spmi mami cila.doc
TRANSCRIPT
BAB 1
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di suatu perguruan tinggi
merupakan kegiatan mandiri dari perguruan tinggi, sehingga proses tersebut
dirancang, dijalankan, dan dikendalikan sendiri oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan tanpa campur tangan dari pemerintah, dalam hal ini Direktoat
Jenderal Pendidikan Tinggi dan Departemen Pendidikan Nasional. Dimasa
mendatang eksistensi suatu perguruan tinggi terutama tergantung pada penilaian
stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, dosen, tenaga penunjang, serta
pihak-pihak lain yang berkepentingan) tentang mutu perguruan tinggi. STIKES
Bhakti Husada Bengkulu agar eksistensinya terjamin, telah menjalankan SPMI
dalam kerangka Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi sebagaimana
diwajibkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Adapun berbagai unsur yang terkandung di dalam SPMI STIKES Bhakti
Husada Bengkulu termuat didalamnya antara lain naskah/dokumen/buku
Kebijakan, Manual, Standar, dan Formulir untuk menjalankan SPMI.
1.1 Definisi SPMI
SPMI adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi di
perguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven), untuk mengawasi
penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi secara berkelanjutan
(continuous improvement/kaizen), sebagaimana diatur oleh Pasal 50 ayat (6)
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juncto Pasal 91 Peraturan
Pemerintah. No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendiikan.
Secara umum STIKES Bhakti Husada Bengkulu juga melaksanakan apa
yang dikemukakan dan dimaksud dengan penjaminan mutu dalam Sistem
Pendidikan Nasional dengan perencanaan, penerapan, pengendalian, dan
pengembangan standar mutu perguruan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan
(continuous improvement/kaizen), sehingga stakeholders, baik internal maupun
eksternal, memperoleh kepuasan.
1.2 Konsep SPMI
Konsep SPMI yang diadopsi di STIKES Bhakti Husada Bengkulu
berdasarkan Sistem Pendidikan Nasioanal menyebutkan bahwa suatu perguruan
tinggi dinyatakan bermutu apabila:
1. Perguruan tinggi mampu menetapkan dan mewujudkan visinya;
2. Perguruan tinggi mampu menjabarkan visinya ke dalam sejumlah standar
dan standar turunan;
3. Perguruan tinggi mampu menerapkan, mengendalikan, dan
mengembangkan sejumlah standar dan standar turunan untuk memenuhi
kebutuhan stakeholders.
Dengan demikian STIKES Bhakti Husada Bengkulu juga menetapkan,
menerapkan, mengendalikan, dan mengembangkan standar mutu pendidikan
tinggi dalam suatu sistem yang disebut SPMI untuk menjamin mutu pendidikan
tinggi yang diselenggarakannya.
1.3 Tujuan SPMI
STIKES Bhakti Husada Bengkulu secara internal memiliki tujuan dengan
memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan untuk
mewujudkan visi misi STIKES Bhakti Husada Bengkulu dan memenuhi
kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi.
Pencapaian tujuan penjaminan mutu dilakukan melalui SPMI, untuk kemudian
memperoleh akreditasi melalui Sistem Penjaminan Mutu Eksternal oleh BAN-PT
atau lembaga mandiri yang diakui Pemerintah, sehingga peningkatan mutu
perguruan tinggi secara berkelanjutan dapat diwujudkan secara komprehensif
melalui SPMI STIKES Bhakti Husada Bengkulu.
1.4 Standar Mutu dalam SPMI
STIKES Bhakti Husada Bengkulu merencanakan, menerapkan,
mengendalikan, dan mengembangkan standar mutu pendidikan tinggi yang terdiri
atas 8 (delapan) macam standar minimal wajib yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yaitu:
1. Standar isi/kurikulum;
2. Standar proses;
3. Standar kompetensi lulusan;
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan;
5. Standar sarana dan prasarana;
6. Standar pengelolaan;
7. Standar pembiayaan; dan
8. Standar penilaian pendidikan.
Sejumlah standar lain yang melampaui standar minimal, baik melampaui
secara kualitatif, atas inisiatif perguruan tinggi (internally driven) yang dijabarkan
dari visi STIKES Bhakti Husada Bengkulu melalui 2 (dua) standar lain yaitu:
9. Standar penelitian;
10. Standar pengabdian kepada masyarakat;
1.5 Pelaksanaan SPMI
Agar SPMI di STIKES Bhakti Husada Bengkulu dapat dilaksanakan, maka
terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi agar pelaksanaan SPMI tersebut
dapat mencapai tujuannya, yaitu komitmen, perubahan paradigm, dan sikap
mental, serta pengorganisasian penjaminan mutu di STIKES Bhakti Husada
Bengkulu.
1. Komitmen
Para pelaku proses pendidikan tinggi di STIKES Bhakti Husada Bengkulu,
baik yang memimpin dan yang dipimpin, harus memiliki komitmen yang tinggi
untuk senantiasa menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi yang
diselenggarakannya.
2. Perubahan Paradigma
Paradigma lama penjaminan mutu, yaitu mutu perguruan tinggi akan dapat
dipelihara serta ditingkatkan apabila dilakukan pengawasan atau pengendalian
yang vertikal oleh pemerintah harus diubah menjadi suatu paradigma baru.
Paradigma baru penjaminan mutu yaitu perguruan tinggi atas inisiatif sendiri
(internally driven) harus memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi
yang diselenggarakannya agar visinya dapat diwujudkan serta agar stakeholder
dapat dipuaskan.
3. Sikap Mental
Sikap mental sivitas akademika harus diubah menuju pada suatu sikap
mental baru, yaitu rencanakan pekerjaaan dalam pendidikan (plan your work and
work your plan).
4. Pengorganisasian
Organisasi dan mekanisme kerja SPMI di STIKES Bhakti Husada
Bengkulu sangat tergantung pada visi dan misi, budaya organisasi, ukuran
organisasi (jumlah program studi, jumlah dosen, jumlah mahasiswa), struktur
organisasi, sumber daya, dan pola kepemimpinan di STIKES Bhakti Husada
Bengkulu. Faktor terpenting yang perlu mendapat perhatian dalam organisasi
SPMI, adalah bahwa organisasi itu mampu menumbuhkan kesepahaman tentang
SPMI, yang pada gilirannya akan menumbuhkan sikap suportif dari seluruh
komponen terhadap upaya penjaminan mutu pendidikan tinggi.
BAB 2
VISI DAN MISI
2.1 Visi Misi STIKES Bhakti Husada Bengkulu
Visi :
Misi :
2.2. Visi Misi Prodi Keperawatan
2.3. Visi Misi Pendidikan Ners
2.4. Visi Misi Kesehatan Masyarakat
BAB 3
KEBIJAKAN SPMI STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU
3.1 Ruang Lingkup Kebijakan Mutu:
Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) mencakup semua
aspek penyelenggaraan pada pendidikan tinggi. Kebijakan SPMI STIKES Bhakti
Husada Bengkulu dengan fokus utama pada aspek pembelajaran dengan
menyelenggarakan program pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga
profesional tanpa meninggalkan aspek Tridharma Perguruan Tinggi yang lain
meliputi penelitian dengan menghasilkan penelitian yang berkualitas dan berguna
bagi kemajuan dan pengembangan ilmu serta pembelajaran. Sedangkan
pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan konstribusi secara langsung
dengan membantu memecahkan masalah di masyarakat dalam bidang ilmu
pengetahuan keperawatan dan teknologi.
Kebijakan dalam pengembangan STIKES Bhakti Husada Bengkulu secara
berkelanjutan dilakukan dalam upaya mewujudkan visi misi STIKES Bhakti
Husada Bengkulu dan memenuhi kebutuhan stakeholders melalui
penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi yang telah terintegrasi dalam
sistem penjaminan mutu. Oleh karena itu lingkup kebijakan penjaminan mutu di
STIKES Bhakti Husada Bengkulu mencakup baik aspek akademik dan non
akademik yang berjalan secara berkesinambungan untuk memberikan kepuasan
terhadap stakeholders.
3.2 Perjalanan Penerapan Sistem Penjaminan Mutu
Awal mula penerapan sistem penjaminan mutu di STIKES Bhakti Husada
Bengkulu dengan membentuk Badan Penjaminan Mutu (BPM) STIKES Bhakti
Husada Bengkulu pada tanggal 28 Oktober 2008 dengan Surat Keputusan Nomor
544/28/X/STIKES/RSB/2008 dan mengangkat Ketua Penjaminan Mutu dengan
Surat Keputusan Nomor 410/28/X/STIKES/RSB/2008. Badan Penjaminan Mutu
STIKES Bhakti Husada Bengkulu telah menghasilkan berbagai dokumen, antara
lain Dokumen akademik, Dokumen mutu, Standar Operasional Prosedur, Buku
Panduan Pendidikan. dan telah melaksanakan evaluasi dengan penyebaran angket
kepada mahasiswa.
Dalam perjalanannya Badan Penjaminan Mutu STIKES Bhakti Husada
Bengkulu membentuk Tim Penjaminan Mutu, Monitoring dan Evaluasi Internal
STIKES Bhakti Husada Bengkulu dengan Surat Keputusan Nomor
016/10/I/SK.Ketua/STIKES/RSBK/2011. Tim ini melaksanakan monitoring dan
evaluasi melalui penyebaran angket kepada mahasiswa dan tracer study kepada
alumnus dan stakeholders yang dimiliki oleh STIKES Bhakti Husada Bengkulu.
3.3 Pihak-Pihak yang Terkait Kebijakan:
Pihak pihak yang terkait kebijakan mutu ini terdiri dari unsur pimpinan
yaitu Ketua STIKES Bhakti Husada Bengkulu dan Pembantu Ketua I Bidang
Akademik, Pembantu Ketua II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan,
Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Badan Penjaminan Mutu, Program
Studi Keperawatan S-1, Program Studi Ners dan Program Kesehatan Masyarakat
dan non akademik, dengan melibatkan seluruh sivitas akademika.
3.4 Istilah dan Definisi:
1. Kebijakan: adalah pernyataan tertulis yang menjelaskan pemikiran, sikap,
pandangan dari institusi tentang sesuatu hal.
2. Kebijakan SPMI: adalah dokumen tertulis yang berisi garis besar penjelasan
tentang pemikiran, sikap, pandangan tentang SPMI sehingga terwujud budaya
mutu di perguruan tinggi.
3. Manual SPMI: dokumen tertulis berisi petunjuk praktis mengenai cara,
langkah atau prosedur tentang bagaimana SPMI dilaksanakan, dievaluasi dan
ditingkatkan mutunya secara berkelanjutan oleh semua pihak yang
bertanggung jawab.
4. Standar SPMI: dokumen tertulis berisi kriteria, patokan, ukuran, spesifikasi,
mengenai sesuatu yang harus dicapai /dipenuhi.
5. Manual prosedur atau SOP adalah sebagai prosedur atau metode untuk
menjalankan semua yang tertulis dalam kebijakan mutu, standar mutu dan
manual mutu agar tujuan akhir dari SPMI tercapai.
6. Evaluasi Diri: kegiatan setiap unit kerja secara periodik untuk memeriksa,
menganalisis, dan menilai kinerjanya sendiri selama kurun waktu tertentu
untuk mengetahui kelemahan dan kekurangannya.
7. Audit SPMI: kegiatan rutin setiap akhir tahun akademik yang dilakukan oleh
auditor internal untuk memeriksa pelaksanaan SPMI dan mengevaluasi
apakah seluruh standar SPMI telah dicapai atau dipenuhi oleh setiap unit
kerja.
8. BPM adalah Badan Pemjaminan Mutu yang berada ditingkat Institusi dan
bertanggung jawab kepada Ketua STIKES Bhakti Husada Bengkulu yang
bertugas untuk mengkoordinir, memfasilitasi dan menggerakan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi penjaminan mutu STIKES Bhakti Husada Bengkulu
secara internal.
3.5 Rincian Kebijakan Mutu:
Seluruh sivitas akademika STIKES Bhakti Husada Bengkulu berkeyakinan
bahwa SPMI bertujuan untuk :
1. Menjamin bahwa setiap layanan pendidikan kepada mahasiswa dilakukan
sesuai standar yang ditetapkan, sehingga apabila diketahui bahwa standar
tersebut tidak bermutu atau terjadi penyimpangan antara kondisi riil dengan
standar akan segera diperbaiki;
2. Mewujudkan transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat, khususnya
stakeholders, tentang penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan standar
yang ditetapkan;
3. Mengajak semua pihak dalam institusi untuk bekerja mencapai tujuan
dengan berpatokan pada standar dan secara berkelanjutan berupaya untuk
meningkatkan mutu.
3.6 Strategi SPMI STIKES Bhakti Husada Bengkulu:
Strategi STIKES Bhakti Husada Bengkulu di dalam melaksanakan SPMI
adalah :
1. Melibatkan secara aktif semua civitas akademika sejak tahap perencanaan
hingga tahap evaluasi dan tahap pengembangan SPMI.
2. Melibatkan organisasi profesi, alumni, dunia usaha dan pemerintahan
sebagai pengguna lulusan, khususnya pada tahap penetapan standar SPMI.
3. Melakukan pelatihan secara terstruktur dan terencana bagi para dosen dan
staf admnistrasi tentang SPMI, dan secara khusus pelatihan sebagai
pemeriksa internal.
4. Melakukan sosialisasi tentang fungsi dan tujuan SPMI kepada para
pemangku kepentingan secara periodik.
5. Agar pelaksanaan SPMI pada semua unit dapat berjalan lancar dan
terkoordinasi secara efektif, maka SPMI ditugaskan kepada Badan
Penjaminan Mutu untuk menyiapkan, merencanakan, merancang,
menetapkan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan
mengembangkan SPMI.
3.8 Kebijakan Akademik
1. Pendidikan di STIKES Bhakti Husada Bengkulu diarahkan untuk
menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional, berkepribadian, dengan
berdasar kasih Tuhan Yesus.
2. STIKES Bhakti Husada Bengkulu mensyaratkan pengelolaan pendidikan
yang senantiasa melakukan peningkatan mutu secara berkesinambungan.
Peningkatan mutu ini dilakukan dengan selalu menjaga terpeliharanya siklus
pengelolaan pendidikan tinggi yang lengkap dan sesuai dengan harapan
masyarakat.
3. Pengembangan program pendidikan hendaknya mengacu pada rencana
strategis STIKES Bhakti Husada Bengkulu dan selalu disertai dengan inovasi
terhadap metode dan substansi pembelajaran serta peningkatan infrastruktur,
perangkat lunak dan perangkat keras yang diperlukan
4. Pelaksanaan pendidikan di lingkungan STIKES Bhakti Husada Bengkulu
dirancang dengan mempertimbangkan pergeseran paradigm pendidikan yang
semula lebih fokus pada dosen (teacher oriented) ke fokus pada peserta didik
(student oriented). Porsi pembelajaran yang berbasis kompetensi hedaknya
ditingkatkan secara berkelanjutan.
5. Evaluasi terhadap program pendidikan harus dilakukan secara sistematik,
terstruktur, periodik dan berkesinambungan dengan menggunakan alat ukur
yang dapat diterima dalam rangka perkembangan STIKES Bhakti Husada
Bengkulu.
6. Peningkatan mutu pendidikan di STIKES Bhakti Husada Bengkulu
didasarkan pada 3 pilar kebijakan pengembangan proses pembelajaran yaitu:
(1) Materi pembelajaran lebih didekatkan dengan persoalan nyata, melatih
identifikasi persoalan dan strategi penyelesaian; (2) Dorongan pemanfaatan
optimal teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia; (3) Berbagai
inovasi yang membuka akses peningkatan kreativitas.
7. Kebijakan mutu ini harus dipahami oleh seluruh sivitas akademika, sehingga
dapat memberikan sumbangsih terhadap pencapaiannya.
3.9 Organisasi Penjaminan Mutu STIKES Bhakti Husada Bengkulu
Organisasi penjaminan mutu akademik di tingkat institusi terdiri atas,
Pimpinan STIKES Bhakti Husada Bengkulu dan Biro Penjaminan Mutu (BPM)
dengan uraian sebagai berikut:
1. Ketua STIKES Bhakti Husada Bengkulu bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,
serta pembinaan tenaga akademik, tenaga administrasi, dan mahasiswa. Ketua
STIKES Bhakti Husada Bengkulu bertanggung jawab atas terjaminnya mutu
akademik dan non akademik. Dalam mengemban tanggungjawabnya, Ketua
STIKES Bhakti Husada Bengkulu dibantu oleh Pembantu Ketua Bidang
Akademik (PUKET I), Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PUKET
II) dan Bidang Kemahasiswaan. (PUKET III).
2. Pembantu Ketua I, II, dan III yang mempunyai tugas:
a. Mengkoordinir penyusunan dokumen mutu berupa, Standar Mutu,
Prosedur Kerja (SOP), Instruksi Kerja dan Formulir yang relevan.
b. Mengkoordinir, dan Memonitor pelaksanaan Standar mutu, dan SOP
dilingkup kerjanya masing-masing,
c. Melaksanakan evaluasi pencapaian standar sesuai tugas yang diberikan
oleh Ketua STIKES.
d. Mengikuti rapat-rapat rutin dan telaahan pimpinan dalam rangka perbaikan
berkelanjutan.
e. Bekerjasama dengan pihak terkait.
3. Ketua BPM mempunyai tugas:
a. Menyelenggarakan pelatihan, konsultasi, pendampingan dan kerjasama di
bidang penjaminan mutu.
b. Merencanakan dan melaksanakan sistem penjaminan mutu akademik dan
nonakademik di STIKES Bhakti Husada Bengkulu;
c. Mengkoordinir penyusunan dan mengendalikan dokumen yang
diperlukan dalam rangka pelaksanaan sistem penjaminan mutu akademik
dan nonakademik meliputi;Kebijakan mutu, Manual mutu,SOP, Instruksi
Kerja dan Formulir. Formulir yang selaras dengan budaya mutu di
STIKES Bhakti Husada Bengkulu.
d. Mengkoordinir pelaksanaan monitoring sistem penjaminan mutu
akademik dan nonakademik;
e. Mengkoordinir pelaksanaan audit dan evaluasi pelaksanaan sistem
penjaminan mutu akademik dan nonakademik; Melaporkan pelaksanaan
sistem penjaminan mutu kepada Ketua STIKES Bhakti Husada Bengkulu.
BPM mempunyai lingkup kerja mencakup semua program studi, dan Unit
Kerja di lingkungan STIKES Bhakti Husad.
f. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua BPM dibantu oleh Sekretaris, Unit
Audit, Perbaikan dan Standarisasi, dan Unit Pengendalian Dokumen
Mutu.
4. Bidang Audit, Perbaikan dan Standarisasi, mempunyai tugas:
a. Menyusun manual mutu meliputi; penetapan standar, pelaksanaan,
pengendalian dan peningkatan standar.
b. Menyusun SOP penetapan standar, pelaksanaan, pengendalian dan
peningkatan standar.
c. Menyusun instruksi kerja dan formulir yang relevan di BPM.
d. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan manual dan standar mutu.
e. Melakukan perbaikan standar secara berkelanjutan.
f. Mengikuti rapat-rapat teknis.
g. Kerjasama dengan pihak terkait.
5. Bidang Pengendalian Dokumen Mutu mempunyai tugas:
a. Menyusun standar pengelolaan dokumen mutu di BPM.
b. Menyusun SOP pengendalian dokumen mutu.
c. Merencanakan kebutuhan dokumen mutu untuk unit kerja.
d. Memfasilitasi kebutuhan dokumen mutu seluruh unit kerja.
e. Mengatur penyimpanan dokumen mutu.
f. Mengendalikan keluar-masuk dokumen mutu.
g. Mengatur penghapusan dokumen mutu.
h. Mengikuti rapat-rapat teknis.
i. Kerjasama dengan pihak terkait.
BAB 4
KEBIJAKAN MUTU
STIKES Bhakti Husada Bengkulu berkomitmen untuk melaksanakan sistem
penjaminan mutu yang mendukung dan menjamin terlaksananya kebijakan mutu
serta mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan mutu secara terus
menerus, dan secara konsisten memenuhi atau melampaui semua persyaratan
stakeholders melalui komitmen terhadap mutu antara lain: (1) Taat pada semua
persyaratan sistem mutu, (2) Melaksanakan proses perbaikan berkesinambungan
pada mutu dan bertanggungjawab sosial serta moral dengan dukungan dan
keterlibatan seluruh sivitas akademika dan (3) Tanggungjawab pelaksanaan dan
pemeliharaan kebijakan mutu terletak pada seluruh sivitas akademika.
4.1 Komitmen Kebijakan Mutu
Komitmen dalam melaksanakan kebijakan mutu:
1. STIKES Bhakti Husada Bengkulu sebagai sekolah tinggi ilmu kesehatan yang
bermutu, bertekad menghasilkan lulusan yang berkualifikasi tinggi dan siap
terap
2. Berkualifikasi tinggi artinya lulusan STIKES Bhakti Husada Bengkulu
diharapkan mempunyai kemampuan komprehensif sesuai bidang studi yang
dipelajari dan mempunyai kompetensi profesional dalam keperawatan.
3. Siap terap artinya lulusan STIKES Bhakti Husada Bengkulu diharapkan
terampil melaksanakan asuhan keperawatan dan kompetensi profesional dalam
kesehatan.
4.2 Nilai dan Keyakinan Inti
Nilai dan Keyakinan inti terwujud didalam budaya mutu. Budaya mutu secara
sederhana memiliki arti sebuah budaya dalam suatu kesatuan dari karakteristik
yang melekat dimana telah memenuhi persyaratan. Sedangkan budaya mutu di
STIKES Bhakti Husada Bengkulu memadukan seluruh keluarga besar STIKES
Bhakti Husada Bengkulu sesuai dengan peran dan fungsinya dalam memenuhi
kepuasan pelanggannya. Adapun budaya mutu yang terwujud di STIKES Bhakti
Husada Bengkulu antara lain:
1. Percaya pada Tuhan (trust in God)
2. Perbaikan yang terus-menerus (continuous improvement)
3. Penggunaan tolok ukur (benchmarking)
4. Segalanya harus tuntas (sense of closure)
5. Suasana kekeluargaan dan kebersamaan (sense of belonging)
Dalam penerapan sehari-hari, kelima aspek budaya mutu tersebut dijabarkan ke
dalam tata nilai yang mendorong sifat-sifat konsistensi, jujur, terbuka, adil, berani,
dan bertanggungjawab melalui ethos kerja dengan perwujudan:
1. Memberi teladan dan komitmen.
2. Saling menghormati dan menghargai.
3. Berkomunikasi dangan baik.
4. Memberikan penghargaan kepada setiap pribadi.
5. Mengembangan diri dan orang lain.
BAB
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
8.1 Pendahuluan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai bagian dari Sistem
Penjamin Mutu Internal Perguruan Tinggi (SPMI-PT) telah diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU Sisdiknas), menyebutkan bahwa Tenaga Kependidikan adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan, sedangkan Pendidik adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi sebagai dosen, konselor, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Pada pasal 39 disebutkan bahwa
Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan. Sedangkan Pendidik merupakan tenaga
professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
pada perguruan tinggi. Sementara itu, pada pasal 1 UU No.14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen dengan tegas menggunakan istilah Dosen untuk merujuk pada
pengertian Pendidik pada jenjang pendidikan tinggi, yaitu pendidik profesional
dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dan tenaga Kependidikan meliputi
pula laboran, pustakawan, teknisi, pegawai administrasi, sopir, hingga pekarya.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada STIKES Bhakti Husada
Bengkulu ditetapkan, dilaksanakan, dikendalikan dan terus ditingkatkan. Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang telah disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan relevan serta mewujudkan visi dan misi
STIKES Bhakti Husada Bengkulu.
8.2 Penetapan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Penetapan standar pendidik dan tenaga kependidikan di STIKES Bhakti
Husada Bengkulu telah menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
8.2.1 Studi Pendahuluan terhadap Ketentuan Normatif
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui apakah pemerintah melalui
perundang-undangan telah menetapkan standar minimum nasional tentang
Pendidik dan Tenaga kependidikan. STIKES Bhakti Husada Bengkulu telah
memenuhi standar minimum nasional, dengan demikian STIKES Bhakti Husada
Bengkulu telah taat asas dan patuh pada aturan normatif yang berlaku. Berikut ini
uraian tentang perundangan tersebut:
1. Hak-Hak Normatif Pendidik dan Tenaga Kependidikan
STIKES Bhakti Husada Bengkulu dalam menetapkan standar mutu dosen
dan tenaga kependidikan telah menjamin terpenuhinya semua hak mereka
sebagaimana diatur dalam pasal 40 UU Sisdiknas dan pasal 51 UU Guru dan
Dosen, yaitu:
1. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai.
2. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
3. Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas.
4. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual.
5. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
6. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber
belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
7. Memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan.
8. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan
kelulusan peserta didik.
9. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi / organisasi
profesi keilmuan.
2. Kewajiban Normatif Pendidik dan Tenaga Kependidikan
STIKES Bhakti Husada Bengkulu dalam menetapkan standar mutu bagi
dosen dan tenaga kependidikan telah memperhatikan kewajiban normatif
sebagaimana secara minimum diatur oleh pasal 40 UU Sisdiknas dan pasal 51 UU
Guru dan Dosen, sebagai berikut:
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis.
b. Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
d. Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
e. Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran.
f. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
g. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, rasa, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosio-
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
h. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dank ode etik,
serta nilai-nilai agama dan etika.
i. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Kualifikasi Akademik Dosen
Kualifikasi Akademik Dosen yang ditetapkan di STIKES Bhakti Husada
Bengkulu merujuk pada pasal 28 Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional
Pendidikan. Hal tersebut menyatakan bahwa pendidik memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada
STIKES Bhakti Husada Bengkulu yang diberlakukan dengan kualifikasi
akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijasah dan atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan peundang-undangan yang berlaku. Kualifikasi pendidikan
minimum tersebut adalah:
a. Lulusan Diploma IV atau S1 untuk Program Studi Keperawatan dan
Kesehatan Masyarakat.
b. Lulusan Program Magister (S2) untuk Program Studi Keperawatan dan
Kesehatan Masyarakat
c. Lulusan program Doktor (S3) untuk Program Studi Kesehatan
4. Jabatan Akademik Dosen
Tentang jabatan akademik dosen diatur dalam pasal 48 ayat 2 UU tentang
Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa jenjang jabatan akademik dosen tetap
terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan professor. Kemudian, ayat 4
menyebutkan bahwa Perguruan Tinggi dapat mengatur kewenangan jenjang
jabatan akademik dan dosen tetap serta dosen tidak tetap sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Sebagaimana ditetapkan di dalam pasal 71 UU tentang
Guru dan Dosen, kualifikasi akademik dan kompetensi dosen perlu dibina dan
dikembangkan baik oleh pemerintah dan Perguruan Tinggi.
STIKES Bhakti Husada Bengkulu memberikan dukungan secara penuh bagi
dosen dalam pengurusan Jabatan akademik dosen dan melakukan pembinaan dan
pengembangan akademik dan profesionalisme dosen tetap dan dosen tidak tetap
dengan baik dengan membuat peta distribusi dosen di STIKES Bhakti Husada
Bengkulu maupun di tingkat program studi.
4. Beban Tugas Dosen
Beban tugas dosen yang ditetapkan di STIKES Bhakti Husada Bengkulu
telah sesuai ketentuan pasal 72 UU tentang Guru dan Dosen, beban kerja dosen
mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan
proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbing dan
melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan
pengabdian kepada masyarakat. Keseluruhan kegiatan dosen tersebut dapat
dirangkum menjadi kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dan kegiatan
penunjangnya.
Beban kerja tersebut sekurang-kurangnya sepadan dengan 12 SKS dan
sebanyak-banyaknya 16 SKS, yang besarnya diatur oleh setiap satuan pendidikan
tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Komposisi penugasan dosen
di dalam masing-masing kegiatan diatur sesuai visi dan misi STIKES Bhakti
Husada Bengkulu dengan menitik beratkan pada Tri dharma perguruan tinggi.
Kegiatan dapat melengkapi formulir penugasan dosen (sesuai lampiran).
5. Rasio Dosen Tetap: Mahasiswa
Agar seluruh proses pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dapat
terlaksana dengan baik, rasio dosen tetap dengan mahasiswa harus memadai.
Indikator yang biasa digunakan adalah rasio antara jumlah dosen tetap dan jumlah
mahasiswa yang ditetapkan pada STIKES Bhakti Husada Bengkulu berdasarkan
Instrument Akreditasi Institusi BAN-PT sebesar 1:15. Hal ini telah disesuai
dengan kebutuhan stakeholder dan disesuai visi dan misi STIKES Bhakti Husada,
dan tetap memerhatikan pola pembelajaran yang dilaksanakannya.
6. Rekrutasi Dosen
Rekrutasi dosen menurut UU tentang Guru dan Dosen, pasal 50
mengamanatkan bahwa Perguruan Tinggi harus melakukan proses rekrutasi dosen
dengan prinsip tanpa diskriminasi. Artinya suku, agama, ras, jenis kelamin, dan
golongan tidak dapat digunakan sebagai dasar di dalam rekrutasi dosen. STIKES
Bhakti Husada Bengkulu dalam melaksanakan rekrutasi dosen menggunakan
kualifikasi akademik, kompetensi, pengalaman dan sebagai dasar rekrutasi dosen
menyesuaikan kebutuhan institusi.
7. Tenaga Kependidikan
Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan dalam pasal 36
menetapkan bahwa tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi harus memiliki
kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi sesuai dengan bidangnya. Kualifikasi,
kompetensi, dan sertifikasi tersebut dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Untuk peningakatan kompetensi tenaga kependidikan, STIKES Bhakti
Husada Bengkulu melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan
dengan mengikuti pelatihan-pelatihan atau bahkan peningkatkan kependidikan
tertentu untuk mencapaian serfikasi yang sesuai dengan bidang bidang tugas
tenaga kependidikan merupakan amanat Peraturan Pemerintah tentang Standar
Nasional Pendidikan serta kondisi ideal sebagaimana disebutkan di dalam
instrument akreditasi institusi BAN-PT, adalah lebih dari 70% tenaga
kependidikan (khusus laboran, teknisi, pustakawan, dan analis) mempunyai
sertifikat kompetensi.
8.2.2 Evaluasi Diri menggunakan SWOT Analysis
Perumusan standar mutu di dalam SPMI STIKES Bhakti Husada
Bengkulu menetapkan substansi atau butir-butir standar mutu apa saja yang
masuk ke dalam lingkup Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan seperti Kualifikasi, Kompetensi, Rekrutasi, Beban
kerja dan sebagainya, maka mulailah melakukan analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Oportunities, dan Threats) dengan dukungan data. Untuk
merumuskan isi Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan dengan menggunakan
analisis SWOT dibutuhkan adanya kerjasama antara STIKES Bhakti Husada
Bengkulu dengan para pemangku kepentingan (Stakeholders) internal maupun
eksternal.
8.3 Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dosen pada umumnya bekerja di unit akademik (program studi) sedangkan
tenaga kependidikan ada yang bekerja di unit akademik dan ada pula yang bekerja
di unit penunjang (biro, unit pelaksana teknis). Keseluruhan unit tersebut, sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing di dalam struktur organisasi
Perguruan Tinggi. STIKES Bhakti Husada Bengkulu telah melakukan langkah-
langkah untuk pemenuhan Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan antara lain
dengan melakukan persiapan administratif dan keuangan, sosialisasi substansi
standar, serta upaya pencapaian/pemenuhan standar secara konsisten.
Seperti ditunjukan pada Tabel 2 tentang formulir/dokumen yang diperlukan
untuk mengukur pemenuhan Standar Dosen di STIKES Bhakti Husada Bengkulu.
Tabel 2: Formulir pada Standar Dosen di STIKES Bhakti Husada Bengkulu
Standar Formulir dokumen yang dibutuhkanKualifikasi akademik dosen Ijasah, Transkrip akademik setiap
dosen.Kompetensi dosen Formulir rekam jejak kompetensi
dosen.Sertifikasi dosen Daftar dosen yang sudah dan belum
mempunyai sertifikasi dosen.Jabatan akademik dosen Formulir pengusulan jabatan akademik
dosen Keputusan pihak berwenang tentang jabatan akademik setiap dosen.
Beban kerja dosen Formulir penugasan dosen.Rasio dosen tetap: mahasiswa Peta komposisi dosen berdasarkan
gelar akademik dan jabatan akademik di tingkat program studi dan di tingkat institusi. Peta komposisi mahasiswa disetiap program studi
Rekrutasi dosen Formulir penilaian wawancara dosen, Soal seleksi dosen, misalnya Tes Potensi Akademik dan Bahasa Inggris
8.4 Pengendalian dan Peningkatan Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan
Maksud dari pengendalian Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan di
STIKES Bhakti Husada Bengkulu adalah setiap program studi atau unit pelaksana
mampu memonitor dan mengevaluasi pemenuhan standar secara konsisten dan
optimal pada kondisi faktual, untuk selanjutnya mengambil tindakan korektif
apabila ditemukan adanya penyimpangan atau kesalahan. Hal terpenting adalah
setiap unit, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing dalam struktur
organisasi di STIKES Bhakti Husada Bengkulu selalu melakukan pengecekan
untuk memastikan bahwa standar telah terpenuhi atau lebih ditaati. Bila sebuah
standar belum terpenuhi, perlu dicari apa penyebabnya dan dapat segera diketahui
upaya untuk memenuhi standar tersebut. Sebagai contoh, misalkan Standar
Kualifikasi Akademik Dosen menetapkan bahwa Dosen yang mengajar di suatu
program sarjana, minimal bergelar akademik magister. Apabila setelah dilakukan
pemantauan, ternyata ada dosen yang belum bergelar magister, maka perlu dicari
penyebabnya. Apabila penyebabnya adalah tidak ada dosen tetap yang
mempunyai bidang keahlian sama dengan dosen tersebut, maka beberapa
alternatif upaya pemenuhan standar tersebut adalah:
1. Mencari dosen tidak tetap yang mempunyai bidang keahlian sesuai dan
bergelar magister,
2. Melakukan pengembangan, misalnya rekrutasi dosen tetap baru bergelar
minimal magister dengan mempunyai bidang keahlian sesuai, atau
3. Memagangkan dosen tetap yang telah bergelar magister ke dosen tidak tetap
dengan bidang keahlian tersebut.
Alternatif mana yang dipilih, tergantung pada tingkat urgensi pemenuhan
standar tersebut. Apabila setelah dievaluasi ternyata seluruh program sarjana telah
memenuhi standar Kualifikasi Dosen sebagaimana disebutkan di atas, maka dapat
meningkatkan standarnya. Peningkatan Kualifikasi Dosen di STIKES Bhakti
Husada Bengkulu secara berkelanjutan seperti ini dikenal dengan continuous
improvement dalam sistem penjaminan mutu secara bertahap disesuaikan dengan
rencana strategis dari STIKES Bhakti Husada Bengkulu. Pencatatan atau
pendokumentasian adalah bagian penting di dalam pengendalian standar. STIKES
Bhakti Husada Bengkulu merancang formulir untuk pemenuhan standar dan
pengendalian standar. Cara lain adalah dengan menggunakan formulir yang
sekaligus dapat dipakai untuk kedua langkah tersebut. Sebagai contoh, di dalam
formulir penugasan dosen di suatu semester dapat dilengkapi dengan kolom atau
bagian yang menunjukkan proses monitor dan evaluasi atas pelaksanaan tugas
dosen tersebut
Untuk Tenaga Kependidikan, yang mencakup administrasi, teknisi,
laboran, dan pustakawan, formulir / dokumen yang dibutuhkan untuk pemenuhan
standar dan pengendalian standar dapat berbeda-beda untuk masing-masing
bidang tugas tersebut.
BAB 9
STANDAR SARANA DAN PRASARANA
9.1 Pendahuluan
Sarana dan Prasarana menjadi salah satu standar mutu sebagai tolok ukur
untuk menilai tingkat mutu penyediaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan
pengembangan perguruan tinggi. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan. Prasarana adalah
perangkat penunjang utama suatu proses atau usaha pendidikan agar tujuan
pendidikan tercapai. Pembangunan maupun pengembangan Sarana dan Prasarana
yang ditujukan untuk kegiatan penyelenggaraan Pendidikan di STIKES Bhakti
Husada Bengkulu ini mengacu pada master plan kampus, sehingga visi dan misi,
dan suasana akademik yang diharapkan dapat tercapai. Sarana dan Prasarana pada
STIKES Bhakti Husada adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan sebagai alat teknis dalam mencapai maksud, tujuan,
dan sasaran. Keberadaan dan pilihan jenis, jumlah, mutu dari Sarana dan
Prasarana ini tergantung dari kebutuhan dan kondisi Program Studi Keperawatan
dan Kesehatan Masyarakat serta arah kebijakan mutu institusi. Pengelolaan
Sarana dan Prasarana dilakukan secara terintegrasi, sehingga dapat digunakan
oleh seluruh Program Studi Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat yang
membutuhkan.
Paradigma baru dalam pendidikan keperawatan menghendaki lulusannya
mampu bersaing di dunia internasional, dan memiliki kompetensi yang sesuai
dengan kebutuhan perkembangan IPTEK dan seni serta kebutuhan dunia kerja.
Untuk itu diperlukan perencanaan kebutuhan Sarana dan Prasarana yang sesuai
dengan perencanaan kurikulum, penelitian, pengabdian dan pelayanan pada
masyarakat serta kegiatan lain yang menunjang seluruh Tri Dharma perguruan
tinggi dalam penyelenggaraannya. Pengaturan Sarana dan Prasarana dimanfaatkan
secara lebih efektif dan efisien. Adanya penjaminan mutu Sarana dan Prasarana di
STIKES Bhakti Husada Bengkulu akan lebih memperjelas langkah menuju visi
dan misi yang telah dtetapkan. STIKES Bhakti Husada Bengkulu telah membuat
standar mutu Sarana dan Prasarana yang sesuai dengan substansi atau isi standar
minimum yang berlaku secara nasional. Standar mutu Sarana dan Prasarana di
STIKES Bhakti Husada Bengkulu yang telah berkaitan dengan kriteria minimum
meliputi lahan, bangunan ruang kuliah, ruang perpustakaan, laboratorium, ruang
pimpinan, ruang dosen, ruang tata usaha, tempat ibadah, olah raga, ruang lain
yang menunjang proses pembelajaran, peralatan ruang kuliah, peralatan
laboratorium, peralatan pendidikan, dan termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.
Standar mutu Sarana dan Prasarana di STIKES Bhakti Husada Bengkulu
adalah persyaratan minimal yang ditetapkan oleh institusi terhadap Program Studi
Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat. Substansi atau isi Sarana dan Prasarana
telah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang relevan sesuai
bidang Sarana dan Prasarana untuk STIKES Bhakti Husada Bengkulu, Substansi
standar telah selaras dengan visi, misi, dan tujuan dari STIKES Bhakti Husada
Bengkulu, dan sedapat mungkin selaras dengan masukan dan saran dari
stakeholders. Terkait dengan pemanfaatan dan pemeliharaannya, maka standar
mutu Sarana dan Prasarana di bagi dalam 3 butir standar yaitu:
9.2 Penetapan Standar Mutu Sarana dan Prasarana
Standar mutu Sarana dan Prasarana di STIKES Bhakti Husada Bengkulu
adalah persyaratan minimal yang ditetapkan oleh institusi terhadap Program Studi
Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat. Substansi atau isi Sarana dan Prasarana
telah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang relevan sesuai
bidang Sarana dan Prasarana untuk STIKES Bhakti Husada Bengkulu, Substansi
standar telah selaras dengan visi, misi, dan tujuan dari STIKES Bhakti Husada
Bengkulu, dan sedapat mungkin selaras dengan masukan dan saran dari
stakeholders. Dalam menetapkan Standar Mutu Sarana dan Prasarana di STIKES
Bhakti Husada Bengkulu telah memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
9.2.1 Standar Mutu Sarana dan Prasarana Bangunan, Kesehatan, serta
Ketenangan
Lingkungan
Substansi standar ini mencakup infrastuktur, telah memenuhi persyaratan
teknis dan peraturan bangunan, serta kesehatan lingkungan yang berlaku dengan
memperhatikan pertumbuhan kegiatan akademik. Standar Sarana dan Prasarana
fasilitas pembelajaran mencakup ruang kuliah lengkap dengan sarana untuk
melaksanakan kurikulum. Standar Sarana dan Prasarana laboratorium mencakup
peralatan sesuai program studi. Jumlah butir standar dalam jenis standar
ditetapkan oleh pengelola, sesuai dengan visi, misi, kebutuhan stakeholders, serta
urgensi dan kemampuan Program Studi terhadap Standar Mutu Sarana dan
Prasarana yang terdiri atas peralatan, bahan, dan teknologi informatika.
9.2.2 Standar Mutu Sarana dan Prasarana Sumber Belajar
Substansi ini terdiri dari buku-buku teks, laboratorium, jurnal, majalah,
lembar informasi, internet. Sumber belajar telah diseleksi sesuai dengan tujuan
pembelajaran Program Studi Keperawatan yang ditetapkan di STIKES Bhakti
Husada Bengkulu.
9.2.3 Standar Mutu Sarana dan Prasarana Pengadaan, Pengoperasian,
Perawatan, dan
Perbaikan Alat.
Standar mutu ini sangat diperlukan agar peralatan dapat beroperasi dengan
baik dan sesuai fungsinya. Untuk itu diperlukan pemeriksaan dan perawatan.
Apabila terjadi kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat sehingga mengurangi
waktu mati (down time) atau kerusakan dari peralatan tersebut.
9.2.4 Standar Mutu Sarana dan Prasarana
Standar mutu tentang penyediaan dan ketersediaan air, listrik, dan telepon
adalah bagian penting dalam kegiatan perguruan tinggi, karena itu perlu dikelola
dengan baik. Untuk itu diperlukan tatakelola yang jelas dan pasti sehingga
penyediaan Sarana dan Prasarana umum terselenggara secara baik dengan
keandalan tinggi.
9.3 Pemenuhan Standar Mutu Sarana dan Prasarana
Dalam usaha pemenuhan Stadar Mutu Sarana dan Prasarana di STIKES
Bhakti Husada yang telah ditetapkan, langkah pertama adalah sosialisasi Standar
Mutu Sarana dan Prasarana pada seluruh sivitas akademika dengan pemenuhan
butir standar yang terdiri dari:
9.3.1 Pemenuhan Standar Mutu Sarana dan Prasarana Bangunan dan
Kesehatan Lingkungan
Infrastruktur telah memenuhi infrastuktur perguruan tinggi, telah memenuhi
persyaratan teknis dan peraturan bangunan, serta kesehatan lingkungan yang
berlaku. Pengembangan infrastruktur fasilitas telah dituangkan dalam rencana
induk yang mencakup semua aset STIKES Bhakti Husada Bengkulu seperti lahan,
gedung, air, listrik, telepon yang semuanya sudah dimiliki dapat dikelola secara
optimal dalam mendukung pelaksanaan proses pembelajaran.
9.3.2 Pemenuhan Standar Mutu Sarana dan Prasarana Sumber Belajar
Pemenuhan sumber belajar di STIKES Bhakti Husada Bengkulu telah
terseleksi dan sinkron dengan tujuan pembelajaran. Perpustakaan telah diadakan
sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Pusat komputer
telah menyediakan layanan komputer yang aksesibel dengan jaringan infrastruktur
yang memungkinkan masyarakat kampus memanfaatkan secara penuh teknologi
informasi, untuk kegiatan pembelajaran, penelitian, pengabdian, dan administrasi.
9.3.3 Pemenuhan Standar Mutu Sarana dan Prasarana pengadaan,
Pengoperasian, Perawatan, dan Perbaikan Alat
Pemenuhan Standar Mutu Sarana dan Prasarana meliputi pengadaan,
pengoperasian, perawatan, dan perbaikan alat. Pengadaan alat yang dimaksud
adalah alat untuk proses perkuliahan dan praktikum. Pengoperasian alat adalah
peningkatan pemanfaatan alat-alat laboratorium. Perawatan dan perbaikan alat
dimaksudkan untuk mencegah atau menunda kerusakan alat, untuk meningkatkan
pemakaian peralatan maka perlu peningkatan ketrampilan para pekerja sehingga
penggunaan dapat secara efektif dan efisien.
9.3.4 Pemenuhan Standar Mutu Sarana dan Prasarana Umum
Sarana dan Prasarana air, listrik, dan telepon merupakan bagian penting
dalam pelaksanaan kegiatan di STIKES Bhakti Husada Bengkulu. Oleh karena
itu, pemenuhan standar ini telah dikelola dengan baik dan tersedia tatakelola yang
jelas dan pasti, sehingga beban yang harus dibayar untuk pemakaian secara merata
sesuai dengan frekuensi pemakaian. Dengan tata kelola yang baik, maka kendala
sistem distribusi air, listrik, serta kontinuitas layanan telepon dapat diharapkan
oleh seluruh pengguna di kampus.
9.4 Pengendalian Standar Mutu Sarana dan Prasarana
Manajemen pengendalian standar mutu Sarana dan Prasarana di STIKES
Bahkti Husada diarahkan untuk mengoptimalkan berlangsungnya proses
peningkatan kualitas secara berkelanjutan. Dalam hal ini telah diatur satu siklus
tertentu dengan keyakinan terjadi peningkatan pada setiap rentang waktu tertentu
dapat dijamin. Manajemen Sarana dan Prasarana yang profesional telah menjadi
suatu keharusan, dimulai dengan adanya rencana strategi, rencana tahunan,
rencana operasional yang diterjemahkan dalam rencana kerja anggaran tahunan
yang disepakati bersama. Kemudian didukung oleh unit pengelola Sarana dan
Prasarana yang handal yang memiliki program perencanaan, pengadaan Sarana
dan Prasarana, pemanfaatan, pemeliharaan serta pengendaliannya. Program yang
diciptakan telah memperhatikan konsep integrasi dalam pemanfaatan dan
pemeliharaan aset yang ada. Program pengendalian mencakup kegiatan
monitoring, evaluasi serta perbaikan mutu Sarana dan Prasarana di STIKES
Bhakti Husada Bengkulu.
9.5 Peningkatan dan Pengembangan Standar Mutu Sarana dan Prasarana
Peningkatan dan pengembangan standar mutu Sarana dan Prasarana tidak
terlepas dari mekanisme pengendalian, kemudian akan diikuti dengan mekanisme
pengembangan standar mutu Sarana dan Prasarana setelah terlewatinya jangka
waktu tertentu yaitu 5 tahun. Tujuan dari mekanisme pengembangan standar ini
adalah untuk mengevaluasi sejauh mana pencapaian isi dari standar Sarana dan
Prasarana oleh para pengelola standar, dan menjajagi kemungkinan untuk
meningkatkan isi standar agar terjadi peningkatan mutu secara bertahap dan
berkelanjutan. Dapat Sarana dan Prasarana, misalnya memasukkan unsur-unsur
lain yang tetap berkaitan erat dengan pengelolaan dan pengadaan prasarana dan
sarana.
Adapun peningkatan dan pengmbangan standar mutu Sarana dan Prasarana
ini mencakup: Jenis, jumlah dan kondisi Sarana dan Prasarana; Pemanfaatan
Sarana dan Prasarana dan pemeliharaan; Kepuasan pelanggan terhadap Sarana dan
Prasarana; Perencanaan, pengadaan, monitoring dan evaluasi serta perbaikan.
Sedangkan perbaikan standar mutu Sarana dan Prasarana STIKES Bhakti Husada
Bengkulu ditujukan pada:
9.5.1 Rencana Perbaikan Mutu Sarana dan Prasarana
Program perbaikan mutu disusun mengacu pada rekomendasi dari hasil
evaluai peraturan yang ada, kondisi keuangan dan sumber daya yang tersedia.
Rencana perbaikan mutu ini memuat informasi tentang sasaran, target, tahapan,
waktu pelaksanaan dan mekanisme kerja.
9.5.2 Pelaksanaan Perbaikan Mutu Sarana dan Prasarana
Perbaikan mutu Sarana dan Prasarana dilaksakan sesuai rencana yang
ditetapkan dan terukur. Tahap inilah yang disebut sebagai langkah akhir dari satu
siklus penjaminan mutu secara utuh, dan sekaligus menjadi langkah awal dari
siklus berikutnya.