solutio placenta

49
  0  Author : Yayan Akhyar Israr Faculty of Medicine – University of Riau Pekanbaru, Riau 2007  © Doctor’s FiLes. ( http://www.Doctors-Filez.tk  

Upload: tiwi-qira

Post on 09-Jul-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 1/49

 

 

0

 Author : 

Yayan Akhyar Israr

Faculty of Medicine – University of Riau Pekanbaru, Riau 

2007  

© Doctor’s FiLes.( http://www.Doctors-Filez.tk  

Page 2: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 2/49

 

 

1

 ABSTRACT 

CHARACTERISTIC OF SOLUTIO PLACENTA AT DEPARTMENT OF

OBSTETRICS AND GYNAECOLOGY RSUD ARIFIN ACHMAD

  PEKANBARU PERIOD 1 st

JANUARY 2002 -31 st

DECEMBER 2006 

 By

Yayan Akhyar Israr

Solutio placenta is the premature separation of the placenta from its site of 

implantation after 20 weeks of pregnancy and before the delivery of the fetus.

Solutio placenta represent one of the obstetrical hemorrhage which is able to

cause maternal death. Problem of solutio placenta is important to be known

because this case represent one of the 3rd period pregnancy complication which

can increase mortality number and morbidity number of mother and the fetus if its

handling do not be conducted precisely.

The descriptive and retrospective research have been conducted by taking

data from RSUD Arifin Achmad Pekanbaru toward solutio placenta cases

during period 1st 

January 2002-31st 

December 2006.

From the result of research obtained 12709 obstetric cases including 33

solutio placenta cases (0.26%) where the amount of mother death (6.9%). The

amount of baby life after intensive care (51.72%) is higher than the amount of baby

dying (37.93%) and the amount of baby which is life healthily (10.35%).

Page 3: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 3/49

 

 

2

ABSTRAK

KARAKTERISTIK KASUS SOLUSIO PLASENTA DI BAGIAN OBSTETRI

DAN GINEKOLOGI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

PERIODE 1 JANUARI 2002-31 DESEMBER 2006

Oleh

Yayan Akhyar Israr

Solusio plasenta adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi

normalnya dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir.

Solusio plasenta merupakan salah satu perdarahan bidang obstetri yang dapat

menyebabkan kematian maternal. Masalah solusio plasenta penting untuk diketahui

karena kasus ini merupakan salah satu keadaan darurat pada trimester III kehamilan

yang dapat meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas dari ibu dan janinnya

apabila penanganannya tidak dilakukan secara tepat.

Telah dilakukan penelitian secara deskriptif retrospektif yang mengambil

data dari Rekam Medik RSUD Arifin Achmad Pekanbaru terhadap kasus-kasus

solusio plasenta selama periode 1 Januari 2002 sampai 31 Desember 2006.

Dari hasil penelitian diperoleh 12709 kasus kebidanan termasuk 33 kasus

diantaranya adalah solusio plasenta (0,26%) dimana jumlah ibu yang meninggal

(6,9%). Jumlah bayi yang hidup setelah perawatan intensif (51,72%%) lebih tinggi

dari jumlah bayi yang meninggal (37,93%) dan dari bayi yang hidup dengan keadaan

baik (10,35%).

Page 4: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 4/49

 

 

3

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Solusio plasenta atau disebut juga abruptio placenta atau ablasio placenta 

adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus

uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam

plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat

nutrisi dari ibu ke janin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam

masa kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat. Hebatnya

perdarahan tergantung pada luasnya area plasenta yang terlepas (1,2).

Di Indonesia, yang paling banyak menyebabkan kematian maternal adalah

perdarahan.(1)

. Perdarahan pada ibu hamil dibedakan atas perdarahan antepartum

(perdarahan sebelum janin lahir) dan perdarahan postpartum (setelah janin lahir).

Solusio plasenta merupakan 30% dari seluruh kejadian perdarahan antepartum yang

terjadi (3,4).

Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada

plasenta previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar

melalui vagina hampir tidak ada atau tidak sebanding dengan perdarahan yang

berlangsung internal yang sangat banyak. Pemandangan yang mengicuh inilah

sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalam keadaan

yang demikian seringkali perkiraan jumlah darah yang telah keluar sukar

diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok (5)

Page 5: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 5/49

 

 

4

Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-

kasus berat Diiiterdapat korelasi dengan penyakit hipertensi vaskuler menahun, dan

15,5% disertai pula oleh preeklamsia. Faktor lain yang diduga turut berperan sebagai

penyebab terjadinya solusio plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin

bertambahnya usia ibu(5)

.

Gejala dan tanda solusio plasenta sangat beragam, sehingga sulit menegakkan

diagnosisnya dengan cepat. Dari penelitian oleh Hard dan kawan-kawan diketahui

bahwa 15% dari kasus solusio plasenta didiagnosis dengan persalinan prematur

idiopatik, sampai kemudian terjadi gawat janin, perdarahan hebat, kontraksi uterus

yang hebat, hipertoni uterus yang menetap, gejala-gejala ini dapat ditemukan sebagai

gejala tunggal, tapi lebih sering berupa gejala kombinasi (2).

Solusio plasenta merupakan penyakit kehamilan yang relatif umum dan dapat

secara serius membahayakan keadaan ibu. Seorang ibu yang pernah mengalami

solusio plasenta, mempunyai resiko yang lebih tinggi mengalami kekambuhan pada

kehamilan berikutnya. Solusio plasenta juga cenderung menjadikan morbiditas dan

bahkan mortalitas pada janin dan bayi baru lahir. Angka kematian janin akibat solusio

plasenta berkisar antara 50-80%. Tetapi ada literatur lain yang menyebutkan angka

kematian mendekati 100%(3)

.

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian

maternal di Indonesia pada tahun 1998-2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran

hidup. Angka tersebut masih cukup jauh dari tekad pemerintah yang menginginkan

penurunan angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup untuk 

tahun 2010. Angka kematian maternal ini merupakan yang tertinggi di antara negara-

Page 6: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 6/49

 

 

5

negara ASEAN. Angka kematian maternal di Singapura dan Malaysia masing-masing

5 dan 70 orang per 100.000 kelahiran hidup(6)

.

Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru solusio plasenta yang termasuk dalam

hemoragi (perdarahan) antepartum menduduki peringkat ke-4 terbanyak berdasarkan

data dari bagian Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru yang menampilkan 10 kasus Obstetri terbanyak tahun 2004

1. 2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka timbul pertanyaan yang hendak dijawab dalam

penelitian ini adalah:

1)  Berapa angka kejadian solusio plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

selama periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

2)  Berapa angka kejadian solusio plasenta ditinjau dari umur ibu di RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru selama periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

3)  Berapa angka kejadian solusio plasenta ditinjau dari paritas ibu di RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru selama periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

4)  Berapa distribusi kejadian hipertensi dalam kehamilan pada penderita solusio

plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru selama periode 1 Januari 2002-

31 Desember 2006.

5)  Adakah riwayat trauma abdomen pada penderita solusio plasenta di RSUD

Arifin Achmad Pekanbaru selama periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

6)  Tindakan persalinan yang dilakukan pada penderita solusio plasenta di RSUD

Arifin Achmad Pekanbaru selama periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

Page 7: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 7/49

 

 

6

7)  Bagaimana gambaran luaran ibu dan bayi pada penderita solusio plasenta yang

dirawat di bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru pada saat keluar dari Rumah Sakit dalam periode 1 Januari 2002-31

Desember 2006.

Maka berdasarkan hal di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

“Bagaimana karakteristik kasus solusio plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006 ?”.

1. 3 Tujuan Penelitian

1. 3. 1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik kasus solusio plasenta di RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru Periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

1. 3. 2 Tujuan Khusus

1) 

Mengetahui angka kejadian solusio plasenta di RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru selama periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

2)  Mengetahui distribusi umur ibu penderita solusio plasenta di RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

3)  Mengetahui distribusi paritas ibu penderita solusio plasenta di RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

4)  Mengetahui distribusi hipertensi dalam kehamilan pada penderita solusio

plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31

Desember 2006.

Page 8: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 8/49

 

 

7

5)  Mengetahui distribusi trauma abdomen pada penderita solusio plasenta di

RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

6) 

Mengetahui jenis persalinan yang dilakukan pada kasus solusio plasenta di

RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

7)  Mengetahui angka kematian ibu dengan solusio plasenta saat pulang di RSUD

Arifin Achmad Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

8)  Mengetahui luaran bayi yang dilahirkan dari ibu penderita solusio plasenta

saat keluar dari RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dalam periode 1 Januari

2002-31 Desember 2006.

1. 4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :

1)  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kasus

solusio plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31

Desember 2006.

2)  Sumber informasi bagi praktisi kesehatan dan pemerintah agar lebih

memperhatikan masalah solusio plasenta sebagai salah satu faktor resiko

penyebab kematian ibu dan anak yang dapat dipakai sebagai pertimbangan

dalam pengelolaan di rumah sakit sehingga dapat menurunkan angka

kematian ibu dan anak.

3)  Untuk kepentingan masyarakat ilmiah, sebagai data dasar bagi penelitian

selanjutnya. 

Page 9: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 9/49

 

 

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari

implantasi normalnya (korpus uteri) setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum

  janin lahir(7,8)

. Cunningham dalam bukunya mendefinisikan solusio plasenta

sebagai separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya korpus uteri

sebelum janin lahir (2). Jika separasi ini terjadi di bawah kehamilan 20 minggu maka

mungkin akan didiagnosis sebagai abortus imminens(5)

. Sedangkan Abdul Bari

Saifuddin dalam bukunya mendefinisikan solusio plasenta adalah terlepasnya

plasenta dari tempat implantasi normalnya sebelum janin lahir, dan definisi ini hanya

berlaku apabila terjadi pada kehamilan di atas 22 minggu atau berat janin di atas 500

gram

(9)

Gambar 2.1 Solusio plasenta (placental abruption)(10)

.

Page 10: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 10/49

 

 

9

2.2 Klasifikasi

a.  Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta menurut derajat pelepasan

plasenta

(5)

:

1.  Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya.

2.  Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.

3.  Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas.

b.  Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk perdarahan(3)

:

1.  Solusio plasenta dengan perdarahan keluar

2.  Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, yang membentuk 

hematoma retroplacenter  

3.  Solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam kantong amnion .

c.  Cunningham dan Gasong masing-masing dalam bukunya mengklasifikasikan

solusio plasenta menurut tingkat gejala klinisnya, yaitu(2,7)

:

1. 

Ringan : perdarahan kurang 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum ada tanda

renjatan, janin hidup, pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian

permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih 150 mg%.

2.  Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre renjatan,

gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian

permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.

3.  Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin

mati, pelepasan plasenta bisa terjadi lebih 2/3 bagian atau

keseluruhan.

Page 11: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 11/49

 

 

10

2.3 Epidemiologi

Insiden solusio plasenta bervariasi, antara 0,2-2,4 % dari seluruh kehamilan.

Literatur lain menyebutkan insidennya 1 dalam 77-89 persalinan, dan bentuk solusio

plasenta berat 1 dalam 500-750 persalinan (11). Slava dalam penelitiannya

melaporkan insidensi solusio plasenta di dunia adalah 1% dari seluruh kehamilan. Di

sini terlihat bahwa tidak ada angka pasti untuk insiden solusio plasenta, karena

adanya perbedaan kriteria dalam menegakkan diagnosis(8)

.

Di Parkland Memorial Hospital terjadi 1 kasus dalam 500 persalinan. Tetapi

seiring dengan penurunan frekuensi ibu dengan paritas tinggi, terjadi pula penurunan

kasus solusio plasenta menjadi 1 dalam 750 persalinan(2)

. Menurut hasil penelitian

yang dilakukan Deering didapatkan 0,12% dari semua kejadian solusio plasenta di

Amerika Serikat menjadi sebab kematian bayi(11)

. Penelitian retrospektif yang

dilakukan oleh Ducloy di Swedia melaporkan dalam 894.619 kelahiran didapatkan

0,5% terjadi kasus solusio plasenta

(13)

.

Cunningham di Amerika Serikat melakukan penelitian pada 763 kasus

kematian ibu hamil yang disebabkan oleh perdarahan. Hasilnya dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 2. 1 Kematian ibu hamil yang disebabkan perdarahan(2 )

.

No. Penyebab Perdarahan Sampel (%)

1. Solusio Plasenta 141 19

2. Laserasi/ Ruptura uteri 125 163. Atonia Uteri 115 154. Koagulopathi 108 14

5. Plasenta Previa 50 7

6. Plasenta Akreta/ Inkreta/ Perkrata 44 67. Perdarahan Uterus 44 6

8.  Retained Placentae 32 4

Page 12: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 12/49

 

 

11

Pada tabel 2.1 dapat dilihat bahwa solusio plasenta menempati tempat

pertama sebagai penyebab kematian ibu hamil yang disebabkan oleh perdarahan

dalam masa kehamilan

(2)

.

Di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (RSUPCM) Jakarta

didapat angka 2% atau 1 dalam 50 persalinan. Antara tahun 1968-1971 solusio

plasenta terjadi pada kira-kira 2,1% dari seluruh persalinan, yang terdiri dari 14%

solusio plasenta sedang dan 86% solusio plasenta berat. Solusio plasenta ringan

 jarang didiagnosis, mungkin karena penderita terlambat datang ke rumah sakit atau

tanda-tanda dan gejalanya terlalu ringan sehingga tidak menarik perhatian penderita

maupun dokternya(5)

.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Suryani di RSUD. DR. M. Djamil

Padang dalam periode 2002-2004 dilaporkan terjadi 19 kasus solusio plasenta dalam

4867 persalinan (0,39%) atau 1 dalam 256 persalinan(14)

.

2.4 Etiologi

Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti, namun ada

beberapa kondisi yang menjadi predisposisi(2,3)

:

1.  Hipertensi kronis dan preeklamsia

2.  Bertambahnya usia dan paritas ibu

3.  Trauma

4.  Merokok dan penggunaan kokain

5.  Dekompresi uterus yang mendadak 

6.  Tekanan pada vena kava inferior karena pembesaran uterus.

Page 13: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 13/49

 

 

12

7.  Pernah mengalami solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya.

8.  Anomali uterus atau tumor uterus

9. 

Malnutrisi/defisiensi gizi.

Para ahli juga mengemukakan teori mengenai penyebab solusio plasenta :

“Akibat turunnya tekanan darah secara tiba-tiba oleh spasme dari arteri yang menuju

ke ruangan interviller, maka terjadilah anoksemia dari jaringan bagian distalnya.

Sebelum menjadi nekrosis, spasme hilang dan darah kembali ke dalam intervili,

namun pembuluh darah distal tadi sudah sedemikian rapuh sehingga mudah pecah,

kemudian terbentuk hematoma yang lambat laun melepaskan plasenta dari rahim”.

Darah yang berkumpul di belakang plasenta disebut hematoma retroplacenter  (13)

.

Beberapa faktor yang berhubungan dengan terjadinya solusio plasenta :

1.  Faktor kardio-reno-vaskuler

Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan

eklamsia

(15,16)

. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat hipertensi pada

separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari wanita yang hipertensi tersebut

mempunyai penyakit hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh

kehamilan. Disini terlihat solusio plasenta cenderung berhubungan dengan adanya

hipertensi pada ibu(3)

.

2.  Faktor trauma

-  Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.

-  Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang

banyak/bebas, versi luar atau pertolongan persalinan.

-  Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.

Page 14: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 14/49

 

 

13

Dari penelitian yang dilakukan Slava di Amerika Serikat diketahui bahwa

trauma yang terjadi pada ibu (kecelakaan, pukulan, jatuh, dan lain-lain) merupakan

penyebab 1,5-9,4% dari seluruh kasus solusio plasenta

(9)

. Di RSUPCM dilaporkan

1,2% kasus solusio plasenta disertai trauma (5).

3.  Faktor paritas ibu

Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Holmer mencatat

bahwa dari 83 kasus solusio plasenta yang diteliti dijumpai 45 kasus terjadi pada

wanita multipara dan 18 pada primipara(15,16)

. Pengalaman di RSUPCM menunjukkan

peningkatan kejadian solusio plasenta pada ibu-ibu dengan paritas tinggi. Hal ini

dapat diterangkan karena makin tinggi paritas ibu makin kurang baik keadaan

endometrium (5).

4.  Faktor usia ibu

Dalam penelitian Prawirohardjo di RSUPCM dilaporkan bahwa terjadinya

peningkatan kejadian solusio plasenta sejalan dengan meningkatnya umur ibu. Hal ini

dapat diterangkan karena makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi

menahun (1,5).

5.  Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamil dapat menyebabkan solusio

plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung

leiomioma(3,15)

.

6.  Faktor pengunaan kokain

Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan peningkatan

pelepasan katekolamin, yang mana bertanggung jawab atas terjadinya vasospasme 

Page 15: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 15/49

 

 

14

pembuluh darah uterus dan dapat berakibat terlepasnya plasenta. Namun, hipotesis ini

belum terbukti secara definitif. Angka kejadian solusio plasenta pada ibu-ibu

penggunan kokain dilaporkan berkisar antara 13-35%

(12)

.

7.  Faktor kebiasaan merokok 

Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio

plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus per hari. Ini

dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas

dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya(17)

. Deering dalam penelitiannya

melaporkan bahwa resiko terjadinya solusio plasenta meningkat 40% untuk setiap tahun ibu

merokok sampai terjadinya kehamilan(12)

.

8.  Riwayat solusio plasenta sebelumnya

Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat

solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini pada kehamilan

berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil lainnya yang tidak 

memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya (3,8,12,18).

9.  Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada vena

cava inferior, dan lain-lain(16)

.

2.5 Patogenesis.

Solusio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan ke dalam desidua

basalis dan terbentuknya hematom subkhorionik yang dapat berasal dari pembuluh

darah miometrium atau plasenta, dengan berkembangnya hematom subkhorionik 

terjadi penekanan dan perluasan pelepasan plasenta dari dinding uterus (2,3,19).

Page 16: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 16/49

 

 

15

Gambar 2. 2 Plasenta normal dan solusio plasenta dengan hematomsubkhorionik (18).

Apabila perdarahan sedikit, hematom yang kecil hanya akan mendesak 

  jaringan plasenta dan peredaran darah utero-plasenter belum terganggu, serta gejala

dan tandanya pun belum jelas. Kejadian baru diketahui setelah plasenta lahir, yang

pada pemeriksaan didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan

darah lama yang berwarna kehitaman. Biasanya perdarahan akan berlangsung terus-

menerus karena otot uterus yang meregang oleh kehamilan tidak mampu

berkontraksi untuk menghentikan perdarahan. Akibatnya hematom subkhorionik 

akan bertambah besar, sehingga sebagian dan akhirnya seluruh plasenta akan

lepas dari dinding uterus. Sebagian darah akan masuk ke bawah selaput ketuban,

keluar melalui vagina atau menembus masuk ke dalam kantong ketuban, atau

mengadakan ekstravasasi di antara otot-otot miometrium. Apabila ekstravasasinya

berlangsung hebat akan terjadi Uterus Couvelaire, dimana seluruh permukaan uterus

akan tampak bercak kebiruan atau berwarna ungu. Uterus seperti ini akan terasa

sangat tegang dan nyeri dan akan mengganggu kontraktilitas uterus setelah bayi

dilahirkan sebagai akibatnya akan terjadi perdarahan post partum yang hebat(3,5)

.

Page 17: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 17/49

 

 

16

Akibat kerusakan miometrium dan bekuan retroplasenter adalah pelepasan

tromboplastin yang banyak ke dalam peredaran darah ibu, sehingga berakibat

pembekuan intravaskuler dimana-mana yang akan menghabiskan sebagian besar

persediaan fibrinogen. Akibatnya ibu jatuh pada keadaan hipofibrinogenemia. Pada

keadaan hipofibrinogenemia ini terjadi gangguan pembekuan darah yang tidak hanya

di uterus, tetapi juga pada alat-alat tubuh lainnya (5).

2.6  Gambaran Klinis 

Gambaran klinis dari kasus-kasus solusio plasenta diterangkan atas

pengelompokannya menurut gejala klinis(2,5,7)

:

1.  Solusio plasenta ringan

Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis, dimana

terdapat pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak. Apabila

terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit

sakit. Perut terasa agak sakit, atau terus menerus agak tegang. Walaupun

demikian, bagian-bagian janin masih mudah diraba. Uterus yang agak tegang ini

harus selalu diawasi, apakah menjadi semakin tegang karena perdarahan yang

berlangsung. Salah satu tanda yang menimbulkan kecurigaan adanya solusio

plasenta ringan ini adalah perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam-

hitaman (2,5,7).

2.  Solusio plasenta sedang

Dalam hal ini plasenta telah terlepas lebih dari seperempatnya, tetapi belum

duapertiga luas permukaan. Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan seperti

Page 18: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 18/49

 

 

17

solusio plasenta ringan, tetapi bisa juga secara mendadak dengan gejala sakit

perut terus menerus, yang tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan

pervaginam. Walaupun perdarahan pervaginam dapat sedikit, tetapi perdarahan

sebenarnya mungkin telah mencapai 1000 ml. Ibu mungkin telah jatuh kedalam

syok, demikian pula janinnya jika masih hidup mungkin telah berada dalam

keadaan gawat. Dinding uterus teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan

sehingga bagian-bagian janin sukar untuk diraba. Apabila janin masih hidup,

bunyi jantung sukar didengar. Kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal

mungkin telah terjadi, walaupun hal tersebut lebih sering terjadi pada solusio

plasenta berat(2,5,7)

.

3.  Solusio plasenta berat

Plasenta telah terlepas lebih dari sepertiga permukaannnya. Terjadi sangat tiba-

tiba. Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok, dan janinnya telah meninggal.

Uterusnya sangat tegang seperti papan, dan sangat nyeri. Perdarahan pervaginam

tampak tidak sesuai dengan keadaan syok ibu, malahan perdarahan pervaginam

mungkin saja belum sempat terjadi. Pada keadaan- keadaan di atas besar

kemungkinan telah terjadi kelainan pada pembekuan darah dan

kelainan/gangguan fungsi ginjal(2,5,7)

.

2.7  Komplikasi

Komplikasi solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta

yang terlepas, usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta berlangsung.

Page 19: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 19/49

 

 

18

Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu : 

1.  Syok perdarahan

Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir tidak 

dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera. Bila persalinan

telah selesai sekalipun, penderita belum bebas dari perdarahan postpartum karena

kontraksi uterus yang tidak kuat untuk menghentikan perdarahan pada kala III dan

adanya kelainan pada pembekuan darah. Pada solusio plasenta berat keadaan syok 

sering tidak sesuai dengan proporsi perdarahan yang terlihat(2,3,12)

.

Titik akhir dari hipotensi yang persisten adalah asfiksia, karena itu

pengobatan segera ialah pemulihan defisit volume intravaskuler secepat mungkin.

Angka kematian dan kesakitan ibu tertinggi terjadi pada solusio plasenta berat.

Meskipun kematian dapat terjadi akibat nekrosis hipofifis dan gagal ginjal, tapi

mayoritas kematian disebabkan syok perdarahan dan penimbunan cairan yang

berlebihan. Tekanan darah tidak merupakan petunjuk banyaknya perdarahan, karena

vasospasme akibat perdarahan akan meninggikan tekanan darah. Pemberian terapi

cairan bertujuan mengembalikan stabilitas hemodinamik dan mengkoreksi keadaan

koagulopathi. Untuk tujuan ini pemberian darah segar adalah pilihan yang ideal,

karena pemberian darah segar selain dapat memberikan sel darah merah juga

dilengkapi oleh platelet dan faktor pembekuan (19).

2.  Gagal ginjal

Gagal ginjal merupakan komplikasi yang sering pada solusio plasenta, pada

dasarnya disebabkan hipovolemia oleh karena perdarahan. Biasanya terjadi nekrosis

tubuli ginjal yang mendadak, yang umumnya masih dapat ditolong dengan

Page 20: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 20/49

 

 

19

penanganan yang baik. Perfusi ginjal akan terganggu karena syok dan pembekuan

intravaskuler. Oliguri dan proteinuri akan terjadi akibat nekrosis tubuli atau korteks

ginjal mendadak 

(2,5)

. Oleh karena itu oliguria hanya dapat diketahui dengan

pengukuran pengeluaran urin yang harus secara rutin dilakukan pada solusio

plasenta berat. Pencegahan gagal ginjal meliputi penggantian darah yang hilang

secukupnya, pemberantasan infeksi, atasi hipovolemia, secepat mungkin

menyelesaikan persalinan dan mengatasi kelainan pembekuan darah(2)

.

3.  Kelainan pembekuan darah

Kelainan pembekuan darah pada solusio plasenta biasanya disebabkan oleh

hipofibrinogenemia. Dari penelitian yang dilakukan oleh Wirjohadiwardojo di

RSUPCM dilaporkan kelainan pembekuan darah terjadi pada 46% dari 134 kasus

solusio plasenta yang ditelitinya(5)

.

Kadar fibrinogen plasma normal pada wanita hamil cukup bulan ialah 450

mg%, berkisar antara 300-700 mg%. Apabila kadar fibrinogen plasma kurang

dari 100 mg% maka akan terjadi gangguan pembekuan darah(2,5,8)

.

Mekanisme gangguan pembekuan darah terjadi melalui dua fase (8,17):

a.  Fase I

Pada pembuluh darah terminal (arteriole, kapiler, venule) terjadi pembekuan

darah, disebut disseminated intravasculer clotting. Akibatnya ialah peredaran

darah kapiler (mikrosirkulasi) terganggu. Jadi pada fase I, turunnya kadar

fibrinogen disebabkan karena pemakaian zat tersebut, maka fase I disebut

 juga coagulopathi consumptive. Diduga bahwa hematom subkhorionik 

mengeluarkan tromboplastin yang menyebabkan pembekuan intravaskuler

Page 21: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 21/49

 

 

20

tersebut. Akibat gangguan mikrosirkulasi dapat mengakibatkan syok,

kerusakan jaringan pada alat-alat yang penting karena hipoksia dan kerusakan

ginjal yang dapat menyebabkan oliguria/anuria

(8)

.

b.  Fase II

Fase ini sebetulnya fase regulasi reparatif, yaitu usaha badan untuk membuka

kembali peredaran darah kapiler yang tersumbat. Usaha ini dilaksanakan

dengan fibrinolisis. Fibrinolisis yang berlebihan, lebih menurunkan lagi kadar

fibrinogen sehingga terjadi perdarahan patologis(17)

. Kecurigaan akan adanya

kelainan pembekuan darah harus dibuktikan dengan pemeriksaan

laboratorium, namun di klinik pengamatan pembekuan darah merupakan cara

pemeriksaan yang terbaik. Karena pemeriksaan laboratorium lainnya

memerlukan waktu terlalu lama, sehingga hasilnya tidak mencerminkan

keadaan penderita saat itu(2)

.

4. 

Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)

Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot rahim dan

di bawah perimetrium kadang-kadang juga dalam ligamentum latum. Perdarahan ini

menyebabkan gangguan kontraktilitas uterus dan warna uterus berubah menjadi biru

yang biasa disebut Uterus couvelaire. Tapi apakah uterus ini harus diangkat atau

tidak tergantung pada kesanggupannya menghentikan perdarahan (14).

Komplikasi yang dapat terjadi pada janin (8,12,13) :

1.  Fetal distress dan gangguan pertumbuhan/perkembangan

2.  Hipoksia dan anemia

3.  Kematian

Page 22: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 22/49

 

 

21

2.8  Diagnosis

Keluhan dan gejala pada solusio plasenta dapat bervariasi cukup luas. Sebagai

contoh, perdarahan eksternal bisa banyak sekali, meskipun pelepasan plasenta belum

begitu luas sehingga menimbulkan efek langsung pada janin, atau dapat juga terjadi

perdarahan eksternal tidak ada, tetapi plasenta sudah terlepas seluruhnya dan janin

meninggal sebagai akibat langsung dari keadaan ini. Solusio plasenta dengan

perdarahan tersembunyi mengandung ancaman bahaya yang jauh lebih besar bagi

ibu, hal ini bukan saja terjadi akibat kemungkinan koagulopati yang lebih tinggi,

namun juga akibat intensitas perdarahan yang tidak diketahui sehingga pemberian

transfusi sering tidak memadai atau terlambat(2,3)

.

Menurut penelitian retrospektif yang dilakukan Hurd dan kawan-kawan pada

59 kasus solusio plasenta dilaporkan gejala dan tanda pada solusio plasenta(2,3)

:

Tabel 2.2 Tanda dan Gejala Pada Solusio Plasenta

No. Tanda atau Gejala Frekuensi (%)

1. Perdarahan per vaginam 78

2. Nyeri tekan uterus atau nyeri pinggang 66

3. Gawat janin 604. Persalinan prematur idiopatik 22

5. Kontraksi berfrekuensi tinggi 17

6. Uterus Hipertonik 17

7. Kematian janin 15

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perdarahan pervaginam merupakan gejala

atau tanda terbanyak dari kasus solusio plasenta.

Berdasarkan kepada gejala-gejala dan tanda-tanda yang terdapat pada solusio

plasenta klasik umumnya tidak sulit menegakkan diagnosis, tapi tidak demikian

halnya pada bentuk solusio plasenta sedang dan ringan. Solusio plasenta klasik 

Page 23: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 23/49

 

 

22

mempunyai ciri-ciri nyeri yang hebat pada perut yang datangnya cepat disertai uterus

yang tegang terus menerus seperti papan, penderita menjadi anemia dan syok, denyut

 jantung janin tidak terdengar dan palpasi perut sulit meraba bagian-bagian janin

(18)

.

Prosedur pemeriksaan untuk dapat menegakkan diagnosis solusio plasenta

antara lain :

1.  Anamnesis(5,19)

 

-  Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut, kadang-kadang pasien dapat

melokalisir tempat mana yang paling sakit.

-  Perdarahan pervaginam yang sifatnya bisa hebat dan sekonyong-konyong

(non-recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah yang

berwarna kehitaman .

-  Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti

(anak tidak bergerak lagi).

-  Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang. Ibu

terlihat anemis yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar

pervaginam.

-  Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.

2.  Inspeksi (5,19) 

-  Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.

- Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.

-  Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).

3.  Palpasi(5,19,20)

 

-  Fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.

Page 24: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 24/49

 

 

23

-  Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois

(wooden uterus) baik waktu his maupun di luar his.

-  Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.

-  Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.

4.  Auskultasi(5,19)

 

Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila denyut jantung terdengar

biasanya di atas 140, kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila

plasenta yang terlepas lebih dari sepertiga.

5.  Pemeriksaan dalam(19)

 

-  Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.

-  Kalau sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang,

baik sewaktu his maupun di luar his.

-  Apabila ketuban sudah pecah dan plasenta sudah terlepas seluruhnya,

plasenta ini akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut

 prolapsus placenta, ini sering meragukan dengan plasenta previa.

6.  Pemeriksaan umum (5,19,20) 

-  Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya

menderita penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh

dalam keadaan syok. Nadi cepat, kecil dan filiformis.

7.  Pemeriksaan laboratorium (19,20) 

-  Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen terdapat silinder dan

leukosit.

Page 25: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 25/49

 

 

24

-  Darah : Hb menurun (anemia), periksa golongan darah, lakukan cross-

match test. Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan

pembekuan darah hipofibrinogenemia, maka diperiksakan pula COT (Clot 

Observation test) tiap l jam, tes kualitatif fibrinogen (fiberindex), dan tes

kuantitatif fibrinogen (kadar normalnya 15O mg%).

8.  Pemeriksaan plasenta (13).

Saat setelah bayi dan plasenta lahir, periksa plasentanya. Biasanya tampak 

tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas (kreater) dan terdapat

koagulum atau darah beku di belakang plasenta., yang disebut hematoma

retroplacenter .

9.  Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG) (20,21) 

-  Temuan yang beragam

-  Terlihat daerah terlepasnya plasenta

-  Janin dan kandung kemih ibu

-  Darah

-  Tepian plasenta

Gambar 2.3 Ultrasonografi kasus solusio plasenta(21)

.

KET :

FB = Fetal Body (Janin)

Bl = Bladder (Kandung kemih)

Page 26: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 26/49

 

 

25

2.9 Terapi

Penanganan solusio plasenta didasarkan kepada berat atau ringannya gejala klinis,

yaitu:

a.  Solusio plasenta ringan

Ekspektatif, bila kehamilan kurang dari 36 minggu dan bila ada perbaikan

(perdarahan berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin hidup) dengan

tirah baring dan observasi ketat, kemudian tunggu persalinan spontan(2)

.

Bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus, gejala solusio plasenta

makin jelas, pada pemantauan dengan USG daerah solusio plasenta bertambah

luas), maka kehamilan harus segera diakhiri. Bila janin hidup, lakukan seksio

sesaria, bila janin mati lakukan amniotomi disusul infus oksitosin untuk 

mempercepat persalinan(4,22)

.

b.  Solusio plasenta sedang dan berat

Apabila tanda dan gejala klinis solusio plasenta jelas ditemukan, penanganan di

rumah sakit meliputi transfusi darah, amniotomi, infus oksitosin dan jika perlu seksio

sesaria (5).

Apabila diagnosis solusio plasenta dapat ditegakkan berarti perdarahan telah terjadi

sekurang-kurangnya 1000 ml. Maka transfusi darah harus segera diberikan(5)

.

Amniotomi akan merangsang persalinan dan mengurangi tekanan intrauterin.

Keluarnya cairan amnion juga dapat mengurangi perdarahan dari tempat implantasi dan

mengurangi masuknya tromboplastin ke dalam sirkulasi ibu yang mungkin akan

mengaktifkan faktor-faktor pembekuan dari hematom subkhorionik. Persalinan juga

dapat dipercepat dengan infus oksitosin yang memperbaiki kontraksi uterus(3,4, 20)

.

Page 27: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 27/49

 

 

26

Gagal ginjal sering merupakan komplikasi solusio plasenta. Biasanya yang terjadi

adalah nekrosis tubuli ginjal mendadak yang umumnya masih dapat tertolong dengan

penanganan yang baik. Tetapi bila telah terjadi nekrosis korteks ginjal, prognosisnya

buruk sekali. Pada tahap oliguria, keadaan umum penderita biasanya masih baik. Oleh

karena itu oliguria hanya dapat diketahui dengan pengukuran pengeluaran urin yang

teliti yang harus secara rutin dilakukan pada penderita solusio plasenta sedang dan

berat, apalagi yang disertai hipertensi menahun dan preeklamsia. Pencegahan gagal

ginjal meliputi penggantian darah yang hilang, pemberantasan infeksi yang mungkin

terjadi, mengatasi hipovolemia, menyelesaikan persalinan secepat mungkin dan

mengatasi kelainan pembekuan darah(19)

.

Kemungkinan kelainan pembekuan darah harus selalu diawasi dengan pengamatan

pembekuan darah. Pengobatan dengan fibrinogen tidak bebas dari bahaya hepatitis,

oleh karena itu pengobatan dengan fibrinogen hanya pada penderita yang sangat

memerlukan, dan bukan pengobatan rutin. Dengan melakukan persalinan secepatnya

dan transfusi darah dapat mencegah kelainan pembekuan darah(19)

.

Persalinan diharapkan terjadi dalam 6 jam sejak berlangsungnya solusio plasenta.

Tetapi jika itu tidak memungkinkan, walaupun sudah dilakukan amniotomi dan infus

oksitosin, maka satu-satunya cara melakukan persalinan adalah seksio sesaria(5,17)

.

Uterus Couvelaire tidak merupakan indikasi histerektomi. Akan tetapi, jika

perdarahan tidak dapat dikendalikan setelah dilakukan seksio sesaria, tindakan

histerektomi perlu dilakukan (5).

Page 28: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 28/49

 

 

27

2.10  Prognosis

Prognosis ibu tergantung luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus,

banyaknya perdarahan, ada atau tidak hipertensi menahun atau preeklamsia,

tersembunyi tidaknya perdarahan, dan jarak waktu terjadinya solusio plasenta sampai

terjadinya persalinan. Angka kematian ibu pada kasus solusio plasenta berat berkisar

antara 0,5-5%. Sebagian besar kematian tersebut disebabkan oleh perdarahan, gagal

 jantung dan gagal ginjal(5)

.

Hampir 100% janin pada kasus solusio plasenta berat mengalami kematian.

Tetapi ada literatur yang menyebutkan angka kematian pada kasus berat berkisar antara

50-80%. Pada kasus solusio plasenta ringan sampai sedang, keadaan janin tergantung

pada luasnya plasenta yang lepas dari dinding uterus, lamanya solusio plasenta

berlangsung dan usia kehamilan. Perdarahan lebih dari 2000 ml biasanya menyebabkan

kematian janin. Pada kasus tertentu seksio sesaria dapat mengurangi angka kematian

 janin

(5)

.

Page 29: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 29/49

 

 

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif retrospektif dengan melihat dan mencatat

kembali data dari catatan rekam medik pasien yang pernah dirawat di Bagian

Obstetri dan Ginekologi yang tercatat di bagian Rekam Medik RSUD Arifin Acmad

Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

3. 2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2006 sampai dengan Januari

2007 di bagian Obstetri dan Ginekologi dan di bagian Rekam Medik RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Semua penderita kasus obstetri yang pernah dirawat di Bagian Obstetri dan

Ginekologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dalam periode 1 Januari 2002-31

Desember 2006.

3.3.2 Sampel

Semua penderita solusio plasenta yang pernah di Bagian Obstetri dan

Ginekologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dalam periode 1 Januari 2002-31

Desember 2006.

Page 30: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 30/49

 

 

29

3.4 

Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

3.4.1  Kriteria Inklusi

Semua penderita yang didiagnosis sebagai solusio plasenta oleh dokter ahli

obstetri dan ginekologi dan memiliki catatan rekam medik yang lengkap.

3.4.2  Kriteria Eksklusi

Semua penderita yang tidak memiliki catatan rekam medik yang lengkap.

3.5  Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan melihat kembali semua catatan rekam medik 

tentang kasus solusio plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dalam periode 1

Januari 2002-31 Desember 2006 dan yang dicatat adalah :

1. 

Jumlah kasus solusio plasenta

2.  Umur ibu

3.  Paritas ibu

4.  Kejadian hipertensi dalam kehamilan

5.  Riwayat trauma abdomen selama kehamilan

6.  Jenis tindakan persalinan yang dilakukan

7.  Luaran ibu saat keluar dari RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

8.  Luaran bayi yang dilahirkan saat keluar dari RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru.

Page 31: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 31/49

 

 

30

3.6 Pengolahan dan Penyajian Data

Data diolah secara manual, kemudian disajikan dalam bentuk diagram dan

tabel distribusi frekuensi.

3.7 Definisi Operasional

1.  Solusio Plasenta dalam penelitian ini adalah semua kasus obstetri yang

didiagnosis oleh dokter ahli obstetri dan ginekologi sebagai solusio plasenta.

2.  Jumlah kasus solusio plasenta adalah jumlah total kasus solusio plasenta di

RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

3.  Umur ibu adalah usia (dalam tahun) yang tercatat di bagian Rekam Medik 

RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

4.  Paritas adalah frekuensi proses persalinan yang telah dilakukan ibu yang tercatat

di bagian Rekam Medik RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode 1 Januari

2002-31 Desember 2006.

5.  Kejadian hipertensi dalam kehamilan dikelompokkan menjadi :

a)  Hipertensi : Tekanan darah saat masuk RSUD Arifin Achmad Pekanbaru,

sistolik > 160 mmHg dan atau diastolik > 95 mmHg.

b)  Tidak hipertensi

6.  Riwayat trauma abdomen selama kehamilan, dikelompokkan menjadi :

a)  Ada (Jatuh/kecelakaan, diurut dukun, dan lain-lain)

b)  Tidak ada

Page 32: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 32/49

 

 

31

7.  Jenis persalinan yang dilakukan, dikelompokkan menjadi :

a) 

Pervaginam

b)  Perabdominal, yang dibagi lagi atas : - Seksio sesaria

- Seksio sesaria + Histerektomi

8.  Luaran ibu saat keluar dari RSUD Arifin Achmad Pekanbaru :

a)  Sembuh

b)  Meninggal

9.  Luaran bayi yang dilahirkan saat keluar RSUD Arifin Achmad Pekanbaru :

a)  Hidup dengan keadaan baik 

b)  Hidup setelah mendapat perawatan yang intensif 

c)  Meninggal

Page 33: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 33/49

 

 

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Selama lima tahun (1 Januari 2002 - 31 Desember 2006) di bagian Obstetri

dan Ginekologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru terdapat 12709 kasus

obstetri (berdasarkan data dari bagian Bina Program RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru) dan 33 diantaranya adalah kasus solusio plasenta.

Tabel 4. l Insiden Solusio Plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

Periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006 

TahunInsiiden Solusio

Plasenta

Kasus

Obstetri

Persentase

(%)

2002 7 2386 0,292003 9 2353 0,38

2004 6 2490 0,24

2005 6 2597 0,23

2006 4 2883 0,14

Total 5 tahun 33 12709 0,26

Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2002 terdapat 7 kasus

(0,29%) solusio plasenta dari 2386 kasus obstetri, 6 kasus (0,24%) dari 2490 kasus

obstetri pada tahun 2004, 6 kasus (0,23%) dari 2597 kasus obstetri pada tahun

2005, 4 kasus (0,14%) dari 2883 kasus obstetri pada tahun 2006 dan insiden

terbanyak terjadi pada tahun 2003 yaitu 9 kasus (0,38%) dari 2353 kasus obstetri.

Jadi terdapat 33 (0,26%) kasus solusio plasenta dari 12709 kasus obstetri selama

5 tahun.

Page 34: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 34/49

 

 

33

Berdasarkan data yang diperoleh, angka kejadian solusio plasenta di

RSUD Arifin Achmad Pekanbaru per tahunnya dalam periode 1 Januari 2002-31

Desember 2006 dapat dilihat pada diagram berikut :

0

12

3

4

5

6

7

8

9

10

2002 2003 2004 2005 2006

 

Diagram 4. 1 Insiden solusio plasenta per tahun di RSUD Arifin AchmadPekanbaru periode 1 Januari 2002-31 desember 2006

Pada diagram 4. 1 di atas dapat dilihat bahwa kasus terbanyak terjadi pada

tahun 2003 yaitu 9 kasus solusio plasenta, kemudian diikuti tahun 2002 dengan 7

kasus, tahun 2004 dan 2005 masing-masing 6 kasus solusio plasenta. Sedangkan

  jumlah kasus yang terendah didapatkan pada tahun 2006 yaitu sebanyak 4 kasus

solusio plasenta yang terjadi pada tahun tersebut.

Dari total 33 kasus solusio plasenta yang didapat hanya 29 kasus solusio

plasenta yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian ini. Sedangkan 4 kasus

lainnya tidak diambil sebagai sampel penelitian karena tidak memilki catatan rekam

medik yang lengkap.

Insiden 

Tahun

Page 35: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 35/49

 

 

34

Tabel 4. 2 Distribusi Umur Penderita Solusio Plasenta di RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru Periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006

Umur

(Tahun)

Frekuensi Solusio

Plasenta

Persentase

(%)< 20 0 0

20-24 4 13,79

25-29 13 44,8330-34 7 24,14

≥ 35 5 17,24

Jumlah 29 100

Dari tabel 4. 2 tampak distribusi umur ibu dengan solusio plasenta terbanyak 

berkisar antara umur 25-29 tahun yaitu 13 penderita (44,83%), diikuti oleh kelompok 

umur 30-34 tahun sebanyak 7 penderita (24.14%), kelompok umur ≥ 35 tahun

sebanyak 5 penderita (17,24%) dan kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 4

penderita (13,79%). Tidak ditemukan penderita solusio plasenta pada kelompok 

umur < 20 tahun (0%).

Dapat lebih diterangkan melalui diagram di bawah ini:

0

13,79%

17,24%

0%

24,14%

44,83%

0

4

8

12

0 < 20 20-24 25-29 29-30 > 35

 Diagram 4. 2 Distribusi umur pada penderita solusio plasenta di RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006

Frekuensi

solusio plasenta

Umur

(tahun)

Page 36: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 36/49

 

 

35

Tabel 4. 3 Distribusi Paritas Penderita Solusio Plasenta di RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru Periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006

Paritas ibu Frekuensi Solusio

Plasenta

Persentase

(%)1 3 10,34

2-4 18 62.06

≥ 5 8 28

Jumlah 29 100

Dari tabel 4. 3 tampak distribusi paritas ibu dengan solusio plasenta. ibu

dengan paritas 1 (satu) didapatkan 3 orang (10,34%) menderita solusio plasenta, ibu

dengan paritas 2-4 didapatkan 18 orang (62,06%) menderita solusio plasenta dan ibu

dengan paritas ≥ 5 didapatkan 8 orang (28%) menderita solusio plasenta.

Dapat dilihat lebih jelas pada diagram berikut : 

0

28%

10,34%

62,06%

0

4

8

12

16

20

24

0 1 2 4 > 5 

Diagram 4. 3 Distribusi paritas pada penderita solusio plasenta di RSUD ArifinAchmad Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006 

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa persentase ibu-ibu dengan paritas 2-4

adalah yang terbanyak menderita solusio plasenta  di RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006

Paritas

Frekuensi

solusio plasenta

Page 37: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 37/49

 

 

36

Tabel 4. 4 Distribusi Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan Pada Penderita

Solusio Plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode 1

Januari 2002-31 Desember 2006 

Hipertensi Dalam

Kehamilan

Sampel

(n)

Persentase

(%)Hipertensi 14 49,28

Tidak Hipertensi 15 50,72

Jumlah 29 100

Terlihat dari tabel 4. 4 bahwa dari seluruh penderita solusio plasenta terdapat

14 orang (49,28%) menderita hipertensi dalam kehamilan sedangkan 15 orang

(50,72%) tdak menderita hipertensi dalam kehamilan.

Dapat diperhatikan pada diagram dibawah ini :

Tidak

Hipertensi

(50,72%)

Hipertensi

(49,28%)

 

Diagram 4. 4 Distribusi kejadian hipertensi dalam kehamilan pada penderita solusio

plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode 1 Januari

2002-31 Desember 2006 

Tabel 4. 5 Distribusi Riwayat Trauma Abdomen Pada Penderita Solusio

Plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode 1 Januari

2002-31 Desember 2006 

Riwayat Trauma

Abdomen

Sampel

(n)

Persentase

(%)

Ada 8 27,58Tidak ada 21 72.42

Jumlah 29 100

Dari tabel di atas dapat dilihat sebanyak 8 penderita (27,58%) mempunyai

riwayat trauma abdomen dan 21 penderita tidak mempunyai riwayat trauma

abdomen(72,42%). 

Page 38: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 38/49

 

 

37

Akan lebih mudah dilihat distribusinya apabila disajikan dalam bentuk 

diagram berikut :

Ada

(27,58 %)Tidak

Ada

(72,42%)

 Diagram 4. 5 Distribusi riwayat Trauma abdomen pada penderita solusio plasenta di

RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode 1 Januari 2002-31Desember 2006 

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa 27,58% ibu-ibu penderita solusio

plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31

Desember 2006 mempunyai riwayat trauma abdomen.

Tabel 4. 6 Distribusi Jenis Persalinan yang Dilakukan Pada Penderita Solusio

Plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode 1 Januari

2002-31 Desember 2006

Jenis PersalinanSampel

(n)

Persentase

(%)

Pervaginam 2 6,9Perabdominal :

- Seksio Sesaria (SS) 22 75,8

- SS + Histerektomi 5 17,3

Jumlah 29 100

Dari tabel 4. 5 ini dapat dilihat bahwa jenis tindakan persalinan terbanyak 

yang dilakukan pada kasus solusio plasenta adalah seksio sesaria sebanyak 22

tindakan persalinan (75,8%), dikuti oleh tindakan SS + histerektomi sebanyak 5

tindakan persalinan (17,3%) dan pervaginam sebanyak 2 tindakan persalinan

(6,9%). 

Page 39: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 39/49

 

 

38

Dalam bentuk diagram batang dapat dilihat :

-1

4

9

14

19

24

29 Pervaginam

Seksio Sesaria

Seksio Sesaria +

Histerektomi

 

Diagram 4. 6 Jenis persalinan yang dilakukan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

untuk penanganan penderita solusio plasenta periode Januari 2002-31

Desember 2006.

Terlihat jelas bahwa jenis persalinan terbanyak yang dilakukan di RSUD

Arifin Achmad Pekanbaru periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006 untuk 

penanganan ibu-ibu penderita solusio plasenta adalah seksio sesaria.

Tabel 4. 7 Distribusi Luaran Ibu Saat Keluar dari Rumah Sakit pada

Penderita Solusio Plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

Periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006 

Keadaan ibuSampel

(n)

Persentase

(%)

Sembuh 27 93,1

Meninggal 2 6,9

Jumlah 29 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari total 29 kasus solusio plasenta

di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru ditemukan 27 ibu (93,1%) penderita solusio

plasenta dapat sembuh, Sedangkan 2 ibu (6,9%) lainnya meninggal dunia dalam

periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

Page 40: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 40/49

 

 

39

Distribusinya dapat diperjelas dengan diagram berikut :

Meninggal

(6,9%)

Sembuh

(93,1%)

 Diagram 4. 7 Luaran ibu saat keluar dari rumah sakit pada penderita solusio

plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode 1 Januari

2002-31 Desember 2006

Tabel 4. 8 Distribusi Luaran Bayi yang Dilahirkan Oleh Penderita Solusio

Plasenta Saat Keluar Dari RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

Periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006 

Keadaan BayiSampel

(n)

Persentase

(%)

Hidup, dengan keadaan baik 3 10,35

Hidup setelah mendapat perawatan yang intensif 15 51,72

Meninggal 11 37,93

Jumlah 29 100Pada tabel 4. 6 ini terlihat bahwa luaran terbanyak pada bayi-bayi yang

dilahirkan dari penderita solusio plasenta di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru adalah

dapat hidup setelah mendapat perawatan yang intensif yaitu sebanyak 15 bayi

(51,72%). Bayi meninggal yang disebabkan oleh kasus solusio plasenta adalah

sebanyak sebanyak 11 bayi (37,93%), sedangkan yang hidup dengan keadaan baik 

hanya 3 bayi (10,35%) dalam periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006.

Page 41: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 41/49

 

 

40

BAB V

PEMBAHASAN

Pada periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006 didapatkan bahwa pada

tahun 2002 terdapat 7 kasus (0,29%) solusio plasenta dari 2386 kasus obstetri,

tahun 2003 terdapat 9 kasus (0,38%) dari 2353 kasus obstetri, tahun 2004

terdapat 6 kasus (0,24%) dari 2490 kasus obstetri, tahun 2005 terdapat 6 kasus

(0,23%) dari 2597 kasus obstetri dan pada tahun 2006 terdapat 4 kasus (0,14%)

solusio plasenta dari 2883 kasus obstetri. Jadi terdapat 33 kasus (0,26%) solusio

plasenta dari 12709 kasus obstetri selama 5 tahun. Berdasarkan data yang

diperoleh, terlihatnya penurunan insiden solusio plasenta dari tahun ke tahun. Hal

ini dimungkinkan karena semakin baiknya antenatal care (ANC) pada ibu-ibu

hamil di provinsi Riau

Dari 33 kasus tersebut hanya 29 kasus yang memenuhi kriteria sampel

penelitian. Sedangkan 4 kasus dari 33 kasus tersebut tidak diambil sebagai sampel

penelitian karena tidak memilki catatan rekam medik yang lengkap.

Pada tabel 4. 2 terlihat bahwa berdasarkan usia penderita ternyata frekuensi

tertinggi didapatkan pada kelompok umur 25-29 tahun (44,83%) diikuti oleh

kelornpok umur 30-34 tahun (24,14%), kelompok umur ≥ 35 tahun (17,24%), kelompok 

umur 20-24 tahun (13,79%) dan tidak ada kasus solusio plasenta yang terjadi pada

kelompok umur < 20 tahun. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Trijamot Racimhadhi di RSUPCM yang mengatakan bahwa semakin tua umur ibu

maka kemungkinan untuk terjadinya kelainan dalam kehamilan seperti solusio

Page 42: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 42/49

 

 

41

plasenta menjadi lebih besar(5)

. Ini mungkin disebabkan oleh faktor lain seperti

hipertensi dalam kehamilan atau trauma abdomen yang terdistribusi pada ibu-ibu

muda di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

Pada tabel 4. 3 terlihat bahwa sebahagian besar kasus solusio plasenta

terjadi pada ibu-ibu dengan paritas 2-4 (62,06%), diikuti oleh ibu-ibu dengan

paritas ≥ 5 (28%). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Prawirohardjo di

RSUPCM dan penelitian Pritchard di Parkland Memorial Hospital yang

menyatakan semakin tinggi paritas ibu maka semakin besar kemungkinan

menderita solusio plasenta(3,5)

. Namun penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan Tohey yang melaporkan dalam penelitiannya tidak menemukan

kejadian solusio plasenta pada ibu-ibu dengan paritas ≥ 5(2,3)

.

Pada tabel 4. 4 terlihat bahwa 49,28% kasus solusio plasenta

penderitanya mempunyai kejadian hipertensi dalam kehamilan dan sisanya tidak 

mempunyai kejadian hipertensi dalam kehamilan (50,72%). Hal ini sesuai dengan

penelitian Pritchard di Parkland Meorial Hospital yang melaporkan dari 408 kasus

solusio plasenta setengahnya terjadi pada ibu-ibu dengan hipertensi menahun dan

hipertensi dalam kehamilan(2,3)

. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Suryani di RSUP Dr. M.Djamil Padang yang melaporkan 44% dari ibu-

ibu dengan solusio plasenta menderita hipertensi(15)

.

Trauma abdomen juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

terjadinya solusio plasenta. Hal ini terlihat pada tabel 4. 5 yang menggambarkan

bahwa 27,58% kasus solusio plasenta disebabkan oleh adanya trauma abdomen dan

72,42% tidak terjadi trauma abdomen. Lebih tinggi dari hasil penelitian Slava di

Page 43: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 43/49

 

 

42

Amerika Serikat yang melaporkan trauma yang terjadi pada ibu (kecelakaan, pukulan,

 jatuh, dll) merupakan penyebab 1,5-9,4% dari seluruh kasus solusio plasenta(9)

. Dan

lebih tinggi pula dibandingkan hasil penelitian Trijatmo Rachimhadhi di RSUPCM

yang melaporkan 1,2% penderita solusio plasenta memiliki riwayat trauma(5)

.

Dari tabel 4.6 terlihat bahwa jenis persalinan yang terbanyak dalam

menangani kasus solusio plasenta adalah seksio sesaria (75,8%), diikuti oleh tindakan

seksio sesaria + histerektomi 17,3% dan hanya 6,9% dilakukan tindakan persalinan

pervaginam. Pada kasus tertentu seksio sesaria (perabdominal) dapat mengurangi

angka kematian janin(5)

. Blumenfelt dan Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya

menyatakan bahwa persalinan diharapkan terjadi dalam 6 jam sejak berlangsungnya

solusio plasenta. Tetapi jika itu tidak memungkinkan walaupun sudah dilakukan

amniotomi dan infus oksitosin, maka satu-satunya cara untuk melakukan persalinan

adalah seksio sesaria(1,19)

. Tindakan seksio sesaria + histerektomi (17,3%) pada 3 (tiga)

ibu penderita solusio plasenta di RSUD Arfin Achmad Pekanbaru dilakukan atas

indikasi perdarahan ibu yang hebat/tidak terkontrol, sedangkan 2 (dua) ibu penderita

yang lain dilakukan atas indikasi terjadinya apoplexi uteroplacenta (Uterus

Couvelaire). Prawiroharjo dalam bukunya menyatakan bahwa apoplexi uteroplacenta

tidak merupakan indikasi dari histerektomi, akan tetapi apabila terjadinya atonia uteri

atau perdarahan tidak dapat dikendalikan setelah tindakan seksio sesaria, tindakan

histerektomi perlu dilakukan (1,5).

Dari data yang diperoleh dari bagian Rekam Medik RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru dalam periode 1 Januari 2002 - 31 Desernber 2006, 6,9 % ibu dengan

solusio plasenta meninggal dunia. Hal ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian

Page 44: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 44/49

 

 

43

Deering di Amerika Serikat yang melaporkan 6% dari kejadian solusio plasenta

menyebabkan kematian ibu(12)

dan penelitian penelitian yang dilakukan

Prawirohardjo yang melaporkan angka kematian ibu pada kasus solusio plasenta

berkisar antara 0,5-5%(5)

. Dari 2 orang ibu yang meninggal (6,9%), 1 (satu)

diantaranya meninggal sebelum dilakukan/mendapatkan penatalaksanaan yang lebih

lanjut dikarenakan penolakan penderita untuk tindakan seksio sesaria, sedangkan 1

ibu lainnya meninggal setelah dilakukan tindakan seksio sesaria dan tercatat dalam

statusnya bahwa bayinya dapat hidup. Dugaan sebab kematiannya adalah emboli.

Disini terlihat perlunya kesadaran masyarakat terhadap kedaruratan kasus solusio

plasenta serta diperlukannya penanganan yang tepat pada kasus-kasus solusio

plasenta untuk dapat mencegah terjadinya kematian ibu.

Bayi yang dilahirkan dari solusio plasenta dalam penelitian ini 37,73%

meninggal dunia, 51,72% dapat hidup setelah mendapat perawatan yang intensif dan

hanya 10,35% yang hidup dengan keadaan baik. Menurut penelitian Trijatmo

Rachimadhi 50-80% janin pada kasus solusio plasenta mengalami kematian. Keadaan

  janin tergantung pada luasnya plasenta yang terlepas dari implantasinya di uterus,

lamanya terjadi solusio plasenta dan tuanya kehamilan(5)

. Sementara itu hasil

penelitian yang dilakukan Suryani di RSUD Dr. M. Djamil Padang diketahui bahwa

90% bayi dari penderita solusio plasenta meninggal dunia.

Dapat dilihat bahwa pentingnya penatalaksanaan dan diagnosis yang dini

dari kasus-kasus solusio plasenta untuk dapat mengurangi tingginya angka kematian

ibu penderita solusio plasenta dan janin yang dikandungnya.

Page 45: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 45/49

 

 

44

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Dari hasil penelitian tersebut di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1.  Selama 5 tahun (1 Januari 2002-31 Desember 2006) terdapat 12709 kasus obstetri

dan 33 diantaranya adalah kasus solusio plasenta (0,26%).

2. 

Bertambahnya umur dan paritas ibu dalam penelitian ini tidak menggambarkan

keselarasan dengan peningkatan insiden solusio plasenta.

3.  Hipertensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya solusio

plasenta dengan jumlah penderita solusio plasenta yang menderita hipertensi

sebanyak 49,28%.

4.  Faktor lain yang dapat mempengaruhi solusio plasenta adalah trauma abdomen

dengan insidennya pada solusio plasenta adalah sebanyak 27,58%.

5.  Jenis persalinan yang terbanyak pada penanganan solusio plasenta adalah secara

perabdominal yaitu seksio sesaria (75,8%).

6.  Dari seluruh ibu penderita solusio plasenta ditemukan 6,9% meninggal.

7.  Sebagian besar bayi dari ibu penderita solusio plasenta dapat hidup setelah

mendapat perawatan yang intensif dan 37,93% bayi dari ibu penderita solusio

plasenta meninggal.

Page 46: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 46/49

 

 

45

6. 2 Saran

1.  Memberikan pendidikan, latihan dan keterampilan kepada tenaga-tenaga

kesehatan agar dapat mengenal kasus-kasus solusio plasenta lebih dini

sehingga dapat mengurangi angka terjadinya kematian ibu dan janinnya.

2.  Memberikan pengertian kepada masyarakat terutama ibu-ibu tentang

pentingnya memeriksakan kehamilannya dan faktor-faktor yang bisa

menyebabkan terjadinya kasus solusio plasenta.

3.  lbu-ibu yang mempunyai faktor-faktor resiko untuk terjadinya solusio plasenta

agar waspada dan selalu memeriksakan kehamilannya kepada tenaga ahli secara

teratur.

4.  Menyarankan kepada Palang Merah Indonesia (PMI) ada di RSUD Arifin

Acmad Pekanbaru agar kebutuhan darah dapat terpenuhi dengan mudah dan

cepat.

5. 

Agar dilakukan perbaikan dalam penulisan dan kelengkapan catatan rekam

medik penderita di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

Page 47: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 47/49

 

 

46

DAFTAR PUSTAKA

1. 

Prawirohardjo S, Hanifa W. Kebidanan dalam masa lampau, kini dan kelak.

Dalam: Ilmu Kebidanan, edisi III. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo, 2002; 3-21.

2.  Cunningham FG, Macdonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC.

Obstetrical Haemorrhage. Wiliam Obstetrics 21th

edition. Prentice Hall

International Inc Appleton. Lange USA. 2001; 819-41.

3.  Pritchard JA, MacDonald PC, Gant NF. Williams Obstetrics, 20th ed. R Hariadi,

R Prajitno Prabowo, Soedarto, penerjemah. Obstetri Williams. Edisi 20.

Surabaya: Airlangga University Press, 2001; 456-70.

4.  WHO. Managing Complications in Pregnancy and Childbirth. Geneva: WHO,

2003. 518-20.

5. 

Rachimhadhi T. Perdarahan Antepartum. Dalam: Ilmu Kebidanan, edisi III.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2002; 362-85.

6.  Ariani DW, Astari MA, Anita H, et al. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku tentang

Kehamilan, Persalinan, serta Komplikasinya pada Ibu Hamil Nonprimigravida di

RSUPN Cipto Mangunkosumo. Majalah Kedokteran Indonesia vol 55, 2005; 631-

38.

7.  Gasong MS, Hartono E, Moerniaeni N. Penatalaksanaan Perdarahan Antepartum.

Bagian Obstetri danGinekologi FK UNHAS; 1997. 3-8.

Page 48: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 48/49

 

 

47

8.  Slava  VG. Abruptio Placentae. Emerg [Online] 2006 [2006 August 29];

Topic12:[9 screens]. Available from:URL: http://www.emedicine.com

 /emerg/topic12.htm.

9.  Abdul BS. Kematian maternal. Dalam: Ilmu Kebidanan, edisi III. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002; 22-4.

10. WebMD Medical Reference from Healthwise. Emerg [Online] 2006 Marcr [2007

January 20]; Topic154:[9 screens]. Available from:URL:

www.webmd.com/hw/health_guide_atoz/aa154125.asp

11. Pernoll ML. Third Trimester Hemorrhage. Dalam : Current Obstetric &

Gynecologic, 10th ed. USA: Appleton & Lange, 1999; 400-44.

12. Deering SH. Abruptio Placentae. Emerg [Online] 2005 [2006 August 31];

Topic6:[11 screens]. Available from:URL:

http://www.emedicine.com_med_topic6.htm

13. Ducloy AS, de Flandre FJ, O’Lambret A. Obstetric Anaesthesia-Placental

Abruption [Online] 2005 November [2006 August 31]; 417_01:[5 screens].

Available from:URL: http://www.nda.ox.ac.uk/wfsa/html/u14/u1417_01.htm

14. Suryani E. Solusio Plasenta di RSUP. Dr.M.Djamil padang selama 2 tahun (1

Januari 2002-31 Desember 2004). Skipsi. Padang: Fakultas Kedokteran

Universitas Andalas, 2004; 1-40.

15. Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis Obstetri, Obstetri

Fisiologis dan Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran

EGC, 1998; 279-7.

Page 49: Solutio Placenta

5/10/2018 Solutio Placenta - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/solutio-placenta 49/49

 

 

48

16. Chalik TMH. Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika,

1997; 109-26.

17. Maryuni SW. Ancaman Rokok terhadap Kehamilan. Informatika Kedokteran

[Online] 2005 [Pekanbaru 2006 June 2] Available from:URL:

http://www.riaupos.com.

18. Mayo Foundation for Medical Education and Research [Online Database] 1998

August [Pekanbaru 2007 January 20]. Available from:URL:

http://www.mayoclinic.com/health/placental-abruption/DS00623.

19. Blumenfelt M, Gabbe S. Placental Abruption. In: Sciarra Gynecology and

Obstetrics; Revised Ed, 1997. Philadelphia: Lippincott Raven Publ, 1997; 1-17.

20. The University of Virginia [Online Database] 2004 February [Pekanbaru 2007

January 20]. Available from:URL : http://www.healthsystem.virginia.edu

 /uvahealth/pedshrpregnant/bleed.cfm

21. Department of Obstetrics & Gynecology, Division, Maternal-Fetal Medicine,

University of Connecticut Health Center [Online Online] 2006 February [2007

February 11]; Topic 8:[2 screens]. Available from:URL: www. library.med.utah

.edu /hrob_ultrasound01.html

22. Moses S. Placental Abruption/Abruptio Placentae. Emerg [Online] 2006

December [2007 January 20]; Topic13:[11 screens]. Available from:URL:

http://www. fpnotebook.com /OB13.htm

 

© Doctor’s FiLez.( http://www.Doctors-Filez.tk