sub netting 2
DESCRIPTION
subnetingTRANSCRIPT
PERHITUNGAN IP
Kategori Pengalamatan IP
Ada 3 macam kategori pengalamatan IP, yaitu:
- Classfull Addressing (conventional): pengalamatan
berdasarkan kelas, tanpa perlu ada subnetting.
- Subnetted Classfull Addressing: pengalamatan dengan
subnetting.
- Classless Addressing: CIDR
CLASSFULL IP Classfull merupakan metode pembagian IP address
berdasarkan klas, dimana IP address (yang berjumlah sekitar 4 milyar) dibagi kedalam lima kelas yakni:
Class A
Class B
Class C
Class D
Class E
IP Address Class A
Ciri : bit pertama = 0
Standar: 8 bit network dan 24 bit host
Ada 128 (27) IP kelas A di dunia ( - 2)
Satu kelas A dapat menampung sampai lebih dari 16 juta host ( 2563 - 2 )
0-127 0-255 0-255 0-255
0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host
Class A
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama : 0
Panjang NetID : 8 bit
Panjang HostID : 24 bit
Byte pertama : 0 - 127
Jumlah Kelas : 128 (2 7) (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
(1. 0 . 0 . 1 s/d 1.255.255.254)
…
(126. 0 . 0 . 1 s/d 126.255.255.254)
Jumlah Host : 16.777.214 (2^24-2)IP pada setiap Kelas A
Dekripsi : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar
26 104 0 19
IP Address Class B
Ciri : dua bit pertama = 10
Standar : 16 bit network & 16 bit host
Ada 214 IP kelas B di dunia (64 x 256)
64 adalah jumlah range IP dari 128 hingga 191
Satu kelas B dapat menampung sampai lebih dari 65 ribu host (2562 - 2)
128-191 0-255 0-255 0-255
10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host
Class B
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama : 10
Panjang NetID : 16 bit
Panjang HostID : 16 bit
Byte pertama : 128 - 191
Jumlah Kelas : 16.384 (214)
Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
(128. 0 . 0 . 1 s/d 128. 0 .255.254)
…
(191.255. 0 . 1 s/d 191.255.255.254)
Jumlah Host : 65.534 (2^16-2)IP Address pada setiap Kelas B
Deskripsi : Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang
128 66 12 1
IP Address Class C
Ciri : tiga bit pertama = 110 Standar : 24 bit network & 8 bit host Ada 32 x 256 x 256 (221) IP kelas C di dunia
32 adalah jumlah range IP dari 192 hingga 223
Satu kelas C dapat menampung sampai 254 host
192-223 0-255 0-255 0-255
110nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host
Class C
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Bit pertama : 110
Panjang NetID : 24 bit
Panjang HostID : 8 bit
Byte pertama : 192 - 223
Jumlah Kelas : 2.097.152 (221)
Range IP : 192. 0 . 0 .xxx sampai 223.255.255.xxx
(192. 0 . 0 . 1 s/d 192. 0 . 0 .254)
…
( 223.255.255. 1 s/d 223.255.255.254 )
Jumlah Host : 254 (28 - 2)IP Address pada setiap Kelas C
Deskripsi : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil
192 178 16 1
Class D
Format : 1110mmmm.mmmmmmm. mmmmmmm. mmmmmmm
Bit pertama : 1110 - 11110111
Bit multicast : 28 bit
Byte inisial : 224 - 239
Deskripsi : Kelas D digunakan untukkeperluan IP multicast (RFC 1112)
Class E Format : 1111rrrr.rrrrrrrr. rrrrrrrr. rrrrrrrr
Bit pertama : 1111
Bit cadangan : 28 bit
Byte inisial : 240 - 255
Deskripsi : Kelas E adalah kelas yang dicadangkan untuk
keperluan eksperimental (research).
Classful and Classless IP Addressing
IP Address Range
Alamat IP Khusus
Alamat Kegunaan
127.0.0.1 localhost
255.255.255.255 broadcast
10.0.0.0 – 10.255.255.255 Private Network (Class A)
172.16.0.0 – 172.31.255.255 Private Network (Class B)
192.168.0.0 – 192.168.255.255 Private Network (Class C)
Contoh Soal (Classfull)
Termasuk klas apa IP Address 10.10.0.1?
Termasuk klas apa IP Address 100.100.100.100?
Termasuk klas apa IP Address 128.0.0.1?
Termasuk klas apa IP Address 192.168.0.254?
ANALOGI SUBNETTING
ANALOGI SUBNETTING
ANALOGI SUBNETTING
ANALOGI SUBNETTING
ANALOGI SUBNETTING
NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS
(nomor rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh
BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255)
ANALOGI SUBNETTING
Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST
ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS
Mengapa SubNetting? SubNetting adalah proses membagi sebuah network menjadi
beberapa Sub-network.
Sebagai contoh, dalam sebuah jaringan lokal yang menggunakan
alamat kelas B 172.16.0.0 terdapat 65.534 host address.
Efisiensi pengelolaan jaringan dapat ditingkatkan dengan cara
melakukan subnetting terhadap network tersebut.
Mengapa SubNetting (Cont.) Alasan-alasan perlunya dibentuk subnetting antara lain :
- Memudahkan pengelolaan jaringan.
- Mereduksi traffic yang disebabkan oleh broadcast maupun benturan (collision).
- Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang lebih jauh (LAN ke MAN).
Contoh Subneting 1
IP Address : Kelas C
IP Address : 222.124.14.0
Subnet Mask : 255.255.255.0
• IP Address & Subnet Mask ditulis dalam bentuk angka biner :
Cara membuat Subnet-Subnet baru dari IP Address yang sudah anda
miliki, misalnya mengorbankan dua bit teratas dari Host ID untuk
dipakai oleh Network ID sebagai bagian Subnet Mask baru, maka akan
terlihat kombinasi IP Address dalam bentuk angka biner berikut ini :
Subnetting dengan menggunakan dua bit Subnet mask ini akan
memberikan kombinasi 00, 01, 10 dan 11 seperti tampak pada tabel
berikut ini :
Apabila kedua Subnet baru tersebut ditulis dalam angka desimal, maka
akan tampak seperti pada tabel berikut.
Informasi mengenai hasil dari Subnetting terhadap IP Address
222.124.14.0 dengan melakukan Subnetting pada dua bit Host ID
sebagai berikut :
Contoh Subneting 2
IP Address : Kelas B IP Address : 150.130.0.0 Subnet Mask : 255.255.0.0
IP Address dan Subnet mask ini apabila dituliskan dalam bentuk angka biner, maka akan tampak seperti tabel berikut ini.
Cara membuat subnet-subnet baru dari IP Address yang sudah anda miliki, misalnya mengorbankan dua bit teratas dari Host ID untuk dipakai oleh Network ID sebagai bagian Subnet Mask baru.
Informasi mengenai hasil dari Subneting terhadap IP Address 150.130.0.0
dengan melakukan Subnetting pada dua bit Host ID sebagai berikut :
Contoh Subneting 3Soal :
Network ID (desimal) : 200.120.10.0
Network ID (biner) :
11001000.01111000.00001010.00000000
Subnet Mask (desimal) : 255.255.255.0
Subnet Mask (biner) :
11111111.11111111.11111111.00000000
Jumlah bit mask : 4 bit
Penyelesaian:
Subnet Mask baru (desimal) : 255.255.255.240
Subnet Mask baru (biner) :
11111111.11111111.11111111.11110000
Jumlah subnet : 24 = 16 subnet
Daftar Subnet
Dosen mengisi 11 subnet yang masih kosong ini
Digit biner yang diwarnai adalah bit mask untuk subnet atau Network ID
(0000 s/d 1111)
Subnet Zeros & Ones (Klasik)
Subnet ke-1 (Subnet Zero)
Network ID : 200.120.10.0/28
Range IP Address : 200.120.10.1 s/d 200.120.10.14
Broadcast address : 200.120.10.15
Subnetmask : 255.255.255.240
Subnet Zeros artinya subnet yang semua bitmask-nya 0 (zero).
Subnet ke-16 (Subnet One)
Network ID : 200.120.10.240/28
Range IP Address : 200.120.10.241 s/d 200.120.10.254
Broadcast address : 200.120.10.255
Subnetmask : 255.255.255.240
Subnet Ones artinya subnet yang semua bitmask-nya 1 (one).
Subnet Zeros
Mahasiswa mengisi 12 IP Addr yang masih kosong ini
Subnet Zeros
Host Pertama
Host Terakhir
Alamat IPBroadcast
Digit biner yang diwarnai adalah bit mask untuk host atau Host ID (0001 s/d
1110)
Subnet Ones
Mahasiswa mengisi 12 IP Addr yang masih kosong ini
Subnet Ones
Host Pertama
Host Terakhir
Alamat IPBroadcast
Digit biner yang diwarnai adalah bit mask untuk host atau Host ID (0001 s/d
1110)
SUBNETTING DENGAN CIDR
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar diempat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namunadakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. /24 diambil daripenghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Subnet Mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting
dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Subnet Mask Nilai CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
PERSOALAN 1
NETWORK ADDRESS 192.168.7.0/26
Analisa
192.168.7.0 → Class C
/26 berarti :
11111111.11111111.11111111.11000000
255.255.255.192 → subnet mask
Pertanyaan :
Jumlah Subnet
Jumlah Host per Subnet
Blok Subnet
Alamat Host dan Broadcast
PERSOALAN 1
Perhitungan :
Jumlah subnet = 2 X ,dimana x adalah banyaknya binari 1
pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk
kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah
Subnet adalah 2 2 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2 y - 2, dimana y adalah
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada
oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah
2 6 - 2 = 62 host
Blok Subnet = 256 - 192=64 (nilai oktet terakhir subnet
mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128,
192
PERSOALAN 1
Perhitungan :
Jumlah subnet = 2 X ,dimana x adalah banyaknya binari 1
pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk
kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah
Subnet adalah 2 2 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2 y - 2, dimana y adalah
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada
oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah
2 6 - 2 = 62 host
Blok Subnet = 256 - 192=64 (nilai oktet terakhir subnet
mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128,
192
PERSOALAN 1
PERSOALAN 2
NETWORK ADDRESS 172.16.0.0/18
Analisa
172.16.0.0 → Class B
/18 berarti :
11111111.11111111.11000000.00000000
255.255.192.0 → subnet mask
PERSOALAN 2
Perhitungan :
Jumlah subnet = 2 X ,dimana x adalah banyaknya binari 1
pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2 2 = 4
subnet
Jumlah Host per Subnet = 2 y - 2, dimana y adalah
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada
oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah
2^ 1 4 - 2 = 16.382 host
Blok Subnet = 256 - 192=64 (nilai oktet terakhir subnet
mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128,
192
PERSOALAN 2
PERSOALAN 3
Kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang
menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30.
Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa
172.16.0.0 berarti kelas B,
dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
PERSOALAN 3
Penghitungan
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi
lengkapnya adalah (0, 128)
PERSOALAN 3
PERSOALAN 4
Kelas A, berarti subnetting menggunakan oktet 2, 3 dan 4.
Semua subnet mask dengan CIDR → /8 sampai /30
Contoh :
NETWORK ADDRESS 10.0.0.0/16
Analisa
10.0.0.0 → Class A
/16 berarti :
11111111.11111111.00000000.00000000
255.255.0.0 → subnet mask
PERSOALAN 4
Perhitungan :
Jumlah subnet = 2 X ,dimana x adalah banyaknya binari 1
pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2 8 = 256
subnet
Jumlah Host per Subnet = 2 y - 2, dimana y adalah
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada
oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah
2 1 6 - 2 = 65534 host
Blok Subnet = 256 - 255=1 , (nilai oktet terakhir subnet
mask) = 1. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 1, 2, 3, dst
PERSOALAN 4
Variable-Length Subnet Mask -
VLSM
VLSM membuat lebih dari satu subnet mask dalam jaringan yang sama (subnetting suatu subnet).
S Subnet Add
0 207.21.24.0/27
1 207.21.24.32/27
2 207.21.24.64/27
3 207.21.24.96/27
4 207.21.24.128/27
5 207.21.24.160/27
6 207.21.24.192/27
7 207.21.24.224/27
Sub-sub Sub-Subnet Add
Sub 0 207.21.24.192/30
Sub 1 207.21.24.196/30
……..
Sub 5 207.21.24.212/30
Sub 6 207.21.24.216/30
Sub 7 207.21.24.220/30
VLSM vs. CIDR
VLSM mirip dengan CIDR
Keduanya sama-sama membagi jaringan besar menjadi
jaringan-jaringan yang lebih kecil.
Tujuan VLSM: menggunakan blok alamat yang ada se-efisien
mungkin.
Tujuan CIDR: membuat routing table lebih efisien dengan
subnet yang sudah ada.
VLSM: Pembagian jaringan ini pada alamat yang sudah digunakan pada
suatu organisasi dan tidak terlihat di Internet.
CIDR: CIDR dapat mengalokasikan suatu alamat yang sudah
disediakan oleh Internet kepada ISP high-level ke ISP mid-level sampai lower-level dan akhirnya ke jaringan suatu organisasi.
VLSM vs. CIDR(Perbedaan)
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika
merancang suatu jaringan komputer:
1. Berapa jumlah total subnet yang dibutuhkan saat ini.
2. Berapa jumlah total subnet yang dibutuhkan untuk masa
mendatang.
3. Berapa banyak host yang ada di subnet terbesar saat ini.
4. Berapa banyak host yang akan ada di subnet terbesar pada masa
mendatang.
Problem 1: Membuat Skema Pengalamatan
Menggunakan VLSM
Jaringan 192.168.15.0
Diberikan suatu alamat kelas C: 192.168.15.0
dan akan mendukung jaringan seperti gambar di
atas. Buatlah suatu skema pengalamatan yang
memenuhi syarat seperti yang digambarkan.
Problem 1: Membuat Skema Pengalamatan
Menggunakan VLSM
Problem 1: Membuat Skema Pengalamatan
Menggunakan VLSM
Supaya mendukung 26 host di subnet, maka dibutuhkan 5 bit pada bagian host di alamat IP. 5 bit ini akan mempunyai 30 alamat host (25 - 2). Sehingga 27 bit mask yang digunakan untuk membuat subnet.
Untuk memaksimalkan jumlah alamat, maka subnet 192.168.15.0/27 disubnet lagi menggunakan 30 bit mask. Subnet yang dihasilkan akan digunakan untuk link point-to-point secara efisien karena setiap subnet hanya mempunyai 2 alamat.
Problem 1: Membuat Skema Pengalamatan
Menggunakan VLSM
Problem 1: Membuat Skema Pengalamatan
Menggunakan VLSM
Jaringan 192.168.15.0
Problem 2: Membuat Skema Pengalamatan
Menggunakan VLSM
Jaringan 192.168.15.0
Problem 2: Membuat Skema Pengalamatan
Menggunakan VLSM
Diberikan suatu alamat kelas C: 192.168.15.0 dan
akan mendukung jaringan seperti gambar di atas.
Buatlah suatu skema pengalamatan yang
memenuhi syarat seperti yang digambarkan.
Problem 2: Membuat Skema Pengalamatan
Menggunakan VLSM
Supaya mendukung 25 host di subnet, maka dibutuhkan 5 bit pada bagian host di alamat IP. 5 bit ini akan mempunyai 30 alamat host (25 - 2). Sehingga 27 bit mask yang digunakan untuk membuat subnet.
Untuk memaksimalkan jumlah alamat, maka subnet 192.168.15.0/27 disubnet lagi menggunakan 30 bit mask. Subnet yang dihasilkan akan digunakan untuk link point-to-point secara efisien karena setiap subnet hanya mempunyai 2 alamat.
Tetapi bagaimana dengan subnet yang mempunyai 60 host ?
Problem 2: Membuat Skema Pengalamatan
Menggunakan VLSM
Problem 2: Membuat Skema Pengalamatan
Menggunakan VLSM
Masalah 60 host dalam subnet di atas dapat
diatasi dengan supernetting 2 subnet.
Dua subnet, misalnya subnet #2 dan subnet #3
dapat di supernetting menggunakan 26 bit mask
sehingga memberikan subnet 192.168.15.64 /26
yang menyediakan 62 host (26 - 2).
Problem 2: Membuat Skema
Pengalamatan Menggunakan VLSM
Jaringan 192.168.15.0