surya digimag 27 jjanuari 2015

1
K ETIKA mendapat tugas dari dosen mata kuliah Bidang Humas, seisi ke- las memutar otak. Kegiatan apa yang meriah sekaligus bermanfaat. Dengan ide bermacam-macam seharus- nya semua mengalir. Akan tetapi, ternyata tidak. Ide itu mengalir begitu saja tanpa sempat ditangkap. Akhirnya dipilih ide peduli anak berkebutuhan khusus (ABK). Yang akan dilakukan pada ABK adalah tentang makanan yang diolah kreatif. Selama satu bulan semua mencari infor- masi untuk melaksanakan acara bagi ABK. Sayang sekali, satu bulan itu juga semua mahasiswa didera pekerjaan bertumpuk. Fredy Harianto, ketua kelompok, bersama Haryanto yang menjadi wakil berdiskusi dan mendapat ide. Program untuk ABK dialihkan menjadi kepedulian terhadap lingkungan pada anak usia dini (PAUD). Awal tahun ini semua langsung berbagi tugas. Tidak ada waktu lagi untuk berdebat. “Pertimbangannya, lomba dan kegiatan untuk anak PAUD selalu menarik. Dengan kegiatan yang mendidik dan memberi pengalaman baru, tentu akan bermanfaat untuk mereka. Ditambah dengan peme- nang yang diumumkan, tentu itu menjadi kebanggaan,” kata Fredy. Awalnya PAUD yang dipilih di daerah Kedinding Surabaya dan Gedangan Sidoarjo karena di lokasi tersebut banyak terdapat PAUD. Akan tetapi, karena lokasinya berjauhan, dua wilayah itu diganti. Akhirnya diputuskan mengadakan acara di Kelurahan Gayungan Surabaya. Pertemuan dengan Ny Bambang, Sekretaris PKK Kelurahan Gayungan, menghasilkan keputusan positif. Mahasiswa Unitomo mengadakan lomba mewarna dan kreati- vitas yang dipadukan dengan kepedulian terhadap lingkungan. Kepedulian terhadap lingkungan dipilih karena berdekatan dengan Hari Lingkungan Hidup pada 10 Januari. Semua senang karena pihak kelurahan memperbolehkan mahasiswa menggunakan balai kelurahan untuk berkegiatan. “Kami pilih PAUD karena anak harus diberi pengetahuan sejak dini tentang lingkungan. Secara tidak langsung kami ber- pesan melalui kegiatan ini mencegah lebih baik dari pada mengobati. Kami juga ingin program ini juga masuk dalam kurikulum sekolah. Tujuannya agar siswa bisa lang- sung mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari di mana pun mereka berada,” kata Haryanto. (rotua novel) A NAK dapat men- jadi perpanjangan penyampai infor- masi. Itu juga yang terjadi ketika ma- hasiswa ingin berbicara tentang lingkungan hidup. Kepedulian akan lingkungan hidup dapat dimulai dari anak-anak. Jika mereka terbiasa dekat dengan alam, kelak anak akan peduli pada lingkungannya. Mereka juga lebih mudah mengajak ayah dan ibu serta orang lain untuk mengikuti apa yang dila- kukannya. Memenuhi tugas mata kuliah Bidang Humas yang menuntut mahasiswa berkomunikasi dengan berbagai lapisan, membuat mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya mencari cara yang paling efektif. Menyampaikan informasi dengan gaung yang cukup kuat memerlukan cara khusus. Fredy Harianto, Haryanto, Rotua Novel Handyta Gultom, Bayu Nugroho, Maureen, Hersa, Citra, Erlin, dan Niar menemukan cara yang mung- kin berbeda dengan kelompok lain. Mereka justru menggu- nakan kekuatan anak-anak untuk menularkan kepedulian terhadap lingkungan hidup. “Kegiatan menanam pohon bersama dan lomba mewarnai beserta kreativitas bagi PAUD adalah bentuk kepedulian ter- hadap lingkungan,” kata Fredy yang menjadi ketua kelompok. Anak-anak dipilih karena pada usia dini mereka memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap se- gala sesuatu. “Anak-anak juga memiliki jika petualang serta minat kuat untuk mengobserva- si lingkungan,” tambah Fredy. Acara yang dilaksanakan Sabtu (17/1) adalah Lomba Mewarnai dalam Menciptakan Kepedulian Lingkungan Hidup bagi Anak PAUD di Kelurahan Gayungan Surabaya. Melihat semangat para bunda PAUD ketika diajak bergabung, mahasiswa juga semakin bersemangat. Dibantu oleh Ny Bambang, Sekretaris PKK Kelurahan Gayungan, para mahasiswa menyambut anak-anak. Ketika anak-anak datang, semua menyambut dengan gembira. Anak-anak dengan berani langsung mencari posisi di tempat yang sudah disedia- kan. Mereka menggelar alas duduk. Dibantu bunda PAUD dan orang tua yang meng- antar, meja-meja gambar dibuka. Setelah menerima kertas, perwakilan PAUD di Kelurahan Gayungan Surabaya itu langsung sibuk mewarnai. Gaya mereka mewarnai gambar bermacam-macam. Ada yang serius dan tekun, ada juga yang lebih sering menerawang mencari ide warna. Lupa Yel-yel Tidak sampai setengah jam, ada anak mengangkat tangan. Siswa TK Harapan Bunda itu dengan polos minta berhenti. “Boleh nggak Mama yang me- warnai? Aku capek,” katanya pada panitia. Tidak berapa lama anak-anak sudah menyelesaikan peker- jaan. Sempat terjadi keributan ketika gambar satu peserta ditarik oleh peserta lain yang ternyata kakaknya. Rupanya, si kakak juga ingin mengikuti lomba. Karena tidak ada yang mau mengalah, keduanya menangis. Citra, mahasiswa Unitomo, langsung melerai dan mere- dakan tangis itu. “Harus sabar menghadapi tingkah anak-anak. Mereka selalu ingin mencoba,” kata Citra. Usai mewarna, anak-anak diajak untuk menanam. Bermain tanah menjadi aktivitas yang menyenangkan. Jika tidak disudahi, mereka terus ingin bermain tanah. Setelah mencuci tangan, anak-anak kembali ke balai kelurahan. Kali ini mereka tampil bergantian dalam lomba yel-yel. Yel-yel yang sudah disiapkan kadang-kadang lupa begitu di depan penonton. Ada yang bingung dengan gerakan yang harus dilakukan, ada juga yang justru takjub melihat temannya meneriakkan yel-yel. Akan tetapi, anak-anak itu pantang menyerah. Mereka berusaha menyelesaikan tugas dengan baik meski akhirnya didampingi bunda PAUD. “Saya senang mengikut- kan anak-anak di PAUD saya karena mereka belajar tentang lingkungan dan kreativitas. Mudah-mudahan acara seperti ini rutin diadakan setiap bulan agar anak-anak berani,” kata Endang, bunda PAUD dari Kuncup Harapan. (rotua novel) Berbicara melalui anak-anak sering lebih efektif untuk mengingatkan orang dewasa di sekitarnya. Anak- anak dengan mudah dan tanpa beban akan menyampaikan apa yang dialaminya kepada lingkungannya. K ETIKA sebagian anak tekun masih mewarnai kertas gambar, sebagian lagi digiring ke luar balai kelurahan. Mereka yang sudah selesai mewarnai diajak bermain tanah. Ketika mendengar akan diajak bertanam, anak-anak sangat gembira. Mereka sudah membayangkan asyiknya bermain tanah. Justru para orang tua yang mengantar yang agak waswas khawatir tangan dan seragam anaknya kotor. Beberapa mahasiswa Unitomo yang bertugas dengan sigap memberi contoh cara menanam. Tanah yang sudah gembur digali. Tanaman kecil dimasukkan dan tanah kembali ditutupkan hingga akar tertutup. Anak-anak memperhatikan arahan dengan serius. Ketika mereka boleh memulai, semua berdesakan. Tanaman yang dibagikan membuat mereka gembira. Apalagi kali ini mereka boleh menggali tanah dengan tangan tanpa khawatir kotor. Tanaman dimasukkan ke dalam lu- bang sesuai dengan contoh kemudian ditambah tanah gembur. Ketika ada beberapa tanaman yang tidak tegak langsung dikoreksi oleh teman di dekatnya. Mereka puas melihat hasil menanam pagi itu. “Kita menunggu tanaman ini besar dan berbunga. Semua perlu dirawat. Karena itu, jangan dibiasakan memetik dan merusak tanaman karena merawatnya sulit,” kata Bunda Endang dari PAUD Kuncup Harapan Surabaya. Sebelum meninggalkan tanaman yang baru ditanam, masih ada satu langkah lagi. Mereka harus menyi- rami dengan air. Semua bergantian menyirami tanaman. “Sebelum kembali ke balai kelurah- an, semua diajak mencuci tangan,” kata Maureen, salah satu mahasiswa Unitomo. Cara mencuci tangan dengan benar pun diajarkan. Jadi, anak-anak tidak hanya belajar secara kognitif. Mereka juga mempraktikkan cara menanam sekaligus mencuci tangan. Begitu tangan bersih kembali, sa- atnya mengikuti lomba yel-yel. Hihi- hi… melihat anak-anak maju dengan yel-yel dan gerakannya, semua ber- kali-kali tertawa. Anak-anak sangat menikmati tepuk tangan penonton. (rotua novel) SELASA 27 JANUARI 2015 surya.co.id | surabaya.tribunnews.com Digi Mag Digital Magazine ENDANG ___BUNDA PAUD DARI KUNCUP HARAPAN___ Fikom Universitas Dr Soetomo Surabaya join facebook.com/suryaonline follow @portalsurya

Upload: harian-surya

Post on 07-Apr-2016

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Fikom Universitas Dr Soetomo Surabaya : Anak-anak itu Humas Paling Hebat

TRANSCRIPT

Page 1: Surya Digimag 27 Jjanuari 2015

KetiKa mendapat tugas dari dosen mata kuliah Bidang Humas, seisi ke-las memutar otak. Kegiatan apa yang

meriah sekaligus bermanfaat. Dengan ide bermacam-macam seharus-

nya semua mengalir. akan tetapi, ternyata tidak. ide itu mengalir begitu saja tanpa sempat ditangkap. akhirnya dipilih ide peduli anak berkebutuhan khusus (aBK). Yang akan dilakukan pada aBK adalah tentang makanan yang diolah kreatif.

Selama satu bulan semua mencari infor-masi untuk melaksanakan acara bagi aBK. Sayang sekali, satu bulan itu juga semua mahasiswa didera pekerjaan bertumpuk.

Fredy Harianto, ketua kelompok, bersama Haryanto yang menjadi wakil berdiskusi dan mendapat ide. Program untuk aBK dialihkan menjadi kepedulian terhadap lingkungan pada anak usia dini (PaUD).

awal tahun ini semua langsung berbagi tugas. tidak ada waktu lagi untuk berdebat.

“Pertimbangannya, lomba dan kegiatan untuk anak PaUD selalu menarik. Dengan kegiatan yang mendidik dan memberi pengalaman baru, tentu akan bermanfaat untuk mereka. Ditambah dengan peme-nang yang diumumkan, tentu itu menjadi kebanggaan,” kata Fredy.

awalnya PaUD yang dipilih di daerah Kedinding Surabaya dan Gedangan Sidoarjo karena di lokasi tersebut banyak terdapat PaUD. akan tetapi, karena lokasinya berjauhan, dua wilayah itu diganti.

akhirnya diputuskan mengadakan acara di Kelurahan Gayungan Surabaya. Pertemuan dengan Ny Bambang, Sekretaris PKK Kelurahan Gayungan, menghasilkan keputusan positif. Mahasiswa Unitomo mengadakan lomba mewarna dan kreati-vitas yang dipadukan dengan kepedulian terhadap lingkungan.

Kepedulian terhadap lingkungan dipilih karena berdekatan dengan Hari Lingkungan Hidup pada 10 Januari. Semua senang karena pihak kelurahan memperbolehkan mahasiswa menggunakan balai kelurahan untuk berkegiatan.

“Kami pilih PaUD karena anak harus diberi pengetahuan sejak dini tentang lingkungan. Secara tidak langsung kami ber-pesan melalui kegiatan ini mencegah lebih baik dari pada mengobati. Kami juga ingin program ini juga masuk dalam kurikulum sekolah. tujuannya agar siswa bisa lang-sung mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari di mana pun mereka berada,” kata Haryanto. (rotua novel)

aNaK dapat men-jadi perpanjangan penyampai infor-masi. itu juga yang terjadi ketika ma-

hasiswa ingin berbicara tentang lingkungan hidup. Kepedulian akan lingkungan hidup dapat dimulai dari anak-anak. Jika mereka terbiasa dekat dengan alam, kelak anak akan peduli pada lingkungannya. Mereka juga lebih mudah mengajak ayah dan ibu serta orang lain untuk mengikuti apa yang dila-kukannya.

Memenuhi tugas mata kuliah Bidang Humas yang menuntut mahasiswa berkomunikasi dengan berbagai lapisan, membuat mahasiswa Fakultas ilmu Komunikasi Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya mencari cara yang paling efektif. Menyampaikan informasi dengan gaung yang cukup kuat memerlukan cara khusus.

Fredy Harianto, Haryanto, Rotua Novel Handyta Gultom, Bayu Nugroho, Maureen, Hersa, Citra, erlin, dan Niar menemukan cara yang mung-kin berbeda dengan kelompok lain. Mereka justru menggu-nakan kekuatan anak-anak untuk menularkan kepedulian terhadap lingkungan hidup.

“Kegiatan menanam pohon bersama dan lomba mewarnai beserta kreativitas bagi PaUD adalah bentuk kepedulian ter-hadap lingkungan,” kata Fredy yang menjadi ketua kelompok.

anak-anak dipilih karena pada usia dini mereka memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap se-gala sesuatu. “anak-anak juga memiliki jika petualang serta minat kuat untuk mengobserva-si lingkungan,” tambah Fredy.

acara yang dilaksanakan Sabtu (17/1) adalah Lomba Mewarnai dalam Menciptakan Kepedulian Lingkungan Hidup bagi anak PaUD di Kelurahan Gayungan Surabaya. Melihat semangat para bunda PaUD ketika diajak bergabung, mahasiswa juga semakin bersemangat.

Dibantu oleh Ny Bambang, Sekretaris PKK Kelurahan Gayungan, para mahasiswa menyambut anak-anak. Ketika anak-anak datang, semua menyambut dengan gembira.

anak-anak dengan berani langsung mencari posisi di tempat yang sudah disedia-

kan. Mereka menggelar alas duduk. Dibantu bunda PaUD dan orang tua yang meng-antar, meja-meja gambar dibuka. Setelah menerima kertas, perwakilan PaUD di Kelurahan Gayungan Surabaya itu langsung sibuk mewarnai.

Gaya mereka mewarnai gambar bermacam-macam. ada yang serius dan tekun, ada juga yang lebih sering menerawang mencari ide warna.

Lupa Yel-yeltidak sampai setengah jam,

ada anak mengangkat tangan. Siswa tK Harapan Bunda itu dengan polos minta berhenti. “Boleh nggak Mama yang me-warnai? aku capek,” katanya pada panitia.

tidak berapa lama anak-anak sudah menyelesaikan peker-jaan. Sempat terjadi keributan ketika gambar satu peserta

ditarik oleh peserta lain yang ternyata kakaknya. Rupanya, si kakak juga ingin mengikuti lomba. Karena tidak ada yang mau mengalah, keduanya menangis.

Citra, mahasiswa Unitomo, langsung melerai dan mere-dakan tangis itu. “Harus sabar menghadapi tingkah anak-anak. Mereka selalu ingin mencoba,” kata Citra.

Usai mewarna, anak-anak diajak untuk menanam. Bermain tanah menjadi aktivitas yang menyenangkan. Jika tidak disudahi, mereka terus ingin bermain tanah.

Setelah mencuci tangan, anak-anak kembali ke balai kelurahan. Kali ini mereka tampil bergantian dalam lomba yel-yel.

Yel-yel yang sudah disiapkan kadang-kadang lupa begitu di depan penonton. ada yang bingung dengan gerakan yang harus dilakukan, ada juga yang justru takjub melihat temannya meneriakkan yel-yel.

akan tetapi, anak-anak itu pantang menyerah. Mereka berusaha menyelesaikan tugas dengan baik meski akhirnya didampingi bunda PaUD.

“Saya senang mengikut-kan anak-anak di PaUD saya karena mereka belajar tentang lingkungan dan kreativitas. Mudah-mudahan acara seperti ini rutin diadakan setiap bulan agar anak-anak berani,” kata endang, bunda PaUD dari Kuncup Harapan. (rotua novel)

Berbicara melalui anak-anak sering

lebih efektif untuk mengingatkan

orang dewasa di sekitarnya. Anak-

anak dengan mudah dan tanpa

beban akan menyampaikan

apa yang dialaminya kepada

lingkungannya.

KetiKa sebagian anak tekun masih mewarnai kertas gambar, sebagian lagi digiring ke luar

balai kelurahan. Mereka yang sudah selesai mewarnai diajak bermain tanah.

Ketika mendengar akan diajak bertanam, anak-anak sangat gembira. Mereka sudah membayangkan asyiknya bermain tanah. Justru para orang tua yang mengantar yang agak waswas khawatir tangan dan seragam anaknya kotor.

Beberapa mahasiswa Unitomo yang bertugas dengan sigap memberi contoh cara menanam. tanah yang sudah gembur digali. tanaman kecil dimasukkan dan tanah kembali ditutupkan hingga akar tertutup.

anak-anak memperhatikan arahan dengan serius. Ketika mereka boleh memulai, semua berdesakan. tanaman yang dibagikan membuat mereka gembira. apalagi kali ini mereka boleh menggali tanah dengan tangan tanpa khawatir kotor.

tanaman dimasukkan ke dalam lu-bang sesuai dengan contoh kemudian ditambah tanah gembur. Ketika ada beberapa tanaman yang tidak tegak langsung dikoreksi oleh teman di

dekatnya. Mereka puas melihat hasil menanam pagi itu.

“Kita menunggu tanaman ini besar dan berbunga. Semua perlu dirawat. Karena itu, jangan dibiasakan memetik dan merusak tanaman karena merawatnya sulit,” kata Bunda endang dari PaUD Kuncup Harapan Surabaya.

Sebelum meninggalkan tanaman yang baru ditanam, masih ada satu langkah lagi. Mereka harus menyi-rami dengan air. Semua bergantian menyirami tanaman.

“Sebelum kembali ke balai kelurah-an, semua diajak mencuci tangan,” kata Maureen, salah satu mahasiswa Unitomo.

Cara mencuci tangan dengan benar pun diajarkan. Jadi, anak-anak tidak hanya belajar secara kognitif. Mereka juga mempraktikkan cara menanam sekaligus mencuci tangan.

Begitu tangan bersih kembali, sa-atnya mengikuti lomba yel-yel. Hihi-hi… melihat anak-anak maju dengan yel-yel dan gerakannya, semua ber-kali-kali tertawa. anak-anak sangat menikmati tepuk tangan penonton. (rotua novel)

SELASA27 JANUARI 2015

surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

DigiMagDigital Magazine

Endang___Bunda Paud dari KuncuP HaraPan___

Fikom Universitas

Dr Soetomo Surabaya

join facebook.com/suryaonline follow @portalsurya