standarisasi ekstrak rimpang kunyit curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total...

88
i STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Diajukkan oleh : Lina NIM : 058114081 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

37 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

i

STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukkan oleh :

Lina

NIM : 058114081

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.)

Yang diajukan oleh :

Lina

NIM : 058114081

Telah disetujui oleh :

Page 3: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.)

Oleh : Lina

NIM : 058114081Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas FarmasiUniversitas Sanata Dharma

pada tanggal : 10 Januari 2009

Panitia Penguji :

1. Yohanes Dwiatmaka, M.Si.

2. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt.

3. Yustina Sri Hartini, M. Si, Apt.

Page 4: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh

kepandaian karena keuntungannya melebihi keuntungan perak dan

hasilnya melebihi emas”

(Amsal 3 : 13 – 14)

Kupersembahkan untuk :

Mama dan papaku tercinta yang telah mendukungkuAndreas R. Tan Wijaya dan Theresa Oktavia, adik-adikku tersayang

dan seluruh keluargaku, nenek-kakek dan paman-pamanku sertaalmamaterku

Page 5: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

v

Page 6: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

vi

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih atas berkat dan kasih-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Standarisasi

Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) “.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana

farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini terwujud berkat bimbingan dan pengarahan serta

bantuan dari banyak pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan

banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan baik selama penelitian maupun

penyusunan skripsi.

3. Ibu Erna Tri Wulandari, M. Si, Apt selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan perhatian baik selama pengujian dan perbaikan

skripsi.

4. Ibu Yustina Sri Hartini, M. Si, Apt. selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan perhatian baik selama pengujian dan perbaikan

skripsi.

Page 7: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

vii

5. Mas Wagiran selaku laboran laboratorium Farmakognosi Fitokimia II

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu kelancaran

penelitian.

6. Orang-orang terdekat yaitu keluarga terutama orang tua yang telah

memberikan dukungan moril dan materil yang sangat berarti bagi penulis.

7. Sahabatku yaitu Sekar, Anna, Tami, Nolen, dan Mba Iponk yang telah

memberi dukungan kepada penulis selama perkuliahan dan penyelesaian

skripsi ini.

8. Teman-temanku yaitu Bustan, Yesi, Ika, Siska, Dewi, dan Wisely yang

telah membantu dan bekerja sama dalam penelitian dan penyelesaian

skripsi ini.

9. Teman-teman kelas A FKK 2005 khususnya kelompok B dan semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahawa masih banyak kekurangan dalam penelitian dan

penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang farmasi dan

bagi masyarakat.

Yogyakarta, 2 Januari 2009

Page 8: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yoyakarta, 2 Januari 2009

Page 9: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

ix

INTISARI

Rimpang tanaman kunyit (Curcuma domestica Val.) telah digunakan secara turun-temurun oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Salah satu bahan aktif dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid. Rimpang kunyit merupakan salah satu bahan penyusun “Jamu Kunyit Asam” sehingga perlu dilakukan suatu standarisasi ekstrak rimpang kunyit untuk memenuhi persyaratan sebagai produk kefarmasian yaitu aman, mutu, dan manfaat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil identifikasi dan pengukuran beberapa parameter standar ekstrak rimpang kunyit yang diteliti dan untuk mengetahui kesesuaian hasil identifikasi dan pengukuran beberapa parameter standar ekstrak rimpang kunyit yang diteliti dengan persyaratan yang tercantum dalam Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia.

Penelitian ini termasuk penelitian noneksperimental. Bahan yang diteliti berupa ekstrak rimpang kunyit. Langkah penelitian meliputi identifikasi (pemerian dan pemeriksaan senyawa identitas kurkuminoid secara KLT), uji kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri dan kadar air dari ekstrak rimpang kunyit.

Hasil pemeriksaan organoleptik ekstrak rimpang kunyit telah sesuai dengan Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia. Pemeriksaan identifikasi kandungan kimia menunjukkan ekstrak rimpang kunyit mengandung kurkuminoid. Pada uji kemurnian diperoleh hasil kadar abu 0,32 %, kadar abu tidak larut asam 0,058 %. Ekstrak rimpang kunyit memiliki kadar minyak atsiri (0,10 0,0058) %, kadar air (26,35 1,4357) % dan kadar kurkuminoid (10,72 0,2207) %. Hasil organoleptis, dan uji kemurnian telah memenuhi persyaratan tetapi kadar minyak atsiri, kadar air, dan kadar kurkuminoid belum memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia.

Kata kunci (keywords) : standarisasi, ekstrak rimpang kunyit, kurkuminoid

Page 10: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

x

ABSTRACT

Turmeric rhizome (Curcuma domestica Val.) has been used by people as traditional medicine for generations. One of the active substances in turmeric rhizome is curcuminoid. Turmeric rhizome is one of the materials in making “Sour Turmeric Tonic”, so the standardization of the turmeric rhizome extract is necessary to fulfill the requirement as the product of pharmacy that is save, qualify and useful.

This research aims to find out the results of the identification and measuring several standard parameter of turmeric rhizome extract and to find out the compatibility between the results from the identification and measuring of several standard parameter of turmeric rhizome extract with the requirement of the extract on the Indonesian Herbs Medicine Extract Monographic.

This was a non experimental research. The material analyzed was the extract of turmeric rhizome. The research step included the identification (the assessment and the check of curcuminoid identity compound by Thin Layer Chromatography), the purity test (the determination of total ashes degree and acid dissoluble ashes degree), the determination of curcuminoid degree, volatile oil degree and water degree from the turmeric rhizome extract.

The result of turmeric rhizome extract organoleptic assessment was compatible with the Indonesian Herbs Medicine Extract Monographic. The identification of chemical content showed that turmeric rhizome extract contained curcuminoid. The purity test showed that the ashes degree was 0.32% and the acid dissoluble ashes degree was 0.058%. Turmeric rhizome extract had volatile oil degree (0,10 0,0058) %, water degree (26,35 1,4357) % and curcuminoid degree (10,72 0,2207) %. The result of organoleptic and purity test had fulfilled the requirement but astiri oil degree, water degree, and curcuminoid degree had not fulfilled the requirement stamped on the Indonesian Herbs Medicine Extract Monographic yet.

Key words : standardization, turmeric rhizome extract, curcuminoid

Page 11: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................ v

PRAKATA.............................................................................................. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. viii

INTISARI................................................................................................ ix

ABSTRACT.............................................................................................. x

DAFTAR ISI........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

1. Rumusan masalah............................................................... 2

2. Keaslian Penelitian ............................................................ 3

3. Manfaat Penelitian ............................................................ 3

B. Tujuan Penelitian .................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 4

A. Tanaman Kunyit ...................................................................... 4

1. Keterangan Botani ............................................................. 4

2. Pemerian tanaman ............................................................. 4

3. Ekologi dan penyebaran .................................................... 5

4. Persyaratan tumbuh............................................................ 5

5. Panen dan pasca panen....................................................... 5

6. Kandungan kimia .............................................................. 8

7. Khasiat dan kegunaan ....................................................... 9

Page 12: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

xii

B. Kurkuminoid ........................................................................... 9

C. Persyaratan Ekstrak Kental Rimpang Kunyit ......................... 11

D. Ekstraksi .................................................................................. 12

E. Ekstrak...................................................................................... 13

1. Ekstrak encer...................................................................... 13

2. Ekstrak kental (extractum spissum) ................................... 13

3. Ekstrak kering (extactum siccum)...................................... 13

4. Ekstrak cair (extractum fluidum) ....................................... 14

F. Identifikasi Kandungan Kimia ................................................ 14

1. Uji tabung .......................................................................... 14

2. Kromatografi lapis tipis ..................................................... 14

G. Spektrofotometri ..................................................................... 16

H. Keterangan Empiris ................................................................. 19

BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................ 20

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................. 20

B. Definisi Operasional ................................................................ 20

C. Bahan dan Alat Penelitian ....................................................... 22

1. Bahan Penelitian ................................................................ 22

2. Alat penelitian ................................................................... 23

D. Tatacara Penelitian .................................................................. 23

1. Pengentalan ekstrak rimpang kunyit .................................. 23

2. Identifikasi ekstrak rimpang kunyit .................................. 23

3. Uji kemurnian ekstrak rimpang kunyit ............................. 24

4. Penetapan kadar minyak atsiri ........................................... 24

5. Penetapan kadar air ........................................................... 25

6. Penetapan kadar kurkuminoid ........................................... 25

E. Tatacara Analisis Hasil ........................................................... 28

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 29

A. Pengentalan Ekstrak Rimpang Kunyit ..................................... 29

B. Identifikasi Ekstrak Rimpang Kunyit ...................................... 30

C. Uji Kemurnian Ekstrak Rimpang Kunyit ................................ 35

Page 13: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

xiii

1. Penetapan kadar abu .......................................................... 35

2. Penetapan kadar abu tidak larut asam ............................... 36

D. Penetapan Kadar Minyak Atsiri ............................................... 37

E. Penetapan Kadar Air ............................................................... 38

F. Penetapan Kadar Kurkuminoid ............................................... 40

1. Penetapan Operating Time (OT)........................................ 40

2. Penetapan panjang gelombang maksimum (λ max)........... 41

3. Pembuatan kurva baku ....................................................... 43

4. Validasi metode.................................................................. 44

5. Penetapan kadar kurkuminoid dalam sampel..................... 46

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 49

A. Kesimpulan ............................................................................... 49

B. Saran.......................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 50

LAMPIRAN............................................................................................ 53

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................... 70

Page 14: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

xiv

DAFTAR TABEL

HalamanTabel I. Perbandingan organoleptis ekstrak kental

rimpang kunyit dengan Monografi Ekstrak

Tumbuhan Obat Indonesia............................................ 30

Tabel II. Data penetapan kadar abu........................................... . 36

Tabel III. Data penetapan kadar abu tidak larut asam.................. . 37

Tabel IV. Data penetapan kadar minyak atsiri.............................. . 38

Tabel V. Data penetapan kadar air............................................. . 40

Tabel VI. Data pengukuran absorbansi kurva baku.................... . 43

Tabel VII. Data perhitungan recovery ........................................... . 44

Tabel VIII. Data perhitungan kesalahan sistemik ……………….... 45

Tabel IX. Data perhitungan kesalahan acak (cv) ………………. . 46

Tabel X. Data penetapan kadar kurkuminoid............................. . 48

Tabel XI. Penimbangan berat abu ................................................. 53

Tabel XII. Penimbangan berat abu tidak larut asam ...................... 54

Tabel XIII. Penimbangan bobot ekstrak dan volume minyak atsiri 55

Tabel XIV. Penimbangan bobot konstan ekstrak setelah

dikeringkan…………………………………………… 56

Tabel XV. Pengukuran Operating Time ........................................ 57

Tabel XVI. Penentuan panjang gelombang maksimum .................. 57

Tabel XVII. Validasi metode ........................................................... 58

Page 15: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

xv

Tabel XVIII. Data uji KLT kurkuminoid ekstrak kental rimpang

kunyit dengan fase diam silika gel GF 254 dan fase

gerak kloroform : etanol : asam asetat (80:19,5:0,5)

yang diamati secara visible, UV 254, UV 365, dan

disemprot pereaksi asam borat-metanol ……………… 63

Tabel XIX. Data uji KLT kurkuminoid ekstrak kental rimpang

kunyit dengan fase diam silika gel GF 254 dan fase

gerak kloroform : etanol : asam asetat (95:4:1)

yang diamati secara visible, UV 254, UV 365, dan

disemprot pereaksi asam borat-metanol ……………… 66

Page 16: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Struktur kimia kurkumin, desmetoksikurkumin,

bisdesmetoksikurkumin ................................................. 9

Gambar 2. Degradasi kurkumin pada pH netral atau basa................ 11

Gambar 3. Foto kromatogram KLT kurkuminoid ekstrak kental

rimpang kunyit dengan fase diam silika gel GF 254

dan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat

(80:19,5:0,5).................................................................. 32

Gambar 4. Foto kromatogram KLT kurkuminoid ekstrak kental

rimpang kunyit dengan fase diam silika gel GF 254

dan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat

(95 : 4 : 1)........................................................................ 33

Gambar 5. Grafik penetapan operating time kurkuminoid .............. 40

Gambar 6. Grafik penetapan panjang gelombang maksimum

kurkuminoid .................................................................... 42

Gambar 7. Kurva baku kurkuminoid ............................................... 43

Gambar 8. Reaksi antara kurkumin, asam borat, dan asam oksalat

membentuk senyawa Rubrocurcumin............................. 47

Gambar 9. Foto ekstrak kental rimpang kunyit ................................ 68

Gambar 10. Foto abu ekstrak kental rimpang kunyit.......................... 68

Gambar 11. Foto abu tidak larut asam ekstrak kental

rimpang kunyit ............................................................... 69

Page 17: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

xvii

Gambar 12. Foto destilasi Stahl .......................................................... 69

Gambar 13. Foto ekstrak kering dan minyak atsiri ............................. 69

Page 18: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Pengentalan Ekstrak Rimpang Kunyit ................... 53

Lampiran 2. Data Penimbangan dan Perhitungan Kadar Abu ............ 53

Lampiran 3. Data Penimbangan dan Perhitungan Kadar Abu

Tidak Larut Asam .......................................................... 54

Lampiran 4. Data Kadar Minyak Atsiri .............................................. 55

Lampiran 5. Data Perhitungan Kadar Air secara Gravimetri.............. 56

Lampiran 6. Penentuan Operating Time (OT) .................................... 57

Lampiran 7. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum pada

Konsentrasi 0,032; 0,128; 0,512 mg % b/v .................... 57

Lampiran 8. Data Validasi Metode dan Perhitungan Recovery,

Kesalahan acak, dan Kesalahan Sistemik ....................... 58

Lampiran 9. Perhitungan Orientasi Penimbangan Sampel ................. 61

Lampiran 10. Perhitungan Kadar Kurkuminoid dalam Sampel ........... 61

Lampiran 11. Data pemeriksaan kandungan kimia kurkuminoid secara

KLT................................................................................. 63

Lampiran 12. Foto-foto ........................................................................ 68

Page 19: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat tradisional banyak digunakan di masyarakat secara turun-temurun

sehingga diyakini khasiat dan keamanannya. Salah satu tanaman yang dapat

digunakan sebagai obat tradisional adalah kunyit. Pada umumnya bagian tanaman

kunyit yang digunakan adalah bagian rimpang. Rimpang kunyit berkhasiat untuk

obat sakit perut, memperbaiki pencernaan dan merangsang gerakan usus serta

menyembuhkan perut kembung (karminativa), anti diare, obat peluruh empedu

(kolagoga), dan penenang (sedativa) (Rukmana, 1999).

Kandungan kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit meliputi minyak

atsiri; kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikurkumin, dan

bidesmetoksikurkumin; zingiberen (Duke, 2008). Kurkuminoid sebagai salah satu

zat aktif dalam ekstrak rimpang kunyit yang bertanggung jawab atas timbulnya

respon biologi sehingga keberadaan dan kandungannya mempengaruhi tingkat

mutu dan khasiat ekstrak rimpang kunyit.

Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat

masyarakat cenderung lebih memilih mengkonsumsi obat tradisional yang lebih

instan. Banyak obat tradisional instan yang beredar di pasaran, salah satunya

adalah ”Jamu Kunyit Asam” dimana salah satu bahan yang terkandung dalam

jamu tersebut adalah ekstrak rimpang kunyit. Proses ekstraksi digunakan untuk

menarik kandungan kimia yang memiliki aktivitas biologi yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan lain yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

Page 20: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

2

Obat tradisional yang digunakan dalam upaya pelayanan kesehatan harus

memenuhi persyaratan yaitu bermutu, aman, dan bermanfaat. Oleh karena itu

untuk memenuhi ketiga persyaratan tersebut maka diperlukan suatu standarisasi

ekstrak rimpang kunyit sebagai salah satu bahan penyusun “Jamu Kunyit Asam”,

dimana dilakukan identifikasi dan pengukuran beberapa parameter standar ekstrak

rimpang kunyit dan membandingkan hasil idenifikasi dan pengukuran tersebut

dengan persyaratan yang tercantum dalam Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat

Indonesia. Standarisasi ekstrak rimpang kunyit perlu dilakukan untuk setiap

produksi ekstrak karena kualitas dan kuantitas kandungan kimia ekstrak rimpang

kunyit dipengaruhi oleh lingkungan tempat tumbuh, umur, cara panen dan pasca

panen, serta cara ekstraksi rimpang kunyit.

Beberapa parameter standar ekstrak yang diukur antara lain identifikasi

ekstrak rimpang kunyit yang meliputi pemerian dan pemeriksaan kandungan

kurkuminoid secara KLT, uji kemurnian yang terdiri dari penetapan kadar abu dan

kadar abu tidak larut asam, penetapan kadar minyak atsiri dimana minyak atsiri

juga merupakan zat yang memberikan respon biologi selain kurkuminoid,

penetapan kadar air dimana air dapat menyebabkan ketidakstabilan ekstrak

rimpang kunyit selama penyimpanan, dan penetapan kadar kurkuminoid.

1. Rumusan Masalah

a. Bagaimana hasil identifikasi dan pengukuran beberapa parameter standar

ekstrak rimpang kunyit yang diteliti ?

Page 21: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

3

b. Bagaimana kesesuaian hasil identifikasi dan pengukuran beberapa

parameter standar ekstrak rimpang kunyit yang diteliti dengan persyaratan

yang tercantum dalam Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia ?

2. Keaslian Penelitian

Sejauh yang diketahui penulis, penelitian mengenai Standarisasi Ekstrak

Rimpang Kunyit penyusun “Jamu Kunyit Asam” belum pernah dilakukan.

3. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat teoritis

Memberikan sumbangan ilmiah dan menambah khasanah ilmu

pengetahuan di bidang kesehatan khususnya pemanfaatan ekstrak rimpang

kunyit sebagai obat tradisional.

b. Manfaat praktis

Memberikan pengetahuan mengenai identifikasi dan pengukuran beberapa

parameter standar ekstrak rimpang kunyit yang diperoleh dari PT SM.

B. TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil identifikasi dan pengukuran beberapa parameter

standar ekstrak rimpang kunyit yang diteliti.

2. Untuk mengetahui kesesuaian hasil identifikas dan pengukuran beberapa

parameter standar ekstrak rimpang kunyit yang diteliti dengan persyaratan

yang tercantum dalam Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia.

Page 22: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Kunyit

1. Keterangan botani

Tanaman kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan herba yang

termasuk dalam familia Zingiberaceae. Kunyit dikenal dengan beberapa nama :

a. Nama Indonesia : kunyit (Rukmana, 1994).

b. Nama Inggris : turmeric (Duke, 2008)

c. Nama daerah

1) Sumatera : kakunye, kunye, kinung, odil, ondil

2) Jawa Tengah : kunyit, konye, kunir, temukuning

3) Kalimantan : jange henda, cahang, dio, kalesiau

4) Nusa Tenggara : kunyit, wingoro, kawunyi, kuneh, gumi, kunir

5) Sulawesi : uinida, alawaha, pagidon, uni, kunyi

6) Maluku : kurlai, lulu malai, ulin, tum, kunine, gogohiki

7) Irian : rame, kankeiyo, nikwai, mingguwai, yaw

8) Sunda : koneng, temukoneng (Anonim, 1985).

2. Pemerian tanaman

Tanaman kunyit berupa herba yang tingginya dapat mencapai 1 meter.

Tanaman ini tidak mempunyai bulu, tetapi mempunyai warna hijau. Bunganya

pucat dan pada pangkalnya berwarna kuning. Daun pelindungnya berwarna putih,

sedangkan daging rimpangnya berwarna kuning tua. Banyak tumbuh di kebun

ataupun di hutan jati, termasuk suku Zingiberaceae (Tampubolon, 1995).

Page 23: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

5

3. Ekologi dan penyebaran

Kunyit tumbuh dan ditanam di Asia selatan, Cina selatan, Taiwan,

Indonesia, dan Filipina. Tumbuh dengan baik di tanah yang baik tata

pengairannya, curah hujan yang cukup banyak 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap

tahun dan di tempat yang sedikit kenaungan, tetapi untuk menghasilkan rimpang

yang baik dan besar menghendaki tempat yang terbuka. Tanah yang ringan seperti

tanah yang lempung berpasir, baik untuk pertumbuhan rimpang (Anonim, 1977).

4. Persyaratan tumbuh

Penanaman tanaman kunyit di dataran rendah dan tempat terbuka akan

mendapatkan produksi rimpang kunyit yang tinggi. Sedangkan di dataran tinggi,

produksi rimpang sedikit berkurang dan pertumbuhan tanaman lambat, tetapi

kadar pati dan minyak atsirinya tinggi (Rukmana, 1994).

Jenis tanah yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman kunyit adalah

pada tanah liat berpasir (lempung berpasir) yang gembur, subur, dan berpengairan

baik dan ditambahkan pupuk organik (Rukmana, 1994).

5. Panen dan pasca panen

Tanaman kunyit dapat dipanen pada umur 8 – 12 bulan setelah tanam.

Hasil penelitian di Balittro membuktikan bahwa pada saat panen yang paling tepat

untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil rimpang yang tinggi adalah pada

kisaran umur 7 – 9 bulan setelah tanam. Ciri-ciri umum tanaman kunyit yang

sudah saatnya dipanen adalah menguningnya daun, daun-daun berguguran, diikuti

menguningnya batang seolah-olah tanaman akan mati (Rukmana, 1994).

Page 24: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

6

Proses pemanenan, pasca panen, dan preparasi simplisia dan ekstrak

merupakan proses yang dapat menentukan mutu simplisia dalam berbagai artian,

yaitu komposisi zat kandungan, kontaminasi, dan stabilitas bahan (Komarawinata,

2008).

Pasca panen merupakan kelanjutan dari proses panen terhadap tanaman

budidaya atau hasil dari penambangan alam yang fungsinya antara lain untuk

membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak dan memiliki kualitas yang baik

serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya. Selama proses pasca panen

sangat penting diperhatikan kebersihan alat dan bahan yang digunakan dan juga

bagi pelaksananya perlu memperhatikan perlengkapan seperti masker dan sarung

tangan. Tujuan dari pasca panen ini untuk menghasilkan simplisia tanaman obat

yang bermutu, efek terapinya tinggi sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.

Secara umum faktor-faktor dalam penanganan pasca panen yang perlu

diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Penyortiran

Penyortiran segar dilakukan setelah selesai panen dengan tujuan untuk

memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing, bahan yang tua dengan

yang muda atau bahan yang ukurannya lebih besar atau lebih kecil (Anonim,

2008).

b. Pencucian

Pencucian bertujuan menghilangkan kotoran-kotoran dan mengurangi

mikroba-mikroba yang melekat pada bahan. Pencucian harus segera dilakukan

setelah panen karena dapat mempengaruhi mutu bahan. Perlu diperhatikan bahwa

Page 25: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

7

pencucian harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin untuk

menghindari larut dan terbuangnya zat yang terkandung dalam bahan (Anonim,

2008). Pencucian rimpang kunyit dengan air yang mengandung kapur dapat

menyebabkan perubahan pH yang berakibat mengaktifkan enzim tertentu dan

merubah zat kurkumin yang ada menjadi asam ferulat (Komarawinata, 2008).

c. Perajangan

Perajangan pada bahan dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya

seperti pengeringan, pengemasan, penyulingan minyak atsiri dan

penyimpanan. Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif yang

terkandung dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal, maka pengurangan kadar

air dalam bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama dalam penjemuran

dan kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur (Anonim, 2008).

d. Pengeringan

Pengeringan pada suhu terlalu tinggi dapat merusak komponen aktif,

sehingga mutunya dapat menurun. Untuk irisan rimpang kunyit yang dikeringkan

dengan sinar matahari langsung, sebelum dikeringkan terlebih dulu irisan rimpang

direndam dalam larutan asam sitrat 3% selama 3 jam. Selesai perendaman irisan

dicuci kembali sampai bersih, ditiriskan kemudian dijemur dipanas matahari.

Tujuan dari perendaman adalah untuk mencegah terjadinya degradasi

kurkuminoid pada simplisia pada saat penjemuran juga mencegah penguapan

minyak atsiri yang berlebihan (Anonim, 2008).

Page 26: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

8

e. Pengemasan

Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang

dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan, dapat melindungi isi

pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi dan kalau

boleh mempunyai bentuk dan rupa yang menarik (Anonim, 2008).

f. Penyimpanan

Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering dan

berventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena hama menyukai udara yang

lembab dan panas. Gudang harus terpisah dari tempat penyimpanan bahan lainnya

ataupun penyimpanan alat dan dipelihara dengan baik. Suhu gudang tidak

melebihi 30 0C. Kelembaban udara sebaiknya diusahakan serendah mungkin (650

C) untuk mencegah terjadinya penyerapan air. Kelembaban udara yang tinggi

dapat memacu pertumbuhan mikroorganisme. Masuknya sinar matahari langsung

menyinari simplisia harus dicegah. Mencegah masuknya hewan, baik serangga

maupun tikus (Anonim, 2008).

6. Kandungan kimia

Rimpang kunyit mengandung zat warna curcuminoid suatu senyawa

diarylheptanoide 3–4 % terdiri dari curcumin, dihydrocurcumin

desmethoxycurcumin, dan bidesmethoxy-curcumin. Minyak atsiri 2 – 5 % terdiri

dari seskuiterpen dan turunan phenylpropane yang meliputi turmeron, ar-

turmeron, á- dan â-turmeron, curlon, curcumol, atlanton, turmerol, â-bisabolen,

â-sesquiterphellandren, zingiberen, ar-curcumene, humulen. Selain itu rimpang

kunyit juga mengandung arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin, dan damar, serta

Page 27: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

9

mineral, yaitu Mg, Mn, Fe, Cu, Ca, Na, K, Pb, Za, Co, Al, dan Bi (Sudarsono,

1996).

7. Khasiat dan kegunaan

Minyak atsiri dari rimpang kunyit berkhasiat untuk mencegah keluarnya

asam lambung yang berlebihan dan mengurangi peristaltik usus yang terlalu kuat

(Tampubolon, 1981). Rimpang kunyit juga berkhasiat untuk mengobati sakit

perut, diare, asma, sakit kepala, sakit keputihan, haid tidak lancar, dan sebagai

ekspektoran (Duke, 2008).

B. Kurkuminoid

Kunyit memiliki senyawa yang berkhasiat obat yang disebut kurkuminoid.

Kurkuminoid terdiri atas kurkumin sebanyak 50 – 60 %, desmetoksikurkumin,

dan bidesmetoksikurkumin (Stancovic, 2004). Kurkumin merupakan komponen

terbesar dari kurkuminoid sehingga sering kadar total kurkuminoid dihitung

sebagai % kurkumin. Karena alasan tersebut beberapa penelitian baik fitokimia

maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin (Sumiati, 2006).

Gambar 1. Struktur kimia kurkumin(1), desmetoksikurkumin(2),

bidesmetoksikurkumin (3) (Stancovic, 2004).

Page 28: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

10

Kurkumin merupakan senyawa kandungan utama tanaman kunyit yang

banyak tumbuh di Indonesia dan digunakan sebagai kosmetika, pewarna makanan,

bumbu, dan pengobatan tradisional (Oetari, 1995). Kurkumin terdapat juga dalam

tanaman temulawak (C. xanthorrhiza Roxb.) dan pada tanaman temugiring (C.

heyneana Val.). Kurkumin murni sangat sulit diperoleh langsung dari rimpang

kunyit karena seringkali tercampur dengan dua turunannya yaitu

desmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin (Donatus, 1994).

Kurkumin merupakan pigmen yang larut dalam larutan yang bersifat

lipofil, seperti etanol dan metanol, serta larut dalam asam asetat glasial, tetapi

praktis tidak larut dalam air dan eter (Windholz, 1981). Aseton juga dapat

digunakan sebagai pelarut dalam proses pabrikasi. Kurkumin stabil dalam suasana

asam, tetapi tidak stabil dalam suasana basa dan kondisi terang (Stancovic, 2004).

Dalam suasana pH netral atau basa, kurkumin dapat terdegradasi menjadi asam

firulat (asam 4-hidroksi-3-metoksinamit) dan furolilmetan (4-hidroksi-3-

metoksinamoil-metana). Pada range pH 1 – 7, larutan berwarna kuning sedangkan

pada pH > 7,5 terjadi perubahan warna menjadi warna merah (Stancovic, 2004).

Gambar 2 menunjukkan jika furolilmetan terhidrolisis maka akan membentuk

vanilin dan aseton (Wang et.al., 1997).

Page 29: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

11

Gambar 2. Degradasi kurkumin pada pH netral atau basa (Stancovic, 2004).

C. Persyaratan Ekstrak Kental Rimpang Kunyit

Berdasarkan Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia (Anonim,

2004), ekstrak kental rimpang kunyit adalah ekstrak yang dibuat dari rimpang

tumbuhan Curcuma domestica Val., suku Zingeberaceae, mengandung minyak

atsiri tidak kurang dari 3,2 % dan kurkuminoid tidak kurang dari 33,9 %.

a. Pemerian

1. Bentuk : kental

2. Warna : kuning

3. Bau : khas

4. Rasa : agak pahit

b. Identitas

Rimpang kunyit memiliki kandungan kimia berupa : kurkumin,

desmetoksikurkumin, bidesmetoksikurkumin, minyak atsiri dan, oleoresin.

Page 30: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

12

Senyawa identitas dari rimpang kunyit adalah kurkumin, desmetoksikurkumin,

dan bidesmetoksikurkumin

c. Kadar air : tidak lebih dari 4 %

d. Kadar abu total : tidak lebih dari 0,4 %

e. Kadar abu tidak larut asam : tidak lebih dari 0,08 % (Anonim, 2004).

D. Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang terlarut supaya

terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang

diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak

dapat larut dalam cairan penyari. Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh

dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut

diuapkan dan massa yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku

yang telah ditetapkan (Anonim,2000).

Cairan penyari dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang

optimal untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau aktif, dengan demikian

senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan

lainnya. Ekstrak yang diperoleh hanya mengandung sebagian besar senyawa yang

diinginkan. Dalam hal ekstrak total, maka cairan pelarut dipilih yang melarutkan

hampir semua metabolit sekunder yang terkandung (Anonim,2000).

Faktor utama yang dipertimbangkan pada pemilihan cairan penyari adalah

selektivitas, kemudahan bekerja dan proses dengan cairan penyari tersebut,

ekonomis, ramah lingkungan, dan faktor keamanan. Pelarut yang diperbolehkan

Page 31: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

13

adalah air dan alkohol (etanol) serta campurannya. Jenis pelarut lain seperti

metanol, heksana, toluen, kloroform, aseton, umumnya digunakan sebagai pelarut

untuk tahap pemurnian (Anonim,2000).

E. Ekstrak

Ekstrak merupakan sediaan sari pekat tumbuh-tumbuhan atau hewan yang

diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat,

menggunakan pelarut yang cocok, kemudian pelarut diuapkan sebagian atau

semua, dan sisa endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan standarnya (Ansel,

1985).

Pada ekstrak tumbuhan jika bahan pengekstraksinya sebagian atau

saluruhnya diuapkan, maka diperoleh ekstrak yang dikelompokkan menurut sifat-

sifatnya menjadi :

1. Ekstrak encer

Sediaan ini memiliki konsistensi seperti madu dan dapat dituang.

2. Ekstrak kental (extractum spissum)

Sediaan ini liat dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang. Ekstrak

kental mengandung air tidak lebih dari 30%.

3. Ekstrak kering (extactum siccum)

Memiliki konsistensi kering dan mudah digosokkan. Melalui penguapan

cairan pengekstraksi dan pengeringan sisanya terbentuk suatu produk, yang

mengandung air tidak lebih dari 5%.

Page 32: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

14

4. Ekstrak cair (extractum fluidum)

Diartikan sebagai suatu ekstrak cair yang dibuat sedemikian sehingga satu

bagian jamu sesuai dengan satu bagian atau dua bagian ekstrak cair (Voigt, 1994).

F. Identifikasi Kandungan Kimia

Identifikasi kandungan kimia merupakan suatu bentuk pengujian terhadap

simplisia yang bersifat uji secara kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui

kandungan kimia dari suatu simplisia yang diperiksa. Metode yang dapat

dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan kimia adalah sebagai berikut :

1. Uji tabung

Uji tabung adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kandungan kimia

suatu tanaman melalui pengamatan warna yang terbentuk oleh karena adanya

reaksi antara zat aktif yang ada dengan pereaksi yang digunakan.

2. Kromatografi lapis tipis

Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisikokimia

menggunakan teknik padat cair, di mana terjadi perpindahan fase gerak (cairan)

melalui suatu fase diam (padatan). Fase diam atau larutan penjerap yang

umumnya dipakai ialah silika gel, aluminium oksida, selulosa dan turunannya, dan

poliamida. Fase diam ini merupakan suatu lapisan berpori dan akan menghasilkan

pemisahan pada pelat. Fase gerak atau disebut juga pelarut pengembang ialah

medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa pelarut, yang bergerak dalam

fase diam karena adanya gaya kapiler. Fase gerak yang digunakan adalah pelarut

bertingkat mutu analitik dan bila diperlukan sistem pelarut multi-komponen harus

berupa campuran sesederhana mungkin terdiri atas maksimum tiga komponen

Page 33: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

15

(Stahl, 1985). Untuk mengelusi fraksi yang bersifat non polar, fase diam yang

digunakan dapat berupa silika gel G atau silika GF 254, fase geraknya adalah

campuran pelarut yang bersifat non polar. Untuk mengelusi fraksi yang bersifat

polar, fase diamnya dapat menggunakan selulosa dan sebagai fase geraknya dapat

digunakan campuran pelarut yang bersifat polar (Stahl, 1985).

Kromatografi lapis tipis merupakan metode analisis yang sensitif, cepat,

sederhana, dan tidak mahal (Gritter, 1991). Di samping itu pemakaian pelarut dan

cuplikan hanya sedikit. KLT dapat digunakan untuk analisis kualitatif, kuantitatif,

dan preparatif, dapat juga digunakan untuk mencari pelarut yang digunakan pada

kromatografi kolom, mengetahui arah reaksi, mengidentifikasi, dan mengisolasi

senyawa murni berskala kecil (Gritter, 1991).

Prinsip kerja KLT berupa lapisan yang memisah, yang terdiri atas bahan

berbutir-butir atau fase diam ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas,

logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan yang

ditotolkan berupa bercak atau pita, setelah pelat ditaruh di dalam bejana tertutup

rapat yang berisi larutan pengembang atau fase gerak yang cocok, pemisahan

terjadi selama perambatan kapiler atau pengembangan, selanjutnya senyawa yang

tidak berwarna harus ditampakkan atau dideteksi dengan lampu UV atau dengan

pereaksi semprot (Stahl, 1985).

Identifikasi bercak pada kromatogram dilakukan di bawah lampu

ultraviolet pada daerah panjang gelombang 254 nm dan 365 nm ditandai dengan

ada atau tidaknya warna. Untuk menampakkan bercak senyawa yang intensitasnya

lemah dapat digunakan reaksi semprot yang sesuai (Stahl, 1985).

Page 34: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

16

Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan

dengan angka Rf atau hRf. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara

jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari awal.

Rf = Jarak titik pusat bercak dari titik awal

Jarak garis depan dari titik awal

Angka Rf berkisar antara 0,01 – 1,00 dan hanya dapat ditentukan dengan

dua desimal. hRf adalah angka Rf dikalikan faktor 100 (h), menghasilkan nilai

berkisar antara 0 – 100 (Harborne, 1984 ; Stahl, 1985).

Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan bercak dan harga Rf dalam

KLT antara lain adalah :

1. Struktur dan sifat kimia dari senyawa yang dipisahkan.

2. Sifat dari bahan penyerap dan derajat aktivitasnya.

3. Tebal dan kerapatan dari lapisan penyerap.

4. Derajat kemurnian fase gerak.

5. Derajat kejenuhan uap dalam bejana pengembangan.

6. Jumlah cuplikan yang dianalisis.

7. Suhu.

8. Kesetimbangan (Stahl, 1985).

G. Spektrofotometri

Prinsip kerja spektrofotometri adalah berdasarkan atas interaksi antara

radiasi elektromagnetik dengan materi. Materi dapat berupa atom, ion atau

molekul, sedang radiasi elektromagnetik merupakan salah satu jenis energi yang

ditransmisikan dalam ruang dengan kecepatan tinggi. Interaksi antara molekul

Page 35: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

17

yang mempunyai gugus kromofor dan radiasi elektromagnetik pada daerah

ultraviolet (200-400 nm) dan sinar tampak (400-800 nm) akan menghasilkan

spektra serapan elektronik. Spektra serapan ini dapat digunakan untuk analisis

kuantitatif karena jumlah radiasi elektromagnetik yang diserap ada hubungannya

dengan jumlah molekul penyerap (Skoog, 1985).

Secara kuantitatif pengukuran absorbsi spektra dapat dihitung dengan

menggunakan hukum Beer – Lambert. Pada analisis kuantitatif dengan

spektrofotometer, maka sebagai dasar digunakan hubungan antara jumlah cahaya

yang diabsorbsi dan jumlah zat yang mengabsorbsi. Hubungan ini dinyatakan

sebagai berikut :

A= k.c.b .................................................. (1)

A : absorban (serapan)

k : suatu tetapan khas dari bahan larutan

c. : konsentrasi dari larutan

b : panjang jalur

Bila c dinyatakan dalam mol per liter, dan panjang jalur (b) dinyatakan

dalam sentimeter, persamaan menjadi :

A= å.c.b .................................................. (2)

Istilah å diketahui sebagai absortifitas molar. Di dalam konsentrasi (c) dari

larutan yang didefinisikan sebagai gram/liter, persamaan menjadi :

A= a.b.c .................................................. (3)

Dalam menggunakan hukum Beer seperti yang tertulis pada persamaan di

atas, kita harus mengadakan asumsi bahwa :

Page 36: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

18

a. Radiasi yang melewati adalah monokromatik

b. Pada proses absorbsi, zat pengabsorbsi tidak bereaksi dengan zat-zat lain

dalam larutan tersebut

c. Degradasi energi berjalan cepat (tak terjadi fluoresensi)

d. Absorbsi tidak merata di semua bagian yang dilewati radiasi

e. Tak terjadi pembiasan pada konsentrasi tersebut (Fatah, 1989).

Penyimpangan hukum Beer mungkin disebabkan oleh perubahan kimia

atau alat. Hukum Beer mungkin tidak cocok disebabkan oleh adanya perubahan

kadar zat yang dilarutkan, karena adanya asosiasi antar molekul zat atau antara

molekul zat dengan molekul pelarut. Penyimpangan lain mungkin disebabkan

oleh sinar polikromatik, lebar celah atau sinar menyimpang. Mesipun diukur pada

suhu dan pelarut tertentu, harga daya serap tidak dapat benar-benar tepat. Kadar

zat dapat ditetapkan berdasarkan kurva baku yang menyatakan hubungan antara

kadar dan resapan zat pembanding. Larutan yang mengandung 1 mg zat tiap 100

ml dalam 1 cm sering mempunyai serapan 0,2 sampai 0,8. Pada pengukuran

serapan suatu larutan selalu diperlukan suatu larutan blangko. Maksud dari larutan

blangko adalah untuk mengatur spektrofotometer hingga pada panjang gelombang

yang digunakan mempunyai serapan nol. Larutan blangko ini dapat berupa pelarut

murni atau pereaksi yang digunakan untuk membuat larutan yang akan diukur

serapannya (Anonim, 1974). Selain itu pelarut yang digunakan harus dapat

melarutkan sampel dan transparan secara relatif pada daerah spektral yang

diperhatikan (Willard, 1988).

Page 37: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

19

Pada analisis kuantitatif, pengukuran serapan dilakukan pada panjang

gelombang maksimum, disebabkan dua alasan :

1. Sensitivitas maksimum diperoleh dengan mengerjakan pada pita maksimum

karena pada konsentrasi yang diberikan, maka pada panjang gelombang tersebut

memberi respon yang kuat.

2. Pada pita maksimum itu perubahan yang kecil pada panjang gelombang

memberikan perubahan absorban yang minimal, dengan demikian kesalahan

kecil dalam meletakkan tanda pemilih panjang gelombang pada instrumen tidak

akan mengakibatkan kesalahan besar dalam pengukuran absorban (Fatah, 1989).

H. Keterangan Empiris

Keterangan empiris yang diharapkan dari penelitian ini ialah dapat

mengetahui kualitas ekstrak rimpang kunyit yang diteliti dengan identifikasi dan

pengukuran beberapa parameter standar ekstrak rimpang kunyit yang diteliti dan

dapat mengetahui kualitas ekstrak rimpang kunyit yang diteliti sesuai dengan

persyaratan yang tertera pada Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia.

Page 38: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental, karena

tidak ada manipulasi terhadap subyek uji. Penelitian ini dilakukan di laboratorium

Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Rancangan Penelitian

Langkah-langkah penelitian :

a. Pengentalan ekstrak rimpang kunyit

b. Identifikasi ekstrak rimpang kunyit

1) Pemeriksaan pemerian

2) Pemeriksaan senyawa identitas kurkuminoid secara KLT

c. Uji kemurnian ekstrak rimpang kunyit

1) Penetapan kadar abu

2) Penetapan kadar abu tidak larut asam

d. Penetapan kadar minyak atsiri

e. Penetapan kadar air dalam ekstrak rimpang kunyit

f. Penetapan kadar kurkuminoid dalam ekstrak rimpang kunyit

B. Definisi Operasional

a. Ekstrak yang digunakan adalah ekstrak cair rimpang kunyit yang diperoleh

dari PT SM yang dikentalkan dengan Vacuum Rotary Evaporator pada suhu

Page 39: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

21

50 0C dan tekanan 72 mbar selama 1 jam 15 menit dan oven pada suhu 40 0C

selama 19 jam 25 menit

b. Standarisasi ekstrak adalah serangkaian identifikasi dan pengukuran parameter

standar ekstrak rimpang kunyit dan membandingkan hasil pengukuran tersebut

dengan persyaratan yang tercantum dalam Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat

Indonesia.

c. Identifikasi dan pengukuran parameter standar ekstrak pada penelitian ini

adalah pemerian, pemeriksaan senyawa identitas kurkuminoid secara KLT,

pengukuran kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar minyak atsiri,

kadar air, dan kadar kurkuminoid.

d. Pemerian meliputi pengamatan bentuk, warna, bau, dan rasa ekstrak rimpang

kunyit yang diteliti.

e. Identifikasi konstituen aktif kurkuminoid merupakan pengamatan kandungan

kurkuminoid dalam ekstrak rimpang kunyit secara KLT dengan fase diam

silika gel GF 254 dan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat glasial

(80:19,5:0,5).

f. Pemeriksaan kemurnian ekstrak meliputi penetapan kadar abu dan penetapan

kadar abu tidak larut asam.

g. Penetapan kadar abu adalah penetapan tingkat pengotoran oleh logam-logam

dan silikat dimana bahan dipanaskan pada temperatur 350 - 500 0C sehingga

senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan menguap sehingga tinggal

unsur mineral dan anorganik yang menjadi abu.

Page 40: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

22

h. Penetapan kadar abu tidak larut asam adalah penetapan tingkat pengotoran

oleh senyawa-senyawa anorganik non logam dan silikat yang tidak larut dalam

HCl P, dimana bahan yang tidak larut asam tersebut dipanaskan pada

temperatur 350 – 500 0C.

i. Penetapan kadar air adalah pengukuran kandungan air yang terdapat di dalam

ekstrak secara gravimetri.

j. Kadar minyak atsiri adalah volume minyak atsiri yang dihasilkan dari setiap

bobot penimbangan ekstrak dengan menggunakan destilasi Stahl.

k. Penetapan kadar kurkuminoid adalah penetapan kadar kurkuminoid total

sebagai kompleks kurkumin-asam borat dengan adanya asam oksalat yang

terukur oleh spektrofotometer visibel pada operating time selama 30 menit

dan panjang gelombang maksimum 428 nm.

C. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Bahan utama yang digunakan adalah ekstrak cair rimpang kunyit yang

diperoleh dari PT Sido Muncul

b. Bahan-bahan lain yang digunakan adalah aquadest, aseton p.a. (Merck), asam

asetat p.a. (Merck), asam borat teknis, asam oksalat teknis, asam sulfat P,

etanol p.a. (Merck), kloroform p.a. (Merck), baku kurkuminoid (Merck),

silika gel GF 254, metanol p.a (Merck).

Page 41: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

23

2. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vacuum Rotary

Evaporator, spektrofotometer OPTIMA SP-300, destilasi Stahl, penangas air, alat

vakum, timbangan, alat-alat gelas, labu alas bulat 500 ml, penyemprot reagen,

lempeng kromatografi lapis tipis (KLT).

D. Tatacara Penelitian

1. Pengentalan ekstrak rimpang kunyit

Ekstrak cair yang diperoleh dari PT Sido Muncul dikentalkan dengan

menggunakan Vacuum Rotary Evaporator pada suhu 50 0C dan tekanan 72 mbar

dan menggunakan oven pada suhu 40 0C.

2. Identifikasi ekstrak rimpang kunyit

Identifikasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa ekstrak yang diteliti

benar-benar ekstrak rimpang kunyit dengan membandingkan hasilnya dengan

Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia.

Identitas ekstrak rimpang kunyit diamati melalui :

a. Pemerian yang meliputi bentuk, warna, bau , dan rasa.

b. Pemeriksaan kandungan kurkuminoid secara KLT

Diambil 0,1 g ekstrak kental dilarutkan dalam 1 ml etanol lalu ditotolkan

pada fase diam silika gel GF 254 kemudian dikembangkan dalam fase gerak

kloroform : etanol : asam asetat (80 : 19,5 : 0,5 v/v) dan kloroform : etanol : asam

asetat (95 : 4 : 1 v/v). Jarak pengembangan 10 cm, dideteksi menggunakan sinar

UV 254 & 365 nm, sinar tampak, pereaksi semprot asam borat-metanol.

Digunakan larutan kurkuminoid baku sebagai pembanding (Wagner, 1984).

Page 42: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

24

3. Uji kemurnian ekstrak rimpang kunyit

a. Penetapan kadar abu

Kurang lebih 2-3 g ekstrak yang telah ditimbang seksama dimasukkan

dalam krus platina/silikat yang telah dipijarkan dan ditara, kemudian ratakan.

Pijarkan perlahan hingga arang habis, didinginkan dan ditimbang hingga bobot

tetap. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan maka ditambah dengan

air panas, kemudian disaring dengan kertas saring bebas abu. Kertas saring beserta

sisa penyaringan dipijarkan dalam krus yang sama hingga bobot tetap. Kadar abu

total dihitung terhadap berat ekstrak, dinyatakan dalam % b/b (Anonim, 2004).

b. Penetapan kadar abu tidak larut asam

Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, dididihkan dengan 25 ml

HCl P selama 5 menit. Bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan dan

disaring dengan krus kaca masir atau kertas saring bebas abu kemudian dicuci

dengan air panas, dipijarkan hingga bobot tetap. Kadar abu yang tidak larut dalam

asam terhadap berat ekstrak, dinyatakan dalam % b/b (Anonim, 2004).

4. Penetapan kadar minyak atsiri

Labu alas bulat 1L dihubungkan dengan pendingin dan buret berskala.

Ditimbang 10 g ekstrak kental rimpang kunyit dan dimasukkan ke dalam labu,

kemudian ditambahkan 600 ml air suling. Labu dipanaskan dengan penangas

udara, sehingga penyulingan berlangsung dengan lambat tetapi teratur selama 6

jam. Setelah penyulingan selesai, dibiarkan selama tidak kurang dari 15 menit,

volume minyak atsiri pada buret dicatat. Kadar minyak atsiri dihitung dalam %

v/b (Anonim, 2004).

Page 43: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

25

5. Penetapan kadar air

Lebih kurang 10 gram ekstrak dimasukkan dan timbang saksama dalam

wadah yang telah ditara. Kemudian dikeringkan pada suhu 105 0C selama 5 jam

dan ditimbang. Lanjutkan pengeringan dan ditimbang pada jarak 1 jam sampai

perbedaan antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25 %. Bobot

yang hilang setelah pengeringan dikurangi dengan bobot minyak atsiri yang

terkandung dalam lebih kurang 10 gram ekstrak. Kadar air dihitung dalam % b/b

(Anonim, 1977).

6. Penetapan kadar kurkuminoid

a. Pembuatan larutan stok

Kurang lebih 10,0 mg kurkuminoid baku yang ditimbang seksama

dilarutkan dalam aseton sampai 50 ml.

b. Pembuatan larutan intermediet

Larutan baku dengan kadar 20 mg % diambil sebanyak 5 ml dan

dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml, kemudian diencerkan dengan aseton

sampai tanda sehingga diperoleh larutan intermediet kurkuminoid dengan kadar 4

mg %.

c. Penetapan operating time (OT)

Larutan intermediet dengan kadar 4 mg % diambil 0,8 ml dan dimasukkan

ke dalam labu ukur 25 ml, kemudian diencerkan dengan aseton sampai tanda dan

ditambahkan dengan 50 mg asam borat dan 50 mg asam oksalat. Larutan

kurkuminoid dengan konsentrasi 0,128 mg % ini kemudian dibaca serapannya

pada panjang gelombang maksimum teoritis yaitu 430 nm.

Page 44: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

26

d. Penetapan panjang gelombang maksimum

Larutan intermediet dengan kadar 4 mg % diambil 0,2 ml; 0,8 ml; dan 3,2

ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml, kemudian diencerkan dengan

aseton sampai tanda dan ditambahkan dengan 50 mg asam borat dan 50 mg asam

oksalat. Ketiga larutan kurkuminoid dengan konsentrasi 0,032 mg %; 0,128 mg

%; 0,512 mg % ini kemudian dibaca serapannya pada operating time dan pada

panjang gelombang 400 nm sampai 450 nm.

e. Pembuatan kurva baku

Larutan intermediet dengan kadar 4 mg % diambil 0,2 ml; 0,4 ml; 0,8 ml;

1,6 ml; dan 3,2 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml, kemudian

diencerkan dengan aseton sampai tanda sehingga diperoleh konsentrasi seri

larutan kurva baku sebesar 0,032 mg %; 0,064 mg %; 0,128 mg %; 0,256 mg %;

0,512 mg %. Lalu ditambahkan dengan 50 mg asam borat dan 50 mg asam

oksalat. Seri kadar larutan ini kemudian dibaca serapannya pada operating time

dan pada panjang gelombang maksimum. Kemudian digambar kurva hubungan

antara konsentrasi larutan dengan serapan.

f. Penetapan recovery, kesalahan sistemik dan kesalahan acak

Larutan intermediet dengan kadar 4 mg % diambil 0,2 ml; 0,4 ml; 0,8 ml;

1,6 ml; dan 3,2 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml, kemudian

diencerkan dengan aseton sampai tanda dan ditambahkan dengan 50 mg asam

borat dan 50 mg asam oksalat. Kelima larutan kurkuminoid ini kemudian dibaca

serapannya pada operating time dan pada panjang gelombang maksimum,

kemudian dihitung kadarnya menggunakan persamaan kurva baku.

Page 45: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

27

1) Penentuan recovery (perolehan kembali). Recovery dihitung dari kadar yang

terukur pada kurva baku dibandingkan dengan kadar yang diketahui dikalikan

100 %.

2) Penghitungan kesalahan sistemik. Rumus kesalahan sistemik = 100 – P%

3) Penghitungan kesalahan acak. Kesalahan acak diukur dengan cv (coeficient

variancy)

g. Penetapan kadar kurkuminoid dalam sampel

Kadar kurkuminoid total ditetapkan sebagai kompleks kurkumin-asam

borat dengan cara spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang

maksimum. Ekstrak yang mengandung lebih kurang 50 mg kurkuminoid total

dimasukkan ke dalam beaker glass, ditambahkan aseton, diaduk hingga rata lalu

disaring. Filtrat dimasukkan ke dalam labu ukur 250 mL ditambah aseton melalui

kertas saring hingga tanda batas. Diambil 2 mL dimasukkan ke dalam labu ukur

10 mL ditambah aseton. Diambil 1 mL dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL,

kemudian ditambah aseton dan ditambah 50 mg asam borat dan 50 mg asam

oksalat, dibiarkan selama operating time (OT). Kadar kurkuminoid dihitung

dalam % b/b dengan perbandingan kurva baku. (tidak kurang dari 33,9 %)

(Anonim, 2004).

Page 46: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

28

E. Tatacara Analisis Hasil

Hasil yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis deskriptif

komparatif terhadap buku acuan Monografi Ekstrak Tanaman Obat Indonesia.

Page 47: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengentalan Ekstrak Rimpang Kunyit

Pengentalan ekstrak cair rimpang kunyit sebanyak 700 ml dilakukan

dengan menggunakan Vacuum Rotary Evaporator pada suhu 50 0C dan pada

tekanan 72 mbar. Prinsip Vacuum Rotary Evaporator adalah memindahkan

pelarut dari sampel dengan menggunakan sistem evaporasi. Penggunaan Vacuum

Rotary Evaporator bertujuan untuk mempercepat proses pengentalan dan

mencegah banyaknya minyak atsiri yang menguap. Vakum evaporator bekerja

dengan menurunkan tekanan dalam bulk cairan dan menurunkan titik didih

komponen cairan yang akan dipindahkan sehingga proses pemindahan komponen

cairan dapat terjadi tanpa pemanasan yang berlebih.

Pada penelitian ini, pelarut yang akan dipindahkan adalah air yang

mempunyai titik didih 100 0C pada tekanan 1 atm atau 1013,25 mbar dan dengan

adanya vakum evaporator diharapkan air dapat dipindahkan pada suhu 50 0C dan

tekanan 72 mbar sehingga tidak perlu menggunakan pemanasan berlebih yang

dapat menyebabkan banyak minyak atsiri yang ikut menguap. Pengentalan ekstrak

dilakukan dengan menggunakan Vacuum Rotary Evaporator selama 1 jam 15

menit. Hal ini disebabkan karena jika proses pengentalan ekstrak dengan

menggunakan Vacuum Rotary Evaporator terlalu lama maka akan dihasilkan

ekstrak kental yang sulit dikeluarkan dari labu alas bulat pada Vacuum Rotary

Evaporator sehingga proses pengentalan dilanjutkan dengan menggunakan oven

pada suhu 40 0C selama 19 jam 25 menit. Ekstrak kental yang diperoleh sebanyak

Page 48: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

30

300 ml. Ekstrak kental inilah yang akan digunakan untuk identifikasi dan

pengukuran beberapa parameter ekstrak rimpang kunyit selanjutnya.

B. Identifikasi Ekstrak Rimpang Kunyit

Identifikasi ekstrak rimpang kunyit dilakukan dengan pemeriksaan

organoleptis dan pemeriksaan senyawa identitas kurkuminoid secara KLT.

Pemeriksaan organoleptis ekstrak rimpang kunyit bertujuan untuk mengetahui

adanya kekhususan bau, rasa, bentuk, dan warna ekstrak yang diuji dan

dibandingkan dengan ciri-ciri organoleptis ekstrak kental rimpang kunyit yang

tercantum dalam Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia.

Tabel I. Perbandingan organoleptis ekstrak kental rimpang kunyit dengan Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia.

Jenis Pemeriksaan

Ciri-ciri Organoleptis

Ekstrak kental rimpang kunyit

Ekstrak kental rimpang kunyit berdasarkan Monografi Ekstrak

Tumbuhan Obat IndonesiaBau Khas kunyit KhasRasa Pahit Agak pahit

Bentuk Kental KentalWarna Coklat kekuningan Kuning

Tabel I menunjukkan adanya kemiripan ciri-ciri organoleptis antara

ekstrak kental rimpang kunyit dengan persyaratan yang tercantum dalam

Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia (Anonim, 2004).

Pemeriksaan kandungan kimia secara kromatografi lapis tipis (KLT)

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kandungan senyawa kimia

yang terdapat dalam ekstrak rimpang kunyit. Pemeriksaan senyawa identitas

kurkuminoid secara KLT bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak rimpang

kunyit mengandung kurkuminoid dengan cara membandingkan nilai Rf dan warna

Page 49: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

31

bercak ekstrak tersebut dengan standar kurkuminoid. Pada pemeriksaan

kandungan kurkuminoid secara KLT digunakan fase diam berupa silika gel GF

254 dan fase gerak berupa kloroform : etanol : asam asetat dengan dua macam

perbandingan komposisis yaitu 80 : 19,5 : 0,5 dan 95 : 4 : 1 v/v. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui fase gerak mana yang dapat memisahkan kandungan dalam

ekstrak rimpang kunyit dengan baik. Jarak pengembangannya sejauh 10 cm.

Kandungan kurkuminoid yang akan diidentifikasi bersifat non polar sehingga fase

diam yang digunakan bersifat lebih polar dibandingkan dengan fase geraknya.

Sistem kromatografi yang digunakan adalah fase normal.

Page 50: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

32

Gambar 3. Foto kromatogram KLT kurkuminoid ekstrak rimpang kunyit fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat (80:19,5:0,5)

Keterangan gambar : Jarak pengembangan : 10 cmDeteksi : secara visibel, sinar UV 254, sinar UV 365, dan pereaksi

semprot asam borat – metanolBercak a : bidesmetoksikurkuminBercak b : desmetoksikurkuminBercak c : kurkuminBercak d : kandungan kimia lain selain kurkuminoidS 1 : sampel ekstrak rimpang kunyit 1S 2 : sampel ekstrak rimpang kunyit 2S 3 : sampel ekstrak rimpang kunyit 3St : standar kurkuminoid

Page 51: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

33

Gambar 4. Foto kromatogram KLT kurkuminoid ekstrak rimpang kunyit fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat (95:4:1)

Keterangan gambar : Jarak pengembangan : 10 cmDeteksi : secara visibel, sinar UV 254, sinar UV 365, dan pereaksi

semprot asam borat – metanolBercak a : bidesmetoksikurkuminBercak b : desmetoksikurkuminBercak c : kurkuminBercak d : kandungan kimia lain selain kurkuminoidS 1 : sampel ekstrak rimpang kunyit 1S 2 : sampel ekstrak rimpang kunyit 2S 3 : sampel ekstrak rimpang kunyit 3St : standar kurkuminoid

Page 52: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

34

Hasil pemeriksaan kurkuminoid pada sampel dan standar dengan KLT

yang dielusi dengan kedua macam fase gerak tersebut menunjukkan pemisahan

yang baik. Walaupun pada penggunaan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat

(95:4:1) menunjukkan pemisahan yang lebih baik hal ini dilihat dari jarak antara

bercak a, b, c, dan d pada sampel dan standar cukup jauh (gambar 4). Tetapi pada

pemeriksaan kurkuminoid secara KLT dengan fase gerak kloroform : etanol :

asam asetat dengan perbandingan 80 : 19,5 : 0,5 menunjukkan kedekatan nilai Rf

bercak kurkuminoid dalam sampel dengan bercak kurkuminoid standar (gambar

3). Oleh karena itu fase gerak yang dipakai pada pemeriksaan kurkuminoid secara

KLT menggunakan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat dengan

perbandingan 80 : 19,5 : 0,5.

Bercak diamati secara visible, ketiga sampel dan standar kurkuminoid

pada ketiga replikasi tampak adanya bercak berwarna kuning. Tetapi bercak

kurkumin pada standar kurkuminoid tidak tampak pada pengamatan secara

visibel. Pada pengamatan dibawah sinar UV 254 dan UV 365, ketiga bercak pada

ketiga sampel dan standar kurkuminoid tampak berpendar kuning dimana ketiga

bercak tersebut diperkirakan sebagai bercak bidesmetoksikurkumin (bercak a),

desmetoksikurkumin (bercak b), dan kurkumin (bercak c). Kurkumin mempunyai

nilai log P sebesar 2,56, nilai log P desmetoksikurkumin sebesar 2,69, dan nilai

log P bidesmetoksikurkumin sebesar 2,81. Semakin besar nilai log P maka

senyawa tersebut semakin bersifat non polar. Berdasarkan nilai log P tersebut

maka urutan kepolaran senyawa-senyawa dalam kurkuminoid dari yang paling

non polar ke yang paling polar adalah bidesmetoksikurkumin,

Page 53: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

35

desmetoksikurkumin, dan kurkumin. Pada penelitian ini digunakan fase diam

yang bersifat polar dan fase gerak yang bersifat non polar. Senyawa yang bersifat

lebih polar memiliki afinitas yang lebih besar terhadap fase diam sehingga

senyawa tersebut diperkirakan memiliki nilai Rf yang lebih kecil. Sebaliknya

senyawa yang bersifat lebih non polar memiliki afinitas yang lebih besar terhadap

fase gerak sehingga senyawa tersebut diperkirakan memiliki nilai Rf yang lebih

besar. Berdasarkan afinitas terhadap fase gerak dan fase diam maka dapat

diperkirakan urutan nilai Rf dari senyawa-senyawa dalam kurkuminoid dari yang

paling besar adalah bidesmetoksikurkumin, desmetoksikurkumin dan yang paling

kecil adalah kurkumin. Pada ketiga sampel terdapat bercak keempat (bercak d)

berwarna coklat yang merupakan kandungan kimia lain di dalam ekstrak kental

rimpang kunyit selain kurkuminoid. Setelah disemprot dengan pereaksi asam

borat-metanol, bercak a pada ketiga sampel dan standar kurkuminoid berwarna

jingga tua, bercak b berwarna jingga, bercak c berwarna kuning, dan bercak d

berwarna coklat muda. Bercak a, b, dan c pada ketiga sampel pada ketiga replikasi

mempunyai warna yang sama dan nilai Rf yang mirip dengan bercak a, b, dan c

pada standar kurkuminoid. Hal ini menunjukkan bahwa pada ketiga sampel

ekstrak kental rimpang kunyit mengandung kurkuminoid.

C. Uji Kemurnian Ekstrak Rimpang Kunyit

1. Penetapan Kadar Abu

Penetapan kadar abu merupakan salah satu pemeriksaan mutu ekstrak

rimpang kunyit. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui pencemaran bahan

anorganik dan mineral pada ekstrak rimpang kunyit dengan menggunakan metode

Page 54: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

36

gravimetri. Metode gravimetri yaitu bahan diabukan pada suhu tinggi yaitu sekitar

350 – 500 0C dan kemudian ditimbang hingga bobot konstan. Pada suhu tersebut

bahan-bahan organik yang terkandung dalam ekstrak rimpang kunyit akan

terdestruksi sehingga yang tertinggal hanya bahan-bahan anorganik dan mineral.

Semakin sedikit kadar abu menandakan bahwa pencemaran bahan anorganik dan

mineral semakin sedikit.

Tabel II. Data penetapan kadar abu

Replikasi I Replikasi II Replikasi IIIBerat ekstrak awal 3,0005 g 3,0004 g 3,0005 gBerat abu konstan 0,0098 g 0,0096 g 0,0095 g

Kadar abu 0,33 % 0,32 % 0,32 %Rata-rata kadar abu 0,32 %

SD 0,0058cv 1,81 %

Tabel II menunjukkan hasil penetapan kadar abu rata-rata ekstrak

rimpang kunyit sebesar 0,32 %. Kadar abu ekstrak rimpang kunyit telah sesuai

dengan persyaratan yang tercantum dalam Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat

Indonesia yaitu kurang dari 0,4 % (Anonim, 2004).

2. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam

Penetapan kadar abu tidak larut asam dilakukan untuk mengetahui

pencampuran bahan anorganik non logam dan silikat yang tidak larut asam.

Page 55: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

37

Tabel III. Data penetapan kadar abu tidak larut asam

Replikasi I Replikasi II Replikasi IIIBerat ekstrak awal 3,0005 g 3,0004 g 3,0005 g

Berat abu tidak larut asam

0,0017 g 0,0017 g 0,0018 g

Kadar abu tidak larut asam

0,057 % 0,057 % 0,060 %

Rata-rata kadar abu tidak larut asam

0,058 %

SD 0,0017cv 2,93 %

Tabel III menunjukkan ekstrak rimpang kunyit memiliki kadar abu tidak

larut asam rata-rata sebesar 0,058 %. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak

rimpang kunyit yang diteliti telah sesuai dengan persyaratan dalam Monografi

Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia yaitu kurang dari 0,08 % (Anonim, 2004).

D. Penetapan Kadar Minyak Atsiri

Kadar minyak atsiri dilakukan untuk mengetahui jumlah kandungan

minyak atsiri yang terkandung dalam ekstrak rimpang kunyit. Minyak atsiri juga

merupakan salah satu komponen dari ekstrak rimpang kunyit yang mempunyai

efek farmakologi sehingga kadar minyak atsiri dalam ekstrak rimpang kunyit

mempengaruhi mutu dan khasiat obat tradisional yang mengandung ekstrak

rimpang kunyit. Kadar minyak atsiri dihitung dalam persen v/b. Kadar minyak

atsiri dilakukan dengan cara destilasi menggunakan destilasi Stahl selama 6 jam.

Page 56: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

38

Tabel IV. Data penetapan kadar minyak atsiri

Replikasi I Replikasi II Replikasi IIIBerat ekstrak awal 9,9955 g 10,0024 g 10,0012 gVolume minyak

atsiri0,009 ml 0,01 ml 0,01 ml

Kadar minyak atsiri 0,09 % 0,10 % 0,10 %Rata-rata kadar minyak atsiri

0,10 %

SD 0,0058cv 5,8 %

Tabel IV menunjukkan hasil rata-rata kadar minyak atsiri yang

terkandung dalam ekstrak rimpang kunyit adalah sebesar 0,10 %. Hasil kadar

minyak atsiri dari ekstrak rimpang kunyit yang diteliti tidak sesuai atau tidak

memenuhi persyaratan dalam Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia yaitu

tidak kurang dari 3,2 % (Anonim, 2004). Hal ini dapat disebabkan karena minyak

atsiri larut dalam pelarut lipofil tetapi ekstrak rimpang kunyit yang diteliti

diperoleh dari hasil pengepresan rimpang kunyit segar sehingga hanya sedikit

minyak atsiri yang terekstraksi ke dalam ekstrak rimpang kunyit. Pada saat

pengentalan ekstrak, walaupun suhu yang digunakan relatif rendah yaitu 40-50 0C

tetapi tidak dapat dipastikan adanya kandungan minyak atsiri yang menguap.

E. Penetapan Kadar Air

Penetapan kadar air bertujuan untuk mengetahui jumlah kandungan air

dalam ekstrak rimpang kunyit. Kadar air ekstrak yang tinggi dapat menyebabkan

ketidakstabilan ekstrak rimpang kunyit selama penyimpanan akibat pertumbuhan

mikroorganisme. Air merupakan media pertumbuhan yang baik untuk

mikroorganisme karena air merupakan komponen terbesar dari sel sehingga

mikroorganisme membutuhkan air untuk hidup (Fardiaz, 1992).

Page 57: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

39

Pada penelitian ini, kadar air ekstrak rimpang kunyit ditetapkan dengan

metode gravimetri dimana ekstrak dipanaskan pada suhu 105 0C hingga bobot

konstan. Ekstrak rimpang kunyit memiliki kandungan minyak atsiri yang cukup

tinggi yaitu sekitar 2–5 % sehingga metode gravimetri ini kurang cocok

digunakan untuk penetapan kadar air ekstrak rimpang kunyit karena selama

pemanasan tidak hanya air yang hilang tetapi juga minyak atsiri karena sifatnya

yang mudah menguap sehingga bobot yang hilang selama pemanasan tidak

menggambarkan bobot air yang terkandung dalam ekstrak. Metode penetapan

kadar air ekstrak rimpang kunyit yang lebih baik adalah destilasi dengan toluen.

Pendekatan metode penetapan kadar air dengan metode gravimetri digunakan

pada penelitian ini karena ketiadaan alat destilasi air. Pada penelitian ini juga

dilakukan penetapan bobot dan kadar minyak atsiri yang terkandung dalam

ekstrak rimpang kunyit sehingga bobot air yang terkandung dalam ekstrak

rimpang kunyit dapat dihitung dari bobot yang hilang selama pemanasan

dikurangi dengan bobot minyak atsiri. Jika bobot air telah diketahui maka kadar

air ekstrak rimpang kunyit dapat ditetapkan. Kelemahan pendekatan metode

penetapan kadar air dengan metode gravimetri ini adalah tidak dapat mengetahui

bobot oleoresin yang hilang selama pemanasan. Oleoresin merupakan campuran

dari 45 % kurkuminoid, 25 % minyak atsiri, dan resin sehingga oleoresin juga

menguap selama pemanasan karena mengandung minyak atsiri dan ketika

penetapan bobot minyak atsiri menggunakan destilasi Stahl tidak dapat menjamin

semua oleoresin dapat tersuling bersama minyak atsiri.

Page 58: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

40

Tabel V. Data penetapan kadar air

Replikasi I Replikasi II Replikasi IIIBerat ekstrak awal 10,0019 g 10,0049 g 10,0022 gBobot yang hilang setelah pemanasan

2,8086 g 2,5422 g 2,5836 g

Bobot minyak atsiri 0,0091 g 0,0095 g 0,0094 gBobot air (bobot yang hilang – bobot minyak atsiri)

2,7995 g 2,5327 g 2,5742 g

Kadar air 27,99 % 25,32 % 25,74 %Rata-rata kadar air 26,35 %

SD 1,4357cv 5,45 %

Tabel V menunjukkan rata-rata kadar air dari ekstrak rimpang kunyit

yang diteliti adalah sebesar 26,35 %. Kadar air yang terkandung dalam ekstrak

kental rimpang kunyit yang diteliti tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan

yang tercantum pada Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia yaitu tidak

lebih dari 4 % (Anonim, 2004). Hal ini terjadi karena dapat disebabkan oleh

waktu pengentalan ekstrak yang kurang lama.

F. Penetapan Kadar Kurkuminoid

1. Penetapan Operating Time (OT)

Pada penelitian ini, kadar kurkuminoid ditetapkan sebagai kompleks

kurkumin-asam borat dengan adanya asam oksalat sehingga dibutuhkan waktu

untuk pembentukan kompleks tersebut secara maksimal agar menghasilkan

serapan yang stabil. Oleh karena itu diperlukan penetapan operating time untuk

mengetahui waktu pengukuran dimana pada rentang waktu tersebut senyawa

memberikan serapan yang stabil. Pada rentang waktu tersebut, larutan kurva baku

dan sampel dapat diukur absorbansinya.

Page 59: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

41

Gambar 5. Grafik penetapan operating time kurkuminoid

Gambar 5 menunjukkan bahwa sejak menit ke-0 sampai 45, kompleks

kurkumin-asam borat mempunyai absorbansi yang stabil. Berdasarkan Monografi

Ekstrak Tumbuhan Indonesia, setelah penambahan asam borat dan asam oksalat,

larutan dibiarkan selama 30 menit. Jadi OT yang digunakan pada penetapan kadar

kurkuminoid ini adalah 30 menit.

2. Penetapan panjang gelombang maksimum (λ max)

Penetapan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk mengetahui

panjang gelombang dari suatu larutan yang mempunyai absorban (serapan)

maksimum. Pengukuran serapan pada panjang gelombang maksimum dapat

memberikan sensitivitas maksimum dan perubahan yang kecil pada panjang

gelombang memberikan perubahan absorban yang minimal. Dalam penelitian ini

pengukuran panjang gelombang maksimum dimulai dari panjang gelombang 400

nm – 500 nm.

0,10,20,30,40,5

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Ab

sorb

ansi

Waktu (menit)

Penetapan Operating Time Kurkuminoid

Page 60: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

42

Gambar 6. Grafik penetapan panjang gelombang maksimum kurkuminoid

Dari grafik panjang gelombang yang diukur pada tiga konsentrasi (0,032

mg%; 0,128 mg%; 0,512 mg%) terlihat bahwa panjang gelombang maksimum

kurkuminoid adalah 428 nm. Hasil pengukuran panjang gelombang maksimum

hanya berbeda 2 nm dari panjang gelombang maksimum kurkuminoid yang

tercantum pada Monografi Ekstrak Tumbuhan Indonesia yaitu sebesar 430 nm

sehingga hasil pengukuran panjang gelombang maksimum (428 nm) ini dapat

digunakan untuk pengukuran absorban (serapan) larutan baku dan sampel yang

akan dianalisis.

3. Pembuatan kurva baku

Dalam pembuatan kurva baku diperlukan satu seri larutan kurkuminoid

murni dengan kadar yang berbeda. Seri larutan kurkuminoid ini selanjutnya

-0,4

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

Ab

sorb

ansi

Panjang gelombang (nm)

Penetapan Panjang Gelombang Maksimum Kurkuminoid

Kadar 0,032 mg %

Kadar 0,128 mg %

Kadar 0,512 mg %

Page 61: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

43

diukur absorbannya pada panjang gelombang maksimum yaitu sebesar 428 nm,

kemudian dibuat kurva hubungan antara konsentrasi dengan absorban.

Tabel VI. Data pengukuran absorbansi kurva baku

Kadar(% mg v/b)

AbsorbansiReplikasi I Replikasi II Replikasi III

0,0320,0640,1280,2560,512

0,0950,1530,2660,4210,759

0,0880,1410,2740,4110,791

0,1070,1830,2460,4040,784

Persamaan Kurva Baku : I. Y = 1,359669 x + 0,069042 ; r = 0,998413

II. Y = 1,436282 x + 0,056042 ; r = 0,997511

III. Y = 1,374370 x + 0,072125 ; r = 0,998133

Dari ketiga replikasi kurva baku kurkuminoid diatas memiliki nilai

koefisien korelasi (r) yang lebih besar dari nilai r tabel dengan taraf kepercayaan

99 % (0,959 dengan df 3) sehingga untuk persamaan kurva baku dipilih r yang

paling mendekati 1 yaitu persamaan kurva baku replikasi I yaitu Y = 1,359669 x +

0,069042 ; r = 0,998413.

Gambar 7. Kurva baku kurkuminoid

-0,1

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0 1 2 3 4 5 6

Ab

sorb

ansi

Kadar (mg %)

Kurva Baku Kurkuminoid

Y = 1,359669 x + 0,069042

Page 62: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

44

4. Validasi metode

Metode penetapan kadar yang baik harus memenuhi berbagai kriteria

yaitu nilai perolehan kembali (recovery), kesalahan sistemik, dan kesalahan acak.

Ketiga hal tersebut merupakan parameter validitas metode untuk menunjukkan

apakah suatu metode sudah optimal untuk digunakan dalam menetapkan kadar

suatu zat dalam sampel.

Recovery menggambarkan tingkat akurasi suatu metode analisis yang

menunjukkan seberapa dekat hasil analisis yang diperoleh dengan hasil

sebenarnya. Menurut Harmita (2004), suatu metode yang digunakan untuk

mengukur sampel dengan kadar analit lebih besar dari 10 % maka metode tersebut

dapat dikatakan memiliki akurasi yang baik jika recovery yang diperoleh masih

dalam rentang 98 – 102 %. Tabel VII menunjukkan pengukuran dengan tiga kali

replikasi didapatkan nilai rata-rata nilai untuk recovery 99,32%. Jadi metode yang

digunakan pada penelitian ini dapat dikatakan memiliki akurasi yang baik.

Tabel VII. Data perhitungan recovery

Kadar teoritis(mg %)

Kadar I(mg%)

Kadar II(mg%)

Kadar III (mg%)

Kadar rata-rata (mg %)

Recovery(%)

0,0320,0640,1280,2560,512

0,0340,0630,1290,2540,494

0,0350,0610,1320,2570,500

0,0300,0620,1270,2490,490

0,0330,0620,1290,2530,495

103,1396,88101,0498,9696,61

Rata-rata recovery 99,32 %

Kesalahan sistemik merupakan tolok ukur inakurasi penetapan kadar.

Kesalahan sistemik merupakan parameter lain untuk akurasi selain recovery. Nilai

kesalahan sistemik yang baik adalah kurang dari 2 %. Tabel VIII menunjukkan

Page 63: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

45

nilai kesalahan sistemik rata-rata yang diperoleh dari hasil pengukuran tiga kali

replikasi adalah sebesar 2,34 %. Walaupun nilai kesalahan sistemik pada metode

ini lebih besar dari 2 %, tetapi nilai recovery masih memenuhi rentang yang

diijinkan sehingga metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar

kurkuminoid dalam ekstrak rimpang kunyit.

Tabel VIII. Data Perhitungan Kesalahan Sistemik

Recovery (%)

Kesalahan sistemik (%)

Rata-rata kesalahan sistemik

103,1396,88101,0498,9696,61

3,133,121,041,043,39

0,34 %

Kesalahan acak yang diukur dengan cv (coefficient variancy) merupakan

tolok ukur inpresisi suatu analisis yang berarti dalam suatu seri pengukuran atau

penetapan kadar dapat diperoleh hasil yang hampir sama satu sama lain. Dengan

kata lain harga cv menunjukkan keterulangan hasil yang diperoleh. Semakin besar

cv, maka semakin kecil pula keterulangan hasil yang diperoleh, begitu juga

sebaliknya. Menurut Harmita (2004), nilai kesalahan acak yang baik adalah 2 %

atau kurang. Akan tetapi kriteria ini sangat fleksibel tergantung pada konsentrasi

analit yang diperiksa, jumlah sampel, dan kondisi laboratorium. Koefisien variansi

meningkat dengan menurunnya kadar. Pada kadar 1 % atau lebih, koefisien

variansi adalah sekitar 2,5 %. Tabel IX menunjukkan nilai cv yang diperoleh dari

hasil pengukuran tiga kali replikasi yaitu 2,08 %.

Page 64: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

46

Tabel IX. Data Perhitungan Kesalahan Acak (cv)

Simpangan baku(SD)

Harga rata-rata

Kesalahan acak (%)(cv)

Rata-rata kesalahan acak

0,00260,0010,00250,00400,0050

0,0330,0620,1290,2530,495

7,881,611,941,601,01

2,08 %

5. Penetapan kadar kurkuminoid dalam sampel

Kadar kurkuminoid total dalam sampel ekstrak kental rimpang kunyit

ditetapkan sebagai kompleks kurkumin - asam borat yang diukur dengan

menggunakan spektrofotometer visibel setelah operating time selama 30 menit

dan pada panjang gelombang 428 nm. Pelarut yang digunakan adalah pelarut yang

dapat melarutkan kurkuminoid dan memiliki panjang gelombang di luar panjang

gelombang maksimum kurkuminoid agar pelarut yang digunakan tidak

mengganggu pengukuran absorbansi kurkuminoid sehingga pelarut yang

digunakan adalah aseton yang memiliki absorbansi maksimum pada panjang

gelombang 330 nm (Willard, 1988).

Gambar 8 menunjukkan reaksi antara kurkumin dan asam borat dengan

adanya asam oksalat yang akan membentuk senyawa Rubrocurcumin dimana

senyawa inilah yang akan terukur oleh spektrofotometer visibel.

Page 65: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

47

+ +

Curcumin Asam borat Asam oksalat

Rubrocurcumin

Gambar 8. Reaksi antara kurkumin, asam borat, dan asam oksalat membentuk

senyawa Rubrocurcumin

Page 66: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

48

Tabel X. Data penetapan kadar kurkuminoid

Replikasi I Replikasi II Replikasi IIIBerat ekstrak awal 191,8 mg 191,5 mg 191,5 mgBobot kurkuminoid

dalam eksrak 21 mg 20,5 mg 20,13 mg

Kadar kurkuminoid 10,95 % 10,70 % 10,51 %Rata-rata kadar kurkuminoid

10,72 %

SD 0,2207cv 2,06 %

Tabel X menunjukkan kadar kurkuminoid dalam ekstrak kental rimpang kunyit

dengan tiga kali replikasi diperoleh kadar rata-rata kurkuminoid sebesar 10,72 %.

Hasil yang diperoleh tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan kadar

kurkuminoid yang tercantum dalam Monografi Ekstrak Tumbuhan Indonesia

yaitu sebesar 33,9 % (Anonim, 2004). Hal ini dapat disebabkan karena ekstrak

rimpang kunyit diperoleh dari hasil pengepresan rimpang kunyit segar, padahal

menurut Stancovic (2004), kurkumin lebih larut dalam larutan yang bersifat lipofil

seperti etanol, metanol, dan aseton. Selain itu kadar kurkuminoid dalam rimpang

kunyit dapat juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman

kunyit dan umur tanaman saat panen. Ketidakstabilan kurkuminoid dalam ekstrak

rimpang kunyit selama penyimpanan juga dapat mempengaruhi kadar

kurkuminoid. Ketidakstabilan ini dapat disebabkan karena kurkuminoid dapat

terdegradasi oleh cahaya dan dalam suasana pH netral atau basa. Oleh karena itu

bahan penyusun ”Jamu Kunyit Asam” tidak hanya ekstrak rimpang kunyit saja

tetapi juga ekstrak buah asam sebagai penstabil kurkuminoid dalam ekstrak

rimpang kunyit karena kurkuminoid stabil dalam suasana asam.

Page 67: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil identifikasi dan pengukuran beberapa parameter standar ekstrak rimpang

kunyit yang diteliti yaitu ekstrak rimpang kunyit memiliki bau khas, rasa

pahit, bentuk kental, dan warna coklat kekuningan, secara KLT menunjukkan

ekstrak rimpang kunyit mengandung kurkuminoid, ekstrak rimpang kunyit

memiliki kadar abu 0,32 %; kadar abu tidak larut asam 0,058 %; kadar minyak

atsiri 0,10 %; kadar air 26,35 %; kadar kurkuminoid 10,72 %

2. Hasil identifikasi dan pengukuran beberapa parameter standar ekstrak rimpang

kunyit yang diteliti belum sepenuhnya sesuai dengan persyaratan yang

tercantum pada Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia karena kadar

minyak atsiri, kadar air, dan kadar kurkuminoid belum memenuhi persyaratan.

B. Saran

Dari hasil penelitian dapat disarankan :

1. Perlu dilakukan standarisasi ekstrak rimpang kunyit mengenai cemaran

mikroba, aflatoksin, logam berat, dan angka kapang khamir.

2. Perlu dilakukan ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang bersifat semi

polar atau non polar seperti etanol atau aseton agar kurkuminoid dan minyak

atsiri yang terekstraksi lebih banyak.

3. Perlu dilakukan penambahan waktu pengentalan ekstrak agar diperoleh kadar

air yang rendah.

Page 68: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

50

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh., 1999, Ilmu Meracik Obat, Cetakan Kelima, 168, UGM Press, Yoyakarta.

Anonim, 1974, Extra Farmakope Indonesia, 1092 – 1093, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia I, 130 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, cetakan pertama, 16, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 2004, Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Volume 1, 51-54,122-123, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2008, Teknologi Penyiapan Simplisia Terstandar Tanaman Obat, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, file:///H:/KUNYIT/cara%20panen% 20yang%20baik.htm, diakses pada tanggal 3 Desember 2008.

Ansel, 1985, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, 244-271, 608-617, UI Press, Jakarta.

Duke, 2008, Phytochemical and Ethnobotanical Databases http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/duke/farmacy2.plhttp://www.ars-grin.gov/cgi-bin/duke/farmacy2.pl, diakses pada 7 April 2008.

Fardiaz, 1992, Mikrobiologi Pangan 1, 105, 195, PT Gramedia Pustaka Utma, Jakarta.

Fatah, A. M., 1989, Spektofotometri UV-Vis, 1-3; 7-8, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Gritter, R.J., Bobit, J.M. dan Schwarting, A.E., 1991, Pengantar Kromatografi, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Edisi II, 107-1555, Penerbit Insitut Teknologi Bandung, Bandung.

Harborne, 1984, Phytochemical Methods, terbitan kedua, diterjemahkan oleh Padmawinata, K. & Soediro, I., 14-15, 147-156, Penerbit ITB, Bandung.

Page 69: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

51

Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, Majalah Ilimu Kefarmasian, Vol. I, No. 3, 117 – 135, http://jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2004/v01n03/Harmita010301.pdf, diakses pada tanggal 30 Oktober 2008.

Komarawinata, 2008, Budidaya dan Pasca Panen Tanaman Obat Untuk Meningkatkan Kadar Bahan Aktif, Unit Riset dan Pengembangan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk., http://balittro.litbang.deptan.go.id/pdf/edisikhusus/2006_02/edisi_khusus_2006_02_05.pdf, diakses pada tanggal 3 Desember 2008.

Rukmana, R., 1994, Kunyit, 13, 17-18, 25-27, Kanisius, Yogyakarta.

Skoog, D. A., 1985, Principles of Instrumental Analysis, Third edition, 183, Saunders College Publishing, New York.

Soedibjo, 1998, Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, 264-265, Balai Pustaka, Jakarta.

Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi dan Manajemen Agribisnis, P. T. Kepurun Pawana Indonesia, Universitas gajah Mada, Yogyakarta.

Stancovic, 2004, Chemical and Technical Assesment of Curcumin, 61st JECFA, 1(8) – 5(8) ftp://ftp.fao.org/es/esn/jecfa/cta/CTA_61_Curcumin.pdf, diakses pada tanggal 18 September 2008

Sudarsono, 1996, Tumbuhan Obat, 56, PPOT, UGM, Yogyakarta.

Sumiati, Triyani, S.Si., 2006, Kunyit, Si Kuning yang Kaya Manfaat, http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/ 0704/22/cakrawala/lainnya02. htm, diakses pada tanggal 12 Desember 2008.

Tampubolon, T., 1981, Tumbuhan Obat, 27-28, Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

Voigt, 1971, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi Kelima, diterjemahkan oleh Soendani Noerono, 141-142, 159, 163-164, 172-178, 571, 586,Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wang YJ, Pan MH, Chong AL, Lim LI, HO YS, Hsieh CY, dan Lin JK, 1997, Stability of curcumin in buffer solution and characterization of its degradation products. J Pharm Biomed Anal 15 : 1867 – 1876.

Wagner, 1984, Plant Drug Analysis : A Thin Layer Chromatography Atlas, 14, 42, Springer-Verlag, New York.

Page 70: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

52

Windholz, M., (ed), 1981, The Merck Index : An Encyclopedia of Chemicals and Drug, 10th ed, 2681, Merck & Co, Inc., Rhmany, New York.

Page 71: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

53

Lampiran 1. Data Pengentalan Ekstrak Rimpang Kunyit

Menggunakan Vacuum Rotary Evaporator Set point : 100 mbar Suhu : 50 0C P : 10 mbar Tekanan : 72 mbar Waktu : 1 jam 15 menit Volume awal : 700 ml

Menggunakan Oven Suhu : 40 0C Waktu : 19 jam 25 menit Volume akhir : 300 ml Berat ekstrak : 267,35 g

Lampiran 2. Data Penimbangan dan Perhitungan Kadar Abu

Tabel XI. Penimbangan berat abu

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3Berat kurs kosong 31,9841 g 31,6602 g 30,9165 gBerat kurs + ekstrak 34,9846 g 34,6606 g 33,9170 gBerat ekstrak 3,0005 g 3,0004 g 3,0005 gPenimbangan abu Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3Penimbangan I 32,2713 g 32,0422 g 31,1811 gPenimbangan II 32,1946 g 31,9557 g 31,0736 gPenimbangan III 32,1174 g 31,8413 g 30,9883 gPenimbangan IV 32,0492 g 31,7091 g 30,9478 gPenimbangan V 31,9957 g 31,6931 g 30,9260 gPenimbangan VI 31,9938 g 31,6699 g 30,9261 gPenimbangan VII 31,9939 g 31,6698 g 30,9260 gPenimbangan VIII 31,9939 g 31,6698 g 30,9260 gBerat abu konstan 0,0098 g 0,0096 g 0,0095 g

Perhitungan kadar abu

Replikasi 1 : 0,0098 g x 100 % = 0,33 % 3,0005 g

Replikasi 2 : 0,0096 g x 100 % = 0,32 % 3,0004 g

Page 72: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

54

Replikasi 1 : 0,0095 g x 100 % = 0,32 % 3,0005 g

Rata-rata : (0,33 + 0,32 + 0,32) % = 0,32 % 3

SD : 0,0058

cv : 0,0058 x 100 % = 1,81 % 0,32

Lampiran 3. Data Penimbangan dan Perhitungan Kadar Abu Tidak Larut Asam

Tabel XII. Penimbangan berat abu tidak larut asam

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3Berat kurs kosong

31,0291 g 31,4682 g 30,7301g

Berat kurs + abu(stlh pemijaran 15’)

31,0308 g 31,4699 g 30,7319 g

Berat abu tdk larut asam

0,0017 g 0,0017 g 0,0018 g

Perhitungan Kadar Abu Tidak Larut Asam

Replikasi 1 : 0,0017 g x 100 % = 0,057 % 3,0005 g

Replikasi 2 : 0,0017 g x 100 % = 0,057 % 3,0004 g

Replikasi 1 : 0,0018 g x 100 % = 0,060 % 3,0005 g

Rata-rata : (0,057 + 0,057 + 0,060 ) % = 0,058 % 3

SD : 0,0017

cv : 0,0017 x 100 % = 2,93 % 0,058

Page 73: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

55

Lampiran 4. Data Kadar Minyak Atsiri

Tabel XIII. Penimbangan bobot ekstrak dan volume minyak atsiri

Replikasi I Replikasi II Replikasi IIIBobot cawan kosong

25,3345 g 24,6458 g 22,4472 g

Bobot cawan + ekstrak

35,3417 g 34,6511 g 32,4518 g

Bobot cawan + sisa

25,3462 g 24,6487 g 22,4506 g

Bobot ekstrak 9,9955 g 10,0024 g 10,0012 gVolume minyak atsiri

0,009 ml 0,01 ml 0,01 ml

Bobot minyak atsiri

0,0091 g 0,0095 g 0,0094 g

Kadar minyak atsiri = volume minyak atsiri hasil destilasi x 100 % bobot ekstrak yang didestilasi

Replikasi I : Kadar minyak atsiri = 0,009 ml x 100 % = 0,09 % 9,9955 g

Replikasi II : Kadar minyak atsiri = 0,01 ml x 100 % = 0,10 % 10,0024 g

Replikasi III : Kadar minyak atsiri = 0,01 ml x 100 % = 0,10 % 10,0012 g

Rata-rata kadar minyak atsiri : 0,09 % + 0,10 % + 0,10 % = 0,10 % 3

SD = 0,0058

cv = 0,0058 x 100 % = 5,8 % 0,10 %

Page 74: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

56

Lampiran 5. Data Perhitungan Kadar Air secara Gravimetri

Suhu : 105 0C

Tabel XIV. Penimbangan bobot konstan ekstrak setelah dikeringkan

Replikasi I Replikasi II Replikasi IIIBobot cawan kosong 32,6012 g 32,3749 g 32,4171 gBobot cawan + ekstrak kental 42,6031 g 42,3798 g 42,4193 gBobot ekstrak kental 10,0019 g 10,0049 g 10,0022 gBobot setelah dikeringkan 5 jam 39,8007 g 39,8424 g 39,8437 gBobot setelah dikeringkan 6 jam 39,7945 g 39,8376 g 39,8357 gBobot konstan ekstrak setelah dikeringkan

7,1933 g 7,4627 g 7,4186 g

Bobot yang hilang setelah pemanasan

2,8086 g 2,5422 g 2,5836 g

Bobot minyak atsiri 0,0091 g 0,0095 g 0,0094 gBobot air (bobot yang hilang –bobot minyak atsiri)

2,7995 g 2,5327 g 2,5742 g

Kadar air = bobot yang hilang setelah pemanasan – bobot minyak atsiri x 100 %bobot ekstrak yang dikeringkan

Replikasi I : Kadar air = 2,7995 g x 100 % = 27,99 % 10,0019 g

Replikasi I : Kadar air = 2,5327 g x 100 % = 25,32 % 10,0049 g

Replikasi I : Kadar air = 2,5742 g x 100 % = 25,74 % 10,0022 g

Rata – rata kadar air = 27,99 % + 25,32 % + 25,74 % = 26,35 %3

SD = 1,4357

cv = 1,4357 x 100 % = 5,45 % 26,35 %

Page 75: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

57

Lampiran 6. Penentuan Operating Time (OT)

Tabel XV. Pengukuran Operating Time

Waktu (menit)

Absorbansi

0 0,2625 0,26210 0,26415 0,26520 0,26525 0,26530 0,26635 0,26640 0,26745 0,267

OT : 0 – 45 menit

Lampiran 7. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum pada Konsentrasi 0,032 mg % b/v; 0,128 mg % b/v; 0,512 mg % b/v

Tabel XVI. Penentuan panjang gelombang maksimum

Panjang Gelombang (nm)

Absorbansi0,512 mg % b/v 0,128 mg % b/v 0,032 mg% b/v

400 0,641 0,160 0,006402 0,647 0,155 -0,003404 0,657 0,154 -0,007406 0,665 0,155 -0,010408 0,681 0,153 -0,014410 0,690 0,160 -0,017412 0,698 0,159 -0,019414 0,716 0,161 -0,019416 0,716 0,164 -0,014418 0,724 0,177 0,003420 0,734 0,186 0,032422 0,742 0,208 0,080424 0,753 0,263 0,092426 0,753 0,263 0,093428 0,755 0,264 0,093430 0,706 0,173 0,020432 0,690 0,145 0,007434 0,648 0,089 -0,176

Page 76: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

58

436 0,400 0,039 -0,176438 0,093 -0,176 -0,176440 0,004 -0,176 -0,176442 -0,042 -0,176 -0,176444 -0,076 -0,176 -0,176446 -0,116 -0,176 -0,176448 -0,156 -0,176 -0,176450 -0,176 -0,176 -0,176

Panjang gelombang maksimum = 428 nm

Lampiran 8. Data Validasi Metode dan Perhitungan Recovery, Kesalahan acak, dan Kesalahan Sistemik

Tabel XVII. Validasi Metode

ReplikasiKonsentrasi Sebenarnya (mg % b/v)

AbsorbansiKonsentrasi

Terukur(mg % b/v)

IIIIII

0,0320,0320,032

0,1150,1170,110

0,0340,0350,030

SD = 0,0026Rata-rata = 0,033 %

cv = 7,88 %IIIIII

0,0640,0640,064

0,1550,1520,153

0,0630,0610,062

SD =Rata-rata = 0,062 %

cv = 1,61 %IIIIII

0,1280,1280,128

0,2440,2490,242

0,1290,1320,127

SD = 0,0025Rata-rata = 0,129 %

cv = 1,94 %IIIIII

0,2560,2560,256

0,4140,4190,407

0,2540,2570,249

SD = 0,0040Rata-rata = 0,253 %

cv = 1,60 %IIIIII

0,5120,5120,512

0,7410,7490,736

0,4940,5000,490

SD = 0,0050Rata-rata = 0,495 %

cv = 1,01 %

Perhitungan recovery, kesalahan sistemik, dan kesalahan acak

a. Konsentrasi = 0,032 mg % b/v

Replikasi I : % recovery = 0,034 x 100 % = 106,25 % 0,032

Replikasi II : % recovery = 0,035 x 100 % = 109,38 % 0,032

Page 77: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

59

Replikasi III : % recovery = 0,030 x 100 % = 93,75 % 0,032

SD = 8,27

Rata-rata = 103,13 %

cv = 8,02 %

Kesalahan sistemik : 100 % - 103,13 % = 3,13 %

b. Konsentrasi = 0,064 mg % b/v

Replikasi I : % recovery = 0,063 x 100 % = 98,44 % 0,064

Replikasi II : % recovery = 0,061 x 100 % = 95,31 % 0,064

Replikasi III : % recovery = 0,062 x 100 % = 96,88 % 0,064

SD = 1,56

Rata-rata = 96,88 %

cv = 1,62 %

Kesalahan sistemik : 100 % - 96,88 % = 3,12 %

c. Konsentrasi = 0,128 mg % b/v

Replikasi I : % recovery = 0,129 x 100 % = 100,78 % 0,128

Replikasi II : % recovery = 0,132 x 100 % = 103,12 % 0,128

Replikasi III : % recovery = 0,127 x 100 % = 99,22 % 0,128

SD = 1,96

Rata-rata = 101,04 %

cv = 1,94 %

Page 78: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

60

Kesalahan sistemik : 100 % - 101,04 % = 1,04 %

d. Konsentrasi = 0,256 mg % b/v

Replikasi I : % recovery = 0,254 x 100 % = 99,22 % 0,256

Replikasi II : % recovery = 0,257 x 100 % = 100,39 %0,256

Replikasi III : % recovery = 0,249 x 100 % = 97,27 % 0,256

SD = 1,29

Rata-rata = 98,96 %

cv = 1,30 %

Kesalahan sistemik : 100 % - 98,96 % = 1,04 %

e. Konsentrasi = 0,512 mg % b/v

Replikasi I : % recovery = 0,494 x 100 % = 96,48 % 0,512

Replikasi II : % recovery = 0,500 x 100 % = 97,66 % 0,512

Replikasi III : % recovery = 0,490 x 100 % = 95,70 % 0,512

SD = 0,99

Rata-rata = 96,61 %

cv = 1,02 %

Kesalahan sistemik : 100 % - 96,61 % = 3,39 %

Rata-rata % Recovery = (103,13 + 96,88 + 101,04 + 98,96 + 96,61) %5

= 99,32 %

Page 79: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

61

Rata-rata Kesalahan Sistemik = (3,13 + 3,12 + 1,04 + 1,04 + 3,39) % 5

= 2,34 %

Rata-rata Kesalahan Acak = (8,02 + 1,62 + 1,94 + 1,30 + 1,02) % 5

= 2,08 %

Lampiran 9. Perhitungan Orientasi Penimbangan Sampel

Absorbansi sampel = 0,126

Y = 1,359669 x + 0,069042

0,126 = 1,359669 x + 0,069042

x = 0,042 %

V1 x C1 = V2 x C2

1 ml x C1 = 25 ml x 0,042 mg %

C1 = 1,05 mg %

V1 x C1 = V2 x C2

2 ml x C1 = 10 ml x 1,05 mg %

C1 = 5,25 mg % dalam 250 ml aseton

5,25 mg = 50 mg 50 mg x

x = 476,190 mg dilarutkan dalam 250 ml aseton atau 190,476 mg dilarutkan

dalam 100 ml aseton

Lampiran 10. Perhitungan Kadar Kurkuminoid dalam Sampel

a. Replikasi I

Absorbansi sampel = 0,297

Page 80: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

62

Y = 1,359669 x + 0,069042

0,297 = 1,359669 x + 0,069042

x = 0,168 %

V1 x C1 = V2 x C2

1 ml x C1 = 25 ml x 0,168 mg %

C1 = 4,2 mg %

V1 x C1 = V2 x C2

2 ml x C1 = 10 ml x 4,2 mg %

C1 = 21 mg % dalam 100 ml aseton

Kadar kurkuminoid = 21 mg x 100 % = 10,95 % 191,8 mg

b. Replikasi II

Absorbansi sampel = 0,292

Y = 1,359669 x + 0,069042

0,292 = 1,359669 x + 0,069042

x = 0,164 %

V1 x C1 = V2 x C2

1 ml x C1 = 25 ml x 0,164 mg %

C1 = 4,1 mg %

V1 x C1 = V2 x C2

2 ml x C1 = 10 ml x 4,1mg %

C1 = 20,5 mg % dalam 100 ml aseton

Kadar kurkuminoid = 20,5 mg x 100 % = 10,70 % 191,5 mg

Page 81: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

63

c. Replikasi III

Absorbansi sampel = 0,288

Y = 1,359669 x + 0,069042

0,288 = 1,359669 x + 0,069042

x = 0,161 %

V1 x C1 = V2 x C2

1 ml x C1 = 25 ml x 0,161 mg %

C1 = 4,025 mg %

V1 x C1 = V2 x C2

2 ml x C1 = 10 ml x 4,025 mg %

C1 = 20,125 mg % dalam 100 ml aseton

Kadar kurkuminoid = 20,13 mg x 100 % = 10,51 % 191,5 mg

Kadar Kurkuminoid Rata-rata : 10,72 % b/b

SD = 0,2207

cv = 2,06 %

Lampiran 11. Data pemeriksaan kandungan kimia kurkuminoid secara KLT

Tabel XVIII. Data uji KLT kurkuminoid ekstrak kental rimpang kunyit dengan fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat (80:19,5:0,5) yang diamati secara visible, UV 254, UV 365, dan disemprot pereaksi asam borat-metanol.

Replikasi BercakVisibel UV 254 UV 365

Pereaksi Asam Borat -Metanol

Rf Warna Rf Warna Rf Warna Rf Warna

I

Standar a

0,90 Kuning 0,90 Pendar kuning

0,90 Pendar kuning

0,90 Jinggatua

b

0,86 Kuning 0,86 Pendar kuning

0,86 Pendar kuning

0,86 Jingga

Page 82: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

64

c

0,82 Pendar kuning

0,82 Pendar kuning

0,82 Kuning

Sampel 1 a

0,89Kuning

0,89 Pendar kuning

0,89 Pendar kuning

0,89 Jingga tua

b

0,85Kuning

0,85 Pendar kuning

0,85 Pendar kuning

0,85 Jingga

c

0,80 Kuning muda

0,80 Pendar kuning

0,80 Pendar kuning

0,80 Kuning

d

0,22Coklat

0,22 Coklattua

0,22 Coklat tua

0,22 Coklat muda

Sampel 2 a

0,89Kuning

0,89 Pendar kuning

0,89 Pendar kuning

0,89 Jingga tua

b

0,84Kuning

0,84 Pendar kuning

0,84 Pendar kuning

0,84 Jingga

c

0,79 Kuning muda

0,79 Pendar kuning

0,79 Pendar kuning

0,79 Kuning

d

0,21Coklat

0,21 Coklat tua

0,21 Coklat tua

0,21 Coklat muda

Sampel 3 a

0,89Kuning

0,89 Pendar kuning

0,89 Pendar kuning

0,89 Jingga tua

b

0,84Kuning

0,84 Pendar kuning

0,84 Pendar kuning

0,84 Jingga

c

0,80 Kuning muda

0,80 Pendar kuning

0,80 Pendar kuning

0,80 Kuning

d

0,20Coklat

0,20 Coklat tua

0,20 Coklat tua

0,20 Coklat muda

II

Standar a

0,91 Kuning 0,91 Pendar kuning

0,91 Pendar kuning

0,91 Jingga tua

b

0,86 Kuning 0,86 Pendar kuning

0,86 Pendar kuning

0,86 Jingga

c

0,81 Pendar kuning

0,81 Pendar kuning

0,81 Kuning

Sampel 1 a

0,91Kuning

0,91 Pendar kuning

0,91 Pendar kuning

0,91 Jingga tua

b

0,86Kuning

0,86 Pendar kuning

0,86 Pendar kuning

0,86 Jingga

c

0,82 Kuning muda

0,82 Pendar kuning

0,82 Pendar kuning

0,82 Kuning

d

0,21Coklat

0,21 Coklat tua

0,21 Coklat tua

0,21 Coklat muda

Sampel 2 a

0,90Kuning

0,90 Pendar kuning

0,90 Pendar kuning

0,90 Jingga tua

b

0,85Kuning

0,85 Pendar kuning

0,85 Pendar kuning

0,85 Jingga

Page 83: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

65

c

0,81 Kuning muda

0,81 Pendar kuning

0,81 Pendar kuning

0,81 Kuning

d

0,21Coklat

0,21 Coklat tua

0,21 Coklat tua

0,21 Coklat muda

Sampel 3 a

0,90Kuning

0,90 Pendar kuning

0,90 Pendar kuning

0,90 Jingga tua

b

0,86Kuning

0,86 Pendar kuning

0,86 Pendar kuning

0,86 Jingga

c

0,81 Kuning muda

0,81 Pendar kuning

0,81 Pendar kuning

0,81 Kuning

d

0,21Coklat

0,21 Coklat tua

0,21 Coklat tua

0,21 Coklat muda

III

Standar a

0,92 Kuning 0,92 Pendar kuning

0,92 Pendar kuning

0,92 Jingga tua

b

0,88 Kuning 0,88 Pendar kuning

0,88 Pendar kuning

0,88 Jingga

c

0,84 Pendar kuning

0,84 Pendar kuning

0,84 Kuning

Sampel 1 a

0,92Kuning

0,92 Pendar kuning

0,92 Pendar kuning

0,92 Jingga tua

b

0,87Kuning

0,87 Pendar kuning

0,87 Pendar kuning

0,87 Jingga

c

0,83 Kuning muda

0,83 Pendar kuning

0,83 Pendar kuning

0,83 Kuning

d

0,22Coklat

0,22 Coklat tua

0,22 Coklat tua

0,22 Coklat muda

Sampel 2 a

0,91Kuning

0,91 Pendar kuning

0,91 Pendar kuning

0,91 Jingga tua

b

0,87Kuning

0,87 Pendar kuning

0,87 Pendar kuning

0,87 Jingga

c

0,82 Kuning muda

0,82 Pendar kuning

0,82 Pendar kuning

0,82 Kuning

d

0,22Coklat

0,22 Coklat tua

0,22 Coklat tua

0,22 Coklat muda

Sampel 3 a

0,91Kuning

0,91 Pendar kuning

0,91 Pendar kuning

0,91 Jingga tua

b

0,86Kuning

0,86 Pendar kuning

0,86 Pendar kuning

0,86 Jingga

c

0,82 Kuning muda

0,82 Pendar kuning

0,82 Pendar kuning

0,82 Kuning

d

0,22Coklat

0,22 Coklat tua

0,22 Coklat tua

0,22 Coklat muda

Page 84: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

66

Tabel XIX. Data uji KLT kurkuminoid ekstrak kental rimpang kunyit dengan fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat (95:4:1) yang diamati secara visible, UV 254, UV 365, dan disemprot pereaksi asam borat-metanol.

Replikasi BercakVisibel UV 254 UV 365

Pereaksi Asam Borat -Metanol

Rf Warna Rf Warna Rf Warna Rf Warna

I

Standar a

0,68 Kuning 0,68 Pendar kuning

0,68 Pendar kuning

0,68 Jingga tua

b

0,45 Kuning 0,45 Pendar kuning

0,45 Pendar kuning

0,45 Jingga

c

0,32 Pendar kuning

0,32 Pendar kuning

0,32 Kuning

Sampel 1 a

0,69Kuning

0,69 Pendar kuning

0,69 Pendar kuning

0,69 Jingga tua

b

0,48Kuning

0,48 Pendar kuning

0,48 Pendar kuning

0,48 Jingga

c

0,33 Kuning muda

0,33 Pendar kuning

0,33 Pendar kuning

0,33 Kuning

d

0,04Coklat

0,04 Coklat tua

0,04 Coklat tua

0,04 Coklat muda

Sampel 2 a

0,65Kuning

0,65 Pendar kuning

0,65 Pendar kuning

0,65 Jingga tua

b

0,42Kuning

0,42 Pendar kuning

0,42 Pendar kuning

0,42 Jingga

c

0,28 Kuning muda

0,28 Pendar kuning

0,28 Pendar kuning

0,28 Kuning

d

0,04Coklat

0,04 Coklat tua

0,04 Coklat tua

0,04 Coklat muda

Sampel 3 a

0,64Kuning

0,64 Pendar kuning

0,64 Pendar kuning

0,64 Jingga tua

b

0,40Kuning

0,40 Pendar kuning

0,40 Pendar kuning

0,40 Jingga

c

0,27 Kuning muda

0,27 Pendar kuning

0,27 Pendar kuning

0,27 Kuning

d

0,04Coklat

0,04 Coklat tua

0,04 Coklat tua

0,04 Coklat muda

II

Standar a

0,67 Kuning 0,67 Pendar kuning

0,67 Pendar kuning

0,67 Jingga tua

b

0,42 Kuning 0,42 Pendar kuning

0,42 Pendar kuning

0,42 Jingga

c

0,30 Pendar kuning

0,30 Pendar kuning

0,30 Kuning

Page 85: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

67

Sampel 1 a

0,64Kuning

0,64 Pendar kuning

0,64 Pendar kuning

0,64 Jingga tua

b

0,40Kuning

0,40 Pendar kuning

0,40 Pendarkuning

0,40 Jingga

c

0,28 Kuning muda

0,28 Pendar kuning

0,28 Pendar kuning

0,28 Kuning

d

0,03Coklat

0,03 Coklat tua

0,03 Coklat tua

0,03 Coklat muda

Sampel 2 a

0,62Kuning

0,62 Pendar kuning

0,62 Pendar kuning

0,62 Jingga tua

b

0,39Kuning

0,39 Pendar kuning

0,39 Pendar kuning

0,39 Jingga

c

0,27 Kuning muda

0,27 Pendar kuning

0,27 Pendar kuning

0,27 Kuning

d

0,03Coklat

0,03 Coklat tua

0,03 Coklat tua

0,03 Coklat muda

Sampel 3 a

0,62Kuning

0,62 Pendar kuning

0,62 Pendar kuning

0,62 Jingga tua

b

0,39Kuning

0,39 Pendar kuning

0,39 Pendar kuning

0,39 Jingga

c

0,27 Kuning muda

0,27 Pendar kuning

0,27 Pendar kuning

0,27 Kuning

d

0,04Coklat

0,04 Coklat tua

0,04 Coklat tua

0,04 Coklat muda

III

Standar a

0,70 Kuning 0,70 Pendar kuning

0,70 Pendar kuning

0,70 Jingga tua

b

0,49 Kuning 0,49 Pendar kuning

0,49 Pendar kuning

0,49 Jingga

c

0,35 Pendar kuning

0,35 Pendar kuning

0,35 Kuning

Sampel 1 a

0,67Kuning

0,67 Pendar kuning

0,67 Pendar kuning

0,67 Jingga tua

b

0,43Kuning

0,43 Pendar kuning

0,43 Pendar kuning

0,43 Jingga

c

0,30 Kuningmuda

0,30 Pendar kuning

0,30 Pendar kuning

0,30 Kuning

d

0,05Coklat

0,05 Coklat tua

0,05 Coklat tua

0,05 Coklat muda

Sampel 2 a

0,65Kuning

0,65 Pendar kuning

0,65 Pendar kuning

0,65 Jingga tua

b

0,42Kuning

0,42 Pendar kuning

0,42 Pendar kuning

0,42 Jingga

c

0,29 Kuning muda

0,29 Pendar kuning

0,29 Pendar kuning

0,29 Kuning

Page 86: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

68

d

0,06Coklat

0,06 Coklat tua

0,06 Coklat tua

0,06 Coklat muda

Sampel 3 a

0,65Kuning

0,65 Pendar kuning

0,65 Pendar kuning

0,65 Jingga tua

b

0,41Kuning

0,41 Pendar kuning

0,41 Pendar kuning

0,41 Jingga

c

0,28 Kuning muda

0,28 Pendar kuning

0,28 Pendar kuning

0,28 Kuning

d

0,05Coklat

0,05 Coklat tua

0,05 Coklat tua

0,05 Coklat muda

Lampiran 12. Foto-foto

Gambar 9. Foto ekstrak kental rimpang kunyit

Gambar 10. Foto abu ekstrak kental rimpang kunyit

Page 87: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

69

Gambar 11. Foto abu tidak larut asam ekstrak kental rimpang kunyit

Gambar 12. Foto destilasi Stahl

Gambar 13. Foto ekstrak kering dan minyak atsiri

Page 88: STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT Curcuma domestica … · kemurnian (penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam), penetapan kadar kurkuminoid, kadar minyak atsiri

70

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Lina merupakan anak pertama dari dua

bersaudara, lahir pada tanggal 7 April 1987 dari pasangan

Bapak Sudin dan Ibu Veronika Rika. Penulis lulus dari SD

Fransiskus I Bandar Lampung pada tahun 1999 kemudian

melanjutkan ke SLTP Fransiskus I Bandar Lampung dan

lulus pada tahun 2002. Selanjutnya penulis melanjutkan

pendidikannya ke SMA Fransiskus I Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2005.

Setelah itu melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Selama kuliah pernah menjadi asisten dosen untuk Praktikum

Farmasi Fisika II pada tahun ajaran 2007/2008, Praktikum Farmakognosi

Fitokimia I pada tahun ajaran 2007/2008 dan 2008/2009, Praktikum

Farmakognosi Fitokimia II pada tahun ajaran 2007/2008, Praktikum Farmakologi

Dasar pada tahun ajaran 2007/2008, Praktikum Toksikologi Dasar pada tahun

ajaran 2008/2009, Praktikum Analisis Sediaan Obat Tradisional pada tahun ajaran

2008/2009, pernah terlibat dalam acara Pharmacy Performance sebagai seksi

keamanan pada tahun 2007, Seminar Hari Bumi sebagai seksi perkap pada tahun

2008, dan pernah aktif di Campus Ministry.