studi pegelolaa sampah b3 permukima di kecamata … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur...

20
STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA JAMBAGA, SURABAYA STUDY O HOUSHOLD HAZARDOUS WASTE MAAGEMET I JAMBAGA DISTRICT, SURABAYA YUIG DYAH PERMAA MUSTIKAWATI dan YULIAH TRIHADIIGRUM Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh opember Surabaya [email protected] Abstrak Sampah rumah tangga di daerah perkotaan umumnya dibuang secara tercampur dengan komponen sampah B3. Hal tersebut tidak seharusnya terjadi karena telah dijelaskan dalam Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah B3 dari jenis limbah lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada pengelolaan sampah B3 permukiman, menggunakan Kecamatan Jambangan sebagai daerah penelitian. Metode pelaksanaan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah berdasarkan SNI 19-3964- 1995. Pengambilan contoh sampah untuk Kecamatan Jambangan dilakukan di 100 rumah selama 8 hari. Pengambilan contoh sampah dikumpulkan dari tiga kelurahan yang berbeda, yaitu Karah (33 sampel), Jambangan (33 sampel), dan Kebonsari (34 sampel). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa timbulan sampah B3 rata – rata untuk Kecamatan Jambangan adalah 25,58 kg/hari yang terdiri dari karakteristik mudah terbakar, beracun dan korosif. Penelitian ini merekomendasikan bahwa pengolahan sampah B3 permukiman di Kecamatan Jambangan disarankan dilakukan dengan sistem pemilahan dari sumber, pewadahan sampah B3, dan pengumpulan sampah B3 menuju TPS. Kata kunci: Kecamatan Jambangan, Sampah B3, pengelolaan sampah B3 permukiman Abstract Household solid waste from urban city is generally mixed with the hazardous components. This situation does not meet Act o. 18/2008 concerning Solid Waste Management, which regulates that waste generators must separate the hazardous waste components from other kinds of waste. Therefore, this research is focused on household hazardous management, using Jambangan District as the study area. Solid waste samples were collected according to SI 19-3964-1995 methods. Sampling program in Jambangan District was conducted by involving 100 households within 8 days. These solid waste samples were collected from three different sub-districts, namely Karah (samples), Jambangan (33 samples), and Kebonsari (34 samples). Results of this research showed that the household hazardous solid waste generation in Jambangan District was 25.58 kg/day, which comprised flammable, toxic, and corrosive components. This research recommends that the management of household hazardous waste in Jambangan District should include separation on-site, storage and collection to a particular transfer station. Keywords: Jambangan District, hazardous waste, household solid waste

Upload: trandiep

Post on 03-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI

KECAMATA JAMBAGA, SURABAYA

STUDY O HOUSHOLD HAZARDOUS WASTE

MAAGEMET I JAMBAGA DISTRICT, SURABAYA

YUIG DYAH PERMAA MUSTIKAWATI dan YULIAH TRIHADIIGRUM

Jurusan Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh opember Surabaya

[email protected]

Abstrak

Sampah rumah tangga di daerah perkotaan umumnya dibuang secara tercampur dengan komponen sampah B3. Hal tersebut tidak seharusnya terjadi karena telah dijelaskan dalam Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah B3 dari jenis limbah lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada pengelolaan sampah B3 permukiman, menggunakan Kecamatan Jambangan sebagai daerah penelitian.

Metode pelaksanaan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah berdasarkan SNI 19-3964-1995. Pengambilan contoh sampah untuk Kecamatan Jambangan dilakukan di 100 rumah selama 8 hari. Pengambilan contoh sampah dikumpulkan dari tiga kelurahan yang berbeda, yaitu Karah (33 sampel), Jambangan (33 sampel), dan Kebonsari (34 sampel).

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa timbulan sampah B3 rata – rata untuk Kecamatan Jambangan adalah 25,58 kg/hari yang terdiri dari karakteristik mudah terbakar, beracun dan korosif. Penelitian ini merekomendasikan bahwa pengolahan sampah B3 permukiman di Kecamatan Jambangan disarankan dilakukan dengan sistem pemilahan dari sumber, pewadahan sampah B3, dan pengumpulan sampah B3 menuju TPS.

Kata kunci: Kecamatan Jambangan, Sampah B3, pengelolaan sampah B3 permukiman

Abstract

Household solid waste from urban city is generally mixed with the hazardous components. This situation

does not meet Act �o. 18/2008 concerning Solid Waste Management, which regulates that waste generators must

separate the hazardous waste components from other kinds of waste. Therefore, this research is focused on

household hazardous management, using Jambangan District as the study area.

Solid waste samples were collected according to S�I 19-3964-1995 methods. Sampling program in

Jambangan District was conducted by involving 100 households within 8 days. These solid waste samples were

collected from three different sub-districts, namely Karah (samples), Jambangan (33 samples), and Kebonsari (34

samples).

Results of this research showed that the household hazardous solid waste generation in Jambangan

District was 25.58 kg/day, which comprised flammable, toxic, and corrosive components. This research

recommends that the management of household hazardous waste in Jambangan District should include separation

on-site, storage and collection to a particular transfer station.

Keywords: Jambangan District, hazardous waste, household solid waste

Page 2: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Banyak warga kota Surabaya yang tidak mengetahui bahwa aktifitas rumah tangga bisa menghasilkan sampah yang tergolong berbahaya dan rawan terhadap kesehatan tubuh dan lingkungan tempat tinggal. Karena tidak mengerti, banyak warga kota yang membuang sampah tersebut bercampur dengan sampah lainnya. Bahan pencemar yang terkandung dalam limbah terdiri dari bahan beracun dan berbahaya. Beracun artinya dapat membunuh manusia atau makhluk lain bila takarannya melebihi ukuran yang disyaratkan (Suparni,2009). Pengertian dari Limbah B3 menurut Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1999 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya beracun yang karena sifat, konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan merusakkan lingkungan hidup, dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.

Jenis sampah B3 permukiman dapat dikelompokkan berdasarkan jenis aktifitas rumah tangga, yaitu bahan atau bekas kemasan produk dari : aktifitas dapur, seperti pembersih lantai, pembersih kaca dan pembersih oven ; aktifitas kamar mandi, seperti pembersih kamar mandi, pembersih toilet; aktifitas garasi dan pembengkelan, seperti baterai, oli mobil dan berbagai macam cat untuk mobil, pendingin AC, accu ; aktifitas ruangan di dalam rumah, seperti cairan untuk mengkilapkan mebel, cairan penghilang karat dan pengencer cat ; aktifitas pertamanan, seperti cairan pembunuh jamur, cairan pembunuh serangga dan racun tikus (Ristawani, 2009.) Di dalam pengelolaan sampah B3 permukiman kelompok strategis yang diperlukan peran aktif adalah produsen barang bahan B3, masyarakat konsumen sebagai penimbul sampah, pengelola sampah kota dalam hal ini pemkot Surabaya, dan para pelaku daur ulang. Sebagai instansi pengelola kebersihan kota, wajib mengupayakan sarana-sarana khusus pengelolaan sampah B3 permukiman, misalnya dengan menyediakan wadah-wadah pengumpulan , sarana pengangkutan dan mengantisipasi kerjasama dengan pihak swasta dalam upaya pengolahannya. Bagi masyarakat wajib memisahkan sampah B3 dan non B3 ke dalam suatu wadah terpisah dan selanjutnya diserahkan kepada petugas swakelola masing-masing RW. Dalam hal ini bisa dilibatkan ibu-ibu PKK yang umumnya lebih perhatian dan empati untuk mengurusi sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangganya. Masyarakat juga perlu mengurangi konsumsi produk-produk yang mengandung bahan berbahaya beracun, dan lebih memilih produk yang ramah lingkungan serta memahami pentingnya upaya pengelolaan lingkungan yang disebabkannya.

Dalam tugas akhir ini akan membahas mengenai penanganan sampah B3 permukiman di Kecamatan Jambangan Surabaya dengan pertimbangan di Kecamatan Jambangan belum dilakukan pengolahan sampah B3 selain itu, pengelolahan sampah basah dan kering di Kecamatan Jambangan sudah cukup baik, sehingga diharapkan pengelolaan untuk sampah B3 dapat dilakukan dengan baik layaknya pengelolahan sampah basah dan kering. Wilayah Kecamatan Jambangan berada di Surabaya Selatan dengan luas wilayah sebesar ± 4,19 km² atau sekitar 419 ha yang terbagi menjadi 4 (empat) Kelurahan. Penanganan sampah B3 dalam rumah tangga yang diperlukan antara lain pemilahan, pewadahan dan pengumpulan sampah B3.

Page 3: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

1.2 Peumusan Masalah

Pokok permasalahan yang dapat diambil dari latar belakang yang telah dikemukakan adalah: Belum adanya pola pengelolaan sampah B3 permukiman untuk Kecamatan Jambangan dengan mengacu peraturan tentang limbah B3.

1.3 Tujuan

Untuk mencapai rumusan masalah seperti dijelaskan pada sub bab 1.2, maka dapat disusun beberapa tujuan khusus yang ingin dicapai dalam tugas akhir, sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah timbulan sampah B3 yang dihasilkan oleh rumah tangga di Kecamatan Jambangan.

2. Menghitung komposisi sampah B3 rumah tangga di Kecamatan Jambangan. 3. Mensurvey tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sampah B3. 4. Menentukan pola pengelolaan sampah B3 permukiman di Kecamatan Jambangan dengan

mengacu peraturan tentang limbah B3.

1.4 Landasan Teori

Pengertian Sampah Domestik B3 menurut SNI 3242 Tahun 2008 didefinisikan sebagai sampah yang berasal dari aktivitas rumah tangga, mengandung bahan dan atau bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan atau beracun, karena sifat atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau membahayakan kesehatan manusia. Sampah B3 rumah tangga terdiri dari material sampah yang dihasilkan dari produk perawatan pribadi seperti (cat kuku dan penghilang cat kuku, hair spray), baterai, bahan kimia, pestisida, obat-obatan kadaluarsa, produk perawatan otomotif (oli), produk perawatan rumah (cat, thinners, dan perekat), termometer raksa, listrik dan barang elektronik. (Thanh et al, 2010) Berikut ini adalah prosentase distribusi sampah B3 dalam sampah permukiman dan komersial:

Tabel 1 Distribusi Sampah B3 Dalam Sampah Permukiman dan Komersial

Produk Prosentase (%)

Produk Pembersih 40 Produk Otomotif 16,4 Produksi Perawatan diri 30,1 Pelarut Cat 7,5 Produk Pemeliharaan Taman 2,5 Lain - Lain 3,5

Sumber : Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993

Page 4: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

Tabel 2 Distribusi Sampah B3

Sumber : Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, sampah B3 merupakan sampah spesifik yang meliputi: a. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun. b. Sampah yang mengandung limbah B3. c. Sampah yang timbul akibat bencana. d. Bongkaran puing bangunan. e. Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah. f. sampah yang timbul secara periodik.

Berikut ini adalah karakteristik limbah B3 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.85 Tahun 1999 Limbah B3 antara lain: a. Mudah meledak

Adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25 derajat Celcius, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.

b. Mudah terbakar Limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut: • Berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau pada

titik nyala tidak lebih dari 60 derajat Celcius akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.

• Bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus.

• Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar. • Merupakan limbah pengoksidasi.

c. Bersifat reaktif Yang dimaksud dengan reaktif adalah yang mempunyai salah satu sifat sbagai berikut:

Sampah B3 Total Prosentase (%)

Oil-based paint 31,9

Solven 15,4

Cat Lateks 12,1

Pestisida 9,9

Kaleng Oli Kosong 8,8

Pembersih 8,3

Oli bekas 5

Acids 4

Produk Petroleum 1,7

Lain-lain 2,9

Page 5: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

• Pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkab perubahan tanpa peledakan.

• Dapat bereaksi hebat dengan air. • Apabila bercampur air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau

asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

• Limbah Sianida, Sulfida, atau Amoniak yang pada kondisi pH antara 2 dan 12.5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan

d. Beracun Limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit, atau mulut.

e. Infeksius Limbah laboratorium medis, atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular. Limbah ini berbahaya karena mengandung kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja, pembersih jalan dan masyarakat disekitar lokasi pembuangan limbah.

f. Bersifat korosif Limbah yang memiliki dari salah satu sifat sebagai berikut: • Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit. • Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja dengan laju korosi lebih besar

dari 6,35 min/tahun dengan temperature 550 C. • Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan dan sama

atau lebih besar dari 12.5 untuk yang bersifat basa.

2. Metodologi Metodologi penelitian merupakan pedoman dalam melakukan studi awal hingga penulisan

laporan tugas akhir yang berisi mengenai tahapan yang akan dilakukan pada saat studi sehingga dapat mempermudah proses pengelolaan. Metodologi penelitian diharapkan dapat memperkecil dan menghindari terjadinya kesalahan – kesalahan selama melakukan studi. Metodologi Penelitian dapat dilihat pada Gambar 1

Page 6: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

Gambar 1 Metodologi Penelitian

3. Hasil dan Pembahasan Kecamatan Jambangan termasuk wilayah Geografis Kota Surabaya yang merupakan bagian dari wilayah Surabaya Barat, dengan ketinggian ± 6 (enam) meter di atas permukaan laut. Kecamatan Jambangan dibatasi oleh beberapa kecamatan yang berada di sekitar Kecamatan Jambangan. Berikut ini adalah batas administrasi Kecamatan Jambangan:

Sebelah Utara :Kecamatan Dukuh Pakis Sebelah Timur :Kecamatan Gayungan

Page 7: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

Sebelah Selatan :Kecamatan Sidoarjo Sebelah Barat :Kecamatan Karang Pilang

3.1 Analisis Sampling Permukiman Untuk menentukan pola pengelolaan sampah B3permukiman terlebih dahulu perlu dilakukan sampling di 3 daerah permukiman di Kecamatan Jambangan berdasarkan strata ekonomi yang terdiri dari Kelurahan Karah untuk daerah menengah keatas, Kelurahan Jambangan untuk daerah menengah, dan Kelurahan Kebonsari untuk daerah menengah kebawah. 3.2 Densitas dan Volume Sampah Kecamatan Jambangan

Sebelum kita mengetahui volume dari sampah B3 terlebih dahulu dilakukan pengukuran untuk mengetahui densitas sampah B3. Dari hasil sampling jumlah timbulan sampah B3 yang dihasilkan per hari sangat sedikit maka perhitungan dilakukan hanya sekali untuk setiap Kelurahan. Alat yang digunakan untuk mengukur densitas adalah sebuah kotak dengan ukuran 20cm x 20cm x 40cm dan berat kotak adalah 1 kg. Hasil pengukuran densitas sampah B3 selama 8 hari di Kecamatan Jambangan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Perhitungan Densitas Sampah B3 di Kecamatan Jambangan

Kelurahan Berat (kg) =

B

Tinggi Sampah (m) = T

Luas Kotak (m2) =

A

Volume Sampah (m3) = T×A

Densitas (kg/m3)

= B/(T×A)

Karah 2,4 0,29 0,04 0,0116 206,90

Jambangan 2,11 0,26 004 0,0104 202,88

Kebonsari 1,17 0,23 0,04 0,0092 127,17

Rata-rata 178,99 Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata densitas sampah Kecamatan Jambangan adalah 178,99 kg/m³. Setelah densitas diketahui maka bisa dilakukan perhitungan volume sampah. Rumus untuk mengetahui volume sampah adalah sebagai berikut: Volume sampah (m3) =

a. Timbulan sampah B3 (volume) di Kelurahan Karah

b. Timbulan sampah B3 (volume) di Kelurahan Karah selama 8 hari =

Hasil perhitungan timbulan sampah B3 (Volume) Kecamatan Jambangan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 8: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

Tabel 4 Hasil Perhitungan Timbulan Sampah B3 (Volume) Sampah B3 Kecamatan Jambangan

Kelurahan Volume

(L/hari)=A

Jumlah Penduduk (orang)=B

Volume Sampah B3

(L/orang.hari)= (A/B)

Karah 1,68 136 0,012 Jambangan 1,47 154 0,000 Kebonsari 0.82 166 0,005

Rata-rata 0,009 Hasil perhitungan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa:

• Timbulan sampah B3 (volume) tiap orang = 0,009 L/orang.hari

• Timbulan sampah B3 (volume) tiap rumah = 0,009 L/orang.hari x 5 orang/rumah = 0,045 L/rumah.hari

3.3 Timbulan Sampah B3 Kecamatan Jambangan Perhitungan timbulan sampah B3 Kecamatan Jambangan dilakukan untuk menghitung

jumlah timbulan sampah B3 yang dihasilkan penduduk Kecamatan Jambangan per hari. Untuk mengetahui volume sampah B3 Kecamatan Jambangan per hari dihitung dari jumlah timbulan rata-rata sampah B3 setiap kelurahan, perhitungan dilakukan dengan cara sebagai berikut: Rata – rata timbulan sampah B3 di Kecamatan Jambangan

• Kelurahan Karah = 2,21 (g /orang.hari) • Kelurahan Jambangan = 1,71 (g /orang.hari) • Kelurahan Kebonsari = 0,88 (g /orang.hari)

Jumlah rata-rata timbulan sampah B3 (berat) di Kecamatan Jambangan = 1,6 / 3 = 0,53 (g/orang.hari) Jumlah timbulan sampah B3 Kecamatan Jambangan:

= Jumlah timbulan sampah B3 x Jumlah penduduk Kecamatan Jambangan Tahun 2009 = 0,53 x 48.278 g/hari = 25,58 kg/hari

Jadi timbulan sampah B3 di Kecamatan Jambangan Tahun 2009 adalah 25,58 kg/hari. 3.3 Komposisi Sampah B3 Kecamatan Jambangan

Komposisi sampah B3 yang terdapat pada Kecamatan Jambangan berasal dari sampah B3:

1. Beracun sejumlah 50% yang terdiri dari: Produk/ obat kadaluasa, shampo obat, penghilang cat kuku, bola lampu dan baterai

2. Mudah terbakar sejumlah 25% yang terdiri dari: Pembersih lantai anti bakteri, pemutih, pembersih toilet

3. Korosif sejumlah 25% yang terdiri dari: Parfum ruangan, obat serangga, pengkilap sepatu, cat minyak, hairspray, spray cologne.

Page 9: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

3.4 Pewadahan Pewadahan sampah adalah aktivitas menampung sampah sementara dalam suatu wadah

individual atau komunal di tempat sumber sampah (SNI 19-2454-2002). Pewadahan dengan sistem pemilahan ini bertujuan untuk mendukung terselenggaranya pemilahan sampah B3 dari sumber (rumah tangga) menuju TPS di Kecamatan Jambangan. Kriteria wadah untuk sampah B3 direncanakan sebagai berikut (Kep-01/Bapedal/09/1995):

• Kemasan harus dalam kondisi baik, tidak rusak, dan bebas dari pengkaratan serta kebocoran.

• Bentuk, ukuran dan bahan disesuaikan dengan karakteristik limbah B3 yang akan dikemasnya dengan mempertimbangkan segi keamanan dan kemudahan dalam penanganannya.

• Kemasan dapat terbuat dari bahan plastic (HDPE, PP atau PVC) atau bahan logam (Teflon, baja karbon, SS304, SS316 atau SS440) dengan syarat bahan kemasan yang dipergunkan tersebut tidak bereaksi dengan limbah B3 yang disimpannya.

Pewadahan sampah B3 permukiman dilakukan dengan sistem pemilahan di sumber. Wadah sampah dikhususkan hanya untuk sampah B3 seperti obat-obatan kadaluarsa, pemutih pakaian, baterai, lampu neon dll. Wadah sampah B3 direncanakan untuk semua permukiman baik untuk permukiman menengah keatas, menengah, dan menengah kebawah. Ukuran Wadah Sampah B3 Perhitungan volume rata-rata sampah B3 Kecamatan Jambangan.

• Rata-rata volume sampah B3 tiap orang: = 0,045 L/orang.hari

• Volume wadah sampah B3 tiap rumah: = Volume sampah B3 tiap rumah x Jumlah orang tiap rumah x frekwensi = 0,045 L/orang.hari x 5 orang x 90 hari = 20 L

Dari perhitungan diatas didapatkan hasil yang terlalu kecil sehingga direncanakan volume wadah diperbesar menjadi 40L dengan panjang 30 cm, lebar 27 cm dan tinggi 50 cm. Pertimbangan memperbesar volume wadah antara lain: • Sebagai faktor keamanan apabila terjadi penambahan jumlah sampah B3. • Menyeimbangkan antara ukuran wadah sampah B3 dengan ukuran jenis sampah B3 sehingga

wadah sampah dapat menampung sampah B3 tersebut. Konstruksi Wadah Sampah B3 � Wadah sampah B3 memiliki konstruksi yang kuat sehingga dapat menampung beban yang

ada di dalam wadah. � Wadah sampah B3 dibuat dengan jenis wadah yang tidak permanen dengan keadaan tertutup

rapat agar tidak mudah dijangkau oleh anak kecil atau binatang. � Wadah sampah B3 harus terlindung dari penyinaran matahari dan masuknya hujan baik

secara langsung atau pun tidak langsung. � Pola penampungan pewadahan ini direncanakan merupakan wadah sampah individual

dengan peletakkan wadah di setiap rumah dan warga akan memilah sampah sendiri. Penempatan wadah sampah B3 diletakkan di tempat yang sekiranya aman dari jangkauan anak kecil seperti gudang atau garasi.

Page 10: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

� Wadah untuk sampah B3 harus diberi simbol sesuai dengan karakteristik sampah B3. Karena sampah B3 rumah tangga memiliki karakteristik lebih dari satu karakteristik dominan, maka simbol yang dipasang adalah simbol karakteristik campuran.

� Apabila terdapat sampah B3 yang memiliki ukuran besar maka sampah tersebut sebaiknya disimpan didalam kemasan aslinya terlebih dahulu, kemudian bisa diserahkan kepada petugas sampah B3 pada saat pengambilan sampah B3.

� Penghasil sampah B3 dapat menyimpan sampah B3 yang dihasilkan selama 90 hari sebelum menyerahkannya kepada pengumpul sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 .

3.5 Pengumpulan

Pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya mengumpulkan sampah dari wadah individual dan atau dari wadah komunal (bersama) melainkan juga mengangkutnya ketempat terminal tertentu, baik dengan pengangkutan langsung maupun tidak langsung (SNI 19-2454-2002). Berdasarkan Kep-05/Bapedal/09/1995 alat pengangkut sampah B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Jenis simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai dengan karakteristik

limbah yang diangkut. 2. Ukuran minimum simbol yang dipasang adalah 25cm x 25cm atau lebih besar, sebanding

dengan ukuran boks pengangkut yang ditandai. 3. Terbuat dari bahan yang tahan goresan, air hujan atau bahan kimia yang mungkin

mengenainya. 4. Dipasang disetip sisi boks pengangkut dan di bagian muka kendaraan serta harus dapat

terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter. 5. Simbol tidak boleh dilepas atau diganti dengan simbol lain sebelum muatan dikeluarkan serta

kendaraan telah dibersihkan dari sisa limbah yang tertinggal. Peraturan mengenai pengangkutan sampah B3 sampai saat ini masih belum tersedia sehingga dapat mengadopsi dari SK Direktur Jendral Perhubungan Darat No 725 Tahun 2004 Tentang Pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun. Setiap kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus memenuhi persyaratan sesuai jenis dan karakteristik bahan berbahaya dan beracun yang diangkut. 1. Persyaratan umum

a. Plakat yang dilekatkan pada sisi kiri, kanan, depan dan belakang kendaraan dengan ukuran dan bentuk.

b. Nama perusahaan (nama Kelurahan) yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan dan belakang kendaraan.

c. Kotak obat lengkap dengan isinya. 2. Persyaratan khusus

a. Serbuk gergaji, (digunakan apabila terjadi pecahan pada lampu) b. Dongkrak c. Warna kendaraan khusus.

Konstruksi Pengumpulan Sampah B3 • Menurut SK Direktur Jendral Perhubungan Darat No 725 Tahun 2004 Tentang Pengangkutan

Bahan Berbahaya dan Beracun untuk bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dikemas

Page 11: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

dalam jenis botol atau kemasan kecil lainnya, dapat diangkut dengan menggunakan kendaraan pengangkut biasa sepanjang keamanan bahan berbahaya dan beracun (B3) dapat dijamin selama dalam perjalanan dengan menggunakan kemasan tersebut dengan plakat berupa simbol B3 karakteristik campuran. Berikut ini adalah contoh kendaraan pengumpul sampah B3 permukiman

Gambar 2 Kendaraan Pengumpul Sampah B3 Permukiman

• Volume kendaraan pengumpul sampah B3 (motor box) adalah 2200 L dengan panjang 160 cm, lebar 125 cm dan tinggi 110 cm.

• Kendaraan pengumpul sampah B3 mempunyai 3 bagian antara lain: 1. Untuk sampah B3 dengan ukuran besar seperti lampu yang memiliki volume 962,5 L

(dengan panjang 70 cm, lebar 125 cm dan tinggi 110 cm), 2. Untuk sampah B3 dengan ukuran kecil yang dibuat terpisah berdasarkan karakteristiknya

memiliki volume 787,5 L (dengan panjang 90 cm, lebar 125 cm dan tinggi 70 cm) 3. Untuk meletakkan keperluan lain seperti kotak obat, serbuk gergaji, dokumen manifes dll

yang memiliki volume 450 L (dengan panjang 90 cm, lebar 125 cm dan tinggi 40 cm) • Ukuran wadah sampah B3 yang terdapat pada kendaraan pengumpul sampah B3 dengan

sistem terpisah berdasarkan karakteristiknya adalah: 1. Wadah sampah B3 beracun memiliki volume 78 L dengan panjang 30 cm, lebar 40 cm

dan tinggi 65 cm. 2. Wadah sampah B3 mudah terbakar dan korosif memiliki volume 48 L dengan panjang

20 cm, lebar 40 cm dan tinggi 65 cm. Wadah sampah B3 beracun, mudah terbakar dan korisif memiliki ukuran yang berbeda karena, berdasarkan hasil sampling menunjukkan bahwa timbulan sampah B3 beracun lebih banyak dibandingkan dengan sampah B3 mudah terbakar dan korosif.

• Pengumpulan sampah B3 diambil selama 90 hari sekali dengan rute pengangkutan adalah 1 RW karena sampah B3 yang dihasilkan dari sampah rumah tangga sedikit disebabkan karena frekwensi pemakaian tidak begitu banyak.

• Sistem pengumpulan berjalan dari rumah ke rumah. Kendaraan pengumpul berjalan perlahan di kawasan perumahan tersebut. Konsumen dapat memberikan sampah B3nya ketika kendaraan pengumpul tersebut berhenti.

• Berdasarkan Kep. Bapedal No. 2 Tahun 1995 Tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, setiap pengangkutan limbah B3 harus dilengkapi dengan dokumen resmi. Dokumen tersebut merupakan sarana atau alat pengawasan untuk mengetahui jumlah dan jenis sampah B3 yang dikeluarkan dari setiap permukiman. Dokumen manifes ini dibuat oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota Surabaya. Penyebaran dokumen tersebut diatur oleh pihak Kecamatan dan Kelurahan

Page 12: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

setempat. Dokumen manifes sampah B3 terdiri dari 3 (tiga) rangkap yang diserahkan kepada penghasil sampah B3, pengumpul sampah B3 dan petugas TPS sampah B3. Berikut ini adalah contoh dokumen manifes sampah B3 untuk permukiman.

MAIFES SAMPAH B3

PERMUKIMA

Kode Penghasil : Kota : Kecamatan : Kelurahan : RW / RT :

Nama : Alamat : No telepon :

Jenis Sampah B3 yang Dihasilkan No Jenis Sampah B3 (√) Jumlah (buah)

1 Kemasan Bekas Pemutih pakaian 2 Kemasan Bekas Pembersih toilet/kamar mandi 3 Kemasan Bekas Pengkilap sepatu 4 Kemasan Bekas Minyak rambut 5 Kemasan Bekas Shampo obat 6 Kemasan Bekas Penghilang cat kuku 7 Kemasan oli bekas 8 Kemasan Bekas Cat minyak, cat latex, cat air, cat

enamel

9 Kemasan Bekas Tinner cat 10 Baterai Bekas 11 Lampu Bekas 12 Produk/obat kadaluarsa 13 Kemasan Bekas Pestisida 14 Kemasan Bekas Insektisida 15 Kemasan Bekas Cartridge/tinta 16 Kemasan Bekas Produk aerosol 17 Lain-lain :

Yang Menyerahkan : tanda tangan Petugas Pengumpul : tanda tangan Tanggal : __/__/____

3.6 Standar Operasi Prosedur (SOP)

Standar Operasi Prosedur (SOP) bertujuan untuk memberi pedoman kepada penghasil dan pengumpul sampah B3 dalam pelaksanaan pengelolaan sampah B3 permukiman. Standar Operasi Prosedur (SOP) memiliki fungsi antara lain: untuk memperlancar pelaksanaan pengelolaan sampah B3, sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengelolaan sampah B3, mengarahkan penghasil dan pengumpul sampah B3 untuk sama-sama disiplin dalam mengelola sampah B3. Berikut ini adalah usulan Standar Operasi Prosedur (SOP) sampah B3 permukiman.

Page 13: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

Usulan Standar Operasi Prosedur untuk penghasil sampah B3: 1. Wadah sampah B3 disimpan dalam keadaan tertutup rapat dan diletakkan jauh dari

jangkauan anak kecil. 2. Wadah sampah B3 harus terlindung dari penyinaran matahari dan masuknya hujan baik

secara langsung atau pun tidak langsung. 3. Wadah untuk sampah B3 harus diberi simbol sesuai dengan karakteristik sampah B3. 4. Sampah B3 yang dihasilkan dapat disimpan selama 90 hari. 5. Meletakkan lampu neon di tempat aslinya atau dikemas dengan pelindung seperti trasbag,

kertas dan koran. 6. Mengisi manifes dari pihak Kelurahan kemudian diserahkan hanya kepada petugas

sampah B3. 7. Menyimpan 1 copy dari manifes tersebut. 8. Melakukan pemeliharaan terhadap wadah sampah B3.

Usulan Standar Operasi Prosedur untuk pengumpul sampah B3:

1. Wajib memenuhi persyaratan umum dan khusus pengemudi kendaraan pengangkut sampah B3.

2. Mengambil sampah B3 dari sumber (rumah tangga) 3. Memilah sampah B3 berdasarkan karakteristik untuk diletakkan di kendaraan pengumpul. 4. Menerima 2 copy manifes dari sumber (rumah tangga) untuk disimpan pengumpul

sampah B3 dan untuk diberikan kepada pihak TPS. 5. Menempatkan sampah B3 yang sudah terpilah berdasarkan karakteristiknya kedalam

kontainer sampah B3 di TPS. 6. Menyerahkan 1 copy manifes kepada pihak TPS. 7. Melakukan pemeliharaan terhadap kendaraan pengumpul sampah B3.

Usulan Standar Operasi Prosedur untuk Petugas TPS sampah B3:

1. Menerima sampah B3 berdasarkan karakteristiknya dari petugas pengumpul sampah B3.

2. Menempatkan sampah B3 yang sudah terpilah berdasarkan karakteristiknya kedalam kontainer sampah B3 di TPS.

3. Menerima dan menyimpan 1 copy manifes sampah B3 dari petugas pengumpul sampah B3.

4. Melakukan pemeliharaan terhadap kontainer sampah B3 di TPS

3.7 Pengemudi Sampah B3 Persyaratan pengemudi kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun menurut SK Direktur Jendral Perhubungn Darat No 725 Tahun 2004 antara lain: 1. Persyaratan umum

• Memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan golongan dan kendaraan yang dikemudikannya.

• Memiliki pengetahuan mengenai: o Jaringan jalan dan kelas jalan o Kelayakan kendaraan bermotor o Tata cara mengangkut barang.

Page 14: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

2. Persyaratan khusus • Memiliki pengetahuan mengenai bahan berbahaya yang diangkutnya, seperti

klasifikasi, sifat dan karakteristik bahan berbahaya. • Memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi keadaan jika terjadi suatu

kondisi darurat, seperti cara menanggulangi kecelakaan. • Memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai tata cara pengangkutan bahan

berbahaya, seperti pengemudian secara aman, pemeriksaan kesiapan kendaraan, hubungan muatan dengan pengendalian kendaraan, persepsi keadaan bahaya / darurat.

• Memiliki pengetahuan mengenai ketentuan pengangkutan bahan berbahaya, seperti penggunaan plakat, label dan simbol bahan berbahaya.

• Memiliki kemampuan psikologi yang lebih tinggi dari pada pengangkut bahan / komoditi yang tidak berbahaya, seperti tidak mudah panik, sabar, bertanggung jawab, tidak mudah jenuh menghadapi pekerjaan dan situasi yang monoton.

• Memiliki fisik yang sehat dan tangguh. Untuk kesehatan dan keselamatan kerja, pengemudi kendaraan pengangkut B3 wajib dilengkapi peralatan pelindung diri. Peralatan pelindung diri yang disarankan untuk kendaraan pengangkut sampah B3 meliputi pakaian kerja, helm, sarung tangan, dan sepatu pengaman.

3.8 Kontainer Sampah B3 di TPS

Sampah B3 dari sumber (rumah tangga) akan ditampung di TPS kemudian akan ditangani oleh instansi khusus pengelola sampah B3. Di TPS sediakan kontainer untuk menampung sampah B3 yang sifatnya sementara dan akan disimpan maksimal selama 90 hari.

Penyimpanan lokasi sampah B3 berdasarkan Kep-01/Bapedal/09/1995 Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Lokasi kontainer sampah B3 disarankan di dalam bangunan yang mempunyai persyaratan sebagai berkut:

1. Bangunan tempat penyimpan kemasan B3 harus:

• Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai dengan jenis, karakteristik dan jumlah sampah B3 yang akan disimpan;

• Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung; • Dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang memadai; • Pemasang kasa atau bahan lain untuk mencegah masuknya burung atau binatang kecil

lainnya ke dalam ruang penyimpanan; • Pada bagian luar tempat penyimpanan diberi penandaan (simbol) sesuai dengan tata cara

yang berlaku. 2. Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak retak. 3. Kontainer yang digunakan untuk menyimpan lebih dari satu karakteristik sampah B3,

sehingga disarankan menggunakan tiga kontainer yaitu kontainer untuk sampah B3 karakteristik beracun, reaktif dan mudah terbakar.

Perhitungan volume sampah B3 di TPS Diasumsikan 1 Kelurahan di Kecamatan Jambangan memiliki 7 RW dan 1 RW terdiri dari 2450 rumah.

Page 15: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

= Volume total sampah B3 di kontainer = Volume sampah B3 tiap rumah x Jumlah rumah dalam 1 Kelurahan x Frekuensi = 0,045 L x 2450 rumah x 90 hari = 9,92 L = 10 m³ 3.9 Upaya Reduksi Sampah B3 Permukiman

Saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang sampah B3,hal tersebut merupakan salah satu kendala dalam mereduksi sampah B3. Untuk itu maka perlu dilakukan sosialisasi mengenai sampah B3 permukiman agar masyarakat mengetahui tentang sampah B3 dan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya yang akan ditimbulkan sampah B3. Berikut ini merupakan upaya reduksi sampah B3 yang bisa dilakukan oleh masyarakat, antara lain : 1. Mendaur ulang produk sampah B3 yang masih bisa di daur ulang. 2. Menggunakan produk sampah B3 yang lebih tahan lama dan lebih ramah terhadap

lingkungan. 3. Mengganti kemasan aerosol menjadi semprotan tipe pompa. 4. Menggunakan produk yang mengandung sampah B3 dalam jumlah yang secukupnya (tidak

berlebihan). 5. Penggunaan untuk elektronik di rumah diharapkan masyarakat mempertimbangkan jumlah

dan penggunaann agar sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihan.

3.10 Pengolahan Data Kuesioner Untuk mengetahui pemahaman terhadap sampah B3 permukiman dilakukan wawancara

dan pembagian kuesioner dengan tokoh pemerintah di Kecamatan Jambangan. Pengukuran pemahaman dan pengetahuan terhadap sampah B3 permukiman dan cara penanganan dari sumber dilakukan kepada 20 responden di Kecamatan Jambangan. Hasil kuesioner didapatkan : 1. Pengetahuan tentang sampah B3.

Dari 20 orang atau 100% responden • 10% responden atau 2 orang yang mengetahui tentang sampah B3. Responden

pernah mendengar tentang sampah B3. • 85% responden atau 17 orang sedikit mengetahui tentang sampah B3 rumah

tangga. Responden sekedar mengetahui beberapa jenis dari sampah B3. • 5% responden atau 1 orang tidak mengetahui tentang sampah B3.

Untuk lebih jelas dapat dilihat Gambar 3 dengan menggunakan diagram pie berikut ini

Gambar 3 Pengetahuan Masyarakat Tentang Sampah B3

Page 16: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

Dari hasil kuesioner mengenai pengetahuan masyarakat terhadap sampah B3 dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak warga di Kecamatan Jambangan yang hanya sekedar mengetahui beberapa jenis sampah B3. Selain itu sampai saat ini belum pernah ada sosialisasi mengenai sampah B3 sehingga masyarakat belum mengetahui bagaimana pengelolaan sampah B3 serta bahaya yang di ditimbulkan.

2. Jenis sampah B3 yang digunakan oleh masyarakat.

Frekwensi penggunaan produk sampah B3 antara lain: - Sering = Setiap hari - Jarang = 1 Bulan (1- 4 kali) - Sangat jarang = Lebih dari 1 bulan

a) Bekas Kemasan Produk Pembersih

Dari 20 orang atau 100% responden • 35% responden atau 7 orang sering menggunakan pembersih WC/lantai

dan kaca sedangkan 65 % atau 13 orang jarang menggunakan produk tersebut.

• 15% responde atau 3 orang sering menggunakan semir sepatu dan 85% responden atau 17 orang jarang menggunakan produk tersebut.

• 25% responden atau 5 orang jarang menggunakan pemutih pakaian sedangkan 75% responden atau 15 orang sangat jarang menggunakan pemutih pakaian.

b) Bekas Kemasan Produk Otomotif Dari 20 orang atau 100% responden

• 100% responden atau 20 orang jarang sekali menggunakan produk otomotif seperti oli, accu dan air accu.

c) Bekas Kemasan Produk Perawatan Diri Dari 20 orang atau 100% responden

• 10% responden atau 2 orang jarang menggunakan cat kuku dan pembersihnya sedangkan 90% responden atau 18 orang sangat jarang menggunakan produk tersebut.

• 100% responden atau 20 orang sangat jarang menggunakan produk prawatan diri seperti pewarna rambut dan Hair spray.

d) Bekas Kemasan Pelarut Cat(thinner) • Hampir 100% responden atau 20 orang sangat jarang menggunakan

pelarut cat dan thinner. e) Bekas Kemasan Produk Pemeliharaan Tanaman

• 100% responden atau 20 orang sangat jarang menggunakan produk pemeliharaan tanaman seperti obat pembasmi hama tanaman dan pupuk.

f) Lain – Lain • 100% responden atau 20 orang sering menggunakan baterai, tinta dan

lampu neon. • 45% responden atau 9 orang sering menggunakan obat pembasmi

serangga sedangkan 55% responden atau 11 orang jarang menggunakan obat pembasmi serangga.

Page 17: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

Berikut ini adalah diagram batang produk sampah B3 yang digunakan tokoh pemerintah di Kecamatan Jambangan dalam kehidupan sehari – hari.

Gambar 4 Frekwensi Penggunaan Bekas Kemasan Produk yang Mengandung B3Kesimpulan

Produk sampah B3 yang sangat jarang digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Jambangan antara lain bekas kemasan produk otomotif, bekas kemasan produk perawatan diri, bekas kemasan pelarut cat dan bekas kemasan produk pemeliharaan tanaman karena untuk bekas kemasan produk otomotif dan bekas kemasan produk perawatan diri masyarakat lebih sering melakukan perawatan diluar rumah sehingga sampah yang dikeluarkan tidak begitu banyak. Untuk bekas kemasan pelarut cat dan bekas kemasan produk pemeliharaan tanaman sangat jarang digunakan karena frekwensi penggunaannya tidak terlalu sering berkisar antara 1-2 bulan sekali. Sedangkan untuk bekas kemasan produk sampah B3 yang sering digunakan antara lain bekas kemasan produk pembersih dan bekas kemasan produk lain-lain seperti baterai, tinta dan lampu neon hal tersebut menjadi sangat wajar karena produk tersebut hampir setiap hari digunakan oleh masyarakat. 3. Kesediaan masyarakat dalam pengelolaan sampah B3.

Dari 20 orang atau 100% responden • 85% responden atau 17 orang mengatakan bersedia melaksanakannya dengan

pertimbangan menjalankan program pemerintah. • 15% responden atau 3 orang mengatakan mungkin bersedia dengan pertimbangan apakah

pemerintah menyediakan sarana yang cukup untuk proses pengelolaan sampah B3 itu sendiri.

Untuk lebih jelas dapat dilihat Gambar 5 dengan menggunakan diagram pie berikut ini

Page 18: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

Gambar 5 Ketersediaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah B3

Dapat ditarik kesimpulan bahwa tokoh pemerintah Kecamatan Jambangan bersedia untuk melaksanakan pengelolaan sampah B3 permukiman selain itu pemerintah juga diharapkan dapat menyediakan sarana yang cukup untuk proses pengelolaan sampah B3 seperti pelaksanaan sosialisasi tentang sampah B3 itu sendiri.

4. Forum sosialisasi tentang sampah B3 Dari 20 orang atau 100% responden • 25% atau 5 orang menginginkan forum dalam bentuk arisan. • 40% responden atau 8 orang menginginkan dalam bentuk forum khusus. • 35% responden atau 7 orang menginginkan dalam bentuk lainnya yaitu pertemuan RT

atau RW.

Untuk lebih jelas dapat dilihat Gambar 6 dengan menggunakan diagram pie berikut ini

Gambar 6 Forum Sosialisasi Tentang Sampah B3

Sehingga dapat ditarik kesimpulan apabila ingin mengadakan sosialisasi mengenai pemilahan sampah B3 bisa dilaksanakan dalam bentuk forum khusus dengan pertimbangan pertemuan tersebut akan lebih fokus membahas mengenai sampah B3 permukiman.

3.11 Rekomendasi

Agar timbulan sampah B3 yang dihasilkan oleh permukiman tidak terlalu banyak maka perlu adanya rekomendasi yang dapat dilakukan oleh pihak masyarakat dan pemerintah. Berikut ini adalah beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah.

Page 19: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

• Rekomendasi untuk masyarakat: 1. Mendaur ulang sampah B3 permukiman yang masih dapat didaur ulang. 2. Membeli produk sampah B3 sesuai dengan kebutuhan (tidak berlebihan). 3. Wajib memisahkan sampah B3 dan non B3 ke dalam suatu wadah terpisah dan

selanjutnya sampah B3 yang terkumpul dapat diserahkan kepada petugas pihak pengelola sampah B3.

• Rekomendasi untuk pemerintah: 1. Wajib mengupayakan tersedianya sarana khusus pengelolaan sampah B3

permukiman, misalnya dengan menyediakan wadah pengumpulan dan sarana pengangkutan sampah B3.

2. Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam upaya pengolahan sampah B3. Mengupayakan adanya sosiaisasi kepada warga tentang sampah B3 sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya sampah B3.

4. Kesimpulan

Setelah dilakukan pembahasan dapat ditarik kesimpulan diantaranya: 1. Timbulan sampah B3 (berat) rata-rata untuk Kecamatan Jambangan adalah 25,58

kg/hari. 2. Berdasarkan hasil penelitian komposisi sampah B3 yang terdapat pada Kecamatan

Jambangan berasal dari sampah B3 beracun, mudah terbakar, korosif . 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Kecamatan Jambangan hanya

sekedar mengetahui jenis sampah B3 serta belum mengetahui proses pengolahan sampah B3 dan sampai saat ini di Kecamatan Jambangan belum pernah ada sosialisasi mengenai sampah B3.

4. Pengelolaan sampah B3 permukiman meliputi pemilahan sampah B3 dari sumber, pewadahan khusus sampah B3, penyimpanan sementara sampah B3 di TPS, selanjutnya akan disalurkan kepada jasa pengelola sampah B3 permukiman.

5. Daftar Pustaka

Anonim. 1995. “Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang : Tata Cara Dan

Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun”.

Anonim. 1995. “Keputusan Kepala Bapedal No. 5 Tahun 1995 Tentang : Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun”.

Anonim. 1995. ” Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. SNI 19-3964”.

Anonim. 1999 a. “.Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun”.

Anonim. 1999 b. “Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 Tentang : Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun”.

Anonim. 2001. “.Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun”.

Page 20: STUDI PEGELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA … · pengelolaan limbah padat, yang mengatur bahwa penghasil limbah harus memisahkan komponen-komponen limbah ... penyerapan uap

Anonim. 2004. “Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat No. 725 Tahun 2004 Tentang : Penyelenggaraan Pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun di Jalan”.

Anonim. 2009. “Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009 Tentang : Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Oleh Pemerintah Daerah”.

BPS. 2008. “Kecamatan Jambangan Dalam Angka Tahun 2008”. Mudakir, B. 2007. Peningkatan Kebutuhan Era Globalisasi. Jurnal Pembangunan Vol 8

(1) (2007). Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Rahma Yulianti. 2008. “Limbah baterai Buang Kemana Ya?” http://digilib-

ampl.net/detail/detail.php?row=0&tp=artikel&ktg=sampahdalam&kd_link=&kode=2123

10 Desember 2010 jam 20.00 Ristawani. 2009. “Berteman dengan Limbah B3 di Rumah”,

<URL:http//cetak.bangkapos.com/opini/read/518/Berteman+Dengan+Limbah....html>2 Agustus 2010 jam 19.00.

Suparni. 2009. “Bahan Beracun dan Berbahaya Sebagai Pencemar”, URL:http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/bahan-

beracun-dan-berbahaya-sebagai-pencemar-lingkungan/ 2 Agustus 2010 jam 19.00 Tchobanoglous, G. Theisen, H. dan Vigil, S. 1993. “Integrated Solid Waste

Management:Engineering Principles and Management Issues”. McGraw-Hill, Inc.Singapore.

Thanh, N.P., Matsui, Y., Fujiwara, T., 2010. “Household Solid Waste Generation and Characteristic in a Mekong Delta City, Vietnam”. Journal of Environmental Management 91, 2307-2321.