sosial budaya dalam kesehatan

31
1 Sosial Budaya dalam Kesehatan Dr. Wening Sari, MKes

Upload: wan-asmaul-atmam

Post on 03-Oct-2015

56 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

sosbud

TRANSCRIPT

  • Sosial Budaya dalam KesehatanDr. Wening Sari, MKes

  • Kebudayaan ?

    Sosial Budaya?

  • Mana yang termasuk kebudayaan

    ?

  • Kebijakan Pelayanan Kesehatan Klinik PT Maruki Klinik PT Maruki mempunyai kebijakan mengadakan kunjungan rumah bila karyawan sakit lebih dari 2 hari. Ibu Ita, bagian personalia, selalu mengunjungi karyawan yang diinformasikan sakit. Tujuannya: memantau kesehatan karyawan, apakah sudah mendapat pengobatan/ belum sehingga penyakitnya tidak berlanjut, serta untuk meningkatkan produktifitas.

  • Kebijakan Pelayanan Kesehatan Klinik PT MarukiHaeruddin, karyawan yang pernah mendapat kunjungan rumah: sewaktu ia sakit dan tidak masuk selama 2 hari, ibu ita dan suster datang menjenguknya untuk memeriksa kondisinya, untung mereka datang karena ia tidak kuat untuk datang berobat ke dokter, setelah suster menelepon dokter klinik tentang kondisinya akhirnya ia diantar ke rumah sakit untuk opname karena menderita demam berdarah.

  • Hipertensi yang Tidak Terkontrol Tn A, 48 tahun, tinggi besar-gemuk, dia & istrinya asli Madura, karyawan swasta, istrinya ibu rumah tangga, anak 4, tinggal serumah dengan mertua. Tn. A sejak 5 tahun yg lalu menderita hipertensi, rajin kontrol ke dokter dan minum obat dengan teratur karena dia tahu penyakit darah tinggi harus minum obat seumur hidup. Dokter heran: tekanan darah Tn. A tidak pernah turun dari 170/110 mmHg, terkadang bisa mencapai 200/120 mmHg Dokter mengecek pada keluarganya Istri dan anak-anak Tn.A membenarkan bahwa Tn. A tidak pernah lupa minum obat dan rajin kontrol tetapi menurut mereka Tn. A tidak pernah mau memantang makan jeroan dan santannya juga rokok dan kopi.

  • Kalau istrinya menyediakan makanan berupa sayuran bening dengan sedikit garam, Tn. A akan marah-marah dan membeli makanan di luar. Tn A sering membeli makanan di luar, terutama gulai jeroan, sate, soto santan, nasi padang, daging kambing dan durian bila sedang musim. Kebiasaan makan jeroan ini juga diikuti oleh ke-4 anaknya. Memang menurut mereka sejak tinggal di Madura sampai pindah ke Jakarta mereka jarang makan sayuran atau buah-buahan, karena menurut mereka, orang Madura jarang yang makan sayur dan buah, termasuk keluarga mereka seperti ibu, bapak, saudara, paman maupun bibinya.

  • Dokter sudah memberitahukan akibat-akibat buruk yang dapat muncul seperti serangan stroke dan serangan jantung apabila pantangan makan tersebut tidak dipatuhi. Jawaban Tn. A adalah Habis susah Dok, saya itu makan jeroan udah puluhan tahun, udah jadi kebiasaan keluarga dan bahkan anak saya yang paling kecil juga suka makan jeroan. Belum lagi di kantor kalo mau makan siang ato abis rapat, makannya nasi padang, yaa gimana mau pantang! Abis paling praktis, murah dan gampang dicari. Belum lagi temen-temen kalo ngerokok dan ngopi pasti ngajak-ngajak, kalo ngak ikut pasti diledekin. Jadi saya ngak mantang kecuali kalo lagi sakit kepala banget, baru saya pantang. Lagian Dok, mumpung masih idup harus bisa makan enak.

  • Konsep Kebudayaan Aspek ideal (tidak nyata) dari perilakuMerupakan gagasan-gagasan, pikiran-pikiran, nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan, pemaknaan dasar yang mempengaruhi / melandasi munculnya perilakuBUKAN hanya mitos, adat-istiadat, tradisi, tari-tarian

  • Sosial-BudayaPengertian dasar: masyarakat & kebudayaanMasyarakat: tingkat sosial, perilaku, tindakan dapat diamati langsungKebudayaan: ide, pikiran, pengetahuan, nilai, keyakinan tidak dapat diamati langsung, melalui wawancara

  • Derajat Kesehatan MasyarakatHasil dari perpaduan :

    LingkunganPerilakuKeturunan (populasi, distribusi penduduk)Pelayanan kesehatan Paling besar pengaruhnya : lingkungan & perilaku

  • Perilaku & KebudayaanPerilaku kesehatan seseorang terkait pengetahuan, kepercayaan, nilai, norma dalam lingkungan sosialnya, berkenaan dengan etiologi, terapi atau pencegahan penyakit berdasarkan kebudayaannya masing-masing

  • Konsep Sehat Sakit (1)Sehat : a state of complete physical, mental and social well being, not only merely absence of disease or infirmity (WHO, 1983)Konsep sehat dan sakit merupakan kondisi individu dan kelompok sosial yang dinamis, selalu dalam keadaan berubah-ubah yang bisa diamati pada masa yang relatif panjang (lahir- lansia) dan singkat (hari minggu)

  • Konsep Sehat Sakit (2)Seseorang dapat menentukan kondisinya baik (sehat):Bila ia tidak merasakan terjadinya kelainan fisik ataupun psikis.Kalau pun ia menyadari adanya kelainan tetapi tidak terlalu menimbulkan perasaan sakit / tidak dipersepsikan memerlukan perhatian medis khusus (sembuh sendiri)Ia dapat menjalankan peranan-peranan sosialnya sehari-hari seperti biasa

  • Konsep Sehat Sakit (3)Pada saat kegiatan menjalankan peran-peranan sosial tersebut mulai terganggu, barulah pengakuan bahwa Ia tidak sehat (sakit) diikuti usaha mencari pengobatanPersepsi ini tidak hanya ditentukan oleh individu tsb, namun juga berlangsung dalam jaring sosialnya; dalam kerabat, tetangga, teman kerja

  • Perubahan KebudayaanSetiap kebudayaan selalu mengalami perubahan / berada dalam proses perubahan, cepat atau lambatMakin mendalam kontak-kontak kebudayaan atau komunikasi-komunikasi gagasan baru makin pesat berlangsung nya proses perubahan

  • Faktor Penghambat Perubahan (1) Etiologi & perawatan penyakit

    ~ Ada kepercayaan penyakit disebabkan sesuatu yang gaib sehingga penanganan nya bersifat ilmu gaib dukun ~ Ketidaktahuan & ketidakmengertian tentang kuman diagnosa dukun meleset pasien terlambat dibawa ke dokter pasien tidak tertolong mati ditangan dokter

  • (2)Konsep JodohDukun atau dokter yang menyembuhkan pasien adalah jodoh pasien tsbAda penyakit yang mudah dicarikan jodohnya, ada yang sukar Penderita dengan infeksi parah berharap segera sembuh mencari jodohnya mengganggu perawatan yang sedang dilakukan dokter

  • (3)Pengambilan keputusanPengambilan keputusan terhadap perawatan medis yang dipilih dilakukan oleh anggota2 kerabat dewasa, kawan,tetanggaMakin parah suatu penyakit, makin diperlukan nasehat2 dari pihak luarTidak selalu nasehat yang diberikan menguntungkan pasien

  • (4)Dukun & Tokoh desa

    Dukun, tokoh pemerintahan desa, tokoh agama, guru, tokoh adat memegang peranan penting dalam kehidupan komunitas masyarakat desa Perbedaan prioritas

    ~ Prioritas kesehatan bersaing dengan prioritas ekonomi, rumah tangga, kekerabatan, pendidikan anak prioritas utama : pemenuhan kebutuhan hidup ~ Perbedan prioritas kebutuhan antara tenaga kesehatan & masyarakat

  • (5)Hubungan dokter-pasienMasing-masing mempunyai pengharapan-kewajiban-latar belakang kebudayaan sendiri-sendiriSering asimetris dokter sbg atasan dan pasien sbg bawahan pasien tdk mengerti sebab-sebab penyakitnya dan cara mencegahnya karena kurang / tidak dikomunikasikan oleh dokter, ada hambatan bahasa, budaya

  • Faktor Pendukung Perubahan (1) PragmatisMasyarakat akan mengesampingkan kepercayaan dan cara-cara perawatan tradiosional yang tidk efektif jika merasakan langsung manfaat perawatan medis modernPenyakit supra-alamiah ke dukun, yang non supra-alamiah dokterDukun merujuk ke dokter kalau menurut pengetahuannya penyakit pasien yg dihadapi hanya dapat disembuhkan oleh dokter.

  • (2)Pola perawatanSeseorang sakit pengobatan sendiri (obat modern bebas / obat tradisional) tidak sembuh memperkirakan asal penyakit supra-alamiah ke dukun, non supra-alamiah ke dokter Pengobatan sendiri tidak berhasil dokter dokter ahli di kota dukun

  • (3)Sikap positif tokoh masyarakat

    Dukun, tokoh formal, informal terbuka terhadap program kesehatan modern dapat memberikan masukan pada masyarakatnyaPemanfaatan dukun

    ~ Masyarakat masih belum bisa lepas dari Dukun bayi (paraji) ~ Pembinaan & pendataan dukun bayi oleh Puskesmas mereka dapat menolong persalinan dengan pengetahuan medis yang mereka peroleh dari pembinaan tsb

  • K.B.KArea kompetensi: Komunikasi efektif antara dokter & pasienKomunikasi efektif berorientasi pada penerima pesan: pasien, keluarga, masyarakat

  • Aspek Sosial Budaya pada Pendidikan Kedokteran PBL mahasiswa harus bisa mengidentifikasi, mengakses, mengelola ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan pasienTidak hanya mendalami ilmu kedokteran saja belajar: penanggulangan pasien sebagai kesatuan yang utuh bio-psiko-sosial-budaya

  • Pasien tidak sendiri bagian dari komunitas terkecil (keluarga) tidak sendiri bagian dari masyarakat & lingkunganDokter jangan melihat aspek klinik saja latar belakang mengapa menjadi sakit seperti itu

  • Tujuan (Harapan)Membantu melihat/menangkap hubungan interaksi antar manusia serta manusia-lingkungan Mendorong kemampuan mengenali aspek sosial budayaMendorong perubahan mindset (pola pikir)

  • Terima kasih