spmi mami cila.doc

47
BAB 1 SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di suatu perguruan tinggi merupakan kegiatan mandiri dari perguruan tinggi, sehingga proses tersebut dirancang, dijalankan, dan dikendalikan sendiri oleh perguruan tinggi yang bersangkutan tanpa campur tangan dari pemerintah, dalam hal ini Direktoat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Departemen Pendidikan Nasional. Dimasa mendatang eksistensi suatu perguruan tinggi terutama tergantung pada penilaian stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, dosen, tenaga penunjang, serta pihak- pihak lain yang berkepentingan) tentang mutu perguruan tinggi. STIKES Bhakti Husada Bengkulu agar eksistensinya terjamin, telah menjalankan SPMI dalam kerangka Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi sebagaimana diwajibkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Adapun berbagai unsur yang terkandung di dalam SPMI STIKES Bhakti Husada Bengkulu termuat didalamnya antara lain naskah/dokumen/buku Kebijakan, Manual, Standar, dan Formulir untuk menjalankan SPMI. 1.1 Definisi SPMI

Upload: septi-andrianti-azhari

Post on 16-Jan-2016

70 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SPMI mami cila.doc

BAB 1

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di suatu perguruan tinggi

merupakan kegiatan mandiri dari perguruan tinggi, sehingga proses tersebut

dirancang, dijalankan, dan dikendalikan sendiri oleh perguruan tinggi yang

bersangkutan tanpa campur tangan dari pemerintah, dalam hal ini Direktoat

Jenderal Pendidikan Tinggi dan Departemen Pendidikan Nasional. Dimasa

mendatang eksistensi suatu perguruan tinggi terutama tergantung pada penilaian

stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, dosen, tenaga penunjang, serta

pihak-pihak lain yang berkepentingan) tentang mutu perguruan tinggi. STIKES

Bhakti Husada Bengkulu agar eksistensinya terjamin, telah menjalankan SPMI

dalam kerangka Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi sebagaimana

diwajibkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan.

Adapun berbagai unsur yang terkandung di dalam SPMI STIKES Bhakti

Husada Bengkulu termuat didalamnya antara lain naskah/dokumen/buku

Kebijakan, Manual, Standar, dan Formulir untuk menjalankan SPMI.

1.1 Definisi SPMI

SPMI adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi di

perguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven), untuk mengawasi

penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi secara berkelanjutan

(continuous improvement/kaizen), sebagaimana diatur oleh Pasal 50 ayat (6)

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juncto Pasal 91 Peraturan

Pemerintah. No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendiikan.

Secara umum STIKES Bhakti Husada Bengkulu juga melaksanakan apa

yang dikemukakan dan dimaksud dengan penjaminan mutu dalam Sistem

Pendidikan Nasional dengan perencanaan, penerapan, pengendalian, dan

pengembangan standar mutu perguruan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan

Page 2: SPMI mami cila.doc

(continuous improvement/kaizen), sehingga stakeholders, baik internal maupun

eksternal, memperoleh kepuasan.

1.2 Konsep SPMI

Konsep SPMI yang diadopsi di STIKES Bhakti Husada Bengkulu

berdasarkan Sistem Pendidikan Nasioanal menyebutkan bahwa suatu perguruan

tinggi dinyatakan bermutu apabila:

1. Perguruan tinggi mampu menetapkan dan mewujudkan visinya;

2. Perguruan tinggi mampu menjabarkan visinya ke dalam sejumlah standar

dan standar turunan;

3. Perguruan tinggi mampu menerapkan, mengendalikan, dan

mengembangkan sejumlah standar dan standar turunan untuk memenuhi

kebutuhan stakeholders.

Dengan demikian STIKES Bhakti Husada Bengkulu juga menetapkan,

menerapkan, mengendalikan, dan mengembangkan standar mutu pendidikan

tinggi dalam suatu sistem yang disebut SPMI untuk menjamin mutu pendidikan

tinggi yang diselenggarakannya.

1.3 Tujuan SPMI

STIKES Bhakti Husada Bengkulu secara internal memiliki tujuan dengan

memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan untuk

mewujudkan visi misi STIKES Bhakti Husada Bengkulu dan memenuhi

kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi.

Pencapaian tujuan penjaminan mutu dilakukan melalui SPMI, untuk kemudian

memperoleh akreditasi melalui Sistem Penjaminan Mutu Eksternal oleh BAN-PT

atau lembaga mandiri yang diakui Pemerintah, sehingga peningkatan mutu

perguruan tinggi secara berkelanjutan dapat diwujudkan secara komprehensif

melalui SPMI STIKES Bhakti Husada Bengkulu.

Page 3: SPMI mami cila.doc

1.4 Standar Mutu dalam SPMI

STIKES Bhakti Husada Bengkulu merencanakan, menerapkan,

mengendalikan, dan mengembangkan standar mutu pendidikan tinggi yang terdiri

atas 8 (delapan) macam standar minimal wajib yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yaitu:

1. Standar isi/kurikulum;

2. Standar proses;

3. Standar kompetensi lulusan;

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan;

5. Standar sarana dan prasarana;

6. Standar pengelolaan;

7. Standar pembiayaan; dan

8. Standar penilaian pendidikan.

Sejumlah standar lain yang melampaui standar minimal, baik melampaui

secara kualitatif, atas inisiatif perguruan tinggi (internally driven) yang dijabarkan

dari visi STIKES Bhakti Husada Bengkulu melalui 2 (dua) standar lain yaitu:

9. Standar penelitian;

10. Standar pengabdian kepada masyarakat;

1.5 Pelaksanaan SPMI

Agar SPMI di STIKES Bhakti Husada Bengkulu dapat dilaksanakan, maka

terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi agar pelaksanaan SPMI tersebut

dapat mencapai tujuannya, yaitu komitmen, perubahan paradigm, dan sikap

mental, serta pengorganisasian penjaminan mutu di STIKES Bhakti Husada

Bengkulu.

1. Komitmen

Para pelaku proses pendidikan tinggi di STIKES Bhakti Husada Bengkulu,

baik yang memimpin dan yang dipimpin, harus memiliki komitmen yang tinggi

untuk senantiasa menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi yang

diselenggarakannya.

Page 4: SPMI mami cila.doc

2. Perubahan Paradigma

Paradigma lama penjaminan mutu, yaitu mutu perguruan tinggi akan dapat

dipelihara serta ditingkatkan apabila dilakukan pengawasan atau pengendalian

yang vertikal oleh pemerintah harus diubah menjadi suatu paradigma baru.

Paradigma baru penjaminan mutu yaitu perguruan tinggi atas inisiatif sendiri

(internally driven) harus memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi

yang diselenggarakannya agar visinya dapat diwujudkan serta agar stakeholder

dapat dipuaskan.

3. Sikap Mental

Sikap mental sivitas akademika harus diubah menuju pada suatu sikap

mental baru, yaitu rencanakan pekerjaaan dalam pendidikan (plan your work and

work your plan).

4. Pengorganisasian

Organisasi dan mekanisme kerja SPMI di STIKES Bhakti Husada

Bengkulu sangat tergantung pada visi dan misi, budaya organisasi, ukuran

organisasi (jumlah program studi, jumlah dosen, jumlah mahasiswa), struktur

organisasi, sumber daya, dan pola kepemimpinan di STIKES Bhakti Husada

Bengkulu. Faktor terpenting yang perlu mendapat perhatian dalam organisasi

SPMI, adalah bahwa organisasi itu mampu menumbuhkan kesepahaman tentang

SPMI, yang pada gilirannya akan menumbuhkan sikap suportif dari seluruh

komponen terhadap upaya penjaminan mutu pendidikan tinggi.

Page 5: SPMI mami cila.doc

BAB 2

VISI DAN MISI

2.1 Visi Misi STIKES Bhakti Husada Bengkulu

Visi :

Misi :

2.2. Visi Misi Prodi Keperawatan

2.3. Visi Misi Pendidikan Ners

2.4. Visi Misi Kesehatan Masyarakat

Page 6: SPMI mami cila.doc

BAB 3

KEBIJAKAN SPMI STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

3.1 Ruang Lingkup Kebijakan Mutu:

Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) mencakup semua

aspek penyelenggaraan pada pendidikan tinggi. Kebijakan SPMI STIKES Bhakti

Husada Bengkulu dengan fokus utama pada aspek pembelajaran dengan

menyelenggarakan program pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga

profesional tanpa meninggalkan aspek Tridharma Perguruan Tinggi yang lain

meliputi penelitian dengan menghasilkan penelitian yang berkualitas dan berguna

bagi kemajuan dan pengembangan ilmu serta pembelajaran. Sedangkan

pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan konstribusi secara langsung

dengan membantu memecahkan masalah di masyarakat dalam bidang ilmu

pengetahuan keperawatan dan teknologi.

Kebijakan dalam pengembangan STIKES Bhakti Husada Bengkulu secara

berkelanjutan dilakukan dalam upaya mewujudkan visi misi STIKES Bhakti

Husada Bengkulu dan memenuhi kebutuhan stakeholders melalui

penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi yang telah terintegrasi dalam

sistem penjaminan mutu. Oleh karena itu lingkup kebijakan penjaminan mutu di

STIKES Bhakti Husada Bengkulu mencakup baik aspek akademik dan non

akademik yang berjalan secara berkesinambungan untuk memberikan kepuasan

terhadap stakeholders.

3.2 Perjalanan Penerapan Sistem Penjaminan Mutu

Awal mula penerapan sistem penjaminan mutu di STIKES Bhakti Husada

Bengkulu dengan membentuk Badan Penjaminan Mutu (BPM) STIKES Bhakti

Husada Bengkulu pada tanggal 28 Oktober 2008 dengan Surat Keputusan Nomor

544/28/X/STIKES/RSB/2008 dan mengangkat Ketua Penjaminan Mutu dengan

Surat Keputusan Nomor 410/28/X/STIKES/RSB/2008. Badan Penjaminan Mutu

STIKES Bhakti Husada Bengkulu telah menghasilkan berbagai dokumen, antara

Page 7: SPMI mami cila.doc

lain Dokumen akademik, Dokumen mutu, Standar Operasional Prosedur, Buku

Panduan Pendidikan. dan telah melaksanakan evaluasi dengan penyebaran angket

kepada mahasiswa.

Dalam perjalanannya Badan Penjaminan Mutu STIKES Bhakti Husada

Bengkulu membentuk Tim Penjaminan Mutu, Monitoring dan Evaluasi Internal

STIKES Bhakti Husada Bengkulu dengan Surat Keputusan Nomor

016/10/I/SK.Ketua/STIKES/RSBK/2011. Tim ini melaksanakan monitoring dan

evaluasi melalui penyebaran angket kepada mahasiswa dan tracer study kepada

alumnus dan stakeholders yang dimiliki oleh STIKES Bhakti Husada Bengkulu.

3.3 Pihak-Pihak yang Terkait Kebijakan:

Pihak pihak yang terkait kebijakan mutu ini terdiri dari unsur pimpinan

yaitu Ketua STIKES Bhakti Husada Bengkulu dan Pembantu Ketua I Bidang

Akademik, Pembantu Ketua II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan,

Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Badan Penjaminan Mutu, Program

Studi Keperawatan S-1, Program Studi Ners dan Program Kesehatan Masyarakat

dan non akademik, dengan melibatkan seluruh sivitas akademika.

3.4 Istilah dan Definisi:

1. Kebijakan: adalah pernyataan tertulis yang menjelaskan pemikiran, sikap,

pandangan dari institusi tentang sesuatu hal.

2. Kebijakan SPMI: adalah dokumen tertulis yang berisi garis besar penjelasan

tentang pemikiran, sikap, pandangan tentang SPMI sehingga terwujud budaya

mutu di perguruan tinggi.

3. Manual SPMI: dokumen tertulis berisi petunjuk praktis mengenai cara,

langkah atau prosedur tentang bagaimana SPMI dilaksanakan, dievaluasi dan

ditingkatkan mutunya secara berkelanjutan oleh semua pihak yang

bertanggung jawab.

4. Standar SPMI: dokumen tertulis berisi kriteria, patokan, ukuran, spesifikasi,

mengenai sesuatu yang harus dicapai /dipenuhi.

Page 8: SPMI mami cila.doc

5. Manual prosedur atau SOP adalah sebagai prosedur atau metode untuk

menjalankan semua yang tertulis dalam kebijakan mutu, standar mutu dan

manual mutu agar tujuan akhir dari SPMI tercapai.

6. Evaluasi Diri: kegiatan setiap unit kerja secara periodik untuk memeriksa,

menganalisis, dan menilai kinerjanya sendiri selama kurun waktu tertentu

untuk mengetahui kelemahan dan kekurangannya.

7. Audit SPMI: kegiatan rutin setiap akhir tahun akademik yang dilakukan oleh

auditor internal untuk memeriksa pelaksanaan SPMI dan mengevaluasi

apakah seluruh standar SPMI telah dicapai atau dipenuhi oleh setiap unit

kerja.

8. BPM adalah Badan Pemjaminan Mutu yang berada ditingkat Institusi dan

bertanggung jawab kepada Ketua STIKES Bhakti Husada Bengkulu yang

bertugas untuk mengkoordinir, memfasilitasi dan menggerakan perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi penjaminan mutu STIKES Bhakti Husada Bengkulu

secara internal.

3.5 Rincian Kebijakan Mutu:

Seluruh sivitas akademika STIKES Bhakti Husada Bengkulu berkeyakinan

bahwa SPMI bertujuan untuk :

1. Menjamin bahwa setiap layanan pendidikan kepada mahasiswa dilakukan

sesuai standar yang ditetapkan, sehingga apabila diketahui bahwa standar

tersebut tidak bermutu atau terjadi penyimpangan antara kondisi riil dengan

standar akan segera diperbaiki;

2. Mewujudkan transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat, khususnya

stakeholders, tentang penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan standar

yang ditetapkan;

3. Mengajak semua pihak dalam institusi untuk bekerja mencapai tujuan

dengan berpatokan pada standar dan secara berkelanjutan berupaya untuk

meningkatkan mutu.

Page 9: SPMI mami cila.doc

3.6 Strategi SPMI STIKES Bhakti Husada Bengkulu:

Strategi STIKES Bhakti Husada Bengkulu di dalam melaksanakan SPMI

adalah :

1. Melibatkan secara aktif semua civitas akademika sejak tahap perencanaan

hingga tahap evaluasi dan tahap pengembangan SPMI.

2. Melibatkan organisasi profesi, alumni, dunia usaha dan pemerintahan

sebagai pengguna lulusan, khususnya pada tahap penetapan standar SPMI.

3. Melakukan pelatihan secara terstruktur dan terencana bagi para dosen dan

staf admnistrasi tentang SPMI, dan secara khusus pelatihan sebagai

pemeriksa internal.

4. Melakukan sosialisasi tentang fungsi dan tujuan SPMI kepada para

pemangku kepentingan secara periodik.

5. Agar pelaksanaan SPMI pada semua unit dapat berjalan lancar dan

terkoordinasi secara efektif, maka SPMI ditugaskan kepada Badan

Penjaminan Mutu untuk menyiapkan, merencanakan, merancang,

menetapkan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan

mengembangkan SPMI.

3.8 Kebijakan Akademik

1. Pendidikan di STIKES Bhakti Husada Bengkulu diarahkan untuk

menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional, berkepribadian, dengan

berdasar kasih Tuhan Yesus.

2. STIKES Bhakti Husada Bengkulu mensyaratkan pengelolaan pendidikan

yang senantiasa melakukan peningkatan mutu secara berkesinambungan.

Peningkatan mutu ini dilakukan dengan selalu menjaga terpeliharanya siklus

pengelolaan pendidikan tinggi yang lengkap dan sesuai dengan harapan

masyarakat.

3. Pengembangan program pendidikan hendaknya mengacu pada rencana

strategis STIKES Bhakti Husada Bengkulu dan selalu disertai dengan inovasi

terhadap metode dan substansi pembelajaran serta peningkatan infrastruktur,

perangkat lunak dan perangkat keras yang diperlukan

Page 10: SPMI mami cila.doc

4. Pelaksanaan pendidikan di lingkungan STIKES Bhakti Husada Bengkulu

dirancang dengan mempertimbangkan pergeseran paradigm pendidikan yang

semula lebih fokus pada dosen (teacher oriented) ke fokus pada peserta didik

(student oriented). Porsi pembelajaran yang berbasis kompetensi hedaknya

ditingkatkan secara berkelanjutan.

5. Evaluasi terhadap program pendidikan harus dilakukan secara sistematik,

terstruktur, periodik dan berkesinambungan dengan menggunakan alat ukur

yang dapat diterima dalam rangka perkembangan STIKES Bhakti Husada

Bengkulu.

6. Peningkatan mutu pendidikan di STIKES Bhakti Husada Bengkulu

didasarkan pada 3 pilar kebijakan pengembangan proses pembelajaran yaitu:

(1) Materi pembelajaran lebih didekatkan dengan persoalan nyata, melatih

identifikasi persoalan dan strategi penyelesaian; (2) Dorongan pemanfaatan

optimal teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia; (3) Berbagai

inovasi yang membuka akses peningkatan kreativitas.

7. Kebijakan mutu ini harus dipahami oleh seluruh sivitas akademika, sehingga

dapat memberikan sumbangsih terhadap pencapaiannya.

3.9 Organisasi Penjaminan Mutu STIKES Bhakti Husada Bengkulu

Organisasi penjaminan mutu akademik di tingkat institusi terdiri atas,

Pimpinan STIKES Bhakti Husada Bengkulu dan Biro Penjaminan Mutu (BPM)

dengan uraian sebagai berikut:

1. Ketua STIKES Bhakti Husada Bengkulu bertanggung jawab atas

penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,

serta pembinaan tenaga akademik, tenaga administrasi, dan mahasiswa. Ketua

STIKES Bhakti Husada Bengkulu bertanggung jawab atas terjaminnya mutu

akademik dan non akademik. Dalam mengemban tanggungjawabnya, Ketua

STIKES Bhakti Husada Bengkulu dibantu oleh Pembantu Ketua Bidang

Akademik (PUKET I), Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PUKET

II) dan Bidang Kemahasiswaan. (PUKET III).

Page 11: SPMI mami cila.doc

2. Pembantu Ketua I, II, dan III yang mempunyai tugas:

a. Mengkoordinir penyusunan dokumen mutu berupa, Standar Mutu,

Prosedur Kerja (SOP), Instruksi Kerja dan Formulir yang relevan.

b. Mengkoordinir, dan Memonitor pelaksanaan Standar mutu, dan SOP

dilingkup kerjanya masing-masing,

c. Melaksanakan evaluasi pencapaian standar sesuai tugas yang diberikan

oleh Ketua STIKES.

d. Mengikuti rapat-rapat rutin dan telaahan pimpinan dalam rangka perbaikan

berkelanjutan.

e. Bekerjasama dengan pihak terkait.

3. Ketua BPM mempunyai tugas:

a. Menyelenggarakan pelatihan, konsultasi, pendampingan dan kerjasama di

bidang penjaminan mutu.

b. Merencanakan dan melaksanakan sistem penjaminan mutu akademik dan

nonakademik di STIKES Bhakti Husada Bengkulu;

c. Mengkoordinir penyusunan dan mengendalikan dokumen yang

diperlukan dalam rangka pelaksanaan sistem penjaminan mutu akademik

dan nonakademik meliputi;Kebijakan mutu, Manual mutu,SOP, Instruksi

Kerja dan Formulir. Formulir yang selaras dengan budaya mutu di

STIKES Bhakti Husada Bengkulu.

d. Mengkoordinir pelaksanaan monitoring sistem penjaminan mutu

akademik dan nonakademik;

e. Mengkoordinir pelaksanaan audit dan evaluasi pelaksanaan sistem

penjaminan mutu akademik dan nonakademik; Melaporkan pelaksanaan

sistem penjaminan mutu kepada Ketua STIKES Bhakti Husada Bengkulu.

BPM mempunyai lingkup kerja mencakup semua program studi, dan Unit

Kerja di lingkungan STIKES Bhakti Husad.

f. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua BPM dibantu oleh Sekretaris, Unit

Audit, Perbaikan dan Standarisasi, dan Unit Pengendalian Dokumen

Mutu.

Page 12: SPMI mami cila.doc

4. Bidang Audit, Perbaikan dan Standarisasi, mempunyai tugas:

a. Menyusun manual mutu meliputi; penetapan standar, pelaksanaan,

pengendalian dan peningkatan standar.

b. Menyusun SOP penetapan standar, pelaksanaan, pengendalian dan

peningkatan standar.

c. Menyusun instruksi kerja dan formulir yang relevan di BPM.

d. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan manual dan standar mutu.

e. Melakukan perbaikan standar secara berkelanjutan.

f. Mengikuti rapat-rapat teknis.

g. Kerjasama dengan pihak terkait.

5. Bidang Pengendalian Dokumen Mutu mempunyai tugas:

a. Menyusun standar pengelolaan dokumen mutu di BPM.

b. Menyusun SOP pengendalian dokumen mutu.

c. Merencanakan kebutuhan dokumen mutu untuk unit kerja.

d. Memfasilitasi kebutuhan dokumen mutu seluruh unit kerja.

e. Mengatur penyimpanan dokumen mutu.

f. Mengendalikan keluar-masuk dokumen mutu.

g. Mengatur penghapusan dokumen mutu.

h. Mengikuti rapat-rapat teknis.

i. Kerjasama dengan pihak terkait.

Page 13: SPMI mami cila.doc

BAB 4

KEBIJAKAN MUTU

STIKES Bhakti Husada Bengkulu berkomitmen untuk melaksanakan sistem

penjaminan mutu yang mendukung dan menjamin terlaksananya kebijakan mutu

serta mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan mutu secara terus

menerus, dan secara konsisten memenuhi atau melampaui semua persyaratan

stakeholders melalui komitmen terhadap mutu antara lain: (1) Taat pada semua

persyaratan sistem mutu, (2) Melaksanakan proses perbaikan berkesinambungan

pada mutu dan bertanggungjawab sosial serta moral dengan dukungan dan

keterlibatan seluruh sivitas akademika dan (3) Tanggungjawab pelaksanaan dan

pemeliharaan kebijakan mutu terletak pada seluruh sivitas akademika.

4.1 Komitmen Kebijakan Mutu

Komitmen dalam melaksanakan kebijakan mutu:

1. STIKES Bhakti Husada Bengkulu sebagai sekolah tinggi ilmu kesehatan yang

bermutu, bertekad menghasilkan lulusan yang berkualifikasi tinggi dan siap

terap

2. Berkualifikasi tinggi artinya lulusan STIKES Bhakti Husada Bengkulu

diharapkan mempunyai kemampuan komprehensif sesuai bidang studi yang

dipelajari dan mempunyai kompetensi profesional dalam keperawatan.

3. Siap terap artinya lulusan STIKES Bhakti Husada Bengkulu diharapkan

terampil melaksanakan asuhan keperawatan dan kompetensi profesional dalam

kesehatan.

4.2 Nilai dan Keyakinan Inti

Nilai dan Keyakinan inti terwujud didalam budaya mutu. Budaya mutu secara

sederhana memiliki arti sebuah budaya dalam suatu kesatuan dari karakteristik

yang melekat dimana telah memenuhi persyaratan. Sedangkan budaya mutu di

STIKES Bhakti Husada Bengkulu memadukan seluruh keluarga besar STIKES

Page 14: SPMI mami cila.doc

Bhakti Husada Bengkulu sesuai dengan peran dan fungsinya dalam memenuhi

kepuasan pelanggannya. Adapun budaya mutu yang terwujud di STIKES Bhakti

Husada Bengkulu antara lain:

1. Percaya pada Tuhan (trust in God)

2. Perbaikan yang terus-menerus (continuous improvement)

3. Penggunaan tolok ukur (benchmarking)

4. Segalanya harus tuntas (sense of closure)

5. Suasana kekeluargaan dan kebersamaan (sense of belonging)

Dalam penerapan sehari-hari, kelima aspek budaya mutu tersebut dijabarkan ke

dalam tata nilai yang mendorong sifat-sifat konsistensi, jujur, terbuka, adil, berani,

dan bertanggungjawab melalui ethos kerja dengan perwujudan:

1. Memberi teladan dan komitmen.

2. Saling menghormati dan menghargai.

3. Berkomunikasi dangan baik.

4. Memberikan penghargaan kepada setiap pribadi.

5. Mengembangan diri dan orang lain.

Page 15: SPMI mami cila.doc

BAB

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

8.1 Pendahuluan

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai bagian dari Sistem

Penjamin Mutu Internal Perguruan Tinggi (SPMI-PT) telah diatur dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (UU Sisdiknas), menyebutkan bahwa Tenaga Kependidikan adalah

anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

penyelenggaraan pendidikan, sedangkan Pendidik adalah tenaga kependidikan

yang berkualifikasi sebagai dosen, konselor, tutor, instruktur, fasilitator, dan

sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Pada pasal 39 disebutkan bahwa

Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,

pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

pendidikan pada satuan pendidikan. Sedangkan Pendidik merupakan tenaga

professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta

melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik

pada perguruan tinggi. Sementara itu, pada pasal 1 UU No.14 tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen dengan tegas menggunakan istilah Dosen untuk merujuk pada

pengertian Pendidik pada jenjang pendidikan tinggi, yaitu pendidik profesional

dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan

menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dan tenaga Kependidikan meliputi

pula laboran, pustakawan, teknisi, pegawai administrasi, sopir, hingga pekarya.

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada STIKES Bhakti Husada

Bengkulu ditetapkan, dilaksanakan, dikendalikan dan terus ditingkatkan. Standar

Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang telah disesuaikan dengan peraturan

Page 16: SPMI mami cila.doc

perundang-undangan yang berlaku dan relevan serta mewujudkan visi dan misi

STIKES Bhakti Husada Bengkulu.

8.2 Penetapan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Penetapan standar pendidik dan tenaga kependidikan di STIKES Bhakti

Husada Bengkulu telah menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

8.2.1 Studi Pendahuluan terhadap Ketentuan Normatif

Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui apakah pemerintah melalui

perundang-undangan telah menetapkan standar minimum nasional tentang

Pendidik dan Tenaga kependidikan. STIKES Bhakti Husada Bengkulu telah

memenuhi standar minimum nasional, dengan demikian STIKES Bhakti Husada

Bengkulu telah taat asas dan patuh pada aturan normatif yang berlaku. Berikut ini

uraian tentang perundangan tersebut:

1. Hak-Hak Normatif Pendidik dan Tenaga Kependidikan

STIKES Bhakti Husada Bengkulu dalam menetapkan standar mutu dosen

dan tenaga kependidikan telah menjamin terpenuhinya semua hak mereka

sebagaimana diatur dalam pasal 40 UU Sisdiknas dan pasal 51 UU Guru dan

Dosen, yaitu:

1. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai.

2. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

3. Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas.

4. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan

intelektual.

5. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan

untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

6. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber

belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat.

7. Memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan.

Page 17: SPMI mami cila.doc

8. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan

kelulusan peserta didik.

9. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi / organisasi

profesi keilmuan.

2. Kewajiban Normatif Pendidik dan Tenaga Kependidikan

STIKES Bhakti Husada Bengkulu dalam menetapkan standar mutu bagi

dosen dan tenaga kependidikan telah memperhatikan kewajiban normatif

sebagaimana secara minimum diatur oleh pasal 40 UU Sisdiknas dan pasal 51 UU

Guru dan Dosen, sebagai berikut:

a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,

dinamis, dan dialogis.

b. Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan

sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

d. Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

e. Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran.

f. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi

secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

g. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis

kelamin, agama, suku, rasa, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosio-

ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.

h. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dank ode etik,

serta nilai-nilai agama dan etika.

i. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Page 18: SPMI mami cila.doc

3. Kualifikasi Akademik Dosen

Kualifikasi Akademik Dosen yang ditetapkan di STIKES Bhakti Husada

Bengkulu merujuk pada pasal 28 Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional

Pendidikan. Hal tersebut menyatakan bahwa pendidik memiliki kualifikasi

akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,

serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada

STIKES Bhakti Husada Bengkulu yang diberlakukan dengan kualifikasi

akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang

pendidik yang dibuktikan dengan ijasah dan atau sertifikat keahlian yang relevan

sesuai ketentuan peundang-undangan yang berlaku. Kualifikasi pendidikan

minimum tersebut adalah:

a. Lulusan Diploma IV atau S1 untuk Program Studi Keperawatan dan

Kesehatan Masyarakat.

b. Lulusan Program Magister (S2) untuk Program Studi Keperawatan dan

Kesehatan Masyarakat

c. Lulusan program Doktor (S3) untuk Program Studi Kesehatan

4. Jabatan Akademik Dosen

Tentang jabatan akademik dosen diatur dalam pasal 48 ayat 2 UU tentang

Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa jenjang jabatan akademik dosen tetap

terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan professor. Kemudian, ayat 4

menyebutkan bahwa Perguruan Tinggi dapat mengatur kewenangan jenjang

jabatan akademik dan dosen tetap serta dosen tidak tetap sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Sebagaimana ditetapkan di dalam pasal 71 UU tentang

Guru dan Dosen, kualifikasi akademik dan kompetensi dosen perlu dibina dan

dikembangkan baik oleh pemerintah dan Perguruan Tinggi.

STIKES Bhakti Husada Bengkulu memberikan dukungan secara penuh bagi

dosen dalam pengurusan Jabatan akademik dosen dan melakukan pembinaan dan

pengembangan akademik dan profesionalisme dosen tetap dan dosen tidak tetap

dengan baik dengan membuat peta distribusi dosen di STIKES Bhakti Husada

Bengkulu maupun di tingkat program studi.

Page 19: SPMI mami cila.doc

4. Beban Tugas Dosen

Beban tugas dosen yang ditetapkan di STIKES Bhakti Husada Bengkulu

telah sesuai ketentuan pasal 72 UU tentang Guru dan Dosen, beban kerja dosen

mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan

proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbing dan

melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan

pengabdian kepada masyarakat. Keseluruhan kegiatan dosen tersebut dapat

dirangkum menjadi kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dan kegiatan

penunjangnya.

Beban kerja tersebut sekurang-kurangnya sepadan dengan 12 SKS dan

sebanyak-banyaknya 16 SKS, yang besarnya diatur oleh setiap satuan pendidikan

tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Komposisi penugasan dosen

di dalam masing-masing kegiatan diatur sesuai visi dan misi STIKES Bhakti

Husada Bengkulu dengan menitik beratkan pada Tri dharma perguruan tinggi.

Kegiatan dapat melengkapi formulir penugasan dosen (sesuai lampiran).

5. Rasio Dosen Tetap: Mahasiswa

Agar seluruh proses pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dapat

terlaksana dengan baik, rasio dosen tetap dengan mahasiswa harus memadai.

Indikator yang biasa digunakan adalah rasio antara jumlah dosen tetap dan jumlah

mahasiswa yang ditetapkan pada STIKES Bhakti Husada Bengkulu berdasarkan

Instrument Akreditasi Institusi BAN-PT sebesar 1:15. Hal ini telah disesuai

dengan kebutuhan stakeholder dan disesuai visi dan misi STIKES Bhakti Husada,

dan tetap memerhatikan pola pembelajaran yang dilaksanakannya.

Page 20: SPMI mami cila.doc

6. Rekrutasi Dosen

Rekrutasi dosen menurut UU tentang Guru dan Dosen, pasal 50

mengamanatkan bahwa Perguruan Tinggi harus melakukan proses rekrutasi dosen

dengan prinsip tanpa diskriminasi. Artinya suku, agama, ras, jenis kelamin, dan

golongan tidak dapat digunakan sebagai dasar di dalam rekrutasi dosen. STIKES

Bhakti Husada Bengkulu dalam melaksanakan rekrutasi dosen menggunakan

kualifikasi akademik, kompetensi, pengalaman dan sebagai dasar rekrutasi dosen

menyesuaikan kebutuhan institusi.

7. Tenaga Kependidikan

Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan dalam pasal 36

menetapkan bahwa tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi harus memiliki

kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi sesuai dengan bidangnya. Kualifikasi,

kompetensi, dan sertifikasi tersebut dikembangkan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Untuk peningakatan kompetensi tenaga kependidikan, STIKES Bhakti

Husada Bengkulu melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan

dengan mengikuti pelatihan-pelatihan atau bahkan peningkatkan kependidikan

tertentu untuk mencapaian serfikasi yang sesuai dengan bidang bidang tugas

tenaga kependidikan merupakan amanat Peraturan Pemerintah tentang Standar

Nasional Pendidikan serta kondisi ideal sebagaimana disebutkan di dalam

instrument akreditasi institusi BAN-PT, adalah lebih dari 70% tenaga

kependidikan (khusus laboran, teknisi, pustakawan, dan analis) mempunyai

sertifikat kompetensi.

8.2.2 Evaluasi Diri menggunakan SWOT Analysis

Perumusan standar mutu di dalam SPMI STIKES Bhakti Husada

Bengkulu menetapkan substansi atau butir-butir standar mutu apa saja yang

masuk ke dalam lingkup Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan seperti Kualifikasi, Kompetensi, Rekrutasi, Beban

kerja dan sebagainya, maka mulailah melakukan analisis SWOT (Strengths,

Page 21: SPMI mami cila.doc

Weaknesses, Oportunities, dan Threats) dengan dukungan data. Untuk

merumuskan isi Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan dengan menggunakan

analisis SWOT dibutuhkan adanya kerjasama antara STIKES Bhakti Husada

Bengkulu dengan para pemangku kepentingan (Stakeholders) internal maupun

eksternal.

8.3 Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Dosen pada umumnya bekerja di unit akademik (program studi) sedangkan

tenaga kependidikan ada yang bekerja di unit akademik dan ada pula yang bekerja

di unit penunjang (biro, unit pelaksana teknis). Keseluruhan unit tersebut, sesuai

dengan tugas dan fungsinya masing-masing di dalam struktur organisasi

Perguruan Tinggi. STIKES Bhakti Husada Bengkulu telah melakukan langkah-

langkah untuk pemenuhan Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan antara lain

dengan melakukan persiapan administratif dan keuangan, sosialisasi substansi

standar, serta upaya pencapaian/pemenuhan standar secara konsisten.

Seperti ditunjukan pada Tabel 2 tentang formulir/dokumen yang diperlukan

untuk mengukur pemenuhan Standar Dosen di STIKES Bhakti Husada Bengkulu.

Tabel 2: Formulir pada Standar Dosen di STIKES Bhakti Husada Bengkulu

Standar Formulir dokumen yang dibutuhkanKualifikasi akademik dosen Ijasah, Transkrip akademik setiap

dosen.Kompetensi dosen Formulir rekam jejak kompetensi

dosen.Sertifikasi dosen Daftar dosen yang sudah dan belum

mempunyai sertifikasi dosen.Jabatan akademik dosen Formulir pengusulan jabatan akademik

dosen Keputusan pihak berwenang tentang jabatan akademik setiap dosen.

Beban kerja dosen Formulir penugasan dosen.Rasio dosen tetap: mahasiswa Peta komposisi dosen berdasarkan

gelar akademik dan jabatan akademik di tingkat program studi dan di tingkat institusi. Peta komposisi mahasiswa disetiap program studi

Rekrutasi dosen Formulir penilaian wawancara dosen, Soal seleksi dosen, misalnya Tes Potensi Akademik dan Bahasa Inggris

Page 22: SPMI mami cila.doc

8.4 Pengendalian dan Peningkatan Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan

Maksud dari pengendalian Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan di

STIKES Bhakti Husada Bengkulu adalah setiap program studi atau unit pelaksana

mampu memonitor dan mengevaluasi pemenuhan standar secara konsisten dan

optimal pada kondisi faktual, untuk selanjutnya mengambil tindakan korektif

apabila ditemukan adanya penyimpangan atau kesalahan. Hal terpenting adalah

setiap unit, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing dalam struktur

organisasi di STIKES Bhakti Husada Bengkulu selalu melakukan pengecekan

untuk memastikan bahwa standar telah terpenuhi atau lebih ditaati. Bila sebuah

standar belum terpenuhi, perlu dicari apa penyebabnya dan dapat segera diketahui

upaya untuk memenuhi standar tersebut. Sebagai contoh, misalkan Standar

Kualifikasi Akademik Dosen menetapkan bahwa Dosen yang mengajar di suatu

program sarjana, minimal bergelar akademik magister. Apabila setelah dilakukan

pemantauan, ternyata ada dosen yang belum bergelar magister, maka perlu dicari

penyebabnya. Apabila penyebabnya adalah tidak ada dosen tetap yang

mempunyai bidang keahlian sama dengan dosen tersebut, maka beberapa

alternatif upaya pemenuhan standar tersebut adalah:

1. Mencari dosen tidak tetap yang mempunyai bidang keahlian sesuai dan

bergelar magister,

2. Melakukan pengembangan, misalnya rekrutasi dosen tetap baru bergelar

minimal magister dengan mempunyai bidang keahlian sesuai, atau

3. Memagangkan dosen tetap yang telah bergelar magister ke dosen tidak tetap

dengan bidang keahlian tersebut.

Alternatif mana yang dipilih, tergantung pada tingkat urgensi pemenuhan

standar tersebut. Apabila setelah dievaluasi ternyata seluruh program sarjana telah

memenuhi standar Kualifikasi Dosen sebagaimana disebutkan di atas, maka dapat

meningkatkan standarnya. Peningkatan Kualifikasi Dosen di STIKES Bhakti

Husada Bengkulu secara berkelanjutan seperti ini dikenal dengan continuous

improvement dalam sistem penjaminan mutu secara bertahap disesuaikan dengan

rencana strategis dari STIKES Bhakti Husada Bengkulu. Pencatatan atau

pendokumentasian adalah bagian penting di dalam pengendalian standar. STIKES

Page 23: SPMI mami cila.doc

Bhakti Husada Bengkulu merancang formulir untuk pemenuhan standar dan

pengendalian standar. Cara lain adalah dengan menggunakan formulir yang

sekaligus dapat dipakai untuk kedua langkah tersebut. Sebagai contoh, di dalam

formulir penugasan dosen di suatu semester dapat dilengkapi dengan kolom atau

bagian yang menunjukkan proses monitor dan evaluasi atas pelaksanaan tugas

dosen tersebut

Untuk Tenaga Kependidikan, yang mencakup administrasi, teknisi,

laboran, dan pustakawan, formulir / dokumen yang dibutuhkan untuk pemenuhan

standar dan pengendalian standar dapat berbeda-beda untuk masing-masing

bidang tugas tersebut.

Page 24: SPMI mami cila.doc

BAB 9

STANDAR SARANA DAN PRASARANA

9.1 Pendahuluan

Sarana dan Prasarana menjadi salah satu standar mutu sebagai tolok ukur

untuk menilai tingkat mutu penyediaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan

pengembangan perguruan tinggi. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai

sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan. Prasarana adalah

perangkat penunjang utama suatu proses atau usaha pendidikan agar tujuan

pendidikan tercapai. Pembangunan maupun pengembangan Sarana dan Prasarana

yang ditujukan untuk kegiatan penyelenggaraan Pendidikan di STIKES Bhakti

Husada Bengkulu ini mengacu pada master plan kampus, sehingga visi dan misi,

dan suasana akademik yang diharapkan dapat tercapai. Sarana dan Prasarana pada

STIKES Bhakti Husada adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam

penyelenggaraan pendidikan sebagai alat teknis dalam mencapai maksud, tujuan,

dan sasaran. Keberadaan dan pilihan jenis, jumlah, mutu dari Sarana dan

Prasarana ini tergantung dari kebutuhan dan kondisi Program Studi Keperawatan

dan Kesehatan Masyarakat serta arah kebijakan mutu institusi. Pengelolaan

Sarana dan Prasarana dilakukan secara terintegrasi, sehingga dapat digunakan

oleh seluruh Program Studi Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat yang

membutuhkan.

Paradigma baru dalam pendidikan keperawatan menghendaki lulusannya

mampu bersaing di dunia internasional, dan memiliki kompetensi yang sesuai

dengan kebutuhan perkembangan IPTEK dan seni serta kebutuhan dunia kerja.

Untuk itu diperlukan perencanaan kebutuhan Sarana dan Prasarana yang sesuai

dengan perencanaan kurikulum, penelitian, pengabdian dan pelayanan pada

masyarakat serta kegiatan lain yang menunjang seluruh Tri Dharma perguruan

tinggi dalam penyelenggaraannya. Pengaturan Sarana dan Prasarana dimanfaatkan

secara lebih efektif dan efisien. Adanya penjaminan mutu Sarana dan Prasarana di

STIKES Bhakti Husada Bengkulu akan lebih memperjelas langkah menuju visi

dan misi yang telah dtetapkan. STIKES Bhakti Husada Bengkulu telah membuat

Page 25: SPMI mami cila.doc

standar mutu Sarana dan Prasarana yang sesuai dengan substansi atau isi standar

minimum yang berlaku secara nasional. Standar mutu Sarana dan Prasarana di

STIKES Bhakti Husada Bengkulu yang telah berkaitan dengan kriteria minimum

meliputi lahan, bangunan ruang kuliah, ruang perpustakaan, laboratorium, ruang

pimpinan, ruang dosen, ruang tata usaha, tempat ibadah, olah raga, ruang lain

yang menunjang proses pembelajaran, peralatan ruang kuliah, peralatan

laboratorium, peralatan pendidikan, dan termasuk penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi.

Standar mutu Sarana dan Prasarana di STIKES Bhakti Husada Bengkulu

adalah persyaratan minimal yang ditetapkan oleh institusi terhadap Program Studi

Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat. Substansi atau isi Sarana dan Prasarana

telah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang relevan sesuai

bidang Sarana dan Prasarana untuk STIKES Bhakti Husada Bengkulu, Substansi

standar telah selaras dengan visi, misi, dan tujuan dari STIKES Bhakti Husada

Bengkulu, dan sedapat mungkin selaras dengan masukan dan saran dari

stakeholders. Terkait dengan pemanfaatan dan pemeliharaannya, maka standar

mutu Sarana dan Prasarana di bagi dalam 3 butir standar yaitu:

9.2 Penetapan Standar Mutu Sarana dan Prasarana

Standar mutu Sarana dan Prasarana di STIKES Bhakti Husada Bengkulu

adalah persyaratan minimal yang ditetapkan oleh institusi terhadap Program Studi

Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat. Substansi atau isi Sarana dan Prasarana

telah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang relevan sesuai

bidang Sarana dan Prasarana untuk STIKES Bhakti Husada Bengkulu, Substansi

standar telah selaras dengan visi, misi, dan tujuan dari STIKES Bhakti Husada

Bengkulu, dan sedapat mungkin selaras dengan masukan dan saran dari

stakeholders. Dalam menetapkan Standar Mutu Sarana dan Prasarana di STIKES

Bhakti Husada Bengkulu telah memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

Page 26: SPMI mami cila.doc

9.2.1 Standar Mutu Sarana dan Prasarana Bangunan, Kesehatan, serta

Ketenangan

Lingkungan

Substansi standar ini mencakup infrastuktur, telah memenuhi persyaratan

teknis dan peraturan bangunan, serta kesehatan lingkungan yang berlaku dengan

memperhatikan pertumbuhan kegiatan akademik. Standar Sarana dan Prasarana

fasilitas pembelajaran mencakup ruang kuliah lengkap dengan sarana untuk

melaksanakan kurikulum. Standar Sarana dan Prasarana laboratorium mencakup

peralatan sesuai program studi. Jumlah butir standar dalam jenis standar

ditetapkan oleh pengelola, sesuai dengan visi, misi, kebutuhan stakeholders, serta

urgensi dan kemampuan Program Studi terhadap Standar Mutu Sarana dan

Prasarana yang terdiri atas peralatan, bahan, dan teknologi informatika.

9.2.2 Standar Mutu Sarana dan Prasarana Sumber Belajar

Substansi ini terdiri dari buku-buku teks, laboratorium, jurnal, majalah,

lembar informasi, internet. Sumber belajar telah diseleksi sesuai dengan tujuan

pembelajaran Program Studi Keperawatan yang ditetapkan di STIKES Bhakti

Husada Bengkulu.

9.2.3 Standar Mutu Sarana dan Prasarana Pengadaan, Pengoperasian,

Perawatan, dan

Perbaikan Alat.

Standar mutu ini sangat diperlukan agar peralatan dapat beroperasi dengan

baik dan sesuai fungsinya. Untuk itu diperlukan pemeriksaan dan perawatan.

Apabila terjadi kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat sehingga mengurangi

waktu mati (down time) atau kerusakan dari peralatan tersebut.

Page 27: SPMI mami cila.doc

9.2.4 Standar Mutu Sarana dan Prasarana

Standar mutu tentang penyediaan dan ketersediaan air, listrik, dan telepon

adalah bagian penting dalam kegiatan perguruan tinggi, karena itu perlu dikelola

dengan baik. Untuk itu diperlukan tatakelola yang jelas dan pasti sehingga

penyediaan Sarana dan Prasarana umum terselenggara secara baik dengan

keandalan tinggi.

9.3 Pemenuhan Standar Mutu Sarana dan Prasarana

Dalam usaha pemenuhan Stadar Mutu Sarana dan Prasarana di STIKES

Bhakti Husada yang telah ditetapkan, langkah pertama adalah sosialisasi Standar

Mutu Sarana dan Prasarana pada seluruh sivitas akademika dengan pemenuhan

butir standar yang terdiri dari:

9.3.1 Pemenuhan Standar Mutu Sarana dan Prasarana Bangunan dan

Kesehatan Lingkungan

Infrastruktur telah memenuhi infrastuktur perguruan tinggi, telah memenuhi

persyaratan teknis dan peraturan bangunan, serta kesehatan lingkungan yang

berlaku. Pengembangan infrastruktur fasilitas telah dituangkan dalam rencana

induk yang mencakup semua aset STIKES Bhakti Husada Bengkulu seperti lahan,

gedung, air, listrik, telepon yang semuanya sudah dimiliki dapat dikelola secara

optimal dalam mendukung pelaksanaan proses pembelajaran.

9.3.2 Pemenuhan Standar Mutu Sarana dan Prasarana Sumber Belajar

Pemenuhan sumber belajar di STIKES Bhakti Husada Bengkulu telah

terseleksi dan sinkron dengan tujuan pembelajaran. Perpustakaan telah diadakan

sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Pusat komputer

telah menyediakan layanan komputer yang aksesibel dengan jaringan infrastruktur

yang memungkinkan masyarakat kampus memanfaatkan secara penuh teknologi

informasi, untuk kegiatan pembelajaran, penelitian, pengabdian, dan administrasi.

Page 28: SPMI mami cila.doc

9.3.3 Pemenuhan Standar Mutu Sarana dan Prasarana pengadaan,

Pengoperasian, Perawatan, dan Perbaikan Alat

Pemenuhan Standar Mutu Sarana dan Prasarana meliputi pengadaan,

pengoperasian, perawatan, dan perbaikan alat. Pengadaan alat yang dimaksud

adalah alat untuk proses perkuliahan dan praktikum. Pengoperasian alat adalah

peningkatan pemanfaatan alat-alat laboratorium. Perawatan dan perbaikan alat

dimaksudkan untuk mencegah atau menunda kerusakan alat, untuk meningkatkan

pemakaian peralatan maka perlu peningkatan ketrampilan para pekerja sehingga

penggunaan dapat secara efektif dan efisien.

9.3.4 Pemenuhan Standar Mutu Sarana dan Prasarana Umum

Sarana dan Prasarana air, listrik, dan telepon merupakan bagian penting

dalam pelaksanaan kegiatan di STIKES Bhakti Husada Bengkulu. Oleh karena

itu, pemenuhan standar ini telah dikelola dengan baik dan tersedia tatakelola yang

jelas dan pasti, sehingga beban yang harus dibayar untuk pemakaian secara merata

sesuai dengan frekuensi pemakaian. Dengan tata kelola yang baik, maka kendala

sistem distribusi air, listrik, serta kontinuitas layanan telepon dapat diharapkan

oleh seluruh pengguna di kampus.

9.4 Pengendalian Standar Mutu Sarana dan Prasarana

Manajemen pengendalian standar mutu Sarana dan Prasarana di STIKES

Bahkti Husada diarahkan untuk mengoptimalkan berlangsungnya proses

peningkatan kualitas secara berkelanjutan. Dalam hal ini telah diatur satu siklus

tertentu dengan keyakinan terjadi peningkatan pada setiap rentang waktu tertentu

dapat dijamin. Manajemen Sarana dan Prasarana yang profesional telah menjadi

suatu keharusan, dimulai dengan adanya rencana strategi, rencana tahunan,

rencana operasional yang diterjemahkan dalam rencana kerja anggaran tahunan

yang disepakati bersama. Kemudian didukung oleh unit pengelola Sarana dan

Prasarana yang handal yang memiliki program perencanaan, pengadaan Sarana

dan Prasarana, pemanfaatan, pemeliharaan serta pengendaliannya. Program yang

diciptakan telah memperhatikan konsep integrasi dalam pemanfaatan dan

Page 29: SPMI mami cila.doc

pemeliharaan aset yang ada. Program pengendalian mencakup kegiatan

monitoring, evaluasi serta perbaikan mutu Sarana dan Prasarana di STIKES

Bhakti Husada Bengkulu.

9.5 Peningkatan dan Pengembangan Standar Mutu Sarana dan Prasarana

Peningkatan dan pengembangan standar mutu Sarana dan Prasarana tidak

terlepas dari mekanisme pengendalian, kemudian akan diikuti dengan mekanisme

pengembangan standar mutu Sarana dan Prasarana setelah terlewatinya jangka

waktu tertentu yaitu 5 tahun. Tujuan dari mekanisme pengembangan standar ini

adalah untuk mengevaluasi sejauh mana pencapaian isi dari standar Sarana dan

Prasarana oleh para pengelola standar, dan menjajagi kemungkinan untuk

meningkatkan isi standar agar terjadi peningkatan mutu secara bertahap dan

berkelanjutan. Dapat Sarana dan Prasarana, misalnya memasukkan unsur-unsur

lain yang tetap berkaitan erat dengan pengelolaan dan pengadaan prasarana dan

sarana.

Adapun peningkatan dan pengmbangan standar mutu Sarana dan Prasarana

ini mencakup: Jenis, jumlah dan kondisi Sarana dan Prasarana; Pemanfaatan

Sarana dan Prasarana dan pemeliharaan; Kepuasan pelanggan terhadap Sarana dan

Prasarana; Perencanaan, pengadaan, monitoring dan evaluasi serta perbaikan.

Sedangkan perbaikan standar mutu Sarana dan Prasarana STIKES Bhakti Husada

Bengkulu ditujukan pada:

9.5.1 Rencana Perbaikan Mutu Sarana dan Prasarana

Program perbaikan mutu disusun mengacu pada rekomendasi dari hasil

evaluai peraturan yang ada, kondisi keuangan dan sumber daya yang tersedia.

Rencana perbaikan mutu ini memuat informasi tentang sasaran, target, tahapan,

waktu pelaksanaan dan mekanisme kerja.

Page 30: SPMI mami cila.doc

9.5.2 Pelaksanaan Perbaikan Mutu Sarana dan Prasarana

Perbaikan mutu Sarana dan Prasarana dilaksakan sesuai rencana yang

ditetapkan dan terukur. Tahap inilah yang disebut sebagai langkah akhir dari satu

siklus penjaminan mutu secara utuh, dan sekaligus menjadi langkah awal dari

siklus berikutnya.

Page 31: SPMI mami cila.doc