talas ebi 22

Upload: lolydabrowndalz

Post on 18-Oct-2015

87 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

talas

TRANSCRIPT

Latar BelakangTalas merupakan tanaman penghasil umbi-umbian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hasil olahan talas juga sering kita nikmati sebagai pemenuhan kebutuhan hidup terutama dari segi pangan. Hal ini didukung oleh karakteristik umbi talas yang mudah ditanam di iklim tropis Indonesia. Tidak mengherankan jika Indonesia kini termasuk sebagai negara penghasil ubi talas terbesar ketiga (13.300.000 ton).Selain itu talas juga mengandung sumber karbohidrat, protein, dan mengandung beberapa unsur mineral dan vitamin.Talas yang kaya akan sumber gula atau jenis zat gizi lainnya belakangan ini tidak hanya berperan penting terhadap ketahanan pangan nasional namun juga berfungsi sebagai bahan tanaman obat yang mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di berbagai penjuru nusantara.Meskipun tanaman pangan ini banyak digemari para konsumen, namun sampai saat ini penanaman talas masih kurang optimal. Bahkan sampai saat ini banyak petani yang menganggap tanaman talas sebagai tumbuhan liar yang sering biasanya tumbuh di pekarangan rumah dan ladang dekat rumah mereka. Selama ini pemanfaatan talas terbatas sehingga tidak jarang dijadikan makanan ternak dikarenakan rendahnya harga jual talas. Pengolahan talas menjadi produk pangan pun masih sederhana, yaitu dengan cara menggoreng, merebus dan mengukus talas.Kerupuk Talas Ebi merupakan terobosan inovasi baru produk makanan yang layak masuk dalam persaingan industri makanan di Indonesia. Karena produk olahan talas yang ada selama ini adalah talas rebus, talas goreng dan juga talas kukus yang mempunyai permasalahan yaitu daya simpan yang pendek yaitu hanya dalam hitungan hari sudah busuk. Produk olahan talas tersebut juga cenderung menimbulkan kejenuhan masyarakat dikarenakan kurangnya inovasi dalam kualitas rasa. Untuk itu diperlukan produk olahan umbi talas alternatif agar dapat memenuhi permintaan masyarakat.. Hal ini merupakan suatu peluang yang terbuka lebar bagi pengusaha pengembang produk Kerupuk Talas Ebi untuk memenuhi permintaan pasar olahan talas di Indonesia.Salah satu pengolahan produk pangan olahan alternatif berbahan baku talas dan ebi adalah pengolahan bahan baku tersebut menjadi adonan dasar kerupuk. Adonan ini kemudian dikukus atau direbus. Langkah selanjutnya adalah pengeringan di bawah sinar matahari hingga menjadi kerupuk talas ebi mentah. Kerupuk mentah ini dapat digoreng dan didapatkan kerupuk talas ebi matang yang siap dikonsumsi. Kerupuk talas ebi ini bertekstur renyah, rasanya gurih karena adanya ebi dan bernilai gizi tinggi.Keunggulan yang ditampilkan pada produk ini adalah inovasi talas dan juga ebi yang dimanfaatkan menjadi produk baru yaitu kerupuk talas ebi sebagai produk camilan yang memiliki nilai gizi yang tinggi, baik gizi yang berasal dari umbi talas maupun dari ebi/udang kering. Selain itu, keunikan produk juga menjadi salah satu kelebihan produk ini. Karena seperti yang kita ketahui krupuk yang beredar di pasaran rata- rata berbahan baku tepung, sedangkan produk kerupuk talas ebi ini berbahan baku utama talas dan ebi yang masih belum ada di pasaran. Keunggulan lain dari produk talas ebi adalah memiliki daya simpan yang lebih lama yaitu kurang lebih satu bulan. Dengan adanya Kerupuk Talas Ebi dapat memberi solusi bisnis dengan meningkatkan nilai ekonomis umbi talas sebagai variasi baru produk olahan umbi talas . Bahan baku yang melimpah ruah dan murah merupakan kekuatan utama Kerupuk Umbi Talas sehingga memudahkan dalam kepastian ketersediaan bahan baku. Kemantapan produk ini didukung lagi dengan proses dan bahan yang sederhana yang membuat bisnis ini menjadi layak dan dipastikan mendatangkan profit.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik suatu perumusan masalah yaitu :1. Bagaimana pengolahan umbi talas menjadi kerupuk talas ebi sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis talas ?2. Bagaimana cara pemasaran produk cemilan kerupuk sebagai produk baru di masyarakat ?

Gambaran Umum Rencana UsahaUsaha kerupuk dapat dilakukan oleh industri besar-menengah bahkan industri kecil rumah tangga karena proses pembuatannya yang sangat mudah. Jenis usaha kerupuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu usaha kerupuk dengan bahan baku tepung tapioka dan ikan/udang dan usaha kerupuk dengan bahan baku utama tepung saja (baik tepung tapioka, tepung gaplek atau tepung lain tanpa campuran ikan/udang). Jenis kerupuk dengan bahan baku tepung diantaranya adalah kerupuk Kasandra dengan bahan baku hanya tepung tapioka, kerupuk puli dengan bahan baku tepung tapioka. Seperti yang kita ketahui, harga tepung semakin meningkat tiap tahunnya. Padahal tepung tersebut merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan kerupuk. Untuk meminimalisir masalah tersebut, maka kami menggunakan talas sebagai bahan baku pengganti dengan perbandingan talas dan tepung 5 : 1. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan untunk membeli bahan baku dapat diperkecil.

1. TALAS (Colocasia esculenta (L.) Schott )Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1 cm atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Asal mula tanaman ini berasal dari daerah Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang, ke daerah Asia Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 m dpl., baik liar maupun di tanam.Di Indonesia, talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan tambahan. Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin. Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Umbi, pelepah dan daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, obat maupun pembungkus. Daun, sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi. Tanaman ini mempunyai keterkaitan dengan pemanfaatan lingkungan dan penghijauan karena mampu tumbuh di lahan yang agak berair sampai lahan kering.2. UMBI TALASUmbi Talas berbentuk silinder atau lonjong sampai agak bulat. Kulitnya berwarna kemerahan, bertekstur kasar dan terdapat bekas-bekas pertumbuhan akar. Sedangkan warna dagingya putih keruh. Kandungan kimia dalam talas dipengaruhi oleh varietas, iklim, kesuburan tanah, dan umur panen. Umbi talas segar sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat. Kandungan gizi yang terdapat pada 100 gram umbi talas terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 1. Kandungan gizi talasKandungan giziTalas mentah Talas rebus

Energi (kal)120108

Protein (g)1,51,4

Lemak (g)0,30,4

Hidrat arang total (g)28,225,0

Serat (g)0,70,9

Abu (g)0,80,8

Kalsium (mg)3147

Fosfor (mg)6767

Besi (mg)0,70,7

Karoten total00

Vitamin B1 (mg)0,050,06

Vitamin C (mg)24

Air (g)69,272,4

Bagian yang dimakan (%)85100

Sumber : Slamet (1980), majalah gizi dan makanan jilid 4, hal 26, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI.Umbi Talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, essensial oil, resin, gula dan asam-asam organik. Umbi talas mengandung pati yang mudah dicerna kira-kira sebanyak 18,2% dan sukrosa serta gula pereduksinya 1,42%.Tabel 2. Perbedaan Talas antar DaerahKarakteristik (%)Talas Bogor Talas BenengTalas BantenTalas Malang

Kadar air77,0084,6567,0853,50

Kadar pati18,036,9722,0630,84

Kadar protein2,658,771,852,70

Kadar abu7,848,535,371,95

Kadar lemak0,470,461,070,43

Kadar oksalat (ppm)8.578,2861.783,757328,1810.887,61

Rendemen tepung23,0810,2425,3131,33

(BPTP, 2010)Tabel 3. Perbandingan komposisi kimia tepung umbi talas dengan berasKomponenTalasBeras

Kadar air (g/100g)10.209.06

Protein (g/100g)12.2510.50

Lemak (g/100g)0.501.01

Abu (g/100g)4.150.78

Serat kasar (g/100g)0.750.20

Karbohidrat total (g/100g)72,1578.45

Pati (g/100g) Amilosa (g/100g)

Amilopektin (g/100g)67.422.2565.1767.429.3258.10

3. EBI Ebi merupakan salah satu awetan dari udang yang diolah dengan cara perembesan dan penjemuran. Ebi digunakan sebagai penyedap rasa dalam masakan. Selain kaya akan protein hewani, ebi atau udang kering ini tahan lama sehingga dapat disimpan selama berbulan-bulan.D. GAMBARAN POTENSI PASAR 1. PermintaanKerupuk merupakan produk makanan yang memiliki peluang pasar yang cukup luas. Kerupuk banyak disukai dan dapat dikonsumsi oleh semua kalangan, mulai dari anak - anak sampai manula. Disisi lain peluang pasar produk pangan menunjukkan, bahwa makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi sangat digemari, seperti talas yang meilikikandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Campuran ebi juga bermanfaat karena dalam ebi mengandung protein, kalsium dan fosfor yang berguna sebagai antioksidan. Dengan adanya produk Kerupuk Talas Ebi maka dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap makanan dengan kandungan yang bergizi tinggi.Permintaan kerupuk berasal dari usaha penggorengan, agen/toko dan pedagang. Dapat diperkirakan bahwa jumlah konsumsi kerupuk relatif tinggi, karena makanan olahan ini banyak digemari oleh masyarakat luas. Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), penduduk wilayah perkotaan (urban) lebih banyak mengkonsumsi kerupuk dibanding penduduk wilayah pedesaan (rural). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengeluaran untuk konsumsi kerupuk wilayah perkotaan lebih besar dibanding pengeluaran konsumsi kerupuk penduduk wilayah pedesaan. Jumlah konsumsi kerupuk di wilayah perkotaan yang lebih tinggi dibanding pedesaan dikarenakan pendapatan penduduk di kota yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pedesaan. Urbanisasi dan mobilitas penduduk yang sehari-harinya bekerja di kota telah menumbuhkan usaha penjualan makanan. Selain itu sifat kerupuk sebagai makanan pelengkap ini sering diabaikan oleh penduduk desa karena lebih fokus pad a pemenuhan kebutuhan yang lebih pokok.

Tabel. 4.1 Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata perKapita untuk Kerupuk (wilayah) WilayahBanyaknya (ons)Nilai (Rp.)

Perkotaan (Urban)0.193154

Pedesaan (Rural)0.14799

Perkotaan + Pedesaan0.166122

Sumber : Susenas, Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, 2003

Dikatakan bahwa kerupuk merupakan makanan yang sangat digemari. Baik oleh masyarakat luas yang merupakan penduduk miskin, pendapatan menengah maupun pendapatan tinggi. Dari tabel 4.2. berikut dapat diketahui bahwa semakin tlnggi pendapatan yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar jumlah konsumsi kerupuk per bulannya.

Tabel 4.2 Konsumsi Kerupuk Rata-rata per Kapita Menurut Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan

Golongan Pengeluaran (Rp.)Konsumsi (Ons)

Kurang dari 40.000-

40.000-59.9990.075

60.000-79.9990.087

80.000-99.9990.085

100.000-149.9990.128

150.000-199.9990.140

200.000-299.990.196

300.000-499.9990.250

500.000 dan lebih0.305

Sumber : Susenas, Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, 2003

Gambar 4.1 merupakan daerah penghasil umbi talas yang ada di Indonesia

MalangBogorBantenBengkuluNusa Tenggara TimurAceh

Gambar 4.1 Peta penghasil umbi talas di Indonesia

2. PenawaranEdukasi yang terus-menerus dan promosi pasar tentang kandungan antioksidan pada makanan dan manfaatnya bagi tubuh, dapat meningkatkan nilai jual dan minat pasar terhadap produk Kerupuk Talas Ebi. Hal tersebut didukung dengan edukasi yang dilakukan Pemerintah dan LSM yang menyoroti makanan-makanan produk dalam negeri yang kurang fungsional, dengan demikian produk Kerupuk Talas Ebi yang mengkombinasikan antara organoleptik yang optimal dan penambahan nilai gizi diharapkan memiliki minat pasar yang lebih luas daripada produk makanan lainnya yang beredar di masyarakat.

1. Gambaran ManajemenTenaga kerja dalam pembuatan Kerupuk Talas Ebi tahap awal adalah anggota pelaksana sendiri yang beranggotakan dua orang. Namun dengan seiring perkembangan permintaan pasar, tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah tenaga kerja dan melatihnya, serta bekerjasama dengan UMKM makanan ringan di Malang Raya.

1. Langkah-langkah pemasaran1.1 Pengenalan Produk Kerupuk Talas Ebi adalah salah satu jenis makanan baru dan belum dikenal di kalangan masyarakat sehingga harus dilakukan promosi untuk memperkenalkan produk ini kepada masyarakat. Promosi yang dilakukan antara lain : Personal Selling Metode Personal Selling dilakukan secara langsung oleh anggota pelaksana sehingga berhubungan langsung dengan konsumen. Promosi Penjualan (Sales Promotion)Sales Promotion mencakup alat untuk promosi pasar seperti pemberian sampel gratis, potongan harga, percobaan gratis, ataupun dengan promosi bisnis melalui pameran dan kontes khusus. Publikasi Pengedaran brosur modifikasi dalam bentuk stiker dll. Penyebaran informasi mengenai produk Kerupuk Talas Ebi di internet melalui media jejaring social twitter, facebook , dan google. Pameran Kewirausahaan. Pameran Kewirausahaan yang diikuti bertujuan untuk memperluas informasi produk Kerupuk Talas Ebi ke masyarakat. Bergaung dengan komunitas, untuk memperluas jaringan konsumen anggota pelaksana memiliki strategi dengan mengikuti suatu komunitas kewirausahaan agar bisa mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya.

2. Rantai Pemasaran Rantai pemasaran menggambarkan bagaimana kerupuk talas ebi sampai kepada konsumen. Pengusaha kerupuk ikan sebagian besar hanya menghasilkan produk sampai pada kerupuk mentah siap goreng. Hasil produksi berupa kerupuk siap goreng dipasarkan ke konsumen akhir (rumah tangga) melalui 3 cara yaitu:

2.1 Usaha penggorengan Usaha penggorengan merupakan usaha yang timbul sebagai usaha pengolahan lanjutan dari kerupuk ikan. Produk dari usaha ini berupa kerupuk goreng siap konsumsi yang dikemas kemudian dijual ke konsumen melalui toko, pedagang, pasar ataupun langsung ke konsumen akhir.

2.2 Agen/toko Agen/toko ini berfungsi sebagai pengepul yang akan menjual produk kerupuk siap goreng pada penjual eceran atau langsung kepada konsumen akhir.

2.3 Pengecer Pedagang yang menjual langsung kepada konsumen. Produk akan sampai pada konsumen akhir dalam dua bentuk yaitu kerupuk mentah siap goreng dan kerupuk goreng siap konsumsi.Dari pola pemasaran produk di atas, dapat disimpulkan rantai pemasaran kerupuk talas ebi seperti yang terdapat pada gambar 5.2

Gambar 5.2 rantai pemasaran kerupuk talas ebiSedangkan dalam hal pengiriman produk dari produsen ke konsumen ada dua cara :

1. Diambil langsung ke produsen 2. Dikirim oleh produsen kepada agen atau toko pemesan

3. Penjualan dan Pendistribusian Dalam teknik penjualan, kami akan menjual produk Kerupuk Talas Ebi secara langsung maupun melalui pemesanan. Untuk menjaga kepuasan dan mempermudah konsumen, kami melayani pemesanan (delivery) melalui via telepon dan online dengan pelayanan yang terbaik dan selalu menjaga kepuasan konsumen dengan menjaga kualitas, sehingga dengan produk dengan kualitas baik dan mudah didapat akan sangat membantu dalam proses pemasaran. Pendistribusian produk terpusat di sekolah-sekolah, Universitas, serta masyarakat umum, karena produk kerupuk banyak digemari oleh anak-anak hingga manula, dengan produk kerupuk sehat bernilai gizi tinggi membuat produk Kerupuk Talas Ebi memiliki peluang yang sangat besar untuk merebut minat konsumen. Pendistribusian di tingkat Universitas khususnya Universitas Brawijaya dengan jumlah mahasiswa, staf dan dosen yang terdiri dari 16 fakultas dan program vokasi, menjadi titik sasaran penjualan produk Kerupuk Ebi Talas, dan ini belum termasuk sekolah-sekolah dan masyarakat umum di wilayah Malang.

4. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar Persaingan untuk usaha ini cukup tinggi karena jumlah usaha pembuatan kerupuk relatif banyak dan jenis kerupuk yang sangat bervariasi. Peluang pasar untuk produk kerupuk ini dapat diperoleh dengan menghasilkan produk inovasi baru dengan kualitas rasa yang lebih enak dan bermutu karena mempunyai nilai gizi tinggi. Berbagai jenis kerupuk yang ada di pasaran membuat konsumen semakin mempunyai banyak pilihan. Selain produk inovasi baru peluang pasar untuk kerupuk talas ebi adalah segmen pasar yang sangat luas. Produk ini dikonsumsi secara luas dari masyarakat berpenghasilan rendah sampai masyarakat penghasilan tinggi. Kerupuk ikan harganya relatif murah sehingga bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Diperkirakan jumlah konsumsi kerupuk ikan akan meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan gaya hidup masyarakat yang menjadikan kerupuk talas ebi sebagai makanan pelengkap sehari-hari.

5. Kontrol Pasar Kontrol pasar kami lakukan setelah melakukan pengenalan, promosi dan distribusi. Kontrol pasar dilakukan agar bisa melihat sejauh mana minat masyarakah terhadap produk Kerupuk Talas Ebi. Penilaian dilihat dari statistik penjualan produk dan survey lapang tiap bulan. Data yang telah didapat dijadikan sebagai acuan evaluasi produk, sebagai dasar penambahan inovasi baru dalam strategi pemasaran selanjutnya.

Gambaran Produksi1. Tempat/ Lokasi UsahaTempat produksi dilaksanakan di Kota Malang atau lebih tepatnya di Kecamatan Poncokusumo, lokasi ini dipilih kerena merupakan lokasi strategis dengan pusat pemasaran produk sehingga memudahkan mobilitas para pelaksana. Pemilihan Kota Malang sebagai lokasi kebun didasari oeh berberapa aspek diantaranya :

1.1 Bahan BakuLokasi usaha produksi kerupuk talas ebi sebaiknya berada di dekat dengan sumber bahan baku yaitu talas dan ebi. Alasan dipilihnya lokasi di kecamatan tersebut adalah karena ketersediaan bahan baku talas yang cukup besar. Keberlanjutan ketersediaan bahan baku kelapa di Kota Malang ini juga bagus karena ditinjau dari segi geografisnya Kota Malang ini terletak di sebelah utara Gunung Arjuno. Lapisan-lapisan tanah vulkanik yang banyak ditemukan di Malang pada hakikatnya merupakan hasil pembekuan lahar Gunung Arjuno yang telah meletus secara berkala sejak bertahun-tahun yang lalu. Keadaan tanah di daerah Malang yang kebanyakan berupa tanah vulkanik, mengandung abu letusan gunung berapi, pasir dan napal (batu kapur yang tercampur tanah liat). Tanah semacam itu disebut regosol yang baik untuk ditanami berbagai macam tanaman termasuk tanaman kelapa. Berdasarkan data wilayah luas areal perkebunan di Kota Malang, luasnya adalah 19.685 Ha. Lahan seluas itu dapat menghasilkan talas untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku kegiatan produksi perusahaan kami dan pasokannya dapat berjalan continuous.

1.2 Energy AvailabilityKota Malang termasuk daerah tidak terlalu pedalaman sehingga ketersediaan energy listrik dengan kapasitas yang memadai untuk kegiatan industri baik daya maupun tegangan listriknya. ketersediaan energi listrik, Kecamatan Poncokusumo telah diberi pasokan listrik oleh pemerintah daerah sehingga energi listrik untuk produksi dan kegiatan operasional perusahaan menggunakan jasa PLN. Karena dengan menggunakan jasa PLN, perusahaan lebih menghemat biaya dibandingkan harus membuat gardu listik sendiri karena pada dasarnya teknologi yang digunakan untuk memproduksi kerupuk talas ebi bukanlah menggunakan teknologi yang sangat canggih dan total mesinisasi sehingga apabila harus membuat sumber listrik sendiri biaya yang dikeluarkan lebih banyak. Selain listrik ketersediaan solar juga perlu sebagai bahan bakar dari beberapa mesin. Kemudahan dalam pengiriman solar ke daerah Sobang-Banten juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi.

1.3 ClimateMalang sesuai dengan syarat tumbuh talas yang tumbuh di daerah tropis, dan berada di ketinggian 600-1300 mdpl. Hal ini menyebabkan talas bisa tumbuh dengan optimal di Malang karena curah hujannya yang cukup yaitu 1000-2250 mm pertahun. Malang juga cocok untuk kebun talas karena intensitas sinar matahari yang cukup. Kelembapan udara yang dapat membuat talasuihji tumbuh subur berkisar 60-80%.

1.4 TransportasiTersedianya fasilitas transportasi darat dan air yang mendukung contohnya fasilitas jalan antar propinsi yang baik. Kota Malang dilintasi oleh jalan provinsi yang menghubungkan daerah ini dengan beberapa kabupaten dan kota seperti Batu, Sidoarjo, Pasuruan dan Surabaya. Stasiun-stasiun yang berada di Kota Malang adalah Kotabaru, Kotalama dan Stasiun Lawang. Adapun terminal bus dan angkutannya berada di Arjosari, Landungsari dan Gadang.Tersedianya jaringan telekomunikasi yang mampu memenuhi permintaan hubungan dengan wilayah lainnya baik dalam hubungan keluar (outgoing) maupun menerima dari luar (incoming). Tersedianya fasilitas penunjang seperti fasilitas perbankan yang mempunyai layanan transaksi.

1.5 Ketersediaan airTersedianya sumber air sebagai air baku industri baik bersumber dari air permukaan, air tanah dalam ataupun PDAM. Sumber air untuk kegiatan produksi dan operasional didapatkan dari perusahaan itu sendiri dengan membangun instalasi air karena apabila menggantungkan pasokan air dari PDAM, kegiatan produksi tidak akan dapat berjalan dengan lancar karena pasokan air dari PDAM tidak menentu. PDAM yang sudah terdapat di daerah Malang bisa digunakan sebagai keperluan karyawan seperti kebutuhan toilet.Di Kota Malang juga terdapat sungai terpanjang kedua di Jatim yaitu Sungai Brantas, aliran air Sungai Brantas diberi tambahan unsur utama sehingga menyebabkan daerah dataran rendah aluvial yang dilintasi Sungai Brantas, seperti Tulungagung dan Kediri, memiliki tanah yang subur.

1.6 Taxation and Loyal RestictionsKemudahan dalam pemberian ijin pendirian pabrik juga merupakan salah satu alasan dipilihnya Kota Malang sebagai tempat lokasi pendirian pabrik kerupuk talas ebi dari talas. Malang merupakan daerah yang relatif aman dari segi sosial-masyarakat dan politiknya serta besarnya pajak yang telah terdapat pada peraturan daerah Kota Malang, sehingga mempermudah proses pembayaran pajak nantinya.

1.7 Site CharacteristicsKota Malang, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini berada terletak pada ketinggian antara 429 - 667 meter diatas permukaan air laut., terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang. Di sebelah utara Kota Malang terdapat Gunung Arjuno yang merupakan salah satu gunung yang masih aktif di Jawa Timur. Daerah Malang sering terkena lahar Gunung Arjuno yang sudah meletus puluhan kali terhitung sejak tahun 1331. Lapisan-lapisan tanah vulkanik yang banyak ditemukan di Malang pada hakikatnya merupakan hasil pembekuan lahar Gunung Arjuno yang telah meletus secara berkala sejak bertahun-tahun yang lalu. Keadaan tanah di daerah Malang yang kebanyakan berupa tanah vulkanik, mengandung abu letusan gunung berapi, pasir dan napal (batu kapur yang tercampur tanah liat). Tanah tersebut pada umumnya berwarna abu-abu kekuningan, bersifat masam, gembur dan peka terhadap erosi. Tanah semacam itu disebut regosol yang dapat dimanfaatkan untuk menanam.

1.8 Flood and Fire ProtectionsKota Malang tidak pernah memiliki catatan banjir bandang atau kebakaran besar-besaran. Hal ini mempengaruhi juga alasan dipilihnya Kota Malang sebagai lokasi karena termasuk aman dari banjir dan kebakaran. Selama ini Kota Malang hanya pernah terkena banjir dan kebakaran yang bisa dibilang kecil. Kebakaran bisa dicegah dengan adanya unit Pemadam Kebakaran di Kota Malang sebanyak 4 unit.

1.9 Community Factors Kota Malang termasuk daerah dengan penduduk mayoritas suku Jawa yang cenderung terbuka dengan realisasi sebuah industri. Maka dari itulah, Kota Malang menjadi daerah yang aman untuk dijadikan lokasi berdirinya pabrik kerupuk talas ebi.

2. Perencanaan Bahan BakuTerdapat bermacam-macam jenis kerupuk yang pembuatannya menggunakan bahan baku yang berbeda-beda. Seperti namanya, kerupuk talas ebi merupakan kerupuk yang berbahan baku talas dan ebi atau udang kering. Berbagai jenis talas dapat dlgunakan untuk pembuatan kerupuk talas ebi ini. Adapun jenis ikan yang sering dibuat antara lain Talas Sutera, Talas Bentul dan Talas Ketan. Selain ikan, usaha ini menggunakan bahan baku lain yaitu ebi, tepung dan minyak goreng.Bahan baku talas diperoleh dari petani talas yang berada di kota Malang, sedangkan ebi serta bahan penunjang seperti tepung, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, garam, dan penyedap dapat diperoleh dari pasar tradisional maupun modern.

3. Fasilitas Produksi3.1 Bangunan untuk proses produksi Bangunan digunakan untuk aktivitas proses produksi yang meliputi penyiapan bahan baku, pembuatan adonan, pencetakan, pengukusan, pendinginan, pemotongan, pengeringan penjemuran dan penyimpanan. Luas lahan yang digunakan tergantung pada jenis dan banyaknya fasilitas yang dimiliki atau dengan kata lain skala usaha yang dimiliki. Layout pabrik diatur sesuai dengan urutan tahap-tahap produksi. Hal ini memudahkan untuk proses pemindahan barang dari masing-masing tahap. Ruangan untuk tempat pemotongan misalnya merupakan ruangan yang langsung tembus ke lahan penjemuran untuk memudahkan proses pengangkutan kerupuk setelah dipotong untuk selanjutnya dijemur. Gudang penyimpanan output disesuaikan dengan jumlah produksi.

3.2 Lahan penjemuran Lahan penjemuran untuk pengeringan kerupuk ini relatif lebih luas dibandingkan bangunan tempat produksi yang lain. Tanah yang digunakan untuk penjemuran disemen agar kerupuk basah yang dijemur tidak kotor oleh tanah. Di pinggir-pinggir lahan penjemuran diberi atap untuk penyimpanan sementara kerupuk yang belum kering pada waktu malam hari atau saat hujan.

4. Diagram Alir

DikukusDicetakNaClDikupasDirendam selama 30 menitDihaluskanBumbuTalas, ebi, dan bumbu dicampur rataTalasDicuci DihaluskanEbi kering

DijemurPengemasanPenggorengan

5. Alat dan Mesin ProduksiAlat dan mesin yang digunakan adalah sebagai berikut: Kompor gasKompor gas digunakan untuk menggoreng kerupuk talas ebi. Kulkas atau lemari esKulkas digunakan untuk menyimpan dan mendinginkan adonan kerupuk talas ebi. WajanWajan digunakan untuk menggoreng adonan kerupuk talas ebi. Gelas takaran Gelas takaran digunakan untuk menentukan ukuran bahan yang akan digunakan. TerpalTerpal digunakan untuk menjemur adonan kerupuk yang telah di iris dan di bentuk. BaskomBaskom digunakan untuk mencampur semua bahan yaitu tepung, talas, ebi, bawang merah, bawang putih, air, dan garam. SendokAlat ini digunakan untuk mengambil garam dan penyedap. CentongCentong digunakan untuk membantu untuk mengaduk adonan kerupuk talas ebi. BlenderBlender disini digunakan untuk menghaluskan bawah putih dan bawang merah. PisauPisau digunakan sebagai pemotong talas, bawang merah, dan bawang putih. SpatulaSpatula digunakan untuk mengaduk kerupuk talas ebi dalam proses penggorengan.

6. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang diperlukan dalam pembuatan kerupuk tidak memerlukan keahlian khusus. Dalam hal ini tenaga kerja pria dan wanita dapat dipekerjakan pada semua tahap pembuatan. Akan tetapi tenaga kerja laki-laki sebagian besar ditempatkan pada proses penyiapan bahan, peneetakan, pengukusan, dan pemotongan sedangkan tenaga kerja wanita banyak digunakan pada tahap pemotongan, penjemuran dan pengepakan. Selain tenaga kerja tetap, maka diperlukan tenaga kerja borongan jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan pesanan atau pada musim kemarau dimana proses produksi meningkat.

7. Teknologi Dalam usaha pembuatan kerupuk ikan dapat menggunakan teknologi tradisional ataupun teknologi modern. Perbedaan teknologi ini berkaitan dengan jenis peralatan yang digunakan selama proses produksi.

7.1 Teknologi tradisional Peralatan yang digunakan pada teknologi ini mudah diperoleh sebab merupakan peralatan yang sering dipakai dalam rumah tangga pada umumnya. Selain alat, tenaga kerja merupakan faktor utama dalam hasil produksi kerupuk, sebab beberapa proses produksi mengandalkan tenaga manusia. Penggunaan peralatan sederhana ini sangat mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan dan mutu. Dengan hanya menggunakan teknologi tradisional ini terkadang hanya dapat menghasilkan 1 (satu) kali adonan. Kapasitas produksi dengan alat sederhana ini sangat kecil dengan mutu yang kurang baik.

7.2 Teknologi modern Pembuatan kerupuk dengan teknologi modern menggunakan peralatan seperti mesin cetak otomatis yang menghasilkan bentuk yang lebih variatif, mesin pemotong yang lebih eepat dan penggunaan oven, Penggunaan teknologi ini dapat menghasilkan jumlah produksi yang berlipat-lipat jika dibandingkan dengan teknologi sederhana. Dalam satu hari dapat dilakukan 3-4 kali adonan kerupuk. Selain itu dengan teknologi ini akan menghemat jumlah tenaga kerja yang digunakan yang akan menurunkan biaya operasional.

7.3 Teknologi menengah Pada pembuatan kerupuk dengan teknologi menengah menggunakan peralatan yang terdiri dari mesin-mesin dengan kapasitas yang relatif masih rendah.

8. Proses ProduksiPengolahan kerupuk ikan hanya dari pengolahan bahan mentah sampai pada proses kerupuk siap goreng. Adapun proses pengolahannya adalah sebagai berikut:

a) Proses penyiapan bahan baku Proses penyiapan bahan baku adalah persiapan daging ikan, tepung serta bumbu-bumbu sesuai dengan perhitungan komposisi masing-masing bahan untuk setiap adonan. Dalam proses ini Bahan baku ikan perlu mendapat perhatian utama. Mutu ikan yang digunakan akan mempengaruhi mutu produksi kerupuk ikan, oleh karena itu perlu dipilih ikan yang masih segar. bengan demikian diperlukan pengetahuan untuk mengetahui tanda-tanda ikan dengan mutu yang baik (masih segar).

b) Mengupas umbi talas sehingga talas terpisah dari kulitnya.

Gambar 1. Pengupasan talas

c) Kemudian mencucinya hingga bersih dan direndam dengan air yang ditambahkan garam dapur (NaCl) selama 30 menit agar rasa gatal dari umbi talas dapat dihilangkan kemudian ditiriskan.

Gambar 2. Pencucian umbi talas

d) Langkah selanjutnya, cucilah ebi/ udang kering setelah itu tiriskan ebi yang telah dicuci menggunakan saringan. Pencucian dan penirisan ini dilakukan agar ebi bersih dari kotoran yang menempel selama proses penyimpanan.

Gambar 3. Penirisan ebi dengan saringan

e) Kemudian ebi dihaluskan dengan menggunakan blender. Penghalusan ebi ini ditujukan agar struktur ebi lebih halus sehingga dalam proses pencampuran ebi ke dalam adonan menjadi lebih cepat.

Gambar 4. Ebi yang telah dihaluskan

f) Umbi talas yang sudah ditiriskan dihaluskan dengan menggunakan parutan/kukuran hingga halus.

Gambar 5. Pemarutan talas

g) Memasukkan umbi talas, ebi, tepung terigu dan bumbu-bumbu lainnya ke dalam baskom dan dicampurkan hingga merata sehingga membentuk adonan yang dapat dibentuk.

Gambar 6. Adonan dalam baskom

h) Langkah selanjutnya adalah pencetakan adonan kerupuk talas ebi. Pencetakan adonan dapat dilakukan dengan tangan ataupun dengan mesin. Dengan menggunakan tangan adonan dibentuk silinder dengan panjang kurang lebih 30 cm dan diameter 5 cm.

Gambar 7. Pembentukan adonan

i) Mengukus atau merebus adonan tersebut hingga matang (sekitar 1 jam). Setelah matang, diangkat dan ditiriskan. Setelah 1 jam, adonan tersebut dimasukkan ke dalam pendingin sekitar 1 jam hingga mengeras. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengirisan dalam membuat kerupuk.

Gambar 8. Pengukusan adonan kerupukj) Setelah mengeras, adonan diiris tipis-tipis dan kemudian dijemur hingga mengering di bawah matahari dengan di alaskan bambu atau terpal plastik.

Gambar 9. Penjemuran adonan kerupuk

k) Setelah dikeringkan, kerupuk singkong ebi tersebut dapat dikemas dalam bentuk kerupuk mentah atau dapat dikemas dalam bentuk kerupuk siap makan.

l) Untuk kerupuk siap makan, setelah kering, kerupuk langsung digoreng hingga matang dan renyah. Kemudian langsung dikemas ke dalam plastik kemasan yang ada dan diberi label di setiap kemasan.

Gambar 10. Penggorengan kerupuk

9. Kendala Produksi

Dilihat dari sisi tenaga kerja, usaha kerupuk talas ebi ini tidak menemui kesulitan. Setiap proses produksi dapat dikerjakan oleh tenaga kerja tanpa memerlukan keahlian khusus. Kesulitan yang sering dijumpai dalam usaha ini adalah ketika terjadi kelangkaan bahan baku ikan dan penurunan produksi pada saat musim hujan. Kesulitan bahan baku terjadi ketika pasokan ebi atau udang kering menurun sehingga menyebabkan harga ebi. Pada kondisi ini pengusaha kerupuk mengalami penurunan pasokan talas karena jumlah produksi ebi yang menurun tersebut lebih banyak diarahkan untuk konsumsi sehari-hari secara langsung. Di pihak lain pengusaha tidak dapat menaikkan harga sesuai dengan kenaikan harga bahan bakunya karena tidak dapat mempengaruhi harga kerupuk talas ebi di pasar. Hal inilah yang menyebabkan pengusaha mengurangi jumlah produksinya. Pada musim hujan terjadi penurunan jumlah produksi dan penurunan mutu produk. Penurunan jumlah produksi dikarenakan kurangnya sinar matahari yang menghambat proses penjemuran. Meskipun pengeringan kerupuk dapat dilakukan dengan oven (dryer), tetapi jumlah produk yang dihasilkan juga sedikit sebab mutunya tidak sebagus jika pengeringan dengan sinar matahari. Sedikitnya sinar matahari pada musim hujan juga menurunkan mutu kerupuk karena harus dijemur berhari-hari. Kendala produksi di atas biasanya diantisipasi oleh pengusaha dengan memproduksi dalam jumlah yang besar pada musim kemarau untuk stok musim hujan, karena pada musim hjjan terjadi kenaikan harga kerupuk yang diakibatkan oleh jumlah permintaan yang tldak bisa diperrmhi oleh produsen seperti hari-hari biasanya.

Aspek Ekonomi dan Sosial Usaha pembuatan kerupuk talas ebi mempunyai dampak yang positif baik bagi pengusaha maupun penduduk wilayah setempat. Bagi pengusaha dampak ekonomis dari usaha ini adalah peningkatan pendapatan. Usaha kerupuk talas ebi merupakan bisnis yang sangat menguntungkan karena mempunyai peluang pasar yang sangat luas. Banyaknya industri rumah tangga untuk usaha ini dapat memacu kenaikan pendapatan rumah tangga sehingga kesejahteraan rumah tangga meningkat. Secara makro produksi kerupuk ikan yang tinggi dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah setempat. Meskipun bisa dikatakan harga per unit kerupuk ikan relatif murah, tetapi perlu diingat bahwa komoditi ini dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat. Kesempatan untuk ekspor ke luar negeri masih terbuka lebar sehingga dapat menjadi peluang untuk menambah devisa. Selain merupakan bisnis yang menguntungkan, usaha ini akan memberi dampak sosial yang positif melalui penyerapan tenaga kerja. Tenaga kerja yang ada biasanya berasal dari saudara, tetangga sekitar atau penduduk wilayah setempat. Dengan menciptakan pekerjaan yang dapat menyerap pekerja dari wilayah sekitar usaha, secara tidak langsung usaha ini telah membantu mengurangi jumlah pengangguran khususnya di daerah tersebut. Dengan berkurangnya pengangguran di daerah tersebut akan meningkatkan pendapatan sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

Aspek Dampak lingkunganAspek dampak lingkungan berkaitan dengan dampak limbah yang dlhasilkan dari usaha ini adalah tidak menghasilkan Iimbah yang membahayakan bagi manusia maupun lingkungan tempat tinggalnya. Hasil limbah sebagian besar merupakan air kotor sisa pembersihan. Biasanya air ini dibuang melalui saluran air dan dapat langsung meresap ke tanah. Air limbah ini tidak mengandung zat-zat kimia yang membahayakan organisme tanah, dan tanaman. Selain air, usaha ini juga menimbulkan bau amis dari ebi yang diolah. Akan tetapi bau ini tidak sampai mengganggu udara secara luas karena jangkauannya tidak jauh. Dapat dikatakan bahwa usaha kerupuk talas ebi relatif aman bagi Iingkungan karena tidak menghasilkan limbah yang membahayakan bagl kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya

H. Rincian Biayaa. BahanNama BahanHarga SatuanJumlahHarga Total

Ubi2500/kg15 kg37.500

Ebi55000/kg1 kg55.000

Tepung10000/liter3 kg30.000

Minyak10000/liter5 liter50.000

Bawang merah20000/kg kg5.000

Bawang putih12000/kg kg6.000

Bumbu (garam + penyedap)40004.000

= 187.500

b. AlatNama AlatHarga SatuanJumlahHarga Total

Kulkas120000011.200.000

Blender1500001150.000

Kompor minyak1500001150.000

Wajan ukuran besar1000001100.000

Dandang50000150.000

Pisau15000345.000

= 1.695.000

PENUTUP

1. KesimpulanTalas merupakan tanaman penghasil umbi-umbian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hasil olahan talas juga sering kita nikmati sebagai pemenuhan kebutuhan hidup terutama dari segi pangan. Meskipun tanaman talas ini banyak digemari para konsumen, namun sampai saat ini penanaman talas masih kurang optimal. Pengolahan talas menjadi produk pangan pun masih sederhana, yaitu dengan cara menggoreng, merebus dan mengukus talas. Oleh karena itu, Kerupuk Talas Ebi merupakan terobosan inovasi baru produk makanan yang layak masuk dalam persaingan industri makanan di Indonesia.Keunggulan yang ditampilkan pada produk ini adalah inovasi talas dan juga ebi yang dimanfaatkan menjadi produk baru yaitu kerupuk talas ebi sebagai produk camilan yang memiliki nilai gizi yang tinggi, baik gizi yang berasal dari umbi talas maupun dari ebi/udang kering. Selain itu, keunikan produk juga menjadi salah satu kelebihan produk ini. Karena seperti yang kita ketahui krupuk yang beredar di pasaran rata- rata berbahan baku tepung, sedangkan produk kerupuk talas ebi ini berbahan baku utama talas dan ebi yang masih belum ada di pasaran. Keunggulan lain dari produk talas ebi adalah memiliki daya simpan yang lebih lama yaitu kurang lebih satu bulan. Dengan adanya Kerupuk Talas Ebi dapat memberi solusi bisnis dengan meningkatkan nilai ekonomis umbi talas sebagai variasi baru produk olahan umbi talas . Bahan baku yang melimpah ruah dan murah merupakan kekuatan utama Kerupuk Umbi Talas sehingga memudahkan dalam kepastian ketersediaan bahan baku. Kemantapan produk ini didukung lagi dengan proses dan bahan yang sederhana yang membuat bisnis ini menjadi layak dan dipastikan mendatangkan profit.

2. SaranDalam pembuatan Kerupuk Talas Ebi ini sebaiknya digunakan talas bonang, talas sutera, atau talas ketan yang dihasilkan dari daerah Malang dan Bogor karena jenis talas lain seperti talas sente dan talas bonang biasanya tidak dikonsumsi karena rasanya tidak enak dan menyebabkan gatal di mulut.Selain itu, dalam proses pembuatan kerupuk talas ebi perlu memperhatikan kebersihan baik tempat produksi, alat produksi, dan karyawan agar tidak terjadi pencemaran makanan yang bisa merusak kualitas kerupuk talas ebi tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

Anneahira. 2013. Kandungan Gizi dan Manfaat Umbi Talas, http://permathic.blogspot.com/2013/07/kandungan-gizi-dan-manfaat-umbi-talas.html (diunduh pada 1 Desember 2013)

Bambang, 2013. Daftar Harga Barang Elektronik Terbaru,http://pasar-harga.blogspot.com/2013/08/daftar-harga-barang-elektronik-terbaru.html (diunduh pada 23 Desember 2013)

Bagus, Eko. 2011. Cara Budidaya Talas,http://tipspetani.blogspot.com/2011/02/cara-budidaya-talas.html (diunduh pada 5 Januari 2014)

Direktorat Budidaya Kacang dan Umbi. 2009. Umbi Umbian Talas, http://bukabi.wordpress.com/2009/01/27/umbi-umbian-talas/ (diunduh pada 18 Desember 2013)

Rahimawati. 2013. Isi Kandungan Gizi Udang Kering Komposisi Nutrisi Bahan Makanan, http://www.organisasi.org/2013/isi-kandungan-gizi-udang-kering-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html (diunduh pada 1 Desember 2013)

Riezkan, Aditya. 2010. Studi Kelayakan Usaha Kerupuk Ikan,http://buabuazone88.blogspot.com/2010/01/studi-kelayakan-usaha-kerupuk-ikan-di.html (diunduh pada 2 Januari 2014)

Sidik, Yanto. 2013. Pentingnya Manajemen Bagi UKM,http://manajemenppm.wordpress.com/2013/05/20/pentingnya-manajemen-bagi-ukm.html (diunduh pada 2 Januari 2014)

DAFTAR ISI

A.Latar Belakang1B.Rumusan Masalah2C.Gambaran Umum Rencana Usaha31. Talas........................................................................................32. Umbi Talas..............................................................................43. Ebi............................................................................................5D. GAMBARAN POTENSI PASAR71. Permintaan.............................................................................72. Penawaran............................................................................10E.Gambaran Manajemen101. Langkah Pemasaran.............................................................102. Pemasaran............................................................................113. Penjualan dan Pendistribusian.............................................12 4. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar...............................135. Kontrol Pasar.......................................................................13

F.Gambaran Produksi131. Tempat atau Lokasi Usaha....................................................142. Perencanaan Bahan Baku.....................................................173. Fasilitas Produksi..................................................................174. Diagram Alir.........................................................................195. Alat dan Produksi Mesin......................................................206. Tenaga Kerja........................................................................217. Teknologi.............................................................................218. Proses Produksi....................................................................229. Kendala Produksi.................................................................28G.Aspek Ekonomi dan Sosial27H.Aspek Dampak lingkungan28H. Rincian Biaya29PENUTUP30DAFTAR RUJUKAN32

34

33