soal tim gabungan kpk tunggu polri -...

1
Media Indonesia, 02 Agustus 2017

Upload: trantu

Post on 13-Jun-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KORUPSI telah bermetamorfo-sis sehingga membuat peri-laku lancung tersebut urung lenyap dari bangsa ini. Su-burnya korupsi disebabkantelah terjadi perselingkuhan dan sinergi permanen sikappragmatis dengan hedonis.

Hal itu disampaikan mantan Ketua KPK M Busyro Muqod-das dalam acara pembukaan Sekolah Antikorupsi (Sakti)angkatan ketiga, di Balai Kar-tini, Jakarta, kemarin.

“Terjadi proses sistemis, kon-tinu, dan berkesinambung an dalam aktivitas kumuh dan antikemanusiaan. Dalam ku-run 10 tahun mentalitas dan perilaku korup telah memper-kaya hasil kajian terhadap jenispenyakit terganas, yaitu tumorkorupsi,” kata dia.

Menurutnya, berdasarkankajian sektor hilir (praktiklapangan) ke hulu (sistem tatakelola) dan hulu ke hilir telahditemukan variasi data modus dan aktor korupsi yang mem-perkaya katalog, yakni korupsikarena kebutuhan, korupsi ka-rena rakus, serta korupsi yang memang direncanakan.

“Bahkan, menilik acara anatomik model, aktor, proses,modus, dan dinamika korupsisejak Orba dan pasca-Orba terdapat konstruksi umum bahwa korupsi di NKRI men-jelma menjadi korupsi politik,”

ujarnya.Pentingnya partisipasi ma-

syarakat dalam menghadapifenomena metamorfosis ko-rupsi di Tanah Air juga disam-paikan Ketua Pelaksana Sakti2017 Wana Alamsyah.

Ia menyampaikan gerakan memberantas tindak pidanakorupsi sejatinya tidak hanya menjadi tanggung jawab peme-rintah melalui aparat penegak hukum. Upaya membera ngus praktik lancung itu bakal efek-tif apabila ada peran serta dari seluruh masyarakat.

Penyelenggaraan Sakti me-rupakan wujud regenerasigerakan antikorupsi yang bertujuan supaya pesertamemiliki pengetahuan dasar mengenai isu antikorupsi, baik dari sisi sejarah, teori,maupun kemampuan dasardalam memanfaatkan instru-men pemantauan, semisal me-miliki perspektif antikorupsi dan keahlian dasar peman-tauan korupsi, serta memiliki kemampuan dasar melakukan advokasi dan kampanye isu antikorupsi.

Para peserta berasal darisejumlah daerah, seperti Aceh,Papua Barat, Jawa Timur, Yog-yakarta, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan. Sakti ber-langsung selama 10 hari sejak1 Agustus di kawasan Sentul,Kabupaten Bogor. (Gol/P-4)

GOLDA [email protected]

KOMISI Pemberan-tasan Korupsi me-nyambut baik ini-siatif untuk mem-

bentuk tim gabungan gunamelakukan investigasi dalam kasus penyerangan terhadap penyidik mereka, Novel Bas-wedan. KPK menunggu tindaklanjut dan penjelasan Polri mengenai pembentukannya.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua KPK Laode M Syarief.

“Kami, sih, berharap ada timdari Polda Metro Jaya dan Mabes Polri untuk menjelas-kan dulu kepada kami tentangmodel pembentukan tim danseperti apa tanggung jawab masing-masing,” ujar Laode di Jakarta, kemarin.

Apabila Polri telah menyam-paikan informasi itu, sambungdia, KPK selanjutnya akan menentukan sikap apakahbersedia gabung atau tidak. Sementara ini KPK belum bisamemberikan keputusan resmisebelum mendengarkan penje-

lasan rinci dari kepolisian.Menurut dia, wacana pem-

bentukan tim gabungan per-nah diutarakan Tito ketika bertemu pimpinan KPK diGedung KPK, Jakarta, beberapawaktu lalu. Tito juga pernah menyampaikan setiap dua pe-kan jajarannya melalui Polda Metro Jaya bakal memberikan informasi soal perkembanganpenanganan perkara.

S aya n g nya , p a s c a p e r -temuan yang berlangsungpada perteng ahan Juni lalu itu,imbuh dia, Polri belum kun-jung menyampaikan informasi terbaru terkait dengan hasilpengusutan perkara.

Penegasan untuk memben-tuk tim gabungan disampaikanKapolri seusai dipanggil Pre-siden. Pertimbangannya, tim pencari fakta tidak bersifat projusticia. Hasil temuannya pun

tidak bisa dijadikan barang bukti ke pengadilan.

Pakar hukum tata negara Mahfud MD menilai tidak masalah bila KPK bergabung dalam tim tersebut lantaran itu masuk ranah penyelidikan,bukan penyidikan. Namun,Mahfud menekankan inves-tigasi tersebut bukan bersifat pro justicia.

“Kalau pro justicia, kejahatan seperti itu, penganiayaan, itu hanya tugas Polri. Akan tetapi,ini ingin mencari fakta yang nanti akan menjadi bahanpro justicia. Kalau sudah pro justicia, artinya penyelidikan, penyidikan, yang resmi untukpengadilan itu sepenuhnya milik Polri,” tuturnya.

Belum tentuTerkait dengan sketsa wajah

yang dirilis Kapolri, menurut

Kabid Humas Polda Metro JayaKomisaris Besar Raden Prabo-wo Argo Yuwono, belum tentuitu pelaku penyerangan Novel Baswedan. Polisi saat ini masihmencari orang yang tergambardalam sketsa tersebut. “Jadi bu-kan (pasti) pelaku, ya. Itu adasaksi melihat orang yang tidak dikenal,” kata Argo.

Argo menerangkan saksi yang diperiksa melihat orang tak dikenal duduk di sepedamotor, dekat jembatan di ka-wasan rumah Novel. Saksi tersebut melihat orang tak dikenal setelah keluar dariMasjid Al-Ikhsan tempat Novel salat subuh.

Saat ini polisi telah meme-riksa sekitar 50 saksi. Tidak hanya itu, polisi juga sudahmemeriksa sebanyak 38 CCTV dalam penyelidikan kasus ter-sebut. Semuanya dipelajariuntuk mendukung pengung-kapan pelaku penyiraman airkeras.

Tidak hanya itu, polisi juga akan mencari sosok pria men-curigakan yang enam harisebelum penyerangan sempat menyambangi rumah Noveluntuk membeli baju gamis.(Mal/Dro/Nur/P-4)

Tim gabungan tidak bisa pro justicia. Kalau sudah pro justicia, artinyapenyelidikan, penyidikan, dan yang resmi untuk pengadilan itu sepenuhnyamilik Polri.

KPK Tunggu Polri soal Tim Gabungan

REGENERASI LAWAN KORUPSI: Wakil Ketua KPK Laode M Syarif (kiri) bersama komisioner Komisi Informasi Pusat Henny S Widyaningsih (kanan) dan komisionerKomisi Aparatur Sipil Negara Waluyo berbicara dalam acara pembukaan Sekolah Antikorupsi (Sakti) 2017 di Jakarta, kemarin. Diskusi mengangkat tema Gotong royong melawan korupsi.

MI/M IRFAN

GERAKAN AKU CINTA INDONESIA: Pelajar menunjukkanpin Aku Cinta Indonesia di Palu, Sulawesi Tengah, kemarin. Gerakan Aku Cinta Indonesia yang diluncurkan Korem 132/Tadulako itu bertujuan mengajak dan memperkuat rasa nasionalisme masyarakat untuk selalu cinta kepada NKRI.

ANTARA/MOHAMAD HAMZAH

Metamorfosis Korupsi Mengkhawatirkan

RABU, 2 AGUSTUS 2017HUKUM 5

Media Indonesia, 02 Agustus 2017