status pasien poliklinik

40
STATUS PASIEN POLIKLINIK I. IDENTITAS PENDERITA Nama : Ny. N Umur : 39 tahun Alamat : Cot Gadong Jeumpa Bireuen Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Suku : Aceh Pekerjaan : IRT Status perkawinan : Kawin Tanggal masuk RS : 14 Mei 2012 Tanggal pemeriksaan : 14 Mei 2012 II. ANAMNESIS 1. Keluhan Utama : Nyeri Pinggang 2. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang dengan keluhan utama nyeri pinggang bawah yang dirasakan semakin memberat sejak ± 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan nyeri ini sudah dialami sejak pasien sedang hamil 2 tahun yang lalu. Pasien berobat ke RS di Bireuen namun tidak dilakukan pemeriksaan radiologi karena kondisi hamil. Nyeri dirasakan dari pinggang bawah dan menjalar sampai ke tungkai bawah. Pasien adalah ibu rumah tangga dan sering melakukan aktivitas seperti 1

Upload: rizki-kurniawan

Post on 18-Nov-2015

76 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

status pasien poliklinis saraf

TRANSCRIPT

STATUS PASIEN POLIKLINIK

I. IDENTITAS PENDERITANama: Ny. NUmur: 39 tahunAlamat : Cot Gadong Jeumpa BireuenJenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamSuku : AcehPekerjaan : IRTStatus perkawinan: KawinTanggal masuk RS: 14 Mei 2012Tanggal pemeriksaan: 14 Mei 2012

II. ANAMNESIS1. Keluhan Utama : Nyeri Pinggang2. Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang dengan keluhan utama nyeri pinggang bawah yang dirasakan semakin memberat sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan nyeri ini sudah dialami sejak pasien sedang hamil 2 tahun yang lalu. Pasien berobat ke RS di Bireuen namun tidak dilakukan pemeriksaan radiologi karena kondisi hamil. Nyeri dirasakan dari pinggang bawah dan menjalar sampai ke tungkai bawah. Pasien adalah ibu rumah tangga dan sering melakukan aktivitas seperti menimba air, mengangkat beban berat, dan sebagainya. Riwayat jatuh tidak diketahui oleh pasien. Pasien juga mengeluhkan anggota gerak bawah terasa lemah yang dialami secara perlahan sejak 2 bulan terakhir dan terasa semakin memberat. Saat ini pasien sulit berjalan. Sentuhan di kaki masih terasa. Tidak terdapat keluhan pada buang air besar dan buang air kecil. Demam (-), batuk-batuk (-), penurunan berat badan (-).

3. Riwayat Penyakit Dahulu :Disangkal4. Riwayat Penyakit Keluarga :Disangkal

III. PEMERIKSAAN FISIK Kesadaran: Compos Mentis Tekanan Darah: 110/70 mmHg Nadi: 80 x/menit, reguler Pernafasan: 20 x /menit Suhu: 36,4C

IV. STATUS INTERNUSa. Kulit Warna: Sawo matang Turgor: Cepat kembali Sianosis: (-) Ikterus: (-) Oedema: (-) Anemia: (-)

b. Kepala Rambut:Hitam, sukar dicabut Wajah:Simetris, edema (-), deformitas (-).Mata:Conjunctiva pucat (-/-), ikterik (-/-), Refleks cahaya langsung (+/+),refleks cahaya tidak langsung (+/+)Pupil isokor 3 mm / 3 mm, diplopia (-) Telinga:Serumen (-/-) Hidung:Sekret (-/-)

Mulut Bibir:Bibir pucat (-), mucosa basah (+), sianosis (-) Lidah:Tremor (-), hiperemis (-) Tonsil: Hiperemis (-/-) Faring: Hiperemis (-)

c. Leher Inspeksi: Simetris Palpasi: JVP (N) R-2 cm H2O. Pembesaran KGB (-

d. Thorax InspeksiStatis : kesan normalDinamis : kesan normal Axilla: Pembesaran KGB (-)

Palpasi :Stem FremitusParu KananParu Kiri

Lapangan Paru AtasStem Fremitus NormalStem Fremitus Normal

Lapangan Paru TengahStem Fremitus NormalStem Fremitus Normal

Lapangan Paru BawahStem Fremitus NormalStem Fremitus Normal

Perkusi :Paru KananParu Kiri

Lapangan Paru AtasSonorSonor

Lapangan Paru TengahSonorSonor

Lapangan Paru BawahSonorSonor

Auskultasi :Suara Nafas PokokParu KananParu Kiri

Lapangan Paru AtasVesikulerVesikuler

Lapangan Paru TengahVesikulerVesikuler

Lapangan Paru BawahVesikulerVesikuler

Suara Nafas TambahanParu KananParu Kiri

Lapangan Paru AtasRh (-), Wh (-)Rh (-), Wh (-)

Lapangan Paru TengahRh (-), Wh (-)Rh (-), Wh (-)

Lapangan Paru BawahRh (-), Wh (-)Rh (-), Wh (-)

Thorak Belakang Inspeksi : Kesan normalStem FremitusParu KananParu Kiri

Lapangan Paru AtasNormalNormal

Lapangan Paru TengahNormalNormal

Lapangan Paru BawahNormalNormal

Perkusi:Paru KananParu Kiri

Lapangan Paru AtasSonorSonor

Lapangan Paru TengahSonorSonor

Lapangan Paru BawahSonorSonor

Auskultasi Suara Nafas PokokParu KananParu Kiri

Lapangan Paru AtasVesikulerVesikuler

Lapangan Paru TengahVesikulerVesikuler

Lapangan Paru BawahVesikuler Vesikuler

Suara Nafas TambahanParu KananParu Kiri

Lapangan Paru AtasRh (-), Wh (-)Rh (-), Wh (-)

Lapangan Paru TengahRh (-), Wh (-)Rh (-), Wh (-)

Lapangan Paru BawahRh (-), Wh (-)Rh (-), Wh (-)

Jantung Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat Palpasi: Ictus cordis di ICS V 1 jari di dalam LMCS. Perkusi: Batas Jantung Atas : Sela iga III Kiri : Linea Mid Clavikula Sinistra Kanan : Linea Para Sternal Dextra Auskultasi: BJ I > BJ II, regular, bising (-)

e. Abdomen Inspeksi: Simetris, distensi (-), tumor (-), vena collateral (-) Palpasi: Nyeri tekan (-), defans muscular (-) Hepar: Tidak teraba Lien: Tidak teraba Ginjal: Ballotement (-) Perkusi: Timpani, shifting dullness (-) Auskultasi: Peristaltik usus normalf. Genitalia: Tidak diperiksag. Anus: Tidak diperiksah. Tulang Belakang: Kesan normali. Kelenjar Limfe: Pembesaran KGB (-)j. Ekstremitas: SuperiorInferior

KananKiriKananKiri

Sianosis - - - -----

Oedema - - - -----

Fraktur - -- -----

V. STATUS NEUROLOGISA. G C S : E4 M6 V5 = 15 Pupil: isokhor 3 mm / 3 mm Reflek Cahaya Langsung: +/+ Reflek Cahaya Tidak Langsung: +/+ Tanda Rangsang Meningeal Tanda Laseque: (+) Tanda Laseque kontralateral: (-) Tanda Laseque terbalik: (-)-Neris sign: (-)

B. Nervi CranialesKelompok Optik Kanan Kiri Nervus II (visual) : VisusKesan NormalKesan Normal Lapangan PandangKesan NormalKesan Normal Melihat WarnaKesan NormalKesan Normal Nervus III (otonom) : Ukuran Pupil 3 mm 3 mm Bentuk Pupil Bulat Bulat Reflek Cahaya Langsung + + Reflek Cahaya Tidak Langsung + + Nistagmus (-) (-) Strabismus (-) (-) Nervus III, IV, VI (gerakan okuler)Pergerakan bola mata : Lateral dbn dbn Atas dbn dbn Bawah dbn dbn Medial dbn dbn Diplopia - -

Kelompok Motorik Nervus V ( fungsi motorik) Membuka mulut: dalam batas normal Menggigit dan mengunyah: dalam batas normal Nervus VII (fungsi motorik) Mengerutkan dahi: dalam batas normal Menutup mata : dalam batas normal Menggembungkan pipi: dalam batas normal Memperlihatkan gigi: dalam batas normal Sudut bibir: dalam batas normal Nervus IX & X (fungsi motorik) Bicara: dalam batas normal Reflek menelan: dalam batas normal Nervus XI (fungsi motorik) Mengangkat bahu : dalam batas normal Memutar kepala: dalam batas normal Nervus XII (fungsi motorik) Artikulasi lingualis: dalam batas normal Menjulurkan lidah: dalam batas normal

Kelompok Sensoris Nervus I (fungsi penciuman): Kesan normal Nervus V (fungsi sensasi wajah): Kesan normal Nervus VII (fungsi pengecapan): Kesan normal Nervus VIII (fungsi pendengaran): Kesan normal

C. Badan Motorik Gerakan respirasi: Abdominothoracal Bentuk columna vertebralis: Dalam batas normal Gerakan columna vertebralis: Simetris

Sensibilitas Rasa suhu: Dalam batas normal Rasa nyeri: Dalam batas normal Rasa raba: Dalam batas normal

D. Anggota Gerak Atas Motorik Pergerakan: normal/normal Kekuatan: 5555/5555 Tonus: +/+ Atrofi: -/- Refleks Biceps: +/+ Triceps: +/+

E. Anggota Gerak Bawah Motorik Pergerakan: terbatas/terbatas Kekuatan: 3333/4444 Tonus: +/+ Atrofi: -/- Jalan jinjit: terbatas Jalan dengan tumit: terbatas Refleks Patella: ++/++ Achilles: ++/++ Babinski: -/- Chaddok : -/- Schaeffer : -/- Gordon : -/- Oppenheim : -/-Klonus Paha : -/- Kaki : -/- Tanda Laseque: (+)Tanda Laseque kontralateral: (-)Tanda Laseque terbalik: (-)Neris sign: (-)Sensibilitas Rasa suhu: dbn Rasa nyeri: dbn Rasa raba: dbn

F. Gerakan Abnormal : (-)

G. Fungsi Vegetatif Miksi: Inkontinensia Urin (-) Defekasi: Inkontinensia Alvi (-)

H. Koordinasi, Cara Berjalan dan Keseimbangan Tidak diperiksa/sulit dinilai

I. Fungsi Luhur Memori: dalam batas normal Fungsi bahasa: dalam batas normal

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG MRI : Kesan Herniasi Nukleus Pulposus L4-5 dan S1-2 Foto lumbosakral AP/Lat: Kesan dalam batas normal

VII. RESUMENy. N, seorang perempuan usia 39 tahun bersuku Aceh datang dengan keluhan utama nyeri pinggang yang dirasakan memberat selama 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri pinggang tersebut diakui pasien sudah dialaminya selama 2 tahun terakhir. Nyeri dirasakan dari pinggang bawah dan menjalar sampai ke tungkai bawah. Pasien sering melakukan aktivitas seperti menimba air dan mengangkat beban berat. Pasien juga mengeluhkan anggota gerak bawah terasa lemah yang dialami secara perlahan sejak 2 bulan terakhir dan terasa semakin memberat. Saat ini pasien sulit berjalan. Sentuhan di kaki masih terasa. Demam (-), batuk-batuk (-), penurunan berat badan (-). Riwayat penyakit dahulu disangkal. Riwayat penyakit keluarga disangkal.Pada pemeriksaan umum didapatkan kesadaran compos mentis, TD: 110/70 mmHg, frekuensi nadi: 80 x/menit, frekuensi napas: 20 x/menit, suhu: 36,4C, keadaan umum: baik, mata: konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, jantung: BJ I dan BJ II normal, murmur (-), gallop (-). Paru: vesikular, Rh (-/-), Wh (-/-). Abdomen: datar, lemas, nyeri tekan (-), defans muskular (-), peristalktik usus (+) normal. Ekstremitas: akral hangat, perfusi perifer baik. Pada pemeriksaan neurologi didapatkan GCS: E4M6V5, TRM: kaku kuduk (-); Nn. Craniales: pupil bulat isokhor 3 mm/3 mm, RCL (+/+), RCTL (+/+), Motorik: ektremitas atas 5555/5555; ektremitas bawah 3333/4444, tanda Laseque (+), refleks fisiologis ++/++, refleks patologis -/-, sensorik: normal, fungsi otonom baik.DiagnosisKlinis: Low Back Pain + Paraparese inferiorTopis: Lumbal 4-5 dan Sakrum 1-2Patologis: Kompresi RadixEtiologi : Herniasi Nukleus Pulposus (HNP)

Pemeriksaan Penunjang MRI: Kesan Hernia Nukleus Pulposus Vertebrae Lumbal4-5 dan Sakrum1-2

Foto Lumbosakral AP/Lat: Kesan dalam batas normal

Penatalaksanaan:Gabexal tab2 x 300 mgSohobion 2 x 1 tabNeurodex 2 x 1 tab

Prognosis:Quo ad vitam : dubia ad bonamQuo ad functionam: dubia ad bonamQuo ad sanactionam: dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki. Low back pain yang lebih dari 6 bulan disebut kronik.1Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk dalam low back pain terdiri dari: 2,31. Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas lateral spina lumbalis.2. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.3. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain.

2.2 EpidemiologiPenyakit nyeri pinggang bawah merupakan hal yang sangat lazim terjadi dan penyakit ini dapat mengenai semua umur.4 Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan yang nyata di mana menempati penyakit urutan kedua setelah influenza. Sepanjang hidupnya, sekitar 65%-80% manusia akan mengalami nyeri pinggang sekali pada satu waktu.5Nyeri pinggang ini merupakan penyebab paling sering dari pembatasan aktivitas pada pendudukdi Amerika Serikat dengan usia 80o), obesitas, tinggi badan yang berlebihan, hal yang berhubungan pekerjaan seperti duduk dan mengemudi dalam waktu lama, duduk atau berdiri berjam-jam (posisi tubuh kerja yang statik), getaran, mengangkat, membawa beban, menarik beban, membungkuk, memutar, dan kehamilan.1,10Di bawah ini dapat dilihat tabel yang merangkum faktor-faktor risiko terjadinya low back pain. 11

Tabel 2.Faktor-faktor Risiko Low Back Pain 11Faktor demografi

Usia

Gender/Jenis Kelamin

Status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan

Faktor kesehatan

Indeks Massa Tubuh (IMT)

Merokok

Status kesehatan umum

Faktor Pekerjaan

Aktivitas fisik, seperti membungkuk, mengangkat, atau memutar

Pekerjaan yang monoton

Ketidakpuasan terhadap pekerjaan

Faktor psikologis

Depresi

Faktor Anatomi Spinal

Variasi anatomis

Abnormalitas pada imaging

2.7 DiagnosisA. AnamnesisDiagnosis ditegakkan dengan melakukan anamnesis yang teliti, yang nantinya akan dilengkapi oleh pemeriksaan fisik, disertai pemeriksaan penunjang radiologis dan elektrodiagnosis.Nyeripinggang bawahdapat dibagi dalam 6 jenis nyeri, yaitu:121.Nyeri pinggang lokalJenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah dengan radiasi ke kanan dan ke kiri. Nyeri ini dapat berasal dari bagian-bagian di bawahnya seperti fasia, otot-otot paraspinal, korpus vertebra, sendi dan ligamen.2.Iritasi pada radiksRasa nyeri dapat berganti-ganti dengan parestesi dan dirasakan pada dermatom yang bersangkutan pada salah satu sisi badan. Kadang-kadang dapat disertai hilangnya perasaan atau gangguan fungsi motoris. Iritasi dapat disebabkan oleh proses desak ruang pada foramenvertebra atau di dalam kanalis vertebralis.3. Nyeri rujukan somatisIritasi serabut-serabut sensoris di permukaan dapat dirasakan lebih dalam pada dermatom yang bersangkutan. Sebaliknya iritasi di bagian-bagian dalam dapat dirasakan di bagian lebih superfisial.4.Nyeri rujukan viserosomatisAdanya gangguan pada alat-alat retroperitonium, intra-abdomen atau dalam ruangan panggul dapat dirasakan di daerah pinggang.5. Nyeri karena iskemiaRasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio intermitens yang dapat dirasakan di pinggang bawah, di gluteus atau menjalar ke paha. Dapat disebabkan oleh penyumbatan pada percabangan aorta atau pada arteri iliaka komunis.6.Nyeri psikogenRasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf dan dermatom dengan reaksi wajah yang sering berlebihan.

Harus dibedakan antara low back pain dengan nyeri tungkai, mana yang lebih dominan dan intensitas dari masing-masing nyerinya, yang biasanya merupakan nyeri radikuler. Nyeri pada tungkai yang lebih banyak daripada low back pain dengan rasio 80-20% menunjukkan adanya radikulopati dan mungkin memerlukan suatu tindakan operasi. Bila nyeri pinggang lebih banyak daripada nyeri tungkai, biasanya tidak menunjukkan adanya suatu kompresi radiks dan juga biasanya tidak memerlukan tindakan operatif.Gejala low back pain yang sudah lama dan intermiten, diselingi oleh periode tanpa gejala merupakan gejala khas dari suatu low back pain yang terjadinya secara mekanis.

B. Pemeriksaan Fisik1. InspeksiPemeriksaan fisik dimulai dengan inspeksi dan bila pasien tetap berdiri dan menolak untuk duduk, maka sudah harus dicurigai adanya suatu herniasi diskus. Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang membuat nyeri dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya lordosis sertaadanya skoliosis. Berkurang sampai hilangnya lordosis lumbal dapat disebabkan oleh spasme otot paravertebral.Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita:Keterbatasan gerak pada salah satu sisi atau arah.Ekstensi ke belakang(back extension)seringkali menyebabkan nyeri pada tungkai bila ada stenosis foramen intervertebralis di lumbal dan artritis lumbal, karena gerakan ini akan menyebabkan penyempitan foramen sehingga menyebabkan suatu kompresi pada saraf spinal.

Fleksi ke depan(forward flexion) secara khas akan menyebabkan nyeri pada tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada saraf yang terinflamasi di atas suatu diskus protusio sehingga meninggikan tekanan pada saraf spinal tersebut dengan jalan meningkatkan tekanan pada fragmen yang tertekan di sebelahnya (Jackhammer effect).

Lokasi dari HNPbiasanya dapat ditentukan bila pasien disuruh membungkuk ke depan ke lateral kanan dan kiri. Fleksi ke depan, ke suatu sisi atau ke lateral yang meyebabkan nyeri pada tungkai yang ipsilateral menandakan adanya HNP pada sisi yang sama.

Nyeri low back pain pada ekstensi ke belakangpada seorang dewasa muda menunjukkan kemungkinan adanya suatu spondilolisis atau spondilolistesis, namun ini tidak patognomonik.

2. PalpasiPemeriksaan motoris Harus dilakukan dengan seksama dan harus dibandingkan kedua sisi untuk menemukan abnormalitas motoris yang seringan mungkin dengan memperhatikan miotom yang mempersarafinya.

Pemeriksaan sensorikPemeriksaan sensorik akan sangat subjektif karena membutuhkan perhatian dari penderita dan tak jarang keliru, tetapi tetap penting arti diagnostiknya dalam membantu menentukan lokalisasi lesi HNP sesuai dermatom yang terkena. Gangguan sensorik lebih bermakna dalam menunjukkan informasi lokalisasi dibanding motoris.10

Tanda-tanda perangsangan meningealTanda Laseque atau modifikasinya yang positif menunjukkan adanya ketegangan pada saraf spinal khususnya L5 atau S1. Secara klinis tanda Laseque dilakukan dengan fleksi pada lutut terlebih dahulu, lalu di panggul sampai 900lalu dengan perlahan-lahan dan gradual dilakukan ekstensi lutut dan gerakan ini akan menghasilkan nyeri pada tungkai pasien terutama di betis (tes yang positif) dan nyeri akan berkurang bila lutut dalam keadaan fleksi. Terdapat modifikasi tes ini dengan mengangkat tungkai dengan lutut dalam keadaan ekstensi (stright leg rising). Modifikasi-modifikasi tanda laseque yang lain semua dianggap positif bila menyebabkan suatu nyeri radikuler. Cara laseque yang menimbulkannyeri pada tungkai kontra lateral merupakan tandakemungkinanherniasi diskus.7

Tanda Neri(Neris sign): bisa ditimbulkan bila pasien membungkuk ke depan dan dikatakan positif bila akan terjadi fleksi lutut pada sisi yang terkena.

C. Pemeriksaan Penunjang1. LaboratoriumPada pemeriksaan laboratorium rutin penting untuk melihat; laju endap darah (LED), kadar Hb, jumlah leukosit dengan hitung jenis, dan fungsi ginjal.2. Pungsi Lumbal (LP):LP akan normal pada fase permulaan prolaps diskus, namun belakangan akan terjadi transudasi darilow molecular weight albuminsehingga terlihat albumin yang sedikit meninggi sampai dua kali level normal.3. Pemeriksaan Radiologis Foto rontgen biasa(plain photos) sering terlihat normal atau kadang-kadang dijumpai penyempitan ruangan intervertebral, spondilolistesis, perubahan degeneratif,dan tumor spinal. Penyempitan ruangan intervertebral kadang-kadang terlihat bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan melurus dan suatu skoliosis akibat spasme otot paravertebral. CT scanadalah sarana diagnostik yang efektifbila vertebra dan level neurologis telah jelas dan kemungkinan karena kelainan tulang. CT mielografidilakukan dengan suatu zat kontras berguna untuk melihat dengan lebih jelas ada atau tidaknya kompresi nervus atau arakhnoiditis pada pasien yang menjalani operasi vertebra multipel dan bila akan direncanakan tindakan operasi terhadap stenosis foraminal dan kanal vertebralis. MRI(akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitif pada HNP dan akan menunjukkan berbagai prolaps. Namun para ahli bedah saraf dan ahli bedah ortopedi tetap memerlukan suatu EMG untuk menentukan diskus mana yang paling terkena. MRIsangat berguna bila: vertebra dan level neurologis belum jelas kecurigaan kelainan patologis pada medula spinal atau jaringan lunak untuk menentukankemungkinan herniasi diskus post operasi kecurigaan karena infeksi atau neoplasma. Elektromiografi (EMG) adalah suatu pemeriksaan yang non-invasif. Dalam bidang neurologi, maka pemeriksaan elektrofisiologis/ neurofisiologis sangat berguna pada diagnosis sindroma radiks. Pemeriksaan EMG dilakukan untuk: Menentukanlevel dariiritasi atau kompresi radiks Membedakan antaralesi radiksdenganlesi saraf perifer Membedakan adanyairitasi atau kompresi radiks

2.8 PenatalaksanaanA. KonservatifTujuan penatalaksanaan secara konservatif adalah menghilangkan nyeri dan melakukan restorasi fungsional. Harus diberikan penerangan yang jelas tentang perjalanan penyakitnya, tes-tes diagnostik, cara-cara pencegahan, peran pembedahan sehingga pasien dapat menilai keadaan dirinya dan mengerti tindakan yang diambil oleh dokter dengan konsekuensi dari terapi yang dipilih.Dalam penanganan umum penderita diberikan informasi dan edukasi tentang hal-hal seperti: sikap badan, tirah baring dan mobilisasi.Medikamentosa diberikan terutama untuk mengurangi nyeri yaitu dengan analgetika.Cara pemberian analgetik mengacu seperti pada petunjuk tiga jenjang terapi analgetik WHO. Sering obat yang sesuai untuk penanganan dimulai dengan asetaminofen dan/atau nonsteroidal anti-inflammatory drugs(NSAID). Untuk low back pain akut secara fakta didapatkan bahwa tidak terdapatNSAID spesifik yang lebih efektif terhadap yang lainnya.14Medikasi lain yang dapat diberikan sebagai tambahan adalah relaksan otot, antidepresan trisiklik, dan antiepileptika seperti fenitoin, karbamazepin, gabapentin, dan topiramat.Dari segi rehabilitasi, modalitas penanganan penderita HNP tergantung dari stadium dampak dari penyakit tersebut yang dibedakan atas:15 Stadiumimpairment; fisioterapi Stadiumdisabilitas; latihan penguatan otot Stadiumhandicap; analisa sifat pekerjaan dan diikuti penyesuaian cara bekerja/alih pekerjaan.Modalitas yang dapat diberikan pada HNP seperti: Traksi lumbal Terapi termal (panas dan dingin) Hidroterapi Masase TENS (Transcutaneus electrical nerve stimulaton) Latihan Korset (Back braces/Corset)

B. OperatifTindakan operatif pada HNP harus berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa:13 Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih 4 minggu: nyeri berat/ intractable/menetap/progresif. Defisit neurologik memburuk Sindroma kauda ekuina. Stenosis kanal; setelah terapi konservatif tak berhasil. Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan radiologik.

2.9 PrognosisFaktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan/ prognosis menurut Anderson adalah: diagnosis etiologi spesifik, usia lanjut, pernah nyeri pinggang sebelumnya dan gangguan psikososial.Sebagian besar pasien sembuh secara cepat dan tanpa gangguan fungsional. Rata-rata 60-70% sembuh dalam 6 minggu, 80-90% dalam 12 minggu. Penyembuhan setelah 12 minggu berjalan sangat lambat dan tak pasti. Diagnosis sangat berkaitan dengan penyembuhan, penderita nyeri pinggang bawah dengan iskialgia membutuhkan waktu lebih lama dibanding dengan tanpa iskialgia.5Dari penelitian Weber, tahun pertama terdapat perbaikan secara signifikan pada kelompok yang dioperasi dibanding tanpa operasi, namun kedua kelompok baik dioperasi maupun tidak, pada observasitahun ke 4-10 terlihat perbaikan yang ada tidak berbeda secara signifikan.7 Status pasien setelah 2 bulan terapi merupakan indikator untuk meramalkan status pasien pada bulan ke-12.2

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadeli HA, Tjahjono B. Nyeri punggung bawah. Dalam: Nyeri Neuropatik, patofisioloogi dan penatalaksanaan. Editor: Meliala L, Suryamiharja A, Purba JS, Sadeli HA. Perdossi, 2001:145-167.2. Bogduk N. Evidence-Based Clinical Guidelines for the Management of Acute Low Back Pain. The National Muskuloskeletal Medicine Initiative. 1999.3. van Tulder MW, Koes BW. Low back pain and sciatica. Clin Evid 2001;6:864-83.4. Bhangle SD, Sapru S, Panush RS. Back pain made simple: An approach based on principles and evidence. Cleveland Clinic J of Med. 2009. 76(7):393-9.5. Deyo RA, Weinstein JN. Low Back Pain. N Engl J Med. 2001. 344(5):363-70.6. Anderson GBJ. Epidemiological features of chronic low back pain. Lancet 1999; 354:581-5.7. Wheeler AH, Stubbart JR. Pathophysiology of Chronic Back Pain. Available from: URL:http://www.emedicine.com/neuro/topic516.html [citasi pada 20 Mei 2012].8. Sidharta P. Anamnesa kasus nyeri di ekstermitas dan tulang belakang. Sakit pinggang. dalam: Tata pemeriksaan klinis dalam neurologi. Jakarta: Dian Rakyat, 2008: 60-94.9. Sidharta P. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Dian Rakyat. Jakarta. 2004. 8:202-5.10. Feske SK, Greenberg SA. Degenerative and compressive structural disorders. In: Textbook of Clinical Neurology. 2ndEd., Ed. Goetz CG. Philadelphia: Saunders 2003; 583-600.11. Rubin DI. Epidemiology and risk factors for spine pain. Neurol Clin. 2007. 25:353-71.12. Rumawas RT.Nyeri pinggang bawah (Pandangan umum). Kumpulan makalah lengkap Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia (PERDOSSI). Palembang, 8-12 Desember 1996.13. Meliala L, Suryamiharja A, Purba JS, Anggraini H. Penuntun praktis penanganan nyeri neuropatik. Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI2000.14. Cohen RI, Chopra P, Uphshur C. Low back pain, part 2: Guide to conservative, medical, and procedural therapies. Geriatrics 2001; 11: 38-47.15. Widjaja S. Aspek rehabilitasi low back pain. Kumpulan makalah lengkap Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia (PERDOSSI). Palembang, 8-12 Desember 1996.

29