survey konstruksi - pemetaan topografi kampus itb

14
Tugas 1 Survei Konstruksi Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB Krisna Andhika - 15109050 TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA

Upload: krisna-andhika

Post on 02-Jan-2016

372 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

Survey

TRANSCRIPT

Page 1: Survey Konstruksi - Pemetaan Topografi Kampus ITB

Tugas 1

Survei Konstruksi

Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB

Krisna Andhika - 15109050

TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKAFAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2012

Page 2: Survey Konstruksi - Pemetaan Topografi Kampus ITB

Latar Belakang

Pemetaan Topografi Kampus ITB dengan skala 1:1000 dilakukan untuk pembaharuan peta

topografi yang sudah ada dengan skala yang lebih kecil. Peta yang sudah dimiliki adalah peta

topografi Kampus dengan skala 1:4000. Sehingga dengan pembuatan Peta Topografi Kampus

ITB dengan skala yang lebih besar, maka hasilnya akan lebih detail dan dapat berguna untuk

mengetahui pembaharuan yang terjadi di dalam Kampus ITB.

Metode Pemetaan

Pembuatan Peta dengan skala 1:1000 akan dengan melalui beberapa tahapan secara besar.

Dimulai dari Survey pendahuluan, Pengambilan data, Pengolahan data, dan Penyajian data.

Survey pendahuluan dilakukan untuk melihat medan dan situasi pada Kampus untuk mengetahui

pembaharuan yang terjadi. Dengan mengetahui skala peta, disaat survey pendahuluan juga dapat

diketahui mana saja objek yang masih masuk dalam toleransi batas untuk dipetakan. Pada

Pengambilan data, data akan diambil secara terestris dan melalui fotogrametri (dari citra yang

sudah ada di peta 1:4000). Pengolahan data akan dihitung dengan menggunakan software

ataupun bisa dengan manual (lebih efektif dengan menggunakan software. Penyajian data akan

berupa peta topografi Kampus ITB dengan skala 1:1000.

Lalu juga akan dilakukan penentuan titik awal untuk dijadikan patokan pada desain jaring

kerangka dasar geodetik. Pada penentuan titik diusahakan dilakukan pada tempat yang akan

menjadi sudut pada peta yang akan dibuat. Setelah kerangka dasar selesai, akan diaplikasikan

dilapangan, dan dilakukan pengukuran dengan titik-titik bantu. Metode yang digunakan akan

menjadi gabungan antara metode terestris dan metode foto udara.

Metode Pengukuran

Page 3: Survey Konstruksi - Pemetaan Topografi Kampus ITB

Pemetaan dimulai dengan menentukan spesifikasi teknik yang akan menjadi patokan pemetaan

pada awalnya. Setelah seluruh spesifikasi teknik terpenuhi, berikutnya dengan meilhat citra dari

peta dengan skala 1:4000 tersebut, dapat dilakukan penentuan titik patok untuk dijadikan

kerangka dasar geodetik. Setelah desain kerangka dasar dibuat, penentuan titik awal dilakukan

dengan menggunakan GPS. Dari titik-titik yang koordinatnya telah didapatkan melalui GPS,

akan dilakukan pengukuran dengan metode terestris dengan menggunakan ETS dan Waterpass.

Dengan menggunakan kedua alat tersebut akan didapat Kerangka Dasar Vertikal dan Kerangka

Dasar Horizontal pada Kampus ITB dengan koordinat yang telat diketahui pada titik-titik

tersebut. Dengan mengetahui Kerangka dasar pada daerah pemetaan, titik-titik detail pada daerah

pemetaan akan dipetakan dengan menggunakan bisa dengan ETS. Detail yang dimasukan adalah

bangunan ataupun objek yang masuk dalam toleransi skala peta yang diinginkan.

1. Penentuan Titik Awal

Untuk menentukan titik awal dilakukan survei pendahuluan. Tujuan diadakannya survei ini

adalah untuk melihat daerah yang akan disurvei secara garis besar dan juga untuk menentukan

titik-titik yang akan disurvei dengan GPS. Selanjutnya untuk menentukan titik referensi

sebaiknya diikatkan pada titik yang jauh lebih teliti, misalnya titik ikat Bakosurtanal orde 0.

Metode

Metode yang digunakan dalam survei titik awal dengan menggunakan GPS dapat menggunakan

metode rapid static atau static dengan moda radial ataupun jaring.

Alat yang digunakan:

Receiver GPS tipe geodetik

Controller GPS

Baterai GPS

Antena dual frecuency

Kompas

Statif

Mistar ukur

2. Kerangka Dasar Horizontal

Page 4: Survey Konstruksi - Pemetaan Topografi Kampus ITB

Tujuan desain kerangka horizontal dibuat adalah untuk melihat kekuatan dan ketelitian kerangka

tersebut. Pada suatu daerah yang akan dipetakan sebaiknya direncanakan penyebaran titik-titik

kerangka dasar, dari segi jumlah dan lokasi titik dan juga pembagian area-area poligon.

Selanjutnya menentukan toleransi yang akan digunakan, misalnya toleransi salah penutup sudut

pada pengukuran sudut kerangka dasar horizontal adalah 10” √n ; n=jumlah titik.

Metode

Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode poligon. Adapun beberapa

langkah yang dilakukan pada saat pengukuran adalah :

Pengukuran kerangka dasar horisontal (KDH) dilakukan dengan menggunakan Electronic

Total Station.

Data yang diambil berupa data sudut dan data jarak.

Pada pengukuran sudut dilakukan dengan membidik target yang berada di atas reflektor.

Pada pengukuran jarak dilakukan dengan membidik reflektor tepat ditengahnya.

Pengukuran sudut dilakukan dengan membaca sudut biasa dan luar biasa dengan masing-

masing bacaan sebanyak 2 kali pengamatan.

Hasil bacaan sudut dan jarak dicatat dalam formulir yang telah disiapkan.

Setelah pengukuran kerangka dasar horisontal selesai dilakukan, setiap poligon dihitung

kesalahan penutup sudutnya agar dapat diketahui apakah poligon tersebut memenuhi batas

toleransi kesalahan penutup sudut.Setiap sudut yang terdapat di dalam poligon dikoreksi

terhadap sudut dari kerangka global. Selain itu, sudut yang bertolak belakang juga saling

dikoreksi agar berjumlah 3600.

Alat yang digunakan:

Electronic Total Station (ETS)

Page 5: Survey Konstruksi - Pemetaan Topografi Kampus ITB

Reflektor

Statif

Baterai cadangan

3. Kerangka Dasar Vertikal

Desain kerangka dengan mengikuti kerangka dasar horizontal. Kerangka vertikal akan

menentukan beda tinggi dari titik-titik awal.

Metode

Metode sipat datar adalah salah satu cara untuk penentuan beda tinggi dari suatu titik ke titik

lainnya. Beberapa syarat pengukuran (pada setiap seksi, di mana yang dimaksud sesksi adalah

daerah yang dibatasi oleh 2 titik yang akan ditentukan beda tingginya):

Setiap seksi dibagi atas beberapa slag yang genap dengan perpindahan rambu dengan

sistem loncat.

Pada setiap slag dilakukan pembacaan ketiga benang diafragma baik ke rambu belakang

maupun ke rambu muka untuk stand I dan untuk stand II cukup dibaca benang

tengahnya saja, dengan control bacaan: 2BT – (BA+BB) harus lebih kecil atau sama

dengan 2mm, demikian juga perbedaan antara beda tinggi yang dihasilkan dari bacaan

stand I dan stand II.

Diusahakan agar jumlah jarak ke belakang sama dengan jumlah jarak ke muka pada

setiap seksi.

Setelah pengukuran pergi selesai, dilakukan hal yang sama untuk pengukuran pulang di

mana perbedaan hasilnya harus lebih kecil atau sama dengan nilai toleransi yang

ditentukan. Catatan: toleransi = (10 x akar dari total jarak tempuh dalam km) mm.

Setiap sebelum dan sesudah pengukuran dilakukan pengamatan kolimasi.

Alat yang digunakan:

Page 6: Survey Konstruksi - Pemetaan Topografi Kampus ITB

Waterpas

Rambu ukur

Statif

Stratpod

4. Pemetaan Detail

Metode

Pada pemetaan detail situasi metode yang digunakan adalah metode tachimetri. Metode ini

sering digunakan untuk pemetaan daerah yang luas dan untuk detail-detail yang bentuknya tidak

beraturan. Dengan menggunakan metode ini pun bentuk permukaan tanah dapat dengan mudah

dipetakan. Dengan metode tacimetri, titik detail dapat diukur dari titik kerangka dasar atau titik

bantu yang diikatkan pada titik-titik kerangka dasar. Besaran-besaran yang diukur adalah bacaan

sudut vertikal, bacaan sudut horizontal, tinggi alat dan jarak.

Pada pemetaan situasi yang dilakukan adalah menentukan posisi dan tinggi titik detail. Posisi

tinggi titik-titik detail ini dapat detentukan dari posisi titik ikat pada kerangka dasar. Prinsip yang

paling mendasar pda pengukuran detail situasi ini adalah alat yang digunakan diletakkan tepat

pada titik kerangka dasar yang ingin ditentukan detail disekitarnya.

Langkah-langkah pada pengukuran detail situasi ini adalah :

Pada titik detail yang akan ditentukan,diletakkan jalon beserta reflektornya

Pada alat, selain dicatat bacaan sudut horizontal ke titik detail juga dicatat bacaan sudut

tegaknya serta tinggi alat.

Sebelum kerangka dasar tempat berdiri alat atau dinamakan juga dengan Backsight.

Pada saat dilapangan, data yang kita dapatkan berupa jarak miring, bacaan arah vertikal, bacaan

arah horizontal, dan tinggi alat. Kerapatan pemetaan detail pada skala 1:1000 dapat berupa

interval kontur sebesar 0.5m dan detail yang dipetakan setiap 0.3m.

Alat yang digunakan:

Page 7: Survey Konstruksi - Pemetaan Topografi Kampus ITB

Electronic Total Station (ETS)

Reflektor

Statif

Jalon untuk reflektor

Baterai cadangan

Metode

Pengolahan Data

Page 8: Survey Konstruksi - Pemetaan Topografi Kampus ITB

1. Pengolahan Data GPS

Data hasil pengukuran survei GPS diolah dengan menggunakan software SKIPro.

2. Pengolahan Data Kerangka Dasar Horizontal

Pengolahan data dilakukan setelah:

Hasil pengukuran sudut dan jarak pada semua kring memenuhi batas toleransi kesalahan

penutup sudut dan jaraks

Setiap sudut yang terdapat di dalam kring dikoreksi terhadap sudut dari kerangka global

Sudut yang bertolak belakang juga saling dikoreksi agar berjumlah 3600.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode poligon terbuka karena pada poligon

tertutup pada kring global terdapat 4 (empat) pasang titik ikat. Maksud empat pasang adalah 2

titik yang saling terlihat disebar dalam rangkaian titik kerangka dasar pada 4 (empat) sisi poligon

tertutup. Hal ini menyebabkan pengolahan data kerangka dasar horisontal tidak perlu dilakukan

menggunakan metode poligon tertutup. Dua titik ikat yang saling terlihat dapat dijadikan sebagai

kontrol sudut jurusan.

3. Pengolahan Data Kerangka Dasar Vertikal

Pengolahan data dilakukan setelah:

Setiap kring dihitung kesalahan beda tingginya agar dapat diketahui apakah kring

tersebut memenuhi batas toleransi

Setiap titik harus memiliki ketinggian yang sama apabila dihitung dari kring atau dari

kerangka global.

Pengolahan data dilakukan mirip dengan metode Kerangka Dasar Horizontal

4. Pengolahan Data Situasi

Pengolahan data situasi dilakukan dengan menggunakan software 12d. Untuk mendownload data

hasil pengukuran situasi dari ETS ke computer, hubungkan ETS dengan komputer menggunakan

kabel penghubung. Kemudian buka software 12d, pilih tab Survey kemudian pilih menu

Page 9: Survey Konstruksi - Pemetaan Topografi Kampus ITB

Download Raw, maka data akan mulai didownload ke komputer. Data tersebut akan

merepresentasikan hasil dari plottingan titik detail kita dilapangan dari ETS.

Penyajian Data

Data-data hasil pengukuran yang telah diolah selanjutnya disajikan dalam bentuk peta. Proses

pembuatan peta dapat menggunakan software pemetaan seperti AutoCad Land Desktop

Development. Pada software AutoCad ini kita membuat muka peta, informasi batas, dan

informasi tepi peta. Dengan ukuran daerah kampus ITB yang sekitar 600mx500m dan skala peta

1:1000, maka untuk dapat menggambarkan seluruh daerah kampus ITB dalam 1 lembar peta

diperlukan ukuran muka peta 60cmx60cm.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada layout peta antara lain selain ukuran kertas adalah unsur

kartografi lainnya seperti, Judul Peta, Skala, Legenda, dan Arah Utara.