studi komparasi pengaruh multimedia power point …

80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT DAN MEDIA POLYHEDRON TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IV SE-GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KARANGTENGAH WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: WAHIDA MINFADHILLAH K7108251 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT DAN

MEDIA POLYHEDRON TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IV

SE-GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KARANGTENGAH WONOGIRI

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

WAHIDA MINFADHILLAH

K7108251

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Wahida Minfadhillah

NIM : K7108251

Jurusan / Program Studi : IP / PGSD

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “STUDI KOMPARASI

PENGARUH MULTIMEDIA POWERPOINT DAN MEDIA POLYHEDRON

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI

BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IV SE-GUGUS KI HAJAR

DEWANTARA KARANGTENGAH WONOGIRI TAHUN AJARAN

2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber

informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini jiplakan,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Wahida Minfadhillah

Page 3: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT DAN

MEDIA POLYHEDRON TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IV

SE-GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KARANGTENGAH WONOGIRI

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

WAHIDA MINFADHILLAH

K7108251

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 4: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Wahida Minfadhillah. STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA

POWER POINT DAN MEDIA POLYHEDRON TERHADAP

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG

PADA SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS KI HAJAR DEWANTARA

KARANGTENGAH WONOGIRI TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juli 2012

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media pembelajaran

yang dapat memberikan hasil belajar matematika siswa yang lebih baik antara

multimedia power point atau media pembelajaran polyhedron.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu (Quasi

experimental research). Rancangan penelitian yaitu Randomized Control Only

Design. Populasi adalah seluruh siswa kelas IV SD di wilayah Gugus Ki Hajar

Dewantara Karangtengah Wonogiri. Sampel pada penelitian ini berjumlah 69

siswa, 17 siswa sebagai kelompok uji coba instrumen, 27 siswa sebagai kelompok

eksperimen yang diajar dengan multimedia power point dan 25 siswa sebagai

kelompok kontrol yang diajar dengan media polyhedron. Teknik pengampilan

sampel dilakukan secara cluster random sampling. Data dikumpulkan dengan

metode tes dan dokumentasi. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa. Tes digunakan untuk menilai hasil belajar matematika

siswa. Tes yang digunakan adalah tes hasil belajar matematika. Uji normalitas

menggunakan metode Lilliefors, uji homogenitas menggunakan metode Bartlett,

uji keseimbangan dan uji hipotesis dilakukan dengan uji t.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh skor 𝑡hitung >

𝑡(0,025;50) (2.049 > 2.011), sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan hasil

belajar yang diajar dengan multimedia power point dan media pembelajaran

polyhedron.

Simpulan penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa dengan

menggunakan multimedia power point lebih baik dibanding menggunakan media

pembelajaran polyhedron.

Kata Kunci : Multimedia Power Point, Hasil Belajar, Media Polyhedron

Page 7: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Wahida Minfadhillah. THE STUDY COMPARATION OF EFFECT OF

MULTIMEDIA POWER POINT AND POLYHEDRON TO THE

UNDERSTANDING CONCEPT OF STUDENT MATHEMATICS

LEARNING POLYHEDRA AT FOURTH CLASS OF ELEMENTARY

STATE SCHOOL OF THE CONSTRUCTION REGION KI HAJAR

DEWANTARA KARANGTENGAH WONOGIRI IN 2012. Thesis. Faculty of

Teacher Training and Education Sebelas Maret University Surakarta. 2012.

The purpose of this study was to determine the learning media that can

provide a better result of mathematics learning between multimedia power point

and polyhedron.

The research use Quasi experimental research methods. The design of the

study is Randomized Control Only Design. The populations in this study were all

fourth grader students of Elementary State School of the construction region Ki

Hajar Dewantara Karangtengah Wonogiri. Samples in this study amounted to 69

students, 17 students as a group of test instrument, 27 students as the experimental

group who were taught by cooperative learning model type NHT and 25 students

as a control group who were taught by conventional learning. Teknik pengampilan

sampel dilakukan secara cluster random sampling. Data collected by the method of

testing and documentation. Documentation used to determine the ability of

students beginning. Test used to students learning results of mathematics.

Normality test using the Lilliefors test method, homogeniety test using the Bartlett

method, balance test and hypotheses method using t-test method.

Based on the anlysis of hypotheses testing diperoleh skor 𝑡hitung >

𝑡(0,025;50) (2.049 > 2.011), so that H0 rejected. Therefore, there are differences in

learning outcomes of students taught by multimedia power point and polyhedron.

The conclusion of this study is students learning results of mathematics using

multimedia power point is better than polyhedron.

Keywords: Multimedia Power Point, Mathematics Achievement, Polyhedron.

Page 8: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Hari-hari itu terdiri dari sekumpulan jam, rangkaian jam berasal dari sekumpulan

hembusan nafas, dan setiap hembusan nafas adalah kotak perhiasan. Maka

jagalah jangan sampai nafasmu hilang tanpa terisi amal satupun, hingga di hari

kiamat kelak kau melihat kotakmu kosong dan kau akan menyesal

(Abdul Faraj Ibnu Jauzi)

Orang pesimis melihat kesulitan di setiap peluang, sementara orang optimis melihat

peluang disetiap kesulitan

(Winston Churchill)

Allah memberikan kita satu cobaan, pasti memberikan sepuluh jalan keluar

Setiapa masalah selalu ada solusi penyelesaiannya

(Wahida Minfadhillah)

Page 9: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukurku atas semua karunia yang aku dapat,

kupersembahkan skripsi ini untuk :

Bapak A. Khozin dan Mamah Nur Aeni tercinta yang selalu

membimbing dan mengiringi setiap langkahku dengan doa disetiap sujud

dan hembusan nafasnya. Semoga Allah senantiasa memberikan yang

terbaik untuk kalian nanti.

Adikku tersayang dengan kecerewetannya dan tingkah polahnya.

Terimaksih memberi warna pada kehidupan keluarga kita, Atiq

Dhuyufurrahmah

Bidadari hati yang masih dirahasiakan Allah, aku menunggu tulang

rusukku untuk melengkapi hidupku

Semua keluarga besarku yang selalu mendukungku, terimakasih atas doa

dan semangatnya

Sahabat-sahabatku yang aku sayangi (keluarga besar kelas F)

terimakasih atas dukungan dan motivasi yang selalu kalian berikan

Teman-teman seperjuangan kuantitatif

Keluarga besar kost Tisanda, aku tak mungkin nyaman di kota solo tanpa

keluarga seperti kalian. Terima kasih telah menjadi keluargaku di kota

ini.

Semua yang pernah ada di hidupku dan telah menginspirasiku dalam

tingkah lakuku. Semoga aku bisa jadi lebih baik lagi.

Page 10: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat

dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan. Skripsi yang berjudul

Studi Komparasi Pengaruh Multimedia Power Point dan Media Polyhedron

terhadap Pemahaman Konsep Matematika Materi Bangun Ruang Pada

Siswa Kelas IV Se-Gugus Ki Hajar Dewantara Karangtengah Wonogiri

Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan

dan bimbingan dari berbagai yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi

ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih

dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak, khususnya kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan

bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kepala SD Negeri 03 Ngambarsari Kabupaten Wonogiri yang telah

memberikan ijin penelitian.

8. Kepala SD Negeri 01 Ngambarsari Kabupaten Wonogiri yang telah

memberikan ijin penelitian.

Page 11: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. Kepala SD Negeri 04 Temboro Kabupaten Wonogiri yang telah

memberikan ijin penelitian.

10. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 03 Ngambarsari Kabupaten Wonogiri yang

banyak memberikan bantuan dan dorongan

11. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 01 Ngambarsari Kabupaten Wonogiri yang

banyak memberikan bantuan dan dorongan.

12. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 04 Temboro Kabupaten Wonogiri yang

banyak memberikan bantuan dan dorongan.

13. Bapakku A. Khozin dan mamahku Nuraeni terima kasih atas doa,

pengalaman hidup dan pengorbanan yang tulus selama ini.

14. Adikku Atiq Dhuyufurrahmah terimakasih atas semangat dan

kecerewetannya.

15. Sahabat-sahabatku yang menemani dan mendukung saat susah dan senang.

16. Teman-teman S1- PGSD terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu saran dan

kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga

skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca

umumnya.

Surakarta, Mei 2012

Penulis

WM

Page 12: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v

HALAMAN ABSTRACT ......................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ................................................................................ viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ ix

KATA PENGANTAR ............................................................................... x

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6

D. Rumusan Masalah .................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian...................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian.................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10

1. Hakikat Media Pembelajaran ............................................ 10

a. Pengertian Media Pembelajaran ................................... 10

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran ................................... 11

c. Manfaat Media Pembelajaran ....................................... 13

2. Hakikat Multimedia Power Point ..................................... 15

a. Pengertian Multimedia Interaktif ................................. 15

Page 13: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Kelebihan dan kekurangan Multimedia

Interaktif ....................................................................... 16

c. Program-program Multimedia Interaktif ...................... 16

d. Multimedia Power Point .............................................. 17

e. Kelebihan dan Kekurangan

Multimedia Power Point .............................................. 18

f. Langkah-langkah Pembelajaran dengan

Multimedia Power Point .............................................. 19

3. Hakikat Media Polyhedron ............................................... 20

a. Pengertian Polyhedron ................................................. 20

b. Langkah-langkah Pembelajaran

Dengan Polyhedron ...................................................... 21

4. Hakikat Pemahaman Konsep ............................................ 22

a. Pengertian Pemahaman ................................................ 22

b. Pengertian Konsep ........................................................ 23

5. Hakikat Pembelajaran Matematika ................................... 26

a. Pengertian Pembelajaran .............................................. 26

b. Pengertian Matematika ................................................. 27

c. Tinjauan tentang Pembelajaran Matematika ................ 29

d. Tinjauan tentang Matematika Sekolah ......................... 30

e. Perbandingan Multimedia Power Point

dan Polyhedron ............................................................. 32

B. Penelitian yang relevan ............................................................ 32

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 33

D. Hipotesis ................................................................................... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 36

1. Tempat Penelitian.............................................................. 36

2. Waktu Penelitian ............................................................... 36

B. Populasi dan Tehnik Pengambilan Sampel .............................. 37

1. Populasi Penelitian ............................................................ 37

Page 14: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Sampel Penelitian .............................................................. 38

3. Tehnik Pengambilan Sampel............................................. 38

C. Rancangan Penelitian ............................................................... 39

D. Tehnik Pengumpulan Data ....................................................... 40

1. Variabel Penelitian ............................................................ 40

a. Variabel Bebas ............................................................. 40

b. Variabel Terikat ............................................................ 40

2. Metode Pengumpulan Dta ................................................. 40

a. Tenik Tes ...................................................................... 40

b. Tehnik Dokumentasi .................................................... 41

3. Ujicoba Instrumen ............................................................. 41

a. Validitas ........................................................................ 42

b. Realibilitas .................................................................... 42

c. Analisis Butir Soal ........................................................ 43

E. Tehnik Analisis Data ................................................................ 44

1. Uji Prasyarat ...................................................................... 44

a. Uji Normalitas .............................................................. 44

b. Uji Homogenitas ........................................................... 45

2. Uji Kesimbangan ............................................................... 46

3. Uji Hipotesis ..................................................................... 47

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data .......................................................................... 50

A. Profil Sekolah .................................................................... 50

B. Hasil Uji Instrumen ........................................................... 50

a. Uji Validitas ................................................................. 50

b. Uji Realibilitas .............................................................. 51

c. Uji Daya Beda .............................................................. 51

d. Uji Taraf Kesukaran Soal ............................................. 52

e. Penetapan Isi Instrumen ............................................... 52

C. Sajian Data Penelitian ....................................................... 52

a. Data Try Out ................................................................. 52

Page 15: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Data Kemampuan Awal ............................................... 52

1) Data Kelompok Kontrol ........................................ 53

2) Data Kelompok Eksperimen ................................. 53

c. Data Hasil Belajar ........................................................ 54

1) Data kelompok kontrol .......................................... 56

2) Data Kelompok Eksperimen ................................. 56

B. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal ..................................... 57

1. Uji Normalitas Kemampuan Awal .................................... 57

2. Uji Homogenitas Kemampuan Awal ................................ 57

3. Uji Keseimbangan ............................................................. 58

C. Uji Hipotesis ............................................................................. 58

1. Uji Normalitas Hasil Belajar ............................................. 58

2. Uji Homogenitas Hasil Belajar ......................................... 59

3. Uji Hipotesis ..................................................................... 59

D. Pembatasan Hasil Analisis Data ............................................... 60

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan................................................................................... 63

B. Implikasi ................................................................................... 63

C. Saran ........................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 65

LAMPIRAN ............................................................................................... 67

Page 16: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 34

2. Kegiatan Pembelajaran ...................................................................... 133

Page 17: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rancangan Penelitian ........................................................................ 39

2. Daya Beda .......................................................................................... 51

3. Taraf Kesukaran ................................................................................. 52

4. Data Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ...................................... 53

5. Data Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen ............................... 54

6. Data Hasil Belajar Kelompok Kontrol ............................................... 56

7. Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen ........................................ 56

8. Uji Normalitas Kemampuan Awal ..................................................... 57

9. Uji Homogenitas Kemampuan Awal ................................................. 58

10. Uji Keseimbangan .............................................................................. 58

11. Uji Normalitas Hasil Belajar .............................................................. 59

12. Uji Homogenitas Hasil Belajar .......................................................... 59

13. Uji Hipotesis ...................................................................................... 60

Page 18: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Silabus Pembelajaran ................................................................................... 67

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................ 68

3. Lembar Kegiatan Siswa ............................................................................... 94

4. Kisi-kisi Instrumen dan Soal Post tes ........................................................... 98

5. Analisis Butir Soal Tryout ........................................................................... 104

6. Daftar Nilai UAS .......................................................................................... 113

7. Uji Keseimbangan ........................................................................................ 115

8. Uji Hipotesis ................................................................................................. 124

9. Foto Pembelajaran ........................................................................................ 133

10. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ................................................ 134

11. Surat Keputusan Dekan FKIP ...................................................................... 135

12. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................................ 136

Page 19: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari pengaruh

perkembangan jaman, fenomena globalisasi dapat terlihat dari perkembangan arus

informasi dan teknologi yang berjalan sangat pesat dan tak terbatas menuntut

setiap individu untuk dapat bersaing dengan individu yang lain yang berkembang

menjadi persaiangan antar negara. Hal ini menuntut setiap individu maupun

negara untuk dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusianya (SDM),

salah satu cara untuk meningkatkan mutu tersebut dapat dilakukan dengan melalui

perbaikan mutu pendidikan.

Semakin pesatnya perkembangan globalisasi menuntut pendidikan

Indonesia untuk ikut berkembang mengikuti tuntutan tersebut agar pendidikan

lebih maju dan lebih kompetitif baik dalam segi kognitif (pengetahuan), afektif

(sikap) maupun psikomotor (prilaku) yang membuat pendidkan semakin bermutu.

Dalam perkembangan pendidikan di era saat ini dalam pelaksanaanya

juga mengalami perubahan yang cukup pesat namun tidak ditunjang dengan

pembelajaran yang inovatif mengakibatkan materi yang disampaiakan menjadi

sukar diterima oleh peserta didik yang berakibat hasil evaluasi belajar tidak sesuai

dengan apa yang diharapkan. Ini semua dikarenakan kesulitan para peserta didik

dalam menguasai dan memahami materi serta tidak adanya usaha dari peserta

didik dalam mencari dan menemukan pemecahan masalah yang dihadapi

disamping itu ketidakmampuan guru dalam menanamkan konsep kepada peserta

didik dikarenakan cara yang masih konvensional padahal tuntutan jaman

mengaharuskan seorang guru untuk lebih inovatif dalam menyampaikan materi

sehingga konsep dasar dapat dikuasai peserta didik sebagai modal dasar dalam

memahami materi agar didapat hasil belajar yang memuaskan sehingga berakibat

pula pendidikan yang semakin bermutu disamping itu sebagai modal untuk

memahami materi yang lebih tinggi tingkat kesukarannya. Maka dari itu, seorang

guru harus bisa menanamkan konsep kepada peserta didiknya.

Page 20: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perkembangan pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan mata

pelajaran tidak terkecuali pada pelajaran matematika. Matematika merupakan

salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada sekolah dasar tetapi tidak sedikit

peserta didik yang merasa kesulitan dalam memahami konsep-konsep dalam mata

pelajaran ini. Padahal matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan tekhnologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai

disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan

menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan pemahaman konsep matematika

yang kuat sejak dini. Mata pelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran

pokok yang diajarkan mulai dari sekolah dasar untuk membentuk pola pikir siswa

yang logis, rasional, kritis, analitis, sistematis, dan kreatif serta kemampuan

bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki

kemampuan berfikir secara rasional dan logis.

Permasalahan lain dalam pembelajaran matematika adalah cara

penyampaian materi ajar kurang dikaitkan dengan permasalahan-permasalahan

yang timbul di dunia nyata peserta didik, sehingga pembelajaran matematika

cenderung bersifat teoritis dan membosankan tanpa adanya dampak positif yang

dirasakan peserta didik di dalam kehidupan sehari-hari setelah mempelajari

matematika. Pembelajaran matematika menjadi kurang bermakna bagi peserta

didik dalam kehidupannya. Dampak yang nyata terlihat ketika peserta didik terjun

di masyarakat dan menemui sejumlah permasalahan yang berkaitan dengan

matematika, mereka kurang cakap dan terampil menangani persoalan-persoalan

tersebut. Fakta yang seharusnya matematika merupakan wahana untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Salah satu materi yang

diajarkan dalam matematika adalah bangun ruang berkaitan dengan cara mencari

tahu dan memahami tentang sesuatu yang logis dan rasional yang dimulai dari

memahami konsep-konsep bangun ruang seperti nama-nama bangun ruang dan

jaring-jaring bangun yang seharusnya peserta didik sudah paham tentang dasar-

dasar konsep bangun ruang tetapi pada kenyataannya banyak dijumpai para

peserta didik yang tidak paham sama sekali itu dikarenakan dalam penanaman

konsep bangun ruang terhadap peserta didik sering kali ketidak tersediaanya atau

Page 21: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ketidakmampuan seorang guru untuk menggunakan media pembelajaran padahal

media pembelajaran ini sangat penting bagi seorang guru sebagai sarana

mentransfer materi kepada peserta didik dalam memahami konsep. Menurut Sri

Anitah (2009: 5) “Media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang

dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima

pengetahuan, keterampilan, dan sikap”. Dengan pengertian itu, maka guru, buku

ajar, serta lingkungan adalah media. Setiap media merupakan sarana untuk

menuju ke suatu tujuan. Di dalamnya terkandung informasi yang dapat

dikomunikasikan kepada orang lain. Informasi ini mungkin didapatkan dari buku-

buku, rekaman, internet, film, mikrofilm, dan sebagainya. Semua itu adalah media

pembelajaran karena memuat informasi yang dapat dikomunikasikan kepada

pebelajar. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran akan lebih bermakna, jika memanfaatkan berbagai media sebagai

sarana penunjang kegiatan pembelajaran.

Peserta didik tidak dapat dilepaskan oleh peran seorang guru yang

profesional, empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dan dosen yang

tertulis dalam UU No.19 tahun 2003 yaitu pedagogik, kepribadian, sosial dan

profesional.Kompetensi pedagodik menuntut seorang guru untuk dapat

melaksanakan proses pendidikan baik. Untuk mendapatkan pembelajaran tersebut

seorang guru harus merencanakan pembelajaran secara cermat dan sistematis.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran adalah

pemilihan media pembelajaran yang sesuai. Pemilihan media secara cermat dan

efisien akan menimbulkan rasa ketertarikan peserta didik untuk mengikuti

pembelajaran tetapi harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pemilihan

media pembelajaran yang asal-asalan justru akan menimbulkan kebingungan yang

berakibat tidak tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri tetapi pada kenyataannya

sering kali guru dalam pemilihan media pembelajaran tidak inovatif termasuk

dalam materi bangun ruang ini sering kali guru hanya menggunakan media

polyhedron padahal media tersebut terpusat pada guru dan para siswa hanya dapat

melihat apa yang guru praktekan, sehingga pemahaman konsep pada anak juga

tidak tertanam dengan baik.

Page 22: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam pembelajaran peran guru sangatlah besar dalam merancang dan

melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien untuk mendapatkan

pembelajaran tersebut dibutuhkan suasana belajar yang nyaman dan kondusif

sehingga membuat peserta didik memiliki motivasi untuk belajar sehingga

terbentuk hubungan komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik dan

berakibat pembelajaran berlangsung dengan baik pula. Seorang guru yang

profesional harus pandai dalam pemilihan teknik, metode, model pembelajaran

yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta didik jadi bukan hanya keinginan guru

semata tapi karena kebutuhan pembelajaran peserta didik. Agar pembelajaran

lebih bermakna pemilihan media pembelajaran yang tepat adalah salah satu

kuncinya ini dikarenakan media pembelajaran merupakan sarana alat

penyampaian materi ajar yang diharapkan memudahkan bagi peserta didik untuk

memahami konsep-konsep materi ajar yang diajarkan sehingga pembelajaran akan

lebih bermakna yang berakibat pula pemahaman konsep dasar peserta didik lebih

mendalam.

Salah satu alternatif solusi untuk menangani penanaman konsep dalam

matematika adalah penggunaan multimedia interaktif. Menurut Sri Anitah (2009:

64) “Media interaktif yaitu media yang meminta pebelajar mempraktekan

keterampilan dan menerima balikan. Media interaktif berbasis komputer

menciptakan lingkungan belajar multimedia dengan ciri-ciri baik video maupun

pembelajaran berbasis komputer. Ini merupakan suatu sistem penyajian pelajaran

dengan visual, suara, dan materi video, disajikan dengan kontrol komputer

sehingga pebelajar tidak hanya dapat melihat dan mendengar suara, tetapi juga

dapat memberi respon aktif. Manfaat penggunaan multimedia interaktif secara

umum yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih

interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar peserta didik

dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan

kapan saja, serta sikap belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Manfaat di atas

akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari penggunaan multimedia

interaktif, diantaranya yaitu: 1) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak

tampak oleh mata, seperti: rumah adat, monumen, prasasti, dll; 2) Memperkecil

Page 23: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti

binatang, rumah, gunung, dll; 3) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh,

seperti perjuangan kemerdekaan, asal muasal danau, dll; 4) Menyajikan benda

atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, pertempuran

kemerdekaan, dll; 5) Meningkatkan daya tarik dan perhatian peserta didik.

Padahal pada sebagian besar sekolah pada gugus Ki Hajar Dewantara ini

telah menerima bantuan dari pemerintah yaitu LCD dan komputer yang bisa di

manfaatkan untuk pembelajaran tetapi pada kenyataannya fasilitas yang diperoleh

kurang dimaksimalkan untuk pembelajaran. mengakibatkan anak-anak menjadi

kurang cakap menggunakan komputer, padahal teknologi yang selalu berkembang

menuntut para siswa untuk mengikutinya tetapi kenyataannya para siswa tak

menerima itu dalam pembelajaran. Sungguh disayangkan ketika sekolah memiliki

potensi untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang berakibat meningkat pula

hasil belajar para siswa tetapi kurang dimanfaatkan oleh para guru. Para guru

kurang mengembangkan cara lama atau konvensional, salah satunya dalam

pembelajaran bangun ruang hanya menggunakan polyheron yang jumlahnya

sangat minim dan berukuran sangat kecil sehingga hanya beberapa siswa yang

mampu menangkap ilmu dalam pembelajaran tersebut.

Banyak sekali program-program pada multimedia interaktif yang dapat

digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran, dan yang paling sederhana

untuk sebagai awal ujicoba guru, yang bisa dikembangakan lagi oleh guru. Salah

satu jenis multimedia interaktif yang ada saat ini adalah program microsoft power

point. Program ini merupakan salah satu program dari microsoft office seperti

microsoft word, microsoft excel dll. Microsoft power point ini berfungsi untuk

menyampaikan materi berbentuk slide-slide dengan berbagai design yang

menarik, fungsi power point ini adalah untuk menerangkan suatu materi yang

berfungsi sebagai media pembelajaran agar dalam pemberian lebih menarik dan

lebih bermakna sehingga tujuan pembelajaran juga akan tercapai. Inilah salah

media pembelajaran yang diujicobakan sebagai media perantara untuk

menerangkan materi bangun ruang kepada para peserta didik.

Page 24: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merasa perlu

melakukan penelitian dengan judul: “Studi Komparasi Pengaruh Multimedia

Power point dan Media Polyhedron terhadap Pemahaman Konsep

Matematika Bangun Ruang Pada Siswa Kelas IV Se-Gugus Ki Hadjar

Dewantara Karangtengah Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut :

1. Masalah peningkatan mutu pembelajaran.

2. Masalah peningkatan pemahaman konsep pada pembelajaran khususnya pada

mata pelajaran matematika.

3. Masalah sarana dan prasarana yang belum dimanfaatkan benar oleh guru guna

mendukung ketercapaian tujuan pendidikan.

4. Masalah penggunaan multimedia interaktif yang belum dimanfaatkan oleh

guru.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian harus memiliki arah yang jelas dan pasti, oleh karena itu perlu

diberikan batasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi

masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas IV Se-Gugus Ki Hajar Dewantara

Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dibatasi pada :

a. Media pembelajaran yang digunakan berupa Multimedia Power point dan

Media Polyhedron.

b. Pemahaman konsep siswa pada mata pelajara matematika berkaitan tentang

materi pokok bangun ruang yang meliputi pengenalan bangun ruang dan

jaring-jaring bangun ruang.

Page 25: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Rumusan Masalah

Sebagian besar guru dalam menerangkan materi bangun ruang lebih

sering menggunakan media polyhedron yang hanya terpusat pada guru, hanya

guru yang mempergunakan media tersebut sedangkan para siswa hanya terpaku

menonton apa yang guru jelaskan.

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan, manakah yang memberikan hasil belajar matematika

yang lebih baik pada materi bangun ruang dalam pembelajaran dengan

multimedia power point atau pembelajaran dengan media polyhedron pada siswa

kelas IV se-gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Karangtengah Kabupaten

Wonogiri tahun ajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang hendak

dicapai adalah untuk mengetahui manakah yang memberikan hasil belajar

matematika pada materi bangun ruang yang lebih baik dalam pembelajaran

dengan multimedia power point atau pembelajaran dengan media polyhedron

pada siswa kelas IV se-gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Karangtengah

Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Segala sesuatu yang dimulai dengan suatu prosedur yang sistematik, pasti

mempunyai kegunaan. Demikian juga dalam penelitian ini, adapun penelitian ini

diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada

pembelajaran matematika terutama pada peningkatan hasil belajar siswa

melalui multimedia interaktif. Dan juga sebagai bahan pertimbangan serta

pengembangan pada peneliti dimasa mendatang.

Page 26: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan serta

lebih mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan masalah

yang diteliti.

b. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa

terutama mata pelajaran matematika.

c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti

lain.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Mendorong keaktifan siswa untuk lebih berkembang

2) Mempercepat daya serap dan pemahaman terhadap mata pelajaran

matematika.

3) Mendidik logika dalam berpikir siswa.

4) Memupuk kedisiplinan yang tinggi pada diri siswa di SD dalam proses

pelaksanaan pembelajaran.

b. Bagi Guru

1) Untuk mengembangkan penguasaan multimedia intraktif power point

dalam pembelajaran matematika sehari-hari.

2) Membantu proses penyampaian mata pelajaran matematika kepada

siswa.

3) Mendorong daya kreatifitas guru dalam mengajar menggunakan

multimedia interaktif power point.

4) Memberikan alternatif pada pengajaran matematika agar

menggunakan media pembelajaran yang inovatif sehingga

pemahaman konsep matematika lebih meningkat.

5) Sebagai dasar pertimbangan dalam menetukan media pembelajaran

yang tepat. Khususnya pada pembelajaran matematika di SD.

c. Bagi Institusi

Memberikan masukan dalam upaya mengembangkan proses

pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa

Page 27: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sehingga dapat meningkatkan sumber daya pendidikan dan mencetak

generasi dengan pemahaman konsep yang kuat.

Page 28: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Dalam kajian teori ini, akan dibahas kajian teori dari dua variabel,

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam hal ini yaitu hakikat

multimedia power point dan media polyhedron, kemudian variabel terikat yaitu

hakikat pemahaman konsep matematika bangun ruang.

Dari dua variabel tersebut menjabarkan menjadi lima pokok bahasan,

diantaranya: 1. Hakikat media pembelajaran, 2. Hakikat Multimedia interaktif

power point, 3. Hakikat Media Plyhedron 4. Hakikat pemahaman konsep, dan 5.

Hakikat pembelajaran Matematika

1. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah salah satu hal yang memiliki peranan sangat besar dalam

proses pembelajaran dimana pembelajaran akan lebih bermakna dan tujuan

pembelajaran akan tercapai jikalau guru dalam pemilihan media juga sesuai

dengan kebutuhan siswanya bukan berdasarkan kesenangan guru ataupun

siswanya.

Kata media adalah bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa

latin medius yang berarti tengah. Dalam bahasa Indonesia kata medium dapat

diartikan sebagai antara atau sedang. Pengertian media mengarah pada sesuatu

yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi

pesan) dan penerima pesan. Menurut Heinich, dan kawan-kawan dalam Azhar

(2010:3) mengemukakan bahwa istilah medium sebagai perantara yang

mengantarkan informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto,

radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan,

sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan

atau informasi yang bertujuan intruktusional atau mengandung maksud-maksud

pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.

Page 29: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Media menurut Gagne’ dan Briggs (1975) dalam Azhar (2010:4)

berpendapat bahwa “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik

digunakan untuk menyampaikan materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain

buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar

bingkai). Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana

fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar”.

Sedangkan menurut Sri Anitah (2009: 5) Media adalah setiap orang,

bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan

pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan

pengertian itu, maka guru, buku ajar, serta lingkungan adalah media.

Dengan demikian dapaat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

segala sesuatu macam benda yang dapat membantu maupun mendorong siswa

dalam proses pembelajaran dengan tujuan agar tercapainya hasil belajar siswa

baik itu guru, buku, gambar maupun benda-benda lainnya.

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Dalam bukunya Sri Anitah (2009:7) membagi media menjadi 3

golongan, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.

1.) Media Audio

Media audio merupakan media yang didengar. Karakteristik media ini

memanipuloasi pesan melalui bunyi dan suara. Media ini sangat cocok untuk

pembelajaran bahasa.

Media ini menuntut siswa untuk memiliki tingkat konsentrasi dalam

pendengaran yang baik, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa media audio ini

merupakan media pembelajaran yang menggunakan suara sebagai

penyampaiannya, adapun contoh-contoh media audio ini dapat diklasifikasikan

menjadi dua yaitu, audio tradisional dan audio modern. Sedaangkan alat-alatnya

bisa berbagai macam, misal suara guru, tape-recorder, radio dan masih banyak

lagi.

Page 30: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Media audio memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihan dari

media audio ini diantaranya adalah materi pelajaran yang sudah terekam tak akan

berubah, dapat digandakan sesuai dengan jumlah yang diperlukan, tidak begitu

mahal auntuk kegiatan pembelajarannya, dapat digunakan individu maupun

kelompok, siswa tuna netra maupun tuna aksara dapat menggunakannya dan

masih banyak lagi kelebihannya. Tetapi setiap kelebihan pasti memiliki

kekurangan, kekurangan dari media audio ini diantaranya karena selalu diputar

ulang tanpa perubahan menyebabkan pembelajaran menjadi membosankan, bila

tak ada penyaji secara langsung dan hanya mendengarkan saja sebagian siswa

tidak memperhatikan penyajian tersebut dan cenderung verbalistik karena semua

informasi disajikan melalaui suara.

2.) Media visual

Media visual, yaitu media yang dapat ditangkap dengan indera

penglihatan. Jenis media ini terdiri dari media gambar yang tidak diproyeksikan

dan media yang diproyeksikan. Media visual yang tidak diproyeksikan merupakan

hasil potretan dari berbagai perisiwa dan kejadian, obyek yang disajikan dalam

bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata, simbol-simbol maupun gambaran. Media

pembelajaran sebagian merupakan hasil dari perkembangan teknologi komunikasi

pendidikan yang dapat berupa media cetak maupun media elektronik. Salah satu

bentuk media elektronik yang dipergunakan dalam dunia pendidikan adalah media

visual yang diproyeksikan.

Contoh-contoh media visual yang tidak diproyeksikan antara lain gambar

mati atau gambar diam (still picture), illustrasi, karikatur, poster, bagan, dan

grafik. Sedangkan contoh-contoh media yang diproyeksikan antara lain overhead

projector, slide (film bingakai), Filmstrip (film rangkai), opaque prjector (Sri

Anitah 2009:7-35)

Media visual ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan

dari media visual ini antara lain :1) mudah didapat, 2) mudah digunakan, 3) dapat

memperjelas suatu masalah, 4) lebih realistis, 5) dapat membantu mengamati

keterbatasan pengamatan.

Page 31: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan kelemahan dari media visual ini antara lain :1) semata-mata

hanya gambar saja, 2)ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pembelajaran

kelompok besar, 3) memerlukan ketersediaan sumber dan keterampilan dan

kejelian guru untuk dapat memanfaatkannya.

3.) Media Audio Visual

Media audio visual ini merupakan perpaduan dari media audio dan audio

visual jadi siswa bukan hanya mendengarkan materi ataupun melihat materi yang

diberikan tapi disamping mengamati gambar atau visual yang disajikan juga

dengan disertai suara untuk memperjelas materi yang disampaikan.

Beberapa tujuan yang dapat dicapai dengan menggunakan media

pengajaran ini diantaranya: 1) memudahkan peserta didik untuk memahami

konsep, prinsip, sikap, serta keterampilan tertentu dengan menggunakan media

yang tepatyang sesuai dengan bahan pengajaran, 2) merangsang minat peserta

didik untuk belajar dengan memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan

bervariasi, 3) menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu peserta didik dalam

teknologi serta, 4) menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.

Ada beberapa macam jenis media audio visual diantaranya yaitu 1)

slide suara merupakan jenis media visual yang menampilkan sejumlah slide,

dipadukan dalam suatu cerita atau suatu jenis pengetahuan yang diproyeksikan

pada layar dengan iringan suara, 2) televisi adalah suatu program yang

memperlihatkan sesuatu dari jarak jauh, 3) multimedia adalah penggabungan

beberapa macam media yang dipergunakan secara bersama-sama.

Media audio visual bisa dikatakan lebih baik dari media audio maupun

media visual karena media audio visual ini lebih kompleks karena bisa menutupi

kekurangan yang dimiliki maedia audio maupun kekurangan yang dimiliki media

visual.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang terpenting yaitu

pemilihan metode pembelajaran dan pemilihan media pembelajaran. Kedua aspek

ini saling berkaitan satu sama lain. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu

Page 32: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada

berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain

tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah

pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik

siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa fungsi utama media

pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang mempengaruhi iklim,

kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Azhar

Arsyad, 2010:15).

Hamalik dalam Azhar Arsyad (2010:15) mengemukakan bahwa

pemakaian media belajar dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitan motivasi dan rangsangan belajar

dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis siswa. Manfaat media

pembelajaran yaitu :

1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir, oleh karena itu

mengurangi verbalesmi.

2) Memperbesar perhatian siswa.

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh

karena itu membuat pembelajaran menjadi lebih mantap.

4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri dikalangan siswa.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui

gambar hidup.

6) Membantu tumbuhnya penegrtian yang dapat membantu perkembangan

kemampuan bahasa.

7) Memeberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain,

dan membantu efisiensi dan keragaman yng lebih banyak dalam belajar.

Dari uraian dan pendapat para ahli dapat disimpulkan beberapa manfaat

praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu

dapat memperjelas penyajian materi ajar sehingga meningkatkan proses dan hasil

belajar siswa, meningkatkan motivasi belajar dan perhatian siswa dalam belajar,

media pembelajaran juga dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.

Page 33: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Hakikat Multimedia Interaktif Power Point

a. Pengertian Multimedia Interaktif

Perkembangan teknologi dan globalisasi pada desawa ini memungkinkan

siapa saja untuk dapat meningkatkan kemampuan dan perkembangan multimedia.

Multimedia dapat digunakan untuk menunjang berbagai bidang seperti presentasi,

visualisasi, alat bantu pendidikan, game, dan lain-lain. Pengembangan multimedia

memerlukan pengetahuan seni dan teknologi.

Menurut Richard E. Mayer (2009:3) mendefinisikan multimedia sebagai

presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar.

“kata” di sini adalah materinya disajikan dengan verbal form atau bentuk verbal,

misalnya menggunakan teks kata-kata yang tercetak atau terucapkan, sedangkan

yang dimaksud “gambar” adalah materinya disajikan dalam pictorial form atau

bentuk gambar. Hal ini dalam bentuk menggunakan grafis statis (termasuk:

ilustrasi, grafik, foto, dan peta) atau menggunakan grafik dinamis (termasuk:

animasi dan video). Dalam buku teks, kata-kata bisa disajikan sebagai teks cetak

dan gambar-gambar bisa disajikan sebagai ilustrasi atau bentuk-bentuk grafik

lainnya.

Menurut Duffy, Mc.Donald dan Mizell (2003) dalam Sri Anitah

(2009:61), berpendapat bahwa multimedia merupakan kombinasi antara media

dengan satu jenis media yang lain sehingga terjadi keterpaduan secara

keseluruhan. Multimedia merupakan kegiatan interaktif yang sangat tinggi,

mengajak siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan memilih dan

mengendalikan layar diantara jendela informasi dan penyajian media. Dengan

multimedia, berbagai gaya belajar siswa terakomodasi, seperti siswa yang auditori

maupun visual sehingga siswa dapat memilih media sesuai dengan gaya belajar

masing-masing.

Menurut Sri Anitah (2009:64) berpendapat bahwa media interaktif yaitu

media yang meminta pebelajar memratekan keterampilan dan menerima balikan.

Media interaktif berbasis komputer menciptakan lingkungan belajar multimedia

dengan ciri-ciri baik video maupun pembelajaran berbasis komputer.

Page 34: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

multimedia interkatif merupakan kombinasi dari beberapa media pembelajaran

yang dipadukan secara bersama-sama yang meminta siswa untuk saling memberi

dan menerima respon dengan berbasis komputer.

b. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Multimedia Interaktif

Tidak ada satu pun media pembelajaran yang sangat sempurna, begitu

juga dengan multimedia interaktif tetapi paling tidak kelemahan yang lebih sedikit

dibanding dengan media pembelajaran yang lain. Sehingga kekurangan dalam

pembelajaran dapat diminimalisasikan sedikit mungkin.

Sri Anitah (2009:65) mengemukakan beberapa kelebihan dan kelemahan

dalam multimedia interaktif. Kelebihan dari multimedia interaktif diantaranya,

yaitu :

1) Media ganda. Teks, audio, grafis, gambar diam, dan gambar hidup dapat

dikombinasikan dalam satu sistem yang mudah digunakan.

2) Fleksibilitas. Pebelajar bisa memilih apa yang diinginkan untuk dipelajari

dari menu, memilih bidang mana yang menarik, yang dapat memberikan

jawaban secara logis, atau menyajikan tantangan terbesar.

3) Simulasi. Video interaktif dapat dipergunakan untuk pengalaman

simulasi dalam beberapa bidang seperti, kesehatan, operasi mesin, dan

khususnya keterampilan-keterampilan interpersonal.

Kelemahan dari multimedia interaktif diantaranya, yaitu masalah biaya.

Ketersedian sarana dan prasarana, seperti komputer dan LCD harus tersedia

dengan lengkap, padahal biaya pengadaan alat-alat tersebut sangat mahal.

Dari uraian diatas kekurangan dalam penggunaan Multimedia Interaktif

dapat ditutupi bila sekolah sudah memiliki fasilitas yang lengkap, dan bila sudah

terpenuhi maka penggunaan multimedia interaktif sangat bermanfaat bagi

terwujudnya pembelajaran yang diharapkan.

c. Program-program Multimedia Interaktif

Media pembelajaran yang menggunakan banyak media, dikenal sebagai

multimedia pembelajaran berbasiskan multimedia. Multimedia dapat dibuat

dengan menggunakan banyak perangkat lunak yang dapat untuk mengolah teks

Page 35: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seperti Microsoft Office atau Note Pad; mengolah gambar seperti Corel Draw,

Microsoft Visio, Adobe Photosop, dan lain-lain; mengolah animasi baik animasi

teks ataupun animasi gambar seperti Macromedia Family (Flash, Freehand,

Authorware, Dreamweaver), 3D Max, Swish, dan lain-lain; mengolah suara

seperti Cool Edit Pro, Audio Studio, dan lain-lain; mengolah video seperti

Windows Moviemaker, VCD Cutter, dan lain-lain. Semua program dapat

digabungkan menjadi satu dengan program-program authoring (authoring tool)

seperti Macromedia Authorware, dreamweaver, Visual Basic, dan lain-lain.

Disamping itu, multimedia interaktif yang dibuat hendaknya memuat

tombol navigasi sederhana yang memudahkan peserta didik. Multimedia interaktif

yang dibuat juga harus menarik agar merangsang peserta didik tertarik menjelajah

seluruh program, sehingga seluruh materi pembelajaran yang terkandung di

dalamnya dapat terserap dengan baik. Materi pembelajaran yang terkandung di

dalamnya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, sesuai dengan

kurikulum dan mengandung banyak manfaat. Media pembelajaran berbasis

multimedia tersebut juga harus mudah peng-install-anya pada komputer, serta

tidak memerlukan CD dalam menjalankannya, sehingga dengan kemudahan

tersebut membuat pengguna merasa lebih praktis dan penyebarannya akan lebih

luas.

d. Multimedia Microsoft Power Point

Microsoft power point merupakan salah satu program dari microsoft

office, sedangkan program-program lainnya yaitu 1) microsoft word, 2) microsoft

excel, 3) microsoft acces, dan 4) microsoft power point. Adapun setiap program

memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing sesuai dengan kebutuhan

pemakainya.

Fungsi-fungsi dari microsoft office berdasarkan programnya diantaranya

(wahana komputer, 2010:8):

1) Microsoft word merupakan salah satu program yang terdapat dalam paket

microsoft office yang khusus digunakan sebagai aplikasi pengolah kata.

Page 36: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam perkembanganya aplikasi ini tidak hanya digunakan untuk membuat

dokumen surat-menyurat saja tetapi juga digunakan untuk membuat dokumen

desktop publishing seperti cover, formulir, kartu ucapan, dan lain sebagainya.

2) Microsoft excel merupakan salah satu produk yang ada dalam paket microsoft

office yang dikhususkan untuk melakukan pengolahan angka. Dengan

kemapuan yang dimiliki, untuk melakukan perhitungan serta pembuatan

grafik, yang cepat, tidak salah jika aplikasi ini menjadi pilihan utama pemakai

komputer seluruh dunia. Microsoft excel mampu melakukan perhitungan,

baik matematika, trigonometri, statistik, fungsi, dan lain sebagainya.

3) Microsoft power point merupakan varian dari microsoft office yang

dikhususkan untuk persentasi. Aplikasi ini sangat populer dan banyak

dipergunakan karena sangat membantu sistem kerja yang berhubungan

dengan persentasi.

4) Microsoft access merupakan salah satu varian microsoft office yang

mengkhususkan diri sebagai aplikasi data base. Manfaatnya mulai dari

pembuatan database yang sederhana sampai kompleks.

Microsoft power point inilah yang coba untuk dipergunakan untuk sarana

media pembelajaran untuk sarana mentransfer materi yang dipresentasikan dari

guru kepada para siswa.

e. Kelebihan dan Kekurangan Multimedia Power Point

Multimedia power point ini memiliki beberapa kelebihan dan

kekurangan, kelebihan dari multimedia power point ini, diantaranya :

1. Fitur dari power point semakin berkembang, yang memudahkan pemakainya

untuk mengeksplorasi dalam penggunaannya.

2. Formula pada microsoft microsoft lebih mudah direfesiansikan sehingga jika

menggunakan microsoft dapat juga ditampilkan menggunakan power point.

3. Persentasi dengan menggunakan power point lebih atraktif yang berakibat

motivasi siswa dalam pembelajaran juga semakin meningkat.

4. File yang sudah korup apa rusak masih bisa diselamatkan.

Page 37: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Disamping kelebihan-kelebihan di atas microsoft power point juga

memiliki beberapa kekurangan diantaranya :

1. Perubahan design power point yang terlalu drastis membuat penggunanya

harus belajar lagi agar terbiasa dengan versi yang terbaru.

2. Penempatan tab kontekstual dan style gallery agak menggangu.

Menimbang dan meninjau kelebihan-kelebihan yang dimiliki pada

multimedia power point ini makan peneliti mencoba menggunakan media ini

untuk diujicobakan apakah menghasilkan hasil belajar belajar yang lebih baik dari

media yang biasanya

f. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Multimedia Power point

Multimedia interaktif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

software utama Microsoft Power point dengan menggabungkan berbagai media,

diantaranya: CD pembelajaran, film, audio, dan animasi, yang dilengkapi dengan

alat pengontrol yang berupa mouse dan handphone yang dilengkapi dengan

aplikasi pengontrol jarak jauk via Bluetooth. Microsoft Power point merupakan

sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan

merupakan salah satu program berbasis multimedia. Pada prinsipnya program ini

terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontrolan operasionalnya. Unsur rupa

yang dimaksud, terdiri dari: slide, teks, gambar, dan bidang-bidang warna yang

dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa

tersebut dapat kita buat tanpa gerak atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai

keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai keperluan,

apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kita inginkan atau berjalan secara

manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse atau alat pengontrol jarak jauh.

Adapun langkah-langkah penggunaan multimedia interaktif dalam

pembelajaran matematika dengan aplikasi utama Microsoft Power point yaitu:

1) Membuka Program

Cara 1: Klik tombol start , arahkan cursor ke Microsoft Power point , dan

klik file Multimedia Interaktif Matematika. Cara 2: Arahkan cursor ke icon

multimedia.

Page 38: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Mengoperasikan Tombol Navigasi dalam Slide Microsoft Power point.

Tombol navigasi berfungsi untuk memilih menu atau perintah yang terdapat

dalam tampilan Slide Microsoft Power point.

3) Menjalankan Slide Materi dan Soal Evaluasi dalam Microsoft Power point.

Cara menjalankan slide materi dapat dilakukan dengan menekan anak panah

pada keyboard atau dapat dilakukan dengan meng-klik pada slide Power

point.

4) Mengoperasikan CD Pembelajaran dalam Microsoft Power point.

Cara masuk ke dalam aplikasi CD Pembelajaran dapat dilakukan dengan cara:

klik link CD pembelajaran dalam tampilan slide awal menu, arahkan cursor

ke menu jalankan program, kemudian pilih menu yang ingin dipelajari

5) Menutup Aplikasi CD Pembelajaran dan Microsoft Power point

Cara menutup aplikasi CD pembelajaran dapat dilakukan dengan menekan

pilihan exit.

6) Sebagai tugas rumah siswa diminta membuat bangun ruang dengan

menggunakan kertas karton.

3. Hakikat Media Polyhedron

a. Pengertian Polyhedron

Istilah poligon telah dikenal sebagai bangun-bangun geometri datar atau

bidang banyak pada ruang dimensi dua. Serupa dengan hal tersebut, bangun-

bangun geometri ruang atau bidang banyak pada ruang dimensii tiga disebut

polihedron. Kusno (2004 : 9) mendifinisikan polihedron adalah suatu benda ruang

tertutup atau benda solid (pejal) yang dibatasi oleh beberapa potongan bidang

(bersisi poligon). Segmen-segmen garis dari interseksi antara potongan-potongan

bidang ini disebut rusuk sedangkan potongan-potongan bidangnya selanjutnya

disebut sisi polihedron. Interseksi dari rusuk-rusuk polihedron pada suatu titik

disebut titik sudut polihedron dan interior polihedron adalah bagian ruang yang

tertutup oleh polihedron tersebut.

Page 39: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ifada Novikasari (2010:62) mendefinisikan sebuah polihedron

merupakan gabungan bidang-bidang poligon yang mempunyai sisi persekutuan

sehingga daerah didalamnya tertutup tanpa celah.

Serupa dengan pembelajaran bangun-bangun geometri datar,

pembelajaran bangun-bangun geometri ruangpun (polihedron) idealnya

menggunakan alat peraga atau alat pembelajaran yang sering ditemui oleh para

siswa. Meskipun secara konseptual benda-benda yang sering ditemui para siswa

tidak persis sama dengan konsep matematikanya yang abstrak, namun karena

menurut Piaget para siswa sekolah dasar masih berada pada rentang usia operasi

kongkrit, maka kita dapat memanfaatkan benda-benda kongkrit tersebut sebagai

perantara ”sementara”.

b. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Media Polyhedron

Langkah-langkah penggunaan alat peraga matematika ada beberapa hal

yang harus diperhatikan guru dalam memilih dan menggunaan alat peraga

tersebut. Hal pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi materi yang

memerlukan alat peraga, kemudian menentukan jenis alat peraga yang akan

digunakan misal pada materi bangun ruang (geometri).

Langkah-langkah pembelajarannya :

1) Guru menunjukan beberapa jenis-jenis polyhedron yang ada.

2) Guru dan siswa mengaitkan media tersebut dengan benda-benda sehari-hari

sehingga timbul konsep matematika bangun ruang.

3) Guru memberikan penjelasan materi bangun ruang didepan kelas, dan siswa

mencocokannya berdasarkan buku pegangan yang ada.

4) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang tiap kelompok diberikan

tugas LKS untuk dikerjakan secara bersama-sama setelah menerima

penjelesan guru tentang materi bangun ruang.

5) Siswa dibantu guru mencocokan hasil pengerjaan kelompoknya.

6) Sebagai tugas rumah siswa diminta membuat bangun-bangun ruang dengan

menggunkan kertas karton.

Page 40: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Hakikat Pemahaman Konsep

a. Pengertian Pemahaman

Belajar disekolah menghasilkan perubahan pada peserta didik. Perubahan

tersebut meliputi hal-hal yang bersifat internal seperti pemahaman dan sikap, serta

mencakup sejumlah hal yang bersifat eksternal seperti keterampilan motorik dan

berbicara dalam bahasa asing. Belajar merupakan proses dalam diri individu yang

berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.

Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana (2004:22). Keberhasilan dalam proses

belajar dapat dinilai dari tiga ranah, yaitu 1) ranah kognitif, 2) ranah afektif, dan

3) ranah psikomotorik.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi.

Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

Ranah psikomotir berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni 1) gerakan

refleks, 2) keterampilan gerakan dasar, 3) kemampuan perseptual, 4)

keharmonisan atau ketepatan, 5) gerakan keterampilan kompleks, dan 6) gerakan

ekspresif dan interpreatif.

Menurut Endang Poerwanti (2008:23) mengemukakan bahwa

pemahaman berasal dari kata comprehension, yaitu kemampuan yang menuntut

siswa memahami atau mengrti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang

dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya

dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga yaitu : 1)

menterjemahkan, 2) menginterpresentasikan, dan 3) mengekstraperasi. Kata-kata

operasional yang dipergunakan antara lain : memperhitungkan, memperkirakan,

menduga, menyimpulkan, membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik

kesimpulan.

Page 41: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

David A. Jacobsen, Paul Eggen dan Donald Kauchak (2009:203)

berpendapat bahwa :

“pengembangan pemahaman merupakan segmen dari pelajaran pengajaran

langsung di mana guru menjelaskan konten baru dan mungkin merupakan

tahap pengajaran langsung yang sangat penting. Sayangnya, guru sering kali

melakukan tahap ini dengan kurang baik. Daripada bekerja untuk

mengembangkan pemahaman siswa, mereka justru lebih sering menekankan

hafalan, gagal mengajukan pertanyaan-pertanyaan, atau terlalu cepat

berpindah pada praktik.”

Salmiza Saleh, The Level of B.Sc.Ed Students’ Conceptual

Understanding Of Newton Physics (2011) berpendapat bahwa “state that

conceptual understanding requires both knowledgeof and the ability to use

scientific concept to develop mental models about the waythe world operates in

accordance with a current scientific theory”. Pendapat di atas menyatakan bahwa

pemahaman kosep memerlukan pengetahuan dan kemampuan dan kemampuan

untuk dapat menerapkan kosep ilmiah guna mengembangkan mentalmengenai

dunia yang berjalan sesuai dengan teori ilmiah saat ini.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pemahaman adalah proses mengetahui inti atau ide pokok dari suatu keadaan,

masalah atau sesuatu hal yang kita pelajari. Pemahaman yang baik harus disertai

pengertian terhadap ekspresi yang dihadapi.memahami berarti mengerti benar

tentang sesuatu yang dipelajari. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat kesalahan

yang sedikit atau siswa dapat mengerjakan semua tugas-tugas. Pemahaman

merupakan modal awal untuk pengertahuan yang lebih tinggi lagi.

b. Pengertian Konsep

Dalam pembelajaran penanaman konsep merupakan hal yang paling

utama dalam pembelajaran karena konsep adalah pondasi awal dalam memahami

materi yang akan diajarkan.

Faqih Samiawi dan Bunyamin Maftuh (2001: 10) berpendapat bahwa

konsep secara sederhana adalah penanaman (pemberian label) untuk sesuatu yang

membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu tersebut.

Page 42: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penanaman sesuatu dan merupakan

alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah.

Yang dimakzud konsep menurut Moore (Skeel, 1995:30) dalam Faqih

Samiawi dan Bunyamin Maftuh (2001: 11) adalah sesuatu yang tersimpan dalam

pikiran suatu pikiran, suatu ide atau suatu gagasan. Sedangkan Schuncke dalam

Samiawi dan Bunyamin Maftuh(2001 : 12) mengemukakan beberapa karakteristik

atau ciri umum konsep, yaitu:

1) Merupakan suatu abstraksi. Konsep merupakan gagasan umum atau

gambaran mental yang kita kembangkan tentang benda, peristiwa,

atau kegiatan. Ketika orang-orang berbicara tentang “pemerinta”

(sebagai ilmu politik), maka kebanyakan kita mempunyai gagasan

yang sama tentang apa yang sedang bicarakan itu.

2) Mencerminkan pengelompokan/klasifikasi benda (kegiatan, peristiwa,

atau gagasan) yang mempunyai karakteristik atau kualitas tertentu

yang umum. Kita mengembangkan pengelompokan ini dengan

membandingkan hal-hal khusus satu sama lain untuk melihat

persamaan dan perbedaanya.

3) Bersifat pribadi. Latar belakang dan pengalaman pribadi

kemungkinan bisa agak berbeda antara satu orang dengan orang lain.

Misalanya, konsep “kelompok” bisa difahami agak berbeda antara

oleh seorang sosiolog dengan seorang siswa kelas III SD.

4) Dipelajari melalui pengalaman. Konsep dapat dipahami melalui

pengalaman langsung ataupun tidak langsung (misalnya dengan

pembaca).

5) Bukan sekedar suatu kata-kata. Kata-kata memang dipergunakan

untuk memberi label terhadap konsep, tetapi tidak berarti bahwa

hanya karena kita tidak mempunyai sebuah kata untu konsep tertentu

kemudian kita tidak mengembangkan konsep.

Chaplin (1989) dalam Mulyati (2008:53) membagi pengetian konsep

menjadi dua pengertian, yaitu suatu ide atau pengertian umum yang disusun

dengan kata, simbol maupun benda. Sedangkan pengertian yang kedua, konsep

merupakan satu ide yang mengombinasikan beberapa unsur sumber-sumber

berbeda ke dalam satu gagasan tunggal.

Oemar Hamalik (2009: 162) mengatakan suatu konsep adalah suatu kelas

atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah objek-objek

atau orang (person). Kita menyatakan suatu konsep dengan menyebut “nama”

misalnya buku, perang, siswa, buah-buahan, wanita cantik, guru-guru yang

Page 43: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berdedikasi, dan sebagainya. Semua konsep itu menunjuk ke kelas/kategori

stimuli. Ada beberapa stimuli yang sebenarnya bukan konsep, misalnya lampu

merah, Ibu Farida (guru TK), perang Iran-Iraq, dan sebagainya. Contoh-contoh

tersebut menunjuk pada stimuli, orang, dan peristiwa tertentu yang khusus.

Konsep bukan stimulus khusus, melainkan kelas stimuli. Perbedaanya misalnya

antara wanita cantik adalah meliputi semua wanita cantik, dan tidak meliputi yang

tidak cantik.

Eggen dan Kauchak (2009: 98) berpendapat bahawa sejatinya konsep

merupakan gagasan yang merujuk pada sebuah kelompok atau kategori di mana

semua anggotanya sama-sama memiliki beberapa karakteristik umum. Banyak

abstraksi yang sebelumnya telah kami sebutkan merupakan bentuk-bentuk

konsep. Misalnya demokrasi, ion, dan adverb, semuanya merupakan konsep.

Belajar konsep hendaknya memperhitungkan kemungkinan adanya salah

konsep. Hal itu mungkin disebabkan keistimewaan definisi dan karakteristik.

Keduanya mempunyai efek tipikal terhadap konsep. Ketidakjelasan bahasa

mungkin merupakan halangan belajar konsep (Hulse dalam Mulyati, 2008 :54 )

Salah satu pernyataan dalam teori ausubel menurut Trianto (2007:94)

adalah bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran

adalah apa yang diketahui siswa (pengetahuan awal). Jadi supaya belajar menjadi

bermakna maka konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada

dalam struktur kognitif siswa.

Menurut Mansoor Niaz dalam How To Facilitate Students’ Conceptual

Understanding Of Chemistry? --- A History And Philosophy Of science

Perspektive (2005) berpendapat “state that conceptual understanding can change

with using teaching strategies to promote students interest, curiosity and

understanding by showing that science is an human enterprise”. Hal ini memiliki

arti bahwa pemahaman konsep dapat diubah dengan menerapkan strategi

pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa, rasa ingin tahu dan

pemahaman dengan menunjukan bahwa sains adalah suatu kegiatan manusia.

Dari pemaparan pendapat tentang konsep di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwan pemahaman konsep dalah merupakan proses belajar

Page 44: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mental yang lebih tinggi untuk menetukan apa inti dari setiap hal yang dipelajari

untuk membantu menyederhanakan dan meringkas informasi yang didapat,

sehingga membantu proses mengingat lebih efisien guna modal dasar memahami

materi yang lebih rumit lagi.

5. Hakikat Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Pembelajaran

Fungsi dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan bangsa dan untuk

mencapai tujuan tersebut diperlukan pembelajaran yang baik dan bermutu.

Triyanto (2007:17) dalam bukunya berpendapat bahwa pembelajaran

merupakan aspek kegiatan manusia yang sangat kompleks, yang tidak sepenuhnya

dapat dapat dijelaskan, pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk

interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam

makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari

seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa

dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah

dari seorang guru dan siswa, dimana antara keduanya terjadi komunikasi

(transfer) yang intens dan terarah menuju suatu target yang yang telah ditetatpkan

sebelumnya.

Pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2009:55) adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,

dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia

yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya,

misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papa tulis, dan

kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. fasilitas dan perlengakapan,

terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosuder,

meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan

sebagainya.

Benny A. Pribadi (2009:1) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan

suatu upaya yang dilakukan untuk memperoleh kompetensi atau berupa

Page 45: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penegtahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam melakukan suatu

pekerjaan. Upaya untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran dilakukan

tanpa henti. Proses pembelajaran dapat dipandang sebagai sebuah sistem dengan

komponen-komponen yang berinterfungsi satu sama lain. Dalam sebuah sistem,

komponen yang satu akan menjadi masukan bagi komponen-komponen yang lain

dalam mencapai tujuan.

Gagne dalam Benny A. Pribadi (2009:28) mendefinisikan istilah

pembelajaran sebagai “a set of events embedded in purposeful activities that

facilitate learning”. Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja

diciptakan dengan maksud untuk memudahkan proses belajar. Definisi lain

dikemuakan oleh Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan (1993) yang

mengemukakan bahwa pembelajaran adalah pengembangan dan penyampaian

informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan

yang spesifik.

Dari pendapat-pendapat para ahli seperti diatas penulis mendefinisikan

bahwa pembelajaran merupakan kegiatan/proses belajar dua arah antara guru

dengan siswa dengan tujuan agar siswa mampu memcapai kompetensi yang

diharapkan dan mampu mengubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik

serta perubahan itu relatif tetap.

b. Pengertian Matematika

Banyak orang beranggapan bahwa matematika sama dengan aritmatika

atau berhitung. Padahal, matematika itu sendiri mempunyai cakupan yang lebih

luas daripada aritmatika. Aritmatika itu sendiri sesungguhnya hanya merupakan

bagian dari matematika. Banyak berbagai pandangan dari para ahli tentang

definisi matematika.

R. Soedjadi (2000:11) mendfinisikan metematika menjadi enam

pengertian, yaitu:

1) matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir

secara sistematik

2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

Page 46: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan

berhubungan dengan bilangan.

4) matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.

5) matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan

masalah tentang ruang dan bentuk.

6) matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Menurut Johnson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman

(2003:252) mendefinisikan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi

praktisnya untuk mengekpresiasikan hubungan-hubungan kuantitatif dan

keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah memudahkan berpikir.

Taylor & Francis dalam Journal International of Mathematical Education

in Science and Technology (2012): Mathematics is pervading every study and

technique in our modern world, bringing ever more sharply into focus the

responsibilities laid upon those whose task it is to teach it. Most prominent among

these is the difficulty of presenting an interdisciplinary approach so that one

professional group may benefit from the experience of others. Matematika

melingkupi setiap penelitian dan teknik di dunia modern kita, membawa semakin

tajam ke dalam fokus tanggung jawab dibebankan pada mereka yang tugasnya

adalah untuk mengajarkannya. Paling menonjol di antara ini adalah sulitnya

menyajikan pendekatan interdisipliner sehingga satu kelompok profesional dapat

mengambil manfaat dari pengalaman orang lain.

Pengertian matematika yang tercantum dalam kurikulum matematika

tahun 2004 adalah sebagai berikut, Matematika merupakan suatu bahan kajian

yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduksi,

yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran

sebelumnya yang sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam

matematika bersifat sangat kuat dan jelas (Depdikbud, 2004:2).

James dalam Herman Suherman (1992:120) dalam kamus matematikanya

mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,

susunan, besaran, dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang

banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aaljabar, analisis dan geometri.

Page 47: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Namun pembagian yang jelas sangatlah sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang

itu semakin tercampur.

Dari pendapat tentang matematika yang telah dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa matematika adalah bahasa simbolis untuk mengekspresiasikan

hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan yang memudahkan manusia

berpikir dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

c. Tinjauan tentang Pembelajaran Matematika

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan

disemua jenjang pendidikan, itulah sebabnya pembelajaran matematika sangatlah

penting dikarenakn pembelajaran matematika saling berhubungan dan berlanjut.

Di dalam Mulyono Abdurrahman (2003:253), Cockroft mengemukakan

bahwa :

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1) selalu digunakan

dalam segala kehidupan; 2) semua bidang studi memerlukan keterampilan

Matematika yang sesuai; 3) merupakan sarana komunikasi yang kuat,

singkat, dan jelas; 4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam

berbagai cara; 5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian,

kesadarn ruangan; dan 6) memberikan kepuasan terhadap usaha

memecahkan masalah yang akan datang.

Ada beberapa pendekatan dalam pengajaran matematika, masing-masing

didasarkan atas teori belajar yang berbeda (Mulyono Abdurrahman, 2003: 255),

ada empat pendekatan yang paling berpengaruh dalam pembelajaran matematika,

1) urutan belajar yang bersifat berkembang (development learning sequences), 2)

belajar tuntas (matery learning), 3) strategi belajar (learning strategis), dan 4)

pemecahan masalah (problem solving).

Cornelius dalam Mulyono Abdurrahman (2003:253) juga menyatakan

bahwa matematika perlu diajarakan karena :

1) Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan.

2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai.

3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.

4) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran ruangan.

5) Memberikan kepuasan terhadap usaha pemecahan masalah yang menantang.

Page 48: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Heruman (2007:3) ada tiga langkah dalam pembelajaran

matematika yaitu : (1) penanaman konsep dasar; (2) pemahaman konsep; dan (3)

pembinaan keterampilan. Penanaman konsep dasar adalah pembelajaran suatu

konsep baru matematika ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.

Dari uraian di atas hakikat pembelajaran matematika adalah pengetahuan

yang tersusun secara sistematis yang dilukiskan dengan bilangan atau simbol

tertentu yang didefinisikan dengan cermat dan jelas untuk memecahkan masalah

yang berhubungan dengan bilangan.

d. Tinjauan tentang Matematika Sekolah

Matematika sekolah (School Mathematic) adalah unsur atau bagian dari

matematika yang dipilih berdasarkan dan berorientasi pada kepentingan

kependidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti yang

dikemukakan oleh Soedjadi (2000:37). Di sini matematika sebagai bidang studi

pendidkan yang diajarkan di sekolah dari jenjang Sekolah Dasar (SD), sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Menegah (SMU/SMK).

Dalam dunia pendidikan matematika di Indonesia dikenal adanya

matematika modern. Berhitung lebih menekankan pada pemahaman struktur dasar

sistem bilangan diri pada mempelajari keterampilan dan fakta-fakta hafalan.

Pelajaran matematika modern lebih menekankan pada “mengapa” dan

“bagaimana” Matematika, mulai penemuan dan eksplorasi (Mulyono

Abdurrahman, 2003:254).

Ruang lingkup materi atau bahan kajian matematika untuk SD berbeda

dengan di tingkat SLTP atau SMU/SMK. Sesuai dengan tahap perkembangan

intelektual siswa Sekolah Dasar yang berada pada tahap operasi konkret, maka

cakupan materinya lebih sedikit dan bersifat dasar. Kemampuan mereka

cenderung rendah dibanding siswa pada jenjang sekolah di atasnya, sehingga

kemampuan bernalarnya relatif lebih rendah. Oleh karena itu pada jenjang

SDpenggunaan pola pikir induktif dalam pengajarannya suatu topik sering

dilakukan, sebaliknya penggunaan pola pikir deduktif jarang dilakukan.

Page 49: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang

yaitu aritmatika, aljabar, dan geometri (Mulyono Abdurrahman 2003: 253).

1) Aritmatika

Aritmatika adalah salah satu cabang matematika selain aljabar dan geometri.

Menurut Dali S. Naga yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman (2003:253)

aritmatika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan dengan

sifat hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama

menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

2) Aljabar

Dalam perkembangannya aritmatika selanjutnya, penggunaan bilangan sering

diganti dengan abjad. Penggunaan abjad dalam aritmatika inilah yang

kemudian disebut aljabar. Aljabar ternyata tidak hanya menggunakan abjad

sebagai lambang bilangan yang diketahui atau yang belum diketahui tetapi

juga menggunakan lambang-lambang lain seperti titik (.), lebih besar (>),

lebih kecil (<) dan sebagainya.

3) Geometri

Geometri adalah cabang matematika yang berkenaan dengan titik dan garis,

tetapi ada juga yang mengatakan geometri adalah studi tentang bangun ruang

dan berbagai bentuk dalam ruang. Traves dkk (1987) menyatakan bahwa

geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara titik, garis,

sudut, bidang dan bangun-bangun ruang.

Agar dalam penyampaian materi matematika dapat mudah diterima dan

dipahami oleh siswa, guru harus memahami tentang karakteristik matematika

sekolah. Menurut Soedjadi (2000:13) Matematika memiliki karakteristik: (1)

memliki objek kajian abstrak; (2) bertumpu pada kesepakatan; (3) berpola pikir

deduktif; (4) memiliki symbol yang kosong dari arti; (5) memperhatikan semesta

pembicaraan; dan (6) konsisten dalam sistemnya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pembelajaran matematika

sudah diajarkan sejak Sekolah Dasar, hanya saja materi yang diajarkan masih

sederhana. Dalam matematika Sekolah Dasar guru dituntut untuk menanamkan

konsep Matematika, karena Matematika akan dipelajari hingga Perguruan Tinggi.

Page 50: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Perbandingan Multimedia Power point Bangun Ruang dan Polyhedron

Dalam pengenalan materi bangun ruang , selama ini guru sering kali

langsung memberi informasi pada siswa tentang ciri-ciri bangun ruang tersebut.

Hal ini menunjukan kekurangpahaman guru dalam penyampaian materi bangun

ruang melalui meode maupun media pembelajaran yang berakibat

kekurangpahaman siswa dalam meneriman konsep sehingga konsep tentang

materi bangun ruang tidak tertanam dengan baik.

Dalam banyak kasus, guru hanya menggambar bangun ruang tersebut di

papan tulis, atau cukup dengan menunjukan gambar yang ada dalam buku sumber

yang dipergunakan dalam pembelajaran. Bahkan, walaupun guru mencoba

menggunakan media pembelajaran berupa bangun ruang tiga dimensi atau

polyhedron tetapi pada pembelajarannya siswa hanya melihat itupun dengan

ukuran yang sangat kecil sehingga tidak semua anak dalam kelas bisa menerima

penjelasan dari guru.

Dengan menggunakan power point yang didukung oleh LCD, membuat

pembelajaran menjadi atraktif, dan materi yang akan disampaikan dapat

tertransfer dengan baik karena ukuran yang besar sehingga semua anak dapat

menerima materi pembelajaran bangun ruang.

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang hampir relevan dengan penelitian ini,

diantaranya :

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Dimi Oksilia (2011) dalam

jurnalnya yang berjudul Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif

Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Batang Anai

menunjukkan bahwa media pembelajaran inovatif yang diterapkan yaitu salah

satunya adalah Multimedia Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

hasil beljar ini tak bisa dilepaskan oleh pemahaman konsep siswa tentang

Page 51: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

suatu materi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar siswa berada pada

kategori baik setelah penerapan Multimedia Interaktif.

2. Penelitian lain juga dilakukan oleh Fajar Sidik (2011) yang mengangkat judul

Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS

Peserta Didik Kelas V SDN 01 Jetis Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2010/2011. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa kondisi awal sebelum

dilaksanakan tindakan yaitu dengan menggunakan multimedia interaktife

nilai rata-rata hasil belajar IPS peserta didik 62,2 dengan presentase

ketuntasan klasikal sebesar 34,5%, siklus I nilai rata-rata hasil belajar IPS

peserta didik 67,7 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 55% dan

siklus II nilai rata-rata hasil belajar IPS peserta didik 72,2 dengan presentase

ketuntasan klasikal sebesar 79%. Penerapan pembelajaran dengan

menggunakan multimedia interaktif dapat dilaksanakan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran IPS di kelas V sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar IPS.

3. Helmina Mauludiyah (2009) dengan judul “Penggunaan Multimedia

Interaktif serta Kegiatan Praktikum untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi

Batuan Peserta didik Kelas VC SD Kauman I Kota Malang.” Beliau

menyimpulkan bahwa (1) Penggunaan multimedia interaktif dan kegiatan

praktikum dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VC SD

Kauman I Kota Malang pada pembelajaran materi batuan; (2) Penggunaan

multimedia interaktif dan kegiatan praktikum dapat meningkatkan keaktifan

peserta didik kelas VC SD Kauman I Kota Malang pada pembelajaran materi

batuan. Saran yang dapat diajukan yaitu dalam pembelajaran materi batuan

digunakan multimedia interaktif dan kegiatan praktikum. Hasil penelitian ini

sangat dimungkinkan dapat diterapkan di kelas 5 sekolah lain jika kondisinya

relatif sama atau mirip dengan sekolah yang menjadi latar penelitian ini.

Page 52: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan sebuah proses belajar yang didalamnya terdapat

komponen-komponen yang tidak dapat lepas satu sama lain. Salah satu komponen

dalam proses pembelajaran adalah media pembelajaran. Proses pembelajaran yang

berlangsung di sekolah selama ini masih belum mengoptimalkan siswa untuk

membangun konsep pengetahuannya sendiri, siswa masih cenderung

mendengarkan penjelasan dari guru dan kurang mengeksplor kemampuan

berpikirnya dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa menjadi

bingung ketika menghadapi suatu kasus atau permasalahan dalam pembelajaran

yang berakibat hasil belajar siswa juga rendah. Hasil belajar merupakan indikator

keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang telah ditempuh

dalam waktu tertentu. Hasil belajar dalam pencapaiannya dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternalnya yaitu penggunaan

pendekatan pembelajaran yang tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar

matematika mencakup ranah kognitifnya dan salah satunya adalah pemahaman

konsep terhadap materi yang diajarkan.

Media pembelajaran adalah salah satu inovasi yang bisa digunakan

seorang pengajar untuk menanamkan konsep-konsep materi pembelajaran akan

melekat dengan siswa, salah satu media pembelajaran yang inovatif adalah

Multimedia Power point dan media polyhedron. Multimedia power point ini

berbasis komputer dan polyhedron ini merupakan media visual sehingga membuat

anak-anak akan tertarik untuk menggunakannya, disamping itu penggunaan

multimedia power point dan media polyhedron ini dapat diketahui manakah yang

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika pada materi

bangun ruang. Multimedia power point ini belum pernah dipergunakan oleh guru

sama sekali dalam mengajar sehingga menjadi suatu hal yang baru disamping itu

perpaduan antara warna dan suara yang disukai anak-anak menimbulakan

motivasi bagi para siswa dalam belajar semakin tinggi, berbeda dengan media

polyhedron yang berukuran sangat kecil sehingga tidak keseluruahan siswa dapat

melihat media dan hanya beberapa siswa yang dapat mencoba menggunakannya

yang berakibat pemahaman konsep siswa tidak terserap secara keseluruhan. Dari

Page 53: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

inilah yang coba ditunjukan bahwa multimedia power point ini memberikan

dampak lebih baik dalam penanaman konsep matematika materi bangun ruang

dibandingkan pembelajaran matematika yang menggunakan media polyhedron.

Kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara

sederhana dapat dilihat pada Gambar 1.

Dibandingkan dan dianalisis mana yang

memberikan hasil belajar lebih baik

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan, maka peneliti dapat

merumuskan hipotesis: “Pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan

menggunakan multimedia power point memberikan hasil belajar lebih baik

dibandingkan dengan menggunakan media polyhedron pada siswa kelas IV se-

gugus Ki Hajar Dewantara Karangtengah Wonogri”.

kelompok kontrol kelompok

eksperiment

polyhedron Multimedia

power point

Post test Post test

Page 54: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD se-gugus Ki Hajar Dewantara di

Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari 10 SD . Subyek

penelitian adalah siswa kelas IV semester II tahun pelajaran 2011/1012. Alasan

peneliti memilih SD se-gugus Ki Hajar Dewantara di Kecamatan Karangtengah

sebagai tempat penelitian karena data yang diperlukan untuk penelitian tersedia,

adanya keterbukaan dari pihak tempat penelitian dalam memberikan informasi

yang membantu pelaksanaan penelitian dan belum pernah digunakan sebagai

objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya

penelitian ulang

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari

2012 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dimulai dengan pengajuan judul sampai

dengan sidang skripsi. Pembuatan proposal penelitian dilakukan pada bulan

januari sampai dengan februari, pelaksanaan seminar dilaksanakan pada tanggal 1

Maret 2012. Mengurus perijinan, penelitian dari mengadakan try out, memberi

perlakuan sampai dengan melaksanakan post tes pada SD Se-Gugus Ki Hajar

Dewantara dilaksanakan dari tanggal 4 Maret 2012 sampai dengan 12 April 2012.

Analisis data, penyelesaian bab I sampai dengan bab V, sidang skripsi dan

penjilidan dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai selasai. Adapun rinciannya

terdapat pada tabel berikut:

Page 55: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 1: Rincian Waktu Kegiatan Penelitian

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2011:61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV semester 2

No

Kegiatan

Bulan

feb

Maret April Mei Juni Juli

4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1. Penyusunan

dan

pengajuan

proposal

2. Mengadakan

Seminar

Proposal

3. Mengurus

Perijinan

4. Mengadakan

Try Out

5. Mengadakan

memberi

Perlakuan,

mengadakan

Posttest

6. Analisis data

7. Penyelesaian

penyusunan

hasil Bab I

sampai Bab

V

8. Sidang

skripsi,

revisi,dan

penjilidan

Page 56: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SD se-gugus Ki Hajar Dewantara tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa

sebanyak 286 anak dari 10 SD.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2011:62). Anggota populasi akan diambil sebagian untuk

disajikan sebagai sampel. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai sampel

adalah sebagian siswa kelas IV SD se-gugus Ki Hajar Dewantara di Kecamatan

Karangtengah Kabupaten Wonogiri yang berjumlah 10 SD, dari 10 SD tersebut

diambil tiga SD sebagai kelas kontrol, kelas eksperiment dan kelas ujicoba.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

cluster random sampling. Cluster random sampling adalah cara pengambilan

sampel dimana sampel dipilih dalam kelompok-kelompok tertentu secara random

(Sugiyono, 2011: 65). Pemilihan sampel ini dilakukan berasumsikan bahwa

sekolah-sekolah pada gugus tersebut memiliki kurikulum yang sama dan domisili

yang sama yaitu didaerah pinggiran jauh dari pusat kota dan memiliki fasilitas

yang hampir sama satu sama lain sehingga memungkinkan untuk dilakukan

penelitian. Langkah-langkah dalam pengambilan sampel yaitu diantaranya :

a. Menentukan populasi mana yang akan digunakan sebagai penelitian, populasi

yang digunakan adalah SD se-gugus Ki Hajar Dewantara Karangtengah

Wonogiri yang berjumlah 10 SD.

b. Melakukan pengundian sebanyak tiga kali untuk menentukan tiga sekolah yang

akan digunakan penelitian.

c. Melakukan pengundian kembali sebanyak tiga kali dari tiga sekolah untuk

menentukan mana yang kelompok kontrol, kelompok eksperiment dan

kelompok ujicoba

d. Setelah melakukan pengundian sebanyak beberapa kali akhirya peneliti bisa

menentukan mana sekolah yang akan dilakukan penelitian baik sebagai

kelompok kontrol, kelompok eksperimen maupun kelompok ujicoba.

Page 57: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil dari pengundian yang sudah dilakukan yaitu kelompok eksperimen

adalah siswa kelas IV SD Negeri 03 Ngambarsari sebanyak 27 siswa, kelompok

kontrol siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngambarsari sebanyak 26 siswa dan sekolah

dasar yang digunakan sebagai try out adalah SD Negeri 04 Temboro sebanyak 17

siswa.

C. Rancangan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang akan dipelajari, maka penelitian ini

menggunakan metode eksperimen semu (Quasi exsperimental research) karena

peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Tujuan penelitian eksperimen

adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-

perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen.

Kedua kelompok baik kontrol maupun eksperimen dikelompokkan

berdasarkan tingkat motivasi belajar setelah itu diberi perlakuan berupa strategi

pembelajaran yang berbeda. Rancangan penelitian Randomized Control Only

Design ini dapat digambarkan pada Tabel 2. berikut:

Tabel 2. Rancangan Penelitian Randomized Control Only Design

Group Treatment Post Test

Eksperimen Group (R) X T2

Control Group (R) Y T2

Keterangan: X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan

penggunaan strategi pembelajaran multimedia power point.

Y : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol yaitu dengan penggunaan

strategi pembelajaran media polyhedron.

T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperiment

(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)

Page 58: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:38).

a. Variabel bebas

Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang dipilih oleh

peneliti untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat (dependent variable).

Variable bebas dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif power point dan

media polyhedron.

b. Variabel terikat

Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang

kehadirannya dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah pemahaman konsep matematika materi bangun ruang.

2. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengambilan data yaitu:

a. Teknik Tes

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan

atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Riduwan, 2004:105). Teknik tes digunakan untuk mengukur peningkatan

pemahaman konsep siswa. Bentuk tes yang dikembangkan dalam penelitian ini

berupa tes obyektif. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur

pemahaman konsep siswa. Adapun tes akan dilaksanakan sebanyak satu kali yaitu

Posttest adalah tes yang diberikan setelah siswa mendapat perlakuan dari peneliti.

post-test dilakuan sesudah mempelajari materi bangun ruang. Post-tes ini

diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang kemudian

hasilnya akan dianalisis untuk menjawab permasalahan penelitian sedangkan

untuk menguji keseimbangan siswa menggunakan hasil ujian akhir semester

ganjil matematika kemarin.

Page 59: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen tes:

1) Menentukan materi yang akan dibuat soal.

2) Menentukan bentuk soal yang akan dibuat yaitu pilihan ganda.

3) Membuat kisi-kisi soal.

4) Menyusun soal tes beserta kuncinya.

5) Menelaah soal sebelum dicetak.

Tipe tes yang digunakan adalah tipe tes objektif, dengan bentuk pilihan

ganda. Sebelum soal digunakan, terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui

validitas, reabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran tiap butir-butir tes. Jika

terdapat butir soal yang tidak valid, daya pembeda tidak signifikan serta taraf

kesukaran yang tinggi maka butir soal tersebut tidak digunakan dalam penelitian,

sedangkan butir soal yang valid, signifikan, taraf kesukaran serta realibel

digunakan dalam penelitian. Soal tersebut akan digunakan sebagai tes untuk

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang kemudian dianalisis.

Materi yang digunakan untuk menyusun tes post test adalah bangun

ruang. Tipe tes yang digunakan adalah tipe tes objektif, dengan bentuk pilihan

ganda dengan tiap item soal memiliki 4 macam pilihan ganda. Tes post test

diberikan kepada masing-masing sampel yaitu kelompok eksperimen yang diberi

perlakuan dengan multimedia power point dan kelompok kontrol yang diberi

perlakuan media polyhedron.

b. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data berupa

catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang berkaitan dengan objek

penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah data nilai Ujian

Semester Ganjil kelas IV tahun pelajaran 2011/2012 mata pelajaran matematika

sebagai data awal yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa

pada awal program pembelajaran.

3. Ujicoba Instrumen

Penilaian pemahaman konsep menggunakan bentuk tes obyektif.

Instrumen yang akan dibuat terlebih dahulu dibuat kisi-kisi yang selanjutnya

Page 60: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dituangkan dalam bentuk tes. Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil

data harus diujicobakan terlebih dahulu pada sampel dari mana populasi diambil

(Sugiyono,2011:352). Instrument tes diuji validitas dan reliabilitasnya untuk

mengetahui tingkat kualitas soal. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini diuji sebagai berikut:

a. Validitas

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas isi dan

validitas konstruk. Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk pada suatu

keadaan bahwa instrumen disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang

dievaluasi (Arikunto, 2010:66). Pengujian validitas isi untuk instrumen berbentuk

test uraian pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara isi

instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Instrumen yang telah

disusun sesuai kurikulum (materi dan tujuannya) agar memenuhi validitas isi,

dapat dimintakan bantuan ahli bidang studi untuk menelaah apakah konsep materi

yang diajukan telah memenuhi atau tidak sebagai sampel tes (Sudjana, 2010:13-

14). Validitas konstruk sebuah instrumen menunjuk pada suatu kondisi dimana

instrumen disusun berdasarkan konstruk atau aspek-aspek kejiwaan yang

seharusnya dievaluasi (Arikunto, 2010:66). Pengujian validitas konstruk

instrumen test pada penelitian ini menggunakan pendapat dari ahli (experts

judgment). Para ahli diminta pendapatnya mengenai instrumen yang telah disusun

berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur (Sugiyono, 2011:352).

b. Reliabilitas

Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf

reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap apabila

diteskan berulang-ulang. Reliabilitas instrumen tes hasil belajar menurut Riduwan

(2004:108) dapat diukur menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) sebagai

berikut:

𝑟11 = 𝑘

𝑘 − 1

𝑣𝑡 − ∑𝑝𝑞

𝑣𝑡

Keterangan:

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan

Page 61: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

k = Banyaknya item

𝑣𝑡 = Variansi total

p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir

(proporsi subjek yang mendapat skor 1)

p = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑛𝑦𝑎 1

𝑁

q = 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 0

(𝑞=1−𝑝)

∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

Setelah diperoleh 𝑟11 kemudian dikonsultasikan dengan harga kritik r

alpha. Suatu tes dikatakan reliabel bila 𝑟11 ≥ 0,7.

c. Analisis Butir soal

1) Uji Taraf Kesukaran Soal

Butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang

memadai artinya tidak mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat

kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus:

I = B

N

Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = jumlah seluruh peserta tes

Kriteria indeks kesulitan soal tersebut adalah sebagai berikut :

0 – 0, 30 = soal kategori sukar

0,31 – 0,70 = soal kategori sedang

0,71 – 1,00 = soal kategori mudah

Tingkat kesukaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,31 - 0,7.

(Nana Sudjana, 2010 : 137)

2) Daya Pembeda Soal

Soal yang baik memiliki kemampuan untuk membedakan antara siswa

yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan

rendah). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang berkemampuan rendah dengan

Page 62: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa berkemampuan tinggi disebut Indeks Diskriminasi (ID). ID diperoleh

dengan rumus (Arikunto, 2010: 213-214) sebagai berikut:

ID = 𝐵𝐴

𝐽𝐴 −

𝐵𝐵

𝐽𝐵

Keterangan :

J : Jumlah peserta tes

JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

BA : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut:

0,40 atau lebih = Baik sekali

0,30-0,39 = Baik

0,20-0,29 = Cukup baik

Kurang dari 0,20 = Jelek

Klasifikasi daya beda yang digunakan pada penelitian ini adalah D ≥ 0,3.

E. Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan

dua perlakuan dengan langkah-langkah yaitu uji kesimbangan, uji prasyarat, dan

uji homogenitas. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Uji ini digunakan

untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari

populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Rumus uji normalitas menurut

Budiyono (2004:170-171) adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis

Ho: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

𝐻1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Statistik Uji

L = Maks 𝐹(𝑧i) − S (𝑧i)

Dimana zi = 𝑥− 𝑥

𝑠

Page 63: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan:

𝐹 𝑍𝑖 = P 𝑍 ≤ 𝑧𝑖 ; Z ~ 𝑁 0,1 ;

𝑆 𝑍𝑖 = proporsi cacah Z ≤ 𝑧𝑖 terhadap seluruh 𝑧𝑖

3) Taraf Signifikansi (α) = 0,05

4) Daerah Kritik (DK)

DK = 𝐿 𝐿 > 𝐿∝;𝑛 dengan n adalah ukuran sampel

5) Keputusan Uji

𝐻0 ditolak jika 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 terletak di daerah kritik.

𝐻0 diterima jika 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 terletak di luar daerah kritik

6) Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika 𝐻0 diterima.

b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika 𝐻0

ditolak.

b. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian

mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini

digunakan metode Bartlett dengan uji Chi Kuadrat dengan prosedur sebagai

berikut:

1) Hipotesis

𝐻0 : 𝜎12 = 𝜎2

2 (variansi populasi homogen)

𝐻1 : 𝜎12 ≠

𝜎2

2 (variansi populasi tidak homogen)

2) Taraf signifikansi (∝ = 0,05)

3) Statistik Uji

2 = ln 10 𝐵 − ∑ 𝑛𝑖 − 1 log 𝑠𝑖

2

Dengan

𝑠2 = ∑ 𝑛𝑖−1 𝑠𝑖

2

∑ 𝑛𝑖−1 dan B = log 𝑠2 ∑ 𝑛𝑖 − 1

Keterangan:

𝑠2 = variansi gabungan

𝑛𝑖 = banyaknya anggota sampel ke-i

𝑠𝑖2 = variansi sampel ke-i

Page 64: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Daerah Kritik (DK)

DK = 2

2>

1−∝ 𝑘−1

2

5) Keputusan Uji

𝐻0 ditolak jika 2

∈ 𝐷𝐾 , dan

𝐻0 diterima jika 2

∉ 𝐷𝐾

6) Kesimpulan

a) Populasi-populasi homogen jika 𝐻0 diterima.

b) Populasi-populasi tidak homogen jika 𝐻0 ditolak.

(Sudjana, 2005: 263)

2. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kelas (kelas

eksperimen dan kelas kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelum kelas

eksperimen mendapat perlakuan. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t. adapun

data yang digunakan berasal dari data dokumen nilai belajar matematika antara

siswa dalam kelas-kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian.

Langkah-langkah uji keseimbangan adalah sebagai berikut:

a) Hipotesis

𝐻0 : 𝜇 1= 𝜇 2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal sama)

𝐻1 : 𝜇 1 ≠ 𝜇 2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda)

b) Taraf signifikansi : ∝ = 0,05

c) Statistik Uji

t = 𝑋 1− 𝑋 2

𝑆 1

𝑛 1+

1

𝑛 2

Dengan:

s = standar deviasi

𝑠 2 = 𝑛 1− 1 𝑠 1

2+ 𝑛 2− 1 𝑠 22

𝑛 1+ 𝑛 2− 2

Keterangan:

𝑋 1= rata-rata kelompok eksperimen

𝑋 2= rata-rata kelompok kontrol

Page 65: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

𝑠 1= simpangan baku kelompok eksperimen

𝑠 2= simpangan baku kelompok kontrol

𝑛 1= jumlah sampel kelompok eksperimen

𝑛 2= jumlah sampel kelompok kontrol

d) Daerah Kritik (DK)

DK = 𝑡 𝑡 < −𝑡 𝛼

2;𝑛 1+ 𝑛 2− 2

𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡 > 𝑡 𝛼

2;𝑛 1+ 𝑛 2− 2

e) Keputusan Uji

𝐻0 ditolak jika 𝑡 ∈ 𝐷𝐾 , dan

𝐻0 diterima jika 𝑡 ∉ 𝐷𝐾

f) Kesimpulan

1) Kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal sama jika 𝐻0 diterima.

2) Kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda jika 𝐻0 ditolak.

(Sudjana, 2005:239)

3. Uji Hipotesis

Setelah data terkumpul, baik data sebelum diadakan perlakuan maupun

data setelah diadakan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran diuji

prasyaratnya maka kedua data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis

statistik t-test sebagai berikut:

a. Hipotesis:

𝐻0 = hasil belajar matematika materi bangun ruang siswa yang diajar dengan

multimedia power point tidak berbeda dari yang diajar dengan media

polyhedron.

𝐻1 = hasil belajar matematika materi bangun ruang siswa yang diajar dengan

multimedia power point berbeda dari yang diajar dengan media

polyhedron.

b. Taraf signifikansi (∝ = 0,05)

c. Statistik Uji

t = 𝑋 1− 𝑋 2

𝑆 1

𝑛 1+

1

𝑛 2

Page 66: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan:

s = standar deviasi

𝑠 2 = 𝑛 1− 1 𝑠 1

2+ 𝑛 2− 1 𝑠 22

𝑛 1+ 𝑛 2− 2

Keterangan:

𝑋 1= rata-rata kelompok eksperimen

𝑋 2= rata-rata kelompok kontrol

𝑠 1= simpangan baku kelompok eksperimen

𝑠 2= simpangan baku kelompok kontrol

𝑛 1= jumlah sampel kelompok eksperimen

𝑛 2= jumlah sampel kelompok kontrol

d. Daerah Kritik (DK)

DK = 𝑡 𝑡 < −𝑡 𝛼

2;𝑛 1+ 𝑛 2− 2

𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡 > 𝑡 𝛼

2;𝑛 1+ 𝑛 2− 2

e. Keputusan Uji

𝐻0 ditolak jika 𝑡 ∈ 𝐷𝐾 , dan

𝐻0 diterima jika 𝑡 ∉ 𝐷𝐾

f. Kesimpulan

1) Hasil belajar matematika materi bangun ruang siswa yang diajar dengan

multimedia power point tidak berbeda dengan yang diajar dengan media

polyhedron jika 𝐻0 diterima.

2) Hasil belajar matematika materi bangun ruang siswa yang diajar dengan

multimedia power point berbeda dengan yang diajar dengan media

polyhedron jika 𝐻0 ditolak.

(Sudjana, 2005:239)

Page 67: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Profil Sekolah

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 SD, yaitu kelompok try

out, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok try out adalah

SD Negeri 04 Temboro, kelompok eksperimen adalah SD Negeri 03 Ngambarsari

dan kelompok kontrol adalah SD Negeri 01 Ngambarsari.

SD Negeri 04 Temboro sebagai kelompok try out ini terletak di Dusun

Belang Desa Temboro Kecamatan Karangtengah. SD Negeri 04 Temboro ini

dipimpin oleh Tulus Suganti, S.Pd dengan jumlah guru sebanyak 13. Peneliti

mengambil kelas IV sebagai kelas try out dengan jumlah siswa sebanyak 17 siswa

yang diajar oleh Sutarmo, S.Pd.

Untuk kelompok eksperimen adalah SD Negeri 03 Ngambarsari. Sekolah

ini beralamat di Dusun Klepu Desa Ngambarsari Kecamatan Karangtengah. SD

Negeri 03 Ngambarasari ini dipimpin oleh Sutjipto, S.Pd, dengan jumlah guru

sebanyak 15 guru. Peneliti mengambil kelas IV sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa sebanyak 27 siswa yang diajarkan oleh Mulyono, S.Pd.

Untuk kelompok kontrol adalah SD Negeri 01 Ngambarsari. Sekolah ini

beralamat di Dusun Godang Desa Ngambarsari Kecamatan Karangtengah. SD

Negeri 01 Ngambarasari ini dipimpin oleh Tugino, S.Pd, dengan jumlah guru

sebanyak 12 guru. Peneliti mengambil kelas IV sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa sebanyak 25 siswa yang diajara oleh Joko Susilo, A.Ma.Pd.

2. Hasil Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas pada penelitian ini diuji dengan uji validitas konstruk dan

isi. Validitas konstruk dan isi digunakan untuk menguji valditas instrumen hasil

belajar. Validitas ini diuji oleh dosen PGSD UNS Surakarta yaitu Siti Kamsiyati,

M.Pd, guru kelas IV dan kelas VI SD Negeri 03 Ngambarsari yaitu Mulyono,

Page 68: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

S.Pd dan Sri Sulastri, S.Pd Hasil uji validitas intrumen hasil belajar terdapat pada

Lampiran 5 halaman 107. Berdasarkan hasil uji intrumen hasil belajar, dari jumlah

25 soal dinyatakan valid.

b. Uji Realibilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk mengetahui keandalan intrumen soal

yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, baik baik sebelum maupun

sesudah diberi tindaka. Berdasarkan hasil uji realibilitas diketahui r alpha untuk

hasil uji soal hasil belajar sebesar 0,826. Pada kriteria uji, bila r alpha diatas 0,7,

maka instrumen dinyatakan reliabel. Hasil uji realibilitas hasil belajar terdapat

pada Lampiran 5 halaman 112.

c. Uji Daya Beda

Berdasarkan data pada uji daya beda yang terdapat pada Lampiran 5.

Berdasarkan data hasil uji daya beda selanjutnya diklasifikasikan menjadi 4, yaitu

baik sekali, baik, cukup, dan jelek. Berikut klasifikasi uji daya beda instrumen

hasil belajar pada Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi Daya Beda Intrumen Hasil Belajar

Klasifikasi daya beda f Persentase

0,40 atau lebih = baik sekali 10 40%

0,30 – 0,39 = baik 10 40%

0,20 – 0,29 = cukup 2 8%

Kurang dari 0,20 = jelek 3 12%

25 100%

Berdasarkan hasil uji daya beda pembeda butir pada Tabel 7, diketahui

daya beda butir dengan klasifikasi baik sekali sebanyak 10 soal atau 40%, baik 10

soal 40%, cukup 2 soal atau 8% sedangkan yang memiliki daya beda jelek ada 3

soal atau 12%. Hasil uji ini menunjukan intrument hasil belajar memiliki daya

pembeda butir baik. Hasil analisis daya beda instrumen hasil belajar ini terdapat

pada Lampiran 5 halaman 110.

Page 69: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Uji Taraf Kesukaran

Berdasarkan data pada uji taraf kesukaran yang terdapat pada lampiran 3

halaman 111, hasil uji taraf kesukaran selanjutnya diklasifikasikan menjadi 3

yaitu sukar, sedang, dan mudah. Berdasarkan klasifikasi data diperoleh hasil

seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Klasifikasi Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Hasil Belajar

Klasifikasi kesukaran f Persentase

Sukar 2 8%

Sedang 18 72%

Mudah 5 20%

25 100%

Hasil uji taraf kesukaran soal post tes pada Tabel 8, menunjukan bahwa

soal termasuk kategori sedang. Soal yang diteskan sebanyak 20 soal, 18 soal dari

soal beraktegori sedang dan soal berkategori sukar yang sudah direvisi

dikarenakan soal kategori sukar tidak dipergunakan.

e. Penetapan Isi Instrumen

Berdasarkan hasil uji validitas, realibilitas, daya beda dan taraf

kesukaran, soal yang dipakai adalah 20 soal yang telah mewakili indikator

pembelajaran dalam penelitian ini sekaligus memudahkan perhitungan. Soal yang

tidak dipakai berjumlah 5 soal, yaitu soal nomor 1, 3, 5, 17 dan 18.

3. Sajian Data Penelitian

a. Data Try Out

Soal try out diberikan kepada kelompok sampel try out yang mengambil

sampel siswa SD Negeri 04 Temboro. Pelaksanaan penyebaran soal try out

dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2012. Data hasil try out post tes terdapat pada

Lampiran 5 halaman 104.

b. Data Kemampuan Awal (Kemampuan Awal Siswa Sebelum Perlakuan)

Data kemampuan awal yang dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah

menggunakan nilai UAS mata pelajaran matematika semester ganjil tahun ajaran

Page 70: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2011/2012. Pengambilan data nilai UAS mata pelajaran matematika dilaksanakan

pada tanggal 12 Maret 2012. Berikut sajian data kemampuan awal dari masing-

masing kelompok penelitian.

1) Data Kelompok Kontrol

Hasil kemampuan awal kelompok kontrol dapat dideskripsikan seperti

pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Distribusi Kemampuan Awal Kelompok Kontrol

Data nilai prestasi siswa f Persentase

48-54 4 16%

55-61 5 20%

62-68 5 20%

69-75 4 16%

76-82 5 20%

83-89 1 4%

90-96 1 4%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan Tabel 4, nilai tertinggi matematika siswa adalah 90. Nilai

UAS matematika siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngambarsari paling banyak adalah

antara 55-61, 62-68 dan 76-82 yakni masing-masing 5 siswa. Ada 4 anak yang

memperoleh nilai antara 48-54 dan 69-75, sedangkan yang paling sedikit dengan 1

siswa yakni yang nilainya antara 83-89 dan 90-96. Data kemampuan awal

kelompok kontrol ini terdapat pada Lampiran 7 halaman 115.

2) Data Kelompok Eksperimen

Hasil kemampuan awal kelompok kontrol dapat dideskripsikan seperti

pada Tabel 5.

Page 71: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 5. Data Distribusi Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen

Data nilai prestasi siswa f Persentase

50-56 3 11%

57-63 4 15%

64-70 7 26%

71-77 5 18%

78-84 5 18%

85-91 2 7%

Jumlah 27 100%

Berdasarkan Tabel 5, nilai tertinggi matematika siswa adalah 91. Nilai

UAS matematika siswa kelas IV SD Negeri 03 Ngambarsari paling banyak adalah

antara 64-70, yakni 7 siswa. Ada 3 anak yang memperoleh nilai antara 50-56, ada

4 siswa yang nilainya antara 57-63 dan masing-masing 5 siswa pada nilai antara

71-77 dan 78-84 sedangakan para nilai antara 85-91 terdapat 2 anak. Data

kemampuan awal kelompok eksperimen ini terdapat pada Lampiran 7 halaman

115.

c. Data Hasil Belajar (Hasil Belajar Siswa Sesudah Perlakuan)

Sebelum Post Test, peneliti memberikan tindakan pembelajaran kepada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol diberikan

tindakan pembelajaran dengan menggunakan media polyhedron sedangkan pada

kelompok eksperimen diberikan tindakan pembelajaran dengan menggunakan

multimedia power point yang dilaksanakan pada 6-19 Maret 2012.

Sebelum melakukan tindakan, guru mempersiapkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tersebut

mengacu pada Standar Kompetensi (SK) 6. memahami sifat bangun ruang

sederhana dan hubungan antar bangun datar. Kompetensi Dasar (KD) 6.1

mengenal bangun ruang sederhana yang terdiri dari 6 indikator yaitu 6.1.1

menyebutkan nama-nama bangun ruang, 6.1.2 mengidentifikasi ciri-ciri bangun

ruang kubus, 6.1.3 mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang balok, 6.1.4

mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang tabung, 6.1.5 mengidentifikasi ciri-ciri

bangun ruang kerucut, 6.1.6 mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang bola.

Page 72: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kompetensi Dasar (KD) 6.2 menentukan jaring-jaring balok dan kubus yang

terdiri dari 3 indikator yaitu 6.2.1 mendefinisikan jaring-jaring bangun ruang,

6.2.2 menggambar jaring-jaring kubus, 6.2.3 menggambar jaring-jaring balok.

Dari 2 Kompetensi Dasar (KD) dan 9 indikator tersebut untuk 6

pertemuan. Pertemuan 1 dan 2 membahas tentang ciri-ciri dari bangun ruang

kubus dan balok, pertemuan 3 dan 4 membahas tentang ciri-ciri dari bangun ruang

tabung, kerucut dan bola, dan pada pertemuan 5 dan 6 membahas tentang jaring-

jaring kubus dan balok.

Pembagian Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari kelompok eksperimen dan kontrol adalah

sama, tetapi yang berbeda adalah penggunaan media pembelajaran. Bila dalam

kelompok eskperimen yang digunakan dalam pembelajaran adalah multimedia

power point, tetapi dalam kelompok kontrol yang digunakan dalam pembelajaran

adalah media polyhedron.

Dalam pembelajaran, fungsi media pembelajaran yang dipakai adalah

untuk menjelaskan ciri-ciri dari bangun ruang kubus, balok, tabung, kerucut dan

bolas serta menjelaskan jaring-jaring bangun ruang.

Setelah pemberian tindakan pembelajaran pada kelompok eksperimen

dan kontrol selesai, maka langkah selanjutnya adalah pengumpulan data nilai

siswa materi bangun ruang atau post tes. Pengumpulan data nilai hasil belajar

siswa setelah perlakuan dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2012. Tes pada

kelompok eksperimen dilaksanakan pada pukul 07.00-07.45 WIB. Pelakasanaan

kelompok kontrol dilaksanaka pada pukul 10.15-11.00 WIB. Berikut sajian hasil

belajar dari masing-masing kelompok penelitian.

Page 73: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Data Kelompok Kontrol

Hasil belajar kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Data Distribusi Hasil Belajar Kelompok Kontrol

Data nilai prestasi siswa f Persentase

40-49 4 16%

50-59 3 12%

60-69 6 24%

70-79 7 28%

80-89 4 16%

90-100 1 4%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan Tabel 5, nilai tertinggi matematika siswa adalah 95. Nilai

matematika siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngambarsari paling banyak adalah

antara 70-79, yakni 7 siswa. Ada 4 anak yang memperoleh nilai antara 40-49 dan

80-89, sedangkan yang paling sedikit dengan 1 siswa yakni yang nilainya antara

90-100, terdapat 3 anak yang memperoleh nilai antara 50-59 kemudian 6 anak

anatara nilai 60-69 . Data hasil belajar kelompok kontrol ini terdapat pada

Lampiran 8 halaman 124.

2) Data Kelompok Eksperimen

Hasil belajar kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Data Distribusi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Data nilai prestasi siswa f Persentase

45-55 3 11%

56-65 6 22%

66-75 6 22%

76-85 6 22%

86-95 4 15%

96-100 1 4%

Jumlah 27 100%

Berdasarkan Tabel 6, nilai tertinggi matematika siswa adalah 100. Nilai

matematika siswa kelas IV SD Negeri 03 Ngambarsari paling banyak adalah

Page 74: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

antara 56-65, 66-75 dan 76-85 yakni 6 siswa. Ada 3 anak yang memperoleh nilai

antara 45-55, sedangkan yang paling sedikit dengan 1 siswa yakni yang nilainya

antara 96-100. Data kemampuan awal kelompok kontrol ini terdapat pada

Lampiran 8 halaman 124.

B. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal

1. Uji Normalitas Data Kemampuan Awal

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui suatu sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas data

kemampuan awal tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal Dengan

Menggunakan Metode Lilliefors

No Kelompok 𝑳 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑳 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan

1 Kontrol 0,0822 0,173 𝐻0 diterima

2 Eksperimen 0,1258 0,161 𝐻0 diterima

Berdasarkan uji normalitas kedua sampel pada Tabel 8, diketahui

kelompok kontrol 𝐿 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,0822 < 0,173) dan kelompok

eksperimen 𝐿 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,1258 < 0,161). Hal ini berarti bahwa 𝐻0

diterima yang berarti kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Hasil uji normalitas data kemampuan awal tersebut terdapat pada

lampiran pada Lampiran 7 halaman 119.

2. Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi

mempunyai variansi yang sama atau tidak. Hasil uji homogenitas data

kemampuan awal dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas Data Kemapuan Awal Dengan

Menggunakan Chi Kuadrat

Variabel ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

2 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍

𝟐 keterangan

Kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen 0,0345 3,841 homogen

Page 75: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 10, diketahui ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2

<

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2

(0,0345 < 3,841), disimpulkan 𝐻0 diterima. Hal ini berarti bahwa kedua

sampel dinyatakan homogen. Hasil kemampuan awal terdapat pada Lampiran 7

halaman 120.

3. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan terhadap data kemampuan awal kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut hasil uji keseimbangan dengan t test

yang dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Uji Keseimbangan dengan t test

Variabel 𝒕 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒕 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan

Kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen 0,303 2,011 Seimbang

Pada hasil uji t yang terdapat pada Tabel 11, nilai 𝑡 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 diantara

nilai 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (-2,011 < 0,303 < 2,011) sehingga 𝐻𝑜 diterima. Hal ini berarti

bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal

yang sama atau seimbang. Hasil uji keseimbangan terdapat pada Lampiran 7

halaman 122.

C. Uji Hipotesis

Uji hipotesis terhadap hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok dan

kelompok eksperimen.

1. Uji Normalitas Hasil belajar

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui suatu sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas data hasil

belajar tersebut dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Dengan

Menggunakan Metode Lilliefors

No Kelompok 𝑳 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑳 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan

1 Kontrol 0,1669 0,173 𝐻0 diterima

2 Eksperimen 0,1217 0,161 𝐻0 diterima

Page 76: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan uji normalitas kedua kelompok (sampel) pada Tabel 11,

diketahui kelompok kontrol 𝐿 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,1669 < 0,173) dan kelompok

eksperimen 𝐿 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,1217 < 0,161). Hal ini dapat disimpulkan

bahwa 𝐻0 diterima yang berarti bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Hasil uji normalitas data hasil belajar tersebut terdapat pada

lampiran pada Lampiran 8 halaman 128.

2. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi

mempunyai variansi yang sama atau tidak. Hasil uji homogenitas data hasil

belajar dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Uji Homogenitas Data Kemapuan Awal Dengan

Menggunakan Chi Kuadrat

Variabel 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈

𝟐 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍

𝟐 Keterangan

Kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen 2,57 3,841 Homogen

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 12, diketahui ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2

<

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2

(2,57 < 3,841), maka 𝐻0 diterima yang berarti bahwa kedua sampel

dinyatakan homogen. Hasil belajar post tes terdapat pada Lampiran 8 halaman

129.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesisi dilakukan terhadap data hasil belajar kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Berikut hasil uji hipotesis dengan t test yang dapat dilihat

pada Tabel 13

Tabel 13. Hasil Uji Hipotesis dengan t test

Variabel 𝒕 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒕 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan

Kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen 2,049 2,011 Berbeda (𝐻𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 )

Page 77: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada hasil uji t yang terdapat pada Tabel 14, nilai 𝑡 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang

diperoleh adalah 2,049 dan ttabel sebesar 2,011, sehingga 𝐻0 ditolak. Hal ini

berarti ada perbedaan siginifikan antara hasil belajar kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen, dan kesimpulannya adalah terdapat perbedaan hasil belajar

siswa yang diajar dengan multimedia power point dibandingkan dengan media

polyhedron. Berdasarkan hasil analisis diperoleh rata-rata nilai hasil belajar yang

diberi perlakuan dengan media polyhedron yaitu 65 dan nilai hasil belajar yang

diberi perlakuan dengan multimedia power point yaitu 75. Hasil rata-rata nilai ini

menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan dengan

multimedia power point lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang

diberi perlakuan dengan media polyhedron. Hasil uji t-test terdapat pada

Lampiran 8 halaman 131.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa hasil belajar siswa

yang diberi perlakuan multimedia power point lebih baik daripada hasil belajar

siswa yang diberi perlakuan media polyhedron. Hal ini terjadi dikarenakan

multimedia power point memiliki kelebihan untuk membuat siswa lebih aktif

semangat belajarnya dengan modia pembelajarannya yang seperti permainan

daripada media pembelajaran polyhedron yang masih bersifat monoton.

Pada kelompok eksperimen (SD Negeri Ngambarsari 3) diterapkan

pembelajaran dengan multimedia power point dan pada kelompok kontrol (SD

Negeri Ngambarsari 1) diterapkan pembelajaran dengan media polyhedron, hasil

post test setelah perlakuan (treatment) nilai hasil belajar matematika siswa

kelompok eksperimen dan nilai hasil belajar matematika siswa kelompok kontrol

dinyatakan berbeda. Hasil dari post test ini juga menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa-siswa yang diajar dengan multimedia power point lebih baik dibandingkan

dengan siswa-siswa yang diajar dengan media polyhedron.

Pada pembelajaran dengan media polyhedron, siswa dalam pembelajaran

hanya duduk, diam, menerima apa yang telah dijelaskan oleh guru dan

mengerjakan latihan soal. Penggunaan media polyhedron memiliki sifat

Page 78: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran yang monoton seperti ini sudah sering dialami siswa. Pembelajaran

ini juga terus menerus hanya mengandalkan interaksi antara guru dan siswa saja.

Hal ini membuat siswa merasa jenuh untuk menerima pembelajaran matematika.

Akibatnya semangat dan motivasi siswa dalam pembelajaran pun tidak maksimal.

Berbeda halnya dengan multimedia power point. Media pembelajaran ini baru

pertama kali dirasakan oleh siswa sehingga cukup menarik perhatian siswa.

Multimedia power point memiliki sifat yang seperti permainan komputer sehingga

siswa lebih termotivasi semangat belajarnya.

Pada pembelajaran matematika, siswa cenderung membosankan karena

pembelajaran yang monoton sehingga tidak ada rasa ketertarikan siswa pada mata

pelajaran matematika untuk itu dibutuhkan media pembelajaran yang dapat

memberikan perbedaan siswa sehingga siswa termotivasi dan timbul semangat

untuk belajar. Peran multimedia power point ini selain menanmkan konsep

bangun ruang pada mata pelajaran matematika juga menimbulkan suasana yang

menyenangkan pada pembelajaran sehingga siswa menikmati pembelajaran yang

menimbulkan hasil belajar matematika siswa meningkat. Hasil pembahasan yang

sudah peneliti lakukan sudah sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dimi

Oksilia yang berjudul Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif terhadap Hasil

Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan dan komunikasi di

kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Batang Anai dan Fajar Sidik yang

berjudul penggunaan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

IPS Peserta Didik Kelas V Jetis Jaten Karanganyar.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

memberikan hasil belajar matematika materi bangun ruang pada siswa kelas IV

SD Negeri se-Gugus Ki Hajar Dewantara yaitu dengan menggunakan multimedia

Power Point lebih baik daripada menggunakan media polyhedron. Hal ini terjadi

karena penggunaan multimedia Power point dapat menjadikan pembelajaran

matematika menjadi bermakna sehingga hasil belajar siswa meningkat. Jadi

penggunaan multimedia power point hasil belajar lebih baik daripada media

polyhedron pada pembelajaran matematika materi bangun ruang pada siswa kelas

IV SD Negeri se-Gugus Ki Hajar Dewantara Karangtengah Wonogiri.

Page 79: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uji hipotesis 𝐻0 ditolak dan berdasarkan hasil analisis yang

diperoleh rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen yang diberi

perlakuan dengan multimedia power point yaitu 75 lebih besar dari rata-rata nilai

hasil belajar siswa pada kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan media

polyhedron yaitu 65. Hasil ini menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar

siswa yang diberi perlakuan multimedia power point lebih baik daripada hasil

belajar siswa yang diberi perlakuan media poyhedron.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika materi bangun

ruang yang diajar dengan menerapkan multimedia power point lebih baik

dibandingkan dengan hasil belajar matematika materi bangun ruang yang diajar

dengan menerapkan media polyhedron.

B. Implikasi

Implikasi dalam pendidikan yang dimaksudkan disini adalah merupakan

nilai - nilai positif yang terkandung dalam masalah yang diteliti serta berhubungan

dengan pendidikan. Sesuai dengan masalah yang diteliti dapat peniliti paparkan

implikasi penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:

Hipotesa yang telah diajukan dalam penelitian ini terbukti kebenarannya,

maka implikasinya dalam pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Dapat memberikan suatu gambaran atau semacam petunjuk bagi guru untuk

menggunakan media pembelajaran yang tepat yaitu multimedia power point

dalam mengajar matematika materi bangun ruang di kelas.

2. Dapat memberikan suatu gambaran bagi para guru untuk memilih dan

menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan jenis materi yang

disampaikan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.

Page 80: STUDI KOMPARASI PENGARUH MULTIMEDIA POWER POINT …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Saran

dalam pembahasan ini disampaikan saran – saran yang membawa

manfaat dalam usaha kita meningkatkan mutu pendidikan. Bertolak dari

pembahasan di atas, maka saran – saran yang dapat diajukan adalah sebagai

berikut:

1. Kepada Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah diharapkan selalu memberikan anjuran atau pengarahan pada

guru agar senantiasa menggunakan berbagai media pembelajaran yang

bervariasi dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran tidak

membosankan.

b. Kepala sekolah diharapkan memberikan anjuran pada guru agar menerapkan

multimedia power point untuk memecah ketegangan dalam pembelajaran

sehingga siswa senang untuk belajar.

c. Ikut mendorong siswa untuk belajar dan berprestasi dengan baik, khususnya

dalam mata pelajaran matematika yang pada umumnya kurang diminati siswa.

2. Kepada Guru

a. Agar memilih dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan

materi pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar.

b. Membantu siswa menumbuhkan motivasi belajarnya menggunakan multimedia

power point agar pemahaman konsep siswa lebih baik.

3. Kepada Siswa

a. Perlu memperbanyak latihan soal berkaitan dengan matematika materi bangun

ruang sehingga pemahaman konsep siswa akan menjadi lebih baik.

b. Perlunya kreativitas untuk mempergunakan daya nalar dan daya pikir untuk

mempelajari matematika, setiap saat dimanapun berada bisa mempelajari

matematika.

c. Siswa perlu banyak dan tidak malu bertanya kepada guru dan teman dalam

belajar matematika agar semakin berhasil dalam belajar.