striktur uretra

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi juga merambah pada ilmu kedokteran, perkembangan ini dianggap cukup pesat dinilai dari muncunya beberapa peralatan medis canggih. Di bidang radiodiagnostik dan radioterapi pun tidak ketinggalan, hal ini dianggap positif dan penting dalam upaya menegakkan diagnosa suatu penyakit. Dalam pemeriksaan radiografi dapat menghasilkan gambaran optimal yang informatif maka diperlukan suatu teknik pemeriksaan radiografi yang dapat memmperlihatkan letak kedudukan, dan dapat menginterprestasi kelainan dari suatu organ tubuh manusia. Berdasarkan pengalaman yang dilakukan penulis selama melakukan praktek di unit radilogi, dapat diketahui bahwa salah satu pemeiksaan yang sering dilakukan dan memerlukan ketelitian dan keterampilan yang cukup adalah pemeriksaan Uretrosistografi. Uretrosistografi adalah pemeriksaan secara radiologi dengan menngunakan kontras mediauntuk melihat kelainan pada daerah Vesica Urinaria dan Uretra. Pemeriksaan uretrosistografi merupakan pemeriksaan radiologi untuk kasus-kasus tertentu di bagian Vesica Urnaria dan uretra yang mana salah satux adalah srikture uretra. Kasus striktur uretra merupakan penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan perut dan kontraksi.

Upload: aulia-dyah-febrianti

Post on 19-Oct-2015

94 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi juga merambah pada

    ilmu kedokteran, perkembangan ini dianggap cukup pesat dinilai dari muncunya

    beberapa peralatan medis canggih. Di bidang radiodiagnostik dan radioterapi pun

    tidak ketinggalan, hal ini dianggap positif dan penting dalam upaya menegakkan

    diagnosa suatu penyakit. Dalam pemeriksaan radiografi dapat menghasilkan

    gambaran optimal yang informatif maka diperlukan suatu teknik pemeriksaan

    radiografi yang dapat memmperlihatkan letak kedudukan, dan dapat

    menginterprestasi kelainan dari suatu organ tubuh manusia.

    Berdasarkan pengalaman yang dilakukan penulis selama melakukan

    praktek di unit radilogi, dapat diketahui bahwa salah satu pemeiksaan yang

    sering dilakukan dan memerlukan ketelitian dan keterampilan yang cukup adalah

    pemeriksaan Uretrosistografi. Uretrosistografi adalah pemeriksaan secara

    radiologi dengan menngunakan kontras mediauntuk melihat kelainan pada

    daerah Vesica Urinaria dan Uretra.

    Pemeriksaan uretrosistografi merupakan pemeriksaan radiologi untuk

    kasus-kasus tertentu di bagian Vesica Urnaria dan uretra yang mana salah satux

    adalah srikture uretra. Kasus striktur uretra merupakan penyempitan lumen uretra

    akibat adanya jaringan perut dan kontraksi.

  • Maka dari itu diperlukan suatu pemeriksaan uretrosistografi untuk

    mendukung tegaknya diagnosa pada kasus stiktur uretra.

    Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,

    PEMERIKSAAN RADIOLOGI URETROSISTOGRAFI PADA KASUS

    STRIKTUR URETRA DI RS DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah :

    Bagaimana prosedur pemeriksaan Uretrosistografi pada kasus striktur

    uretra sehingga mendapatkan gambaran yang optimal.

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini

    adalah untuk mengetahui prosedur pemeriksaan Uretrosistografi pada kasus

    striktur uretra sehingga mendapatkan gambaran yang optimal

    D. Manfaat penelitian

    Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

    1. Memeberikan wawasan yang lebih luas tentang prosedur pemeriksaan

    pada uretrosistografi pada kasus striktur uretra.

    2. Diajukan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir pada Akedemi

    Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar.

  • BAB II

    DASAR TEORI

    A. Anatomi Fisiologi

    Sistem urin adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan

    mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,

    kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_urin

    ) sistem urinarius terdiri dari :

    Ket Gambar :

    1) Ginjal (ren)

    2) Renal pelvis

    3) Ureter

    4) Vesika urinaria (VU)

    5) Urethra

    Gambar 2.1 Sistem Urinarius

    (www.urinary_system.com)

  • a. Ginjal

    Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip

    kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran

    (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam

    bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan

    penyakitnya disebut nefrologi.

    Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang

    peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra

    lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih

    rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.

    1. Fungsi Ginjal

    a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau

    racun.

    b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan.

    c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan

    tubuh.

    d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum,

    kreatinin dan amoniak.

    2. Struktur Ginjal

    Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula

    fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat

    gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih

  • terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang

    disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang

    terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

    Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai

    pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.

    Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi

    ginjal.

    Calices renalis majores terbagi menjadi dua atau tiga yang

    masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis

    minores.

    Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan

    unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal.

    Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus

    distal dan tubulus urinarius. Di bawah ini tampak anatomi dari ginjal.

  • Ket Gambar :

    1. Ginjal 5.Vena cava superior

    2. Cortax 6. Arteri renalis

    3. Medula 7. Vena renalis

    4. Aorta 8. Ureter

    b. Ureter

    Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang

    menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah

    sekitar 20-30 cm dengan diameter maksimum sekitar 1,7 cm di dekat

    kandung kemih dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung kemih. Ureter

    dibagi menjadi pars abdominalis, pelvis,dan intravesikalis.

    (http://id.wikipedia.org/wiki/Uretra)

    Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke

    vesika urinaria. Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter

    sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada

    Gambar 2.2 Ginjalwww.pusdiknakes.co.id

  • rongga pelvis.

    Lapisan dinding ureter terdiri dari:

    1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

    2. Lapisan tengah lapisan otot polos

    3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

    Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic

    yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih. Dibawah ini tampak

    anatomi dari ureter.

    c. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

    Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini

    berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di

    dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis

    seperti balon karet.

    Gambar 2.3 ureterhttp://id.wikipedia.org/wiki/uretra

  • Dinding kandung kemih terdiri dari:

    1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).

    2. Tunika muskularis (lapisan berotot).

    3. Tunika submukosa.

    4. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)

    Di bawah ini tampak anatomi dari vesika urinaria (kandung kemih)

    Ket Gambar :

    1. Peritoneum A. Transitional ephitalium

    2. Detrusor muscel B. Lamina Propia

    3. Ureteral openings C. Submucosa

    4. Trigone D. Detrusor muscel

    5. Neck of urinary bledder E. Adventitia

    6. Internal urethalM. Mucosa

    7. External urethal

    d. Uretra

    M

    Gambar 2.4 Vesica UrinariaCopyright@The Megraw Hill companies,inc.Permission required for repruduction or display

  • Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria

    yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.

    Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:

    1. Uretra pars Prostatica

    2. Uretra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa

    3. Uretra pars spongiosa.

    Di bawah ini tampak anatomi dari uretra laki laki

    Uretra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5

    Gambar 2.5 uretra laki lakiAnatomi Sistem Perkemihan (Urinarius) by Dr Nikma

  • cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris

    dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi. Dibawah ini

    tampak anatomi dari Uretra wanita

    B. Patofisiologi

    Ada beberapa patologis dari sistem urinarius antara lain:

    1. Ruptur uretra

    Ruptur uretra adalah ruptur pada uretra yang terjadi langsung akibat

    trauma dan kebanyakan disertai fraktur tulang panggul, khususnya os pubis

    (simpiolisis).

    Ruptur uretra dibagi dua macam :

    Gambar 2.6 Uretra wanitaAnatomi Sistem Perkemihan (Urinarius) by Dr Nikma

  • a. Ruptur uretra anterior : paling sering pada bulbosa disebut Straddle

    Injury, dimana robekan uretra terjadi antara ramus inferior os pubis

    dan benda yang menyebabkannya.

    b. Ruptur uretra posterior : paling sering pada membranacea.

    Penyebab Ruptur Uretra

    Adanya trauma pada perut bagian bawah, panggul, genetalia

    eksterna maupun perineum. (http://myblogsika.blogspot.com/2009/08/asuhan-

    keperawatan-pada-pasien-dengan-trauma-uratra.html)

    2. Karsinoma Serviks

    Karsinoma serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh

    human papilloma virus (hpv) onkogenik, yang menyerang leher rahim.

    (http://id.wikipedia.org/wiki/karsinoma_serviks)

    3. Nefritis

    Nefritis adalah peradangan pada ginjal. Peradangan ginjal biasanya

    disebabkan oleh infeksi, seperti yang terjadi pada pielonefritis atau suatu

    reaksi kekebalan yang keliru dan melukai ginjal.

    (http://www.indonesiaindonesia.com/f/10909-nefritis)

    4. Infeksi Saluran Kemih

    Infeksi saluran kemih adalah suatu keadaan adanya infasi

    mikroorganisme pada saluran kemih. (Tambayong, 2000)

    5. Batu Saluran Kemih

  • Batu Ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa

    keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa

    menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu

    ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung

    kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis

    (litiasis renalis, nefrolitiasis). (http://www.indonesiaindonesia.com/f/10884-batu-

    saluran-kemih)

    6. Batu Ginjal

    Batu saluran kemih adalah massa keras seperti batu yang terbentuk

    sepanjang salurankemih dan bisa menyebabkan nyeri dan perdarahan,

    penyumbatan aliran kemih atau infeksi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_ginjal)

    C. Patologi

    Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan

    perut dan kontraksi. (C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)

    Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria daripada wanita terutama karena

    perbedaan panjangnya uretra. (C. Long , Barbara;1996 hal 338).

    Striktur uretra dapat terjadi secara terpisah ataupun bersamaan dengan

    anomali saluran kemih yang lain. Adapula Cedera uretral (akibat insersi peralatan

    bedah selama operasi transuretral, kateter indwelling, atau prosedur sitoskopi),

    Cedera akibat peregangan, Cedera akibat kecelakaan, Uretritis gonorrheal yang

    tidak ditangani, Infeksi, Spasmus otot dan tekanan dai luar misalnya pertumbuhan

  • tumor (C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468 dan C. Long , Barbara;1996)

    D. Teknik Pemeriksaan Uretrosistografi

    1. Menurut Merils Atlas

    a. Persiapan pasien

    1) Pasien diletakkan pada meja pemeriksaan untuk

    prosedur kateterisasi.

    2) Pasien harus kencing sebelum dilakukan pemeriksaan.

    b. Prosedur pemeriksaan

    1) menggunakan kaset dengan ukuran 24x30 cm

  • 2) pasien diatur pada meja pemeriksaan sehingga pasien

    berada pada pertengahan tepi superior dari symphisis pubis. Kaset ini

    diusahakan tepat dibagian bawah penis sekitar 12 inci dari kandung

    kemih dan lubang ujung luar uretra.

    3) setelah foto pendahuluan dibuat,kemudian kateter

    diklem.

    4) Pasien diatur pada posisi oblik sehingga bagian leher

    kandung kemih dan uretra bebas dari super posisi.

    5) kemudian bahan kontras dimasukkan kedalam ujung

    lubang uretra.

    2. Menurut sjahriar rasad

    a. Persiapan pasien

    Tidak memerlukan persiapan khusus dalam pemeriksaan ini

    b. Prosedur pemeriksaan

    Tatalaksana pemeriksaan Uretrosistografi adalah, dimana kontras di,

    masukkan dengan menggunakan spoit yang ujungnya sesuai dengan

    meatus uretra eksterna, di isi sampai kontras masuk kebuli-buli. Foto

    diambil pada waktu pengisian kontras dengan posisi antero-posterior,

    oblik kanan dan kiri.

    3. Menurut G.Briyant

    a. Persiapan pasien

  • Pada pemeriksaan ini, pasien harus kencing sebelum dilakukan

    pemeriksaan

    b. Prosedur Pemeriksaan

    pasien berbaring diatas meja pemeiksaan kemudian kateter dimasukkan

    kearah kantong kemih. Pasien diatur pada posisi posterior oblik kanan

    dengan paha dan lutut kanan dibengkokkan. Sesudah itu kontras

    disuntikkan dan dilakukan pemotretan. Film yang digunakan ukuran

    24x30 cm dengan peletakan film sama dengan pada saat pengambilan film

    pendahuluan yang mana pada bagian atasnya berada bidang spina iliaka

    antero superior. Hendaknya untuk pemotretan uretra bagian posterior dan

    leher kantong kemih secara postero-anterior dan oblik kanan dan kiri.

    Penyuntikan kontras diteruskan sampai kantung kemih penuh berisi bahan

    kontras. Pada akhirnya penyuntikan, pemotretan dilakukan secara antero-

    posterior setelah itu kateter dicabut.

    E. Kontras Media

    Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa organic yang diguanakan

    untuk meningkatkan visualisai jaringan organ terhadap jaringan sekitarnya.

    a. Jenis dan kegunaan

    Salah satu jenis bahan kontras dasar yang digunakan dalam

    pemeriksaan sinar-X yaitu bahan kontras barium sulfat, sebuah bubuk putih

    yang tidak larut. Bubuk ini dicampur dengan air dan beberapa komponen

    tambahan lainnya untuk campuran bahan kontras. Bahan kontras hanya

  • digunakan pada saluran pencenaan, bias ax ditelan atau melalui enema.setelah

    pemeriksaan, bahan kontras ini akan kkeluar dari tubuh dengan feces. Tipe

    bahan kontras lainnya didasarkan pada iodine. Iodine ini bias terikat pada

    senyawa organik(non-ionik) ata sebuah senyawa ionic. Senyawa-senyawa

    organic memiliki efek samping yang lebih sedikit. Banyak efek samping yag

    diakibatkan oleh larutan hyperosmolar yang di injeksikan, yaitu zat-zat ini

    membawa lebih banyak atom iodine per molekul.

    b. Efek samping

    Efek samping penggunaan bahan ontras yang dapat terjadi adalah

    sebagai berikut:

    1) Reaksi ringan

    Penderita akan mengeluh adanya rasa panas dan tertekan pada abdomen,

    bersin, timbul urtikaria(biduran), merasa mual dan menjadi gelisah.

    2) Reaksi yang lebih kuat

    Penderita mungkin muntah, nafas menjadi pendek(dyspneu) dan kulit

    menjadi pucat, mulai berkeringat dan amat gelisah. Denyut nadi menjadi

    lebih cepat.

    3) Reaksi kontas yang berat

    Kulit pucat, nafas amat dangkal, nadi cepat dan amat lemah, hiLangnya

    kesadaran dan jantung behenti berdenyut.

    F. Dasar Fisika Radiodiagnostik

  • 1. Hakikat sinar-X

    Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis

    dengan panjang gelombag sangat pendek.Yaitu hanya 1x10-10 m/detik dari

    panjang gelombang cahaya tampak. Karena panjang gelombang yang pendek

    itu, maka sinar-X dapat menembus bahan yang dilaluinya.

    2. Urutan Terjadinya sinar-X adalah:

    a. katoda(filament) dipanaskan lebih dari 2000 C sampai berpendar

    dengan meengalirkan arus listrik yang berasal dari transformator .

    b. kaena panas, electron-elektron dari katoda(filamen) terlepas.

    c. sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektron-

    elektron akan dipercepat gerakannya menuju anoda dan difokuskan kealat

    pemusat (focusing cup).

    d. Filamen dibuat relative negatife trehadap sasaran atau targetdengan

    memilih potensial tinggi.

    e. awan-awan electron mendadak dihentikan pada sasaran (target)

    sehingga terbentuklah panas (>99 %) dan sinar-X (1 %).

    f. panas yang tinggi pada sasaran atau target akibat benturan elektro

    ditiadakan oleh radiator pendingin.

    G. Proteksi Radiasi

    1. Pengertian Proteksi radiasi

  • Proteksi radiasi adalah merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan

    manusia atau teknik yang memepelajari masalah kesehatan manusia maupun

    lingkungan dan berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada seseorang

    atau sekelompok orang ataupun kepada keturunanya terhadap kemungkinan

    yang mergikan kesehatan akibat paparan radiasi.

    2. Tujuan Proteksi Radiasi

    a. Membatasi pemberian dosis yang diterima oleh pekerja radiasi harus

    serendah mungkin dan tidak boleh melebihi batas-batas yang telah

    ditentukan.

    b. Dosis yang diterima oleh pekerja radiasi harus serendah mungkin dan

    tidak boleh melebihi batas-batas yang telah ditentukan.

    c. Dosis kepada mereka juga yang pekerja dan bukan penderita harus

    dijaga supaya selalu berada dibawah batas-batas aman.

    3. Norma-norma proteksi radiasi

    Untuk mengurangi dosis radiasi pada penderita radiologi diagnostic

    menggunakan beberapa cara :

    a. proteksi untuk penderita

    Untuk mengurangi dosis radiasi pada penderita hal-hal yang

    perlu diperhatikan adalah :

    1) Melakukan pemotretan dengan tepat sesuai dengan keperluan

    2) Mengatur posisi penderita dengan tepat untuk menghindari

    pengulangan foto.

  • 3) Menggunakan Faktor eksposi dengan tepat

    b. Proteksi untuk penduduk umum

    Menghindari penggunaan arah berkas sinar yang menuju ketempat dimana

    terdapat banyak orang lewat atau lalu lalang.

    c. Proteksi untuk pekrja radiasi

    Untuk menghindari bahaya radiasi, pekerja radiasi harus memperhatikan

    hal-hal sebagai berikut :

    1) pada waktu dilakukan pemotretan, pekerja radiasi harus

    berada dalam tempat ruang terlindungi terhadap radiasi.

    2) ApabiLa memegang penderita radiasi harus

    menggunakan alat proteksi radiasi berupa apron.

    3) pekerja radiasi harus memakai alat pencatat radiasi

    seperti pocket dosimeter atau film badge.

    4. Bahaya Radiasi

    Sinar-X dapat digunakan untuk keperluan diagnostik, selain member

    keuntungan didalam mendiagnosa suatu penyakit juga menimbulkan efek

    yang merugikan.

    Untuk menghindari efek yang merugikan ini maka proteksi radiasi

    terhadap sinar-X tersebut sangat penting, efek biologis dibedakan atas :

    a. Efek somatic

  • Yaitu efek yang terlihat langsung pada orang yang terkena radiasi. Efek-

    efek tersebut seperti kerusakan pada kulit, rambut rontok, dan

    kemungkinan terjadi kemandulan.

    b. efek genetik

    Yaitu efek radiasi yang tmbul pada generasi berikutnya, efek ini tidak

    dirasakan secara langsung oleh orang yang terkena radiasi tersebut dapar

    terjadi pada sel kelamin dan manifestasinya terlihat pada generasi kedua

    dan ketiga.

    H. Proses Pengolahan FiLm

    Dalam proses engolahan film ada dua cara yang dilakukan yaitu :

    1. Secara manual

    a. Tahap Pembangkitan(Development)

    Larutan ini bersifat basah yang berfunsi untuk membangkitkan bayangan

    laten menjadi bayangan nyata. Bahan-bahan yang terkandung didalamnya

    adalah Hidroquinon, Penidon, dan methol.

    b. Tahap Pembilasan(Rinshing)

    Setelah film dimasukkan kedalam larutan developer sampai terbentuk

    gambaran pada kondisi yang cukup penghitamannya, kemudian film

    dimasukkan dalam air bersih. Agar sisa-sisa developer yang melekat pada

    film tidak terbawa kelarutan fixer.

    c. Tahap penetapan(Fixer)

  • Larutan ini bersifat asam , yang befungsi untuk menghentikan

    pengembangan yang lebih jauh pada waktu film dimasukkan. Sisa-sisa

    larutn developer yang melekat pada film sudah tidak bisa bereaksi karena

    developer lainnya dapat aktif bekerja dalam suasana biasa, sehingga

    pengembangan dapat behenti. Selain menetapkan bayangan, larutan ini

    juga berfungsi untuk menguatkan emulsi.

    d. Tahap Pembersihan (Washing)

    Setelah diangkat dari larutan fixer, lalu film dicuci dengan larutan air

    bersih supaya sisa-sisa larutan fixer dapat hilang, karena jika tida

    dibersihkan dari sisa proses pencucian maka akan melekat pada film

    setelah kering.

    e. Tahap Pengeringan (Drying)

    Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses pengolahan film setelah film

    dibersihkan, maka film tersebut dimasukkan kedalam pengering.

    2. secara otomatis

    Prinsip kerja secara pemrosesan secara oomatis pada intinya sama

    saja dengan proses pengolahan film manual, hanya saja pengolahan film

    secaraotomatis menggunakan roller untuk menggantikan agitasi dan stop bath

    pada manual.

    Larutan yang dipakai pada system pengolahan film membutuhkan

    konsentrasi, keaktifan dan suhu yang lebih tinggi daripada system pengolahan

  • manual. Oleh karena itu, waktu yang dipakai selama pencucian lebih cepat.

    Pengolhan film secara otomatis ini terbagi atas empat, yaitu : Pembangkitan,

    penetapan, pembilasan dan pengering.

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Metode Penulisan

    Untuk terlaksanax dan menunjang penulisan proposal ini, dalam

    menjawab permasalahan yang timbul diperoleh data yang tepat dan akurat. Data

    penulisan proposal ini diperoleh denga cara :

    a. Study Kepustakaan

    Study kepustakaan ini dilakukan pada literature yang ada kaitannya dengan

    masalah yang dibahas dengan maksud untuk memeudahkan penulis selama

    melakukan penelitian.

    b. Wawancara

    Wawancara dilakukan secara langsung dengan Radiografer, Dokter ahli

    radiologi, serta dengan pihak terkait untuk mendapatkan data yang akurat.

    c. Observasi (pengamatan)

    Penulis mengadakan pengamatan dan pelaksanaan pemeriksaan

    Uretrosistografi secara langsung di RS.DR.Wahidin Sudirohusodo Makassar.

    B. Tempat Dan Waktu

  • 1. Tempat Penelitian

    Penulis melakukan penelitian di Rumah Sakit DR. Wahidin Sudirohsodo

    Makassar.

    2. Penulis melakukan penelitian mulai pada bulan desember 2009 sampai

    pada bulan juli 2010.

    C. Alat Dan Bahan

    a. Persiapan alat

    - Pesawat Rontgen

    Pesawat Rontgen yang digunakan untuk pemeriksaan Uretrosistografi di

    Instalasi Radiologi (IRD) Rumah Sakit Umum DR. Wahidin

    Sudirohusodo Makassar adalah Pesawat Rontgen yang berada diIRD

    dengan data sebagai berikut :

    Merk :

    Buatan :

    Tipe :

    Kapasitas Pesawat :

    Tegangan Tabung :

    Tabung sinar-X :

    Merk :

    No. seri :

    Tegangan Tabung Maksimum :

    Input Power :

  • Kaset ukuran :

    kode :

    - Alat-alat pelindung radiasi seperti apron dan karet timbal

    - Baju ganti pasien

    - Spoit 50 cc

    - Kateter

    b. Persiapan bahan

    - Bahan kontras

    - Obat .

    - Aquadest steril

    - Kain kasa steril

    - Jelly sebagai alat pelican

    Data pasien

    - Nama :

    - Jenis kelamin :

    - Alamat :

    - Tanggal foto :

    c. Persiapan pasien

    1. Persiapan administrasi

  • Pasien datang ke loket pada Instalasi Rawat Darurat dengan

    membawa surat permintaan foto dokter. Untuk pasien peserta askes harus

    melampirkan fotocopy kartu askes dan rujukan dari puskesmas, tetapi

    karna pasiennya Darurat (cyto) Pasien harus membayar umum sesuai

    dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukuan.

    2. Persiapan pasien