strategi livelihood petani penggarap sawah di …

15
eJournal Sosiatri-Sosiologi 2021, 9 (1): 110-124 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021 STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI KELURAHAN RAPAK DALAM KECAMATAN LOA JANAN ILIR KOTA SAMARINDA Eddwin Sampe 1 Abstrak Tujuan Peneltian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan Strategi- Penghidupan Petani Penggarap Sawah dengan melalui Penyederhanaan Ke-lima Dimensi Aset (Pentagonal Asset). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian yaitu berfokus pada Subtansi Startegi Bertahan Hidup Livelihood Petani Penggarap Sawah Di Kelurahan Rapak Dalam Kecamatan Samarinda Sebrang Kota Samarinda, Strategi yang dimaksudkan adalah bagaimana cara dan tindakan Petani Penggarap dalam bertahan untuk memenuhi Kebutuhan baik dari segi sosial ekonomi dan sosial Budayanya demi keberlangsungan hidup. Dari hasil penelitian diketahui bahwa: (1) Dilihat dari aktivitas kesehariannya di lapangan dalam hal ini Sawah tempat Petani menggarap dan (2) dari cara pemenuhan kebutuhan sandang pangan dan papan di dalam keluarga di lihat dari penyederhanaan ke-lima Dimensi yaitu : Modal Sumber Daya Manusia , Modal Sumber Daya Alam , Modal Finansial, Modal Fisik, Modal sosial. Kata Kunci : Strategi, Petani Penggarap, 5 Dimensi Aset , Bertahan Hidup. Pendahuluan Petani Penggarap sama saja dengan petani biasa pada umumnya. Namun, yang membedakan hanyalah lahan pertanian tempat petani tersebut bekerja. Petani penggarap bekerja pada lahan milik orang lain.pengalihan fungsi lahan tersebut kini telah meramba tidak hanya di desa-desa tetapi juga di pinggiran kota besar, munculnya fenomena Petani penggarap dikarenakan adanya dua pihak yang saling membutuhkan yaitu si Petani yang tidak memiliki lahn dan orang memiliki lahan tetapi enggan mengolahnya secara mandiri. Oleh karena itu muncullah istilah Petani penggarap bagi mereka para petani yang menggarapkan lahan pertanian milik orang lain tersebut. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya). Kelompok Tani Sejahtera memiliki beberapa anggota dengan latar belakang keluarga yang berbeda-beda, ada yang latar belakang keluarga petani sejak dari dahulu, ada juga yang latar belakangnya sebagia karyawan swasta yang menjadikan bertani sebagai sampingan untuk menambah pangan buat kebutuhan di rumah , ada juga yang menjadikan sebagai lahan untuk berbisnis yang dapat di jual hasilnya baik itu berupa padi , hasil kebun : sayur, palawijaya, tuak, beternak 1 Mahasiswa Program S1 Sosiatri-Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi 2021, 9 (1): 110-124 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021

STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH

DI KELURAHAN RAPAK DALAM KECAMATAN

LOA JANAN ILIR KOTA SAMARINDA

Eddwin Sampe1

Abstrak

Tujuan Peneltian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan Strategi-

Penghidupan Petani Penggarap Sawah dengan melalui Penyederhanaan Ke-lima

Dimensi Aset (Pentagonal Asset). Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian yaitu berfokus pada

Subtansi Startegi Bertahan Hidup Livelihood Petani Penggarap Sawah Di

Kelurahan Rapak Dalam Kecamatan Samarinda Sebrang Kota Samarinda, Strategi

yang dimaksudkan adalah bagaimana cara dan tindakan Petani Penggarap dalam

bertahan untuk memenuhi Kebutuhan baik dari segi sosial – ekonomi dan sosial

Budayanya demi keberlangsungan hidup. Dari hasil penelitian diketahui bahwa:

(1) Dilihat dari aktivitas kesehariannya di lapangan dalam hal ini Sawah tempat

Petani menggarap dan (2) dari cara pemenuhan kebutuhan sandang pangan dan

papan di dalam keluarga di lihat dari penyederhanaan ke-lima Dimensi yaitu :

Modal Sumber Daya Manusia , Modal Sumber Daya Alam , Modal Finansial,

Modal Fisik, Modal sosial.

Kata Kunci : Strategi, Petani Penggarap, 5 Dimensi Aset , Bertahan Hidup.

Pendahuluan

Petani Penggarap sama saja dengan petani biasa pada umumnya. Namun,

yang membedakan hanyalah lahan pertanian tempat petani tersebut bekerja. Petani

penggarap bekerja pada lahan milik orang lain.pengalihan fungsi lahan tersebut

kini telah meramba tidak hanya di desa-desa tetapi juga di pinggiran kota besar,

munculnya fenomena Petani penggarap dikarenakan adanya dua pihak yang saling

membutuhkan yaitu si Petani yang tidak memiliki lahn dan orang memiliki lahan

tetapi enggan mengolahnya secara mandiri. Oleh karena itu muncullah istilah

Petani penggarap bagi mereka para petani yang menggarapkan lahan pertanian

milik orang lain tersebut.

Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk

atas dasar kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya).

Kelompok Tani Sejahtera memiliki beberapa anggota dengan latar belakang

keluarga yang berbeda-beda, ada yang latar belakang keluarga petani sejak dari

dahulu, ada juga yang latar belakangnya sebagia karyawan swasta yang

menjadikan bertani sebagai sampingan untuk menambah pangan buat kebutuhan di

rumah , ada juga yang menjadikan sebagai lahan untuk berbisnis yang dapat di jual

hasilnya baik itu berupa padi , hasil kebun : sayur, palawijaya, tuak, beternak

1 Mahasiswa Program S1 Sosiatri-Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

Strategi Livelihood Petani Penggarap Sawah di Kelurahan Rapak Dalam (Eddwin Sampe)

111

bebek ayam, serta ikan. di dalam bercocok tanam petani penggarap sawah yang

berada di kelurahan Rapak Dalam sebagian besar masih menggunakan cara

tradisional baik dalam proses membajak sawah menggunakan cangkul, menanam

bibit padi, maupun memanen padi menggunakan alat potong sederhana yaitu arit,

dan juga perotok bulir padi dari batangnya, tetapi juga ada yang menggunakan alat

modern seperti alat dros atau perontok padi, dan untuk terkhusus dalam proses

menanam para petani yang tergabung dalam Kelompok Sejahtera Tani masih

berpegang teguh pada asas kekeluargaan dimana mereka saling bahu membahu di

dalam membantu memanen hasil mau menanam bibit ini merupakan nilai gotong

royong yang luar biasa masih di jaga secara turun temurun. Mereka menanam dan

memanen memiliki masa yaitu 3 bulan sekali sehingga dapat di nilang sangat

produktif lahan yang di pakai, hasilnya pun berupa beras mayoritas di konsumsi

secara pribadi . Biasa yang terjadi pada petani penggarap di pulau jawa sistem bagi

hasil terdiri dari dua macam, jika yang ditanam merupakan tanaman basah (padi)

maka pembagian hasilnya setengah untuk Petani penggarap dan setengah untuk

pemilik lahan.

Pekerjaan sebagai Petani merupakan salah satu alternatif untuk dapat

melangsungkan kehidupan masyarakat kecil yang berada di kota maupun di desa,

pekerjaan ini dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa memerlukan pengetahuan yang

tinggi saja tanpa memerlukan pengetahuan yang tinggi karena dapat hanya

mengandalkan tenaga. Pada masyarakat tani dapat di bedakan menjadi beberapa

lapisan berdasarkan, antara lain, keberhasilan dalam mengelola usaha taninya,

pemilik lahan dan modal. Bagi sebagian petani yang belum berhasil terasa berat

beban mereka karena mereka harus mencukupi bermacam- macam kebutuhan

hidupnya.

Mengenai pihak peminjam dalam hal ini adalah PT. Pancakarya Marga Bakti

merupakan sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang Perkebunan kelapa sawit

serta properti perumahan kaitannya dengan pihak peminjam lahan dalam hal ini

petani memiliki surat perjanjian hitam di atas putih yang sudah di sepakati oleh

kedua belah pihak dimana garis besar isi dari surat perjanjian itu adalah

menjelaskan bahwa lahan yang digunakan bukan milik individu petani tetapi

merupakan lahan pinjaman yang di perbolehkan menggarap lahan tersebut dan

sewaktu-waktu apabila lahan yang di gunakan oleh yang punya lahan dalam hal ini

PT. Pancakarya Marga Bakti maka pihak petani tidak berhak untuk protes atupun

menuntut, dari keterangan tersebut tentunya merupakan suatu kebijakan yang mau

tidak mau harus di terima oleh kelompok tani sejahtera. Sehingga menimbulkan

polemik atau masalah yang akan datang di kemudian hari ketika lahan benar-benar

di ambil si empunya lahan (pihak Perusahaan) karena pada dasarnya Kelompok

masyarakat yang berprofesi sebagai petani penggarap padi yang dapat ditemui

ialah kelompok sejahtera Tani yang berada di Kelurahan Rapak dalam Kecamatan

Loa Janan Ilir Kota Samarinda. Kelompok Sejahtera Tani yang di dalamnya

Page 3: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 110-124

112

merupakan para Petani yang sejak dari tahun 2003 hingga saat ini kurang lebih

sekitar 15 tahun lamanya telah menggarap lahan milik PT. Pancakarya Marga

Bakti.

Tercatat jumlah petani waktu itu dalam keanggotaan kelompok Tani

Sejahtera sekitar 50 kepala keluarga tapi sekarang yang bertahan sekitar 21 kepala

rumah tangga. Mereka menggantungkan hidup pada lahan ini untuk di jadikan

sawah dan di tanami padi. Maka dari itu Penulis sangat tertarik dengan dan

mengambil masalah yang di teliti ini dimana peneliti dapat melihat cara maupun

suatu bentuk mobilitas survive Kelompok Sejahtera Tani yang nota bene

keseluruhan anggotanya adalah merupakan sebagian kecil dari masyarakat suku

Toraja yang bermukim di kelurahan Mangkupalas. Kelompok sejahtera Tani yang

berada di wiliyah administratif Kelurahan Rapak Dalam yang sejak dari tahun

2003 hingga saat ini telah lama menggarap lahan milik PT. Pancakarya Marga

Bakti.

Ini merupakan fakta sosial yang tidak bisa di biarkan begitu saja tetapi perlu

diketahui masalah itu tidak sampai di kelompok Sejahtera Tani saja , melainkan

ada kehidupan lain diluar sawah yaitu rumah tangga yang harus setiap harinya

diberi makan apalagi yang mengantungkan hidup di lahan tersebut tercatat jumlah

KK tani sebanyak 21 orang dimana masing-masing kk pastinya memiliki anggota

keluarga yang wajib di penuhi kebutuhan pokoknya selain makan, hal ini menjadi

salah satu dari sekian masalah yang setiap hari di hadapi oleh para Petani

penggarap sawah di ladang tersebut.

Kerangka Dasar Teori

Livelihood

Livelihood dapat diartikan sebagai penghidupan dalam arti luas. Livelihood

atau penghidupan juga dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan setiap orang

untuk memperoleh penghasilan, termasuk kapabilitas mereka, aset yang dapat

dihitung seperti ketersediaan dan sumber daya, serta Aset yang tak dapat dihitung

seperti klaim dan akses. Menurut Sajogyo (dalam Dharmawan; 2007) “livelihood

dan mata pencarian masyrakat pedesaan selalu merujuk pada sektor pertanian”

(dalam arti luas). Dalam posisi sistem ekonomi yang demikian, basis mata

pencarian rumah tangga petani adalah segala aktivitas ekonomi sektor pertanian

dan Non-pertanian. Karakteristik sistem livelihood yang dicirikan dengan

bekerjanya kedua sektor ekonomi macam ini, dibangun oleh 3 elemen penting.

Ketiga elemen tersebut yaitu: (1). Infrastrukutur sosial (setting kelembagaan dan

tatanan norma sosial yang berlaku, (2) struktur sosial (setting lapisan sosial,

struktur agrarian,struktur demografi, pola hubungan pemanfaatan ekosistem lokal,

pengetahuan lokal), (3) supra-struktur sosial.

Page 4: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

Strategi Livelihood Petani Penggarap Sawah di Kelurahan Rapak Dalam (Eddwin Sampe)

113

Petani Penggarap

“Petani penggarap merupakan petani yang bekerja di lahan pertanian milik

seorang pemilik lahan dengan bayaran uang ataupun hasil tani saat panen tiba”

(Marsudi, 2011). Pada dasarnya, petani penggarap sama saja dengan petani biasa

pada umunya. Namun, yang membedakan hanyalah lahan pertanian tempat petani

tersebut bekerja. Petani penggarap bekerja pada lahan milik orang lain. Hal

tersebut disebabkan banyaknya kasus pengalih fungsian lahan, khususnya di pulau

Jawa. Pengalihan fungsian lahan tersebut kini sudah merambah sampai ke desa-

desa. Munculnya fenomena petani penggarap dikarenakan adanya dua pihak yang

saling membutuhkan yaitu si petani yang sudah tidak lagi memiliki lahan (akibat

pengalih fungsian lahan) dan orang memiliki lahan tetapi enggan mengolahnya

secara mandiri. Oleh karena itu, muncullah istilah petani penggarap bagi mereka

para petani yang menggarapkan lahan pertanian milik orang lain tersebut. Tidak

adanya lahan dan ,minimnya kemampuan membuat para warga tersebut berprofesi

menjadi Petani penggarap.

Petani penggarap pada umumnya adalah petani yang menggarap atau

mengerjakan lahan orang lain. Biasanya modal untuk menggolah lahan pertanian

berasal dari petani penggarap itu sendiri atau petani pemilik dengan upah yang di

terima oleh petani penggarap itu sendiri atau petani pemilik dengan upah yang

diterima oleh petani penggarap terjadi kesepakatan atau interaksi yang terjadi

kesepakatan atau interaksi yang membentuk suatu hubungan sosial. Pemenuhan

kebutuhan pokok keluarga petani penggarap juga dipengaruhi oleh pendapatan

yang diperoleh petani penggarap. Pendapatan yang diperoleh petani penggarap ,

juga dapat mempengaruhi kepemilikan barang dan harta apa saja yang dimiliki

oleh petani penggarap, jika pendapatan yang diperoleh petani penggarap tinggi

maka akan banyak barang dan harta yang dimiliki oleh keluarga petani penggarap,

begitu pun sebaliknya, jika pendapatannya rendah maka kepemilikan hartanya

akan terbilang sedikit.

Petani penggarap memiliki kesejahteraan yang lebih rendah dibandingkan

petani pada umumnya. Hal ini disebabkan petani penggarap memiliki perjanjian

bagi hasil dengan si pemilik lahan. Biasanya, yang terjadi pada Petani penggarap

di Pulau Jawa sistem bagi hasil terdiri dari dua macam. Jika yang ditanam

merupakan tanaman basah (padi) maka pembagian hasilnya setengah untuk

pemilik lahan. Ketika tanaman yang ditanam adalah tanaman kering

(jagung,palawijaya), maka pembagiannya adalah tiga bagian untuk petani

penggarap dan dua bagian untuk si pemilik lahan. Ini hamper sama dengan apa

yang di hadapi oleh Petani penggarap yang berada di kelompok Sejahtera Tani

dimana mereka menggunakan sistem pinjam lahan terhadap perusahaan

Pancakarya Marga Bakti melalui surat hitam di atas putih dengan di tandatangani

oleh masing- masing anggota kelompok Sejahtera Tani namun pihak perusahaan

Page 5: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 110-124

114

itu sendiri tidak membebani dengan bagi hasil seperti hal pada umumnya yang di

lakukan oleh para pemilik lahan.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu jenis

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku dapat di amati. Serta penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,dimana peneliti merupakan insturmen

kunci. Penelitian ini juga mendeskripsikan secara sistematika fakta dan

karakteristik objek yang di teliti secara cepat.

Hasil Penelitian

Strategi Livelihood Petani Penggarap di Kelurahan Rapak Dalam Kecamatan

Samarinda Sebrang Kota Samarinda

Dalam bentuk pentagonal Aset Modal Manusia (Human Capital)

Didalam startegi livelihood dalam bentuk Pentagonal Aset pada poin yang

pertama yaitu modal Manusia di kelompok sejahtera Tani merupakan keseluruhan

dan potensi masing-masing anggota di lahan garap tersebut, baik dari segi

pemenuhan kebutuhan maupun pengolahan lahan pinjaman tersebut yang menjadi

salah satu indikator ada atau tidaknya manusia yang memiliki potensi yang di

lakukan petani alias anggota dari kelompok sejahtera Tani.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti menemukan bahwa

masyarakat petani yang mengelolah lahan itu bukan merupakan masyarakat

kelurahan Rapak Dalam melainkan Masyarakat yang mayoritas dari Kelurahan

mangkupalas yang tidak jauh jaraknya dari lokasi lahan tersebut, dimana mereka

memulai aktivitas dan beranjak dari rumah subuh sekali untuk beraktivitas di

ladang seharian hingga maghrib baru balik, dan seterusnya rutinitas itu di lakukan

setiap harinya terkadang juga ada yang menginap di pondok yang mereka buat

apalagi di masa panen.

Serta jika di lihat berdasarkan data jumlah keanggotan Kelompok Sejahtera

Tani yang memilki anggota sebanyak 21 orang,untuk dalam rumah tangga sendiri

memang benar adanya bahwa profesi sebagai Petani Penggarap itu sendiri

merupakan bagian pokok dalam menunjang kebutuhan rumah tangga karena hasil

yang mereka peroleh tidak untuk di jual melainkan di konsumsi sendiri walaupun

kalau bisa di bilang sesuai pernyataan-pernyataan hasil wawancara diatas yang di

tanyakan peneliti saat turun langsung ke lapangan menunjukan taraf hidup yang

minim atau menegah ke bawah karena hasil yang mereka dapat hanya cukup di

makan dan untuk pemenuhan kebutuhan lain seperti sekolah anak mereka sering

mengalami kesulitan dalam mencukupinya. Belum lagi dari sisi pemenuhan

kebutuhan anggota keluarga lainnya yang dimana mereka perlu memenuhi

Page 6: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

Strategi Livelihood Petani Penggarap Sawah di Kelurahan Rapak Dalam (Eddwin Sampe)

115

kebutuhan pokoknya seperti makan, minum, tentunya butuh anggaran dan untuk

berbelanja.

Dalam Bentuk Dimensi Aset Modal Alam (Nature Capital)

Tentu tidak diragukan lagi dengan keadaan sumber daya alam yang di garap

oleh Petani Penggarap sebagai kelompok Sejahtera Tani ini dikarenakan fakta

yang sesuai di lapangan bahwa tanah atau lahan yang di pakai merupakan lahan

yang di milki oleh PT. Pancakarya Marga Bakti yang dimana sistem pinjam di

berlakukan, sejalan dengan itu lahan ini merupakan asebagian kecil dari lahan

yang seharusnya di fungsikan sebagai lahan Developer (lahan pembangunan

Properti), namun dengan kebijaksanaan beliau alm. Luther kombong yang saat itu

masih sehat di pinjamkan lah ke perorangan waktu itu (sesuai bunyi dari surat

pernyataan), dengan tujuan agar lahan itu dapat produktif dari di biarkan saja

dalam bentuk lahan hutan dan sebagian rawa.

Lahan hutan dan sebagian besar lahan rawa atau lahan basah merupakan

bentuk dimensi Aset Modal Sumber Alam yang di manfaatkan oleh Kelompok

Sejahtera Tani, dimana lahan tersebut menyediakan air yang cukup melimpah

dalam mengairi persawahan di sana, dan di satu sisi terdapat juga lahan hutan yang

kayu serta buah-buahan yang dapat di manfaatkan, sebagai salah satu contohnya

durian hutan , rambutan lokal Kalimantan yang dapat tumbuh subur. Selian itu

juga terdapat pohon yang airnya dapat di konsumsi sebagai minuman atau yang di

kenal masyarakat suku Toraja sebagai minuman Tuak yang dapat di konsumsi

sendiri dan bahkan dapat dijual.

Dengan begitu lahan ini potensi begitu besar jika benar-benar di fokuskan

dalam pemberdayaanya dan secara khusus ada pengetahuan dan pengalaman yang

berharga ketika kita melihat bagaimana mereka/petani Penggarap mengupayakan

dan memaksimalkan sumber daya alam yang ada sebagai suatu langkah-langkah

strategi aktif agar kehidupan rumah tangga mereka berlangsung walaupun di satu

sisi kedepan para petani penggarap masih memilki kekhawatiran jika memang

lahan ini di ambil ahli oleh pihak keluarga serta mitra perusahaan maka mereka ha

nya bisa pasrah dan tentunya kehilangan mata pencaharian utama ini muaranya

akan kembali ke masalah sosial dan adanya pengganguran, hal ini sangat perlu di

perhatikan tidak hanya tentu perusahaan namun dari pihak Pemkot itu sendiri

seharusnya harus dari sekarang memikirkan hal itu melalui dinas terkait dalam hal

ini Dinas Pertanian , memang sejauh ini sudah di lakukannnya penyuluhan namun

tidak efektif rasanya dan masih kurang dari tepat sasaran, seharusnya selain

sosialisasi yang terus di laksanakan dan pengadaan barang maupun obat dan

sebaginya.

Perlunya juga di kembangkan konsep lain sebagai contohnya membantu

dalam memberdayakan secara masif kepada bagaimana hasil yang mereka peroleh

di ladang dapat di putar dengan baik dan menghasilakn nilai ekonomis sehingga

Page 7: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 110-124

116

menambah value atau nilai yang baik pada perekonomian rumah tangga atau

paling tidak bagaimana mengajarkan dan membina secara langsung dari mulai

penyemaian, pembibitan, atau pada saat masa panen agar lebih efektif, karena

sebagai contohnya saja gambaran yang ada di tanah papua pada masa kini

pemerintah pusat gencar saat ini menumbuhkan perekonomian bangsa melalui

mengenal komiditi utama bangsa yaitu pada kepada saudara kita di merauke sana

sehingga secara besar-besaran di buka lahan agar bisa di gunakan untuk bercocok

tanam padi dengan tujuan Indonesia bisa sejahtera dan pemerataan perekonomian

dapat terjadi, tentunya respon masyarakat papua di sana ada yang menerima

konsep ini da nada juga yang sinis melihat nya kedepan, kenapa ini terjadi?,

Mengambil referensi dari youtube penulis mencoba melihat fakta yang

disana bukan sebagai membandingakan namun meilhat secara kaca mata ilmiah

pada documenter perjalanan 2 jurnalis pada EKSPEDISI BIRU , yang peneliti

sering nonton ada poin utama yang didapat dari salah satu video documenter itu

yaitu “ Keluarga MAHUZE‟S”, dimana ini merupakan salah satu marga dari suku

asli papua yang tetap gigih memperjuangkan dan mempertahankan lahan yang

mereka anggap sebagai „ibu‟ dan tanah adat yang menghidupkan mereka sedari

lamanya turun temurun dari nenek moyangnya hingga sekarang, namun ada

polemik yang terjadi dimana lahan itu di coba untuk di buka sebagai lahan

konsensi kelapa sawit dan untuk lahan komiditi padi, tentunya marga

“MAHUZE‟S” menolak dengan keras, selain beralasan tanah tanah leluhur ,

mereka juga beranggapan “dengan bercocok tanam padi membutuhkan proses

yang lama kalau kami hanya butuh sagu , sagu tidak perlu di tanam alam yang

sediakan hanya butuh sehari sudah bisa proses dan di pakai dalam setengah tahun

sedangkan padi lama belum lagi kita hanya di sediakan bibit tanpa di bombing

secara efektif itu menambah persoalan bagi kami” tutur salah satu pemuka adat

keluarga MAHUZE‟S.

Beda hal nya lagi dengan yang berada di tanah jawa dimana mereka di

hadapkan dengan Perusahaan Semen yang akan mendirikan tapak lokasi

perusahaan yang sebagian besar kena lokasi pertanian atau sawah masyarakat

petani di sana.

Masyarakat adat Petani Samin namanya, yang merupakan rumpun keluarga

adat sedari lama ada dan bermukim dari perjuangan sejak jaman kolonial hingga

sekarang. Walaupun mereka bukan Petani Penggarap namun memiliki ciri sama

dengan Masyarakat Petani yang berada di samarinda dimana mereka saat ini

khawatir ketika lahan di ambil ahli oleh pihak Perusahaan maka jati diri mereka

akan hilang sumber kehdiupan satu-satunya akan hilang, makna penting yang di

dapat diatas adalah apakah dengan berprofesi Petani masyarakat Indonesia tidak

akan sejahtera?” ini yang menjadi polemik berkepanjangan yang seharusnya butuh

solusi bukan kolusi ataupun polusi. Namun Masyakrakat Petani Penggarap

Kelompok Sejahtera Tani boleh bisa di bilang sangat terbantukan dengan adanya

Page 8: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

Strategi Livelihood Petani Penggarap Sawah di Kelurahan Rapak Dalam (Eddwin Sampe)

117

lahan ini dan bersyukur sudah di berdayakan walaupun hanya sebatas peminjaman

lahan tanpa adanya pemberdayaan lebih lanjut.

Dalam Bentuk Dimensi Aset Modal Fisik (Phsicyal Capital)

Yaitu, rumah, alat dan mesin, stok pangan atau ternak, perhiasan dan

peralatan pertanian;Jika kita berbicara tentang modal fisik dalam hal ini

merupakan akomodasi berupa peralatan untuk menunjang berlangsungnya proses

bercocok tanam maka fakta di lapangan kelompok Sejahtera Tani mengalami

suatu situasi yang bisa di bilang kurang menguntungkan karena dimana mereka

dari tahun 2003 hingga saat (kurang lebih 15 tahun lamanya) masih menggunakan

peralatan tradisional diluar dari bantuan yang ada dan masih minim dari dinas

terkait, saya melihat dalam keseharian aktivitas mereka bisa dikatakan boros

tenaga dan waktu karena modal fisik yang semestinya di penuhi seperti mesin

dros, traktor, bibit, pupuk dan obat hama. Mereka beli , menyewa secara pribadi.

Untuk dinas terkait dalam hal ini Dinas Pertanian dalam melaksanakan

penyuluhan kelapangan memberikan baik itu bantuan alat maupun obat dan pupuk

seadanya sehingga hasilnya tidak maksimal karena penggarapan tidak di dukung

dengan baik dalam arti secara keseluruhan modal sendiri, jadi di simpulkan bahwa

para petani penggarap bercocok tanam menggunakan modal sendiri tanpa di

dukungnya alat yang memadai dan kurang tepatnya sasaran bantuan.

Hal ini yang perlu menjadi perhatian dari pemerintah kota untuk menentukan

arah kebijakan agar tepat sasaran. Pernyataan ini selaras dengan apa yang di

sampaikan oleh salah satu anggota kelompok Sejahtera Tani yaitu Ibu Damaris

Tandi yang mewakili suara harapan para Petani Penggarap yang ada di lahan

tersebut, harapanya adalah agar kedepan Perusahaan maupun Pemkot, dan Dinas

Pertanian dapat berkolaborasi dalam mengambil dan menentukan kebijakan baru

agar keberlangsungan hidup Para Petani penggarap Sawah terjadi seperti

contohnya menyediakan lahan baru jika suatu waktu lahan ini di ambil,

memfasilitasi dalam proses menggarap seperti Pengadaan alat,barang dan obat-

obatan hama dan perangsang tumbuhan padi, bila kalau perlu adanya

pemerberdayan yang tidak hanya memfokuskan pada menunjang aktivitas di lahan

namun ada juga usaha lain yang bunyinya sama dalam memberdayakan.

Dalam Bentuk Dimensi Aset Modal Finansial (Financial Capital)

Yaitu, uang dalam rekening tabungan atau kaus kaki tua, pinjaman atau

kredit; Mengenai modal finansial di kelompok Sejahtera Tani hampir bisa di

bilang tidak memiliki tabungan yang signifikan , hal ini dikarenakan itu tadi hasil

yang kurang dan kurangnya dukungan dari instansi yang terkait dalam membantu

permodalan tentu ini mempengaruhi siklus ekonomi rumah tangga para petani dan

tidak ada kemajuan yang efsien dan boleh dikata jalan di tempat karena pada

dasarnya mereka memenuhi kebutuhan rumah tangga. ini merupakan salah satu

Page 9: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 110-124

118

masalah yang dihadapi para Petani penggarap di kelompok Sejahtera Tani Yang

berjuang untuk hidup beradaptasi pada lingkungan dan menyesuaikan melalui

strategi yang mereka terapkan.

Jika melihat lagi ke hasil wawancara hampir keseluruhan, maka sudah jelas

bahwa untuk memilki tabungan, atau kaos kaki tua saja tidak dapat terlaksana

dengan baik ini tentunya bukan tanpa alasan namun ada alasan yang kuat mengapa

hal ini sukar untuk di laksanakan, yaitu:

1. Tidak memilki ladang/tanah sendiri

Terlihat dari pernyataan ibu Damaris (salah atu anggota), untuk tanah saja

selain tanah yang didirikan rumah pribadi tidak punya, untuk menabung saja

beliau kesulitan dalam melaksanakan ini dikarenakan kebutuhan yang tiap hari

harus di penuhi belum lagi kebutuhan sekolah dan hasil yang digarap hanya

cukup untuk di makan tidak bisa untuk di kelola lebih lanjut.

2. Bagi hasil panen

Sistem bagi hasil ketika panen terlihat dan sudah lama di lakukan , hal ini

terjadi karena dalam proses memanennya di butuhkan tenaga lebih agar semua

bisa diambil , padi yang panen belum tentu milik seutuhnya yang memanen ini

bukan karena pihak perusahaan mengambil persenan namun di bagi hasil atau

pemberian upah kepada orang yag ikut bantu , ini selaras dengan apa yang di

sampaikan oleh Ibu Laberthin Sali dimana sering beliau ataupun anggota lain

menggunakan tenaga pembantu untuk memanen dan untuk mengupahnya bisa

dibayar dengan uang ambil contoh dalam sehari pemabntu panen bisa di upah

sebesar 100 ribu ataupun di bayar dengan 3 muk beras atau 3 kaleng padi, itu

pun memanen tidak dalam sehari habis namun bisa sering berminggu-minggu

tergantung dari matangnya padi , bukannya Ini menjadi faktor baru lagi karena

jika di hitung-hitung dengan petani penggarap yang menggarap beberapa petak

lahan dengan biaya mandiri dibandingan dengan pembantu panen maka lebih

menguntungkan pembantu panen apalagi sistem sama saja dengan hasil panen

di bagi dua.

3. Kelola lahan

Dalam mengolah lahan tentu saja SDM sebagai penentu sebagai kecakapan

dan ketangkasan, namun ada faktor penting lain dimana lahan yang di garap

dengan harapan bisa menghasilakan baik, untuk kelola lahan ini sendiri masih

di bilang minim dan tidak terkordnir dengan baik ini terlihat dengan alat yang

digunakan terbatas dan kurang seperti mesin dros yang kurang maksimal

dalam pengadaanya karena jumlah mesin dros dengan luas lahan tidak

seimbang begitulah pemakain mesin traktor jauh dari kata standar pemenuhan

kebutuhan , obatan-obatan yang hanya sebatas percontohan atau uji coba, bibit

yang di sediakan kurang maksimal pembagiannya dan terkadang harus di beli

sendiri, ini merupakan segala sesuatu yang menghambat stimulun dalam

Page 10: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

Strategi Livelihood Petani Penggarap Sawah di Kelurahan Rapak Dalam (Eddwin Sampe)

119

menginventasikan hasil panen buat masa depan terkhususnya perekonomian

rumah tangga.

Ketiga poin diatas merupakan bagian-bagian penting dalam tantangan

startegi bertahan hidup para petani penggarap di kelompok Sejahtera Tani yang

sejauh ini peneliti liaht sesuai fakta di lapangan dan ini yang perlu di perhatikan ,

sesuai dengan pernyataan itu maka sangat dibutuhkan terobosan baru agar

pertumbuhan dan sistem bercocok tanam sebagai bentuk strategi bertahan hidup

dapat memiliki ciri ekofisien-keberlanjutan yang baik , umpamanya saja jika

memang kolaborasi yang di harapkan ada dan terlaksana maka para Petani

Penggarap yang ada di lahan pinjaman tersebut memilki potensi yang besar untuk

lebih sejahtera dengan misalnya didirikan objek edukasi lapangan kepada sekitar

masyarakat ataupun masyarakat kota samarinda bagaimana cara bercocok tanam

padi sawah, pusat kajian padi sawah yang berada di tengah perkotaan yang

heterogen seperti Kota Samarinda,dan bahkan yang lebih baik sebagai labotarium

lapangan tempat mahasiswa-mahasisiwi menyelaraskan teroi yang di dapat di

kelas.

Dalam Bentuk Dimensi Aset Modal Sosial Yang menunjuk pada kualitas hubungan antara orang-orang, misalnya,

apakah seseorang dapat mengandalkan dukungan dari satu keluarga atau bantuan

dari tetangga (mutual).

Modal Sosial adalah merupakan salah satu bagian terpenting penunjang

keberlangsungan hidup para Petani Penggarap di kelompok sejahtera Tani , ini

dikarenakan sesuai dengan hasil wanwancara kepada salah satu anggota yang

bernama pak Yulius yang lahan berdampingan dengan anggota lainnya, dimana

beliau menyampaikan bahwa untuk kualitas sosial dalam hal ini semangat gotong

rotyong di lingkungan kami masih bisa di bilang baik namun untuk penggunaan

barang masih minim untuk di pakai secara bersama karena sistemnya seperti siapa

yang duluan panen itu yang pakai namun pengaturan tidak termanajemen dengan

baik ini tidak terlepas dari peran pengurus Kelompok sejahtera Tani dimana sesuai

pernyataan beliau kurangnya kepedulian dalam mengkodinir anggota-anggota

yang ada, jarangnya rapat evaluasi dalam penggunaan ataupun sosialisasi kegiatan,

ini dapat terlihat juga mereka berkumpul keseluruhan jika hanya dinas pertanian

melalui petugas penyuluhan turun kelapangan namun setelah pertemuan kembali

seperti semula sibuk pada lahan masing-masing. Seharusnya bila di lihat dengan

jeli maka banyak potensi yang hadir dan dapat terealisasi dengan baik jika dari

pengurus dan anggota dapat menjalin komunikasi dengan baik.

Terlepas dari faktor x yang ada di lapangan untuk di lingkungan rumah

tangga masing-masing mereka dengan maksimal mungkin memanfaatkan jaringan

yang ada seperti contoh saja yang di lakukan oleh Ibu Dina dimana selain padi

yang di tanam, beliau menanam sayur mayur dengan bibit yang didapat dari

Page 11: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 110-124

120

pembagian PPA Gefima yang merupakan organisasi internal di salah satu gereja

yang berada di kelurahan Mangkupalas, ini merupakan suatu bentuk dalam

pemanfaatan strategi jaringan yang dimana menggunakan jaringan terdekat di

lingkungan sekitaran rumah maupun lahan sehingga dapat berguna dalam

pemenuhan kebutuhan Rumah Tangga. Lain hal dengan Ibu Selvi yang dalam

serumah memiliki 3 orang anak dengan 3 rumah tangga (masing-masing

berkeluarga),salah satu menantu kerja di kapal dan yang satu masih mencari

pekerjaan, jadi keselurahan kalau di total dengan anak cucu 9 orang di rumah.

Sesuai dengan pernyataan ibu Selvi kalau tidak berusaha seperti ini dalam 1

bulan itu beras kalau di bulatkan beli sebesar satu juta belum lagi pemenuhan yang

lain, selain itu sayur mayur sebagai salah satu penyokong kebutuhan dapur rumah

tangga untuk di jual kembali ke pasar atau market-market terdekat macam timun

yang jika hasil di jual bersih dapat hampir 200 ribu dengan masa Idul Fitri di jual 1

kg 10 ribu di bantu dengan seorang anak kandung dalam memasarkan hasil dari

apa yang ditanam, ini merupakan suatu bentuk dari jaeingan aktif yang

memanfaatkan sanak keluarga serta memaksimalkan sumber daya pendukung

yang ada untuk di kelola agar terpenuhi.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Modal Manusia (Human Capital)

Konsep modal sosial muncul dari pemikiran bahwa anggota masyarakat tidak

mungkin dapat secara individu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

Diperlukan adanya kebersamaan dan kerjasama yang baik dari segenap

anggota masyarakat yang berkepentingan untuk mengatasi masalah tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dan pembahasan diatas maka dalam dimensi aset

Modal manusia menunjukan potensi yang besar dilihat dari jumlah keanggotan

Kelompok Sejahtera Tani namun menunjukan taraf hidup yang minim atau

menegah ke bawah karena hasil yang mereka dapat hanya cukup di makan dan

untuk pemenuhan kebutuhan ini dikarenakan oleh latar belakang yang rata-rata

pendidikan tamatan SMP dan SMA sehingga dalam pengelolaannya terbatas

pada pemenuhan kebutuhan rumah tangga, selain itu pada usia rata-rata yang

dimilki petani Penggarap pada usia yang tidak lagi muda dan diatas usia

produktif.

2. Modal Alam (Nature Capital )

Tentu tidak diragukan lagi dengan keadaan sumber daya alam yang di garap

oleh Petani Penggarap sebagai kelompok Sejahtera Tani ini dikarenakan fakta

yang sesuai di lapangan bahwa tanah atau lahan yang di pakai merupakan

lahan yang di milki oleh PT. Pancakarya Marga Bakti yang dimana sistem

pinjam di berlakukan, sejalan dengan itu lahan ini merupakan asebagian kecil

dari lahan yang seharusnya di fungsikan sebagai lahan Developer (lahan

Page 12: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

Strategi Livelihood Petani Penggarap Sawah di Kelurahan Rapak Dalam (Eddwin Sampe)

121

pembangunan Properti), namun dengan kebijaksanaan beliau alm. Luther

kombong yang saat itu masih sehat di pinjamkan lah ke perorangan waktu itu

(sesuai bunyi dari surat pernyataan) , dengan tujuan agar lahan itu dapat

produktif dari di biarkan saja dalam bentuk lahan hutan dan sebagian rawa.

Pada modal alam untuk petani Penggarap yang berada di Kelompok Sejahtera

Tani memiliki keuntungan baik di kebutuhan air yang sangat memadai untuk

pengairan sawah sebagi tempat bercocok tanam, dan juga kondisi flora dan

fauna liar yang masih bisa hidup berdampingan dengan aktivitas Petani pada

lahan garapan tersebut, karena dulunya sebelum menjadi lahan garapan lahan

tersebut merupakan lahan rawa basah yang lumpurnya lumayan dalam dan

dikelilingi oleh hutan diatas perbukitan, sehingga hewan liar seperti burung,

ikan, biawak dan berang bisa hidup di ekosistem tersebut.

3. Modal Fisik ( Phisycal Capital)

Lebih merujuk pada kepemilikan rumah,alat dan mesin dan berbagai macam

peralatan yang berbau pertanian. Melihat dari dimensi Modal Fisik maka

untuk kondisi dilapangan pada Petani Penggarap Sawah di Kelurahan Rapak

Dalam Kecamatan Samarinda Sebrang , sangat sederhana dalam menunjang

aktivitas disawah terlihat dari ketika dalam proses menanam mereka harus

mengandalkan bibit sendiri, dan mengolah lahan yang serba tradisional

menggunakan peralatan tani yang sederhana seperti cangkul,linggis, sekop,

serta untuk dalam proses panen masih di bilang lambat dan harus bergantian

untuk penggunaan mesin dros (mesin perontok padi).

4. Modal Finansial (Financial Capital )

Kondisi finansial merujuk pada tabungan, kaos kaki tua, atau bentuk investasi

kedepan, kesimpulan yang didapat. Mengenai modal finansial di kelompok

Sejahtera Tani hampir bisa di bilang tidak memiliki tabungan yang signifikan ,

hal ini dikarenakan itu tadi hasil yang kurang dan kurangnya dukungan dari

instansi yang terkait dalam membantu permodalan tentu ini mempengaruhi

siklus ekonomi rumah tangga para petani dan tidak ada kemajuan yang efsien

dan boleh dikata jalan di tempat karena pada dasarnya mereka memenuhi

kebutuhan rumah tangga. Namun ada jug dari beberapa responden yang

memiliki tabungan pada koperasi simpan pinjam yang dapat mempermudah

akses kepada para anggotanya dengan bunga yang serendah-rendahnya,

sehingga dapat membantu dalam mengembangkan dan memperluas usahanya

seperti petani penggarap dapat membeli pupuk, benih unggul,cangkul, dan

alat-alat pertanian lainnya.

5. Modal Sosial (Social Capital )

Modal sosial yang dimilki petani Penggarap sawah sedari lama sudah ada

dimilki ketika dalam proses peminjaman lahan kepada Alm. Luther Kombong,

ini merupakan sesuatu yang unggul dan menjadi dasar yang kuat dalam proses

menggarap lahan pinjaman tersebut, karena tidak serta-merta lahan garapan itu

Page 13: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 110-124

122

alngsung bisa di alih fungsikan sebagai sawah namun ada surat yang menjadi

legalitas, tidak hanya sebatas pada rasa empati yang dimilki beliau namun

merupakan suatu bentuk pemberdayaan kepada masyarakat adat Suku Toraja,

terkhususnya pada masyarakat Toraja yang berada di kelurahan Mangkupalas.

Kualitas sosial dalam hal ini semangat gotong royong di lingkungan kami

masih bisa di bilang baik namun untuk penggunaan barang masih minim untuk

di pakai secara bersama karena sistemnya seperti siapa yang duluan panen itu

yang pakai namun pengaturan tidak termanajemen dengan baik ini tidak

terlepas dari peran pengurus Kelompok sejahtera Tani dimana sesuai

pernyataan beliau kurangnya kepedulian dalam mengkodinir anggota-anggota

yang ada, jarangnya rapat evaluasi dalam penggunaan ataupun sosialisasi

kegiatan, ini dapat terlihat juga mereka berkumpul keseluruhan jika hanya

dinas pertanian melalui petugas penyuluhan turun kelapangan namun setelah

pertemuan kembali seperti semula sibuk pada lahan masing-masing.

Terhadap lahan pinjaman PT. Pancakarya Marga Bakti, yang merupakan

perusahaan Kelapa sawit dan pembangunan properti. Dimana Para Petani

Penggarap tergabung dalam Kelompok Sejahtera Tani sebagai peminjam lahan

memilki potensi yang besar selama ini namun belum efektif dikembangkan

dan di berdayakan, sejauh ini hanya sebatas dalam startegi untuk pemenuhan

kebutuhan pokok rumah tangga yang nota bene masih di bilang menengah

kebawah, karena keterbatasan di segala aspek pengolahan lahan dan

pemanfaatan sumber daya alam yang disediakan oleh lahan tersebut, akan

tetapi mereka sangat bersyukur sampai saat ini sangat terbantukan dengan

lahan yang di pinjam ini yang dimana berangkat dari gagasan-gagasan atau ide

dari perorangan yang dapat di rasakan oleh kelompok, berangkat juga dari

persetujuan dari alm. Luther Kombong yang memang memilki intergritas,

sosial, dan memberdayakan masyarakat khsususnya masyarakat Toraja,

sehingga jiwa sosial tinggi beliau sampai saat ini masih dirasakan. Fakta

lainnya adalah ternyata sebagian besar yang menggarap atau sebagai profesi

Petani Penggarap Di lahan tersebut adalah bukan dari Kelurahan Rapak Dalam

melainkan warga dari Kelurahan Mangkupalas yang jaraknya tidak jauh dari

lokasi tersebut.

Saran

1. Modal Manusia (Human Capital)

Potensi yang di miliki oleh Petani Penggarap Kelompok Sejahtera Tani di

dimensi manusianya baik dan memiliki jumlah keanggotaan yang tetap ,

namun ketika menilik kembali kelapangan ada beberapa masalah yang

dihadapi oleh mereka selaku petani penggarap, salah satunya kurang kordinir

baik itu antar anggota maupun terhadap pengurus sehingga kepengurusan yang

ada kurang tepat dalam menjalani tugas dan tanggung jawabnya, serta untuk

Page 14: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

Strategi Livelihood Petani Penggarap Sawah di Kelurahan Rapak Dalam (Eddwin Sampe)

123

ke proses kegiatan sendiri anggota yang dengan secara mandiri menggarap

seharusnya hadirnya PT. Pancakarya Marga Bakti dapat memberi kebijakan

selain di awal tadi yaitu meminjamkan lahan, yang diperlukan oleh sumber

daya manusia di lahan tersebut adalah lebih diberdayakan lagi seperti

contohnya diberikan pelatihan dalam penanggulangan hama, atau sosialisasi

lain yang dapat mestimulun potensi manusia yang ada , kebijakan lain yang

bisa di terapkan adalah dengan lahan yang luas tersebut seharunsya bisa di

jadikan sebagai tempat edukasi bagi perguruan tinggi yang ada di samarinda

terkhusus pada bidang atau jurusan yang diberikan, sehingga menghasilkan

nilai yang lebih bagi petani Penggarap lahan tersebut dan bagi Perguruan

Tinggi.

2. Modal Alam (nature Capital)

Jika tadi melihat dari sisi Manusianya maka Sumber Daya Alamnya menjadi

salah satu indikator penting dalam proses kegiatan Petani penggarap sawah,

potensi yang dimilki oleh lahan tersebut bisa di bilang sangat mumpuni namun

semua tiada arti bila tidak di urusan dengan tepat guna, jika memang benar

lahan itu dapat produktif dengan baik selain di gunakan sebagai sawah maka

ada proses lain yang dapat dilakukan, contohnya saja Dinas pertanian dapat

melihat dari sisi ekoparawisatanya selain sebagi tempat edukasi lahan tersebut

memiliki luas yang bisa di manfaatkan , seperti tempat perternakan itik,

budidaya ikan mas dan lele, sehingga menambah pundi-pundi keuangan rumah

tangga Petani Penggarap.

3. Modal Fisik (Phsicyal Capital )

Selain pemberdayaan dalam bentuk sosialisasi, penting juga untuk pengadaan

barang yang dapat memobilisasi aktivitas petani dengan baik, memberikan

berupa alat pertanian bibit unggul, serta pupuk yang disesuaikan dengan

kebutuhan petani penggarap, karena selama ini mereka tidak merasakn secara

signifikan dan kurang efektif.

4. Modal Finansial (financial Capital)

Modal finansial yang di miliki oleh petani penggarap di kelurahan Rapak

Dalam Kecamatn Loa Janan Ilir , sangat minim ini di altar belakingi oleh hasil

yang di peroleh dan kebutuhan yang di perlukan tidak seimbang , sehingga

hasil panen yang di dapat hanya sebats di konsumsi sendiri, perlunya sebuah

terobosan baru dan inovatif dari pihak Perusahaan maupun Dinas Terkait

dalam memberi kebijakan yang bisa di kordinasikan dengan Pengurus

Kelompok Sejahtera Tani, sepertinya contoh mendirikan koperasi bersama

dengan tujuan dapat memberikan simpan pinjam bagi anggota kelompok tani,

atau juga bisa dalam bentuk membuka rekening bersama dengan bekerja sama

pihak Bank.

Page 15: STRATEGI LIVELIHOOD PETANI PENGGARAP SAWAH DI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 110-124

124

5. Modal Sosial (Social Capital)

Pada dimensi ini petani penggarap yang berda di kelurahan Rapak Dalam

unggul, karena padas dasarnya keberdaan lahan ini sudah lama emnjadi modal

sosial yang kuat sehingga dapat di fungsikan,namun akhir-akhir ini menjadi

masalah buat kedepan jika tidak dipikirkan dengan karena bisa saja lahan

tersebut dapat dapat di ambil kembali pemiliknya dalam hal ini PT.

Pancakarya Marga Bakti, sehingga petani penggarap yang ada perlu lahan baru

untuk digarap, hal ini bisa dicermati denganj baik bila Dinas Pertanian maupun

Pemkot samarinda mau bekerjasama dengan pemilik Perusahaan, merumuskan

bersama dimana lokasi yang baru dan strategis tempatnya.

Daftar Pustaka

Abidin, Z. (2014). Strategi Bertahan Hidup Petani Kecil di Desa Sindetiami

Kecamatan Besuk. Skripsi Ilmu Pengetahuam Sosial.

Binta Aulia, R. (2013). Strategi Penghidupan Berkelanjutan (sustainable

Livelihood) Masyarakat dikawasan Lahan Kering desa karang Patihan

Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Fakultas Ilmu Sosial Dan Hukum Universitas Negeri Surabaya.

Febriani, D. (2017). Strategi Bertahan Hidup Petani Penggarap di Jorong

Sarilamak Nagari Sarilamak Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh

Kota. Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas

Riau.

Handayani Puteri, R. . (2018). Strategi Bertahan Hidup Petani Penggarap Padi

Sawah di Nagari Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara.

Hindi, F. (2006). Strategi Kelangsungan Hidup. Skripsi.

Kriyanto, R. (2013). Teknik Menulis Skripsi & Etika Penulisan Ilmiah. Jurusan

Komunikasi UB.

Raharjo. (2004). Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Gadjah Mada

Universitas Press.

Safari, M. (2019). Strategi Penghidupan Rumah Tangga Petani Padi

Sawah(Studi di Desa Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai

Kabupaten Ogan Ilir.

Suharto, E. (2004). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

Wulandari. (2013). Kondisi Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah di Kelurahan

Mangalli Kecamatan Pallanga Kabupaten Gowa.

Indonesia Biru. Watchdoc image. Bumi Cipta Gelar-Ekspedisi Indonesia

Biru #05 http://indonesiabiru.com/ diakses 5 juni 2020)

Indonesia Biru. Watchdoc Image. The MAHUZes (full movie.

(http://watchdoc.co.id diakses 10 Juni 2020).