striktur uretra
TRANSCRIPT
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi juga merambah pada
ilmu kedokteran, perkembangan ini dianggap cukup pesat dinilai dari muncunya
beberapa peralatan medis canggih. Di bidang radiodiagnostik dan radioterapi pun
tidak ketinggalan, hal ini dianggap positif dan penting dalam upaya menegakkan
diagnosa suatu penyakit. Dalam pemeriksaan radiografi dapat menghasilkan
gambaran optimal yang informatif maka diperlukan suatu teknik pemeriksaan
radiografi yang dapat memmperlihatkan letak kedudukan, dan dapat
menginterprestasi kelainan dari suatu organ tubuh manusia.
Berdasarkan pengalaman yang dilakukan penulis selama melakukan
praktek di unit radilogi, dapat diketahui bahwa salah satu pemeiksaan yang
sering dilakukan dan memerlukan ketelitian dan keterampilan yang cukup adalah
pemeriksaan Uretrosistografi. Uretrosistografi adalah pemeriksaan secara
radiologi dengan menngunakan kontras mediauntuk melihat kelainan pada
daerah Vesica Urinaria dan Uretra.
Pemeriksaan uretrosistografi merupakan pemeriksaan radiologi untuk
kasus-kasus tertentu di bagian Vesica Urnaria dan uretra yang mana salah satux
adalah srikture uretra. Kasus striktur uretra merupakan penyempitan lumen uretra
akibat adanya jaringan perut dan kontraksi.
-
Maka dari itu diperlukan suatu pemeriksaan uretrosistografi untuk
mendukung tegaknya diagnosa pada kasus stiktur uretra.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,
PEMERIKSAAN RADIOLOGI URETROSISTOGRAFI PADA KASUS
STRIKTUR URETRA DI RS DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana prosedur pemeriksaan Uretrosistografi pada kasus striktur
uretra sehingga mendapatkan gambaran yang optimal.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui prosedur pemeriksaan Uretrosistografi pada kasus
striktur uretra sehingga mendapatkan gambaran yang optimal
D. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Memeberikan wawasan yang lebih luas tentang prosedur pemeriksaan
pada uretrosistografi pada kasus striktur uretra.
2. Diajukan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir pada Akedemi
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar.
-
BAB II
DASAR TEORI
A. Anatomi Fisiologi
Sistem urin adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan
mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,
kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_urin
) sistem urinarius terdiri dari :
Ket Gambar :
1) Ginjal (ren)
2) Renal pelvis
3) Ureter
4) Vesika urinaria (VU)
5) Urethra
Gambar 2.1 Sistem Urinarius
(www.urinary_system.com)
-
a. Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip
kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran
(terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam
bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan
penyakitnya disebut nefrologi.
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang
peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra
lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih
rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.
1. Fungsi Ginjal
a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau
racun.
b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan.
c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan
tubuh.
d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum,
kreatinin dan amoniak.
2. Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula
fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat
gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih
-
terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang
disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang
terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai
pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.
Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi
ginjal.
Calices renalis majores terbagi menjadi dua atau tiga yang
masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis
minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan
unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal.
Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus
distal dan tubulus urinarius. Di bawah ini tampak anatomi dari ginjal.
-
Ket Gambar :
1. Ginjal 5.Vena cava superior
2. Cortax 6. Arteri renalis
3. Medula 7. Vena renalis
4. Aorta 8. Ureter
b. Ureter
Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang
menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah
sekitar 20-30 cm dengan diameter maksimum sekitar 1,7 cm di dekat
kandung kemih dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung kemih. Ureter
dibagi menjadi pars abdominalis, pelvis,dan intravesikalis.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Uretra)
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke
vesika urinaria. Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada
Gambar 2.2 Ginjalwww.pusdiknakes.co.id
-
rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic
yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih. Dibawah ini tampak
anatomi dari ureter.
c. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini
berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di
dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis
seperti balon karet.
Gambar 2.3 ureterhttp://id.wikipedia.org/wiki/uretra
-
Dinding kandung kemih terdiri dari:
1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
2. Tunika muskularis (lapisan berotot).
3. Tunika submukosa.
4. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)
Di bawah ini tampak anatomi dari vesika urinaria (kandung kemih)
Ket Gambar :
1. Peritoneum A. Transitional ephitalium
2. Detrusor muscel B. Lamina Propia
3. Ureteral openings C. Submucosa
4. Trigone D. Detrusor muscel
5. Neck of urinary bledder E. Adventitia
6. Internal urethalM. Mucosa
7. External urethal
d. Uretra
M
Gambar 2.4 Vesica UrinariaCopyright@The Megraw Hill companies,inc.Permission required for repruduction or display
-
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria
yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
1. Uretra pars Prostatica
2. Uretra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa
3. Uretra pars spongiosa.
Di bawah ini tampak anatomi dari uretra laki laki
Uretra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5
Gambar 2.5 uretra laki lakiAnatomi Sistem Perkemihan (Urinarius) by Dr Nikma
-
cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris
dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi. Dibawah ini
tampak anatomi dari Uretra wanita
B. Patofisiologi
Ada beberapa patologis dari sistem urinarius antara lain:
1. Ruptur uretra
Ruptur uretra adalah ruptur pada uretra yang terjadi langsung akibat
trauma dan kebanyakan disertai fraktur tulang panggul, khususnya os pubis
(simpiolisis).
Ruptur uretra dibagi dua macam :
Gambar 2.6 Uretra wanitaAnatomi Sistem Perkemihan (Urinarius) by Dr Nikma
-
a. Ruptur uretra anterior : paling sering pada bulbosa disebut Straddle
Injury, dimana robekan uretra terjadi antara ramus inferior os pubis
dan benda yang menyebabkannya.
b. Ruptur uretra posterior : paling sering pada membranacea.
Penyebab Ruptur Uretra
Adanya trauma pada perut bagian bawah, panggul, genetalia
eksterna maupun perineum. (http://myblogsika.blogspot.com/2009/08/asuhan-
keperawatan-pada-pasien-dengan-trauma-uratra.html)
2. Karsinoma Serviks
Karsinoma serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh
human papilloma virus (hpv) onkogenik, yang menyerang leher rahim.
(http://id.wikipedia.org/wiki/karsinoma_serviks)
3. Nefritis
Nefritis adalah peradangan pada ginjal. Peradangan ginjal biasanya
disebabkan oleh infeksi, seperti yang terjadi pada pielonefritis atau suatu
reaksi kekebalan yang keliru dan melukai ginjal.
(http://www.indonesiaindonesia.com/f/10909-nefritis)
4. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih adalah suatu keadaan adanya infasi
mikroorganisme pada saluran kemih. (Tambayong, 2000)
5. Batu Saluran Kemih
-
Batu Ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa
keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa
menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu
ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung
kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis
(litiasis renalis, nefrolitiasis). (http://www.indonesiaindonesia.com/f/10884-batu-
saluran-kemih)
6. Batu Ginjal
Batu saluran kemih adalah massa keras seperti batu yang terbentuk
sepanjang salurankemih dan bisa menyebabkan nyeri dan perdarahan,
penyumbatan aliran kemih atau infeksi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_ginjal)
C. Patologi
Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan
perut dan kontraksi. (C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)
Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria daripada wanita terutama karena
perbedaan panjangnya uretra. (C. Long , Barbara;1996 hal 338).
Striktur uretra dapat terjadi secara terpisah ataupun bersamaan dengan
anomali saluran kemih yang lain. Adapula Cedera uretral (akibat insersi peralatan
bedah selama operasi transuretral, kateter indwelling, atau prosedur sitoskopi),
Cedera akibat peregangan, Cedera akibat kecelakaan, Uretritis gonorrheal yang
tidak ditangani, Infeksi, Spasmus otot dan tekanan dai luar misalnya pertumbuhan
-
tumor (C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468 dan C. Long , Barbara;1996)
D. Teknik Pemeriksaan Uretrosistografi
1. Menurut Merils Atlas
a. Persiapan pasien
1) Pasien diletakkan pada meja pemeriksaan untuk
prosedur kateterisasi.
2) Pasien harus kencing sebelum dilakukan pemeriksaan.
b. Prosedur pemeriksaan
1) menggunakan kaset dengan ukuran 24x30 cm
-
2) pasien diatur pada meja pemeriksaan sehingga pasien
berada pada pertengahan tepi superior dari symphisis pubis. Kaset ini
diusahakan tepat dibagian bawah penis sekitar 12 inci dari kandung
kemih dan lubang ujung luar uretra.
3) setelah foto pendahuluan dibuat,kemudian kateter
diklem.
4) Pasien diatur pada posisi oblik sehingga bagian leher
kandung kemih dan uretra bebas dari super posisi.
5) kemudian bahan kontras dimasukkan kedalam ujung
lubang uretra.
2. Menurut sjahriar rasad
a. Persiapan pasien
Tidak memerlukan persiapan khusus dalam pemeriksaan ini
b. Prosedur pemeriksaan
Tatalaksana pemeriksaan Uretrosistografi adalah, dimana kontras di,
masukkan dengan menggunakan spoit yang ujungnya sesuai dengan
meatus uretra eksterna, di isi sampai kontras masuk kebuli-buli. Foto
diambil pada waktu pengisian kontras dengan posisi antero-posterior,
oblik kanan dan kiri.
3. Menurut G.Briyant
a. Persiapan pasien
-
Pada pemeriksaan ini, pasien harus kencing sebelum dilakukan
pemeriksaan
b. Prosedur Pemeriksaan
pasien berbaring diatas meja pemeiksaan kemudian kateter dimasukkan
kearah kantong kemih. Pasien diatur pada posisi posterior oblik kanan
dengan paha dan lutut kanan dibengkokkan. Sesudah itu kontras
disuntikkan dan dilakukan pemotretan. Film yang digunakan ukuran
24x30 cm dengan peletakan film sama dengan pada saat pengambilan film
pendahuluan yang mana pada bagian atasnya berada bidang spina iliaka
antero superior. Hendaknya untuk pemotretan uretra bagian posterior dan
leher kantong kemih secara postero-anterior dan oblik kanan dan kiri.
Penyuntikan kontras diteruskan sampai kantung kemih penuh berisi bahan
kontras. Pada akhirnya penyuntikan, pemotretan dilakukan secara antero-
posterior setelah itu kateter dicabut.
E. Kontras Media
Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa organic yang diguanakan
untuk meningkatkan visualisai jaringan organ terhadap jaringan sekitarnya.
a. Jenis dan kegunaan
Salah satu jenis bahan kontras dasar yang digunakan dalam
pemeriksaan sinar-X yaitu bahan kontras barium sulfat, sebuah bubuk putih
yang tidak larut. Bubuk ini dicampur dengan air dan beberapa komponen
tambahan lainnya untuk campuran bahan kontras. Bahan kontras hanya
-
digunakan pada saluran pencenaan, bias ax ditelan atau melalui enema.setelah
pemeriksaan, bahan kontras ini akan kkeluar dari tubuh dengan feces. Tipe
bahan kontras lainnya didasarkan pada iodine. Iodine ini bias terikat pada
senyawa organik(non-ionik) ata sebuah senyawa ionic. Senyawa-senyawa
organic memiliki efek samping yang lebih sedikit. Banyak efek samping yag
diakibatkan oleh larutan hyperosmolar yang di injeksikan, yaitu zat-zat ini
membawa lebih banyak atom iodine per molekul.
b. Efek samping
Efek samping penggunaan bahan ontras yang dapat terjadi adalah
sebagai berikut:
1) Reaksi ringan
Penderita akan mengeluh adanya rasa panas dan tertekan pada abdomen,
bersin, timbul urtikaria(biduran), merasa mual dan menjadi gelisah.
2) Reaksi yang lebih kuat
Penderita mungkin muntah, nafas menjadi pendek(dyspneu) dan kulit
menjadi pucat, mulai berkeringat dan amat gelisah. Denyut nadi menjadi
lebih cepat.
3) Reaksi kontas yang berat
Kulit pucat, nafas amat dangkal, nadi cepat dan amat lemah, hiLangnya
kesadaran dan jantung behenti berdenyut.
F. Dasar Fisika Radiodiagnostik
-
1. Hakikat sinar-X
Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis
dengan panjang gelombag sangat pendek.Yaitu hanya 1x10-10 m/detik dari
panjang gelombang cahaya tampak. Karena panjang gelombang yang pendek
itu, maka sinar-X dapat menembus bahan yang dilaluinya.
2. Urutan Terjadinya sinar-X adalah:
a. katoda(filament) dipanaskan lebih dari 2000 C sampai berpendar
dengan meengalirkan arus listrik yang berasal dari transformator .
b. kaena panas, electron-elektron dari katoda(filamen) terlepas.
c. sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektron-
elektron akan dipercepat gerakannya menuju anoda dan difokuskan kealat
pemusat (focusing cup).
d. Filamen dibuat relative negatife trehadap sasaran atau targetdengan
memilih potensial tinggi.
e. awan-awan electron mendadak dihentikan pada sasaran (target)
sehingga terbentuklah panas (>99 %) dan sinar-X (1 %).
f. panas yang tinggi pada sasaran atau target akibat benturan elektro
ditiadakan oleh radiator pendingin.
G. Proteksi Radiasi
1. Pengertian Proteksi radiasi
-
Proteksi radiasi adalah merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan
manusia atau teknik yang memepelajari masalah kesehatan manusia maupun
lingkungan dan berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada seseorang
atau sekelompok orang ataupun kepada keturunanya terhadap kemungkinan
yang mergikan kesehatan akibat paparan radiasi.
2. Tujuan Proteksi Radiasi
a. Membatasi pemberian dosis yang diterima oleh pekerja radiasi harus
serendah mungkin dan tidak boleh melebihi batas-batas yang telah
ditentukan.
b. Dosis yang diterima oleh pekerja radiasi harus serendah mungkin dan
tidak boleh melebihi batas-batas yang telah ditentukan.
c. Dosis kepada mereka juga yang pekerja dan bukan penderita harus
dijaga supaya selalu berada dibawah batas-batas aman.
3. Norma-norma proteksi radiasi
Untuk mengurangi dosis radiasi pada penderita radiologi diagnostic
menggunakan beberapa cara :
a. proteksi untuk penderita
Untuk mengurangi dosis radiasi pada penderita hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah :
1) Melakukan pemotretan dengan tepat sesuai dengan keperluan
2) Mengatur posisi penderita dengan tepat untuk menghindari
pengulangan foto.
-
3) Menggunakan Faktor eksposi dengan tepat
b. Proteksi untuk penduduk umum
Menghindari penggunaan arah berkas sinar yang menuju ketempat dimana
terdapat banyak orang lewat atau lalu lalang.
c. Proteksi untuk pekrja radiasi
Untuk menghindari bahaya radiasi, pekerja radiasi harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1) pada waktu dilakukan pemotretan, pekerja radiasi harus
berada dalam tempat ruang terlindungi terhadap radiasi.
2) ApabiLa memegang penderita radiasi harus
menggunakan alat proteksi radiasi berupa apron.
3) pekerja radiasi harus memakai alat pencatat radiasi
seperti pocket dosimeter atau film badge.
4. Bahaya Radiasi
Sinar-X dapat digunakan untuk keperluan diagnostik, selain member
keuntungan didalam mendiagnosa suatu penyakit juga menimbulkan efek
yang merugikan.
Untuk menghindari efek yang merugikan ini maka proteksi radiasi
terhadap sinar-X tersebut sangat penting, efek biologis dibedakan atas :
a. Efek somatic
-
Yaitu efek yang terlihat langsung pada orang yang terkena radiasi. Efek-
efek tersebut seperti kerusakan pada kulit, rambut rontok, dan
kemungkinan terjadi kemandulan.
b. efek genetik
Yaitu efek radiasi yang tmbul pada generasi berikutnya, efek ini tidak
dirasakan secara langsung oleh orang yang terkena radiasi tersebut dapar
terjadi pada sel kelamin dan manifestasinya terlihat pada generasi kedua
dan ketiga.
H. Proses Pengolahan FiLm
Dalam proses engolahan film ada dua cara yang dilakukan yaitu :
1. Secara manual
a. Tahap Pembangkitan(Development)
Larutan ini bersifat basah yang berfunsi untuk membangkitkan bayangan
laten menjadi bayangan nyata. Bahan-bahan yang terkandung didalamnya
adalah Hidroquinon, Penidon, dan methol.
b. Tahap Pembilasan(Rinshing)
Setelah film dimasukkan kedalam larutan developer sampai terbentuk
gambaran pada kondisi yang cukup penghitamannya, kemudian film
dimasukkan dalam air bersih. Agar sisa-sisa developer yang melekat pada
film tidak terbawa kelarutan fixer.
c. Tahap penetapan(Fixer)
-
Larutan ini bersifat asam , yang befungsi untuk menghentikan
pengembangan yang lebih jauh pada waktu film dimasukkan. Sisa-sisa
larutn developer yang melekat pada film sudah tidak bisa bereaksi karena
developer lainnya dapat aktif bekerja dalam suasana biasa, sehingga
pengembangan dapat behenti. Selain menetapkan bayangan, larutan ini
juga berfungsi untuk menguatkan emulsi.
d. Tahap Pembersihan (Washing)
Setelah diangkat dari larutan fixer, lalu film dicuci dengan larutan air
bersih supaya sisa-sisa larutan fixer dapat hilang, karena jika tida
dibersihkan dari sisa proses pencucian maka akan melekat pada film
setelah kering.
e. Tahap Pengeringan (Drying)
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses pengolahan film setelah film
dibersihkan, maka film tersebut dimasukkan kedalam pengering.
2. secara otomatis
Prinsip kerja secara pemrosesan secara oomatis pada intinya sama
saja dengan proses pengolahan film manual, hanya saja pengolahan film
secaraotomatis menggunakan roller untuk menggantikan agitasi dan stop bath
pada manual.
Larutan yang dipakai pada system pengolahan film membutuhkan
konsentrasi, keaktifan dan suhu yang lebih tinggi daripada system pengolahan
-
manual. Oleh karena itu, waktu yang dipakai selama pencucian lebih cepat.
Pengolhan film secara otomatis ini terbagi atas empat, yaitu : Pembangkitan,
penetapan, pembilasan dan pengering.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penulisan
Untuk terlaksanax dan menunjang penulisan proposal ini, dalam
menjawab permasalahan yang timbul diperoleh data yang tepat dan akurat. Data
penulisan proposal ini diperoleh denga cara :
a. Study Kepustakaan
Study kepustakaan ini dilakukan pada literature yang ada kaitannya dengan
masalah yang dibahas dengan maksud untuk memeudahkan penulis selama
melakukan penelitian.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung dengan Radiografer, Dokter ahli
radiologi, serta dengan pihak terkait untuk mendapatkan data yang akurat.
c. Observasi (pengamatan)
Penulis mengadakan pengamatan dan pelaksanaan pemeriksaan
Uretrosistografi secara langsung di RS.DR.Wahidin Sudirohusodo Makassar.
B. Tempat Dan Waktu
-
1. Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Rumah Sakit DR. Wahidin Sudirohsodo
Makassar.
2. Penulis melakukan penelitian mulai pada bulan desember 2009 sampai
pada bulan juli 2010.
C. Alat Dan Bahan
a. Persiapan alat
- Pesawat Rontgen
Pesawat Rontgen yang digunakan untuk pemeriksaan Uretrosistografi di
Instalasi Radiologi (IRD) Rumah Sakit Umum DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar adalah Pesawat Rontgen yang berada diIRD
dengan data sebagai berikut :
Merk :
Buatan :
Tipe :
Kapasitas Pesawat :
Tegangan Tabung :
Tabung sinar-X :
Merk :
No. seri :
Tegangan Tabung Maksimum :
Input Power :
-
Kaset ukuran :
kode :
- Alat-alat pelindung radiasi seperti apron dan karet timbal
- Baju ganti pasien
- Spoit 50 cc
- Kateter
b. Persiapan bahan
- Bahan kontras
- Obat .
- Aquadest steril
- Kain kasa steril
- Jelly sebagai alat pelican
Data pasien
- Nama :
- Jenis kelamin :
- Alamat :
- Tanggal foto :
c. Persiapan pasien
1. Persiapan administrasi
-
Pasien datang ke loket pada Instalasi Rawat Darurat dengan
membawa surat permintaan foto dokter. Untuk pasien peserta askes harus
melampirkan fotocopy kartu askes dan rujukan dari puskesmas, tetapi
karna pasiennya Darurat (cyto) Pasien harus membayar umum sesuai
dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukuan.
2. Persiapan pasien