surat edaran kemendagri

Upload: lumeno

Post on 18-Oct-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Surat Edaran Kementerian Dalam Negeri tentang RKPD

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    1/107

    DEPARTEMEN DALAM NEGERI

    REPUBLIK INDONESIA

    SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI

    NOMOR : 050/200/II/BANGDA/2008

    TENTANG

    DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH

    DEPARTEMEN DALAM NEGERI2008

    PEDOMAN PENYUSUNAN

    RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

    (RKPD)

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    2/107

    i

    PEDOMAN PENYUSUNANRENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

    (RKPD)

    DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH

    DEPARTEMEN DALAM NEGERI

    2008

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    3/107

    ii

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    4/107

    iii

    SURAT EDARAN

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan

    Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

    dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah pada Pasal 4 Ayat 1, menyatakan

    bahwa Rencana Pembangunan Daerah meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maupun Rencana

    Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Rencana Pembangunan Daerah tersebut merupakandokumen perencanaan pembangunan yang wajib disusun. Selanjutnya, bahwa salah satu

    dokumen perencanaan yaitu Dokumen RKPD mempunyai peranan sangat strategis, karena

    menjembatani antara kepentingan perencanaan strategis jangka menengah dengan

    perencanaan dan penganggaran tahunan.

    Berdasarkan hal tersebut dan sebagai upaya untuk membantu Pemerintah Daerah

    dalam memenuhi kewajibannya sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundangan,

    khususnya dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan

    daerah provinsi/kabupaten/kota, maka dipandang perlu menerbitkan Surat Edaran Menteri

    Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

    Maksud dan tujuan dari pedoman ini adalah untuk memperjelas tahapan, langkah

    dan substansi penyusunan RKPD dan Renja SKPD, termasuk pelaksanaan musyawarah

    perencanaan pembangunan mulai dari tingkat desa/kelurahan sampai kabupaten/kota dan

    provinsi.

    Pedoman terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu:

    1. Bagian A: Umum, berisi latar belakang, landasan hukum, fungsi kedudukan dan

    pendekatan RKPD, tujuan, sasaran dan ruang lingkup pedoman, serta sistematika

    pedoman.

    DEPARTEMEN DALAM NEGERI

    REPUBLIK INDONESIA

    Nomor : 050/200/II/Bangda

    Sifat : SEGERA

    Lampiran : 1 (Satu) berkas

    Hal : Pedoman Penyusunan Rencana

    Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

    Jakarta, 28 Februari 2008

    Kepada Yth.

    Sdr. Gubernur

    di -

    Seluruh Indonesia

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    5/107

    iv

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    6/107

    v

    2. Bagian B: Proses Penyusunan RKPD, antara lain berisi tentang persiapan dan

    pengorganisasian pemangku kepentingan, penyusunan rancangan awal RKPD, Renja

    SKPD, proses musrenbang, dan pengintegrasian RKPD ke dalam proses penganggaran

    daerah.

    3. Bagian C: Teknis Penyusunan Dokumen RKPD (prototype), berisi langkah-langkah dalam

    menyusun dokumen mulai tahap persiapan dan pengorganisasian hingga proses

    penganggaran.

    4. Bagian D: Penutup, berisi kaidah dalam menggunakan pedoman.

    Surat edaran ini disampaikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana

    Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan dengan terbitnya pedoman ini diharapkan daerah

    dapat menyusun RKPD disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan kemampuan

    perencanaan di masing-masing daerah dengan tetap mengindahkan prinsip-prinsip yang

    terkandung dalam peraturan perundangan dan tata kepemerintahan yang baik.

    Kepada para Gubernur diminta untuk menindaklanjuti Surat Edaran dimaksud dan

    selanjutnya memberitahukan dan mensosialisasikan kepada para Bupati dan Walikota di

    wilayah masing-masing.

    Demikian untuk menjadi perhatian.

    Tembusan disampaikan kepada Yth:

    1. Bapak Menteri Dalam Negeri (Sebagai Laporan)

    2. Bapak Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas

    3. Sdr. Bupati/Walikota Seluruh Indonesia

    a.n. MENTERI DALAM NEGERI

    DIREKTUR JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH

    H. SYAMSUL ARIEF RIVAI

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    7/107

    vi

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    8/107

    vii

    Jakarta, 28 Februari 2008

    Afriadi S. Hasibuan

    Direktur Perencanaan Pembangunan Daerah

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah

    Departemen Dalam Negeri

    KATA PENGANTAR

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah merupakan suatu dokumen perencanaan

    pembangunan daerah yang disyaratkan UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disebut RKPD, merupakan

    penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka

    waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas

    pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsungoleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat,

    dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD selanjutnya menjadi

    pedoman penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).

    Mengingat pentingnya peranan RKPD dalam kerangka perencanaan dan

    penganggaran tahunan daerah, yaitu sebagai acuan pelaksanaan program dan kegiatan

    pembangunan tahunan dan sebagai pedoman penyusunan RAPBD, maka diperlukan

    pedoman penyusunan RKPD untuk menjamin kualitas proses penyusunan dan kualitas

    substansi dokumen ini benar-benar memenuhi pendekatan perencanaan serta efektif dan

    responsif terhadap aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

    Untuk itu, terbitnya SE Mendagri tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja

    Pembangunan Daerah ini menjadi satu hal yang penting dan strategis sebagai pedoman

    teknis/operasional penyusunan RKPD. Dengan adanya SE Mendagri ini diharapkan proses

    penyusunan dan substansi dokumen RKPD di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indo-

    nesia dapat memenuhi ketentuan tentang sistem, prosedur, dan proses penyusunan RKPD

    dan berkontribusi signifikan dalam perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah

    secara berkelanjutan.

    DEPARTEMEN DALAM NEGERI

    DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAHJalan Taman Makam Pahlawan No. 20 Kalibata - Jakarta Selatan

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    9/107

    viii

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    10/107

    ix

    SAMBUTAN

    Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya SE Mendagri tentang

    Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah ini. Dengan adanya pedoman

    ini, Pemerintah Daerah telah dilengkapi dengan suatu pedoman teknis/operasional

    penyusunan RKPD, guna mendukung perencanaan tahunan daerah yang memenuhi

    peraturan perundangan tentang sistem perencanaan pembangunan nasional serta prinsip-

    prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance).

    Pedoman yang ditujukan untuk memperjelas tahapan, langkah-langkah, dan

    substansi untuk penyusunan RKPD ini dirancang dengan pendekatan sefleksibel mungkin

    sehingga daerah dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kondisi dan

    perkembangan kemampuan perencanaan di masing-masing daerah, namun tetap

    mengindahkan ketentuan-ketentuan yang bersifat prinsip sebagaimana terkandung dalam

    Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,

    pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah dan prinsip-prinsip

    tata kelola kepemerintahan yang baik.

    Direktorat Perencanaan Ditjen Bangda menyampaikan penghargaan dan terima kasih

    yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah bekerjasama dalam pengembangan

    dan penyusunan pedoman ini, khususnya pihak peserta Konsultasi Regional pada akhir

    November 2007, yang telah menyampaikan kritik dan masukannya untuk penyempurnaan

    rancangan pedoman ini.

    Semoga pedoman ini dapat memenuhi harapan kita semua untuk perbaikan kualitas

    perencanaan daerah dalam rangka perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan secara

    berkelanjutan.

    Jakarta, 28 Februari 2008

    H. Syamsul Arief Rivai

    Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah

    Departemen Dalam Negeri

    DEPARTEMEN DALAM NEGERI

    REPUBLIK INDONESIA

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    11/107

    x

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    12/107

    xi

    Daftar Isi

    SURAT EDARAN ................................................................................................................ iii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................................... vii

    SAMBUTAN ........................................................................................................................ ix

    DAFTAR ISI ......................................................................................................................... xi

    DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN .................................................................... xv

    BAGIAN A: UMUM .............................................................................................................. 1

    1. Latar Belakang............................................................................................................ 3

    2. Landasan Hukum........................................................................................................ 3

    3. Fungsi, Kedudukan, dan Pendekatan RKPD.............................................................. 3

    3.1. Fungsi RKPD ....................................................................................................... 3

    3.2. Kedudukan RKPD dalam Sistem dan Mekanisme Perencanaan dan

    Penganggaran Pembangunan Daerah................................................................ 4

    3.3. Pendekatan Perencanaan dalam Penyusunan RKPD......................................... 5

    3.4. Tahapan dalam Proses Penyusunan RKPD ........................................................ 7

    4. Tujuan, Sasaran, dan Ruang Lingkup Pedoman ......................................................114.1. Tujuan dan Sasaran Pedoman ...........................................................................11

    4.2. Ruang Lingkup dan Substansi Pedoman ...........................................................11

    5. Sistimatika Pedoman .................................................................................................11

    A. Umum .................................................................................................................11

    B. Proses Penyusunan RKPD ................................................................................11

    C. Teknis Penyusunan RKPD ................................................................................ 12

    D. Penutup ............................................................................................................. 12

    BAGIAN B: PROSES PENYUSUNAN RKPD ................................................................... 13

    1. PERSIAPAN DAN PENGORGANISASIAN PEMANGKU KEPENTINGAN .............. 151.1. Orientasi RKPD ................................................................................................. 15

    1.2. Identifikasi Pemangku Kepentingan .................................................................. 15

    1.3. Pembentukan Tim dan Rekrutmen Fasilitator.................................................... 16

    1.4. Penyusunan Agenda Kerja Penyiapan Dokumen ............................................. 17

    1.5. Pengumpulan Data dan Informasi ..................................................................... 17

    1.6. Penyiapan Daftar Isi ........................................................................................... 17

    2. PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD ........................................................... 18

    2.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Awal RKPD........................................ 18

    2.2. Tata Cara Penyusunan ...................................................................................... 19

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    13/107

    xii

    3. PENYUSUNAN RANCANGAN RENJA SKPD.......................................................... 20

    3.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Renja SKPD ...................................... 21

    3.2. Tata Cara Penyusunan ...................................................................................... 22

    3.2.1. Kegiatan Persiapan: ................................................................................ 22

    3.2.2. Kegiatan Analisis dan Pengkajian Dokumen: .......................................... 23

    3.2.3. Kegiatan Penyusunan Rancangan Renja SKPD: .................................... 23

    4. PENYUSUNAN RANCANGAN RKPD ...................................................................... 25

    4.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan RKPD................................................. 25

    4.2. Tata Cara Penyusunan ...................................................................................... 26

    5. MUSRENBANG ........................................................................................................ 26

    5.1. Musrenbang Desa/Kelurahan ............................................................................ 28

    5.2. Musrenbang Kecamatan.................................................................................... 29

    5.3. Forum SKPD/Gabungan SKPD Kabupaten/Kota .............................................. 30

    5.4. Musrenbang Kabupaten/Kota ............................................................................ 31

    5.5. Forum SKPD/Gabungan SKPD Provinsi ........................................................... 32

    5.6. Musrenbang Provinsi......................................................................................... 33

    6.7. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion/FGD) ............................ 34

    6. PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR RKPD.............................................................. 34

    6.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Akhir RKPD ....................................... 34

    6.2. Tata Cara Penyusunan Rancangan Akhir RKPD ............................................... 35

    7. PENYUSUNAN RENJA SKPD.................................................................................. 35

    7.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Renja SKPD .......................................................... 35

    7.2. Tata Cara Penyusunan Renja SKPD ................................................................. 36

    8. PENYIAPAN DAN PENETAPAN PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANG

    RKPD DAN PERATURAN KEPALA SKPD TENTANG RENJA SKPD ...................... 36

    8.1. Penyiapan dan penetapan PERKADA............................................................... 36

    8.2. Penyiapan dan penetapan PERKA SKPD ......................................................... 37

    9. PENGINTEGRASIAN RKPD KE DALAM PROSES PENGANGGARAN DAERAH.. 37

    9.1. Penyusunan KUA dan PPAS ............................................................................. 38

    9.2. Penyusunan RKA SKPD ................................................................................... 39

    9.3. Penyusunan RAPBD ......................................................................................... 39

    BAGIAN C: TEKNIS PENYUSUNAN DOKUMEN RKPD (PROTOTYPE) ........................ 41

    BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 431.1.Latar Belakang............................................................................................ 43

    1.2.Landasan Hukum........................................................................................ 43

    1.3.Maksud dan Tujuan .................................................................................... 43

    1.4.Sistimatika Dokumen RKPD ....................................................................... 43

    BAB II. EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH .................................. 43

    2.1.Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah ............................ 43

    2.2. Evaluasi Status dan Kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan

    Daerah ........................................................................................................ 44

    2.4. Isu Strategis dan Masalah Mendesak ........................................................ 44

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    14/107

    xiii

    BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH ............................................. 45

    3.1.Kondisi Ekonomi Daerah Tahun ... (tahun lalu) dan Perkiraan Tahun .... .......

    (tahun berjalan)........................................................................................... 45

    3.2.Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun ..... dan Tahun ..... 45

    3.3.Arah Kebijakan Ekonomi Daerah................................................................ 45

    3.4.Analisis dan Perkiraan Sumber-sumber Pendanaan Daerah ..................... 46

    3.4.1. Dana Desentralisasi / APBD ............................................................. 46

    3.4.2. Dana Dekonsentrasi / APBN............................................................. 47

    3.4.3. Dana Tugas Pembantuan / APBN.................................................... 47

    3.4.4. Dana Otonomi Khusus / APBN ......................................................... 47

    3.5.Arah Kebijakan Keuangan Daerah ............................................................. 47

    3.5.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah................................................. 48

    3.5.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah ........................................................ 48

    3.5.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ................................................ 49

    BAB IV. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN (Tahun Rencana) ................. 49

    4.1.Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah .................................. 49

    4.2.Prioritas Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah............................. 49

    BAB V. RENCANA KERJA DAN PENDANAAN ................................................................ 50

    BAB VI. KAIDAH PELAKSANAAN.................................................................................... 50

    BAGIAN D. PENUTUP ...................................................................................................... 51

    Daftar Bagan

    Bagan 1. Alur Perencanaan Pembangunan Daerah Menurut UU 25/2004 .................... 5

    Bagan 2a. Alur Perencanaan RKPD, Renja SKPD, KUA, PPAS, dan APBD ................... 9

    Bagan 2b. Alur Penyusunan Dokumen RKPD dan Dokumen Renja SKPD ................... 10

    Bagan 3. Proses Penyusunan Dokumen Rancangan Awal RKPD ............................... 20

    Bagan 4. Proses Penyusunan Dokumen Rancangan Renja SKPD.............................. 25

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    15/107

    xiv

    Daftar Tabel

    Tabel 1. Contoh Susunan Tim Penyusun RKPD ........................................................... 57

    Tabel 2. Contoh Kalender Penyusunan RKPD dan Renja SKPD ................................. 58

    Tabel 3. Inventarisasi Sumber dan Jenis Data/Informasi untuk Penyusunan RKPD .... 59

    Tabel 4. Evaluasi Kinerja Program dan Kegiatan RKPD Tahun Lalu dan Review

    Pencapaian RPJMD ........................................................................................ 60

    Tabel 5. Format Daftar Rancangan Program dan Kegiatan RKPD/Renja SKPD .......... 61

    Tabel 6. Contoh Prototype Daftar Isi Renja SKPD ........................................................ 62

    Tabel 7. Pengisian RKA-SKPD 2.2.1 dan Penyusunan Prakiraan Maju Berdasarkan

    Biaya Satuan Per Keluaran Kegiatan ............................................................. 63

    Tabel 8. Evaluasi Status dan Kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan Provinsi/

    Kabupaten/Kota* Tahun....dan Tahun... ........................................................... 64

    Tabel 9. Identifikasi Isu dan Masalah Mendesak di Tingkat Nasional, Provinsi.....dan

    Kab/Kota.......Tahun. ........................................................................................ 65

    Tabel 10. Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Prov./Kab./Kota......Tahun........dan

    Tahun..........serta Perubahannya .................................................................... 66

    Tabel 11. Analisis Kondisi Lingkungan Internal dan Eksternal Prov./Kab./Kota .............. 67

    Tabel 12. Realisasi dan Proyeksi Pendapatan, Belanja, Pembiayaan Daerah, dan Pagu

    Anggaran RKPD .............................................................................................. 68

    Tabel 13. Contoh Matrik Prioritas Pembangunan............................................................ 70

    Tabel 14. Rencana Kerja dan Pendapatan Menurut Bidang Urusan Pemerintahan

    Daerah di Provinsi/Kab./Kota........Tahun.......(tahun rencana) ........................ 70

    Daftar Referensi

    Referensi R-1. Sasaran dan Indikator Kinerja Pencapaian Pembangunan 2004-2009 .... 73

    Referensi R-2. Indikator Kemajuan Otonomi Daerah........................................................ 75

    Referensi R-3. Pengukuran Kinerja Penyelenggaraan Otonomi Daerah .......................... 76

    Referensi R-4. Indikator Kinerja Kunci yang digunakan untuk Evaluasi Kinerja

    Penyelenggaraan Otonomi Daerah .......................................................... 77

    Referensi R-5. Contoh Tolok Ukur Kinerja Urusan Wajib dan Pilihan PemerintahDaerah Menurut SKPD ............................................................................. 81

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    16/107

    xv

    Daftar Peristilahan dan Singkatan

    1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat dengan RPJP

    adalah dokumen perencanaan untuk periode dua puluh (20) tahun.

    2) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan

    RPJPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode dua puluh

    (20) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu

    pada RPJP Nasional.

    3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJM

    adalah dokumen perencanaan untuk periode lima (5) tahun.

    4) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan

    RPJMD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode lima (5) tahun

    yang memuat penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang

    penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional,

    memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan

    umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat

    Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam

    kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

    5) Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja

    Pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan Nasional untuk periode satu (1) tahun.

    6) Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RKPD adalah

    dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu (1) tahun yang merupakan

    penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP Nasional, memuat rancangankerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan

    pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang

    ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

    7) Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan SKPD adalah

    perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran.

    8) Organisasi adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala daerah/

    wakil kepala daerah, dan SKPD.

    9) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan

    RENSTRA SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima (5) tahun,

    yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunanyang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta

    berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.

    10) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan

    Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang

    memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan

    langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi

    masyarakat.

    11) Rencana Kerja dan Anggaran SKPD, yang selanjutnya disingkat dengan RKA SKPD

    adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan

    SKPD yang merupakan penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD yang bersangkutandalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    17/107

    xvi

    12) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah selanjutnya

    disingkat LPPD adalah laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah selama

    1 (satu) tahun anggaran berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang

    disampaikan oleh kepala daerah kepada Pemerintah.

    13) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD yang

    selanjutnya disebut LKPJ adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraan

    pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran atau akhir masa jabatan yang

    disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD.

    14) Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang selanjutnya disingkat

    ILPPD adalah informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat

    melalui media yang tersedia di Daerah.

    15) Rencana Tata Ruang, yang selanjutnya disingkat dengan RTR adalah dokumen yang

    memuat hasil perencanaan tata ruang.

    16) Rencana Tata Ruang Wilayah, yang selanjutnya disingkat dengan RTRW adalah

    dokumen yang memuat hasil perencanaan tata ruang wilayah.

    17) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan APBD

    adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui

    bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

    18) Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang

    dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang

    mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan Kepala Daerah dalam

    rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah,

    PPKD, dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.

    19) Kebijakan Umum APBD, yang selanjutnya disingkat dengan KUA adalah dokumen yang

    memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang

    mendasarinya untuk periode satu (1) tahun.

    20) Pagu indikatif merupakan ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan kepada SKPD

    untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja SKPD.

    21) Pagu sementara merupakan pagu anggaran yang didasarkan atas kebijakan umum

    dan prioritas anggaran hasil pembahasan Pemerintah Daerah dengan Dewan Perwakilan

    Rakyat Daerah (DPRD) sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD.

    22) Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara, yang selanjutnya disingkat dengan PPAS

    adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang

    diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-

    SKPD setelah disepakati dengan DPRD.23) Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah

    dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana

    belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar

    penyusunan APBD.

    24) Prakiraan maju (forward estimate) adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun

    anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan

    program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran

    tahun berikutnya.

    25) Penganggaran Terpadu (unified budgeting) adalah penyusunan rencana keuangan

    tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja gunamelaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi

    alokasi dana.

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    18/107

    xvii

    26) Kinerja adalah adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai

    sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

    27) Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk

    masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan

    tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan.

    28) Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakan

    dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.

    29) Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan

    kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan

    mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka

    melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.

    30) Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

    perencanaan.

    31) Misi adalah Rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

    mewujudkan visi.

    32) Agenda pembangunan adalah penerjemahan visi ke dalam tujuan-tujuan besar (strate-

    gic goals) yang dapat mempedomani dan memberikan fokus pada penilaian dan

    perumusan strategi, kebijakan dan program.

    33) Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif

    untuk mewujudkan visi dan misi.

    34) Kebijakan pembangunan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/

    Daerah untuk mencapai tujuan.

    35) Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau

    lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai

    hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.

    36) Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja

    pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan

    terdiri sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber

    daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi

    dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk

    menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

    37) Kerangka regulasi adalah rencana kegiatan melalui pengaturan yang mendorong

    partisipasi masyarakat maupun lembaga terkait lainnya untuk mencapai tujuan

    pembangunan kabupaten/kota.

    38) Kerangka Anggaran adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun jasa yangperlu dibiayai oleh APBD untuk mencapai tujuan pembangunan kabupaten/kota.

    39) Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang

    diharapkan dari suatu kegiatan.

    40) Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang

    dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

    41) Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari

    kegiatan-kegiatan dalam satu program.

    42) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah selisih lebih

    realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.

    43) Alokasi Dana Desa, yang selanjutnya disingkat dengan ADD adalah dana yangdialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk desa, yang bersumber dari bagian

    dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota.

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    19/107

    xviii

    44) Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak

    langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari pelaksanaan pembangunan. Stake-

    holder dapat berupa kelompok, organisasi, dan individu yang memiliki kepentingan/

    pengaruh dalam proses pengambilan keputusan/ pelaksanaan pembangunan.

    45) Konsultasi Publik adalah kegiatan partisipatif yang bertujuan untuk menghadirkan stake-

    holder dalam rangka mendiskusikan dan memahami isu dan permasalahan strategis

    pembangunan daerah; merumuskan kesepakatan tentang prioritas pembangunan dan

    mencapai konsensus tentang pemecahan masalah-masalah strategis daerah. Konsultasi

    publik dilakukan pada berbagai skala, tahapan dan tingkatan pengambilan keputusan

    perencanaan daerah. Konsultasi publik dapat berupa musrenbangda di peringkat

    kabupaten/kota, konsultasi forum stakeholder atau focus group discussions di peringkat

    SKPD maupun di peringkat lintas SKPD.

    46) Musrenbang atau Musyawarah Perencanaan Pembangunan adalah forum antarpelaku dalam

    rangka menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.

    47) Musrenbang Desa/Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan stakeholder desa/

    kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa/

    kelurahannya dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk

    menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya.

    48) Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholder kecamatan untuk

    mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari desa/kelurahan serta menyepakati

    kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan tersebut sebagai dasar penyusunan

    Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah kabupaten/kota pada tahun berikutnya.

    49) Forum SKPD (forum yang berhubungan dengan fungsi/sub fungsi, kegiatan/sektor dan

    lintas sektor) adalah wadah bersama antar pelaku pembangunan untuk membahas

    prioritas kegiatan pembangunan hasil Musrenbang Kecamatan dengan SKPD atau

    gabungan SKPD sebagai upaya mengisi Rencana Kerja SKPD yang tata cara

    penyelenggaraannya difasilitasi oleh SKPD terkait.

    50) Musrenbang Kabupaten/Kota adalah musyawarah stakeholder Kabupaten/kota untuk

    mematangkan rancangan RKPD Kabupaten/Kota berdasarkan Renja-SKPD hasil Fo-

    rum SKPD dengan cara meninjau keserasian antara rancangan Renja-SKPD yang

    hasilnya digunakan untuk pemutakhiran Rancangan RKPD.

    51) Tim Penyelenggara Musrenbang adalah Tim yang dibentuk untuk melakukan persiapan,

    memfasilitasi pelaksanaan, dan menindaklajuti hasil Musrenbang.

    52) Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbang

    melalui pembahasan yang disepakati bersama.53) Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman dalam memfasilitasi dan memandu

    diskusi kelompok ataupun konsultasi publik. Seorang fasilitator harus memenuhi

    kualifikasi kompetensi teknis/substansi dan memiliki keterampilan dalam penerapan

    berbagai teknik dan instrumen untuk menunjang efektivitas dan partisipatifnya kegiatan.

    54) Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta Musrenbang

    untuk proses pengambilan keputusan hasil Musrenbang.

    55) Delegasi adalah perwakilan yang disepakati peserta Musrenbang untuk menghadiri

    Musrenbang pada tingkat yang lebih tinggi.

    56) NGO adalah singkatan dari Non-Governmental Organization atau Lembaga Swadaya

    Masyarakat/LSM.57) CBO adalah singkatan dari Community Based Organization (Kelompok Masyarakat Sipil).

    58) CSO adalah singkatan dari Civil Society Organization (Organisasi Masyarakat Sipil).

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    20/107

    1

    UMUM

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    21/107

    2

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    22/107

    3

    1. Latar Belakang

    Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahtelah mengamanatkan bahwa setiap daerah diwajibkan untuk menyusun perencanaan

    pembangunan daerah untuk jangka panjang 20 tahun (RPJPD), rencana pembangunan

    daerah jangka menengah 5 tahun (RPJMD), dan rencana pembangunan jangka pendek/1

    tahun (RKPD).

    Sebagai suatu dokumen resmi rencana daerah, RKPD mempunyai kedudukan yang strategis,

    yaitu menjembatani antara perencanaan strategis jangka menengah dengan perencanaan

    dan penganggaran tahunan, untuk itu maka sesuai amanat dalam kedua undang-undang

    diatas, Bappeda merupakan institusi yang ditunjuk dan berfungsi sebagai koordinator dalam

    penyelenggaraan perencanaan daerah yang juga mengkoordinasikan perencanaan-

    perencanaan yang bersifat sektoral di daerah.

    2. Landasan Hukum

    Kewajiban daerah untuk menyusun RKPD sebagai dasar dan acuan penyusunan RAPBD

    diamanatkan melalui beberapa peraturan perundangan, antara lain:

    1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;2. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

    Nasional;

    3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa;

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

    Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaen/

    Kota;

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Negara/

    Daerah;8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan

    Pemerintahan Daerah

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

    Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

    11. Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    12. Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 tahun

    2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

    BAGIAN A: UMUM

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    23/107

    4

    3. Fungsi, Kedudukan dan Pendekatan RKPD

    3.1. Fungsi RKPD

    Fungsi RKPD mencakup sebagai berikut:

    Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional;

    Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah

    dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah;

    Mengarahkan proses penyusunan RENJA dan RKA SKPD;

    Menjadi dasar pedoman dalam penyusunan KUA, PPAS, RAPBD dan APBD;

    Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur kinerja penyelenggaraan fungsi

    dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah;

    Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur capaian target kinerja program

    pembangunan jangka menengah;

    Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur capaian target standar pelayanan

    minimal dan mengukur kinerja pelayanan SKPD;

    Instrumen bagi pemerintah daerah sebagai acuan LPPD kepada pemerintah, LKPJ

    kepada DPRD dan ILPPD kepada masyarakat.

    Menyediakan informasi bagi pemenuhan Laporan Evaluasi Penyelenggaraan

    Pemerintahan Daerah yang perlu disampaikan kepada Pemerintah Pusat.

    3.2. Kedudukan RKPD dalam Sistem dan Mekanisme Perencanaan dan

    Penganggaran Pembangunan Daerah

    RKPD merupakan penjabaran RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, memuat rancangan

    kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya

    dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

    RKPD merupakan acuan bagi daerah dalam menyusun Rencana Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah (RAPBD), dengan demikian Kepala daerah dan DPRD dalam

    menentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan Prioritas dan Pagu Anggaran

    Sementara (PPAS) didasarkan atas dokumen RKPD. KUA dan PPAS yang telah disepakati

    selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD.

    Dari segi kerangka waktu, penyusunan dokumen RKPD harus diselesaikan pada setiap

    bulan Mei, sedangkan dokumen APBD harus sudah disahkan paling lambat tanggal 1

    Desember.

    Substansi RKPD memuat program dan kegiatan SKPD dan dokumen RKPD merupakan

    acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Renja SKPD untuk tahun yang sama. Proses

    penyusunan RKPD dilakukan secara paralel dan sifatnya saling memberi masukan dengan

    proses penyusunan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD).

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    24/107

    5

    Bagan 1. Alur Perencanaan Pembangunan Daerah Menurut UU 25/2004

    RENSTRASKPD

    RENJASKPD

    RKPDDAERAH

    RPJMDAERAH

    RPJPDAERAH

    RPJMNASIONAL

    RPJPNASIONAL RKP

    Pedoman

    Pedoman

    Pedoman

    Pedoman

    PedomanPenyusunanRAPBD

    Dijabarkan

    Diacu

    20 Tahun

    5 Tahun 1 Tahun

    Diperhatikan

    Dijabarkan

    3.3. Pendekatan Perencanaan dalam Penyusunan RKPD

    Ada lima pendekatan dalam penyusunan RKPD, yaitu pendekatan teknokratis, politis,

    partisipatif, top-down, dan bottom-up.

    a. Pendekatan Teknokratis (Strategis dan Berbasis Kinerja)

    Dokumen RKPD pada dasarnya merupakan suatu proses pemikiran strategis. Kualitas

    dokumen RKPD sangat ditentukan oleh kualitas program dan kegiatan yang diusulkan RKPD

    dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang disepakati dalam

    Musrenbang RKPD. Penyusunan RKPD sangat erat kaitannya dengan kompetensi dalam

    menyusun, mengorganisasikan, mengimplementasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi

    capaian program dan kegiatan.

    Pendekatan teknokratis bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:

    1. Review menyeluruh tentang kinerja pembangunan tahun lalu

    2. Rumusan status, kedudukan kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan

    daerah masa kini

    3. Rumusan peluang dan tantangan ke depan yang mempengaruhi penyusunan RKPD

    4. Rumusan tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan

    5. Pertimbangan atas kendala ketersediaan sumberdaya dan dana (kendala fiskal daerah)

    6. Rumusan dan prioritas program dan kegiatan SKPD berbasis kinerja

    7. Tolok ukur dan target kinerja capaian program dan kegiatan dengan mempertimbangkan

    Standar Pelayanan Minimal

    8. Tolok ukur dan target kinerja keluaran

    9. Tolok ukur dan target kinerja hasil

    10. Pagu indikatif program dan kegiatan.

    11. Prakiraan maju pendanaan program dan kegiatan untuk satu tahun berikutnya

    12. Kejelasan siapa bertanggungjawab untuk mencapai tujuan, sasaran dan hasil, sertawaktu penyelesaian, termasuk review kemajuan pencapaian sasaran

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    25/107

    6

    b. Pendekatan Demokratis dan Partisipatif

    Pendekatan demokratis dan partisipatif bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:

    1. Identifikasi pemangku kepentingan yang relevan untuk dilibatkan dalam proses

    pengambilan keputusan di setiap tahapan penyusunan RKPD

    2. Kesetaraan antara para pemangku kepentingan dari unsur pemerintah dan non

    pemerintah dalam pengambilan keputusan

    3. Transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan

    4. Keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen masyarakat, terutama kaum

    perempuan dan kelompok marjinal

    5. Rasa memiliki masyarakat terhadap RKPD

    6. Pelibatan media

    7. Pelaksanaan Musrenbang RKPD yang berkualitas dari segi penerapan perencanaan

    partisipatif

    8. Konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan keputusan,

    seperti: perumusan prioritas isu dan permasalahan, perumusan tujuan, strategi, dan

    kebijakan dan prioritas program

    c. Pendekatan Politis

    Pendekatan politis bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:

    1. Konsultasi dengan Kepala Daerah untuk penerjemahan yang tepat, sistematis atas visi,

    misi, dan program Kepala Daerah ke dalam tujuan, strategi, kebijakan, dan program

    pembangunan daerah

    2. Keterlibatan aktif DPRD dalam proses penyusunan RKPD

    3. Jaring aspirasi masyarakat (reses) oleh DPRD merupakan bagian integral dari proses

    penyusunan RKPD

    4. Pokok-pokok pikiran DPRD dalam proses penyusunan RKPD

    5. Pembahasan terhadap Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang RKPD yang setelah

    ditetapkan akan mengikat semua pihak sebagai acuan dalam penyusunan RAPBD

    d. Pendekatan Bottom-up

    Pendekatan bottom-up bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:

    1. Penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk melihat konsistensi dengan visi,

    misi, dan program Kepala Daerah Terpilih

    2. Memperhatikan hasil proses musrenbang dan kesepakatan dengan masyarakat tentang

    prioritas pembangunan daerah3. Mempertimbangkan hasil Forum SKPD

    e. Pendekatan Top-down

    Pendekatan top-down bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:

    1 Sinergi dengan RKP dan RENJA K/L

    2 Sinergi dan konsistensi dengan RPJMD maupun RPJPD

    3 Sinergi dan konsistensi dengan RTRWD

    4 Penanganan masalah dengan pendekatan holistik dan pendekatan sistem.

    5 Sinergi dan komitmen pemerintah terhadap tujuan-tujuan pembangunan global seperti

    Millenium Development Goals (MDGs), Sustainable Development, pemenuhan Hak AsasiManusia, pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM), dan sebagainya.

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    26/107

    7

    Tahap 1

    Tahap 2

    Tahap 3

    Tahap 4

    Tahap 5

    Tahap 6

    Tahap 7

    Tahap 8

    Persiapan danPengorganisasian ParaPemangku Kepentingan

    Penyusunan RancanganAwal RKPD

    Penyusunan RancanganRenja SKPD

    Penyusunan RancanganRKPD

    Musrenbang

    Penyusunan RancanganAkhir RKPD/Renja SKPD

    Penyiapan dan PenetapanPeraturan RKPD/RenjaSKPD

    Pengintegrasian RKPD kedalam ProsesPenganggaran Daerah

    3.4. Tahapan dalam Proses Penyusunan RKPD

    Secara garis besar, tahapan proses penyusunan RKPD dapat dibagi dalam delapan tahapan

    utama, yaitu:

    Pada tahap ini dilakukan orientasi mengenai RKPD,identifikasi para pemangku kepentingan untuk dilibatkandalam proses penyusunan RKPD, pembentukan TimPenyusun RKPD, Penyusunan Rencana Kerja PenyiapanDokumen, pengumpulan data dan informasi, sertapenyusunan daftar isi RKPD.

    Tahapan ini mencakup kegiatan-kegiatan review RPJMD,review usulan program dan kegiatan SKPD tahun lalu danprioritas untuk tahun rencana, analisis isu strategis danprioritas pembangunan daerah untuk tahun yangdirencanakan bersama para pemangku kepentingan terkait,menyusun dokumen rancangan awal RKPD, dan

    pembahasan rancangan awal RKPD dengan SKPD.

    Tahapan ini meliputi kegiatan persiapan penyusunan,kegiatan analisis dan pengkajian dokumen terkait, dankegiatan penyusunan Rancangan Renja SKPD.

    Pada tahap ini dilakukan penilaian dan pembahasan atasrancangan Renja SKPD yang disampaikan Kepala SKPDkepada Bappeda, pengintegrasian rancangan Renja SKPDke dalam Rancangan Awal RKPD untuk menjadi RancanganRKPD, pembahasan dengan para pemangku kepentinganterkait untuk memperoleh masukan dan pertimbangan bagirancangan RKPD, penyiapan ringkasan Rancangan RKPDuntuk sebagai bahan pembahasan dalam Musrenbangtahunan daerah, dan penyampaian tembusan RancanganRKPD kepada Bappenas dan Bappeda Provinsi sebagaimasukan dalam penyusunan RKP Nasional dan RKPDProvinsi.

    Tahap ini merupakan pelibatan para pemangku kepentingandalam pengambilan keputusan perencanaan, melaluipelaksanaan Musrenbang sejak tingkat desa/kelurahan,tingkat kecamatan, Forum SKPD/gabungan SKPDKabupaten/Kota, Musrenbang Kabupaten/Kota, ForumSKPD/Gabungan SKPD Provinsi, dan Musrenbang Provinsi,sesuai jadwal yang ditetapkan.

    Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan atas RancanganRKPD berdasarkan hasil kesepakatan dalam Musrenbangtahunan daerah dengan tetap memperhatikan rancanganRKP untuk RKPD Provinsi, dan rancangan RKPD Provinsiuntuk RKPD Kabupaten/Kota.

    Pada tahap ini dilakukan penyiapan dan penetapanperaturan Kepala Daerah tentang RKPD dan penyiapan danpenetapan peraturan Kepala SKPD untuk Renja SKPD.

    Pada tahap ini RKPD perlu diterjemahkan ke dalam prosespenganggaran melalui penyusunan KUA, PPAS, dan RKASKPD.

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    27/107

    8

    Bagan 2A memperlihatkan alur proses penyusunan RKPD, Renja SKPD, KUA, PPAS, dan

    APBD. Bagan tersebut menunjukkan kedudukan RKPD dalam proses perencanaan dan

    penganggaran tahunan daerah, dimana RKPD merupakan acuan penyusunan KUA, PPAS,

    dan APBD.

    Bagan 2B memperlihatkan rincian tahapan dan kegiatan dalam proses penyusunan RKPD

    dan Renja SKPD

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    28/107

    9

    Bag

    an2A.AlurPenyusunanRKPD,RenjaSKPD,KUA,PPASdanAPBD

    Kete

    rangan:

    m

    Ba

    taswa

    ktupenye

    lenggaraanpa

    dam

    inggu

    ke.....

    ----->

    Konsu

    lta

    tif/Sos

    ialisas

    i

    Do

    kumen

    RPJM-D

    (PERDA)

    Rancangan

    Awa

    lRKPD

    Rancangan

    RKPD

    RKP

    Rens

    tra

    SKPD

    (Pera

    turan

    Kepa

    la

    SKPD)

    Rancangan

    Ren

    jaSKPD

    Rancangan

    AkhirRKPD

    Do

    kumen

    RKPD

    (Perka

    da

    )

    Renja

    SKPD

    Do

    kumen

    Ren

    jaSKPD

    (Perka

    SKPD)

    Pene

    tapan

    Pera

    turan

    Kep.

    Daera

    httg

    RKPD

    Pene

    tapan

    Pera

    turan

    Kep.

    SKPDttg

    Ren

    ja

    SKPD

    Pe

    mba

    hasan

    KU

    A&PPAS

    (TAPD&

    Panggar

    DPRD

    No

    taKesepa

    ka

    tan

    Ke

    bija

    kan

    Umum

    APBD

    No

    taKesepa

    ka

    tan

    PPAS

    Pene

    tapan

    SE

    Ka

    Da

    ttg

    Pe

    doman

    Penyusun

    an

    RKA-S

    KP

    D

    Pemb

    ahasan

    Forum

    SKPD

    Musren

    bang

    Keca

    ma

    tan

    Musren

    bang

    Des

    a/Ke

    l.

    Musren

    bang

    Daera

    h/RKPD

    Konsulta

    sidgn

    De

    legas

    i

    Peserta

    Musren

    bang

    Pe

    doman

    Pe

    nyusunan

    APBD

    Penyusunan

    R

    ancangan

    KUA

    Penyusunan

    Rancangan

    PPAS

    Do

    kumen

    Ke

    bija

    kan

    Umum

    APBD(KUA)

    Do

    kumen

    Priori

    tas

    &Plafon

    Anggaran

    Semen

    tara

    (PPAS)

    RKA-

    SKPD

    Rancangan

    PERKADAten

    tang

    Pen

    jabaran

    APBD

    Rancangan

    PERDAten

    tang

    APBD

    Pem

    ba

    hasan

    Ranperda

    APBD

    olehPem

    da

    dan

    DPRD

    Kepu

    tusan

    Bersama

    Kepa

    la

    Daera

    hdan

    DPRDthdp

    Ranperda

    APBD

    Konsu

    ltas

    iPu

    blik

    Ranperda

    APBD

    (RAPBD)

    Sos

    ialisas

    i

    Ranperda

    kepa

    da

    Masyara

    ka

    t

    m-1Feb

    m-1Mar

    m-4

    Feb

    m-2Mei

    m-4Mei

    m-1Jun

    m-4Mei

    m-4Mei

    m-4Mei

    m-3Mar

    m-1Mar

    m-3Feb

    m-4Jan

    m-4Jul

    m-1

    Agt

    m-2/3Jul

    m-1Des

    m-2Okt

    m

    -2Sept

    Proses

    Tekno-

    Kratis

    Pro

    ses

    Leg

    is-

    lasi

    /

    Politis

    Pro

    ses

    Par

    tisi-

    pat

    if

    PENYUSUNAN

    RKPDDANRENJASKPD

    PENYUS

    UNAN

    KUADANAPBD

    PERKADA

    ten

    tang

    Pen

    jabaran

    APBD

    PERDA

    ten

    tang

    APBD

    Pene

    tapan

    Kepa

    la

    Daera

    hten

    tang

    Perda

    APBDdan

    Perka

    da

    Pen

    jabaran

    APBD

    Eva

    luas

    iRanperda

    APBDdan

    Ranpe

    kad

    a

    Pen

    jabaran

    APBDole

    h

    Gu

    bernur m

    -2Des

    m-3Des

    m-4D

    es

    m-4Des

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    29/107

    10

    Bagan

    2B.ProsesPenyusunanDokumenRencanaKerjaPembangunanDaerah(RKPD)dan

    DokumenRencanaKerjaSK

    PD(RenjaSKPD)

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    30/107

    11

    4. Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup Pedoman

    4.1. Tujuan dan Sasaran Pedoman

    Pedoman ini dirancang untuk membantu Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajibannya

    yang ditentukan oleh peraturan perundangan tentang sistem perencanaan pembangunan

    nasional, khususnya dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran

    tahunan daerah provinsi/kabupaten/kota. Pedoman ini ditujukan untuk memperjelas tahapan,

    langkah-langkah, dan substansi untuk penyusunan RKPD dan Renja SKPD, termasuk

    pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan mulai dari tingkat desa/kelurahan

    sampai dengan tingkat kabupaten/kota dan provinsi.

    Pedoman ini dirancang dengan pendekatan seluwes mungkin sehingga daerah dapat

    melakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kondisi dan perkembangan

    kemampuan perencanaan di masing-masing daerah, namun tetap mengindahkan ketentuan-

    ketentuan yang bersifat prinsip sebagaimana terkandung dalam Undang-undang 25/2004,

    PP-8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

    Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta prinsip-prinsip tata kelola

    kepemerintahan yang baik (good governance).

    4.2. Ruang Lingkup dan Substansi Pedoman

    Pedoman penyusunan RKPD secara umum merupakan pedoman bagi daerah kabupaten/

    kota maupun provinsi yang berisikan mengenai tata cara penyusunan dokumen RKPD mulai

    dari tahap persiapan, penyiapan dan penetapan RKPD dalam bentuk Peraturan Kepala

    Daerah, hingga proses pengintegrasian RKPD ke dalam proses penganggaran tahunan

    daerah.

    Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan tahunan daerah

    (Musrenbangda) merupakan bagian dari proses penyusunan RKPD. Oleh karena itu

    pedoman ini mencakup juga hal-hal pokok/prinsip-prinsip dalam pelaksanaan musrenbang

    tahunan daerah mulai dari musrenbang desa/kelurahan sampai dengan musrenbang Provinsi.

    Pengaturan penyelenggaraan Musrenbang secara lebih lebih terinci akan diatur dalam

    Permendagri tersendiri tentang Musrenbang.

    5. Sistimatika Pedoman

    Pedoman penyusunan RKPD ini secara garis besar terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:

    A. UMUM

    Merupakan pengantar bagi pengguna pedoman untuk memahami filosofi dan latar belakang

    penyusunan RKPD, substansi utama RKPD, pendekatan perencanaan, serta keterkaitan

    dokumen RKPD dengan dokumen lainnya.

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    31/107

    12

    B. PROSES PENYUSUNAN RKPD

    Berisikan penjelasan singkat tentang tahapan-tahapan dalam penyusunan RKPD dilengkapi

    dengan bagan alir penyusunan RKPD.

    C. TEKNIS PENYUSUNAN RKPD

    Berisikan pedoman langkah-langkah dalam rangka menyusun dokumen, mulai dari tahap

    persiapan dan pengorganisasian para pemangku kepentingan, penyusunan rancangan

    RKPD/Renja SKPD, hal-hal pokok dan prinsip-prinsip penyelenggaraan Musrenbang,

    penyusunan Rancangan Akhir RKPD/Renja SKPD, penyiapan dan penetapan RKPD/Renja

    SKPD, dan pengintegrasian RKPD ke dalam proses penganggaran daerah.

    D. PENUTUP

    Berisikan kaidah-kaidah dalam menggunakan pedoman penyusunan dokumen RKPD.

    Pedoman teknis penyusunan RKPD diupayakan agar lebih bersifat operasional, sehingga

    mudah diikuti para pengguna, untuk keperluan itu juga dilengkapi dengan lampiran-lampiran

    teknis dan matriks/tabel-tabel untuk mempermudah kajian.

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    32/107

    13

    PROSES PENYUSUNAN RKPD

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    33/107

    14

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    34/107

    15

    1. PERSIAPAN DAN PENGORGANISASIAN PEMANGKU KEPENTINGAN

    Kualitas suatu perencanaan akan dipengaruhi oleh sejauhmana kematangan dalam tahappersiapan, sedangkan legitimasinya dari sisi partisipasi ditentukan oleh seberapa jauh

    keterlibatan para pemangku kepentingan. Tahapan persiapan dan pengorganisasian

    pemangku kepentingan meliputi : orientasi mengenai RKPD, identifikasi para pemangku

    kepentingan untuk dilibatkan dalam proses penyusunan RKPD, pembentukan Tim Penyusun

    RKPD, Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen RKPD, pengumpulan data dan

    informasi, serta penyusunan daftar isi RKPD.

    1.1. Orientasi RKPD

    Kesamaan pemahaman merupakan salah satu syarat pencapaian kesepakatan untuk tujuan

    bersama. Oleh karena itu, maka dalam penyusunan RKPD perlu dilakukan orientasi bagi

    pihak-pihak yang terkait, baik yang menyangkut proses dan pendekatan perencanaan

    maupun berkaitan dengan substansi perencanaan itu sendiri.

    Adapun proses orientasi mengenai RKPD, adalah sebagai berikut:

    Langkah-1 : Membentuk tim inti penyusun RKPD yang anggotanya berasal dari unsur

    Bappeda

    Langkah-2 : Mempelajari peraturan perundangan yang terkait dengan penyusunan RKPD

    Langkah-3 : Menyusun jadwal/agenda, bahan presentasi dan narasumber untuk kegiatan

    orientasi RKPD (dari unsur Bappeda, atau bila dipandang perlu dapat

    mengundang narasumber dari luar daerah yang memahami betul tentang

    RKPD).

    Langkah-4 : Melakukan lokakarya/workshop orientasi dengan mengundang seluruh SKPD,

    DPRD, Perguruan Tinggi dan unsur LSM yang relevan untuk mengikuti

    orientasi.

    Langkah 5 : Menyusun kesepakatan bersama mengenai pokok-pokok yang perlu

    dilakukan dalam penyusunan RKPD, baik yang menyangkut proses

    penyusunan, substansi utama, pendekatan RKPD, maupun rancangan

    sementara agenda penyusunan dokumen RKPD.

    1.2. Identifikasi Pemangku Kepentingan

    Identifikasi para pemangku kepentingan dimaksudkan untuk mencari siapa dan dari unsur

    mana yang memiliki kompetensi untuk dilibatkan secara aktif dalam proses penyusunan

    RKPD. Untuk itu, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

    Langkah-1 : Menyusun inventarisasi daftar perguruan tinggi, asosiasi-asosiasi, LSM dan

    individu yang memiliki kompetensi dalam perencanaan pembangunan. Data

    dapat bersumber dari Bappeda sendiri, Kesatuan Bangsa, atau sumberlainnya.

    BAGIAN B: PROSES PENYUSUNAN RKPD

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    35/107

    16

    Langkah-2 : Melakukan kajian pengalaman dari institusi atau individu yang terdaftar dan

    selanjutnya menentukan siapa individu atau institusi yang cocok untuk

    dilibatkan sebagai tim penyusun, fasilitator, narasumber, advisor atau sebagai

    mitra diskusi, dan juga menentukan keterlibatan masing-masing dalam

    keseluruhan proses penyusunan RKPD.

    Langkah-3 : Menyiapkan surat permintaan resmi dari Bappeda atau Kepala Daerah untuk

    pelibatan para pemangku kepentingan dalam proses penyusunan RKPD

    sesuai peran yang dikehendaki.

    Langkah-4 : Mengundang para pemangku kepentingan yang relevan dan sesuai perannya

    dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka penyusunan

    dokumen RKPD.

    1.3. Pembentukan Tim dan Rekrutmen Fasilitator

    Mengingat RKPD merupakan rencana tahunan daerah yang mencakup seluruh bidang

    pembangunan di daerah, maka tim penyusun sebaiknya juga melibatkan unsur para

    pemangku kepentingan di luar Bappeda, misalnya unsur perguruan tinggi, unsur asosiasi/

    LSM, dan unsur SKPD lain yang sangat terkait dengan kepentingan RKPD. Untuk lebih

    efektifnya kerja tim, maka tim penyusun dibagi dalam kelompok-kelompok kerja (POKJA).

    Dengan demikian, tim penyusun akan terdiri atas Tim Inti dan Kelompok Kerja. Tim Inti

    sendiri terbagi habis di dalam POKJA. Pembagian pokja perlu diatur berdasarkan fungsi

    pemerintahan daerah atau gabungan beberapa fungsi yang mempunyai keterterkaitan erat,

    serta sesuai dengan kebutuhan daerah, sehingga setiap pokja-dalam proses pematangan

    konsepnya-dapat melakukan diskusi masing-masing secara terpisah.

    Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

    Langkah-1 : Menentukan pilihan calon-calon anggota kelompok kerja/tim penyusun RKPD

    dan calon individu/kelompok mitra diskusi yang dinilai potensial berdasarkan

    hasil kajian identifikasi para pemangku kepentingan.

    Langkah-2 : Menyusun surat permintaan kesediaan kepada calon terpilih anggota

    kelompok kerja tim penyusun RKPD melalui atasan calon tersebut, untuk

    bergabung menjadi anggota kelompok kerja tim penyusun RKPD.

    Langkah-3 : Untuk hal yang sama, menyusun surat permintaan kesediaan pada calon

    individu/kelompok untuk dapat berperanserta dalam diskusi-diskusi terfokusyang akan dilaksanakan selama proses penyusunan dokumen RKPD.

    Langkah-4: Merekrut fasilitator yang kompeten dari unsur pemerintah/non pemerintah,

    guna memastikan terdapatnya kualitas hasil kesepakatan dan pengambilan

    keputusan dalam diskusi kelompok terfokus, konsultasi publik, dan

    musrenbang.

    Tabel 1memperlihatkan contoh pengorganisasian dan susunan Tim Penyusun RKPD.

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    36/107

    17

    1.4. Penyusunan Agenda Kerja Penyiapan Dokumen

    Penyusunan rencana kerja perlu dilakukan sebagai acuan bagi tim penyusun dalam proses

    penyiapannya. Rencana kerja mengatur rincian kegiatan apa yang perlu dilakukan (termasuk

    seluruh kegiatan musrenbang dan forum SKPD), siapa yang melakukan, metoda

    pelaksanaannya bagaimana, serta kapan kegiatan tersebut akan dilakukan.

    Langkah-langkah penyusunan rencana kerja secara umum adalah sebagai berikut:

    Langkah-1 : Menyusun rincian agenda kegiatan yang harus dilakukan dalam proses

    penyusunan dokumen RKPD dan memberi catatan batas waktu (deadline)

    pada kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan berdasarkan peraturan

    perundangan. Lihat Lampiran 1Contoh Kalender Penyusunan RKPD dan

    Renja SKPD

    Langkah-2 : Merumuskan keluaran/output serta metoda pelaksanaan dari setiap rincian

    kegiatan tersebut.

    Langkah-3 : Menyusun matrik rencana kerja yang berisikan rincian kegiatan, keluaran,

    metoda dan jadwal pelaksanaan

    Langkah-4 : Menjabarkan rencana kerja penyusunan RKPD tersebut oleh masing-masing

    Pokja

    Tabel 2 memperlihatkan contoh Kalender Penyusunan RKPD dan Renja SKPD.

    1.5. Pengumpulan Data dan Informasi

    Setiap usulan program dan kegiatan perlu didukung dengan data dan informasi yang memadai

    dan akurat dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Data/informasi yang

    dikumpulkan sedemikian rupa sehingga memperlihatkan secara jelas status, kedudukan,

    capaian kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah.

    Langkah-1: Menyusun daftar data/informasi yang dibutuhkan bagi penyusunan RKPD

    dan menuangkannya dalam bentuk matrik (check list) untuk memudahkan

    pemantauan.

    Langkah-2: Melakukan pengumpulan data/informasi dari sumber-sumber yang dapat

    dipertanggungjawabkanLangkah-3: Menyiapkan tabel-tabel/matrik kompilasi data yang sesuai dengan kebutuhan

    analisis.

    Tabel 3memperlihatkan contoh check list untuk inventarisasi sumber dan jenis data/

    informasi yang diperlukan dalam penyusunan RKPD.

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    37/107

    18

    1.6. Penyiapan Daftar Isi

    Dokumen RKPD merupakan dokumen yang menjabarkan rencana jangka menengah daerah

    ke dalam rencana tahunan dan mengimplementasikannya dalam program dan kegiatan

    tahunan, sehingga akan dijadikan acuan bagi proses penyusunan RAPBD, mulai dari

    perumusan Kebijakan Umum APBD, penetapan Prioritas dan Plafon Anggaran hingga

    penyusunan RKA-SKPD dan RAPBD. Oleh karena itu substansi RKPD seyogyanya mampu

    menjawab kebutuhan materi bagi proses perencanaan dan penganggaran selanjutnya.

    2. PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD

    Rancangan Awal RKPD merupakan kunci penting dalam menentukan kualitas seluruh proses

    penyusunan RKPD. Rancangan Awal menginformasikan rancangan kerangka ekonomi

    daerah, arah kebijakan keuangan daerah, arah prioritas pembangunan daerah dan rencana

    keja program dan kegiatan yang dilengkapi dengan rancangan pagu indikatif untuk setiap

    SKPD untuk tahun yang direncanakan sebagai acuan bagi setiap SKPD dalam menyiapkan

    rancangan Renja SKPD. Rancangan Awal RKPD berfungsi sebagai koridor perencanaan

    pembangunan indikatif untuk tahun yang direncanakan.

    Arah kebijakan keuangan daerah di dalam Rancangan Awal RKPD Provinsi memuat indikasi

    belanja bagi hasil pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota, indikasi belanja

    dana dekonsentrasi, indikasi belanja dana sektoral, serta indikasi belanja tugas pembantuan

    pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan kepada pemerintahan desa, sedangkan

    arah kebijakan keuangan daerah dalam Rancangan Awal RKPD Kabupaten/Kota memuat

    indikasi belanja bagi hasil pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa serta indikasi

    bantuan keuangan pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa. Informasi ini sangat

    berguna sebagai acuan desa dalam menyusun rancangan RKT (Rencana Kerja Tahunan)

    desa.

    Di dalam penyusunan rancangan awal RKPD dilakukan review RPJMD, review usulan

    program dan kegiatan SKPD dari usulan tahun lalu dan prioritas pembangunan untuk tahun

    rencana, kajian terhadap RKP, analisis isu strategis dan prioritas pembangunan daerah

    untuk tahun yang direncanakan bersama para pemangku kepentingan yang terkait,

    merumuskan rancangan awal RKPD, dan pembahasan rancangan awal RKPD dengan

    SKPD.

    Penyusunan Rancangan Awal RKPD merupakan tanggung jawab Kepala Bappeda, untuk

    itu Bappeda membentuk tim penyusun RKPD yang bertugas melaksanakan seluruh proses

    penyusunan dokumen RKPD.

    2.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Awal RKPD

    Hal prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan rancangan awal RKPD adalah:

    1. Penyusunan Rancangan Awal RKPD berpedoman pada hasil review RPJMD dan capaian

    kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah, hasil reviewterhadap usulan-usulan SKPD yang tertuang dalam prakiraan maju yang diajukan tahun

    sebelumnya, serta memperhatikan perkiraan kemampuan keuangan daerah .

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    38/107

    19

    2. Substansi utama yang termuat dalam rancangan awal RKPD, meliputi

    a. Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu

    b. Rancangan kerangka ekonomi daerah

    c. Arah kebijakan keuangan daerah, termasuk indikasi belanja bagi hasil dan belanja

    bantuan keuangan.

    d. Prioritas dan sasaran pembangunan daerah

    e. Rencana program dan kegiatan prioritas serta pagu indikatif SKPD

    3. Informasi pagu indikatif bagi setiap SKPD dan indikasi belanja bagi hasil serta belanja

    bantuan keuangan merupakan informasi yang harus disampaikan dalam rancangan

    awal RKPD. Ketersediaan informasi ini akan sangat dibutuhkan oleh setiap SKPD (dan

    desa untuk RKPD kabupaten/kota) sebagai acuan dalam merumuskan rancangan

    rencana kerja SKPD (dan rencana kerja tahunan desa). Pagu indikatif SKPD dan indikasi

    belanja hibah dan belanja bantuan keuangan tersebut juga berfungsi sebagai koridor

    pendanaan dalam pembahasan forum SKPD maupun dalam pelaksanaan musrenbang

    desa dan musrenbang kecamatan, sehingga proses pelaksanaan musrenbang menjadi

    lebih efektif dan efisien.

    4. Pengalokasian besaran pagu indikatif berorientasi pada asas pemenuhan kebutuhan,

    efisiensi, keadilan, dan penilaian kinerja, serta sinergi sumber-sumber pendanaan.

    5. Perhitungan pagu indikatif anggaran program dan kegiatan yang dialokasikan bagi setiap

    SKPD didasarkan pada kebutuhan SKPD untuk melaksanakan urusan wajib/pilihan

    pemerintah daerah prioritas sesuai tingkat dan sasaran pelayanan program dan kegiatan.

    6. Penyusunan rancangan awal RKPD dilakukan oleh Tim Inti Penyusunan RKPD dibawah

    tanggung jawab Bappeda, yang prosesnya dilakukan secara partisipatif.

    7. Penyusunan rancangan awal RKPD dapat dimulai segera setelah dicapainya persetujuan

    bersama DPRD dan Kepala Daerah terhadap Ranperda APBD untuk pelaksanaan tahun

    sebelumnya (sekitar bulan Desember). Selanjutnya, paling lambat pada Minggu ke-3

    bulan JanuariRancangan Awal RKPD sudah selesai disusun dan disebarkan kepada

    setiap SKPD dan unit kegiatan.

    2.2. Tata Cara Penyusunan

    Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan rancangan awal RKPD adalah sebagai

    berikut:

    1. Bappeda melakukan review RPJMD untuk melihat seberapa jauh pencapaian target

    kinerja program; isu dan permasalahan yang dihadapi; dan indikasi prioritas programpada tahun rencana

    2. Bappeda melakukan kompilasi rancangan program/kegiatan setiap SKPD untuk tahun

    rencana. Kompilasi rancangan program/kegiatan setiap SKPD ini diambil dari prakiraan

    maju RKA-SKPD tahun (n+1) dari usulan tahun sebelumnya untuk dikonfirmasi kembali

    kepada setiap SKPD.

    3. Bappeda menyiapkan konsep Surat Edaran Kepala Daerah yang ditujukan kepada

    seluruh SKPD, berisikan permintaan agar setiap SKPD mengkonfirmasi, mereview atau

    memperbaiki usulan atas rencana program dan kegiatan tahun rencana yang diajukan

    pada tahun sebelumnya, dengan memperhatikan prioritas daerah.

    4. Kepala Daerah mengeluarkan Surat Edaran untuk seluruh SKPD dengan dilengkapidengan formulir-formulir isian/matriks rencana program dan kegiatan SKPD yang telah

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    39/107

    20

    disiapkan Bappeda, disertai batas waktu pengembalian formulir isian tersebut kepada

    Bappeda.

    5. Bappeda menerima pengembalian formulir isian rencana program dan kegiatan yang

    telah dikonfirmasi/ direview/ dievaluasi atau usulan perubahan dari masing-masing SKPD.

    6. Bappeda melakukan pengecekan dan perbaikan terhadap matriks-matriks program setiap

    SKPD berdasarkan pengembalian formulir isian dari SKPD yang disesuaikan dengan

    hasil review RPJMD, serta hasil monitoring dan evaluasi kinerja pencapaian tahun lalu.

    7. Dalam melaksanakan langkah (1), (2), (3), (4) dan (5), secara simultan Bappeda melalui

    Tim Intinya menyiapkan dokumen Rancangan Awal RKPD secara lengkap dengan

    menggunakan pedoman sebagaimana dijelaskan dalam Bagian-C.

    8. Bappeda bersama Sekda mengundang seluruh Kepala SKPD untuk pembahasan

    rancangan awal RKPD, guna disepakati sebagai pedoman penyusunan rancangan

    Renja-SKPD.

    9. Bappeda mengirimkan rancangan awal RKPD yang disertai dengan jadwal kalender

    perencanaan daerah untuk tahun yang direncanakan kepada seluruh SKPD sebagai

    bahan bagi SKPD untuk menyusun Rancangan Renja SKPD. Rancangan awal RKPD

    Kabupaten/Kota juga merupakan bahan acuan bagi desa/kelurahan dan kecamatan

    untuk melakukan Musrenbang desa/kelurahan dan musrenbang kecamatan.

    10. Pengiriman rancangan awal RKPD tersebut disertai dengan catatan agar setiap SKPD

    menyerahkan rancangan Renja SKPD kepada Bappeda sesuai dengan kalender

    perencanaan yang disampaikan.

    .

    Secara diagramatis dapat digambarkan sebagai berikut :

    Bagan 3. Proses Penyusunan Rancangan Awal RKPD

    Perkiraan KemampuanKeuangan Daerah

    Penyiapan RumusanRancangan Awal

    RKPD

    Rumusan KebijakanKeuangan Daerah;Prioritas Program danKegiatan; serta PaguIndikatif

    Abalisis Kondisi danPermasalahan DaerhaMutakhir

    Review RPJMD- Prioritas dan Target

    Program- Perkiraaan Capaian

    Review UsulanProgram dan Kegiatandari RKA-SKPD Tahun

    Sebelumnya

    Tabel 4 memperlihatkan contoh format yang dapat digunakan untuk mereview

    realisasi target capaian kinerja RPJMD. Format ini dapat digunakan untuk mengana-

    lisis kesenjangan pencapaian program/kegiatan, faktor-faktor penyebabnya, dan

    mengidentifikasi kebutuhan prioritas program dan kegiatan tahun rencana.

    Tabel 5 kolom 5, 6 dan 7 memperlihatkan contoh format yang dapat digunakan

    untuk mereview usulan program dan kegiatan SKPD serta prioritas tahun rencanaberdasarkan prakiraan maju (n+1) RKPD tahun berjalan.

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    40/107

    21

    3. PENYUSUNAN RANCANGAN RENJA SKPD

    Rancangan Renja SKPD merupakan rancangan program dan kegiatan yang akan

    dilaksanakan oleh masing-masing SKPD pada tahun yang direncanakan sesuai dengan

    tugas pokok dan fungsinya dalam rangka menunjang pencapaian visi dan misi kepala daerah

    terpilih. Program dan kegiatan dalam rancangan Renja SKPD masih bersifat indikatif yang

    diselaraskan dengan program dan kegiatan prioritas daerah. Pada tahap ini dilakukan kegiatan

    persiapan penyusunan, kegiatan analisis dan pengkajian dokumen terkait, dan kegiatan

    penyusunan Rancangan Renja SKPD.

    Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tanggung jawab masing-masing kepala

    SKPD yang proses penyusunannya mengacu pada rancangan awal RKPD, untuk itu masing-

    masing SKPD perlu membentuk tim penyusun Renja SKPD yang bertugas melaksanakan

    seluruh proses penyusunan dokumen Renja SKPD sampai dengan penyusunan RKA-SKPD.

    3.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Renja SKPD

    Prinsip-prinsip di dalam penyusunan rancangan Renja SKPD, adalah sebagai berikut:

    1. Berpedoman pada Renstra SKPD dan mengacu pada rancangan awal RKPD.

    2. Penyusunan Renja SKPD bukan kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan merupakan

    rangkaian kegiatan yang simultan dengan penyusunan RKPD, serta merupakan bagian

    dari rangkaian kegiatan penyusunan APBD.

    3. Substansi rancangan Renja SKPD memuat evaluasi status, kedudukan kinerja

    penyelenggaraan urusan wajib/pilihan SKPD terhadap Renstra SKPD; evaluasi

    pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu; rumusan tujuan, sasaran, program dan kegiatan;

    dana indikatif serta sumber dananya dan prakiraan maju.

    4. Penyusunan program dan kegiatan SKPD untuk tahun yang direncanakan mengacu

    pada ketentuan SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan mempertimbangkan capaian

    kinerja SPM yang ada (jika SPM untuk kegiatan dimaksud tersedia).

    5. Rumusan program/kegiatan di dalam renja SKPD didasarkan atas pertimbangan urutan

    urusan pelayanan wajib/pilihan pemerintahan daerah yang memerlukan prioritas

    penanganan dan mempertimbangkan pagu indikatif masing-masing SKPD.

    6. Progam/kegiatan dalam RKPD Provinsi dirinci menurut sumber pendanaan yang

    diusulkan untuk didanai APBD Provinsi, APBN dan sumber lainnya, sedangkan untuk

    RKPD Kabupaten/Kota dirinci menurut sumber dana APBD Kabupaten/Kota, APBDProvinsi, APBN dan sumber dana lainnya.

    7. Program dan kegiatan yang direncanakan memuat tolok ukur dan target capaian kinerja,

    keluaran, biaya satuan per keluaran, total kebutuhan dana, baik untuk tahun n dan

    tahun n+1.

    8. Dibentuknya forum SKPD sebagai forum diskusi, tidak hanya ditujukan untuk

    pembahasan program dan kegiatan tahunan saja, melainkan juga sebagai sarana diskusi

    dalam pembahasan berbagai persoalan pembangunan yang terkait dengan bidang SKPD

    masing-masing. Untuk itu pemilihan peserta forum SKPD harus yang betul-betul memiliki

    komitmen, serta sesuai dengan kapasitas dan kompetensi menurut bidangnya.

    9. Rancangan Renja SKPD Kabupaten/Kota selesai disusun dan disampaikan kepadaKepala Daerah melalui Bappeda paling lambat pada minggu ke-4 bulan Februari,

    sedangkan untuk Renja SKPD Provinsi paling lambat pada minggu pertama bulan Maret.

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    41/107

    22

    10. Program dan kegiatan di dalam Renja SKPD Kabupaten/Kota yang diusulkan untuk

    didanai melalui APBD Provinsi dan APBN, dan/atau usulan program/kegiatan

    dekonsentrasi, tugas pembantuan dan DAK. Tembusannya disampaikan oleh SKPD

    Kabupaten/Kota kepada SKPD Provinsi dan Kementerian/Lembaga yang sesuai.

    11. SKPD Provinsi melakukan pengkajian terhadap usulan program/kegiatan yang

    disampaikan SKPD terkait dari kabupaten/kota yang ada di provinsi, selanjutnya dibahas

    bersama SKPD-SKPD kabupaten/kota tersebut dalam forum SKPD Provinsi untuk

    menentukan kesepakatan prioritas terhadap program/kegiatan yang diusulkan untuk

    didanai APBD Provinsi dan/atau APBN.

    Tabel 5kolom 1, 2, 3, 4, 8 sampai dengan 14memperlihatkan contoh format yang

    dapat digunakan untuk menyusun rancangan program dan kegiatan RKPD/Renja SKPD

    3.2. Tata Cara Penyusunan

    3.2.1. Kegiatan Persiapan:

    Kegiatan penyusunan rancangan Renja SKPD dapat dilakukan sebelum Rancangan Awal

    RKPD diterima SKPD, atau segera setelah RAPBD tahun sebelumnya disahkan menjadi

    APBD (awal Desember).

    Langkah-langkah pada Kegiatan Persiapan mencakup:

    1. Melakukan identifikasi para pemangku kepentingan

    Identifikasi dan seleksi para pemangku kepentingan yang akan dilibatkan sebagai peserta

    forum SKPD, dan/atau yang akan dipilih sebagai anggota Tim Penyusun Renja SKPD,

    mencakup individu ataupun lembaga yang dinilai kompeten, relevan, dan representa-

    tive. Jika kegiatan ini telah dilakukan pada waktu penyusunan Renja tahun sebelumnya,

    maka pada langkah ini cukup mereview dan melakukan perubahan yang diperlukan

    berdasarkan masukan tahun sebelumnya.

    2. Pembentukan Tim Penyusun Renja SKPD

    Pada langkah ini selain membentuk Tim Penyusun Renja SKPD disarankan pula untuk

    menetapkan fasilitator untuk membantu proses pelaksanaan perencanaan partisipatif

    yang efektif dan efisien. Tim yang dibentuk diusahakan melibatkan anggota dari unsurLSM yang memiliki kompetensi dan komitmen. Tim penyusun Renja SKPD, dapat

    dibentuk untuk masa waktu beberapa tahun, dan dapat juga sekaligus dirangkap/

    merangkap Tim penyusun Renstra SKPD. Jika tim telah terbentuk pada tahun

    sebelumnya, maka jika diperlukan dapat direview kembali.

    3. Penyiapan Kelembagaan Forum SKPD

    Pada langkah ini dilakukan penyiapan kelembagaan forum SKPD yang pesertanya

    merupakan perwakilan para para pemangku kepentingan yang memiliki relevansi dan

    kompetensi khusus serta punya komitmen dengan SKPD yang bersangkutan. Jika

    kelembagaan forum SKPD ini sudah terbentuk, maka tinggal dilanjutkan.

    4. Pengisian Formulir (Isian)Pada langkah ini Tim Penyusun Renja SKPD melakukan konfirmasi terhadap formulir

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    42/107

    23

    isian/matrik yang disampaikan oleh Kepala Daerah tentang usulan program dan kegiatan

    yang diajukan SKPD tahun sebelumnya dalam rangka prakiraan maju serta menyerahkan

    formulir isian yang telah dilengkapi dan telah direview kepada Bappeda.

    5. Penyusunan Rencana Kerja Tim untuk Penyusunan Renja SKPD

    Tim Penyusun Renja SKPD menyusun rencana kerja untuk penyusunan Renja SKPD

    serta menyiapkan outline atau daftar isi Renja SKPD dengan lampiran berupa format

    kegiatan yang akan dianggarkan. Format kegiatan yang akan dianggarkan tersebut

    menggunakan format sesuai ketentuan yang diatur dalam PERMENDAGRI No 59/2007

    tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 13/2006.

    6. Kompilasi Informasi/Konsultasi dengan Kementrian/Lembaga (K/L) Terkait

    Tim Penyusun Renja SKPD meminta/mengumpulkan informasi atau berkonsultasi

    dengan K/L sehubungan dengan rancangan Renja K/L untuk bidang/sektor terkait di

    provinsi dan kabupaten/kota.

    7. Kompilasi Informasi/Konsultasi dengan Provinsi Terkait

    Tim Penyusun Renja SKPD kabupaten/kota meminta/mengumpulkan informasi atau

    berkonsultasi sehubungan dengan rancangan Renja SKPD Provinsi untuk bidang/sektor

    terkait.

    Tabel 6memperlihatkan Prototype Daftar Isi Rancangan Renja SKPD

    3.2.2. Kegiatan Analisis dan Pengkajian Dokumen:

    Merupakan kegiatan pengkajian terhadap dokumen program/kegiatan yang terkait langsung

    dengan penyusunan Renja SKPD dalam rangka koordinasi dan sinergi program/kegiatan

    SKPD. Kegiatan dapat dilaksanakan sebelum rancangan awal RKPD diterima.

    Langkah-langkah pada kegiatan analisis dan pengkajian dokumen ini mencakup:

    1. Melakukan Kajian terhadap Rancangan Awal RKP Nasional (dan RKPD Provinsi)

    Langkah ini dimaksudkan untuk melihat arahan dan prioritas program/kegiatan yang

    terkait SKPD yang bersangkutan.

    2. Review RPJM Nasional dan RPJM Provinsi

    Melakukan identifikasi arahan dan prioritas RPJM Nasional untuk diakomodasikan dalam

    penyusunan Renja SKPD Provinsi. Untuk Renja SKPD Kabupaten/Kota juga perlu

    mengidentifikasi arahan dan prioritas RPJM Provinsi atau dari Renja SKPD Provinsitahun yang direncanakan (jika telah disusun), untuk diakomodasikan dan disinergikan

    dalam penyusunan Renja SKPD Kabupaten/Kota. Jika belum diperoleh informasi untuk

    tahun yang direncanakan, maka dapat diidentifikasi dari RKP/RKPD Provinsi tahun lalu.

    3. Kajian terhadap RPJM Daerah dan Renstra SKPD

    Melakukan evaluasi status capaian kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan SKPD

    terhadap RPJM Daerah dan program dan kegiatan dalam Renstra SKPD pada tahun

    rencana, sesuai Tupoksi SKPD dalam rangka mencapai sasaran hasil pembangunan

    tahun rencana

    4. Kajian dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan SKPD

    Melakukan kajian dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan SKPD tahun laludan tahun berjalan, evaluasi pencapaian SPM serta review terhadap kebutuhan pro-

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    43/107

    24

    gram dan kegiatan yang diusulkan tahun sebelumnya dalam rangka prakiraan maju

    pada program/ kegiatan (n + 1)

    5. Meminta/menerima Rancangan Awal RKPD secara resmi dari Bappeda

    3.2.3. Kegiatan Penyusunan Rancangan Renja SKPD:

    Kegiatan ini dilaksanakan setelah SKPD menerima secara resmi dokumen Rancangan Awal

    RKPD dari Bappeda.

    Langkah-langkah pada kegiatan penyusunan rancangan Renja SKPD mencakup:

    1. Mengidentifikasi realisasi target capaian kinerja program dan kegiatan SKPD tahun lalu

    dan dibandingkan terhadap sasaran dan target Renstra SKPD dan RPJMD pada tahun

    bersangkutan.

    2. Merumuskan program/kegiatan pelayanan wajib/pilihan SKPD sesuai skala prioritasnya

    untuk pencapaian sasaran dan target Renstra SKPD maupun RPJMD.

    3. Mengkaji rancangan awal RKPD program/kegiatan apa saja yang sesuai dengan

    kebutuhan dan lakukan pengecekan apakan program/kegiatan yang merupakan kegiatan

    lanjutan dan/atau prioritas SKPD sudah termuat dalam rancangan awal RKPD. Jika

    belum termuat, maka perlu diberi catatan penting pada rancangan awal tersebut.

    4. Mengidentifikasi program dan kegiatan RKPD yang bersifat lintas SKPD dan memerlukan

    koordinasi dalam penyusunan program dan kegiatan.

    5. Memasukkan usulan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan yang terkait dengan SKPD

    ke dalam rancangan Renja SKPD Kabupaten/Kota, sedangkan untuk rancangan Renja

    SKPD Provinsi, dilakukan kajian atas usulan yang disampaikan dari SKPD kabupaten/

    kota dengan mempertimbangkan hasil kesepakatan Musrenbang Kabupaten/Kota.

    6. Merumuskan perubahan atau revisi atas program dan kegiatan SKPD yang tertulis dalam

    RKPD dengan merinci tambahan atau koreksi terhadap rencana kegiatan SKPD yang

    tercantum dalam rancangan awal RKPD.

    7. Menyiapkan Forum SKPD atau Forum Gabungan SKPD untuk mendapatkan

    kesepakatan susunan prioritas kegiatan dan program dalam format rencana kerja RKPD

    bagi setiap SKPD. Dalam keadaan terdapat kegiatan usulan masyarakat yang mendesak

    dan tidak atau belum termasuk dalam salah satu program dan kegiatan RKPD yang

    sudah dirancang maka kepala SKPD menambahkan program dan kegiatan tambahan

    ke dalam Renja SKPD yang sudah dirancang tersebut. Hal ini dilakukan dengan

    mempertimbangkan besaran pagu indikatif setiap SKPD yang ditentukan dalamrancangan awal RKPD.

    8. Merumuskan kembali usulan program dan kegiatan SKPD untuk tahun yang

    direncanakan dalam bentuk rancangan Renja SKPD, dengan memperhatikan prioritas

    daerah, kesinambungan program dan kegiatan SKPD serta pagu indikatif yang telah

    dicanangkan dalam rancangan awal RKPD. Format usulan memperhatikan format RKA-

    SKPD.

    9. Rancangan Renja SKPD Provinsi memuat hasil identifikasi program dan kegiatan, dirinci

    menurut kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan serta perkiraan alokasi sumber

    pendanaan dari APBD kabupaten/kota, APBD Provinsi, APBN dan sumber pendanaan

    lainnya.

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    44/107

    25

    Bagan 4. Proses Penyusunan Rancangan Renja SKPD

    ReviewRancanganAwal RKPD

    Evaluasi CapaianKinerja Pelayanan

    Wajib/PilihanSKPD terhadapTarget Renstra

    SKPD

    Usulan HasilMusrenbang dan

    Forum

    Identifikasi Programdan Kegiatan yang

    ditangani Pusat

    ReviewRenstraSKPD

    Program/KegiatanSKPD Berdasarkan

    Skala Prioritas

    Identifikasi Program/Kegiatan terkait SKPD

    RumusanRancanganRenja SKPD

    10. Rancangan Renja SKPD kabupaten/kota juga memuat hasil identifikasi program dan

    kegiatan SKPD Provinsi yang berasal dari RPJM Propinsi dan/atau dari Renja SKPD

    Provinsi untuk tahun rencana atau dari prakiraan maju APBD Provinsi tahun sebelumnya.

    11. Tembusan rancangan Renja SKPD kabupaten/kota disampaikan kepada SKPD Provinsi

    dan Kementerian/Lembaga terkait, khususnya daftar program dan kegiatan prioritas

    yang diusulkan untuk ditangani dan/atau dibiayai provinsi dan pemerintah pusat melalui

    dana APBN (dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan, DAK dan Dana Otsus), dan/

    atau APBD Provinsi.

    12. Untuk Renja SKPD provinsi, tembusannya disampaikan kepada Kemeterian/Lembaga

    terkait, khususnya daftar program dan kegiatan prioritas yang diusulkan untuk ditangani

    dan/atau dibiayai pemerintah pusat melalui dana APBN (dana dekonsentrasi, dana tugas

    pembantuan, DAK dan Dana Otsus).

    Skematis proses penyusunan Rancangan Renja SKPD dapat digambarkan sebagai

    berikut :

  • 5/28/2018 Surat Edaran Kemendagri

    45/107

    26

    4. PENYUSUNAN RANCANGAN RKPD

    Merupakan tahap lanjutan, berupa kajian dan pembahasan atas rancangan Renja SKPD

    yang diintegrasikan dengan Rancangan Awal RKPD untuk disperbaiki menjadi Rancangan

    RKPD, pembahasan dengan para pemangku kepentingan terkait untuk memperoleh masukan

    dan pertimbangan bagi rancangan RKPD, penyiapan ringkasan Rancangan RKPD sebagai

    bahan pembahasan dalam Musrenbang tahunan daerah. Ringkasan rancangan RKPD

    Provinsi disampaikan kepada Bappenas, sedangkan ringkasan RKPD Kabupaten/Kota

    disampaikan kepada Bappenas dan Bappeda Provinsi sebagai masukan dalam penyusunan

    RKP Nasional dan/atau RKPD