi Kuesioner Kemandirian Belajar Siklus I ……………….

Lampiran 7 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Siklus I …………………..

Lampiran 8: Hasil Evaluasi Siklus I …………………………………………..

Lampiran 9 : Rekapitulasi Kuesioner Kemandirian Belajar Siklus II ……………….

Lampiran 10 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Siklus II ……………

Lampiran 11 : Hasil Evaluasi Siklus II ………………..…………………….

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

x

92